BAB III PROFIL KH RADEN MA’MUN NAWAWI (1912 – 1975) 28 1. Pelatihan Laskar Hizbullah Pertama 104
D. Pejuang Kemerdekaan 50
53
CIBARUSAH SEBAGAI TITIK SENTRAL
PERADABAN, PERJUANGAN,
PENDIDIKAN, SOCIAL YANG STRATEGIS
DI BEKASI, BOGOR, KARAWANG,
JAKARTA DAN SEKITARNYA
Para pemuda yang telah tergabung dalam Laskar Hizbullah kemudian pulang ke
daerahnya masing-masing. Mereka kemudian melatih Laskar Hizbullah di tingkat
desa, kelurahan, maupun kecamatan. Pendidikan dan latihan kemiliteran yang
disertai juga dengan gemblengan jasmani dan rohani selama di Cibarusah membuat
para pemuda itu sadar terhadap keberadaannya sebagai pemuda Islam Indonesia
dan benar-benar memiliki kesiapan untuk menghadapi segala kemungkinan yang
akan terjadi untuk mempertahankan negara dan agama Allah. Para pemuda yang
berangkat ke Cibarusah datang dengan dorongan semangat jihad patriotisme.
Semangat itu semakin menggelora pada saat mereka kembali ke daerah masing-
masing dengan menyandang predikat sebagai tentara Allah. (Suratman, 2017: 28-
29)
Sekembalinya dari pusat pelatihan Hizbullah di Cibarusah tersebut. Dibentuklah
di masing-masing kabupaten barisan Hizbullah, di Keresidenan Jawa Timur dengan
mengadakan latihan-latihan di :
Surabaya : Kawatan dan Kemayoran
Jombang : Pondok sebelah Cukir
Mojokerto : Halaman Rumah KH. Achyat Chalim
Sidoarjo : Madrasah NU Daleman
Gresik : Masjid Jami’ dekat Alun-alun
Sejak saat itulah semua kabupaten di seluruh Jawa – Madura dibentuk barisan
Hizbullah, yang intinya terdiri dari Pemuda Kepanduan Anshor, Hizbul Wathan, dan
santri-santri pondok.
Di Jawa Barat, Ketika terjadi perlawanan sengit melawan penjajah Belanda, Kyai
Noer Alie ikut berjuang bersama kekuatan pemuda Betawi dengan membentuk
Laskar Rakyat Bekasi, dan menjabat sebagai ketua. Ketika Agresi militer pada
tahun 1947, KH Noer Alie menghadap Jenderal Oerip Soemohardjo di Yogyakarta,
yang kemudian diperintahkan untuk bergerilya di Jawa Barat. KH Noer Alie
mendirikan serta menajdi Komandan Markas Pusat Hizbullah-Sabilillah Jakarta
Raya di Karawang. (Samsul Munir Amin, 2018).
Terbentuk menjelang kemerdekaan, Laskar Hizbullah lebih banyak berhadapan
dengan musuh (sekutu) setelah proklamasi. Sejak Oktober 1945 hingga akhir1946,
serta Agresi Militer Belanda pada tahun 1947. Laskar Hizbullah bertempur
menghadapi perlawanan tentara Sekutu, tersebar di wilayah seperti Surabaya,
Jawa Timur, Semarang dan Ambarawa, Jawa Tengah dan Priangan (Bandung dan
sekitanya) Jawa Barat. Namun peristiwa yang paling hebat yang dikenal saaat ini
adalah momen 10 November 1945 (Hari Pahlawan) dan 23 Maret 1946 (Hari
Bandung Lautan Api). Bahkan di Bekasi terjadi berbagai pertempuran dengan
Sekutu, beberapa peristiwa di antaranya: “Peristiwa Bekasi Lautan Api” dan
sebagainya. Peranan para tokoh agama dan jaringan ulama merupakan sesuatu yang
menjadi basis kekuatan selama masa Revolusi Kemerdekaan di Bekasi, Bogor,
Karawang dan Jakarta, di antara para tokoh tersebut, KH Noer Alie (Bekasi), KH Mamun
Nawawi (Cibarusah, Cibogo), KH Abdurrachman, KH Muhajirin (Bekasi) dan lain-lain.
LASKAR HIZBULLAH MELEBUR KE TNI
Usai proklamasi kemerdekaan, Soekarno yang terpilih sebagai presiden
Indonesia yang pertama mengeluarkan ketetapan untuk mempersatukan
TKR dan laskar perjuangan menjadi tentara resmi dengan nama Tentara
Nasional Indonesia (TNI), ketetapan itu diresmikan pada 3 Juni 1947
dengan menempatkan Jenderal Sudirman sebagai Panglima Besar TNI.
Sementara itu, kesatuan-kesatuan Hizbullah dalam TNI melebur ke
dalam kesatuan setingkat brigade, resimen, batalyon, seksi pasukan
dalam organisasi TNI. Dengan keputusan yang demikian, para perwira
dalam kesatuan Hizbullah yang menempati kedudukan di masing-masing
jenjang kesatuan yang menempati kedudukan dikepangkatan sebagaimana
yang diatur dan berlaku dalam kesatuan TNI. Sebagai contoh, KH Zainul
Arifin yang berkedudukan sebagai panglima laskar Hizbullah
mendapatkan pangkat mayor jenderal (Bizawie, 2014: 290-292).Keputusan
yang diambil oleh kesatuan Hizbullah itu menunjukkan bentuk memperkuat
barisan pertahanan yang bertekad menjaga kemerdekaan Indonesia serta
melawan segala bentuk penjajahan, tanpa harus bersikukuh
mempertahankan eksistensi laskar.