Anda di halaman 1dari 16

POLITIK ESKPANSI INGGRIS DI INDIA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

India adalah salah satu negara dikawasan Asia yang juga menjadi salah satu jajahan
bangsa Eropa terutama Inggris. Awal mula kedatangan Inggris dimulai pada pemerintahan
Kerajaan Islam yang pada saat itu dipimpin oleh Aurangzeb. Dimana pada pemerintahan itu
diperbolehkannya Inggris masuk ke India.
Awal mula dari kedatangan Inggris ini tentunya karena untuk perdagangan. Sehingga saat
Inggris diperbolehkan masuk India, Inggris langsung membangun pusat atau kantor dagang
Inggris di India. Sekian lama pemerintahan Inggris tersebut di India, makin berkuasa pula Inggris
di tanah India.Banyak daerah di India berhasil dikuasai dan dijajah oleh Inggris. Kesultanan
Islam dan para penduduk yang beragama Islam pun juga mulai terdesak keberadaannya.
Ditambah apalagi pemerintahan Inggris seolah menganaktirikan muslim di India.
Kolonialisme Inggris yang berlangsung di India selama sekitar seabad tersebut tentu
memilki pengaruh yang bermacam-macam. Selain dampak negatif yang langsung dapat dilihat,
namun disisi lain dampak segi positif tentu didapatkan pula.  Kedatangan Inggris di India tentu
dimata orang India sendiri sebagai bentuk penjajahan dan pembawa kesengsaraan. Namun disisi
lain yaitu pihak pemerintahan Inggris, itu dianggap sebagai memperadabkan bangsa India agar
setara dan seperti dengan Imperialisme Eropa termasuk Inggris kala itu.

1.2     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yakni antara lain :
1.      Bagaimana Kolonialisme Inggris masuk di India?
2. Bagaimana keadaan kerajaan Islam di India saat Kolonialisme Inggris masuk?
3. Bagaimana dampak dari adanya Kolonialisme Inggris di India?
1.3    Tujuan
Adapun tujuan yakni antara lain :
1. Untuk mendiskripsikan bagaimana kolonialisme Inggris masuk di India.
2. Untuk mendiskripsikan bagaimana keadaan Kerajaan Islam di India saat Kolonialisme Inggris
masuk.
3. Untuk mendiskripsikan bagaimana dampak dari Kolonialisme Inggris di India.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Kolonialisme inggris menuju pergerakan kebangsaan india


Awal mula aktivitas inggris di india adalah dalam bidang perdagangan yang dilakukan
oleh badan niaga EIC (English East India Company) sejak dibentuk pada 1600 oleh para
pedagang London. Tujuan dari badan ini adalah untuk membangun hubungan dagang dengan
asia. Kongsi dagang ini juga berusaha mendapatkan ijin berdagang dan mendirikan kantor-kantor
dagang dari para penguasa India. Dengan surat ijin dari Sultan Jahangir EIC, membangun kantor
dagang, disurat selanjutnya kantor dagang tersebut berkembang menjadi pelabuhan penting.
Badan niaga ini oleh pemerintah kerajaan Inggris, diberi hak monopoli perdagangan dengan
dunia Timur (India,Indonesia dan China). Adalah dari tiga wilayah (Madras yang diduduki sejak
1639, Bombay yang diperoleh sebagai mahar dari Portugis tahun 1661 berkat pernikahan raja
Charles II dengan putrid Catharina Braganza dan disewakan kepada EIC tahun 1665,serta
Calcutta yang diperoleh 1690), EIC mengembangkan sayap kekuasaanya tidak hanya dalam
bidang ekonomi, tetapi juga politik.
Di India sektor timur tahun 1650 EIC membeli sebuah situs d Hugli (benggala) dan
membangun benteng, kemudian membangun pemukiman di Kalighat Hugli pada tahun 1690 .
pada awal Tahun 1725 mereka membangun kantor-kantor dagang di Masulipatan, Armageon,
Mellora, dan pada tahun 1739 mendirikan benteng yang di beri nama Fort St. Ford.
Sejak awal abad 18 Inggris sudah mempunyai tiga pusat dagang penting yakni di
Bombay, Madras dan Chalcuta, dengan gubernur-gubernr yang ditinjuk oleh dewan direktur.
Dan untuk melindungi diri dibentuklah tentara lokal yang disebut Sepoy dan dilatih seperti
tentara barat. Yang dianggap sebagai peletak dasar kekuasaan inggris di india ialah robet clive. Ia
mampu bersaing dan mengalahkan  kekuasaan perancis dalam peperangan carnatic 1746-1752
dan 1756-1763. Inggris juga mampu mengusir portugis dan belanda yang saat itu berkuasa di
Srilanka. Pengganti clive, Warren Hastings (1772-1785), dianggap sebagai tokoh yang berjasa
dalam pembentukan sejarah British India (India  yang dikuasai oleh inggris). Hal ini karena pada
masa itu disusun struktur pemerintahan kolonial Inggris, dengan warren hastings sebagai
gubernur jendral yang pertama. Peta politik india mengalami perubahan besar ketika lord
Wellesley (1798-1805) menjadi gubernur jendral EIC di india. Dengan mencanangkan kebijakan
Subsidary Alliance (Raja-raja india yang bersekutu dengan Inggris harus membayar upeti dan
mengusir perwira-perwira eropa selain Inggris).
Wellesley berhasil menjadikan EIC sebagai kekuatan politik terbesar di india karena menguasai
Bengala,Bihar,Orissa,Mysore,Oudh dan sebagian Maratha. Namun kekuasaan Inggris benar-
benar semenjak pertengan abad 19, setelah berhasil menganeksasi Punjam dan mengalahkan
Sikh. K. M. Panikar dan menyebut tahun 1848 sebagi tahun dipersatukannya seluruh kawasan
India.
2.2. kolonialisme inggris masuk ke india.
A. Portugis di Asia
Orang Eropa pertama yang datang ke Asia pada abad XV adalah orang Portugis. Mereka
ini berhasil merahasiakan penemuan Asianya dari kalangan orang Eropa lainnya. Abad XVI dan
XVII sering disebut sebagai Era Portugis atau Imperium Portugis di Asia. Basis kekuasaan
Imperium Portugis ini terletak pada
penguasaan akan tempat-tempat strategis untuk perdagangan seperti: Goa, Malaka, Ternate dan
Macao; Portugis mengandalkan kecepatan gerak kapal-kapalnya yang berbadan langsing dan
dilengkapi dengan   meriam sebagai senjata andalannya.
Perlu dipertimbangkan bahwa rute pelayaran perdagangan yang dikuasai oleh Portugis itu
belum ramai dan jaraknya amat panjang serta sangat didominasi oleh peran angin musim yang
bertiup dua kali setahun dengan arah yang berlawanan.

B. East India Company (EIC)


Para pedagang London pada tahun 1600 mendirikan sebuah kongsi dagang
bernama East India Company. Tujuannya adalah untuk membangun hubungan dagang dengan
Asia. Untuk keperluan ini, EIC memperoleh pengesahan dari Ratu Elizabeth dan segera
mengumpulkan modal untuk mempersiapkan pelayaran eksplorasi. Bila berhasil sampai di India,
kongsi dagang ini berusaha untuk memperoleh ijin berdagang dan mendirikan kantor dagang dari
para penguasa di India. Sekembalinya di London barang dagangan beserta kapal-kapalnya dijual.
Hasilnya dibagi-bagi kepada peserta kongsi berdasarkan besarnya modal yang diberikan, Hal
serupa dilakukan berulang kali. dan berlangsung hampir setengah abad lamanya.
Tetapi resiko pelayaran dan untuk membiayai segala keperluan di India cara-cara
demikian tidak efektif. Ijin, biaya pegawai, pemeliharaan kantor dagang dan lain-lain perlu
penanganan yang berkelanjutan. Karenanya perlu modal tetap yang harus dikelola secara terus
menerus sejalan dengan urusan dagang itu. Modal tetap ini disebut saham, yaitu berupa uang
partisipasi dalam usaha yang besarnya untuk peserta yang satu dan yang lainnya dapat beragam
bergantung pada kepercayaan dan kemampuan keuangan untuk ambil bagian dalam aktivitas
kongsi dagang itu. Keuntungan dari usaha dagang ini baru diberikan pada setiap akhir tutup
buku. Tetapi saham tidak dapat diambil kembali. Bila ingin memperoleh kembali uang yang
sudah diserahkan kepada kongsi dagang, yang bersangkutan dapat menjualnya kepada orang
lain. Dengan cara ini maka kongsi dagang dapat menjalankan aktivitasnya secara berkelanjutan.
Kehadiran orang Inggris di India ditentang oleh orang-orang Portugis. tetapi mereka ini berhasil
dikalahkan. Dengan ijin dari Sultan Jahangir, EIC\ membangun kantor dagang di Surat,
selanjutnya Surat berkembang menjadi sebuah pelabuhan penting.
Pada tahun 1661, Catharina de Braganza, puteri Portugis kawin dengan
Charles II, raja Inggris, menyerahkan Bombay (Mumbai sekarang) sebagai mahar. Setelah
Surat dirampok oleh Sivaji pada tahun 1664 dan 1670, aktivitas dagang di Surat dipindahkan ke
Mumbai (Bombay). Pada tahun 1677 Mumbai telah diubah menjadi kantor dagang yang kuat. Di
India sektor timur, pada tahun 1650 EIC membeli sebuah situs di Hugli (Benggala) dan
membangun benteng di situ, Fort William, 1690 Aurangzeb mengijinkan EIC membangun
pemukiman di Kalighat di Hugli. Pada awal tahun 1625 Kumpeni membangun kantor-kantor
dagang di Masulipatan, Armagaon, Mellore, dan pada tahun 1639 membeli daerah yang
kemudian membangun Madras, dan benteng yang dibangun bernama Fort St. David.
Sejak awal abad XVIII, Kumpeni sudah mempunyai tiga pusat dagang penting di:
Bombay, Madras dan Calcutta, dengan gubernur-gubernur yang ditunjuk oleh dewan direktur
untuk mengawasi masalah-masalah pos dagang. Untuk melindungi diri mereka membentuk
tentara lokal, disebut sepoy dan dilatih seperti tentara Barat, dan dengan cara itu mereka lalu
memiliki tiga pasukan kecil. Dalam perkembangannya, para raja dan nawab lokal, mengingat
kekuatan pasukan mereka, mulai meminta
bantuan guna menyelesaikan masalah-masalah internal mereka. Pada awalnya bantuan itu
untuk jaminan berdagang, selanjutnya wilayah, ketiga tempat itu mulai aktif dalam politik India.
Keikutsertaan ini berjalan alami karena konflik jangka panjang dan French India Company (India
Timur Perancis).

1. Pertikaian antara Inggris dan Perancis


Perang Inggris-Perancis pertama (1744-1749) Dampak dari perang suksesi di Austria
tercermin di India karena baik Inggris maupun Perancis mengambil sikap yang berlawanan. Pada
bulan September 1746 angkatan laut Perancis dari Mauritius menyerbu Madras dan
menguasainya. Nawab Carnatic dikalahkan dengan mudah. Perang ini merupakan titik balik
dalam sejarah militer India, karena pasukan kecil dan disiplin yang dilatih menurut model Eropa
ternyata lebih kuat dari pada pasukan India yang besar jumlahnya. Orang-orang Eropa
mengambil keuntungan besar dari penemuan ini. Orang Inggris lari ke Fort St. David. Di antara
pelarian itu ada seorang bernama Robert Clive, yang datang ke Madras sebagai juru tulis. Ia
memilih bergabung dengan pasukan Inggris untuk mempertahankan Fort St. David melawan
Perancis.
2.    Perang Inggris-Perancis II (1750-1754)
Nizam lama, Asaf Jah I, meninggal pada tahun 1748. Anaknya bernama Nasir Jung dan
cucunya Muzaffar Jung. Di Carnatic, Nawab Anwaruddin meninggal, anaknya bernama
Muhammad Ali dan Chunda Sahib berebut tahta. Perang suksesi Austria berakhir 1748 dengan
Perjanjian Aix-la-Chapella, sehingga Inggris dan Perancis berhenti berperang. Madras sudah
dikembalikan kepada Inggris, tetapi Perancis memihak Muzaffar Jung di Hyderabad dan Chunda
Sahib di Carnatic, sementara Inggris memihak Nazir Jung dan Muhammad Ali. Nazir Jung
terbunuh, dan Dupleix menempatkan Muzaffar Jung sebagai Nizam di Hyderabad, sebaliknya
Muzaffar Jung menyerahkan wilayah selatan, yaitu selatan sungai Krishna. Di Carnatic Chunda
Sahib dan Perancis mengepung Muhammad Ali dan sekutunya. Inggris di Madras menjadi
cemas, dan atas usulan Robert Clive, Inggris berusaha merebut Arcot. Diiringi oleh pasukan
kecil dengan empat meriam, Robert Clive berhasil merebut Arcot. Chunda Sahib mengepung
Arcot habis-habisan. Sebelum bantuan orang Marata datang Clive telah memukul mundur
pasukan Chunda Sahib. Kemudian Clive bergerak untuk merebut Trichinopolly. Muhammad Ali
diangkat menjadi Nawab Carnatic. Tahun 1754 Dupleix dipanggil pulang dan pengaruh Inggris
di Deccan berkembang.

3.    Perang Inggris Perancis III (1758-1768)


Ketika di Eropa sedang terjadi Perang Tujuh Tahun (1756-1763 Perancis mengirim
Comte de Lally sebagai gubernur dan panglima tertinggi. Ia agresif dan menyerang Inggris. Fort
St. David direbut, Madras diserang. Nizam yang baru mempekerjakan Marquis de Bussy, dan
Nizam puas. Tetapi kemudian Bussy dipanggil Lally, sehingga akibatnya pengaruh Perancis
menjadi berkurang. Karena Lally itu sombong, maka para pedagang di Pondicherry tidak
berkerja sama. Lally dikalahkan dalam pertempuran Wandiwash oleh Sir Eyre Coote (1760)
Lally dikalahkan dan ditawan. Di Condore dan Masulipatan Perancis juga dikalahkan. Robert
Clive dan Admiral Watson mengalahkan pemukiman Perancis di Chandranagar. Tahun 1763
ketika Perang Tujuh Tahun berakhir, Perancis tidak mempunyai stasiun militer lagi di India.

4.  Benggala Awal Abad XVIII


Alivardi Khan, Gubernur Moghul di Bihar telah merebut Benggala pada tahun 1740.
Ketika Aurangzeb meninggal, Gubernur Benggala adalah Murshid Quli Khan. Pada tahun 1725
Murshid Quli Khan digantikan oleh menantunya yang cakap dan kemudian oleh anaknya
Sarfaraz Khan yang tidak efisien. Gubernur Bihar mencaplok Benggala dan Orissa dan dengan
demikian harus berhadapan dengan orang-orang Marata. Karena itu tidak dapat sepenuhnya
mempertahankan Orissa. Orang Inggris diperbolehkan membangun kantor dagang di Patna dan
Dacca. Alivardi Khan meninggal pada tahun 1756, digantikan oleh Siraj-ud-daullah,
panglimanya adalah saudara ipar Alivardi Khan, bernama Mir Jafar  Sepeninggal Alivardi Khan,
Inggris membetengi Calcutta. Karenanya Siraj uddaullah menyerbu Calcutta dan merebut Fort
William. Orang Inggris ada yang ditangkap dan ada yang melarikan diri. Orang-orang yang
ditangkap itu kemudian dibunuh. Peristiwa pembunuhan ini dikenal dengan the Black Hole.
Peristiwa ini
 digunakan oleh Clive dan Admiral Watson sebagai alasan untuk merebut kembali
Calcutta pada tanggal 2 Januari 1757, berikutnya adalah Chandranagar (Masani, 1960, p. 16).
Mir Jaffar bersekongkol untuk menjatuhkan Siraj-ud-daullah. Clive membawa
pasukannya dan bertemu dengan pasukan Siraj-ud-daullah di Plassey. Siraj-ud-daullah
dikalahkan, selanjutnya Clive menyerbu dan merebut Murshidabad. Pada tahun 1731 Mir Jafar
diangkat menjadi Nawab Benggala. Untuk itu Mir Jafar mengirim hadiah ke Delhi dan
membayar ganti rugi kepada EIC sebesar sepuluh laksha rupee, membayar kepada Clive dan para
pejabat EIC lainnya. Di samping itu juga memberikan hak zamindari kepada EIC. Pada tahun
1765 Sultan Delhi menganugerahi 24 pergana. Anak Mir Jafar mengejar Siraj-ud-daullah dan
membunuhnya. Clive pada tahun 1758 diangkat menjadi Gubernur Benggala. Sultan Delhi
menjadi cemas akan kekuasaan Clive. Karenanya lalu mengirim putra mahkota dibantu oleh
Shuja-ud-daullah, Nawab-Wazir dari Oudh. Patna dikepung dan Clive menghadapinya dan
berhasil. Karenanya Mir Jafar kembali memberi hadiah kepada Clive dan para anggota dewan.
Pada tahun 1760 Putra Mahkota yang sudah menjadi Sultan Delhi, dibantu oleh Nawab-Wazir
kembali menyerbu Bihar dan mengepung Patna, tetapi dapat dikalahkan oleh pasukan Clive dan
Mir Jafar. Orang-orang Belanda yang berada di Chinsura karena dukungannya kepada orang
Perancis diusir dari situ. Pada tahun 1760 Clive kembali ke Inggris.

5.  Mir Qasim (1760-1763)


Kumpeni tidak puas terhadap Mir Jafar karena dianggap ingkar janji. Ia dipecat dan
diganti dengan menantunya, Mir Qasim Ali (Mahmud, 1988, p. 191; Lamb, 1963, p.57). Ia lalu
menghadiahi Kumpeni hak Zamindari atas daerah Burdwan, Midnapore, dan Chittagong.
Kemudian Mir Qasim memindah ibu kotanya ke Monghyr di Bihar. Kesulitan segera pecah
antara Mir Qasim dengan agen-agen Kumpeni yang mulai bersikap tidak jujur karena dibayar
rendah oleh Kumpeni. Kumpeni telah dibebaskan dari kewajiban membayar biaya-biaya impor
dan ekspor, dan para pegawai kumpeni telah menyalahgunakan hak-hak istimewa dengan tidak
membayar bea dan iuran-iuran internal atas kegiatan-kegiatan perdagangan mereka sendiri.
Mereka memasang bendera kumpeni di atas perahu yang digunakan untuk keperluan pribadi. Mir
Qasim memprotes, tetapi tidak dihiraukan, karenanya lalu menghapuskan semua kewajiban
internal dan hal ini menimbulkan ketegangan antara Inggris di Patna dan Mir Qasim. Akibatnya
terjadi perang melawan Kumpeni. Mir Qasim dikalahkan dan melarikan diri ke Oudh.
Mir Jafatr kembali diangkat menjadi nawab dan kermbali memberikan hadiah-hadiah
kepada Kumpeni. Mir Qaim mendesak Nawab-Wazir Oudh dan Sultan Delhi, Shah Alam,
bangkit melawan Kumpeni. Pertempuran terjadi di Baksar (1764), di sebelah timur Benares.
Benteng Chunar dan Allahabad direbut dan selanjutnya berkuasa atas Bihar dan Benggala.
Sultan Delhi didesak untuk menyerahkan hak dewani atas Bihar, Benggala dan Orissa kepada
Kumpeni dan yurisdiksi daerah itu kepada Mir Jafar. Kumpeni sebaliknya menyerahkan Doab
kepada Sultan Delhi dan membayar 26 laksha (satu laksha=100.000) rupe setiap tahun sebagai
upeti. Nawab Oudh memperoleh kembali dominionnya selain Kerala (Coral) dan Allahabad.
Kedua-duanya diserahkan kepada Sultan. Sebaliknya Sultan akan membayar pampasan perang
(ganti rugi), dan menjadi sekutu Inggris.

6.  Clive (1765-1767)
Dewan direktur memutuskan untuk memperbaiki kondisi yang ada di Benggala sebagai
akibat kekacauan yang ada di kalangan para pegawai kumpeni. Untuk memperbaiki kondisi itu
Lord Clive dikirim kembali untuk memperbaiki kondisi yang ada. Ia diangkat menjadi Gubernur
dan Panglima tertinggi. Clive mendapati bahwa kecurangan tidak hanya di kalangan sipil tetapi
juga di kalangan para opsir dan tentara. Mereka ini memperoleh tunjangan ekstra bernama
bhatta.
Tindakan yang diambil oleh Clive tegas, yaitu dengan memotong bhatta dan melarang
para pegawai kumpeni berdagang buat dirinya sendiri. Administrasi diperbaharui untuk
memperkecil korupsi. Kendati ditentang keras Clive dapat mengatasi keadaan. Pada tahun 1765
Mir Jafar meninggal dan Najm-ud-daullah menggantikannya, tetapi orang ini merupakan boneka
dari Clive. Ia dipensiun, tentara dan keuangan diambil alih. Pengumpulan pajak, pengadilan dan
pengawasan polisi diserahkan kepada dua pembantu berkebangsaan India: Muhammad Rasa
Khan, kenalan Nawab, bertindak sebagai wakil di Murshidabad dan seorang Raja Hindu, Shitab
Rai ditunjuk menjadi wakil di Patna, keduanya bertanggung jawab kepada Kumpeni. Clive
kembali ke Inggris pada tahun 1767 setelah masalah-masalah kumpeni diatasi.
Sifat dan Pencapaian Clive Clive terkenal karena inisiatif pribadi, kecerdikan dan
keberaniannya. Ia meletakkan dasar kekuasaan Inggris di India dan menunjukkan kualitas
kepemimpinan yang hebat. Awalnya ia tidak berpikir tentang suap, hadiah-hadiah, dan dapat
sungguhsungguh tidak berprinsip. Hubungannya dengan Omichand tidak jujur, dan sambil
memenangkan wilayah ia mengisi kantong-kantongnya. Jerih payahnya tidak dihargai di
negerinya, bahkan para direktur menjadi iri hati dan para anggota Parlemen mendakwanya di
Majelis Rendah. Tetapi tidak berhasil. Ia memang orang besar.

7. Haidar Ali dari Mysore (1749-1782)


Sementara Clive kembali ke Inggris (1760-1765) di Mysore ada orang terkenal bernama
Haidar Ali. Pada tahun 1749 Haidar menghambakan diri kepada Raja Mysore. Berkat ketekunan
dan kecerdasannya akhirnya ia dapat menggeser orang kuat di istana raja, dan pada tahun 1761
berhasil menjadi penguasa sesungguhnya dari Kerajaan Mysore. Ia mempekerjakan para opsir
Perancis dan membuat pasukannya menjadi mesin tempur yang baik. Lambat laun ia
memperluas daerah kekuasaanya, meski orang-orang Marata masih terlalu kuat baginya, dan
Madhava Rao, bersama dengan Nizam dan sepengetahuan orang Inggris mengalahkannya pada
tahun 1766. Ia berusaha keras menyadarkan sesama orang India bahwa orang Inggris adalah
sebuah ancaman dan mencari sekutu untuk mengalahkan Inggris. Pada tahun 1769 ia menyerang
Inggris. Nizam meninggalkan Haidar. Bagi Inggris Haidar adalah musuh yang tangguh.

8.  Perang-perang Marata dengan Inggris (1771)


Orang-orang Marata telah mendesak Haidar Ali sampai di benteng Seringapatam. Setelah
beberapa waktu berunding, Haidar harus mengembalikan wilayah Marata yang direbutnya dan
membayar ganti rugi. Ini membuat Haidar Ali menjadi musuh Inggris. Orang-orang Marata itu
berjanji untuk membantu Haidar Ali bila diperlukan, tetapi untuk kedua kalinya Haidar gagal.
Karenanya ia lalu memutuskan untuk mundur lebih dulu sebelum membalas dendam.
a.    Perang Rohilla (1773-1774)
Rohilla adalah keturunan Afghan yang menetap di lembah-lembah Gangga hulu. Pada
tahun 1770 orang Marata mengganggu mereka. Ketua Rohilla membuat pakta dengan Nawab
Oudh. Nawab berjanji membantu Rohilla dengan kompensasi 40 laksha rupee. Orang Marata
muncul tetapi lalu menarik diri ketika melihat pasukan gabungan Oudh dan Rohilkhand. Nawab
meminta pembayaran tetapi ditolak. Karenanya Nawab meminta Warren Hastings membantu
dengan kompensasi 40 laksha rupee. Dengan bantuan Kumpeni Nawab menaklukkan Rohilla.
b.   Perang Marata I(1775-1782)
Ragunath Rao (Ragubha) wakil raja di Poona, telah meminta bantuan kepada Inggris di
Bombay untuk melawan Nana Farnavis. Tetapi orang Marata mengalahkan Inggris di Wargaon
(1779). Hastings lalu mengirim pasukan di bawah Kolonel Goddard, menduduki Ahmadabad dan
Bassein. Pasukan di bawah Mayor Pophan merebut benteng besar Sindhia di Gwalior.
Perdamaian antara Inggris dan Marata ditandatangani di Salbhai (1782). Pemerintah Bombay
diberi Salsette oleh Marata.

c.    Haidar Ali dan Perang Mysore II (1780-1784)


Merasa dikhianati, Haidar Ali lalu mnyerang Inggris. Inggris mengirim pasukan kuat di
bawah Kolonel Baillie, tetapi dapat dikalahkan. Kemudian pasukan di bawah Sir Hector Munro,
juga dikalahkan. Haidar Ali kemudian dihadapi oleh Sir Eyre Coote dan dapat dikalahkan dalam
pertempuran Porto Novo (1781).
Tipu Sultan (anak Haidar Ali) berhasil membalaskan kekalahan ini dengan mengalahkan
pasukan Inggris di bawah pimpinan Kolonel Braithwite. Haidar Alimengundurkan diri ke Arcot
dan meninggal pada bulan Desember 1782.

9. Pitt’s India Act (1784)


Pemerintah Inggris pada tahun 1784, mensahkan sebuah undang-undang disebut Pitt’s
India Act  atas nama PM William Pitt. Lewat undangundang ini kekuasaan para direkrut diambil
alih. Ditunjuk badan pengawas yang diketuai oleh seorang Menteri Mahkota (Menteri Koloni).
Dewan memiliki enam anggota. Kebijakan diberikan kepada Pemerintah Inggris, para direktur
Kumpeni hanya diberi kekuasaan menunjuk. Keputusan pertama yang diambil adalah untuk
masa mendatang akan ditunjuk seorang negarawan terkenal sebagai Gubernur Jendral. Era baru
mulai, Kongsi dagang berubah menjadi badan hukum yang berdaulat.

1. Lord Carnwallis (1786-1828)


Sir John Macperson sepeninggal Warren Hastings bertindak sebagai Gubernur Jendral
selama satu setengah tahun sampai datangnya Lord Cornwallis. Cornwallis sedikit tahu tentang
permasalahan India, tetapi dia adalah seorang jendral yang baik dan dikenal terhormat dan adil.
Ia tetap berusaha mengakhiri penyalahgunaan dalam kepengurusan Kumpeni, menaikkan gaji
para pejabat dan menghapuskan sistem komisi atas perolehan pengumpulan pajak, mengambil
kekuasaan kehakiman para kolektor, mengelompokkan mahkamah pengadilan dengan
mendirikan mahkamah propinsi di Patna, Calcutta, Murshidabad dan Dacca di bawah
pengawasan para hakim Inggris. Sir George Barlaw diberi tugas untuk mengkodifikasi hukum,
hukum Muslim diatur dengan suatu bentuk modifikasi hukum Mohammad.

a.  Perang Mysore III (1790-1792)


Tipu Sultan menjadi penguasa dominan di selatan. Orang Marata terpecah belah dan
Nizam lemah. Tipu Sultan adalah seorang administrator yang baik, jendral yang cemerlang,
idealis dan patriot yang baik. Inggris harus berhubungan dengan orangorang Marata yang
terpecah belah, lemah, dan memfasilitasi Nizam dan Tipu Suiltan yang sukar dikendalikan.
Nizam, Marata dan Inggris bersekutu guna melawan Tipu. Tipu menyerbu Travancore untuk
menguasai pelabuhan laut di pantai barat guna mengimport perlengkapan perang dan pasokan
lainnya. Ini dibuat karena Marata ada di barat, Nizam di utara, dan Inggris di timur. Cornwallis
lalu bergabung dengan Marata dan Nizam melawan Tipu. Tetapi Tipu memotong garis
komunikasi Medows, mengalahkannya dalam berbagai pertempuran. Bulan Desember 1790
Cornwallis sendiri melawan Tipu, Bangalore direbut. Tipu merebut Coimbatore. Pada tahun
1792, Cornwallis mendesak Tipu ke Seringapatam. Setelah terpojok Tipu mau berunding dan
harus menyerahkan separoh wilayahnya, yang sebagian jatuh ke tangan Nizam, Marata
memperoleh Tungabhadra, Kumpeni memperoleh Malabar, dan Travancore harus membayar
upeti kepada Kumpeni.
b. Perang Mysore IV (1798-1799)
Untuk menghadapi Inggris Tipu Sultan perlu dukungan. Menurut Tipu Sultan yang dapat
memberi dukungan itu hanya para penguasa India di Deccan, Marata dan Nizam yang
melawannya. Ia menulis surat kepada para penguasa Muslim di Arabia, Kabul dan Istambul, juga
ke penguasa di Paris. Perancis mengirim 100 orang anggota baru dari Mauritius. Tipu Sultan
membujuk orang Marata untuk bergabung melawan orang-orang asing. Tipu Sultan menyiapkan
diri untuk perjuangan terkahir. Di bawah Lord Wellesley, Gubernur Jendral baru (1798) pasukan
Inggris berkumpul di Seringapatam, dari Bombay dan Madras. Tipu Sultan berjuang dengan
gagah berani dan meninggal dengan pedang terhunus di tangannya. Tipu Sultan adalah orang
yang berdedikasi, cita-citanya adalah mengusir orangorang asing. Ia gagal karena tidak mendapat
dukungan dari sesama orang India. Perjuangannya yang heroik melegenda. Ia adalah seorang
jendral yang cerdik, berani tetapi agak sedikit ceroboh, sebagai jendral ia baik dan sebagai
organisator besar. Ia sangat terdidik dan pemerintahannya dipuji bahkan di kalangan musuh-
musuhnya. Ia dicintai rakyatnya yang Hindu karena perlakuannya yang lembut, ia menghentikan
poliandri di Malabar, melarang minuman keras. Ia bercita-cita dan sadar akan perlunya sebuah
angkatan laut dan sudah merancang bentuk kapal. Sebagai penguasa ia jujur/adil kendati dapat
keras terhadap musuh-musuhnya. Ia mempercayai hukumanhukuman yang dapat memberi
contoh agar rakyat menghormati kekuatannya. Kematiannya disayangkan (digetuni).

2. Sir John Shore (1793-1798)


Lord Cornwallis digantikan oleh Sir John Shore pada tahun 1793. Sir John Shore suka
damai dan membuat kebijakan bahwa Kumpeni tidak akan campur tangan terhadap politik India.
Hal ini digunakan oleh orang Marata, yaitu orang Sindhia dan Bonsla dari Nagpur untuk melatih
pasukan-pasukan mereka, bahkan Nizam telah mempekerjakan opsir Perancis untuk melatih
tentara mereka. Sikap Inggris tidak populer di kalangan para raja India karena sebagian sudah
terikat dengan perjanjianperjanjian yang dibuat atau karena mengharapkan bantuan dari Inggris.
Ketika melihat bahwa Inggris sedang menghimpun kekuatan dan empat unit Marata memutuskan
untuk menaklukkan Nizam, Nizam meminta bantuan Sir John Shore tetapi ditolak. Nizam
dikalahkan oleh Marata di Kharda pada bulan Maret 1795. Orang-orang Marata itu kembali
berkelahi, sehingga Nana Farnavis, Menteri Utama Peshwa, membuat syarat-syarat terpisah
dengan Nizam. Penolakan ini merendahkan martabat Inggris di India dan para direktur
memanggil kembali Sir John Shore, dan sebagai penggantinya dikirim Lord Wellesley, yang
datang di India pada tahun 1795.

3. Lord Wellesley (1795-1805)


Ketika Tipu Sultan meninggal, Lord Wellesley mengembalikan Mysore kepada dinasti
lama Mysore dan mengangkat Privinaita menjadi menteri utama (Diwam). Tetapi ia mencaplok
Tanjore pada tahun 1799 dan pada saat Nawab Arcot meninggal pada tahun 1801, ia merebut
Karnatic. Propinsi Madras lalu menjadi tempat kediaman Presiden Madras. Wellesley
mempunyai ambisi dan tanpa ragu-ragu meraihnya. Ia percaya bahwa kekuasaan Inggris harus
menjadi yang dipertuan di India, untuk itu perlu melancarkan penaklukan-penaklukan terhadap
kerajaan-kerajaan India
a. Perang Marata II (1803)
Sepeninggal Mahadoji Sindhia (1794) sudah ada keresahan di Deccan. Penggantinya
bernama Daulat Rao Sindhia, berselisih dengan Jaswant Rao Holkar, Raja Indore. Baji Rao II
sudah menjadi Peshwa pada tahun 1796, ia bergabung dengan Sindhia. Mereka diserang oleh
Holkar. Peshwa dikalahkan dan lari ke Bassein untuk menandatangani perjanjian tambahan
dengan Wellesley. Orang-orang Marata menjadi marah. Sir Arthur Wellesley (saudara
Wellesley) menghentikan pasukan Sindhia bergabung dengan Bonsle dari Nagpur. Mula-mula
Sir Arthur menyerang pasukan Sindhia dan mengalahkannya, kemudian mengalahkan Bonsle di
Argaon, Berar. Di Utara Lord Lake mengalahkan pasukan Sindhia sebelah utara. Inggris merebut
Agra dan Aligarh dan pada tahun 1803 memasuki Delhi, Shah Alan yang sudah tua dan buta,
yang sudah menjadi pelindung Mahadoji Sindhia, mencari perlindungan Inggris. Ia masih tetap
bergelar Sultan, mendapat pensiun dan tinggal di Red Fort, tanpa kekuasaan.
c. Inggris dan Marata.
Marata selanjutnya menyetujui syarat-syarat dengan Wellesley. Raja Nagpur (Bhonsle)
memasuki persekutuan tambahan setelah perjanjian Deogaon dan memberikan Cuttack di Orissa.
Daulat Rao Sindhia menandatangani perjanjian Arjungaon dan melepaskan Doab. Ia juga
menerima persekutuan tambahan.
d. Perang Marata III (1804)
Holkar dari Indore menolak untuk menyerah. Pada tahun 1804 ia menyerang Inggris dan
mengalahkan sebuah pasukan Inggris di bawah Kolonel Monson. Ia kemudian mengacaukan
Delhi, tetapi gagal menguasainya. Ia dikalahkan di Deeg dan sebaliknya Inggris merebut ibu
kotanya, Inggris juga mencoba untuk merebut kendati tidak berhasil benteng Bharatpur sebab Jat
dari Bharatpur bergabung ke Holkar.

4. Sir George Barlow (1805-1807)


Pengganti Wellesley adalah Lord Cornwallis yang sudah tua. Tidak lama kemudian
meninggal dan digantikan oleh Sir George Barlow. Ia mirip dengan Lord Cornwallis yaitu tidak
campur tangan dalam politik India, tetapi negeri tetap rusuh. Sindhia dan Holkar menjadi kuat
dan menyerbu Rajputana. Di Vellore (India Selatan) ada pemberontakan (1806) dan ada
beberapa orang Eropa yang terbunuh. Tentara sudah memprotes untuk melicinkan rambut karena
berlawanan dengan prinsip-prinsip keagamaan mereka, juga menolak beberapa bagian dari
seragam. Ada keresahan umum karena banyak orang merasa setia kepada para putra Tipu Sultan,
yang ada di Mysore. Kaum Muslim di selatan betul-betul menyesali jatuhnya Tipu Sultan.
5. Lord Minto (1807-1812)
Lord Minto menggantikan Barlow pada tahun 1807 , ketika Inggris sedang berperang
melawan Napoleon Bonaparte. Di anak benua India Marata menyerbu dengan tiba-tiba dan
membawa kekacauan ke Rajputana, dan seluruh Bundelkhand tidak diselesaikan karena Amir
Khan ketua Pindari dirampok dan membakar daerah sekitar yang tidak melawan.
a.    Kebangkitan orang-orang Pindari. (1806-1812)
Orang-orang Pindari sungguh-sungguh merupakan rakyat campuran, kebanyakan datang
karena pembubaran pasukan kerajaan-kerajaan. Unsur-unsur tidak taat lainnya, baik Hindu
maupun Muslim sudah bergabung dalam gerombolangerombolan itu dan sudah bergerak dari
daerah-daerah pegunungan tengah dari Bundelkhand. Mereka itu naik kuda dan mengacaukan
daerah yang luas. Salah seorang pimpinannya adalah Amir Khan, kapten gerilya yang cerdik dan
memimpin mereka keluar dari banyak kesulitan.
b. Kaum Sikh
Di Punjab ada suatu perkembangan baru. Guru Sikh terakhir, Govind Singh, telah
menyatukan kaum Sikh menjadi persaudaraan pejuang bernama Khalsa. Ketika kekuasaan
Abdali merosot di Punjab dan Najib-ud-daullah (ketua Rohilla) yang menjadi terkenal setelah
pertempuran Panipat III dan membendung kaum Sikh merampok dari Punjab, meninggal pada
tahun 1770, kaum Sikh menjadi berani menghimpun kekuatan untuk menghubungkan setiap misl
(daerah khusus) di bawah seorang Sadar Sikh. Pada tahun 1780, Ranjit Sikh dilahirkan di daerah
Punjab, ia menjadi pembangun sebuah negara Sikh, ia berani, tidak berprinsip, dan berpandangan
jauh. Ia mengabdi Abdali, dan karena kemampuan dan pencapaiannya Shah Zaman (Raja Kabul
dan Punjab) mengangkatnya menjadi Gubernur Lahore ketika ia berumur 19 tahun
c. Ranjit Singh (1799-1839)
Ranjit Singh mengeksploitasi semangat rakyatnya untuk membangun sebuah pasukan
sebesar 80.000 orang. Dalam waktu singkat ia mempunyai artileri yang besar dengan lima ratus
meriam. Dengan pasukan itu mula-mula ia merebut Multan, selanjutnya Peshawar dari Afghan
dan menyatakan kemerdekaannya. Kashmir direbut sehingga wilayah kekuasaannya terbentang
dari Jamrud sampai Sutlej. Di belakang Sirhind ada beberapa kerajaan Sikh, yang berada di
bawah lindungan Inggris, dan pada tahun 1806 Ranjit menawarkan untuk mencaplok beberapa
dari mereka, dan membuat pasukan dan seorang diplomat muda bernama Sir Charles Metcalfe.
Ranjit Singh dibujuk menjadi sekutu Inggris dan menerima Sutlej sebagai perbatasan
kerajaannya
Tahun 1809 perjanjian Amritsar ditandatangani untuk memperkuat persyaratan dan Ranjit
Singh mentaati syarat-syarat itu selama hidupnya. Ia adalah seorang administrator yang baik dan
menghimpun kaum Sdikh di bawah pengawasannya.

6. Lord Hastings (1812-1822)


Sebagai Gubernur Jendral, Lord Hastings melengkapi apa yang telah dimulai oleh
Wellesley. Ketika terjadi kegelisahan akibat persaingan antar para penguasa Hastings didorong
untuk ikut ambil bagian dalam politik di India.
a. Perang Gurkha (1814-1816)
Orang-orang Gurkha telah merampok daerah-daerah sebelah utara lembah Gangga,
merebut Oudh dan menolak untuk berhenti. Negeri orang Gurkha berpegunungan dan penuh
dengan celah-celah sempit yang dengan mudah dapat dipertahankan. Mula-mula Inggris tidak
membuat kemajuan dalam menghadapi mereka, tetapi pada tahun 1814 Jendral Ochterlony dapat
mengatasi pertahanan celahcelah yang dipertahankan dengan kuat dan merebut Katmandu, ibu
kota Nepal. Dengan perjanjian Sargauli (1816) orang-orang Nepal menyerahkan Kumaon,
dengan stasiunstasiun pegunungan: Almorah, Nainital dan Mussoorie. Mereka juga setuju untuk
menerima seorang Residen. Selanjutnya orang-orang Gurkha didorong untuk mendaftarkan diri
dalam Angkatan Perang Inggris, dan menjadi pasukan terpercaya di dalamnya

b.  Akhir dari Orang Pindari (1817)


India tengah dikacau oleh orang-orang Pindari. Untuk memulihkan keamanan Hastings
mengirim Jendral Sleeman. Mereka itu dapat dikalahkan dalam berbagai pertempuran, Amir
Khan yang menjadi pemimpin terkenal menyerahkan Tonk, dan para pemimpin lainnya
dibereskan di daerah-daerah lainnya.
c. Perang Marata dan Terakhir (1817-1818).
Peshwa kembali ingin memperoleh kebebasannya. Pada tahun 1817 menghimpun
pasukan untuk menyerang Residen di Poona. Residen Mountstuart Elphinston mendengar
rencana itu dan menarik tentaranya ke Kirkee beberapa mil dari Poona. Tidak lama kemudian
pasukan Inggris menyerang pasukan Peshwa yang dipimpin oleh Jendral Gokhale. Ia dikalahkan
di Korigaon dan Ashti, dan ketika menemukannya ia menyerahkan dirinya kepada Sir John
Malcolm. Peshwa dikirim ke Bithur dekat Cownpore, dengan pensiun besar dan menikmatinya
sampai 1850. Deccan Barat kemudian direbut untuk membentuk Kepresidenan di Bombay. Di
Nagpur pasukan menyerbu rumah Residen, dan Residen menarik diri bersama pasukannya ke
perbukitan tetangga. Kemudian Nagpur diserang balik dan direbut. Raja dipecat dan sebagian
besar wilayahnya dikuasai. Holkar, raja Indore juga dikalahkan di Mahidpur, tetapi dibiarkan
untuk menduduki tahtanya, dengan memasuki persekutuan tambahan, dan bersama dengannya
orang-orang Marata akhirnya meletakkan senjata mereka.

d.    Pembaharuan-Pembaharuan
Selain berperang Hastings juga mengadakan berbagai pembaharuan. Ia mendirikan
Kolese Hindu di Calcutta (1811) dan mendorong tiga misionaris: Carey, Marshman dan Ward
untuk membangun sebuah percetakan pers, pabrik kertas dan sebuah kolese di Serampore,
tempat pemukiman orang-orang Denmark. Tujuan tempat misionaris pertama ini untuk
mengajari orang-orang muda India menjadi orang Kristen dan ilmu pengetahuan. Hastings juga
menaruh perhatian kepada pekerjaan-pekerjaan umum dan proyek-proyek baru seperti jalan,
jembatan, dan terusan-terusan dikerjakan. Banyak mahkamah dibangun dan untuk pertama
kalinya para hakim India diangkat untuk mahkamah itu.

7. Lord Amherst (1823-1828).


Lord Hastings digantikan oleh Mr. Adams dan kemudian digantikan oleh Lord Amherst
sebagai Gubernur Jendral yang baru. India dalam suasana yang tenang dan para pejabat sibuk
mengembangkan berbagai lembaga baru. Tetapi segera muncul kesulitan di Benggala Timur.
Raja Burma, sudah menaklukkan Arakan dan Assam dan mengajukan tuntutan sampai bagian-
bagian sebelah timur Benggala. Dalam kenyataannya ia merebut pulau Shahpuri dan mengusir
para serdadu Inggris dari situ. Lord Amherst mengirim pasukan di bawah Sir Archibald
Campbell (1824) dan Raja Burma menempatkan sejumlah besar tentara guna menghadapinya,
tetapi dapat dikalahkan dan panglimanya terbunuh. Karenanya raja lalu mencari perdamaian.
Dalam perjanjian Yandabu (1826) Inggris memperoleh Tenasserim, Arakan, dan Assam
dan sepuluh laksha pound sebagai ganti rugi. Raja Burma juga menerima seorang Residen.
Kerajaan Manipur dibebaskan. Selama peperangan ini resimen Benggala mengadakan
pembantaian di Barrackpur. Serdadu-serdadu Hindu menolak menyeberangi Black Water ke
Burma karena menajiskan kasta mereka. Mereka dihukum keras dan resimen itu dibubarkan.
Bharatpur direbut (Januari 1827) Ketika Raja Bharatpur meninggal terjadi pertikaian untuk
memperebutkan kekuasaan. Ketua Jat yang berhasil merebut kekuasaan tidak bersahabat dengan
Inggris, karena itu Amherst mengirim pasukan di bawah Lord Combermere. Pada bulan Januari
1827 benteng besar melawan Lord Lake, jatuh ke tangan Inggris. Tembok-temboknya
dirobohkan, dan seorang putra raja terakhir diangkat menjadi raja setelah menerima persekutuan
tambahan. Dengan berakhirnya pemerintahan Lord Amherst,
 Sebuah era baru mulai di India. Ianggris sekarang menjadi penguasa tunggal di India dan
sebagian dari Burma. Penutup Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa pada satu sisi
Kesultanan Moghul yang dibangun pada tahun 1526 dan berakhir pada tahun 1859 dengan
dihapusnya kesultanan itu oleh Inggris, tidak berhasil berakar di kalangan penduduk di seluruh
anak benua India. Ini dapat dilihat dari munculnya kembali berbagai kekuatan seperti orang-
orang Marata, orang Sikh dan orang Afghan. Kebangkitan kembali suku-suku itu sebagai
dampak dari kemerosotan Kesultanan Moghul memberi peluang bagi tokoh tokoh EIC untuk ikut
ambil bagian di dalam perpolitikan di anak benua India, yang secara alami tumbuh dan
berkembang menjadi penguasa yanag tidak tertandingi.

2.3.      Dampak Kolonialisme Inggris di India


A. Dampak Kolonialisme Inggris bagi Inggris.
Berhasilnya inggris menguasai segala aspek kehidupan bangsa india mulai dari politik,
ekonomi, social, budaya, dan agama telah membawa dampak yang besar bagi bangsa Inggris.
Seperti saat “wilayah Benggala (dan juga wilayah yang lain) telah dieksploitasi secara besar
besaran dan hasilnya telah diekploitasi munculnya Revolusi Industri di Inggris.” (Suwarno,
2012: 122)
Perekonomian inggris semakin maju dan ekspansi inggris terhadap india semakin luas
sekitar pertengahan abag ke-19. Eksploitasi alam india yang dilakukan inggris menjadi salah satu
factor pecahnya revolusi industry di inggris. Berikut ini adalah factor-faktor yang menimbulkan
adanya revolusi industry di inggris:
1. keamanan Negara inggris yang mantap.
2. mulai berkembngnya kegiatan kewirausahaan dan manufaktur
3. inggris memiliki kekayaan alam terumata batu bara dan bijih besi
4. inggris memiliki banyak daerah jajahan
5. terjadinya revolusi Agraria.
6. Munculnya ekonomi liberal                    
7. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Dalam hal ini dititik beratkan pada factor yang keempat yakni “inggris memiliki banyak
daerah jajahan. Kerajaan inggris pada abad ke-18 memiliki banyak daerah jajahan yang tersebar
di benua Afrika dan Asia. Daerah-daerah jajahan inilah yang mendukung kegiatan industry
inggris, karena daerah-daerah jajahan tersebut dapat menyediakan bahan baku yang diperlukan
oleh industry inggris. Selain itu, daerah-daerah jajahan tersebut dapat dijadikan sebagai tempat
pemasaran hasil industry inggris.” (Wahjudi Djaja, 2012: 96).
 Seperti yang di tulis oleh Geoffrey Bruun & William L. Langer pada dalam buku A
Survey of European Civilization yakni “The Wars of Eighteen century left englend with a
colonial empire from which to draw raw materials, and a maritime supremacy wich enabled her
ships to carry the manufactured product to every market.” (William L. Langer, 1962:667)

 Selain itu dampak lain adalah bahasa Inggris menjadi bahasa resmi ke dua setelah bahasa india
hingga sekarang. Ini dikarenakan pemerintah inggris menyelenggarakan kebijakan dalam bidang
pendidikan untuk bangsa india. “kebijakan untuk mengembangkan pendidikan barat (inggris)
pertam kali dilakukan pada masa Gubernur Jendral Lord Bentinck (1828-1835).
 Adalah Lors Macaulay, sebagai direktur Commite of Public Instruction mengesahkan
“memorandum pendidikan”, yang memberlakukan bahasa inggris sebagai bahasa pengantar di
sekolah-sekolah india.” (Suwarno, 2012:109)
Dalam social budaya, terhadap upaya inggris untuk menjadikan orang-orang India
berperadapan barat (Inggris) dengan menerapkan system kelas/ras social antara masyarakat elite
dengan masyarakat bawah. “contoh ras yang dinilai unggul ialah pukhtun, Punjab, sikh, dan
gurka. Ras yang dinilai rendah misalnya orang banggali” (Suwarno, 2012:109) .Cara benar-benar
berhasil pada saat itu & menjadikan  bangsa India berperadaban barat (Inggris).
B. Dampak Kolonialisme Inggris bagi India.
Kehadiran Inggris serta keberadaan Kolonialisme di India tentu membawa banyak dampak
terutama bagi India sendiri yang secara langsung dikunjungi bangsa Eropa tersebut. Dalam
pengklasifikasian dampak ini, India mendapat dampak dominan yakni yang berupa negatif dan
positif. Tentu kedua dampak ini sangat berhubungan satu sama lain.
Faktor terjadinya konflik tersebut tak lain karena adanya integrasi antara dua belah pihak
yang saling memperebutkan daerah masing-masing. Telah diketahui bahwa tujuan Inggris sendiri
datang kedataran Asia salah satunya India adalah untuk memperadabkan warga Asia agar lebih
baik. Sedangkan dari sudut pandang orang India sendiri kedatangan Inggris adalah penderitaan
karena Inggris terus-terus mengeksploitasi dan menjajah India. Akibat dari kejadian tersebut tak
mengherankan jika rakyat India menderita kekuranagn pangan karena sumber pangan mereka
dikeruk besar-besaran oleh pemerintah Inggris.
Tak mengherankan jika setelah itu India dilanda kelaparan yang berkepanjangan. Banyak
warga India mati dengan tingkat yang tinggal karena faktor kelaparan. Wabah kelaparan ini
adalah salah satu contoh dampak negatif kolonialisme Inggris ke India yang berupa dampak
dibidang ekonomi.
Selanjutnya yakni dibidang sosial-budaya, seperti yaitu karena banyaknya terjadi konflik
atau kerusuhan antara rakyat India dengan koloni Inggris yang sedang berkuasa.tidak hanya itu
pemerintah Inggris begitu membeda-bedakan berdasarkan ras dan kelompok sosial, sehingga
diskriminasi terjadi tak terelakkan lagi. Kemudian dibidang agama yaitu Inggris seolah
menganak emaskan penduduk yang beragama Kristen dan menganak tirikan penduduk beragama
Islam.
Inggris mendukung dan terus mengembangkan dalam hal penyebarluasan agama Kristen
bahkan dibuka dalam lembaga pendidikan. Setelah itu beranjak ke agama Hindu, Inggris mulai
mengikut campur dalam hal proses atau adat dalam kegiatan keagamaan. Yang terakhir yaitu
yang terjadi pada Muslim di Indoa yang begitu melas. Penduduk dengan agama Islam bahkan
tidak ada yang boleh masuk atau bekerja dalam lembaga pemerintahan ataupun pendidikan.
Muslim-muslim tersebut diperkerjakan hanya sebagai pelayan dan buruh rendahan oleh
pemerintah Inggris.
Meski masa Kolonialisme Inggris banyak meninggalkan dampak negatif, tentu juga masih
ada dampak positif yang masih ada. Antara lain adalah dari warisan infrastruktur peninggalan
berupa bangunan dibidang pemerintahan, pendidikan dan lain sebagainya. Warisan peninggalan
itu tentu nantinya dapat dimanfaatkan sendiri oleh rakyat India. Sedangkan dibidang pendidika
juga telah disebutkan sebelumnya bahwa Inggris mulai mendirikan lembaga pendidikan dengan
Universitas Calcutta sebagai Universitas pertama yang didirikan.dari Universitas tersebut juga
makin menjalar juga bangunan Universitas yang dibangun ditanah India.
Dari lembaga pendidikan inilah mulai adanya kesadaran dari golongan terpelajar India
mengenai nasionalime dan kemerdekaan negara. Tidak hanya itu para individu-individu
berpendidikan tinggi pun terlahir dan tercipta dari sana. Banyak diantara kaum elite yang
berpendidkan tinggi tersebut bekerja dikantor pemerintahan dan administrasi milik Inggris.
Yang terakhir yakni warisan dibidang administrasi-politik yaitu terciptanya pemerintahan
yang tertata secara rapi dan sistematis yang nantinya diterapkan oleh rakyat India. Disusul
kemudian warisan dibidang sosial-ekonomi yaitu perkembangan dibidang perhubungan yakni
kereta api dan pengelolahan irigasi Sungai Indus dan Gangga, UU perburuan dan lain sebaginya.

BAB III
PENUTUP

3.1     Kesimpulan
Negara India yang berada di kawasan Asia Selatan adalah satu daerah jajahan yang
dikuasai olek Kolonialisme Inggris selama seabad. Selama masa pemerintahan Inggris di India
tersebut berawal dari kesultanan Islam yang dengan gamblang memperbolehkan Inggris masuk
yang kemudian mendirikan pusat perdagangan yang selanjutnya berlanjut sampai pemerintahan
Inggris makin berkuasa di India.
Meski sebagian besar dampak dari Kolonialisme Inggris banyak bersifat negatif karena
dengan banyaknya terjadi diskriminasi dan konflik yang didasarkan karena masalah kelaparan,
namun disisi lain kedatangan dan masa penguasaan Inggris di India membuahkan dampak positif
pula seperti contoh dari segi pendidikan, pemerintahan, sistem politik maupun ekonomi.
3.2          Saran
Dari keseluruhan penulisan makalah yang dibuat penulis ini, tentunya memiliki banyak
kekurangan maupun kesalahan yang dibuat penulis sendiri baik secara langsung maupun tidak
langsung. Itulah mengapa penulis mengharapkan kepada semua pembaca untuk memberi kritik
maupun saran yang membangunnya agar nantinya lebih baik untuk makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Djaja, Wahyudi. 2012. Sejarah Eropa. Yogyakarta : Penerbit Ombak.


Musidi, B. 2012. India Sejarah Ringkas dari Prasejarah Sampai Terbentuknya  Bangladesh.
Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
Suwarno. 2012. Dinamika Sejarah Asia Selatan. Yogyakarta : Penerbit Ombak.
Musidi, B. 2012. Inggris Di India. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma

Anda mungkin juga menyukai