Anda di halaman 1dari 67

1

SEKAPUR SIRIH

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah SWT yang telah memberikan
segala limpahan karunia, taufiq, hidayah dan ‘inayah-Nya kepada kita semua.
Proses kehidupan tak akan lepas dari segala usaha dan upaya kita dengan selalu
memanjatkan doa kepada-Nya. Semoga kita senantiasa dalam lindungan-Nya.
Sholawat serta salam marilah kita haturkan kepada junjungan Nabi agung
Muhammad SAW yang telah memberikan cahaya Iman dan Islam kepada kita
semua. Beliaulah teladan bagi kita semua sang pembawa risalah kenabian dan
pejuang reformis sejati bagi peradaban Islam. Mudah-mudahan kelak dihari akhir
kita akan mendapatkan syafaat udhma kelak. Amin Ya Robbal ‘alamiin
Rekan-rekanita yang kami banggakan,
Proses perjuangan sebuah organisasi tak akan pernah lepas dari dinamika
kaderisasi yang bermuara untuk memiliki kader yang handal dan loyal secara
mental dan kemampuan individu serta kelompok terhadap organisasi agar mampu
menggerakkan segenap kemampuan dan kompetensi organisasi. IPNU dan IPPNU
sebagai organisasi kader dan pelajar sudah selayaknya membangun konsep
“student movement” yang membekali diri dengan kemampuan-kemampuan
konseptual dan praksis sebagai prasyarat terbangunnya budaya organisasi pelajar.
Dengan diterbitkannya buku materi pokok dalam proses kaderisasi dan
pembentukan idiologi pelajar yang berlandaskan ahlussunah waljamaah bagi kader
IPNU-IPPNU Kabupaten Pekalongan, diharapkan proses pembentukan karakter dan
keilmuwan serta aktivis pelajar NU dapat terwujud secara matang yang didasari
dengan budaya organisasi pelajar yang mandiri, berwawasan luas, bersikap kritis
dan memahami kondisi sosial serta siap untuk belajar dan berjuang yang muaranya
adalah ketaqwaan kepada Tuhan YME.
Akhirnya atas nama Pimpinan Cabang IPNU-IPPNU Kabupaten Pekalongan
mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah
membantu hingga diterbitkannya buku modul materi pengkaderan dan mudah-
mudahan buku ini dapat menjadi “stock of knowledge” bagi kader-kader IPNU-
IPPNU di Kabupaten Pekalongan demi eksistensi dan perjuangan menuju kejayaan
organisasi di masa mendatang. Amin

Wallahulmuwafiq ila aqwamithorieq


Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Pekalongan, 2014
Editor : Muhammad Rifda

Ujza PC IPNU-IPPNU Kabupaten Pekalongan

Bertekad Bulat Bersatu, Belajar Berjuang Bertaqwa


Panduan Materi MAKESTA PC IPNU IPPNU Kab.
Pekalongan
Abraham Usman Fitriyah
Ketua IPNU Ketua IPPNU
AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH ASWAJA ALA NU
(Menumbuhkan Semangat Aswaja ala NU)

I. PENGERTIAN ASWAJA Sejarah


ASWAJA
Sewaktu Rasulullah masih hidup umat Islam merupakan satu barisan yang kuat,
satu aqidah, satu wawasan dan berada dibawah bimbingan dari Rasul, begitu
pula pada masa sahabat empat, pada masa ini umat Islam mulai tidak seutuh
pada masa Nabi.
Menurut para ahli sejarah mulai adanya firqoh yaitu mulai tahun 30 H, atau pada
masa akhir tahun kekuasaan Usman bin Affan. Rasulullah bersabda : “Sungguh
beriman lah engkau kepada Allah, malaikat, kitab, rasul, hari akhir, qodar baik
dan buruknya adalah dari Allah Taala”.
Hadist tersebut menjelaskan bahwa diakhir zaman umat Islam akn pecah menjadi
firqoh firqoh, satu dengan yang lain sulit didamaikan apalagi dipersatukan. Hal ini
sudah menjadi fakta yang telah tercantum dalm kitab kitab ushuluddin. Firqoh
firqoh itu ada 73 golongan yaitu; Syiah menjadi 22 aliran, Khawarij menjadi 20
aliran, Murjiah menjadi 5 aliran, Mu’tazilah menjadi 20 aliran, Najjariyah menjadi
3 aliran, Jabbariyah tetap satu golongan, Musabikhah satu aliran dan Alu Sunah
wal Jamaah satu aliran.

Istilah Ahlussunah wal Jama’ah terdiri dari tiga kata, yaitu ahl, as-sunah dan al-
jama’ah.

1. Dalam Kamus al-munjid fil Lughah wal A’alam kata ahl mnegandung dua
makna. Selain bermakna keluarga dan kerabat, ahl juga dapat berarti
pemeluk aliran atau pengikut madzhab.
2. Menurut istilah syara’ as-sunah ialah sebutan bagi jalan yang disukai dan
dijalani dalam agama, sebagaimana dipraktikkan Rasulullah SAW, baik
perkataan, perbuatan ataupun persetujuan Nabi Muhammad SAW,
3. sedangkan al-jama’ah menurut syara’ ialah kelompok mayoritas dalam
golongan islam.
Dari pengertian etimologis di atas, maka makna Ahlussunnah wal Jama’ah
dalam sejarah islam adalah golongan terbesar umat islam yang mengikuti system
pemahaman islam, baik dalam tauhid dan fiqih dengan mengutamakan dalil Al-
Qur’an dan hadist daripada dalil akal.
Untuk menguatkan pengertian diatas terdapat bebarapa hadits yang
diantaranya diriwayatkan oleh imam ibnu majah yang artinya “menyampaikan
Rasulullah SAW akan pecah umatku menjadi 73 golongan, yang selamat satu
golongan, dan sisanya akan hancur, ditanya siapakah yang selamat Rasulullah?
Beliau menjawab Ahlussunnah wal Jama’ah, beliau ditanya lagi apa maksud dari
Ahlussunnah wal Jama’ah? Beliau menjawab; golongan yang mengikuti sunahku dan
sunah shahabatku”.
Dalam hadist lain juga disebutkan “berpegang teguhlah kamu semua dengan
sunah mu dan sunah khulafaur rasyidin yang semuanya memnperoleh petunjuk
sesudahkau” (HR Abu Dawud dan Turmudzi)

II. PRINSIP-PRINSIP AJARAN MADZHAB DALAM NU


a. Ajaran Ahlus Sunnah Wal jama’ah di Bidang Aqidah
Golongan ahlussunah wal jama’ah dalam bidang akidah mengikuti
rumusan imam Al-Asya’ari yang meliputi enam perkara yang lebih dikenal
degan rukun iman.
Beberapa contoh rumusan akidah Ahlus sunnah wal jama’ah adalah
sebagai berikut :
1. Allah mempunyai sifat-sifat yang sempurna, sifat wajib adalah sifat-sifat
yang harus ada pada Allah SWT yang berjumlah 20, sifat mustahil adalah
sifat-sifat yang tidak boleh ada pada Allah yang berjumlah 20, dan sifat jaiz
bagi Allah yang berjumlah 1 (satu) yaitu Allah itu boleh menciptakan
sesuatu atau tidak.
2. Ahli kubur dapat memperoleh manfaat atas amal sholeh yang dihadiahkan
orang mukmin yang masih hidup kepadanya seperti bacaan Al-Qur’an,
dzikir, dan lain-lain.
3. Orang mukmin yang berdosa dan mati, nasibnya diakhirat terserah Allah,
apakah akan diampuni atau mendapat siksa dahulu neraka yang bersifat
tidak kekal.
4. Rezeki, jodoh, ajal, semuanya telah ditetapkan pada zaman azali.
Perbuatan manusia telah ditakdirkan oleh Allah, tetapi manusia wajib
berikhtiar untuk memilih amalnya yang baik.
5. Surga dan neraka serta penduduknya akan kekal selama-
lamanya. Dan masih banyak prinsip-prinsip pokok akidah yang
lain.

b. Ajaran Ahlus Sunnah Wal Jama’ah di Bidang Syari’ah


Dalam bidang syari’ah (fiqih) kaum Ahlus sunnah Wal jama’ah
berpedoman pada empat madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali). Hal-
hal yang perlu diketahui adalah :
1. Membaca sholawat berarti menjalankan perintah Allah dan
Rasul-Nya.
2. Menyentuh dan membawa Al-Qur’an harus suci dari
hadats kecil dan besar.
3. Membaca tahlil, sholawat, surat yasin disunnahkan.
a. Tahlil berasal dari kata hallala, yuhallilu, tahlilan artinya membaca
kalimat la ilaha illa llallah. Dimasyarakat NU sendiri berkembang
pemahaman bahwa setiap pertemuan yang didalamnya dibaca kalimat
itu secara bersama-sama dikhususkan untuk almarhum/almarhumah
disebut majelis tahlil. Sebagaimana yang ercantum dalam hadits :
Yasin adalah jantung Al-Qur’an, tidak membacanya seseorang yang
mencari Ridho Allah dan pahala akhirat melainkan Allah
mengampuninya, dan bacakanlah Yasin atas orang-orang mati kalian
semua. (HR. Imam Ahmad)
b. Dibaiyah adalah suatu acara pembacaan kitab Diba’, kitab yang
isinya biografi, sejarah hidup dan kehidupan Rasulullah.
Landasan dianjurkannya dibaiyah adalah dari hadits berikut :
“Tersebut dalam sebuah atsar, Rasulullah pernah bersabda:”Siapa
membuat sejarah orang mukmin (yang sudah meninggal) sama
artinyamenghidupkannya kembali seolah-olah dia sedang
mengunjunginya, siapa yang mengunjunginya Allah akan
memberinya surga”.
c. Membaca do’a qunut pada sholat shubuh
disunnahkan. Dalam kitab Mughnil Muhtaj juz awal terdapat
hadits berikut:
Diriwayatkan dari imam Abu Hurairoh R. A , berkata : “Rosulullah SAW
ketika bangun dari rukuk pada Roka’at yang kedua dalam sholat subuh
beliau mengangkat kedua tanganNya dan membaca doa berikut:
Allahummah ……”
d. Ziarah kubur hukumnya sunnah bila bertujuan untuk mengambil
pelajaran dan mengingat akhirat dan untuk mendo’akan orang Islam.
Seperti diterangkan dalam hadits berikut:

“berziaroh ke kuburlah kamu semua karena sesungguhnya dapat


mengingatkan Akhirat. Dan Nabi Muhammad SAW telah berziarah ke
kuburanyya sahabat-sahabat yang mati syahid dalam perang uhud dan
kekuburan Ahlil Baqi’ kemudian beliau mengucapkan salam dan
mendoakan mereka” (HR. Muslim, Imam Ahmad, Ibnu Majah)
e. Mentalqin mayit disunahkan, adapun mentalqin mayit itu ialah
mendiktekan si mayit yang baru saja dimakamkan untuk menirukan
kata- kata tertentu dari si penuntun. Karena sesungguhnya si mayit bisa
mendengar suara sandal orang-orang yang pulang sehabis mengantar
jenazahnya, sebagaimana keterangan hadits berikut:
Artinya : “seorang hamba ketika telah diletakkan kedalam kuburnya, dan
ketika teman-temannya telah meninggalkannya sesungguhnya dia bisa
mendengar suara sandal teman-temannya teersebut” (HR. Imam Bukhori
muslim, Abu Dawud, Nasa’i)
f. Sholat Tarawih 20 Roka’at, karena sesungguhnya Rasulullah SAW
telah melakukan sholat tarawih sebanyak 20 Roka’at.
g. Peringatan 7 hari/ 40 hari orang meninggal atau Khaul
Sudah jadi tradisi orang NU, kalau ada keluarga yang meninggal, malam
harinya ada tamu-tamu yang bersilaturrahmi, baik tetangga dekat
maupun jauh. Mereka ikut belasungkawa atas segala yang barusan
menimpa, sambil mendoakan orang yang meninggal ataupun yang
ditinggalkan juga ingin mengambil iktibar bahwa kita segera akan
menyusul dikemudian hari, tradisi tersebut biasanya setelah mencapai
40 hari, 100 hari, 100 hari, setahun dan 1000 hari. Hadits yang dapat
dibuat pegangan dalam masalah ini ialah:
Imam Thawus berkata: Seorang yang mati akan beroleh ujian dari Allah
dalam kuburnya selama 7 hari. Untuk itu sebaiknya mereka (yang masih
hidup) mengadakan jamuan makan(sedekah) untuknya selama hari-hari
tersebut. Sampai kata-kata : dari sahabat Ubaid ibn Umair, dia berkata:
seorang mukmin dan seorang munafik sama-sama akan mengalami ujian
dalam kubur. Bagi seorang mukmin akan beroleh ujian selama 7 hari
sedang seorang munafik selama 40 hari diwaktu pagi.
h. Istighotsah
Asal kata Istighotsah adalah Al- Ghauts yang berarti meminta
pertolongan
Telah menjadi tradisi di kalangan para ulama Salaf dan Khalaf bahwa
ketika mereka menghadapi kesulitan atau ada keperluan mereka
mendatangi kuburan orang-orang Sholeh untuk berdoa disana dan
mengambil berkahnya dan setelahnya permohonan mereka dikabulkan
oleh Allah.
Dalam kitab ‘Uddahal-Hishn al-Hashin disebutkan;
“Diantara tempat dikabulkannya do’a adalah kuburan orang-orang
Sholeh”

c. Ajaran Ahlussunnah Wal jama’ah di Bidang Akhlaq


Kaum Ahlus sunnah Wal Jama’ah dalam bidang akhlaq atau tasawuf
mengikuti imam Abu Qasim Al-Junaidi dan Imam Ghozali berkata “bahwa
tujuan memperbaiki akhlaq itu adalah untuk membersihkan hati dari
kotoran hawa nafsu dan marah, sehingga hati menjadi suci bagaikan
cermin yang dapat menerima nur cahaya Tuhan”.
Menurut imam Junaidim ada tiga tingkat dasar dalam menempuh tarekat :
1. Takhali, yaitu mengosongkan diri dari sifat-sifat tercela baik
lahir maupun batin.
2. Tahali, yaitu mengisi diri dan membiasakan diri dengan sifat-
sifat terpuji.
3. Tajalli, yaitu mengamalkan sesuatu yang dapat mendekatkan
diri kepada Allah SWT.
d. Ajaran Ahlus Sunnah Wal Jama’ah di Bidang Sosial
Kemasyarakatan dan Politik
Dalam bidang sosial kemasyarakatan dan politik, kaum Ahlus Sunnah
Wal jama’ah mampunyai prinsip dan ciri khas yang berbeda dengan golongan
lain. Dalam beberapa hal ada persamaan pendapat dan dalam hal lainnya ada
perbedannya. Hal ini tampak jelas dalam beberapa masalah, antara lain :
1. Masalah Khilafiyah
Dalam masalah kepemimpinan dan pemerintahan wajib ditegakkan
sebagai pewaris kepemimpinan Rasulullah SAW. namun bentuk kongkritnya
diserahkan kepada umatnya sendiri, sebab dalam mengurus urusan dunia,
ajaran Islam menyerahkannya pada umat dengan jalan bermusyawarah untuk
memperoleh hasil yang terbaik dan bermanfaat.
Allah berfirman yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman Taatlah
kamu sekalian kepada Allah dan kepada Rasul-nya dan ulil Amri dari kamu
sekalian” (Qs. An-Nisa’ : 59)
Yang dimaksud ulil amri adalah khalifah penguasa yang
kepemimpinannya wajib diikuti oleh rakyatnya, kewajiban mentaati disini
dengan syarat pemerintahan harus dijalankan atas dasar prinsip kebenaran
dan berlaku adil.

2. Masalah Persaudaraan dan Perbedaan Pendapat


Pendirian Ahlussunnah Wal jama’ah bahwa semua muslim adalah
bersaudara dan jika, terjadi perbedaan pendapat (perselisihan) diusahakan
“islah” (berdamai), menurut prosedur yang telah ditetapkan. Jika terjadi
perselisihan dan kesalahan hasur dicari jalan keluarnya dan diperbaiki
menurut tata cara yang disepakati.

3. Masalah Dosa
Perbuatan dosa adalah perbuatan yang dilakukan tidak berdasarkan
perintah agama dan bertentangan dengan ajaran agama ahlus Sunnah Wal
Jama’ah berpendirian bahwa setiap orang yang menyekini kebenaran
syahadatain. Betapa besar dosanya, dia tetap dianggap sebagai muslim. Agar
supaya kita tidak terjerumus dalam perbuatan dosa baik kecil maupun besar,
maka perlu menyadari akibat perbuatan dosa yang kita lakukan. Dengan
demikian kita dapat mengendalikan hawa nafsu dan berpikir lebih jauh setiap
tindakan yang akan dilakukan dan akibatnya.
MENGENAL NAHDLATUL ULAMA
"Melestarikan Perjuangan Para Ulama dan Kyai"

PENDAHULUAN
Berdirinya NU tidak lepas dari peran penting dua orang tokoh besar yaitu KH
Hasyim Asyari dan KH Wahab Hasbullah,. Pada sekitar tahun 1913 Pondok
pesantren Tebu ireng diserng oleh tentara Belanda bangunan pondok dihancurkan
berkeping – keping kitab – kitab agama dirampas dan kemudian dibakar dan
dimusnahkan, kemudian pemerintah Kolonial mengumumkan bahwa Pondok
Pesantren Tebu Ireng adalah Sarang pemberontok dan ekstrimis, Kepada Para santri
KH Hasyim Asyari’ mengatakan “ Justru kejadian ini menambah semangat kita
untuk berjuang menegakkan islam dan kemerdekaan yang Hakiki “

Kejadian tersebut diketahui oleh seluruh pondok pesantren diseluruh pulau


jawa dan Madura,maka berdatanganlah bantuan moril dan materiil yang tidak
sedikit yang kemudian dapat dpergunakan untuk membangun kembali pondok
pesantren yang telah hancur lumat, dalam waktu singkat sekitar 8 bulan pondok
pesantren Tebu ireng telah pulih bahkan lebih megah.

Pada Tahun 1914 seorang pemuda bernama Wahab hasbullah kembali dari
menuntut ilmu dari kotamakkah kemudian ia menikah denga putrid seorang kyai
dari Surabaya bernama Kyai Musa, ia kemudian menetap di kertopaten,kemudin
selang beberapa lama iapun tertarik dengan perkembangan Sarekat Islam ( SI )
yang maju pesat untuk ikut bersama – sama berperan, kemudian bersama – sama
dengan partisipasi para dermawan yang ada di Surabaya yang dipelopori oleh KH
Abd Kahar berdirilah gedung bertingkatdi Surabaya ( Kampung Kawatan Gg. IV )
yang kemudian dikenl dengan Nahdlatul Wathan dan pada 1916 perguruan ini
mendapat Rechtpersoon ( Pengakuan resmi berbadan hukum “ dengan susunan
pengurus : KH Abdul Kahar sebagai direktur, KH Wahab Hasbullah sebagai
Pemimpin Sekolah ( Ke – Ulama-an ) dan KH Mas Mansur diangkat sebagai Kepala
sekolah, dibantu KH Ridwan Abdullah.

Pada perjalanannya KH Wahab Hasbullah memimpin Nahdlatul Wathan


dengan seluruh kelompok islam secara umum baik yang berhaluan
tradisionil ( Bermadzhab ) dan kelompok modernis ( Non Madzhab ). Perlu
diketahui bahwa mulai dasa warsa pertama di abad XX , timbul 2 kelompok gerakan
islam yang pola pemikirannya tidak dapat dipersatukan yaitu kelompok timbul 2
kelompok gerakan islam yang pola pemikirannya tidak dapat dipersatukan yaitu
kelompok islam modernis dan kelompok islam tradisionalis, kaum modernis pada
pokoknya anti madzhab dan kelompok tradisionalis tetap mempertahankan
madzhab, pada era selanjutnya,sering terjadi perdebatan pedebatan yang
diakibatkan oleh perbedaan
10

pemikiran diantara keduanya, KH Wahab Hasbullah sering kali mendapat serangan


– serangan dari kelompok modernis yang berada di SI maupun dari KH Mas Mansur
itu sendiri, Meski tujuan dari kelompok ini adalah memperjuangkan rasa
nasionalisme, serangan – serangan teramat sering di8lancarkan oleh kaum reformis
modernis sehingga KH Wahab Hasbullah terpaksa melayaninya, mulai dari
perdebatan itu aka terlihat jelas adanya perbedaan pandangan antara KH Mas
Mansur dengan KH Wahab Hasbullah yang pada akhirnya KH Mas Mansur lebih
memilih untuk bergabung dengan kelompok modernis opada tahun 1921 hal ini
berawal ketika KH Ahmad Dahlan sering datang ke Surabaya memberikan ceramah
– ceramah,dan beliau berhasil menggaet KH Mas mansur untuk memasuki
kelompok Muhammadiyyah yang berhaluan Modernis yang anti madzhab. Dan
perbedaan mencapai puncaknya pada tahun 1922 ,KH Mas Mansur secara jelas
menyatakan bahwa ia berpisah dengan KH Wahab Hasbullah.

Serangan demi serangan terus bermunculandari kelompok modernis dan


akhirnya KH Wahab Hasbullah menyadari bahwa serangan – serangan tersebut
tidak mungkin beliau hadapi sendiri,maka pada tahun 1924 KH Wahab Hasbullah
mendirikan kursus “Masailud Diniyyah “ guna menambah pengetahuan bagi
ulama – ulama muda yang mempertahankan faham ahlussunnah wal jamaah
dengan tetap bermadzhab.

Kegiatan kursus ini kemudian dipusatkan di madrasah Nahdlatul Wathon


dengan insensitas pertemuan 3 kali seminggu, peserta diskursus ini tidaknya dari
wilayah Jawa Timur tetapi juga dari Jawa Tengah dan Jawa Barat, kemudian beliau
memohon bantuan sahabat-sahabatnya untuk membantu,seperti KH Bisri SYansuri
( Jombang ) KH Abdul Halim ( Leuwi Munding Cirebon ) dan KH Mas Alwi Abdul Aziz
dan KH Ridwan Abdullah dari Surabaya, KH Maksum dan KH kholil dari Lasem
Rembang, sedangkan dari kelompok muda seperri KH wahab dan Abdulla Ubaid
dari KawatanSurabaya, serta Hasan Nawawi juga dari Surabaya.

Dan pada akhirnya kelompok diskursus itu merupakan kelompok yang kuat
dan ampuh sebagai senjata untuk memerangi faham modernis, memang sepertinya
mereka dipersiapkan untuk menepis serangan kelompok modernis, terutama
perdebatan masalah khilafiyah, . Tetapi KH Wahab agaknya masih kurang yakin
terhadap keampuhan pertahanan maka pada tahun 1924 , beeliau mengusulkan
terbentuknya organisasi ulama kepada KH Hasyim Asy’ari, berawal sari sinilah maka
kemudian lahir organisasi ulama di bawah kepemimpinan KH Hasyim Asyari.
Sebelumnya KH Wahab Hasbullah terlibat dalam SI, Indronesische Studest Club,
Nahdlatyul Wathon,Subanul Wathon,dan dalam diskursus itu tidak lepas dari tujuan
utama memupuk rasa Nasionalisme, dan tekad itu,terbukti pada saat undangan
Komite Hijaz diedarkan pada tanggal 31 Januari 1926, Maka setelah itu sepakat

Bertekad Bulat Bersatu, Belajar Berjuang Bertaqwa


Panduan Materi MAKESTA PC IPNU IPPNU Kab.
Pekalongan
untuk mendirikan Jamiyah Nahdlatul Ulama. ( NU ) adapun kepengurusan pad NU
1926 adalah sebaai berikut :

SYURIYAH :
Rais Akbar : KH Hasyim Asyari Jombang
Katib Rais : KH Abdul Wahab Hasbullah
Kertopaten MUSTAYAR : KH. Moh Zubair Gresik
TANFIDZIYAH :
Ketua : KH Hasan Gipo
Surabaya Wakil Ketua : H Soleh
Samil, Surabaya
Sekretaris : Moh Sodiq ( Sugeng ) Surabaya
Wakil sekretaris : H. Nawawi Surabaya
Bendahara : H. Muhammad Burhan Surabaya
: H. Jafar Surabaya
KOMISARIS : K . Nahrowi Surabaya

Sedang pada tahap berikutnya disepakatilah lambang Nahdlatul Ulama sesuai


dengan mimpi KH Ridwan Abdullah dari Jombang Jawa Timur.

Selama Ini yang kita ketahui, NU berdiri pada tanggal 31 Januari 1926 atau
14 tahun sesudah Muhammadiyah berdiri karena Muhammadiyah berdiri pada
Tahun 1912. Tetapi, secara tradisi, budaya, cara keberagamaan NU sudah ada sejak
berabad – abad yang lalu bersamaan dengan awal perkembangan Islam di
Indonesia yang disebarkan oleh Walisongo. Dalam mengembangkan dakwah Islam
di Nusantara, para wali tersebut menggunakan cara – cara yang santun,
pendekatan akhlaq, Uswah dan sangat menghormati semua tradisi masyarakat
yang sudah ada / hadir di masyarakat. Namun demikian bukan berarti semua tradisi
yang ada dianggap benar, melainkan secara perlahan – lahan dimasuki dan diganti
dengan unsur – unsur Islam. Sebagai bukti adalah beberapa tradisi budaya yang
saat ini masih ada di kalangan Nahdhiyyin sebagai berikut :
1. Dalam masyarakat Syiwa – Budha ajaran Yoga tantra dari sekte Sakhta ada
tradisi yang dinamakan Upacara Pancamakara / Ma – Lima / 5 M : Mamsya
(daging), Matsya (ikan), Madya (Minuman keras), Maituna (bersetubuh), Mudra
(semadi). Peserta upacara terdiri dari laki – laki dan perempuan membentuk
lingkaran. Kemudian di tengahnya terdapat makanan, lauk pauk dan Miras. Nah,
para wali kemudian mengubah upacara ini dengan tetap membentuk lingkaran
tetapi makanan diganti dengan berbentuk makanan dan minuman yang halal
serta tidak ada semadi tetapi diganti dengan sekian rapalan doa tahlil. Tradisi
inilah yang sekarang kita kenal dengan istilah kenduri. Istilah ini sendiri berasal
dari bahasa persia yaitu “ Kandhuri” yang berarti Upacara. Di persia ada Upacara
Kandhuri untuk memperingati Fatimatuzzahro.
2. Dulu ketika masyarakat beribadah namanya “Sembah Yang”. Sulit rasanya
mengubah menjadi “Shalat”. Makanya diganti dengan kata Sembayang. Begitu
juga kata Sanggar yang digunakan sebagai tempat sembahyang diganti dengan
kata Langgar agar tidak kesulitan mengucapkan Mushalla. Dalam Masyarakat
juga ada tradisi menahan makan dan minum yang disebut Upawasa. Kata
Shoum tentu sulit diterima. Maka yang digunakan adalah puasa.

Ada beberapa konsep pembinaan umat dan para alim ulama kita yang perlu
kita pahami dan kita pedomani dalam membina umat Nahdlatul Ulama serta
menumbuhkan dinamika perjuangan NU ke depan.
Konsep – konsep tersebut adalah :
1. Pengertian Mabadi Khoiru Ummah ( KH. Mahfudz Siddiq )
2. Pengertian panca Gerakan NU ( KH. Ali Ma’shum )
3. Pengertian Khittah NU 1926 ( KH. Akhmad Shiddiq )
4. Perkembangan dan Dinamika Perjuangan NU

A. Mabadi Khoiru Ummah


Mabadi khoiru Ummah adalah nilai – nilai keteladanan yang membentuk
karakter warga NU melalui upaya pemahaman keagamaan NU yang bertumpu pada
5 (lima) sendi , yaitu : Al shidqu, Al Amanah, Al Adalah, Al Ta’awun, Al Istiqomah :
a Al Shidqu Artinya kejujuran, kebenaran, kesungguhan, dan keterbukaan di
dalam menampilkan suatu masalah
b Al Shidqu Artinya dapat dipercaya, setia dan tepat
janji c Al Adalah Artinya sikap Adil
d Al Ta’awun Artinya tolong menolong, setia kawan dan gotong royong
e Al Istiqomah Artinya Keajekan atau konsisten, kesinambungan dan
berkelanjutan

Buah dari pemahaman keagamaan dan sikap kemasyarakatan membentuk


tingkah laku dan nilai – nilai keteladanan NU yang dapat membedakan antara
karakter NU dengan tingkah laku organisasi lain di luar NU.

B. Pengertian Panca Gerakan NU


Doktrin Panca Gerakan NU merupakan konsep pembinaan umat dari KH Ali
Ma’shum, untuk menumbuhkan pemahaman terhadap kesadaran warga Nahdliyyin
tentang tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan.
Konsep tersebut Intinya :
a. Al Tsiqoh Bi NU
Setiap warga NU harus yakin dan percaya penuh terhadap NU sebagai satu –
satunya tuntunan hidup yang benar
b. Al Ma’rifah Wa Al Istqon Bi NU
Setiap warga NU harus benar-benar memberi bobot ilmiah tentang NU dengan
sungguh-sungguh
c. Al Amal Bi Al Ta’lim Bi NU
Setiap warga NU harus mempraktekkan ajaran dan tuntunan NU
d. AL Jihad Fi Sabil NU
Setiap warga NU harus memperjuangkan NU agar tetap lestari dan terus
berkembang pesat
e. Al Shabru Fi Sabil NU
Setiap waraga NU harus bersabar dalam melakukan tugas, menghadapi
rintangan kegagalanmaupun sabar terhadap rayuan – rayuan atau paksaan
paksaan untuk meninggalkan NU

C. Pengertian Khittah 1926


Khittah adalah landasan berfikir, bersikap dan bertindak warga NU yang harus
tercermin dalam tingkah laku baik perorangan maupun organisasi atau dalm setiap
proses pengambilan keputusan. Khittah adalah faham Islam Aswaja yang digali dari
sejarah perjalanan NU dari masa kemasa dan disesuaikan dengan kondisi
masyarakat Indonesia.
Ada 9 ( sembilan ) butir isi Khittah Nahdliyyin
1. Mengenal sejarah berdirinya NU
2. Khittah sebagi landasan perjuangan NU
3. Paham Keagamaan NU
4. Sikap keagamaan NU
5. Perilaku dan cirri khas NU
6. Ikhtiar melakukan program garapan NU
7. Ulama sebagi pemegang pimpinan tertinggi NU
8. Keberadaan NU sebagai organisasi kemasyarakatn
9. Semangat ( ghiroh ) dalam mengamalkan khittah NU

Keberhasilan cita – cita perjuangan NU adalah tergantung dari pengamalan


khittah para pimpinan dan warganya dalam meresapi, menghayati, gdan
mengamalkan butir – butir khittah NU yang merupakan landasan perjuangan NU.
Kembali ke khittah NU berarti kembali ke garis – garis perjuangan NU, embali
ke organisasi jamiyyah Diniyyah Islamiyyah, meninggalkan kegiatan politik praktis
balik menekuni kembali bidang agama, social, kemasyarakatan untuk berkhidmah
kepada agama, negara dan bangsa.

D. Perkembangan dan Dinamika Perjuangan NU


NU sebagai wadah perjuangan adalah alat untuk mempertahankan diri,
memelihara, melestarikan dan mengamalkan ajaran islam ala ahlussunnah wal
jamaah menuju rahmatan lil alamin.
Dinamika perjuangan NU adalah berkhidmat demi agama, bangsa dan Negara
tidak pernah mengalami surut sejak berdirinya tahun 1926 hingga sekarang, hal
tersebut dapat dilihat dalam perkembangan dan dinamika tersebut dibawah ini ;
Tahun 1918 : Mendirikan Nahdlatuttujjar ( Penggalangan Ekonomi )
Tahun 1922 : Mendirikan Taswirul Afkar ( Penggalangan budaya )
Tahun 1924 : Mendirikan Nahdlatul wathon ( Penggalangan bangsa )
Tahun 1926 : Mendirikan NU ( Nahdlatul Ulama/Kebangkitan Ulama )
diproklamirkan di Muktamar NU ke -1 di Surabaya, dan mengangkat
Roisul Akbar Hadlatus Syaikh Hasyim Asy’ari
Tahun 1945 : Turut aktif dalam persiapan Kemerdekaan RI dan turut membidani
lahirnya partai Masyumi
Tahun 1952 : NU Keluar dari Masyumi ( karena tidak ada Kecocokan )
Tahun 1954 : NU berubah menjadi partai politik ( Hasil Muktamar ke -20 )
Tahun 1955 : NU mengikuti pemilu pertam di Indonesia zaman orde lama
Tahun 1971 : NU mengikuti pemilu ke 2 zaman Orde baru
Tahun 1973 : NU diharuskan fusi meleburkan diri ke PPP
Tahun 1984 : NU menyatakan keluar dari PPP dan kembali ke khittah 1926 ( hasil
muktamar NU ke 27 di Situbondo Jatim)
Tahun 1998 : NU memfasilitasi berdirinya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB ) di era
reformasi, jamiyyah NU tetap netral/khittah
Tahun 1999 : PKB partai yang difasilitasi PBNU mengikuti pemilu pertama di era
reformasi. KH Abdurahman Wachid ( Gus Dur ) mantan Ketua PBNU
terpilih sebagi presiden RI ke IV. NU mencanangkan kebangkitan ke II
di Muktamar NU ke-30 di Lirboyo Kediri Jatim

Demikian sekilas perkembangan dan dinamika perjuangan NU yang tanpa


mengenal berhenti patah dan tumbuh hilang berganti. Tua tua keladi semakin tua
semakin jadi, tua tua kelapa semakin tua semakin berjasa.
DEMI IPNU IPPNU
(Menyiapkan Pelajar dan Santri yang beriman, bertaqwa,
berilmu, kreatif dan mandiri)

Ke IPNU an
Latar Belakang Berdirinya IPNU
1. Faktor Aqidah
Karena mayoritas bangsa Indonesia beragama Islam ala Ahlussunnah
Wal jamaah.
2. Faktor pendidikan
Karena pendidikan merupakan media yang efektif untuk melakukan
pengkaderan, sehingga kader-kader muda terdidik dan terarah untuk
menciptakan kader yang professional. Pelajar memiliki usia, pemahaman dan
latar pendidikan yang relatif sama sehingga akan mudah memberikan sebuah
informasi atau pelajaran.
Tujuan lahirnya IPNU
1. Mempersatukan antar pelajar umum dan agama (santri).
2. Mengumpulkan anak-anak NU.
3. Mengembangkan pengetahuan agama dan umum.
4. Mempersiapkan pemimpin NU dan bangsa di masa datang.
5. Mengembangkan syari’at Islam Ala ASWAJA.

Organisasi yang lahir sebelum IPNU


1. Tsamrotul Mustafidin, lahir di Surabaya 11 Oktober 1936.
2. Persatuan Murid Nahdlotul Oelama (PAMNO) tahun 1936.
3. Ikatan Siswa Mubalighin Nahdlotul Oelama (IKSIMINO), lahir di Semarang 1952.
4. Persatuan Pelajar Nahdlotul Oelama (PERPENO) lahir di Kediri.
5. Ikatan Pelajar Nahdlotul Oelama (IPINO).
6. Ikatan Pelajar Nahdlotul Oelama (IPNO) di Surakarta.

Sejarah singkat lahirnya IPNU


Pada dasarnya Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) didirikan sebagai
organisasi kesiswaan dan kesantrian, ia dimasukkan dalam rangka menyatukan
gerakan langkah dan dinamisasi kaum terpelajar di kalangan Nahdliyyin.
Ketika Kongres LP Ma’arif NU di Semarang tanggal 20 Jumadil Akhir 1373 H
atau 24 Februari 1954 M, M. Tholhah Mansur mengusulkan dibentuknya ikatan bagi
pelajar NU yang mana anggotanya adalah putra NU dan usulan tersebut
diterimaoleh forum. Detik itu pula IPNU dilahirkan di kota Semarang.
Dalam perjalanannya, IPNU mengalami 3 fase perubahan. Yang pertama,
IPNU lahir dari basis pelajar dan santri, kedua IPNU berbasis umum dan ketiga
IPNU kembali pada habitatnya yaitu basis pelajar dan santri. Pada saat fase kedua,
IPNU mempunyai persoalan yang cukup besar dimana IPNU hampir kehilangan jati
dirinya sebagai kader. Hal itu terjadi akibat adanya tekanan yang dilakukan oleh
rezim Orde Baru dengan strategi penerapan UU nomor 8 tahun 1985 tentang
ideologi ormas yang menjadikan pancasila sebagai satu-satunya asas serta
dipolitisasi (penghapusan) dengan mewadahi semua OKP dalam KNPI. Selai itu
dengan adanya SKB tiga menteri yang salah satu poinnya pelarangan organisasi
kesiswaan selain OSIS dan Pramuka.
Dengan demikian, IPNU berbenah diri dan mengubah orientasi dan garis
perjuangan pasca diberlakukannya UU tersebut. Hal itu teraktualisasi dan
terformulasi dalam Keputusan IPNU-IPPNU X tahun 1988 di Jombang, dengan
mengganti huruf ”P” yang semula Pelajar menjadi Putra/Putri. Hal tersebut
menjadikan segmentasi IPNU lebih luas.
Pasca Kongres tersebut, disadari maupun tidak disadari perluasan orientasi
ternyata berdampak kurang baik terhadap kinerja dan aktifitas IPNU secara
konstitusional maupun operasional. Maka pada Kongres IPNU tahun 2000 di
Makasar mengeluarkan deklarasi Makasar lewat rekomendasi Komisi A (organisasi)
yang mencetuskan keputusan :
 Mengembalikan IPNU pada visi keterpelajaran sebagimana tujuan awal.
 Menumbuhkembangkan IPNU pada basis perjuangan yaitu di sekolah dan
Ponpes.
 Mengembalikan Corp Brigade Pembangunan sebagai kelompok kedisiplinan,
kepanduan dan kepencintaalaman di sekolah-sekolah)
Fase ketiga merupakan Implementasi dari isi deklarasi Makasar tahun 2000.
Tepatnya pada Kongres XIV IPNU di Sukolilo Surabaya 18-21 Juni 2003 IPNU
kembali ke habitatnya. Mengembalikan IPNU ke basis pelajar dan santri merupakan
salah satu bentuk pembenahan diri untuk menata organisasi. Oleh karena itu,
dengan menggarap kalangan pelajar diharapkan akan lebih cepat dan efektif dalam
memberikan pemahaman terhadap konsep dan ajaran NU sehingga kan melahirkan
kader-kader professional sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Tokoh pendiri IPNU
1. Tolchah Mansoer (Mahasiswa UGM)
2. Ismail Makky (Mahasiswa IAIN Kalijogo)
3. Mahbub Junaidi (Mahasiswa UI).
4. M. Sofyan Kholil
5. A. Ghani Farida
6. M. Uda
7. M. Sahal Makmun (Mahasiswa UI)
8. Abdurrohman Wahid (Jawa Timur)
9. Ilyas Ru’at (Jawa Barat).

Sifat IPNU
 Keterpelajran
 Kekeluargaan
 Kekaderan
 Kemasyarakatan
 Keagamaan

Fungsi IPNU
1. Wadah berhimpun untuk melanjutkan semangat dan nilai-nilai nahdliyah.
2. Wadah komunikasi untuk menggalang ukhuwah islamiyah.
3. Wadah aktualisasi dalam pelaksanaan dan pengembangan syari’at islam.
4. Wadah kaderisasi untuk mempersiapkan kader-kader bangsa.

Lima pedoman yang harus diperhatikan dalam pengembangan IPNU


(Mabadi Al-Khomsah)
1. Ash-Shidqu : Jujur/keberanian, kesungguhan dan keterbukaan.
2. Al-Amanah : Dapat dipercaya, setia dan tepat janji.
3. Al-Adalah : Adil.
4. Ta’awun : Tolong menolong, setia kawan dan gotong royong.
5. Istiqomah : Tetap, berkesinambungan dan berkelanjutan.

Visi IPNU
Terwujudnya pelajar yang bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlakul Karimah,
menguasai IPTEK, memiliki kesadaran dan tanggungjawab terhadap tatanan
masyarakat yang berkeadilan dan demokratis atas dasar ajaan Islam Ahlussunnah
wal Jama’ah.

Misi IPNU
Pembinaan dan pemberdayaan terhadap pelajar dan santri serta mempengaruhi
pihak-pihak terkait dengan pembinaan dan pemberdayaan para pelajar dan santri
putra.
Keanggotaan
18

Anggota IPNU adalah para pelajar, santri dan remaja putri yang telah berumur 13
s/d 30 tahun.
Jenjang Pengkaderan
a. Masa Kesetiaan Anggota ( MAKESTA )
b. Latihan Kader Muda ( LAKMUD )
c. Latihan Kader Madya ( LAKMAD )
d. Latihan Kader Utama ( LAKUT )

Jenjang Kepengurusan IPNU


1. Tingkat Nasional disingkat PP (Pempinan Pusat), Katua Umum Khoirul Anam
dari Makasar.
2. Tingkat Provinsi Jawa Tengah disingat PW (Pimpinan Wilayah), dengan Ketua
Muhaimin dari Wonosobo.
3. Tingkat Kabupaten disingkat PC (Pimpinan Cabang) dengan Ketua Abraham
Usman dari Karangdadap.
4. Tingkat Kecamatan disingkat PAC (Pimpinan Anak Cabang)
5. Tingkat Desa disingkat PR (Pimpinan Ranting).
6. Tingkat sekolah disingkat PK (Pimpinan Komisariat).
Tokoh-tokoh yang pernah menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat IPPNU
adalah:
1. Rekan Tolchah Mansoer 1954-1960
2. Rekan Ismail Makky 1960-1963
3. Rekan Asnawi Latief 1963-1970
4. Rekan Tosari Wijaya 1976-1981
5. Rekan Ahsin Zaidy 1981-1988
6. Rekan Zainut Tauhid 1988-1996
7. Rekan Hilmy Muhammadiyah
1996-2000
8. Rekan Abdullah Azwar Anas 2000-
2003
9. Rekan Mujtahidur Ridho 2003-
2006
10. Rekan Idy Muzayyad 2006-2009
11. Rekan Achmad Syauqi 2009-2012
12. Rekan Khoirul Anam 2012-2015

Lambang IPNU
Arti lambang

Bertekad Bulat Bersatu, Belajar Berjuang Bertaqwa


Panduan Materi MAKESTA PC IPNU IPPNU Kab.
Pekalongan
19

a. Warna hijau : subur, warna kuning : hikmah yang tinggi,


warna putih : suci, warna kuning di antara putih : hikmah
dan cita-cita yang tinggi
b. Bentuk bulat : kontinyu, terus menerus
c. Titik tiga di antara kata I.P.N.U : Iman , Islam, Ihsan
d. Enam strip mengapit huruf IPNU : rukun Iman
e. Bintang : ketinggian cita-cita
f. Sembilan bintang : lambang keluarga Nahdlatul Ulama,
yaitu :
1) Lima bintang di atas yang satu besar di tengah : Nabi
Muhammad, yang empat kanan kiri : Khulafaur
Rasyidin, Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali
2) Empat bintang di bawah : madzhab empat ,: Hanafi,
Maliki, Syafi’i dan Hambali
g. Dua kitab : AL Qur’an dan Al Hadits
h. Bulu : lambang ilmu, dua bulu angsa bersilang : sintesa
antara ilmu umum dan ilmu agama
i. Sudut bintang lima : rukun Islam

Bertekad Bulat Bersatu, Belajar Berjuang Bertaqwa


Panduan Materi MAKESTA PC IPNU IPPNU Kab.
Pekalongan
Ke IPPNU an

LATAR BELAKANG KELAHIRAN IPPNU

Bermula dari perbincangan ringan yang dilakukan oleh beberapa remaja putri
yang sedang menuntut ilmu di Sekolah Guru Agama (SGA) Surakarta, tentang
keputusan Muktamar NU ke-20 di Surakarta. Maka perlu adanya organisasi pelajar di
kalangan Nahdliyat. Dalam keputusan ini NU beserta banomnya seperti Muslimat
NU, Fatayat NU, GP. Anshor, IPNU dan banom NU lainnya membentuk tim resolusi
IPNU putri pada kongres I IPNU di Malang Jawa Timur. Selanjutnya disepakati dalam
pertemuan tersebut bahwa peserta putri yang akan hadir di kongres Malang
dinamakan IPNU putri.

Dalam suasana kongres ternyata keberadaan IPNU putri nampaknya masih


diperdebatkan secara alot. Semula direncanakan secara adminiftratif hanya menjadi
departemen didalam tubuh organisasi IPNU. Sementara hasil negosiasi dengan
pengurus teras PP IPNU telah membentuk semacam kesan eksklusivitas IPNU
hanya untuk pelajar putra. Melihat hasil tersebut maka pada hari kedua kongres,
peserta putri yang hanya diwakili lima daerah yaitu (Yogyakarta, Surakarta, Malang,
Lumajang, dan Kediri) melakukuan konsultasi dengan dua jajaran di pengurus teras
Badan Otonom NU yang menangani pembinaan organisasi pelajar yaitu PB Ma’arif
(saat itu dipimpin Bpk. KH. Syukri Ghozali) dan ketua PP Muslimat NU (Mahmudah
Mawardi). Maka dari pembicaraan selama beberapahari tersebut telah membuat
keputusan sebagai berikut :

1. Tanggal 28 Februari - 5 Maret 1955 terbentuknya IPNU Putri di Malang.


2. Pembentukan Organisasi Putri secara organisatoris dan secara administratif
terpisah dengan IPNU.
3. Tanggal 2 Maret 1955 M / 8 Rajab 1374 H dideklarasikan sebagai hari kelahiran
IPNU putri.
4. Untuk menjalankan roda organisasi dan upaya pembentukan cabang
selanjutnya ditetapkan sebagai ketua yaitu UMROH MAHFUDHOH dan
sekretarisnya bernama SYAMSIYAH MUTHOLIB.
5. PP IPNU putri berkedudukan di Surakarta Jawa Tengah.
6. Memberitahukan dan memohon pengesahan resolusi dan pendirian IPNU putri
kepada PB Ma’arif NU, kemudian PB Ma’arif NU menyetujui dengan merubah
nama IPNU putri menjadi IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama).

PERJALANAN IPPNU DARI MASA KE MASA


Sejalan dengan adanya kongres dari beberapa zaman (Kemerdekaan, Orla,
Orba, Era reformasi) tentu mengalami berbagai peristiwa yang sangat menonjol
dalam suatu keputusan kongres, dan dalam perjalanan IPPNU dari masa ke masa
antara lain :

1. Bulan Februari 1956 diadakan konferensi IPPNU di Surakarta.


2. Tanggal 1-4 Januari 1957b padaMuktamar NU di Pekalongan IPPNU ikut serta.
Acara itu diisi olahraga dan juga menghasilkan lambang IPNU-IPPNU.
3. Tanggal 14-17 Maret 1960 diadakan Konbes I di Yogyakarta, membicarakan
keorganisasian, kemahasiswaan, pendidikann islam serta bahasa arab.
4. Tahun 1964 dilaksanakan konbes III bersama IPNU di Pekalongan, dengan
menghasilkan Doktrin Pekalongan dan mengusulkan agar KH. Hasyim Asy’ari
sebagai pahlawan.
5. Tanggal 30 Agustus 1966 dalam kongres di Surabaya IPNU dan IPPNU
memohon kepada PBNU untuk menerimanya sebagai badan otonom.
6. Tahun 1967 pada Muktamar NU di Bandung, resmilah IPPNU dimasukkan dalam
PD/PRT NU sebagai badan otonom sampai sekarang.
7. Pada perkembangan berikutnya nampak pemerintah juga tidak ingin mengambil
resiko membiarkan dunia akademik terkontaminasi dengan unsur politik
manapun, sehingga diberlakukan UU No. 8 tahun 1985 tentang keormasan
khusus utuk organisasi ekstra pelajar adalah OSIS, selama itu IPPNU
mengalami stagnasi pengkaderan dan PP didominasi oleh para aktivis yang
usianya sudah melebihi batas. Maka pada kongres IX IPPNU di Jombang tahun
1987, secara singkat telah mempersiapkan perubahan asas organisasi dan
IPPNU yang kepanjanganny IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA telah
berubah menjadi IKATAN PUTRI-PUTRI NAHDLATULM ULAMA.
8. Bulan Oktober 1990 pada konbes IPPNU di Lampung, menghasilkan citra diri
dan memantapkan PPOA IPPNU.
9. Pada kongres X IPPNU tahun 1991 di ponpes AL WAHDAH Lasem Jawa Tengah,
telah menguatkan indenpendensi IPPNU dan IPNU yang merupakan organisasi
terpisah.
10.Tanggal 10-14 Juli 1996 di pesantren Al Musyaddidah Garut Jabar mengadakan
kongres XI IPPNU, yang menekankan yang menekankan usia kepemudaan di
tubuh IPNU supaya sejajar dengan organisasi pemuda yang lain.
11.Konbes bulan September 1998 di Jakarta, menghasilkan rekomendasi yang
sangat menonjol di era reformasi yaitu bahwa IPPNU menyambut baik
pendirian PKB yang tidak menggunakan nama NU.
12.Tanggal 22-25 Maret 2000, pelaksanaan kongresb XII IPPNU di Makasar Ujung
Panjang, telah mendeklarasikan bahwa IPPNU akan dikembalikan ke basis
kepelajaran dan wacana gender.
13.Tanggal 18- 23 Juni 2003 kongres XIII IPPNU di asrama haji Sukolilo Surabaya
mengembalikan IPPNU kepada Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama.
14. Juli 2006 kongres XIV IPPNU ponpes Darunnajah Jakarta.
15.Tanggal 19-23 Juni kongres XV IPPNU di ponpes Al Hikmah Brebes Jawa Tengah
mempertahankan misi kepelajaran IPPNU.
Tokoh-tokoh yang pernah menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat IPPNU adalah:
1. Rekanita Umroh Mahfudhoh (Gresik Jatim. 1955-1956)
2. Rekanita Basyiroh Soimuri (Solo Jateng. 1956-1958)
3. Rekanita Basyiroh Soimuri (Solo Jateng. 1958-1960)
4. Rekaniata Mahmudah Nachrowi (Malang Jatim. 1960-1963)
5. Rekanita Farida Mawardi (Surakarta. 1963-1966)
6. Rekanita Mahsanah Asnawi (Rembang. 1966-1970)
7. Rekanita Ratu Ida Mawaddah (Serang Banten. 1970-1976)
8. Rekanita Misnar Ma’ruf (Padang Sumbar. 1976-1981)
9. Rekanita Titin Asiyah (Jakarta. 1981-1988)
10. Rekanita Ulfah Masfufah (Jatim. 1988-1991;1991-1996)
11. Rekanita Safira Mahrusah (Yogyakarta. 1996-2000)
12. Rekanita Ratu Diah Hatifah (Banten. 2000-2003)
13. Rekanita Siti Soraya Devi (Cirebon. 2003-2006)
14. Rekanita Wafa Patria Ummah (Jatim. 2006-2009)
15. Rekanita Margareth Aliyatul Maemunah ( Jatim, 2009-2012)
16. Rekanita Farida Faricha (Jateng, 2012-2015)

LAMBANG IPPNU
Arti lambang

a. Warna hijau : kebesaran, kesuburan serta dinamis


b. Warna putih : kesucian, kejernihan, serta keberhasilan
c. Warna kuning : hikmah yang tinggi / kejayaan
d. Segitiga : Iman, Islam, dan Ihsan
e. Dua buah garis mengapit warna kuning : dua kalimat
syahadat
f. Sembilan bintang : keluarga Nahdlatul Ulama yang
diartikan :
1) Empat bintang besar paling atas : Nabi Muhammad
SAW, empat bintang di sebelah kanan : empat sahabat
Nabi ( Abu Bakar, Umar. Usman, dan Ali )
2) Empat bintang di sebelah kiri : empat madzhab yang
diikuti ( Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali )
g. Dua kitab : Al Qur’an dan Al Hadits
h. Dua bulu bersilang : aktif menuntut ilmu umum dan agama
i. Dua bunga melati : perempuan dengan kebersihan pikiran
dan kesucian hatinya memadukan dua unsur ilmu
pengetahuan umumdan agama
j. Lima titik di antara tulisan I.P.P.N.U : rukun Islam

TUJUAN IPPNU

Tujuan IPPNU Adalah kesempurnaan kepribadian bagi pelajar putri Indonesia


sehingga akan terbentuk pelajar putri Indonesia yang bertakwa kepada Allah SWT,
berilmu, berakhlak mulia, berwawasan kebangsaan serta bertanggung jawab atas
tegak dan terlaksananya syariat Islam menurut faham Ahlussunah Waljama’ah
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tetap menjunjung tinggi nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila.

AZAS

IPPNU berakidah Islam yang berhaluan Ahlussunah Wal Jama’ah


dengan mengikuti salah satu madzhab : Hanafi, Maliki, Syafi’I dan Hambali. Adapun
azaznya adalah Pancasila.

KEANGGOTAAN

Anggota IPPNU adalah para pelajar, santri dan remaja putri yang telah berumur 12
s/d 30 tahun.

JENJANG PENGKADERAN

a. Masa Kesetiaan Anggota ( MAKESTA )


b. Latihan Kader Muda ( LAKMUD )
c. Latihan Kader Madya ( LAKMAD )
d. Latihan Kader Utama ( LAKUT )

STRUKTUR ORGANISASI

a. Pimpinan Pusat ( PP ), berkedudukan di Ibu Kota Negara


b. Pimpinan Wilayah ( PW ), berkedudukan di tingkat Propinsi
c. Pimpinan Cabang ( PC ), berkedudukan di tingkat Kota /
Kabupaten
d. Pimpinan Anak Cabang ( PAC ), berkedudukan di tingkat
kecamatan
e. Pimpinan Ranting ( PR ), berkedudukan di tingkat Kelurahan /
Desa
f. Pimpinan Komisariat ( PK ), berkedudukan di Pondok
Pesantren atau di setiap sekolah / madrasah di Lembaga Pendidikan Ma’arif
NU dan di tingkat Perguruan Tinggi

HUBUNGAN IPNU-IPPNU DAN ORMAS LAIN


Kaitan IPNU- IPPNU dan NU, bahwa IPNU dan IPPNU secara organisatoris
merupakan badan otonom NU yang resmi tercantum pada Anggaran Rumah Tangga
NU pasal 27 poin 6 bagian f, hasil MuktamarNU Lirboyo Jawa Timur yang mana
bahwa IPNU dan IPPNU mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan badan
otonom yang lain.
Hubungan IPNU dengan IPPNU, bahwa IPNU merupakan mitra kerja IPPNU,
sedangkan hubungan IPNU dan IPPNU dengan ormas lain, bahwa IPNU dan IPPNU
mempunyai kedudukan yang sejajar dengan ormas lain yang tergabung dalam satu
wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda (KNPI).
MANAJEMEN ORGANISASI
(Sebuah Aktualisasi Diri Dalam Bermasyarakat)

Pengertian organisasi:

Dalam arti statis :


Organisasi adalah wadah kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan
tertentu.
Dalam arti dinamis :
Organisasi adalah sebuah sistem atau kegiatan sekelompok orang untuk mencapai
tujuan tertentu.

Penyakit-penyakit organisasi

1. Tujuan telah ditetapkan, namun tidak dirumuskan secara jelas dan rinci
2. Pembagian tugas tidak adil, merata, tuntas dan jelas
3. Anggota semata-mata bekerja sesuai dg tugasnya tanpa kerjasama antar
divisi/bidang atau departemen.
4. Perasaan bahwa bidang/divisi/departemennya yang paling penting
5. Tidak seimbangnya tanggung jawab dengan wewenangnya
6. Terlalu banyak anggota/bawahan hingga sulit diawasi.
7. Bawahan diberi satu tugas dari atasan yg berbeda dg perintah yg berbeda

Prinsip-prinsip organisasi

Menurut Max Weber:


1. Pembagian tugas & kerja
2. Kesatuan pengarahan
3. Sentralisasi
4. Jenjang organisasi

Menurut Fayol:
1. Kegiatan berbasis skill/kemampuan yang dimiliki SDM
2. Keseuaian tugas dg kebijakan, prosedur dan peraturan
3. Tanggung jawab tugas
4. Decision making/Pembuatan Keputusan dibuat secara formal,
tdk subyektifitas pribadi
5. Tugas berdasar sistem kecakapan.

Fungsi Dan Tujuan Organisasi


1. Agar tujuan tercapai dg efektif keterlibatan anggota dalam perumusan tujuan
organisasi
2. Terdapat pembagian tugas dalam perumusan tujuanTujuan bidang/divisi tdk
boleh bertentangan dg tujuan umum organisasi.
3. Tujuan harus serealistis mungkin : sesuai dg kondisi organisasi.
4. Kejelasan batasan yg hendak dicapai dari tujuan.
5. Melakukan antisipasi jika tujuan tdk tercapai, dan leader melakukan
koreksi/evaluasi dalam organisasi

Pembagian Tugas Dan Pekerjaan

Memiliki Pedoman :
1. Tujuan harus dijabarkan dalam tugas-tugas pokok
2. Tugas pokok dijabarkan dalam fungsi
3. Fungsi diikuti dengan kegiatan
4. Tiap koordinator departemen/kabid diberi daftar tugas yg harus dijalankan
6. Meski tugas bervariasi, namun antar divisi/bidang/departemen saling berkaitan
7. Penempatan posisi orang harus sesuai dg keahlian, kecakapan & kemampuan
(the right man in the right place)
8. Beban tugas disusun semerata mungkin
9. Pengukuran jumlah anggota secara kuantitatif/ kualitatif dan berkala
10.Penentuan anggota/ketua/koordinator bidang/divisi harus
mempertimbangkan aspek pendidikan dan kemampuannya.

Wewenang & tanggung jawab organisasi

Pelimpahan wewenang adalah penyerahan sebagian otoritasi seorang pemimpin


organisasi kepada anggota bawahannya secara structural yang secara jelas
terjabarkan dalam fungsi dan tugas serta tanggungjawab untuk menjalankan
tugasnya.

Pedoman pelimpahan wewenang

1. Batas wewenang, tugas dan tanggung jawab harus JELAS


2. Memperhatikan pendapat calon penerima wewenang
3. Keyakinan penerima wewenang dapat menjalankan dengan baik
4. Pemberi otoritas tetap melakukan pengawasan
PERENCANAAN DALAM ORGANISASI

Pengertian PLANNING

Fungsi manajemen yg berkaitan dg pemilihan alternatif pencapaian tujuan,


pelaksanaan kebijakan, prosedur dan program organisasi.

Hakekat PLANNING

1. Planning = proses berkesinambungan


2. Planning = melibatkan semua elemen organisasi
3. Planning = disusun secara bertingkat
4. Planning = kegiatan dimasa mendatang
5. Planning = jawaban dr keadaan organisasi tertentu

Macam-macam perencanaan

Berdasarkan Wujud
Perencanaan fisik berkaitan dg fasilitas fisik
Perencanaan jangka pendek antara 1 – 2 tahun
Berdasarkan Waktu
Perencanaan non fisik perencanaan menyeluruh tapi tidak berkaitan dengan yang
fisik
Perencanaan jangka menengah antara 2 – 10 tahun
Perencanaan umum-kombinasi
Kombinasi antara unsur fisik dan non fisik
Perencanaan jangka panjangUntuk 10 tahun ke atas

Prinsip-prinsip perencanaan :
☺ Prinsip Kontribusi sasaran
☺ Prinsip sehat dan teraturnya organisasi
☺ Prinsip faktor pembatas
☺ Prinsip keterikatan organisasi
☺ Prinsip perencanaan yang terkoordinasi
☺ Prinsip penggunaan waktu
☺ Prinsip efisiensi
☺ Prinsip keluwesan
☺ Prinsip perubahan situasi dan kondisi secara terkendali
☺ Prinsip penerimaan
Setidaknya bagi seorang kader organisasi harus memahami analisa SWOT yang
dikemukakan oleh William N. Dunn yaitu :
Munculnya SWOT karena :
1. Individu/kelompok/organisasi 2. lingkungan (internal & eksternal)
Analisa SWOT perencanaan/ pemecahan masalah

SWOT awalnya muncul sebagai instrumen bagi organisasi profit menyusun


perencanaan & penyelesaian problemnya. SWOT memiliki corak analisis 3-1-5
Artinya : analisis saat ini (1) mengumpulkan data 3 tahun yang lalu (3) untuk
menemukan strategi bagi 5 tahun kedepan (5)
SWOT = (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)
 Strength (kekuatan) sumberdaya, keterampilan atau keunggulan khas atas
orang/ organisasi lain.
 Weakness (kelemahan) keterbatasan ataukekurangan sumberdaya,
keterampilan, kapabilitasyg menghambat.
 Opportunity (peluang) situasi penting ygmenguntungkan.
 Threat (tantangan) situasi penting yg tidak menguntungkan.
KEPEMIMPINAN
1. Pengertian
Adalah suatu sikap tertentu atau keahlian khusus mengenai hubungan
interpersonal (antar individu) untuk mengelola, memberdayakan dan
mengarahkann seluruh komponen serta sumber daya organisasi menuju pada
tujuan atau cita-cita bersama yang diinginkan. Oleh karena itu, kepemimpinan
merupakan suatu proses dan seni dalam berhubungan dengan sesama
manusia. Kepemimpinan dapat kita jumpai dalam kehidupan seehari-hari
seperti, kepemimpinan dalam rumah tangga, di dalam kelas, lingkungan
masyarakat, partai politik, organisasi masa, dll.

2. Tugas dan Fungsi Pemimpin


1. Perencana
2. Organisator
3. Koordinator
4. Dinamisator
5. Motivator
6. Supervisor
7. Pengambil Keputusan
8. Penanggungjawab

3. Jenis Kepemimpinan
1. Kepemimpinan Struktural (Formal)
Contoh : Presiden, Lurah, Kepala Sekolah, Pratama, dll.
2. Kepemimpinan Kultural
Contoh : Ulama, Ketua Adat, Pemimpin Genk, Korlap Demo, Juru Kampanye,
dll.

4. Aspek Kepemimpinan dalam Organisasi


1. Aspek Internal
Kemampuan pemimpin dalam memahami kondisi organisassi secara utuh
dan menyeluruh (komprehenshif). Meliputi antara lain :
- Memahami tujuan organisasi
- Memahami struktur/mekanisme kerja organisasi
- Memahami peraturan organisasi
- Mampu memetakan dan menyelesaikan konflik dan persoalan
secara sistematis
- Mampu menciptakan iklim kerja yang kondusif dan memberikan
motivasi pada anggotanya.
2. Aspek Eksternal
Adalah kemampuan pemimpin untuk memahami perkembangan kontemporer
30
baik dalam skala global, nasional, regional maupun lokal dan mampu
beradaptasi terhadap perubahan serta memelihara/mengakomodasi
kepentingan semua basis pendukungnya, masyarakat, anggota, stake holder,
relasi maupun jaringan yang secara langsung maupun tidak langsung
terpengaruh terhadap organisasi yang dipimpinnya. Sehingga pemimpin
harus mempunyai kecakapan dan kemampuan:
a. Komunikasi, lobi dan diplomasi yang baik dengan pihak-
pihak pendukung (stake holder).
b. Komunikasi massa, komunikasi publik dan komunikasi media
yang baik.
c. Mobilitas atau daya jelajah yang baik dengan wilayah kerjanya.

5. Tipe Kepemimpinan
1. Tipe Otokratis
Tipe kepemimpinan dengan kekuasaan tak terbatas/absolut, Contoh :
Kerajaan (monarkhi absolut), rezim militer (misal : Rezim Nazi Hitler).
2. Tipe Oligarkis
Tipe kepemimpinan persekutuan/koalisi para pemimpin. Misal :
Pemerintah Triumphirat pada zaman Romawi terdiri dari Oktavianus, Marc
Anthony dan Brutus.
3. Tipe Aristokratis
Tipe kepemimpinan yang berorientasi pada golongan profesional. Misal :
politikus, teknokrat, akademisi, pengusaha, dll.
4. Tipe Demokratis
Tipe kepemimpinan berdasarkan pada mekanisme dan partisipasi rakyat atau
anggota.
5. Tipe Paternalis
Tipe kepemimpinan yang bersifat kharismatis.Biasanya dijumpai pada model
kepemimipinan kultural. Misal : Pemuka Agama, Ketua Adat, Pemimipin
Organisasi masa, dll.

6. Sifat Pemimpin menurut Islam


Sifat pemimipin menurut Islam minimal memenuhi empat kriteria sebagai
berikut :
1. Amanah (Dapat Dipercaya)
2. Tabligh (Komunikatif)
3. Fathonah (Berintelektual)
4. Sidiq (Benar/ Jujur).

Dalam kepemimpinan dikenal beberapa tipologi diantaranya, pertama tipe


Otoriter, pemimpin demikian memiliki karakteristik sesuai dengan kemauannya,
memaksakan kehendak, bertindak represif, tidak menerima pendapat orang

Bertekad Bulat Bersatu, Belajar Berjuang Bertaqwa


Panduan Materi MAKESTA PC IPNU IPPNU Kab.
Pekalongan
31

lain, anti kritik dan baginya seolah semua adalah miliknya. Kedua tipe yang
memberikan kebebasan yang sangat luas kepada anggotanya. Kebebasan yang
kadang terlalu berlebihan sehingga hampir saja pemimpin demikian tidak
memiliki inisiatif untuk mencapai kemajuan. Akibatnya timbul persaingan tidak
sehat antar anggota karena lemahnya pemimpin mereka. Ketiga adalah tipe
demokratis dimana pemimpin memberikan kesempatan kepada anggota untuk
menyampaikan gagasan-gagasan dinamis dan bertindak bijaksana dalam
memecahkan persolan yang dihadapi.

Pemimpin yang demokratis akan bertindak sebagai manager yang mengelola


semua potensi sesuai dengan konsep organisasi wajar. Dalam PRAMUKA dan
OSIS pemimpin hendaknya juga menjadi manajer untuk mengelola organisasi
termasuk didalam mengelola konflik yang terjadi dalam tubuh organisasi agar
tidak menjurus pada persolan yang membawa mufsadat/negative.

Organisasi yang eksistensinya berada dalam ruang public biasanya memiliki


sifat dinamis. Sifat demikian bisa menjadi positif dan kadangkala timbul
persoalan negative. Dalam percaturan demikian organisasi yang dinamis
dengan nuansa positif menjadi sebuah kekuatan/power yang menjadi spirit
organisasi untuk maju dan berkembang. Biasanya organisasi demikian
kiprahnya ditengah public/masyarakat benar-benar dirasakan manfaatnya.
Organisasi ini dipenuhi oleh ide-ide/gagasan, konsep yang bervariasi dari
anggotanya sehingga menjadi kekayaan intelektual dan bersama-sama
diimplementasikan dalam karya nyata.

Namun proses dinamis yang berlebihan kadangkala menjadi mufsadat apabila


justru dipenuhi konflik internal karena masing-masing mempunyai unsur
emosional. Kerap terjadi problem ini melanda organisasi yang berbasis pemuda
karena kondisi mereka yang masih labil dan dipenuhi oleh gejolak emosional,
sehingga rawan memunculkan konflik. Konflik akan memunculkan persaingan
yang tidak sehat dan berakibat terjadi perseteruan internal. Menurut Hammer
dan Hogan dalam bukunya How To Manage Conflik mengatakan bahwa yang
dimaksud konflik adalah segala macam bentuk petikaian yang terjadi dalam
organisasi, baik antar individu, antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok maupun kelompok yang bersifat antagonis. Konflik terkait dengan
persepsi pihak yang bersangkutan yang merasa kepentinganya dihalang-
halangi atau akan dihalang-halangi, terlepas dari atau tidak ada halangan
tersebut. Apabila konflik dibiarkan maka akan menghancurkan kemajuan
organisasi, namun juga dapat mengarahkan pada pengambilan keputusan yang
mantap bila dikelola dengan baik.
32
Isyarat adanya konflik antara lain :
1. Anggota oraganisasi memberikan komentar dan saran dengan penuh emosi,
2. Anggota organisasi menyerang gagasan orang lain sebelum gagasan
tersebut diselesaikan,
3. Anggota saling menuduh bahwa mereka tidak memahami masalah yang
sebenarnya, selalu beroperasi dan tidak mau kompromi,
4. Anggota saling menyerang langsung kepribadinya. Konflik akan bertambah
merebak apabila :
a. Tindakan bermusuhan;
 Anggota organisasi memasuki permainan kalah menang
 Mereka lebih senang memenangkan kemenangkan pribadi dari
pada pemecahan masalah
b. Memegang posisinya dengan kuat
 Anggota tidak melihat perlunya mencapai tujuan yang
menguntungkan mereka memegang teguh posisinya, mempersempit
komunikasi dan membatasi keterlibatannya satu sama lain.
c. Keterlibatan emosional
 Anggota mempertahankan posisinya secara emosional.

Agar konflik tidak berlarut larut maka perlu adanya pemecahan


masalah/problem solving sehinga organisasi dapat berjalan dengan baik.
Langkah –langkah penyelesaian menurut Richart Y.Cang adalah :

1. Mengakui adanya konflik


2. Mengidentifikasi konflik secara sebenarnya
3. Dengar semua pendapat
4. Bersama-sama mencari cara untuk menyelesaikan konflik
5. Mendapatkan kesepakatan dan tanggungjawab untuk
menemukan solusinya
6. Menjadwal sesi tindak lanjut untuk mengkaji solusi.

Dalam menanggapi konflik biasanya mempunyai respon yang berbeda-beda.


Menurut Robert B. Maddux mengklasifikasikan kedalam 5 gaya respon yaitu ;
1. Menghindar
Cirinya : tidak mau konfrontasi, mengabaikan atau melewatkan pokok
permasalahan,menyangkal bahwa hal tersebut merupakan masalah.
Alasan penyesuian : perbedaan yang ada terlalu kecil atau terlalu besar
untuk diselesaikan. Usaha penyelesaian mungkin mengakibatkan
rusaknya hubungan atau menciptakan masalah yang lebih kompleks.
2. Mengokomodasi
Cirinya : bersikap menyetujui, tidak agresif, kooperatif bahkan, dengan
mengorbankan keinginan pribadi.
Alasan penyesuaian : tidak sepadan jika mengambil resiko yang akan
33

merusak hubungan dan menimbulkan ketidakselarasan secara


keseluruhan.
3. Menang/kalah
Cirinya : konfrontatif, menutut dan agresif. Harus menang dengan cara
apapun.
Alasan penyesuaian : yang kuat menang, harus membuktikan
suprioritas,paling benar secara etis dan profesi.
4. Kompromi
Cirinya : mementingkan pencapaian sasaran utama semua pihak serta
memelihara hubungan baik. Agresif namun kompromi.
Alasan penyesuaian : tidaka ada ide perorangan yang sempurna
seharusnya ada lebih satu cara yang baik dalam melakukan sesuatu
anda harus berkorban untuk dapat menerima.
5. Penyelesaian masalah ( Kolaborasi win-win solution)
Cirinya : kebutuhan kedua belah pihak adalah sah dan penting.
Penghargaan yang tinggi terhadap sikap saling mendukung. Tegas dan
kooperatif.
Alasan penyesuaian : ketika pihak-pihak yang terlibat mau
membicarakan secara terbuka pokok permasalahan, solusi yang saling
menguntungkan dapat ditemukan tanpa pihakpun dirugikan.

Pemimpin dan pengurus serta anggota dalam oraganisasi dapat menciptakan


komunikasi respektif untuk membangun suasana organisasi yang saling
mendukung dan berjalan dinamis. Maka pemimpin perlu memperhatikan prinsip-
prinsip komunikasi respektif, karena banyak program dan kegiatan sering tidak
dapat berjalan atau respon positif bahkan reaksi yang negative dari sesama
pengurus dan anggota, karena komunikasi yang kurang baik.

Prinsisp-prinsip komunikasi respektif tersebut adalah :


1. Positive thinking ( berprasangka positif). Lebih baik menguraikan
atau mendiskripsikan keadaan yang apa adanya daripada
mengevaluasi berita atau pesan untuk mencari-cari kelemahan orang
lain. Memberi informasi dan bertanya tentang informasi lebih baik
daripada sekedar menghargai atau memuji, memberikan pendapat,
atau menyatakan secara tidak langsung bahwa penerima seharusnya
tidak merubah pesan.
2. Solution oriented (beroreintasi pada solusi) beroreintasi pada
pemecahan masalah dengan cara berkolaborasi dalam menggali
masalah bersama yang dihadapi jauh lebih baik daripada mencoba
mengawasi atau mengontrol pendengar atau dengan membesar-
besarkan sikap dari komunikator.

Bertekad Bulat Bersatu, Belajar Berjuang Bertaqwa


Panduan Materi MAKESTA PC IPNU IPPNU Kab.
Pekalongan
34
3. Being honest. Gunakan spontanitas dan kejujuran, serta nyatakan
maksud sesungguhnya dari pada secara ambisius memakai strategi yang
melibatkan orang lain untuk memanipulasi demi mencapai berbagai
maksud pribadi.
4. Emphaty. Sampaikan empati dan gunakan perasaan dalam
mendengarkan daripada sekedar memperlihatkan ketidakseriusan
atau bersikap netral.
5. Feeling. Merasakan apa yang orang lain rasakan adalah lebih baik
dari pada melebih-lebihkan apa yang disampaikan pendengan.
Berikan isyarat bahwa kita masuk sebagai bagian dari hubungan,
tidak hanya mendominasi hubungan timbal balik.
6. Communicate. Gunakan komunikasi bila orang lain mencoba prilaku
dan ide-idenya daripada sekedar mengikuti saja. Mereka tidak akan
memberikan kesan kalau mereka tahu akan jawabannya, karena
mereka akan memerlukan bantuan orang lain.

Dalam perspektif doktrin Aswaja ala NU kepemimpinan selalu berpijak dengan


memegang teguh konsep tasamuh (toleransi), tawasuth (jalan tengah ), ta’adul (
adil), tawazun (keseimbangan). Konsep ini bermuara pada karakteristik Jam’iyyah
Nahdlatul Ulama sebagai organisasi yang moderat dan jauh dari warna Islam garis
keras. Wallahu alam bishowab.
35

ADMINISTRASI IPNU IPPNU


(Sebuah Aktualisasi Diri Dalam Berkhidmat)

a. ADMINISTRASI UMUM

Pengertian administrasi berasal dari bahasa Yunani


‘ad’-’minis’-’trare’Pengabdian, pelayanan atau servise. Administrasi umumnya
dinisbahkan dengan tata usaha yang berarti segala bentuk pekerjaan dalam
kantor meliputi tulis menulis, mengetik, korespondensi (surat menyurat),
kearsipan dan sebagainya.

Pengertian Administrasi

Dalam Arti sempit : Tata usaha atau office work yang meliputi kegiatan catat
mencatat, tulis menulis, mengetik, korespondensi, kearsipan dan sebagainya
Dalam Arti luas : Keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih
yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
IPNU IPPNU merupakan sebuah organisasi besar sehingga mutlak memerlukan
administrasi untuk mencapai tujuan bersama yang ditetapkan.
g. Data-data statistik
organisasi
Adminstrasi secara sempit Administrasi secara luas
mencakup : mencakup :
a. Surat – menyurat a. Organisasi
b. Pengarsipan ( penyimpanan b. Manajenem
) c. Komunikasi
c. Perencanaan kegiatan dan d. Keanggotaan
evaluasi e. Keuangan
( proposal dan LPJ ) f. Inventarisasi
d. Pelaporan g. Tata usaha
e. Inventarisasi
h. Humas
f. Notulensi

II. ADMINISTRASI IPNU IPPNU


Dalam sebuah organisasi administrasi dan surat-menyurat memegang
peranan yang sangat penting. IPNU IPPNU sebagai organisasi profesional
mempunyai pedoman tersendiri dalam hal administrasi. Berikut ini beberapa
pedoman administrasi IPNU IPPNU sebagaimana tertuang dalam Peraturan
Organisasi dan Administrasi (POA) yang kami sesuaikan dengan poin-poin
perubahan hasil RAKERNAS IPNU di Samarinda Kalimantan Timur pada
tanggal 22 – 25 Agustus 2007. RAKERNAS tersebut merubah istilah POA
menjadi POPA (peraturan organisasi dan pedoman administrasi). Sampai
sekarang hasil RAKERNAS tersebut masih dalam tahap pencetakan oleh
Bertekad Bulat Bersatu, Belajar Berjuang Bertaqwa
Panduan Materi MAKESTA PC IPNU IPPNU Kab.
Pekalongan
36
Pimpinan Pusat IPNU.

A. PEDOMAN SURAT MENYURAT IPNU


1. Ukuran, warna dan jenis surat
 Ukuran kertas yang dipakai dalam surat menyurat
IPNU adalah 33 X 22 cm ( ukuran folio ).
 Warna kertas putih.
 Jenis kertas HVS antara 60 – 80 gram.
 Surat diketik dengan font Arial.

2. Kepala surat
 Setiap surat dari PP, PW, PC, PAC dan PR / PK harus
menggunakan kepala surat yang tercetak.
 Kepala surat memuat :
a. Lambang IPNU.
b. Tingkat kepengurusan organisasi. (Font
Garamond)
c. Tulisan IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA( tidak disingkat ) (Font
Arial).
d. Nama daerah kerja (Font Bookman Old Style).

Bertekad Bulat Bersatu, Belajar Berjuang Bertaqwa


Panduan Materi MAKESTA PC IPNU IPPNU Kab.
Pekalongan
37

e. Alamat sekretariat lengkap (Font Times New


Roman Italic/miring).
 Kepala surat dicetak dengan dasar putih dan huruf
warna hitam, kecuali tulisan IPNU, dicetak dengan warna hijau.
 Tulisan kepala surat tercetak disebelah kanan
lambang semua ( kecuali alamat sekretariat ) dan dengan posisi
simetris dan bergaris bawah atau format indonesia baru.

3. Nomor, lampiran dan hal surat


 Nomor surat terdiri dari 7 ( tujuh ) kolom, masing –
masing dipisah dengan garis miring sebagai berikut : a/b/c/d/e/f/g
a. Nomor urut surat keluar pada buku agenda.
b. Kode tingkat kepengurusan, dengan ketentuan :
b.1. Untuk surat-surat yang bersifat keputusan memakai kode :
KPP untuk Pimpinan Pusat, KPW untuk Pimpinan Wilayah,
KPC untuk Pimpinan Cabang, KPAC untuk Pimpinan Anak
Cabang, KPR/KPK untuk Pimpinan Ranting/Pimpinan
Komisariat.
b.2. Selain surat-surat yang bersifat keputusan memakai kode
PP, PW, PC, PAC, PR/PK, masing – masing dipergunakan
sebagaimana ketentuan surat yang bersifat keputusan.
c. Kode indeks surat, dengan ketentuan sebagai berikut :
c.1. Kode indeks umum :
A. Surat untuk lingkungan internal IPNU
B. Surat untuk lingkungan eksternal IPNU
C. Surat untuk NU, banom lain, lembaga atau lajnah di
lingkungan NU
c.2. Kode indeks keputusan :
SK : Surat Keputusan
SP : Surat Pengesahan
SR : Surat Rekomendasi
Sp : Surat Pengangkatan / pemberhentian
SM : Surat Mandat
Spt : Surat Pengantar
PPP : Peraturan Pimpinan Pusat
PPW : Peraturan Pimpinan Wilayah
PPC : Peraturan Pimpinan Cabang
IPP : Instruksi Pimpinan Pusat
IPW : Instruksi Pimpinan Wilayah
IPC : Instruksi Pimpinan Cabang
SPP : Siaran Pimpinan Pusat
SPW : Siaran Pimpinan Wilayah

Bertekad Bulat Bersatu, Belajar Berjuang Bertaqwa


Panduan Materi MAKESTA PC IPNU IPPNU Kab.
Pekalongan
SPC : Siaran Pimpinan Cabang
d. Periodesasi kepengurusan yang sedang berjalan dengan
angka romawi.
e. Dua angka terakhir tahun kelahiran IPNU : 73 ( 1373 ) H dan 54
( 1954 ) H.
f. Bulan pembuatan surat dengan angka romawi.
g. Dua angka terakhir tahun pembuatan surat.
 Lampiran disingkat lamp : diisi apabila pada surat itu
disertakan surat – surat lain.
h. Jumlah lampiran cukup disebut dengan angka.
i. Angka tersebut menunjukkan beberapa macam lampiran
bukan berapa jumlah lembar halaman.
j. Bila jumlah halaman ingin disebutkan, maka ditambah angka
di dalam kurung.
 Hal : diisi dengan initi persoalan surat secara singkat
dan mudah dimengerti, ditulis dengan dengan huruf besar tanpa
garis bawah dan tidak diakhiri dengan tanda titik.
 Untuk nomor surat kepanitiaan tertentu yang dibuat
olah tingkat kepengurusan, pengaturannya disesuaikan dengan
tingkat kepengurusan.

4. Alamat surat
 Alamat adalah kepada siapa surat itu ditujukan dan
harus ditulis dengan lengkap dan jelas, kecuali surat – surat yang
bersifat masal.
 Alamat surat yang bersifat massal, jika diperlukan
dapat disebutkan pada lampiran berikutnya.
 Penulisan alamat cukup mempergunakan kata yang
sopan.
a. Bila surat dikirim menggunakan amplop, penulisan alamat
surat adalah Yang terhormat atau disingkat Yth dengan
diakhiri tanda titik dua.
b. Bila surat dikirim tanpa memakai amplop, maka penulisannya
adalah Kepada yang terhormat atau disingkat Kepada yth
dengan diakhiri tanda titik dua.
 Pengetikan tujuan / alamat adalah tiga spasi di
bawah hal surat
Misal :

Di bawah kepala surat, berturut- turut dicantumkan :


Nomor : 001 / PC/ A / XV / 7354 / VI / 10
Lamp : 2 ( 6 ) artinya lampiran dua macam, jumlah lembarannya enam macam
Hal : UNDANGAN
5. Pembuka dan penutup surat
 Kalimat pembuka surat-surat IPNU adalah
Assalamu’alaikum Wr. Wb., dan dibawahnya
Bismillahirrahmanirrahim dengan diberi garis bawah diantara
kedua kalimat tersebut.
Contoh :
Assalamu’alaikum Wr.
Wb
Bismillahirrahmanirahim
 Kalimat penutup untuk surat-surat IPNU adalah
Wallahulmuwafiq ila aqwamithariq, dan di bawahnya
Wassalamu’alaikum Wr.Wb., dengan diberi garis diantara kedua
kalimat tersebut.
Contoh :
Wallahulmuwafiq ila aqwamitthariq
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
 Kata pembuka dan penutup untuk dipakai pada
setiap surat IPNU, kecuali pada surat keputusan tanpa
menggunakan salam.
 Kata pembuka dan penutup terletak digaris tepi
sebelah kiri.

6. Isi surat
 Isi surat adalah uraian daripada isi / pokok hal surat
 Isi surat agar dijaga tetap hormat dan sopan tidak
berlebihan
 Isi surat menggunakan bahasa Indonesia yang jelas
dan mudah dimengerti serta tidak meragukan dari isi dan bobot
surat.
 Bila memakai singkatan kata-kata, hendaknya yang
lazim dipakai umum

7. Tanggal surat
 Setiap penutup surat, dibagian bawah sebelah kanan ditulis
tanggal pembuatan surat
 Tanggal surat harus disesuaikan dengan tempat / kedudukan
organisasi
 Selain tanggal pembuatan, surat – surat IPNU memuat bulan dan
tahun hijriah dan masehi.
 Letak kalender hijriah dibagian atas, sedang dibagian bawahnya
kalender masehi, dengan dipisah garis.
Contoh :
Pekalongan, 05 Dzulhijjah 1428 H
14 Desember 2007 M
8. Pengirim dan tanda tangan
 Setiap surat harus menyebut dengan jelas pengirim dan
penanggungjawabnya;
 Penyebutan pengirim tidak boleh disingkat, dengan formasi
centering.
 Nama struktur/tingkatan IPNU dan nama daerah ditulis dengan
karakter kecil, kecuali awal kata harus ditulis karakter kapital.
 Ketua berada disebelah kiri dan sekretaris berada disebelah
kanan, ditulis dengan huruf besar dan garis bawah serta memakai
sistem Indonesia baru.
 Adapun bila pimpinan setempat sudah memiliki nomor dan Kartu
Tanda Anggota, harus dicantumkan nomor KTA di bawah jabatan
dan nama penanggung jawab surat.
Contoh :
Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama
Kabupaten Pekalongan
Ketua,Sekretaris,

ABRAHAM USMAN MUHAMMAD RIFDA UJZA


NIA : XI.13.07.7354.90.001 NIA : XI.13.06.7354.88.002

 Adapun bila pimpinan setempat belum mempunyai nomor


sekaligus KTA, maka penulisan nama dengan huruf besar dan
tebal, bergaris bawah dengan tulisan jabatan ketua dan sekretaris
di bawah dengan tulisan miring.
Contoh :

Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama


Kecamatan Bojong

ABRAHAM USMAN MUHAMMAD RIFDA UJZA


Ketua Sekretaris

 Mempergunakan stempel organisasi yang telah disahkan.


 Stempel dibubuhkan pada ruang antara nama dan jabatan
sekretaris, dengan menutup sebagian dari tanda tangan sebelah
kiri sekretaris dan berlaku bagi semua jenis surat IPNU.

9. Sandi
 Sandi adalah inisial nama orang yang mengonsep dan
membuat/mengetik surat, yang terdiri atas dua huruf masing –
masing inisial nama yang bersangkutan.
 Penulisan inisial nama pengonsep adalah dengan huruf kapital
yang kemudian dipisahkan dengan garis miring inisial pengetik
dengan huruf kecil.
 Letak atau penempatan sandi dipojok bawah sebelah kiri pengirim
( jabatan ) dan tanda tangan.
 Bila surat ada tembusannya, penulisan sandi di atas sebelah kiri
tembusan.
Contoh :
Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama
Kecamatan Kedungwuni

ABRAHAM USMAN MUHAMMAD RIFDA UJZA


Ketua Sekretaris
AM/aa

B. PEDOMAN SURAT MENYURAT IPPNU


1. Ukuran, Warna dan Jenis Kertas
Ukuran kertas yang dipakai dalam surat menyurat IPPNU : 33 x 22
cm (folio) berat 80 gr, berwarna puith dan jenis kertas HVS.
2. BAGIAN-BAGIAN SURAT RESMI IPPNU :
a. Kepala Surat
1. Kepala surat, letaknya ditengah alas berbentuk
simetris. Dan yang diketik, letaknya dipojok kiri atas berbentuk
blok dengan huruf besar.
2. Kepala surat dan amplop memuat :
 Lambang IPPNU dengan ukuran alas sama dengan
tinggi 2,5 cm.
 Tingkatan kepengurusan organisasi.
 Tulisan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (tidak
disingkat)
 Nama wilayah kerja.
 Alamat sekretariat lengkap.
 Huruf menggunakan times new roman
 Lambang IPPNU dicetak dan berwarna (warna
seragam dari mulai tingkatan pusat ataupun tingkatan
ranting/komisariat)
3. Kepala surat dicetak dengan warna dasar putih
dan warna huruf hitam.
4. d. Tulisan kepala surat terletak disebelah
kanan lambang, ditulis dengan huruf besar semua, kecuali
alamat sekretariat dan dengan posisi simetris.

b. Nomor, Lampiran dan Hal Surat


1. Dibawah kepala surat (yang tidak tercetak) berturut-turut
ditulis :
 Nomor :
 Lampiran :
 Hal :
2. Nomor surat adalah nomor unit pada buku agenda surat-surat
keluar ditambah kode-kode yang khusus dipergunakan dalam
surat menyurat IPPNU dengan susunan dan urutan sebagai
berikut : 1/2/3/4/5/6/7.
Keterangan kolom :
1) Nomor urut keluar (agenda).
2) Diisi dengan kode Tingkatan kepengurusan Organisasi
Contoh : PP/PW/PC/PAC/PR/PKPT/PK/PCI
3) Diisi dengan kode indeks, dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Kode Indeks Umum : A untuk
surat sekretariat , B untuk surat
– surat keuangan , C untuk departemen-departemen.
b. Kode indeks khusus :
SK : Surat Keputusan, SP : Surat Pengesahan, SM: Surat
Mandat, SR : Surat Rekomendasi, Ins. PC : Intruksi
Pimpinan Cabang , dll.
4) Diisi dengan tahun kelahiran IPPNU, diambil dua angka
terakhir dari tahun hijriyah dan masehi.
5) iisi dengan periodesasi kepengurusan yang sedang berjalan
dengan angka romawi.
6) Diisi dengan bulan, menggunakan angka romawi.
7) Diisi dengan tahun, diambil dua angka yang
terakhir. Contoh: 005/PC/A/7455/XVI/VI/10

3. Lampiran diisi apabila beserta surat-surat tersebut disertakan


surat-surat lain. Misal surat keterangan, riwayat hidup,
laporan, notulen,dll.
 Jumlah lampiran cukup disebut dengan angka misalnya 2
atau 3
 Angka pada lampiran menunjukkan macam lampiran, bukan
lembaran lembar
 Kalau jumlah ingin disebutkan, ditulis didalam kurung,
contoh : 2 (7), artinya ada 2 macam dengan jumlah
lembaran 7.
4. Hal ditulis isi pokok persoalan yang dibicarakan dalam surat
yang akan dikirim, dan harus dimengerti oleh si alamat, tidak
perlu terlalu panjang.

c. Alamat dan tujuan surat


Alamat harus ditulis dengan lengkap dan jelas kecuali yang bersifat
massal, surat yang ditujukan kepada organisasi dalam lingkungan
IPPNU cukup dengan kata-kata sopan “Yang Terhormat” atau
Kepada ‘Yth’ (tidak disingkat)

d. Isi Surat
Isi surat menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti,
apabila menggunakan singkatan hendaknya dipakai singkatan
yang lazim dipakai umum.

e. Formasi Surat
Isi surat keseluruhan berbentuk blok still, penggunaan spasi
disesuaikan dengan isi surat dan ukuran kertas secara
proporsional, kosongkan ¼ bagian halaman muka surat sebelah
kiri untuk tempat desposisi bagi si alamat.

f. Pembuka dan Penutup Surat


 Kata pembuka untuk surat-surat IPPNU adalah :
Assalamu’alaikum wr. wb.
Bismillahirrahmanirrahim
 Kata penutupnya adalah:
Wallahul muwafiq ilaa aqwamith thariq
Wassalamu’alaikum wr. wb.
 Ketentuan 1 dan 2 dipakai untuk surat-surat umum IPPNU
kecuali SK, instruksi, pengesahan dan mandat.
 Kata pembuka dan penutup terletak di garis alenia.

g. Tanggal Surat
 Tanggal surat ditulis disebelah kanan bawah.
 Tanggal surat didahului oleh nama kota (kedudukan kantor
organisasi).
 Surat-surat dalam organisasi IPPNU harus memuat tanggal,
bulan, tahun
Hijriyah dan Masehi, contoh : Pekalongan , 06 Safar 1431 H
22 Januari 2010 M

h. Pengiriman dan tanda tangan


 Setiap surat harus menyebut dengan jelas lembaga yang
mengirim beserta penanggungjawabnya sesuai dengan tingkat
kepengurusan di wilayah kerja masing-masing dan ditulis
dengan huruf kapital.
 Penanggung jawab adalah Ketua dan Sekretaris: ketua ditulis
sebelah kiri dan sekretaris ditulis sebelah kanan, masing-masing
dengan huruf besar dan diberi garis bawah tanpa tanda kurung.
 Tingkatan-tingkatan pejabat organisasi harus ditulis dengan
angka romawi bukan dengan huruf, misalnya: Ketua I, Sekretaris
II dsb.
 Nama yang menjabat hendaknya ditulis diatas nama jabatan
bukan sebaliknya dan penulisan jabatan ditulis dengan huruf
kecil dicetak miring. Contoh : ketua, sekretaris
 Penulisan tingkatan organisasi (PP,PW, PC, PAC, PR, PK) ditulis
dengan huruf kapital dan terletak ditengah-tengah.
 Penulisan nama pada kolom tanda tangan, apabila sudah
mempunyai NIA, maka nama digarisbawahi dan ditambahkan
dengan nomer NIA, Contoh:

PIMPINAN CABANG
IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA
KABUPATEN PEKALONGAN
FITRIYAH KUSTINAH
Ketua, NIA: CXXX.14.91.3994 Sekretaris, NIA: CXXX.13.XI.03.3471

a. Dalam setiap pengiriman surat dan tanda tangan surat harus


mempergunakan stempel organisasi yang disahkan.
b. Stempel dibubuhkan pada ruang antara nama dan jabatan sekretaris,
dengan menutup sebagian dari tanda tangan sebelah kiri sekretaris
dan berlaku bagi semua jenis surat IPPNU.

II. SIFAT-SIFAT SURAT DAN JENIS-JENIS SURAT

A. PERATURAN
Peraturan adalah surat yang berisi tentang sifat, tujuan dan aturan-
aturan organisasi, dan merupakan legitimasi ketentuan hukum tertinggi
yang harus ditaati oleh IPPNU.
Peraturan IPPNU terdiri dari 4 (empat) macam, yaitu :
1. Peraturan Dasar dan peraturan rumah tangga (PDPRT) adalah
peraturan dasar yang diputuskan di kongres dan mempunyai hukum
tertinggi di IPPNU yang isinya memuat sifat, tujuan serta aturan-
aturan organisasi.
2. Peraturan Pimpinan Pusat disingkat Per. PP, diputuskan di konferensi
besar dan kedudukan hukumnya setingkat dibawah PD PRT.
3. Peraturan Wilayah (Per. PW), diputuskan di Konferensi wilayah
4. Peraturan Pimpinan Cabang (Per. PC), diputuskan di konferensi
cabang atau konferensi kerja cabang.

B. KEPUTUSAN
Keputusan memuat tentang pengangkatan, pemberhentian personil,
pengesahan kepengurusan, penetapan hasil keputusan persidangan-
persidangan. Kedudukan hukum bersifat sementara, keputusan ada 8
macam yaitu : Keputusan Pimpinan pusat (KPP), KPW,KPC, KPAC, KPR,
KPKPT, KPK, KPCI.
Surat Keputusan mempunyai bentuk tersendiri, memuat 3 bagian,
sebagai berikut :
1. Konsideran : menimbang, mengingat, memperhatikan
2. Diktum : Isi keputusan
3. Alamat/Tujuan surat.
c. INSTRUKSI
adalah surat perintah untuk menjalankan hasil keputusan, peraturan dan
hasil-hasil rapat. Instruksi ada 3 macam : Ins. PP, Ins. PW, Ins. PC.

D. SURAT PENGESAHAN
Adalah pengesahan berdirinya / reformasi pengurus :
wilayah,cabang,anak cabang,ranting dan komisariat. Yang berhak dan
berkewajiban mengeluarkan surat pengesahan adalah Pimpinan
Pusat(PP) dan Pimpinan Cabang(PC).

E. SURAT ROKEMENDASI
Adalah surat persetujuan secara formal yang dikeluarkan oleh organisasi
yang berwenang terhadap hasil keputusan secara musyawarah. Untuk
rekomendasi pengesahan pengurus baru, kewenangan pembuatannya
diserahkan kepada :Pimpinan Wilayah(PW) dan Pimpinan Anak
Cabang(PAC). Surat rekomendasi ini merupakan pengesahan sementara
kepada pimpinan cabang atau pimpinan ranting/komisariat, sampai
dengan turunnya surat pengesahan dari PP atau PC.

F. SURAT MANDAT
Adalah surat pemberian kuasa organisasi/seseorang kepada orang lain.
Setiap jenis kegiatan yang mempunyai bobot dan/atau tingkatan formal
organisassi penyelenggara, harus disertakan syarat membawa surat
mandat ataupun tidak disebutkan secara formal.

G. PERMOHONAN TANDA ANGGOTA


Tanda anggota hanya dikeluarkan oleh PC dan PCI. Yang berhak
mengajukan permohonan tanda anggota hanya PAC/PR/PKPT/PK.Tanda
anggota yang habis masa berlakunya harus dikembalikan kepada PC
untuk digantikan yang baru, dengan membayar uang tanda anggota ,
tanpa uang pangkal.Tanda anggota berlaku selama periode
kepengurusan PC

III. PERANGKAT ADMINISTRASI


a. Notulen
1. Notulen adalah catatan singkat/rangkuman tentang pembicaraan,
uraian, ceramah, rapat, perdebatan dan lain-lain yang dimaksudkan
menjadi peringatan-peringatan atau bahan bagi langkah-langkah
yang akan diambil selanjutnya.
2. Buku notulen memuat antara lain
 Nama pertemuan
 Hari, tanggal
 Pukul (jam mulai dan berakhir)
 Tempat
 Jumlah undangan dan undangan yang hadir
 Nama dan jabatan yang memimpin
 Nama dan jabatan yang membuat notulis
 Kesimpulan-kesimpulan dari setiap pembicaraan
 Keputusan-keputusan yang diambil

b. Ekspedisi
1. Ekspedisi adalah keseluruhan pengiriman dalam hal surat-surat, alat-
alat perlengkapan organisasi IPPNU yang dikirim baik melalui pos
atau kurir.
2. Buku ekspedisi sebagai tanda bukti bahwa pengiriman itu benar-
benar telah diterima oleh yang bersangkutan.
3. Buku ekspedisi/ pengiriman untuk surat-surat yang melalui pos atau
kurir mempunyai bentuk sbb: 1/2/3/4/5/6/7. Penjelasan:
1. Kolom 1 : nomor urut
2. Kolom 2 : dikirim kepada siapa
3. Kolom 3 : isi ringkas
4. Kolom 4 : tanggal pengiriman
5. Kolom 5 : tanggal dan nomor surat yang dikirim
6. Kolom 6 : lampiran
7. Kolom 7 : tandatangan penerima/ tera pos

c. Arsip Penyimpanan
1. Arsip adalah kumpulan-kumpulan yang terjadi karena pekerjaan aksi,
transaksi, tindak tanduk, dokumentasi yand disimpan sehingga pada
tiap saat dibutuhkan dapat disiapkan untuk melaksanakan tindakan-
tindakan selanjutnya.
2. Kegunaan arsip:
a. Untuk pembuktian
b. Untuk korespondensi
c. Untuk penyusunan sejarah
d. Untuk statistik
a. Untuk publikasi
b. Dan lain-lain
3. Arsip surat keluar
1. Untuk surat-surat keluar PP, PW, PC, PAC,
dan PR/PK supaya menyediakan map untuk menyimpan seluruh
surat- surat keluar.
48
2. Surat-surat yang diarsipkan disusun dengan
nomor urut.
3. Dalam mengarsipkan hendaknya dipisahkan
antara tahun yang satu dengan tahun yang lain.
4. Untuk surat-surat keluar bersama IPNU-
IPPNU diarsipkan dalam map tersendiri.

PR/PK harus menyediakan sekurang-kurangnya 5 (lima) buah map:


1. Untuk surat-surat dari PC (termasuk surat pengesahan).
2. Untuk surat-surat dari PAC.
3. Untuk surat-surat dari NU dan Badan Otonomnya.
4. Untuk surat-surat dari orang/lembaga/organisasi ekstern.
5. Map khusus data anggota.

d. SURAT BERSAMA
Yang dimaksud dengan surat bersama adalah surat yang dikeluarkan
atas nama IPPNU dengan Banom NU atau OKP. Surat bersama dapat
dibuat apabila isi surat tersebut menyangkut kepentingan bersama.Surat
bersama cukup ditandatangani oleh salah satu unsur pimpinan harian
IPPNU yang ditunjuk dan salah satu unsur pimpinan harian Badan
Otonom NU atau OKP yang ditunjuk berikut stempel yang bersangkutan.

1. Kode Surat Bersama


Surat bersama memuat kolom-kolom
a/b/c/d/e. Kolom a : nomor urut surat
keluar bersama. Kolom b : tingkatan
organisasi.
Kolom c : tulis IPPNU – Banom NU/OKP.
Kolom d : bulan pengeluaran surat bersama.
Kolom e : dua angka terakhir tahun yang sedang berjalan.
Contoh:07/PC/IPPNU-Banom NU,OKP/VI/10

2. Kepala surat bersama


a. Bila tidak memiliki kop bersama, dapat mempergunakan salah
satu dari kop surat tercetak yang dimliki IPPNU/Banom NU/OKP.
b. Apabila kop surat bersama tidak tercetak, maka kop tulisan
IPPNU-Banom NU/OKP tidak disingkat sebagaimana pembuatan
Kop surat tercetak.
c. Kop penutup surat dapat disingkat dalam satu jajaran baris.
Contoh: Pimpinan Cabang IPPNU-Banom NU/OKP. Bandung.

3. Stempel Organisasi
Stempel organisasi berbentuk bulat telur (oval) dengan tulisan Ikatan
Pelajar Putri Nahdlatul Ulama. Di tengahnya terdapat lambang IPPNU
Bertekad Bulat Bersatu, Belajar Berjuang Bertaqwa
Panduan Materi MAKESTA PC IPNU IPPNU Kab.
Pekalongan
dan tingkatan organisasi melingkar di bawah lambang dengan tiga

Bertekad Bulat Bersatu, Belajar Berjuang Bertaqwa


Panduan Materi MAKESTA PC IPNU IPPNU Kab.
Pekalongan
49

garis di samping kiri dan kanan lambang. Warna tinta tempel adalah
hijau. Pembuatannya dapat dilakukan oleh pimpinan organisasi di
semua tingkatan dengan ketentuan sesuai dengan contoh yang ada
dan diberi tanda daerahnya.

4. Papan Nama
Adalah papan nama organisasi yang diperlihatkan secara umum di
depan kantor sekretariat. Papan nama dimaksudkan untuk
menunjukkan keberadaan organisasi IPPNU sesuai dengan
kedudukan dan tingkatan yang bersangkutan. Bentuk papan nama
(name board) untuk PP,PW,PC,PR,PKPT,PK dan PCI mempunyai
bentuk yang sama
,yaitu empat persegi panjang.
Ukuran:
~ untuk PC,PAC,PR,PKPT,PK dan PCI berukuran 140 x 70 cm (skala
2:1).
Warna:
~ Warna dasar hijau muda.
~ Warna huruf, putih.
~ Warna garis tepi, kuning.
Di sudut sebelah atas tercantum lencana IPPNU menurut warna
lencana.

5. Penulisan
Penulisan IPPNU dalam lambang memakai lima titik diantara huruf-
hurufnya dan ditulis dengan huruf besar/ kapital. Contoh:
I.P.P.N.U.,sedangkan penulisan IPPNU diluar lambang tanpa titik,
semua memakai huruf besar/ kapital., Contoh: IPPNU.

CONTOH ADMINISTRASI DAN ALAT-ALAT PERLENGKAPANNYA

LEMBAR DISPOSISI
PC. IPPNU KAB.
PEKALONGAN
Sekretariat : Jl. Raya
DISPOSISI
Karangdowo
Kedungwuni Pekalongan
51273
Tanggal terima : Nomor agenda surat masuk :
………………. …………………….
Asal surat :
Tanggal …………………………………………………………………………
surat …………
:
…………………………………………………………………………
Nomor surat Perihal
…………
:
…………………………………………………………………………
…………
:
…………………………………………………………………………
…………
Catatan sekretarisDisposisi ketuaKeterangan

Dibalas tanggal :
Nomor agenda ………………………………………………………………
surat keluar …………..
:
………………………………………………………………
…………..

PAPAN DAFTAR SUSUNAN PENGURUS

PC. IPPNU KAB. Nomor SP :


PEKALONGAN Tanggal …………………………
Sekretariat : Jl. Raya konferensi ………
Karangdowo Kedungwuni Periodesasi :
Pekalongan 51273 …………………………
………
:
…………………………
………
Tempat Pend Alama
Nomor Nama Tahun
& . t
Jabat Ke
Masu
Urut Induk Pengur Tgl Terak an Lengk t.
k
us Lahir hir ap IPPNU

BUKU DAFTAR INVENTARIS

NomorJenis JumlahAsal Harga TANGALKet.

Bertekad Bulat Bersatu, Belajar Berjuang Bertaqwa


Panduan Materi MAKESTA PC IPNU IPPNU Kab.
Pekalongan
Baran Rusa Paka
Urut Induk Barang Barang Barang
g k i
1 2 3 4 5 6 7 8

BUKU TAMU
No Nama
Hari Jam Alamat Menem Keperlu Tanda
Tanggal Jabatan
ui
Urut Tamu an Tangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

BUKU DAFTAR HADIR

Nom Tanda
or Nama Lengkap Jabatan Alamat tangan
1 2 3 4 5

BUKU DAFTAR ANGGOTA

Tempat Pendidika Lengka


Nomor Nama TANGAL
& n p
Uru Indu Masu Kelua Ket.
Tg Lengka
t k Lengkap Terakhir k r
Lahir p
1 2 3 4 5 6 7 8 9

BUKU DAFTAR KEGIATAN


Tempat
Nama/Jenis Keterang
Hari/Tangg Pelaksana
No Waktu Kegiata
Kegiatan al an an
n
1 2 3 4 5 6 7
BUKU EKSPEDISI

Tanggal &
Alamat Keterang
No Tanggal Nomor Lampiran
Surat Surat an
Surat
1 2 3 4 5 6 7

BUKU AGENDA SURAT MASUK

Terim
Nomor Alamat Surat masuk
a Penerus Dispos Ket
Uru Indu Tangg Pengiri Tangg Nom Isi/h an isi .
t k al m al or al
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

BUKU AGENDA SURAT KELUAR

Nomor ditujuka Alamat Surat masuk Hubunga


Uru Indu Pengiri Tangg Nomo Isi/ha n surat Ket.
n
t k m al r l lain
1 2 3 4 5 6 7 8 9

TARGET PENCAPAIAN PROGRAM

Nom Waktu
or Jenis Kegiatan Pelaksanaan Prosentase Ket
1 2 3 4 5

PAPAN DAFTAR KEGIATAN

Nom Waktu dan


or Jenis Kegiatan Hari/Tgl Pelaksana Tempat Ket
Urut Kegiatan
1 2 3 4 5 6
NOTULENSI RAPAT

RAPAT RUTIN PC IPPNU KAB. PEKALONGAN


Pertemuan: Pemimpin Jabatan Notulis Kesimpulan
:
Hari & tanggal: :
Tempat: :
Undangan: :

AGENDA ACARA
Pembukaan
Sambutan-sambutan
Acara inti
Penutup USULAN
.............................................................................................................................................. ................................................
.............................................................................................. SARAN/PENDAPAT
..................... .........................................................................................................................
.............................................................................................................................................. KEPUTUSAN-KEPUTUSAN
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
Pekalongan ,.................

Notuilis
LATAR BELAKANG SEJARAH
Corps brigade pembangunan (CBP)
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama

Corps Brigade Pembangunan (CBP) merupakan lembaga yang dibentuk


pada tahun 1963 dalam hal itu di latar belakangi peristiwa persengketaan
antara Indonesia dengan Malaysia atau istilah populernya dikenal dengan
istilah “ Ganyang Malaysia “, peristiwa politik tersebut yang berkaitan
dengan persengketaan antara Republik Indonesia dengan Malaysia
memperebutkan daerah Kalimantan Utara (Serawak).
Kondisi riil yang terjadi pada saat itu untuk conteks_nya yaitu politik
luar negeri terjadi pertentangan antara gagasan Presiden Soekarno yang
anti Imperalisme dengan pihak barat yang berupaya menancapkan kukunya
diwilayah Malaysia. Kemudian Presiden Soekarno mengintruksikan kepada
elemen bangsa untuk segera membentuk Sukarelawan Perang dan siap
menggayang Malaysia.
Instruksi Presiden tersebut secara langsung membuat seluruh elemen
bangsa bersiap sedia untuk melawan Imperalisme yang akan kembali
menancapkan kukunya diwilayah Asia Tenggara, Asnawi Latif pada waktu itu
selaku Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulaqma yang merupakan
bagian dari elemen bangsa merasa terpanggil untuk berjuang bersama
melawan iperalisme dari bangsa barat, yang terbentuk dari kalangan pelajar
Nahdhiyyin yang kemudian dinamakan Sukarelawan Pelajar.
Deklarasi dibentuknya sukarelawan Pelajar diadakan di Djogjakarta
yang pada saat itu merupakan lokasi dari kantor pusat PP IPNU, dan di
barengi dengan parade militer Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang
merupakan wujud dari kesiapan RI untuk Menggayang Malaysia.
Sejak saat itulah kemudian Sukarelawan Pelajar yang dibentuk oleh
Asnawi Latif tersebut berjuang demi memperjuangkan Negara dan Bangsa
untuk keutuhan NKRI. Sukarelawan ini yang merupakan Embrio atau cikal
bakal bagi berdirinya Corps Brigade Pembangunan (CBP) Ikatan Pelajar
Nahdlatul Ulama. Yang kemudian ditetapkan pada Konferensi Besar IPNU di
Pekalongan pada tanggal 25 – 31 Oktober 1964 dengan nama Corps
Brigade Pembangunan (CBP). Yang kemudian dikenal dengan “doktrin
Pekalongan”
Secara etimologi Corps berasal dari bahasa Inggris yang memilki arti
kesatuan dalam komando, Brigade berarti pasukan yang disiapkan untuk
bertempur dan Pembangunan, memiliki arti membangun dalam rangka
mengisi kemerdekaan. Sedangkan secara terminologi Corps brigade
pembangunan berarti suatu lembaga yang dibentuk dalam satu komando
untuk mengawal pembangunan.
Pada moment tersebut Asnawi Latief selaku ketua umum PP IPNU
menunjuk Rekan Harun Rosyidi untuk menjadi Komandan Teknis CBP. Pasca
ditunjuk sebagai komandan tehnis CBP, rekan Harun Rosyidi mengumpulkan
kader-kader inti IPNU yang berpotensi untuk selanjutnya dididik dan di latih
kemiliteran serta keamanan guna mengantisipasi gerakan yang
membahayakan keutuhan negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) baik
dari dalam maupun luar. Kondisi ini ditempuh karena stabilitas politik dan
kemanan yang tidak menentu pada saat itu.
Kemudian, pada tahun 1965 saat terjadinya peristiwa G 30 S PKI. CBP
sangat berperan aktif dalam upaya memberantas PKI dan antek-anteknya.
Ghirrah Patriotisme Pelajar tersebut setelah terjadinya perubahan rezim dan
perubahan kondisi sosial politik Indonesia semakin surut. CBP menjadi
sebuah nama yang semakin tenggelam. Hingga kemudian masa
kepemimpinan Hilmi Muhammadiyah Ketua Umum PP IPNU pada tahun
1999 CBP dideklarasikan kembali di Pondok Pesantren Pancasila Sakti Klaten
Jawa Tengah. Pendeklarasian kembali ini merupakan upaya IPNU untuk bisa
memberikan kontribusinya secara lebih luas pada Era reformasi yang sedang
gencar-gencarnya diteriakkan oleh masyarakat seluruh Indonesia. Kemudian
rekan Hilmi Muhammadiyah menunjuk rekan AGUS SALIM untuk menjadi
Koordinator Nasional (KORNAS) CBP. Pasca ditunjuk sebagai KORNAS CBP,
rekan Agus Salim sangat gencar melakukan sosialisasi ke daerah-daerah
untuk mengaktifkan kembali CBP sampai ke tingkatan ranting, Hingga
memasuki kongres XIII tahun 2000 di Makasar yang menetapkan rekan
Abdullah Azwar Anas sebagai Ketua Umum IPNU, selanjutnya ditunjuklah
Rekan EDISYAM RISDIYANTO menjadi Kornas.
Pada masa ini CBP bergerak pada empat bidang yakni : Kepanduan,
Kepalangmerahan, SAR dan Cinta Alam. Rekan Edisyam berhasil
merumuskan kembali pola CBP dengan format baru yang terangkum dalam
peraturan organisasi/lembaga, penjabaran peraturan organisasi/lembaga
serta sistem pendidikan dan pelatihan sebagai acuan dan panduan kegiatan
CBP diseluruh Indonesia. Rumusan-rumusan tersebut dibukukan pada masa
itu yang disahkan pada masa kepemimpina Al Amin Nur Wahab Nasution
sebagai Pj Ketua Umum IPNU yang menggantikan Rekan Abdullah Azwar
Anas.
Perjuangan CBP tidak berhenti sampai disitu saja, pada Kongres XIV
Surabaya tahun 2003 yang menetapkan Rekan Mujtahidur Ridlo sebagai
Ketua Umum IPNU, melanjutkan program CBP sebelumnya dibawah
komando Rekan ALI MASDAR HASIBUAN.
Pada masa ini lebih banyak difokuskan pada praktek terjun kelapangan
terutama bidang SAR dan kepalang merahan, disebabkan seringnya terjadi
bencana skala nasional misalnya terjadinya Tsunami di Aceh, Tanah Longsor
di Banjar Negara, Banjir bandang di Jember, Gempa Jateng-Jogja, Gempa
dan Tsunami di Pengandaran Jawa Barat. Pada periode ini pula CBP yang
bergerak
di empat bidang yakni : Kepanduan, Kepalangmerahan, SAR dan Cinta Alam
difokuskan menjadi 3 bidang yakni : Kemanusiaan, Lingkungan Hidup dan
Kedisiplinan yang ditetapkan dalam Rakornas CBP pada 6 – 8 Januari 2006
bertempat di Wisma Depag Jakarta Selatan. Program ini berlanjut hingga
Kongres IPNU XV di Asrama haji Pondok Gede Jakarta, 9 – 12 Juli 2006 yang
menetapkan Rekan Idy Muzayyad sebagai ketua umum IPNU dan
selanjutnya menunjuk Rekan ALVIN M HASANIL HAQ sebagai Komandan
Nasional.
Pada masa ini banyak hal yang dilakukan dalam rangka memajukan
dan mengembangkan potensi kader-kader CBP diantaranya : Kemah Pelajar
Hijau dalam Rangka Diklat Peduli Lingkungan 6 – 8 April 2007 di Ponpes
Wali Songo Gomang Singgahan Tuban, Workshop Ke-CBP-an 17 – 20 Mei
2007 di Ponpes Maslakul Huda pati. Tidak sampai disitu saja CBP juga ikut
serta dalam berbagai event kemanusiaan misalnya pada saat terjadi Banjir
Bandang di Jakarta.
Hasil Workshop di Pati mengamanatkan CBP untuk menyelenggarakan
Rakornas yang kemudian terselenggara pada 22 – 25 Agustus 2007
bertempat di Hotel Diamond Samarinda bersamaan dengan
penyelenggaraan Rakernas IPNU. Pada Rakornas ini diputusakan beberapa
hal yang bekaitan dengan Ke-CBP-an diantaranya adalah sasaran kegiatan
CBP yang semula Kemanusiaan, Lingkungan Hidup dan Kedisiplinan menjadi
Kemanusiaan, Lingkungan Hidup dan Bela Negara, kemudian juga pada
Rakornas pada saat itu terjadi perubahan nama dari Corps Brigade
Pembangunan menjadi CORPS BARISAN PELAJAR.
Pada kongres 14 terpilihnya Ahmad Syauqi kemudian menunjuk rekan
RANDI RIDWAN sebagai KORNAS berikutnya. Namun selama 1 th berjalan
CBP tidak mengalami kemajuan yang signifikan akhirnya melalui mekanisme
reshufle Ahmad Syauqi menunjuk rekan MUHAMMAD SYAHRIAL EKA CB
menggantikan Randi Ridwan dan pada workshop CBP tanggal 26 – 28 Juni
2010 di Sidoarjo terjadi beberapa perubahan yang signifikan pada tubuh
CBP yakni :
1. Perubahan nama CORPS BARISAN PELAJAR dikembalikan menjadi
CORPS BRIGADE PEMBANGUNAN
2. Mekanisme Lembaga yang sebelumnya DEWAN KOORDINASI
menjadi DEWAN KOMANDO
3. Peraturan Organisasi dan Peraturan Administrasi (PO/PA) menjadi
Peraturan Lembaga dan Administrasi (PLA) yang kemudian disahkan
pada RAKORNAS Peraturan Diklat menjadi Petunjuk Pelaksanaan
Teknis Operasi Pendidikan dan Pelatihan (Juklak Tekops Diklat)
4. Nomor Induk Anggota sebagai dasar pembuatan Database CBP

Hasil Workshop sidoarjo kemudian disahkan pada RAKORNAS CBP di


Pontianak pada tanggal 29 Juli - 2 Agustus 2010.
CATATAN PENTING :

...........................................................................................................................
.......
...........................................................................................................................
.......
...........................................................................................................................
.......
...........................................................................................................................
.......
...........................................................................................................................
.......
...........................................................................................................................
.......
...........................................................................................................................
.......
...........................................................................................................................
.......
...........................................................................................................................
.......
...........................................................................................................................
.......
...........................................................................................................................
.......
...........................................................................................................................
.......
...........................................................................................................................
.......
...........................................................................................................................
.......
...........................................................................................................................
.......
...........................................................................................................................
.......
...........................................................................................................................
.......
...........................................................................................................................
.......
...........................................................................................................................
.......
...........................................................................................................................
.......
...........................................................................................................................
.......
...........................................................................................................................
.......
...........................................................................................................................
.......
...........................................................................................................................
.......
...........................................................................................................................
.......
...........................................................................................................................
.......
...........................................................................................................................
.......
...........................................................................................................................
.......
...........................................................................................................................
.......
...........................................................................................................................
.......
...........................................................................................................................
.......
...........................................................................................................................
.......
...........................................................................................................................
.......
...........................................................................................................................
.......
...........................................................................................................................
.......

Mars IPNU Dengan berpedoman kita belajar


Berjuang serta bertaqwa
Wahai pelajar Indonesia Kita bina watak nusa dan bangsa
Siapkanlah barisanmu Tuk kejayaan masa depan
Bertekad bulat bersatu Bersatu wahai pelajar Islam
Dibawah kibaran panji IPNU jaya
Ayo hai pelajar Islam yang setia Tunaikanlah kewajiban yang
Kembangkanlah agamamu mulia
Dalam negara Indonesia Ayo maju pantang mudur
Tanah air yang ku cinta
61
Dengan rahmat Tuhan kita
perrjuangkan
Ayo maju pantang mundur Sujud kepala kepada Tuhan
Pasti tercapai adil makmur Tegak kepala lawan derita
Di malam yang sepi di pagi yang
Mars IPPNU terang
Hatiku teguh bagimu ikatan
Sirnalah gelap terbitlah terang Di malam yang hening di hati
Mentari timur sudah bercahya membakar
Hatiku penuh bagimu pertiwi
Ayunkan langkah pukul genderang
Mekar seribu bunga di taman
S’gala rintangan mundur semua
Tiada laut sedalam iman Mekar cintaku pada ikatan
Ilmu ku cari amal ku beri
Tiada gunung setinggi cita
Untuk agama bangsa negeri

AKU
BAN
GGA
JAD
I
PEL
AJA
R
NU

Tidak hanya pensil yang


kupegang, tetapi juga
kebenaran dan kejujuran
Tidak hanya buku yang
kubaca, tetapi juga hati
nurani dan cinta kasih Tidak
hanya prosa yang kutulis,
tetapi juga bakti dan kreasi
Inila
h
aku
pela
jar
NU
S
i
a
p

m
e
n
g
a a
b g
d a
i
k
p e
a s
d u
a c
i
k a
e n
b
e h
n a
a t
r i
a
n n
u
M r
e a
n n
j i
a M
d e
i n
e
b b
u a
d r
a k
k a
n
k
e i
j n
u d
j a
u h
r n
a y
n a

M c
e i
n n
j t
63
a s
a
k s
a i
s
i d
h a
l
B a
a m
k
t k
i r
e
y a
a s
n i
g

t
a
k

k
e
n
a
l

h
e
n
t
i

M Bertekad Bulat
e Bersatu, Belajar
m Berjuang Bertaqwa
b Materi MAKESTA PC
u IPNU IPPNU Kab.
a
h Pekalongan
k
a
n

s
e
n

Anda mungkin juga menyukai