Anda di halaman 1dari 8

POLITIK, GERAKAN DAN

ORGANISASI ISLAM DI
INDONESIA

NURUL AZIZAH FAHRY 42221015


Politik Dalam Perspektif Islam
Islam menyebut politik dengan istilah Siyasah. Jika yang dimaksud politik adalah
siyasah mengatur segenap urusan umat, maka Islam sangat menekankan
pentingnya siyasah. Bahkan Islam sangat mencela orang-orang yang tidak mau tahu
terhadap urusan umat. Tetapi jika siyasah diartikan sebagai orientasi kekuasaan, maka
sesungguhnya islam memandang kekuasaan hanya sebagai sarana menyempurnakan
pengabdian kepada Allah. Tapi islam hanya menjadi sarana dalam masalah kekuasaan
Sampai batasan tertentu, islam memang memiliki konsep yang khas tentang politik.
Akan tetapi,tentu saja Islam tetap terbuka terhadap berbagai konsep politik yang
senantiasa muncul untuk kemudian bisa melengkapi konsep yang sudah ada, sepanjang
tidak bertentangan dengan konsep Islam yang sudah ada. Islam dan politik adalah dua
hal yang integral. Oleh karena itu, Islam tidak bisa dilepaskan dari aturan yang mengatur
urusan masyarakat dan negara, sebab Islam bukanlah agama yang mengatur ibadah
secara individu saja. Namun, Islam juga mengajarkan bagaimana bentuk kepedulian
kaum muslimin dengan segala urusan umat yang menyangkut Kepentingan dan
kemaslahatan mereka, mengetahui apa yang diberlakukan penguasa terhadap rakyat,
serta menjadi pencegah adanya kedzaliman oleh penguasa.
Relasi Agama Dan Negara
Dalam relasi ini, penataan hubungan antara agama dan negara juga bisa dibangun atas
dasar checks and balances (saling mengontrol dan mengimbangi). Dalam konteks ini,
kecenderungan negara untuk hegemoni sehingga mudah terjerumus bertindak represif
Terhadap warga negaranya harus dikontrol dan diimbangi nilai ajaran agama-agama yang
Mengutamakan menebarkan rahmatan lil alamin atau rahmat bagi seluruh penghuni alam
semesta dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Di sisi lain, terbukanya
kemungkinan agama-agama disalahgunakan sebagai sumber dan landasan praktik-praktik
otoritarianisme juga harus dikontrol dan diimbangi peraturan dan norma kehidupan
kemasyarakatan yang demokratis yang dijamin dan dilindungi negara.
Relasi ini merupakan jalan tengah dan bisa diterima semua kalangan. Baik secara historis
maupun secara yuridis negara Indonesia dalam hal relasinya dengan agama menggunakan
paradigma Pancasila. Indonesia bukan negara agama karena negara agama hanya
Mendasarkan diri pada satu agama, tetapi negara Pancasila juga bukan negara sekuler
karena negara sekuler sama sekali tidak mau terlibat dalam urusan agama.
MUHAMMADIYAH
Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh Muhammad Darwisy atau yang lebih
dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan di Kauman, Yogyakarta pada tanggal 08 Dzulhijjah
1330 H/ 18 November 1912 sebagai tanggapan terhadap berbagai saran dari sahabat dan
murid-muridnya mengenai upaya untuk mendirikan sebuah lembaga yang bersifat
permanen. Muhammadiyah secara etimologis berarti pengikut nabi Muhammad, karena
berasal dari kata Muhammad, sementara secara terminologi berarti gerakan Islam, dakwah
amar ma’ruf nahi mungkar dan tajdid, bersumber pada Alquran dan as-Sunnah. Kegiatan
ini pada awalnya juga memiliki basis dakwah untuk wanita dan kaum muda berupa
pengajian Sidratul Muntaha. Selain itu, peran dalam pendidikan diwujudkan dalam
pendirian sekolah dasar dan sekolah lanjutan, yang dikenal sebagai Hooge School
Muhammadiyah. Sekolah ini lantas berganti nama menjadi Kweek School
Muhammadiyah, yang sekarang dikenal dengan nama Madrasah Mu’allimin untuk laki-
laki yang bertempat di Patangpuluhan kecamatan Wirobrajan dan Madrasah Mu’allimaat
untuk perempuan di Suronatan Yogyakarta.
NAHDLATUL ULAMA
Nahdlatul Ulama atau NU adalah salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia.
NU didirikan pada 31 Januari 1926. Sejarah berdirinya NU tak lepas dari peran besar
sejumlah ulama yakni KH Hasyim Asy'ari, KH Wahab Hasbullah, dan KH Bisri Syansuri.
NU berawal dari pesantren-pesantren yang banyak terdapat di Jawa Timur. Saat itu, kaum
terpelajar menyadari butuh pendidikan dan organisasi yang kuat untuk bisa melawan
penjajah. Lahirnya NU merupakan respons dari berbagai problem keagamaan, peneguhan
mazhab, serta alasan-alasan kebangsaan dan sosial masyarakat.
SALAFI
Gerakan Salafi adalah gerakan yang mengikuti manhaj Salaf, tiga generasi awal umat Islam
yang terdiri dari Sahabat, Tabi’un dan Tabi’u al-Tabi’in. Gerakan Salafi ini harus dibedakan dari
gerakan Salafiyah yang diinisiasi oleh trio pembaharu Islam di Mesir pada akhir abad ke-19 dan
awal abad ke-20: Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh dan Rasyid Ridlo. Jika gerakan
Salafiyah mengajak umat Islam untuk kembali kepada Al-Qur’an dan hadits, dan melakukan ijtihad 
penafsiran ulang atas doktrin agama dengan menggunakan rasio agar bisa menjawab tantangan
zaman, gerakan Salafi menolak penafsiran berdasarkan rasio. Secara garis besar, ada 4 ajaran pokok
gerakan Salafi.
● Pertama, tauhid yang dibagi menjadi rububiyah, uluhiyah, dan asma wa sifat.
● Kedua, mengikuti sunnah dan menentang bid’ah.
● Ketiga, al-wala’ wa al-bara’, yang secara singkat berarti “cinta dan benci karena Allah”.
Maksudnya adalah bahwa umat Islam harus menyukai segala perbuatan untuk menjaga
kehormatan Islam, dan pada saat yang sama membenci segala perilaku yang dianggap dapat
merugikan Islam dan umat Islam.
● Keempat adalah taat kepada pemerintah.
Menurut Salafi, dalam kondisi apapun, umat Islam wajib loyal kepada pemerintah selama mereka
masih bisa menjalankan kewajiban agamanya. Umat Islam tidak dibolehkan mengritik pemerintah
di depan umum, seperti melakukan demonstrasi, dan memberontak kepada pemerintah karena bisa
menyebabkan kerusakan yang lebih besar.
LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA
Lembaga Dakwah Islam Indonesia berdiri pada 1 Juli 1972 di Kota Kediri, Jawa Timur dengan nama
Yayasan Lembaga Karyawan Islam (YAKARI) sesuai Akta Notaris Mudijomo tanggal 27 Juli 1972 tentang
Pembetulan Akta Tanggal 3 Januari 1972 berisi Pembentulan Tanggal Pendirian LEMKARI. Lembaga ini
didirikan oleh:
1. Drs. Nur Hasyim
2. Drs. Edi Masyadi
3. Drs. Bahroni Hertanto
4. Soetojo Wirjo Atmodjo BA.
5. Wijono BA.
Dalam bidang Pendidikan Keterampilan, Kepemudaan dan Olahraga, LDII menyelenggarakan kursus
keorganisasian, keterampilan, perkemahan pemuda dan kegiatan Kepanduan. Dalam bidang olahraga, di
antaranya menyelenggarakan Pencak Silat Persinas ASAD (Ampuh Sehat Aman Damai) yang sudah menjadi
anggota IPSI, sudah mengikuti turnamen Pencak Silat tingkat Nasional, turnamen sepak bola sampai tingkat
Nasional dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda pada tahun-tahun 1991, 1994, dan 1996, 2000 dan
2002. Dalam bidang kepanduan, LDII membentuk Sako Gerakan Pramuka Sekawan Persada Nusantara (Sako
SPN). Dalam bidang pers, LDII membentuk Nuansa Persada. LDII peduli dan turut serta dalam pemberdayaan
ekonomi rakyat dengan uji coba mengadakan kegiatan Usaha Bersama (UB) yang berbasis di tingkat Pimpinan
Cabang (PC) yang berada di tingkat kecamatan yang tersebar di seluruh Indonesia.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai