Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA

Dosen Pengampu : Saefuddin

Disususun Oleh :

Arini Oktavia P071311122004

Elvennia Ridha Prameswari Prasetyo P071311122006

Jahratu Sholeha P071311122014

Mira Agustina P071311122023

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN

PROGRAM STUDI DIPLOMA III GIZI

2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah. dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang "Masuknya islam ke indonesia"

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susuman kalimat maupun tata hahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “Masuknya islam
ke indonesia” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Banjarmasin, 25 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................2

1.3 Tujuan........................................................................................................................2

BAB II.....................................................................................................................................1

PEMBAHASAN..................................................................................................................1

2.1 Proses Masuknya Islam..............................................................................................1

2.2 Tokoh-tokoh saat Islam masuk ke Indonesia..............................................................5

BAB III....................................................................................................................................9

PENUTUP...........................................................................................................................9

3.1 Kesimpulan................................................................................................................9

3.2 Saran..........................................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masuknya Islam ke Indonesia pada abad 7 Masehi yang dibawa oleh para

pedagang dari Arab, menjadi periode terpenting dalam sejarah Indonesia. Islam

menyebar di Indonesia melalui berbagai macam cara di antaranya adalah melalui

perkawinan, perdagangan yang dimotori oleh para saudagar-saudagar Arab,

pendidikan (pesantren), budaya dan kesenian. Islam di Indonesia berpangkal pada

kota-kota pelabuhan seperti Samudra Pasai, Malaka, dan kota-kota pelabuhan lain di

pesisir utara Jawa.1 Posisi Islam menjadi lebih kuat saat Belanda datang ke Indonesia

pada tahun 1602. Tokoh–tokoh Islam banyak melahirkan intelektual Islam yang

dilindungi oleh penguasa (Raja-raja) pada saat itu, seperti Hamzah Fansuri,

Syamsuddin, Nuruddin ar-Raniri dan Abdul Rauf Al-Sankili. Pada abad 13 Islam

menyebar di semua kalangan termasuk raja-raja yang mendirikan kerajaan-kerajaan,

salah satunya kerjaan Islam yang pertama di Nusantara yaitu Samudra Pasai,

sedangkan di Jawa perkembangan Islam muncul setelah kerajaan Demak

menggantikan kerajaan Majapahit dan Mataram.

Mereka selalu di curigai Belanda dan menjadi ancaman bagi penjajahan

Belanda. Kedatangan Belanda ke Indonesia tidak hanya dilandasi oleh ekonomi dan

politik tetapi juga didasarkan pada tujuan untuk menyebarkan agama sipenjajah ke
2

Indonesia. Belanda memiliki penasehat agama bernama Snouck Hurgrogne yang

melakukan penyamaran sebagai orang Islam yang bertujuan untuk menghapuskan

ajaran Islam dari gerakan politik yang menentang penjajah.

Sikap politik Belanda terhadap Islam dilandasai oleh kecurigaan,

kewaspadaan dan mengawasi segala sesuatu yang berhubungan dengan Islam.

Belanda juga berusaha untuk membatasi penyebaran Islam dan menghalangi pemeluk

Islam untuk melakukan ibadah seperti rukun Islam yang kelima yaitu menunaikan

ibadah Haji. Mereka beranggapan orang yang pulang dari Ibadah Haji lalu kembali ke

Indonesia akan membawa pemikiran-pemikiran baru dari Mekah yang

membahayakan bagi kedudukan pemerintahan Belanda di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara Islam masuk ke Indonesia ?

2. Tokoh siapa saja yang terlibat saat Islam masuk ke Indonesia ?

1.3 Tujuan

Tujuan dibuat makalah ini agar dapat memahami dan mengerti proses dan

tokoh yang berperan penting ketika Islam masuk ke Indonesia


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Proses Masuknya Islam

Kedatangan Islam di berbagai daerah Indonesia tidaklah bersamaan. Demikian

pula kerajaan-kerajaan dan daerah-daerah yang didatanginya mempunyai situasi

politik dan sosial budaya yang berlainan. Proses masuknya Islam ke Indonesia

memunculkan beberapa pendapat. Para tokoh yang mengemukakan pendapat itu

diantaranya ada yang langsung mengetahui tentang masuk dan tersebarnya budaya

serta ajaran agama Islam di Indonesia, ada pula yang melalui berbagai bentuk

penelitian seperti yang dilakukan oleh orang-orang barat (Eropa) yang datang ke

Indonesia karena tugas atau dipekerjakan oleh pemerintahnya di Indonesia. Tokoh-

tokoh itu diantaranya, Marcopolo, Muhammad Ghor, Ibnu Bathuthah, Dego Lopez de

Sequeira, Sir Richard Wainsted. Sedangkan sumber-sumber pendukung Masuknya

Islam di Indonesia diantaranya adalah:

 Berita dari Arab

Berita ini diketahui dari pedagang Arab yang melakukan aktivitas

perdagangan dengan bangsa Indonesia. Pedagang Arab Telah datang ke Indonesia

sejak masa kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 M) yang menguasai jalur pelayaran
2

perdagangan di wilayah Indonesia bagian barat termasuk Selat Malaka pada waktu

itu. Hubungan pedagang Arab dengan kerajaan Sriwijaya terbukti dengan adanya para

pedagang Arab untuk kerajaan Sriwijaya dengan sebutan Zabak, Zabay atau Sribusa.5

Pendapat ini dikemukakan oleh Crawfurd, Keyzer, Nieman, de Hollander, Syeh

Muhammad Naquib Al-Attas dalam bukunya yang berjudul Islam dalam Sejarah

Kebudayaan Melayu dan mayoritas tokoh-tokoh Islam di Indonesia seperti Hamka

dan Abdullah bin Nuh. Bahkan Hamka menuduh bahwa teori yang mengatakan Islam

datang dari India adalah sebagai sebuah bentuk propaganda, bahwa Islam yang

datang ke Asia Tenggara itu tidak murni.

 Berita Eropa

Berita ini datangnya dari Marcopolo tahun 1292 M. Ia adalah orang yang

pertama kali menginjakan kakinya di Indonesia, ketika ia kembali dari cina menuju

eropa melalui jalan laut. Ia dapat tugas dari kaisar Cina untuk mengantarkan putrinya

yang dipersembagkan kepada kaisar Romawi, dari perjalannya itu ia singgah di

Sumatera bagian utara. Di daerah ini ia menemukan adanya kerajaan Islam, yaitu

kerajaan Samudera dengan ibukotanya Pasai, diantara sejarawan yang menganut teori

ini adalah C. Snouch Hurgronye, W.F. Stutterheim,dan Bernard H.M. Vlekke.


3

 Berita India

Berita ini menyebutkan bahwa para pedagang India dari Gujarat mempunyai

peranan penting dalam penyebaran agama dan kebudayaan Islam di Indonesia.

Karena disamping berdagang mereka aktif juga mengajarkan agama dan kebudayaan

Islam kepada setiap masyarakat yang dijumpainya, terutama kepada masyarakat yang

terletak di daerah pesisisr pantai. Teori ini lahir selepas tahun 1883 M. Dibawa oleh

C. Snouch Hurgronye. Pendukung teori ini, diantaranya adalah Dr. Gonda, Van

Ronkel, Marrison, R.A. Kern, dan C.A.O. Van Nieuwinhuize.

 Berita Cina

Berita ini diketahui melalui catatan dari Ma Huan, seorang penulis yang

mengikuti perjalanan Laksamana Cheng-Ho. Ia menyatakan melalui tulisannya

bahwa sejak kira-kira-kira tahun 1400 telah ada saudagar-saudagar Islam yang

bertempat tinggal di pantai utara Pulau Jawa. T.W. Arnol pun mengatakan para

pedagang Arab yang menyebarkan agama Islam di Nusantara, ketika mereka

mendominasi perdagangan Barat-Timur sejak abad-abad awal Hijrah atau abad ke-7

dan ke-8 M. Dalam sumber-sumber Cina disebutkan bahwa pada abad ke-7 M

seorang pedagang Arab menjadi pemimpin sebuah pemukiman Arab Muslim di

pesisir pantai Sumatera (disebut Ta’shih).


 Sumber dalam Negeri

Terdapat sumber-sumber dari dalam negeri yang menerangkan

berkembangnya pengaruh Islam di Indonesia. Yakni Penemuan sebuah batu di Leran

(Gresik). Batu bersurat itu menggunakan huruf dan bahasa Arab, yang sebagian

tulisannya telah rusak. Batu itu memuat tentang meninggalnya seorang perempuan

yang bernama Fatimah Binti Maimun (1028). Kedua, Makam Sultan Malikul Saleh di

Sumatera Utara yang meninggal pada bulan Ramadhan tahun 676 H atau tahun 1297

M. Ketiga, makam Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang wafat tahun 1419

M. Jirat makan didatangkan dari Guzarat dan berisi tulisan-tulisan Arab.

 Saluran dan Cara-Cara Islamisasi di Indonesia

Kedatangan Islam ke Indonesia dan penyebarannya kepada golongan

bangsawan dan rakyat umumnya, dilakukan secara damai. Saluran-saluran Islamisasi

yang berkembang ada enam, yaitu:

1. Saluran Perdagangan. Diantara saluran Islamisasi di Indonesia pada taraf

permulaannya ialah melalui perdagangan. Hal ini sesuia dengan kesibukan

lalu lintas perdagangan abad-7 sampai abad ke-16, perdagangan antara

negeri-negeri di bagian barat, Tenggara dan Timur benua Asia dan dimana

pedagang-pedagang Muslim (Arab, Persia, India) turut serta menggambil

bagiannya di Indonesia. Penggunaan saluran islamisasi melalui

perdagangan itu sangat menguntungkan. Hal ini menimbulkan jalinan di


2

antara masyarakat Indonesia dan pedagang. Dijelaskan di sini bahwa proses

islamisasi melalui saluran perdagangan itu dipercepat oleh situasi dan

kondisi politik beberapa kerajaan di mana adipati-adipati pesisir berusaha

melepaskan diri dari kekuasaan pusat kerajaan yang sedang mengalami

kekacauan dan perpecahan. Secara umum Islamisasi yang dilakukan oleh

para pedagang melalui perdagangan itu mungkin dapat digambarkan

sebagai berikut:

Mula-mula mereka berdatangan di tempat-tempat pusat perdagangan

dan kemudian diantaranya ada yang bertempat tinggal, baik untuk

sementara maupun untuk menetap. Lambat laun tempat tinggal mereka

berkembang menjadi perkampungan-perkampungan. Perkampungan

golongan pedangan Muslim dari negeri-negeri asing itu disebut Pekojan.

2. Saluran Perkawinan. Perkawinan merupakan salah satu dari saluran-saluran

Islamisasi yang paling memudahkan. Karena ikatan perkawinan merupakan

ikatan lahir batin, tempat mencari kedamaian diantara dua individu. Kedua

individu yauitu suami isteri membentuk keluarga yang justru menjadi inti

masyarakat. Dalam hal ini berarti membentuk masyarakat muslim. Saluran

Islamisasi melalui perkawinan yakni antara pedagang atau saudagar dengan

wanita pribumi juga merupakan bagian yang erat berjalinan dengan

Islamisasi. Jalinan baik ini kadang diteruskan dengan perkawinan antara

putri kaum pribumi dengan para pedagang Islam. Melalui perkawinan

inilah terlahir seorang muslim. Dari sudut ekonomi, para pedagang muslim
3

memiliki status sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi,

sehingga penduduk pribumi, terutama putri-putri bangsawan, tertarik untuk

menjadi istri saudagar-saudagar itu. Sebelum kawin, mereka diislamkan

terlebih dahulu. Setelah setelah mereka mempunyai kerturunan, lingkungan

mereka makin luas. Akhirnya timbul kampung-kampung, daerah-daerah,

dan kerajaan-kerajaan muslim.

3. Saluran Tasawuf. Tasawuf merupakan salah satu saluran yang penting

dalam proses Islamisasi. Tasawuf termasuk kategori yang berfungsi dan

membentuk kehidupan sosial bangsa Indonesia yang meninggalkan bukti-

bukti yang jelas pada tulisantulisan antara abad ke-13 dan ke-18. hal itu

bertalian langsung dengan penyebaran Islam di Indonesia. Dalam hal ini

para ahli tasawuf hidup dalam kesederhanaan, mereka selalu berusaha

menghayati kehidupan masyarakatnya dan hidup bersama di tengah-tengah

masyarakatnya. Para ahli tasawuf biasanya memiliki keahlian untuk

menyembuhkan penyakit dan lain-lain. Jalur tasawuf, yaitu proses

islamisasi dengan mengajarknan teosofi dengan mengakomodir nilai-nilai

budaya bahkan ajaran agama yang ada yaitu agama Hindu ke dalam ajaran

Islam, dengan tentu saja terlebih dahulu dikodifikasikan dengan nilai-nilai

Islam sehingga mudah dimengerti dan diterima. Diantara ahli-ahli tasawuf

yang memberikan ajaran yang mengandung persamaan dengan alam

pikiran Indonesia pra-Islam itu adalah Hamzah Fansuri di Aceh, Syeh


4

Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa. Ajaran mistik seperti ini

masih berkembang di abad ke-19 bahkan di abad ke-20 ini.

4. Saluran Pendidikan. Para ulama, guru-guru agama, raja berperan besar

dalam proses Islamisasi, mereka menyebarkan agama Islam melalui

pendidikan yaitu dengan mendirikan pondok-pondok pesantren merupakan

tempat pengajaran agama Islam bagi para santri. Pada umumnya di pondok

pesantren ini diajarkan oleh guru-guru agama, kyai-kyai, atau ulama-

ulama. Mereka setelah belajar ilmu-ilmu agama dari berbagai kitab-kitab,

setelah keluar dari suatu pesantren itu maka akan kembali ke masingmasing

kampung atau desanya untuk menjadi tokoh keagamaan, menjadi kyai yang

menyelenggarakan pesantren lagi. Semakin terkenal kyai yang

mengajarkan semakin terkenal pesantrennya, dan pengaruhnya akan

mencapai radius yang lebih jauh lagi.

5. Saluran Kesenian. Saluran Islamisasi melalui seni seperti seni bangunan,

seni pahat atau ukir, seni tari, musik dan seni sastra. Misalnya pada seni

bangunan ini telihat pada masjid kuno Demak, Sendang Duwur Agung

Kasepuhan di Cirebon, masjid Agung Banten, Baiturrahman di Aceh,

Ternate dan sebagainya. Contoh lain dalam seni adalah dengan pertunjukan

wayang, yang digemari oleh masyarakat. Melalui cerita-cerita wayang itu

disisipkan ajaran agama Islam. Seni gamelan juga dapat mengundang

masyarakat untuk melihat pertunjukan tersebut. Selanjutnya diadakan

dakwah keagamaan Islam.


5

6. Saluran Politik. Pengaruh kekuasan raja sangat berperan besar dalam

proses Islamisasi. Ketika seorang raja memeluk agama Islam, maka rakyat

juga akan mengikuti jejak rajanya. Rakyat memiliki kepatuhan yang sangat

tinggi dan raja sebagai panutan bahkan menjadi tauladan bagi rakyatnya.

Misalnya di Sulawesi Selatan dan Maluku, kebanyakan rakyatnya masuk

Islam setelah rajanya memeluk agama Islam terlebih dahulu. Pengaruh

politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini.

2.2 Tokoh-tokoh saat Islam masuk ke Indonesia

Hamzah Fansuri

Ia hidup pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda sekitar tahun 1590.

Pengembaraan intelektualnya tidak hanya di Fansur-Aceh, tetapi juga ke India,

Persia, Mekkah dan Madinah. Dalam pengembaraan itu ia sempat mempelajari ilmu

fiqh, tauhid, tasawuf, dan sastra Arab.

Syaikh Muhammad Yusuf Al-Makasari

Beliau lahir di Moncong Loe, Gowa,Sulawesi Selatan pada tanggal 3 Juli

1626 M/1037 H. Ia memperoleh pengetahuan Islam dari banyak guru, di antaranya

yaitu; Sayid Ba Alwi bin AbdullahAl-‘allaham (orang Arab yang menetap di

Bontoala), Syaikh Nuruddin Ar-Raniri(Aceh), Muhammad bin Wajih As-Sa’di Al-

Yamani (Yaman), Ayub bin Ahmad bin AyubAd-Dimisqi Al-Khalwati (Damaskus),

dan lain sebagainya.

Syaikh Abdussamad Al-Palimbani


6

Ia merupakan salah seorang ulama terkenal yang berasal dari Sumatra Selatan.

Ayahnya adalah seorang Sayid dari San’a, Yaman. Ia dikirim ayahnya ke Timur

Tengah untuk belajar. Di antara ulama sezaman yang sempat bertemu dengan beliau

adalah; Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari, Abdul Wahab Bugis, Abdurrahman

Bugis Al-Batawi dan Daud Al-Tatani.

Syaikh Muhammad bin Umar n-Nawawi Al-Bantani

Beliau lahir di Tanar, Serang,Banten. Sejak kecil ia dan kedua saudaranya,

Tamim dan Ahmad, di didik oleh ayahnya dalam bidang agama; ilmu nahwu, fiqh

dan tafsir. Selain itu ia juga belajar dari Haji Sabal, ulama terkenal saat itu, dan dari

Raden Haji Yusuf di Purwakarta Jawa Barat. Kemudian ia pergi ke Mekkah untuk

menunaikan ibadah hajidan menetap disana kurang lebih tiga tahun. Di Mekkah ia

belajar Sayid Abmad bin Sayid Abdurrahman An-Nawawi, Sayid Ahmad Dimyati

dan Sayid Ahmad Zaini Dahlan.

Sedangkan di Madinah ia berguru kepada Syaikh Muhammad Khatib Sambas

Al-Hambali. Selain itu ia juga mempunyai guru utama dari Mesir. Pada tahun 1833

beliau kembali ke Banten. Dengan bekal pengetahuan agamanya ia banyak terlibat

proses belajar mengajar dengan para pemuda di wilayahnya yang tertarik dengan

kepandaiannya, tetapi ternyata beliau tidak betah tinggal di kampung halamannya.

Karena itupada tahun 1855 ia berangkat ke Haramain dan menetap disana hingga

beliau wafat pada tahun 1897 M/1314 H.


Wali Songo

Maulana Malik Ibrahim

Maulana Malik Ibrahim merupakan sesepuh Walisongo, beliau memilki

beberapa nama, antara lain, Maulana Magribi,Syekh Magribi, Sunan Gresik, atau

Syekh Ibrahim Asamarkan di  (Sebutan dalam Babad Tanah Jawi). Dikalangan para

wali, Maulana Malik merupakan tokoh yang dianggap paling senior atau wali

pertama. Beberapa versi menyebutkan bahwa beliau berasal dari Turki, Arab Saudi,

dan Gujarat. Belum ada keterangan yang pasti kapan beliau lahir dan dari mana

beliau berasal. Meskipun demikian sumber sejarah mengatakan bahwa Maulana

Malik Ibrahim datang ke Nusantara sekitar abad ke-14.

Pendapat lain mnyebutkan bahwa beliau datang ke Pulau Jawa pada

tahun1399 M dari Arab kemudian tinggal di Perlak dan Pasai, pergi ke Gujarat dan

selanjutnya menetap di Gresik. Beliau wafat di Gresik pada hari senin tanggal12

Rabiul awal tahun 822 H, bertepatan dengan tanggal 8 april 1419 M. keterangan

mengenai tanggal dan tahun wafatnya berdasarkan Inskripsi pada batunisan

makamnya yang berada di Gresik.

Sunan Ampel ( Raden Rahmat )

Sunan Ampel merupakan sesepuh Walisongo pengganti ayahnya Maulana

Malik Ibrahim, beliau lahir sekitar tahun1401 M, mengenai tanggal dan bulannya

belum ada kepastian sumber sejarah. Nama kecil beliau adalah Raden Rahmat, beliau

adalah putra keturunan raja champa. Raden Rahmat menikah dengan Nyai Ageng

Manila, putri Adipati Tuban Wilwatikta Arya Teja.


2

Dari hasil pernikahannya beliau menurunkan dua orang putra dan dua orang

putri. Dua orang putra tersebut adalah Sunan Bonang (Maulana Makdum Ibrahim)

dan Sunan Drajad (Syarifudin), sedangkan dua orang putrinya adalah Nyai ageng

Maloka dan Dewi Sarah (istri Sunan Kalijaga). Raden Rahmat memilki seorang adik

Raden santri namanya, dan seorang kemenakan bernama Raden Berereh, mereka

bertiga diperintahkan oleh orang tuanya untuk menghadap Raja Majapahit.Mereka

berangkat ke Majapahit dan tinggal di sana selama satu tahun.

Sunan Bonang (Maulana Makdum Ibrahim)

Nama lain Sunan Bonang adalah Raden Makdum atau Maulana makdum

Ibrahim, beliau lahir di Bonang, Tuban pada tahun1465 M. Sunan Bonang merupakan

putra sulung Sunan Ampel hasil pernikahannya dengan Candrawati alias Nyai Gede

Manila. Sejak kecil beliau dididik dilingkungan keluarganya dengan ketat sehingga

menjadi Walisongo. Nama kecilnya Maulana Makdum yang diambil dari Bahasa

Hindi. Ajaran Sunan Bonang terangkum dalam Kitab yang terkenal yaitu “Suluk

Wujil’, mengkisahkan si Wijil yang berguru pada Sunan Bonang.

Sunan Drajad ( Raden Qasim)

Nama lain dari Sunan Drajad adalah Raden Qosim tau Syarifudin beliau hidup

pada  zaman Majapahit akhir sekitar tahun 1478 M. Belum ada keterangan sejarah

yang pasti mengenai kapandan dimana Sunan drajad dilahirkan. Namun berdasarkan

beberapa babad dan referensi sejarah Sunan Drajad merupakan putra dari Sunan

Ampel hasil pernikahannya dengan Candrawati alias Ni Gede Manila.


3

Dikisahkan bahwa sejak berusia muda Sunan Drajad telah diperintahkan

ayahnya untuk menyebarkan agama Islam di pesisir Gresik. semasa muda beliau

dikenal dengan raden Qasim. Sebenarnya masih banyak lagi nama-nama lain dari

beliau berdasarkan beberapa Naskah kuno. Diantaranya beliau dikenal dengan nama

Sunan Mahmud, Sunan Mayang Madu, Sunan Muryapada, Raden Imam, Maulana

Hasyim, Syekh Masakeh, Pangeran Syarifudin, Pangeran Kadrajat dan Masaikh

Munar.

Sunan Giri (Raden Paku)

Nama lain Sunan Giri adalah Raden Paku atau Maulana Ainul Yaqin. Sunan

Giri hidup sekitar tahun 1356 – 1428 M, ayahnya bernama Maulana Ishaq yang

berasal dari Pasai serta ibunya bernama Sekar dadu , Putri Raja Blambangan. Nama

kecil sunan giri adalah Jaka Samudra  masa kecilnya diasuh oleh seorang janda kaya

bernama Nyai Gede Pinatih, sebagian sumber menyebutnya Nyai Samboja. Ketika

dewasa beliau berguru kepada Sunan Ampel, dan oleh Sunan Ampel beliau diberi

gelar Raden Paku. Sunan Giri mengikuti jejak ayahnya Syekh Awwalul Islam atau

Maulana Ishaq menjadi seorang mubalig, beliau bersama Sunan Bonang

diperintahkan Sunan Ampel pergi ke Mekkah untuk menuntut ilmu tetapi mereka

singgah terlebih dahulu kepada Maulana Ishaq untuk berguru padanya di Pasai

Sunan Kalijaga (Raden Sahid)

Sunan Kalijaga adalah salah satu wali yang terkenal dikalangan masyarakat

jawa. Beliau ulama yang sakti dan cerdas, nama kecilnya Raden Sahid, merupakan

putra dari Tumenggung Wilwatikta, Adipati Tuban yang sudah menganut agam
4

Islam, namanya berubah menjadi RadenSahur. beliau menikah dengan Dewi

Nawangrum, dan hasil pernikahannya lahirlah Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga

diperkirakan lahir pada 1430-an. Kisah masa muda Sunan kalijaga sungguh sangat

krusial, dia adalah seorang buronan dan perampok.

Terdapat dua versi mengenai cerita masa muda beliau. Versi pertama

mengatakanbahwa Sunan Kalijaga merupakan pencuri dan perampok harta milik

kerajaan dan orang-orang kaya yang pelit. hasil dari rampokannya itu, ia bagikan

kepada rakyat jelata yang miskin dan terlantar. Versi kedua mengatakan bahwa

Raden Sahid merupakan seorang perampok dan pembunuh yang jahat. Mengenai

Jalan hidupnya banyak terangkum dalam Naskah-naskah kuno jawa. Menurut sejarah

Raden Sahid diusir oleh keluarganya dari  kerajaan karena katahuan merampok,

setelah itu dia berkeliaran dan berkelana tanpa tujuan yang jelas, hingga kemudian

menetap dihutan Jatiwangi sebagai seorang yang berandal dan suka merampok Sunan

Kalijaga banyak berperan dalam mendirikan Mesjid Agung Demak selain senagai

seorang pendakwah, Sunan Kalijaga terkenal dengan Budayawan. Ajarannya yang

terkenal disebut dengan “Narima ing pandum”, yang di uraikan dengan Sikap rela,

narima, temen, sabar, dan budiluhur. 

Cara dakwah Sunan Kalijaga mengandung perdebatan dikalang parawali,

karena Sunan Kalijaga mengakulturasikan adat dengan Syariat Islam sehingga

menimbulkan sedikit perbedaan pendapat. Meskipun demikian semua walitetap

bersatu. Semuanya menyadari akan kondisi masyarakat  saat itu. Diantara para wali

yang satu aliran dengan Sunan Kalijaga dalam berdakwah adalah Sunan Bonang,
5

Sunan Muria, dan Sunan Kudus. Sedangkan cara berdakwah yangsedikit puritan

adalah Sunan Ampel dan Sunan Drajad.

Sunan Kudus (Ja’far Shadiq)

Sunan Kudus lahir sekitar abad 15 M bertepatan dengan abad 9 Hijriyah,

ayahnya bernama Raden Usman Haji yang bergelar Sunan Ngudung di Jipang

Panolan, Blora. Sunan Kudus masih merupakan keturunan dari Sayyidina Husein Bin

Ali Bin Abi Thalib. Kakek Sunan Kudus adalah saudara Sunan Ampel. Ayahnya

menikah dengan Nyai Syarifah, yang merupakan cucu dari Sunan Ampel. Dari hasil

perkawinannya lahirlah Ja’far Shadiq. Berdasarkan hal tersebut kita simpulkan bahwa

Sunan Kudus masih mempunyai hubungan pertalian darah dengan Sunan Ampel.

Meskipun bergelar kudus,sunan kudus bukahlah berasal dari Kudus, beliau datang

dari demak dan bertugas mnyebarkan Agama Islam di sana. Sunan kudus juga

memiliki nama lain yaitu Ja’far Shidiq atau Dja Tik Su ( Nama Cinanya).

Sunan kudus merupakan sosok wali yang dihormati dan disegani oleh

kawannya, beliau terkenal dengan wali yang paling pemberani. Selain itu, disamping

beliau memegang kekuasaan, juga memegang Senapati dari kerajaan Islam Demak,

jabatan itu sesuai dengan kepribadaian Beliau yang disiplin, kuat serta gagah berani.

Beliau merupakan Senapati yang banyak berkorban dalam mempertahankan Kerajaan

Islam Demak. DiKudus beliau mendirikan mesjid yang bernama Menara Kudus. dan

nama Sunan Kudus tertera dalam Inskripsi mesjid tersebut. Mesjid itu didirikan pada

tahun 956 H bertepatan pada tahun 1549 M,  mesjid tersebut dijadikan sebagai pusat

dakwah Sunan Kudus.


6

Dalam mengajarkan agama Islam Sunan Kudus mengikuti jejak Sunan

Kalijaga, yaitu menggunakan tut wuri handayani yang berarti Sunan Kudus tidak

menggunakan cara-cara yang bersifat keras, melainkan mengarahkan masyarakat

sedikit demi sedikit . karena kondisi pada saat itu sebagian besar masyarakat kudus

beragama Hindhu- Budha. Cara beliau berdakwah yaitu dengan memasukan syariat

dan ajaran Islam kedalam adat kebiasaan masyarakat. Cara simpatik beliau dalam

mnyebarkan Islam membuat para penganut agama lain bersedia mendengarkan

ceramah agama islam darinya. Kebiasaan unik lainnya yang biasa Sunan Kudus

laksanakan dalam berdakwah yaitu acara bedug dandang, yang berupa kegiatan

menunggu datangnya bulan suci Ramadhan. kegiatan ini dilaksanakan di mesjid

dengan mengundang para jamaah mesjid. Sunan Kudus terkenal juga dengan seribu

satu kesaktiannya

Sunan Muria (Raden Umar Said)

Sunan Muria merupakan putra dari Sunan Kalijaga, hasil perikahannya

dengan Dewi Sarah yang merupakan putraMaulana Ishaq. Nama kecil beliau adalah

Raden Umar Said, Raden Said, atau Raden Prawata. Istrinya bernama Dewi Sujinah,

kakak kandung Sunan Kudus. Putranya bernama Pangeran Santri. Jalur dakwah

beliau meliputi lingkungan Gunung Muria, oleh karena itu beliau dikenal dengan

Sunan Muria.

Daerah dakwah Lainnya meliputi pelosok Pati, Kudus, Juana, sampai pesisir

utara Jawa. Belum adatanggal yang pasti kapan beliau dilahirkan. Keterangan sejarah

yang ada hanya berbentuk dongeng dan cerita rakyat yang perlu penelitian.
7

Padepokan SunanMuria terletak di Colo, lereng Gunung Muria, sekitar 800 meter

diatas permukaanlaut

Sunan Gunung Jati

Sunan Gunung Jati merupakan seorang wali yang berasal dari Pasai. Beberapa

sumber mengatakan bahwa nama lain Sunan Gunung jati adalah Faletehan atau

Fatahilah. Sementara pendapat lain mngatakan bahwa Sunan Gunung Jati berasal dari

Persia dan Arab. Sampai sekarang belum ada catatan sejarah yang pasti mengenai

kelahiran beliau. Dan berdasarkan beberapa babad dan sumber sejarah beliau

mempunyai banyak nama, diantaranya : Muhammad, Nuruddin, Syekh nurullah,

Sayyid Kamil, Bulqiyyah, Syekh Madzkurullah, Syarif Hidayatullah, Makdum jati.

Sejak kecil Sunan Gunung Jati belajar ilmu agama dari orang tuanya di Pasai.

Ketika menginjak usia dewasa , wilayah Pasai diduduki oleh bangsa Portugis yang

datang dari malaka yang pada saat itu telah jatuh ke tangan portugis. Akibat

pendudukan Portugis di Pasai. Banyak penduduk memberontak dan melakukan

peperangan. Faletehan mengungsi ketanah suci mekkah dan di sana beliau

memperdalam ilmu agama Islam. Disana beliau tinggal kurang lebih 3 tahun.

Faletehan datang kembali ke tanah airnya dan pergi ke Pulau Jawa. Kedatangannya di

sambut baik oleh Kerajaan Islam Demak yang saat itu mencapai puncaknya berada di

bawah pemerintahan Raden Trenggono (1521-1546).  Ketika datang ke pulau Jawa,

beliau berdakwah di daerah jawa bagian barat. Berkat dakwahnya , banyak rakyat

jawa barat yang memeluk agamaIslam. Raden Trenggono pun menaruh simpati

kepadanya sehinnga Falaetehan dinikahkan dengan  adik Raden Trenggono.


8

Dakwahnya terus berlanjut, Raden Trenggono memerintahkan Faletehan untuk

memimpin ekspedisi ke Banten dan Sunda Kelapayang masyarakatnya masih

beragama Hindu-Budha dan berada di bawah kekuasaan Pajajaran


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari makalah yang telah dibuat dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Masuknya Islam ke Indonesia melalui pedagang-pedagang dari luar, yang

kemudian menikah dengan warga setempat.

2. Islam masuk di Indonesia berdasarkan beberapa sumber yaitu dari Berita

China, Berita Eropa, Berita Arab, Berita India dan sumber dalam negeri.

3. Saluran-saluran cara masiknya Islam ke Indonesia dengan cara perdagangan,

perkawinan, tasawuf, pendidikan, politik, dan kesenian.

4. Tokoh-tokoh yang membawa Islam ke Indonesia yang paling fenomenal

adalah Wali Songo, Hamzah Fansuri, Syaikh Muhammad Yusuf Al-Makasari,

Syaikh Abdussamad Al-Palimbani, Syaikh Muhammad bin Umar n-Nawawi

Al-Bantani.

3.2 Saran
Saran dari penulisan makalah ini adalah perlunya penambahan pengetahuan

proses masuknya Islam melalui kerajaan-kerajaan.

Anda mungkin juga menyukai