30 Juli 2009
Oleh :
DEPARTEMEN AGAMA RI
INSTITUT GAMA ISLAM NEGERI
”SULTAN MAULANA HASANUDIN” BANTEN
SERANG, 1430/2009
2
Daftar Isi
Segala puji bagi Allah seru sekalian alam, Allah SWT. yang telah
mewahyukan al-Qur’an, menciptakan manusia dengan sebaik-baik
bentuk serta mengajarkan kepadanya bahasa (dengan istilah nama-mana
dan al-bayan) dan menjadikanya khalifah–Allah di muka bumi.
Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjungan
Nabi Besar Muhammad SAW, yang melalui Rasulullah pamungkas
tersebutlah, juga para sahabat, tabi’in, dan tabiittabi’in, al-Qur’an al-
4
Karim akhirnya sampai pula kepada kita, umat Islam, juga umat lain di
seluruh dunia.
• Bapak ketua dan para anggota senat yang saya hormati serta
segenap hadirin yang saya muliakan!
Pada hari ini, saya teringat kembali peristiwa 19 tahun yang lalu
ketika saya menerima surat izin untuk menerjemahkan buku Traditional
Islam in the Modern World 1 (tertanggal 2 Oktober, 1990), dari
penulisnya Prof. Dr. Seyyed Hossein Nasr, dari The George Washington
University, Washington DC, Amerika Serikat. Dalam sampul surat yang
saya terima tersebut dengan jelas dituliskan : Prof. Ilzamudin Ma’mur,
Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri ’Sunan Gunung Djati”
Serang. Embel-embel ”professor” di depan nama saya tersebut, tanpa
disadari membuat hati saya bergetar. Rupanya getaran tersebut terus
beresonansi di sepanjang karir saya sebagai pengajar dan pembelajar
dalam bidang metodologi pengajaran (bahasa Inggris) dan penerjemahan
di institusi tempat saya mengabdi.
Pada hari ini saya teringat lagi peristiwa serupa hampir 19 tahun
silam yang juga tidak bisa dilupakan, yaitu ketika lagi-lagi saya terima
surat izin menerjemah buku The Role of Muslim Youth in the
Reconstruction of Modern World,2 dan Inner Dimension of Islamic
Faith3 masing-masing langsung dari pengarang dan penerbitnya Dr.
Mohammad Manzoor Alam, Direktur The Objective Studies, New
Delhi, India (1 September, 1990), dan S. Faiyazuddin Ahmad dari The
Islamic Foundation, Leicester, Inggris (13 Agustus, 1990). Dalam kedua
sampul surat tersebut dituliskan :
Dr. Ilzamudin Ma’mur
Fakultas Syari’ah,
Institut Agama Islam Negeri
’Sunan Gunung Djati’
Jl. Jend. Sudirman No. 30
Serang 42118 Jawa Barat
INDONESIA
1
Seyyed Hossein Nasr, Traditional Islam in the Modern World. (London: Keagan Paul
International, 1985).
2
Muhammad Mazoor Alam, The Role of Muslim Youth in the Reconstruction of Contemporary
World. (Delhi: Hindustan Publication, 1984).
3
Al-Ghazali, Inner Dimensions of Islamic Worhsip, translated from Ihya ‘Ulum al-Din by
Muhtar Holand, (Leicester: The Islamic Foundation, 1983)
5
• Bapak ketua sidang dan para anggota senat yang saya hormati serta
segenap hadirin yang saya muliakan!
• Bapak ketua sidang dan para anggota senat yang saya hormati serta
segenap hadirin yang saya muliakan!
Pemeliharaan terutama dari sudut isi dan bahasa al-Qur’an, yang memang
diturunkan dalam bahasa Arab, sebagaimana dinyatakan dalam ayat-ayat
berikut (QS 41:3; 12:2; 13:37; 20:113; 39:28; 42:7; dan 43:3). Sebagai
bahasa al-Qur’an, idealnya setiap pemeluk agama tersebut terlepas dari latar
belakang bahasa, budaya, bangsa, dan kewargaannegaraanya haruslah
menguasai bahasa Arab dan dapat memahaminya secara langsung dalam
bahasa tersebut. Sayangnya tingkat kecepatan laju ekspansi penyebaran dan
penerimaan Islam di ”seantero” dunia tidak diimbangi dengan kecepatan
para pemeluknya dalam menguasai dan memahami al-Qur’an dalam bahasa
aslinya, kalaupun tentu saja upaya ke arah tersebut tidak pernah berhenti
dilakukan. Sementara itu, di lain pihak, kebutuhan akan arti penting
pemahaman yang mendalam terhadap sumber ajaran Islam itu sendiri
dirasakan semakin mendesak dan sangat dibutuhkan masyarakat di semua
wilayah yang telah tercerahkan dengan mata air dakwah, propagasi dan
risalah Islamiah.
Salah satu jalan menuju kepada pemenuhan kebutuhan tersebut
adalah melalui upaya penerjemahan : penerjemahan al-Quran ke dalam
bahasa sehari-hari yang digunakan oleh pemeluk Islam non-Arab di
berbagai wilayah dan belahan dunia, yang jumlahnya merupakan 90 % dari
keseluruhan umat Islam.
Upaya penerjemahan al-Qur’an yang paling awal telah dilakukan oleh
Shah Wali Allah (1703-1766), seorang tokoh pemikir transisi pembaharuan
dari zaman pertengahan menuju zaman modern yang berasal dari anak-
9
benua India, yakni penerjemahan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Parsi
berjudul Fathurrahman Bittarjamat al-Qur’an yang terbit pada 1837. Karya
terjemahan dalam bahasa Parsi ini merupakan terjemahan al-Quran pertama
yang dilakukan umat Islam ke dalam bahasa asing secara langsung dan
lengkap dari bahasa Arab.
Sementara itu di Nusantara, terjemahan al-Qur’an pertama dalam
bahasa Indonesia (dengan tulisan Arab Melayu) adalah karya Abdur Rauf
al-Singkili yang terbit pada abad 17 dengan judul Tarjuman al-Mustafidz.
Setelah itu, atau bahkan mungkin lebih awal lagi, seiring dengan telah
ditemukannya teknologi modern mesin percetakan di Jerman oleh Johann
Gutenberg (1397-1468) pada abad 15, upaya penerbitan dan penerjemahan
al-Quran ke dalam berbagai bahasa dan di berbagai negara Islam dan non-
Islam pun dilakukan baik dari bahasa lain atau pun langsung dari bahasa
Arab,8 tidak terkecuali ke dalam bahasa Inggris di negara-negara pengguna
bahasa Inggris, yang juga sudah dimulai sejak abad 17.9
Mengapa penerjemahan al-Qur’an dalam bahasa Inggris? Suka atau
tidak suka, fakta historis menyingkapkan bahwa bahasa Inggris sebagai
salah satu bahasa internasional memiliki wilayah penyebaran dan pengaruh
yang sangat luas, melampaui bahasa-bahasa internasional lainnya, seperti
Arab, Prancis, Jerman dan Portugis. Dalam kata-kata Abdul Malik Mujahid,
direktur Darussalam Publisher yang bermarkas di Riyadh Arab Saudi, dan
telah banyak menebitkan buku-buku keislaman serta terjemahan Qur’an dan
Tafsir al-Qur’an dalam bahasa Inggris, dinyatakan bahwa ”bahasa Inggris
8
Misalnya, terjemahan al-Qur’an untuk pertama kalinya terbit di dalam bahasa Latin pada
tahun (1142), Jerman (1703), Italia (1547), Belanda (1641), Prancis (1647), Rusia (1716),
Swedia (1843), Ibrani (1857), Spanyol (1875), Yunani Modern (1887), dan Portugis (1882),
sementara itu terjemahan al-Qur’an yang terbit di India pertama kali terbit dalam bahasa Urdu
pada tahun (1828), Sindhi (1876), Punjabi (1870), Gujarati (1879), Tamil (1884), dan Bengali
(1886); di Asia terjemahan al-Qur’an pertama kali terbit dalam bahasa Bolachi pada tahun
(1911), Brahui (1916), Telugu (1938), Malayan (1923), Indonesia (1928), Cina (1927), dan
Jepang 1920); di Iran dalam bahasa Persia (1865), dan Pasthu (1861); di Afrika dalam bahasa
Yoruba (1906), dan Zanzibar (1923); dan di Turki (1842). Lihat : Hetmut Bobzin, ”Translation
of the Qur’an,” dalam Jane Dammen McAuliffe, (ed.), The Encylopedia of the Qur’an. Vol.5
(Leiden: E.J Brill, 2001)
9
Berdasarkan sumber yang ada: Ismet Binark dan Halit Eren,(eds). World Bibliography of
Translations of The Meanings of The Holy Qur'an, Printed Translations, (Istanbul: IRCICA,
1986), terjemahan al-Qur’an secara lengkap berjumlah 551 buah dan terjemahan surat-surat
pilihan dan parsial berjumlah 883 buah dalam 65 bahasa di dunia. Mengingat data tersebut
dikeluarkan pada 1986, dapat dipastikan jumlah itu sudah banyak berubah. Namun demikian,
bila dibandingkan dengan terjemahan Kitab Injil (Bible), jumlah terjemahan al-Quran masih
jauh tertinggal. Pada akhir 2008, telah diterbitkan terjemahan lengkap Injil dalam 438 bahasa,
sedangkan program penerejemahan Injil yang masih sedang berjalan mencakup 1.998 bahasa.
Sementara itu, jumlah bahasa yang digunakan, oleh warga dunia yang sekarang ini berjumlah
6.500.000 orang, adalah tidak kurang dari 6.909 bahasa (http://www. wyclife.org.) juga dapat
dilihat di : (http://www.ubs-translations.org.).
10
sebagai bahasa yang paling luas digunakan baik dalam bahasa tulis maupun
bahasa lisan di dunia.”10 Nada yang sama juga diungkapkan oleh Sayyid
Abbas Sadr-’Ameli bahwa : ”Untuk membaca al-Qur’an, nyata sekali,
mereka yang bahasanya bukan bahasa Arab dan mengusai bahasa Inggris,
mula-mula, mengacu pada Kitab Suci dalam bahasa Inggris, sebab ini
adalah bahasa internasional dan mungkin saja semua bangsa dengan penutur
bahasa asli apa pun dapat membaca dan memahami al-Qur’an dalam bahasa
Inggris.”11
Pernyataan tersebut tidaklah berlebihan, kenyataanya masyarakat
pengguna bahasa Inggris, baik sebagai bahasa pertama, bahasa kedua, dan
bahasa asing, jumlahnya sangat banyak. David Crystal, pakar bahasa dan
kajian Inggris, penulis The Cambridge Encyclopdeia of the English
Language, memprediksikan jumlahnya tidak kurang dari 1.5 miliar orang,12
termasuk di dalamnya adalah kaum Muslimin. Selanjutnya, jumlah kaum
Muslimin di seluruh dunia yang juga diperkirakan tidak kurang dari 1.5
miliar, merupakan kira-kira 9-6 kali lipat dari jumlah penutur asli bahasa
Arab yang berjumlah 180-250 juta orang. Tambahan pula, Ismail Raji al-
Faruqi (1921-1986), salah seorang penggagas utama Islamisasi pengetahuan
dan salah seorang pendiri International Institute of Islamic Thought yang
bermarkas di Herndon Amerika Serikat, dalam Toward Islamic English,
memprediksi kaum Muslimin pengguna bahasa Inggris jumlahnya ratusan
juta orang yang meliputi : Pertama, kaum Muslimin sebagai warganegara
dan penduduk permanen di negara-negara di mana bahasa Inggris sebagai
bahasa pertama dan bahasa resmi ; dan kedua, kaum Muslimin, terlepas dari
negara dan kewargaan negaraan mereka, yang telah menguasai bahasa
Inggris serta yang menggunakannnya sebagai bahasa untuk kepentingan
bacaan, penelitian, penulisan dan komunikasi.13
Maka, dengan demikian, adalah pada tempatnya kalau masalah
penerjemahan al-Qur’an dalam bahasa Inggris diangkat dalam pidato
sederhana ini. Memang, di antara tujuan penerjemahan al-Qur’an dalam
bahasa Inggris utamanya yang dilakukan oleh kaum Muslimin adalah agar
mereka yang belum dapat memahami al-Qur’an dalam bahasa aslinya dapat
10
Abdul Malik Mujahid, “Publisher’s Note,” dalam Abu Fida’ Imaduddin Ismail bin Umar Ibn
Katsir, Tafsir Ibn Kathir. Vol. 1, Abridged by Shaikh Safi-ur-Rahman al-Mubarakpuri, et al ,
(Riyadh: Darusslam Publisher, 2003), p.5.
11
Sayyid Abbas Sadr-‘Ameli, “Introduction,” dalam Sayyid Kamal Faqhih Imani and a Group
of Muslim Scholars, An Enlightening Commentary into the Light of the Holy Qur’an, Part I,
(Ishfahan: Amir-ul-Mukmineen,5th ed, 2003), p.17.
12
David Crystal, English as a Global Language. (Cambridge: Cambridge University Press,
1997), p. 5.
13
.Ismail Raji al-Faruqi, Toward Islamic English. (Herndon, Virginia: Insternational Institiute
of Islmaic Thought, 1995), p.7
11
1. Hakikat Penerjemahan
Secara etimologis kata penerjemahan merupakan kata benda
bentukan dari akar kata terjemah yang diserap dari kata bahasa Arab
’tarjamah’ dan di sini, menurut hemat Tibawi, dapat diartikan sebagai
”terjemahan” atau ’makna longgar dari penjelasan.14
Sedangkan secara terminologis, penerjemahan didefinisikan David
Crystal sebagai istilah netral yang digunakan untuk semua jenis tugas di
mana makna ungkapan dalam satu bahasa (BSu) diubah ke dalam makna
ungkapan bahasa yang lain (BSa), apakah mediumnya lisan, tulis, ataupun
tanda.”15 Dengan nada yang sama Christoph Gutknecht, dalam Aronoff dan
Miller, juga mengatakan bahwa istilah penerjemahan umumnya mengacu
kepada materi tertulis, tetapi ia juga istilah payung untuk semua tugas di
mana unsur-unsur teks satu bahasa (bahasa sumber, BSu) dilebur ke dalam
bahasa yang lain (bahasa sasaran BSa), apakah mediumnya tertulis, lisan
atau tanda.16
Berbeda dengan kedua batasan ini, Newmark membedakan
penerjemahan tertulis dan lisan secara tidak langsung. Ia mengatakan bahwa
penerjemahan merupakan keterampilan yang terdiri dari upaya mengganti
pesan atau pernyataan tertulis dalam satu bahasa dengan pesan atau
pernyataan yang sama dalam bahasa lain.17 Sementara dalam karyanya
yang lain, A Textbook of Translation, penulis yang sama berpendapat bahwa
yang dimaksud dengan penerjermahan adalah menerjemahkan makna suatu
teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan yang dimaksudkan pengarang.18
14
Tibawi,Op. Cit., p.10.
15
David Crystal, Encyclopedia of Language (Cambridge: Cambridge University Press, 1987),
p.344.
16
Christoph Gutlenecht, “Translation,” dalam Mark Arnoff dan Janie Rees-Miller, eds., The
Handbook of Linguistics. (Masschusset: Blackwell Publishing, 2004), p.693.
17
Peter Newmark, “The Theory and the Craft of Translation,” dalam Valerie Kinsella, ed.,
Language Teaching and Linguistics : Surveys (Cambridge : Cambridge University Press,
1978), p.83. dan Peter Newmark, Approaches to Translation (New York : Prentice Hall Inc.,
1988b), p.7.
18
Peter Newmark, A Textbook of Translation (New York : Prentice Hall Inc., 1988a), p.5.
12
19
Peter Newmark, “Introductory Survey,” dalam Rachel Owens, ed., The Translator
Handbook, 3rd ed., (London : ASLIB, 1996), p.5.
20
Isadore Pinchuck, Scientific and Technical Translation (London: Andre Deutsch, 1977), p.38
21
J.C. Catford, A Linguistic Theory of Translation (Oxford : Oxford University Press, 1965),
20.
13
22
Pinchuck, Op. cit., p.190.
23
Eugene A. Nida dan Charles R. Taber, The Theory and Practice of Translation (Leiden : E.
J. Brill, 1974), p. 12.
24
Ilzamudin Ma’mur, Praktek dan Teori Penerjemahan ke dalam Bahasa Inggris (Jakarta:
Pustaka JK, 2008), p.23.
14
25
Ameli, Op.cit., pp.23-24.
26
Sayyid Quli Qara’i, Translator’s Preface,” dalam The Qiur’an with An Englisjh Paraphrase,
(Qum: The Center for Translation of the Holy Qur’an, 2003), p.xv.
27
Abul A’la Mawdudi, The Meaning of the Qur’an, Vol. I, penerjemah Muhammad Akbar
(Lahore: Islamic Book Publication, 1984), p.7.
15
28
Muhammad Marmduke Picthal, The Meaning of the Glorious Koran. (New York: A Mentor
Book, nd.), p. vii.
29
Shaheeh Internasional (Umm Muhammad), The Qur’an: Arabic Text with Corresponding
English Meanings (Riyadh: Abul Qasim Publishing House, 1997), p.1.
30
Mawdudi, Op.cit., p.5.
31
Muhammad William Marmaduke Picthall, Glorious Meaning of Koran. ()
32
Mawdudi, Op.cit., p1.
16
33
Lihat : Majid Fakhry, An Interpretation of the Qur’an: English Translation of the Meanings
(New York: New York University Press, 2002), dan M.A.S. Abdel Halim, The Qur’an : A New
Translation. (Oxford: Oxford University Press, 2004).
34
Colin Turner, “The Translator’s Introduction,” dalam Muhammad Baqir Behbudi, The
Qur’an : A New Interpretation. (Surrey: Cruzon, 1997), p.xiv.
35
Ameli, Op.cit, pp..22-23.
17
36
A. Nihamathullah, “Translating the Holy Qur'an : Is there an ultimate translation of the
Qur’an?,” diunduh dari: (http:// ahmadiyya.org ) pada 19-05-09.
18
37
'Abbas Ahmadvand, “A Brief Survey of the Publication of the Glorious Qur'an in the West.”
dalam situs (http://www.quran.org.uk) (diunduh pada 5 Juni 2008)
38
A. R. Kidwai,. “Translating the Untran-slatable: A Survey of English Translation of the
Qur’an,” dalam The Muslim World Book Review, Vo.7, No.4 (Summer, 1987). Kidwai, Abdul
Rahman. “English Translations of the Holy Qur’an: An Annotated Bibliography,” dalam
Hamdard Islamicus, Vo.XI, 1988: 47-55.
19
terjemahan al-Qur’an pertama dalam bahasa Inggris.39 Selain itu, karya Sale
tersebut dikatakan sebagai terjemahan dalam bahasa Inggris yang paling
populer pada masa itu. Namun pandangan lain lagi mengatakan bahwa
karya terjemahan Sale tersebut sesungguhnya dikerjakan berdasarkan karya
terjemahan Maracci dalam bahasa Latin. Dalam hal ini Turner mengatakan
”George Sale’s Translation, published in 1734, was based on the infamous
Maracci version, even down to the linear notes and introductory
preamble.”40 Dengan demikian, dapat dipahami, kendatipun Sale berprofesi
sebagai pengacara, ia masih saja menyuarakan rasa permusuhannya yang
mendalam terhadap Islam dan tekad misionarisnya dalam pengertian bahwa
ia menganjurkan aturan-aturan untuk dilakukan guna mengkonversikan atau
memurtadkan kaum Muslimin.41 Hal ini sejalan dengan semangat yang juga
dikobarkan Maracci dalam versi Latinnya, sebagai sandaran Sale, yang
berupaya mendistorsi dan mendiskreditkan Islam.
39
Charles J. Adams dan 'Abbas Ahmadvand, “A Brief Survey of the Publication of the
Glorious Qur'an in the West.” dalam situs (http://www.quran.org.uk) (diunduh pada 5 Juni
2008)
40
Colin Turner, “The Translator’s Introduction,” dalam Muhammad Baqir Behbudi, The
Qur’an : A New Interpretation. (Surrey: Cruzon, 1997) p. xii.
41
A. R. Kidwai,. “Translating the Untran-slatable: A Survey of English Translation of the
Qur’an,” dalam The Muslim World Book Review, Vo.7, No.4 (Summer, 1987).
42
Ibid.
20
43
Turner, Op.cit., pp.xii-xiii.
21
(1). Terjemahan
Dari sudut terjemahan selanjutnya deskripsi dipilah lagi dari tiga
aspek, yakni : media, bentuk dan gaya. Dari aspek media, terjemahan al-
Qur’an pada abad ini dipublikasikan selain dalam bentuk cetak baik dalam
bentuk paper-back mapun hard-cover yang berjumlah kurang lebih 72
terjemahan dan sebagian di antaranya baru kemudian juga dipublikasikan
secara online serta e-book dan dapat diakses dengan gratis, juga ada karya
terjemahan yang dipublikasikan hanya secara online saja dan dapat dikases
langsung secara gratis. Terjemahan al-Qur’an model online yang manandai
pemanfaatan kemajuan dalam bidang teknologi informasi mutakhir ini ada
dua : (a) Muhammad Aqib Qadri, The Treasure of faith: English
Translation of Holy Qur’an (http://www. ahlesunat. biz/holyqur’an), dan (b)
Hamid S. Azis, The Meaning of Holy Qur’an with Explanatory Notes
(http://www.altway. freeuk.com).
Sementara dilihat dari bentuk terjemahan, terjemahan al-Qur’an pada
abad ini, khususnya terjemahan al-Qur’an secara lengkap terdapat tiga
bentuk : pertama terjemahan al-Qur’an, terjemahan Tafsir al-Qur’an, dan
terjemahan ringkasan Tafsir al-Qur’an. Di antara terjemahan al-Qur’an
lengkap yang populer di kalangan umat Islam suni antara lain adalah
karya Muhammad William Marmduke Picthal, The Meaning of Glorius of
Qur’an (1930), Abdulah Yusuf Ali (1934) dan Muhammad Mukhisn Khan
dan Muhammad Taqiyudin al-Hilali (1977). Sedangkan terjemahan tafsir
yang juga populer adalah karya Sayydi Qutub, In the Shade of the Qur’an, 6
23
jilid, Sayyid Abul A’la Maududi, The Meaning of Holy Qur’an atau
Towards Undestanding of the Qur’an, 18 jilid., Muhammad Muhsin Khan
dan Muhammad Taqiuddin al-Hilali, Interpretation of the Meanings of the
Noble Qur’an in English language with Comments from Tafsir al-Tabari,
Tafsir al-Qurtubi, and Tafsir Ibn Kathir, Shaih Bukhari, Shahih Muslim and
Other Ahadits Books, 9 jilid., dan Sayyid Kamal Faghih Imani and a group
of Muslim scholars, An Enlightening Commentary into the Light of the Holy
Qur’an, 13 jilid. Sementara itu, untuk ringkasan tafsir yang terkenal adalah
karya Muhammad Muhsin Khan dan Muhammad Taqiuddin al-Hilali,
Interpretation of the Meanings of the Noble Qur’an in English Language: A
Sumarized Version.
Sedangkan dilihat dari gaya bahasa terjemahan al-Qur’an pada abad
20 ada yang cenderung menggunakan bahasa Inggris ala Bibel dalam
bahasa Inggris seperti edisi awal karya Picthal dan Yusuf Ali, ada yang
menggunakan gaya bahasa Inggris populer Amerika seperti karya T.B.
Irving yang berjudul The Qur’an: The First American version, Translation
and Commentary, dan ada pula yang menggunakan gaya keduanya Inggris
dan Amerika, seperti karya Faghih Imani, at al. Sedangkan dari bahasa
penyajiannya, al-Qur’an terjemahan pada abad ini ada yang monolingual,
yakni hanya bahasa Inggris saja, tetapi ada juga yang menyuguhkan secara
bilingual, yakni bahasa Arab dan disertai terjemahannya dalam bahasa
Inggris yang diletakan secara bersebelahan dalam satu halaman.
Tambahan pula dilihat dari segi gaya menyajian terjemahan al-Qur’an
pada abad 20 ada beberapoa model. Pertama adalah cara penyajian
terjemahan ayat demi ayat dan ini merupakan gaya penyajian yang pada
umumnya ditawarkan dalam terjemahan al-Qur’an dalam bahasa Inggris,
mulai dari Pichtal, bahkan boleh jadi jauh lebih awal lagi, hingga Muhksin
Khan dan Abdul Halim. Kedua, model terjemahan frasa demi frasa, atau
lebih tepatnya baris demi baris, seperti yang coba ditawarkan oleh Muhsin
Khan dan Hilali (belakangan) dan Ketiga, terjemahan kata demi kata
sebagaimana ditawarkan oleh Muhammad Mohar Ali dalam A Word-for-
Word Meaning of the Qur’an (1998). Terakhir adalah terjemahn bergaya
puisi, seperti yang ditawarkan oleh Fazlollah Nikayin dengan judul Qur’am
: A Poetic Translation (2000), suatu gaya yang mengingatkan kita pada
karya terjemahan H.B. Yasin, dalam bahasa Indonesia yang berjudul: Al-
Qur’an al-Karim Bacaan Mulia.
Berdasarkan model klasifikasi pendekatan terjemahan Peter
Newmark, secara garis besar penerjemahan al-Qur’an dilakukan dengan dua
pendekatan utama. Pertama, pendekatan penerjemahan semantik, yakni
model penerjemahan yang lebih mengutamakan bentuk bahasa sumbernya
sehingga bahasa sumber mendominasi bahasa sasaran, menggunakan bahasa
24
yang kaku (archaic), serta sebagian urutan kata-kata yang literer, seperti
yang terdapat karya Bell, Picthall, Arbery, Asad, dan Ali. Kedua,
pendekatan penerjemahan komunikatif, yakni jenis pendekatan yang
memberikan terjemahan komunikatif dan memperkenalkan al-Qur’an dalam
bahasa Inggrfis kontemporer yang komunikatif seperti yabg terdapat dalam
karya terjemahan Akbar, Irving dan Turner. 44
Dilihat dari kencenderungan isinya terjemahan dalam bahasa Inggris
abad 20 nampaknya memunculkan lima corak kecenderungan, yakni :
tradisionalis, raisonalis, ahmadiyah, sektarian dan moderat. 45 Pertama,
dikeranakan masalah-masalah yang terdapat dalam terjemahan al-Qur’an
karya para penerjemah non-Muslim terdahulu, abad dua puluh menyaksikan
penerbitan terjemahan al-Qur’an karya kaum Muslimin yang melimpah.
Diantara usaha awal penerjemahan al-Qur’an dalam bahasa Inggris tersebut
adalah karya Muhammad Abdul Hakim Khan yang berjudul The Holy
Qur’an dan terbit di Patiala, India, pada 1905. dan disusul kemudian oleh
karya Heirat Dehlawi berjudul The Koran Prepared by Various Oriental
Learned Scholars (Delhi, 1912), dan karya Mirza Abu Fadl, Qur’an, Arabic
Text and English Translation Arranged Cronologically with an Abstract
(Allahabad, 1912). Kalahiran ketiga karya ini nampaknya didorong
utamanya oleh semangat dan niat suci untuk menepis tuduhan-tudahan tak
berdasar yang dilemparkan oleh para misionaris Kristen terhadap Islam
pada umumnya dan al-Qur’an pada khususnya (Kidwai, 1987). Secara
kualitas, karena penerjemahnya bukanlah pakar Islam yang handal, maka
kualitas terjemahannya dan tingkat kesarjanaannya tidak terlalu tinggi
sehingga sengaja dimasukan di sini dalam konteks makna kesejarahannya.
Sedangkan karya terjemahan yang lebih serius oleh kalangan ’tradisionlis’
(Islam mainstream) telah dirintis oleh William Marmaduke Picthall, The
Glorious Koran,(1930) dan Abdullah Yusuf Ali, (1934) serta Muhammad
Muhsin Khan dan Muhammad Taqiyuddin al-Hilali (1977. Ketiga
terjemahan tersebut merupakan terjemahan yang dapat dikatakan paling
populer di kalanganan umat Islam dunia dan telah mengalami puluhan kali
cetak ulang bahkan hingga memasuki abad 21. Prakiraan aksiomatik
sederhana, di balik melimpahnya terjemahan tersebut oleh penerjemah
Muslim, adalah bahwa karya-karya terjemahan ini telah memberikan citra
representatif yang ‘genuine’ dari ruh Islam dan versi akurat Kitab Sucinya.
Kedua, beberapa karya terjemahan kontroversial adalah terjemahan
yang dipengaruhi oleh rasionalisme ilmiah seperti karya Ahmad Zidan dan
44
Hussein Abdul-Raof, Qur’an Translation: Discourse, Texture, and Exegesis (Richmond: Curzon, 2001), p.21.
45
Lihat : Dahlia Sabry, “The Role Played by Qur’an Translation in Steering Public Opinion
Against Islam in non-Muslim Communities,” [http://www. quranic studies.com.] (diunduh
pada 13 Juli 2009).
25
Dina Zidan (1991), Muhammad Asad (1980), serta Ahmad Ali (1984).
Mereka bermaksud menginterpretasikan referensi terhadap kajaiban
(miracles) dalam Qur’an atas dasar rasionalitas atau figuratif belaka
sehingga mereka menolak gagasan keajaiban. Misalnya, sementara kaum
Muslimin percaya bahwa Nabi Ibrahim a.s. diselamatkan oleh anugerah
Allah saat sebagian orang kafir melemparkannya ke dalam api yang
menyala-nyala, Muhammad Asad (1980) berpendapat bahwa referensi
dalam Qur’an tersebut “nampaknya merupakan suatu kiasan alegoris
terhadap api penyiksaan yang harus diderita Ibrahim"(h. 496). Demikian
juga, ia percaya bahwa kejaiban nabi Isa berbicara dalam ayunannya
merupakan “ kiasan metaforis terhadap kiarifan profetik yang menginpsirasi
Isa sejak dari usia yang sangat belia.”(h. 73). Kecenderungan penefasiran
serupa juga tergambarkan dalam karya terjemahan Muhammad Asad serta
terjemahan senada lainnya berkaitan dengan keajaiban atau mu’jizat lainnya
yang dimiliki dan atau terjadi pada nabi Isa, Musa, dan Sulaiman.
Sayangnya, hal ini mencerminkan penolakan yang salah terhadap keyakinan
mainstream mayoritas Umat Islam yang sepenuhnya mengakui mu’jizat-
mujizat tersebut.
Ketiga, sebagian karya terjemahan lainnya memproyeksikan
pandangan sektarian yang berbveda dari keyakinan kaum Muslimin pada
umumnya, khususnya kaum Sunni. Dalam sebagian karya terjemahan kaum
Syi’ah, misalnya, dalam karya S. V. Mir Ahmad Ali (1964), concern
utama penafsiran aneh kaum Syi’ah yang dipaksakan terhadap beberapa
ayat yang bersifat umum tetapi mereka memaknainya dengan secara khusus
mengacu kepada Ali bin Abi Thalib as, saudara sepupu dan menantu Nabi
Muhammad, serta keluarganya. Atas dasar penafsiran ini, mereka
mendukung kecenderungan mereka untuk mengagung-agungkan Ali.
Dengan demikian, terjemahan semacam ini menyimpang dari pemahaman
mainstream dari ayat tersebut dalam beberapa tempat untuk merefleksikan
bias doktrin mereka sendiri tinimbang memberikan penyajian yang akurat
dari Kitab Suci Al-Qur’an.
Keempat, kecenderungan distortif yang paling serius sejauh ini,
muncul dari karya-karya terjemahan al-Qur’an yang dihasilkan oleh kaum
Ahmadiyah (baik Qadhiani maupun Lahore). Untuk melayani kepentingan
mereka yang bengkok, mereka merusak terjemahan mereka dengan
membelit (twisted) ayat. Dengan cara yang sama, mereka
mendiseminasikan pandangan-pandangan yang bertentangan dengan
keyakinan dasar umat Muslim. Contoh utamanya adalah klaim mereka
bahwa Nabi Isa a.s. disalib dan tidak diangkat hidup-hidup oleh Allah SWT,
26
(2) Penerjemah
Kalau pada tiga abad sebelumnya terjemahan al-Qur’am sepenuhnya
didominasi oleh karya para penerjemah Orientalis, abad dua puluh adalah
sebaliknya, terjemahan al-Qur’an dalam bahasa Inggris didominasi oleh
penerjemah Muslim. Selain Orientalis dan Muslim, penerjemahan al-Qur’an
abad 20 juga disemarakkan oleh karya kaum Ahmadi (Qadiani dan Lahore).
Di antara karya Orientalis pada abad ini adalah : (1) Richard Bell, (1876-
1952). The Quran. Translated, with a Critical Re-arrangement of the
Surahs. 2 vols. (Edinburgh:1937), (2) Arthur J. Arberry, The Koran
Interpreted. (New York: Macmillan Co., 1955), dan (3) Nessim Joseph
46
Neil Robinson, “Sectarian and ideological bias in Muslim translations of the Qur'an.” dalam
Islam and Christian Muslim Relations, 8 (3), (1997). 266.
27
47
Al-Suffree and Al-Mahdy, The True Furqan. (Al-Furqan al-Haq) (California: Wine Pr
Pub.,1999). Qur’an palsu ini selain dapat dibeli melalui Amazone, ia dapat pula diakses
langsung dalam bentuk pdf melalui alamat website berikut : (http://www.islam-exposed.org/
index.html)
29
Yousef Meri, Ali Keeler. dan Annabel Keeler. (2009). Selain tafsir lengkap,
ada terjemahan ringkasan tafsir antara lain karya Imam Abu Fida Ismail Ibn
Kathir, Tafsir Ibn Kathir (abriged) 10 Jilid (2003), serta ringkasan tafsir
karya Abul A’la Maududi, Toward Understanding the Qur’an : Entire
Qur’an in One Single Volume. (2006)
Dilihat dari gaya terjemahan al-Qur’an pada abad 21, nampaknya
sudah tidak ada lagi gaya terjemahan al-Qur’an dengan gaya bahasa Inggris
kitab Bibel lama, sedang penggunaan bahasa Inggrisnya pun Ingris modern
baik British English maupun American English. Sedangkan dari bahasa
penyajiannya, al-Qur’an terjemahan pada abad ini, sebagaimana abad yang
silam, ada yang monolingual, yakni hanya bahasa Inggris saja, tetapi ada
juga yang menyuguhkan secara bilingual, yakni bahasa Arab dan disertai
terjemahannya dalam bahasa Inggris yang diletakan secara bersebelahan
dalam satu halaman.
Tambahan pula dilihat dari segi gaya menyajian terjemahan al-Qur’an
pada abad 21 ada beberapa model. Pertama adalah cara penyajian
terjemahan ayat demi ayat dan ini merupakan gaya penyajian yang pada
umumnya ditawarkan dalam terjemahan dalam bahasa Inggris pada abad
yang silam. Terjemahan al-Qur’an dalam gaya ini antara lain karya : Majid
Fakhry, An Interpretation of the Qur’an: English Translation of the
Meaning. (2002), M.A.S Abdul Halim, The Qur’an: A New Translation
(2004), dan Tarif Halidi, The Qur’an : A New Translation (2008). Kedua,
model terjemahan frasa demi frasa, atau lebih tepatnya baris demi baris,
seperti yan coba ditawarkan oleh Laleh Mukhree Bachtiar, Sublime Qur’an
Original Arabic and English Translation (2009) dan Sayyid Ali Quli Qarai,.
The Qur’an with an English Paraphrase (a Phrase by Phrase Translation)
(2003), dan Ketiga, terjemahan kata demi kata sebagaimana ditawarkan
oleh Zaheen Fatima Baig, The Holy Qur’an : Word-for-Word English
Translation. 3 Vols. (Karachi: Bait al-Qur’an, 2007) dan Aftab Alam Khan,
Meaning of Nobel Qur’an : Word for Word English Translation (Publisher :
Islamic Book Service, 2007).
Berdasarkan pendekatan penerjemahan, berbeda dengan abad 20,
nampaknya pendekatan penerjemahan yang diterapkan dalam karya
terjemahan abad 21 adalah pendekatan penerjemahan komunikatif, yakni
penerjemahan yang tidak lagi terikat dengan gaya penulisan kitab atau puisi
lama dalam bahasa Inggris. Karya terjemahan tersebut telah diupayakan
para penerjemahnya agar dapat dipahami oleh pembaca kontemporer
dengan baik.
Dilihat dari kencenderungan isinya terjemahan dalam bahasa Inggris
abad 21 kemungkian masih tetap memuncukkan tiga corak kecenderungan
yang terajadi pada abad 20, karena terjemahan lama turut meramaikan
31
2) Penerjemah
Kalau pada tiga abad pertama, 17-18-19, terjemahan al-Qur’am
sepenuhnya didominasi oleh karya para penerjemah Orientalis, sejak abad
20 hingga abad 21 adalah sebaliknya. Hal ini ditunjukan olah fakta bahwa
dari karya terjemahan al-Qur’an abad 21 yang kurang lebih berjumlah 45
karya, sebanyak 42 merupakan kaya penerjemah Muslim, sedangkan
selebihnya sebanyak 3 dikerjakan oleh penerjemah non-Muslim. Di antara
karya penerjemah Muslim tersebut adalah : Syed Vickar Ahamed, English
Translation of the Message of the Qur’an. (Book Signs Foundations, 2006),
Ali Unal,. The Qur’an with Annotated Interpretation in Modern English.
(The Sight Inc., 2006), Hammad, Ahmad Zaki. The Gracious Qur’an: A
Modern Phrased Interpretation in English. 2 Vols. (Lucent Interpretation,
2007), dan Laleh Bakhtiar, Muhree. The Sublime Qur’an. (Chicago: Kazi
Publication, 2007). Sedangkan karya terjemahan non-Muslim adalah :
Thomas F. Cleary. The Qur'an : A New Tran-slation. (London: Starlatch
Press, 2004), Charles F. Horne, The Koran. (Kessinger Publiusher, 2005),
dan Alan Jones, The Qur’an, Translated into English by Alan Jones,
(London: Gibb Memorial Trust, 2007).
Dari sudut jender, sebagaimana pada abad 20, tidak saja para
penerjemah kaum pria, para penerjemah perempuan pun juga terlibat dalam
upaya penerjemahan al-Qur’an dalam bahasa Inggris, baik sebagai
penerjemah maupun sebagai penyunting terjemahan. Jumlah mereka pada
abad 21 ada 6 orang : (1) Ms Kausar Khatri and Dr. Shenaz Shaikh, Word-
for-Word Qur’an Tranlation in English Language. (2007), (2) Laleh
Muhree Bakhtiar, The Sublime Qur’an. (Chicago: Kazi Publication, 2007),
(3) Zaheen Fatima Baig, The Holy Qur’an : Word-for-Word English
Translation. 3 Vols. (Karachi: Bait al-Qur’an, 2007), (4) Jalaludin al-
Mahali, and Jalaludin al-Suyuti, Tafsir Jalalyn: Complete English
Translation. Translated by Aisha Bewley, Edited by Abdalhaqq Bewley and
Muhammad Isa Waley. (Dar al Taqwa Ltd., 2008), (5) Edip Yuksel,,
Martha Schulte-Nafeh, dan Layth Saleh al-Shaiban, Qur’an: A Reformist
Translation. (London: Palgrave Macmillan, 2008), dan (6) Shal Ibn Abd
Allah Al- Tusatari,Tafsir al-Tustari, translated by Yousef Meri, Ali Keeler.
dan Annabel Keeler. (Fons Vitae Publishing, 2009).
Terakhir dari sudut profesi atau atau latar belakang pendidikan
penerjamah pada abad 20 memili latar dan profesi yang beragam : antara
lain sebagi dosen, psikolog, dokter, guru bahasa Inggris, penulis,
32
48
Lihat : (http://www.quranit.org),
33
49
Lihat: Muhammad Ilyas Abdul Ghani, Pictorian History of Madinah Munawarah (Madinah:
Al-Rashid, 2004), p.145.
50
Lihat : http://www.hajinformation.com/main/ y1483. htm (diunduh pada 19-06-09)
51
Ghani, Loc. cit.
34
52
Lihat : http://www.aalalbayt.org/en/index.html
35
53
Lihat : (http://www.cthq.ir)
36
54
Ismail Lubis, Falsifikasi Terjemahan al-Qur’an Departemen Agama Edisi 1990.
(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001), pp.105-106.
38
55
Janet Maybin dan Neil Mercer. Using English from Conversation to Canon. (Landon:
Cambridge University Press, 1996), p.1
39
• Bapak ketua sidang dan para anggota senat yang saya hormati serta
segenap hadirin yang saya muliakan!
M.A., Prof. Dr. Muljanto Sumardi, MA, Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA,
M.Phil., Prof. Dr. H. Hadjid Harnawidagda, M.Pd., Prof. Dr. Zakiah
Daradjat, Prof. Dr. H. A. Fahrurozi, Prof. Dr. H. Salman Harun, Prof. Dr.
Rif’at Syauqi Nawawi, Prof. Dr. H. Agustiar, MA., Prof. H. Muzayin
Arifin, M.Ed., Prof. Dr. Salman Harun, MA, Drs. Amru Ichwan, MA, A.
Djunaedi, MA., Mas’ud Mada, MA., Dr. H. Atiq Susilo, MA., Drs. Sunardi
Kartowisastro, Dip.TESOL., Drs. H. Dasuki A. Gani, M.Pd., Drs. Nasrun
Mahmud, M.Pd., Muhammad Anis, BA., Drs. Jais Prasodjo, Drs. H. M.
Azis Martunus, Drs. M. Nurdin, Drs. Alisufsobri Sibromalisi, Drs. Faridal
Arkam, M.Pd., Dra. Yefnelty, Dra. Netty Herawati, Dra. Fadila Suralaga,
M.Si., Dra. Hj. Erry Rosatria, MA., Drs. H. Nizamuddin, Drs. H. A. Syafii,
Drs. M. Syafii Noor, Drs. H. Nasir Tanjung, Drs. Haeruddin, SH., A. Zuber
Laini, SH, Drs. Zaenuddin, Drs. H. A. Sabuki, Drs. Asril Datuk, M.Pd., Drs.
A. Sudja’i, Drs. Eman A. Rahman, dan Drs. Sudarno, M.Ed.
Keempat, para dosen yang telah mengajar saya di Graduates Studies
and Research Program, McGill University Montreal, Canada, dan Cornel
University, Itacha, New York, antara lain bapak dan ibu : Prof. Dr. Sajjida
Sultana Alvi, Prof, Dr. Uner Turgay, Prof. Dr. Wael B. Hallaq, Prof. Dr.
Farhat Ziadeh, Prof. Dr. Sheila McDonough, Prof. Dr. Ahmad Syafi’i
Maarif, Prof. Dr. C. Le Maistre, Prof. Dr. George Kahin McTurnan, dan
Prof. Dr. Benedick Anderson.
Kelima, para dosen yang telah mendidik dan mengajar saya di
Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta, antara lain bapak dan ibu
: Prof. Dr. Bedjo Sujanto, M.Pd., Prof. Dr. Jujun Suriasumantri, Prof. Dr. H.
A. Djuanedi, M.Sc., Prof. Dr. Hj. Sabarti Achadiah MK, Prof. Dr. H.
Muljanto Sumardi, MA., Prof. Dr. H. Emzir, M.Pd., Prof. Dr. H. Ahmad
HP., Prof. Dr. I. Made Putrawan, Prof. Dr. H. Siswojo Harjodipuro, M.A.,
M.Sc., M.Ed., Prof. Dr. Dja’ali, Prof. Dr. Zaenal Rafli, M.Pd., Prof. Dr. N.
Jenny M.T. Hardjanto, Prof. Dr. Basuki Wibawa, Prof. Dr. Basuki Suhardi,
Prof. Dr. Aceng Rahmat, Dr. Dendy Sugono, Prof. Dr. Hasan Alwi, Prof.
Dr. Bambang Kaswanti Purwo, Prof. Dr. Sri Utari Subyakto-Nababan, Prof.
Dr. Lexy Moleong, Prof. Dr. Sugeng Santosa, Dr. Ayip Syaifuddin., Dr.
Kinayati Djoyosuroto, M.Pd. dan Dr. Paskalis Riberu
Keenam, para dosen pembina saya, khususnya bapak Drs. H.M.
Syadli, ZA, MA., para guru besar, para dosen senior, para dosen kolega,
para dosen yunior baik di lingkungan IAIN ”SMH” Banten, UIN ”Syahida”
Jakarta, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, UT-UPBJJ Banten, dan
STAISMAN, dengan siapa saya belajar, berdiskusi, berbagi pengalaman,
dan berbagi kegiatan, saya ucapkan ribuan terima kasih, semoga semuanya
akan tetap berjalan dengan jauh lebih baik lagi.
42
Lampiran 1
NIP : 150244240
Pangkat/Gol./Jabatan : Pembina Utama Muda (IV/c), Guru Besar
bidang Metodologi Pengajaran Bahasa
(Inggris) dan Penerjemahan
Alamat : Jl. Ratu Ayu Wiyos No.87-88, Blok A,
Ciracas Indah, Serang, 42116, Banten,
Indonesia
Orangtua
Ayah : K.H. Ma’muruddin Achmad (w.2002)
Ibu : Hj. Chosyiah Dachlan (w. 1968)
Ibu : Ny. Mundjiah Bahrun
Keluarga
Istri : Dra. Hj. Eneng Muslihah, M.M.Pd.
Anak : 1. Elena Himma Nizrina (Izzy)
2. Hana Hazim Nashif Kanz (Hanz)
3. Imtiyaz ’Allam Nashr (Iyaz)
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Madrasah Ibtidaiyah ”Daruttarbiyah wa Ta’lim” Cigaru,
Majenang, 1973
2. PGAP 4 Tahun. ”Daruttarbiyah wa Ta’lim” Majenang, Cilacap,
1977
3. PGAA 6 Tahun ”Daruttarbiyah wa Ta’lim” Majenang, Cilacap,
1980
4. Sarjana Muda (BA), Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas
Tarbiyah, IAIN ’Syarif Hidayatullah” Jakarta, 1984.
5. Sarjana (Drs), Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas
Tarbiyah, IAIN ’Syarif Hidayatullah” Jakarta, 1987.
44
D. PENGALAMAN BEKERJA
A. Guru dan Dosen
1. Guru Bahasa Inggris di SMP ’Ibu Pertiwi,” Setia Budi, Jakarta,
1983-84.
2. Guru Bahasa Inggris di SMAN 66 Pondok Labu, Jakarta Selatan,
1985-1990
45
1984
1. Teaching Adverb of Manner at the Second Year Students of
SMP Ibu Pertiwi, Jakarta (Risalah Sarjana Muda, Jurusan
Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Tarbiyah, IAIN ‘Syarif
Hidayatullah” Jakarta, 1984)
1987
1. Language Laboratory as One of the Teaching Aids for
Improving Students’ English Pronunciation (Skripsi Sarjana,
Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Tarbiyah, IAIN
‘Syarif Hidayatullah” Jakarta, 1987)
1989
Artkel Jurnal :
1. “Hassan al-Bana : Lintasan Hidup dan Perjuangannya di
Mesir” dalam Alqalam: Junral Ilmiyah Bidang Keagamaan
dan Kemasyarakatan, No. 20, Vol.V. (1989).
1990
A. Artikel Jurnal Ilmiah
1. ”Sejarah Penyebaran al-Qur’an di Cina,” Prof. Jin Yinjiu
dalam Al-Qalam: Majalah Ilmiah Bidang Keagamaan dan
Kemasyarakatan, No.24 /V/ 1990.t
2. ”Pergumulan Kaum Wanita Afganistan antara Marxisme dan
Fundamentalsime Islam,” Parvin Ali Majroh, dalam Al-
Qalam: Majalah Ilmiah Bidang Keagamaan dan
Kemasyarakatan, No.26/VI/1990.t
B. Buku Terjemahan
3. Tanggung Jawab Umat Islam di Hadapan Umat Dunia, Abul
A’la Maududi (Jakarta: Gema Insani Press, 1990, cet ke3,
1993)
4. Siapa Nama Tuhan Manusia?, Ahmad Deedat, (Booklet,
Tidak terbit)
1991
A. Artikel Majalah dan Jurnal :
1. “Ibnu Rushd: Sang Kampiun Pemikiran Rasional,” Abdul Ali,
dalam Panji Masyarakat, No. 696, Tahun XXXIV, (21
September-1 Oktober, 1991).t
2. ”Pandangan Para Filosuf Muslim Mengenai Pendidikan,”
Seyyed Hossein Nasr, dalam Al-Qalam: Majalah Ilmiah
Bidang Keagamaan dan Kemasyarakatan, No.27/VI/1991.t
48
B. Buku Terjemahan
5. Peran Pemuda Muslim dalam Rekonstruksi Dunia
Kontemporer, Dr. Muhammad Manzoor Alam (Jakarta: Media
Dakwah, 1991)
1992
Artikel Jurnal dan Majalah
1. ”The Library of IAIN : Its Developemnetal and Management
Aspects in the Future,” dalam Al-Qalam: Majalah Ilmiah
Bidang Keagamaan dan Kemasyarakatan, No.36/VII/1992.
2. “Teori Khilafah dalam Filsafat Agama Sayyid Qutb,” dalam
Mimbar Studi, IAIN ‘SGD’ Bandung, No.48/XIV/1992.
3. “Refleksi Filsafat dan Sains di Dunia Islam,” dalam Dharma
Bahakti, Majalah Kanwil Depag Provinsi Bali, Edisi XIII,
Thaun 1992.
1993
Artikel Jurnal
1. ”Ummah Islam dan Khalifah Dunia,” dalam Al-Qalam:
Majalah Ilmiah Bidang Keagamaan dan Kemasyarakatan,
No.44/X/1993.t
2. ”Gerakan Islam di Mesir,” dalam Mimbar Studi: majalah
Ilmiah Bidang Keagamaan dan Kemasyarakatan. IAIN
”SGD” Bandung. No. 53. Vol.XV, (1993) : 82-100.
3. ”Gerakan Islam di Pakistan,” dalam Mimbar Studi: majalah
Ilmiah Bidang Keagamaan dan Kemasyarakatan. IAIN
”SGD” Bandung. No. 55. Vol.XV, (1993)
1994
Artikel Jurnal
1. ”The Position of Women in Indonesia: Ideal and Reality,”
dalam Al-Qalam: Majalah Ilmiah Bidang Keagamaan dan
Kemasyarakatan, No.49/X/ 1994.
2. “Etika Busana Wanita Muslimah,” Jamal Badawi, dalam Al-
Qalam: Majalah Ilmiah Bidang Keagamaan dan
Kemasyarakatan, No.50/X/ 1994.t
49
1997
Artikel Jurnal Ilmiah
1. Mawdudi’s and as-Shiddieqy’s Theory of Ijtihad in the Realm
of Islamic law,” dalam Al-Qalam: Jurnal Ilmiah Bidang
Keagamaan dan Kemsayarakatan, No.63 Vol.XI (1997)
2. “Percikan Pemikiran Politik Muhammad Iqbal,” dalam Al-
Qalam: Majalah Ilmiah Bidang Keagamaan dan
Kemasyarakatan, No.64./XI/ 1997.
3. “Abul A’la Maududi: Sketsa Biografis Ideolog Gerakan
Revivalis di Pakistan,” dalam Al-Qalam: Majalah Ilmiah
Bidang Keagamaan dan Kemasyarakatan, No.67, Vol. XIII,
(1997).
1998
A. Artikel Jurnal Ilmiah
1. ”Kiat Mengobati Kerusakan Umat Islam,” dalam Al-Qalam:
Majalah Ilmiah Bidang Keagamaan dan Kemasyarakatan,
No.72/XIII/ 1998.
2. “Dinamisme Intelektual dan Praktikal dalam Gerakan Islam,”
Muhammad Manzoor Alam, dalam Al-Qalam: Majalah
Ilmiah Bidang Keagamaan dan Kemasyarakatan,
No.75/XIV/ 1998.
B. Buku
3. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Sebagai anggota Tim
Penulis. Serang: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
“SMHB”, 1998.
1999
Artikel Jurnal Ilmiah
1. “Muhammad Iqbal: Political Thought and Practical Politics,”
dalam Mimbar Studi, Bandung, Vol. XVIII, No.1 (September-
Desember, 1999).
2. “An Ideal Islamic State on the Earth?” dalam ALQALAM :
Jurnal Ilmiyah Bidang Keagamaan dan Kemasyarakatan, No.
073/XV/1999.
2000
A. Artikel Jurnal Nasional dan Jurnal Internasional
1. “Shah Wali Allah and Abul A’la Mawdudi: Their Religious
and Political Thought,” in Al-Qalam: Jurnal Keagamaan dan
Kemasyarakatan, Vol.XV, No.85 (2000).
51
2001
A. Artikel Jurnal Nasional
1. “Semantic and Wordformation in Modern English,” dalam Al-
Qalam: Jurnal Keagamaan dan Kemasyarakatan, Vol.XXI,
No.88-89, (Maret-Juni, 2001).
2. “Fazlur Rahman: Pemikir Kebangkitan dan Pembaharuan
Islam Kontemporer,” Alparslan Acikgeng, dalam Al-Qalam:
Majalah Ilmiah Bidang Keagamaan dan Kemasyarakatan,
No.90-91/Vol.XVIII (Juli-Desember, 2001).
3. “Ilmu dan Ilmuwan,” dalam Tazkiya, Jurnal Keislaman,
Kemsayarakatan dan Kebudayaan. Vo.II, No.2 (juli-
Desember, 2001) : 109-111.
B. Buku Terjemahan
4. Menuju Kesempurnaan Diri, karya M. Arasteh, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2001)
5. Tatanan Sosial dalam Islam, karya Abdulrahman Abdulkadir
Kurdi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001).
6. Dianne Collinson, Lima Puluh Filosuf Yag Menggerakkan
Dunia, bersama Mufti Ali (Jakarta: Rajawali Press, 2001).
7. Martin Griffith, Lima Puluh Pemikir Hubungan Internasional,
bersama Mahyudin (Jakarta : Rajagrafindo Press, 2001);
52
2002
A. Artikel Jurnal Nasional
1. “Bilingualisme dan Pendidikan Bahasa Kedua dan Asing,”
dalam Tazkiya: Jurnal Kemasyarakatan dan Kebudyaan,
Vol.III, No.1 (Januarti-Juni, 2002).
2. ”Al-Qur’an dan Manusia,” dalam Alqalam: Jurnal
Keagamaan dan Kemasyarakatan, Vol. 19, No. 92 (2002).
3. “Manusia dan Bahasa,” dalam Alqalam: Jurnal Keagamaan
dan Kemasyarakatan, Vol. 19, No. 93. (2002).
4. ”The Secret of the Self: Analisis Puisi Filsafat Keagamaan
Muhammad Iqbal,” dalam Alqalam: Jurnal Keagamaan dan
Kemasyarakatan, Vol. 19, No. 93 (2002).
5. “Dakwah dan Diseminasi Ilmu,” dalam Alqalam: Jurnal
Keagamaan dan Kemasyarakatan, Vol. 19, No. 94. (2002).
B. Artikel Jurnal Internasional
6. “The Concept of Tawhid in Sunni Islam : with Special
Reference to Al-Ash’ari,” dalam Hamdard Islamicus:
Quarterly Journal of Studies and Research in Islam, Pakistan,
Vol.XXV, No.2 (April-June, 2002).
C. Buku
7. Evaluasi Program Pendidikan Bahasa Inggris. Serang :
Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, STAIN ”SMHB”,
2001/2002.
2003
A. Artikel Jurnal Nasional
1. ”Pragmatika dan Pengajaran Bahasa Inggris,” dalam Majalah
Yasika Bandung, Vol.I, No.1 (Mei, 2003).
B. Buku
2. ”Membangun Kebudayaan dan Masyarakat Banten,”
kontribusi tulisan dalam Iwan K. Hamdan dan Agus Sutisna,
eds. Stakeholders dan Kebijakan Publik dalam Dinamika
Politik dan Pembangunan Daerah Propinsi Banten, (Lebak:
LSPB, 2003).
3. An Anthology of TEFL I, English Education Program,
Department of Education, The State Islamic Higher Education,
“SMHB” Serang, 2003.
4. An Anthology of Translation Theory and Practice, English
Education Program, Department of Education, The State
Islamic Higher Education, “SMHB” Serang, 2003.
53
2004
Artikel Jurnal Nasional
1. “Konsep Dasar Penerjemahan: Tinjauan Teoretis,” dalam
Alqalam: Jurnal Keagamaan dan Kemasyarakatan, Vol.21,
No.102, (Januari-April, 2004).
2005
A. Artikel Jurnal Nasional
1. “English for Islamic Studies : Syllabus Design and Material
Development,” dalam ALQALAM: Jurnal Keagamaan dan
Kemasyarakatan, Vol. 22, No.2 (Mei-Agustus, 2005).
C. Buku Teks :
4. Special Readers : English for Islamic Studies, Book I sebagai
editor dan kontributor (Serang: IAIN Suhada Press, 2005)
2006
A. Arikel Majalah dan Jurnal Nasional
1. “Fasting : The Fourth Pillar of Islam,” dalam Dinamika Umat,
49/VI/Desember, 2006.
2. “Motivasi Belajar Bahasa Asing” dalam Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan, Vol.IV, No.19, 2006.
3. ”Some Problems in Translating Islamic Studies Text from
Indonesian into English,” dalam Litera : Jurnal Pendidikan,
Bahasa dan Sastra, No.1 Vol.3 (2006)
4. “Membaca Pemahaman: Konsep dan Strategi Penerapannya,”
dalam Kolokasi: Jurnal Bahasa dan Sastra, Vol.I, No.1
(Januari-Juni, 2006).
54
2007
A. Artikel Majalah dan Surat Kabar :
1. “The Great Pilgrimage to Mecca: The Fifth Pillar of Islam,”
dalam Dinamika Umat, No.50/VI/ Januari, 2007.
2. “The Essence of Hijrah,” dalam Dinamika Umat, No.
51/VI/Februari, 2007.
3. “The Witness to Faith: The First Pillar of Islam,” dalam
Dinamika Umat, No. 52/VI/Maret, 2007.
4. “The Prayers: The Second Pillar of Islam,” dalam Dinamika
Umat, No. 53/VI/April, 2007.
5. “The Sharia: The Path of Allah,” dalam Dinamika Umat, No.
54/VI/Mei, 2007.
6. “Belief in the Messenger of Allah : The Fourth Article of Faith
in Islam,” dalam Dinamika Umat, No.55/VI/Juni, 2007.
7. “Mufasir Bahasa Inggris dan Dakwah Global,” dalam
Dinamika Umat, No.55/VI/Juni, 2007.
8. “Belief in Allah’s Book: The Third Article of Faith in Islam,”
dalam Dinamika Umat,. No. 56/VI/Juli, 2007.
9. “Zakat: The Fourth Pillar of Islam, dalam No. 57/VI/Agustus,
2007.
10. “Belief in Allah : The First Article of Faith in Islam, dalam
Dinamika Umat, No. 58/VI/September, 2007.
11. “Belief in the Angels of Allah : The Second Article of Faith in
Islam,” dalam Dinamika Umat, No. 59/VI/Oktober, 2007.
55
C. Buku :
16. Special Readers : English for Islamic Studies, sebagai
kontributor dan editor (Jakarta: Diadit Media, 2007)
2008
A. Artikel Majalah dan Surat Kabar
1. “Islam the Last True Religion, “ dalam Dinamika Umat, No.
62/VII/Januari, 2008.
2. “The Qur’an: The Last revelation to Humanity,” dalam
Dinamika Umat, No. 63/ VII/Februari, 2008.
3. “Shaikh Nawawi al-Bantani : An Interna-tional Caliber
Scholar,” dalam Dinamika Umat, No. 64/VII/Maret, 2008.
4. “TB. Irving : Penerjemah Al-Quran ke dalam Bahasa Inggris
Amerika Kontempo-rer, dalam Dinamika Umat, No. 64/VII/
Maret, 2008.
5. ”The Declarion of Msulim World League on Ahmadiyah
Movement,” dalam Dinamika Umat, No. 65/VII/April, 2008.
6. “Fiqh : Islamic Jurisprudence,” dalam Dinamika Umat, No.
66/VII/Mei, 2008.
7. “The Shafi’i School : The Major School of Islamic
Jurisprudence in Indonesia,” dalam Dinamika Umat, No.
67/VII/Juni, 2008.
8. “English Translation of the Holy Qur’an,” dalam Dinamika
Umat, No. 68/VII/Juli, 2008.
9. “Indonesia: The Largest Muslim Country,” dalam Dinamika
Umat, No. 69/VII/Agustus, 2008.
10. “Rashid Ridha: The Great Muslim Scholar,” dalam Dinamika
Umat, No. 70/VII/ September, 2008.
56
2009
A. Artikel Majalah dan Koran
1. “Department of Religious Affairs of Banten Province,” dalam
Dinamika Umat, No. 74/VIII/Januari. 2009.
2. “The Propagation of Islam,” dalam Dinamika Umat, No.
75/VIII/Februari. 2009.
3. “Arabic as an International Language, “ dalam Dinamika
Umat, No. 76/VIII/Maret. 2009.
4. “The Four Rightly Guided Caliph” dalam Dinamika Umat,
No. 77/VIII/April,. 2009.
5. “Human being and Education : Islamic Perspective,” dalam
Dinamika Umat, No. 78/VIII/ Mei, 2009.
6. “Muhammad ibn Jarir al-Tabari,” dalam Dinamika Umat, No.
79/VIII/Juni, 2009.
7. “Sunnah : Second Source of Islamic Legislation,” dalam
Dinamika Umat, No. 80/VIII/Juli, 2009.
B. Buku Teks
8. Special Islamic Readers: English for Muslim Students
(Serang: IAIN Suhada Press, 2009)
9. The Glorious Meaning and Commentary of the Holy Qur’an 4
(Serang : IAIN Suhada Press, 2009)
58
Ilzamudin Ma’mur