Politik Dalam Perspektif Islam Islam menyebut politik dengan istilah Siyasah. Jika yang dimaksud politik adalah siyasah mengatur segenap urusan umat, maka Islam sangat menekankan pentingnya siyasah. Bahkan Islam sangat mencela orang-orang yang tidak mau tahu terhadap urusan umat. Tetapi jika siyasah diartikan sebagai orientasi kekuasaan, maka sesungguhnya islam memandang kekuasaan hanya sebagai sarana menyempurnakan pengabdian kepada Allah. Tapi islam hanya menjadi sarana dalam masalah kekuasaan Sampai batasan tertentu, islam memang memiliki konsep yang khas tentang politik. Akan tetapi,tentu saja Islam tetap terbuka terhadap berbagai konsep politik yang senantiasa muncul untuk kemudian bisa melengkapi konsep yang sudah ada, sepanjang tidak bertentangan dengan konsep Islam yang sudah ada. Islam dan politik adalah dua hal yang integral. Oleh karena itu, Islam tidak bisa dilepaskan dari aturan yang mengatur urusan masyarakat dan negara, sebab Islam bukanlah agama yang mengatur ibadah secara individu saja. Namun, Islam juga mengajarkan bagaimana bentuk kepedulian kaum muslimin dengan segala urusan umat yang menyangkut Kepentingan dan kemaslahatan mereka, mengetahui apa yang diberlakukan penguasa terhadap rakyat, serta menjadi pencegah adanya kedzaliman oleh penguasa. Relasi Agama Dan Negara Dalam relasi ini, penataan hubungan antara agama dan negara juga bisa dibangun atas dasar checks and balances (saling mengontrol dan mengimbangi). Dalam konteks ini, kecenderungan negara untuk hegemoni sehingga mudah terjerumus bertindak represif Terhadap warga negaranya harus dikontrol dan diimbangi nilai ajaran agama-agama yang Mengutamakan menebarkan rahmatan lil alamin atau rahmat bagi seluruh penghuni alam semesta dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Di sisi lain, terbukanya kemungkinan agama-agama disalahgunakan sebagai sumber dan landasan praktik-praktik otoritarianisme juga harus dikontrol dan diimbangi peraturan dan norma kehidupan kemasyarakatan yang demokratis yang dijamin dan dilindungi negara. Relasi ini merupakan jalan tengah dan bisa diterima semua kalangan. Baik secara historis maupun secara yuridis negara Indonesia dalam hal relasinya dengan agama menggunakan paradigma Pancasila. Indonesia bukan negara agama karena negara agama hanya Mendasarkan diri pada satu agama, tetapi negara Pancasila juga bukan negara sekuler karena negara sekuler sama sekali tidak mau terlibat dalam urusan agama. MUHAMMADIYAH Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh Muhammad Darwisy atau yang lebih dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan di Kauman, Yogyakarta pada tanggal 08 Dzulhijjah 1330 H/ 18 November 1912 sebagai tanggapan terhadap berbagai saran dari sahabat dan murid-muridnya mengenai upaya untuk mendirikan sebuah lembaga yang bersifat permanen. Muhammadiyah secara etimologis berarti pengikut nabi Muhammad, karena berasal dari kata Muhammad, sementara secara terminologi berarti gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi mungkar dan tajdid, bersumber pada Alquran dan as-Sunnah. Kegiatan ini pada awalnya juga memiliki basis dakwah untuk wanita dan kaum muda berupa pengajian Sidratul Muntaha. Selain itu, peran dalam pendidikan diwujudkan dalam pendirian sekolah dasar dan sekolah lanjutan, yang dikenal sebagai Hooge School Muhammadiyah. Sekolah ini lantas berganti nama menjadi Kweek School Muhammadiyah, yang sekarang dikenal dengan nama Madrasah Mu’allimin untuk laki- laki yang bertempat di Patangpuluhan kecamatan Wirobrajan dan Madrasah Mu’allimaat untuk perempuan di Suronatan Yogyakarta. NAHDLATUL ULAMA Nahdlatul Ulama atau NU adalah salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. NU didirikan pada 31 Januari 1926. Sejarah berdirinya NU tak lepas dari peran besar sejumlah ulama yakni KH Hasyim Asy'ari, KH Wahab Hasbullah, dan KH Bisri Syansuri. NU berawal dari pesantren-pesantren yang banyak terdapat di Jawa Timur. Saat itu, kaum terpelajar menyadari butuh pendidikan dan organisasi yang kuat untuk bisa melawan penjajah. Lahirnya NU merupakan respons dari berbagai problem keagamaan, peneguhan mazhab, serta alasan-alasan kebangsaan dan sosial masyarakat. SALAFI Gerakan Salafi adalah gerakan yang mengikuti manhaj Salaf, tiga generasi awal umat Islam yang terdiri dari Sahabat, Tabi’un dan Tabi’u al-Tabi’in. Gerakan Salafi ini harus dibedakan dari gerakan Salafiyah yang diinisiasi oleh trio pembaharu Islam di Mesir pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20: Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh dan Rasyid Ridlo. Jika gerakan Salafiyah mengajak umat Islam untuk kembali kepada Al-Qur’an dan hadits, dan melakukan ijtihad penafsiran ulang atas doktrin agama dengan menggunakan rasio agar bisa menjawab tantangan zaman, gerakan Salafi menolak penafsiran berdasarkan rasio. Secara garis besar, ada 4 ajaran pokok gerakan Salafi. ● Pertama, tauhid yang dibagi menjadi rububiyah, uluhiyah, dan asma wa sifat. ● Kedua, mengikuti sunnah dan menentang bid’ah. ● Ketiga, al-wala’ wa al-bara’, yang secara singkat berarti “cinta dan benci karena Allah”. Maksudnya adalah bahwa umat Islam harus menyukai segala perbuatan untuk menjaga kehormatan Islam, dan pada saat yang sama membenci segala perilaku yang dianggap dapat merugikan Islam dan umat Islam. ● Keempat adalah taat kepada pemerintah. Menurut Salafi, dalam kondisi apapun, umat Islam wajib loyal kepada pemerintah selama mereka masih bisa menjalankan kewajiban agamanya. Umat Islam tidak dibolehkan mengritik pemerintah di depan umum, seperti melakukan demonstrasi, dan memberontak kepada pemerintah karena bisa menyebabkan kerusakan yang lebih besar. LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA Lembaga Dakwah Islam Indonesia berdiri pada 1 Juli 1972 di Kota Kediri, Jawa Timur dengan nama Yayasan Lembaga Karyawan Islam (YAKARI) sesuai Akta Notaris Mudijomo tanggal 27 Juli 1972 tentang Pembetulan Akta Tanggal 3 Januari 1972 berisi Pembentulan Tanggal Pendirian LEMKARI. Lembaga ini didirikan oleh: 1. Drs. Nur Hasyim 2. Drs. Edi Masyadi 3. Drs. Bahroni Hertanto 4. Soetojo Wirjo Atmodjo BA. 5. Wijono BA. Dalam bidang Pendidikan Keterampilan, Kepemudaan dan Olahraga, LDII menyelenggarakan kursus keorganisasian, keterampilan, perkemahan pemuda dan kegiatan Kepanduan. Dalam bidang olahraga, di antaranya menyelenggarakan Pencak Silat Persinas ASAD (Ampuh Sehat Aman Damai) yang sudah menjadi anggota IPSI, sudah mengikuti turnamen Pencak Silat tingkat Nasional, turnamen sepak bola sampai tingkat Nasional dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda pada tahun-tahun 1991, 1994, dan 1996, 2000 dan 2002. Dalam bidang kepanduan, LDII membentuk Sako Gerakan Pramuka Sekawan Persada Nusantara (Sako SPN). Dalam bidang pers, LDII membentuk Nuansa Persada. LDII peduli dan turut serta dalam pemberdayaan ekonomi rakyat dengan uji coba mengadakan kegiatan Usaha Bersama (UB) yang berbasis di tingkat Pimpinan Cabang (PC) yang berada di tingkat kecamatan yang tersebar di seluruh Indonesia. TERIMA KASIH