Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“Organisasi Dakwah Islam di Dunia Ikhwanul Muslimin”


Dosen Pengampu: H. Amir Khoiri,MA

Disusun Oleh:
M. Roja Iljinan (201100015)
Gielbert (211100022)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-AQIDAH AL-HASYMIYYAH JAKARTA
TAHUN AJARAN 2023-2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nyalah hingga makalah yang berjudul “Organisasi Dakwah Islam di Dunia Ikhwanul Muslimin”
ini dapat saya selesaikan dengan cukup mudah dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tanpa
pertolongan-Nya mungkin saya tidak akan mampu menyelesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini saya
buat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Organisai Dakwah Islam di Indonesia dan di dunia.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak selaku bapak Dosen H. Amir Khoiri,MA program
studi Komisi Penyiaran Islam Yang telah memberikan arahan dalam menyusun makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Saya menyadari bahwa
makalah ini masih kurang sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca. Terima Kasih.

Wassalamu’alakum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Jakarta 21 November 2023

Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... 2
BAB I ....................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN....................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................... 4
1.2 rumusan masalah........................................................................................................................... 5
1.3 tujuan ............................................................................................................................................ 5
BAB II ...................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 6
2.1 Organisasi Dakwah Ikhwanul Muslimin .......................................................................................... 6
2.2 Sejarah Berdirinya Dan Perkembangan Ikhwanul Muslimin ............................................................ 6
2.3 GERAKAN DAKWAH IKHWANUL MUSLIMIN ................................................................................... 7
BAB III ..................................................................................................................................................... 9
PENUTUP................................................................................................................................................. 9
3.1 kesimpulan............................................................................................................................... 9
Daftar pustaka ....................................................................................................................................... 10
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikhwanul Muslimin (IM) dalam bahasa Arab yaitu Al-Ikhwan Al-Muslimun atau
secara ringkas yaitu Al-Ikhwan dalam bahasa Melayu yaitu saudara se-Muslim atau
dalam bahasa Inggris yaitu Muslim Brotherhood, merupakan suatu gerakan
berdasarkan ideologi Islam yang jaringannya berskala antarbangsa yang mempunyai
pengaruh di negara-negara di dunia1. Ikhwanul Muslimin yang nantinya disebut IM,
merupakan gerakan Islamis tertua di dunia dan juga sejak lama sebagai kelompok
oposisi terbesar di Mesir2.
Ikhwanul Muslimin didirikan di Mesir pada tahun 1928, pembentukan itu di
pelopori oleh Hassan al-Banna dan enam orang rekannnya3. Sebelum terbentuknya
Ikhwanul Muslimin, pendirinya, Hassan al-Banna, telah lebih dahulu melakukan
kegiatan-kegiatan da’wah. IM memiliki prinsip dasar untuk memperjuangkan ajaran
Islam sebagai ajaran dasar dan kehidupan bermasyarakat dan beragama4. Dalam
gerakan dan pemikirannya, Ikhwanul Muslimin mewakili masyarakat Mesir yang
semakin resah dengan ulah pemimpin politik dan tokoh intelektual Mesir yang sekuler
5
dan IM menjadi pionir bagi gerakan Islam lain di berbagai negeri Muslim.
Sejalan dengan pandangan komperhensif IM mengenai Islam, kelompok ini
memiliki berbagai kegiatan dalam bidang pendidikan yang dilandasi oleh paham
Islam, seperti pendidikan ideologi (at-Tarbiyah al-Aqaidiyyah), pendidikan spiritual
(atTarbiyah al-Ruhaniyah), pendidikan akhlak (at-Tarbiyah al-Khuluqiyah), pendidikan
sosial (at-Tarbiyah al-Ijtimaiyyah), pendidikan intelektual (at-Tarbiyah al-Aqliyyah),
pendidikan politik (at-Tarbiyah al-Siyasah) dan pendidikan olahraga (at-Tarbiyah
aljismiyah).6
Ketika berbicara soal politik dan hubungannya dengan IM, patut untuk ditegaskan
bahwa kekuasaan bukan menjadi sasaran utama IM. Tujuan mereka adalah untuk
mewujudkan sistem islami, kapanpun sistem ini terwujud, dan siapapun orang yang
mewujudkannya, IM siap menjadi prajurit dan pendukungnya7. Sejalan dengan
tujuannya, cara pandang IM terhadap Islam tidaklah sederhana, karena menurut
mereka Islam adalah “The Way of Life” (jalan kehidupan) dan Islam merupakan

1
Robert S. Leiken & Steve Brooke, “The Moderat Muslim Brotherhood”, Foreign Affairs Magazine, April 9, 2007,
45.
2
El Houdaiby Ibrahim, From Prison to Palace: The Muslim Brotherhood’s Challenges and Response in Post
Revolution Egypt, House of Wisdom Center for Strategic Studies, (Egypt: 2013), 26.
3
Harun Nasution, Ensiklopedia Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 1992). 304.
4
Mokhtar Efendi, Ensiklopedia Agama dan Flisafat, (Palembang: Percetakan Universitas Sriwijaya, 2001).309.
5
5 Taufik Abdullah, Ensiklopedi Tematis Hukum Islam, Dinamika Masa Kini, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Houve, 2002)
6
Ibid
7
Jasim Muhalhil Syaikh, Ikhwanul Muslimin: Deskripsi, Jawaban Tuduhan dan Harapan ed. Hawari Aulia (Indonesia:
2013), 97.
ideologi yang menyeluruh (comprehensive) untuk kehidupan pribadi ataupun
kehidupan bermasyarakat.8

1.2 rumusan masalah


1. Apa itu organisasi ikhwanul muslimin?
2. Bagaimana perkembangan dakwah ikhwanul muslimin di dunia?
3. Apa saja langkah-langkah yang dilakukan dalam dakwah ikhwanul muslimin?

1.3 tujuan
1. Mengetahui apa itu organisasi ikhwanul muslimin
2. Untuk mengetahui perkembangan dakwah ikhwanul muslimin di dunia
3. Untuk menbgetahui langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan dakwah

8
Michelle Paison, “The History of the Muslim Brotherhood: The Political, Social and Economic Transformation of
the Arab Republic of Egypt”, 2009, 75.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Organisasi Dakwah Ikhwanul Muslimin

Ikhwan Al-Muslimin adalah gerakan Dakwah Moderen yang paling banyak memukau dan menyedot
perhatian orang banyak khususnya bagi Negara-negara Islam. Dan juga Ikhwanul Muslimin merupakan
suatu Organisasi pergerakan Islam yang besar , yang menyeru untuk kembali kepada ajaran Tauhid yang
berlandaskan Alquran serta Hadist. Salah satu pencapaian Al-Ikhwan yang paling signifikan adalah
terbentuknya generasi baru Muslim yang memahami Islam secara benar, menyakininya secara mendalam,
mempraktekkannya dalam diri sendiri, berjuang meninggikan kalimatnya, menerapkan syariatnya dan
menyatukan umatnya. Gerakan Al-Ikhwan Al-Muslimun didirikan oleh Hasan Al-Banna, seorang guru
Madrasah Islam, bersama dengan enam orang buruh dan pekerja di kota , Terusan Suez pada bulan Maret
1928. Gerakan ini pada awalnya tidak memiliki pengaruh sosial-politik yang begitu besar, pada tiga tahun
pertama aktivitas kegiatan dari gerakan ini kemudian membesar diakibatkan pengaruh kharismatik dari
Hasan Al-Banna yang semakin memperluas dakwahnya. Pada tahun 1932, Hasan Al Banna memutuskan
untuk memindahkan pusat pergerakkannya ke pusat ibu kota Mesir yaitu Kairo. Dakwah Hasan Al Banna
mendapat sambutan dari para pengunjung warung-warung kopi, sehingga sebagian diantara mereka
bertanya kepadanya tentang apa yang harus dilakukan demi Agama dan tanah air. Demikian Al Banna
pada permulaan dakwahnya di warung kopi kemudian Hasan Al Banna pindah dari warung kopi ke 6
Mushalla (Zawiyah). di Zawiyah inilah beliau berbicara dan mengajarkan praktek ibadah, dan meminta
kepada mereka agar meninggalkan kebiasaan hidup boros bermewah-mewahan. Para pendengar
menyambutnya dengan baik. Selain itu Hasan Al Banna juga memperluas interaksinya kepada seluruh
unsur yang berpengaruh terhadap masyarakat, yaitu para ulama, Syaikh kelompok sufi, tokoh masyarakat
(wujaha), dan berbagai perkumpulan-perkumpulan.

2.2 Sejarah Berdirinya Dan Perkembangan Ikhwanul Muslimin

Pendiri Ikhwanul Muslimin dilahirkan pada tahun 1906 di desa Mahmudiyah, Mesir. Banna berpendidikan
agama di Ar-Rosad selanjutnya di Dar Ulum di Idmaliyah, selain melaksanakan tugas sebagai guru SD ia
juga memulai aktivitas dalam menyelenggarakan dakwah islamiyah. Dimulai dari masjid-masjid dan
dikedai kopi sebagaimana yang pernah ia lakukan semasa menjadi mahasiswa.Pada bulan Zul’qaidah 1928
ia didatangi oleh enam orang yang tertarik pada kepribadian dan kesan pada pola-pola dakwahnya.
Mereka adalah Abdul Hamid yang berprofesi sebagai tukang kayu, Ahad Al-Husary yang berprofesi sebagai
tukang cukur, Fuad Ibrahim berprofesi sebagai tukang setrika, Ismail lzz yang berprofesi sebagai tukang
kebun, Zaki Al-Magribi yang berprofesi sebagai penyewa dan montir sepeda serta Abdurrahman Hasbullah
yang berprofesi sebagai sopir. Mereka menyatakan kepada Banna tentang ketertarikan mereka dan
mereka bermaksud menyambungkan diri serta menawarkan sebagian kekayaan mereka untuk
kepentingan tersebut dengan segala senang hati, Banna menyambut mereka kemudian mengusulkan
nama Ikhwanul Muslimin9. Alasannya karena tujuan mereka bersatu dalam sebuah persaudaraan semata-
mata untuk mengabdi kepada Islam.

2.3 GERAKAN DAKWAH IKHWANUL MUSLIMIN


1. Sasaran Dakwah

Menurut Ikhwanul Muslimin, diantara karakter dakwah adalah komperehensif dan universal. Dakwah
Islam tidak terbatas hanya mementingkan satu sisi sehingga masing-masing sisi tersebut mendapatkan
porsi yang seimbang. Akan tetapi yang jelas, dakwah Islam menegaskan semua sisi dan berusaha
mewujudkannya semua baik akal, hati, rohani, maupun jasmaninya. Adapun aspek-aspek dakwah yang
menjadi perhatian Ikhwanul Muslimin adalah :

a. Pemikiran

Ikhwanul Muslimin mempunyai perhatian yang sangat besar terhadep aspek pemikiran ini, karena Islam
sendiri telah memperhatikan serius terhadap hal itu. Menjadikan akal sebagai dasar untuk diberikan
beban (taklif) dan sebagai ruang lingkup untuk diberi balasan (pahala) dan ancaman terhadap apa yang
diperbuatnya. Oleh karena itu, tidak aneh jika dakwah itu tidak akan dipisahkan dengan pendidikan
keimanan sebab perilaku seseorang itu mencerminkan pemikiran dan pandangannya terhadap dunia,
hidup dan manusia. Untuk itu, Hasan Al-Banna menempatkan “pemahaman” kepada unsur pertama dari
baiatnya, setelah itu baru unsur keihlasan, amal, jihad, ukhuwah dan lain-lain. Pemahaman mendahului
unsur-unsur lain10. Seseorang tidak bisa ikhlas bekerja dan jihad untuk membela kebenaran manakala
tidak mengerti dan memahaminya. Dalam anggaran dasar Ikhwanul Muslimin terdapat penjelasan
tentang tujuan jama’ah dan sasaran gerakan yaitu: Pertama tujuan ilmiah, menjelaskan secara sedetail
ajakan Al-Qur’an guan mengembalikan fitrah suci dengan menjabarkan ajakan itu sesuai dengan semangat
kemodernan sekaligus menyingkirkan segala kebatilan dan subhat 11. Kedua, tujuan amaliyah ialah
berusaha menghimpun hati dan jiwa untuk dikembalikan pada prinsip-prinsip Al-Qur’an dan
memperbaharui amaliyahnya sesuai dengan prinsipprinsip itu.

b. Akhlak

Diantara aspek terpenting menurut Ikhwanul Muslimin adalah aspek akhlak bahwa hal itu mendapat
perhatian yang sangat ditekankan mengingat aspek akhlak merupakan titik awal guna mengadakan
perubahan masyarakat Hasan Al-Banna mengatakan krisis yang diderita dunia ini pertama kali adalah
krisis akhlak sebelum krisis ekonomi dan politik12.

c. Jasmani

Dakwah Ikhwanul Muslimin tidak mengabaikan aspek pendidikan jasmani. Sebab jasmani merupakan
kendaraan manusia untuk mencapai cita-cita, melaksanakan kewajiban-kewajiba agama dan kehidupan
dunia. Tujuan Ikhwanul Muslimin dalam pendidikan jasmani ini adalah; pertama badan sehat akan
terhindar dari berbagai macam penyakit karena jasmani sangat berpengaruh terhadap rohani dan akal.

9
Syaikh Musthafa, fiqh Dakwah, tj. Abu Ridho, Al-Itisom, Jakarta 2000. Hal 209- 212
10
Said Hawa, Membina Angkatan Mujahid, tj. Abu Ridho, Intermedia, 1999, Hal. 129 - 168
11
Yusuf Qordawi, Op. Cit, Hal. 51
12
Dr. Ali Abdul Halim Mahmud, Op. Cit, Hal. 31-76
Kedua agar setiap orang memiliki jasmani yang kuat dan terampil sehingga dapat bergerak dengan cepat
dan mudah. Ketiga setiap orang yang memiliki daya tubuh yang kuat akan sanggup menerima segala
sesuatu resiko dan situasi yaitu; panas, dingin, lapang, sempit, sukses maupun gagal.

2. Tahapan-tahapan Dakwah

Ikhwanul Muslimin dalam melaksanakan dakwah, menurut Hasan Al-Banna dalam Risalah Ta’lim ada tiga
tahapan :

a. Ta’rif

Dalam tahapan ini dilakukan dengan menyebarkan dan memahamkan fikrah Islam. Adapun dakwah
tahapan ini adalah sistem kelembagaan. Urgensinya adalah kerja sosial bagi kepentingan umum
sedangkan medianya adalah nasehat dan bimbingan sekali waktu, serta membangun berbagai tempat
yang berguna diwaktu lain. Semua syu’bah (nama kesatuan kelompok ikhwan) yang ada sekarang adalah
representasi dari tahapan ini dalam kehidupan dakwahnya. Ia terkoordinir dalam undangundang pokok
yang telah dijabarkan melalui berbagai risalah penerbitan ikhwan.

b. Takwin

Dalam tahapan ini dakwah ditegakkan dengan melakukan seleksi terhadap anasir positif untuk memikul
beban jihad dan untuk menghimpun berbagai bagian yang ada. Sistem dakwah tahapan ini bersifat
tasawuf murni dalam tataran ruhani dan bersifat militer dalam tataran operasional. Slogan untuk dua
aspek ini adalah perintah dan taat tanpa keraguan. Semua khatibah (nama satuan kelompok para militer
ikhwan) yang ada kini adalah representasi dari tahapan ini dalam kehidupan dakwahnya. Ia terhimpun
dalam risalah manhaj yang lalu13.

c. Tanfidz

Dakwah dalam tahapan ini adalah jihad, tanpa sikap plin-plan, kerja terus menerus untuk menggapai
tujuan akhir dan kesiapan menanggung cobaan dan ujian yang tidak mungkin bersabar atasnya kecuali
orang-orang yang tulus. Tidaklah dapat dakwah ini meraih keberhasilan kecuali dengan ketaatan yang
total.

13
Said Hawa, Op. Cit, Hal. 111 - 112
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan
Ikhwan Al-Muslimin adalah gerakan Dakwah Moderen yang paling banyak memukau dan
menyedot perhatian orang banyak khususnya bagi Negara-negara Islam. Dan juga Ikhwanul
Muslimin merupakan suatu Organisasi pergerakan Islam yang besar , yang menyeru untuk
kembali kepada ajaran Tauhid yang berlandaskan Alquran serta Hadist. . Gerakan Al-Ikhwan Al-
Muslimun didirikan oleh Hasan Al-Banna, seorang guru Madrasah Islam, bersama dengan enam
orang buruh dan pekerja di kota , Terusan Suez pada bulan Maret 1928. Gerakan ini pada awalnya
tidak memiliki pengaruh sosial-politik yang begitu besar, pada tiga tahun pertama aktivitas
kegiatan dari gerakan ini kemudian membesar diakibatkan pengaruh kharismatik dari Hasan Al-
Banna yang semakin memperluas dakwahnya.
Pendiri Ikhwanul Muslimin dilahirkan pada tahun 1906 di desa Mahmudiyah, Mesir. Banna
berpendidikan agama di Ar-Rosad selanjutnya di Dar Ulum di Idmaliyah, selain melaksanakan
tugas sebagai guru SD ia juga memulai aktivitas dalam menyelenggarakan dakwah islamiyah. Akan
tetapi yang jelas, dakwah Islam menegaskan semua sisi dan berusaha mewujudkannya semua
baik akal, hati, rohani, maupun jasmaninya. Adapun aspek-aspek dakwah yang menjadi perhatian
Ikhwanul Muslimin adalah : Pemikiran, Akhlaq, Jasmani. Dan Adapun Tahapan-tahapan Dakwah
yaitu ; Ta’rif, Takwin, dan Hafidz.
Daftar pustaka

Robert S. Leiken & Steve Brooke, “The Moderat Muslim Brotherhood”, Foreign Affairs Magazine,
April 9, 2007, 45.

El Houdaiby Ibrahim, From Prison to Palace: The Muslim Brotherhood’s Challenges and Response
in Post Revolution Egypt, House of Wisdom Center for Strategic Studies, (Egypt: 2013), 26.

Harun Nasution, Ensiklopedia Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 1992). 304.

Mokhtar Efendi, Ensiklopedia Agama dan Flisafat, (Palembang: Percetakan Universitas Sriwijaya,
2001).309.
Taufik Abdullah, Ensiklopedi Tematis Hukum Islam, Dinamika Masa Kini, (Jakarta: Ichtiar Baru Van
Houve, 2002).

Ibid

Jasim Muhalhil Syaikh, Ikhwanul Muslimin: Deskripsi, Jawaban Tuduhan dan Harapan ed. Hawari
Aulia (Indonesia: 2013), 97.

Syaikh Musthafa, fiqh Dakwah, tj. Abu Ridho, Al-Itisom, Jakarta 2000. Hal 209- 212

Said Hawa, Membina Angkatan Mujahid, tj. Abu Ridho, Intermedia, 1999, Hal. 129 - 168
Yusuf Qordawi, Op. Cit, Hal. 51

Dr. Ali Abdul Halim Mahmud, Op. Cit, Hal. 31-76

Anda mungkin juga menyukai