Anda di halaman 1dari 106

PENGAMALAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM DZIKIR

AL-MA’SURAT BAGI SANTRIWATI PONDOK KARYA


PEMBANGUNAN AL-HIDAYAH PEMERINTAH
PROVINSI JAMBI
(STUDI LIVING QUR’AN)

SKRIPSI
Di Ajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Stara Satu (SI) Dalam Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir
Fakultas Ushuluddin Dan Studi Agama

Oleh:

TRI WIDIYA NINGRUM


NIM : 301171186

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2021
ii
iii
iv
MOTTO

         

 
“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut
nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. dan bertasbihlah
kepada-Nya diwaktu pagi dan petang”. (Q.S Al- Ahzab ayat 41-
42).1

1
Yayasan Penyelenggara Penerjemahan Al-Qur‟an (Al-Qur‟an Al-Karim dan
Terjemahannya Departemen Agama RI (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 2002), 599.

v
PERSEMBAHAN

Alhamdulillah.... Alhamdulillah.. Alhamdulillahirobbil‟alamin.


Sujud syukur kupersembahkan kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Pengasih
dan Maha Penyayang. Atas segala karunia serta kemudahan yang engkau berikan
sehingga skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam
selalu terlimpahkan kehabibina Rasulullah Muhammad SAW.
Kupersembahkan karya sederhana ini.
Kepada orang yang sangat kukasih dan kusayangi....
Untuk ayah Mujiyono dan ibu Sandiyem sebagai tanda bakti, hormat dan
terimakasih yang tiada terhingga kepersembahkan karya kecil ini kepada ayah
dan ibuku tersayang, telah memberi dukungan, semangat, iringan doa, nasehat
dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku kuat, sabar
dalam menjalani setiap rintangan yang ada didepanku. Semoga ini menjadi
langkah awal untuk membuat ibu dan ayah bahagia, karena kusadar, selama ini
belum bisa membuat yang lebih. Dalam hidupmu demi hidupku kalian iklas
mengorbankan segala perasaan, dalam bekerja tanpa mengenal rasa lelah.
Untuk kakak-kakak dan keluarga ku, Mba Sundari, Mas Amin, Abang Kuswanto,
Mba Opi, tiada yang paling mengharukan saat berkumpul bersama kalian, terima
kasih atas doa dan suport yang telah kalian berikan kepadaku sebagai adik dan
keluarga kalian. Serta untuk keluarga yang telah banyak membantu dan
memberikan semangat kepadaku.
Ucapan terimakasih tak lupa ku sampaikan kepada Dosen-dosen Civitas
akademika Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Wabil Khusus Ilmu Al-Qur‟an Dan Tafsir yang
telah mendidik mengajarkan tanpa mengenal lelah dan bosan.
Dan dosen pembimbing saya yang telah membimbing dari awal mulai skripsi
hingga selesai dimunaqosyahkan, Dr. H. Hasbullah Ahmad, MA. Dan
A.Mustaniruddin, M.Ag.
Terimakasih kepada pimpinan, guru-guru, dan pengasuhan pondok karya
pembangunan Al-Hidayah Pemerintah Provinsi Jambi yang telah mendidik dan
mengasuh kami.
Tak lupa pula kuucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada sahabat-
sahabat tercinta yang selalu ada dalam keadaan suka maupun duka. Serta teman-
teman jurusan ilmu al-qur‟an dan tafsir yang tak bisa disebutkan satu persatu.
Semoga kebersamaan dan silaturahim kita akan selalu terjaga hingga akhir nanti
Sekali lagi kuucapkan terimakasih. Semoga Allah SWT membalas kebaikan kita
semua Aamiin.. semoga jasa kalian di balas Allah S.W.T. Aamiin Ya Rabbal
Alamin.

vi
ABSTRAK

Al-Qur‟an adalah kalam Allah Swt. yang diturunkan kepada umat


manusia melalui Nabi Muhammad Saw. banyak cara masyarakat untuk
menghidupkan Al-Qur‟an diantaranya adalah dengan memperbanyak membaca
Al-Qur‟an dan menjadikan ayat-ayat Al-Qur‟an sebagai dzikir harian salah
satunya terdapat dalam dzikir Al-Ma‟tsurat karya Hasan Al-Banna. Dzikir Al-
Ma‟tsurat ini diamalkan juga di Pondok Pesantren Karya Pembangunan Al-
Hidayah Provinsi Jambi setiap pagi dan sore hari. Untuk itu penulis tertarik
meneliti lebih jauh tentang pengamalan ayat-ayat Qur‟an dalam dzikir Al-
Ma‟tsurat tersebut. Adapun tujuan penelitian ini adalah: satu untuk mengetahui
dasar penggunaan ayat-ayat Al-Qur‟an sebagai bagian dari dzikir Al-Ma‟tsurat,
yang kedua adalah bagaimana prosesi pengamalan ayat-ayat tersebut, dan yang
ketiga adalah bagaimana pemahaman santriwati terhadap ayat-ayat tersebut.
Adapun jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan
(Field Research) dengan metode penelitian Living Qur‟an dan pendekatan
pendekatan fenomenologis berdasarkan fenomena-fenomena yang terjadi di
tengah masyarakat, serta perlu di tinjau kembali dari segi keilmuan Al-Qur‟an dan
Tafsir. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan yaitu malalui
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan mengenai analisis data yang
penulis gunakan adalah deskriptif kualitatif.
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa:
1. Dasar dari penggunaan ayat-ayat tersebut adalah: Dimana pada dzikir Al-
Ma‟tsurat ini merupakan dzikir pilihan yang ayat-ayatnya diambil dari kitab
suci Al-Qur‟an dengan membacanya kita akan terjaga dari gangguan syaiton
dan orang-orang yang jahat terhadap kita. Semakin sering kita berdzikir
dan mengingat Allah maka hati akan menjadi tenang, tentram dan akan
semakin takut akan dosa yang telah terbuat.
2. Prosesi pengamalan ayat-ayat tersebut sebagai berikut: Pengamalan ayat-
ayat Al-Qur‟an dalam dzikir Al-Ma‟tsurat yang dibaca secara bersama-
sama setiap pagi hari dan sore hari. Dzikir Al-Ma‟tsurat ini merupakan
rutinitas wajib yang di jalankan oleh semua santrinya yakni mulai dari kelas
1 Madrasah Tsanawiyah sampai kelas 3 Madrasah Aliyah.
3. Pemahaman santriwati terhadap ayat-ayat tersebut sebagai berikut. Para
santriwati sangat menyetujui dengan di terapkannya dzikir Al-Ma‟tsurat ini
yang diyakini dengan pengamalan ayat-ayat Al-Qur‟an dalam dzikir Al-
Ma‟tsurat dapat menambahkan kepercayaan diri, semangat dalam beribadah,
hati menjadi tenang, segala urusan senantiasa dipermudah oleh Allah Swt.
dan merasa bahwasanya Allah melindungi diri dari mara bahaya serta dzikir
ini juga mengandung doa-doa agar kita terhindar dari gangguan syaiton.

Akhirnya penulis merekomendasikan kepada seluruh umat Islam bahwa


dzikir Al-Ma‟tsurat ini juga dapat diamalkan oleh masyarakat luas khususnya
yang ada di bumi Provinsi Jambi, sehingga bisa menjadi Islam yang kaffah.

vii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan ilmu kepada
hambanya dan menjadikannya berakal agar menjadi khalifah dimuka bumi
menjadi pemimpin yang baik dibuminya, sholawat salam dihanturkan kepada
Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah hingga
menuju zaman yang penuh dengan cahaya keimanan dan pancaran keislaman
dengan ilmu dan peradaban serta akhlak yang mulia.
Dalam penulisan ini yang berjudul “Pengamalan Ayat-Ayat Al-Qur’an
Dalam Dzikir Al-Ma’surat Bagi Santriwati Pondok Karya Pembangunan Al-
Hidayah Pemerintah Provinsi Jambi (Studi Living Qur’an)”
Adapun maksud dan tujuan penulis ini adalah sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S.1) dalam Ilmu Al-Qur‟an Dan
Tafsir Universitas Islma Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Selanjutnya penulis menyadari bahwa sebagai manusia tidaklah bisa lepas
dari yang namanya kesalahan dan kehilapan. Kenyataan menyadari bahwa tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini mungkin tidak akan dapat
terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan ini
hingga dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Alhamdulillah skripsi ini dapat diselesaikan juga berkat dukungan dari
berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih sebesar-
besarnya kepada: ayahanda mujiyono dan ibu sandiyem serta segenap keluarga
yang telah membantu dan memotivasi penulis dalam penyelesaian studi di UIN
STS Jambi ini. Tak lupa pula rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya penulis
ucapkan kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi Asy‟ari, MA Ph.D Selaku Rektor Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Rafiqoh Ferawati, SE., M.EI. Wakil Rektor I Bidang Akademik
dan Kelembagaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
3. Bapak Dr. As‟ad, MA., Ph.D. Wakil Rektor II Bidang Administrasi
Umum, Perencanaan dan Keuangan Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Dr. Bahrul Ulum, MA. Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan
dan Kerjasama Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak Dr. Abdul Halim, M.Ag. Sebagai Dekan Fakultas Ushuluddin dan
Studi Agama Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Bapak Dr. Masiyan Syam, M.Ag. Sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik
dan Kelembagaan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Bapak Dr. Edy Kusnadi, S.Ag., M.Phil Sebagai Wakil Dekan Bidang
Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan. Fakultas Ushuluddin

viii
dan Studi Agama Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
8. Bapak Dr. M. Ied Al-Munir, M.Ag., M.Hum Sebagai Wakil Dekan
Bidang Kemahasiswaan dan Kerja sama Fakultas Ushuluddin dan Studi
Agama Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
9. Bapak Dr. Bambang Husni Nugroho, M.H.I. Selaku Ketua Jurusan Ilmu
Al-Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
10. Ustadz Dr. H. Hasbullah, S.Th.I., M.A. Sebagai pembimbing I yang telah
sabar membantu dan membimbing penulis dalam meyelesaikan skripsi ini.
11. Ustadz A. Mustaniruddin , M.Ag. Sebagai pembimbing II yang telah sabar
membantu dan membimbing penulis dalam menyelesakan skripsi ini.
12. Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin Dan Studi Agama Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, semoga ilmu yang diberikan yang
diajarkan kepada penulis selama ini dapat bermanfaat dan diamalkan
sebagaimana mestinya.
13. Seluruh karyawan dan karya wati dilingkungan Civitas Akademika
Fakultas Ushuluddin Dan Studi Agama Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
14. Bapak ketua pustaka Fakultas Ushuluddin Dan Studi Agama Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
15. Bapak kepala pusat perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
16. Seluruh teman-teman angkatan 2017 jurusan Ilmu Al-Qur‟an Dan Tafsir
Fakultas Ushuluddin Dan Studi Agama Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
17. Ustadz H. Hasan Basri Husin, SH. Direktur Pondok Karya Pembangunan
Al-Hidayah Pemerintah Provinsi Jambi.
18. Ustadz Dr. H. Muslim, HU. Wakil Direktur I Pondok Karya Pembangunan
Al-Hidayah Pemerintah Provinsi Jambi.
19. Ustadz Dr. H. Hasbullah Ahmad, MA. Wakil Direktur II Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah Pemerintah Provinsi Jambi.
20. Ustadz Rusnan Ahlannur, Lc. Sekretaris Pondok Karya Pembangunan Al-
Hidayah Pemerintah Provinsi Jambi.
21. Ustadzah Hj. Supratini, S.Ag., MM. Bendahara Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah Pemerintah Provinsi Jambi.
22. Seluruh guru-guru, staff dan karyawan Pondok Karya Pembangunan Al-
Hidayah Pemerintah Provinsi Jambi.
23. Seluruh teman-teman pengabdian, pengasuhan dan santri Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah Pemerintah Provinsi Jambi.

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
NOTA DINAS ................................................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ............................... iii
PENGESAHAN ............................................................................................. iv
MOTTO ......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN .......................................................................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
PEDOMAN TRANSLITERASI .................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Permasalahan .................................................................... 4
C. Batasan Masalah ............................................................... 4
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................... 4
E. Metode Penelitian ............................................................. 5
F. Kerangka Teori ................................................................. 8
G. Studi Releven ................................................................... 16
H. Sistematika Penulisan ....................................................... 19

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN


A. Sejarah Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah .......... 21
B. Visi, Misi Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah ...... 24
C. Jumlah Santriwati Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah
........................................................................................... 24

x
BAB III SEKILAS TENTANG DZIKIR AL-MA’TSURAT
A. Defenisi Dzikir ................................................................. 39
B. Latar Belakang Dzikir ...................................................... 40
C. Fadhilah Dzikir ................................................................. 41
D. Defenisi Al-Ma‟tsurat ....................................................... 46
E. Keutamaan Dzikir Pagi dan Petang .................................. 47
F. Riwayat Hidup dan Perjuangan Hasan Al-Banna ............ 49
G. Masa kecil dan Riwayat Pendidikannya ........................... 50
H. Warisan Hassan Al-Banna ................................................ 50

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN


A. Dasar Penggunaan Ayat-Ayat Al-Qur‟an Dalam Dzikir
Al-Ma‟tsurat ..................................................................... 52
B. Praktek Pembacaan Ayat-Ayat Al-Qur‟an Dalam Dzikir
Al-Ma‟tsurat Bagi Santriwati .......................................... 59
C. Pemahaman Santriwati Terhadap Pembacaan Ayat-Ayat Al-
Qur‟an Dalam Dzikir Al-Ma‟tsurat .................................. 67

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................... 72
B. Saran ................................................................................. 73

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE

xi
TRANSLITERASI2
A. Alfabet
Arab Indonesia Arab Indonesia
‫ا‬ ʼ ‫ط‬ ṭ
‫ب‬ b ‫ظ‬ ẓ
‫ت‬ t ‫ع‬ „
‫ث‬ th ‫غ‬ gh
‫ج‬ j ‫ف‬ f
‫ح‬ ḩ ‫ق‬ q
‫خ‬ Kh ‫ك‬ k
‫د‬ D ‫ل‬ l
‫ذ‬ Dh ‫م‬ m
‫ر‬ R ‫ن‬ n
‫ز‬ z ‫ه‬ h
‫ش‬ s ‫و‬ w
‫ش‬ sh ‫ء‬ ,
‫ص‬ ṣ ‫ي‬ y
‫ض‬ ḍ

B. Vokal dan Harakat


Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia
َ‫ا‬ A َ‫ىب‬ ā ‫اِى‬ ī
َ‫ا‬ U ‫اى‬ á ‫او‬ aw
ِ‫َا‬ I ‫او‬ ū ‫اى‬ ay

C. Tā’ Marbūṭah
Transliterasi untuk ta marbutah ini ada dua macam:
1. Tā’ Marbūṭah yang mati atau mendapat harakat sukun, maka
transliterasinya adalah /h/.

2
Tim Penyusun, Panduan penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN
STS Jambi (Jambi Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2016), 149-150.

xii
Arab Indonesia
‫صالة‬ Ṣalāh
‫مراة‬ Mir‟āh

2. Ta’ Marbutah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah dan
dammah, maka trasliterasinya adalah /t/.
Arab Indonesia
‫وزارةالتربيث‬ Wizārat al-Tarbiyah
‫مراةالسمن‬ Mir‟āt al-zaman

3. Ta’ Marbutah yang berharakat tanwin maka translitnya


adalah/tan/tin/tun.
Contoh:

Arab Indonesia
ً‫فجئة‬

xiii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur‟an merupakan kitab sumber tertinggi di dalam Islam, dimana di
dalamnya terkandung akidah, ibadah, hikmah, hukum, etika, akhlak, kisah,
nasehat, ilmu dan pengetahuan. Al-Qur‟an juga merupakan pilar bahasa tertinggi
yaitu bahasa Arab dan semua bahasa di dunia, baik dalam pola maupun materinya.
Selain Al-Qur‟an sebagai sandaran ilmu lainnya bagi umat islam Al-Qur‟an juga
mampu membersihkan berbagai penyakit yang ada di dalam hati manusia. Karena
salah satu fungsi Al-Qur‟an adalah sebagai obat yang dapat mengobati penyakit
hati yang ada di dalam diri manusia itu sendiri.
Al-Qur‟an adalah kalam Allah yang di turunkan kepada Nabi Muhammad
Saw dengan perantara malaikat Jibril sebagai mu‟jizat. Al-Qur‟an adalah sumber
ilmu bagi kaum muslimin yang merupakan dasar-dasar hukum yang mencangkup
segala hal. Dengan mempelajari isi Al-Qur‟an akan menambah pengetahuan baru,
memperluas pandangan, pengetahuan dan meningkatkan perspektif baru dan
selalu menemui hal-hal yang selalu baru. Lebih jauh lagi, kita akan lebih yakin
akan keunikan isinya yang menunjukkan Maha Besarnya Allah sebagai
penciptanya.3
‫القرآن ىو كالم اهلل املنزل على حممدعليو السالم املتعبد بتالوتو‬
“Al-Qur‟an adalah kalam atau firman Allah yang diturunkan kepada
Muhammad saw. Yang membacanya merupakan suatu ibadah”.4

Sedangkan Al-Qur‟an menurut ulama usul fiqh, dan ulama‟ bahasa adalah
Kalam Allah yang di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang lafal-lafalnya
mengandung mu‟jizat, membacanya mempunyai nilai ibadah, yang di turunkan
secara mutawatir, dan yang di tulis pada mushaf, mulai dari surah al-Fatihah

3
Ali Mufron, Pengantar Ilmu Tafsir dan Qur‟an. (Lingkar Media Yogyakarta, Cet. I
2014),1.
4
Mabahis fi‟ulumul Qur‟an, Manna‟ul qotton, (Maktabah wahbah da‟wah),18.

1
2

sampai al-Nas, dengan demikian secara bahasa, Ulumul Qur‟an adalah ilmu-ilmu
(pembahasan-pembahasan)yang berkaitan dengan Al-Qur‟an.5
Mempelajari Al-Qur‟an bagi setiap muslim merupakan salah satu aktivitas
terpenting, bahkan Rasulullah Saw bersabda:6
‫خريكم من تعلم القرآن وعلمو‬
“Sebaik-baik kamu adalah yang mempelajari Al-Qur‟an dan
mengajarkannya” (HR. Bukhari).7

Al-Qur‟an adalah kitab yang memancar darinya sebuah ilmu keislaman,


karena kitab suci ini mendorong untuk melakukan pengamatan dan penelitian.
Kitab suci ini juga di percaya oleh umat Islam sebagai suatu petunjuk yang
hendaknya dapat dipahami.
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Bahwa
Allah swt. berfirman,‟Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku terhadap Aku. Dan
Aku selalu bersamanya selama ia mengingat-Ku. Jika ia mengingatku didalam
dirinya maka aku akan mengingatnya didalam diri-Ku. Jika ia mengingatku dalam
suatu majlis, maka Aku akan mengingatnya dalam suatu majlis yang lebih baik
dari mereka. Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekat
kepadanya sedepa. Jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka aku akan
mendatanginya dengan berlari. (HR. Bukhari).8
Dalam Al-Qur‟an, ada ayat-ayat yang di gunakan sebagai salah satu bacaan
dzikir harian dalam Al-Ma‟tsurat diantaranya adalah: Surah Al-Fatihah Ayat 1-7,
Surat Al-Iklas Ayat 1-4, Surat Al-Falaq Ayat 1-5, Surat An-Nas Ayat 1-6, Surah
Ash-Shaffat Ayat 180-182, dan Surah Ali Imran Ayat 26-27.9

5
Ali Mufron, Pengantar Ilmu Tafsir dan Qur‟an. (Lingkar Media Yogyakarta, Cet. I
2014), 2-3.
6
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir (lentera hati, 2013), 5.
7
Sohih bukhori fadhoil qur'an bab khoirukum man ta‟allamal qur‟an wa‟allamahu (nmor
hadits 5027. Cetakan muasasah risalah nasirun berut-lebanon. cet, 3).
8
Ahmad Zacky El-Syafa Indeks Lengkap Hadis Cara Praktis dan Mudah Menemukan
Hadis Sesuai Tema A-Z, (Yogyakarta: Mutiara Media TH-press,2011), 305.
9
Hasil observasi penulis terhadap Pengamalan Ayat-Ayat Qur‟an dalam Dzikir Al-
Ma‟tsurat yang dilakukan oleh santriwati Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah. Kamis 06
November 2020 jam 16.07.
3

Al-Ma‟tsurat disini yang dimaksud oleh penulis merupakan bacaan dzikir


yang dipilih oleh Hasan Al-Banna dari sejumlah ayat dan hadits Nabi Muhammad
saw. Hasan Al-Banna merupakan seorang berkebangsaan mesir yang lahir pada
tanggal 14 Oktober 1906 M, tepatnya disebuah desa dikawasan Buhairah, Mesir.10
Al-Ma‟tsurat ini adalah doa-doa pilihan yang bersumber dari ayat-ayat Al-Qur‟an
dan hadits-hadits Rasulullah. Doa-doa Al-Ma‟tsurat ini banyak keistimewaan bagi
pembacanya. Selain berasal dari wahyu Allah langsung, baik lafadz maupun
maknanya, juga merupakan doa-doa para Nabi sebelumnya. Selain memohon
perlindungan membaca Al-Matsurat juga akan mendapatkan pahala tambahan dari
setiap bacaan ayat-ayatnya.11
Dari sekian banyaknya Pondok Pesantren yang terdapat di Provinsi Jambi.
Pondok Pesantren Karya Pembangunan Al-Hidayah Provinsi Jambi yang terletak
di atas tanah milik Pemerintah Provinsi Jambi seluas 16,5 ha yang berlokasi di Jl.
Marsda Surya Dharma KM. 1O Kenali Asam Bawah Kecamatan Kota Baru Kota
Jambi. Pondok Pesantren ini, memiliki cara tersendiri untuk menghidupkan Al-
Qur‟an dalam kehidupan sehari-harinya.12
Dari hasil observasi penulis terhadap Pondok Karya Pembangunan Al-
Hidayah. Pondok pesantren ini milik Pemerintah Provinsi Jambi yang mempunyai
cara tersendiri dalam menghidupkan Al-Qur‟an kepada para santrinya. Dimana
pada pondok pesantren ini memiliki rutinitas yang dijalankan oleh santrinya yakni
adalah pengamalan ayat-ayat Al-Qur‟an dalam dzikir Al-Ma‟tsurat yang dibaca
secara bersama-sama setelah selesai melaksanakan sholat subuh berjamaah dan
setelah sholat asar berjamaah.13
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih
dalam lagi tentang pengamalan ayat-ayat Al-Qur‟an dalam dzikir Al-Ma‟tsurat
yang dilaksanakan oleh santriwati pondok karya pembangunan Al-Hidayah.

10
Hasan al-Banna Doa al-Ma‟tsurat (Al-Barakah Yogyakarta, Cet. I, 2015),16.
11
Al-Ma‟tsurat Doa-doa Pilihan dari Al-Qur‟an dan Para Nabi (Religio Denpasar TH-
PRESS,2015), 3.
12
Hasil observasi penulis terhadap Pengamalan Ayat-Ayat Qur‟an dalam Dzikir Al-
Ma‟tsurat yang dilakukan oleh santriwati Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah pada Kamis 06
November 2020 jam 16.00.
13
Hasil observasi penulis terhadap aktivitas yang dilakukan oleh santriwati Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah pada Kamis 06 November 2020 jam 16.07.
4

Dalam karya Ilmiah berbentuk Skripsi yang berjudul (PENGAMALAN AYAT-


AYAT AL-QUR’AN DALAM DZIKIR AL-MA’SURAT BAGI
SANTRIWATI PONDOK KARYA PEMBANGUNAN AL-HIDAYAH
PEMERINTAH PROVINSI JAMBI).
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil pokok masalah yaitu
bagaimana pengamalan ayat-ayat Al-Qur‟an dalam dzikir Al-Ma‟tsurat bagi
santriwati Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah, yang dirumuskan dalam 3
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apa dasar pembacaan ayat-ayat Al-Qur‟an dalam dzikir Al-Ma‟tsurat
bagi santriwati Pondok Pesantren Karya Pembangunan Al-Hidayah?
2. Bagaimana tata cara pembacaan ayat-ayat Al-Qur‟an dalam dzikir Al-
Ma‟tsurat bagi santriwati Pondok Pesantren Karya Pembangunan Al-
Hidayah?
3. Bagaimana pemahaman santriwati terhadap pembacaan ayat-ayat Al-
Qur‟an dalam dzikir Al-Ma‟tsurat bagi santriwati Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan dengan judul yang peneliti angkat, maka agar penelitian ini
dapat dilakukan lebih fokus, sempurna, dan mendalam maka penulis memandang
permasalahan penelitian yang diangkat perlu dibatasi. Oleh sebab itu, penulis
membatasi hanya pada Surah Al-Fatihah Ayat 1-7, Surat Al-Iklas Ayat 1-4, Surat
Al-Falaq Ayat 1-5, Surat An-Nas Ayat 1-6, Surah Ash-Shaffat Ayat 180-182, dan
Surah Ali Imran Ayat 26-27. Yang di terapkan oleh santriwati di dalam dzikir Al-
Ma‟tsurat Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari pada uraian di atas, maka tujuan yang peneliti buat
sebagai berikut:
5

a. Mendeskripsikan dasar pembacaan ayat-ayat Al-Qur‟an dalam dzikir Al-


Ma‟tsurat oleh santriwati Pondok Pesantren Karya Pembangunan Al-
Hidayah.
b. Mendeskripsikan tata cara pembacaan ayat-ayat Al-Qur‟an dalam dzikir
Al-Ma‟tsurat bagi santriwati Pondok Pesantren Karya Pembangunan Al-
Hidayah?
c. Mendeskripsikan pemahaman santriwati terhadap pembacaan ayat-ayat
Al-Qur‟an dalam dzikir Al-Ma‟tsurat bagi santriwati Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah?
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan pada
ilmu-ilmu keislaman khususnya di bidang ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir. Oleh karena
itu, kiranya dapat menjadi salah satu referensi untuk penelitian selanjutnya dalam
meneliti fenomena di masyarakat terkait respon masyarakat terhadap hadirnya Al-
Qur‟an dalam kehidupan.
b. Kegunaan Praktis
Dapat memberikan kontribusi bagi pihak-pihak yang berkepentingan,
sebagai bahan rujukan penelitian selanjutnya dalam bidang Living Qur‟an.
c. Kegunaan Akademis
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan strata satu di bidang Ilmu Al-
Qur‟an dan Tafsir.
E. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research) yang mana
dalam teknis deskriptif kualitatif14. Yang bertujuan mencari ide-ide baru dalam
kerangka penemuan teori baru. Sesuai dengan data yang akurat, maka metode
yang digunakan adalah Living Qur‟an, dimana peneliti berusaha memberikan

14
Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya,
2017), 26.
6

penjelasan dengan melakukan peninjauan ke lapangan terhadap pemahaman para


santriwati tentang pengamalan ayat-ayat Qur‟an dalam dzikir Al-Ma‟tsurat.
Adapun penulis menggunakan pendekatan sosio-fenomenologis berdasarkan
fenomena-fenomena yang terjadi di tengah masyarakat, serta perlu di tinjau
kembali dari segi keilmuan Al-Qur‟an dan Tafsir. Kajian ini lebih menekankan
pada aspek respon masyarakat terhadap kehadiran Al-Qur‟an yang kemudian di
sebut Living Qur‟an.
2. Setting dan Subjek Penelitian
Setting penelitian ini adalah Pondok Pesantren Karya Pembangunan Al-
Hidayah, Jalan Marsda Surya Dharma, Kenali Asam Bawah Paal 10, Kecamatan
Kota Baru, Kota Jambi. Pemilihan setting ini adalah didasarkan atas pertimbangan
rasional bahwa Pondok Pesantren Karya Pembangunan Al-Hidayah Kecamatan
Kota Baru, Kota Jambi, Provinsi Jambi.
Subjek penelitian adalah santriwati Pondok Karya Pembangunan Al-
Hidayah Pemerintah Provinsi Jambi yang melaksanakan pengamalan ayat-ayat
Al-Qur‟an dalam dzikir Al-Ma‟surat.
3. Sumber dan Jenis Data
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, karena itu sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat mentah, kemudian diolah dengan
berdasarkan dari data-data yang literature, dokumentasi, berbagai sumber tertulis
ilmiah lainnnya, observasi dan wawancara.
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari dua
jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang
diperoleh dari hasil penelitian lapangan dan data lain yang memiliki keterkaitan
dengan topic pembahasan dalam penelitian. Adapun data sekunder yang
merupakan data yang memiliki keterkaitan dengan pokok pembahasan dalam
penelitian15 data tersebut merupakan hasil dari dokumentasi yang berbicara
tentang bagaimana pengamalan ayat-ayat Al-Qur‟an dalam dzikir Al-Ma‟tsurat
terhadap para santriwatinya.

15
Tim penyusun. Panduan penulisan karya Ilmiah mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN
Sultan Thaha Saipuddin Jambi,,(Jambi: Fakultas Ushuluddin IAIN STS Jambi,2016), 45.
7

4. Metode Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik metode
pengumpulan data. Adapun tahapan-tahapan pengumpulan data, penulis
menggunakan beberapa metode diantaranya sebagai berikut:
a. Metode Observasi,
Yaitu penulis melakukan pengamatan dan terjun langsung kelapangan
dengan melakukan langkah awal dalam memulai penelitiannya. Dengan
melihat dan mengetahui bagaimana realita yang ada di Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi, Provinsi
Jambi.
Pondok pesantren ini milik Pemerintah Provinsi Jambi yang
mempunyai cara tersendiri dalam menghidupkan Al-Qur‟an kepada para
santrinya. Dimana pada pondok pesantren ini memiliki rutinitas yang
dijalankan oleh santrinya yakni adalah pembacaan Al-Ma‟tsurat yang dibaca
secara bersama-sama setelah sholat subuh dan setelah asar.16
b. Metode Wawancara (Interview)
Yaitu penulis langsung meninjau lokasi yang akan diteliti dalam
rangka mengindentifikasi dan menganalisis penelitian yang akan diteliti
lebih lanjut yaitu di Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah, wawancara
sebagai cara pengumpulan data yang cukup efektif efesien bagi peneliti dan
kualitas sumbernya termasuk dalam data primer. Agar data-data yang
diperoleh oleh peneliti tersebut dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya dan akurat, maka di harapkan peneliti menentukan key person
(tokoh-tokoh kunci) yang akan dimintai keterangan sesui dengan interview
guide, sehingga data yang diperoleh seorang peneliti bisa didapat secara
reliable dan orosimal.
Dengan melakukan interview kepada Musrifah Bagian Ibadah
Santriwati Pondok Pesantren Karya Pembangunan Al-Hidayah terkait

16
Hasil observasi penulis terhadap aktivitas yang dilakukan oleh santriwati Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah pada Kamis 06 November 2020 jam 16.07.
8

dengan pengamalan ayat-ayat Al-Qur‟an dalam dzikir Ma‟tsurat dan


pembiasaan yang di terapkan oleh para santrinya.
c. Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan penting dari rentetan masalah yang
sudah berlalu. Data yang bisa didapat dari rutinitas suatu kelompok baik
dalam bentuk tulisan, foto dan rekaman. Dengan adanya metode ini sangat
membantu seseorang dalam meneliti dengan leluasa di dalam
mendeskripsikan keseluruhannya baik dalam bentuk rekaman atau lain
sebagainya.
d. Metode Analisis Data
Bentuk analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif-analitik yaitu setelah data diklasifikasikan sesui aspek data yang
terkumpul lalu di interprestasikan secara logis. Dengan demikian maka akan
tergambar secara jelas tentang bagaimana pengamalan ayat-ayat Al-Qur‟an
dalam dzikir Al-Ma‟tsurat dan menguraikannya dalam kehidupan
masyarakat secara jelas dan menyeluruh untuk mendapatkan gambaran yang
jelas tentang penggunaan ayat-ayat Al-Qur‟an bagi pelaku pengamalan ayat-
ayat Al-Qur‟an dalam zikir Al-Ma‟surat Bagi Santriwati Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah.
F. Kerangka Teori
Kerangka teori adalah identifikasi teori-teori yang akan dijadikan sebagai
landasan berfikir untuk melaksanakan suatu penelitian. Dimana dalam penelitian
ini teori yang akan dijadikan sebagai landasan berfikir adalah sebagai berikut.
1. Living Qur’an
a. Pengertian Living Qur’an
Istilah living Qur‟an dalam kajian islam di Indonesia sering kali diartikan
“Al-Qur‟an yang hidup”. Kata “living” sendiri diambil dari bahasa Inggris yang
memili arti ganda. Dalam bahasa arab biasanya disebut dengan istilah al-hayy.
Secara etimologis, kata living merupakan terma yang berasal dari bahasa Inggris
9

17
“live” yang berarti dapat hidup, aktif, dan hidup. Secara terminologis, ilmu
living Qur‟an dapat didefenisikan sebagai sebuah ilmu yang mengkaji tentang
praktik Al-Qur‟an.18
Menurut Sahiron Syamsuddin dalam bukunya Metode Penelitian Qur‟an dan
Hadits. Living Qur‟an bermula dari fenomena Qur‟an in everyday Life, yakni
makna dan fungsi Al-Qur‟an yang riil dipahami dan dialami masyarakat muslim.19
Untuk mendapatkan petunjuk Al-Qur‟an Muslim membaca dan memahami isinya
serta mengamalkannya. Berinteraksi dengan Al-Qur‟an merupakan salah satu
pengalaman beragama yang berharga bagi seorang muslim. Pengalaman
berinteraksi dengan Al-Qur‟an dapat terungkap atau diungkapkan melalui lisan,
tulisan, maupun perbuatan, baik berupa pemikiran, pengalaman emosional
20
maupun spriritual. Tulisan ini berusaha mengekspos sebagian Al-Qur‟an yang
hidup (the living Al-Qur‟an) dikalangan muslim, dengan harapan dapat menjadi
bahan perluasan bidang kajian Al-Qur‟an lebih lanjut.21
Dengan berkembangnya studi kajian living Qur‟an, maka dapat kita lihat
dari berbagai metode yang telah ditawarkan didalam memahami kajian Al-Qur‟an.
Kajian living Qur‟an tidak bisa berdiri sendiri karena yang dikaji didalamnya
adalah fenomena-fenomena yang ada didalam kehidupan masyarakat luas oleh
karena itu maka diperlukan adanya sebuah pendekatan yang ilmu sosial, baik
seperti sosiologi, antropologi, dan fenomenologi. Allah SWT berfirman:

       


“dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, Maka
Adakah orang yang mengambil pelajaran? (Q.S Al-Qamar: 17)22.

17
Ahmad‟Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur‟an-Hadits Ontologi, Epistemologi, dan
Aksiologi, (Tangerang Selatan Banten; TH-PRESS, 2019), 20.
18
Ibid, 22-23.
19
M. Mansur, Living Qur‟an Dalam Lintasan Sejarah Studi Al-Qur‟an, (ed) Metode
Penelitian Qur‟an dan Hadits, (Yogyakarta, Teras, 2007), 5.
20
M. Mansur, Mengungkapkan Pengalaman Muslim Berinteraksi Dengan Al-Qur‟an, (ed)
Metode Penelitian Qur‟an dan Hadits, 11.
21
Ibid, 12.
22
Al-Qowiyyu, Al-Qur‟an dan Terjemahannya (Semarang: PT. Karya Toha Putra
Semarang, 2002), 769.
10

Secara sosial penelitian ini memperkenalkan adanya tradisi yang di lakukan


di dalam masyarakat terkait dengan adanya Al-Qur‟an di dalam masyarakat
muslim yang digunakan sebagai petunjuk dan penawar hati bagi orang-orang
yang beriman dan bertaqwa. Allah SWT berfirman:

      


“Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang
mukmin.” (Q.S Fushshilat: 44).23

Sesungguhnya Al-Qur‟an ini bagi orang-orang yang membenarkan apa yang


didatangkan dari sisi Tuhan mereka sebagai petunjuk kepada kebenaran, dan obat
bagi penyakit yang ada dalam dada seperti kebimbangan dan keraguan. Oleh
karena itu Al-Qur‟an datang dengan menggunakan bahasa mereka, penuh dengan
mukjizat yang nyata pada dirinya dan memberi penjelasan kepada yang lain. 24
Dari pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Living Qur‟an
merupakan suatu kajian ilmiah yang hidup dimasyarakat dan sesuai dengan realita
masyarakat. Living Al-Qur‟an juga berarti sebuah penerapan yang digunakan oleh
masyarakat luas.
b. Landasan Ontologis Living Qur’an
Sebagai sebuah disiplin ilmu yang mandiri, suatu ilmu harus memiliki
landasan prinsip, yaitu ontologis, epistemlogis, dan yang tak kalah pentingya
adalah landasan yuridisnya meskipun yang terakhir itu bukanlah syarat mutlak
sebuah ilmu. Namun, dalam ilmu keislaman, landasan yuridis adalah hal yang
paling penting bahkan melebihi landasan ontologis dan epistemologis. Terkait
dengan landasan ontologis dan epistemologis, hal itu dapat di rangkum dalam
beberapa poin penting seperti yang diungkapkan oleh Muhammad bin Ali al-
Shabban dalam bait syairnya:25

23
Al-Qowiyyu, Al-Qur‟an dan Terjemahannya (Semarang: PT. Karya Toha Putra
Semarang, 2002), 690.
24
Ahmad Mustafa Al-Maragi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, (Edisi Elite ke-2 PT. Karya
Toha Putra ), hal,204
25
Ahmad‟Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur‟an-Hadits Ontologi, Epistemologi, dan
Aksiologi, (Tangerang Selatan Banten; TH-PRESS, 2019),28.
11

‫اْل ْستِ ْم َدا ُد‬


ِ ‫ضلُو والْوا ِضع * وِْْلسم‬ ِ
ُ ْ َ ُ َ َ ُ ْ َ‫ع ُُثَّ الث ََّمَرْه َون ْسبَةٌ َوف‬ َ ‫إِ َّن َمبَا ِد‬
ُ ‫ئ ُك ِّل ِع ْل ٍم َع َشَرْه * اَ ْْلَ ُّد َولْ َم ْو‬
ُ ‫ض ْو‬
ِ ِ ‫ض بِا لْبَ ْع‬ ِ
.‫َّر فَا‬
َ‫ض ا ْكتَ َفى * َوَم ْن َدَرى ا ْْلَمْي َع َحا َزا لش‬ ُ ‫ُح ْك ُم الشا ِرِع َم َسا ئ ٌل َولْبَ ْع‬
Sepuluh pilar dasar setiap ilmu
Ada defenisi, objek, dan produk yang selalu baru
Harus jelas posisinya dalam rumpun ilmu
Keistimewaannya juga harus jitu,
Jangan lupa sejarah masa lalu, siapa sang penemu?
Terang namanya, sumber datanya, hingga otoritasnya
Teruji ketepatannya...
Tuk diterapkan di berbagai kasus yang ada
Jika demikian adanya....
Lengkap sudah kesempurnaanya
c. Objek Kajian Living Qur’an
Salah satu topik terpenting dalam menentukan sebuah ilmu adalah masalah
objek kajian. Sebuah bidang ilmu tidak akan dapat berwujud tanpa adanya objek
kajian. Berikut adalah uraian tentang objek kajian living Qur‟an yang
diklarifikasikan menjadi dua kategori, yaitu objek formal dan objek material.
1). Objek Material Ilmu Living Qur‟an
Secara filosofis, setiap disiplin ilmu haruslah memiliki objek yang dijadikan
sebagai sasaran kajian keilmuan. Ada objek material, dan ada pula objek non
material atau formal. Dalam ilmu filsafat objek material adalah segala sesuatu
yang ada dan yang mungkin ada. Baik itu yang tampak ataupun itu yang tidak
tampak.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas lagi tentang apa itu objek
material, kita bisa memahaminya lewat beberapa contoh objek material keilmuan
lain. Ilmu sosiologi memiliki objek material berupa masyarakat. Ilmu antropologi
memiliki objek material berupa praktik budaya. Objek material ilmu psikologi
adalah gejala-gejala kejiwaan. Objek material ilmu Teologi adalah benda-benda
luar angkasa atau bintang. Sedangkan objek material ilmu akidah adalah ekspresi
keyakinan manusia. Objek ilmu sejarah adalah kejadian-kejadian masa lalu. Objek
material ilmu bahasa adalah kata, bunyi, dan simbol.sementara itu, objek kajian
12

ilm Al-Qur‟an adalah Kalam Allah dan mushaf. Dari sini dapat di jelaskan bahwa
objek material ilmu living Qur‟an adalah suatu perwujudan Al-Qur‟an dalam
bentuknya non-teks. Bisa berupa gambar, multimedia, atau karya budaya, maupun
bentuk pemikiran yang kemudian berwujud lelaku dan perilaku manusia.26
2). Objek Formal Ilmu Living Qur‟an
Objek formal adalah sudut pandang secara menyeluruh. Tanpa sudut
pandang yang menyeluruh, objek material tidak akan bermakna, bernilai, apalagi
memiliki kekuatan. Objek formal dapat juga disebut sebagai metode, paradigma,
ataupun cara untuk menarik sebuah kesimpulan dari objek material. 27 Dalam ilmu
Al-Qur‟an, di mana objek materialnya adalah ayat yang ada didalam mushaf.
Lalu, seseorang mencoba untuk mengkajinya dengan menjadikan kaidah-kaidah
ushul fikih sebagai objek formalnya. Maka, jadilah ilmu Ushul fikih yang
memiliki produk berupa fikih. Ahli fikih akan menjadikan pendekatan hukum
sebagai objek formalnya untuk mngkaji ayat Al-Qur‟an.28
d. Ruang Lingkup Kajian Living Qur’an
Al-Qur‟an sebagai kalamullah yang tanpa suara dan bentuk huruf memang
nyaris tidak dapat diteliti, khususnya dari sisi living, kecuali melalui pendekatan
iman, alias pendekatan teologis. Secara teknis, objek kajian living Qur‟an adalah
berkenaan dengan perilaku manusia dalam mempertahankan naskah Al-Qur‟an,
bacaan Al-Qur‟an, maupun pengamalannya baik yang bersifat individual-
personal, maupun yang yang besifat komunal. Perlakuannya terhadap naskah
maupun bentuk living Qur‟an secara tulisan. Dalam hal ini model living Qur‟an
dengan objek kajian sebagaimana tersebut itu dapat dinamakan dengan natural
living Qur‟an, yaitu living Qur‟an secara kebendaan.29
Dalam kajian living Qur‟an, terutama yang bersifat empiris, konteks yang
dibawa oleh suatu ayat, dengan konteks di mana ayat tersebut dihidupkan tidak
selalu sama, dan memang tidak harus sama. Ini karena biasanya dalam sebuah

26
Ahmad‟Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur‟an-Hadits Ontologi, Epistemologi, dan
Aksiologi, (Tangerang Selatan Banten; TH-PRESS, 2019), 49-50.
27
Ibid, 52.
28
Ibid, 53
29
Ibid, 58.
13

komunitas, adanya living Qur‟an disinyalir memiliki tujuan tertentu yang


cenderung praktis dan pragmatis, tidak normatif.30
e. Sejarah Living Qur’an
Sejarah Living Qur‟an sebagai fenomena sosial keagamaan dan sebagai
kajian ilmiah. Sejarah Living Qur‟an dapat dilihat secara periodik, yaitu dengan
pengungkapan sejarah berdasarkan periode sejarah. Pada saat yang sama, ia juga
akan disajikan secara tematik, khususnya pada bagian sejarah sebagai berikut.
Living Qur‟an Sebagai Fenomena Sosial Keagamaan:
Secara filosofis, bagian ini akan mengurai sisi ontologis keilmuan Living
Qur‟an yang merupakan cabang ilmu sosial-humaniora dan sekaligus ilmu agama
(Al-Qur‟an). Melalui kajian terhadap sejarah living Qur‟an, dapat di tegaskan
sebuah pernyataan ontologis bahwa ilmu living Qur‟an memang benar-benar
ada.31
Living Qur‟an Sebagai Kajian Ilmiah:
Setelah diatas diuraikan mengenai sejarah living Qur‟an sebagai sebuah
fenomena. Maka ada bagian ini, sejarah living Qur‟an akan dilihat secara
akademis, yaitu sebagai kajian ilmiah. Dengan kajian ini diharapkan akan
diperoleh sebuah landasan historis-ontologis yang ilmiah bahwa living Qur‟an
adalah sebuah disiplin ilmu yang dapat berdiri secara mandiri. Beberapa teori
ilmiah berikut ini terpopuler di kalangan pengkaji ilmu-ilmu keislaman,
khususnya dalam ilmu ushul fikih. Boleh jadi masih ada beberapa teori lain yang
relevan dengan kesejarahan ilmu living Qur‟an.32
Living Qur‟an dalam Bidang Ilmu Lain:
Tema living Qur‟an pada dasarnya sangat identik dengan tema realitas
sosial. Dalam kajian living Qur‟an, realitas sosial yang berkenaan adalah objek
utamanya. Dalam hal ini, realitas sosial dapat dibedakan menjadi dua kategori,
kategori pertama adalah realitas sosial alami, yang terbagi menjadi kodrati dan
hayati. Suprayoga menyebut realitas sosial kodrati sebagai realitas organik, yang

30
Ibid, 60.
31
Ibid, 65.
32
Ibid, 108.
14

berupa biologim. Realitas sosial ini bersifat empiris, kuantitatif, materialistik, dan
rasionalistik.33
2. Pengamalan Ayat-Ayat Qur’an
Pengamalan berasal dari kata amal yang berarti perbuatan atau pekerjaan,
mendapat imbuhan pe‟an yang mempunyai arti hal atau perbuatan yang
diamalkan.34 Pengamalan adalah proses, cara mengamalkan, melaksanakan,
pelaksanaan dan penerapan.35 Jadi pengamalan adalah sejauh mana ajaran-ajaran
dalam agama yang mempengaruhi seseorang dalam kehidupan sosial dan
beragama. Dalam praktik dimensi agama pengamalan mencangkup ritual,
ketaatan, dan beberapa hal lain yang dikerjakan untuk menunjukkan loyalitas
terhadap agama yang dianut oleh seseorang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengamalan sebagai berikut:36
Menurut Graham ada beberapa faktor yang mendukung perilaku beragama
seseorang, antara lain: fakor tempat tinggal, faktor pribadi, gender, sosial
ekonomi, timgkat pendidikan, dan agama yang dianut orang tua.
Menurut Robert H Thouless, terdapat empat faktor yang mempengaruhi
perilaku keagamaan, yaitu:
1). Pengaruh sosial
Disini, yang di kategorikan kedalam faktor pengaruh sosial terhadap perilaku
beragama seseorang yaitu didikan dari orang tua, kultur sosial dan tuntutan-
tuntutan lingkungan sosial yang mengharuskan agar bisa beradaptasi dengan
berbagai kondisi dan perilaku yang disetujui oleh lingkungan sosial.
2). Pengamalan-pengamalan moral dan batin yang berhubungan dengan
keagamaan, kepercayaan juga berhubungan dengan Tuhan dapat membentuk
perubahan terhadap perilaku beragama seseorang. Umumnya, pengamalan yang

33
Ibid, 168.
34
WJS Poerwardaminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka. 1985),
33.
35
Aban Al-Hafi “Living Qur‟an Ttentang Pengamalan Ayat-Ayat Seribu Dinar Pada
Pedagang Di Pasar Aceh” Skripsi (Aceh: Program Sarjana Strata I Universitas Ar-Raniry
Darussalam Banda Aceh, 2020), 27.
36
Ibid, 29-30.
15

berkaitan dengan keagamaan akan menciptakan perilaku beragama yang baik


terhadap seseorang.
3). Kebutuhan-kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi menyebabkan adanya
kebutuhan akan kepuasan agama. Kebutuhan tersebut diklasisifikasikan menjadi
empat, yaitu kebutuhan akan keselamatan, kebutuhan akan cinta, kebutuhan untuk
memperoleh harga dir dan kebutuhan yang timbul karena adanya kematian.
4). Proses pemikiran dalam menyikapi persoalan kagamaan pemikiran merupakan
faktor yang relevan. Bagi yang mempunyai pemikiran yang sadar dan terbuka
maka akan lebih tanggap dalam menyikapi persoalan keagamaan.
3. Dzikir Al-Ma’tsurat
Dzikir berasal dari bahasa Arab “dzakara-yadzkuru-dzikran” yang berarti
“mengingat” atau “menyebut”.37 sedangkan secara istilah adalah membasahi lidah
dengan ucapan-ucapan pujian kepada Allah. Oleh karena itu, dzikir mensucikan
dan mengagungkan, juga dapat diartikan menyebut dan mengucapkan nama Allah
atau menjaga dalam ingatan (mengingat). Dzikir dapat dilakukan di mana saja dan
dalam keadaan apa saja. Dzikir dapat dilakukan dengan hati (dzikir khafi), dengan
lisan (bil lisan), dan dengan anggota badan (dzikir dengan perilaku terpuji).38
Dalam rereferensi lain disebutkan bahwa dzikir adalah ucapan lisan, gerakan
raga, getaran hati, dengan cara-cara yang diajarkan agama, dalam rangka
mendekatkan diri kepada Allah Swt., sebagai upaya untuk menyingkirkan keadaan
lupa dan lalai kepada Allah Swt., dengan selalu mengingat kepada-Nya.39 Dzikir
memiliki kedudukan yang tinggi dalam pandangan kaum sufi untuk berada
sedekat mungkin dengan Allah Swt. Imam al-Qusyairi (w.1074 M)
mengatakan,”dzikir adalah tiang yang kukuh bagi jalan menuju Allah, bahkan
merupakan penyangga tiang tersebut. Seseorang tidak akan sampai kepada Allah
kecuali harus dengan melanggengkan dzikir.40

37
Ahmad Zacky El-Syafa Indeks Lengkap Hadits (Yogyakarta: Mutiara Media TH.press:
2011), 305.
38
Muhammad Basyrul Muvid Zikir Penyejuk Jiwa (Jakarta: Alifia Books, 2020,Cet.1), 1.
39
Ibid. 1.
40
Ibid. 7-8.
16

Al-Ma‟tsurat berasal dari kata )ٌ‫ (مأْ ُث ْور‬yang artinya diriwayatkan atau
dipindahkan.41 Sedangkan yang dimaksud penulis dengan al-Ma‟tsurat di sini
merupakan kumpulan bacaan dzikir yang dipilih oleh Hasan Al-Banna dari
sejumlah ayat dan hadits Nabi Muhammad Saw.42 Doa Al-Ma‟tsurat adalah
kumpulan doa-doa yang diambil dari Al-Qur‟an sesuai dengan tuntunan
Rasulullah saw. dan diamalkan atau dibaca setiap hari pada pagi hari dan sore hari
setelah shalat Subuh dan setelah shalat Asar.43
G. Studi Relevan
Berdasarkan studi relevan yang penulis lakukan, maka penulis menentukan
tema kajian yang dirasa sama atau mirip dengan tema yang penulis bahas.
Diantaranya adalah sebagai berikut:
Pertama, Skripsi yang ditulis oleh Amri Diantoro dalam skripsi yang
berjudul “Tradisi Zikir al-Ma‟tsurat pada kader unit kegiatan ahasiswa bidang
pembinaan dakwah UIN Raden Intan Lampung”. Dimana didalam judul skripsi
ini penelitian membahas tentang kandungan zikir al-Ma‟tsurat yang dijadikan
komunikasi sehari-hari oleh kader UKM Bapinda ditengan padatnya aktivitas
sebagai mahasiswa, dan mengetahui bagaimana persepsi kader-kader UKM
Bapinda terhadap zikir Al-Ma‟tsurat serta mengetahui efek atau dampak dari zikir
al-Ma‟tsurat kepada kader-kader UKM Bapinda.44
Kedua, Skripsi yang ditulis oleh Dimas Rahmat Riyadi dalam skripsi yang
berjudul “Pembacaan al-Ma‟tsurat studi Living Qur‟an bagi para santri Pondok
Pesantren Ihyaul Qur‟an Bengkulu Tengah”. Dimana penulis tertarik pada
pondok pesantren Ihyaul Qur‟an yang mengamalkan pembacaan al-Ma‟tsurat ini
karena di dalamnya terdapat banyak fadhilah (keutamaan) sehingga dalil kuat
untuk merutinkan pembacaan al-Ma‟tsurat. Para santrinya membaca zikir al-

41
Dimas Rahmat Riyadi “Pembacaan Al-Ma‟tsurat Studi Living Qur‟an Bagi Para
Santri Pondok Pesantren Ihyaul Qur‟an Bengkulu Tengah” (Skripsi Program Sarjana, IAIN
Bengkulu, 2019). 21.
42
Hasil Observasi penulis terhadap aktivitas yang dilakukan oleh santri putri di Pondok
Karya Pembangunan Al-Hidayah pada Kamis 06 November 2020 jam 17.00.
43
Al-Barokah Doa al-Ma‟surat Hasan al-Banna (Yogyakarta: Al-Barokah, cet 1, 2015),
28.
44
Amri Diantoro “Tradisi Zikir Al-Ma‟tsurat pada kader unit kegiatan ahasiswa bidang
pembinaan dakwah UIN Raden Intan Lampung” Skripsi (Lampung: Program Sarjana Strata I
Universitas Raden Intan Lampung, 2018), ii.
17

Ma‟tsurat setiap pagi (setelah subuh) dan petang (setelah asar). Mereka membaca
dzikir yang di dalamnya terkandung ayat-ayat Al-Qur‟an dan Hadis Nabi saw.
sebagai panduan untuk melaksanakan rutinitas berzikir, mereka menggunakan al-
Ma‟tsurat yang merupakan salah satu karya dari Iman Hasan Al-Banna.45
Ketiga, Skripsi yang ditulis oleh Yeses Karnando dalam skripsi yang
berjudul “Ritual dzikir menyambut bulan suci Ramadhan didesa Tanjung Putus,
Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin”. Dimana penulis tertarik tentang
Ritual dzikir yang menyambut bulan suci ramadhan bahwa ritual tersebut
dilakukan setiap memasuki bulan ramdhan dan mempunyai makna tersendiri bagi
masyarakat, untuk menjadikan spiritual dalam bentuk konsep keagaamaan serta
menjadi serana ajang meminta pertolongan kepada Allah agar dengan melakukan
dzikir tersebut menjadi sebuah persiapan mental untuk menghadapi datangnya
bulan ramadhan.46
Keempat, Skripsi yang ditulis oleh Fathir Akbar dalam skripsi yang berjudul
“Implementasi kegiatan dzikir al-Ma‟tsurat dalam membentuk spritual siswa di
SDIT Ulul Albab Kertosono Kabupaten Nganjuk”. Dimana penelitian ini
membahas tentang program yang jarang dilakukan disekolah-sekolah tingkat
dasar lainnya namun dalam penerapannya untuk membentuk spiritual siswa para
guru masih memiliki berbagai upaya lainnya yang mendukung dalam pelaksanaan
dzikir al-Ma‟tsurat sehingga peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitiannya. 47
Kelima, Skripsi yang ditulis oleh Mhd. Imron dalam skripsi yang berjudul
“Pemahaman Masyarakat Terhadap Ayat-Ayat Al-Qur‟an Tentang Rezeki Di
Desa Kampung Limo Kecamatan Pangkal Jambu Kabupaten Merang in”.
Dimana penelitian ini membahas tentang keberkahan suatau rezeki yang diterima
oleh masyarakat Desa Kampug Limo. Dimana rezeki yang dimaksud penulis

45
Dimas Rahmat Riyadi “Pembacaan al-Ma‟tsurat studi Living Qur‟an bagi para santri
Pondok Pesantren Ihyaul Qur‟an Bengkulu Tengah”, Skripsi (Bengkulu: Program Sarjana Strata I
IAIN Bengkulu, 2019), 4.
46
Yeses Karnando “Ritual dzikir menyambut bulan suci Ramadhan didesa Tanjung Putus,
Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin” Skripsi (Merangin: Program Sarjana Strata I UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2019), vii.
47
Fathir Akbar dalam skripsi yang berjudul “Implementasi kegiatan dzikir al-Ma‟tsurat
dalam membentuk spritual siswa di SDIT Ulul Albab Kertosono Kabupaten Nganjuk” Skripsi
(Malang: Program Sarjana Strata I UIN Maulana Malik Ibrahim, 2019), 6-7
18

merupakan sesuatu yang dapat dimanfaakan oleh manusia. Baik yang bersifat
material, maupun yang brsifat moral.48
Keenam, Skripsi yang ditulis oleh Aban Al-Hafi dalam skripsi yang
berjudul “Living Qur‟an Ttentang Pengamalan Ayat-Ayat Seribu Dinar Pada
Pedagang Di Pasar Aceh” dimana dalam skripsi ini membahas tentang
bagaimana para pedagang di pasar Aceh memperaktikkan/mengamalkan ayat Q.S
at-Thalaq: 2-3, atau dikenal dengan sebutan ayat seribu dinar ke dalam kehidupan
sehari-harinya.49
Ketujuh, Buku yang ditulis oleh Muhammad Basrul Muvid “Zikir
Penyejuk Jiwa”. Dimana didalam buku ini membahas tentang pentingnya dzikir
dan menegaskan bahwa dzikir tak semata-mata ativitas mengingat Allah yang
menentramkan hati, tetapi juga sarana untuk mengubah perilaku kita enjai pribad
yang berakhlak mulia, berkualitas secara seprital dan sosial.50
Kedelapan, Buku yang ditulis oleh Fadli Ramadhan yang berjudul “Dzikir
Pagi Petang” dimana didalam buku ini membahas tentang dzikir yang ditinjau
dari sudut pengertiannya, adab, macam-macam dzikir serta keutamaan-
keutamaannya.51
Kesembilan, Buku yang ditulis oleh Yazid bin Abdul Qadir Jawas yang
berjudul “Dzikir Pagi Petang dan Sesudah Shalat Fardhu Menurut Al-Qur‟an
dam As-Sunnah yang Sahih” Dimana didalam buku ini membahas tentang dzikir-
dzikir yang bersumber dari Rasulallah Saw dan disebutkan didalam kitab-kiab
hadits yang shahih. Pengamalan dzikir di pagi, petang dan setelah shalat fardhu
ini sungguh sangat bermanfaat karena dengan dzikir ini juga dapat menghidupkan
sunnah Rasulullah Saw.52

48
Mhd. Imron “Pemahaman Masyarakat Terhadap Ayat-Ayat Al-Qur‟an Tentang Rezeki
Di Desa Kampung Limo Kecamatan Pangkal Jambu Kabupaten Merangin” Skripsi (Merangin:
Program Sarjana Strata I UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2019), 3.
49
Aban Al-Hafi “Living Qur‟an Ttentang Pengamalan Ayat-Ayat Seribu Dinar Pada
Pedagang Di Pasar Aceh” Skripsi (Aceh: Program Sarjana Strata I Universitas Ar-Raniry
Darussalam Banda Aceh, 2020), 8.
50
Muhammad Basyrul Muvid, Zikir Penyejuk Jiwa (Jakarta: Alifia Books, cet. 1, 2020).
51
Fadli Ramadhan, Dzikir Pagi dan Petang (Yogyakarta: Fillah Books, 2019.
52
Yazid bin Abdul Qadir Jawas Dzikir Pagi Petang dan Sesudah Sholat Fardhu (Bogor:
Pustaka Imam Asy-Syafi‟i, 2005).
19

Kesepuluh, Buku yang ditulis oleh A. Dzikri yang berjudul “Dzikir Pagi
dan Petang” Dimana didalam buku ini memberi kesimpulan tentang perintah
melaksanakan dzikir baik pagi hari maupun di etang hari. Begitupula setelah
shalat fardhu. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulallah Saw.53
Kesebelas, Buku yang ditulis oleh Abdul Wahhab yang berjudul
“DzikirPagi Petang Sesuai Al-Qur‟an dan Sunnah Rasulullah yang Shahih”.
Dimana didalam buku ini membahas tentang bacaan dzikir pagi petang,
fadhilahndzikir dan doa setelah shalat wajib dan sunnah serta dzikir khusus istri
(wanita) untuk mengatasi berbagai masalah sehari-hari. Menariknya didalam buku
ini disusun berdasarkan dalil-dalil Al-Qur‟an dan sunnah Rasulullah yang
shahih.54
Adapun tulisan saya yang membahas tentang Pengamalan Ayat-Ayat Al-
Qur‟an Dalam Dzikir Al-Ma‟tsurat Bagi Santriwati Pondok Karya Pembangunan
Al-Hidayah Pemerintah Provinsi Jambi. Pondok pesantren ini milik Pemerintah
Provinsi Jambi yang mempunyai cara tersendiri dalam menghidupkan Al-Qur‟an
kepada para santrinya. Dimana pada pondok pesantren ini memiliki rutinitas yang
dijalankan oleh santrinya yakni adalah pengamalan ayat-ayat Al-Qur‟an dalam
dzikir Al-Ma‟tsurat yang dibaca secara bersama-sama setiap pagi hari dan sore
hari. Dimana pada dzikir Al-Ma‟tsurat ini merupakan dzikir pilihan yang ayat-
ayatnya diambil dari kitab suci Al-Qur‟an dengan membacanya kita akan terjaga
dari gangguan syaiton dan orang-orang yang jahat . Tulisan ini berbeda dengan
tulisan-tulisan yang ada diatas.
H. Sistematika Penulisan
Penelitian ini yang memiliki judul “Pengamalan Ayat-Ayat Al-Qur‟an
dalam Dzikir Al-Ma‟tsurat Bagi Santriwati Pondok Karya Pembangunan Al-
Hidayah (studi living qur‟an)” dimana penyusun akan membagikanya ke dalam
bab dan setiap bab tersebut terdapat sub bab yang di jadikan sebagai berikut.55

53
A. Dzikri Dzikir Pagi dan Petang (Jawa Barat: PT Magenta Media, cet 1, 2020).
54
Abdul Wahab, Dzikir Pagi Petang (Yogyakarta: Laksana, cet. 1, 2019).
55
Tim Penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Fak. Ushuluddin IAIN Jambi, (Jambi:
Fak. Ushuluddin IAIN Jambi, 2016), 46.
20

Bab pertama, berisi pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah,


permasalahan, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metode
penelitian, kerangka teori, studi relevan dan sistematika penulisan.
Bab kedua, gambaran umum lokasi penelitian yang meliputi: sejarah
Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah, visi, isi Pondok Karya Pembangunan
Al-Hidayah dan jumlah santriwati Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah
Bab ketiga, sekilas tentang dzikir Al-Ma‟tsurat yang meliputi: defenisi
dzikir, latar belakang dzikir, fadhilah dzikir, defenisi Al-Ma‟tsurat, keutamaan
dzikir pagi dan petang, riwayat hidup dan perjuangan Hasan Al-Banna, masa kecil
dan riwayat pendidikannya, warisan Hassan Al-Banna dan dasar penggunaan
ayat-ayat Al-Qur‟an dalam dzikir Al-Ma‟tsurat.
Bab keempat, pembahasan hasil penelitian berisi tentang praktek
pembacaan ayat-ayat Al-Qur‟an dalam dzikir Al-Ma‟tsurat dan pemahaman
santriwati terhadap pembacaan ayat-ayat Al-Qur‟an dzikir Al-Ma‟tsurat.
Bab kelima, berisi penutup yang meliputi kesimpulan dan saran. Pada bab
ini berisi rangkuman dari hasil analisa yang telah dijabarkan pada bab
sebelumnya. Kesimpulan ini adalah jawaban atas pertanyaan penelitian. Selain itu
juga terdapat saran dan penutup.
21

BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Pondok Pesantren


Pondok Pesantren Karya Pembangunan Al-Hidayah Provinsi Jambi
didirikan oleh Gubernur Jambi, berdasarkan Surat Keputusan No. 226 Tahun 1983
tanggal 14 Juli 1983 sebagai lembaga pendidikan Agama Islam guna
mempersiapkan kader-kader pembangunan di daerah Jambi yang berilmu,
beramal, bertaqwa dan terampil.56
1. Lokasi Pondok Pesantren
Pondok Pesantren Karya Pembangunan Al-Hidayah Provinsi Jambi terletak
di atas tanah milik Pemerintah Provinsi Jambi seluas 16,5 ha yang dibangun untuk
fasilitas pendidikan dan lahan pertanian untuk praktek santri yang berlokasi di Jl.
Marsda Surya Dharma KM. 1O Kenali Asam Bawah Kecamatan Kota Baru Kota
Jambi57.
2. Struktur Kepengurusan Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah
Pelindung : Pemerintah Provinsi Jambi
Direktur : H. Hasan Basri Husin, SH
Wakil Direktur : Dr. H. Muslim, HU
Wakil Direktur : Dr. H. Hasbullah Ahmad, MA
Sekretaris : H. Rusnan Ahlannur, Lc
Bendahara : Hj. Supratini, S.Ag., MM58
3. Sarana Pendidikan Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah
- Ruang belajar (kelas) 43 unit kapasitas 40 santri
- Asrama Putra dan Putri
- Aula serbaguna Putra dan Putri
- Masjid Putra dan Putri
- Klinik kesehatan
56
Brosur, Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Kec. Kota Baru Kota Jambi, 2020.
57
Brosur, Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Kec. Kota Baru Kota Jambi, 2020.
58
Brosur, Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Kec. Kota Baru Kota Jambi, 2020.

21
22

- Wisma Wali Santri


- Kantin Putra dan Putri
- Lapangan Futsal
- Lapangan Bola Kaki
- Lapangan Badminton
- Laboratarium IPA
- Lapangan Basket
- Lapangan Takraw
- Perpustakaan Putra dan Putri
- Gedung Perkantoran
- Ruang Multimedia
- Dapur umum Putra dan Putri
- Waserda putra dan putri
- Perumahan Guru
- Laboraturium Komputer59
4. Program Pendidikan Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah
1. Jenjang Pendidikan
- PAUD/TK
- Tingkat Dasar (MI)
- Tingkat Menengah (MTs) – Terakreditas A
- Tingkat Atas (MA) – Terakreditas A
2. Kurikulum Pendidikan
- Kurikulum Pesantren modern yang berbasis Bahasa Arab dan Bahasa
Inggris
- Kurikulum Departemen Agama
- Materi Umum, UAN dan UNBK
3. Pendidikan Ekstrakurikuler
- Silat Tapak Suci
- Pramuka

59
Brosur, Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Kec. Kota Baru Kota Jambi, 2020.
23

- Marching Band
- Komputer/Internet
- Hadroh dan Rebana
- Marawis
- Muhadhoroh (Latihan Pidato Tiga Bahasa)
- Musik (Band)
- Berzanji
- Teater
- Olahraga
- Qosidah Modern
4. Kerjasama dengan Instansi Luar Sekolah
- UIN STS Jambi
- Kanwil Depag Provinsi Jambi
- Rabitha Alami Islam di Jakarta
- Dinas P dan K Prov. Jambi
- SKPD Prov. Jambi yang terkait
- Internasional University of Afrika Sudan
- Universitas Jambi
- LIPIA Jakarta
- STAI An Nuaimi Jakarta
- Komite Pendidikan Luar Negeri Jakarta
- LKP VIA Komputer Jambi60
5. Kegiatan Santri Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah
- Qiyamul Lail (Sholat Tahajud)
- Sholat Subuh Berjamaah
- Tadarus Qur‟an
- Pembelajaran Kosa kata
- Sarapan Pagi
- Muhadatsah Arab dan Inggris
- Sholat Zuhur

60
Brosur, Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Kec. Kota Baru Kota Jambi, 2020.
24

- Sholat Asar Berjamaah


- Olahraga
- Makan sore
- Sholat Magrib Berjamaah
- Tadarus Al-Qur‟an
- Sholat Isya Berjamaah
- Belajar malam
- Istirahat
- Muhadhoroh (2X dalam seminggu)
- Pramuka (1X dalam seminggu)61
B. Visi dan Misi Pondok Pesantren.
Visi:
Menjadi Lembaga Pendidikan Insan Qur‟ani dan Berdaya Saing
Internasional.
Misi:
1. Mengintegrasikan Kurikulum Berbasis Al-Qur‟an dengan realitas
kehidupan.
2. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang islami, modern dan
dinamis.
3. Melahirkan lulusan yang kompetitif dan professional.62
C. Jumlah Santriwati
Jumlah santriwati pondok karya pembangunan Al-Hidayah pada tahun
pelajaran 2020/2021 pada tingkat Mts berjumlah 398 orang santriwati dan pada
tingkat Aliyah berjumlah 316 orang santriwati dengan jumlah keseluruhan 714
santriwati yang berasal dari berbagai daerah yang terdapat di Provinsi Jambi dan
menetap di asrama.63

61
Brosur, Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Kec. Kota Baru Kota Jambi, 2020.
62
Brosur, Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Kec. Kota Baru Kota Jambi, 2020.
63
Dokumentasi, arsip Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Provinsi Jambi , 2021.
25

TABEL 1.1

STRUKTUR KEPENGURUSAN PONDOK PESANTREN


KARYA PEMBANGUNAN AL-HIDAYAH
PROVINSI JAMBI

Sumber: Dokumentasi Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah


Dari tabel di atas terlihat bahwa Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah
berada di bawah naungan Pemerintah Provinsi Jambi. Yang terdiri dari beberapa
jabatan diantaranya: Direktur, Wakil Direktur I, Wakil Direktur II, Bendahara,
Sekretaris, Kaur Bidang Umum, Penanggung Jawab Perpustakaan, Staf
Perpustakaan, Penanggung Jawab Lab IPA, Penanggung Jawab Komputer,
Penanggung Jawab Pertamanan, Bidang USAHA, Mananger Hidayah Mart,
Mananger Kimato dan Boutique, Mananger Kantin Putra, Mananger Laundry,
Kaur Keuangan, Staf Penerimaan, Staf Tabungan Santri, Staf Koordinator Dapur
Umum, Kaur Bada Penyelenggara Pendidikan dan Pembelajaran, Koordinator
Bidang Kurikulum, Staf Bidang Kurikulum, Kepala MA, Staf TU MA, Kepala
MI, Koordinator Bidang Pengajaran, Staf Bidang Pengajaran, Kepala MTs, Staf
TU MTs, Kepala PAUD/TK, KAUR Pengasuhan, Kepala Pengasuhan Putra,
Kepala Pengasuhan Putri, Kepala Pelaksana Bahasa, Kepala Kesehatan Pondok,
Staf Perawat, Staf Administrasi, Staf Kepegawaian, Staf Aset, Setaf Pondok,
26

Driver Pondok, Setaf Sarana dan Prasarana, Petugas Listrik dan Air, Petugas
Operasional, Petugas Kebersihan Selokan, Petugas Kebersihan Kantor. 64
TABEL 1.2

NAMA-NAMA GURU, PEGAWAI, STAFF DAN KARYAWAN


PONDOK KARYA PEMBANGUNAN AL-HIDAYAH
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

NO NAMA TTL
1 H. HASAN BASRI HUSIN, SH Nipah Panjang, 08-12-1970
2 DR. H. MUSLIM, M.Pd.I Jambi, 01-06-1966
3 DR. H. HASBULLAH, M.A Jambi, 12-12-1979
4 H. RUSNAN AHLANNUR, Lc Batu Sondat, 20-08-1983
5 Hj. SUPRATINI, S.Ag., MM Jambi, 28-08-1973
6 TIDJAR PURBAYA, SE Cirebon, 16-04-1986
7 PRIHARTINI KUSUMA, S.Pd Jambi, 01-05-1993
8 DEVRIAN RIFKI WIJAYA, S.KOM Jambi, 25-03-1995
9 M. KHAMDANI, S.Kom Kuala Tungkal, 30-06-1989
10 MUHAMMAD KHOIRUDDIN, S.E Rimbo Bujang, 14-05-1995
11 RUJIATI Yogyakarta, 25-01-1970
12 WIWI ASTUTI, S.Th.I., M.Pd Jambi, 18-08-1985
13 MIEKE DESIANA, S.S Jelutih, 25-12-1979
14 AISYAH GUSLI, S.Pd Smpng. Empat, 26-08-1986
MUHAMMAD AL FIKRI, S.Pd.I.,
15 Bangko, 27-03-1993
M.Ag
16 HAKIMIN, S.Kom., S.Pd.I Jambi, 04-09-1986
17 Drs. H. JANIWAR Kerinci, 09-09-1958
18 FADIL MUHAMMAD, S.Pd Lubuk Alung, 26-06-1995
19 MAS'ADI, S.Pd.I Titian Teras, 13-07-1977
20 SAHIDAL MURSALIM, S.I.P Desa Jambu, 16-03-1989
21 BUDI WIDIA WAHYUNI, S.Pd Teluk Kuali, 28-01-1987
22 M. HASBI ASH SHIDDIEQY, S.Kom Jambi, 22-07-1988
23 ENDANG RUKMANA, Lc Pandeglang, 15-05-1977
24 AHMAD ZAKARIA, S.Pd.I Jakarta, 09-05-1985
25 SUNARTI, S.Pd.I Pemusiran, 10-12-1991
26 BAYU BUDI DHARMA, .M.Pd Jambi, 16-06-1995
27 H. AL-MUKMIN AMRAN, Lc., M.H.I Kerinci, 03-10-1977

64
Dokumentasi, arsip Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Provinsi Jambi , 2021.
27

28 DWI YOGO JAMALUDDIN, S.P Jambi, 05-03-1978


29 ARDIANSYAH, S.Sos.I., M.Pd.I Jambi, 11-12-1983
30 SUMINI, S.Kom Karmeo, 01-12-1989
31 AYU FEBRIANI, S.Pd Ds Lbk Birah, 05-01-1993
32 AL MUHTAROM, S.Hum Batu Penyabung, 26-06-1993
33 LILI HARNAINI, S.H Solok, 13-04-1986
34 ACHMAD RIZKY.MR. A.Md Jambi, 25-09-1993
35 MUHAMMAD MUKTI Selango, 20-05-1989
36 ISRO FIRDAUS, S.Pd.I Banyumas, 10-04-1983
37 WARDAH FITRIYAH, AM.KG Jambi, 10-05-1986
38 HERMAWATI SUSANTI, S.Kep Jambi, 28-09-1989
39 KHOPIVA SAFITRI Ma. Jambi, 28 Januari 1997
40 ARDUAN Jambi, 23-06-1960
41 SUNARDI Sukoharjo, 18-03-1956
42 SURONO Jambi, 10-03-1971
43 KASIM P. Rendah, 23-04-1972
44 SUBROTO Jambi, 07-05-1970
45 R. M. SYAHRIAL, S.IP Buluran Kenali, -5-10-1997
46 SITI WAHYUNI Wonogiri, 25-02-1965
47 HASIM Purworejo, 27-10-1956
48 MARIAM ABDUL RAHMAN Jambi, 1-12-1962
49 MARYADI Jambi, 29-12-1964
50 YONO -
51 HASNAH Jambi, 05-04-1952
52 MASRIAH Purbalingga, 15-10-1970
53 SULASTRI Jambi, 18-07-1958
54 ZALIA Palembang, 17-11-1972
55 RUMINAH -
56 NURLIHANA P. Sidempuan, 09-11-1976
57 AHMAD FATHONI Tebo, 20-07-1998
58 RULLI ANDRI Batang Hari, 31-07-1999
59 ANDION Sarolangun, 30-09-1999
60 SANDI ENDRIKAL PUTRA Jambi, 20-02-2001
61 MUHAMMAD SAKTI Jambi, 20-10-2000
62 RIKI YOS FEBIAN Pemunyian, 10-04-2000
63 TAUFIK HIDAYAH Batang Hari, 25-12-2000
64 M. IZZUL KHAQ Blora, 26 Agustus 1999
65 RIO RANSA Semaran, 31 Mei 2000
66 GUSTIN PRATIWI, S.Pd P. Batam, 03-08-1995
28

67 SRI WAHYUNI, S.Pd Karang Berahi, 22-04-1990


68 PARIDATUN, S.Pd Ma. Sei Pinang 10-11-1995
69 WITA ASTUTI Muba, 06-08-1998
70 TRI WIDIA NINGRUM Sungai Bahar, 13-11-1997
71 NOVI ANGGARAINI Tanjung, 09-05-1999
72 SAFITRIANI Tanjabtim, 27-03-1999
73 ANGGITA Simp. Jeluth, 22-01-2001
74 RAUDO PITALOKA Bringin, 13-09-1999
75 SITI FAJAR RIANI Bunut, 14-02-2000
76 SALSABILA FARHANA Jambi, 06 Januari 1999
77 H. FACHRUROZI
78 RIDWAN
79 SUTOMO Rantau Rasau, 08-08-1982
80 GITO Sei. Jorat, 29-01-1988
81 HENDRA Batang, 16-07-1989
82 IMAN Jambi, 26-07-1997
83 RADEN ALDIMAS RAMADHAN Jambi, 22-01-1998
84 SHELLY MARCELINA, S.Hum Sei. Lilin, 06-07-1989
85 YANTI, S.Pd Jambi, 15-09-1978
86 KHODIJAH LUBIS P. Sidempuan,14-12-1975
87 SUBARTA S.Bertam, 15-07-1970
88 ISRO FIRDAUS, S.Pd.I Banyumas, 10-04-1983
89 RUSNITA, S.Pd Bedaro, 18-06-1981
90 EKA PUJI ASTUTY, S.Pd Jambi, 30-12-1989
91 ROZANAH, S.Pd Jambi, 29-12-1987
92 ASMARIA, S.Pd Semabu, 14-08-1990
93 SAMSUL AMIRUDIN, S.Pd Sungai Pinang, 11-10-1994
94 NOVITA SARI DEWI, S.Pd Jambi, 13-11-1994
95 SYARKAWI, S.Pd Pebenaan, 16-04-1996
96 UUN ZULMA, S.Pd Palembang, 03-10-1973
97 MAHYUNANI ARIFIN, S.I,P Muara Bungo, 09-01-1985
98 KASMAWATI, S.Sos.I Tembilahan, 11-04-1985
99 RENI HASTUTI, S.Pd Pasar Terusan, 02-06-1989
100 HEVNI SISKA MARYANTAMA, M.Pd Palembang, 05-01-1988
101 RIZKI APRILIANTO, S.H Jambi, 26-04-1987
102 SITI YAMI, S.Pd.I Seponjen, 06-01-1987
103 ANDY ARIADI, S.Pd.I Jambi, 05-10-1985
104 GATOT WIDODO, S.Pd.I Nipah Panjang, 13-11-1977
105 IWING DERVA MUTIA, S.Pd Padang Galanggang, 14-12-
29

1987
106 PUTRI RAHAYU, S.Pd Jambi, 08-04-1991
107 SITI KHADIJAH, S.E.I Purbasari, 07-10-1994
108 TOMI JEPISA, S.H Selango, 15-06-1990
109 RAHMAWATI, S.Pd Sungai Bahar, 07-02-1994
110 SHEYLA HALIMATUL ADLA, S.Pd Senyerang, 20-11-1994
Mendahara Tengah, 01-03-
111 MUHAMMAD RIDWAN, S.Hum
1991
112 SHAFWAN HARDIANSYAH, S.E Jambi, 17-11-1990
113 FERY APRIANSYAH, S.E.Sy Batu Raja, 05-08-1987
114 YOAN ADELINADINANTI, S.Pd Jambi, 14-01-1989
115 RINAYAH, S.H Jambi, 13-12-1989
116 RIRI HAIRIYAH, S.Pd Jambi, 11-11-1985
117 SURISDAWATI, S.Pd Durian Luncuk 23-12-1988
118 WENNI MULYANI, S.Pd Tanjung Pauh, 05-03-1984
119 ATIKA, S.Pd Palembang, 04-08-1987
120 ASMAUL HUSNA, S.Pd Muara Bantan, 02-05-1989
121 AGSELLIA, S.Pd Jambi, 11-08-1996
122 BERTY MUSYAROFAH Purwarejo, 04-10-1996
123 SRI MUNDARTI, M.Pd Pati, 21-12-1992
124 H. ABDULLAH HASYIM, M.A Jambi, 01-01-1955
125 H. AHMAD SYAUKANI ALI, Lc Kuala Tungkal, 01-02-1951
126 AKBAR IMANUDDIN, M.Ud Ujung Pandang, 07-01-1978
127 MUHAMMAD YUDI, S.Pd.I Sungai Puar 27-10-1981
128 EDI SUSANTO, S.Pd Jambi, 18-11-1985
129 EDI KURNIAWAN, S.Sy., M.Phil Muara Siau, 18-02-1988
130 FACHRIZAL, S.Pd
ABU MANSYUR MUKHTARIDI, Kemingking Dalam, 01-08-
131
Lc.MA 1973
Sumber: Dokumentasi Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah.65

65
Dokumentasi, arsip Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Provinsi Jambi , 2021.
30

TABEL 1.3
NAMA-NAMA PELAJARAN PONDOK DAN UMUM
PONDOK KARYA PEMBANGUNAN AL-HIDAYAH
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

NAMA PELAJARAN NAMA PELAJARAN


NO
NO PONDOK UMUM
Bahasa Indonesia
1 Al-Quran 1 Bahasa Inggris
2 Al-Quran - Al-Hadits 2 Matematika
3 Ulumul Quran 3 IPA
4 Tafsir 4 IPS
5 Aqidah Akhlak/Tauhid 5 PKN
6 Ulumul Hadits 6 Sejarah
7 Fiqih 7 Ekonomi
8 Usul fiqh 8 Geografi
9 Bahasa Arab 9 Sosiologi
10 Nahwu 10 Fisika
11 Shorof 11 Kimia
12 Insya' 12 Biologi
14 Muthala'ah
15 Imla
16 Al-Khat
17 Tajwid
18 Balaghoh
19 SKI/Tarikh
20 Tarbiyah Wa Ta'lim
21 Amaliyatut Tadris
Sumber: Dokumentasi Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah
31

Dari tabel di atas Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Pemerintah


Provinsi Jambi. Juga menyeimbangkan terhadap nilai-nilai pendidikan yang
diampu oleh semua santrinya baik dari mata pelajaran umum dan pelajaran
agamanya semua saling menyeimbangkan.66

TABEL 1.4

Jumlah Santri Putra dan Putri


Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah
Tahun Pelajaran 2020/2021

JUMLAH SANTRI
NO KELAS Jumlah
L P
1 MTs 424 Orang 398 Orang 822 Orang
2 Aliyah 223 Orang 316 Orang 539 Orang
Jumlah Keseluruhan Santri 1.361 Orang
Sumber: Dokumentasi Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada tabel di atas jumlah santri putra dan
putri terdapat sebanyak 1.361 orang santri yang berasal dari berbagai macam
daerah dan provinsi.67

66
Dokumentasi, arsip Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Provinsi Jambi , 2021.
67
Dokumentasi, arsip Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Provinsi Jambi , 2021.
32

TABEL 1.5

Jumlah Santriwati Perasrama


Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah
Tahun Pelajaran 2020/2021

NO ASRAMA JUMLAH SANTRI


1 DAARUL HUFFAZ 28 Orang
2 ASIYAH 65 Orang
GB 1 36 Orang
GB 2 35 Orang
3
GB 3 49 Orang
GB 4 51 Orang
ABAB 1 58 Orang
4
ABAB 2 54 Orang
5 SUMAYYAH 60 Orang
6 KHODIJAH 48 Orang
AISYAH UMMUL MUKMIN 1 52 Orang
7
AISYAH UMMUL MUKMIN 2 50 Orang
FATIMAH AZZAHRA 1 51 Orang
8
FATIMAH AZZAHRA 2 51 Orang
JUMLAH KESELURUHAN 688 Orang
Sumber: Dokumentasi Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah

Dari tebel diatas terlihat bahwa santriwati yang menetap disetiap asrama
memiliki jumlah yang berbeda-beda sesuai dengan besarnya asrama yang
ditempati. Dimana pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah menyediakan asrama
putri sebanyak 8 asrama untuk di tempati.68

68
Dokumentasi, arsip Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Provinsi Jambi , 2021.
33

TABEL 1.6
STRUKTUR ORGANISASI SANTRI PUTRI AL-HIDAYAH
ORSADA (TAHUN 2020-2021

KETUA
WIDYA RAHAYU

WAKIL KETUA
FIRLY NAZILAH PUTRI

SEKRETARIS BENDAHARA
WINDA FITRIA DIAN JUWITA SARI

BAG.PENGGERAK
BAG.KEAMANAN BAG.PENGAJARAN
BAHASA
Esti Thaharah
Barokah Defni Istiqomah Catur Elfina
Febriani Retno Anik Herawati Setiyaningsih
Rosati Intan Citra Adelia Tesya Dwi Rahayu
Kiki Kinarsih Aninda Putri Azra Hanifah
Vidya Dwi Yanti Rahmandani Messy Maulani
Fiko Armaranti Nurdian Zaihoda Eka Safitri Wulandari
Adina Ailisa Siti Aisyah Alifah Hurlaini Kartika
Zita Guslaura Khoirunni‟ma Aitia Aditia
Ainun Khoirunnajma
Nova Nabila Natulia

BAG. IBADAH BAG.KEBERSIHAN


Fadilah BAG. KEINDAHAN
Stefi Cahyani Putri Tiara Nistia
Nahrul Hayat Lili Dewi Sabrina
Devi Anzani
Yuvita Rachmah Nurazizatul Haqiah
Marlina
Sari Anisa Safitri
Putri Navila Farah
Azahro Ludia Nur Hikmah
Diva
AzhariFebiola Putri Indah Patricia
Yulia Rahma Siregar
Apriliani Ana Saprianti
Annisa Rima Putri
Zhadiga Nur Sihab
34

BAG. KESENIAN BAG.


BAG.KESEHATAN
Imroatus Sholeha OLAHRAGA
Giva Oktaviani
Sifha Nauroh Nimas Lilian Hanum
Rani Anjani
Dinda Olivia Annisa Nur Rahma
Tiwi Julianti
Nurkhoniza Putri Herma Junita
Nur‟ain Natasya
Nur Azizah Lydia Madini
Reina Aulia Rohmah Nadiya Rahmah
Putri

BAG.PERPUSTAKA BAG. PENERANGAN BAG.


AN PENERIMAAN
Wilda Reza Lina TAMU
Lidia Kurniati Yulis Lausa Sila Aprilia
Karina Huda Winda Anisya Putri Ula Choirotun Nisa
Maily Marsandi Ghina Prihandani
Ira Safitri Nurmala Yunita
Miftahul Hidayati
Milisa Fitri

BAG. PRAMUKA BAG. DAPUR


BAG.DOKUMENTASI
Raudathul Haromaini Novia Floreta
Nadya Salsabila Suci Novitri Siti Amalia Suci
Ahlaqi Dzakia Pertiwi
Amalia Pebriana
Dhea Anggraini
Rulbadiyah

BAG. LAUNDRY
Wahyuni Hartati
Anisa Silviani
Sefira Rahmawati
35

Sumber: Dokumentasi Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah

Dari tabel di atas terlihat bahwa pada Pondok Karya Pembangunan Al-
Hidayah Provinsi Jambi ini mengajarkan santrinya untuk berorganisasi /belajar
memimpin oleh kepengurusan yang diberi nama ORSADA (Organisasi Santri Al-
Hidayah) dan diambil dari kelas 3 Madrasah Aliyah. Dari berbagai macam bagian
diantaranya adalah:

1. Bph (Badan Pengurus Harian).


Wakil (Badan Pengurus Harian).
Sekretaris (Badan Pengurus Harian).
Bendahara (Badan Pengurus Harian).
2. Bagian Keamanan.
3. Bagian Penggerak Bahasa.
4. Bagian Pengajaran
5. Bagian Ibadah
6. Bagian Kebersihan
7. Bagian Keindahan
8. Bagian Kesehatan
9. Bagian Kesenian
10. Bagian Olahraga
11. Bagian Perpustakaan
12. Bagian Penerangan
13. Bagian Penerimaan Tamu
14. Bagian Dokumentasi
15. Bagian Pramuka
16. Bagian Dapur
17. Bagian Laundry69

69
Dokumentasi, Arsip Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Provinsi Jambi , 2021.
36

BAB III
SEKILAS TENTANG DZIKIR AL-MA’TSURAT

A. Pengertian Dzikir
Secara etimologi, dzikir berasal dari bahasa Arab “dzakara-yadzkuru-
dzikran” yang berarti “mengingat” atau “menyebut”.70 sedangkan secara istilah
adalah membasahi lidah dengan ucapan-ucapan pujian kepada Allah. Oleh karena
itu, dzikir mensucikan dan mengagungkan, juga dapat diartikan menyebut dan
mengucapkan nama Allah atau menjaga dalam ingatan (mengingat).
Menurut KBBI, dzikir mempunyai arti puji-pujian kepada Allah yang
diucapkan berulang. Jadi, dzikir kepada Allah (dzikrullah) secara sederhana dapat
diartikan mengingat Allah atau menyebut nama Allah secara berulang-ulang.
Dzikir dalam pengertian mengingat Allah, sebaiknya dilakukan setiap saat, baik
secara lisan maupun dalam hati. Dimanapun kita berada, sebaiknya selalu
mengingat Allah sehingga akan menimbulkan rasa cinta kepada-Nya dan merasa
malu, taku saat akan melakukan kemaksiatan.
Sebagaimana pendapat Dadang Hawari, yang berpendapat bahwa dzikir
adalah ucapan mengingatkan Allah, sebagaimana yang terkutip di dalam QS. al-
A‟raf ayat 205 sebagai berikut:

          

     


”dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri
dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan
petang, dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang lalai”. (QS. al-
A‟raf 205).71

70
Ahmad Zacky El-Syafa Indeks Lengkap Hadits (Yogyakarta: Mutiara Media TH.press:
2011), 305.
71
Yayasan Penyelenggara Penerjemahan Al-Qur‟an (Al-Qur‟an Al-Karim dan
Terjemahannya Departemen Agama RI (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 2002), 238.
71
Tim Penyusun, Panduan penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN
STS Jambi (Jambi Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2016), 149-150.
36
37

Pada dasarnya seseorang yang berdzikir ialah yang sedang memperbaiki


kedekatannnya dengan Allah. Dalam QS. al-Ahzab ayat 4 sebagaimana tercantum
diatas, dapat berarti mengingat Allah sebanyak-banyaknya, dengan alasan didalam
ayat tersebut terdapat objek yang selaras dengan akal manusia yang salah satu
fungsinya untuk mengingat. 72

       

“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama)


Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya” (QS. Al-Ahzab 4).73

B. Latar Belakang Dzikir


Dzikir merupakan bentuk kesadaran manusia akan kehadiran Tuhan dalam
hidupnya, baik itu ditunjukkan dengan getaran hati, ucapan, pikiran, maupun
perbuatan dan segala bentuk hal yang kesemuanya mampu membuahkan
kesadaran akan kehadiran Tuhan dalam hidup.
Sebagaimana yang terdapat di.dalam.Al-Qur‟an banyak sekali perintah
untuk berdzikir, misalnya dalam Surah An-Nisa‟ ayat [4]: 103, Al-Maidah [5]: 4,
Al-Hajj [22]: 36, dan Al-Jumuah [62]: 10, serta lainnya.
Salah satu Firman Allah sebagai berikut;

          

          


“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di
waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila
kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa).

72
Fadli Ramadhan, Dzikir Pagi dan Petang (Yogyakarta: Fillah Books, 2019), 1-5.
73
Yayasan Penyelenggara Penerjemahan Al-Qur‟an (Al-Qur‟an Al-Karim dan
Terjemahannya Departemen Agama RI (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 2002), 591.
38

Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas


orang-orang yang beriman”.(QS. An-Nisa: 103).74

Dari.ayat.di.atas.dapat dipahami.bahwa.perintah dzikir itu tidak mengenal


waktu, artinya bisa dilakukan kapan saja, boleh siang, malam, pagi, sore, dan
setiap saat. Juga tidak mengenal kondisi, artinya bisa dilakukan saat sedang
berdiri, setelah sholat, saat bekerja, saat duduk santai, saat berbaring untuk
beristirahat, juga saat sedang merasa bahagia, sedih, atupun marah.
Berbeda dengan perintah shalat fardu, yang waktu pelaksanaanya telah
ditentukan begitu pula syarat-syarat dan rukun-rukunnya. Sementara dzikir tidak
demikian. Ada waktu-waktu istimewa yang dianjurkan oleh Rasulullah untuk
memperbanyak berdzikir dan lafaz-lafaz dzikir yang iajarkan oleh Rasulullah.
Demikian juga kita harus tahu kondisi dan saat yang pas untuk berdzikir.
Misalnya, kita dilarang berdzikir secara lisan (dengan suara yang keras) saat
berada di toilet, sebab toilet adalah tepat yang menjijikkan untuk menyebut asma
Allah. Lalu, apakah kita dilarang berdzikir dan mengingat Allah saat di toilet?
Jawabannya, tidak. Kita tetap boleh bedzikir dengan suara hati, yakni dengan
getaran hati kita untuk selalu mengingat-Nya.75

C. Fadhilah Dzikir
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah dalam kitabnya Al-Wabilush Shoyyib
memberikan keutamaan-keutamaan dzikir, antara lain sebagai berikut.76
1. Mengusir setan.
2. Mendatangka ridha Allah SWT.
3. Menghilangkan gelisah dan hati yang gundah.
4. Menjadikan hari gembira dan lapang.
5. Menguatkan hati dan badan.
6. Menerangi hati dan wajah hingga menjadi bersinar.
7. Mendatangkan rizeki.
74
Yayasan Penyelenggara Penerjemahan Al-Qur‟an (Al-Qur‟an Al-Karim dan
Terjemahannya Departemen Agama RI (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 2002), 124-
125.
75
Thoriq Aziz Jayana, Zikir Subuh, Magrib dan Setelah Sholat 5 Waktu, (Yogyakarta:
MUEEZA, 2020), 3-6.
76
FadliRamadhan, Dzikir Pagi Petang, (Yogyakarta: Fillah Books, 2019), 22-35.
39

8. Orang yang berdzikir akan merasakan manisnya iman dan keceriaan.


9. Mendatangkan cinta Ar-Rahman yang merupakan ruh islam.
10. Mendekatkan diri kepada Allah sehingga memasukannya pada golongan
orang yang berbuat ihsan, yaitu beribadah kepada A lihatnya.
11. Mendengarkan llah seakan-akan Allah me
12. inabah, yaitu kembali pada Allah „azza wa jalla. semakin seseorang
kembali pada Allah dengan banyak berdzikir.
13. Seseorang akan semakin dekat pada Allah sesuai dengan kadar dzikirnya
pada Allah „azza wa jalla. Semakin ia lalai dari dzikir, ia pun akan semakin
jauh dari-Nya.
14. Semakin bertambah ma‟rifah (mengenal Allah). Semakin banyak berdzikir,
maka semakin bertambah pula ma‟rifah seseorang kepada Allah SWT.
15. Orang yang lalai dari dzikir akan semakin terhalangi dari rasa takut kepada
Allah.
16. Meraih apa yang Allah sebut dalam ayat:

  


“karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula)
kepadamu[98],77

[98] Maksudnya: aku limpahkan rahmat dan ampunan-Ku kepadamu.


Seandainya tidak ada keutamaan dzikir selain yang disebutkan dalam ayat ini,
maka sudahlah cukup keutamaan yang disebut.
17. Hati dan ruh semakin kuat. Jika seseorang melupakan dzikir, maka
kondisinya sebagaimana badan yang kehilangan kekuatan.
18. Dzikir menjadikan hati semakin berkilau yang sebelumnya berkarat.
Karatnya hati disebabkan lalai berdzikir pada Allah. Sedangakan berkilaunya
hati adalah dzikir, taubat dan istighfar.
19. Mengahapus dosa karena dzikir adalah kebaikan terbesar dan kebaikan akan
menghapus kejelekan.

77
Yayasan Penyelenggara Penerjemahan Al-Qur‟an (Al-Qur‟an Al-Karim dan
Terjemahannya Departemen Agama RI (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 2002).
40

20. Menghilangkan kerisauan. Kerisauan ini dapat dihilangkan dengan dzikir


pada Allah.
21. Ketika seorang hamba rajin mengingat Allah, maka Allah akan mengingat
dirinya disaat ia butuh,
22. Jika seseorang mengenal Allah dalam keadaan lapang, Allah akan
mengenalnya dalam keadaan sempit.
23. Menyelamatkan seseorang dari adzab neraka.
24. Dzikir menyebabkan turunnya sakinah (ketenangan), naungan rahmat, dan
dikelilingi oleh Malaikat.
25. Dzikir menyebabkan lisan semakin sibuk sehingga terhindar dari ghibah
(menggunjing), naminah (adu domba), dusta, perbuatan keji dan batil.
26. Majelis dzikir adalah majelis para malaikat dan majelis orang yang lalai dari
dzikir adalah majelis setan.
27. Orang yang berdzikir begitu bahagia, begitupula ia akan membahagiakan
orang-orang disekitarnya.
28. Akan memberi rasa aman bagi seorang hamba dari kerugian di hari kiamat.
29. Karena tangisan oarang yang berdzikir, maka Allah akan memberikan
naungan „Arsy padanya di hari kiamat yang amat panas.
30. Sibuknya seseorang pada dzikir menjadi sebab Allah memberi untuknya
lebih dari yang diberikan pada peminta-minta.
31. Dzikir adalah ibadah yang paling ringan, namun termasuk ibadah yang
sangat mulia.
32. Dzikir adalah tanaman syurga.
33. Pemberian dan keutamaan yang diberikan pada orang yang berdzikir, tidak
diberikan pada amalan lainnya.
34. Senantiasa berdzikir pada Allah menyebabkan seseorang tidak mungkin
melupakannya. Orang yang melupakan Allah menyebabkan dirinya sengsara
dalam kehidupannya dan di hari ia dikembalikan. Seseorang yang melupakan
Allah menyebabkan ia melupakan dirinya dan maslahat untuk dirinya. Allah
Ta‟ala berfirman:
41

          


“dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah
menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. mereka Itulah orang-orang
yang fasik”. (QS. al-Hasyr: 19).78

35. Dzikir adalah cahaya bagi pemiliknya di dunia, kubur, dan hari kebangkitan.
36. Dzikir adalah ro‟sul umur (inti segala perkara). Siapa yang di bukakan
baginya kemudahan berdzikir, maka ia memperoleh berbagai kebaikan.
37. Dzikir akan memperingatkan hati yang tertidur lelap. Hati bisa jadi sadar
dengan berdzikir.
38. Orang yang berdzikir akan semakin dekat dengan Allah dan bersama
dengan-Nya. Sebagaimana firman-Nya:

        


“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang
yang berbuat kebaikan”. (QS. an-Nahl: 128).79

    


“dan Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS. al-Baqarah: 249).80

      


“Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita”. (QS. al-
Taubaah: 40).81
39. Dzikir itu dapat menyamai seseorang yang memerdekakan budak,
menafkahkan harta, dan menunggang kuda di jalan Allah, serta juga dapat
menyamai seseorang yang berperang dengan pedang di jalan Allah.

78
Yayasan Penyelenggara Penerjemahan Al-Qur‟an (Al-Qur‟an Al-Karim dan
Terjemahannya Departemen Agama RI (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 2002), 799.
79
Yayasan Penyelenggara Penerjemahan Al-Qur‟an (Al-Qur‟an Al-Karim dan
Terjemahannya Departemen Agama RI (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 2002), 383.
80
Yayasan Penyelenggara Penerjemahan Al-Qur‟an (Al-Qur‟an Al-Karim dan
Terjemahannya Departemen Agama RI (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 2002), 51.
81
Yayasan Penyelenggara Penerjemahan Al-Qur‟an (Al-Qur‟an Al-Karim dan
Terjemahannya Departemen Agama RI (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 2002), 260-
261.
42

40. Dzikir adalah inti dari bersyukur. Tidaklah bersyukur pada Allah Ta‟ala
orang yang enggan berdzikir.

      


“karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula)
kepadamu[98], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu
mengingkari (nikmat)-Ku”.

[98] Maksudnya: aku limpahkan rahmat dan ampunan-Ku kepadamu.


41. Makhluk yang paling mulia adalah yang bertakwa yang lisannya selalu basah
dengan berdzikir pada Allah.
42. Hati yang keras meleburnya dengan berdzikir kepada Allah.
43. Dzikir adalah obat hati sedangkan lalai dari dzikir adalah penyakit hati. Obat
hati yang sakita adalah dengan berdzikir.
44. Tidak ada sesuatu yang membuat seseorang mudah meraih nikmat Allah dan
selamat dari murka-Nya selain dzikir pada Allah. Jadi dzikir adala sebab
datangnnya dan tertolaknya murka Allah.
45. Dzikir menyebabkan datangnya sholawat (pujian) Allah dan Malaikat-Nya
bagi orang yang berdzikir. Dan siapa saja yang mendapatkan keuntungan
yang teramat besar. Sebagaimana Allah Ta‟ala berfirman:

           

          

   


“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama)
Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya”.dan bertasbihlah kepada-Nya
diwaktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan
malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan
kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). dan adalah Dia Maha
Penyayang kepada orang-orang yang beriman. (QS. al-Ahzab: 41-43).82

82
Yayasan Penyelenggara Penerjemahan Al-Qur‟an (Al-Qur‟an Al-Karim dan
Terjemahannya Departemen Agama RI (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 2002), 599.
43

46. Dzikir kepada Allah adalah pertolongan besar agar seseorang mudah
melakukan ketaatan. Karena Allah yang menjadikan hamba mencintai
amalan taat tersebut.
47. Orang yang senantiasa selalu berdzikir ketika berada di jalan, di rumah, di
lahan yan hijau, ketika bepergian, atau di berbagai tempat, itu akan
membuatnya mendapatkan banyak saksi di hari kiamat.
48. Sebagaimana Allah Ta‟ala berfirman:

         

            
“apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi
telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan manusia
bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?", pada hari itu bumi
menceritakan beritanya, karena Sesungguhnya Tuhanmu telah
memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya. (QS. Az-Zalzalah: 1-5).83

49. Jika seseorang menyibukkan diri dengan berdzikir, maka ia akan terlalaikan
dari perkataan yang bathil seperti ghibah (menggunjing), naminah (mengadu
domba), perkataan sia-sia dan memuji-muji manusia. Karena lisan sama
sekali tidak bisa diam. Lisan memiliki dua kondisi, boleh jadi rajin berdzikir
dan boleh jadi lalai.
D. Pengertian Al-Ma’surat
Dalam kamus Prof. Dr. Mahmud Yunus Al-Ma‟tsurat berasal dari kata
)ٌ‫ (مأْ ُث ْور‬Yang artinya diriwayatkan atau dipindahkan. Dengan penambahan alif lam
dan ta‟marbuthoh yang digunakan pada sesuatu yang berhubungan dengan
muannats atau sesuatu benda yang jumlahnya banyak walaupun mudzakkar tapi
akan menjadi muannats jika banyak yang diriwayatkan. 84

83
Yayasan Penyelenggara Penerjemahan Al-Qur‟an (Al-Qur‟an Al-Karim dan
Terjemahannya Departemen Agama RI (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 2002), 909.
84
Dimas Rahmat Riyadi “Pembacaan Al-Ma‟tsurat Studi Living Qur‟an Bagi Para
Santri Pondok Pesantren Ihyaul Qur‟an Bengkulu Tengah” (Skripsi Program Sarjana, IAIN
Bengkulu, 2019). 21.
44

Doa al-Ma‟tsurat adalah kumpulan doa-doa yang diambil dari Al-Qur‟an


sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw. dan diamalkan atau dibaca setiap hari
pada pagi hari dan sore hari setelah shalat Subuh dan setelah shalat Asar. 85
E. Keutamaan Dzikir Pagi Petang
Dalil-dalil dari Al-Qur‟an tentang dzikir pagi dan petang, diantaranya
sebagai berikut.

         

        


“dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. Dialah yang
memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan
untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya
(yang terang). dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang
beriman”.(QS. Al-Ahzab ayat 42-43).86

          

 
“Maka bersabarlah kamu, karena Sesungguhnya janji Allah itu benar, dan
mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji
Tuhanmu pada waktu petang dan pagi”(QS. Gafir ayat 55).87

      


“Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada di petang hari dan
waktu kamu berada di waktu subuh” (QS. Ar-Rum ayat 17).88

Imam Ibnul Qayyim Radiallahuanhu berkata: “waktunya yaitu subuh.hingga


terbit.matahari, dan.antara.ashar.hingga.terbenam.matahari.”

85
Al-Barokah Doa al-Ma‟surat Hasan al-Banna (Yogyakarta: Al-Barokah, cet 1, 2015),
28.
86
Yayasan Penyelenggara Penerjemahan Al-Qur‟an (Al-Qur‟an Al-Karim dan
Terjemahannya Departemen Agama RI (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 2002), 599.
87
Yayasan Penyelenggara Penerjemahan Al-Qur‟an (Al-Qur‟an Al-Karim dan
Terjemahannya Departemen Agama RI (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 2002), 679.
88
Yayasan Penyelenggara Penerjemahan Al-Qur‟an (Al-Qur‟an Al-Karim dan
Terjemahannya Departemen Agama RI (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 2002), 572.
45

Apabila banyak ayat.Al-Qur‟an.yang menyebutkan tentang keutamaan


berdzikir, maka sudah pasti di dalam hadits akan dijumpai juga lebih banyak lagi,
karena Al-Qur‟an hanya terdiri dari 30 juz, sedangkan jumlah hadits tak terhitung
banyaknya. Di dalam berbagai macam kitab hadits banyak sekali dimuat hadits-
hadits Rasulallah Saw., misalnya kitab Shahih Bukhari saja terdiri dari 30 juz,
kitab Abu Dawud memuat 32 juz, dan masih banyak lagi kitab-kitab besar lainnya
yang menyebutkan pentingnya dzikir ini.89
Keutamaan untuk ingat (berdzikir) kepada Allah Ta‟ala terdapat dalam
hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairoh berkata bahwa Rasulullah berkata: 90

‫َِّب َصلَّى اللَّو َعلَْي ِو َو َسلَّ َم يَ ُق ْو ُل الّلوُ تَ َعلَى أَنَا ِعْن َد ظَ ِّن َعْب ِد ى ِِب َوأَنَا ِعْن َد ظَ ِّن َعْب ِد ِِب َوأَنَا‬
ُّ ِ‫قَا َل الن‬
ِ ِ ِِ
َ ‫َم َعوُ إِ َذا ذَ َكَرِِن فَإ ْن ذَ َكَرِِن ِِف نَ ْفسو ذَ َك ْرتُوُ ِِف نَ ْفسي َوإِ ْن ذَ َكَرِِن ِ ِْف َم ََِل َخ ٍْريمْن ُم ْم َوإِ ْن تَ َقَّر‬
‫ب‬
‫اعا َوإِ ْن أَتَا ِِن‬ ِ ِ َّ َ ِ‫َل بِ ِش ٍْب تَ َقَّر بت إِلَي ِو ِذراعا وإِ ْن تَ َقَّرب إ‬ ِ ِ َّ َ ِ‫إ‬
ً َ‫ت إِلَْيو ب‬ ُ ْ‫اعا تَ َقَّرب‬
ً ‫َل ذ َر‬ َ َ ًَ ْ ُْ ْ َّ َ ِ‫ب إ‬ َ ‫َل بش ٍْْب تَ َقَر‬
.‫َيَْ ِشي أَتَ ْيتُوُ َى ْر َولَ ًة‬
“Rasulullah Saw berssabda, “Allah Ta‟ala berfirman: “aku sesui dengan
prasangka hamba-Ku terhadap-Ku dan Aku selalu bersamanya ketika ia
mengingat-Ku. Apabila dia mengingat-Ku di dalam dirinya, maka Aku akan
mengingatnya dalam diri-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam suatu
jemaah manusia, maka Aku pun akan mengingatnya di tengah-tengah
perkumpulan yang lebih baik dari mereka. Apabila ia mendekati-Ku
sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Apabila dia
mendekati-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Dan apabila
dia datang kepada-Ku dengan berjalan kaki maka Aku akan datang
kepadanya degan berlari.” (HR. Al-Bukhari, kitab At-Tauhid (97), bab
firman Allah surah Al-Imran: 28(15).

Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah.memiliki.cara.tersendiri.dalam


menerapkan.Al-Qur‟an.dalam kehidupan sehari-harinya. Yakni dengan
pengamalan ayat-ayat Al-Qur‟an dalam dzikir Al-Ma‟tsurat yang dibaca oleh
santriwatinya setiap hari dan sudah menjadi rutinitas wajib untuk dijalankan.
Pondok ini juga telah lama melaksanakan pengamlan dzikir ini kurang lebih
selama dua tahun setengah. Dzikir Al-Ma‟tsurat sendiri memiliki kelebihan

89
Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandhalawi, Himpunan Kitab Fadhillah A‟mal
(Jawa Barat: Pustaka Ramadhan ), 112.
90
Muhammad Fuad Abdul Baqi, Al-Lu‟lu wal Marjan Hadits-hadits Pilihan yang
Disepakati Al-Bukhari dan Muslim (Surabaya: PT. Elba fitrah mandiri sejahtera, Cet Keempat
2012), 506-507.
46

dibanding dengan dzikir lainnya yakni dzikir ini dibaca secara rutin dan tercantum
dari ayat-ayat Al-Qur‟an dan ditambah dengan dzikir-dzikir lain yang diyakini
juga memiliki banyak manfaat ketika kita sering mengamalkannya.
Sebagaimana hasil dari wawancara dengan ustadzah Gustin Pratiwi dan
Ustadzah Mahyunani Arifin.
“Kelebihan dari dzikir Al-Ma‟tsurat ini dibanding dengan dzikir lainnya
adalah dzikir ini dibaca secara rutin dan tercantum dari ayat-ayat Al-Qur‟an
dan ditambah dengan dzikir-dzikir lain yang diyakini juga memiliki banyak
manfaat ketika kita sering mengamalkannya”. 91

“Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah ini kurang lebih sudah dua tahun
setengah dalam menerapkan pengamalan dzikir Al-Ma‟tsurat yang dibaca
oleh semua santriwatinya setiap hari. Dzikir Al-Ma‟tsurat ini juga
merupakan rutinitas wajib santriya. Dimana pada dzikir ini disusun oleh
Al-Ustadz Hasan Al-Banna yang merupakan seorang bangsawan mesir”.92

F. Riwayat Hidup dan Perjuangan Hassan Al-Banna


Abu Hasan Ali al-Hasani an-Nadawi, ketua mejelis ulama Lucknow, India
menyebutkan bahwa kejeniusan Hasan al-Banna tampak pada dua aspek spesifik,
yang jarang dimiliki oleh kebanyakan manusia. Pertama ia berdakwah dengan
penuh antusias. Ia yakin dan puas dengan misinya berdakwah. Ia memberikan
segenap kemampuannya pada dunia dakwah dengan segenap kemampuan dan
kelengkapan yang dimilikinya. Semua itu merupakan syarat mutlak yang harus
dimiliki seorang dai dan pemimpin. Di tangan manusia-manusia pilihan seperti
Hasan al- Banna inilah Allah mengalirkan kebaikan-kebaikannya.
Kedua, Hasan al-Banna memiliki pengaruh besar terhadap para sahabat,
murid, dan para pengikutnya. Ia berhasil membentuk kader-kader dan
menciptakan tarbiyah yang spektakuler. Ia adalah pembangun generasi, seorang
murabbi serta pemangku pendidikan Islam yang sarat dengan nuansa ilmiah. Bagi
para aktivis dakwah atau para pencari ilmu mendapat pengaruh yang luar biasa
darinya, dalam hal kecenderungan, kebijaksanaan, manhaj pemikiran, gaya
91
Wawancara dengan Ustadzah Gustin Pratiwi. Selaku Ustadzah Pengasuhan Santri Putri
Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah, Pada Jum‟at, 14 November 2020 Jam 08.00 di Aula
Pondok.
92
Wawancara dengan Ustadzah Mahyunani Arifin. Selaku Ustadzah Pengasuhan Santri
Putri Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah, Pada Jum‟at, 14 November 2020 Jam 09.38 di
Aula Pondok.
47

penuturan, bahasa, hingga pembicaraan. Meski tahun telah berganti tahun, bahkan
abad, ia tetap menjadi simbol pembaharu dalam dunia Islam.93
G. Masa Kecil dan Riwayat Pendidikannya
Hasan al-Banna lahir di desa Mahmudiyah pada tanggal 14 Oktober 1906,
tepatnya di sebuah desa di kawasan Buhairah, Mesir. Hasan al-Banna lahir di
tengah-tengah keluarga yang sederhana. Ayahnya adalah Syaikh Ahmad al-
Banna. Ia pernah mengenyam pendidikan di Universitas al-Azhar mengambil
hadits dan ilmu fiqih. Ia seorang imam suatu wilayah yang amat di hormai,
sekaligus imam masjid dari ritus Hanbali. Syaikh Ahmad al-Banna menulis dan
berkolaborasi dalam buku-buku mengenai tradisi Islam. Ia memiliki toko jam dan
jasa memperbaiki jam tangan serta menjual gramafon. Meski mereka memiliki
banyak harta berupa properti, tidak lantas menjadikannya orang yang kaya raya.
Mereka bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Hasan al-Banna lahir bertepatan dengan rapuhnya Khalifah Islam Turki
Usmani. Yakni Khalifah Islam terakhir yang menandai berakhirnya kekhalifahan
Islam. Ia tumbuh sebagai pemuda seperti halnya pemuda saat itu. Ia belajar di
sekolah Rashad sejak usia delapan hingga dua belas tahun. Salah satu kunci
sukses keberhasilannya menjadi pemimpin yang disegani karena sejak kecil ia
sudah terbiasa berdisiplin dengan kegiatan yang harus dilakukannya. Siang hari ia
pergunakan untuk menuntut ilmu di bangku sekolah. Sementara, setiap usai sholat
Subuh ia mendisiplinkan diri mengulang dan menghafal Al-Qur‟an. Oleh karena
itu pada usia 14 tahun Hasan al-Banna berhasil menghafal Al-Qur‟an. Inilah cikal
bakal mengapa pada kemudian hari Hasan al-Banna menjadi pemimpin yang
gemilang.94
H. Warisan Hassan al-Banna
Hasan al-Banna bertekad memperjuangkan Islam sesuai al-Qur‟an dan
hadits Rasulullah saw. Hassan al-Banna tutup usia pada 12 Februari 1949, pada
usia 43 tahun karena ditembak oleh penembak yang tak dikenal, yang
diperkirakan memang ditugaskan untuk membunuhnya. Kepergiannya tidak
93
Al-Barokah Doa al-Ma‟surat Hasan al-Banna (Yogyakarta: Al-Barokah, cet 1, 2015),
15.
94
Ibid, 16-17.
48

menyebabkan para pengikutnya berhenti untuk turut memperjuangkan Islam. Itu


karena Hassan al-Banna mewariskan semangat perjuangan dan teladan berdakwah
bagi seluruh umat muslim.
Menurut beberapa sumber, Hassan al-Banna meninggalkan beberapa wasiat
untuk menggelorakan semangat para aktivis dakwah, diantaranya:
1) Ketika mendengar adzan, dalam keadaan bagaimanapun kita segera
menunaikan shalat.
2) Membaca, menelaah, dan mendengarkan al-Qur‟an, serta berdzikir kepada
Allah, serta jangan menghambur-hamburkan waktu dalam urusan yang
tidak memberikan manfaat.
3) Bersungguh-sungguh untuk bisa berbicara dalam bahasa Arab dengan
fasih.
4) Tidak perlu memperbanyak perdebatan dalam berbagai bidang
pembicaraan.
5) Jangan banyak tertawa sebab hati yang selalu berkomunikasi dengan Allah
(dzikir) adalah tenang dan tentram.
6) Jangan bergurau karena umat yang berjihad tidak berbuat kecuali dengan
bersungguh-sungguh terus menerus.
7) Jangan mengeraskan suara di atas suara yang diperlukan pendengar,
karena hal ini akan mengganggu dan menyakiti.
8) Tidak membicarakan akan kekurangan seseorang karena tidak ada
manusia yang sempurna di muka bumi ini. Karena sesungguhnya
kesempurnaan hanya milik Allah Swt.
9) Ber-ta‟aruf-lah dengan saudaramu yang kalian temui walaupun dia tidak
meminta, sebab prinsip dakwah kita adalah cinta dan ta‟awun (kerjasama).
10) Pekerjaan rumah kita sebenarnya lebih bertumpuk dari waktu yang
tersedia, maka manfaatkanlah waktu dan apabila kalian mempunyai
sesuatu keperluan maka sederhanakanlah dan percepatlah untuk
diselesaikan.95

95
Ibid, 25-27.
49

BAB IV
PENGAMALAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM DZIKIR
AL-MA’SURAT

A. Dasar Penggunaan Ayat-Ayat Al-Qur’an Dalam Dzikir Al-Ma’tsurat


Dasar pembacaan ayat-ayat Al-Qur‟an dalam dzikir Al-Ma‟tsurat ialah di
karenakan ayat –ayat yang terdapat dalam dzikir Al- Ma‟tsurat berasal dari
kumpulan doa-doa yang di ambil dari Al-Qur‟an sesuai dengan tuntunan
Rasulullah saw. yakni Surah Al-Fatihah Ayat 1-7, Surat Al-Iklas Ayat 1-4, Surat
Al-Falaq Ayat 1-5, Surat An-Nas Ayat 1-6, Surah Ash-Shaffat Ayat 180-182, dan
Surah Ali Imran Ayat 26-27 yang diyakini dapat menambahkan kepercayaan diri,
semangat dalam beribadah, dan merasa bahwasanya Allah melindungi diri dari
mara bahaya serta dengan pengamalan ayat-ayat Al-Qur‟an yang terdapat dalam
dzikir Al-Ma‟tsurat ini juga mengandung doa-doa agar kita terhindar dari
gangguan syaiton.
Didalam Al-Qur‟an, dzikir disebut sebanyak 267 kali dengan berbagai
bentuk kata. Diantaranya bermakna mengingat Allah dalam arti kata
menghadirkan dalam hati.96 Ayat yang menyebutkan bahwa orang-orang yang
berdzikir akan mendapatkan ketentraman dalam hati, seperti yang tertuang dalam
QS. ar-Rad ayat 28.

            

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram


dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram”. (QS. Ar-Rad: 28).97

Kata tenang dalam ayat diatas bukan tidak memiliki makna apa-apa akan
tetapi mengandung dimensi yang sangat luas yaitu mencangkup kebahagiaan
dunia akhirat. Kebahagiaan yang sempurna yang diinginkan setiap manusia.

96
Fadli Ramadhan, Dzikir Pagi dan Petang (Yogyakarta: Fillah Books, 2019), 37-43.
97
Yayasan Penyelenggara Penerjemahan Al-Qur‟an (Al-Qur‟an Al-Karim dan
Terjemahannya Departemen Agama RI (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 2002), 341.

49
50

Perintah Allah agar manusia berdzikir sebanyak-banyaknya tertuang dalam


QS. al-Ahzab ayat 41:

       


“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama)
Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya”. (QS. al-Ahzab: 41).98

Allah juga memperingatkan kerugian bagi orang-orang yang melupakannya.


Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Munafiqun ayat 9:

            

     


“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan
kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian Maka
mereka Itulah orang-orang yang merugi”. (QS. Al-Munafiqun: 9).99

Ayat lain yang menegaskan tentang larangan melupakan dzikir termaktub


dalam Al-Qur‟an, yaitu dalam QS. al-Hasyr ayat 19:

           

“dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah
menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. mereka Itulah orang-orang
yang fasik”. (QS. al-Hasyr: 19).100

1. Ayat-Ayat Al-Qur’an Dalam Dzikir Al-Ma’tsurat


Ayat-ayat Al-Qur‟an yang dijadikan salah satu bacaan dzikir harian Al-
Ma‟tsurat yang di terapkan oleh Santriwati Pondok Karya Pembangunan Al-
Hidayah diantaranya adalah: Surah Al-Fatihah Ayat 1-7, Surat Al-Iklas Ayat 1-4,

98
Yayasan Penyelenggara Penerjemahan Al-Qur‟an (Al-Qur‟an Al-Karim dan
Terjemahannya Departemen Agama RI (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 2002),599.
99
Al-Qowiyyu, Al-Qur‟an dan Terjemahannya (Semarang: PT. Karya Toha Putra
Semarang, 2002), 811.
100
Yayasan Penyelenggara Penerjemahan Al-Qur‟an (Al-Qur‟an Al-Karim dan
Terjemahannya Departemen Agama RI (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 2002), 799.
51

Surat Al-Falaq Ayat 1-5, Surat An-Nas Ayat 1-6, Surah Ash-Shaffat Ayat 180-182,
dan Surah Ali Imran Ayat 26-27.101
1. Membaca Al-Faatihah ayat 1-7.102

            

          

           

Sebagaimana yang tercantum di dalam hadits sohih bukhori kitab fadhoil


qur'an bab fadhli fatihatul kitab nomor hadits 5007. Cetakan ke 3 muasasah
risalah nasirun berut-lebanon:

‫ال ُكنَّا ِِف‬ َ َ‫ي ق‬ ِّ ‫الُ ْد ِر‬


ْ ‫يد‬ ٍ ِ‫ح َّدثَِِن ُحم َّم ُد بن الْمث ََّّن حدَّثَنَا وىب حدَّثَنَا ِىشام عن ُحم َّم ٍد عن معب ٍد عن أَِِب سع‬
َ ْ َ َْ َ ْ َ َ ْ َ ٌ َ َ ٌ ْ َ َ َُ ُ ْ َ َ
ٍ ِ ِ ِ ِ ِ ٍ ِ
‫ب فَ َم ْل مْن ُك ْم َرا فَ َق َام َم َع َما‬ ٌ ‫يم َوإ َّن نَ َفَرنَا َيْي‬ ٌ ‫ت إ َّن َسيِّ َد ا ْْلَ ِّي َسل‬ ْ َ‫ت َجاريَةٌ فَ َقال‬ ْ َ‫َمسري لَنَا فَنَ َزلْنَا فَ َجاء‬
‫ت ُُْ ِس ُن ُرقْ يَ ًة أ َْو‬ َ ‫ني َشا ًة َو َس َقانَا لَبَ نًا فَلَ َّما َر َج َع قُلْنَا لَوُ أَ ُكْن‬
ِ ٍ
َ ‫َر ُج ٌل َما ُكنَّا نَأْبُنُوُ بُِرقْ يَة فَ َرقَاهُ فَبَ َرأَ فَأ ََمَر لَوُ بِثََالث‬
‫صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو‬ ِ ِ َ‫ت إَِّْل بِأ ُِّم الْ ِكت‬ َ َ‫ت تَ ْرقِي ق‬
َ ‫َِّب‬َّ ِ‫اب قُ ْلنَا َْل ُُْدثُوا َشْيئًا َح ََّّت نَأِِْتَ أ َْو نَ ْسأ ََل الن‬ ُ ‫ال َْل َما َرقَ ْي‬ َ ‫ُكْن‬
ِ ِ ِ
ْ ‫ال َوَما َكا َن يُ ْد ِر ِيو أَن ََّما ُرقْ يَةٌ اقْ ِس ُموا َو‬
‫اض ِربُوا‬ َ ‫صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم فَ َق‬ ِّ ِ‫َو َسلَّ َم فَلَ َّما قَد ْمنَا الْ َمدينَةَ ذََك ْرنَاهُ للن‬
َ ‫َِّب‬
ِِ ِِ ِ ِِ َ َ‫َِل بِ َس ْم ٍم َوق‬
َ ‫ين َح َّدثَِِن َم ْعبَ ُد بْ ُن سري‬
‫ين‬ َ ‫ال أَبُو َم ْع َم ٍر َحدَّثَنَا َعْب ُد الْ َوارث َحدَّثَنَا ى َش ٌام َحدَّثَنَا ُحمَ َّم ُد بْ ُن سري‬
‫ي ِبَ َذا‬ ِّ ‫الُ ْد ِر‬
ْ ‫يد‬ ٍ ِ‫عن أَِِب سع‬
َ َْ
Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Al Mtsanna Telah
menceritakan kepada kami Wahb Telah menceritakan kepada kami Hisyam
dari Muhammad dari Ma'bad dari Abu Sa'id Al Khudri ia berkata; Dalam
perjalanan yang kami lakukan, kami singgah di suatu tempat, lalu datanglah
seorang wanita dan berkata, "Sesungguhnya ada seorang kepala kampung
sakit, sementara orang-orang kami sedang tiada. Apakah salah seorang dari
kalian ada yang bisa meruqyah?" Maka berdirilah seorang laki-laki yang

101
Hasil observasi penulis terhadap Pengamalan Ayat-Ayat Qur‟an dalam Dzikir Al-
Ma‟tsurat yang dilakukan oleh santriwati Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah. Pada Sabtu 21
November 2020 jam. 16.37.
102
Dalam hadits Ubay bin Ka‟ab r,a., Rsulallah bersabda, “Dan demi yang diriku di
tangan-Nya, tidak diturunkan di dalam Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Furqon firman (ayat) yang
serupa dengannya (al-fatihah), dia (al-fatihah)itu, tujuh yang diulang-ulang‟ dan merupakan Al-
Qur‟an yang agung aku berikan. “Hadits ini hasan shahih.” Abu Dawud dan yang lainnya
meriwayatkan dengan sanadnya dari Rasulallah. Beliau bersabda, “Segala sesuatu yang tidak
dimulai dengan membaca bismillahirrahmanir-rahiim, dia itu terputus.” Maksudnya, sedikit
berkahnya. (Dha‟iful Jami‟ush-Shagir.3222).
52

kami sendiri tidak tahu bahwa ia bisa meruqyah. Ia beranjak bersama wanita
itu, lalu meruqyah, dan ternyata yang diruqyah sembuh. Kemudian sang
kepala kampung memerintahkan agar laki-laki itu diberi tiga puluh ekor
kambing, dan kami pun diberinya minuman susu. Setelah pulang, kami
bertanya padanya, "Apakah kamu memang seorang yang pandai
meruqyah?" Ia menjawab, "Tidak, dan tidaklah aku meruqyahnya, kecuali
dengan Ummul Kitab." Kami katakan, "Janganlah kalian berbuat apa-apa,
hingga kita sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya
pada beliau." Ketika kami sampai di Madinah, kami pun menuturkan hal itu
pada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau bersabda: "Lalu siapa
yang memberitahukannya, bahwa itu adalah ruqyah. Bagikanlah kambing
itu, dan aku juga diberi bagian." Abu Ma'mar berkata; Telah menceritakan
kepada kami Abdul Warits Telah menceritakan kepada kami Hisyam Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Sirin Telah menceritakan
kepadaku Ma'bad bin Sirin dari Sa'id Al Khudri dengan hadits ini.103
2. Membaca Surat Al-Iklas ayat 1-4

                

     


3. Membaca Surat Al-Falaq ayat 1-5

                

              
4. Membaca Surat An-Nas ayat 1-6

              

            

 
Surah ini mencakup permohonan perlindungan, yang dimintai perlindungan
dan apa yang dimintakan perlindungan. Tentang perlindungan, sudah diuraikan di
atas ketika menghapus surat Al-Falaq. Allah menyebutkan Rububiyah-Nya

103
Sohih bukhori fadhoil qur'an bab fadhli fatihatul (kitab nomor hadits 5007. Cetakan
muasasah risalah nasirun berut-lebanon. Cet. 3.) 1265.
53

kepada manusia, kekuasaan dan nilahiyah-Nya, yang tentunya ada singkronisasi


dalam penyebutan permohonan perlindungan dari syetan 104.
Dalam surah ini di jelaskan pula tentang meminta pertolongan banyak
kepada Allah. Hal seperti ini juga diperintahkan di dalam surah Al-Fatihah, yang
pengertianya ialah bahwa yang memiliki semua inilah yang patut disembah dan
dimintai pertolongan. Kita pun harus iklas karena Allah semata, di dalam bertutur
kata dan berbuat. Kita juga minta perlindungan Allah dari hal-hal yang di luar
kemampuan kita untuk menolaknya.105
Sebagaimana yang tercantum di dalam hadits sohih bukhori kitab fadhoil
qur'an bab fadhli almua'widzataini. Nomor hadits 5017. Cetakan ke 3 muasasah
risalah nasirun berut-lebanon:
َّ ‫اب َع ْن عُْرَوَة َع ْن َعائِ َش َة أ‬
َٓ- ‫َن‬ ٍ ‫ضالَ َة َعن ُع َقْي ٍل َعن ابْ ِن ِشم‬ ٍِ
َ ْ ْ َ َ‫َّل بْ ُن ف‬
ُ ‫َحدَّثَنَا قُتَ ْيبَةُ بْ ُن َسعيد َحدَّثَنَا الْ ُم َفض‬
‫ث فِي ِم َما فَ َقَرأَ فِي ِم َما قُ ْل ُى َو‬
َ ‫صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم َكا َن إِ َذا أ ََوى إِ ََل فَِر ِاش ِو ُك َّل لَْي لٍَة ََجَ َع َكفَّْي ِو ُُثَّ نَ َف‬ َّ ِ‫الن‬
َ ‫َِّب‬
‫اع ِم ْن َج َس ِد ِه يَْب َدأُ بِِ َما‬َ َ‫استَط‬
ِِ
ْ ‫َّاس ُُثَّ َيَْ َس ُح ب َما َما‬ ِ ‫ب الن‬ ِّ ‫ب الَْفلَ ِق َو قُ ْل أَعُوذُ بَِر‬ ِّ ‫َعوذُ بَِر‬ َ ‫اللَّوُ أ‬
ُ ‫َح ٌد َو قُ ْل أ‬
ٍ ‫ث مَّر‬ ِ ِ
‫ات‬ َ َ ‫ك ثََال‬ َ ‫َعلَى َرأ ِْس ِو َوَو ْج ِم ِو َوَما أَقْ بَ َل ِم ْن َج َسد ِه يَ ْف َع ُل ذَل‬
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id Telah menceritakan
kepada kami Al Mufadldlal bin Fadlalah dari Uqail dari Ibnu Syihab dari
Urwah dari Aisyah bahwa biasa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bila
hendak beranjak ke tempat tidurnya pada setiap malam, beliau menyatukan
kedua telapak tangannya, lalu meniupnya dan membacakan:
"QULHUWALLAHU AHAD.." dan, "QUL `A'UUDZU BIRABBIL
FALAQ..." serta, "QUL `A'UUDZU BIRABBIN NAAS.." Setelah itu,
beliau mengusapkan dengan kedua tangannya pada anggota tubuhnya yang
terjangkau olehnya. Beliau memulainya dari kepala, wajah dan pada
anggota yang dapat dijangkaunya. Hal itu, beliau ulangi sebanyak tiga
kali.106

5. Membaca Surah Ash Shaffat Ayat 180-182


ِ ‫ب الْعَِّزِة ع َّم ي‬
.‫ص ُف ْو َن‬ ِّ ‫ك َر‬
َ ِّ‫ُسْب َح َن َرب‬
َ َ
“Maha suci Tuhamu yang mempunyai keperkasaan terhadap apa yang
mereka katakan”. (QS. Ash Shaffat ayat 180).
‫ني‬ ِ
َْ ‫َو َسالَ ٌم َعلَى الْ ُم ْر َسل‬
104
Syaikh Muhammad Uwais An-Nadwy. Tafsir Ibnu Katsir Tafsir Ayat-Ayat Pilihan
(Jakarta: Buku Islam Kaffah Cet. 2 2004), 717.
105
Ibid, 385.
106
Sohih bukhori fadhoil qur'an bab fadhli almua'widzataini (nmor hadits 5017. Cetakan
muasasah risalah nasirun berut-lebanon. cet, 3).
54

“Dan salam kepada para Rasul.” (QS. Ash Shaffat ayat 181).
َ‫ني‬ ِ ِِ
َْ ‫َوا ْْلَ ْم ُد للّو َربِّلْ َعلَم‬
“Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.” (QS Ash Shaffat ayat
182).

Mahasuci Tuhanmu, wahai rasul yang memiliki kekuatan dan kemenangan


dari segala yang dikatakan oleh orang-orang yang mendustakan itu, yaitu orang-
orang musyrik dari kaum Quraisy, seperti perkataan bahwa mereka bahwa Allah
mempunyai mempunyai anak, dan perkataan mereka bahwa para malaikat itu
anak-anak perempuan Allah. Ayat ini juga merupakan jaminan keamanan dari
Allah kepada para rasul-Nya yang telah Dia utus kepada umat mereka masing-
masing dari ditimpa azab yang besar dan dar sesuatu yang tidak diinginkan dari
pihak Allah Ta‟ala dan segala puji bagi Allah, Tuhan pemelihara kedua makhluk,
jin dan manusia, segala puji semata-mata bangi-Nya, bukan bagi yang lain.karena
setiap nikmat yang diterima hamba-hamba-Nya adalah dari Dia. Ini merupakan
pengajaran dari Allah kepada oran-orang mukmin supaya mengucapkan pujian
yang tersebut pada ayat ini, dan jangan sampai dilalaikan.107
Sebagaimana yang tercantum di dalam hadits Jami Tirmidzi kitab sholat bab
yang dibaca setelah salam (Nomor hadits 299. Cetakan ke 1 muasasah risalah
nasirun berut-lebanon:
ِ ِ ْ ‫اص ٍم ْاْلَحوِل عن عب ِد اللَِّو ب ِن‬ ِ ‫َْح ُد بن منِي ٍع حدَّثَنَا أَبو معا ِوي َة عن ع‬
‫ت َكا َن‬ ْ َ‫اْلَا ِرث َع ْن َعائ َش َة قَال‬ ْ َْ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ َُ ُ َ َ ُ ْ َْ ‫َحدَّثَنَا أ‬
‫الس َال ُم‬
َّ ‫ك‬ َ ْ‫الس َال ُم َوِمن‬
َّ ‫ت‬ ُ ‫صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم إِذَا َسلَّ َم َْل يَ ْق ُع ُد إَِّْل ِم ْق َد َار َما يَ ُق‬
َ ْ‫ول اللَّ ُم َّم أَن‬
ِ ُ ‫رس‬
َ ‫ول اللَّو‬ َُ
ٍ‫اصم‬ ِ ‫ي وأَبو معا ِويةَ عن ع‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ْ َ َ َ ُ ُ َ ُّ ‫ي َحدَّثَنَا َم ْرَوا ُن بْ ُن ُم َعاويَةَ الْ َفَزار‬ ِّ ‫السر‬َّ ‫َّاد بْ ُن‬ ُ ‫اْلَ َالل َو ْاْل ْكَرام َحدَّثَنَا َىن‬ ْ ‫ت ذَا‬ َ ‫تَبَ َارْك‬
‫ال َوِِف الْبَاب َع ْن ثَ ْوبَا َن َوابْ ِن ُع َمَر َوابْ ِن‬ ِْ ‫اْلََال ِل َو‬
َ َ‫اْل ْكَرِام ق‬ ْ ‫ت يَا َذا‬ َ َ‫اْل ْسنَ ِاد ََْن َوهُ َوق‬
َ ‫ال تَبَ َارْك‬ ِْ ‫َح َوِل ِبَ َذا‬
ْ ‫ْاْل‬
ِ ‫يث حسن‬ ِ ِ ُ ‫ال أَبو ِعيسى ح ِد‬ ِِ ٍِ ٍ َّ‫َعب‬
‫يح َوقَ ْد‬ ٌ ‫صح‬ َ ٌ َ َ ٌ ‫يث َعائ َش َة َحد‬ َ َ ُ َ َ‫اس َوأَِِب َسعيد َوأَِِب ُىَريَْرَة َوالْ ُمغ َرية بْ ِن ُش ْعبَ َة ق‬
ِ ِ ِ ِ ِ ْ ‫يث عائِ َش َة عن عب ِد اللَِّو ب ِن‬ ِ ِ ِ َ ‫اْل ِد‬ ِ
‫ي‬َ ‫اْلَارث ََْن َو َحديث َعاص ٍم َوقَ ْد ُرِو‬ ْ َْ ْ َ َ ‫يث م ْن َحد‬ َْ ‫َرَوى َخال ٌد ا ْْلَ َّذاءُ َى َذا‬
ِ ‫ول ب ع َد الت‬ ِ
ُ‫ك َولَو‬ ُ ْ‫يك لَوُ لَوُ الْ ُمل‬َ ‫َّسلي ِم َْل إِلَ َو إَِّْل اللَّوُ َو ْح َدهُ َْل َش ِر‬ ْ ْ َ ُ ‫صلَّى اللَّوُ َعلَْيو َو َسلَّ َم أَنَّوُ َكا َن يَ ُق‬ ِّ ِ‫َع ْن الن‬
َ ‫َِّب‬
ِ ِ ِ ِ ِ ٍ ِ
‫ت َوَْل يَْن َف ُع ذَا‬ َ ‫ت َوَْل ُم ْعط َي ل َما َمنَ ْع‬ َ ‫يت َوُى َو َعلَى ُك ِّل َش ْيء قَد ٌير اللَّ ُم َّم َْل َمان َع ل َما أ َْعطَْي‬ ُ ‫ا ْْلَ ْم ُد ُُْييِي َوَُي‬

107
Ahmad Mustafa Al-Maragi, Terjemah Tafsir Al-Maragi. (PT. Karya Thoha Putra
Semarang, Juz, 23 2012), 130
55

ِ ِ ِ ِّ ‫ك ر‬
َ ‫ب الْعَّزِة َع َّما يَص ُفو َن َو َس َال ٌم َعلَى الْ ُم ْر َسل‬
‫ني‬ َ َ ِّ‫ول ُسْب َحا َن َرب‬
ُ ‫ي َعْنوُ أَنَّوُ َكا َن يَ ُق‬ َ ‫ا ْْلَ ِّد ِمْن‬
َ ‫ك ا ْْلَ ُّد َوُرِو‬
‫ني‬ ِ ِّ ‫اْلم ُد لِلَِّو ر‬
َ ‫ب الْ َعالَم‬ َ ْ َْ ‫َو‬
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Mani' berkata; telah
menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dari 'Ashim Al Ahwal dari
Abdullah bin Al Harits dari 'Aisyah ia berkata; "Jika Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam telah selesai salam beliau tidak duduk kecuali sekadar
ucapan: "ALLAHUMMA ANTAS SALAAM WA MINKAS SALAAM
DZAL JALAALI WAL IKRAAM (Ya Allah, Engkau adalah keselamatan
dan dari-Mu keselamatan itu, Engkaulah pemberi berkah dan Dzat yang
mempunyai keagungan dan kemuliaan)." Telah menceritakan kepada kami
Hannad Ibnu As Sari berkata; telah menceritakan kepada kami Marwan bin
Mu'awiyah Al Fazari dan Abu Mu'awiyah dari 'Ashim Al Ahwal dengan
sanad yang serupa, beliau mengucapkan: "TABAARAKTA YA DZAL
JALAALI WAL IKRAM (Engkau Maha Pemberi berkah, wahai Dzat yang
mempunyai keagungan dan kemuliaan)." Ia berkata; "Dalam bab ini juga
ada riwayat dari Tsauban, Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Abu Sa'id, Abu Hurairah
dan Al Mughirah bin Syu'bah." Abu Isa berkata; "Hadits 'Aisyah ini
derajatnya hasan shahih. Khalid juga telah meriwayatkan hadits ini dari
hadits 'Aisyah dari Abdullah bin Al Harits sebagaimana hadits riwayat
'Ashim. Telah diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bahwasanya setelah salam beliau mengucapkan: "LAA ILAAHA
ILLAALLAH WAHDAHUU LAA SYARIIKALAH LAHUL MULKU
WALAHUL HAMDU YUHYII WA YUMIT WA HUWA 'ALA KULLI
SYAI'IN QADIIR, ALLAHUMMA LAA MAANI'A LIMA A'THAITA
WA LAA MU'THIA LIMAA MANA'TA WA LAA YANFA'U DZAL
JADDI MINKAL JADDU (Tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah
selian Allah yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Baginya segala
kekuasaan dan pujian. Dia yang menghidupkan dan mematikan. Dia Maha
Kuasa atas segala sesuatu. Wahai Allah, tidak ada yang bisa mencegah apa
yang Engkau berikan, serta tidak ada yang bisa memberi sesutau yang
Engkau halangi, serta tidak bermanfaat kekayaan di sisi-Mu, karena hanya
dari-Mu lah kekayaan)." Diriwayatkan juga darinya bahwa Rasulullah
mengucapkan: "SUBHAANA RABBIKA RABBIL 'IZZATI 'AMMA
YASHIFUUN WA SALAAMUN 'ALAL MURSALIIN WAL
HAMDULILLAHI RABBIL 'ALAMIIN (Maha Suci Tuhanmu yang
mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka (orang-orang kafir) sifatkan.
Kesejahteraan semoga dilimpahkan kepada para utusan Allah, dan segala
puji bagi Allah, Rabb semesta alam)."108

108
Jami Tirmidzi Kitab Sholat Bab yang Di Baca Setelah Salam (Nomor hadits 299.
Muasasah Risalah Nasirun Berut-Lebanon. Cet. 1).310
56

6. Membaca Surah Ali Imran Ayat 26-27.

              

                 

               

  

Hadits ini ada di Tafsir Al-Quranul Azhim punya Ibnu Katsir, jilid 1, hal.
474, Cetakan: Maktbah al-Iman al-Manshurah.
‫ " اسم اهلل اْلعظم الذي إذا دعى بو‬:‫عن ابن عباس رضي اهلل عنمما عن النِب صلى اهلل عليو وسلم قال‬
‫اخل‬..... ...‫ قل اللمم مالك امللك تؤِت امللك من تشاء‬:‫"أجاب ِف ىذه اآلية من آل عمران‬
Nama Allah Yang Agung yang apabila berdo'a dengannya, maka Ia (Allah
SWT) akan ijabah do'nya. Yaitu ayat yang terdapat pada Surah Al Imron:
(HR. Thabrani di kitabnya: Alkabir).109

B. Praktek Pembacaan Ayat-Ayat Al-Qur’an Dalam Dzikir Al-Ma’tsurat


Bagi Santriwati
Banyak ayat Al-Qur‟an yang secara jelas menganjurkan kaum muslim untuk
berdzikir atau mengingat Allah swt. Salah satu fungsi atau manfaat dari dzikir
kepada Allah swt adalah membuat hati menjadi tenteram. Allah swt. Berfirman
dalam surah ar-Rad ayat 28.110

            
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati
menjadi tenteram”. (QS. Ar-Ra‟d: 28).111

Aktivitas dzikir dan doa memang bisa dilakukan kapan saja dan tidak terikat
oleh waktu. Meskipun demikian, ada saja waktu penting yang bisa dijadikan

109
Ibnu Katsir Tafsir Al-Quranul Azhim, (jilid 1, Cet. Maktbah al-Iman al-Manshurah),
474.
110
Tim Kaysa Al-Ma‟tsurat Doa Dzikir Lengkap Sehari-Hari (Jakarta: KaysaMedia, Cet I,
2020), 1-4.
111
Yayasan Penyelenggara Penerjemahan Al-Qur‟an (Al-Qur‟an Al-Karim dan
Terjemahannya Departemen Agama RI (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 2002),341.
57

kebiasaan untuk melakukan hal tersebut. Misalnya, didalam al-Qur‟an disebutkan


bahwa waktu pagi dan sore sebaiknya diisi dengan memperbanyak menyebut
nama Allah atau berdzikir. Allah berfirman dalam surah al-Insan ayat 25 sebagai
berikur.

     


“dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang”. (QS. Al-
Insan: 25).112

Dzikir kepada Allah memiliki banyak fungsi, dan yang terpenting ialah:
dzikir dapat mendatangkan ridha-Nya, menghilangkan keburukan, melenyapkan
kesedihan dan keresahan dari dalam hati, menguatkan hati dan badan, menerangi
hati dan wajah, menarik rizki, membuang kekhawatiran, dan merupakan tanaman
syurga.
Dzikir kepada Allah SWT. juga dapat menghapus dosa, melenyapkan
kesalahan, menyelamatkan dari adzab Allah, menghilangkan perasaan tidak akrab
antara manusia dan Tuhannya, membuat Allah berkenan mengingat hamba- Nya,
dan melahirkan cinta Allah, keakraban dengan-Nya, kembali ke jalanNya, dan
kedekatan denganNya.
Dengan dzikir juga dapat memberikan kekuatan kepada orang yang
berdzikir dan menyelimutinya dengan keagungan, kewibawaan dan keceriaan.
Dzikir juga merupakan penyebab turunya kedamaian kepada orang-orang yang
berdzikir, membuat mereka diselimuti rahmat, dikelilingi oleh para Malaikat,
disebut-sebut oleh Allah dalam kumpulan orang-orang yang ada disisi-Nya. Dia
dijadikan sebagai kebanggaan dihadapan para Malaikat-Nya.
Oleh karena itu Allah SWT menyuruh kita untuk berdzikir secara kontinyu.
Allah SWT berfirman:113

           

112
Yayasan Penyelenggara Penerjemahan Al-Qur‟an (Al-Qur‟an Al-Karim dan
Terjemahannya Departemen Agama RI (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 2002), 385.
113
Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At-Tuwaijiri, Islam Kaffah (Surabaya:
PT. Elba fitrah mandiri sejahtera, Cet Keempat 2012), 504-505.
58

“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama)


Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.dan bertasbihlah kepada-Nya
diwaktu pagi dan petang”. (QS. Al-Ahzab: 41-42).114

Dengan membiasakan diri untuk berdzikir dan berdoa di waktu pagi dan
sore merupakan ibadah yang sangat bernilai. Waktu pagi dimulai dari selesai
shalat Subuh hingga Zuhur. Sementara itu, waktu sore atau petang dimulai dari
selesai shalat Asar hingga waktu Isya sesuai dengan kelapangan waktu yang
dimiliki.115
Berkenaan dengan hal ini ustadz Tidjar Purbaya juga menyatakan sebagai
berikut yaitu:
“Dzikir Al-Ma‟tsurat memiliki banyak manfaat diantanya kita akan
dilindungi dari segala marabahaya, orang yang banyak berdzikir kepada
Allah maka Allah akan menyediakan ampunan dan pahala bagi yang
mengamalkannya, dengan dzikir ini juga dapat melunakkan hati bagi
mereka yang mengamalkannya. Setelah mengamalkan dzikir Al-Ma‟tsurat
sangat memberikan dampak yang baik terutama bagi para santrinya.
Menjadikan jiwa lebih tenang dan nyaman ketika berada dilingkungan
pesantren. Lebih mudah menghafal pelajaran-pelajaran yang diberikan oleh
ustadz dan ustadzah di kelas terutama lebih mudah dalam menghafal Al-
Qur‟an”.116

Sebagaimana hasil wawancara dengan ustadzah Raudho dan ustadzah


Paridatun yang menyampaikan sebagai berikut.
“Dengan cara kita menerapkan dzikir Al-Ma‟tsurat dalam kehidupan sehari-
hari dan membiasakan diri untuk mengamalkannya setiap hari, yakni
dimulai dari pagi hari setelah sholat subuh dan sore hari sebelum adzan
magrib berkumandang”.117

“Dengan cara kita terbiasa dalam mengamalkannya mudah bagi kita untuk
mengajak masyarakat sekitar, yang dimulai dari diri sendiri kemudian
keluarga dan masyarakat sekitar dengan cara yang sopan santun sehingga
dapat diterima oleh masyarakat. Seseorang yang sudah terbiasa untuk

114
Yayasan Penyelenggara Penerjemahan Al-Qur‟an (Al-Qur‟an Al-Karim dan
Terjemahannya Departemen Agama RI (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 2002), 59.
115
Ibid, 4
116
Wawancara dengan Ustadz Tidjar Purbaya. Selaku Guru Pondok Karya Pembangunan
Al-Hidayah, Pada Jum‟at, 12 Desember 2020 Jam 09-20 di Aula Pondok.
117
Wawancara dengan Ustadzah Raudho Pitaloka. Selaku Pengasuhan Santriwati Pondok
Karya Pembangunan Al-Hidayah, Pada Jum‟at, 12 Desember 2020 Jam 11.00 di Aula Pondok.
59

mengamalkan dzikir Al-Ma‟tsurat ini akan merasa dirinya untuk selalu


mengingat Allah di dalam kehidupan sehari-harinya”.118

Dari hasil penelitian ini terhadap Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah


penulis berupaya memberikan kesimpulan yakni:
Pengamalan ayat-ayat Al-Qur‟an dalam dzikir Al-Ma‟tsurat sangat memberi
manfaat bagi para pengamalnya, diantaranya dengan pengamalan dzikir Al-
Ma‟tsurat ini akan dilindungi dari marabahaya dan orang yang banyak berdzikir
maka Allah menyediakan ampunan dan pahala baginya. Dzikir Al-Ma‟tsurat juga
memberikan dampak positif terhadap santriya. Menjadikan jiwa lebih tenang dan
nyaman ketika berada dilingkungan pesantren. Lebih mudah menghafal pelajaran-
pelajaran yang diberikan oleh ustadz dan ustadzah di kelas terutama lebih mudah
dalam menghafal Al-Qur‟an. Selain itu dzikir Al-Ma‟tsurat ini juga dapat
diterapkan oleh masyarakat luas.
Sebagaimana hasil dari wawancara dengan beberapa Ustadz, Ustadzah dan
Santriwati Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah sebagai berikut:119
Pengamalan ayat-ayat Al-Qur‟an dalam dzikir Al-Ma‟tsurat yang dibaca
secara bersama-sama yakni setelah sholat subuh dan setelah sholat asar, diantara
tahapan pemulaanya adalah:
1. Membaca Ta‟awwudz

.‫الرِجْي ِم‬ ِ َ‫أَعوذُبِاللّ ِو ِمن الشَّيط‬


َّ ‫ان‬ ْ َ ُ
2. Membaca Al-Faatihah ayat 1-7

            

          

           

3. Membaca Surat Al-Iklas ayat 1-4

118
Wawancara dengan Ustadzah Paridatun. Selaku Pengasuhan Santriwati Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah, Pada Jum‟at, 13 November 2020 Jam 11.00 di Aula Pondok
119
Hasil Observasi penulis terhadap aktivitas yang dilakukan oleh santri putri di Pondok
Karya Pembangunan Al-Hidayah. Pada Kamis, 12 November 2020 Jam 11.00.
60

                

     

4. Membaca Surat Al-Falaq ayat 1-5

                

              
5. Membaca Surat An-Nas ayat 1-6

              

            

 

6. Membaca Doa Perlindungan


Di pagi hari

‫ ْلَإِ َلو إِْلَّ ُى َو َوإِلَْي ِو‬,ُ‫ك لَو‬ ِ ِ ْ‫أصبحناوأَصبح الْمل‬


َ ْ‫ ْلَإِ َلو إِْلَّ الّلوُ َو ْح َدهُ ْلَ َش ِري‬,‫ َوا ْْلَ ْم ُدللّ ِو‬,‫ك للِّو‬
ُ ُ َ َْ َ َ ْ َْ
.‫ُّش ْوُر‬
ُ ‫الن‬
Di petang hari
ِ ‫ ْلَإِلو إِْلَّ ىو وإِلَي ِو الْم‬,‫ ْلَإِلو إِْلَّ للّو وح َده ْلَ َش ِري َك لَو‬,‫ و ْاْلم ُد لِلِّو‬,‫أَمسي نَا وأَمسى الْملْ ُك لِلِّو‬
.‫صْي ُر‬ َ ْ َ َُ َ ُ ْ ُ ْ َ ُ َ َْ َ ُ َ ْ َ َْ ْ
7. Membaca Doa Fitrah
Di pagi hari
‫ َو َعلَى ِملَِّة‬,‫صلَّى اللّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم‬ ٍ ِ ِ َ‫اْل ْسالَِم َو َعلَى َكلِ َم ِة اْ ِْل ْخال‬
ِْ ‫َصبَ ْحنَا َعلَى فِْت رِة‬
َ ‫ َو َعلى ديْ ِن نَبِيِّ نَا ُحمَ َّمد‬,‫ص‬ َ ْ‫أ‬
ِ ِ ِ ِ ِ
َْ ‫ َحنْي ًفا ُم ْسل ًما َوَما كاَ َن م َن الْ ُم ْش ِرك‬,‫ أَبِْي نَا إِبَْراى َم‬.
‫ني‬
Di petang hari
‫ َو َعلَى ِملَِّة‬,‫صلَّى اللّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم‬ ٍ ِ ِ َ‫اْل ْسالَِم َو َعلَى َكلِ َم ِة اْ ِْل ْخال‬
ِْ ‫أ َْمسْي نَا َعلَى فِتْ رِة‬
َ ‫ َو َعلى ديْ ِن نَبِيِّ نَا ُحمَ َّمد‬,‫ص‬ َ َ
ِ ِ ِ ِ ِ
َْ ‫ َحنْي ًفا ُم ْسل ًما َوَما كاَ َن م َن الْ ُم ْش ِرك‬,‫أَبِْي نَا إِبَْراى َم‬
.‫ني‬
8. Membaca Doa Nikmat, Sehat dan Penjagaan
Di pagi hari
.‫ك َو ِسْت َر َك ِِف الدُّنْيَا َو ْاْل ِخَرِة‬ ِ ِ ِ
َ ِ‫ فَأَِتَّ َعلَ َّي نِ ْع َمت‬,‫ك ِِف نِ ْع َم ٍة َو َعفيٍَة َو ِس ٍْْت‬
َ َ‫ك َو َعا فيَت‬ َ ‫ت ِمْن‬ ْ ‫اَللّ ُم َّم إِ ِِّّن أ‬
ُ ‫َصبَ ْح‬
Di petang hari
‫‪61‬‬

‫ك َو ِسْت َر َك ِِف الدُّنْيَا َو ْاْل ِخَرِة‪.‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬


‫ك ِِف نِ ْع َم ٍة َو َعفيٍَة َو ِس ٍْْت‪ ,‬فَأَِتَّ َعلَ َّي نِ ْع َمتِ َ‬
‫ك َو َعا فيَتَ َ‬ ‫ت ِمْن َ‬
‫اَللّ ُم َّم إِ ِِّّن أ َْم َسْي ُ‬
‫‪9. Membaca Doa Bersyukur di Pagi Hari/ di Petang Hari‬‬
‫‪Di pagi hari‬‬
‫ِ‬ ‫اَللّم َّم ما أَصبح ِِب ِمن نِعم ٍةأَوبِأ ٍ‬
‫الش ْكُر‪.‬‬
‫ك ُّ‬‫اْلَ ْم ُد َولَ َ‬
‫ك ْ‬ ‫ك فَ ِمنْ َ‬
‫ك َو ْح َد َك ْلَ َش ِريْك‪ ,‬فَلَ َ‬ ‫َحدِم ْن َخلْق َ‬
‫ُ َ َْ َ ْ ْ ْ َ ْ َ‬
‫‪Di petang hari‬‬
‫ِ‬ ‫اَللّم َّم ماأَمسى ِِب ِمن نِعم ٍةأَوبِأ ٍ‬
‫ش ْك ُر‪.‬‬
‫ك ال ُّ‬
‫ك ا ْْلَ ْم ُد َولَ َ‬
‫ك‪ ,‬فَلَ َ‬ ‫ك فَ ِمْن َ‬
‫ك َو ْح َد َك ْلَ َش ِرَك لَ َ‬ ‫َحدِم ْن َخلْق َ‬
‫ْ َْ ْ َ‬ ‫ُ َ َْ‬
‫‪10. Membaca Doa Keridhaan‬‬
‫ظي ِْمَس ْلطبَ ِوك‪.‬‬
‫يبرب ِّْيَلكَا ْلح ْمدَكمبَي ْمب ِغ ْيَ ِلجَل ِلَوجْ ِهكَوَع َِ‬
‫اْلِم ِديْنًا‪َ ,‬وِِبُ َح َّم ٍد نَبِيِّا َوَر ُسالً‪.‬‬
‫ت بِا اللِّو َربِّا‪َ ,‬وبِ ِْ‬ ‫ِ‬
‫َرضْي ُ‬
‫‪11. Membaca Dzikir Pemberat Timbangan‬‬
‫ضانَ ْف ِس ِو‪َ ,‬وِزنََة َع ْرِش ِو َوِم َد َاد َكلِ َما تِِو‪.‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِِ‬
‫ُسْب َحا َن اللِّو َوِبَ ْمده‪َ :‬ع َد َد َخلْق ِو‪َ ,‬وَر َ‬
‫‪12. Membaca Doa Agar Terhindar dari Marabahaya‬‬
‫الس َما ِء َوُى َو الْ َعلِْي ُم‪.‬‬
‫ض َوْلَ ِِف َّ‬ ‫ِف ْاْل َْر ِ‬ ‫ضُّر مع ِْ ِ‬
‫اْسو َش ْيءٌ ِ ْ‬
‫ِ ِ‬
‫ب ْس ِم اللّو الَّذ ْي ْلَيَ ُ َ َ‬
‫ِ‬
‫‪13. Membaca Doa Perlindungan‬‬
‫ََََاللّه َّمَإِوَّبَوعذَ ِبكَ ِم ْهَأ ْنَو ْش ِزكَ ِبكَشيْئًبَوعْلمهَووسْت ْغَفِزكَ ِلمبالوعْلمه‪.‬‬
‫ات ِم ْن َشِّر َما َخلَ َق‪.‬‬ ‫أَعوذُبِ َكلِم ِ‬
‫ات اللِّو التَ َّام ِ‬
‫ُْ َ‬
‫ْب َوالْبُ ْخ ِل‪,‬‬ ‫ك ِم َن ْ‬
‫اْلُ ْ ِ‬ ‫َع ْوذُبِ َ‬ ‫ك ِمن ا ْْل ِّم و ْْلزِن‪ ,‬وأَعوذُبِ َ ِ‬
‫ك م َن الْ َع ْج ِزَوالْ َك َس ِل‪َ ,‬وأ ُ‬ ‫َع ُذ ْوبِ َ َ َ َ ََ َ ُ ْ‬ ‫ِن أ ُ‬ ‫ِ‬
‫اَللّ ُم َّم إ ِّْ‬
‫الر َجا ِل‪.‬‬ ‫ك ِم ْن َيلَبَ ِة َّ‬
‫الد يْ ِن َوقَ ْم ِر ِّ‬ ‫َع ْوذُبِ َ‬
‫َوأ ُ‬
‫‪14. Membaca Doa Keselamatan 3 kali.‬‬
‫ك ِم َن‬ ‫ِ‬ ‫اَللّم َّم عا فِِِن ِف ب َدِِن‪ ,‬اَللم َّم ع ِ ِ‬
‫َع ْوذُبِ َ‬
‫ت‪ .‬اَللّ ُم َّم إِ ِِّن أ ُ‬
‫ص ِر ْي‪ْ ,‬لَإِ َلو إِْلَّ أَنْ َ‬ ‫ِف بَ َ‬‫اِف َْسْع ْي‪ ,‬اللّ ُم َّم َعاف ِِن ِ ْ‬ ‫ُ َ ْ َْ ْ ُ َ ْ‬
‫اب الْ َق ِْْب‪ْ ,‬لَإِ َلو إِْلَّأَنْ َ‬ ‫ك ِمن َع َذ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ت‪.‬‬ ‫الْ ُك ْف ِرَوالْ َف ْق ِر‪ ,‬اَللّ ُم َّم إ ِِّن أ َُع ْو ًذب َ ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ك‬‫َع ْوذُبِ َ‬
‫ت‪ ,‬أ ُ‬ ‫استَطَ ْع ُ‬ ‫ت‪َ ,‬خلَ ْقتَِ ِْن َوأَنَا َعْب ُد َك َوأَنَا َعلَى َع ْمد َك َوَو ْعد َك َما ْ‬ ‫ت َرِّ ِْب َْل إِلَ َو إَِّْل أَنْ َ‬‫اَللّ ُم َّم أَنْ َ‬
‫ت‪.‬‬ ‫ب إِْلَّ أَنْ َ‬ ‫ك َعلَ َّي َوأَبُ ْوءُبِ َذنِِْب فَا ْي ِف ْرَِل فَِإنَّوُ ْلَيَ ْغ ِفر ُّ‬
‫الذنُ ْو َ‬ ‫ك بِنِ ْع َمتِ َ‬
‫ت‪ ,‬أَبُ ْوءُلَ َ‬‫صنَ ْع ُ‬ ‫مْن َشِّر َما َ‬
‫ِ‬
‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫‪15. Membaca Sayyidul Istighfar‬‬
‫ب إِلَْي ِو‪.‬‬ ‫ِ‬ ‫أ ِ‬
‫َستَ غْفُراللّ َو الَّذ ْي ْلَإِلَ َو إْلَّ ُى َو ا ْْلَيُّ ْوَم َوأَتُ ْو ُ‬
‫ْ‬
‫‪16. Membaca Sholawat atas Nabi Saw.‬‬
‫ت َعلَى َسْي ِدنَا إِبَْرِىْي َم َو َعلَى ِآل َسْي ِدنَا‬ ‫اصلَّْي َ‬
‫ٍ‬ ‫اللّم َّم صل علَى ىسيِّ ِدنَا ُحم َّم ٍد وعلَى ِآل ِ‬
‫ىسيِّدنَا ُحمَ َّمد َك َم َ‬
‫َ‬ ‫َ ََ‬ ‫ُ َ ِّ َ َ‬
‫ت َعلَى َسْي ِدنَا إِبَْر ِاىْي َم َو َعلَى ِآل َسْي ِدنَا‬ ‫ِ ٍ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫إِبَْراىْي َم َوبَا ِر ْك َعلَى ِآل َسْيدنَا ُحمَ َّمد َو َعلَى ِآل َسيِّدنَ ُاحمَ َّمد َك َما بَ َارْك َ‬
‫ْحْي ٌد ََِّّمْي ٌد‬
‫َّك َِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ني إِن َ‬
‫إِبَْراىْي َم ِِف الْ َعا لَم َْ‬
‫‪62‬‬

‫‪17. Membaca Wirid,‬‬

‫ُسْب َحا َن اللِّو َو ْْلَ ْم ُدلِلِّو َوْلَ إِ َلو إِْلَّ َواللّوُ أَ ْكبَ ُر‪.‬‬
‫‪18. Membaca Kalimat Tauhid,‬‬
‫اْلَ ْم ُد َوُى َو َعلَى ُك َل َش ْي ٍء قَ ِديٌْر‪.‬‬
‫ك َولَوُ ْ‬
‫ك لَوُ‪ ,‬لَوُ الْ ُملْ ُ‬ ‫َْل إِ َلو َّإْل اللّوُ َو ْح َدهُ َْل َش ِريْ َ‬
‫سبحا نَك اللّم َّم وِِبم ِد َك أَ ْشم ُد أَنْالَ إِلو إِْلَّ أَنْت أ ِ‬
‫ك‪.‬‬ ‫ب إِلَْي َ‬
‫َستَ غْفُرَك َوأَتُ ْو ُ‬
‫َ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُْ َ َ ُ َ َ ْ‬
‫‪19. Membaca Sholawat atas Nabi Saw.‬‬
‫ص ْحبِِو‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ ِ‬ ‫اللّم َّم صل علَى ىسيِّ ِدنَا ُحم َّم ٍد وعلَى ِآل ِ‬
‫ك ْاْل ُِّم ِّي َو َعلَى آلو َو َ‬ ‫ىسيِّدنَا ُحمَ َّمد َعْبد َك َونَبِيِّ َ‬
‫ك َوَر ُس ْول َ‬ ‫َ‬ ‫َ ََ‬ ‫ُ َ ِّ َ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫صا ُه كتَا‬ ‫َح َ‬‫ك‪َ ,‬وأ ْ‬ ‫ك‪َ ,‬و َخطَّبِو قَلَ ُم َ‬‫َحا َط بِو علْ ُم َ‬ ‫ص ْحبِو َو َسلِّ ْم تَ ْسل ًما َع َد َد َما أ َ‬
‫َحا َط َو َ‬ ‫َو َسلِّ ْم تَ ْسل ًما َع َد َد َما أ َ‬
‫ِ‬ ‫الصحا ب ِة أ ْ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ني َوتَا‬‫ني‪َ ,‬و َع ِن التَّابِع َْ‬‫ََجَع َْ‬ ‫َِب بَ ْك ٍر َو ُع َمَر َوعُثْ َما َن َو َعل ٍّي‪َ ,‬و َع ِن َّ َ َ‬ ‫ض اللّ ُم َّم َع ْن َسا َداتنَا أِ ْ‬ ‫ك‪َ ,‬وْر َ‬ ‫بُ َ‬
‫بِعِْي ِم ْم بِِإ ْح َسا ٍن إِ ََل يَ ْوِم لدِّيْ ِن‪.‬‬
‫‪20. Membaca Surah Ash Shaffat Ayat 180-182‬‬
‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ك ر ِّ ِ‬
‫ني‪.‬‬ ‫ب الْعَّزِة َع َّم يَص ُف ْو َن‪َ .‬و َسالَ ٌم َعلَى الْ ُم ْر َسل َْ‬
‫ني‪َ .‬وا ْْلَ ْم ُد للّو َربِّلْ َعلَم َْ‬ ‫ُسْب َح َن َربِّ َ َ‬
‫‪21. Membaca Surah Ali Imran Ayat 26-27.‬‬

‫‪              ‬‬

‫‪                 ‬‬

‫‪               ‬‬

‫‪  ‬‬

‫‪22. Membaca Doa Permohonan Ampun‬‬


‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ال لَيلِ ِ‬
‫ك‬‫ال نَ َما ِرَك َوإِ ْدبَ ُار لَْيل َ‬ ‫َل اَللّ ُم َّم إِ َّن ى َذ إِقْ بَ ُ‬
‫ك فَا ْيف ْرِ ْ‬ ‫َص َوا تُ ُد َعا تِ َ‬
‫ك َوا ْدبَ ُار نَ َما ِرَك َوأ ْ‬ ‫اَللّ ُم َّم إِ َّن ى َذ إِقْ بَ ُ ْ َ‬
‫َن ى ِذ ِه الْ ُقلُو ِ‬ ‫ِ‬
‫ت َعلَى طَا‬ ‫ت َعلَى َحمَبَّتِ َ‬
‫ك َولْتَ َق ْ‬ ‫اجتَ َم َع ْ‬ ‫ب قَد ْ‬ ‫َْ‬ ‫َل اَللّ ُم َّم إِن َ‬
‫َّك تَ ْعلَ ُم أ َّ َ‬ ‫ك فَا ْيف ْرِ ْ‬‫ت ُد َعا تِ َ‬ ‫َص َو ُ‬
‫َوأ ْ‬
‫ك فَ َو ثِِّق اَللّ ُم َّم َرابِطَتَ َما َوأ َِد ْم ُوَّد َىا َو ْاى ِد َىا‬ ‫صَرِة َش ِريْ َعتِ َ‬
‫ت َعلَى نُ ْ‬ ‫ك َوتَ َعا َى َذ ْ‬ ‫ت علَى َد ْع َوتِ َ‬ ‫ك َوتَ َو َّح َد ْ‬ ‫َعتِ َ‬
‫َحيِ َما ِِبَْع ِر‬ ‫ك و َِ‬ ‫ِِ‬ ‫ص ُد ْوَرَىا بَِفيْ ِ‬ ‫ِ‬
‫ك َوأ ْ‬ ‫َجْي ِل الت ََّوُّك ِل َعلَْي َ‬ ‫ض ِْْل َْيَان ب َ َ‬ ‫ُسبُلَ َما َوا ْم ََل َْىا بِنُ ْوِرَك الَّذ ْي ْلَ ََيْبُ ْو َوا ْشَر ْح ُ‬
‫َّك نِعم الْموَل ونِعم ا لن ِ‬
‫َّصْي ُر‪.‬‬ ‫َّما َد ِة ِِف سبِْيلِ َ ِ‬ ‫فَتِ َ ِ‬
‫ك إن َ ْ َ َ ْ َ ْ َ‬ ‫َ‬ ‫ك َوأَمتْ َما َعلَى الش َ‬
‫‪23. Membaca Sholawat atas Nabi Saw.‬‬
‫ص ْحبِِو َو َسلِّ ْم‪.‬‬ ‫ِِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ص ِّل اَللّ ُم َّم َعلى َسْيد نَا ُحمَ َّمد َو َعلى الو َو َ‬ ‫ني َو َ‬ ‫اَللّ ُم َّم آم َْ‬
63

1. Waktu Pembacaan Dzikir Al-Ma’tsurat


Pelaksanaan pembacaan dzikir Al-Ma‟tsurat yang diterapkan oleh santriwati
pondok karya pembangunan Al-Hidayah ada dua waktu dalam sehari yakni di
waktu pagi hari dan sore hari. Bentuk pengamalan dzikir ini juga dilaksanakan
secara berjamaah oleh seluruh santriwatinya. Adapun setelah pelaksanaan
pengamalan dzikir ini santriwati mulai melanjutkan dengan aktivitas lainnya.
Sebagaimana hasil wawancara dan observasi dengan berinteraksi bersama
Musrifah bagian ibadah santriwati Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah
Provinsi Jambi menyebutkan, yaitu:120
“Waktu pembacaan dzikir Al-Ma‟tsurat bagi santriwati di Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah. Pelaksanaan dzikir Al-Ma‟tsurat ini dibaca pada
pagi hari setelah sholat subuh secara berjamaah dan setelah selesai
melaksanakan sholat asar secara berjamaah. Dzikir Al-Ma‟tsurat ini
merupakan rutinitas wajib yang dijalankan oleh semua santrinya yakni
mulai dari kelas 1 Madrasah Tsanawiyah sampai kelas 3 Madrasah Aliyah.
Kemudian setelah membacara dzikir Al-Ma‟tsurat ini seluruh santri mulai
melaksanakan rutinitas lainnya seperti biasa kembali”.121

“Di dalam Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah, Pesantren ini dalam


mengamalkan dzikirnya dilakukan secara berjamaah. Dengan alasan, karena
jika dilakukan secara berjamaah dan dengan ikhlas akan mengharapkan
Ridho dari Allah dan akan menambahkan pahala bagi yang
mengamalkannya”.122

Itulah hasil dari (interview) penulis dengan ustadzah musrifah bagian


ibadah santriwati. Tentang waktu pelaksanaan dalam pengamalan dzikir Al-
Ma‟tsurat yang diamalkan santrinya setiap hari.
1. Pagi hari yaitu setelah sholat Subuh sampai terbitnya matahari.
2. Sore hari yaitu setelah sholat Asar sampai terbenamnya matahari.
Masalah ini sifatnya longgar bagi orang yang memiliki kesibukan
mendadak atau lupa. Allah SWT berfirman:

120
Hasil Observasi penulis terhadap aktivitas yang dilakukan oleh santri putri di Pondok
Karya Pembangunan Al-Hidayah Pada Kamis, 12 November 2020 jam 16.34.
121
Wawancara dengan Ustadzah Paridatun, Selaku Musrifah Bagian Ibadah Putri Pondok
Karya Pembangunan Al-Hidayah, Pada Jum‟at, 13 November 2020 Jam 11.00 di Aula Pondok.
122
Wawancara dengan Ustadzah Sri Wahyuni, Selaku Musrifah Bagian Ibadah Putri
Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah, Pada Jum‟at, 13 November 2020 Jam 11.17 di Aula
Pondok.
64

            
“Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan
bertasbihlah sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum
terbenam(nya)”. (QS. Qaaf: 39).123

Dzikir pagi dan petang sesui sunnah Nabi shallallahu „alaihi wa sallam
dalam hal ini adalah dzikir pagi dan petang yang bersumber dari hadits shahih
Nabi Saw, sehingga dapat menjadi pedoman untuk beramal.
Sebagaimana firman Allah SWT:

          

       


“dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dialah yang
memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan
untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya
(yang terang). dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang
beriman”. (QS. Al-Ahzab: 42-43).124

Al-Jauhari (ahli bahasa Arab) berkata: Arti lafazh )َ ً‫ص ْيَل‬


ِ ‫“ (َأ‬al-Ashil” dalam
ayat tersebut adalah waktu antara Ashar sampai tenggelamnya matahari
Magrib.125
Allah Swt berfirman:

      


“bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada di petang hari dan waktu
kamu berada di waktu subuh”. (QS. ar-Ruum: 17).126

C. Pemahaman Santriwati Terhadap Pembacaan Ayat-Ayat Al-Qur’an


Dalam Dzikir Al-Ma’tsurat
Dzikir kepada Allah merupakan suatu ibadah kepada Allah yang paling
ringan, paling mudah, paling agung, dan paling utama. Karena, gerakan lisan
123
Yayasan Penyelenggara Penerjemahan Al-Qur‟an (Al-Qur‟an Al-Karim dan
Terjemahannya Departemen Agama RI (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 2002), 750.
124
Yayasan Penyelenggara Penerjemahan Al-Qur‟an (Al-Qur‟an Al-Karim dan
Terjemahannya Departemen Agama RI (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 2002), 599.
125
Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Dzikir Pagi Petang (Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi‟i,
2005), 42.
126
Yayasan Penyelenggara Penerjemahan Al-Qur‟an (Al-Qur‟an Al-Karim dan
Terjemahannya Departemen Agama RI (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 2002), 576.
65

adalah gerakan organ tubuh yang paling ringan. Allah telah memberikkan dampak
anugerah dan pemberian yang tidak diberikan-Nya kepada amal perbuatan yang
lain.127

      


“karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula)
kepadamu[98], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu
mengingkari (nikmat)-Ku”. (QS. Al-Baqarah: 152).128
[98] Maksudnya: aku limpahkan rahmat dan ampunan-Ku kepadamu.

            
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram” (QS. Al-Ra‟du: 28).129
          ...
“sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang berdzikir kepada Allah, maka
Allah telah menyediakan ampunan ampunan dan pahala yang besar”.130

Dari Abu Musa berkata: “Rasulullah Saw bersabda:


ِ ِّ‫مثَل الَّ ِذي ي ْذ ُكر ربَّو والَّ ِذي َْل ي ْذ ُكر ربَّو مثَل ا ْْلي والْمي‬
‫ت‬ َ َ ِّ َ ُ َ ُ َ ُ َ ََُ ُ َ ُ َ
“perumpamaan bagi orangَ yang mengingat Tuhannya dan yang tidak
mengingat Tuhannya adalah seperti orang yang hidup dan orang yang mati.”

Dengan adanya penerapan dzikir Al-Ma‟tsurat yang terdapat di Pondok


Karya Pembangunan Al-Hidayah sangat memberikan dampat yang positif
terhadap para santriwatinya. Dikarenakan dzikir ini bersember dari ayat-ayat Al-
Qur‟an dan hadits Nabi yang mengandung banyak doa-doa yang dipercayai
setelah diamalkan dapat terjaga dari gangguan syaiton. Sehingga santriwati yang
terdapat di pondok pesantren ini sangat menyetujui dengan diterapkan
pengamalan Al-Qur‟an dalam bentuk dzikir Al-Ma‟tsurat yang di baca setiap
127
Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At-Tuwaijiri, Islam Kaffah (Surabaya:
PT. Elba fitrah mandiri sejahtera, Cet Keempat 2012), 504
128
Yayasan Penyelenggara Penerjemahan Al-Qur‟an (Al-Qur‟an Al-Karim dan
Terjemahannya Departemen Agama RI (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 2002),29.
129
Yayasan Penyelenggara Penerjemahan Al-Qur‟an (Al-Qur‟an Al-Karim dan
Terjemahannya Departemen Agama RI (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 2002), 341.
130
Yayasan Penyelenggara Penerjemahan Al-Qur‟an (Al-Qur‟an Al-Karim dan
Terjemahannya Departemen Agama RI (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 2002), 598.
66

harinya di waktu pagi dan sore hari. Dzikir Al-Ma‟tsurat ini sangat mudah untuk
diamalkan tidak hanya bagi santriwatinya namun dzikir Al-Ma‟tsurat ini juga
dapat diamalkan oleh masyarakat umum yang ada diluar kalangan pesantren.
Sebagaimana hasil wawancara dan observasi dengan berinteraksi bersama
santriwati Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Provinsi Jambi menyebutkan,
yaitu:
“Dzikir Al-Ma‟tsurat ini yang diterapkan di Pondok Karya Pembangunan
Al-Hidayah di baca setiap pagi hari dan sore hari. Dimana pada dzikir Al-
Ma‟tsurat ini merupakan dzikir pilihan yang ayat-ayatnya diambil dari kitab
suci Al-Qur‟an dengan membacanya kita akan terjaga dari gangguan syaiton
dan orang-orang yang jahat terhadap kita. Semakin sering kita berdzikir dan
mengingat Allah maka hati akan menjadi tenang, tentram dan akan semakin
takut akan dosa yang telah terbuat”.131

“Kelebihan dari dzikir Al-Ma‟tsurat ini dibanding dengan dzikir lainnya


adalah dzikir ini diambil dari kutipan surah yang ada di dalam Al-Qur‟an
dan dibaca secara rutin dan ditambah dengan dzikir-dzikir lain yang diyakini
juga memiliki banyak manfaat ketika kita sering mengamalkannya”.132

“Dengan cara kita mengamalkannya dzikir ini secara rutin seseorang akan
selalu ingat dengan Allah dan selalu berfikir untuk menjalankan perintah-
Nya dan menjauhi larangan-Nya dan selalu berfikir positif jika dilakukan
dengan ikhlas dan niat karena Allah”.133

“Dzikir Al-Ma‟tsurat juga dapat diamalkan dengan masayarakat luas yakni


dengan cara kita memperkenalkan Al-Ma‟tsurat, memberitahukan manfaat
isi dari kandungan dzikir Al-Ma‟tsurat tersebut kemudian di mulai dari diri
kita sendiri yang terbiasa sudah mengamalkannya, kemudian keluarga dan
masyarakat sekitar dengan cara yang sopan santun sehingga dapat di terima
oleh masyarakat. Seseorang yang sudah terbiasa untuk mengamalkan dzikir
Al-Ma‟tsurat ini akan merasa dirinya untuk selalu mengingat Allah di
dalam kehidupan sehari-harinya”.134

Para santriwati Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah ini sangat


menyetujui dengan diterapkannya dzikir Al-Ma‟tsurat ini. Dimana dengan

131
Wawancara dengan Nurul Auralia. Selaku Santriwati Pondok Karya Pembangunan Al-
Hidayah, Pada Jum‟at, 30 Oktober Jam 17.10 Masjid Putri.
132
Wawancara dengan Khoirunnisa Riski Natama. Selaku Santriwati Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah, Pada Jum‟at, 30 Oktober Jam 17.30 Masjid Putri.
133
Wawancara dengan Dian Juwita Sari Selaku Santriwati Pondok Karya Pembangunan
Al-Hidayah, Pada Jum‟at, 30 Oktober Jam 18.05 Masjid Putri.
134
Wawancara dengan Krisnawati. Selaku Santriwati Pondok Karya Pembangunan Al-
Hidayah, Pada Jum‟at, 30 Oktober Jam 17.42 Masjid Putri.
67

penerapan dzikir Al-Ma‟tsurat ini sangat memberikan dampak yang baik


bagi santrinya seperti: menambah kepercayaan diri semangat dalam
beribadah, hati menjadi tenang, segala urusan senantiasa dipermudah oleh
Allah dan merasa bahwasanya Allah melindungi diri dari mara bahaya serta
dzikir ini juga mengandung doa-doa agar kita terhindar dari gangguan
syaiton dan dengan pengamalan Al-Ma‟tsurat sendiri santri lebih mudah
dalam menghafal pelajaran yang diberikan oleh ustadz dan ustadzah di
sekolah terutama dalam menghafal Al-Qur‟an”.135

Dari hasil penelitian ini terhadap Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah


penulis berupaya memberikan kesimpulan yakni:
Pondok Pesantren Karya Pembangunan Al-Hidayah Provinsi Jambi terletak
di atas tanah milik Pemerintah Provinsi Jambi. Pondok pesantren ini memiliki
cara tersendiri dalam menerapkan Al-Qur‟an di kehidupan sehari-harinya. Yakni
dengan pengamalan ayat-ayat Al-Qur‟an dalam dzikir Al-Ma‟tsurat yang dibaca
oleh santriwatinya setiap hari dan sudah menjadi rutinitas wajib untuk dijalankan.
Pondok ini juga telah lama melaksanakan pengamalan dzikir ini kurang lebih
selama dua tahun setengah.
Para santriwati Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah ini sangat
menyetujui dengan diterapkannya dzikir Al-Ma‟tsurat ini. Dimana dengan di
penerapan dzikir Al-Ma‟tsurat ini sangat memberikan dampak yang baik bagi
santrinya seperti: menenangkan jiwa, dipermudah segala urusan, di jauhkan dari
hal-hal yang tidak diinginkan dan dengan pengamalan Al-Ma‟tsurat sendiri santri
lebih mudah dalam menghafal pelajaran yang di berikan oleh ustadz dan ustadzah
di sekolah terutama dalam menghafal Al-Qur‟an.
Dengan membiasakan diri untuk berdzikir dan berdoa diwaktu pagi dan sore
merupakan ibadah yang sangat bernilai. Waktu pagi dimulai dari selesai shalat
subuh hingga zuhur. Sementara itu, waktu sore atau petang dimulai dari selesai
shalat Asar hingga waktu Isya sesuai dengan kelapangan waktu yang dimiliki.
Sedangkan Al-Ma‟tsurat disini yang dimaksud oleh penulis merupakan bacaan

135
Rekaman Suara dengan Lara Pratiwi Selaku Santriwati Pondok Karya Pembangunan
Al-Hidayah, Pada Jum‟at, 30 Oktober Jam 19.17 Masjid Putri.
68

dzikir yang dipilih oleh Hasan Al-Banna dari sejumlah ayat dan hadits Nabi
Muhammad saw.
1. Tujuan Pembacaan Ayat-Ayat Al-Qur’an Dalam Dzikir Al-Ma’tsurat
Kegiatan dzikir Al-Ma‟tsurat ini yang dilaksanakan oleh seluruh santriwati
Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah merupakan suatu kegiatan yang
dibiasakan untuk diamalkan setiap pagi hari setelah melaksanakan sholat subuh
secara berjamaah dan setiap setelah melaksanakan sholat asar secara berjamaah.
Pengamalan dzikir Al-Ma‟tsurat ini menjadi rutinitas wajib yang dijalankan oleh
seluruh santriwati setiap harinya. Yakni mulai dari kelas 1 Madrasah Tsanawiyah
sampai kelas 3 Madrasah Aliyah. Dari semua santriwati yang ada sebagian besar
darinya telah menghafal dzikir Al-Ma‟tsurat ini, hal ini dikarenakan sudah
terbiasa untuk mengamalkannya setiap hari.
Dengan pengamalan ayat-ayat Al-Qur‟an dalam dzikir Al-Ma‟tsurat ini
diyakini dapat menambahkan kepercayaan diri, semangat dalam beribadah, hati
menjadi tenang, segala urusan senantiasa dipermudah oleh Allah Swt. dan merasa
bahwasanya Allah melindungi diri dari mara bahaya serta dzikir ini juga
mengandung doa-doa agar kita terhindar dari gangguan syaiton.136

Berkenaan dengan hal ini ustadz Mukmin Amran juga menyatakan sebagai
berikut.
“Dengan adanya penerapan dzikir Al-Ma‟tsurat ini diyakini dapat
membentengi santriwati dalam kegiatan kesehariannya terutama lebih
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dimana pada pelaksanaannya telah
dicontohkan oleh Rasulallah SAW untuk selalu mengingat Allah SWT
dimanapun kita berada dan selalu berdoa kepada Allah. Dzikir Al-Ma‟tsurat
ini juga berisi kumpulan do‟a pilihan dari Rasulallah dengan tujuan ketika
kita membacanya kita tidak akan dihampiri syetan dan akan mendapatkan
pahala ketika membacanya karena dzkir Al-Ma‟tsurat ini berasal dari ayat-
ayat Al-Qur‟an.137

Dari hasil penelitian ini terhadap Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah


penulis berupaya memberikan kesimpulan yakni:

136
Hasil Observasi penulis terhadap aktivitas yang dilakukan oleh santri putri di Pondok
Karya Pembangunan Al-Hidayah, Pada Kamis, 12 November 16.54.
137
Wawancara dengan Ustadz Mukmin Amran, LC. Selaku Ketua Masjid Putri Pondok
Karya Pembangunan Al-Hidayah, Pada Jum‟at, 13 November 2020 Jam 09-20 di Aula Pondok.
69

Berkenaan dengan pengamalan ayat-ayat Al-Qur‟an dalam dzikir Al-


Ma‟tsurat yang telah menjadi rutinitas wajib terhadap para santriwatinya sangat
memiliki banyak manfaat dalam kehidupan kesehariannya. Baik dampak positf
yang diterima dan juga pahala yang diberikan oleh Allah dengan lafaz dzikir yang
diucapkan setiap harinya..138

138
Hasil Observasi penulis terhadap aktivitas yang dilakukan oleh santri putri di Pondok
Karya Pembangunan Al-Hidayah, Pada Jum‟at, 13 November 2020 Jam 17.00.
70

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan proses penelitian mengenai “Pengamalan Ayat-Ayat Al-
Qur‟an Dalam Dzikir Al-Ma‟tsurat Bagi Santriwati Pondok Karya Pembangunan
Al-Hidayah Pemerintah Provinsi Jambi”. Berlokasi di Jl. Marsda Surya Dharma
KM. 1O Kenali Asam Bawah Kecamatan Kota Baru Kota Jambi. Dari hasil
observasi, wawancara dan dokumentasi yang telah dilaksanakan maka disini
penulis berupaya memberikan analisa penjelasan dari data yang diperoleh
sehingga penulis/peneliti dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Adapun dasar pembacaan ayat-ayat Al-Qur‟an dalam dzikir Al-Ma‟tsurat ialah
dikarenakan ayat –ayat yang terdapat dalam dzikir Al- Ma‟tsurat berasal dari
kumpulan doa-doa yang diambil dari Al-Qur‟an sesuai dengan tuntunan
Rasulullah saw. yakni Surah Al-Fatihah Ayat 1-7, Surat Al-Iklas Ayat 1-4,
Surat Al-Falaq Ayat 1-5, Surat An-Nas Ayat 1-6, Surah Ash-Shaffat Ayat 180-
182, dan Surah Ali Imran Ayat 26-27 yang diyakini dapat menambahkan
kepercayaan diri, semangat dalam beribadah, dan merasa bahwasanya Allah
melindungi diri dari mara bahaya serta dengan pengamalan ayat-ayat Al-
Qur‟an yang terdapat dalam dzikir Al-Ma‟tsurat ini juga mengandung doa-doa
agar kita terhindar dari gangguan syaiton.
2. Tata cara pembacaan dzikir Al-Ma‟tsurat bagi santriwati di Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah. Pelaksanaan dzikir Al-Ma‟tsurat ini dibaca pada
pagi hari setelah sholat subuh secara berjamaah dan setelah selesai
melaksanakan sholat asar secara berjamaah. Dzikir Al-Ma‟tsurat ini merupakan
rutinitas wajib yang dijalankan oleh semua santrinya yakni mulai dari kelas 1
Madrasah Tsanawiyah sampai kelas 3 Madrasah Aliyah. Kemudian setelah
membacara dzikir Al-Ma‟tsurat ini seluruh santri mulai melaksanakan rutinitas
lainnya seperti biasa kembali.
3. Pemahaman santriwati terhadap Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah
dimana para santriwati Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah ini sangat
menyetujui dengan diterapkannya dzikir Al-Ma‟tsurat ini. Dzikir Al-Ma‟tsurat

70
71

juga memberikan dampak positif terhadap santriya. Menjadikan jiwa lebih


tenang dan nyaman ketika berada di lingkungan pesantren. Lebih mudah
menghafal pelajaran-pelajaran yang diberikan oleh ustadz dan ustadzah di
kelas terutama lebih mudah dalam menghafal Al-Qur‟an. Selain itu dengan
pengamalan ayat-ayat Al-Qur‟an dalam dzikir Al-Ma‟tsurat ini diyakini dapat
menambahkan kepercayaan diri, semangat dalam beribadah, hati menjadi
tenang, segala urusan senantiasa dipermudah oleh Allah Swt. dan merasa
bahwasanya Allah melindungi diri dari mara bahaya serta dzikir ini juga
mengandung doa-doa agar kita terhindar dari gangguan syaiton.
B. Saran
Dalam penelitian ini penulis menyadari akan segala kekurangan yang
terdapat dalam karya tulis ini. Setelah penulis melakukan penelitian ini mengenai
Pengamalan Ayat-Ayat Al-Qur‟an Dalam Dzikir Al-Ma‟tsurat Bagi Santriwati
Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah yang berlokasi di Jl. Marsda Surya
Dharma KM. 1O Kenali Asam Bawah Kecamatan Kota Baru Kota Jambi. Maka
penulis berupaya memberikan masukan kepada para pengkaji Living Qur‟an
khususnya para pembaca umumnya.
Penelitian Living Qur‟an merupakan penelitian lapangan yang menyangkut
dengan suatu kelompok sosial masyarakat tertentu didalam memahami adanya
kehadiran Al-Qur‟an dalam kehidupan sehari-harinya, oleh karenanya ketika
proses penelitiannya seorang penulis atau peneliti hendaklah melakukan
observasi yang lebih mendalam terhadap lokasi yang akan ditelitinya. Agar
mendapat hasil yang maksimal.
Penulis juga berharap kepada pembaca agar skripsi ini bisa bermanfaat atau
menjadi bahan acuan dalam membuat rujukan dan agar dapat diteruskan
penelitiannya di masa yang akan datang.
72

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku
Mufron, Ali. Pengantar Ilmu Tafsir dan Qur‟an. (Lingkar Media Yogyakarta,
2014).
Mabahis fi‟ulumul Qur‟an, Manna‟ul qotton, (Maktabah wahbah da‟wah).
Bukhori, Sohih. fadhoil qur'an bab khoirukum man ta‟allamal qur‟an
wa‟allamahu (nmor hadits 5027. Cetakan muasasah risalah nasirun berut-
lebanon).
Shihab, M Quraish . Kaidah Tafsir (lentera hati, 2013).
El-Syafa, Ahmad Zacky. Indeks Lengkap Hadis Cara Praktis dan Mudah
Menemukan Hadis Sesuai Tema A-Z, (Yogyakarta: Mutiara Media TH-
press,2011).
Banna, Hasan. Doa al-Ma‟tsurat (Al-Barakah Yogyakarta, Cet. I, 2015).
Al-Ma‟tsurat Doa-doa Pilihan dari Al-Qur‟an dan Para Nabi (Religio Denpasar
TH-PRESS,2015).
Meleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung, PT Remaja
Rosdakarya, 2017).
Tim penyusun. Panduan penulisan karya Ilmiah mahasiswa Fakultas Ushuluddin
IAIN Sultan Thaha Saipuddin Jambi,,(Jambi: Fakultas Ushuluddin IAIN
STS Jambi,2016).
Hasbillah, Ahmad‟Ubaydi. Ilmu Living Qur‟an-Hadits Ontologi, Epistemologi,
dan Aksiologi, (Tangerang Selatan Banten; TH-PRESS, 2019).
Mansur, Living Qur‟an Dalam Lintasan Sejarah Studi Al-Qur‟an, (ed) Metode
Penelitian Qur‟an dan Hadits, (Yogyakarta, Teras, 2007).
Mansur, Mengungkapkan Pengalaman Muslim Berinteraksi Dengan Al-Qur‟an,
(ed) Metode Penelitian Qur‟an dan Hadits.
Al-Qowiyyu, Al-Qur‟an dan Terjemahannya (Semarang: PT. Karya Toha Putra
Semarang, 2002).
73

Al-Maragi, Ahmad Mustafa, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, (Edisi Elite ke-2 PT.
Karya Toha Putra ).
Poerwardaminta, WJS . Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka.
1985).
Basyrul Muvid, Muhammad. Zikir Penyejuk Jiwa (Jakarta: Alifia Books,
2020,Cet.1).
Al-Barokah Doa al-Ma‟surat Hasan al-Banna (Yogyakarta: Al-Barokah, cet 1,
2015).
Basyrul Muvid, Muhammad. Zikir Penyejuk Jiwa (Jakarta: Alifia Books, cet. 1,
2020).
Ramadhan, Fadli . Dzikir Pagi dan Petang (Yogyakarta: Fillah Books, 2019.
Abdul Qadir Jawas, Yazid. Dzikir Pagi Petang dan Sesudah Sholat Fardhu
(Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi‟i, 2005).
Dzikri Dzikir Pagi dan Petang (Jawa Barat: PT Magenta Media, cet 1, 2020).
Wahab, Abdul. Dzikir Pagi Petang (Yogyakarta: Laksana, cet. 1, 2019).
Sohih bukhori, Sohih. fadhoil qur'an bab fadhli fatihatul (kitab nomor hadits
5007. Cetakan muasasah risalah nasirun berut-lebanon. Cet. 3.) 1265.
Muhammad Uwais An-Nadwy, Syaikh. Tafsir Ibnu Katsir Tafsir Ayat-Ayat
Pilihan (Jakarta: Buku Islam Kaffah Cet. 2 2004).
Aziz Jayana, Thorik. Zikir Subuh, Magrib dan Setelah Sholat 5 Waktu,
(Yogyakarta: MUEEZA, 2020).
Muhammad Zakariyya Al-Kandhalawi, Maulana. Himpunan Kitab Fadhillah
A‟mal (Jawa Barat: Pustaka Ramadhan ).
Fuad Abdul Baqi, Muhammad. Al-Lu‟lu wal Marjan Hadits-hadits Pilihan yang
Disepakati Al-Bukhari dan Muslim (Surabaya: PT. Elba fitrah mandiri
sejahtera, Cet Keempat 2012).
Al-Barokah Doa al-Ma‟surat Hasan al-Banna (Yogyakarta: Al-Barokah, cet 1,
2015).
Jalaluddin Muhammad Al-Mahalli Al-Imam Jalakuddin Abdurrahman As-
Sayuthi, Al-Imam. Tafsir Jalalain (Surabaya: PT eLBA fitrah Mandiri
Sejahtera, cet. 2, 2011).
74

Abdul Wahab, Abdul. , Dzikir Pagi Petang (Yogyakarta: Laksana, cet. 1, 2019).
Jami Tirmidzi, Jami. Kitab Sholat Bab yang Di Baca Setelah Salam (Nomor
hadits 299. Muasasah Risalah Nasirun Berut-Lebanon. Cet. 1).
Katsir, Ibnu. Tafsir Al-Quranul Azhim, (jilid 1, Cet. Maktbah al-Iman al-
Manshurah).
Tim Kaysa, Tim. Al-Ma‟tsurat Doa Dzikir Lengkap Sehari-Hari (Jakarta:
KaysaMedia, Cet I, 2020).

B. Skripsi
Al-Hafi, Aban. “Living Qur‟an Ttentang Pengamalan Ayat-Ayat Seribu Dinar
Pada Pedagang Di Pasar Aceh” Skripsi (Aceh: Program Sarjana Strata I
Universitas Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh, 2020).
Rahmat Riyadi, Dimas. “Pembacaan Al-Ma‟tsurat Studi Living Qur‟an Bagi
Para Santri Pondok Pesantren Ihyaul Qur‟an Bengkulu Tengah” (Skripsi
Program Sarjana, IAIN Bengkulu, 2019).
Diantoro, Amri “Tradisi Zikir Al-Ma‟tsurat pada kader unit kegiatan ahasiswa
bidang pembinaan dakwah UIN Raden Intan Lampung” Skripsi (Lampung:
Program Sarjana Strata I Universitas Raden Intan Lampung, 2018).
Karnando, Yeses. “Ritual dzikir menyambut bulan suci Ramadhan didesa Tanjung
Putus, Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin” Skripsi (Merangin:
Program Sarjana Strata I UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2019).
Akbar, Fathir. dalam skripsi yang berjudul “Implementasi kegiatan dzikir al-
Ma‟tsurat dalam membentuk spritual siswa di SDIT Ulul Albab Kertosono
Kabupaten Nganjuk” Skripsi (Malang: Program Sarjana Strata I UIN
Maulana Malik Ibrahim, 2019).
Imron, Mhd. “Pemahaman Masyarakat Terhadap Ayat-Ayat Al-Qur‟an Tentang
Rezeki Di Desa Kampung Limo Kecamatan Pangkal Jambu Kabupaten
Merangin” Skripsi (Merangin: Program Sarjana Strata I UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi, 2019).
75

C. Wawancara
Wawancara dengan Ustadzah Gustin Pratiwi. Selaku Ustadzah Pengasuhan Santri
Putri Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah, Pada Jum‟at, 14
November 2020 Jam 08.00 di Aula Pondok.
Wawancara dengan Ustadzah Mahyunani Arifin. Selaku Ustadzah Pengasuhan
Santri Putri Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah, Pada Jum‟at, 14
November 2020 Jam 09.38 di Aula Pondok.
Wawancara dengan Ustadz Tidjar Purbaya. Selaku Guru Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah, Pada Jum‟at, 12 Desember 2020 Jam 09-20 di
Aula Pondok.
Wawancara dengan Ustadzah Raudho Pitaloka. Selaku Pengasuhan Santriwati
Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah, Pada Jum‟at, 12 Desember 2020
Jam 11.00 di Aula Pondok.
Wawancara dengan Ustadzah Paridatun. Selaku Pengasuhan Santriwati Pondok
Karya Pembangunan Al-Hidayah, Pada Jum‟at, 13 November 2020 Jam
11.00 di Aula Pondok
Wawancara dengan Ustadzah Paridatun, Selaku Musrifah Bagian Ibadah Putri
Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah, Pada Jum‟at, 13 November 2020
Jam 11.00 di Aula Pondok.
Wawancara dengan Ustadzah Sri Wahyuni, Selaku Musrifah Bagian Ibadah Putri
Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah, Pada Jum‟at, 13 November 2020
Jam 11.17 di Aula Pondok.
Wawancara dengan Nurul Auralia. Selaku Santriwati Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah, Pada Jum‟at, 30 Oktober Jam 17.10 Masjid
Putri.
Wawancara dengan Khoirunnisa Riski Natama. Selaku Santriwati Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah, Pada Jum‟at, 30 Oktober Jam 17.30 Masjid
Putri.
Wawancara dengan Dian Juwita Sari Selaku Santriwati Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah, Pada Jum‟at, 30 Oktober Jam 18.05 Masjid
Putri.
76

Wawancara dengan Krisnawati. Selaku Santriwati Pondok Karya Pembangunan


Al-Hidayah, Pada Jum‟at, 30 Oktober Jam 17.42 Masjid Putri.
Rekaman Suara dengan Lara Pratiwi Selaku Santriwati Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah, Pada Jum‟at, 30 Oktober Jam 19.17 Masjid
Putri.
Wawancara dengan Ustadz Mukmin Amran, LC. Selaku Ketua Masjid Putri
Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah, Pada Jum‟at, 13 November 2020
Jam 09-20 di Aula Pondok.
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Skripsi
“Pengamalan Ayat-Ayat Al-Qur’an Dalam Dzikir Al-Ma’tsurat Bagi Santrwati
Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Pem erintah Provinsi Jambi”

NO JENIS DATA METODE SUMBER DATA


1. -Sejarah Berdirinya Pondok -Observasi -Brosur
Karya Pembangunan Al- -Dokumentasi
Hidayah
2. -Lokasi -Obsrvasi -Brosur
-Dokumentasi -Keadaan Lokasi
-Dokumen Lokasi
3. -Visi dan Misi Pondok Karya -Dokumentasi -Brosur
Pembangunan Al-Hidayah -Dokumen Visi
dan Misi Pondok
4. -Struktur Organsasi Pondok -Dokumentasi -Brosur
5. -Sarana dan Prasarana -Dokumentasi -Brosur
Pendidikan
6. -Program Pendidikan -Dokumentasi -Brosur
7. -Kegiatan Santri -Dokumentasi -Brosur
8. - Jumlah seluruh guru, staf, -Dokumentasi -Dokumen
karyawan, dan santri putra putri Seketariatan
Pondok Karya Pembangunan Al- Pondok
Hidayah

9. -Praktik Pengamalan Ayat-Ayat -Observasi -Praktik


Al-Qur‟an Dalam Dzikir Al- -Dokumentasi Penerapan
Ma‟tsurat -Wawancara -Dokumen
Implementasi
Ustadzah/Santri
Pondok Karya
Pembangunan Al-
Hidayah
10. -Respon/Pengamalan ayat-ayat -Observasi -Pengaruh Al-
al-Qur‟an Dalam Dzikir Al- -Dokumentasi Ma‟tsurat terhadap
Ma‟tsurat Bagi Santriwati -Wawancara sikap santri
Pondok Karya Pembangunan Al- -Dokumentasi
Hidayah Pemerintah Provinsi Tentang
Jambi Pelaksanaan di
Pondok Karya
Pembangunan Al-
Hidayah Provinsi
Jambi

A. Panduan Observasi
No Jenis Data Objek Observasi
1. -Lokasi Pondok Karya -Keadaan dan Lokasi Pesantren
Pembangunan Al-Hidayah

2. -Sarana/Fasilitas Pondok -Sarana dan Prasarana Yang Tersedia di


Karya Pembangunan Al- Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah.
Hidayah Seperti: Kelengkapan Ruang Pondok
3. -Praktik Pengamalan Ayat- -Alokasi Waktu Kapan Penerapan dilakukan
Ayat Al-Qur‟an Dalam -Tata Cara Pelaksanaan Dalam
Dzikir Al-Ma‟tsurat Mengamalkan Dzikir Al-Ma‟tsurat
4. Pengaruh Dari Penerapan -Dampak Dari Pelaku Pengamalan Ayat-Ayat
Pengamalan Ayat-Ayat Al-Qur‟an Dalam Dzikir Al-Ma‟tsurat
Al-Qur‟an Dalam Dzikir Setelah Menjalankan Pengamalan Tersebut
Al-Ma‟tsurat Terhadap Sangat Berpengaruh Terutama Pada
Para Santriwatinya Ketenangan Jiwa dan Bathinnya.

B. Panduan Dokumentasi
1. -Lokasi Pondok Karya -Data Dokumentasi Lokasi Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah Pembangunan Al-Hidayah
2. -Sarana/Fasilitas Pondok -Data Dokumentasi Tentang Sarana/Fasilitas
Karya Pembangunan Al- Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah
Hidayah
3. Program Pengembangan -Data Dokumentasi Tentang Program
Pondok Karya Pengembangan Pesantren
Pembangunan Al-Hidayah
4. Praktek Pengamalan ayat- -Data Dokementasi Pelaksanaan Para
ayat al-Qur‟an Dalam Santriwati
Dzikir Al-Ma‟tsurat
5. Proses Belajar Mengajar -Data Dokumentasi Tentang Proses Belajar
Mengajar
6. Kegiatan dan Aktivitas -Data Dokumentasi Tentang Kegiatan dan
Santri Aktivitas Santri

C. Butir-Butir Wawancara
No Jenis Data Sumber Data dan Subtansi Wawancara
1. -Praktik Pengamalan ayat- Ustadzah/Santri Pondok Karya Pembangunan
ayat al-Qur‟an Dalam Al-Hidayah
Dzikir Al-Ma‟tsurat 1. Apa Kelibihan Dzikir Al-Ma‟tsurat Di
Banding Dzikir-Dzikir Lain?
2. Didalam Pengamalan Dzikir Al-
Ma‟tsurat apakah Dilaksankan Secara
Sendiri-Sendiri Atau Berjamaah.
Berikan Alasannya?
3. Bagi Siapapun Yang Sudah
Mengamalkan Dzikir Al-Ma‟tsurat
Apakah Dapat Dilihat Dampaknya
Ddalam Kehidupan Sehari-hari?
4. Siapakah Yang Menyusun Dzikir Al-
Ma‟tsurat Dan Sejak Kapan
Diamalkan Dilingkungan Pesantren?
5. Bagaimana Cara Kita Mengajak
Masyarakat Luas Untuk Bisa
Mengamalkan Dzikir Al-Ma‟tsurat?
2. Pengamalan Khusus Ustadzah/Santri Pondok Karya Pembangunan
Terhadap Pengamalan Al-Hidayah
Ayat-Ayat Al-Qur‟an 1. Apa Yang Anda Rasakan Setelah
Dalam Dzikir Al- Mengamalkan Ayat-Ayat al-Qur‟an
Ma‟tsurat Dalam Dzikir Al-Ma‟tsurat?
3. Pemahaman Santri Ustadzah/Santri Pondok Karya Pembangunan
Terhadap Pengamalan Al-Hidayah
Ayat-Ayat Al-Qur‟an 1. Apa Tujuan Anda Mengamalkan
Dalam Dzikir Al- Ayat-Ayat al-Qur‟an Dalam Dzikir
Ma‟tsurat Al-Ma‟tsurat?
DAFTAR INFORMAN

Nama : Mukmin Amran


Alamat : Kerinci
Sebagai : Ustadz. Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah

Nama : Tidjar Purbaya


Alamat : Jambi
Sebagai : Ustadz. Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah

Nama : Sri Wahyuni


Alamat : Bangko
Sebagai : Ustadzah. Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah

Nama : Paridatun
Alamat : Batang Asai
Sebagai : Ustadzah. Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah

Nama : Budi Widiya


Alamat : Jambi
Sebagai : Ustadzah. Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah

Nama : Mahyunani Arifin


Alamat : Bungo
Sebagai : Ustadzah. Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah

Nama : Gustin Pratiwi


Alamat : Jambi
Sebagai : Ustadzah. Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah

Nama : Kusuma Deli


Alamat : Jambi
Sebagai : Ustadzah. Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah

Nama : Raudho Pitaloka


Alamat : Libuk Linggau
Sebagai : Ustadzah. Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah

Nama : Hani Mutia Safitri


Alamat : Sarolangun
Umur : 14 Tahun
Sebagai : Santriwati

Nama : Keysha
Alamat : Sarolangun
Umur : 14 Tahun
Sebagai : Santriwati

Nama : Mesya
Alamat : Bangko
Umur : 15 Tahun
Sebagai : Santriwati

Nama : Khorunnisa
Alamat : Bangko
Umur : 16 Tahun
Sebagai : Santriwati

Nama : Lara Pratiwi


Alamat : Tanjab Barat
Umur : 16 Tahun
Sebagai : Santriwati

Nama : Naya
Alamat : Riau
Umur : 16 Tahun
Sebagai : Santriwati

Nama : Najwa
Alamat : Sarolangun
Umur : 16 Tahun
Sebagai : santriwati

Nama : Habifahriza
Alamat : Batanghari
Umur : 16 Tahun
Sebagai : santriwati

Nama : Irma
Alamat : Tanjung Jabung Timur
Umur : 16 Tahun
Sebagai : Santriwati

Nama : Dila Aprianti


Alamat : Tanjung Jabung Timur
Umur : 16 Tahun
Sebagai : Santriwati

DAFTAR PENGURUS

PONDOK KARYA PEMBANGUNAN AL-HIDAYAH

PEMERINTAH PROV.JAMBI

Jabatan Pengurus
Pelindung Pemerintah Provinsi Jambi
Direktur H. Hasan Basri Husin, SH
Wakil Direktur Dr. H. Muslim, HU
Wakil Direktur Dr. H. Hasbullah Ahmad, MA
Sekretaris H. Rusnan Ahlannur, Lc
Bendahara Hj.Supratini, S.Ag., MM
Kepala Urusan (KAUR) Muhammad Al-Fikri, S.Pd.I.,M.Ag.
Bidang Kurikulum:
Koordinator Fadhil Muhammad, S.Pd.
Staff Mas‟adi, S.Pd.
Staff Berty Musyarofah, S.Pd
Bidang Pembelajaran:
Koordinator Shafwan Hardiansyah, S.E
Staff H. Al-Mukmin Amran, Lc.,MH,I
Staff Drs. H. Janiwar
Staff Devrian Rifki Wijaya, S.Kom
Kepala Madrasah Aliyah Ardiansyah, S.Sos.I., M.Pd.I
Tata Usaha Sumini, S.Kom
Ayu Febriani, S.Pd
Al-Muhtarom, S.Hum
Kepala Madrasah Tsanawiyah Hakimin, S.Kom., S.Pd.I
Tata Usaha Lili Harnaini, S.H
Achmad Rizky MR,A.Md
Muhammad Mukti
Kepala Madrasah Ibtidaiyah Isro‟ Firdaus, S.Pd.I
Kepala TK/PAUD Wardah Fitriah, Am.KG
BIDANG PENGASUHAN
Kepala Urusan (KAUR) Ahmad Zakaria, S.Pd.I
Kepala Pengasuhan Putra Fery Apriansyah, S.E.Sy
Kepala Pengasuhan Putri Sunarti, S.Pd.I
Kepala Pelaksana Bahasa Bayu Budi Dharma, M.Pd
Kepala Kesehatan Pondok Hermawati Susanti, S.Kep
Staff Khopiva Safitri
BIDANG SEKERIATAN
Staff Administrasi Prihartini Kusuma, S.Pd
Staff Kepegawaian Tidjar Purbaya, S.E
Staff Aset M. Khamdani, S.Kom
Staff Publikasi dan Dokumentasi Nur Cahyadi, S.H
Staff Sarana dan Prasarana Muhammad Khoiruddin, SE
Petugas Listrik dan Air Sunardi
Petugas Operisional (Driver) Arduan
Petugas Kebersihan Kantor Sutomo
BIDANG KEUANGAN
Kepala Urusan (KAUR) Rujiati
Staff Penerimaan Aisyah Gusli, S.Pd
Staff Tabungan Santri Wiwi Astuti,S.Th.I,.M.Pd
Staff Koordinator Dapur Umum Siti Wahyuni
BIDANG UMUM
Kepala Urusan (KAUR) H. Abu Mansyur Mukhtaridi, Lc., MA
Penanggung Jawab Perpustakaan Sahidal Mursalin, S.IP
Staff Perpustakaaan R.M.Syahrial, S.IP
Penanggung Jawab Laboratarium IPA Budi Widiya Wahyuni, S.Pd
Penanggung Jawab Laboratarium
Komputer M.Hasbi Ash Shidieqqy, S.Kom
Penanggung Jawab Pertamanan Surono
BIDANG USAHA PONDOK
Manager Hidayah Mart Shelly Marcelina, S.Hum
ManagerKimato dan Buotique Mieke Desiana, SS
Meneger Kantin Putra Anggaini, S.Pd
Manager Laundry Taufik Hidayah
SARANA DAN PRASARANA
PONDOK KARYA PEMBANGUNAN AL-HIDAYAH

Gapura Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah

Aula Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah


Masjid Putri Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah

PEMBACAAN DZIKIR AL-MA’TSURAT OLEH SANTRIWATI


PONDOK KARYA PEMBANGUNAN AL-HIDAYAH
Pembacaan Dzikir Al-Ma‟tsurat Santriwati Pondok Karya Pembangunan
Al-Hidayah

DOKUMENTASI WAWANCARA
PONDOK KARYA PEMBANGUNAN AL-HIDAYAH
Foto Bersama Santriwati Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah

Foto Bersama Santriwati Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah


Bernama Habifahriza, Irma dan Dila
Foto Bersama Ustadz Tidjar Purbaya dan Ustadzah Pengasuhan Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah

Foto Bersama Ustadzah Budi Widiya dan Ustadzah Mahyunani Arifin Pondok
Karya Pembangunan Al-Hidayah
Foto Bersama Ustadz Mukmin Amran Selaku Ketua Masjid Putri Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah
Foto Bersama Ustadzah Sri Wahyuni dan Ustadzah Paridatun Selaku Musrifah
Bagian Ibadah Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah

Foto Bersama Ustadzah Gustin Pratiwi Selaku Pengasuhan Santriwati Pondok


Karya Pembangunan Al-Hidayah.
CURICULUM VITAE

A. Identitas Diri
Nama : Tri Widiya Ningrum
Tempat Lahir : Muara Jambi, 13 November 1997
Agama : Islam
Alamat Asal : Desa Bukut Mas Kec. Sungai Bahar Kab. Muaro Jambi
Nama Ayah : Mujiyono
Nama Ibu : Sandiyem
No Hp : 082279975217

B. Riwayat Pendidikan

SDN 207/IX Desa Bukit Mas : Tahun 2010


MTS Nurul Falah : Tahun 2010-2013
MA PKP Al-Hidayah Jambi : Tahun 2013-2016
UIN STS Jambi : Tahun 2017-
Jambi, 26 April 2021
Mahasiswa

Tri Widiya Ningrum


NIM. 301171186

Anda mungkin juga menyukai