Anda di halaman 1dari 6

Nama: Afrina Andani

NPM: 1931090244
Prodi: Sosiologi Agama/6B

UAS Gerakan Sosial Keagamaan

1. Jelaskan pengertian gerakan sosial keagamaan dan karakteristiknya.


Jawab:

Pengertian gerakan sosial keagamaan:


Gerakan sosial keagamaan merupakan hasil perilaku kolektif yang dilakukan
oleh sejumlah orang dengan mengatasnamakan nilai dan ajaran keagamaan yang
bersifat rutin dan merupakan tanggapan terhadap adanya rangsangan yang berkaitan
dengan kesadaran keagamaan. Menurut Jurdi, Gerakan sosial keagamaan merupakan
dinamika keagamaan masyarakat yang terorganisasi dalam rangka mencapai tujuan
kehidupan yang relevan dengan nilai-nilai agama.
Nottingham menyebutkan bahwa gerakan keagamaan merupakan setiap usaha
yang terorganisir untuk menyebarkan agama baru atau interpretasi baru mengenai suatu
agama yang sudah ada. Menurut Saliba kecenderungan dari suatu gerakan keagamaan
adalah mengatur dengan jelas batas-batas yang menandai setiap anggotanya dengan
kaum elit terpilih. Anggota dalam kelompok ini terikat bukan oleh warisan budaya atau
tradisi tetapi lebih kepada kesadaran diri dan komitmen yang sungguh. Pencarian pada
sebuah kebenaran dan pengalaman keagamaan telah menempatkan mereka pada sebuah
pencapaian cita-cita akan sebuah agama baru.

Karakteristik gerakan sosial keagamaan:


1. Pertama, tantangan kolektif (collective challenge). Adanya tantangan yang
mengharuskan dipilihnya perlawanan melalui aksi langsung terhadap pemegang
otoritas, kelompok atau aturan kultural lainnya. Agenda tersebut merupakan
cara untuk menarik perhatian konstituen, pihak ketiga atau pihak lawan.
2. Kedua, adanya tujuan bersama (common purpose). Adanya klaim bersama
untuk menentang pihak lawan, pemegang otoritas atau elit, merupakan tujuan
berpartisipasinya masyarakat dalam gerakan.
3. Ketiga, solidaritas sosial (social solidarity). Gerakan sosial akan terjadi jika
pemimpin atauaktor menggali lebih dalam solidaritas sosial. Solidaritas yang
dimiliki suatu kelompok dapat membentuk identitas yang biasanya bersumber
dari nasio-nalisme, etnisitas, dan keyakinan agama.
4. Keempat, memelihara interaksi (sustained interaction). Ciri ini menunjukkan
pemeli-haraan aksi kolektif dalam interaksi dengan pihak lawan. Pemeliharaan
interaksi ini merupakan faktor penting yang menandai sebuah penentangan dan
berubah menjadi gerakan sosial. Sedangkan ciri-ciri dari gerakan keagamaan di
Indonesia secara singkat yaitu messinaistic, millenaristic, nativistic, rama-lan-
ramalan, ide perang suci, kebencian kepada kebudayaan yang bersifat asing,
megico-mysticism dan pujaan kepada nenek moyang.
2. Jelaskan realitas historis yang merupakan cikal bakal lahirnya gerakan sosial
keagamaan islam pada abad ke 20 di Indonesia.
Jawab:

Pada awal abad ke-20, mulai bermunculan pemikiran pembaharuan dalam


Islam. Gerakan pembaharuan itu, muncul karena timbulnya kesadaran di kalangan
Ulama bahwa banyak ajaran-ajaran ‘asing’ yang masuk dan diterima sebagai ajaran
Islam. Ajaran-ajaran itu bertentangan dengan ajaran Islam yang sebenarnya, seperti
bid’ah, khurafat, dan takhyul. Dalam upaya pembaharuan Islam di Indonesia abad 20,
pada periode ini pemikiran organisasi pembaharu tidak terlepas oleh pengaruh
pemikiran yang ada di Timur Tengah terutama Muhammad Abdul Wahab. Orang-orang
Islam Indonesia mulai menyadari perlu adanya perubahan di berbagai aspek kehidupan.
Dalam aspek agama, memahami kembali agama Islam sesuai dengan al-Qur’an dan
Sunnah. Menjauhi segala bid’ah, khurafat dan tahayul dan apa saja yang bertentangan
dengan ajaran islam murni. Sehingga munculah gerakan-gerakan Islam di Indonesia
sebagai upaya ortodoksi agama Islam melalui pendirian lembaga-lembaga pendidikan
seperti yang dilakukan oleh Sumatra Thawalib yang ada di pulau Sumatra kemudian
Organisasi Muhammadiyah, Al-Irsyad, Persis yang berada di pulau Jawa.
Dalam upaya penyebaran agama islam yang puritan, organisasi ini tetap
menggunakan gaya model pendidikan barat sehingga bisa dikatakan lebih modernis.
Namun dalam kelanjutannya, beberapa gerakan berkembang menjadi gerakan sosial-
politik seperti Muhammadiyah, Sumatera hawalib, Persis. Ada pula gerakan yang
muncul dibidang sosial-politik antara lain Sarekat Islam, PSII, PERMI, MIAI. Gerakan
yang berkembang di Indonesia bisa dikelompokkan sebagai gerakan yang Puritanis-
Reformis, Reformis-Modernis. Orientasi keagamaan reformis-modernis ditandai oleh
wawasan keagamaan yang menyatakan bahwa Islam merupakan nilai ajaran yang
memberikan dasar bagi semua aspek kehidupan karenanya harus diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari. Bagi kaum reformis modernis pengalaman ini tidak hanya
terbatas kepada persoalan-persoalan ritual ubudiyah, tetapi juga meliputi semua aspek
kehidupan sosial kemasyarakatan.
Kaum reformis modernis menerima perubahan berkaitan dengan persoalan-
persoalan sosial, memiliki orientasi waktu ke depan, bersikap rasional, mudah
menerima pengalaman baru, toleran, mudah menyesuaikan dengan lingkungan baru.
Pada awal abad 20, sikap ini terlihat pada kaum modernis muslim yang menerima
sebagian usur budaya barat dalam program sosial dan pendidikan mereka. Mereka ini
berkeyakinan bahwa darimanapun asalnya ide atau gagasan selama tidak bertentangan
dengan prinsip-prinsip dasar ajaran islam adalah diperbolehkan.

1. Kaum muda, Suamatra Thawalib (Minangkabau), pemikiran ulama-ulama disana


antara lain, bahwasanya kemunduran umat Islam disebabkan pengabaian Syariat
Islam. Sedangkan kepatuhan terhadap al-Qur’an dan Hadits pasti akan
meningkatkan derajat kehidupan individual muslim dan melahirkan renaissance
dalam komunitas muslim. Pentingnya penggunaan akal dan menentang praktik dan
keyakinan adat. Salah satu pendidikan agama yang penting ialah majalah Islam. Di
Minangkabau majalah yang mula-mula terbit ialah Al-Munir oleh Syekh Abdullah
Ahmad dan dibantu oleh H. Rasul. Dengan demikian dapat kita ambil kesimpulan
bahwa pendidikan dan pengajaran Islam di Minangkabau mencakup tiga jurusan:
1. Pengajaran agama Islam di Madrasah
2. Majalah-majalah Islam untuk masyarakat
3. Adanya tablig-tablig, pidato-pidato, khutbah yang disampaikan dengan bahasa
melayu sehingga difahami oleh masyarakat.

2. Muhammadiyah, memperbaharui praktik Islam dan untuk memperbaiki kehidupan


umat Islam. Muhammadiyah menekankan pada kesalehan hidup yang didasarkan
dalam Qur’an dan Hadits. Menolak sistem hukum kewarisan muslim zaman
pertengahan dan otoritas para wali dalam urusan agama. Muhammadiyah
mengkritik berbagai ritual yang berbau adat, menolak praktik pemujaan tempat
keramat, namun tidak menentang sufisme. Muhammadiyah bisa dikatakan Islam
yang modernis dalam reformasi tradisi keagamaan muslim.

3. Persatuan Islam (PERSIS), mencurahkan kegiatannya pada pengkajian agama,


menyebarkan praktik ritual Islam yang benar dan kepatuhan dalam menjalankan
hukum Islam. Menurut kelompok ini, Qur’an dan Hadits bisa diadaptasiakan pada
kondisi baru melalui ijtihad. Persatuan Islam menentang praktik penggunaan jimat,
pengguanaan kekuatan magis untuk penyembuhan, menentang sufisme yang
mengajak pada praktik ritual yang tidak benar seperti pemujaan terhadap wali
ataupun orang suci dalam berhubungan dengan Tuhan. Persatuan Islam juga
mengecam pertunjukan wayang kulit dan teater karena mencerminkan nilai-nilai
Hindu dan melahirkan kebebasan wanita. Dalam bidang pendidikan, Persis
mendirikan pesantren dengan tujuan mengeluarkan mubaligh-mubaligh yang
sanggup menyiarkan, mengajar, membela, mempertahankan agama Islam.
Pelajarannya selain ilmu-ilmu agama juga ilmu-ilmu umum.

4. Al-Irsyad, meluaskan pusat perhatiannya yang mulanya hanya pada orang arab
kemudian meluaskannya kepada persoalan yang mencakup persoalan umat islam di
Indonesia. Dalam pengajarannya, al-Irsyad banyak berkiblat pada saran-saran dari
Abduh bahwa dalam mendidik seorang anak hendaklah menekankan pada ilmu
Tauhid(sebagai upaya untuk mengembangkan jiwa), Fiqh (memperbaiki budi
pekerti dan memberi pelajaran yang bersandar pada Qur’an dan Hadits) dan sejarah
Islam (menghidupkan kebenaran dan kegagahan Islam).

Gerakan-gerakan Islam yang muncul di Indonesia abad ke-20 merupakan


gerakan yang menginginkan kembalinya umat Islam pada kemurnian ajaran Islam
melalui metode pendidikan yang berkiblat pada sistem barat upaya ortodoksi itu
dilakukan.

3. Apa saja contoh gerakan sosial keagamaan di Indonesia dan global, dan uraikan
bentuk gerakannya.
Jawab:

Sarekat Dagang Islam (SDI) di Indonesia

Sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar, Indonesia memainkan peran


utama dalam pembangunan dan kerjasama ekonomi di dunia Islam. Sebelum tahun
1945, Indonesia pernah dijajah oleh Belanda dan Jepang. Dalam perjuangan
kemerdekaan, ada satu gerakan sipil yang menjadi cikal bakal Indonesia merdeka.
Sarekat Dagang Islam atau Union of Islamist Trader adalah organisasi pedagang batik
yang bertujuan untuk memberdayakan pedagang lokal dari monopoli pedagang asing.
Gerakan ini diorganisir oleh HOS Tjokroaminoto, yang kemudian bersama dengan tiga
muridnya menjadi tokoh penting dalam kemerdekaan Indonesia. Mereka adalah Ir.
Soekarno, Semaoen, dan Kartosuwijo. Tujuan awal SDI adalah mengatasi
permasalahan ekonomi dan sosial. Lalu, HOS Tjokroaminoto memperluas ke arah
politik dan agama untuk menyumbangkan semangat perjuangan Islam terhadap
kolonialisme dan imperialisme pada zaman penjajahan. Organisasi ini sendiri telah
beberapa kali berganti nama. Sejak tahun 2015, Syarikat Islam kembali ke awal mula
dibentuk, yaitu sebagai gerakan dakwah ekonomi.

Sistem Kesejahteraan

Salah satu Rukun Islam, zakat adalah praktik di mana kita menyumbangkan
kekayaan (sekitar 2,5% dari semua aset keuangan yang dimiliki selama satu tahun
kalender Islam). Zakat merupakan kewajiban semua Muslim dewasa yang dianggap
mampu secara finansial sebagai bentuk kepedulian terhadap kesejahteraan sesama
Muslim dan menjaga keharmonisan antara orang kaya dan miskin. Konsep yang
mewajibkan umat Islam untuk memberikan sebagian dari hartanya kepada fakir miskin
dan yang membutuhkan, diterapkan oleh khalifah Umar bin Khattab selama tahun-
tahun pemerintahannya. Konsep zakat kemudian melebar tidak hanya untuk orang
miskin, tetapi juga untuk orang tua, anak yatim, janda, kelompok disabilitas, dan
bahkan pengangguran. Pada abad ke-19, Dunia Barat melihat konsep ini dan menjadi
kebijakan dana pensiun serta jaminan sosial.

Gerakan Hak Sipil Amerika

Amerika Serikat pernah mengalami masa kelam terkait dengan diskriminasi


terhadap orang Afrika-Amerika. Gejolak sosial ini mencapai titik baliknya pada tahun
1952, ketika seorang mantan narapidana mengetahui ajaran Nabi Muhammad SAW
tentang rasisme dan kesetaraan sosial di Mekkah. Malcom X atau el-Hajj Malik el-
Shabazz belajar bahwa untuk mencapai emansipasi, orang Afrika-Amerika harus
mereformasi komunitasnya dengan pendidikan dan organisasi massa.Pidato Malcolm
X menggetarkan orang Afrika-Amerika karena kesadaran mereka untuk menggunakan
hak-hak sipil dan termotivasi untuk memperjuangkannya. Malcom X
mendirikan Muslim Mosque, Inc., sebuah organisasi keagamaan dan Organisasi
Persatuan Afro-Amerika, sebuah kelompok sekuler yang mendukung Pan-Afrikaisme.
Gerakan ini mengilhami generasi selanjutnya seperti juara tinju, Muhammad Ali.
Gerakan Hippies pada dekade selanjutnya kemudian mendominasi budaya populer
anak muda Amerika.

Revolusi Iran

Terdapat sebuah gerakan pemuda yang menggemparkan wajah dunia dalam


sejarah modern Iran. Revolusi 1979 menggulingkan takhta Amerika Serikat yang
didukung oleh Shah Iran dan mengakhiri puluhan tahun korupsi dan intervensi Barat di
negara itu. Inisiasi tersebut berkat dokter Ali Syari'ati, seorang intelektual dan sosiolog
Iran. Syariʿati menulis dan memberi kuliah tentang sejarah dan sosiologi Islam sembari
mengkritik rezim saat ini, Marxisme, intelektual Iran, dan pemimpin agama
konservatif. Ajarannya membawa popularitas di kalangan pemuda Iran. Dia
bersebrangan dengan tirani Syah dan kebijakan Barat yang dapat merusak agama dan
budaya Iran.

Malala Fund

Pada abad ke-7, perempuan di Mekkah rentan terhadap eksploitasi dan


diskriminasi. Islam lalu datang dna menghapus kekejaman yang mendegradadi hak-hak
perempuan. Islam berkembang di negara-negara Timur Tengah melalui kemunculan
pemimpin militer, Aisha, hingga pembisnis wanita, Khadijah. Pada dunia modern,
kehadiran Malala Yousafzai menggegerkan dunia internasional. Pasalnya, dia pernah
menjadi target percobaan pembunuhan. Wanita Pakistan itu melawan kekejaman
Taliban dan memulai advokasi untuk pendidikan bagi perempuan di Lembah Swat,
tempat di mana dia berasal.
Atas jasa dan keberaniannya, Yousfazai mendapatkan Hadiah Nobel untuk
perannya dalam mendirikan Malala Fund, sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan
untuk meningkatkan suara anak perempuan dan memastikan setiap anak perempuan
memiliki akses 12 tahun pendidikan secara gratis dan aman. Pada ulang tahunnya yang
ke-18, Malala mengunjungi Lebanon untuk membuka sekolah baru yang dibiayai oleh
Malala Fund. Malala Yousafzai All-Girls School didirikan oleh Kayany Foundation
untuk menyediakan pendidikan non-formal bagi remaja putri pengungsi Suriah di
Lembah Bekaa.

4. Jelaskan pengertian dan bentuk masyarakat sipil global.


Jawab:

Pengertian masyarakat sipil global


Masyarakat sipil global menurut Scholte yaitu aktivitas yang bersifat sukarela
dengan tujuan membentuk kebijakan, norma, ataupun struktur sosial yang lebih dalam
serta dapat dibedakan dari sektor komersial dan politis. Selain itu, Scholte juga
berpendapat bahwasanya masyarakat sipil global merupakan sebuah komunitas yang
memiliki orientasi sosial dan bisa dikatakan sebagai komunitas non-profit. Dengan
demikian, dapat diketahui bahwa masyarakat sipil global cenderung mengarah pada
sebuah komunitas yang lebih dekat dengan gerakan-gerakan sosial. Sehingga
masyarakat sipil global menurut Scholte merupakan masyarakat yang diluar
pemerintah, pasar dan gerakan yang dilakukan atas dasar suka rela sehingga tidak ada
unsur profit dan pemerintahan (non-profit dan non- governmental).

Bentuk masyarakat sipil global


Masyarakat sipil merujuk pada sesuatu hal yang bukan negara, dan sifatnya
tidak resmi, juga tidak termasuk non-pemerintah karena masyarakat sipil bukanlah
bagian dari aparatur negara dan juga tidak berusaha untuk mendapatkan kontrol
didalam negara. Oleh karena itu, partai politik dan instansi pemerintahan tidak dapat
dikategorikan sebagai masyarakat sipil.
Masyarakat sipil merujuk pada sesuatu yang non-komersial, bukan perusahaan
atau bagian dari perusahaan juga tidak berusaha untuk mencari keuntungan. Dengan
kata lain media massa, industri hiburan, koperasi, dan perusahaan bisnis tidak dapat
dianggap sebagai bagian dari masyarakat sipil. Lebih lanjut, dalam mengidentifikasi
definisi dari masyarakat sipil perlu diperhatikan bahwa kegiatan yang dianggap sebagai
bagian dari masyarakat sipil adalah ketika mereka melibatkan usaha di luar sektor
negara dan pasar secara sengaja serta terorganisir, hal tersebut ditujukan untuk
mempengaruhi pembentukan kebijakan dan norma dalam struktur sosial yang dibentuk
oleh negara. Oleh karena itu, istilah masyarakat sipil merujuk pada upaya kolektif
melalui asosiasi sukarela untuk mempengaruhi pembentukan aturan resmi, formal,
pengaturan hukum, dan konstruksi sosial informal.

5. Apakah yang dimaksud dengan perilaku kolektif dan gerakan sosial.


Jawab:

Perilaku kolektif adalah tindakan bersama oleh sejumlah besar orang yang didasarkan
oleh penyebab atau masalah yang sama, namun bersifat jangka pendek. Sementara
gerakan sosial adalah tindakan bersama yang terorganisasi, memiliki kepentingan dan
tujuan bersama, dan dilakukan dengan kesengajaan serta dalam jangka waktu yang
panjang.

Anda mungkin juga menyukai