DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
KOTA KENDARI
2023/2024
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dankarunia-
Nya sehingga kami dapat menysun makalah dengan judul “Peranan Organisasi Islam dan
Tokohnya” dengan baik.
Adapun maksud dan tujuan kami menyusun makalah ini adalah untuk menambah
wawasan tentang “Peranan Organisasi Islam dan Tokohnya” bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Penulis menyadari, makalah yang kami susun masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Begitu banyak organisasi- organisasi islam yang muncul di Indonesia, baik yang
sudah berdiri sebelum masa kemerdekaan maupun setelah masa kemerdekaan. Beberapa
organisasi islam yang besar di Indonesia yaitu, Muhammadiyah, Nahdhotul Ulama (NU),
Persatuan Islam (PERSIS). Ketiga organisasi islam tersebut memiliki peran yang cukup besar
bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu, dalam makalah ini saya akan membahas mengenai
ketiga organisasi islam tersebut. Harapannya semoga makalah ini dapat memberikan
pengetahuan yang lebih kepada pembaca menegenai organisasi-organisasi islam tersebut.
Sehingga kita dapat mengambil pelajaran dan hikmah dari semangat perjuangan organisasi-
organisasi islam tersebut.
B. Runusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dikaji pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Bagaimana latar belakang atau sejarah berdirinya organisasi-organisasi islam?
2) Apa tujuan didirikannya organisasi-organisasi islam?
3) Apa peranan penting dari organisasi-organisasi islam?
4) Siapa saja tokoh-tokoh dalam organisasi-organisasi islam?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada makalah ini adalah sebagai berikut.
1) Untuk menjelaskan latar belakang atau sejarah berdirinya organisasi-organisasi
islam?
2) Untuk menjelaskan tujuan didirikannya organisasi-organisasi islam?
3) Untuk menjelaskan peranan penting organisasi-organisasi islam?
4) Untuk menjelaskan siapa saja tokoh-tokoh dalam organisasi-organisasi islam?
C. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh pada makalah ini adalah sebagi berikut.
1) Dapat menjelaskan latar belakang atau sejarah berdirinya organisasi-organisasi
islam?
2) Dapat menjelaskan tujuan didirikannya organisasi-organisasi islam?
3) Dapat menjelaskan peranan penting organisasi-organisasi islam?
4) Dapat menjelaskan siapa saja tokoh-tokoh dalam organisasi-organisasi islam?
BAB 11
PEMBAHASAN
1. Latar Belakang
Nahdlatul Ulama (NU) adalah salah satu organisasi Islam terbesar dengan jumlah
anggota terbanyak di Indonesia, dan merupakan suatu organisasi yang berbasis massa di
bawah kepemimpinan ulama. Keyakinan yang mendalam terhadap berbagai pemikiran,
gagasan, konsep di segala hal, serta metode-metode yang diusung NU diyakini sebagai kunci
utama NU untuk dapat eksis dan terus bertahan hingga hari ini. Untuk memahami NU
sebagai jam'iyyah diniyah (organisasi keagamaan) secara tepat, belumlah cukup dengan
melihat dari sudut formal sejak ia lahir. Sebab jauh sebelum NU lahir dalam bentuk jam'iyyah
(organisasi), ia terlebih dahulu ada dan berwujud jama'ah (community) yang terikat kuat oleh
aktivitas sosial keagamaan yang mempunyai karakteristik tersendiri.
Lahirnya jam'iyyah NU tidak ubahnya seperti mewadahi suatu barang yang sudah
ada. Dengan kata lain, wujud NU sebagai organisasi keagamaan itu, hanyalah sekedar
penegasan formal dari mekanisme informal para ulama sepaham, pemegang teguh salah satu
dari empat mazhab: Syafi'i, Maliki, Hanafi, dan Hambali yang sudah berjalan dan sudah ada
jauh sebelum lahirnya jam'iyyah NU.
2. Tujuan
3. Peranan Penting
Untuk itu kehadiran NU memiliki peranan yang penting untuk Indonesia di antaranya
melakukan perubahan-perubahan dalam sikap dan pandangan dunia banyak kalangan
Muslim, khususnya dalam beradaptasi dengan tantangan-tantangan modernisasi. Peranan ini
terkadang disalahpahami oleh para pengamat. Mereka melihat NU sebagai penghubung,
antara negara modern dan masyarakat tradisional. Clifford Geertz, misalnya menempatkan
kiai NU sebagai "makelar budaya". Tetapi penggunaan istilah ini, juga dengan pemahaman
suatu proses di mana "makelar budaya" melakukan seleksi mana budaya yang bisa diterima
dan mana yang harus ditolak mengimplikasikan seolah "para makelar budaya" itu sendiri
tidak memiliki pandangan dan pendekatan-pendekatan yang orisinil. Pandangan tentang
peranan kiai pesantren ini, yang tercatat sebagai salah satu eleman terpenting dalam
kepemimpinan NU, telah dibantah oleh hasil penelitian Hiroko Horikhosi. Hasil studinya
mengenai fungsi sosial kiai di Jawa Barat menunjukkan bahwa daya dorong perubahan itu
datang dari dalam inti pemikiran agama, yang mengiring interaksi yang panjang dengan
modernisasi itu sendiri.
KH Hasyim Asy'ari lahir pada 14 Februari 1871 di Gedang, Jombang, Jawa Timur. Ia
adalah putra ketiga dari pasangan Kiai Asy'ari dan Nyai Halimah. Setelah mengenyam
pendidikan di Jawa dan Mekkah, ia kemudian mendirikan NU bersama beberapa tokoh Islam
lainnya di Jawa Timur. Selain menjadi salah satu tokoh pendiri NU, KH Hasyim Asy'ari juga
dikenal sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia. Perjuangannya melawan penjajahan
terhadap Indonesia juga ia aplikasikan dengan mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng di
Jombang. Tebuireng dianggapnya sebagai simbol perlawanan atas modernisasi dan
industrialisasi penjajah yang memeras sumber daya rakyat. Bahkan KH Hasyim Asy'ari
mengeluarkan fatwa haram bagi rakyat Indonesia saat itu yang pergi haji dengan fasilitas dari
Belanda.
2.) KH Abdul Wahab Hasbullah
B. Muhammadiyah
1. Latar Belakang:
Muhammadiyah memiliki latar belakang yang dimulai pada awal abad ke-20.
Tepatnya pada saat Indonesia dijajah koloni Belanda yang telah lama mendapatkan pengaruh
budaya Barat. Pada masa itu, keadaan umat Islam di Indonesia juga ditandai dengan
perpecahan dan kebingungan teologis. Gerakan-gerakan reformis di dunia Islam, seperti
Wahabi di Arab Saudi dan Sanusi di Libya, memberikan inspirasi bagi para pemuda muslim
Indonesia untuk melakukan perubahan dalam masyarakat dan agama mereka sendiri.
3. Peranan Penting
Muhammadiyah tumbuh pesat setelah didirikan. Dengan adanya cabang-cabang di
berbagai daerah, organisasi ini memperluas pengaruhnya di kalangan umat Muslim
Indonesia. Muhammadiyah juga memainkan peran penting dalam gerakan nasional
Indonesia, terutama dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda dan memperjuangkan
kemerdekaan negara.
Muhammadiyah hingga saat ini tetap menjadi kekuatan besar dalam masyarakat
Indonesia. Organisasi ini terus mengembangkan lembaga pendidikan, rumah sakit, dan
lembaga kesejahteraan sosial untuk melayani masyarakat. Muhammadiyah juga terlibat
dalam dialog antaragama dan berkontribusi pada pembangunan sosial-ekonomi di Indonesia.
Muhammadiyah tidak hanya berperan dalam konteks Indonesia, tetapi juga memiliki
pengaruh global. Organisasi ini menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga Islam di
seluruh dunia, dan beberapa cabang Muhammadiyah bahkan didirikan di luar negeri.
2). Hj. Siti Walidah, pendiri gerakan perempuan Aisyiyah. Ia dinobatkan Pahlawan Nasional
pada tanggal 10 November 1971 sesuai Keputusan Presiden Nomor 42/TK.
3). Fatmawati Soekarno, ibu negara pertama yang juga menjahit sang Saka Merah Putih.
Diangkat menjadi Pahlawan Nasional berdasarkan Keppres Nomor 118/TK/200 pada tanggal
4 November tahun 2000.
4). Ir Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia. Ia menjadi anggota dan sosok yang
mencintai Muhammadiyah.
5). Jenderal Soedirman, Panglima Besar TNI yang aktif di organisasi Muhammadiyah.
6). Ir Djoeanda, Perdana Menteri dan Menteri Keuangan zaman awal republik. Ia mendapat
gelar Pahlawan Nasional dan aktif di Muhammadiyah.
7). KH Fachrudin, sosok ulama yang mendapat gelar Pahlawan Nasional berdasarkan SK
Presiden RI no.16 tahun 1964.
8). Buya Hamka, dikenal sebagai ulama, filsuf, hingga sastrawan. Ia termasuk Pahlawan
Nasional dan gerilyawan saat masa revolusi. Ia adalah ulama yang disegani dan aktif di
Muhammadiyah sampai akhir hayat.
9). Gatot Mangkoepradja, pendiri pasukan Sukarela Pembela Tanah Air atau PETA.
10). KH Mas Mansoer, ulama sekaligus negarawan. Ia merupakan anggota Badan Pengurus
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
12). Kasman Singodimedjo, Ketua Komite Nasional Indonesia Pusat (cikal bakal DPR),
anggota BPUPKI dan PPKI. Ia juga merupakan Jaksa Agung Indonesia di zaman revolusi.
Pada November 2018, ia mendapat gelar Pahlwan Nasional dari pemerintah di era Presiden
Jokowi.
13). Abdul Kahar Muzakkir, Anggota Panitia Sembilan & ikut merumuskan Pancasila.
C. Sarekat Islam (SI)
1. Latar belakang:
Sarekat Dagang Islam didirikan pada 16 Oktober 1905 oleh H. Samanhudi di Solo.
Latar belakang pendirian adalah keinginan untuk memajukan kepentingan ekonomi para
pedagang Islam di Indonesia. Pada saat itu, pedagang keturunan Tionghoa memiliki ekonomi
dan strata yang lebih tinggi dibandingkan pribumi. Di bawah kepemimpinan H. Samanhudi,
Sarekat Dagang Islam berkembang dengan pesat dan berpengaruh. Pada tahun 1912, H.O.S.
Tjokroaminoto bersama Hasan Ali Suharti mendirikan organisasi Sarekat Islam di Surabaya.
Tjokroaminoto kemudian mengubah nama Sarekat Dagang Islam menjadi Sarekat Islam.
2. Tujuan:
Pendirian Sarekat Islam bertujuan menggalang kerja sama di antara para pedagang
muslim demi memajukan perniagaan pribumi dan menyaingi pedagang etnis Cina dan juga
Tionghoa pada saat itu. Selain itu, tujuan pendirian Sarekat Islam juga adalah membangun
persaudaraan, persahabatan dan tolong-menolong di antara muslim dan mengembangkan
perekonomian rakyat.
3. Peranan Penting:
1. Aspek Ekonomi
Sebelumnya SI adalah organisasi dagang, bentuk perjuangan Sarekat Islam dalam segi
ekonomi kemudian terus berlanjut. Terlebih, perdagangan rakyat kala itu tengah diatur oleh
pemerintahan kolonial belanda dan Cina. Karena itu fokus pergerakan SI masih mencakup
aspek ini.
Sarekat Islam juga melebarkan sayapnya ke aspek politik. Dengan menerbitkan surat
kabar yang dinamakan Utusan Hindia, SI coba menyebarkan propaganda perjuangan.
Selain itu, perjuangan Tjokroaminoto untuk memperoleh status badan hukum bagi SI
juga dipandang sebagai langkah politik jitu yang diambilnya. Dengan pengakuan itu, Sarekat
Islam bisa mendapatkan sejumlah keuntungan politis, seperti punya wewenang dalam
melakukan tindakan hukum perdata.
3. Aspek Dakwah
4. Aspek Sosial
Bentuk perjuangan Sarekat Islam terlihat pula pada aspek sosial yang memberantas
sejumlah penyakit yang tersebar di masyarakat, yakni perjudian, meminum minuman keras,
pencurian, mencela, hingga kecanduan.
Selain itu, SI juga coba menghapus adat feodal Jawa yang merendahkan martabat manusia,
seperti kebiasaan memberi hormat dengan berjongkok dan mencium kaki para pembesar.
5. Aspek Pendidikan
Status sosial rendah akibat adanya penggolongan kelas masyarakat oleh kolonial
Belanda berdampak pada pendidikan masyarakat pribumi yang kurang. Karena ini, Sarekat
Islam mendirikan sejumlah sekolah dengan sistem pendidikan yang menyetarakan
pengetahuan umum dan ajaran Islam.
4.Tokoh-tokohdalamOrganisasiSarekatIslam
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan pada makalah mengenai Peranan Organisasi Islam dan Tokohnya,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
Keberadaan Syarikat Islam terlihat memberikan sumbangan positif bagi masyarakat
Indonesia . Hal ini dikarenakan adanya peran Syarikat Islam yang bergerak aktif dalam
memberikan dan memajukan pendidikan, namun tidak hanya pendidikan saja nilai-nilai
keagamaan pun dijunjung tinggi dalam setiap proses yang dilakukannya, hal ini merupakan
suatu langkah untuk mengubah individu tersebut untuk berkembang menuju ke arah yang
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
https://setkab.go.id/peran-organisasi-kemasyarakatan-islam-di-indonesia/#:~:text=Ormas
%20Islam%20diperlukan%20dalam%20menjembatani,peranan%20sebagai%20mitra
%20strategis%20pemerintah.
https://journal.iaipibandung.ac.id/index.php/ibanah/article/view/196