Anda di halaman 1dari 25

Puisi Lingkungan Hidup

==============================================
Indah permai alam desaku
Tempatku melepas keluh kesah
Semilir angin dipagi hari
Kini hanya tinggal terganti riuh gergaji

Oh alamku, janganlah kau murka


Pada mereka yang serakah harta
Hingga tak dapat merasakan kebesaranNya

Oh hutanku, bangunlah kembali dari tidur panjangmu


Sambutlah mentari pagi yang cerah
Kuncupmu yang selalu kuharap
Dapat segarkan udara sesak ini
Semoga alamku tetap lestari
==============================================

Panen Raya
==============================================
Yang ku petik adalah emas
Buahnya yang menghijau di sudut pekarangan
Ranum warna pelangi terlukis di kulitnya
Nyanyian burung alam semesta tertawa

Ah kawan, tengoklah diseberang nan jauh disana


Air yang jernih terkelupas indahnya
Tak ada racun tembaga

Tak ada bius dari cerobong pabrik

Anak kecil tertawa membawa bendera


Seolah ucap pada dunia
Ini alamku masih perawan
Ini desaku ramah untukmu wahai kawan

Tertegun aku disini


Sepuluh tahun telah berlalu
Asap dunia kini melanda
Rumput hijau diganti beton angkara murka

Yang ada nyanyian knalpot dedengkot kota


Berebut riuh dengan angkuhnya
Yang ada air limbahnya
Meracun diri, periuk dan nasi
---------------

KEINDAHAN ALAM
Puisi Cahyaning P.

Bak gelombang jiwa di udara


Laksana sinar di pagi hari
Bagaikan rembulan mengarunggi samudra
Seperti peri kehilangan cahaya matahari

Meskipun langit menyinari bumi


Mirip bola di senja kelap

Umpama terbang setinggi awan


Bagaikan bintang menghiasi malam
Sinar mentari bagaikan surya.
--------------

INDAHNYA ALAM NEGERI INI


Puisi Ronny Maharianto

Kicauan burung terdengar merdu


Menandakan adanya hari baru
Indahnya alam ini membuatku terpaku
Seperti dunia hanya untuk diriku

Kupejamkan mataku sejenak


Kurentangkan tanganku sejenak
Sejuk , tenang , senang kurasakan
Membuatku seperti melayang kegirangan

Wahai pencipta alam

Kekagumanku sulit untuk kupendam


Dari siang hingga malam
Pesonanya tak pernah padam

Desiran angin yang berirama di pegunungan


Tumbuhan yang menari-nari di pegunungan
Begitu indah rasanya
Bak indahnya taman di surga

Keindahan alam terasa sempurna


Membuat semua orang terpana
Membuat semua orang terkesima
Tetapi, kita harus menjaganya
Agar keindahannya takkan pernah sirna
------------------

TANAH AIRKU
Puisi Haris Rahmat Nugraha

Angin berdesir dipantai


Burung berkicau dengan merdu
Embun pagi membasahi rumput-rumput
Itulah tanah airku
Sawahnya menghijau
Gunungnya tinggi menjulang
Rakyat aman dan makmur

Indonesiaku
Tanah tumpah darahku
Jaga dan rawatlah selalu
Disanalah aku dilahirkan dan dibesarkan
Disanalah aku menutup mata
Oh..... tanah airku tercinta
Indonesia jaya.....
-----------------

ALAM DILEMBAH SEMESTA


Puisi Ardian.H

Angin dingin kelam berderik


Kabut putih menghapus mentari
Tegak cahyanya menusuk citra

Pahatan Gunung memecah langit


Berselimut awan beralas zamrud
Tinggi . . . Tajam . . .

Sejak waktu tidak beranjak


Di sanalah sanubari berdetak
Sunyi sepi tak beriak

Cermin ilusi di atas danau


Menikung pohon yang melambai warna
Di celah kaki-kaki menjejak karya-karyaNYA

Di manakah aku berada?


Di mana jiwa tak mengingat rumah
Di saat hidup serasa sempurna

Sungguh jelita permadani ini


Terbarkan pesona di atas cakrawala
Tak berujung di pandang lamanya

Serasa bertualang di negeri tak bertuan


-----------------

ALAM
Puisi Vino Tritambayong

Ku buka mata ..
cahaya pagi menembus kaca jendela ..
Semerbak mawar merah dan putih merekah ..
Ku buka jendela ..
Ku hirup udara segar ..

Melihat kabut tebal masih menyelimuti bumi ..


Setetes embun membasahi daun ..
Kicauan indah terdengar di telinga ..
Angin berhembus halus menembus kulit

Ku lihat awan seputih melati ..


Juga langit, sebiru lautan samudra ..

Kini kusiap menghadapi hari yang baru ..


Dan indahnya bumi ..

----------------------

BANCANA MELANDAKU
Puisi Tanpa Nama

Lewat suara gemuruh diiringi debu bangunan yang runtuh


Tempatku nan asri terlindas habis
Rumah dan harta benda serta nyawa manusia lenyap
Kau lalap habis aku kehilangan segalanya

Mata manusia sedunia terpengarah, menatap dan heran


Memang kejadian begitu dahsyat
Bantuan dan pertolongan mengalir
Hati manusia punya nurani

Tuhan , mengapa semua ini terjadi ?


Mungkin kami telah banyak mengingkari-Mu
Mungkin kamu terlalu bangga dengan salah dan dosa
Ya, Tuhan ampunilah kami dalam segalanya
-----------------

PERMAINYA DESAKU
Puisi Tanpa Nama

Sawah mulai menguning


mentari menyambut datangnya pagi
ayam berkokok bersahutan
petani bersiap hendak ke sawah.

Padi yang hijau


siap untuk dipanen
petani bersuka ria
beramai ramai memotong padi

Gemercik air sungai


begitu beningnya
bagaikan zamrud khatulistiwa
itulah alam desaku yang permai
--------------------

SABDA BUMI
Puisi Tanpa Nama

Bulan tampak mendung merenung bumi


Seberkas haru larut terbalut kalut dan takut
Terpaku ratap menatap jiwa-jiwa penuh rindu
Hangatkan dahaga raga yang sendu merayu

Bulan tak ingin membawa tertawa manja


Kala waktu enggan berkawan pada hari

Saat bintang bersembunyi sunyi sendiri


Terhapus awan gelap melahap habis langit

Bulan memudar cantik menarik pada jiwa ini


Hitam memang menang menyerang terang
Tetapi mekar fajar bersama mentari akan menari
Bersama untaian senandung salam alam pagi
-------------

Puisi lingkungan Hidup ( Kerusakan Alam )

Kau yang kini tertawa


Bermandikan harta
Berkawankan kemewahan
Dari mana kau dapatkan semuanya?

Dari pohon yang kau tebang


Dari hewan yang kau bunuh
Dari tanah yang kian tandus
Dari air yang kian kering
Dari sungai yang kian kerontang
Dari hutan yang kau jadikan kebakaran
Dari asap tebal pohon yang di bakar

Apakah kau tak ingat


Masih ada anak cucu kita
Yang mengharap udara segar
Mengharap kesejukan alam

Mengharap Keindahan dunia


Mengharap hijaunya daun
Mengharap rindanya pepohonan

Tidak kaah kau sadar,


Ada banyak nyawa yang kau ambil
Ada banyak harapan yang kau renggut
Wahai para perusak alam
Ingatlah pada hukum alam
Kita butuh alam yang indah
Kita butuh alam yang sejuk
Kita hidup dalam alam
Dan kita bergantung pada alam

Jagalah alam
seperti kau menjaga rumahmu sendiri
Karena alam kita
adalah
alam anak cucu kita

Puisi Tentang Lingkungan Hidup Tema Hewan

Kemana mereka?
Kemana mereka,
Para pengisi alam yang tak berakal
Mereka yang menyediakn daging
Mereka yang terkadang jinak
Seringkali liar

Berbulu indah
Kicau yang indah
Auman yang mengerikan
dan suara kerik jangkrik yang menengkur saat gelap

Kemana mereka?
Hewan yang Tuhan ciptakan untuk berdampingan
Dengan manusia sang khaalifah dunia
Kemana mereka wahai manusia
Kemanakah mereka yang seharusnya menjadi sahabat

Kemana mereka?
APakah telah kita bunuh dengan penebangan
Apakah telah kita bunug dengan sampah kita
Apakah kita bunuh karena kerakusan kita
Lalu berkedok
Ini kebutuhan hidup

Tidakkah kalian tahu?


Mereka juga makhluk tuhan
Amanah untuk kita lestarikan

Puisi Lingkungan Hidup Keindahan Alam

Indahnya Potongan Surga

Indonesia, negeriku tercinta


Berjuta warna dalam satu negara

Di tanah air tumpah darah bangsa


Kita hidup di atas potongan surga

terhampar dari sabang hingga merauke


berjejer pulau pulau indah
dengan pantai dengan permadani hamparan pasir
Biru langitku, biru lautku

Gunung gunung megah tampak berdiri dengan gagah


Perkasa berhiaskan pohon - pohon hijau
Disana ada mutiara hidup para penghuninya
Tempat dimana mereka menikmati kedamaian

Indahnya negeriku
Menjelajah kepulauan yang luas
Dibawah langit tuhan
Dibawah selaksa awan yang beriringan

Indonesia, alam dari surga


Secuil keindah surgawi
yang hinggap di negeri kita

------------

INDAHNYA ALAM NEGERI INI


Ronny Maharianto

Kicauan burung terdengar merdu

Menandakan adanya hari baru


Indahnya alam ini membuatku terpaku
Seperti dunia hanya untuk diriku

Kupejamkan mataku sejenak


Kurentangkan tanganku sejenak
Sejuk , tenang , senang kurasakan
Membuatku seperti melayang kegirangan

Wahai pencipta alam


Kekagumanku sulit untuk kupendam
Dari siang hingga malam
Pesonanya tak pernah padam

Desiran angin yang berirama di pegunungan


Tumbuhan yang menari-nari di pegunungan
Begitu indah rasanya
Bak indahnya taman di surga

Keindahan alam terasa sempurna


Membuat semua orang terpana
Membuat semua orang terkesima
Tetapi, kita harus menjaganya
Agar keindahannya takkan pernah sirna
----------

ndahnya ciptaan Tuhan...


Hutan hijau...

Lautan nan biru...


Gunung-gunung berbaris rapi...

Lestari alamku...
kan ku jaga selalu...
dari tangan-tangan yang mengganggu...
dan merusaak ke indahanmu...

Kan ku pelihara...
Dari segala yang merusaknya...
Agar bumiku tetap hijau...
Dan untuk masa yang akan datang...

pencipta : ria dawiya

------------------

KUMPULAN PUISI LINGKUNGAN HIDUP

Alamku Berbicara
Pertiwi kini berduka,
Pertiwi kini berteriak,
Memangil, mencari,
Dimana manusia berada???
Pertiwi berkata
Masih adakah manusia yang akan melayaniku???
Kutumpahkan lahar di Jogja,
Kuberi air bah untuk Mentawai,

Kudatangkan banjir untuk Wasior,


Dab kubuat Jakarta tenggelam,
Hutanku, kekayaanku,
Telah kau rampas dengan paksa,
Kau curi seluruh isi perutku
Aku hanya ingin kau lindungi agar ku dapat bertahan,
Dan dapat memberikan nafas kehidupan untuk mu manusia
Lindungi aku, dan jangan rampas hak milikku
Aku menangis karena kau sakiti,
Dan kau menangis setelah aku tumpahkan isi perutku

Nostalgia Negeri Sampah


aku tak lagi heran
nusantara ini dipenuhi lautan sampah
disana-sini sering aku memandanginya
kotoran-kotoran manusia yang sejak lama telah ada
untunglah,
masih masih ada mereka
mereka sudi memilih dan memilah kotoran-kotoran itu
biarkan saja
isi perut mereka adalah hasil jerih payahnya
jepara, 27 november 2008

puisi hujan
Hujan
Hujan turun deras menjelang bulan sebelas

Menyirami halaman depan yang selama ini gersang


Rerumputannya kembali tumbuh hijau
Yang dulu meranggas dimusim kemerau
Kali kecil naik sampai pinggang
Bau tanah basah menguap dari kebun belakang
Aroma pagi terasa hingga siang
Suasana hati sejuk riang
Lelah luluh tak tunggu larut
wajah wajah pulas tak berkerut
seakan hilang semua kemelut
seakan hidup tanpa maut

Aku dan Bangau


Air danau nan tenang
Nyaris beku oleh dinginnya musim
Kala bangau menari diatasnya
Menari bagi sang kekasihnya
Aku berdiri di tepi danau itu
Menikmati indahnya salju yang turun
Lalu aku berteduh di sebuah paviliun
Duduk dan minum teh yang hangat
Bangau-bagau itu menari terus
Tak jarang bangau itu terbang dan mendarat lagi
Sebagian lagi terlihat cemas dan khawatir
Seperti ada sesuatu akan terjadi
Aku berpikir sejenak sambil memandang mereka
Apakah mereka bangau yang kebal udara dingin
Rasanya aku ingin berbagi tehku pada mereka

Tapi mereka hanya terus menari

Diposkan oleh Eli Rosweli

-------------------ciptaan : suriani sukardi


ALAM DESAKU
Kulihat sawah membentang
warna hijau bagai permata alam
kucoba telusuri jalan
akankah tetap begitu

Kuingin tetap begini


terlihat apa adanya
kuingin tetap begitu
terlihat kenyataanya

Mentari mulai tenggelam


dan..akupun teteap disini
menikmati alam yang ada
anugerah dari yang kuasa

Oh..alam desaku
aman dan damai
Oh. alam desaku
.lestarikanlah

KICAU BURUNG
Kicau burung yang menyusup lewat
sela daun mangga bersama hangatnya mentari pagi
adalah sebuah misteri
pada siapa rindu kubagi

Kicau burung yang menggetarkan ibaku


daun terbang entah kemana
adalah sebuah duka
yang tertinggal dari kibasan
sayap lukanya

DI TEPI LAUT
Diujung musim yang bertiup angin
bagai denguas gurun pasir
cahaya melompat dalam lautan salju
diseretnya langkah dimalam itu
dalam putih waktu
kutawarkan pada-Mu
jenuh semesta ini kupenuhi isi
dihidupmu nasib dunia
bentangkan kedua tangan mu
pohon-pohon kering di tepi laut padang pasir
menyanyi dalam gaib malam
kepada seluruh dunia
yang menelankan dipucuk pantai
kuburlah hidup tanpa kesadaran

BERITA ALAM
Halilintar menggelegar, daun-daun berguguran
Langit biru menghilang
Burung terbang tinggalkan sarang
Rintik hujan berjatuhan, payung-payung dikenakan
Pohon tumbang tercabut dari akarnya
Awan hitam semakin mengembang
Kulangkahkan kakiku menuju cakrawala
Gapai harapan mimpi indah
Kupetik senar gitarku nyanyikan lagu tra la la
Merah putih sudah kusam warnanya
Burung garuda entah terbang kemana
Pancasila tak lagi bermakna
Indonesiaku tertutup wajahnya
Badai datanglah hentak kegersangan
Hujan air turunlah sirami kekeringan
Mentari terbitlah ubah kesuraman alam ini
Nergri ini.

HAMPARAN MUTIARA
Sepi hening dikeramaian
menatap hari tanpa dedaunan
tak satupun serpan daun menerawang
menutupi diri dalam ketenangan
berdiri sepi menatap rembulan
ditemani sang kekasih malam
hamparan mutiara bersinar terang
tanpa bunyi rembulan malam

diri runtuh benuh keikhlasan


menuntun diir mengharap penerangan
wujut nyata tanpa bayangan
mensyukuri indahnya angin
menitih air dari rembulan
melapas angan angan menunggu ke ikhlasan
agar datang ketenangan

LEMBAYUNG JINGGA
Lembayung jingga masih setia
diatas bukit yang sama
beranjak perlahan melepas senja
menunggu sesaat sambut kejora

Sedikt engkau terlihat resah


saat pekat hendak menjelma
seakan kau terluka
saksikan kiprah para manusia

Raut wajahmu tak seindah dulu


selalu ceria dan tak pernah sendu
kini kau simpan dendam menggebu
pada kami yang merasa tak tahu

Kau tatap kami dengan sinarmu yang tajam


bagai ceria yang siap menghujam
tanpa merasa ada batas yang menghadang
karena kami yang selalu jauh pada Sang Khalam

KEMARAU DIAM
Kemarau diam di jiwaku. Serangkai
bayang-bayang randu tumbang, berisi adzan
dengan pilu. Pahamilah bagaimana mataku rabun,
jumpalitan, begitu cemburu. Aku susuri ketiakmu,
tapi rupanya jalanan makin malam,
meski aku telah tinggalkan dirimu. Sepanjang keriuhan kelu,
mayatku terpencil. Ingus para pejalan bergayutan
di jenggotku

Seluruh kesumat dan derita memacu


pengetahuanku. Arwahku memanggil namamu,
sementara panorama lebur, selangkah demi selangkah
memudar, menjelajahi batu. Di dasar pijaran kabut,
aku adalah jenazah bagi setiap hasrat dan kesintalanmu.
Kegembiraanku mengintip tato kupu-kupu di pusaramu.
Malam makin dingin, mendzikirkan diamku.

Penampakan-penampakan gaib, samun, mencair


hitam bersama salju.
Karena bunga-bunga gugur adalah sihir
yang menghidupkan bangkai-bangkai, juga sajak-sajakku.
Demikianlah dingin meledak bersama shalatku.

Pohon-pohon yang rabun dalam gerimis kabur


bersama gemuruh. Aku wudhlu matahari
meniupkan terompet seribu tahun
di hari-hari pagi talkin seratus gerhana menafasiku.
Dunia kelak hanya kelam yang mempasakkan
gaung-gaung. Halimun menghirup mayat-mayat
rumput. Aku kini pelangi. Peneguh riwayat
ketelanjangan
letusan-letusan peluru.

LAGU OMBAK
Pantai yang perkasa adalah kekasihku
Dan aku adalah kekasihnya
Akhirnya kami dipertautkan oleh cinta
Namun kemudian bulan menjarakkan aku darinya
Kupergi padanya dengan cepat lalu berpisah
dengan berat hati.

Membisikan selamat tinggal berulang kali.


Aku segera bergerak diam-diam
dari balik kebiruan cakrawala
untuk mengayunkan sinar keprakan buihku
kepangkuan keemasan pasir

Dan kami berpadu dalam adunan terindah

Aku lepaskan kehausannya


Dan nafasku memenuhi segenap relung hatinya
dia melembutkan suaraku dan
mereda gelora didadaku.

Kala fajar tiba, kuucapkan prinsip cinta di telinganya


dan dia memelukku penuh damba
diteriksiang kunyanyikan dia lagu harapan
Diiringi kucupan-kucupan kasih sayang
Gerakku pantas diwarnai kebimbangan
Sedangkan dia tetap sabar dan tenang.

Dadanya yang bidang meneduhkan kegelisahanku


Kala air pasang kami saling memeluk
Kala surut aku berlutut menjamah kakinya
Memanjatkan doa seribu sayang
Aku selalu berjaga sendiri

Menyusut kekuatanku
tetapi aku pemuja cinta
dan kebenaran cinta itu sendiri perkasa
mungkin kelelahan akan menimpaku
Namun tiada aku bakal binasa.

TAMAN

Taman punya kita berdua


tak lebar luas, kecil saja
satu tak kehilangan lain dalamnya
Bagi kau dan aku cukuplah
Taman kembangnya tak berpuluh warna
Padang rumputnya tak berbanding permadani
halus lembut dipijak kaki
Bagi kita bukan halangan
Karena
dalam taman punya berdua
kau kembang, aku kumbang
aku kumbang, kau kembang
kecil, penuh surya taman kita
tempat merenggut dari dunia dan nusia

SENJA DI PELABUHAN KECIL

Ini kali tidak ada yang mencari cinta


diantara gudang, rumah tua, ada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang


menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan


menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.

------------------

Anda mungkin juga menyukai