Anda di halaman 1dari 16

MAHBUB DJUNAIDI

S A N G PE N D E KA R PE N A
Sebagai Pahlawan Nasional
MUSPIMNAS, PKC PMII JAWA TIMUR : Mendorong Mahbub Djunaidi
Sebagai Pahlawan Nasional

f pkcpmiijatim c pmiijatim t @pmiijatim y pmiijatim o jatimpmii@gmail.com


PENGURUS KOORDINATOR CABANG

PENGANTAR PMII JAWA TIMUR

TOKOH BESAR NASIONAL ITU BERNAMA


MAHBUB DJUNAIDI
"Tanamkan ke kepala anakmu, bahwa hak asasi tulisannya yang satire, Soekarno pun berdecak kagum
manusia sama pentingnya dengan sepiring nasi” terhadap tulisannya. Ia banyak berdiskusi dengan Gus
Mahbub Djunaidi banyak dikenal dengan sebutan Dur yang merupakan kawan perjuangannya tentang
seorang tokoh NU, sastrawan, jurnalis, aktivis sastra dan kemajuan demokrasi Indonesia dimasa
pergerakan, dan politisi tangguh yang pernah dimiliki oleh mendatang.
Indonesia. Sepak terjangnya dalam dunia pergerakan Ayahnya seorang tokoh NU, Mahbub juga
tentu tidak diragukan lagi. Pemikirannya yang visioner berkecimpung didalam organisasi NU. Semasa mudanya
dan daya dobraknya yang luar biasa mengantarkan ia juga ikut membidani kelahiran organisasi Pergerakan
namanya masuk kedalam benak pikiran kaum muda dan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan menjadi ketua
aktivis mahasiswa sebagai sosok yang patut dijadikan umum pertama sampai beberapa periode.
suri tauladan yang baik. Lewat tulisannya, Mahbub Djunaidi benar-benar
Lahir di masa penjajahan, masa kecilnya hidup sampai sekarang. Sebagai kolomnis ia juga novelis
dipertontonkan revolusi fisik. Pindah dari Jakarta ke Solo. sekaligus penerjemah. Bukunya Dari Hari ke Hari, Kolom
Mahbub tertegun, bertanya-tanya, dan mulai ada Demi Kolom, Politik Tingkat Tinggi Kampus, Angin Musim,
ketertarikan terhadap kondisi di negerinya kala itu. Asal Usul, dan lain-lain. Karyanya yang fenomenal itu
Meski Mahbub pindah, ia tetap melanjutkan bercirikan tulisan yang khas dan satir mudah dikenali.
pendidikannya. Baik formal maupun non formal. Dalam Saat orang membaca pasti sudah bisa menebak bahwa
prosesnya Mahbub dikenalkan oleh gurunya Kiai Amir itu adalah tulisannya Mahbub.
kepada karya-karya sastrawan ternama seperti Mark Konsistensi Mahbub Djunaidi dalam menyuarakan
Twain, George Orwell, Sutan Takdir Alisjahbana, dan lain- kebenaran dan keadilan yang dilandaskan dengan
lain. Mahbub mulai terinspirasi dari para sastrawan kejujuran yang olehnya lakukan tentu menjadi inspirasi
tersebut, kabarnya hingga akhir hayatnya. Disitulah banyak orang terutama bagi para pemuda dan aktivis
kecintaan Mahbub kepada sastra mulai muncul. mahasiswa. Baginya gagasan perjuangan akan lebih
Mahbub sejak SMP-SMA gemar menulis sampai- mudah direalisasikan manakalah terlibat aktif di politik.
sampai tulisannya dimuat dibeberapa majalah bergengsi Dan berpolitik ala Mahbub ialah melalui gagasan dan
kala itu. Sesampainya ia pernah menjabat sebagai ketua tulisan.Pemikiran dan gagasannya tentang Islam, politik,
umum dan dewan kehormatan PWI pusat. Lewat demokrasi, kebebasan pers, hak asasi manusia,

1
PENGURUS KOORDINATOR CABANG
PMII JAWA TIMUR

Pemikiran dan gagasannya tentang Islam, politik, demokrasi,


kebebasan pers, hak asasi manusia, kemanusiaan, negara maritim, dan
segudang pemikiran yang lainnya pada akhirnya menekankan kepada
kita bahwa Mahbub merupakan sosok yang menginspirasi. Tidak bisa
dipungkiri dan jelas. Dengan kapasitas dan kualitas tulisannya yang
berbobot itu ia dijuluki Sang Pendekar Pena.
Mahbub Djunaidi layak dan pantas mendapatkan apresiasi oleh
Negara sebagai pahlawan nasional. Ia merupakan seorang tokoh besar
yang menginspirasi banyak orang dalam menyuarakan kebenaran dan
keadilan terutama bagi rakyat kecil.

Oleh :
Baijuri, M.E
Ketua PKC PMII Jawa Timur

2
PENGURUS KOORDINATOR CABANG
PMII JAWA TIMUR

KELAHIRAN raja Solo. Saat berusia 13 tahun, Mahbub Djunaidi turut


merasakan pahit getirnya revolusi Indonesia yang baru
Mahbub Djunaidi lahir di Tanah Abang, Jakarta pada memproklamasikan kemerdekaan. Mahbub Djunaidi ikut
tanggal 27 Juli 1933 M atau 3 Robiul Awal 1352 H. Anak hijrah meninggalkan tanah kelahirannya, Tanah Abang,
pertama dari 13 bersaudara dari pasangan Muhammad Jakarta bersama dengan keluarganya ke Solo. Dan
Djunaidi dan Ibu Muchsinati. Garis keturunan Mahbub disanalah mereka mengungsi.
Djunaidi dari pihak ibu adalah Intern Louis atau
Muhammad Alwi yang menikah dengan gadis lokal PENDIDIKAN
Indonesia (Nenek Mahbub). Sedangkan nama kakek dari
pihak ayah adalah Abdul Aziz bin Sainan dan neneknya Meski situasi sangat sulit, Mahbub Djunaidi tetap
bernama Siti Hasanah. Mahbub Djunaidi lahir dari meneruskan sekolah SD sampai SMP di Solo. Selain di
keluarga yang aktif dibidang politik. Ayahnya merupakan SD dan SMP, Mahbub Djunaidi menimba ilmu agama di
tokoh Nahdlatul Ulama' (NU) yang pernah menjadi Madrasah Mambaul Ulum. Disinilah Mahbub Djunaidi
anggota DPR pada pemilu 1955, pernah menjadi Kepala mendapatkan banyak asupan buku dari salah seorang
Biro Peradilan pada Kementerian Agama yang setiap gurunya, Kiai Amir. Mahbub Djunaidi kemudian bergaul
awal bulan Ramadhan dan malam Idul Fitri dengan buku-buku sejarah dan sastra. Mahbub Djunaidi
mengumumkan hasil rukyah melalui radio, dan anggota pun juga pernah belajar ilmu nahwu dan sorof dan
Konstituante. menghafal kitab barjanzi. Setelah lulus SMP, Mahbub
Djunaidi melanjutkan sekolah menengah atasnya di
MASA KECIL Jakarta, di SMA Budi Utomo.
Pada saat SMA, kecintaannya terhadap menulis
Berdasarkan novelnya, Dari Hari ke Hari, Mahbub semakin kuat. Mahbub Djunaidi sering mengirim berbagai
Djunaidi menghabiskan masa kecilnya di kampung tulisannya ke media di ibu kota, dan pada saat itulah
Kauman, Solo. Mahbub Djunaidi bergaul dengan anak- Mahbub Djunaidi membuat majalah siswa dan
anak kampung dan bahkan sering bermain bola dengan memegang jabatan sebagai pimpinan redaksi. Mahbub

3
PENGURUS KOORDINATOR CABANG
PMII JAWA TIMUR

berencana nyantri di Pesantren Lasem. Oleh karena


situasi darurat, niat itu urung. Mahbub Djunaidi dibimbing
secara ketat oleh ayahnya. Mahbub Djunaidi memang
berasal dari keluarga yang taat beragama. Neneknya,
penceramah agama yang berkeliling dari satu majelis ke
Mahbub Djunaidi
SANG PENDEKAR PENA
majelis lainnya.

KONDISI DAN SITUASI PADA SAAT MAHBUB


DJUNAIDI KECIL

Mahbub Djunaidi lahir pada saat Indonesia masih


dalam masa penjajahan harus ikut merasakan
kesengsaraan akibat kebijakan-kebijakan Belanda.
Mahbub Djunaidi melanjutkan jenjang pendidikannya di Semasa kecil, Mahbub Djunaidi menyimak revolusi fisik
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, namun berhenti dari tahun 1946-1949. Berbagai peristiwa terjadi. Belanda
sampai tingkat II karena ayahnya wafat di usia 45 tahun. datang dibonceng tentara sekutu. Niat awal mereka
Sedangkan ibunya wafat di usia 30 tahun, sebelum adalah melucuti tetara Jepang yang kalah perang. Tapi
ayahnya meninggal. Meskipun belum sempat kenyataannya mereka ingin berkuasa kembali.
menyelesaikan studi Hukumnya, Mahbub Djunaidi Perlawanan terjadi dimana-mana. TKR terus bergerilya.
sempat belajar di Kolombo, Srilangka. Karena Masyarakat sipil membentuk kesatuan laskar, seperti
kecintaannya terhadap menulis, Mahbub Djunaidi Hizbullah dan Sabilillah. Dalam benaknya mulai tumbuh
mendapat kesempatan untuk melakukan studi banding pertanyaan, kenapa situasi negeri ini demikian sengsara.
dalam bidang jurnalistik. Pada saat itulah, Mahbub
Djunaidi terus mengembangkan kemampuan
menulisnya. Dilain sisi, Mahbub Djunaidi pernah

4
PENGURUS KOORDINATOR CABANG
PMII JAWA TIMUR

MAHBUB DJUNAIDI SEORANG SASTRAWAN, SANG dimuat di berbagai majalah bergengsi.


MAESTRO PENDEKAR PENA Mahbub Djunaidi pernah berkata, “saya akan terus
Pada sewaktu belajar di Mambaul Ulum, guru menulis dan terus menulis hingga saya tak mampu lagi
Mahbub Djunaidi, Kiai Amir mengenalkan dirinya kepada menulis”. Sikapnya yang demikian mempertegas bahwa
sastrawan besar seperti George Orwell, Mark Twain, Karl Mahbub Djunaidi sangat menyukai urusan tulis menulis.
May, Sutan Takdir Alisjahbana, dan lain-lain. Mahbub Dengan ciri dan gaya tulisan yang “khas” Mahbub
Djunaidi menjadi begitu kagum terhadap para sastrawan Djunaidi dijuluki sebagai “Sang Pendekar Pena” karena
tersebut hingga akhir hayatnya. Mahbub Djunaidi juga kepiawaiannya dalam tulis menulis.
sangat terpengaruh dengan sastrawan-sastrawan Rusia.
Minatnya di bidang sastra sudah terlihat sejak Mahbub
Djunaidi masih kecil dengan menulis sajak dan cerita
pendek. Pada tahun 1948, saat SMP, karyanya sudah
dimuat di majalah anak-anak terbitan Balai Pustaka.
Selain itu, cerita pendeknya berjudul “Tanah Mati” dimuat
di Majalah Kisah, salah satu majalah sastra yang menjadi
incaran para pengarang untuk memuat karyanya. Cerpen
tersebut oleh Mahbub Djunaidi publikasikan di majalah
Kisah milik H.B Jassin.
Ketika memasuki bangku SMA pada tahun 1952,
syairnya sudah banyak dimuat di berbagai majalah,
seperti majalah Pemuda Masyarakat dan Siasat asuhan
Rosihan Anwar. Mahbub Djunaidi juga pernah
menerbitkan sebuah novel berjudul Angin Musim pada
tahun 1954. Kemudian Mahbub Djunaidi kembali menulis
sajak dan cerita pendek sampai tahun 1958, yang banyak

5
PENGURUS KOORDINATOR CABANG
PMII JAWA TIMUR

KARYA-KARYA MAHBUB DJUNAIDI

1. Dari Hari ke Hari (1975)


2. Lakulah Sebuah Hotel (1978)
3. Politik Tingkat Tinggi Kampus (1978)
4. Terjemahan: Di Kaki Langit Gunung Sinai
(karya Mohamed Heikal, 1979)
5. Terjemahan: Seratus Tokoh Paling
Berpengaruh dalam Sejarah (karya Michael
H. Hart, 1982)
6. Terjemahan: Binatangisme (karya George
Orwell, 1983)
7. Terjemahan: Cakar-cakar Irving (karya Art
Buchwald, 1982)
8. Terjemahan: Lawrence dari Arabia (karya
Philiph Knightly, 1982)
9. Terjemahan: 80 Hari Berkeliling Dunia
Mahbub Djunaidi (karya Jules Verne, 1983)
10. Angin Musim (1985)
11. Kolom Demi Kolom (1986)
12. Humor Jurnalistik (1986)
13. Asal Usul (1996)

6
PENGURUS KOORDINATOR CABANG
PMII JAWA TIMUR

Lahir sebagai seorang wartawan, esais, sastrawan, dan


politisi NU yang popular di zamannya, Mahbub Djunaidi
mengawali karirnya pada tahun 1958 dengan ikut membantu
Harian Duta Masyarakat. Mahbub Djunaidi dikenal sebagai
pendekar pena yang tulisannya dikenal kreatif dengan
menggabungkan politik, sastra, dan jurnalistik.
Pada bidang jurnalistik sebagai profesi, Mahbub Djunaidi
adalah Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)
Pusat (1965-1970), dan Pimpinan Redaksi Duta Masjarakat
(1960-1970), Ketua Dewan Kehormatan PWI (1973-1973).
Dalam bidang politik, Mahbub Djunaidi adalah anggota DPR GR
(1967-1971), Wakil Sekjen DPP Partai Persatuan Pembangunan
(PPP), anggota DPR/MPR RI (1971-1982). Sebagai seorang
yang meminati sastra, Mahbub Djunaidi lebih suka disebut
wartawan hingga melahirkan beberapa novel dan beberapa
terjemahan.
Selain itu, aktivitasnya juga diarahkan kepada organisasi
massa NU. Pada usia 19 tahun, Mahbub Djunaidi sudah

KARIR
menjabat sebagai Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia (IPPI),
anggota Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, Ketua Umum pertama
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (1960-1967 selama tiga
periode), Ketua Gerakan Pemuda Ansor, Wakil Sekjen PBNU
(1970-1979), Ketua II PBNU (1979-1984), Wakil Ketua PBNU
M A H B U B DJ U N A I D I (1984-1989), anggota Mustasyar PBNU (1989-1994).

7
PENGURUS KOORDINATOR CABANG
PMII JAWA TIMUR

PEMIKIRAN MAHBUB DJUNAIDI TENTANG AGAMA


Ketika menjadi kolumnis, pemikiran Mahbub Djunaidi Iman, Islam, dan Ihsan yang di dalam pola pikir dan pola
tentang agama banyak dituangkan ke dalam tulisannya di perilakunya tercermin sifat-sifat selektif, akomodatif, dan
Koran. Pemikiran Mahbub Djunaidi tentang agama tidak integratif.
terlepas dari Nahdlatul Ulama (NU) yang diikutinya sejak Didalam Aswaja terdapat beberapa sikap yang
duduk dibangku SMP. Ayahnya yang merupakan tokoh NU dijadikan sebagai lokomotif dalam berpikir maupun
banyak mengajarkan ilmu-ilmu agama Islam sejak kecil bergerak bagi kaum muslim seperti tawasuth (mengambil
kepadanya. Sehingga Mahbub Djunaidi akhirnya jalan tengah), tawazun (seimbang), tasamuh (toleransi),
mengikuti jejak ayahnya untuk masuk kedalam organisasi ta'adul (adil), dan amar ma'ruf nahi munkar. Menurut
NU yang menganut paham Ahlussunnah Wal Jamaah Mahbub Djunaidi sikap-sikap tersebut harus dapat
(Aswaja). Paham yang dijadikan sebagai landasan berpikir diimplementasikan kedalam kehidupan sehari-hari karena
dan bergerak bagi organisasi NU. sebagai seorang muslim yang taat terhadap ajaran agama
Selain dari ayahnya, pemikiran Mahbub Djunaidi Islam semua tindakan harus mencontoh tabiat Rasulullah
tentang Aswaja pun tidak terlepas dari kedekatannya SAW dan dipraktikkan kedalam kehidupan sehari-hari.
dengan beberapa kiai dan ulama-ulama di Indoensia yang Mahbub Djunaidi tidak hanya menerapkan paham
menganut paham tersebut. Pada umumnya para kiai Aswaja didalam kehidupan sehari-hari saja, akan tetapi
dibesarkan di dalam lingkungan pesantren yang secara diterapkan pula didalam organisasi yang pernah
tegas memegang teguh paham Aswaja (Islam tradisional). diketuainya. Organisasi tersebut bernama Pergerakan
Secara garis besar Ahlussunnah Wal Jama'ah Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Salah satu peran yang
(Aswaja) merupakan suatu aliran pemahaman keagamaan sangat berkesan yang dilakukan Mahbub Djunaidi di PMII
yang bertujuan untuk mengamalkan syariat Islam sesuai adalah ketika menerapkan dasar Aswaja. Mahbub Djunaidi
dengan yang diamalkan oleh Rasulullah SAW dan para yang mempelopori bahwa PMII harus berhaluan paham
sahabatnya. Aswaja merupakan konsep pendekatan tersebut. Jika tak ada Mahbub Djunaidi belum tentu PMII
terhadap ajaran agama Islam secara proporsional antara berasaskan paham tersebut.

8
PENGURUS KOORDINATOR CABANG
PMII JAWA TIMUR

sosial kemasyarakatan. Sebagai seorang muslim


yang taat harus membawa kehangatan kepada
sesama manusia dan toleransi yang mengandung
rasa saling menghargai sesuai dengan yang terdapat
pada prinsip-prinsip Aswaja. Banyak tulisan-tulisan
tentang agama yang memberikan gambaran
bagaimana menjadi seorang muslim yang alim dan
berperan di dalam masyarakat. Hal itu ditunjukkan
lewat tulisannya dituangkan juga rasa toleransi antar
umat beragama, non rasis, dan menjunjung tinggi hak
asasi manusia.
Sampai saat ini banyak dikalangan masyarakat
umum, mahasiswa, NU dan khususnya PMII terilhami
dari pemikiran Mahbub Djunaidi tentang agama.
Sosok Mahbub Djunaidi menjadi tokoh nyata dalam
mengaplikasikan nilai-nilai agama Islam yang
moderat dan toleran. Mahbub Djunaidi pantang dan
tidak takut ketika harus berteriak dalam
menggaungkan perlawanan manakalah ketidakadilan
Ket : Mahbub Djunaidi dan Minke (Tokoh Utama Dalam Novel Jejak Langkah)
tengah menyeruak.
Mahbub Djunaidi berpandangan bahwa Aswaja
merupakan suatu ideologi dan prinsip berpikir yang
penting bagi kaum muslim untuk menghadapi
persoalan-persoalan keagamaan maupun urusan Mahbub Djunaidi
SANG PENDEKAR PENA

9
PENGURUS KOORDINATOR CABANG
PMII JAWA TIMUR

KEBERPIHAKAN MAHBUB DJUNAIDI KEPADA pemborong resmi? Sejak kapan rakyat kecil mampu
RAKYAT KECIL membangun rumahnya menurut jadwal waktu yang
ditentukan? Bukankah mereka membuat rumah secara
Perhatian dan pembelaan Mahbub Djunaidi terhadap
berdikit-dikit, beli katu terlebih dahulu, jika ada rezeki lagi
rakyat kecil menjadi salah satu misinya. Rasa
beli pasir dahulu, jika ada rezeki lagi beli balok dahulu, jika
keberpihakannya kepada rakyat pun dituangkan dalam
ada rezeki lagi beli kusen dahulu, jika ada rezeki beli
tulisannya yang berjudul “Sejak Kapan Rakyat Kecil Bikin
genteng dahulu, jika rezeki seret ubinnya boleh dipasang
Rumah Harus Pakai Arsitek?” dimuat di Koran Pelita pada
tahun depan?”.
tanggal 13 Februari 1980. Ketika itu pemerintah akan
mengeluarkan rancangan peraturan yang berdalihkan Rasa perhatian dan pembelaannya terhadap rakyat pun
“modernisasi”. Rancangan peraturan bab II tersebut berisi termasuk kepada anak-anak pedagang asongan dan para
tentang perizinan mendirikan dan atau menghuni pengemis cilik di persimpangan jalan. Anak-anak tersebut
bangunan. Reaksi Mahbub Djunaidi melihat pasal ditangkapi dengan tuduhan melanggar Perda No. 11 tahun
rancangan tersebut beranggapan bahwa tentunya sudah 1988. Perda tersebut berisikan tentang larangan bagi
jelas betapa rakyat kecil akan menghadapi kesulitan besar pedagang asongan dan mengancam menjatuhkan
ketika hanya mempunyai sedikit uang untuk membuat hukuman baik bagi pedagang maupun pembeli. Mahbub
rumah. Mereka harus memakai perencanaan yang disusun Djunaidi pun di dalam tulisannya mengatakan bahwa,
oleh arsitek yang punya izin bekerja yang dikeluarkan oleh “Bukankan PERDA ini bertentangan dengan UUD 45?
Gubernur. Lalu, sesudah itu mereka harus menggunakan Bukankah bunyi UUD 45 pasal 27 menyebutkan bahwa
jasa pemborong yang harus punya izin bekerja yang hak tiap warga negara atas pengajaran dan penghidupan
dikeluarkan oleh Gubernur. yang layak? Bukankah pasal 34 UUD 45 menjamin fakir
miskin dan negara akan memelihara mereka?”.
Didalam tulisannya Mahbub Djunaidi mengatakan
“Sejak kapan rakyat kecil ketika akan membuat rumah
harus memakai arsitek resmi? Sejak kapan rakyat kecil
ketika akan membangun rumah harus memakai

10
PENGURUS KOORDINATOR CABANG
PMII JAWA TIMUR

PANDANGAN MAHBUB DJUNAIDI DALAM HAL “milik pribumi” atau “milik bangsa Indonesia asli”, bahkan
KEMANUSIAAN ada pula yang tak kepalang tanggung lagi menulsikan
“milik orang sunda”. Asal mulanya terjadi sebuah insiden
Didalam hal kemanusiaan, Mahbub Djunaidi
yakni seorang tukang gerobak yang terkena pukulan
menunjukkan rasa toleransi dan sikap non rasis kepada
s e o r a n g k e t u r u n a n Ti o n g h o a k a r e n a m o b i l n y a
orang-orang Tionghoa lewat tulisan-tulisannya. Dalam
keserempet. Penghancuran total toko dan harta benda
tulisannya Mahbub Djunaidi mengkritik diskriminasi Cina
orang-orang keturunan Tionghoa hampir seantero
ikhwal pelayanan KTP dan lain-lain. Walaupun termasuk
Bandung itu tak lain dari pada suatu hura-hura rasialis.
tokoh NU yang mulai terkenal dengan tulisan-tulisannya,
Peristiwa penghancuran itu tidaklah bisa disebut spontan
Mahbub Djunaidi tetap menjaga dan berhubungan baik
karena jarak waktu antara terjadinya pemukulan dan
dengan pemeluk agama Kristen yang juga merupakan
gerakan penghancuran lebih dari tiga jam. Apalagi sifat
warga Tionghoa. Salah satu sikap toleran dan non rasis
penghancurannya yang begitu total, begitu luas daerah
terhadap orang Tionghoa, Mahbub Djunaidi menulis dalam
jangkauannya, berkilo-kilo meter dari daerah asal kejadian
karyanya yang berjudul “Antara Rasialisme dan Dendam
tidaklah patut disebut “perbuatan spontan”. Ini merupakan
Ekonomi” dimuat di dalam Koran Merdeka pada tanggal 13
suatu bukti paling nyata tentang rasilisme, rasa benci yang
Agustus 1973. Di dalam tulisannya tersebut
terpendam, yang pada suatu waktu meledak secara
menggambarkan suasana kota Bandung. Dirinya
membabi buta hanya karena soal-soal sepele. Jarak yang
mengatakan bahwa hari Minggu 5 Agustus 1973, mulai
memisahkan si asli dan si bukan asli itu, bukanlah semata-
lepas maghrib sampai menjelang subuh, kota ini seperti
mata lantaran warna kulit. Bukan lantaran yang satu asli
sampah di bakar. Ratusan mobil, ratusan toko berikut
dan yang lain keturunan asing. Dorongan utama yang
barang-barang isinya habis dibakar. Mahbub Djunaidi
mempertajam jurang itu adalah perbedaan tingkat hidup
berpendapat “bahwa peristiwa ini lebih hebat ketimbang
ekonominya. Dan anggapan umum sekarang ini sudah
peristiwa rasialis “10 Mei”, sepuluh tahun sebelumnya. Ada
begitu rupa si asli keadaan ekonominya semakin lama
hal yang paling menyedihkan di dalam pemandangan
semakin jelek, sedangkan si bukan asli makin lama makin
seperti ini yaitu toko-toko, rumah-rumah, bahkan dokter-
bagus. Si asli ibarat mati langkah dalam usaha
dokter yang berada di sekitar daerah gawat pasang tulisan

11
PENGURUS KOORDINATOR CABANG
PMII JAWA TIMUR

ekonominya, si bukan asli makin gampang dan makin licin MAHBUB DJUNAIDI SOSOK YANG MENJUNJUNG
jalannya. Si asli sulit dapat kredit dan fasilitas obyekan TINGGI HAK ASASI MANUSIA
pemerintah, si bukan asli tinggal ketuk pintu dan semua Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, Mahbub
kesempatan tersedia baginya. Si pejabat menganak tirikan Djunaidi sangat menjunjung tinggi hak asasi manusia.
si asli tapi menganak emaskan si bukan asli. Ringkasnya Pembelaannya pada penghargaan Hak Asai Manusia
masyarakat menganggap adanya diskriminasi kepada sangat jelas. Di dalam tulisannya yang mengatakan bahwa
mayoitas, bukannya kepada minoritas.” “Tanamkan ke kepala anak-anakmu bahwa Hak Asasi itu
Berdasarkan tulisannya tersebut dapat dilihat bahwa sama pentingnya dengan sepiring nasi”. Sepanjang
Mahbub Djunaidi orang yang anti rasialisme. Menurutnya hidupnya baik di dalam lisan maupun tulisan Mahbub
bangsa ini tidak akan menjadi bangsa yang kuat selama Djunaidi mempunyai sikap yang jelas dan tegas dalam hal
rasa kesukuan, rasa asli dan bukan asli, rasa memperjuangkan kepentingan rakyat dan Hak Asasi demi
mendeskriminalisasi sesama warga negara masih kemajuan negeri yang dicintainya. Karena dirinya merasa
terdapat di dalam kalbu masyarakat. Sehingga, hal ini akan prihatin terhadap kelemahan jiwa bangsa dan rakyat
membuat bangsa cepat rapuh dan mudah patah. Indonesia yang terjebak dalam irrasionalitas, feodalisme,
dan ketidakadilan. Mahbub Djunaidi pernah membelak
hak-hak jurnalis yang berjuang membela tanah air dan
sangat pedas mengkritik jurnalis yang takut dan jadi bonek
Orde Baru. Hal yang sangat luar biasa lainnya adalah
kejujurannya. Lewat ucapan juga tulisan Mahbub Djunaidi
berjuang sendiri meluruskan sejarah yang banyak
diplintirkan rezim Orde Baru saat itu. Mahbub Djunaidi
sangat berani menentang itu sendiriain. Mahbub Djunaidi
adalah seorang single fighter.

12 SANG PENDEKAR PENA


PENGURUS KOORDINATOR CABANG
PMII JAWA TIMUR

PEMIKIRAN POLITIK MAHBUB DJUNAIDI Mahbub Djunaidi politik adalah jalan yang efektif untuk
mencapai sebuah tujuan. Dalam karirnya pun Mahbub
Pemikirannya tentang politik berlandaskan politik ala
Djunaidi dipenuhi oleh syarat kepentingan politik namun
Islam yang selalu berbicara tentang hubungan Islam,
sebagaimana yang disampaikannya berpolitik melalui
demokrasi, dan Negara. Sebagai seorang pemikir Mahbub
gagasan dan tulisan dengan keberpihakan yang jelas
Djunaidi sangat menjunjung tinggi demokrasi. Agama
terhadap kepentingan rakyat kecil.
Islam dan demokrasi memiliki hubungan yang sangat erat
yang memberikan petunjuk bagi manusia dalam mencapai
kehidupan yang damai dan sejahterah. MENDORONG INDONESIA SEBAGAI NEGARA
Ketika Indonesia berada di bawah pemerintah Orde MARITIM
Baru, Mahbub Djunaidi banyak mengkritik pemerintah Jika ditempatkan pada konteksnya, beberapa tokoh
melalui tulisan-tulisannya pada saat menjadi kolumnis. NU memiliki kesadaran laut yang tinggi. Artinya memiliki
Berseberangan dalam beberapa hal prinsipil dirinya gagasan Negara ini penting memiliki visi laut. Gagasan itu
menentang rezim Soeharto, menentang kesewenang- bukan tanpa dasar, Negara ini memiliki laut yang luas
wenangan, menentang perilaku rezim yang sangat hampir 70 persennya dari seluruh wilayah adalah laut.
kapitalis birokrat, menentang bisnis keluarga yang Kesadaran tentang laut itu misalnya tampak pada diri KH
menggurita, menentang kebebasan pers yang dibungkam, Abdurrahman Wahid. Pada masa menjadi presiden, Gus
kebebasan pendapat, dan lain-lain. Mahbub Djunaidi Dur sapaannya membentuk menteri kelautan. Tokoh NU
mengkritik sistem pemerintahan Orde Baru yang yang lain memiliki kesadaran serupa adalah Mahbub
dianggapnya tidak sejalan dengan sistem demokrasi yang Djunaidi.
ada di Indonesia. Hal ini dikarenakan dalam praktiknya
yang menjalankan pemerintahan bukan rakyat melainkan Pada saat presiden Soeharto sedang menggalakkan
para elit. Bagi Mahbub Djunaidi pemerintah yang baik ialah pertanian swasembada pangan, yang mengarahkan
yang berorientasi kepada rakyat dan kebebasan menjadi negara agraris, Mahbub Djunaidi sebetulnya tidak
berpendapat yang sejalan dengan nafas demokrasi. Bagi mempermasalahkan pada konteks ini karena
bagaimanapun penduduk negara mana pun termasuk

13
PENGURUS KOORDINATOR CABANG
PMII JAWA TIMUR

Indonesia, bagi Mahbub Djunaidi membutuhkan pangan. ikan-ikan itu mencemooh kita.“
Selain lahannya ada, pangan merupakan kebutuhan “Tapi kita kan memang bangsa agraris, Pak?”
pokok. Artinya Mahbub Djunaidi mengingkan adanya
perhatian terhadap laut. Kalau ada kementerian pertanian, “Tidak, kita bangsa bahari. Kolonial yang paksa kita
pastilah ada kementerian kelautan. Namun usulannya itu bercocok tanam untuk pasaran Eropa Barat. Kebun gula
bertepuk sebelah tangan. Hingga Soeharto lengser, tak merupakan gabus tempat negeri Belanda terapung, tanpa
ada kementerian kelautan. itu negeri itu akan amblas”.

Mahbub Djunaidi pernah menulis artikel yang “Baiklah, Pak. Soalnya, di mana sekolahnya?
berjudul Pemikir pada 2 Agustus 1992. “Kembali ke pokok Soalnya, kalau saya melancong dari satu kota ke kota lain,
bicara, cita-cita apa yang kamu pilih? Seperti juga Pemilu, tak pernah lihat sekolah buat jadi bahariawan itu. Beda
cita-cita itu bebas. Mau jadi bahariawan? Ini pun bagus. dengan computer atau konsultan pajak”.
Syukur-syukur kamu bisa menjadi Menteri Bahari. Berati Mahbub Djunaidi berusaha terus memasyaratkan
kamu dapat menguasai gelombang dan penduduk dasar pandangannya itu. Dia ingin Indonesia bangkit sebagai
laut. Dulu memang, orang Inggris yang kuasai gelombang, Negara maritime yang berkemauan mengembangkan
tetapi sesudah nasionalisme bangkit, mereka lari lintang ilmu-ilmu kelautan, mendorong, dan memfasilitasi warga
pukang. Sekarang mereka cukup mondar-mandir Negara agar tertarik menjadi bahariawan. Tapi ironisnya,
mengawal istana Buckingham sambil pakai topi bulu yang sedang terjadi di tengah masyarakat adalah rebut-
sebesar sarang tawon.” ribut soal tata niaga kapal penangkapan ikan. Dan,
“Tapi, bukan urusankulah orang Inggris itu. sambil tak bisa maksimal menangkapi ikan di laut sendiri,
Bagaimana soal bahariawan? Apa ada minat? Kamu dapat yang dilakukan kemudian hanyalah mengejar dan
tangkap ikan sebanyak-banyaknya. Sebab kalau kita bisa menangkap kapal-kapal asing pencuri ikan di lautan
halau pukat harimau, kita pun mesti mampu menangkap Indonesia.
sendiri ikan-ikan itu, yang di lautan banyak yang menjadi
tua Bangka dan mati karena tutup usia. Bahkan aku pikir

14
"Mahbub Djunaidi, sang Pendekar Pena. Ia merupakan Tokoh NU,
sastrawan, jurnalis, aktivis pergerakan, dan politisi tangguh yang
pernah dimiliki oleh Indonesia. Sosoknya menginspirasi banyak kaum
muda dan pelajar. Atas dasar pemikiran dan perjuangannya, Ia layak
menyandang gelar Pahlawan Nasional”

(Baijuri, M.E.)
Ketua PKC PMII Jawa timur

Anda mungkin juga menyukai