KELEMBAGAAN LOKAL
Teknik Analisis SWOT: Studi Kasus Terhadap Organisasi Gerakan Pemuda.Ansor Ranting
Desa Bulumanis Lor
LAPORAN ANALISIS
Oleh:
FAKULTAS DAKWAH
PATI
1
Daftar Isi
Daftar isi........................................................................................................2
BAB 1: PENDAHULUAN
a. Latar Belakang............................................................................3
b. Rumusan Masalah.......................................................................3
c. Tujuan.........................................................................................3
BAB 2: PEMBAHASAN
a. Pengertian Analisis SWOT.........................................................4
b. Profil Organisasi.........................................................................4
c. Hasil Laporan Analisis SWOT ..................................................7
d. Solusi Alternatif........................................................................14
BAB III: PENUTUP
Simpulan.......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................21
2
A. LATAR BELAKANG
Analisis terhadap organisasi untuk mengembangkan ke arah yang lebih progresif
menjadi unsur terpenting. Pasalnya organisasi tertentu akan dikaji secara mendalam dan
dirumuskan kedalam format-format tertentu dan diakumulasikan data menjadi sebuah
perencanaan yang siap di ekseskusi. Karena begitu pentingnya, maka perlu adanya alat untuk
menganalisis kekuranag dan kelebihan suatu organisasi untuk menciptakan rumusan
perencanaan yang di harapkan.
Kualitas peneliti dalam menangkap sebuah data harus tentu valid dan dapat dipercaya
maka dari itu dalam teori swot lebih baik peneliti termasuk bagian dari organisasi tersebut.
Dan peluang tersebut dapat menjadi daya dukung kevaliditan dan mudah dalam mengeksekusi
rencana yang telah dibuat.
Berangkat dari sana, maka penulis tertarik untuk meneliti dan berniat untuk mencari
kekurangan dan kelebihan dalam organisasinya sebagai wujud rasa hidmat kepada organisasi
agar memiliki perkembangan yang progresif. Adapun itu penulis menggunakan analisis
SWOT dan memilih Organisasi GP.Ansor Ranting Bulumanis Lor, penulis akan menglas
sedikit tentang pengertian SWOT dan menjelaskan sedikit Profil GP. Ansor secara global dan
parsial ( Sejarah dan keadaan Organisasi secara Umum dan secara Khusus ) supaya menjadi
prolog dalamlaporan penelitian ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud analisis SWOT?
2. Bagaimana Profil Objek yang akan di teliti?
3. Bagaimana Hasil analisis SWOT di GP. Ansor Ranting Bulumanis Lor?
C. TUJUAN
Secara umum penyusun ataupun pembaca diharapkan dapat memahami perihal Pengertian
Analisis SWOT sekaligus mengetahui maksud fungsi dan cara aplikasinya. Serta mampu
mengetahui hasil analisis terhadap organisasi terkait. Selain itu tujuan penulisan ini sebagai
pemenuhan tugas mata kuliah Managemen Kelembagaan Lokal dan Teknik Pengembangan
Komunitas- Kelembagaan Sosial, agar terlaksana tujuan pendidikan yang diharapkan.
3
PEMBAHASAN
1. Pengertian Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategi yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan (strenghths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities),
dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau spekulasi bisnis . ke empat faktor itulah
yang memmbentuk akronim SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities dan Treaths).
SWOT akan lebih baik dibahas dalam kertas besar, sehinggga dapat dianalisis dengan
baik hubungan dari setiap aspek.
Analisis SWOT dilakukan dengan melibatkan penentuan tujuan yang spesifik
dari spekulasi bisnis atau proyek. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara
menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi ke empat faktornya.
Kemudian menerapkanya dalam gambar matrik SWOT dimana aplikasinya adalah
bagaimana kekuatan (strenghths) mampu mengambil keuntungan (advantanges) dari
peluang (oportunities) yang ada, bagaimana mengatasi kelemahan (weaknesses) yang
mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (oportinities) yang ada. Selanjutnya
bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan
terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu
membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru. 1
2. Profil Organisasi
Organisasi kepemudaan Gerakan Pemuda Ansor (GP. Ansor) adalah Organisasi
kemasyarakatan nirlaba. Organisasi ini berafiliasi dengan Nahdhatul Ulama’ (NU).
Organisasi ini di dirikan pada tanggal 24 April 1934. GP. Ansor juga mengelola Barisan
Ansor Serbaguna (BANSER).2
Sejarah lahirnya GP Ansor tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang kelahiran
dan gerakan NU itu sendiri. Tahun 1921 telah muncul ide untuk mendirikan organisasi
pemuda secara intensif. Hal itu juga didorong oleh kondisi saat itu, di mana-mana muncul
organisasi pemuda bersifat kedaerahan seperti, Jong Java, Jong Ambon, Jong Sumatra,
Jong Minahasa, Jong Celebes dan masih banyak lagi yang lain.
Dibalik ide itu, muncul perbedaan pendapat antara kaum modernis dan
tradisionalis. Disebabkan oleh perdebatan sekitar tahlil, talkin, taqlid, ijtihad, mazhab dan
masalah furuiyah lainnya. Tahun 1924 KH. Abdul Wahab membentuk organisasi sendiri
bernama Syubbanul Wathan (pemuda tanah air). Organisasi baru itu kemudian dipimpin
1
Wikipedia, Teknik Analisis SWOT, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT
2
Wikipedia, Gerakan Pemuda Ansor. http://id.m.wikipedia.org/wiki/gerakan_pemuda_ansor
4
oleh Abdullah Ubaid (Kawatan) sebagai Ketua dan Thohir Bakri (Peraban) sebagai Wakil
Ketua dan Abdurrahim (Bubutan) selaku sekretaris.
Setelah Syubbanul Wathan dinilai mantap dan mulai banyak remaja yang ingin
bergabung. Maka pengurus membuat seksi khusus mengurus mereka yang lebih
mengarah kepada kepanduan dengan sebutan “ahlul wathan”. Sesuai kecendrungan
pemuda saat itu pada aktivitas kepanduan sebagaimana organisasi pemuda lainnya. 3
Atas inisiatif Abdullah Ubaid, akhirnya pada tahun 1931 terbentuklah Persatuan
Pemuda Nahdlatul Ulama (PPNU). Kemudian tanggal 14 Desember 1932, PPNU berubah
nama menjadi Pemuda Nahdlatul Ulama (PNU). Pada tahun 1934 berubah lagi menjadi
Ansor Nahdlatul Oelama (ANO). Meski ANO sudah diakui sebagai bagian dari NU,
namun secara formal organisasi belum tercantum dalam struktur NU, hubungannya masih
hubungan personal.
Ansor dilahirkan dari rahim Nahdlatul Ulama (NU) karena tuntutan kebutuhan
alamiah Jam'iyyah. Berawal dari perbedaan antara tokoh tradisional dan tokoh modernis
yang muncul di tubuh Nahdlatul Wathan, organisasi keagamaan yang bergerak di bidang
pendidikan Islam, pembinaan mubaligh, dan pembinaan kader. KH Abdul Wahab
Hasbullah, tokoh tradisional dan KH Mas Mansyur yang berhaluan modernis, akhirnya
menempuh arus gerakan yang berbeda justru saat tengah tumbuhnya semangat untuk
mendirikan organisasi kepemudaan Islam.
Dua tahun setelah perpecahan itu, pada 1924 para pemuda yang mendukung KH
Abdul Wahab,yang kemudian menjadi pendiri NU membentuk wadah dengan nama
Syubbanul Wathan (Pemuda Tanah Air). Organisasi inilah yang menjadi cikal bakal
berdirinya Gerakan Pemuda Ansor setelah sebelumnya mengalami perubahan nama
seperti Persatuan Pemuda NU (PPNU), Pemuda NU (PNU), dan Anshoru Nahdlatul
Oelama (ANO).
Nama Ansor ini merupakan saran KH. Abdul Wahab (ulama besar sekaligus guru
besar kaum muda saat itu), yang diambil dari nama kehormatan yang diberikan Nabi
Muhammad SAW kepada penduduk Madinah yang telah berjasa dalam perjuangan
membela dan menegakkan agama Allah. Dengan demikian ANO dimaksudkan dapat
mengambil hikmah serta tauladan terhadap sikap, perilaku dan semangat perjuangan para
3
Profil GERAKAN PEMUDA ANSOR Masa Pra dan Pasca Kemerdekaan.
5
sahabat Nabi yang mendapat predikat Ansor tersebut. Gerakan ANO (yang kelak disebut
GP Ansor) harus senantiasa mengacu pada nilai-nilai dasar Sahabat Ansor, yakni sebagi
penolong, pejuang dan bahkan pelopor dalam menyiarkan, menegakkan dan
membentengi ajaran Islam. Inilah komitmen awal yang harus dipegang teguh setiap
anggota ANO (GP Ansor).
Meski ANO dinyatakan sebagai bagian dari NU, secara formal organisatoris
belum tercantum dalam struktur organisasi NU. Hubungan ANO dengan NU saat itu
masih bersifat hubungan pribadi antar tokoh. Baru pada Muktamar NU ke-9 di
Banyuwangi, tepatnya pada tanggal 10 Muharram 1353 H atau 24 April 1934, ANO
diterima dan disahkan sebagai bagian (departemen) pemuda NU dengan pengurus antara
lain: Ketua H.M. Thohir Bakri; Wakil Ketua Abdullah Oebayd; Sekretaris H. Achmad
Barawi dan Abdus Salam (tanggal 24 April itulah yang kemudian dikenal sebagai tanggal
kelahiran Gerakan Pemuda Ansor).
GP Ansor hingga saat ini telah berkembang sedemikan rupa menjadi organisasi
kemasyarakatan pemuda di Indonesia yang memiliki watak kepemudaan, kerakyatan,
keislaman dan kebangsaan. GP Ansor hingga saat ini telah berkembang memiliki 433
Cabang (Tingkat Kabupaten/Kota) di bawah koordinasi 32 Pengurus Wilayah (Tingkat
Provinsi) hingga ke tingkat desa. Ditambah dengan kemampuannya mengelola
6
keanggotaan khusus Banser (Barisan Ansor Serbaguna) yang memiliki kualitas dan
kekuatan tersendiri di tengah masyarakat. Dan di sepanjang sejarah perjalanan bangsa,
dengan kemampuan dan kekuatan tersebut GP Ansor memiliki peran strategis dan
signifikan dalam perkembangan masyarakat Indonesia. GP Ansor mampu
mempertahankan eksistensi dirinya, mampu mendorong percepatan mobilitas sosial,
politik dan kebudayaan bagi anggotanya, serta mampu menunjukkan kualitas peran
maupun kualitas keanggotaannya. GP Ansor tetap eksis dalam setiap episode sejarah
perjalan bangsa dan tetap menempati posisi dan peran yang stategis dalam setiap
pergantian kepemimpinan nasional.
3. Hasil Analisis
A. Profil GP Ansor Ranting Bulumanis Lor
Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Ranting Nalumsaari adalah bagian kecil dari
badan otonom jam’iyyah Nahdlatul Ulama, Ormas terbesar di negeri Indonesia.
Ansor Ranting Bulumanis Lor berkedudukan di desa Bulumanis Lor, Kecamatan
Margoyoso, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Secara Geografis, Letak Desa Bulumanis Lor merupakan salah satu desa yang
terletak di sebelah barat laut jawa, sisi sebelah selatan berbatasan dengan desa
Bulumanis Kidul, di sebelah utara berbatasan dengan desa Cebolek Kidul sedangkan
di sebelah barat berbatasan dengan desa sekarjalak dan sebagian desa Cebolek Kidul.
Secara Demografis, data kependudukan pada tahun 2017 menyebutkan jumlah penduduk
desa berjumlah 2.553 jiwa. Laki-laki 1.297 dan Perempuan 1.256 orang. Desa ini memiliki lima
belas RT dan empat RW. Tetapi setelah kelompok kami mengadakan penelitian di Kantor Kepala
Desa Bulumanis Lor Jumlah penduduk tahun 2019 naik menjadi 2.693 Jiwa. Dengan estimasi laki
7
laki 1377 jiwa, Perempuan 1316 jiwa. Dengan kondisi yang seperti itu, desa Bulumanis Lor
memiliki berbagai organisasi yang cukup kompleks. Didalam kancah Badan Otonom NU sudah
terdapat beberapa bentuknya antara lain: Muslimat, Fatayat, Ansor, Ansor BANSER, UPZIS NU,
IPNU dan IPPNU. Namun yang menjadi titik fokus pengamatan penulis ada di dalam organisasi
Ansor-nya. Alasanya karena penulis juga termasuk bagian dari organisasi tersebut dan menurut
penulis organisasi tersebut memang perlu diperbaiki dan dikembangkan.
Organisasi Ansor di Ranting Desa Bulumanis Lor mulai eksis kembali sejak 2017 setelah
beberapa tahun fakum karena proses kaderisasi yang kurang optimal. Mulai eksisnya ini di
pelopori oleh upaya kaderisasi oleh Pengurus Anak Cabang Margoyoso pada tahun 2016 yang
juga eksis kembali setelah beberapa waktu fakum karena faktor keadministrasian dan legalitas
yang kurang diperhatikan. Tetapi setelah menginjak di tahun 2016 PAC.Ansor Margoyoso
mengalami perbaikan secara struktur dan kulturnya sehingga mampu menghidupkan beberapa
ranting se-kecamatan Margoyoso sehingga masing-masing ranting di kecamatan Margoyoso
mampu membentuk dan membuat struktur kepengurusan Ansor di wilayahnya masing-masing.
Salah satunya adalah Ranting Desa Bulumanis Lor yang secara resmi dilantik pada tahun 21
September 2017 secara serempak di Pondok Pesantren Roudhotut Thohiriyah di Kediaman K.H.
Abah Thohir Desa Kajen Margoyoso Pati.
Penulis dalam kontribusinya didalam kepengursan Ansor berfungsi sebagai Sekretaris
Umum. Artinya dari mulai awal sampai akhir periodik organisasi sekretaris secara tidak langsung
secra konsisten mengikuti. Didalam Kepengurusan Ansor memiliki beberapa bidang yakni:
Bidang Kaderisasi, Majlis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor, Biro Ekonomi dan Pengembangan
Organisasi dan Barisan Ansor Serbaguna (BANSER).
Jika di muka Analisis SWOT merupakan instrument perencanaan strategis yang klasik
dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan sebagai faktor internal, peluang
dan ancaman sebagai faktor eksternal. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan dan peluang namun secara bersamaan meminimalkan kelemahan dan
ancaman. Namun Menurut Rangkuti analisis faktor-faktor yang strategis berupa kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman dilakukan pada gambaran kondisi saat ini. Analisis SWOT
1. Kekuatan (Strength)
8
Kekuatan dan potensi pada suatu organisasi yang dimanfaatkan seoptimal
(Strengths) Terhadap Organisasi Gerakan Pemuda Ansor Ranting Desa Bulumanis Lor
adalah:
1. Sebagian Kader memiliki bekal pengetahuan yang setara karena telah mengikuti
2. Kader Ansor sudah memiliki peran didalam struktur pemerintahan Desa. (3)
3. SDM didalam organisasi tersebut memiliki strata usia yang beragam dari mulai remaja
2. Kelemahan (weaknesses)
Kelemahan atau masalah yang dihadapi pada suatu organisasi yang dapat
3. Progres yang minim terjadi karena tidak ada program kerja. (2)
3. Peluang (opportunities)
Peluang atau kesempatan dari luar yang dapat mendukung bagi mencapaitujuan,
peluang yang ada menjadi penyemangat untuk mengembangkan peran dan fungsi
organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Adapun peluang yang dimiliki oleh
9
1. Habisnya masa periode kepemimpinan yang lama untuk dapat merealisasikan
3. Dapat secara otomatis melakukan pengkaderan dari berbagai usia didalam organisasi
4. Secara politik Memiliki power pragmatis ketika menjalankan aktivitas organisasi. (3)
4. Ancaman (treats)
peluang menjadi semakin lebar dan organisasi mampu memanfaatkan peluang tersebut.
10
Tabel Matriks SWOT
Analisis Faktor Eksternal GP.Ansor Ranting Bulumanis Lor
Faktor-faktor Strategi Bobot Ratting Skor Komentar
Internal
Kekuatan (Strenghts)= S
Sebagian Kader
Organisasi Ideologi
S.1 memiliki bekal
akan lebih efektif
pengetahuan yang 0,2 4 0,8 beraktifitas dan
setara karena telah
progresif jika
mengikuti Pendidikan
pemahamannya
dan Pelatihan Kader
distandarkan.
secara intens
Kelemahan (Weaknesses)= W
W.1 Leader (Pemimpin) 0,2 -1 - 0,2 Kesalahan Fatal
yang belum Optimal organisasi adalah
dalam menjalankan ketika pimpinan
amanah. mengutamakan
nasibnya sendiri.
11
W.4 Anggota yang sering 0,1 -4 - 0,4 Entropi dapat di
Entropi minimalisir dengan
pendekatan khusus.
Peluang (Opportunites)= O
Habisnya masa periode
Skill dan fungsi
O.1 kepemimpinan yang
Leader sangat
lama untuk dapat 0,2 4 0,8 mempengaruhi progres
merealisasikan
Organisasi.
reorganisasi struktural
menuju kepemimpinan
yang baru
Ancaman (Threats)= T
T.1 Kurangnya skill 0,2 -1 - 0,2 Kesalahan Fatal
kemampuan dan organisasi adalah
pengetahuan tentang ketika pimpinan
tatacara berorganisasi Tidak urus terhadap
yang efektif dan organisasinya.
12
efisien.
kekuatan untuk mendapatkan peluang yang ada (SO), penggunaan kekuatan yang
13
ada untuk menghadapi ancaman yang akan ada (ST), pengurangan kelemahan
yang ada dengan memanfaatkan peluang yang ada (WO) dari pengurangan
kelemahan yang ada untuk menghadapi ancaman yang akan datang (WT) seperti
14
terhadap pemerintah taraf ekonomi.
untuk menikmati
pelayanan sarana
prasarana desa menjadi
mudah.
15
peluang akses dapat di
optimalkan
16
5. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang rendah
6. Peningkatan Kebutuhan Ekonomi
7. Perkembangan Komunikasi Etika dan nilai sosial
8. Intervensi Antar Organisasi
9. Jam Terbang berorganisasi Anggota.
10. Managemen Kepemimpinan
11. Kepedulian dan Loyalitas serta Dedikasi terhadap Organisasi.
SIMPULAN
17
dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau spekulasi bisnis . ke empat faktor itulah
yang memmbentuk akronim SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities dan Treaths).
SWOT akan lebih baik dibahas dalam kertas besar, sehinggga dapat dianalisis dengan
baik hubungan dari setiap aspek. Untuk mengetahui hambatan dan potensi melalui
pencarian data dan memfilter faktor eksternal dan internal yang dapat di jadikan bahan
acuan untuk langkah pengembangan organisasi Pola polanya dapat di spesifikan sebagai
berikut yakni:
SO2 ST2
Peluang
SO3 ST3
SO4 ST4
Son STn
WO2 WT2
Ancaman
WO3 WT3
WO4 WT4
Won WTn
18
di kemas dalam bentuk kegiatan ‘Reorganisasi Struktur Kepengurusan GP.Ansor Ranting
Bulumanis Lor’ didalamnya juga mensosialisasikan tentang evaluasi peran kepemimpinan dan
tahap tahap berorganisasi sebagai bahan rencana ke depan yang lebih baik dengan dalih penyakit
yang disebabkan pemimpin yang kurang progresif dan kurang amanah. Dan dilakukan pembinaan
khusus didalam struktur organisasi .Oleh karena itu upaya ini berhasil terlaksana pada 20
Desember 2019 Tepat Pukul : 21.21 dalam forum yang Mengikutsertakan PAC. Ansor
Margoyoso yang terdiri dari : Ketua Umum, Ketua Bidang Kaderisasi, KASARKORYON.
Jumlah personalia dalam kegiatan tersebut berjumlah 20 Orang.
SOWO2- SOWO3-WOWT2-WOWT3: Peluang SDM GP. Ansor Desa Bulumanis Lor yang
memiliki peran didalam struktur pemerintahan Desa yakni: Tomo Fajar Nugroho selaku
perangkat Desa, dan M. In’am Muhlisin selaku BPD Desa Bulumanis Lor. Agar dapat menyikapi
faktor permasalahan seniorisme dan juniorisme yang muncul dalam internal organisasi dengan
upaya menempatkan tomo fajar nugroho sebagai satkorkel sebagai pendobrak mengangkat
reputasi pemuda dan memotivasi supaya meminimalisir adanya rasa senioritas. Dan meletakan
posisi M.In’am Muhlisin selain untuk memberi motivasi juga memiliki fungsi otoritasnya sebagai
pembina dalam kepengurusan GP. Ansor Bulumanis Lor, agar pemuda baik yang fresh
bergabung dan yang lama dapat memiliki mental dan moral yang statis. Selain itu dengan adanya
posisi dua orang tersebut lebih mudah proses pelobiyan kepala desa agar bersedia tergabung
didalam kepengurusan GP.Ansor. maka hasil yang dicapai organisasi secara otoritas dan legalitas
memiliki power yang cukup proporsional antara di sektor internal maupun eksternal dalam
membawa reputasi pemuda dan meminimalisir adanya senioritas dan junioritas didalam
lingkungan sosial organisasi. Melalui itu, dipastikan mudahnya akses pelobian akan
memperbanyak relasi dan sub pekerjaan yang bermunculan yang dapat dioptimalkan menjadi
sebuah lapangan pekerjaan yang dapat di filter agar dapat dioptimalkan menjadi sebuah lapangan
pekerjaan yang dapat mengangkat taraf kebutuhan ekonomi sebagian anggota GP.Ansor Ranting
Bulumanis Lor. Jadi maksud SOWO2-SOWO4 dapat dilakukan dalam bentuk pelibatan dan
pemposisian pihak-pihak terkait didalam kepengurusan Organisasi.
19
SOWO4-WOWT4: masuknya berbagai usia dalam internal organisasi sudah secara otomatis
memiliki interaksi yang mampu mensosialisasikan fungsi-fungsi teknologi agar dapat di tularkan
kepada SDM yang gaptek. Dengan berjalannya waktu dan saling berintegrasi antara yang
mumpuni dalam penggunaan teknologi akan secara tertular oleh kaum-kaum gaptek. Hanya perlu
pendekatan pendekatan yang bersifat pengarahan kepada sumber informan. Dan entropi
diminimalisir dengan cara penyingsingan SDM yang tidak berkepenting dipusatka sebagai
sasaran dalam sebuah stimulus yang di lontarkan media. Pembuatan grub baru yang khusus
digunakan oleh penghar yang memiliki loyalitas tinggi untuk menghadapi entropi dalam sebuah
organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
4.3.01 Analisa SWOT,
Profil GERAKAN PEMUDA ANSOR Masa Pra dan Pasca Kemerdekaan.
Wikipedia, Teknik Analisis SWOT, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT
Wikipedia, Gerakan Pemuda Ansor. http://id.m.wikipedia.org/wiki/gerakan_pemuda_ansor
20
21