XI MIPA 1
Disusun oleh:
Silvina Sugianti
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, saya panjatkan puji dan puja syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan saya rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah tentang “Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia“.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini terutama kepada Ibu Noor Hikmah,
M.Pd.I.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa saya masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang sejarah perkembangan
Islam di Indonesia ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.
ii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
D. Manfaat 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
G. Peranan umat islam pada masa penjajahan, masa kemerdekaan, dan masa
perkembangan 27
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama islam merupakan agama samawi yang dibawa oleh Nabi
Muhammad SAW. Beliau memulai dakwah menyebarkan agama Islam
dari tanah kelahirannya, Makkah Al Mukarramah. Pada awalnya dakwah
beliau hanya diikuti oleh beberapa orang terdekat saja. Banyak dari
kalangan orang-orang Quraisy yang menentang dakwah beliau. Bahkan
mereka memusuhi Nabi dan orang-orang yang mengikuti ajarannya.
Hingga berbagai usaha pembunuhan Nabi pun sering dilakukan orang-
orang Quraisy. Selama sekitar sepuluh tahun dakwah beliau di Makkah,
jumlah pengikut masih sangat sedikit.
Kemudian di tahun kesebelas kenabiannya, beliau dan para
pengikut melakukan hijrah ke Madinah. Disinilah Nabi Muhammad mulai
menyusun strategi dakwah untuk mengajak orang masuk islam. Pertama
kali yang beliau lakukan adalah membentuk pemerintahan. Dengan
kegigihan Nabi dan para sahabat dalam berdakwah, Islam pun semakin
menyebar luas ke tanah berbagai tanah arab. Dan jumlah umat Islam pun
semakin hari semakin bertambah. Hal ini dapat kita lihat dari peperangan-
peperangan yang dilakukan Rasulullah SAW. Perang Badar yang
merupakan perang besar pertama umat Islam melawan orang-orang kafir
hanya membawa pasukan sekitar 300 orang, kemudian Perang Uhud
membawa pasukan 1000 orang. Dan peperangan-peperangan berikutnya
dengan jumlah pasukan yang semakin banyak.
Setelah Rasulullah wafat, dakwah Islam dilanjutkan oleh Khulafaur
Rasyidin. Di zaman para khalifah inilah Islam sudah mulai menambah ke
berbagai negara dan benua. Termasuk diantaranya negara Indonesia, yang
mulai dimasuki Islam pada zaman Khalifah Usman bin ‘Affan. Beliau
mengirimkan delegasi untuk menyampaikan Islam ke negeri Cina. Dan
sebelum sampai di negeri Cina para delegasi singgah di Nusantara. Dari
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah dan perkembangan Islam di Indonesia?
2. Bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam di
Indonesia?
3. Bagaimana peranan umat Islam dalam kehidupan bangsa Indonesia?
C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah dan perkembangan Islam di Indonesia.
2. Mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam di
Indonesia.
3. Mengetahui peranan umat Islam dalam kehidupan bangsa Indonesia
D. Manfaat
Manfaat dari makalah ini terbagi menjadi 3, yaitu :
1. Penulis
Untuk menambah ilmu pengetahuan, pemahaman dan pendalaman
terhadap sejarah perkembangan Islam di Indonesia.
2. Masyarakat
Mengetahui pengertian serta pemahaman dan pendalaman secara
umum tentang sejarah perkembangan Islam di Indonesia.
3. Keilmuan
Mengetahui asal-usul sejarah serta perkembangan Islam di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
adat dan tradisi setempat. Seperti cara dakwahnya Sunan Kalijaga yang
mampu menyebarkan Islam melalui seni wayang dengan memasukkan
nilai-nilai Islam dan dengannya masyarakat Indonesia mengenal dan
memeluk Islam.
Jalur Politik
Para penyebar Islam juga melakukan dakwahnya melalui jalur
politik, dengan cara mendekati para pembesar kerajaan di Indonesia diajak
untuk masuk Islam, baik itu dengan cara menikahi putrinya, membantu
para raja maupun bekerja sama dengan para pembesar kerajaan. Dengan
merayu pembesar kerajaan inilah Islam mudah masuk dan menyebar di
Indonesia, karena ketika rajanya masuk Islam maka rakyatnya pun akan
mengikuti (instruksi) rajanya sehingga memeluk Islam. Seperti yang kita
ketahui bahwa walisongo mampu melakukan strategi dakwah ke para
pembesar kerajaan Majapahit, Pajajaran, bahkan walisongo juga mampu
mendirikan kerajaan seperti kerajaan Giri Kedaton, Demak, Pajang,
Cirebon hingga Kerajaan Banten. Dari jalur inilah Islam dapat mudah
tersebar dengan cepat di Indonesia.
Kerajaan Pajang.
Terjadilah perang antara Pajang dan Mataram. Sultannya
menyerah, sedangkan Pangeran Benawa mengakui kekuasaan Senopati
Sutowijoyo. Segala alat kebesaran Majapahit dalam istana Pajang dibawa
ke Mataram. Maka daerah Pajang dapat dipersatukan dengan Mataram dan
mulailah riwayat Mataram pada tahun 1586 M.
Kerajaan Mataram
Sutowijoyo adalah merupakan raja pertama (1586-1601) dengan
gelar Panembahan Senapati Sayyidin Panotogomo (yang dipertuan
mengatur agama) dengan ibu kotanya Kota Gede (Yogyakarta). Pada masa
pemerintahannya, dia bercita-cita mempersatukan seluruh Jawa di bawah
kekuasaan Mataram sebelum niat tersebut tercapai dia wafat. Lalu
digantikan oleh Mas Jolong atau Panembahan Seda Ing Krapyah dengan
gelar Sultan Anyokrowati (1601-1613).
Pada masa dia memerintah Mataram goncang. Demak dan
Ponorogo berontak namun beliau dapat mengatasinya. Tahun 1612,
Surabaya tidak bersedia lagi mengakui kedaulatan Mataram. Akhirnya
sultan menduduki Mojokerto, merusak Gresik dan membakar desa-desa
sekitar Surabaya. Namun Surabaya tetap bertahan, sultan mengalami
kegagalan dan wafat pada tahun 1613.
Sebagai penggantinya Raden Rangsang dengan gelar Sultan Agung
Hanyokrokusumo (1613-1645). Ia dikenal orang yang kuat, jujur dan adil.
Pada masanya, Mataram mengalami kejayaan sebagai kerajaan yang
terhormat dan disegani, tidak saja di pulau Jawa tetapi juga di pulau-pulau
lainnya. Sebagai orang muslim taat, beliau patuh menjalankan ibadah tidak
pernah melalaikan sembahyang Jumat ke Masjid bersama pembesar
keraton dan alim ulama. Para alim ulama sering dimintai pertimbangan-
pertimbangan mengenai soal-soal keagamaan dan pemerintahan. Dan pada
masa beliau Jawa Timur, Jawa Tengah dan di luar Jawa di bawah
kekuasaan beliau.
14
Banten makin lama makin kuat. Pelabuhan Banten menjadi Bandar dan
pusat perdagangan yang ramai dikunjungi saudagar-saudagar dari luar
negeri seperti dari Gujarat, Persia, Tiongkok, Turki, Pegu(Selatan
Myanmar), Keling, dan Portugis. Orang-orang Tiongkok ke Banten
dengan membawa porselin, sutra, beledru, benang mas, jarum, sisir,
paying, slop, kipas, kertas dan lain-lain. Sedangkan dari Banten mereka
membeli lada, nila, cendana, cengkeh, buah pala, penyu, dan gading.
Orang-orang Persia membawa permata dan obat-obatan. Orang Gujarat
menjual kain-kain kapas, sutra, batik koromandel, kain putih, kain mona
kemudian dibatik atau disulam oleh wanita-wanita Banten. Di Banten
merekapun membeli rempah-rempah dan lain-lain.
Sultan Hasanuddin menanamkan pengaruhnya di Daerah
Lampung. Pada tahun 1570 Sultan Hasanuddin wafat. Penggantinya
Pangeran Yusuf (1570-1580) anak beliau sendiri. Beliau menaklukan
Pajajaran yang masih belum Islam tahun 1579. Memajukan pertanian dan
pengairan. Mendirikan masjid Agung Banten dan membuat benteng dari
batu bata. Tahun 1580, beliau wafat, meninggalkan kerajaan yang sudah
kuat dan luas.
Maulana Muhammad (1580-1596) yang baru berumur 9 tahun
menggantikan ayahnya, didampingi oleh mangkubumi sebagai walinya.
Dalam tahun1596, beliau melancarkan serangan terhadap Palembang,
dengan maksud agar hasil bumi berada dalam kekuasaannya. Tetapi,
beliau tertembak mati, sehingga mengalami kegagalan.
Pada tanggal 22 juni 1596, mendaratlah orang Belanda di
pelabuhan Banten di Bawah Pimpinan Cornelis de Houtman. Kedatangan
Bangsa Belanda ini merupakan titik awal dari hari depan Indonesia yang
gelap. Yang memerintah pada waktu itu adalah anak Sultan Muhammad
yang baru berumur 5 bulan yang bernama Abu Mufakhir Mahmud Abdul
Kadir dengan didampingi oleh walinya/mangkubumi yang bernama
Jayanegara. Kemudian diganti oleh Abu Ma’ali. Abu Ma’ali digantikan
oleh Sultan Agung Tirtayasa. Di bawah pemerintahannya, kerajaan Banten
mencapai puncak kejayaannya. Dalam upaya mempertahankan Banten
sebagai salah
19
Kerajaan Perlak
Kerajaan ini merupakan kerajaan islam pertama yang berdiri di
Indonesia, yang pada saat itu dikenal dengan nusantara. Pada saat itu
Perlak merupakan salah satu kota dagang yang sangat terkenal. Raja
pertama dari kerajaan ini, yaitu Sultan Alauddin Saiyid Maulana Abdul
Aziz Syah. Kerajaan Perlak atau Kerajaan Peureula ini didirikan sekitar
petengahan abad ke-9 M.
Sedangkan menurut Ishak Makarani Al Fays, Kerajaan ini
didirikan pada 1 Muharram 225 H (840 M). Terdapat beberapa bukti
tertulis yang menyebutkan bahwa kerajaan ini merupakan kerajaan islam
pertama di Indonesia.
1. Tazkirah Thabakat Jumu Sultan as Salathin, naskah yang dikarangan
oleh Syeh Syamsul Bahri Abdullah.
2. Silsilah Raja-raja Perlak dan Pasai, naskah yang dikarangan oleh
Saiyid Abdullah Ibn Saiyid Habib Saifuddin.
3. Idharatul Haq fi Mamlakatil Farlah wa Fasi, naskah yang dikarang
oleh Abu Ishak Makarani Al Fasy.
Ketiga naskah tersebut menyebutkan bahwa Kerajaan Perlak
merupakan kerajaan islam pertama di Indonesia.
Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan ini berdiri sekitar abad ke-13 M. Kerajaan ini trletak di
Kabupaten Lokseumae, Aceh Utara. Kerajaan ini merupakan gabungan
dari 2 kerajaan yang sedang mengalami kemunduran, yaitu Kerajaan Pase
dan Kerajaan Perlak. Kedua kerajaan tersebut dipersatukan oleh penguasa
daerah pada saat itu, Marah Silu (Meurah Silu) yang dibantu Syeh dari
Makkah, Syeh Ismail.
Marah Silu merupakan raja pertama sekaligus pendiri kerajaan ini,
raja yang mendapat gelar Sultan Malik al Saleh. Tahun 1297 Sultan Malik
al Saleh meninggal, ia digantikan oleh putranya yang bernama Sultan
Mahmud. Pada saat kepemimpinan Sultan Muhammad Malik al Tahir
(1297-1326) kerajaan Samudra Pasai menjadi pusat perdagangan dan
21
kekhalifahan Ustmaniyah.
Kerajaan ini mulai mengalami kemunduran sejak tahun 1941.
Salah satunya adalah karena semakin menguatnya pengaruh Belanda di
Malaka. Kemunduran tersebut ditandai dengan jatuhnya beberapa wilayah
kekuasaan Kerajaan Aceh ke tangan Belanda. Selain karena faktor
tersebut, juga karena faktor perebutan kekuasaan di antara pewaris
kerajaan. Beberapa peninggalan Kerajaan Aceh, yaitu Masjid Raya
Baiturrahman, makam Sultan Iskandar Muda, meriam Kerajaan Aceh,
Benteng indrapatra, emas Kerajaan Aceh, dan Gunongan.
Kerajaan Demak
Kerajaan Demak merupakan kerajaan islam pertama di pulau jawa.
Pada awalnya wilayah ini bernama Bintoro, salah wilayah kekuasaan
Kerajaan Majapahit. Karena semakin lemahnya pengaruh Kerajaan
Majapahit, hal tersebut mengakibatkan beberapa penguasa daerah mulai
membangun wilayah kekuasaannya sendiri, termasuk penguasa islam di
pesisir pantai Jawa.
Mereka membangun wilayah kekuasaan islam dengan menunjuk
Raden Patah sebagai raja dari Kerajaan islam pertama di pulau jawa ini.
Setelah diangkat menjadi raja, Raden Patah mendapat gelar Senopati
Jimbun Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayyidina Panatagama.
Kerajaan Demak berdiri pada tahun 1478. Palembang, Maluku,
Banjar, dan wilayah bagian utara pulau jawa merupakan daerah kekuasaan
Kerajaan Demak. Pada saat ulama penempati peranan penting di dalam
kerajaan, Sunan Kalijaga dan Ki Wanalapa adalah penasehat kerajaan.
Tahun 1207 Raden Patah digantikan oleh Putranya yang bernama Pati
Unus. Pada masa kepemimpinannya Adipati Unus atau yang sering
dijuluki Pangeran Sabrang Lor ini bersama dengan Kerajaan Aceh
menyerang Portugis yang menduduki Malaka pada saat itu.
Pati Unus meninggal pada tahun 1521 dan digantikan oleh adiknya,
yaitu Sultan Trenggono. Kerajaan ini mengalami kemunduran karena
perebutan kekuasaan antar pewarisnya. Beberapa peninggalan Kerajaan
24
demak, yaitu Masjid Agung Demak, Soko Tatal dan Soko Guru, Pintu
Bleedek, Kentongan, Bedug, Dampar Kencana, Pirim Campa, Kolam Wudhu,
dan Makrusah.
Kerajaan Pajang
Kerajaan ini didirikan pada tahun 1568 oleh Sultan Adi Wijaya
atau yang lebih dikenal dengan Jaka Tingkir. Jaka Tingkir merupakan
menantu dari Sultan Trenggono, setelah menikah dengan putri Sultan
Trenggono, Jaka Tingkir menjadi penguasa di Pajang. Setelah Sultan
Trenggono meninggal Jaka Tingkir berhasil mengalahkan Arya
Penangsang, dan memindahkan kerajaan Demak ke Pajang.
Pada tahun 1582 Jaka Tingkir atau Sultan Adi Wijaya meninggal
dan digantikan oleh putranya, Pangeran Benowo. Pada masa
kepemerintahan Pangeran Benowo, Pangeran Arya Pangiri dari Demak
mencoba untuk merebut Kerajaan Pajang, namun mengalami kegagalan.
Pangeran Benowo menyerahkan tahtanya kepada saudara angkatnya,
Sutowijoyo.
Kerajaan Mataram Islam
Kerajaan ini berdiri pada tahun 1586 di Kotagede, bagian tenggara
dari Yogyakarta. Kerajaan ini didirikan oleh Sutowijoyo, saudara dari
Pangeran Benowo. Sutowijoyo memiliki gelar Panembahan Senopati Ing
Alaga Sayidin Panatagama setelah naik tahta pada tahun 1586. Pada tahun
1601 Sutowijoyo meninggal dan digantikan oleh Mas Jolang, yang
memiliki gelar Panembahan Seda ing Krapyak.
Setelah Raden Mas Jolang meninggal, ia digantikan oleh Adipati
Martapura, karena sering mengalami sakit Adipati Martapura pun akhirnya
meninggal. Selanjutnya ia digantikan oleh Raden Mas Rangsang yang
bergelar Panembahan Hanyakrakusuma, pada tahun 1640 ia mengganti
gelarnya menjadi Sultan Agung Hanyakrakusuma, sekitar tahun 1640an ia
mengganti gelarnya lagi menjadi Sultan Agung Senapati ing Alaga
Ngaburrahman Khalifatullah.
Pada masa pemerintahannya kekuasaaan Kerajaan Mataran islam
25
kebudayaan Islam dan tidak ada satupun ajaran Islam yang bersifat
rasisme dan etnosentrisme.
2. Golongan elit, yaitu kelompok lapisan atas. Mereka ini terdiri atas
golongan tentara, ulama dan para saudagar. Dalam golongan ini, kaum
ulama merupakan kelompok yang menempati peran yang sangat
penting. Di antara mereka terdapat orang-orang yang dianggap wali
yang menjadi penasehat para sultan.
3. Golongan orang kebanyakan. Mereka ini merupakan lapisan
masyarakat yang terbesar. Golongan ini dalam masyarakat Jawa
disebut wong cilik. Mereka terdiri atas para pedagang, petani, tukang,
nelayan serta pejabat rendahan.
4. Golongan budak. Mereka ini umumnya berkerja di lingkungan istana
maupun bangsawan. Umumnya mereka berkerja di lingkungan ini
karena mereka tidak mampu mebayar hutang dan tawanan perang.
Dalam system birokrasi pemerintahan Islam, seorang pemimpin
Negara juga merangkap ssebagai pemimpin agama.
b. Bidang Ekonomi dan Intelektual
Kedatangan para pedagang muslim di berbagai kota-kota
pelabuhan mendorong terbentuknya kota dagang. Umumnya para
pedagang asing ini tinggal di kota-kota yang disinggahinya dalam waktu
yang relative lama untuk menunggu angin musim yang baik untuk kembali
berlayar kenegerinya. Dalam proses inilah terjadi interaksi yang cukup
mendalam antaa pedagang asing dengan pedagang pribumi dan
masyarakat setempat.
Kadang kala, di antara para pedagang asing ini ikut juga para
ulama yang datnag untuk menyebarkan Islam. Dengan demikian, tidak
mengherankan apabila selain menjadi pusat jaringan ekonomi, kota-kota
pelabuhan juga menjadi titik penting dalam kehidupan intelektual di
kepulauan Indonesia. Adapun kehidupan intelektual yang berkembang
terutama berkenaan dengan masalah agama. Para penguasa pribumi yang
tertarik mempelajari agama Islam umumnya mengundang para ulama
Islam untuk mengajarkan agama mereka di wilayahnya. Dalam proses
penyebaran berikutnya dilakukan oleh para ulama pribumi melalui mesjid
dan ponpes.
38
c. Bidang Kesusastraan
Pengaruh perkembangan Islam dalam bidang kesusastraan
Indonesia terutama melihat pada karya-karya sastra di bagian timur
Sumatera dan Pulau Jawa. Adapun jenis karya sastra yeng berkembang
adalah sebagai berikut :
1. Suluk, merupakan salah satu karya sastra yang berisi ajaran-ajaran
tassawuf. Contoh dari bentuk sastra ibni adalah Suluk Wijil, yang
berisi nasehat Sunan Bonang kepada muridnya yang bernama Wijil,
seorang kerdil bekas abdi Kerajaan Majapahit.
2. Hikayat, pada dasarnya sama dengan dongeng atau cerita rakyat yang
sudah ada senelum masuknya pengaruh Islam. Cerita-cerita rakyat ini
keudian disesuaikan dengan ajaran dan pengaruh Islam
3. Babad, umumnya diartikansebagai kisah sejarah, yang kadang memuat
silsilah para raja dari sebuah kerajaan Islam.
e. Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta 18 November 1912 oleh
KH. Ahmad Dahlan bertepatan tanggal 8 Zulhijah 1330.
Muhammadiyah bukan merupakan partai politik, tetapi gerakan Islam
yang bergerak dalam bidang sosial dan pendidikan.
f. Nahdatul Ulama
Didirikan pada bulan Januari 1926 oleh KH. Hasyim Asy’ari yang
bertujuan membangkitkan semangat para ulama Indonesia dengan cara
meningkatkan dakwah dan pendidikan karena saat itu Belanda
melarang umat Islam mendirikan sekolah-sekolah yang bernafaskan
Islam seperti Pesantren.
Sebelum memesuki era Pergerakan Nasional, pihak kolonial
mencoba politik kemakmuran dan balasbudi. Munculah Politik Etische
oleh Van Deventer; Politik Assosiasi oleh Ch.Snouck Hurgronje; dan
Politik De Islamisasi (Dutch Islamic Polecy) oleh Christiaan Snouck
Hurgronje. Kelihatannya politik itu humanis untuk kesejahteraan rakyat,
namun karena landasannya tetap kolonialisme, maka jadinya tetap
eksploitatif dan menindas rakyat. Khusus politik De Islamisasai sangat
merugikan umat Islam, hal ini dikarenakan:
1. Memecah umat Islam jadi dua dikotomi Abangan dan Putihan
2. Membenturkan Ulama dengan Pemuka Adat.
3. Memperbanyak sekolah untuk memdidik anak-anak umat Islam agar
terpisah dari kepercayaan pada agama Islamnya.
4. Menindas segenap gerakan politik yang berdasar Islam.
5. Membikin masjid dan memberangkatkan haji gratis untuk meredam
gerakan Islam.( Snouck Hurgronje, Islam in de Nederlansch Indie )
Akibat dari politik kolonial di atas, maka perjuangan melawan
kolonial menjadi terpecah. Menurut Thesis Endang Syaifuddin
Anshari,MA. perjuangan di Indonesia terpecah jadi dua kelompok besar
yaitu: Nasionalis Islami dan Nasionalis Sekuler. Kondisi inilah sampai
sekarang masih tampak dalam dinamika perpolitikan kita.
42
3. Kita dapat meneladani Wali Songo telah berhasil dalam hal-hal seperti
berikut;
4. Menjadikan masyarakat gemar membaca dan mempelajari Al Quran.
5. Mampu membangun masjid sebagai tempat ibadah dalam berbagai
bentuk atau arsitektur hingga ke seluruh pelosok Nusantara.
6. Mampu memanfaatkan peninggalan sejarah, termasuk situs-situs
peninggalan para ulama, baik berupa makam, masjid, maupun
peninggalan sejarah lainnya.
7. Seorang ulama atau ilmuwan dituntut oleh Islam untuk mempraktikkan
tingkah laku yang penuh keteladanan agar terus dilestarikan dan
dijadikan panutan oleh generasi berikutnya.
8. Para ulama dan umara bersatu padu mengusir penjajah meskipun
dengan persenjataan yang tidak sebanding.
9. Menjadi contoh untuk memicu kehidupan yang lebih baik
10. Menjadi acuan penyelesain masalah
11. Meningkatkan sikap nasionalisme dan patriotism
12. Menumbuhkan sikap solidaritas
13. Menciptakan sikap positif dalam menghadapi persoalan
14. Mengetahui peranan umat islam dala perjuangan Indonesia
15. Mengetahui cara cra penyebaran islam
16. Mengetahui toko toko yang berperan dalam penyebaran islam
17. Mengetahui orang pertama yang menganut agama islam
18. Mengetahui daerah penyebaran islam pertama sampai terakhir
19. Mampu mengamalkan dan meneruskan perjuangan penyebara agama
islam
20. Mengingatkan kita bagaimana pedihnya perjuangan para pejuang islam
dalam mempertahankan dan menyebarkan agama islam
21. Memperoleh pengalaman hidup yang baik
22. Menambah wawasan tentang sejarah islam
49
37