Disusun Oleh :
• Kelompok : 3
• Kelas : XI MIPA 1
• Nama-Nama Anggota :
1. Anggun Cahya Sasmita
2. Aulia Sulistya Ramadhan
3. Indri Ayu Lestari
4. Julianne Kurnia
5. Nanda Bona Azmi
6. Nayla Haerani
7. Nazwa Amelia
8. Salwa Nabilah Putri
9. Seni Ramadanti
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami
karunia nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini,
dan terus dapat menimba ilmu di SMAN 1 CIKARANG SELATAN.
Penulisan ini merupakan sebuah tugas dari guru mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah
wawasan dan pengetahuan pada mata pelajaran yang sedang dipelajari, agar kami
semua menjadi siswa yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.
Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat
kekurangan dan kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat
berharap perbaikan, kritik dan saran yang sifatnya membangun apabila terdapat
kesalahan.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi
saya sendiri umumnya para pembaca makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Bermula dari jazirah Arabia pada abad ke-6 M, Islam kemudian menyebar ke
berbagai pelosok bumi. Pada masa dinasti Umayyah dan Abbasiyah Islam bahkan
mampu menaklukkan sebagian daratan Eropa, tepatnya di Andalusia, Spanyol.
Berabad kemudian, Islam kembali menoreh catatan emas dalam sejarah melalui
tiga kerajaan besar yang cukup berpengaruh didunia, yakni kerajaan Utsmani di
Turki, Syafawi di Persia dan Mughal di India. Setelah bertahan nyaris tiga abad
lamanya, kerajaan-kerajaan ini pun akhirnya meredup dan runtuh. Keruntuhan ini
tak lain disebabkan oleh faktor internal yaitu intrik politik dikalangan elit
penguasa, serta akibat faktor eksternal yaitu peperangan dengan bangsa-bangsa
non muslim.
Hikmah dari keruntuhan tiga kerajaan ini, khususnya kerajaan Turki Utsmani
telah menyadarkan umat Islam pada satu kenyataan bahwa umat Islam telah
tertinggal dalam hal ilmu pengetahuan dari bangsa lain, khususnya bangsa Eropa.
Kesadaran tersebut telah melahirkan tokoh-tokoh besar sebagai pelopor
pembaharuan atau modernisasi dikalangan umat Islam, di antaranya yang terkenal
yaitu Muhammad bin Abdul Wahhab, Said Muhammad Sanusi dan Jamaludin Al-
Afgani.
Ide pembaharuan atau modernisasi ini pun akhirnya sampai pula ke negeri kita
Indonesia, salah satunya adalah melalui kontak antara jemaah haji Indonesia
dengan jemaah dari bangsa lain ditanah suci.
1.3 Tujuan
a. Untuk mengingat bagaimana Islam bisa masuk ke Indonesia.
b. Menambah serta memperdalam wawasan dan pengetahuan tentang
pengaruh modernisasi atau pembaharuan Islam terhadap Indonesia.
1.4 Manfaat
a.
b.
BAB II
PEMBAHASAN
Pembaharuan dalam Islam atau gerakan modern Islam merupakan jawaban yang
ditujukan terhadap krisis yang dihadapi umat Islam pada masanya.kemunduran
kerajaan Utsmani yang merupakan pemangku khalifah Islam setelah abad ke-17
M telah melahirkan kebangkitan Islam dikalangan warga Arab dipinggiran
imperium Utsmani.
Gerakan pembaharuan ini akhirnya menyebar luas ke berbagai belahan dunia
muslim, termasuk salah satunya ke Indonesia.
Adapun bentuk-bentuk pembaharuan di Indonesia yaitu:
1. Gerakan Puritanisme
Gerakan ini pertama kali diprakarsai oleh Muhammad bin Abdul Wahhab di Nejd.
Gerakan puritanisme ini masuk ke Indonesia melalui tiga orang yang baru pulang
dari haji ditanah suci, yaitu Haji Miskin, Haji Sumanik dan Haji Piobang. Mereka
melakukan penentangan terhadap praktek kehidupan beragama masyarakat
Minangkabau yang telah banyak terpengaruh oleh unsur-unsur takhayul, khurafat
dan bid’ah.
Karena aktifitas mereka di anggap cukup membahayakan keberadaan kaum tua
atau kaum adat, maka kaum tua meminta bantuan Belanda. Pada tahun 1821-1837
M terjadilah Perang Paderi.
Dalam pertempuran yang tak seimbang itu kaum ulama mengalami kekalahan.
Kekalahan ulama dalam Perang Paderi dalam menghadapi Belanda tidaklah
membuat patah semangat para tokoh pejuang pembaharu itu, tetapi gerakannya
semakin hebat. Gerakan pembaharuan itu tidak lagi bersifat politik agama, tetapi
di alihkan ke dalam gerakan pembaharuan pendidikan.
2. Gerakan Reformisme
Gerakan reformis adalah suatu gerakan pembaharuan yang dilakukan untuk
kembali kepada dasar Islam yang asli. Kelompok ini berusaha menerapkan sistem
ajaran Islam seperti yang ada pada zaman Nabi SAW.
3. Gerakan Radikalisme
Gerakan ini merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh para pembaharu Islam
untuk membangkitkan kembali semangat masyarakat Islam, sehingga mereka
akan menjadi masyarakat yang maju. Namun sebelum itu, unsur-unsur yang
terdapat dalam ajaran Islam yang tercemar oleh takhayul, bid’ah dan khurafat
harus dibersihkan terlebih dahulu.
Dalam tatanan pelaksanaan pembaharuan seperti ini, biasanya cara yang ditempuh
melalui bentuk-bentuk radikal yang tak jarang dengan menggunakan kekerasan.
Pada umumnya, gerakan ini menentang kekuasaan Barat yang kafir.
4. Gerakan Neo-sufisme
Gerakan ini merupakan kelanjutan dari gerakan yang dilakukan para pembaharu
dari kelompok tarekat atau tasawuf dengan mengambil bentuk baru. Bentuk baru
itu adalah aktifisme.
Bentuk aktifisme dalam gerakan ini membuat masyarakat menjadi dinamis.
Bahkan dengan gerakan ini masyarakat dapat mengembangkan diri tanpa banyak
bergantung kepada uluran kelompok atau bangsa lain.
Di antara unsur aktifisme adalah jihad. Melalui kata kunci inilah umat Islam
melakukan pembaharuan, terutama menentang segala bentuk penjajahan dan
keterbelakangan. Gerakan ini banyak mewarnai berbagai pemberontakan Islam di
tanah air dalam masa-masa penjajahan, misalnya pemberontakan petani Banten
pada tahun 1888 M.