Anda di halaman 1dari 15

SEJARAH MASUKNYA ISLAM DAN PERKEMBANGANNYA

DI INDONESIA

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu : Helina Himmatul Ulya Lina, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 11
1. Birliana Ayu Indriani [ 2021140921 ]
2. Dwi Yulianto [ 2021150993 ]
3. Siti Munafi’ah [ 2021151035 ]
4. Adi Afrianto [ 2120151137 ]
5. Siti Naimatun Hasanah [ 2130111012 ]

KELAS A1 LK

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM KHOZINATUL ULUM BLORA


JURUSAN ALL PRODI
SEMESTER II
PROGRAM STUDI ALL PRODI
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan. Ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada Ibu Helina Himmatul Ulya Lina M.Pd sebagai dosen pengampu
mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang telah membantu memberikan arahan dan
pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Blora, 10 April 2022

Kelompok 11

ii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Masalah .................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
A. Masuknya Islam di Indonesia .............................................................. 3
B. Perkembangan Islam di Indonesia ........................................................ 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 11
A. Kesimpulan ........................................................................................... 11
B. Saran ..................................................................................................... 11
DARTAR PUSTAKA.......................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah salah satu agama yang memiliki penganut terbesar di
dunia. Selain itu, penganutnya juga terus-menerus mengalami peningkatan dan
perkembangan yang sangat signifikan setiap tahunnya. Perkembangan tersebut
terjadi di seluruh dunia, tanpa terikat oleh geografis, etnis, kasta dan lain
sebagainya. Kemudian kalau kita cermati, agama Islam memiliki keunikan
tersendiri. Keunikan tersebut dapat kita lihat dari aspek sejarah turunnya Islam
dan respon masyarakat terhadapnya. Sekilas, Islam diturunkan oleh Allah SWT
kepada Muhammad Ibnu Abdullah dari golongan kaum Quraisy. Padahal,
agama-agama sebelumnya banyak diturunkan kepada bangsa Israil, bukan
kaum Quraisy yang tidak memiliki akar sejarah yang kuat ketimbang bangsa
Israil. Sedangkan keunikan Islam jika dilihat dari respon masyarakat, sangat
menakjubkan sekali. Sebab Islam yang tergolong agama baru dibandingkan
agama lainnya, bisa mendapat respon positif dari masyarakat yang
mengitarinya, bahkan memiliki penganut yang besar hingga saat ini.
Pada tahun 30 Hijrah atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun
dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman Bin Affan ra mengirim
delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama
berdiri. Dalam perjalanan yang memakan waktu empat tahun ini, para utusan
Utsman ternyata sempat singgah di Kepulauan Nusantara. Beberapa tahun
kemudian, tepatnya tahun 674 M, Dinasti Umayyah telah mendirikan
pangkalan dagang di pantai barat Sumatera. Inilah perkenalan pertama
penduduk Indonesia dengan Islam. Sejak itu para pelaut dan pedagang Muslim
terus berdatangan, abad demi abad. Mereka membeli hasil bumi dari negeri nan
hijau ini sambil berdakwah. dalam makalah ini akan di bahas lebih mendalam
mengenai sejarah perkembangan Islam di Indonesia.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Masuknya Islam Di Indonesia?
2. Bagaimana Perkembangan Islam Di Indonesia?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Apa Saja Teori Masuknya Agama Islam Ke Indonesia
2. Untuk Mengetahui Perkembangan Islam Di Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Masuknya Islam di Indonesia


Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan
seperti animisme, dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh
bangsa Indonesia bahkan di beberapa wilayah kepulauan Indonesia telah
berdiri kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Budha. Misalnya kerajaan
Kutai di Kalimantan Timur, kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat, kerajaan
Sriwijaya di Sumatra dan sebagainya. Namun Islam datang ke wilayah-wilayah
tersebut dapat diterima dengan baik, karena Islam datang dengan membawa
prinsip-prinsip perdamaian, persamaan antara manusia (tidak ada kasta),
menghilangkan perbudakan dan yang paling penting juga adalah masuk ke
dalam Islam sangat mudah hanya dengan membaca dua kalimah syahadat dan
tidak ada paksaan.
Tentang kapan Islam datang masuk ke Indonesia, menurut kesimpulan
seminar “ masuknya Islam di Indonesia” pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di
Medan, Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama hijriyah atau pada abad
ke tujuh masehi. Menurut sumber lain menyebutkan bahwa Islam sudah mulai
ekspedisinya ke Nusantara pada masa Khulafaur Rasyidin (masa pemerintahan
Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi
Thalib), disebarkan langsung dari Madinah.
Di lihat dari proses masuk dan berkembangnya agama Islam di
Indonesia, ada tiga teori yang berkembang. Teori Gujarat, teori Makkah, dan
teori Persia (Ahmad Mansur, 1996). Ketiga teori tersebut, saling
mengemukakan perspektif kapan masuknya Islam, asal negara, penyebar atau
pembawa Islam ke Nusantara.1

1
Fahmi Irfani, “Jawara Banten,” Hikamanua Journal (No. 1 Vol. 2 Tahun 2017), hlm. 30.

3
1. Teori Mekah
Teori Mekah mengatakan bahwa proses masuknya Islam ke
Indonesia adalah langsung dari Mekah atau Arab. Proses ini berlangsung
pada abad pertama Hijriah atau abad ke-7 M. Tokoh yang
memperkenalkan teori ini adalah Haji Abdul Karim Amrullah atau
HAMKA, salah seorang ulama sekaligus sastrawan Indonesia. Hamka
mengemukakan pendapatnya ini pada tahun 1958, saat orasi yang
disampaikan pada dies natalis Perguruan Tinggi Islam Negeri (PTIN) di
Yogyakarta. Ia menolak seluruh anggapan para sarjana Barat yang
mengemukakan bahwa Islam datang ke Indonesia tidak langsung dari
Arab. Bahan argumentasi yang dijadikan bahan rujukan HAMKA adalah
sumber lokal Indonesia dan sumber Arab.
Menurutnya, motivasi awal kedatangan orang Arab tidak
dilandasi oleh nilai-nilai ekonomi, melainkan didorong oleh motivasi
spirit penyebaran agama Islam. Dalam pandangan Hamka, jalur
perdagangan antara Indonesia dengan Arab telah berlangsung jauh
sebelum tarikh masehi.
Dalam hal ini, teori HAMKA merupakan sanggahan terhadap
Teori Gujarat yang banyak kelemahan. Ia malah curiga terhadap
prasangka-prasangka penulis orientalis Barat yang cenderung
memojokkan Islam di Indonesia. Penulis Barat, kata HAMKA,
melakukan upaya yang sangat sistematik untuk menghilangkan
keyakinan negeri-negeri Melayu tentang hubungan rohani yang mesra
antara mereka dengan tanah Arab sebagai sumber utama Islam di
Indonesia dalam menimba ilmu agama. Dalam pandangan HAMKA,
orang-orang Islam di Indonesia mendapatkan Islam dari orang- orang
pertama (orang Arab), bukan dari hanya sekadar perdagangan.
Pandangan HAMKA ini hampir sama dengan Teori Sufi yang
diungkapkan oleh A.H. Johns yang mengatakan bahwa para musafirlah
(kaum pengembara) yang telah melakukan islamisasi awal di Indonesia.

4
Kaum Sufi biasanya mengembara dari satu tempat ke tempat lainnya
untuk mendirikan kumpulan atau perguruan tarekat.

2. Teori Gujarat
Teori Gujarat mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke
Indonesia berasal dari Gujarat pada abad ke-7 H atau abad ke-13 M.
Gujarat ini terletak di India bagain barat, berdekaran dengan Laut Arab.
Tokoh yang menyosialisasikan teori ini kebanyakan adalah sarjana dari
Belanda. Sarjana pertama yang mengemukakan teori ini adalah J.
Pijnapel dari Universitas Londen pada abad ke 19. Menurutnya, orang-
orang Arab bermatzab Syafei telah bermukim di Gujarat dan Malabar
sejak awal Hijriyyah (abad ke7 Masehi), namun yang menyebarkan Islam
ke Indonesia menurut Pijnapel bukanlah dari orang Arab langsung,
melainkan pedagang Gujarat yang telah memeluk Islam dan berdagang
ke dunia timur, termasuk Indonesia.
Dalam perkembangan selanjutnya, teori Pijnapel ini diamini dan
disebarkan oleh seorang orientalis terkemuka Belanda, Snouck
Hurgronje. Menurutnya, Islam telah lebih dulu berkembang di kota-kota
pelabuhan Anak Benua India. Orang-orang Gujarat telah lebih awal
membuka hubungan dagang dengan Indonesia dibanding dengan
pedagang Arab. Dalam pandangan Hurgronje, kedatangan orang Arab
terjadi pada masa berikutnya. Orang-orang Arab yang datang ini
kebanyakan adalah keturunan Nabi Muhammad yang menggunakan
gelar “sayid” atau “syarif ” di di depan namanya.
Teori Gujarat kemudian juga dikembangkan oleh J.P. Moquetta
(1912) yang memberikan argumentasi dengan batu nisan Sultan Malik
Al-Saleh yang wafat pada tanggal 17 Dzulhijjah 831 H/1297 M di Pasai,
Aceh. Menurutnya, batu nisan di Pasai dan makam Maulanan Malik
Ibrahim yang wafat tahun 1419 di Gresik, Jawa Timur, memiliki bentuk
yang sama dengan nisan yang terdapat di Kambay, Gujarat. Moquetta
akhirnya berkesimpulan bahwa batu nisan tersebut diimpor dari Gujarat,

5
atau setidaknya dibuat oleh orang Gujarat atau orang Indonesia yang
telah belajar kaligrafi khas Gujarat. Alasan lainnya adalah kesamaan
mahzab Syafei yang di anut masyarakat muslim di Gujarat dan Indonesia.

3. Teori Persia
Teori Persia mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke
Indonesia berasal dari daerah Persia atau Parsi (kini Iran). Pencetus dari
teori ini adalah Hoesein Djajadiningrat, sejarawan asal Banten. Dalam
memberikan argumentasinya, Hoesein lebih menitikberatkan analisisnya
pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat
Parsi dan Indonesia.
Tradisi tersebut antara lain: tradisi merayakan 10 Muharram
atau Asyuro sebagai hari suci kaum Syiah atas kematian Husein bin Ali,
cucu Nabi Muhammad, seperti yang berkembang dalam tradisi tabut di
Pariaman di Sumatera Barat. Istilah “tabut” (keranda) diambil dari
bahasa Arab yang di translasi melalui bahasa Parsi. Tradisi lain adalah
ajaran mistik yang banyak kesamaan, misalnya antara ajaran Syekh Siti
Jenar dari Jawa Tengah dengan ajaran sufi Al-Hallaj dari Persia. Bukan
kebetulan, keduanya mati dihukum oleh penguasa setempat karena
ajaran-ajarannya dinilai bertentangan dengan ketahui dan Islam (murtad)
dan membahayakan stabilitas politik dan sosial. Alasan lain yang
dikemukakan Hoesein yang sejalan dengan teori Moquetta, yaitu ada
kesamaan seni kaligrafi pahat pada batu-batu nisan yang dipakai di
kuburan Islam awal di Indonesia. Kesamaan lain adalah bahwa umat
Islam Indonesia menganut mahzab Syafei, sama seperti kebanyak
muslim di Iran.2

2
Ahmad Mansur Surya negara. Menemukan Sejarah : Wacana Pergerakan Islam Di
Indonesia. (Bandung: Penerbit Mizan, 1996), hlm. 81-82. Lihat juga A. Hasymy, Sejarah Masuk
dan Berkembangnya Islam di Indonesia, (Al-Ma’arif, 1989), hlm. 7.

6
B. Perkembangan Islam di Indonesia
Meskipun Islam baru bisa dikatakan berkembang setelah berdirinya
kerajaan Islam, atau setidaknya ketika ada jalinan hubungan dagang antara
saudagar muslim dengan pribumi, namun cara kedatangan Islam dan
penyebarannya di Indonesia tidak dilakukan dari saluran politik atau
perdagangan semata. Setidaknya ada enam saluran berkembangnya Islam di
Indonesia(Yatim:201-203). Saluran perkembangan tersebut meliputi saluran
perdagangan, saluran politik, saluran perkawinan, saluran pendidikan, saluran
kesenian dan saluran tasawuf.3

1. Pendekatan Perdagangan
Para pedagang Islam dari Gujarat, Persia dan Arab tinggal selama
berbulan-bulan di Malaka dan pelabuhan-pelabuhan di Indonesia. Mereka
menunggu angin musim yang baik untuk kembali berlayar. Maka
terjadilah interaksi atau pergaulan antara para pedagang tersebut dengan
raja-raja, para bangsawan dan masyarakat setempat. Kesempatan ini
digunakan oleh para pedagang untuk menyebarkan agama Islam.

2. Pendekatan Politik
Masuknya Islam melalui saluran ini dapat terlihat ketika Samudera
Pasai menjadi kerajaan, banyak sekali penduduk yang memeluk agama
Islam. Proses seperti ini terjadi pula di Maluku dan Sulawesi Selatan,
kebanyakan rakyat masuk Islam setelah raja mereka memeluk Islam
terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam
di daerah ini. Dari sini dapat dikatakan pula bahwa kemenangan kerajaan
Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan yang bukan
muslim untuk memeluk agama Islam.

3
Taufik Abdullah, Sejarah Umat Islam Indonesia, (Jakarta: MUI, 1991), hlm. 35.

7
3. Pendekatan Perkawinan
Tak dapat dipungkiri, dari sisi ekonomi, para pedagang muslim
memiliki status sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi,
sehingga penduduk pribumi, terutama putri-putri bangsawan, tertarik
untuk menjadi istri para pedagang itu. Sebelum prosesi pernikahan,
mereka telah di Islamkan terlebih dahulu, dan setelah mereka memiliki
keturunan, lingkungan kaum muslim semakin luas. Oleh karenanya
tidak heran banyak sekali bermunculan kampung-kampung muslim.
Awalnya kampung ini berkembang di pesisir pantai, biasanya
mereka disebut dengan kampung arab —dan masih terkenal hingga saat
ini. Dalam perkembangan berikutnya, karena ada wanita yang
keturunan bangsawan yang dinikahi oleh pedagang itu, tentu saja
kemudian dapat mempercepat proses islamisasi. Demikianlah yang
terjadi antara Raden Rahmat atau Sunan Ampel dengan Nyai Manila,
Sunan Gunung Jati dengan Puteri Kawunganten, Brawijaya dengan
putri Campa yang menurunkan Raden Patah, raja pertama kerajaan
Demak, dan lain-lain.

4. Pendekatan Pendidikan
Pada proses ini, biasanya dilakukan melalui pendidikan-
pendidikan yang dilakukan oleh para wali, ulama, kiai, atau guru agama
yang mendidik murid-murid mereka. Tempat yang paling pesat untuk
mengembangkan ajaran Islam adalah di pondok pesantren. Di tempat
itu para santri dididik dan diajarkan pendidikan agama Islam secara
mendalam, sehingga mereka betul-betul menguasai ilmu agama.
Setelah lulus dari pesantren, para santri kembali ke daerah asal untuk
kemudian menyebarkan kepada masyarakat umum pelajaran yang telah
mereka peroleh di pesantren.

8
5. Pendekatan Kesenian
Kesenian merupakan wahana untuk berdakwah bagi para pemuka
agama di Indonesia. Pada proses ini yang paling terkenal
menggunakannya adalah para wali yang menyebarkan agama Islam di
Jawa. Salah satu media pertunjukan yang paling terkenal melalui
pertunjukan wayang. Sunan Kalijaga penyebar Islam di daerah Jawa
Tengah adalah sosok yang sangat mahir dalam memainkan wayang.
Cerita wayang yang dimainkan berasal dari cerita Ramayana dan
Mahabarata yang memang sudah sangat Tasawuf merupakan bagian
ajaran dari Agama Islam.
Para tokoh tasawuf ini biasanya memiliki keahlian khusus
sehingga dapat menarik penduduk untuk memeluk ajaran Islam.
Keahlian tersebut biasanya termanifestasi dalam bentuk penyembuhan
bagi orang-orang yang terkena penyakit, lalu disembuhkan. Ada juga
yang termanifestasi sebagai kekuatan-kekuatan magic yang memang
sudah sangat akrab dengan penduduk pribumi saat itu terkenal dan
digemari oleh masyarakat. Dalam memainkan wayang, selalu
disisipkan ajaran-ajaran Islam sehingga penduduk pribumi mulai akrab
dengan ajaran Islam melalui media ini. Yang paling manarik dalam
pertunjukan ini adalah para penduduk tidak dipungut biaya ketika
mereka menyaksikan pertunjukan wayang, mereka hanya diminta
untuk melantunkan kalimat syahadat, sehingga mereka akhirnya masuk
Islam dan ikut mendalami ajarannya.

6. Pendekatan Tasawuf
Tasawuf merupakan bagian ajaran dari Agama Islam. Para tokoh
tasawuf ini biasanya memiliki keahlian khusus sehingga dapat menarik
penduduk untuk memeluk ajaran Islam. Keahlian tersebut biasanya
termanifestasi dalam bentuk penyembuhan bagi orang-orang yang
terkena penyakit, lalu disembuhkan. Ada juga yang termanifestasi

9
sebagai kekuatan-kekuatan magic yang memang sudah sangat akrab
dengan penduduk pribumi saat itu.4

4
Didin Saefuddin Buchori, Sejarah Politik Islam, (Jakarta: Pustaka Intermasa. 2009), hlm.
277.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Islam datang ke Indonesia ketika pengaruh Hindu dan Buddha masih
kuat. Kala itu, Majapahit masih menguasai sebagian besar wilayah yang kini
termasuk wilayah Indonesia. Masyarakat Indonesia berkenalan dengan agama
dan kebudayaan Islam melalui jalur perdagangan, sama seperti ketika
berkenalan dengan agama Hindu dan Buddha. Melalui aktifitas niaga,
masyarakat Indonesia yang sudah mengenal Hindu-Buddha lambat laun
mengenal ajaran Islam. Persebaran Islam ini pertama kali terjadi pada
masyarakat pesisir laut yang lebih terbuka terhadap budaya asing. Setelah itu,
barulah Islam menyebar ke daerah pedalaman dan pegunungan melalui
aktifitas ekonomi, pendidikan, dan politik.
Proses masuknya agama Islam ke Indonesia tidak berlangsung secara
revolusioner, cepat, dan tunggal, melainkan berevolusi, lambat-laun, dan
sangat beragam. Dan dalam perkembangan selanjutnya bermunculan banyak
kerajaan-kerajaan islam di Indonesia seperti samudera pasai dan kerajaan-
kerajaan islam lainnya.

B. Saran
Kami sebagai pembuat makalah bukanlah makhluk yang sempurna.
Apabila ada kalimat yang tidak berkenan pada tempatnya. Kami berharap kritik
dan saran dari Bapak pembimbing dan rekan mahasiswa/i sekalian yang
bersifat membangun agar kami bisa membuat makalah yang lebih baik pada
waktu yang akan datang.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik (ed.).1991.Sejarah Umat Islam Indonesia. Jakarta: Majelis Ulama


Indonesia.

Badri, Yatim. 2000. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho
Notosusanto.1993. Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Soekmono, R.1973.Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia, Jilid 2 dan


3. Yogyakarta: Kanisius.

12

Anda mungkin juga menyukai