Anda di halaman 1dari 13

TUGAS SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

PERANAN ORGANISASI ISLAM DAN TOKOHNYA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

1. ANDI REZKY RAJAMUDDIN


2. BUNGA AULIA LESTARI
3. EKA PUTRI LESTARI
4. FATHIR
5. MUH. NUR ALIM
6. NIA
7. SALSABILA

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1

KOTA KENDARI

2023/2024
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dankarunia-
Nya sehingga kami dapat menysun makalah dengan judul “Peranan Organisasi Islam dan
Tokohnya” dengan baik.

Adapun maksud dan tujuan kami menyusun makalah ini adalah untuk menambah
wawasan tentang “Peranan Organisasi Islam dan Tokohnya” bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Penulis menyadari, makalah yang kami susun masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Kendari, 13 March 2024

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan islam di Indonesia ditandai dengan munculnya fenomena menguatnya


religuisitas umat islam. Fenomena yang sering ditengarai seabagai kebangkitan islam ini
muncul dalam bentuk meningkatnya kegiatan peribadatan, semakin banyaknya pengajian,
merebaknya busana yang islami, dan munculnya partai-partai serta organisasi yang memakai
platform islam. Pada masa setelah kemerdekaan banyak organsasi dan partai-partai islam
yang bermunculan dengan corak dan warna yang berbeda-beda. Ada yang bergerak dalam
bidang politik, sosial budaya, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya. Namun, semuanya
memiliki tujuan yang sama, yaitu memajukan bangsa Indonesia khususnya umat islam.

Begitu banyak organisasi- organisasi islam yang muncul di Indonesia, baik yang
sudah berdiri sebelum masa kemerdekaan maupun setelah masa kemerdekaan. Beberapa
organisasi islam yang besar di Indonesia yaitu, Muhammadiyah, Nahdhotul Ulama (NU),
Persatuan Islam (PERSIS). Ketiga organisasi islam tersebut memiliki peran yang cukup besar
bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu, dalam makalah ini saya akan membahas mengenai
ketiga organisasi islam tersebut. Harapannya semoga makalah ini dapat memberikan
pengetahuan yang lebih kepada pembaca menegenai organisasi-organisasi islam tersebut.
Sehingga kita dapat mengambil pelajaran dan hikmah dari semangat perjuangan organisasi-
organisasi islam tersebut.

B. Runusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dikaji pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Bagaimana latar belakang atau sejarah berdirinya organisasi-organisasi islam?
2) Apa tujuan didirikannya organisasi-organisasi islam?
3) Apa peranan penting dari organisasi-organisasi islam?
4) Siapa saja tokoh-tokoh dalam organisasi-organisasi islam?

C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada makalah ini adalah sebagai berikut.
1) Untuk menjelaskan latar belakang atau sejarah berdirinya organisasi-organisasi
islam?
2) Untuk menjelaskan tujuan didirikannya organisasi-organisasi islam?
3) Untuk menjelaskan peranan penting organisasi-organisasi islam?
4) Untuk menjelaskan siapa saja tokoh-tokoh dalam organisasi-organisasi islam?

C. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh pada makalah ini adalah sebagi berikut.
1) Dapat menjelaskan latar belakang atau sejarah berdirinya organisasi-organisasi
islam?
2) Dapat menjelaskan tujuan didirikannya organisasi-organisasi islam?
3) Dapat menjelaskan peranan penting organisasi-organisasi islam?
4) Dapat menjelaskan siapa saja tokoh-tokoh dalam organisasi-organisasi islam?
BAB 11
PEMBAHASAN

A. Nahdlatul Ulama (NU)

1. Latar Belakang

Nahdlatul Ulama (NU) adalah salah satu organisasi Islam terbesar dengan jumlah
anggota terbanyak di Indonesia, dan merupakan suatu organisasi yang berbasis massa di
bawah kepemimpinan ulama. Keyakinan yang mendalam terhadap berbagai pemikiran,
gagasan, konsep di segala hal, serta metode-metode yang diusung NU diyakini sebagai kunci
utama NU untuk dapat eksis dan terus bertahan hingga hari ini. Untuk memahami NU
sebagai jam'iyyah diniyah (organisasi keagamaan) secara tepat, belumlah cukup dengan
melihat dari sudut formal sejak ia lahir. Sebab jauh sebelum NU lahir dalam bentuk jam'iyyah
(organisasi), ia terlebih dahulu ada dan berwujud jama'ah (community) yang terikat kuat oleh
aktivitas sosial keagamaan yang mempunyai karakteristik tersendiri.

Lahirnya jam'iyyah NU tidak ubahnya seperti mewadahi suatu barang yang sudah
ada. Dengan kata lain, wujud NU sebagai organisasi keagamaan itu, hanyalah sekedar
penegasan formal dari mekanisme informal para ulama sepaham, pemegang teguh salah satu
dari empat mazhab: Syafi'i, Maliki, Hanafi, dan Hambali yang sudah berjalan dan sudah ada
jauh sebelum lahirnya jam'iyyah NU.

2. Tujuan

Tujuan didirikannya NU adalah memelihara, melestarikan, mengembangkan dan


mengamalkan ajaran Islam Ahlusunnah wal jamaah yang menganut salah satu dari mazhab
empat, dan mempersatukan langkah para ulama dan pengikut-pengikutnya serta melakukan
kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan kemaslahatan masyarakat, kemajuan
bangsa dan ketinggian harkat serta martabat manusia.8 Dan untuk mewujudkan tujuan
tersebut, maka NU melaksanakan usaha-usaha sebagai berikut:

1. Di bidang agama mengupayakan terlaksananya ajaran Islam yang menganut faham


Ahlusunnah Wal Jamaah dan menurut salah satu mazhab empat dalam masyarakat dengan
melaksanakan dakwah Islamiyah dan Amar Ma'ruf Nahi Munkar.

2. Di bidang pendidikan, pengajaran dan kebudayaan mengupayakan terwujudnya


penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran serta pengembangan kebudayaan yang sesuai
dengan ajaran Islam untuk membina umat agar menjadi muslim yang taqwa dan berbudi
luhur.

3. Di bidang sosial, mengupayakan terwujudnya pembangunan ekonomi untuk pemerataan


kesempatan berusaha dan menikmati hasil-hasil pembangunan, dengan pengutamakan
tumbuh dan berkembangnya ekonomi kerakyatan.
4. Mengembangkan usaha-usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat
banyak guna terwujudnya Khaira Ummah.

3. Peranan Penting

Untuk itu kehadiran NU memiliki peranan yang penting untuk Indonesia di antaranya
melakukan perubahan-perubahan dalam sikap dan pandangan dunia banyak kalangan
Muslim, khususnya dalam beradaptasi dengan tantangan-tantangan modernisasi. Peranan ini
terkadang disalahpahami oleh para pengamat. Mereka melihat NU sebagai penghubung,
antara negara modern dan masyarakat tradisional. Clifford Geertz, misalnya menempatkan
kiai NU sebagai "makelar budaya". Tetapi penggunaan istilah ini, juga dengan pemahaman
suatu proses di mana "makelar budaya" melakukan seleksi mana budaya yang bisa diterima
dan mana yang harus ditolak mengimplikasikan seolah "para makelar budaya" itu sendiri
tidak memiliki pandangan dan pendekatan-pendekatan yang orisinil. Pandangan tentang
peranan kiai pesantren ini, yang tercatat sebagai salah satu eleman terpenting dalam
kepemimpinan NU, telah dibantah oleh hasil penelitian Hiroko Horikhosi. Hasil studinya
mengenai fungsi sosial kiai di Jawa Barat menunjukkan bahwa daya dorong perubahan itu
datang dari dalam inti pemikiran agama, yang mengiring interaksi yang panjang dengan
modernisasi itu sendiri.

Sebagai suatu gambaran mengenai peran yang dimainkan oleh NU dalam


hubungannya dengan perubahan sosial, dapat dilihat pada keputusan mengorganisir melalui
RMI (Rabithah Ma'ahid Islamiyah), serial forum yang mendiskusikan hubungan-hubungan
antara ajaran Islam yang mapan dan aspek-aspek kehidupan modern yang beragam seperti
ilmu pengetahuan dan teknologi, pembaharuan hukum, peranan parlemen dan pembuat
undang-undang lokal, transplantasi organ tubuh manusia, dan fungsi lembaga-lembaga
ekonomi modern seperti perusahan asuransi dan pertukaran saham.

4. Tokoh tokoh dalam organisasi Nahdlatul Ulama

1.) KH Hasyim Asy'ari

KH Hasyim Asy'ari lahir pada 14 Februari 1871 di Gedang, Jombang, Jawa Timur. Ia
adalah putra ketiga dari pasangan Kiai Asy'ari dan Nyai Halimah. Setelah mengenyam
pendidikan di Jawa dan Mekkah, ia kemudian mendirikan NU bersama beberapa tokoh Islam
lainnya di Jawa Timur. Selain menjadi salah satu tokoh pendiri NU, KH Hasyim Asy'ari juga
dikenal sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia. Perjuangannya melawan penjajahan
terhadap Indonesia juga ia aplikasikan dengan mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng di
Jombang. Tebuireng dianggapnya sebagai simbol perlawanan atas modernisasi dan
industrialisasi penjajah yang memeras sumber daya rakyat. Bahkan KH Hasyim Asy'ari
mengeluarkan fatwa haram bagi rakyat Indonesia saat itu yang pergi haji dengan fasilitas dari
Belanda.
2.) KH Abdul Wahab Hasbullah

Selain KH Hasyim Asy'ari, KH Abdul Wahab Hasbullah juga berperan dalam


mendirikan organisasi Islam NU. Bahkan KH Abdul Wahab Hasbullah mendirikan media
massa atau surat kabar "Soeara Nahdlatul Oelama" dan "Berita Nahdlatul Ulama". KH Abdul
Wahab Hasbullah lahir di Jombang pada 31 Maret 1888 dan tumbuh menjadi seorang ulama
yang memiliki pandangan modern. Ia adalah ulama yang memelopori kebebasan berpikir
untuk kalangan umat Islam di Indonesia. Pemikiran itu ia tuangkan dengan mendirikan
kelompok diskusi bernama Tashwirul Afkar di Surabaya pada 1941. Seiring berjalannya
waktu, kelompok diskusi ini berkembang dan sangat populer di kalangan pemuda dan bahkan
menjadi ajang komunikasi dan tukar informasi antartokoh nasional.

B. Muhammadiyah

1. Latar Belakang:

Muhammadiyah memiliki latar belakang yang dimulai pada awal abad ke-20.
Tepatnya pada saat Indonesia dijajah koloni Belanda yang telah lama mendapatkan pengaruh
budaya Barat. Pada masa itu, keadaan umat Islam di Indonesia juga ditandai dengan
perpecahan dan kebingungan teologis. Gerakan-gerakan reformis di dunia Islam, seperti
Wahabi di Arab Saudi dan Sanusi di Libya, memberikan inspirasi bagi para pemuda muslim
Indonesia untuk melakukan perubahan dalam masyarakat dan agama mereka sendiri.

2. Tujuan dan prinsip:

Muhammadiyah dibentuk dengan tujuan untuk mengajarkan Islam yang bersifat


moderat, mendorong pendidikan Islam yang berkualitas, dan memperbaiki kondisi sosial dan
ekonomi umat Muslim. Prinsip-prinsip Muhammadiyah adalah tauhid (keyakinan akan
keesaan Allah), risalah (kepercayaan pada kenabian Muhammad), dan akhlak mulia (budi
pekerti yang baik).Organisasi Muhammadiyah ini juga merupakan gerakan reformis
Indonesia. Muhammadiyah menganut pemikiran Islam yang moderat dan inklusif. Organisasi
ini mengajarkan nilai-nilai toleransi, perdamaian, dan kerukunan antarumat beragama.

Muhammadiyah juga mempromosikan pendekatan keislaman yang terbuka terhadap


kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menekankan pentingnya pendidikan dalam
memahami ajaran Islam. Muhammadiyah melakukan berbagai aktivitas dalam mewujudkan
tujuan dan prinsipnya. Organisasi ini mendirikan sekolah-sekolah, pesantren, dan perguruan
tinggi Islam yang memberikan pendidikan yang berkualitas. Selain itu, Muhammadiyah juga
terlibat dalam bidang kesehatan, pemberdayaan ekonomi, dan pelayanan sosial bagi
masyarakat.

3. Peranan Penting
Muhammadiyah tumbuh pesat setelah didirikan. Dengan adanya cabang-cabang di
berbagai daerah, organisasi ini memperluas pengaruhnya di kalangan umat Muslim
Indonesia. Muhammadiyah juga memainkan peran penting dalam gerakan nasional
Indonesia, terutama dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda dan memperjuangkan
kemerdekaan negara.

Muhammadiyah hingga saat ini tetap menjadi kekuatan besar dalam masyarakat
Indonesia. Organisasi ini terus mengembangkan lembaga pendidikan, rumah sakit, dan
lembaga kesejahteraan sosial untuk melayani masyarakat. Muhammadiyah juga terlibat
dalam dialog antaragama dan berkontribusi pada pembangunan sosial-ekonomi di Indonesia.

Adapun peranan penting organisasi Muhammadiyah yaitu:

1). Peran dalam Perjuangan Kemerdekaan:

Muhammadiyah memiliki peranan selama periode perjuangan kemerdekaan Indonesia.


Muhammadiyah aktif terlibat dalam perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Para anggota
Muhammadiyah berkontribusi dalam upaya melawan kolonialisme, baik secara politik
maupun sosial. Salah satu contohnya adalah peran aktif Muhammadiyah dalam Sarekat Islam
pada masa itu, sebuah organisasi perjuangan yang berjuang untuk kesejahteraan umat Muslim
dan kemerdekaan Indonesia.

2). Peran dalam Kehidupan Sosial-Ekonomi:

Muhammadiyah juga berperan dalam memajukan kehidupan sosial-ekonomi umat Muslim di


Indonesia. Organisasi ini mendirikan berbagai lembaga yang berfokus pada pemberdayaan
ekonomi, seperti koperasi dan bank syariah. Melalui inisiatif ini, Muhammadiyah membantu
meningkatkan kesejahteraan umat Muslim dan memberikan alternatif dalam sistem keuangan
yang berlandaskan prinsip-prinsip Islam.

3). Peran dalam Pembangunan Bangsa:

Muhammadiyah terus memainkan peran penting dalam pembangunan bangsa Indonesia.


Organisasi ini aktif dalam bidang kesehatan dengan mendirikan rumah sakit dan klinik,
memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat. Selain itu,
Muhammadiyah juga turut berperan dalam pemberdayaan perempuan, pendidikan karakter,
penanggulangan kemiskinan, dan penanganan bencana.

4). Berperan dalam Pengaruh Global:

Muhammadiyah tidak hanya berperan dalam konteks Indonesia, tetapi juga memiliki
pengaruh global. Organisasi ini menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga Islam di
seluruh dunia, dan beberapa cabang Muhammadiyah bahkan didirikan di luar negeri.

Melalui kolaborasi ini, Muhammadiyah berpartisipasi dalam upaya memperkuat hubungan


antarumat beragama dan mempromosikan pesan-pesan Islam yang moderat di tingkat
internasional.
4. Tokoh-tokoh dalam Organisasi Muhammadiyah

Berikut adalah beberapa tokoh Muhammadiyah yang diangkat menjadi pahlawan


nasional :

1). KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. Lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1968. KH


Ahmad Dahlan mendapat gelar Pahlawan Nasional pada tahun 1961 berdasarkan SK Presiden
No.657 pada tahun 1961.

2). Hj. Siti Walidah, pendiri gerakan perempuan Aisyiyah. Ia dinobatkan Pahlawan Nasional
pada tanggal 10 November 1971 sesuai Keputusan Presiden Nomor 42/TK.

3). Fatmawati Soekarno, ibu negara pertama yang juga menjahit sang Saka Merah Putih.
Diangkat menjadi Pahlawan Nasional berdasarkan Keppres Nomor 118/TK/200 pada tanggal
4 November tahun 2000.

4). Ir Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia. Ia menjadi anggota dan sosok yang
mencintai Muhammadiyah.

5). Jenderal Soedirman, Panglima Besar TNI yang aktif di organisasi Muhammadiyah.

6). Ir Djoeanda, Perdana Menteri dan Menteri Keuangan zaman awal republik. Ia mendapat
gelar Pahlawan Nasional dan aktif di Muhammadiyah.

7). KH Fachrudin, sosok ulama yang mendapat gelar Pahlawan Nasional berdasarkan SK
Presiden RI no.16 tahun 1964.

8). Buya Hamka, dikenal sebagai ulama, filsuf, hingga sastrawan. Ia termasuk Pahlawan
Nasional dan gerilyawan saat masa revolusi. Ia adalah ulama yang disegani dan aktif di
Muhammadiyah sampai akhir hayat.

9). Gatot Mangkoepradja, pendiri pasukan Sukarela Pembela Tanah Air atau PETA.

10). KH Mas Mansoer, ulama sekaligus negarawan. Ia merupakan anggota Badan Pengurus
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

11). Ki Bagus Hadikoesoemo, anggota BPUPKI dan Panitia Persiapan Kemerdekaan


Indonesia (PPKI).

12). Kasman Singodimedjo, Ketua Komite Nasional Indonesia Pusat (cikal bakal DPR),
anggota BPUPKI dan PPKI. Ia juga merupakan Jaksa Agung Indonesia di zaman revolusi.
Pada November 2018, ia mendapat gelar Pahlwan Nasional dari pemerintah di era Presiden
Jokowi.

13). Abdul Kahar Muzakkir, Anggota Panitia Sembilan & ikut merumuskan Pancasila.
C. Sarekat Islam (SI)

1. Latar belakang:

Sarekat Dagang Islam didirikan pada 16 Oktober 1905 oleh H. Samanhudi di Solo.
Latar belakang pendirian adalah keinginan untuk memajukan kepentingan ekonomi para
pedagang Islam di Indonesia. Pada saat itu, pedagang keturunan Tionghoa memiliki ekonomi
dan strata yang lebih tinggi dibandingkan pribumi. Di bawah kepemimpinan H. Samanhudi,
Sarekat Dagang Islam berkembang dengan pesat dan berpengaruh. Pada tahun 1912, H.O.S.
Tjokroaminoto bersama Hasan Ali Suharti mendirikan organisasi Sarekat Islam di Surabaya.
Tjokroaminoto kemudian mengubah nama Sarekat Dagang Islam menjadi Sarekat Islam.

2. Tujuan:

Pendirian Sarekat Islam bertujuan menggalang kerja sama di antara para pedagang
muslim demi memajukan perniagaan pribumi dan menyaingi pedagang etnis Cina dan juga
Tionghoa pada saat itu. Selain itu, tujuan pendirian Sarekat Islam juga adalah membangun
persaudaraan, persahabatan dan tolong-menolong di antara muslim dan mengembangkan
perekonomian rakyat.

Sarekat Islam bertujuan untuk memajukan perdagangan, memberikan pertolongan


kepada anggota-anggota yang kesusahan, baik jasmani maupun rohani, memajukan
kehidupan agama Islam, dan berjuang menuntut pemerintahan sendiri. Dalam perjuangannya,
Sarekat Islam mendapat tempat di hati rakyat.

3. Peranan Penting:

Dalam perkembangannya, SI berperan penting pada sejumlah aspek kehidupan


masyarakat. Antara lain:

1. Aspek Ekonomi

Sebelumnya SI adalah organisasi dagang, bentuk perjuangan Sarekat Islam dalam segi
ekonomi kemudian terus berlanjut. Terlebih, perdagangan rakyat kala itu tengah diatur oleh
pemerintahan kolonial belanda dan Cina. Karena itu fokus pergerakan SI masih mencakup
aspek ini.

Adapun upaya yang dilakukan SI dalam perekonomian, meliputi pembentukan


sejumlah ikatan kaum buruh. Contohnya Perserikatan Pegawai Pegadaian Bumiputera
(PPPB) pada tahun 1916, perkumpulan Vereniging Inheems Personeel B.O.W, serta
himpunan para supir di seluruh Jawa.
2. Aspek Politik

Sarekat Islam juga melebarkan sayapnya ke aspek politik. Dengan menerbitkan surat
kabar yang dinamakan Utusan Hindia, SI coba menyebarkan propaganda perjuangan.

Selain itu, perjuangan Tjokroaminoto untuk memperoleh status badan hukum bagi SI
juga dipandang sebagai langkah politik jitu yang diambilnya. Dengan pengakuan itu, Sarekat
Islam bisa mendapatkan sejumlah keuntungan politis, seperti punya wewenang dalam
melakukan tindakan hukum perdata.

3. Aspek Dakwah

Sejak didirikan, organisasi ini sudah mengarahkan pergerakannya dalam bidang


dakwah dengan melabelkan agama pada nama himpunannya. Meski aktivitas dakwahnya
tidak dilakukan secara intensif, namun tetap program SI ditujukan untuk keperluan
lingkungan anggotanya yang muslim.

4. Aspek Sosial

Bentuk perjuangan Sarekat Islam terlihat pula pada aspek sosial yang memberantas
sejumlah penyakit yang tersebar di masyarakat, yakni perjudian, meminum minuman keras,
pencurian, mencela, hingga kecanduan.

Selain itu, SI juga coba menghapus adat feodal Jawa yang merendahkan martabat manusia,
seperti kebiasaan memberi hormat dengan berjongkok dan mencium kaki para pembesar.

5. Aspek Pendidikan

Status sosial rendah akibat adanya penggolongan kelas masyarakat oleh kolonial
Belanda berdampak pada pendidikan masyarakat pribumi yang kurang. Karena ini, Sarekat
Islam mendirikan sejumlah sekolah dengan sistem pendidikan yang menyetarakan
pengetahuan umum dan ajaran Islam.

4.Tokoh-tokohdalamOrganisasiSarekatIslam

1 haji Samanhudi sebagai pendiri Sarekat Dagang Islam.

2. H. O. S Tjokroaminoto membuat akta hukum organisasi baru yang dinamakan Sarekat


Islam

3. H. Agus Salim membendung golongan komunis di tubuh Sarekat Islam

4. Abdul Muis mengeluarkan anggota SI yang telah terpengaruh paham komunis.

5. Semaoen adalah murid dari HOS Cokroaminoto

6. Alimin adalah salah satu tokoh yang cukup berpengaruh dalam SI


7. Suryopranoto Ia mendirikan kelas untuk memahami dasar Islam, bukan paham komunis.

BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan pada makalah mengenai Peranan Organisasi Islam dan Tokohnya,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
Keberadaan Syarikat Islam terlihat memberikan sumbangan positif bagi masyarakat
Indonesia . Hal ini dikarenakan adanya peran Syarikat Islam yang bergerak aktif dalam
memberikan dan memajukan pendidikan, namun tidak hanya pendidikan saja nilai-nilai
keagamaan pun dijunjung tinggi dalam setiap proses yang dilakukannya, hal ini merupakan
suatu langkah untuk mengubah individu tersebut untuk berkembang menuju ke arah yang
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

https://setkab.go.id/peran-organisasi-kemasyarakatan-islam-di-indonesia/#:~:text=Ormas
%20Islam%20diperlukan%20dalam%20menjembatani,peranan%20sebagai%20mitra
%20strategis%20pemerintah.

https://journal.iaipibandung.ac.id/index.php/ibanah/article/view/196

Anda mungkin juga menyukai