Bab I Pendahuluan
Pada makalah ini kelompok kami akan menguraikan pembahasan yang akan kami
sajikan yaitu pengertian islam tradisional, latar belakang islam tradisional, ciri-ciri islam
tradisional, dan ajaran dari islam tradisional. Dan kami juga akan membahas salah satu
contoh dari islam tradisioal tersebut dan contoh yang akan kami sajikan yaitu NU (Nahdlatul
Ulama), kelompok kami akan membahas pengetian, latar belakang, ciri-ciri dan ajaran-ajaran
pokok beserta kegiatan-kegiatan dalam NU.
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Islam Tradisional
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Islam adalah agama yang
diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw, berpedoman pada kitab suci Alquran yang diturunkan
ke dunia melalui wahyu Allah Swt. Tradisional artinya menurut tradisi (adat): upacara
menurut adat. (Pusat Bahasa, 2008, 569, 1483). Islam Tradisional yaitu kelompok Islam yang
mengkombinasikan ajaran Islam dengan kebiasaan, adat, kedaerahan dan kebiasaan Islam
diseluruh dunia. (Asep Mulyaden, 2021, 187). Islam Tradisonal merupakan suatu paham yang
berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan al-Sunnah dan mempertahankan hasil-hasil ijtihad
para ulama terdahulu tanpa adanya analisis dan interpretasi yang mendalam. (Syamsuar
Syam,2018,22).
1
masalah hidup sesuai dengan watak masalahnya. Ilmu keduniaan yang semestinya dipakai
untuk hidup di dunia tidak dimiliki lagi oleh umat Islam karena sistem teologi anti dunia yang
dipegangi oleh kebanyakan umat Islam pada saat itu. (Machasin, 2011, 175)
1
Ortodoks adalah kepatuhan terhadap keyakinan-keyakinan yang benar atau diterima khususnya dalam
kehidupan beragama
2
Inti sari atau pokok dalam agama Islam, yang mana intinya adalah menegaskan bahwa Allah satu-satu Tuhan
dan satu-satunya yang layak di sembah
3
Perpaduan yang sangat beragam dari beberapa pemahaman atau kepercayaan aliran-aliran agama
2
Pada kelompok Muslim tradisionalis, sufisme4 justru menjadi ciri sangat penting. Para
pengenal sufi disebut sebagai salah satu pembawa Islam pertama-tama yang paling penting ke
Indonesia kenyataan bahwa ajaran ini sudah hidup sejak pertama Islam datang hingga
sekarang. Hal ini menandakan bahwa sufisme memang menjadi salah satu yang sudah
“mentradisi” di kalangan masyarakat Muslim Indonesia. Lebih jelas bruinessen (1999: 187-
206) meringkaskan bahwa praktik sufisme sudah hidup berkembang sejak lama di tengah-
tengah masyarakat Indonesia. (Bachtiar, 1986, 20).
4
Gerakan Islam yang mengajarkan ilmu cara menyucikan jiwa, menjernihkan akhlak, membangun lahir dan
batin serta memperoleh kebahagiaan yang abadi
3
tradisional, menjaga persatuan umat Muslim, serta berperan aktif dalam pembangunan sosial
dan politik di Indonesia. (NU (Nahdlatul Ulama) : Pengertian, dan Peranannya di Indonesia
https://umsu.ac.id/berita/nu-nadatul-ulama-pengertian-dan-peranannya-di-indonesia/ )
Nama Nahdlatul Ulama berasal dari bahasa Arab, yakni Nahdlatul yang artinya berdiri
atau bergerak. Nahdlatul Ulama adalah organisasi kemasyarakatan dan keagamaan dengan
simbol-simbol yang menjelaskan tujuan dasar dan cita-cita keberadaan suatu organisasi.
( Sejarah NU, https://umsu.ac.id/berita/nu-nadatul-ulama-pengertian-dan-peranannya-di-
indonesia/)
4
beberapa sahabat yang belum dihancurkan tidak dibongkar. Komite Hijaz ini diubah menjadi
organisasi NU di Surabaya. (Machasin, 2011, 177)
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa motif utama yang mendasari gerakan
para ulama membentuk NU ialah motif keagamaan sebagai jihad fi sabilillah. Aspek kedua
yang mendorong mereka ialah tanggung jawab pengembangan pemikiran keagamaan yang
ditandai upaya pelestarian ajaran mazhab ahlussunnah waljamaah. Ini tidak berarti statis,
tidak berkembag, sebab pengembangan yang dilakukan justru bertumpu pada akar
kesejarahan sehingga pemikiran yang dikembangkan itu memiliki konteks historis. Aspek
ketiga ialah dorongan untuk mengembangkan masyarakat melalui kegiatan pendidikan, sosial
dan ekonomi. Ini ditandai dengan pembentukan Nahdatul Watan, Taswi-rul Afkar, Nahdatut
Tujjar, dan Ta’mirul Masajid. Aspek ke empat ialah motif politik yang ditandai semangat
nasionalisme ketika pendiri NU itu mendirikan cabang SI di Mekkah serta obsesi mengenai
hari depan negeri Merdeka bagi umat Islam. (Haidar, 1994, 315-316)
5
performance fisik terlihat santai dan komunikasi dalam berorganisasi kurang efektif. Dengan
demikian, kebijakan-kebijakan NU sering kali sulit mengikat kepada jamaah. Jamah sering
kali lebih taat kepada kiai panutannya daripada taat kepada organisasi. (Ahmad Jaiz, 2001,
48)
Pada prinsipnya NU menggenggam pendirian dasar bahwa Islam adalah agama yang fitri
dan suci yang bersifat menyempurnakan segala kebaikan yang secara asasi sudah dimiliki
oleh manusia. Berdasarkan prinsip tersebut NU tidak pernah berniat menghapus nilai-nilai
yang sudah menjadi milik masyarakat. NU hanya membimbing nilai-nilai atau tradisi yang
tekah ada di masyarakat sehingga sekaras dengan ajaran Islam. maka dalam perilaku
kemasyarakatan NU mengambil sikap atau ciri-ciri, sebagai berikut:
1. menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma-norma ajaran Islam
2. mendahulukan kepentingan bersama dari pada kepentingan pribadi
3. menjunjung tinggi sifat keikhlasan, berkhidmad serta berjuang
4. meluhurkan kemuliaan akhlak (akhlakul karimah) dan menjunjung tinggi kejujuran
baik dalam berfikir, bersikap mauoun bertindak
5. menjunjung tinggi nilai amal, kerja, dan prestasi sebagai bagian dari ibadah kepada
Allah SWT
6. menjunjung tinggi loyalitas kepada agama, bangsa dan negara
7. menjunjung tinggi ilmu pengetahuam serta para ahlinya
8. selalu siap untuk menyesuaikan diri dengan setiap perubahan yang membwa manfaat
bagi kemaslahatan umat
9. menjunjung tinggi kepeloporan dalam usaha mendorong, memacu, dan mempercepat
perkembangan masyarakat
10. menjunjung tinggi kebersamaan di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara
(Alhidayatillah, Sabiruddin, 2018, 14)
6
Pokok-pokok Program NU:
Nahdlatul Ulama sejak awal berdirinya hingga sekarang menetapkan empat bidang yang
menjadi pokok programnya, yaitu:
1. Bidang agama, mengupayakan terlaksananya ajaran Islam yang menganut paham
Ahlussunnah wal jamaah.
Ajaran pokok Ahlussunnah Wal Jamaah:
Iman
Iman adalah keyakinan hati seorang mukmin terhadap kebenaran
ajaran-ajaran Islam. Baik itu meliputi hal-hal tentang ketuhanan, tentang
kenabian, dan tentang hal-hal gaib yang telah dijelaskan dalam Alquran dan
Al-Hadits
Islam (Ilmu Fikih)
Islam dapat terwujud dengan melaksanakan hukum dan aturan fikih
yang telah ditetapkan oleh Alquran dan Al-Hadits dengan berbagai perangkat
pemahamnnya. Untuk saat ini, dari sekian banyak madzhab yang berkembang
di masa awal Islam, hanya ada 4 madzhab yang sanggup bertahan, yaitu:
Madzhab Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hanbali. Sedangkan yang lain sudah
tidak ada generasi yang meneruskan, maka madzhabnya tidak terjaga
keasliannya.
Ihsan (Tasawuf)
Tasawuf adalah usaha untuk menjaga hati agar dalam berperilaku dan
bertingkah laku selalu menuju satu harapan, yakni mengharap Ridha Allah
SWT sebagai wujud dari ihsan. Hal itu terwujud dengan mengetahui seluk-
beluk penyakit hati dan mengobatinya dengan senantiasa bermujahadah
dengan amal baik serta selalu bermujanat kepada Allah SWT. (3 Ajaran pokok
Ahlussunnah Wal Jamaah dan Posisinya di Antara Aliran lain
https://kumparan.com/berita-hari-ini/3-ajaran-pokok-ahlussunnah-wal-
jamaah-dan-posisinya-di-antara-aliran-lain-1wsswnSBMBX/2 , diakses pada
25 Oktober 2023)
2. Bidang pendidikam, pengajaran dan kebudayaan mengupayakan terwujudnya
penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran serta pengembangan kebudayaan yang
sesuai dengan ajaran Islam untuk membina umat agar menjadi muslin yang taqwa,
7
berbudi luhur, berpengetahuan luas dan terampil serta berguna bagi agama, bangsa
dan negara
3. Bidang sosial mengupayakan terwujudnya kesejahteraan lahir dan batin bagi rakyat
Indonesia
4. Bidang ekonomi. Mengupayakan terwujudnya Pembangunan ekonomi untuk
pemerataan kesempatan berusaha menikmat hasil-hasil pembangun dengan
mengutamakan tumbuh dan berkembangnya ekonomi kerakyatan, (Thoha, 2006, 17).
8
rantai) yang tak terputus dari guru ke murid dan seterusnya. (Husein Muhammd, 2019,
42)
9
2. Banser Nu
Banser adalah barisan pemuda yang dikenal dengan penampilannya, mulai dari
sepatu, pakaian, topi, hingga atribut-atribut lainnya, yang mirip dengan pasukan militer.
Menurut catatan Ensiklopedia NU, Banser berdiri pada tahun 1962. Tujuan pendiriannya
adalah untuk memberikan pengamanan pada kegiatan-kegiatan yang digelar oleh partai NU.
Namun, diyakini bahwa pendiriannya juga berkaitan dengan semakin keras dan
menghangatnya persaingan politik pada waktu itu, naik di tingkat nasional dan regional
maupun internasional.
Di tingkat internasional, Indonesia terlibat konfrontasi dengan Malaysia yang
melahirkan program politik Ganyang Malaysia, sedangkan di tingkat nasional dan regional,
konflik antar-partai, yang melibatkan juga NU sebagai salah satu partai, semakin tajam dan
keras. Nama Banser semakin dikenal ketika peristiwa Gerakan 30 September 1965 yang
berujung pada pemakzulan 7Presiden Soekarno. Diyakini bahwa Banser berepran dalam
penangkapan dan penumpasan para aktivis PKI dan berbagai onderbouw8-nya, terutama di
daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan sebagian Jawa Barat.
Peristiwa tersebut didahului oleh letupan-letupan kecil akibat tajamnya konflik
kepentingan dan ideologi di antara kalangan kiri yang terutama diwakili oleh PKI dan
golongan kanan yang diwakili oleh partai-partai nasionalis dan keagamaan, termasuk NU, di
dalam sistem politik kepartaian yang liberal. Konflik ini semakin menghangat di dalam
panggung politik internasional akibat pengaruh Perang Dingin di antara dua kekuatan
adidaya, yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet. Dilaporkan ribuan hingga jutaan orang,
terutama para aktivis—atau mereka yang diduga terkait dengan—PKI dan onderbouw-nya,
terbunuh atau hilang tak tahu rimbanya dalam peristiwa itu. Banyak penelitian yang
mengungkap peristiwa berdarah ini, tetapi pemerintah sendiri belum melakukan investigasi
dan menyampaikan pengakuan yang resmi. Meski demikian, terkait dengan peran Banser NU
di dalamnya, KH Abdurrahman Wahid selaku Ketua PBNU, secara rendah hati dan terbuka
pernah meminta maaf kepada keluarga korban 1965 tersebut. (Banser Nu: Sejarah, Kiprah,
dan Tugas-tugasnya https://www.nu.or.id/fragmen/banser-nu-sejarah-kiprah-dan-tugas-
tugasnya-Hdipv )
7
Proses penjatuhan dakwaan oleh sebuah badan legislative secara resmi terhadap seorang pejabat tinggi
negara.
8
Kinerja organisasi sayap
10
11
Bab IV Kesimpulan
Nahdlatul Ulama (NU) adalah organisasi yang menganut Islam Tradisional, yang
berkomitmen untuk memperkuat ajaran Islam yang tradisional, menjaga persatuan umat
Muslim, serta berperan aktif dalam pembangunan sosial dan politik di Indonesia. NU
mengajarkan agama dengan tidak menghapus tradisi masyarakat, melainkan memadukan
ajaran Islam dengan budaya setempat. Ciri khas NU termasuk penghormatan kepada ulama,
persaudaraan yang kuat, dan komitmen pada kebangsaan yang inklusif. NU juga memiliki
empat bidang program, yaitu agama, pendidikan, sosial, dan ekonomi. Kegiatan NU
mencakup pesantren, yang mengajarkan berbagai aspek ajaran Islam, dan Banser NU,
kelompok pemuda yang terlibat dalam berbagai kegiatan, termasuk pengamanan acara-acara
organisasi NU.
12
menggabungkan pendidikan agama dengan pendidikan umum, sehingga para santri
dapat mempersiapkan diri untuk tantangan dunia modern.
13
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Fachri & Bahtiar Effendy. Merambah Jalan Baru Islam: Rekonstruksi Pemikiran Islam
Indonesia Masa Orde Baru. Bandung: Mizan, 1986.
Bachtiar, Tiar Anwar. Lajur-Lajur Pemikiran Islam. Garut: Peta Pergulatan Intelektual Islam
Indonesia.
Haidar, M. Ali. Nahdatul Ulama Dan Islam di Indonesia: Pendekatan Fikih dalam Politik.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994.
Jackson, Karl D. Kewibawaan tradisional Islam dan pemberontakan : kasus Darul Islam
Jawa Barat. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1990.
Machasin. Islam Dinamis Islam harmonis. Yogyakarta: LKis Yogyakarta, 2011.
Muhammad, Husein. Fiqh Perempuan. Yogyakarta: IRCiSoD, 2019
Syafaruddin, Syafaruddin. Pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Medan: Perdana
Publishing, 2012.
https://umsu.ac.id/berita/nu-nadatul-ulama-pengertian-dan-peranannya-di-indonesia/ , diakses
pada 26 Oktober 2023 pukul 22.50 WIB
https://kumparan.com/berita-hari-ini/3-ajaran-pokok-ahlussunnah-wal-jamaah-dan-posisinya-
di-antara-aliran-lain-1wsswnSBMBX/2 , diakses pada 25 Oktober 2023 pukul 21.34 WIB
https://www.nu.or.id/fragmen/banser-nu-sejarah-kiprah-dan-tugas-tugasnya-Hdipv, diakses
pada 26 Oktober 2023 pukul 22.37 WIB
14