Anda di halaman 1dari 16

A.

Memahami karakteristik dan prinsip ajaran


ahlussunnah waljamaah
Prinsip Karakterisktik dan Sikap
kemasyarakatan Ajaran Ahlusunnah
waljamaah An nahdliyah Yaitu :
1.Sikap Tawasuth (moderat)
2.Sikap Tasamuh (Toleran)
3.Sikap Tawazun (Seimbang)
4.Sikap Iktidal (adil)
5.Amar Makruf Nahi Munkar
 1. Sikap Tawasuth (moderat)
Sikap tengah yang berintikan kepada
prinsip hidup yang menjunjung
tinggi keharusan berlaku adil dan
lurus ditengah-tengah kehidupan
bersama. Nahdlatul Ulama dengan
sikap dasar ini akan selalu menjadi
kelompok panutan yang bersikap
dan bersifat membangun serta
menghindari segala bentuk
pendekatan yang bersifat ekstrim.
‫اء َعلَى‬ ِ ِ
َ ‫ك َج َع ْلنَا ُك ْم أ َُّمةً َو َسطًا لتَ ُك ِونُوا ُش َه َد‬
َ ‫َو َك َذل‬
‫ول َعلَْي ُك ْم َشهي ًدا ( البقرة‬ ُ ‫الر ُس‬ َّ ‫َّاس َويَ ُكو َن‬ِ ‫الن‬
) 143
 ”Dan demikianlah kami jadikan kamu sekalian
(umat Islam) umat pertengahan agar kamu menjadi
saksi (ukuran penilaian) atas (sikap dan perbuatan)
manusia umumnya dan supaya Allah SWT menjadi
saksi (ukuran penilaian) atas (sikap dan perbuatan)
kamu sekalian”. (QS al-Baqarah: 143)
2. Sikap Tasamuh (toleran)
 Sikap toleran terhadap perbedaan
pandangan baik dalam masalah
keagamaan, terutama hal-hal yang
bersifat furu’ atau menjadi masalah
khilafiyah, serta dalam masalah
kemasyarakatan dan kebudayaan.
"Katakanlah: 'Hai orang-orang kafir. Aku tidak
akan menyembah apa yang kamu sembah.
Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang
Aku sembah. Dan Aku tidak pernah menjadi
penyembah apa yang kamu sembah, Dan
kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah
Tuhan yang Aku sembah. Untukmu
agamamu, dan untukkulah, agamaku'." (QS
al-Kafirun: 1-6).
3. Sikap Tawazun (seimbang)
 Sikap seimbang dalam berkhidmah.

Menyertakan khidmah kepada Allah


SWT, khidmah kepada sesama
manusia serta kepada lingkungan
hidupnya. Menyelaraskan kepentingan
masa lalu, masa kini dan masa
mendatang serta menyeimbangkan
antara hati dan akal.
‫اب‬ ِ َ ِ ِ
َ َ ُ ُ َ َ َ َ ْ َ َ ِّ َ ‫لََق ْد أ َْر َس ْلنَا ُر ُسلَنَا ب‬
‫ت‬‫ْك‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫م‬‫ه‬ ‫ع‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫ْن‬
‫ل‬ ‫ز‬ ‫ن‬‫أ‬ ‫و‬ ‫ات‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ْب‬
‫ل‬ ‫ا‬
25 ‫َّاس بِال ِْق ْس ِط ( الحديد‬ ُ ‫ن‬‫ال‬ ‫وم‬
َ ‫ق‬
ُ ‫ي‬
َ
ِ‫ل‬ ‫ن‬
َ ‫ا‬ ‫يز‬
َ ِ
‫ْم‬‫ل‬ ‫ا‬‫و‬َ
“Sunguh kami telah mengutus rasul-rasul kami
dengan membawa bukti kebenaran yang nyata dan
telah kami turunkan bersama mereka alkitab dan
neraca (penimbang keadilan) supaya manusia dapat
melaksanakan keadilan”. (QS al-Hadid: 25).
4. Ta’addul (adil)
Yakni sikap menegakkan keadilan dan
bersikap proporsional dalam menjalani
kehidupan sehingga memiliki komitmen
dan konsistensi dalam memegang
prinsip kebenaran dan kebaikan
diberbagai bidang kehidupan.
ِ ‫ياأ َُّي َها الَّ ِذين ءامنُوا ُكونُوا َق َّو ِامين‬
‫هلل ُش َه َداءَ بِال ِْق ْس ِط‬ َ ٍ َ َ َ َ
‫َوالَ يَ ْج ِر َمنَّ ُك ْم َشنَآ ُن َق ْوم َعلَى أَالَ َت ْع ِدلُوا ا ْع ِدلُوا ُه َو‬
‫ب لِ َّلت ْق َوى َو َّات ُقوا اهللَ إِ َّن اهللَ َخبِ ٌير بِ َما َت ْع َملُو َن‬
ُ ‫أَ ْق َر‬
) 8 ‫(المائدة‬
Wahai orang-orang yang beriman hendaklah kamu
sekalian menjadi orang-orang yang tegak membela
(kebenaran) karena Allah menjadi saksi (pengukur
kebenaran) yang adil. Dan janganlah kebencian
kamu pada suatu kaum menjadikan kamu berlaku
tidak adil. Berbuat adillah karena keadilan itu lebih
mendekatkan pada taqwa. Dan bertaqwalah kepada
Allah, karena sesungguhnya Allah Maha Melihat apa
yang kamu kerjakan”. (QS al-Maidah: 8)
5. Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Selalu memiliki kepekaan untuk
mendorong perbuatan yang baik,
berguna dan bermanfaat bagi
kehidupan bersama; serta menolak dan
mencegah semua hal yang dapat
menjerumuskan dan merendahkan
nilai-nilai kehidupan.
 Perilaku Keagamaan Ajaran Aswaja :
1. Menjunjung tinggi nilai-nilai maupun norma-norma ajaran Islam.
2. Mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan
pribadi.
3. Menjunjung tinggi sifat keikhlasan dan berkhidmah serta
berjuang.
4. Menjunjung tinggi persaudaraan (al-ukhuwah), persatuan (al-
ittihad) serta kasih mengasihi.
5. Meluhurkan kemuliaan moral (al-akhlaq al-karimah) dan
menjunjung tinggi kejujuran (ash-shidqu) dalam berfikir,
bersikap dan bertindak.
6. Menjunjung tinggi kesetiaan (loyalitas) kepada bangsa dan
Negara.
7. Menjunjung tinggi nilai amal, kerja dan prestasi sebagai
bagian dari ibadah kepada Allah SWT.
8. Menjunjung tinggi ilmu-ilmu pengetahuan serta ahli-ahlinya.
9. Selalu siap untuk menyesuaikan diri dengan setiap
perubahan yang membawa kemaslahatan bagi manusia.
10. Menjunjung tinggi kepeloporan dalam usaha mendorong
memacu dan mempercepat perkembangan masyarakatnya.
11. Menjunjung tinggi kebersamaan ditengah kehidupan
berbangsa dan bernegara.
B. Memahami pengambilan sumber Hukum

1. Al quran
2. Hadits
3. Ijma
4. Qiyas
Pemikiran 4 Madzhab :
No Tokoh Dasar Pengambilan Corak Tempat
Madzhab keputusan Pemikiran tinggal
1 Imam Abu al-Quran, hadits, Ahlu Ra’yu Irak
Hanifah fatwa-fatwa para
sahabat, qiyas,
istihsan, ijma’, dan urf
 
2 Imam Malik Al-Quran, As-Sunnah, Ahlu Hadits Madinah
Amalan Ahlu madinah  
(urf, Fatwa sahabat,
Ijma, Qiyas, Maslahat
mursalah, Istihsan,
Adz-Dzara’i
 
No Tokoh Madzhab Dasar Pengambilan Corak Pemikiran Tempat
keputusan tinggal
3 Imam Syafi’i Al-Quran, Hadits, Ijma, Ahlu Ra’yu (Qaul Irak, Mesir
Qiyas, Kemudian untuk Qadim)
istinbath, istihsan, sadd  
dzari’ah merupakan suatu Ahlu Hadits (Qaul
metode dalam Jadid)
merumuskan dan
menyimpulkan hukum-
hukum dari sumber
utamanya (Al-Quran dan
Hadits).
 
4 Imam Hambali nushus (Al-Quran, As- Berpegang teguh Irak
Sunnah, dan nash ijma), kepada al-Qur’an
fatwa-fatwa sahabat, dan Hadits
hadist-hadits mursal dan (karena pada
dhaif, qiyas, istihsan, masa itu banyak
sadd al-dzarai, istishab, aliran yang
al-maslahah al-mursalah menyimpang dari
  ajaran Islam)

Anda mungkin juga menyukai