Anda di halaman 1dari 21

TEKNIK PENGEMBANGAN KOMUNITAS DAN MANAGEMEN

KELEMBAGAAN LOKAL

Teknik Analisis SWOT: Studi Kasus Terhadap Organisasi Gerakan Pemuda.Ansor Ranting
Desa Bulumanis Lor

LAPORAN ANALISIS

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah :

1. Managemen Kelembagaan Lokal


2. Teknik Pengembangan Komunitas dan Kelembagaan Lokal

Dosen Pengampu: Dr. Ahmad Qosim, MT

Oleh:

Abdul Chamid (17.31.00091)

INSTITUT PESANTREN MATHALI’UL FALAH

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

PATI

1
Daftar Isi
Daftar isi........................................................................................................2

BAB 1: PENDAHULUAN
a. Latar Belakang............................................................................3
b. Rumusan Masalah.......................................................................3
c. Tujuan.........................................................................................3
BAB 2: PEMBAHASAN
a. Pengertian Analisis SWOT.........................................................4
b. Profil Organisasi.........................................................................4
c. Hasil Laporan Analisis SWOT ..................................................7
d. Solusi Alternatif........................................................................14
BAB III: PENUTUP
Simpulan.......................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................21

2
A. LATAR BELAKANG
Analisis terhadap organisasi untuk mengembangkan ke arah yang lebih progresif
menjadi unsur terpenting. Pasalnya organisasi tertentu akan dikaji secara mendalam dan
dirumuskan kedalam format-format tertentu dan diakumulasikan data menjadi sebuah
perencanaan yang siap di ekseskusi. Karena begitu pentingnya, maka perlu adanya alat untuk
menganalisis kekuranag dan kelebihan suatu organisasi untuk menciptakan rumusan
perencanaan yang di harapkan.
Kualitas peneliti dalam menangkap sebuah data harus tentu valid dan dapat dipercaya
maka dari itu dalam teori swot lebih baik peneliti termasuk bagian dari organisasi tersebut.
Dan peluang tersebut dapat menjadi daya dukung kevaliditan dan mudah dalam mengeksekusi
rencana yang telah dibuat.
Berangkat dari sana, maka penulis tertarik untuk meneliti dan berniat untuk mencari
kekurangan dan kelebihan dalam organisasinya sebagai wujud rasa hidmat kepada organisasi
agar memiliki perkembangan yang progresif. Adapun itu penulis menggunakan analisis
SWOT dan memilih Organisasi GP.Ansor Ranting Bulumanis Lor, penulis akan menglas
sedikit tentang pengertian SWOT dan menjelaskan sedikit Profil GP. Ansor secara global dan
parsial ( Sejarah dan keadaan Organisasi secara Umum dan secara Khusus ) supaya menjadi
prolog dalamlaporan penelitian ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud analisis SWOT?
2. Bagaimana Profil Objek yang akan di teliti?
3. Bagaimana Hasil analisis SWOT di GP. Ansor Ranting Bulumanis Lor?
C. TUJUAN
Secara umum penyusun ataupun pembaca diharapkan dapat memahami perihal Pengertian
Analisis SWOT sekaligus mengetahui maksud fungsi dan cara aplikasinya. Serta mampu
mengetahui hasil analisis terhadap organisasi terkait. Selain itu tujuan penulisan ini sebagai
pemenuhan tugas mata kuliah Managemen Kelembagaan Lokal dan Teknik Pengembangan
Komunitas- Kelembagaan Sosial, agar terlaksana tujuan pendidikan yang diharapkan.

3
PEMBAHASAN
1. Pengertian Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategi yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan (strenghths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities),
dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau spekulasi bisnis . ke empat faktor itulah
yang memmbentuk akronim SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities dan Treaths).
SWOT akan lebih baik dibahas dalam kertas besar, sehinggga dapat dianalisis dengan
baik hubungan dari setiap aspek.
Analisis SWOT dilakukan dengan melibatkan penentuan tujuan yang spesifik
dari spekulasi bisnis atau proyek. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara
menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi ke empat faktornya.
Kemudian menerapkanya dalam gambar matrik SWOT dimana aplikasinya adalah
bagaimana kekuatan (strenghths) mampu mengambil keuntungan (advantanges) dari
peluang (oportunities) yang ada, bagaimana mengatasi kelemahan (weaknesses) yang
mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (oportinities) yang ada. Selanjutnya
bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan
terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu
membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru. 1

2. Profil Organisasi
Organisasi kepemudaan Gerakan Pemuda Ansor (GP. Ansor) adalah Organisasi
kemasyarakatan nirlaba. Organisasi ini berafiliasi dengan Nahdhatul Ulama’ (NU).
Organisasi ini di dirikan pada tanggal 24 April 1934. GP. Ansor juga mengelola Barisan
Ansor Serbaguna (BANSER).2
Sejarah lahirnya GP Ansor tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang kelahiran
dan gerakan NU itu sendiri. Tahun 1921 telah muncul ide untuk mendirikan organisasi
pemuda secara intensif. Hal itu juga didorong oleh kondisi saat itu, di mana-mana muncul
organisasi pemuda bersifat kedaerahan seperti, Jong Java, Jong Ambon, Jong Sumatra,
Jong Minahasa, Jong Celebes dan masih banyak lagi yang lain.

Dibalik ide itu, muncul perbedaan pendapat antara kaum modernis dan
tradisionalis. Disebabkan oleh perdebatan sekitar tahlil, talkin, taqlid, ijtihad, mazhab dan
masalah furuiyah lainnya. Tahun 1924 KH. Abdul Wahab membentuk organisasi sendiri
bernama Syubbanul Wathan (pemuda tanah air). Organisasi baru itu kemudian dipimpin

1
Wikipedia, Teknik Analisis SWOT, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT
2
Wikipedia, Gerakan Pemuda Ansor. http://id.m.wikipedia.org/wiki/gerakan_pemuda_ansor

4
oleh Abdullah Ubaid (Kawatan) sebagai Ketua dan Thohir Bakri (Peraban) sebagai Wakil
Ketua dan Abdurrahim (Bubutan) selaku sekretaris.

Setelah Syubbanul Wathan dinilai mantap dan mulai banyak remaja yang ingin
bergabung. Maka pengurus membuat seksi khusus mengurus mereka yang lebih
mengarah kepada kepanduan dengan sebutan “ahlul wathan”. Sesuai kecendrungan
pemuda saat itu pada aktivitas kepanduan sebagaimana organisasi pemuda lainnya. 3

Setelah NU berdiri (31 Januari 1926), aktivitas organisasi pemuda pendukung


KH. Abdul Wahab (pendukung NU) agak mundur. Karena beberapa tokoh puncaknya
terlibat kegiatan NU. Meskipun demikian, tidak secara langsung Syubbanul Wathan
menjadi bagian (onderbouw) dari organisasi NU.

Atas inisiatif Abdullah Ubaid, akhirnya pada tahun 1931 terbentuklah Persatuan
Pemuda Nahdlatul Ulama (PPNU). Kemudian tanggal 14 Desember 1932, PPNU berubah
nama menjadi Pemuda Nahdlatul Ulama (PNU). Pada tahun 1934 berubah lagi menjadi
Ansor Nahdlatul Oelama (ANO). Meski ANO sudah diakui sebagai bagian dari NU,
namun secara formal organisasi belum tercantum dalam struktur NU, hubungannya masih
hubungan personal.

Ansor dilahirkan dari rahim Nahdlatul Ulama (NU) karena tuntutan kebutuhan
alamiah Jam'iyyah. Berawal dari perbedaan antara tokoh tradisional dan tokoh modernis
yang muncul di tubuh Nahdlatul Wathan, organisasi keagamaan yang bergerak di bidang
pendidikan Islam, pembinaan mubaligh, dan pembinaan kader. KH Abdul Wahab
Hasbullah, tokoh tradisional dan KH Mas Mansyur yang berhaluan modernis, akhirnya
menempuh arus gerakan yang berbeda justru saat tengah tumbuhnya semangat untuk
mendirikan organisasi kepemudaan Islam.

Dua tahun setelah perpecahan itu, pada 1924 para pemuda yang mendukung KH
Abdul Wahab,yang kemudian menjadi pendiri NU membentuk wadah dengan nama
Syubbanul Wathan (Pemuda Tanah Air). Organisasi inilah yang menjadi cikal bakal
berdirinya Gerakan Pemuda Ansor setelah sebelumnya mengalami perubahan nama
seperti Persatuan Pemuda NU (PPNU), Pemuda NU (PNU), dan Anshoru Nahdlatul
Oelama (ANO).

Nama Ansor ini merupakan saran KH. Abdul Wahab (ulama besar sekaligus guru
besar kaum muda saat itu), yang diambil dari nama kehormatan yang diberikan Nabi
Muhammad SAW kepada penduduk Madinah yang telah berjasa dalam perjuangan
membela dan menegakkan agama Allah. Dengan demikian ANO dimaksudkan dapat
mengambil hikmah serta tauladan terhadap sikap, perilaku dan semangat perjuangan para
3
Profil GERAKAN PEMUDA ANSOR Masa Pra dan Pasca Kemerdekaan.

5
sahabat Nabi yang mendapat predikat Ansor tersebut. Gerakan ANO (yang kelak disebut
GP Ansor) harus senantiasa mengacu pada nilai-nilai dasar Sahabat Ansor, yakni sebagi
penolong, pejuang dan bahkan pelopor dalam menyiarkan, menegakkan dan
membentengi ajaran Islam. Inilah komitmen awal yang harus dipegang teguh setiap
anggota ANO (GP Ansor).

Meski ANO dinyatakan sebagai bagian dari NU, secara formal organisatoris
belum tercantum dalam struktur organisasi NU. Hubungan ANO dengan NU saat itu
masih bersifat hubungan pribadi antar tokoh. Baru pada Muktamar NU ke-9 di
Banyuwangi, tepatnya pada tanggal 10 Muharram 1353 H atau 24 April 1934, ANO
diterima dan disahkan sebagai bagian (departemen) pemuda NU dengan pengurus antara
lain: Ketua H.M. Thohir Bakri; Wakil Ketua Abdullah Oebayd; Sekretaris H. Achmad
Barawi dan Abdus Salam (tanggal 24 April itulah yang kemudian dikenal sebagai tanggal
kelahiran Gerakan Pemuda Ansor).

Dalam perkembangannya secara diam-diam khususnya ANO Cabang Malang


mengembangkan organisasi gerakan kepanduan yang disebut Banoe (Barisan Ansor
Nahdlatul Oelama) yang kelak disebut BANSER (Barisan Serbaguna). Dalam Kongres II
ANO di Malang tahun 1937. Di Kongres ini, Banoe menunjukkan kebolehan
pertamakalinya dalam baris berbaris dengan mengenakan seragam dengan Komandan
Moh. Syamsul Islam yang juga Ketua ANO Cabang Malang. Sedangkan instruktur umum
Banoe Malang adalah Mayor TNI Hamid Rusydi, tokoh yang namaya tetap dikenang dan
bahkan diabadikan sebagai salah satu jalan di kota Malang.

Salah satu keputusan penting Kongres II ANO di Malang tersebut adalah


didirkannya Banoe di tiap cabang ANO. Selain itu, menyempurnakan Anggaran Rumah
Tangga ANO terutama yang menyangkut soal Banoe. Pada masa pendudukan Jepang
organisasi-organisasi pemuda diberangus oleh pemerintah kolonial Jepang termasuk
ANO. Setelah revolusi fisik (1945 – 1949) usai, tokoh ANO Surabaya, Moh. Chusaini
Tiway, melempar mengemukakan ide untuk mengaktifkan kembali ANO. Ide ini
mendapat sambutan positif dari KH. Wachid Hasyim – Menteri Agama RIS kala itu,
maka pada tanggal 14 Desember 1949 lahir kesepakatan membangun kembali ANO
dengan nama baru Gerakan Pemuda Ansor, disingkat Pemuda Ansor (kini lebih pupuler
disingkat GP Ansor).

GP Ansor hingga saat ini telah berkembang sedemikan rupa menjadi organisasi
kemasyarakatan pemuda di Indonesia yang memiliki watak kepemudaan, kerakyatan,
keislaman dan kebangsaan. GP Ansor hingga saat ini telah berkembang memiliki 433
Cabang (Tingkat Kabupaten/Kota) di bawah koordinasi 32 Pengurus Wilayah (Tingkat
Provinsi) hingga ke tingkat desa. Ditambah dengan kemampuannya mengelola

6
keanggotaan khusus Banser (Barisan Ansor Serbaguna) yang memiliki kualitas dan
kekuatan tersendiri di tengah masyarakat. Dan di sepanjang sejarah perjalanan bangsa,
dengan kemampuan dan kekuatan tersebut GP Ansor memiliki peran strategis dan
signifikan dalam perkembangan masyarakat Indonesia. GP Ansor mampu
mempertahankan eksistensi dirinya, mampu mendorong percepatan mobilitas sosial,
politik dan kebudayaan bagi anggotanya, serta mampu menunjukkan kualitas peran
maupun kualitas keanggotaannya. GP Ansor tetap eksis dalam setiap episode sejarah
perjalan bangsa dan tetap menempati posisi dan peran yang stategis dalam setiap
pergantian kepemimpinan nasional.

3. Hasil Analisis
A. Profil GP Ansor Ranting Bulumanis Lor
Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Ranting Nalumsaari adalah bagian kecil dari
badan otonom jam’iyyah Nahdlatul Ulama, Ormas terbesar di negeri Indonesia.
Ansor Ranting Bulumanis Lor berkedudukan di desa Bulumanis Lor, Kecamatan
Margoyoso, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Secara Geografis, Letak Desa Bulumanis Lor merupakan salah satu desa yang
terletak di sebelah barat laut jawa, sisi sebelah selatan berbatasan dengan desa
Bulumanis Kidul, di sebelah utara berbatasan dengan desa Cebolek Kidul sedangkan
di sebelah barat berbatasan dengan desa sekarjalak dan sebagian desa Cebolek Kidul.

Gambar: Peta Geografis Desa Bulumanis Lor

Secara Demografis, data kependudukan pada tahun 2017 menyebutkan jumlah penduduk
desa berjumlah 2.553 jiwa. Laki-laki 1.297 dan Perempuan 1.256 orang. Desa ini memiliki lima
belas RT dan empat RW. Tetapi setelah kelompok kami mengadakan penelitian di Kantor Kepala
Desa Bulumanis Lor Jumlah penduduk tahun 2019 naik menjadi 2.693 Jiwa. Dengan estimasi laki

7
laki 1377 jiwa, Perempuan 1316 jiwa. Dengan kondisi yang seperti itu, desa Bulumanis Lor
memiliki berbagai organisasi yang cukup kompleks. Didalam kancah Badan Otonom NU sudah
terdapat beberapa bentuknya antara lain: Muslimat, Fatayat, Ansor, Ansor BANSER, UPZIS NU,
IPNU dan IPPNU. Namun yang menjadi titik fokus pengamatan penulis ada di dalam organisasi
Ansor-nya. Alasanya karena penulis juga termasuk bagian dari organisasi tersebut dan menurut
penulis organisasi tersebut memang perlu diperbaiki dan dikembangkan.
Organisasi Ansor di Ranting Desa Bulumanis Lor mulai eksis kembali sejak 2017 setelah
beberapa tahun fakum karena proses kaderisasi yang kurang optimal. Mulai eksisnya ini di
pelopori oleh upaya kaderisasi oleh Pengurus Anak Cabang Margoyoso pada tahun 2016 yang
juga eksis kembali setelah beberapa waktu fakum karena faktor keadministrasian dan legalitas
yang kurang diperhatikan. Tetapi setelah menginjak di tahun 2016 PAC.Ansor Margoyoso
mengalami perbaikan secara struktur dan kulturnya sehingga mampu menghidupkan beberapa
ranting se-kecamatan Margoyoso sehingga masing-masing ranting di kecamatan Margoyoso
mampu membentuk dan membuat struktur kepengurusan Ansor di wilayahnya masing-masing.
Salah satunya adalah Ranting Desa Bulumanis Lor yang secara resmi dilantik pada tahun 21
September 2017 secara serempak di Pondok Pesantren Roudhotut Thohiriyah di Kediaman K.H.
Abah Thohir Desa Kajen Margoyoso Pati.
Penulis dalam kontribusinya didalam kepengursan Ansor berfungsi sebagai Sekretaris
Umum. Artinya dari mulai awal sampai akhir periodik organisasi sekretaris secara tidak langsung
secra konsisten mengikuti. Didalam Kepengurusan Ansor memiliki beberapa bidang yakni:
Bidang Kaderisasi, Majlis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor, Biro Ekonomi dan Pengembangan
Organisasi dan Barisan Ansor Serbaguna (BANSER).

B. Hasil Analisis SWOT terhadap Organisasi Gerakan Pemuda Ansor Ranting


Bulumanis Lor.

Jika di muka Analisis SWOT merupakan instrument perencanaan strategis yang klasik

dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan sebagai faktor internal, peluang

dan ancaman sebagai faktor eksternal. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan dan peluang namun secara bersamaan meminimalkan kelemahan dan

ancaman. Namun Menurut Rangkuti analisis faktor-faktor yang strategis berupa kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman dilakukan pada gambaran kondisi saat ini. Analisis SWOT

terdiri dari empat faktor, yaitu:

1. Kekuatan (Strength)

8
Kekuatan dan potensi pada suatu organisasi yang dimanfaatkan seoptimal

mungkin dengan mengembangkan aspek-aspek yang dapat menjadi pemicu

meningkatkan kekuatan organisasi untuk mencapai tujuan; Adapun beberapa kekuatan

(Strengths) Terhadap Organisasi Gerakan Pemuda Ansor Ranting Desa Bulumanis Lor

adalah:

1. Sebagian Kader memiliki bekal pengetahuan yang setara karena telah mengikuti

Pendidikan dan Pelatihan Kader secara intens. (4)

2. Kader Ansor sudah memiliki peran didalam struktur pemerintahan Desa. (3)

3. SDM didalam organisasi tersebut memiliki strata usia yang beragam dari mulai remaja

– sudah bekeluarga. (2)

4. Masyarakat Desa mayoritas adalah berfaham ASWAJA. (1)

2. Kelemahan (weaknesses)

Kelemahan atau masalah yang dihadapi pada suatu organisasi yang dapat

menghambat pengembangan potensi yang dimiliki, maka meminimalkan kelemahan

dengan penyusunan strategi akan meningkatkan performa kekuatan. Adapun beberapa

kelemahan yang telah di temukan didalam organisasi ini adalah:

1. Leader (Pemimpin) yang belum Optimal dalam menjalankan amanah. (4)

2. Anggota yang sering Entropi.(1)

3. Progres yang minim terjadi karena tidak ada program kerja. (2)

4. Kurangnya monitoring dan evaluasi secara intens oleh pemangku kebijakan.(3)

3. Peluang (opportunities)

Peluang atau kesempatan dari luar yang dapat mendukung bagi mencapaitujuan,

peluang yang ada menjadi penyemangat untuk mengembangkan peran dan fungsi

organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Adapun peluang yang dimiliki oleh

organisasi tersebut antara lain:

9
1. Habisnya masa periode kepemimpinan yang lama untuk dapat merealisasikan

reorganisasi struktural menuju kepemimpinan yang baru.(4)

2. Mudahnya akses negosiasi antara pemerintah desa dengan organisasi terkait.(2)

3. Dapat secara otomatis melakukan pengkaderan dari berbagai usia didalam organisasi

yang dimiliki. (1)

4. Secara politik Memiliki power pragmatis ketika menjalankan aktivitas organisasi. (3)

4. Ancaman (treats)

Ancaman adalah hambatan dari luar yang dapat menghambat

pengembanganpotensi atau pencapaian tujuan, pelemahan ancaman diperlukan agar

peluang menjadi semakin lebar dan organisasi mampu memanfaatkan peluang tersebut.

1. Senioritas dan junioritas. (3)

2. SDM yang dimiliki organisasi berpendapatan Menengah kebawah. (2)

3. Mayoritas SDM gaptek. (1)

4. Kurangnya skill kemampuan dan pengetahuan tentang tatacara berorganisasi yang

efektif dan efisien. (4)

10
Tabel Matriks SWOT
Analisis Faktor Eksternal GP.Ansor Ranting Bulumanis Lor
Faktor-faktor Strategi Bobot Ratting Skor Komentar
Internal

Kekuatan (Strenghts)= S
Sebagian Kader
Organisasi Ideologi
S.1 memiliki bekal
akan lebih efektif
pengetahuan yang 0,2 4 0,8 beraktifitas dan
setara karena telah
progresif jika
mengikuti Pendidikan
pemahamannya
dan Pelatihan Kader
distandarkan.
secara intens

Kader Ansor sudah 0,1 3 0,3 Proses aktifitas


S.2 memiliki peran organisasi akan lebih
didalam struktur mudah jika terdapat
pemerintahan Desa. orang dalam di
struktur PEMDES.

SDM didalam 0,1 2 0,2 Mempermudah jalinan


S.3 organisasi tersebut interaksi secara
memiliki strata usia integratif dan
yang beragam dari tranformasional.
mulai remaja – sudah
bekeluarga.

Masyarakat Desa 0,1 1 0,1 Sudah memiliki


S.4 mayoritas adalah dukungan secara
berfaham ASWAJA. politik setelah internal
sudah memiliki bekal
yang profesional.

Kelemahan (Weaknesses)= W
W.1 Leader (Pemimpin) 0,2 -1 - 0,2 Kesalahan Fatal
yang belum Optimal organisasi adalah
dalam menjalankan ketika pimpinan
amanah. mengutamakan
nasibnya sendiri.

W.2 Kurangnya monitoring 0,1 -2 - 0,2 Pemula dalam sebuah


dan evaluasi secara organisasi harus di
intens oleh pemangku monitoring secara
kebijakan intens.

W.3 Progres yang minim 0,1 -3 - 0,3 Program kerja dalam


terjadi karena tidak sebuah organisasi
ada program kerja. adalah jalan atau pola
perjalanan sebuah
organisasi.

11
W.4 Anggota yang sering 0,1 -4 - 0,4 Entropi dapat di
Entropi minimalisir dengan
pendekatan khusus.

TOTAL 1.00 - 1,29

Tabel Matriks SWOT


Analisis Faktor Eksternal Organisasi GP.Ansor Ranting Bulumanis Lor
Faktor-faktor Strategi Bobot Ratting Skor Komentar
Internal

Peluang (Opportunites)= O
Habisnya masa periode
Skill dan fungsi
O.1 kepemimpinan yang
Leader sangat
lama untuk dapat 0,2 4 0,8 mempengaruhi progres
merealisasikan
Organisasi.
reorganisasi struktural
menuju kepemimpinan
yang baru

Secara politik di 0,1 3 0,3 Dukungan dalam


O.2 lingkungan masyarakat faktor politik
Desa Memiliki power memberikan pengaruh
pragmatis ketika tersendiri bagi
menjalankan aktivitas organisatoris.
organisasi. Karna
Mayoritas Penduduk
NU

Mudahnya akses 0,1 2 0,2 Mempermudah jalinan


O.3 negosiasi antara interaksi yang baik
pemerintah desa dengan antara GP.Ansor dsn
organisasi terkait PEM-DES.

Dapat secara otomatis 0,1 1 0,1 Peluang akan muncul


O.4 melakukan pengkaderan dengan sendirinya
dari berbagai usia tanpa direncakanan.
didalam organisasi yang
dimiliki

Ancaman (Threats)= T
T.1 Kurangnya skill 0,2 -1 - 0,2 Kesalahan Fatal
kemampuan dan organisasi adalah
pengetahuan tentang ketika pimpinan
tatacara berorganisasi Tidak urus terhadap
yang efektif dan organisasinya.

12
efisien.

T.2 Senioritas dan 0,1 -2 - 0,2 Keguncangan nilai


junioritas. norma dan etika
karena faktor usia
memiliki pengaruh
terhadap organisasi.

T.3 SDM yang dimiliki 0,1 -3 - 0,3 Organisasi butuh


organisasi input berupa materi
berpendapatan (uang,
Menengah kebawah waktu,tenaga). Jika
SDM
berpendapatan
Menengah ke
bawah akan
ditemui personal
yang sibuk dengan
kebutuhan
ekonominya.

T.4 Mayoritas SDM 0,1 -4 - 0,4 Teknologi


gaptek memberikan
dampak eksistensi
dan efektifitas
fungsi dalam
berorganisasi.

TOTAL 1.00 - 1,29

- Alternatif Strategi Hasil Analisis SWOT

Alternatif strategi merupakan rangkaian kegiatan yang dapat dilaksanakan

pada matriks hasil analisis SWOT dihasilkan dari penggunaan unsur-unsur

kekuatan untuk mendapatkan peluang yang ada (SO), penggunaan kekuatan yang
13
ada untuk menghadapi ancaman yang akan ada (ST), pengurangan kelemahan

yang ada dengan memanfaatkan peluang yang ada (WO) dari pengurangan

kelemahan yang ada untuk menghadapi ancaman yang akan datang (WT) seperti

pada Tabel 4.6. berikut.

Tabel 4.6. Matriks Strategi Hasil Analisis SWOT

EFAS IFAS (Internal Strategic Factors Analysis


Summary)
(External Strategic Factors
Analysis Summary) Strength (S) Weaknesses (W)
(Kekuatan) (Kelemahan)

Standar pengetahuan Sebagian Kader memiliki bekal


Opportunities (O) yang setara oleh kader pengetahuan yang setara karena
yang telah mengikuti telah mengikuti Pendidikan dan
(Peluang ) Pendidikan dan Pelatihan Kader secara intens.
Pelatihan Kader Ansor Namun Kurang minim
secara intens, dapat di pengalaman tentang tatacara
arahkan sebagai berorganisasi yang efektif dan
progress setelah efisien. Maka perlu adanya
Habisnya masa periode upaya peningkatan skill
kepemimpinan yang berorganisasi dengan bentuk
lama untuk dapat memperbanyak agenda kegiatan
merealisasikan dan di imbangi dengan
reorganisasi struktural pengetahuan dasarnya.
yang baru.

Kader Ansor sudah Kader Ansor sebagian memiliki


memiliki peran didalam peran didalam struktur
struktur pemerintahan pemerintahan Desa. Akan tetapi
Desa. Maka Secara karna pengaruh Senioritas dan
politik di lingkungan junioritas masih terjadi didalam
masyarakat Desa sudah organisasi GP Ansor
memiliki power mengalami guncangan secara
pragmatis saat mental dan moral ketika
menjalankan aktivitas berorganisasi khususnya pada
organisasi. Karna kaum yang lebih fresh
Mayoritas Penduduk NU bergabung. Maka perlu adanya
penyadaran untuk menggeser
paradigma seniorisme dan
juniorisme.

Karena SDM didalam SDM didalam organisasi


organisasi tersebut tersebut memiliki strata usia
memiliki strata usia yang beragam dari mulai remaja
yang beragam dari mulai – sudah bekeluarga. Namun
remaja – sudah SDM organisasi berpendapatan
bekeluarga. Proses Menengah kebawah. Maka
negosiasi pelobiyan perlu adanya upaya peningkatan

14
terhadap pemerintah taraf ekonomi.
untuk menikmati
pelayanan sarana
prasarana desa menjadi
mudah.

S0.4; Masyarakat Desa ST.4; Masyarakat Desa


mayoritas adalah mayoritas adalah berfaham
berfaham ASWAJA. ASWAJA. Namun Mayoritas
Berdampak secara SDM gaptek. Maka supaya
otomatis pengkaderan kader dapat mengikuti
dari berbagai usia perkembangan teknologi perlu
didalam organisasi dapat adanya pendampingan yang
merata dan dapat berorientasi mengurangi gaptek.
terintegrasi.

Karena Leader Leader (Pemimpin) yang belum


Threats (T) (Pemimpin) yang belum Optimal dalam menjalankan
Optimal dalam amanah. Mengakibatkan
(Ancaman) menjalankan amanah Kurangnya skill kemampuan
dan masa periode dan pengetahuan tentang
kepemimpinannya sudah tatacara berorganisasi yang
habis maka perlu efektif dan efisien oleh
reorganisasi struktural anggotanya. Maka perlu adanya
menuju kepemimpinan evaluasi tentang pemilihan
yang baru kriteria calon pemimpin (leader)

Kurangnya monitoring Kurangnya monitoring dan


dan evaluasi secara evaluasi secara intens oleh
intens oleh pemangku pemangku kebijakan. Untuk
kebijakanmengakibatkan menggeser budaya Senioritas
organisasi kurang dan junioritas. Oleh sebab itu
optimal. namun secara perlu adanya upaya peningkatan
politik di lingkungan monitoring evaluasi oleh PAC
masyarakat Desa sudah dan memberi pemahaman
memiliki power tentang integrasi solidaritas
menjalankan aktivitas sosial.
organisasi karerna
Mayoritas Penduduk
NU. Maka perlu upaya
managemen
perencanaan dan
optimalisasi program
yang khusus menangani
kendala tersebut.

Progres yang minim Progres yang minim terjadi


terjadi karena tidak ada karena tidak ada program kerja
program kerja. dan SDM organisasi
Mudahnya akses berpendapatan Menengah
negosiasi antara kebawah. Maka perlu adanya
pemerintah desa dengan pendampingan dan program
organisasi terkait. Maka untuk meningkatkan
perlu adanya pembuatan perekonomian SDM.
program kerja agar

15
peluang akses dapat di
optimalkan

WO.4: Karena WT.4; karena Anggota yang


Anggota sering Entropi. sering Entropi. Dan Mayoritas
Namun dapat secara SDM gaptek. Maka perlu upaya
otomatis melakukan pendayagunaan teknologi agar
pengkaderan dari entropi dapat di minimalisir.
berbagai usia didalam
organisasi yang dimiliki
maka entropi harus di
cegah melalui
pemahaman dan
pendekatan yang
khusus.

Kelebihan dari penggunaan metode analisis SWOT adalah


dapatmengembangkan dan mengadopsi strategi yang disesuaikan dengan
kecocokanfaktor internal dan eksternal. Sedangkan kelemahan SWOT adalah
lemahnyadalam penilaian secara konverhensif sehingga pernyataan-pernyataan
seringkalibersifat global dan ringkas, tidak memiliki sarana analitik untuk
menentukantingkat kepentingan atau urgenitas dari faktor atau menilai alternative
keputusanyang berkaitan dengan faktor tersebut, penilaian bersifat subjektif
yangbergantung terhadap kemampuan partisipan yang terlibat dalam proses
tersebut.Hasil akhir analisis SWOT hanya berupa penilaian kualitatif yang tidak
lengkapdari faktor internal dan faktor eksternal (Kangas et al. 2001).

Dalam analisis SWOT untuk strategi pengembangan Organisasi GP.Ansor di


Ranting Desa Bulumanis Lor, Kec. Margoyoso, Pati digunakan indikator-indikator
sebagai penilaian untuk mengindentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman dalam upayapengendalian pemakaian pestisida. Indikator–indikator tersebut
ditentukan berdasarkan unsur-unsur yang mempengaruhi tingkat progresifitas dan
prinsip-prinsip pengembangan organisasi GP. Ansor Ranting Bulumanis Lor. Unsur-
unsur yang digunakan dalam analisis tersebut antara lain:

1. Kelembagaan masing-masing bidang .


2. Kebijakan dan Peraturan Perundangan antara PAC dan Ranting
3. Potensi Sumber Daya Manusia
4. Pendayagunaan Teknologi

16
5. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang rendah
6. Peningkatan Kebutuhan Ekonomi
7. Perkembangan Komunikasi Etika dan nilai sosial
8. Intervensi Antar Organisasi
9. Jam Terbang berorganisasi Anggota.
10. Managemen Kepemimpinan
11. Kepedulian dan Loyalitas serta Dedikasi terhadap Organisasi.

SIMPULAN

Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategi yang digunakan untuk


mengevaluasi kekuatan (strenghths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities),

17
dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau spekulasi bisnis . ke empat faktor itulah
yang memmbentuk akronim SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities dan Treaths).
SWOT akan lebih baik dibahas dalam kertas besar, sehinggga dapat dianalisis dengan
baik hubungan dari setiap aspek. Untuk mengetahui hambatan dan potensi melalui
pencarian data dan memfilter faktor eksternal dan internal yang dapat di jadikan bahan
acuan untuk langkah pengembangan organisasi Pola polanya dapat di spesifikan sebagai
berikut yakni:

EFAS IFAS (Internal Strategic Factors Analysis


Summary)
(External Strategic
Factors Analysis Strength (S) Weaknesses (W)
Summary) (Kekuatan) (Kelemahan)

Opportunities (O) SO1 ST1

SO2 ST2
Peluang
SO3 ST3

SO4 ST4

Son STn

Threats (T) WO1 WT1

WO2 WT2
Ancaman
WO3 WT3

WO4 WT4

Won WTn

SOWO1-TOWT1: Untuk merealisasikan sebagaimana yang dimaksud S.O.W.O 1 agar


terealisasikan maka perlu adanya upaya dalam bentuk Reorganisasi struktural kepengurusan yang
lebih progresif dengan tidak menelantarkan dan mengekploitasi kepengurusan yang lama. Momen
ini berbarengan dengan telah habisnya masa khidmat kepengurusan yang lama. Sehingga
reorganisasi menjadi skala prioritas untuk segera dilaksanakan. Maka bentuk upaya tersebut telah

18
di kemas dalam bentuk kegiatan ‘Reorganisasi Struktur Kepengurusan GP.Ansor Ranting
Bulumanis Lor’ didalamnya juga mensosialisasikan tentang evaluasi peran kepemimpinan dan
tahap tahap berorganisasi sebagai bahan rencana ke depan yang lebih baik dengan dalih penyakit
yang disebabkan pemimpin yang kurang progresif dan kurang amanah. Dan dilakukan pembinaan
khusus didalam struktur organisasi .Oleh karena itu upaya ini berhasil terlaksana pada 20
Desember 2019 Tepat Pukul : 21.21 dalam forum yang Mengikutsertakan PAC. Ansor
Margoyoso yang terdiri dari : Ketua Umum, Ketua Bidang Kaderisasi, KASARKORYON.
Jumlah personalia dalam kegiatan tersebut berjumlah 20 Orang.

SOWO2- SOWO3-WOWT2-WOWT3: Peluang SDM GP. Ansor Desa Bulumanis Lor yang
memiliki peran didalam struktur pemerintahan Desa yakni: Tomo Fajar Nugroho selaku
perangkat Desa, dan M. In’am Muhlisin selaku BPD Desa Bulumanis Lor. Agar dapat menyikapi
faktor permasalahan seniorisme dan juniorisme yang muncul dalam internal organisasi dengan
upaya menempatkan tomo fajar nugroho sebagai satkorkel sebagai pendobrak mengangkat
reputasi pemuda dan memotivasi supaya meminimalisir adanya rasa senioritas. Dan meletakan
posisi M.In’am Muhlisin selain untuk memberi motivasi juga memiliki fungsi otoritasnya sebagai
pembina dalam kepengurusan GP. Ansor Bulumanis Lor, agar pemuda baik yang fresh
bergabung dan yang lama dapat memiliki mental dan moral yang statis. Selain itu dengan adanya
posisi dua orang tersebut lebih mudah proses pelobiyan kepala desa agar bersedia tergabung
didalam kepengurusan GP.Ansor. maka hasil yang dicapai organisasi secara otoritas dan legalitas
memiliki power yang cukup proporsional antara di sektor internal maupun eksternal dalam
membawa reputasi pemuda dan meminimalisir adanya senioritas dan junioritas didalam
lingkungan sosial organisasi. Melalui itu, dipastikan mudahnya akses pelobian akan
memperbanyak relasi dan sub pekerjaan yang bermunculan yang dapat dioptimalkan menjadi
sebuah lapangan pekerjaan yang dapat di filter agar dapat dioptimalkan menjadi sebuah lapangan
pekerjaan yang dapat mengangkat taraf kebutuhan ekonomi sebagian anggota GP.Ansor Ranting
Bulumanis Lor. Jadi maksud SOWO2-SOWO4 dapat dilakukan dalam bentuk pelibatan dan
pemposisian pihak-pihak terkait didalam kepengurusan Organisasi.

19
SOWO4-WOWT4: masuknya berbagai usia dalam internal organisasi sudah secara otomatis
memiliki interaksi yang mampu mensosialisasikan fungsi-fungsi teknologi agar dapat di tularkan
kepada SDM yang gaptek. Dengan berjalannya waktu dan saling berintegrasi antara yang
mumpuni dalam penggunaan teknologi akan secara tertular oleh kaum-kaum gaptek. Hanya perlu
pendekatan pendekatan yang bersifat pengarahan kepada sumber informan. Dan entropi
diminimalisir dengan cara penyingsingan SDM yang tidak berkepenting dipusatka sebagai
sasaran dalam sebuah stimulus yang di lontarkan media. Pembuatan grub baru yang khusus
digunakan oleh penghar yang memiliki loyalitas tinggi untuk menghadapi entropi dalam sebuah
organisasi.

DAFTAR PUSTAKA
4.3.01 Analisa SWOT,
Profil GERAKAN PEMUDA ANSOR Masa Pra dan Pasca Kemerdekaan.
Wikipedia, Teknik Analisis SWOT, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT
Wikipedia, Gerakan Pemuda Ansor. http://id.m.wikipedia.org/wiki/gerakan_pemuda_ansor

20
21

Anda mungkin juga menyukai