Anda di halaman 1dari 5

HIMA PERSIS yang jadi HIMAPER cuy

Usaha Menengok tinta Emas Sejarah PERSIS


dan Arah Gerakan Intelektual Mahasiswa Islam
Oleh : Shinichi Kudo

Pendahuluan
Selalu menjadi sebuah apologize dalam setiap kesempatan, bahwa umur
Himapersis yang berumur 17 tahun ini sebagai fase ABG (Anak baru gede) yang sedang
nakal-nakalnya katanya sich berbeda pandangan dengan orangtua, kadang melawan
dan keras kepala. Begitu beratkah kita menjadi anak baik? menjadi ABG berkualitas,
ABG yang tetap konsisten dalam keshalihan ditengah arus pemikiran, paradigma luar,
dan berbagai sisi negatif pergaulan. Untuk mulai berpikir ke depan, menata langkah agar
semuanya cerah dan juga indah? Ah sudahlah... sewajarnya kita malu kalau menengok
ke belakang, dan melihat banting tulang orang tua, perjuangan melelahkan orang tua.
Sebagai ABG yang puber dan selalu berniat coba-coba, orangtua terkadang positive
thinking apalagi kalau anaknya yang ABG di sekolahkan di pesantren, sebagaimana orang
tuanya dulu.
ABG yang tidak memalukan tidak kekanak-kanakan, mampu bersikap dewasa,
bijak penuh pertimbangan, berusaha keras memperjuangkan masa depan adalah harapan
kita semua, karena sejak kecil lah hakikatnya kita menanam benih unggul. Agar di fase
remaja, ataupun dewasa kita memanen hasilnya. Sekaranglah, proses yang sedang
berjalan kita flashback ke belakang, bagaimana historitas panjang orangtua di panggung
dinamika gerakan dakwah Islam dan kemajuan bangsa selama hampir beberapa decade
lampau.
PERSIS dan Akar Sejarahnya
Sejarah PERSIS (Persatuan Islam) sejak dulu hingga kini, luar biasa
mengagumkan. Penuh dengan gemerlap prestasi, dan tanggapan positif di skala nasional
maupun di kancah internasional. Kita tengok saja, tokoh-tokohnya Zam-zam, Muhammad
Yunus, Fakhruddin al Khariri, E. Abdurrahman ataupun sekaliber A. Hassan, Moh.Natsir,
Rusyad Nurdin dkk. yang turut ikut memberikan andil dalam kemajuan gerakan
pembaharuan dakwah Islam di dunia
Persatuan Islam didirikan secara resmi pada tanggal 12 September 1923 di Bandung oleh
sekelompok orang Islam yang berminat dalam studi dan aktifitas keagamaan digardai
oleh Zamzam dan Muhammad Yunus. Berbeda dengan organisasi-organisasi lain yang
berdiri pada awal abad XX, maka Persatuan Islam memiliki ciri sendiri yaitu kegiatannya
dititikbertakan pada pembentukan faham keagamaan melihat latar belakang organisasi
yang berawal dari sebuah study club, berbeda dengan corak organisasi lain sebut saja;
Budi Utomo misalnya yang berdiri tahun 1908 bergerak pada bidang pendidikan untuk

orang-orang Jawa, sementara Sarikat Islam yang diorganisasi tahun 1912 bergerak di
bidang perdagangan dan poilitik, sedang Muhammadiyyah yang juga berdiri pada tahun
1912 bergerak di bidang sosial dan keagamaan.1
Secara sepintas kalau kita melihat kultur sosio-politik kala itu, hadirmya Persatuan Islam
kala itu adalah respon dari kebangkitan gerakan pembaharuan Timur Tengah disebut Pan
Islamisme (Jamaluddin al Afghani, Rasyid Ridha, Muhammad Abduh dkk) yang dibawa
tokoh-tokoh Persatuan Islam kala itu yang sedang melaksanakan Ibadah Haji, berdagang
dan juga studi disana. Ruh kebangkitan Gerakan Pembaharuan ini masuk ke Indonesia,
secara konsentrasi berupaya mengembalikan asas hukum pada Al Quran dan As Sunnah
yang shahih, membasmi TBC (Takhayul, Bidah, dan Khurafat), menghilangkan taqlid
dan fanatisme berlebihan pada imam madzhab. Pemikiran-pemikiran tersebutlah yang
pada akhirnya banyak mewarnai faham, gerak, dan langkah perjuangan Persatuan Islam.
Pedoman Pokok Perjuangan
Prinsip-prinsip perjuangan Persatuan Islam tertuang dalam bentuk dasar, tujuan, bentuk,
sifat serta rencana kegiatan atau yang diistilahkan dengan rencana Jihad. Semua itu
tercantum dalam Anggaran Dasar organisasi atau Qanun Asasi. Dalam bab 1 pasal 2
disebutkan bahwa dasar Persatuan Islam ialah Islam yang bertujuan 1. Melaksanakan
seluruh ajaran Islam dalam setiap segi kehidupan anggota dalam masyarakat 2.
Menempatkan ummat Islam pada ajaran Islam yang murni berdasarkan Al Quran dan As
Sunnah, baik dalam aqidah (kepercayaan, keyakinan) maupun syariat (hukum agama).
Dalam kehidupannya, organisasi ini mempunyai suatu bentuk atau sistem kehidupan
bersatu (jamaah) yang mempunyai pimpinan (imamah) dan kekuasaan (imarah). Ketiga
unsur ini menjadi ciri kehidupan Persatuan Islam sebagaimana yang telah dicontohkan
Rasulullah. Persatuan Islam dalam rangka mencapai tujuan yang telah dicita-citakan,
telah menyusun rencana kegiatan yang dicantumkan dalam fasal 4 tentang Rencana
Jihad. Rencana itu terdiri dari Rencana Umum dan Khusus.2
Rencana Umum ialah 1. Mengadakan hubungan kerjasama dengan organisasi-organisasi
dan pergerakan Islam di Indonesia dan seluruh dunia Islam. 2. Melakukan amarmaruf
dan nahi munkar kapan dan dimana saja serta membela dan menyelamatkan umat Islam
dari serangan golongan anti Islam dengan cara yang benar sesuai dengan ajaran al Quran
dan As Sunnah. 3. Memberikan jawaban dan perlawanan terhadapa tantangan aliran yang
mengancam kehidupan agama pada umumnya dan islam khususnya, sehingga agama
allah menjadi tegak dan kukuh. 4. Menghidupkan dan memelihara semangat perjuangan
(ruhul jihad) dan ijtihad di kalangan anggota khususnya dan ummat islam umumnya 5.
1

Howard M.Federspiel, Persatuan Islam: Islamic Reform in Twentieth Century


Indonesia (Ithaca, New York : Modern Indonesia Project South East Asia Program,
1970) hlm.11.
2
Sumber manuskrip QA-QD Persatuan Islam yang dihimpun oleh PP.Persatuan Islam
di Bandung, tahun. 1968, hlm.6.

Membasmi bidah, khurafat, dan takhayul (ajaran atau dongeng yang bukan-bukan),
taqlid serta syirik dikalangan anggota khususnya dan ummat islam umumnya 6.
Mengadakan kegiatan dakwah baik lisan, tulisan dan amal perbuatan dalam masyarakat
yang sejalan dengan ajaran al Quran dan As Sunnah.
Rencana Khusus ialah : 1. Mendidik para anggota untuk menjadi hamba Allah yang
mengamalkan ajaran Islam sesempurna-sempurnanya dengan penuh tanggung jawab,
serta menjadi teladan (uswah hasanah) bagi keluarga dan masyarakat sekelilingnya 2.
Membina anggota menjadi pemeluk dan pembela Islam yang mampu bertindak sebagai
muballigh dengan jalan memperdalam pengertian dan memperkaya ilmu-ilmu yang
berkenaan dengan hukum islam dan jaran islam. 3. Mengadakan, memelihara, dan
memakmurkan masjid serta mushalla, memelihara waqaf dan mengkoordinasi zakat
dengan jalan memimpin peribadahan ummat Islam berdasarkan al Quran dan AsSunnah
yang sebenarnya untuk membuktikan hidupnya semangat iman dan takwa 4. Mendirikan
lembaga-lembaga pendidikan dan pengajaran untuk menanamkan dan mengukuhkan
pengertian akidah, ibadah, dan akhlaq Islam 5. Memperkaya perpustakaan Islam dengan
jalan menerbitkan buku-buku tentang agama untuk memperluas dan menyebarkan faham
wajibkembali kepada Al Quran dan As Sunnah 6. Mengadakan kegiatan kemasyarakatan
lainnya sejalan dengan tujuan organisasi serta tidak menyimpang dari ajaran-ajaran islam
sesuai dengan Al Quran dan As Sunnah.
Tokoh-tokoh Persatuan Islam dan perannya dalam persoalan Kebangsaan
Zam zam, Muhammad Yunus, Fakhruddin al Kahiri, E. Abdurrahmaan adalah tokohtokoh lama di kalangan perstuan Islam di samping Hassan dan Natsir sendiri. 3Ketika
Persatuan Islam secara resmi di reorganisasi setelah pengakuan kedaulatan pada tahun
1948, Muhammad Isa Anshari terpilih menjadi ketua umum sampai tahun 1961.
Muhammad Natsir, meskipun menjadi ketua partasi Masyumi pada thun 1949 masih
menjalin ikatan dengan Persis bahkan membantu pembangunan pesantren Bangil pada
tahun 1950. Hassan kembali menjadi seorang tokoh penting dalam pendidikan serta
menganjurkan agar Islam selalu tampil dalam masalah-masalah nasional. E.
Abdurrahmaan yang menggantikan Isa Anshari sebagai ketua umum. Dia secara
sungguh-sungguh mengendalikan dan memimpin organisasi serta mempersatukan sikap
selama masa kegoncangan politik dan kesulitan ekonomi Indonesia. Haji Muhammad
Munawar Khalil mewakili Persis pada lembaga ulama Islam Departemen Agama, sampai
akhir hayatnya tahun 1962.
Melalui serangkaian pidato, artikel koran dan majalah, brosur, buku-buku, serta
manifesto M. Natsir dan Isa Anshary memperlihatkan dan mempublikasikan sikap
mereka mengenai isu-isu politik terkini, terutama mengenai Islam sebagai dasar negara
3

DR. Syafiq Mughni, Hassan Bandung:Pemikir Islam Radikal,(Surabaya :PT. Bina


Ilmu,1994)hlm.53

dan kemungkinan mempersatukan Indonesia dengan Islam4 Bahkan bukan hanya Natsir
dan Isa Anshary yang secara resmi bergerak di bawah payung Masyumi, A.Hassan pun
pada masa itu tertantang untuk menulis masalah-masalah politik kenegaraan. Sebelum
kemerdekaan, A.Hassan menerbitkan buku berjudul Islam dan Kebangsaan serta
melakukan dialog-dialog intensif dengan Soekarno mengenai masalah-masalah Islam dan
negara. Setelah kemerdekaan A. Hassan terlihat mendukung Republik Indonesia dalam
berbagai tulisannya, sama halnya dengan Natsir dan Anshary.
Organisasi Gerakan Dakwah Mahasiswa, awal mula lahirnya Calon-calon
Intelektual Muda dan Calon Pemimpin Bangsa
Adanya organisasi-organisasi Islam yang bermuatan gerakan kemahasiswaan, menjadi
salah satu media munculnya benih-benih kader-kader intelektual Muslim di perguruan
tinggi Islam dan lainnya. Organisasi-organisasi ini menjadi tempat pengkaderan caloncalon pemimpin dan intelektual Muslim. Dan mempunyai peran signifikan dalam
pergulatan intelektual dan pergerakan di Indonesia pada massa-massa selanjutnya.
5
Melalui organisasi-organisasi inilah diproduksi para intelektual yang memainkan
peranan penting dalam percaturan pemikiran politik bangsa. Selain itu setiap gerakan
yang diusung oleh organisasi-organisasi kemahasiswaan Islam mempunyai sumbangsih
yang tidak sedikit juga demi kemajuan dakwah Islam baik itu lewat media ataupun
kegiatan-kegiatan berbasis dakwah. Perkembangan tersebut, mengalami perkembangan
signifikan antara decade akhir 98 sampai awal 2000an mengikuti berkembangnya
perguruan tinggi Islam dan umum. Yang begitu mencolok adalah kegiatan-kegiatan
berupa halaqah-halaqah kecil, dan acara-acara bermuatan Islam mengiringi lahirnya
figure-figur dakwah yang siap menjadi pemimpin masa depan Islam. Namun, seperti
biasa ada saja yang akhirnya terjerat kasus di ranah politik dan membawa dampak
negative bagi nama baik parpol. Yang paling gress, saat ormawa yang terorganisir
menguasai parlemen sehingga ikatan alumni organisasi pun ikut berperan dalam
membuat dinasti monarki di meja pemerintahan. Kongkalikong ini jelas sarat muatan
pragmatis, dan melencengkan gerakan kemahasiswaan Islam dari jalurnya.
Organisasi kemahasiswaan Islam ABG yang baru mulai merangkak, HimaPersis
mencoba maju menawarkan gagasan baru dengan ldeologi Ulul Albab, dengan misi
membangun Peradaban Ulul Albab, mencetak kader Ulama yang Intelektual, dan
Intelektual yang Ulama. Harapan bukan sekedar harapan, bukti kongkrit dengan kerja
Nyata adalah proses yang harus dilalui dengan penuh kedewasaan dan elegan. Bukan lagi
tersemat gelar, HimaPercuy (cuy sebagai kata gau;l dalam pergaulan).Ingat! bukan
sebagai organisasi berlabel paguyuban hanya karena pernah satu almamater di
Pesantren PERSIS. Tapi inilah Hima PERSIS, organisasi kemahasiswaan Islam yang siap
4

Tiar Anwar Bahctiar M.hum, Lajur-lajur Pemikiran Islam ; Kilasan Pergulatan gerakan
Intelektual Islam di Indonesia (Depok: Komunitas Nuun. 2011) hlm.34-35.
5
Ibid.45.

menyabet prestasi, tidak bikin malu, dan mampu membanggakan orang tua. Tidak
terbayang andaikata, A.Hassan dan M. Natsir masih hidup mungkin akan keluar air mata
dari kedua matanya melihat calon pemimpin bangsa, intelektual muda yang berjuang di
ruang lingkup kampus dan bangsa ini tak mampu berbuat apa-apa demi kemajuan
Agama, Bangsa dan Negara. Wallahu Alaam
Garut, STAIPI 03 November.

Anda mungkin juga menyukai