Anda di halaman 1dari 23

Contoh MATERI KE NU- AN (latihan Kader Muda Ipnu-

Ippnu)
- Juni 04, 2017

Pokok Bahasan :
1.   Sejarah kelahiran NU dan perkembangannya
2.  Sejarah berdirinya NU lokal
3.  Bentuk dan sistem organisasi NU ( tujuan, struktur organisasi dan perangkat
organisasi )
4.  Pengertian dan kedudukan ulama dalam NU
5.  Faktor – faktor dominan NU yaitu faktor kepemimpinan dan keanggotaan NU serta
faktor keagamaan NU
Tujuan :
1.   Memahami sejarah dan perkembangan baik nasional maupun lokal
2.  Memahami bentuk dan sistem organisasi NU
3.  Memahami kedudukan Ulama dalam NU
4.  Memahamai faktor dominan NU baik faktor kepemimpinan, keanggotaan serta
faktor keagamaan

Sejaran NU

Sesungguhnya pendorong berdirinya NU oleh para ulama dan kaum pesantren


adalah semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya kerjasama yang lebih
teratur antara mereka didalam memperjuangkan izzul islam wal mukminin dalam
bingkai ahlusunah waljamaah.
Dorongan kerjasama ini dipicu oleh peristiwa “Konferensi Khilafah” yang
diadakan oleh permeritah Saudi Arabia, sebab setelah selesai perang dunia ke- 2
dan Kesultanan Turki diakui sebagai khilafah islamiyah jatuh karena revolusi yang
dipimpina oleh Kamal Atatruk rupanya Pemerintah Saudi Arabia berambisi untuk
memangku “Khilafah Turki” tersebut. Maka dirancanglah Konperensi International
Khilafah Islamiyah di Mekkah dan diundanglah perwakilan – perwakilan Negara-
negara islam, termasuk Indonesia. Di Indinesia sudah terbentuk sebuah Komite
(panitia) untuk mengirim utusan kesana, termasuk KH. Wahab Hasbullah sebagai
perwakilan Ulama serta beberapa tokoh-tokoh lain yang mewakili organisasi besar
Islam Indonesia.
Dengan alasan yang kurang maton susunan Anggota Komite berubah, KH. Wahab
Hasbullah tidak jadi masuk menjadi anggota delegasi, karena tidak “mewakili
organisasi” apapun, secara tidak langsung ini sebuah penghinaan terhadap ulama
pesantren yang sesungguhnya besar pengaruhnya dan posisinya terhadap umat Islam
di Indonesia.
Karena kemungkinan bergabung dengan delegasi umat Islam Indonesia sudah
tertutup, maka para Ulama berusaha dengan kekuatan sendiri untuk mengirim
delegasi Ulama Ahlu sunnah wal jamaah Indonesia menghadap Pemerintah Saudi
Arabia. Untuk keperluan itu maka dibentuklah “Komite Hijaz” sebuah panitia untuk
memobilisasi kekuatan dan dukungan umat bagi terlaksananya kerja besar ini.
Segala kebutuhan dapat disapkan meskipun dalam keadaan pas-pasan.
Delegasinya hanya KH. Wahab Hasbullah sendiri, seorang penasehat dari Mesir
yaitu Syekh Ghonaim (untuk memperbesar wibawa delegasi)sekretarisnya
diambilkan dari mahsantri Indonesia yang ada di Arab Saudi, yaitu KH. Dachlan dari
Nganjuk (untuk menhemat dana) ketika delegasi akan berangkat, berbisik pikiran
untuk “mempermanenkan” KOmite Hijaz itu untuk menjadi organisasi yang tetap,
yaitu Nahdlatul Ulama.
Jamiyah Nahdlatul Ulama didirikan di surabaya pada tanggal 6 rojab 1344 H
bertepatan dengan 31 Januari 1926 M, dengan pendirinya antara lain : KH. Hasyim
As’ari, KH. Wahab Hasbullah, KH. Bisri Samsuri, KH. Ridwan Abdullah, KH. Mas Alwi
Abdul Azizi dan lain – lain.
Tujuan, Struktur dan Perangkat Nahdlatul Ulama
Tujuan Nahdlatul Ulama adalah berlakunya ajaran islam menurut Faham Ahlu
sunah wal jamaah dan menganut salah satu madzhabempat, ditengah-tengah
kehidupan masyarakat didalam wadah Negara kesatuan Republik Indonesia (AD NU
Bab IV pasal 5).
Struktur organisasi Nahdlatul Ulama adalah :
Pengurus Besar di Jakarta
        

Pengurus Wilayah Di Provinsi


        

Pengurus Cabang di Kota/Kabupaten


        

Pengurus Majlis Wakil Cabang di Kecamatan


        

Pengurus Ranting di Desa atau Kabupaten


        

Perangkat organisasi Nahdlatul Ulama :


·           Lembaga adalah perangkat departemenisasi organisasi Nahdlatul Ulama yang
berfungsi sebagai pelaksana kebijakan Nahdlatul Ulama, khususnya yang berkaitan
dengan suatu bidang tertentu.
·           Lajnah adalah perangkat organisasi Nahdlatul Ulama untuk melaksanakan program
Nahdlatul Ulama menangani penanganan khusus
·           Badan Otonom adalah perangkat organisasi Nahdlatul Ulama yang befungsi
membantu malaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama khususnya yang berkaitan
dengan kelompok masyarakat tertentu yang beranggotakan perseorangan.

Posisi dan Fungsi Ulama dalam NU


Sebagaimana pada alinia 2 butir  mukoddimah Khittoh NU di sebutkan :
Nahdlatul Ulama sebagai jamiyah Diniyah adalah wadah bagi ulama dan pengiakut-
pengikutnya yang didirikan pada 16 rojab 1344 H/31 Januari 1926 M, dengan tujuan
untuk memelihara, melestarikan, mengembangkan dan mengamalkan ajaran islam
berhaluan ahlusunnah wal jamaah dan menganut salahsatu madzhab empat masing-
masing : Imam Abu Hanifah An Nu’man, Imam Malik bin Anas, Imam Muhammad bin
Idris Asy Syafi’I, dan Imam Ahmad Bin Hmabal, serta untuk mempersatukan
langkahpara ulama dan pengikutnya dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang
bertujuan untuk kemaslakhatan masyarakat, kemajuan bangsa dan ketinggian harkat
dan martabat manusia.
Dasar – dasar faham keagamaan NU
·           Sumber – sumber ajaran Islam diambil dari :
ü  Al – Qur’an
ü  Al – Hadist
ü  Al Ijma’
ü  Al Qiyas
·           Menggunakan system bermadzhab :
ü Aqidah : Aswajah sebagaimana dipelopori oleh Imam Asy’ari dan Imam Maturidi
ü Fiqh : salah madzhab empat : Hanafi, maliki, Syafi’I dan Hambali
ü Tashawwuf : Imam Junaid Al Bagdadi, Imam Ghozali dan lain – lain

MENGENAL AHLUSUNNAH WAL JAMA’AH

Pokok bahasan :
1.      Pengertian dan dalil yang menjadi rujukan aswaja
2.     Prinsip – prinsip sikap islam aswaja ( yaitu tawasuth, tawazun, I'tidal dan amar
ma'ruf nahi munkar )
3.     Sejarah kelahiran aswaja dan perkembangannya di Indonesia
4.     Memahami peran ulama dalam perkembangan Islam di Indonesia

Tujuan :
1.     Memahami dalil – dalil yang menjadi rujukan dalam aswaja
2.    Memahami prinsip – prinsip sikap Islam aswaja dan sejarah kelahiran serta
perkembangan aswaja di Indonesia
3.    Memahami peran ulama' dalam perkembangan Islam di Indonesia

A.  PENGERTIAN AHLU SUNNAH WAL JAMA’AH

Kalimat ahlusunnah wal jamaah berasal adari bahasa Arab yang terdiri dari 3
kata yaitu :
-      Ahlun  artinya : golongan, keluarga, kelompok
-      Assunah artinya sesuatu yang berasal dari Rosululloh baik berupa perkataan
(qoulunnabi), perbuatan (fi’lunnabi), Ketetapan Nabi (taqrirunnabi)
-      Aljama’ah artinya jamatus shohabah, Khullafaur Rosyidin, Assawadul ‘adhom
(golongan mayoritas islam).
Jadi pengertian Ahlusunnah wal jamaah ialah golongan pengikut setia ajaran islam
yang murni sebagaimana diajarkan dan diamalkan oleh Rosulloh beserta para
shahabatnya.

B.  ASAL MULA ISTILAH AHLUSUNNAH WAL JAMA’AH

Istilah Ahlu Sunah Wal Jama’ah dengan pengertian diatas berasal dari Hadist
Rosululloh SAW yang diriwayatkan oleh imam Tabrani sebagai berikut :
Artinya  : “telah terpecah belah umat Yahudi atas 71 golongan dan telah terpecah
belah umat Nasrani atas 72 golongan dan akan terpecah belah umatku menjadi 73
golongan, yang selamat diantara mereka hanya satu, sedangkan sisanya binasa”.
Sahabat bertanya : “siapakah yang yang selamat itu ?” Nabi menjawab ?: “Ahlu
Sunnah Wal Jama’ah” sahabat bertanya lagi : Apakah ahlu sunah waljamaah itu?”
Nabi menjawab: “apa yang aku perbuat hari ini dan para shabatku”.

C.   LATAR BELAKANG KELAHIRAN AHLUSUNNAH  WAL JAMA’AH


Pada jaman rosullullah tidak pernah terjadi perbedaan pendapat dikalangan
umat islam karena semua masalah dapat ditanyakan pada Nabi dan langsung
mendapat jawaban dari Nabi, jaman khulafaurrosyidin (11 H – 14 H) mulai timbul
sedikit perbedaan pendapat yang pada umumnya menyangkut masalah hukum rumah
tangga seperti perkawinan, perceraian dan masalah waris.
Perpecahan dikalangan ummat Islam mulai timbul pada akhir Pemerintah Usman
bin Affan karena termakan propaganda Abdullah bin Saba’ seorang pendeta Yahudi
dari Yaman yang mengaku masuk Islam dan berhasil mempengaruhi pendukung Ali
bin Abi Tholib melahirkan golongan Syiah.
Pada tahun 37 H terjadilah perang shiffin antara Ali dan Muawiyah yang diakhir
dengan majlis tahkim. Kelompok Ali yang tidak setuju dengan majlis tahkim
memisahkan diri dari Ali dan mendirikan golongan khowarij, mereka memandang
bahwa pelaku majlis tahkim hukumnya kafir.
Selain itu muncul golongan Murjiah dipimpin Hasan bin Hilal al Muzni yang
berfatwa bahwa perbuatan maksiat tidak mengandung mudhorot apabila sudah
beriman.
Ada lagi kelompok Jabariyah yang dipelopori Jahm bin sofyan yang berfatwa
bahwa manusia tidak mempunyai kekuatan untuk berbuat sesuatu, semua usaha,
ikhtiar dan perbuatan manusia pada hakekatnya bukan kemampuan manusia tetapi
merupakan Perbuatan Tuhan.
Pada awal abad ke- 11 muncul golongan Mu’tazillah dipimpin oleh Washil bin Atho’
yang menempatkan akal diatas segala – galanya melebihi Al – qur’an dan Hadist,
mereka tidak mempercayai adanya peristiwa mi;roj, siksa kubur, dll karena dianggap
tidak masuk akal.
Beberapa firqoh sebagaimana contoh tersebut adalah tumbuh dan berkembang
sebenarnya karena persoalan politik.
Pada saat – saat demikian itulah, maka ajaran Ahlu Sunnah Wal Jama’ah yang
pada hakekatnya ajaran yang dipraktekkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para
shabatnya dipopulerkan kembali dan disistimatikan oleh Imam Abu Hasan al Asy’ary
(873 – 935 M) dan Imam Abu Mansur al Maturidy dalam bidang Aqidah, oleh Imam
Hanafi, Imam Maliki, Imam syafi’I dan Imam Hambali, dalam bidang syari’ah oleh
Imam Junaid al Bagdadi dan Imam Al Ghozali dalam bidang Akhlaq/tasawwuf

D.   Sejarah kelahiran aswaja dan perkembangannya di Indonesia


Tentang aswaja di Indonesia menggambarkan sesuatu yang kompleks dan rumit.
Karena Aswaja sendiri sebagai nilai yang dianggap sebagaian besar kalangan muslim
adalah representasi yang sah dari nilai-nilai yang diajarkan oleh Nabi memilki
sejarah yang demikian panjang dan komplek, selain itu watak kultur masyarakat yang
membentuk Aswaja memiliki perbedaan yang mencolok dengan watak dasar
kultur Indonesia.
Lalu kapan Islam masuk ke Indonesia?, masih banyak pertanyaan besar bagi para
sejarahwan. Namun mayoritas mereka menyimpulkan bahwa islam masuk
ke Indonesia setelah abad 14 M. Islam masuk diinonesia melalui gerakan kultural
perdagangan yang dilakukan oleh muslimin dari daerah wilayah Islam India. Dengan
demikian proses Islamisasi di Idonesia bersifat gradual dan bukan drastis dan
serempak
Intinya perjalanan umum dan singkat Aswaja, dapat disimpulkan bahwa Aswaja
dalam skala makro – sebagai ajaran – bukan hanya berkisar pada tataran ideologi
skolastik tapi sebenarnya dalam cakupan yang lebih umum dan menyeluruh ia adalah
sebuah nilai ajaran yang berkarakterisitik.
Adalah suatu yang benar dan nyata bahwa Aswaja yang ada didataran Arab,
dimana Aswaja mengalami pematangan – pematangan gagasan, tidak berbeda dengan
aswaja yang ada dan perkembangan Aswaja di Indonesia secara esensial. Namum
dalam tataran praktis kecenderungan Aswaja mengalami perbedaan – perbedaan
yang sangat unik dan berbeda dengan aswaja dimanapun di dunia ini. Hal ini
disebabkan oleh perbedaan kultur, dan kecenderungan emosional (psikologis) para
penganut aswaja antara timur tengah dan Indonesia.

E.  PRINSIP SIKAP AHLU SUNNAH WAL JAMA’AH


Jadi Ahl al – Sunnah wa al-Jama'ah adalah  merupakan ajaran yang mengikuti
sem,ua yang telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Sebagai
pembeda dengan yang lain, ada ciri khas kelompok ini, yakni sikap yang selalu
diajarkan oleh Rosulullah SAW dan para sahabatnya. Prinsip tersebut adalah :

1.     At tawassuth  ( sikap tengah – tengah, sedang-sdang, tidak ekstrim kiri ataupun
ekstrim kanan yang diterapkan dalam berbagai bidang antara lain : aqidah, syariah,
tasawwuf/akhlaq, musyawaroh/pergaulan antar golongan, kehidupan
berbangsa/bernegara, kebudayaan, dakwah, dan bidang-bidang yang lain). Disarikan
dari firman allah SWT  yang artinya :
" Dan demikianlah kami jadikan kamu sekalian ( umat Islam) umat pertengahan ( adil
dan pilihan) agar kamu menjadi saksi ( ukuran penilaian) atas ( sikap dan perbuatan )
manusia umumnya dan supaya Allah SWAT menjadi saksi ( ukuran penilaian) atas
( sikap dan perbuatan) kamu sekalian." (QS. Al-Baqarah,153)
           
2.    Al – Tawazun ( seimbang dalam segala hal termasuk dalam penggunaan Dalil
'Aqli  dan Dalil Naqli ).  Firman Allah SWT yang artinya :
"sungguh kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti kebenaran
yang nyata dan telah kami turunkan bersama meraka al-kitab dan neraca
(penimbang keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan"
( QS. Al-Hadid, 25)

3.    Al-I'tidal ( tegak lurus ). Dalam al-Qur'an disebutkan yang artinya :


"Wahai orang-orang yang beriman hendaklah kamu sekalian menjadi orang-orang
yang tegak membela (kebenaran) karena Allah menjadi saksi (pengukur kebenaran)
yang adil. Dan janganlah kebencian kamu pada suatu kaum menjadikan kamu berlaku
tidak adil. Berbuiat adillah karena keadilan itu lebih mendekatkan pada taqwa. Dan
bertaqwalah kepada Allah, karena sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan."  ( QS. Al-Maidah 9)

4.    Amar ma'ruf nahi Munkar  ( perintah perbuatan bagus dan mencegah perbuatan
jelek ) dalam Al-Qur'an disebutkan yang artinya sebagai berikut :
"Hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan,
menyuruh kepada perbuatan ma'ruf dan mencegah dari perbuatan mungkar " ( QS.
Ali Imron, 104 )
Pokok Bahasan :
1.     Latar belakang sejarah kelahiran IPNU
2.    Perjalanan IPNU – IPPNU dari masa ke masa
3.    Sejaran IPNU – IPPNU lokal
4.    PD/PRT (sifat, fungsi, azas, aqidah, tujuan organisasi, struktur organisasi, lambang
organiasi
5.    Citra diri IPNU – IPPNU
6.    Hubungan IPNU – IPPNU dengan NU beserta banom – banomnya serta ormas lain.
Tujuan :
1.     Memahami latar belakang kelahiran dan perjalanan IPNU-IPPNU dari masa ke masa
2.    Memahami PD/PRT IPNU-IPPNU
3.    Memahami peran IPNU-IPPNU di masyarakat sebagai bagian dari organisasi pelajar
dan bagian dari NU.

I.     PENDAHULUAN
Banyak ragam organisasi di Indonesia yang dapat untuk belajar dan berpartisipasi
aktif dalam pembangunan bangsa ini. Sebagai generasi muda kita perlu terjun salah
satunya tentu saja yang sesuai dengan usia, selera dan keyakinan agama kita. Karena
kita tahu keyakinan adalah dasar hidup, karena keyakinan hidup akan berlalu tanpa
membuahkan perjuangan. Oleh karena itu untuk membuahkan suatu hal, kita lebih
dahulu mengetahui segala sesuatu apa dan bagaimana hal tersebut, termasuk dengan
IPNU dan IPPNU.

II.    LATAR BELAKANG BERDIRINYA  IPNU


Berdirinya suatu organisasi tentu didahului adanya sebab atau factor yang
mendorong berdirinya suatu organisasi tersebut. Begitupula dengan IPNU-IPPNU
banyak sekali yang mendorongnya, diantara yang melatar belakangi atau yang
menjadi sebab berdirinya ada empat factor utama :
·         Faktor Ideologis, mayoritas penduduk Indonesia beragama islam yang berhaluan
ahlussunnah wal jama’ah, maka perlu pelestarian dan pengamalan yang mutlak
·         Faktor Pedagogis, banyaknya organ organisasi yang bermunculan di daerah yang
pada hakikatnya mempunyai visi, misi, program serta orientasinya yang sama
dilingkungan Nahdlatul Ulama, sehingga perlu dipersatukan.
·         Faktor Sosiologis, karena adanya tujuan serta rasa kesadaran dan keihlasan akan
pentingya suatu wadah pembinaan bagi generasi penerus untuk memperjuangkan
cita-cita ulama dan bangsa Indonesia.
·         Faktor Politis, yaitu Nahdlatul Ulama sebagai partai politik, sehingga untuk
memenangkan PEMILU pada tahun 1955 maka perlu wadah disemua tingkatan.

III.   SEJARAH BERDIRINYA IPNU – IPPNU


Dari keempat latar belakang tersebut, maka pada momen konferensi besar LP.
Ma’arif NU atau tepatnya pada tanggal 20 Jumadil Akhir 1373 H./24 Februari 1954
M. di Semarang (Jawa Tengah) berdirilah IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama)
yang dirintis oleh Tholhah mansur, Abdul Ghoni Farida, M. Sufyan Kholil dan
Mustahal Ahmad.
Kemudian selang satu tahun berikutnya berdirilah IPPNU (Ikatan Pelajar Putri
Nahdlatul Ulama) pada tanggal 03 Maret 1955 di Solo yang dirintis oleh Umroh
Tholhah Mansur, Zanifah dan Mahmudah.
Dari keempat latar belakang tersebut, maka pada momen konferensi besar LP.
Ma’arif NU atau tepatnya pada tanggal 20 Jumadil Akhir 1373 H./24 Februari 1954
M. di Semarang (Jawa Tengah) berdirilah IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama)
yang dirintis oleh Tholhah mansur, Abdul Ghoni Farida, M. Sufyan Kholil dan
Mustahal Ahmad.
Kemudian selang satu tahun berikutnya berdirilah IPPNU (Ikatan Pelajar Putri
Nahdlatul Ulama) pada tanggal 03 Maret 1955 di Solo yang dirintis oleh Umroh
Tholhah Mansur, Zanifah dan Mahmudah.

Perjalanan IPNU-IPPNU
l  Kongres I IPNU tanggal 28 Februari-3 Maret 1955 di Solo menghasilkan :
–        Deklarasi berdirinya Ikatan pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)
–        Penataan pelajar sesuai dengan situasi
–        Bersama LP. Ma’arif NU membina sekolah dan madrasah
–        Mempersiapkan terbentuknya Cabang dan Wilayah
–        Memilih ketua pertama
l  Kongres I IPPNU tanggal 16-19 Januari 1956 di Solo menghasilkan :
–        Kebijakan bersama IPNU
–        Memilih ketua pertama
l  Kongres II IPNU tanggal 1-4 Januari 1957 di Pekalongan menghasilkan :
–        Pembentukan wilayah-wilayah
–        Mengkaji keterkaitan dengan LP. Ma’arif NU
–        Berpartisipasi dalam pembelaan negara
–        Mempersiapkan departemen kemahasiswaan
–        Tidak membenarkan integrasi IPNU-IPPNU menjadi satu wadah
–        Ketua terpilih tetap seperti semula (Tholhah Mansur)
l  Kongres IPNU III IPPNU II tanggal 27-31 Desember 1958 menghasilkan :
–        Mendirikan departemen perguruan tinggi
–        Mempersiapkan pembentukan cabang-cabang
–        Mempersiapkan pembentukan Corp Brigade Pembangunan
l  Kongres IPNU V IPPNU IV bulan Juli 1965 di Purwokerto menghasilkan :
–        Deklarasi berdirinya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
–        Rekomendasi kepada pemerintah RI, mengusulkan agar KH. Hasyim Asyari sebagai
pahlawan Nasional
–        Terbentuknya Corp Brigade Pembangunan (CBP)
–        Berkembangnya olahraga dan seni
l  Kongres IPNU VI IPPNU V tanggal 20-22 Agustus 1966 di Surabaya menghasilkan :
–        Deklarasi IPNU-IPPNU sebagai Badan Otonom Nahdlatul Ulama
–        Memindah pusat organisasi dari Yogyakarta ke Jakarta
–        Berpartisipasi aktif dalam memberantas G 30 S PKI
l  Kongres IPNU IX IPPNU VIII tanggal 21-24 Juni 1981 di Cirebon menghasilkan :
–        Menyatakan bahwa perkembangan IPNU-IPPNU semakin menurun karena
berlakunya UU RI nomor 8/1985 tentang Ormas dan UU RI Nomor 5/1985 tentang
Parpol dan Golkar.
l  Kongres IPNU X IPPNU IX tanggal 29-31 Januari 1988 menghasilkan :
–        Penerimaan Pancasila sebagai asas tunggal organisasi.
–        Deklarasi Perubahan nama IPNU (Ikatan Putra Nahdlatul Ulama) dan IPPNU
(Ikatan Putri-Putri Nahdlatul Ulama)
l  Kongres IPNU XIII IPPNU XII bulan Maret 2000 di Makassar  menghasilkan :
–        Mengembalikan IPNU-IPPNU ke basis pelajar dan santri
–        Mengaktifkan kembali CBP (Corp Brigade Pembangunan)
l  Kongres IPNU XIV IPPNU XIII tanggal 18-24 Juni 2003 di Surabaya menghasilkan :
–        Perubahan kembali akronim “P” menjadi “Pelajar” sehingga sehingga IPNU singkatan
dari Ikatan pelajar nahdlatul Ulama dan IPPNU singkatan dari Ikatan Pelajar Putri
Nahdlatul Ulama.
–        Ketua terpilih adalah rekan Mujtahidurridlo (IPNU) dan Rekanita Siti Soraya Devi
(IPPNU).
–        Terbentuknya Korp Kepanduan Putri bagi IPPNU
l  Kongres IPNU XV IPPNU XIV tanggal 09-12 Juli 2006 di Jakarta menghasilkan :
–        Mempertegas MoU antara PP. IPNU-IPPNU dengan LP. Ma’arif NU tentang
pendirian Pimpinan Komisariat di sekolah-sekolah secara structural.
–        Merubah nama Citra Diri IPNU menjadi Prinsip Perjuangan IPNU (P2IPNU)
–        Memilih Ketua Umum PP. IPNU yaitu rekan Idy Muzayyad dan Ketua Umum PP.
IPPNU yaitu rekanita Wafa Patria Ummah.

IV.   DASAR, TUJUAN, SIFAT, dan FUNGSI


    1. DASAR
Organisasi IPNU-IPPNU berdasarkan Islam dan Ahlusunnah wal jama’ah serta
menerima, mempertahankan Pancasila dan UUD 1945.
l  Azas, dalam kehidupan berbagsa dan bernegara IPNU-IPPNU berpedoman pada
ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia,
kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
l  Aqidah, IPNU-IPPNU beraqidah islam menurut faham ahlussunnah wal jama’ah dengan
mengikuti salah satu madzhab 4 (Hanafi, Maliki, Syaf’I, Hambali).

2. TUJUAN
Tujuan IPNU adalah terbentuknya pelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah
SWT, berilmu, berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan serta
bertanggungjawab atas tegak dan terlaksananya syari’at Islam menurut faham
ahlussunnah wal jama’ah  yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar.
l  Usaha, Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka IPNU melaksanakan usaha-usaha:
          1. Menghimpun dan membina pelajar Nahdlatul 
              Ulama
              dalam satu wadah organisasi.
          2. Mempersiapkan kader-kader intelektual sebagai
              penerus perjuangan bangsa.
          3. Mengusahakan tercapainya tujuan organisasi
              dengan menyusun landasan program perjuangan
              sesuai dengan perkembangan masyarakat
              (maslahah al-ammah), guna terwujudnya khaira ummah
          4. Mengusahakan jalinan komunikasi dan kerjasama
              program dengan pihak lain selama tidak
              merugikan organisasi.

3.SIFAT
IPNU adalah organisasi yang bersifat keterpelajaran, kekaderan, kemasyarakatan,
kebangsaan dan keagamaan.

4.  FUNGSI
IPNU-IPPNU berfungsi :
a.      Wadah perjuangan pelajar Nahdlatul Ulama dalam pendidikan dan kepelajaran.
b.     Wadah pengkaderan pelajar Nahdlatul Ulama untuk mempersiapkan kader-kader
bangsa dan kepemimpinan Nahdlatul Ulama
c.      Wadah penguatan pelajar Nahdlatul Ulama dalam melaksanakan dan mengembangkan
Islam ahlussunah wal-Jamaah untuk melanjutkan semangat, jiwa dan nilai-nilai
nahdliyah
d.      Wadah komunikasi pelajar Nahdlatul Ulama untuk memperkokoh ukhuwah nahdliyah,
islamiyah, insaniyah dan wathoniyah.

  V.   LAMBANG ORGANISASI
A.        IPNU
a)     Lambang organisasi IPNU yang berbentuk bulat, artinya kontinyu atau terus
menerus
b)     Warna dasar hijau dilingkari warna kuning berarti kebenaran dan hikmah yang tinggi
c)     Warna putih suci, warna kuning di antara putih adalah hikmah dan cita-cita yang
tinggi.
d)     Tiga titik diantara tulisan I.P.N.U adalah iman, islam dan ikhsan
e)     Uenam sirip yang mengapit huruf I.P.N.U adalah rukun iman
f)     Bintang adalah cita – cita
g)     Satu bintang besar adalah Nabi Muhammad SAW
h)     Empat bintang dikanan dan kiri adalah khulafaurrosyidin
i)      Emapat bintang dibawah adalah empat madzhab
j)      Dua kitab adalah Al – qur’an dan Hadist
k)     Bulu angsa adalah pena (ilmu), bulu bersilang adalah ilmu agama dan umum
l)       Sudut bintang lima adalah rukun islam 

B.         IPPNU

 
a)     Lambing organisasi berbentuk segitiga adalah iman dan ikhsan, dua garis tepi dua
kalimah syahadat
b)     Warna dasar hijau adalah kebenaran, putih adalah kesucian, kuning adalah hikmah
yang tinggi
c)     Bintang Sembilan : satu bintang besar adalah Nabi Muhammad SAW, empat bintang
kanan kiri adalah khulafaurrosyidin, empat bintang bawah kanan kiri adalah empat
madzhab
d)     Dua kitab adalah Al qur’an dan hadist
e)     Bulu ayam bersilang adalah aktif menuntut ilmu baik umum maupun agama serta rajin
membaca atau menulis
f)     Dua kuntum melat warna putih adalah perpadua antara agama dan umum
g)     Lima titik antara tulisan IPPNU adalah rukun islam

VI.   STRUKTUR ORGANISASI
l  Pimpinan Pusat untuk tingkat nasional, disingkat PP.
l  Pimpinan Wilayah untuk tingkat propinsi, disingkat PW.
l  Pimpinan Cabang untuk tingkat kabupaten/kota atau daerah yang disamakan dengan
kabupaten/kota, disingkat PC.
l  Pimpinan Cabang Istimewa untuk luar negeri, disingkat PCI.
l  Pimpinan Anak Cabang untuk tingkat kecamatan, disingkat PAC.
l  Pimpinan Ranting untuk tingkat desa atau kelurahan dan sejenisnya, disingkat PR
serta
l  Pimpinan Komisariat untuk lembaga pendidikan, disingkat PK.

VII.   PERMUSYAWARATAN
l  Permusyawaratan IPNU untuk tingkat nasional, terdiri dari : (Kongres, Kongres Luar
Biasa, Rapat Kerja Nasional)
l  Permusyawaratan IPNU untuk tingkat propinsi, terdiri dari: (Konferensi Wilayah,
Konferensi Wilayah Luar Biasa, Rapat Kerja Wilayah)
l  Permusyawaratan IPNU untuk tingkat kabupaten/kota atau daerah yang disamakan
dengan kabupaten/kota, terdiri dari: (Konferensi Cabang, Konferensi Cabang Luar
Biasa, Rapat Kerja Cabang)
l  Permusyawaratan IPNU untuk tingkat kecamatan, terdiri dari: (Konferensi Anak
Cabang, Konferensi Anak Cabang Luar Biasa, Rapat Kerja Anak Cabang)
l  Permusyawaratan IPNU untuk tingkat desa/kelurahan atau sejenisnya dan lembaga
pendidikan terdiri dari: (Rapat Anggota, Rapat Anggota Luar Biasa, Rapat Kerja
Anggota)

KEORGANISASIAN

       Pokok Bahasan :


1.     pengertian organisasi
2.    fungsi organisasi
3.    jenis – jenis organisasi
4.    unsur – unsur organisasi
5.    manajemen kepanitiaan
       Tujuan :
1.     memahami pengertian dan fungsi organisasi
2.    memahami jenis – jenis organisasi
3.    memahami tentang kepanitiaan

I.   PENGERTIAN ORGANISASI

Organisasi adalah proses kerja sejumlah manusaia yang terikat dalam hubungan
formal rangka nierachi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Dr. Sarwoto,
Dasar – dasar Organisasi dan Manajemen).
Organisasi adalah wadah sekumpulan orang yang menggabungkan diri dengan
tujuan tertentu (HM. Tayor dan AG. Mears)
Organisasi adalah tata hubungan antara orang-orang untuk dapat memungkinkan
tercapainya tujuan kerjasama dengan adanya pembagian tugas dan tanggung jawab
(John M. Gains, Organisasi Suatu pengantar)
Dari pengertian diatas maka organisasi dapat ditinjau dari dua sorotan :
1.      Organisasi sebagai wada, dimana kegiatan adminstrasi dilaksanakan sehingga
bersifat statis atau seperti benda mati
2.     Organisasi sebagai hal yang hidup, manakala kita menyaksikan bahwa organisasi
dapat memprotes tindakan sewenang – wenang dari seorang oknum, organisasi dapat
merovolusi, mendukung dan tidak menyetujui dari suatu kebijakan/kebijaksanaan.

II.   UNSUR – UNSUR ORGANISASI


1.                   PD dan PRT (Peraturan dasar dan peraturan rumah tangga)
2.                  Personil Organisasi
3.                  Struktur Organisasi
4.                  Program kerja
5.                  Pembagian kerja
6.                  Permusyawaratan

III.   MACAM – MACAM ORGANISASI


Berdasarkan unsur – unsur organisasi dapat dibedakan sebagai berikut :
1.   Organisasi kemasiswaan   : Ekstra dan Intra Kampus
2.  Organisasi profesi           : Parfi, IKADIN, PWI, IDI
3.  Organisasi Minat             : Persebaya, Mitra dll
4.  Organisasi Politik            : PKB, PDI-P, PAN, GOLKAR dll
5.  Organisasi Keagamaan      : NU, IPNU/IPPNU, Muhammadiyah dll
6.  Organisasi Sosial             : LSM, YDGR dll.

IV.    TIMBULNYA ORGANISASI
1.                         Spontan
2.                        Diprakarsai
3.                        Dibentuk oleh organisasi yang telah ada
4.                        Penggabungan dan pemisahan organisasi yang ada

  V.   PENUTUP
Bagaimanapun juga keberhasilan suatu organisasi terletak pada kerjasama yang baik
dan kejelasan program serta tujuan organisasi tersebut. Untuk itu beberapa cirri
yang baik dari suatu organisasi antara lain :
1.   Terdapat tujuan yang jelas
2.  Tujuan organisasi harus dipahami dan diterima oleh setiap orang yang ada didalam
organisasi tersebut.
3.  Adanya kesatuan arah (unity Of Direction)
4.  Adanya satuan perintah (Unity of command)
5.  Adanya pembagian tugas (Job Diskription)
6.  Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab
7.  Penempatan orang sesuai dengan ahlinya
       Pokok Bahasan :
1.     Pengertian kepemimpinan
2.    Macam – macam kepemimpinan
       Tujuan :
1.     Memahami pengertian kepemimpinan
2.    Memahami macam – macam kepemimpinan

I.   MUQODDIMAH
Secara etimologi Leadership berasal dari bahasa Inggris yang artinya pemimpin
atau kepemimpinan. Adapaun secara termilogi dapat dirumuskan sebagai berikut :
Kepemimpinan adalah kemampuan atau kesiapan yang dimiliki oleh seseorang yang
dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan dan kalau
perlu memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh tersebut, selanjutnya berbuat
sesuatu yang dapat membantu pencapaian suatu maksud dan tujuan.

II.PEGANGAN WAJIB BAGI PEMIMPIN UMAT

Sebagai seorang kader muslim, sudah selayaknya kembali bercermin kepada sifat-
sifat Rosululloh SAW yaitu :
1. Shidiq            :  Benar dalam keyakinan, ucapan dan tindakan
2.Amanah                    :  Terpercaya dalam keyakinan, ucapan, dan tindakan
bligh          : Penyampaian wahyu, Idiologi organisasi, ide pribadi, maupun dari orang lain
thonah       : Cerdas dan peka atau cepat tanggap terhadap problema yang terjadi dalam
masyarakat

III.    TIMBULNYA PEMIMPIN

Ada beberapa alternative tentang timbulnya seorang yang menjadi pemimpin antara


lain :

1. Teori Genetika : Seorang pemimpin yang lahir sebab karena keturunan, ia


ditaqdirkan menjadi pemimpin dalam situasi yang bagaimanapun
2.Teori Sosial             : Seorang pemimpin yang lahir karena disiapkan melalui proses
pendidikan, meskipun orang tersebut kurang berbakat menjadi pemimpin
3.Teori Ekologi        : Seorang pemimpin yang lahir dan sudah mempunyai bakat
terus dikembangkan melalui proses pendidikan dan pengalaman dan pengaruh
lingkungan ia berada

IV.            TIPE KEPEMIMPINAN

1.   Karismatik yaitu pemimpin yang mempunyai daya tarik dan wibawa alamiah yang
sangat tinggi, biasa dimiliki oleh orang yang sangat alim lagi sholeh, meskipun orang
tersebut sangat mudah melimpahkan pengaruh kepada orang lain.
2.  Otokratrik yaitu pemimpin yang tidak dapat mendengarkan kritik, pendapat atau
saran dari orang lain atau bawahannya, dalam mencapai tujuan sesuaikan dengan
keinginannya sendiri atau pribadi, sehingga pendekatan pada bawahannya dengan
cara paksaan.
3.  Liberal yaitu pemimpin yang tidak tahu menahu dengan persoalan bawahannya dan
membiarkan bawahannya mencari masalah dan pemecahan sendiri.
4.  Demokratik yaitu kekuasaan sepenuhnya pada anggota, segala keputusan
berdasarkan musyawaroh bersama dengan anggotanya pemimpin mencari masalah
dan pemecahnnya.

V.  SIFAT – SIFAT PEMIMPIN YANG BAIK


1.     Niat hikmah kepada Alloh SWT dan organisasi
2.    Adil, setia dan ikhlas berkorban serta pantang  menyerah
3.    Penuh energi dan inisiatif juga gemar beraktifitas
4.    Tidak emosional, simpatik, sopan dan fleksibel
5.    Cakap, banyak akal, terampil, komunikatif dan terbuka
6.    Mengindahkan pendapat umum dan selalu dalam posisi menyerang
7.    Tidak mudah menunda pekerjaan dan selalu siap mental untuk jatuh dan tumbuh
kembali
8.    Taqwa kepada Alloh SWT

VI. FUNGSI PEMIMPIN

Fungsi pemimpin yaitu pelopor dan penanggung jawab, idiologi dan planner, bapak dan
ibu atau orang tua dan simbol group, contoh dan pendukung konsepsi, pengarah dan
penggerak, wakil dari anggota dan pengembang imajinasi

VII.   SIKAP KEMASYARAKATAN SEORANG PEMIMPIN

1.   Tawasuth dan I’tidal


Sikap tengah dan berintikan pada prinsipn hidup yang menjunjung tinggi keharusan
berlaku adil dan luas ditengah-tengah kehidupan bersama, dengan sikap dasar ini
akan menjadi kelompok, panutanyang bersikap dan bertindak lurus serta selalu
bersifat membangun.

2.   Tasammuh
Sikap toleran terhadap perbedaan baik dalam masalah keagamaan, terutama
masalah masalah yang bersifat furu’ atau menjadi masalah khilafiyah, serta dalam
masalah kemasyarakatan dan kebudayaan.

3.   Tawazun
Bersikap berimbang dan berhikmah, menyerasikan hikmah kepada Alloh SWT,
khikmah kepada manusia, serta lingkungan hidupnya, menyelaraskan kepentingan
masa lalu, masa kini dan masa mendatang.

4.   Amar Ma’ruf Nahi Munkar


Selalu memiliki kepekaan untuk mendorong perbuatan yang baik, berguna dan
bermanfaat bagi kehidupan bersama, serta menolak dan mencegah semua hal-hal
yang dapat menjerumuskan dan merendahkan nilai – nilai kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai