Anda di halaman 1dari 102

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SANTRI

DI PONDOK PESANTREN MODERN PUTRI AL-KAUTSAR


SUMBERSARI SRONO BANYUWANGI

SKRIPSI

oleh:
RIZKI AMALIYA
NIM. 03110123

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
Juli, 2007

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SANTRI


DI PONDOK PESANTREN MODERN PUTRI AL-KAUTSAR
SUMBERSARI SRONO BANYUWANGI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang


Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Strata Satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

oleh:
RIZKI AMALIYA
03110123

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
Juni, 2007

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SANTRI


DI PONDOK PESANTREN MODERN PUTRI AL-KAUTSAR SUMBERSARI
SRONO BANYUWANGI

SKRIPSI

Oleh:
Rizki Amaliya
NIM. 03110123

Telah Disetujui Oleh:


Dosen Pembimbing

Muhammad Walid, M.A


NIP. 150 310 896

Tanggal 26 Juli 2007


Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Drs. Moh. Padil, M.Pd.i


Nip. 150 267 235

HALAMAN PENGESAHAN
UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SANTRI
DI PONDOK PESANTREN MODERN PUTRI AL-KAUTSAR SUMBERSARI
SRONO BANYUWANGI
SKRIPSI
Dipersiapkan dan disusun oleh:
Rizki Amaliya
NIM. 03110123
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 20 Juli 2007
dengan nilai A dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I)

Panitia Ujian
Ketua Sidang

Sekretaris Sidang

Muhammad Walid, M.A


NIP. 150 310 896

Dra. Siti Annijat Maimunah, M. Pd


NIP. 131 121 923

Penguji Utama

Pembimbing

Drs. A. Bashori
NIP. 150 209 994

Muhammad Walid, M.A


NIP. 150 310 896

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang

Prof. Dr. H. M. Djunaidi Ghony


NIP. 150 042 031

PERSEMBAHAN
Sujud syukurku padamu wahai Dzat yang Maha Dahsyat atas segala rahmat dan nikmatMu, ketenangan hati, ketentraman jiwa, semoga hatiku senantiasa tertambat pada-Mu,
semua kudapat dengan mendekatkan diri pada-Mu ya Rabb..........
Ucapan terima kasih untuk orang-orang yang telah memberikan kisah kasih tentang makna
hidup serta langkah bijak dalam meniti liku-liku kehidupan..........
Ayahanda dan Ibunda tercinta, darimu kuperoleh sebuah arti perjuangan, kasih sayang,
keagungan doa-doa tulus, motivasi, nasehat-nasehat, yang selalu tertanam dalam kalbu,
semoga ananda dapat menjadi anak yang berbakti dan dapat membahagiakan Ayah dan Ibu
kelak..........
Suamiku tersayang, darimu kuperoleh arti hidup, ketentraman jiwa, kasih sayang yang tulus,
engkaulah semangat hidupku, semoga adek selalu dapat membahagiakanmu..........
Kakak-kakakku, Mbak Ifa & Mas Aan, Mas Feri & Mbak Naily, Mbak
Uma & Mas Hilmi, Mas Yayak tersayang, dan adekku tercinta, Dek Mimin,
Dek Dewi, Dek Makiyyah, yang selalu memberikan kasih sayang, perhatian, motivasi, serta
doa suci, semoga hati kita selalu bersatu..........
Anang, Lek Rose, dan semua lek-ku tercinta terima kasih atas bantuan doanya.......
Abah Gufron Hambali dan Umik Ifda yang selalu memberikan bimbingan, dan motivasi,
semoga semua menjadikan khusnul khotimah dan ilmu yang barokah..........
Guru-guruku yang telah mendidik nanda, memberikan ilmu tiada terhingga, jasamu tiada
pernah terlupakan. semoga untaian doa serta pahala tak jemu teralir hingga yaumul
akhir..........
Sahabat-sahabatku, Fida, Barida, Dini (semoga persahabatan Q-ta abadi). U2k Mila Azzah
(trims banget akan rasa persaudaraannya). Afni, Nik-nok, Iefa, dan Om pic (yang selalu
ngingetin aq moga sukses selalu). Terima kasih kalian selalu membuatku tersenyum..........
Sahabat-sahabati PMII, dan semua temanku seperjuangan angkatan 2003
UIN Malang be success human..........
Kalian selalu membuatku tegar menjalani jalan hidup ini
Semoga kesuksesan dan kebahagiaan selalu menyertai kita dalam ridlo-NYA..........
Amiiiin ya Robbal Alamin..........

MOTTO

3t ty uy r&u 4ty $t ) |M9 }9 r&u


Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa
yang Telah diusahakannya, Dan bahwasanya usaha itu kelak akan
diperlihatkan (kepadanya)
Q.S an-Najam 39-40

Muhammad Walid, M.A


Dosen Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri Malang
NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal : Skripsi Rizki Amaliya
Lamp. : 5 (lima) Ekslempar

Malang , 15 Juli

Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
di
Malang

Assalamualaikum Wr. Wb.


Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun
tehnik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini:
Nama
Nim
Jurusan
Judul Skripsi

: Rizki Amaliya
: 03110123
: Pendidikan Agama Islam
: UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN
SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN
PUTRI AL-KAUTSAR SUMBERSARI SRONO
BANYUWANGI

Maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak
diajukan untuk diujikan.
Demikian, mohon dimaklumi adanya.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Pembimbing

Muhammad Walid, M.A


NIP. 150 310 896

SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Malang, Juli 2007

Rizki Amaliya

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur dan sembah sujud hanyalah milik sang khaliq, Allah
swt, Tuhan sekalian alam yang menguasai alam semesta dengan segala kebesarannya
yang senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah serta Karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpahkan diantara doa-doa
para hamba-Nya, semoga Allah melimpahkan kepada Nabi Besar Muhammad saw
sebagai rahmatan lil alamin. Pembawa risalah agung yang penuh dengan keselamatan
dan kebahagiaan haqiqi dalam indah indah rengkuh Ad-Diin Al-Islam. Penulisan skripsi
ini disusun untuk melengkapi syarat dalam rangka menyelesaikan studi pada Fakultas
Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Malang
sebagai tempat yang menempa penulis dalam warna pemikiran, pendidikan, dan tempat
penulis merasakan indahnya bangku perkuliahan.
Banyak bantuan serta motivasi yang penulis terima dari berbagai pihak dalam
rangka menyelesaikan penyusunan skripsi ini, oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan rasa hormat serta ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. DR. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri
(UIN) Malang, atas segala motivasi dan kelengakapan layanan fasilitas dalam
membantu lancarnya proses pembelajaran selama penulis menempuh studi.
2. Bapak Dr. H. M. Djunaidi Ghony, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
beserta semua civitas akademik, atas pimpinan dan pembinaan beliau penulis
dapat menyelesaikan studi di Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.

3. Bapak Drs. Moh. Padil M.pd.i., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam,
atas kerja keras dan kesabaran dalam menjalankan amanah sebagai Ketua Jurusan
Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.

4. Bapak Muhammad Walid, M.A selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
membimbing, memotivasi, mengarahkan penulis dengan dengan kesabaran,
ketelatenan, dan keikhlasan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
5. Seluruh Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Malang yang telah ikhlas
mentransfer ilmu kepada penulis dan menjadi agen pendidikan bagi generasi
penerus Islam dan bangsa, semoga teralir pahala kemuliaan kepada beliau semua,
amin.
Semoga Allah swt, selalu memberikan balasan yang terbaik kepada semua pihak
yang membantu penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis hanya bisa
mendoakan semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah swt sebagai amal yang mulia.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skipsi ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati dan tangan terbuka penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat
kami harapkan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya.
Akhirnya, semoga Allah swt memberikan rahmat dan kemanfaatan yang banyak
atas penulisan skripsi ini dan menjadikan kita sebagai hambanya yang pandai mensyukuri
nikmat nya amin.

Malang, Juli 2007


Penulis

Rizki Amaliya

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i


HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
HALAMAN MOTTO................................................................................... vi
HALAMAN NOTA DINAS ....................................................................... vii
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR ISI................................................................................................... x
HALAMAN LAMPIRAN ............................................................................ xi
ABSTRAK .....................................................................................................xii

BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
D. Ruang lingkup Pembahasan ........................................................... 6
E. Penegasan Istilah ............................................................................ 7
F. Kegunaan Penelitian....................................................................... 7
G. Sistematika Pembahasan ................................................................ 8

BAB II: KAJIAN PUSTAKA


A. Kemandirian Santri ........................................................................ 11
1. Pengertian Kemandirian Santri ................................................ 11
2. Aspek-aspek Kemandirian Santri ............................................. 14
3. Ciri-ciri Kemandirian Santri ..................................................... 15
4. Faktor-faktor Kemandirian Santri ............................................ 18

B. Kemandirian Menurut Perspektif Islam ......................................... 21


1. Kemandirian Yang Diajarkan Rosulullah ................................ 23
2. Pendidikan Kemandirian Santri di Pondok Pesantren ............. 25
C. Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri..................................... 28

BAB III: METODE PENELITIAN


A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian ................................................... 35
B. Kehadiran Peneliti .......................................................................... 36
C. Lokasi Penelitian............................................................................ 37
D. Sumber Data................................................................................... 38
E. Prosedur Pengumpulan Data .......................................................... 39
F. Tehnik Analisis Data...................................................................... 42
G. Pengecekan Keabsahan Data ......................................................... 44
H. Tahap-tahap Penelitian .................................................................. 45

BAB IV: HASIL PENELITIAN


A. Objek Penelitian ........................................................................... 47
1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar
Sumbersari Srono Banyuwangi ................................................ 47
2. Letak Geografis Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar
Sumbersari Srono Banyuwangi ................................................ 48
3. Sistem Pendidikan dan Pengajaran Pondok Pesantren Modern
Putri al-Kautsar Sumbersari Srono Banyuwangi ..................... 49
4. Tenaga Kependidikan Pondok Pesantren Modern Putri alKautsar Sumbersari Srono Banyuwangi ................................. 50
5. Keadaan Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Modern Putri
al-Kautsar Sumbersari Srono Banyuwangi .............................. 53
6. Sistem Manajemen Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar
Sumbersari Srono Banyuwangi ............................................... 54

B. Penyajian Data ............................................................................. 55


1. Upaya meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren
Modern Putri al-Kautsar Sumbersari Srono Banyuwangi ....... 55
a. Kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri alKautsar............................................................................... 55
b. Bentuk-bentuk kegiatan di Pondok Pesantren Modern Putri
al-Kautsar dalam meningkatkan kemandirian santri dan
problematikanya................................................................ 60
2. Faktor pendukung dan penghambat upaya meningkatkan
kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri alKautsar .................................................................................... 75

BAB V: PEMBAHASAN
A. Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri Di Pondok Pesantren
Modern Putri al-Kautsar Sumbersari Srono Banyuwangi ............ 77
B. Faktor

Penghambat

Dan

Pendukung

Upaya

Meningkatkan

Kemandirian Santri Di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar


Sumbersari Srono Banyuwangi .................................................... 84

BAB VI: PENUTUP


A. Kesimpulan .................................................................................. 89
B. Saran-Saran .................................................................................. 90

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ABSTRAK
Amaliya Rizki, 2007, Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri di Pondok Pesantren
Modern Putri al-Kautsar Sumbersari Srono Banyuwangi. Skripsi, Program Studi
Pendidikan Agama Islam, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah,
Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Muhammad Walid, M.A
Kata Kunci: Kemandirian, Santri
Pesantren adalah salah satu lembaga yang tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat untuk melayani berbagai kebutuhan masyarakat. Keinginan masyarakat
terhadap pendidikan pesantren adalah mampu menjawab tantangan masa depan. Santri
adalah aset negara generasi penerus bangsa oleh karena itu begitu urgent posisi peserta
didik dalam dunia pendidikan. Santri dituntut untuk menjadi manusia mandiri dan
mempunyai ekstra kecakapan, sehingga nantinya santri mempunyai bekal dalam
menghadapi beranekaragam kehidupan dan tantangan zaman. Kemandirian merupakan
suatu sikap yang sangat perlu dikembangkan dan ditanamkan pada santri, agar santri
memiliki sikap optimis dan tawakkal menatap masa depan.
Kemandirian adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak tergantung pada orang
lain dalam menentukan suatu keputusan dan adanya sikap kepercayaan diri. Kemandirian
merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara komulatif selama perkembangan,
di mana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai
situasi di lingkungannya sehingga individu pada akhirnya akan mampu berfikir dan
bertindak sendiri. Lembaga pendidikan sangat berperan dalam proses pembentukan
kemandirian. Salah satunya adalah pondok pesantren yang dapat membentuk insan
mandiri.
Adapun yang menjadi fokus persoalan dan sekaligus tujuan yang ingin dicapai
dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui upaya Pondok Pesantren Modern Putri alKautsar dalam meningkatkan kemandirian santri, untuk mengetahui faktor-faktor yang
menjadi pendukung dan penghambat Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar dalam
meningkatkan kemandirian santri.
Untuk mencapai tujuan di atas penulis menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif. Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan
penjelasaan yang menuju pada kesimpulan. Kehadiran peneliti adalah sebagai seorang
pengamat secara penuh. Penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan tiga
metode yaitu observasi, interview, dan dokumentasi.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan tehnik analisis data dengan tiga tahap
yaitu mencatat sesuatu yang dihasilkan dengan catatan lapangan, mengumpulkan,
berpikir dengan jalan agar kategori data itu mempunyai makna. Pengecekan keabsahan
data menggunakan perpanjangn kehadiran peneliti, pemeriksaan sejawat melalui diskusi,
dan trianggulasi. Adapun tahap-tahap penelitian yang peneliti lakukan yaitu tahap pra
lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, tahap penulisan laporan hasil
penelitian.

Dari hasil penelitian penulis dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Upaya
meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar yaitu
dengan cara membuat program kegiatan yang bermutu dan meningkatkan sarana dan
prasarana kegiatan. Upaya meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren
Modern Putri al-Kautsar terlaksana dengan baik dengan cara menanamkan kemandirian
pada santri, menanamkan kedisiplinan pada santri, menanamkan rasa tanggungjawab, dan
menanamkan rasa percaya diri. 2. Faktor pendorong dan penghambat Upaya
meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar meliputi:
a. Faktor intern pribadi santri, hal ini terkait dengan kesadaran santri akan pentingnya
sikap kemandirian. b. Faktor ekstern yaitu meliputi, peningkatan sarana dan prasarana
kegiatan, mengadakan program kegiatan bermutu dalam Upaya Meningkatkan
Kemandirian Santri, dan menanamkan disiplin yang tinggi.

DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran I

: Tata-Tertib PPMP al-Kautsar

2. lampiran II

: Jadwal Tutor Mufrodat

3. lampiran III

: List Interviuw

4. lampiran IV

: Jadwal Round Time Aktifitas Pendidikan

5. lampiran V

: Struktur Organisasi PPMP al-Kautsar

6. lampiran VI

: Surat Keterangan Penelitian

7. lampiran VII

: Bukti Dokumentasi Wawancara

8. lampiran VIII

: Denah Pondok Pesantren

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sejak zaman penjajahan, pondok pesantren dan madrasah diniyah merupakan
lembaga pendidikan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat.1
Identitas pesantren pada hakikatnya telah lama kita ketahui, sebagai bukti bahwa
masyarakat jawa sebenarnya sudah lama mengenal adanya pesantren. Karena penyebaran
agama di jawa dilakukan oleh para wali yang salah satu metodenya menggunakan
aplikasi para santri menetap di surau. Pesantren merupakan sebuah lembaga yang telah
merasuk di tengah-tengah masyarakat, sebab keberadaan pesantren yang disebut juga
sebagai wadah untuk memperdalam agama yang sekaligus sebagai tempat penyebaran
agama Islam diperkirakan sejalan dengan proses peng-Islam-an di daerah jawa.2
Pesantren adalah salah satu lembaga yang tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat untuk melayani berbagai kebutuhan masyarakat3. Artinya, pesantren tidak
hanya dijadikan sebagai lembaga ilmu keagamaan belaka, akan tetapi pesantren adalah
satu kesatuan integral yang tidak dapat lepas dari realitas obyektif agar mampu menjawab
tantangan zaman4. Selain itu pesantren juga harus mampu mensejahterakan umat dan

Departemen Agama RI, Dinamika Perkembangan Pondok Pesantren, 2005. hlm 1

Perhimpunan Pengembangan pesantren dan Masyarakat, Pergulatan Dunia Peantren,


Membangun Dari Bawah (Jakarta: P3M, 1995), hlm. 269
3
Ibid., hlm. 290
Qirtas, Menggagas Pesantren Masa1 Depan, Geliat Suara Santri untuk Indonesia Baru
(Yogyakarta: CV. Qalam, 2003 ), hlm. 80
4

menjadikan sumber daya manusianya mempunyai kesiapan bekal hidup di masa


mendatang. Lulusan pesantren nantinya diharapkan dapat berinteraksi dengan masyarakat
sebagai manusia terbaik yang diperintahkan oleh Allah untuk menjalankan amar maruf
nahi munkar.
Menurut Ibnu Kholdun; pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan kesejahteraan
masyarakat. Maka dari itu, posisi pesantren dalam hal ini harus mempunyai
perkembangan dalam pendidikan, karena pendidikan merupakan salah satu cara untuk
mempercepat peningkatan sumber daya manusia. Masyarakat juga menantikan kontribusi
yang akan diberikan pesantren. Permasalahan saat ini yang terjadi di pesantren yakni visi
pesantren tidak dinamis, sedangkan watak manusia itu dinamis, karena pada setiap waktu
manusia akan berubah kerangka berpikir dan keinginannya.5
Keinginan masyarakat di masa lampau, sekarang dan akan datang sangat berbeda.
Adapun perbedaannya adalah:
1. Masa lampau, keinginan masyarakat terhadap pendidikan pesantren adalah sebagai
wahana membina ruh atau praktek keagamaan, sehingga kegiatan pendidikan yang ada
di pesantren lebih banyak didominasi dengan kegiatan-kegiatan mengaji al-Quran dan
lain-lain
2. Masa kini, keinginan masyarakat terhadap pendidikan pesantren adalah memperkokoh
keberadaannya sebagai lembaga pendidikan jalur pesantren dan pendidikan jalur
sekolah
3. Masa akan datang, keinginan masyarakat terhadap pendidikan pesantren adalah
mampu menjawab tantangan masa depan, sehingga masyarakat berharap agar

Tolhah Hasan, Paradigma Pendidikan Agama Islam, Bedah Buku, Himpunan Mahasiswa
Jurusan, 2 Februari 2007

pendidikan pesantren membuat kurikulum muatan lokal atau kegiatan ekstrakurikuler


yang relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tantangan zaman6.
Masyarakat beranggapan bahwa pesantren hanya mengunggulkan ilmu-ilmu
keagamaan belaka, sehingga para alumnus pesantren kesulitan dalam mencari pekerjaan
serta tidak mampu bersaing menghadapi kemajuan zaman. Padahal di sisi lain, suara
masyarakat mengaharapkan pesantren di samping pintar dalam agama, juga mempunyai
keterampilan dan mampu berjalan imbang dengan kemampuan zaman.
Adapun pesantren yang ideal adalah pesantren yang mampu mengangkat dan
menyetarakan antara kepandaian, keilmuan dan kecerdasan dengan bungkusan keimanan
santri. Dr. Jimly As-Shiddiqie berpendapat bahwa eksistensi bangsa kita di tengah-tengah
percaturan global abad mendatang akan dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya
manusia Indonesia terutama yang bercirikan kemampuan penguasaan teknologi dan
kemantapan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa7.
Perkembangan ilmu teknologi yang semakin pesat, gaya hidup yang semakin
hedonis dan konsumtif, pola kehidupan materialistic dan permissive yang kian merayak,
globalisasi ekonomi termasuk industri dan perdagangan, sumber-sumber alam yang kian
menipis dan langkah memadai kehidupan umat manusia dan pergaulan antara bangsa8.
Hal ini mengharuskan bangsa kita untuk memikirkan dan menentukan langkahlangkah strategik yang tepat. Jika tidak dilakukan dengan cermat, maka bangsa Indonesia
akan menjadi bangsa yang terkungkung dan selalu tertinggal dengan peradaban dunia.
6

Imam Suprayogo, Reformulasi Visi Pendidikan Islam (Malang: STAIN Press, 1997), hlm. 77

Jimly As-Shiddiqie, Sumber Daya Manusia Untuk Indonesia Masa Depan (Bandung:
Mizan,1995), hlm. 8
8

Wardini Ahmad, Pola Persekolahan Nasional Inovasi Sekaligus Gearakan Back to Basic,
Jurnal Pendidikan Islam, hlm. 78

Semua itu akan teratasi dengan adanya usaha pada sumber daya manusia Indonesia yang
berkualitas dan mampu menentukan pilihan-pilihan atas kebijakan yang diambil. Oleh
karena itu, posisi pesantren pada saat ini harus mampu menangkal dampak negatif dari
laju industrialisasi globalisasi dan membangun manusia seutuhnya dengan memformat
sumber daya manusia yang tangguh, bekualitas, mandiri, dan bermanfaat bagi orang lain.
Sebagaimana yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum
dalam UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 bahwa:
Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.9
Dengan demikian, pesantren mempunyai tuntutan dan tanggung jawab yang
sangat besar dalam merealisasikan tujuan pendidikan nasional tersebut demi terwujudnya
peserta didik. Dalam hal ini disebut santri menjadi manusia yang mandiri dan mempunyai
ekstra kecakapan, sehingga nantinya mereka mempunyai bekal dalam menghadapi
beranekaragam kehidupan dan tantangan zaman.
Di sisi lain, disadari atau tidak, pondok pesantren telah melakukan proses
kehidupan yang mandiri. Di lihat dari hidup keseharian santri, bisa dikatakan para santri
sejak dini berlatih untuk hidup mandiri dan dituntut melakukan proses kemandirian
hidup. Santri harus memiliki kesadaran sendiri dan hidup lepas dari pantauan orang tua.
Para santri dibiasakan memiliki jiwa kemandirian, keikhlasan, dan kesederhanaan dengan
landasan iman. Agar santri memiliki sikap optimis dan tawakkal menatap masa depan.
Karena salah satu tujuan pondok pesantren adalah suatu lembaga yang mampu mencetak
kader mandiri.
9

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

Mencermati kenyataan tersebut, peran pondok pesantren sangatlah besar dalam


proses pembentukan kemandirian santri. Pondok pesantren diharapkan dapat memberikan
kesempatan pada santri agar dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya,
belajar mengambil inisiatif, mengambil keputusan mengenai apa yang ingin dilakukan
dan belajar mempertanggungjawabkan segala perbuatannya. Dengan demikian, santri
akan dapat mengalami perubahan yang sepenuhnya tergantung pada orang tua menjadi
insan mandiri.
Oleh karena itu, berlandaskan tulisan di atas, setidaknya telah melatarbelakangi
penulisan yang bergerak untuk mengadakan penelitian dengan judul skripsi "UPAYA
MENINGKATKAN

KEMANDIRIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN

MODERN PUTRI AL-KAUTSAR SUMBERSARI SRONO BANYUWANGI


B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana upaya Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

dalam

meningkatkan kemandirian santri?


2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat Pondok
Pesantren Modern Putri al-Kautsar dalam meningkatkan kemandirian santri?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui upaya Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

dalam

meningkatkan kemandirian santri.


2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat Pondok Pesantren Modern
Putri al-Kautsar dalam meningkatkan kemandirian santri.

D. Ruang Lingkup
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis hendak membagi
permasalahan dalam penelitian ini guna mempersempit dan memperjelas ruang lingkup
pembahasan sebagaimana yang telah diuraikan di atas bahwa yang dimaksud dengan
kemandirian santri itu dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Salah satunya dilihat
dari berbagai kegiatan yang dilakukan di pondok pesantren yang menghasilkan dampak
positif pada pengembangan kemandirian santri berupa sikap dan perilaku mandiri yang
mampu bertanggung jawab pada diri sendiri dan tidak menggantungkan diri pada orang
lain dalam bekerja serta bertingkah laku.
E. Penegasan Istilah
Untuk memahami pengertian tentang arti yang terkandung dalam pembahasan,
maka diperlukan penegasan istilah yang terdapat dalam studi penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Kemandirian adalah berasal dari kata independence yang diartikan sebagai suatu
kondisi di mana seorang tidak tergantung pada orang lain dalam menentukan
keputusan dan adanya sikap kepercayan diri.10
2. Santri adalah murid pesantren yang biasanya tinggal di asrama Santri merupakan
sebutan bagi para siswa yang belajar di pesantren.11

10
11

Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi (Jakarta: Rajawali Press, 1996), hlm. 105

Haedar Putra Dauly, Historisistas dan Eksistensi Pesantren, Sekolah dan Madrasah
(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001), hlm. 15

F. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diarapkan dapat:
1. Bagi lembaga
Sebagai bahan koreksi dan evaluasi terhadap pendidikan Islam. yang selama ini
telah di lakukan. Di samping itu hasil penelitian ini di harapkan menjadi masukan
dan bahan pertimbangan dalam pelaksanaan peningkatan kemandirian santri di
Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar.
2.

Pengembangan ilmu pengetahuan


Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, yakni untuk suatu wacana pengembangan
ilmu pengetahuan khususnya pengembangan pemikiran tentang tujuan pendidikan
Islam yang ingin di capai di pondok pesantren yang merupakan salah satu lembaga
pendidikan Islam di tengah-tengah masyarakat

3.

Bagi penulis
Sebagai upaya memenuhi syarat kelulusan dalam menempuh program sarjana, dan
pelajaran berharga bagi penulis dalam mengaktualisasikan diri sebagai insan
akademik dalam menerapkan pengalaman serta teori-teori ilmu pengetahuan dan
pendidikan selama menjalani perkuliahan dan jenjang pendidikan sebelumnya.

G. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan ini terdiri dari:
Bab I : Pendahuluan
Pada bab ini penulis akan memaparkan tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, kegunaan penelitian, ruang lingkup pembahasan, dan
sistematika pembahasan.
Bab II : Kajian Teori
Pada bab ini penulis menguraikan tentang Pengertian kemandirian, aspek-aspek
kemandirian,

ciri-ciri

kemandirian,

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

kemandirian, upaya membina kemandirian pada anak, santri, pengertian santri,


macam-macam santri, kemandirian menurut perspektif islam, kemandirian yang
diajarkan Rasulullah, pendidikan kemandirian di pondok pesantren.
Bab Ill : Metode Penelitian
Pada bab ini penulis memaparkan tentang pendekatan dan jenis penelitian,
kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data,
tehnik analisis data, pengecekan keabsahan data, tahap-tahap penelitian.
Bab IV: Paparan Data Dan Temuan Penelitian
Merupakan bab yang memaparkan hasil temuan di lapangan sesuai dengan urutan
rumusan masalah atau fokus penelitian, yaitu latar belakang obyek yang meliputi
sejarah berdirinya Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar Sumbersari Srono
Banyuwangi , letak geografis Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar
Sumbersari Srono Banyuwangi , sistem pendidikan dan pengajaran Pondok
Pesantren Modern Putri al-Kautsar Sumbersari Srono Banyuwangi , tenaga

kependidikan Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar Sumbersari Srono


Banyuwangi , keadaaaan sarana dan prasarana Pondok Pesantren Modern Putri
al-Kautsar Sumbersari Srono Banyuwangi, sistem manajemen Pondok Pesantren
Modern Putri al-Kautsar Sumbersari Srono Banyuwangi, upaya meningkatkan
kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar Sumbersari
Srono Banyuwangi, kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri alKautsar, bentuk-bentuk kegiatan di Pondok Pesantren Modern Putri Al-Kautsar
dalam meningkatkan kemandirian santri dan problematikanya.
Bab V: Analisis Temuan Penelitian
Pada bab ini dimaksudkan sebagai jawaban terhadap permasalahan yang telah
dirumuskan dalam bab pendahuluan. Pada bab ini penulis memaparkan upaya
meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar
Sumbersari Srono Banyuwangi , faktor penghambat dan pendukung upaya
meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar
Sumbersari Srono Banyuwangi
Bab VI: Penutup
Merupakan kesimpulan dari seluruh rangkaian pembahasan baik dalam bab satu,
dua, tiga, empat, lima, sehingga pada bab keenam ini berisikan kesimpulan dan
saran-saran yang bersifat konstruktif agar semua upaya yang pernah dilakukan
serta segala hasil yang telah dicapai bisa ditingkatkan lagi kearah yang lebih baik.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kemandirian Santri
1. Pengertian Kemandirian Santri
Tugas utama dari pendidikan dan orang tua adalah menghantarkan anak menuju
kepada kedewasaan penuh. Maksudnya adalah orang tua harus menolong anak agar
mampu mandiri (zelfstanding) dalam status kedewasaannya sehingga dia mampu
melaksanakan semua tugas hidup dengan penuh tanggung jawab sendiri, berdasarkan
norma etis tertentu.12 Kemandirian berasal dari kata independence yang diartikan
sebagai suatu kondisi di mana seorang tidak tergantung pada orang lain dalam
menentukan keputusan dan adanya sikap kepercayan diri.13
Menurut lie dan Prasasti kemandirian adalah kemampuan untuk melakukan
kegiatan atau tugas sehari-hari sendiri atau dengan sedikit bimbingan, sesuai dengan
tahapan perkembangan dan kapasitasnya. Sedangkan menurut Sujanto kemandirian
adalah kemampuan seseorang untuk mengerti tentang perbedaan yang benar dan yang
salah, yang boleh dan yang dilarang, yang dianjurkan dan yang dicegah, yang baik dan
yang buruk, dan individu harus menjauhi segala hal yang negatif dan mencoba membina
diri untuk selalu mengembangkan hal-hal yang positif.14

12

Kartono, Psikologi Anak, (Bandung: Alumni, 1986), hlm. 249

13

Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi (Jakarta: Rajawali Press, 1996), hlm. 105

14

Sujanto, Psikologi Perkembangan (Jakarta : Aksara Baru, 1982), hlm. 290

11

Menurut kartono kemandirian berasal dari kata independence yang biasa diartikan
sebagai sesuatu yang mandiri, yaitu kemampuan berdiri diatas kemampuannya sendiri
dengan kemandirian dan tanggung jawab atas segala tingkah lakunya sebagai manusia
dewasa dalam melaksanakan kewajibannya guna memenuhi kebutuhannya sendiri.15
Hedug16 menjelaskan bahwa kemandirian adalah suatu sifat yang memungkinkan
seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan diri sendiri, mengejar
prestasi, penuh ketekunan serta keinginan untuk mengerjakan sesuatu tanpa bantuan
orang lain, maupun berfikir dan bertindak original, kreatif dan penuh inisiatif maupun
mengatasi masalah yang dihadapi, maupun mengendalikan tindakan-tindakannya, mampu
mempengaruhi lingkungannya, mempunyai rasa percaya diri terhadap kemampuan diri
sendiri, menghargai keadaan dirinya dan memperoleh kepuasan dari usahanya.
Mahmud17menjelaskan kemandirian sebagai suatu kemampuan untuk melakukan
aktifitas, inisiatif, mengatur tingkah laku, membuat keputusan sendiri serta mengerjakan
tugas-tugas rutinnya.
Menurut Abu Hamid istilah santri berasal dari shastra dari bahasa tamil yang berarti
seorang ahli buku suci (Hindu). Dalam dunia pesantren istilah santri adalah murid
pesantren yang biasanya tinggal di asrama atau pondok. Hanya santri yang rumahnya
dekat dengan pesantren yang tidak demikian. Dari sumber lain, santri berarti orang baik
yang suka menolong.18 Dalam istilah lain juga diterangkan bahwa santri merupakan

15

Iin Puji Astuti, Perbedaan Kemandirian Antara Siswa dari Keluarga Lengkap Dengan Siswa
dari Keluarga Tidak Lengkap di Madrasah Aliyah an-Nur Bululawang Malang, Skripsi, Fakultas Tarbiyah
UIN Malang, 2002, hlm. 7
16
Ibid., hlm 8.
17
Ibid., hlm 7
18
Abu Hamid dalam H.M Yacub, Pondok Pesantren dan Pembangunan Masyarakat Desa
(Bandung: Ankasa, 1993), hlm. 65

sebutan bagi para siswa yang belajar di pesantren.19 Santri dapat dikelompokkan dalam
dua kelompok yaitu:
a. Santri mukim, yaitu murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap
dalam kelompok pesantren. Santri mukim yang paling lama tinggal di pesantren
tersebut biasanya merupakan satu kelompok sendiri yang meemgang tanggung
jawab mengajar santri-santri muda tentang kitab-kitab dasar dan menengah
b. Santri kalong, yaitu murid-murid yang berasal dari daerah sekeliling pesantren
yang biasanya tidak menetap di pesantren untuk mengikuti pelajaran di pesantren.
Mereka bolak-balik (ngelojo) dari rumahnya sendiri. Biasanya perbedaan anatara
pesantren besar dan pesantren kecil dapat dilihat dari komposisi santri kalong.20
Di dunia pesantren biasa juga di lakukan, seorang santri pindah dari suatu
pesantren ke pesantren lain. Setelah seorang santri sudah cukup lama di suatu pesantren,
maka dia pindah ke pesantren lain biasanya kepindahanya itu untuk menambah dan
mendalami suatu ilmu yang menjadi keahlian dari seorang kiai yang di datanginya
Pada pesantren yang masih tergolong tradisional, lamanya santri yang bermukim
di tempat itu bukan ditentukan oleh ukuran tahun atau kelas, tetapi diukur dari kitab yang
dibaca. Kitab-kitab tersebut ada yang bersifat dasar menengah dan kitab-kitab besar.
Kitab-kitab itu juga semakin tinggi semakin sulitmemahami isinya. Oleh karena itu
dituntut penguasaan kitab-kitab dasar dan menengah sebelum memasuki kitab-kitab
besar.21
19

Haedar Putra Dauly, Historisistas dan Eksistensi Pesantren, Sekolah dan Madrasah
(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001), hlm. 15
20

Zamaksyari Dhofir, Tradisi Pesantren Study Tentang Pandangan Hidup Kiyai (Jakarta: Lp3es,
1985), hlm.51-52
21

Haedar Putra Dauly, Op.Cit., hlm. 15

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemandirian santri adalah
kemampuan santri untuk berdiri sendiri dalam arti tidak bergantung pada orang lain.
Sikap mandiri adalah mampu berdiri sendiri tidak tergantung pada orang lain dalam
menentukan keputusan dan mampu melaksanakan tugas hidup dengan penuh tanggung
jawab dan mencoba membina diri untuk selalu mengembangkan sikap menuju ke arah
positif.
3. Aspek-Aspek Kemandirian Santri
Aspek kemandirian menurut Beller yang telah dikutip oleh Yunus Hanis Syam
meliputi mengambil inisiatif, mencoba mengatasi rintangan dalam lingkunganya,
mencoba mengarahkan perilakunya menuju kesempurnaan, memperoleh kepuasan dari
bekerja, dan mencoba mengerjakan tugas-tugas rutin oleh dirinya sendiri.22 Dalam
melatih kemandirian anak itu sangat sulit, tetapi hal itu dapat dilakukan walau dengan
cara bertahap. Prinsip yang perlu diingat adalah bahwa anak akan terlatih menjadi
mandiri bila ia diberi peluang untuk melakukannya.
Seseorang bisa disebut mandiri bila sudah memenuhi aspek-aspek kemandirian,
yang terdiri dari empat aspek yaitu:
a. Emosi. Aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidak
tergantunganya emosi dari orang tua.
b. Ekonomi. Aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan mengatur ekonomi dan tidak
tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang tua.

22

Yunus Hanis Syam, Membangun Generasi Qurani Yang Mandiri (Yogyakarta: Tim Kreatif
Progresif, 2006), hlm. 123

c. Intelektual. Aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk mengatasi berbagai


masalah yang dihadapi.
d. Sosial. Aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk mengadakan interaksi
dengan orang lain dan tidak tergantung atau menunggu aksi dari orang lain.23
4. Ciri-Ciri Kemandirian Santri
Nasrun dalam Maulidiyah menyebutkan kemandirian itu ditandai dengan adanya
perilaku:
a. Mengerjakan sendiri tugas-tugas rutinnya, yang ditunjukkan dengan kegiatan yang
dilakukan dengan kehendaknya sendiri dan bukan karena orang lain dan tidak
tergantung pada orang lain.
b. Aktif dan bersemangat, yaitu ditunjukkan dengan adanya usaha untuk mengejar
prestasi maupun kegiatan yang dilakukan tekun merencanakan serta mewujudkan
harapan-harapannya
c. Inisiatif, yaitu memiliki kemampuan berfikir dan bertindak secara kreatif
d. Bertanggung jawab, yang ditunjukkan dengan adanya disiplin dalam belajar,
melaksanakan tugas dengan baik dan penuh pertimbangan
e. Kontrol diri yang kuat, yaitu ditunjukkan dengan adanya mengendalikan tindakan,
mengatasi masalah, dan mampu mempengaruhi lingkungan atas usaha sendiri .24
Mustafa menyebutkan ciri-ciri kemandirian adalah sebagai berikut:

23

Zainun Mutadin,Kemandirian Sebagai Kebutuhan Biologis Pada Remaja, http:www.epsikologi.com, diakses 25 April 2007
24

Anik Wahidatul Maulidiyah, Pengaruh Perr Group Terhadap Kemandirian Siswa Dasar Kelas
IV Di Min 2 Malang, Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Malang, 2005, hlm. 24
.

a. Mampu menentukan nasib sendiri, segala sikap dan tindakan yang sekarang atau yang
akan datang dilakukan atas kehendak sendiri dan bukan karena orang lain atau
tergantung pada orang lain.
b. Mampu mengendalikan diri, maksudnya untuk meningkatkan pengendalian diri atau
adanya control diri yang kuat dalam segala tindakan, mampu beradaptasi dengan
lingkungan atas usaha dan mampu memilih jalan hidup yang baik dan benar.
c. Bertanggung jawab, adalah kesadaran yang ada dalam diri seseorang bahwa setiap
tindakan akan mempunyai pengaruh terhadap orang lain dan dirinya sendiri. Dan
bertanggung jawab dalam melaksanakan segala kewajiban-kewajiban baik itu belajar
ataupun melakukan tugas-tugas rutin.
d. Kreatif dan inisiatif , kemampuan berpikir dan bertindak secara kreatif dan inisiatif
sendiri dalam menghasilkan ide-ide baru.
e. Mengambil keputusan dan mengatasi masalah sendiri, memiliki pemikiran,
pertimbangan-pertimbangan, pendapat sendiri dalam pengambilan keputusan yang
dapat mengatasi masalah sendiri serta berani menghadapi resiko terlepas dari
pengaruh atau bantuan dari pihak lain.25
Schult menyebutkan ciri-ciri kemandirian adalah sebagai berikut:
a. Mereka bebas memilih langkah tindakan mereka sendiri
b. Mereka secara pribadi bertanggung jawab terhadap tingkah laku hidup mereka dan
sikap yang mereka anut terhadap nasib mereka.
c. Mereka tidak di tentukan oleh kekuatan-kekuatan di luar diri mereka
d. Mereka telah menemukan arti kehidupan yang cocok dengan diri mereka
25

Mustafa, Penyesuaian Diri, Pengertian dan Peranan dalam Kesehatan Mental (Jakarta: Bulan
Bintang, 1982), hlm. 90

e. Mereka secara sadar mengontrol kehidupan mereka


f. Mereka mampu mengungkapkan nilai-nilai daya cipta, nilai-nilai pengalaman atau
nilai sikap.
g. Mereka telah mengatasi perhatian terhadap diri.26
Berdasarkan berbagai pendapat di atas maka dapat di simpulkan ciri-ciri
kemandirian adalah mampu mengendalikan diri, mampu menentukan nasib sendiri,
bertanggung jawab terhadap tingkah laku yang mereka lakukan , kreatif dan inisiatif,
berani mengambil keputusan dan mengatasi masalah sendiri.
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Santri
Sebagaimana aspek-aspek psikilogis lainnya, kemandirian juga bukanlah sematamata

merupakan

pembawaan

yang

melekat pada diri individu sejak lahir.

Perkembanganya juga dipengaruhi oleh berbagai stimulasi yang datang dari


lingkunganya, selain potensi yang telah dimiliki sejak lahir sebagai keturunan dari orang
tuanya. Ada sejumlah faktor yang sering disebut sebagai korelat bagi perkembangan
kemandirian, yaitu sebagai berikut:27
a. Gen atau keturunan orang tua. Orang tua yang memiliki sifat kemandirian tinggi
seringkali menurunkan anak yang memiliki sifat kemandirian juga. Namun, faktor
keturunan ini masih menjadi perdebatan karena ada yang berpendapat bahwa
sesungguhnya bukan karena sifat kemandirian orang tuanya itu menurun kepada
anaknya, melainkan sifat orang tuanya muncul berdasarkan cara orang tua mendidik
anaknya.
26

Schult, Psikologi Pertumbuhan: Model-Model Kepribadian Sehat (Yogyakarta: Kannisus,


1991), hlm. 159
27

Mohammad Ali & Mohammad Asrori, Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik
(Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 118

b. Pola asuh orang tua. Cara orang tua mengasuh atau mendidik anak akan
mempengaruhi perkembangan kemandirian anaknya. Orang tua yang terlalu banyak
melarang atau mengeluarkan kata jangan kepada anak tanpa disetai dengan
penjelasan yang rasional akan menghambat perkembangan kemandirian anak.
c. Sistem pendidikan di sekolah. Proses pendidikan di sekolah yang tidak
mengembangkan demokratisasi pendidikan dan cenderung menekankan indoktrinasi
tanpa argumentasi akan menghambat kemandirian anak. Demikian juga, proses
pendidikan yang menekankan pentingnya pemberian sanksi atau hukuman juga dapat
menghambat perkembangan kemandirian anak. Sebaliknya proses pendidikan yang
lebih menekankan

pentingnya penghargaan terhadap potensi anak, pemberian

reward, dan penciptaan kompetisi positif akan memperlancar kemandirian anak.


d. Sistem kehidupan di masyarakat. Sistem kehidupan masyarakat yang terlalu
menekankan pentingnya hierarki struktur sosial kurang menghargai manifestasi
potensi anak dalam kegiatan produktif dapat menghambat perkembangan
kemandirian anak. Sebaliknya, lingkungan masyarakat yang aman, menghargai
ekspresi potensi remaja dalam bentuk berbagai kegiatan, dan tidak terlalu hierarkis
akan merngsang dan mendorong perkembangan kemandirian anak.
Menurut Hurlock faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian adalah:
a. Pola asuh orang tua, orang tua dengan pola asuh yang demokratis sangat merangsang
kemandirian anak. Di mana peran orang tua sebagai pembimbing yang
memperhatikan terhadap kebutuhan anak terutama dalam hal study dan pergaulannya
di lingkungan atau di sekolah

b. Jenis kelamin, anak yang berkembang dengan pola tingkah laku maskulin, lebih
mandiri dari pada anak yang mengembangkan tingkah laku yang feminin.
c. Urutan posisi anak, anak pertama yang diharapkan untuk menjadi contoh teladan bagi
adiknya, lebih berpeluang untuk mandiri. Sementara anak bungsu yang mendapat
perhatian berlebihan dari orang tua dan kakak-kakaknya, berpeluang kecil untuk bisa
mandiri.28
Menurut Markum faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kemampuan
berdiri sendiri pada anak adalah:
a. Kebiasaan serba di bantu atau dilayani, misalnya orang tua yang selalu melayani
keperluan anaknya seperti mengerjakan PRnya, akan membuat anak manja dan tidak
mau berusaha sendiri, sehingga membuat anak tidak mandiri.
b. Sikap orang tua, misalnya orang tua yang selalu memanjakan dan memuji anak akan
menghambat kemandirian.
c. Kurang kegiatan di luar rumah, misalnya anak tidak mempunyai kegiatan dengan
teman-temanya akan membuat anak bosan sehingga ia menjadi malas dan tidak
kreatif serta tidak mandiri.29
Sebenarnya di antara ketiga tokoh tersebut memiliki kesamaan antara yang satu
dengan yang lain. Dari beberapa pendapat tersebut akan menjadi lebih baik lagi, jika
antara pendapat yang satu dengan yang lain saling mengisi kekurangan diantara berbagai
pendapat tersebut. Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan

28

Hurluck, E. B, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan


(Jakarta: Erlangga), hlm. 11
29

hlm. 83-88

Enoch Markum, Psikologi Anak, Keluarga Dan Masyarakat (Jakarta: Sinar Harapan, 1985),

kemandirian adalah gen atau keturunan orang tua, pola asuh orang tua, jenis kelamin,
urutan posisi anak, kebiasaan serba dibantu, sikap orang tua, kurang kegiatan di luar
rumah, sistem pendidikan di sekolah, sistem kehidupan masyarakat.
B. Kemandirian Menurut Perspektif Islam
Pendidikan dalam Islam mengajarkan untuk mendidik anak secara mandiri
dengan mengatur anak secara jarak jauh.30 Ketika mewasiatkan kepada orang tua untuk
memelihara dan membimbing pendidikan anak-anaknya, Islam tidak bermaksud
memporak porandakan jiwa anak dalam jangka pendek maupun jangka panjang, sehingga
hidup dan urusannya hanya dipikirkan, diatur dan dikelola oleh kedua orangtuanya.
Memang kedua orangtualah yang bekerja banting tulang demi hidup dan masa depan
anak-anaknya yang pada akhirnya anak menjadi beban tanggungan orangtua, akan tetapi
tujuan utama Islam adalah mengontrol perilaku anak supaya tidak terbawa oleh arus
menyimpang dan keragu-raguan serta upaya membentuk kepribadian yang tidak
terombang ambing dalam kehidupan ini.
Rosulullah sangat memperhatikan pertumbuhan potensi anak, baik di bidang
sosial maupun ekonomi. Beliau membangun sifat percaya diri dan mandiri pada anak,
agar ia bisa bergaul dengan berbagai unsur masyarakat yang selaras dengan
kepribadiannya. Dengan demikian, ia mengambil manfaat dari pengalamannya,
menambah kepercayaan pada dirinya, sehingga hidupnya menjadi bersemangat dan
keberaniannya bertambah. Dia tidak manja, dan kedewasaan menjadi ciri khasnya.31

30

Al-Husaini Abdul Majid Hasyim, Pendidikan Anak Menurut Islam (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 1994). hlm. 79
31

Jamal Abdurrahman, Cara Nabi Menyiapkan Generasi (Surabaya: CV Fitrah Mandiri Sejahtera,
2006). hlm. 212

Karena pada akhirnya nanti masing-masing individulah yang akan di mintai


pertanggung jawaban atas apa yang di perbuatnya di dunia. Firman Allah yang termaktub
dalam al-Quran surat Al-Mudasir ayat 38 menyebutkan:
ou Mt6|x. $y/ t .
Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang di perbuatnya.32
Selanjutnya, dalam surat Al-Mukminun ayat 62 di sebutkan:
ts> u 4 d,pt:$$/ ,t =tG. $ot$s!u ( $yy ) $t #k=s3 u
Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada
sisi kami ada kitab yang berbicara benar, dan mereka telah dianiaya.33
Dari ayat tersebut menjelaskan bahwa individu tidak akan mendapatkan suatu
beban diatas kemampuannya sendiri tetapi Allah maha tahu dengan tidak memberi beban
individu melebihi batas kemampuan individu itu sendiri. Karena itu individu dituntut
untuk mandiri dalam menyelesaikan persoalan dan pekerjaannya tanpa banyak tergantung
pada orang lain.
Abdullah menuturkan beberapa contoh tentang inti pandangan Islam terhadap
pendidikan anak dengan didukung oleh berbagai bukti dan argumentasi. Beliau
mengatakan bahwa kemandirian dan kebebasan merupakan dua unsur yang menciptakan
generasi muda yang mandiri.34 Keduanya merupakan asas bangunan Islam. Rosulullah
membiasakan anak untuk bersemangat dan mengemban tanggung jawab. Tidak mengapa
anak disuruh mempersiapkan meja makan sendirian. Ia akan menjadi pembantu dan

32
33
34

Departemen Agama RI, al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2004)
Ibid.
Al-Husaini Abdul Majid Hasyim, Op.Cit., hlm 79

penolong bagi yang lainnya. Daripada anak menjadi pemalas dan beban bagi orang lain.35
Rosul bersabda:

( )










Bermain-mainlah dengan anakmu selama seminggu, didiklah ia selama seminggu,


temanilah ia selama seminggu pula, setelah itu suruhlah ia mandiri. (HR bukhori)36
Dari hadist tersebut menunjukkan bahwa orang tua mempunyai andil yang besar
dalam mendidik kemandirian anak. Ada upaya-upaya yang harus dilakukan orang tua
ketika menginginkan anak tumbuh mandiri. Dan upaya tersebut harus dilakukan setahap
demi setahap agar apa yang diharapkan dapat terwujud. Salah satu upaya yang bisa
dilakukan adalah mengenalkan anak pada dunia pra sekolah atau pendidikan anak usia
dini.
1. Kemandirian yang Diajarkan Rasulullah
Rasulullah saw adalah sosok pribadi mandiri. Beliau lahir dalam keadaan yatim,
dan tidak lama sesudahnya beliau menjadi yatim piatu namun Rasulullah saw memiliki
tekad yang kuat untuk hidup mandiri tidak menjadi beban bagi orang lain. Mulai dari usia
8 tahun 2 bulan, Rasulullah saw sudah mulai mengembala kambing. Terus berkembang,
hingga pada usia 12 tahun sudah melakukan perjalanan sebagai kafilah dagang. Di usia
25 tahun, Muhammad saw menikahi Siti Khadijah dengan mahar 20 ekor unta muda.
Jarang kita jumpai pemuda yang berani memberi mahar sebanyak atau setara dengan
itu.37

35
36

Jamal Abdurrahman, , Op.Cit., hlm 215


As-Sayid Muhammad Rosyid Ridha, Tafsir Al-Manar (Jakarta: Pustaka Hidayah, 1993). hlm.

298
37

Abdullah Gymnastiar, Malu Jadi Benalu (Bandung: Khass MQ, 2005), hlm. 14

Keberhasilan Muhammad saw dalam berwirausaha atau berdagang tidak terlepas


dari kejujuran dan profesionalitas beliau. Juga karena pembinaan kemandirianya sejak
kecil, baik oleh kakeknya maupun pamannya. Karena itu alangkah baiknya bila sejak
kecil para santri telah mulai senang belajar mandiri. Kemandirian benar-benar harus
ditanamkan sejak kecil. Sebab jika tidak maka potensi apapun tidak bisa menjadi
manfaat. Kemandirian dan keberhasilan itu hanya milik orang-orang yang berani. Orang
yang bermental mandiri tidak akan menganggap kesulitan sebagai hambatan, melainkan
sebagai tantangan dan peluang. Kalau tidak berani mencoba, berarti telah gagal. Tidak
ada kata gagal dalam berusaha, bila mengalami kegagalan anggap itu suatu pengalaman
atau pelajaran dan sebuah informasi berharga untuk menjadi sukses.38
Dalam al-Quran surat Ar-Radu ayat 11 ditegaskan bahwa:
3 r'/ $t (#it 4Lym Bs)/ $t it !$# ) 3
Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.39
Ayat diatas menegaskan bahwa Allah tidak merubah nasib suatu kaumsebelum kaum itu
gigih merubah nasibnya sendiri. Seseorang haruslah mampu bersikap mandiri karena
kemandirian merupakan kunci yang diberikan Allah untuk kesuksesan di dunia maupun
di akherat. Adapun keuntungan mandiri adalah pertama akan mempunyai wibawa.kedua,
menjadi makin percaya diri dalam menghadapi hidup. Orang-orang yang terlatih
menghadapi masalah sendiri akan berbeda dalam mengarungi hidup di banding dengan
orang yang selalu bersandar pada orang lain. Firman Allah surat al-isro ayat 84:
38

Sudrajad Rasyid, dkk. Kewirausahaan Santri Bimbingan Santri Mandiri (Jakarta : PT


Citrayudha, 2006), hlm. 23
39

Op Cit,. Departemen Agama RI.

W6y 3yr& u y/ n=r& 3/ts Fn=.$x 4n?t yt @2 %


Katakanlah tiap-tiap orang berbuat menurut kemampuannya sendiri, maka
tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.40
Ayat diatas menjelaskan bahwa individu itu berbuat atas kehendak dan
inisiatifnya sendiri dan bukan karena kehendak orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa
individu pada dasarnya ingin mandiri karena kemandirian itu merupakan sifat dasar
manusia.
2. Pendidikan Kemandirian di Pondok Pesantren
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua diindonesia yang telah
tumbuh dan berkembang sejak masa penyiaran Islam. Pada umumnya pondok pesantren
didirikan oleh para ulama secara mandiri sebagai tanggung jawab ketaatan terhadap Allah
swt. Untuk mengajarkan, mengamalkan dan mendakwahkan ajaran-ajaran agamanya
karena pesantren didirikan oleh para ulama atau tokoh agama dengan visinya masingmasing, maka kurikulumnyapun sangat beragam. Tetapi terdapat kesamaan fungsi
pendidikan pesantren, yaitu pesantren sebagai pusat pendidikan dan pendalaman ilmu
pengetahuan Islam dan pusat dakwah Islam.41
Mengingat pendirian dan pengelolaan pendidikan pesantren dilakukan secara
mandiri dan penuh keikhlasan para ulama dan masyarakat pendukungnya, maka
dikalangan santripun tumbuh pula jiwa kemandirian, keihlasan dan kesederhanaan. Jiwa
dan sifat tersebut memang selalu ditumbuhkan dan selalu tampak dalam kehidupan
sehari-hari di lingkungan pesantren. Jiwa kemandirian para santri mula-mula

40
41

Ibid.
Ibid., hlm. 27

ditumbuhkan melalui bimbingan dalam mengurus sendiri kebutuhannya sehari-hari,


seperti memasak, mencuci, membersihkan kamar tidur dan sebagainya. Semakin dewasa
santri diserahi tanggung jawab mengurus satu bagian kegiatan pesantren. Kemudian
ketika menjadi santri senior, diberi tanggung jawab memimpin adik-adiknya, atau
diserahi tugas mengembangkan program-program pesantren seperti mengurus majlis
talim, koperasi pesantren, kegiatan pramuka santri, program agribisnis, dan
sebagainya.42
Diakui bahwa pendidikan pesantren telah banyak berperan dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa. Pondok pesantren telah banyak melahirkan tokoh ulama, tokoh
pejuang bangsa, dan tokoh masyarakat. Hingga kini pondok pesantren tetap eksist dan
semakin berkembang serta tetap konsisten melakukan fungsinya, mendidik, membimbing
para santri, menyiapkan mereka untuk menjadi ulama, muballig, ustad dan guru agama
yang sangat dibutuhkan masyarakat.
Seiring dengan perkembangan zaman serta kemajuan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi, pondok pesantren juga terus berbenah diri dan meningkatkan kualitas
pendidikanya, baik dalam materi atau kurikulum, maupun metode pembelajarannya.
Pendidikan ketrampilan pada umumnya disesuaikan dengan keadaaan dan potensi
lingkungan pesantren, seperti ketrampilan bidang peternakan, pertanian, perkebunan dan
perdagangan. Untuk melatih para santri dalam kewirausahaan, pada umumnya pondok
pesantren

memiliki

koperasi

pesantren

yang

mengembangkan ekonomi masyarakat sekitarnya.43

42
43

Ibid., hlm. 27
Ibid., hlm. 27

cukup

maju

bahkan

mampu

Pada umumnya, kemandirian dan kegiatan kewirausahaan pesantren dapat


berjalan dengan lancar dan maju. Karena adanya beberapa faktor, antara lain : 44
1. Pada umumnya lokasi pesantren berada di daerah pedesaan, sehingga banyak
memiliki lahan, baik milik sendiri maupun dari wakaf umat.
2. Banyak tersedia SDM, yaitu para santri, ustad, keluarga besar pesantren.
3. Tersedia waktu yang cukup banyak, karena para santri tinggal di asrama.
4. Adanya tokoh pesantren (kyai, ajengan, tuan guru, buya) yang memiliki kharisma
dan menjadi panutan para santri dan masyarakat.
5. Tumbuhnya jiwa dan sikap kemandirian, keikhlasan, dan kesederhanaan di kalangan
keluarga besar pesantren.
6. Jumlah santri yang cukup banyak serta masyarakat Islam sekitarnya yang biasanya
menjadi jamaah talim di pesantren merupakan pasar yang cukup potensial.
7. Di dalam lingkungan pondok pesantren terutama para santrinya adalah merupakan
potensi konsumen, dan juga potensi produsen.
Salah satu ciri utama anak yang berprestasi adalah yang mempunyai tingkat
kemandirian yang cukup baik. Anak yang berprestasi adalah yang mendapat latihan
kemandirian dan mengurus dirinya sendiri pada usia yang lebih awal. Untuk menciptakan
hal itu, cara pendidikan yang tepat adalah dengan cara memprsiapkan anak untuk
memasuki kehidupan yang akan datang.45
Mengembangkan sikap dan perilaku mandiri pada santri denagan dua unsur
penting yang perlu ditanamkan. Pertama, bertanggung jawab pada dirinya sendiri. Kedua,
tidak menggantungakan diri pada bantuan orang lain dalam bekerja dan bertingkah laku.

44
45

Ibid., hlm. 28
Yunus Hanis Syam, Op.Cit. hlm 124

Santri akan terlatih menjadi mandiri bila di beri peluang untuk melakukanya. Dengan
memperhatikan pendidikan jasmaniah, rukhaniah, pembinaan akalnya, menumbuhkan
etos kerja dalam diri santri, serta perhatian dalam pendidikan kemandirian yang
diterapkan, akan memunculkan santri yang dapat diunggulkan.
C. Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri
Mengingat begitu pentingnya kemandirian dan banyak memberikan dampak yang
positif bagi perkembangan anak didik, serta membutuhkan proses karena tidak begitu saja
ada pada diri seseorang, maka sebaiknya kemandirian tersebut diajarkan dan dibina pada
anak didik sedini mungkin sesuai kemampuanya atau sesuai dengan usia anak didik.
Jikalau kemandirian anak didik diusahakan setelah besar, kemandirian itu akan menjadi
tidak utuh.46
Keluarga, sekolah, serta lingkungan di sekitarnya yang sangat mempengaruhi
seseorang untuk bersifat mandiri. Dalam keluarga orang tualah yang sangat berperan
penting dalam mengasuh, membimbing, dan mengarahkan anak untuk menjadi mandiri.
Dalam dunia pendidikan pendidiklah yang sangat berperan dalam memberikan
kesempatan dan dukungan untuk mandiri.Adapun beberapa cara membina kemandirian
tersebut yaitu:47
a. Menanamkan Kemandirian Sejak Dini
Segala sesuatu yang diusahakan sejak dini akan dapat dihayati dan berkembang
menuju kesempurnaan. Begitu pula dengan kemandirian, oleh karena itu anak perlu
dilatih untuk mandiri sejak dini, latihan tersebut dapat berupa pemberian tugas tanpa

46

Kartawijaya, Mendidik Anak Untuk Mandiri, http:www.geocities.com, diakses 25 April

47

Anonim Lima Kiat Mencapai Kemandirian, http: www.Mqmedia.com, diakses 25 April 2007.

2007

bantuan, mengasah kepekaan dan tanggung jawab sosial untuk anak, melibatkan anak
untuk dalam kegiatan organisasi atau klub yang bermanfaat sesuai dengan minat dan
bakatnya, dan juga memberikan pengembangan dan ketrampilan dasar.
b. Menanamkan Rasa Tanggung Jawab Pada Diri Anak
Bertanggung jawab terhadap segala tindakan yang diperbuat merupakan kunci
menuju kemandirian. Dengan tanggung jawab, kita bisa menunjukkan kemampuan
emosi untuk tidak bergantung pada orang lain. Lie dan Prasasti mengemukakn bahwa
tanggung jawab berkaitan dengan sifat dapat dipercaya dan diandalkan. Memegang
tanggung jawab pada sesuatu atau seseorang berarti kita dapat mempertanggung
jawabkan tindakan kita. Tanggung jawab juga akan menentukan apakah orang lain
akan bisa mempercayai dan mengandalkan kita tanpa perlu kita sangkal, rasa
kepercayaan ini merupakan salah satu modal yang sangat penting bagi keberhasilan
seseorang.
Karena itu menanamkan rasa tanggung jawab pada diri anak itu sangat penting
sekali dalam membantu mempersiapkan kemandirian dirinya. Baik untuk anak yang
masih kecil maupun yang sudah besar, orang tua sebaiknya tidak mengambil alih
tanggung jawab anak. Misalnya ketika anak melakukan kesalahan dan kekeliruan
pada orang lain, orang tua sebaiknya bisa mengambil kesempatan ini sebagai suatu
moment pembelajaran bagi anak. Orang tua sebaiknya hanya mendorong anak untuk
bisa menghadapi dan meminta maaf sendiri, orang tua mendukung, dan mendampingi
tapi tidak sampai mengambil alih permasalahan anak.
c. Menanamkan Rasa Percaya Diri Pada Anak

Potensi manusia untuk menjadi sukses adalah percaya diri yang nantinya akan
memberikan kesiapan seseorang untuk bisa mandiri. Rasa percaya diri dapat dibentuk
sejak anak masih bayi misalnya saja dalam hal makan, ketika bayi sudah mulai bisa
memegang dan menggenggam biarkan anak memegang botol sendiri. Sebenarnya
manusia lahir dengan perasaan kecil atau inferior, perasaan tidak mampu serta
keinginan memamerkan diri sendiri dan orang lain bahwa kita sanggup menguasai
alam sekitar maka, orang tua perlu mendorong anak-anaknya agar mereka dapat
mengembangkan kecakapan khusus, baik dengan menyediakan materi maupun sarana
latihan, agar mempunyai rasa percaya diri yang besar sehingga mereka dapat bersikap
mandiri.
d. Menanamkan Kedisiplinan Pada Anak
Kemandirian berkaitan erat dengan kedisiplinan, Disiplin bukan sesuatu yang
mengekang kebebasan anak, dengan disiplin kepribadian dan mental anak akan
terbentuk. Untuk dapat mendisiplinkan dirinya sendiri seorang anak sebelumnya
harus dilatih untuk disiplin. Syarat utama dalam hal ini adalah pengawasan dan
bimbingan yang konsisten dan konsekuensi dari orangtua.
Dalam ilmu pendidikan, kedisiplinan dikenal dengan sebagai cara menjaga
kelangsungan kegiatan pendidikan. Metode ini identik dengan pemberian hukuman
atau sangsi.Tujuannya untuk menumbuhkan kesadaran siswa bahwa apa yang
dilakukan tersebut tidak benar, sehingga ia tidak mengulanginya lagi.
Pendidikan lewat kedisiplinan ini memerlukan ketegasan dan kebijaksanaan.
Ketegasan mengharuskan seorang pendidik memberikan sangsi pada setiap

pelanggar, sementara kebijaksanaan mengharuskan sang pendidik berbuat adil dan


arif dalam memberikan sangsi, tidak terbawa emosi atau dorongan-dorongan lain.
Dengan demikian, sebelum menjatuhkan sangsi, seorang pendidik harus
memperhatikan beberapa hal berikut ini:48
1) Perlu adanya bukti yang kuat tentang adanya tindak pelanggaran;
2) Hukuman harus bersifat mendidik ,bukan sekedar memberi kepuasan atau balas
dendam dari si pendidik;
3) Harus mempertimbangkan latar belakang dan kondisi siswa yang melanggar,
misalnya frekuensi pelanggaran, perbedaan jenis kelamin atau jenis pelanggaran,
di sengaja atau tidak.
Upaya yang dapat dilakukan pendidik untuk membiasakan anak didik agar tidak
cenderung menggantungkan diri pada seseorang, serta mampu mengambil keputusan,
adalah:
1) Beri Kesempatan Memilih
Anak yang terbiasa berhadapan dengan situasi atau hal-hal yang sudah ditentukan
oleh orang lain, akan malas untuk melakukan pilihan sendiri. Sebaliknya bila ia terbiasa
dihadapkan pada beberapa pilihan, ia akan terlatih untuk membuat keputusan sendiri bagi
dirinya.
2) Hargailah Usahanya
Hargailah sekecil apapun usaha yang diperlihatkan anak untuk mengatasi sendiri
kesulitan yang ia hadapi. Orang tua biasanya tidak sabar menghadapi anak yang
membutuhkan waktu lama untuk membuka sendiri kaleng permennya. Terutama bila saat

48

Tamyiz Burhanudin, Ahlak Pesantren: Solusi Bagi Kerusakan Ahlak (Yogyakarta:Ittaqa Press,
2001) hlm. 58

itu ibu sedang sibuk di dapur, misalnya. Untuk itu sebaiknya otang tua memberi
kesempatan padanya untuk mencoba dan tidak langsung turun tangan untuk membantu
membukakannya. Jelaskan juga padanya bahwa untuk membuka kaleng akan lebih
mudah kalau menggunakan ujung sendok, misalnya. Kesempatan yang anda berikan ini
akan dirasakan anak sebagai penghargaan atas usahanya, sehingga akan mendorongnya
untuk melakukan sendiri hal-hal kecil seperti itu.
3) Hindari Banyak Bertanya
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan orang tua , yang sebenarnya dimaksudkan
untuk menunjukkan perhatian pada si anak, dapat diartikan sebagai sikap yang terlalu
banyak mau tahu. Karena itu hindari kesan cerewet.
4) Jangan Langsung Memberi Jawaban
Meskipun salah satu tugas orang tua adalah memberi informasi serta pengetahuan
yang benar kepada anak, namun sebaiknya orang tua tidak langsung menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Sebaliknya, berikan kesempatan padanya untuk
menjawab pertanyaan tersebut. Dan tugas Andalah untuk mengkoreksinya apabila salah
menjawab atau memberi penghargaan kalau ia benar. Kesempatan ini akan melatihnya
untuk mencari alternatif-alternatif dari suatu pemecahan masalah.
5) Dorong Untuk Melihat Alternatif
Sebaiknya anak pun tahu bahwa untuk nmengatasi suatu masalah , orang tua
bukanlah satu-satunya tempat untuk bertanya. Masih banyak sumber-sumber lain di luar
rumah yang dapat membantu untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Untuk itu, cara
yang dapat dilakukan orang tua adalah dengan memberitahu sumber lain yang tepat untuk
dimintakan tolong, untuk mengatasi suatu masalah tertentu. Dengan demikian anak tidak

akan hanya tergantung pada orang tua, yang bukan tidak mungkin kelak justru akan
menyulitkan dirinya sendiri .
6) Jangan Patahkan Semangatnya
Tak jarang orang tua ingin menghindarkan anak dari rasa kecewa dengan
mengatakan "mustahil" terhadap apa yang sedang diupayakan anak. Sebenarnya apabila
anak sudah mau memperlihatkan keinginan untuk mandiri, dorong ia untuk terus
melakukanya. Jangan sekali-kali anda membuatnya kehilangan motivasi atau harapannya
mengenai sesuatu yang ingin dicapainya. .49

49

Juni 2007

Ummu Nadzifah, Mendidik Anak Agar Mandiri, http:www.e-smartschool.com, diakses 2

BAB III
METODE PENELITIAN

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian


Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas,
maka penelitian ini berusaha untuk mendapatkan informasi yang lengkap dan mendalam
mengenai upaya meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri alKautsar, maka peneliti mencoba menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Di
dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterprestasikan
kondisi-kondisi yang sekarang terjadi. Menurut Hadari Nawawi : "penelitian kualitatif
adalah penelitian yang memiliki karakteristik, bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan
yang sewajarnya atau sebagaimana adanya (natural setting) dengan tidak dirubah dalam
bentuk simbol-simbol bilangan".50
Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif
sebagai prosedur penelitian yang menghadirkan data deskriptif beberapa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang atau pelaku yang dapat diamati.51
Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengungkapkan daya deskriptif dari
informasi tentang apa yang mereka lakukan, dan yang mereka alami terhadap fokus
penelitian.
Penelitian kualitatif memiliki karakteristik antara lain: ilmiah, manusia sebagai
instrument, menggunakan metode kualitatif, analisis data secara induktif,
deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil, adanya fokus, adanya
50

Hadari Nawawi, Penelitian Terapan (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1994), hlm.

51

Moleong, J. M.A. Metodologi Penelitian Kualittif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hlm.

174
3

35

kriteria untuk keabsahan data, desain penelitian bersifat sementara, dan hasil
penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.52
Penelitian

kualitatif

bersifat

induktif,

maksudnya

peneliti

membiarkan

permasalahan-permasalahan muncul dari data/di biarkan terbuka untuk interprestasi.


Kemudian data di himpun dengan penagmatan yang seksama meliputi deskripsi yang
mendatail disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam (interview), serta
hasil analisis dokumen dan catatan-catatan berdasarkan uraian di atas.
Penggunaan pedekataan kualitatif dapat menghasilkan data deskriptif tentang
upaya meningkatkan kemandirian santri yang meliputi proses pelaksanaan kegiatan
dalam meningkatkan kemandirian santri, faktor pendukung dan pengahambat upaya
meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar .

2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti mutlak diperlukan. Hal ini
dikarenakan instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri.
Moleong mengemukakan bahwa kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif sangat
rumit, karena ia merupakan perancang pelaksana, pengumpul data analisis penafsir data,
dan pada akhirnya ia menjadi pelopor hasil penelitian.53

Jadi, kunci dari penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri, karena ia bertindak
sebagai instrument sekaligus pengumpul data. Sedangkan instrument selain manusia
mempunyai fungsi terbatas yaitu hanya sebagai tugas pendukung peneliti. Kehadiran
peneliti dalam penelitian ini di ketahui statusnya sebagai peneliti sebagai subyek atau

52
53

Ibid., hlm. 27
Ibid., hlm. 121

informan. Karena sebelum penelitian dilaksanakan peneliti terlebih dahulu mengajukan


surat izin penelitian kepada lembaga yang bersangkutan.Sedangkan kehadiran peneliti
dalam penelitian ini sebagai pengamat atau partisipan berperan serta, artinya dalam
proses pengumpulan data peneliti mengadakan pengamatan.54
Peneliti di sini pada waktu penelitian mengadakan pengamatan langsung sehingga
diketahui fenomena-fenomena yang nampak. Secara umum kehadiran peneliti di
lapangan dilakukan dalam 3 tahap:
a. Penelitian pendahuluan, yang bertujuan mengenal lapangan penelitian
b. Pengumpulan data, dalam bagian ini peneliti secara khusus menyimpulkan data
c. Evaluasi data, yang bertujuan menilai data yang diperoleh
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Pondok Pesantren Modern Putri al- Kautsar berada di
desa Sumbersari kecamatan Srono kabupaten Banyuwangi yang beralamat di PPMP
al-Kautsar PO BOX 201 Genteng Banyuwangi. Secara geografis, Pondok Pesantren
Modern Putri al-Kautsar merupakan pesantren yang terletak di kawasan pedesaan tetapi
tidak terlalu jauh dari perkotaan, sehingga proses belajar mengajar dapat belajar dengan
lingkungan yang tenang.
Peneliti mengambil lokasi penelitian di Pondok Pesantren Modern Putri alKautsar karena sistem pendidikan di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar adalah
mengikuti kurikulum departemen pendidikan agama dan kurikulum departemen
pendidikan dan kebudayaan serta kurikulum khusus pondok pesantren modern dengan
bahasa pengantar bahasa Arab atau Inggris pada anak didik. Disamping itu, di Pondok
Pesantren Modern Putri al-Kautsar pendidikan ketrampilan seperti komputer,
54

Ibid., hlm. 122

laboratorium bahasa, kepramukaan, jamiyatul qura, praktek ubudiyah praktis dan


khitobah dengan menggunakan tiga bahasa, serta pendidikan jasmani /berolahraga setiap
sore hari dan kegiatan-kegiatan lainnya untuk meningkatkan kemandirian santri sebagai
pribadi modern yang mampu mengikuti perkembangan era globalisasi.
4. Sumber Data
Yang dimaksud sumber data adalah subjek di mana data diperoleh.55 Sedangkan
menurut Lofland, yang di kutip oleh Moleong, sumber data utama dalam penelitian
kualitatif ialah kata-kata atau tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain.56 Jadi sumber data itu menunjukkan asal informasi. Data itu harus di
peroleh dari sumber data yng tepat. Jika sumber data tidak tepat, maka mengakibatkan
dsata yang terkumpul tidak relevan dengan masalah yang di teliti.Adapun sumber data
terdiri dari dua macam:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama
yakni perilaku warga masyarakat melalui penelitian di lapangan.57 Jadi, data primer ini di
peroleh secara langsung melalui pengamatan dan pencatatan di lapangan. Data primer
dari penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara peneliti dengan kiai, direktris, para
dewan guru, dan santriwati Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar.
Selain itu, peneliti juga melakukan pengamatan (observasi) mengenai kondisi di
Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar, kondisi fisik, letak geografis, sarana dan

55

Suharsini Arikunto, Prosedur Penefilian Suatu Pendekatan Praktek ( Jakarta: Rieneka Cipta,
2002), hIm. 102
56

Lexy j. Moleong, Op.Cit., hlm. 157

57

Soerjono Soekanto, Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Bumi Aksara, 1986), hlm.12

prasarana, proses pembelajaran, dan kegiatan santri sehari-hari. Dengan adanya data yang
di hasilkan dari observasi tersebut, peneliti dapat mendeskripsikan keadaan yang
sebenarnya.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen resmi, bukubuku, hasil penelitian yang berwujud laporan, buku harian dan sebagainya.58Maksudnya
data yang digunakan untuk melengkapi data primer yang tidak diperoleh secara langsung
dari kegiatan lapangan. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang di peroleh
langsung dari pihak-pihak yang berkaitan, berupa notula rapat, dokumen tentang profil
Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar, round time kegiatana santri, dan berbagai
literatur yang relevan dengan pembahasan penelitian.

5. Prosedur Pengumpulan Data


1. Wawancara (Interview)
Interview adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara
lisan di mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung
informasi-informasi dan keterangan-keterangan secara lisan. Metode ini sering juga
disebut quesioner lisan. 59Muhammad Ali menyatakan interview atau wawancara adalah
salah satu pengumpulan data yang mengadakan bentuk tanya jawab yang dikerjakan

58
59

46

Ibid., hlm. 13
Cholid Narbuko Dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hlm.

secara sistematis berdasarkan tujuan penelitian baik secara langsung maupun tidak
langsung.60
Sedangkan Muhammad Nasir mendefinisikan interview adalah proses untuk
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap
muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan interview).61
Metode wawancara sangat diperlukan dan berpengaruh besar dalam proses
pengumpulan data di dalam penelitian, tahap-tahap yang akan dilaksanakan dalam tehnik
wawancara dalam penelitian ini adalah meliputi; menentukan siapa yang diwawancarai,
mempersiapkan wawancara, melakukan wawancara dan memelihara agar wawancara
produktif, dan menghentikan wawancara dan memperoleh hasil rangkuman wawancara.
Dalam penelitian ini yang akan diwawancarai adalah : pengasuh Pondok Pesantren
Modern Putri al-Kautsar, ketua yayasan, direktris pendidikan, dewan guru, santri, serta
informan lain yang terkait dengan masalah yang dibahas.
2. Observasi
Metode Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.62 Sebagai alat
pengumpulan data, observasi langsung akan memberikan sumbangan yang sangat penting
dalam penelitian deskriptif jenis-jenis informasi tertentu dapat diperoleh dengan baik
melalui pengamatan langsung oleh peneliti. Bila informasinya mengenai aspek-aspek

60

Muhammad Ali, Penelitian Kependidikan Prosedur Dan Strategi (Bandung: Angkasa, 1987),

61

Muhammad Nasir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983), hlm. 234
Ibid., hIm 70

hlm. 83
62

obyek atau benda-benda mati, maka prosesnya relatif sederhana. Tetapi bila prosesnya
menyangkut tingkah laku manusia, maka proses tersebut menjadi jauh lebih kompleks.63
Sedangkan menurut Kartini Kartono, observasi ialah studi yang disengaja dan
sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan
pencatatan. Observasi merupakan suatu pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan
perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra, pengamatan
baru tergolong sebagai tehnik pengumpulan data dalam menggunakan metode obsevasi,
cara yang paling efektif adalah melengkapi dengan format atau belangko pengamatan
sebagai instrumen. format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah
laku yang digambarkan yang akan diteliti.
Pada metode ini peneliti secara langsung akan melakukan penelitian terhadap
objek penelitian. Kemudian melukiskan secara umum situasi sosial dan apa yang terjadi
di sana. Catatan lapangan pada penelitian ini bersifat deskriptif artinya bahwa catatan
lapangan ini berisi gambaran tentang latar pengamatan orang, tindakan dan pembicaraan
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan peningkatan kemandirian santri.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti notulen rapat, agenda dan
sebagainya. Dibandingkan dengan metode yang lain metode ini agak tidak begitu sulit,
dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap belum berubah. Dengan
metode dokumentasi, yang diamati bukan benda hidup melainkan benda mati. Dalam
menggunakan metode dokumentasai ini peneliti memegang check list untuk mencari
variable yang sudah ditentukan apabila terdapat atau muncul variable yang belum dicari
63

Sanapiah Faisal, Metodologi Penefitian Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), hlm. 204

maka peneliti tinggal membubuhkan tanda check list di tempat yang sesuai untuk
mencatat hal-hal yang bersifat bebas atau belum ditentukan dalam daftar variable peneliti
dapat menggunakan kalimat bebas.64
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa arsip maupun dokumendokumen mengenai latar belakang objek penelitian sarana dan prasarana, struktur
organisasi, notula rapat, dokumen tentang profil Pondok Pesantren Modern Putri AlKautsar, round time kegiatana santri, dan berbagai literatur yang relevan dengan
pembahasan penelitian.dalam hal ini peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan
yang terkait dengan permasalahan.
6. Tehnik Analisis Data
Analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisa data-data
yang diperoleh dari penelitian. Menganalisis data merupakan suatu langkah yang sangat
kritis dalam penelitian. Dalam penelitian ini Peneliti menggunakan analisis non statistik
sesuai untuk data textular yang tidak diwujudkan dalam bentuk angka.Dalam
penerapannya metode deskriptif ini melalui beberapa tahapan yaitu, identifikasi,
klasifikasi, kemudian diinterprestasikan. Metode deskriptif kualitatif, diartikan sebagai
metode dengan memaparkan dan menafsirkan data yang ada.65
Sebagaimana dengan jenis penelitian yang digunakan penelitian kualitatif, maka
peneliti menganalisis data tersebut dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif.
Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka.66Lebih lanjut

64

Suharsini Arikunto. Prosedur Penefilian Suatu Pendekatan Praktek ( Jakarta: Rieneka Cipta,
2002), hIm. 206
65

Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Raja grafindo persada, 2003), hlm. 94

66

Lexy J. Moleong, op.cit., hlm. 6

Lexy mengatakan bahwa laporan penelitian kualitatif berisi kutipan-kutipan data, baik
berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, catatan atau
memo dan dokumen resmi lainnya.67
Menurut Mohammad Nazir, bahwa tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, actual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.68
Jadi, deskriptif kualitatif merupakan suatu teknik yang menguraikan dan
mendeskripsikan data-data yang telah terkumpul secara menyeluruh tentang keadaan
yang sebenarnya. Menurut Seiddel proses analisis data kualitatif adalah sebagai berikut:
a. Mencatat sesuatu yang dihasilkan dari catatan lapangan, kemudian diberi kode agas
sumber datanya tetap dapat ditelusuri.
b. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat
ikhtisar, dan membuat indeksnya.
c. Berpikir dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari
dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-teuan umum.69
7. Pengecekan Keabsahan Data
Selain menganalisis data, peneliti juga harus menguji keabsahan data agar
memperoleh data yang valid. Untuk menetapkan keabsahan data tersebut diperlukan
tehnik pemeriksaan. Adapun tehnik yang digunakan dalam pemeriksaan keabsahan data
adalah sebagai berikut:
a. Perpanjangan Kehadiran Peneliti.
67

Ibid., hlm. 6

68

Moh. Nasir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999), hlm. 63


Moleong, J. M.A. Metodologi Penelitian Kualittif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm

69

327

Perpanjangan kehadiran peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat


kepercayaan data yang dikumpulkan. Selain itu, menuntut peneliti untuk terjun kedalam
lokasi

penelitian

dalam

waktu

yang

cukup

panjang

guna

mendeteksi

dan

memperhitungkan distorsi yang mungkin mengotori data.


Dipihak lain perpanjangan kehadiran peneliti juga dimaksudkan untuk
membangun kepercayaan pada subyek terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri
peneliti sendiri. Jadi, bukan hanya menerapkan tehnik yang menjamin untuk
mengatasinya. Tetapi kepercayaan subyek dan kepercayaan diri merupakan proses
pengembangan yang berlangsung setiap hari dan merupakan alat untuk mencegah usaha
coba-coba dari pihak subyek.
b. Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi
Tehnik ini dilakukan dengan mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang
diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat. Tehnik ini
mengandung beberapa maksud sebagai salah satu tehnik pemeriksaan keabsahan data.
Pertama, untuk membuat agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan
kejujuran. Kedua, diskusi dengan sejawat ini memberikan suatu kesempata awal yang
baik untuk mulai menjajaki dan menguji hipotesis yang munculdari pemikiran peneliti.70
c. Trianggulasi
Yang dimaksud trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain, diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding data itu, tekniknya dengan pemeriksaan sumber lainnya.71

70
71

Ibid., hlm. 332


Ibid.,hlm. 330

8. Tahap-tahap penelitian
Tahap-tahap penelitian dalam penelitian ini adalah sebagaimana yang
dikemukakan oleh Bogdan yang dikutip oleh moleong yaitu ada 3 (tiga) tahapan
penelitian, dan di tambah dengan tahap terakhir dari penelitian yaitu tahap penulisan
laporan hasil penelitian, tahap-tahap penelitian laporan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tahap pra lapangan meliputi : menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan
penelitian, mengurus perizinan, menjajagi dan menilai keadaan lapangan, memilih
dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan penelitian dan yang
menyangkut persoalan etika penelitian.
b. Tahap pekerjaan lapangan meliputi : memahami latar penelitian dan persiapan diri,
memasuki lapangan dan berperan serta sambil mengumpulkan data.
c. Tahap analisis data meliputi : analisis data selama pengumpulan data dan setelah
pengumpulan data.
d. Tahap penulisan hasil laporan penelitian.72

72

Lexy j. Moleong., Op.Cit. hlm. 125

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Objek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Modern al-Kautsar
Pondok Pesantren Modern al-Kautsar merupakan suatu lembaga pendidikan Islam
yang beraqidah ala ahlussunnah waljamaah, yang didirikan atas dasar rasa tanggung
jawab untuk membina dan mendidik generasi penerus yang bertakwa kepada Allah swt,
yang memiliki ahlaqul karimah, wawasan yang luas, kwalitas ilmu yang memadai,
mandiri dan disiplin yang tinggi.
Sebelum didirikan Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar, berdiri Pondok
Pesantren Modern al-Kautsar Putra yang berlokasikan di desa Tembokrejo kecamatan
Muncar kabupaten Banyuwangi. pada tanggal 5 Februari 1992 diadakan upacara
peletakan batu pertama gedung Pondok Pesantren Modern al-Kautsar yang dibangun di
atas wakaf yang luasnya secara keseluruhan 6415 M2.73
Berkat persatuan dan kesatuan serta kerjasama dan tekad bulat tokoh-tokoh Islam
serta masyarakat sekitar akhirnya selama 5 bulan pembangunan gedung 5 lokal dan
segala sesuatu untuk keperluan sarana dan prasarana pendidikan secukupnya dapat
diselesaikan. Pada tanggal 1 Juli 1992 Pondok Pesantren Modern Putra al-Kautsar
diresmikan. Kemudian pada tahun 1993 membuka cabang Pondok Pesantren Modern alKautsar khusus Putri yang berlokasikan di desa Sumbersari kecamatan Srono kabupaten

73

47 Putra
Brosur Pondok Pesantren Modern al-Kautsar

Banyuwangi yang jaraknya dengan Pondok Pesantren Modern al-Kautsar putra kurang
lebih 15 km.74
Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar didirikan oleh sebuah yayasan yang
bernama yayasan Askandariyah yang diresmikan pada tanggal 1 Juli 1993. Pondok
Pesantren Modern Putri al-Kautsar ini didirikan atas keinginan yang sangat besar dari
ketua yayasan dan atas dorongan masyarakat dengan beberapa alasan:
a. Minimnya pengetahuan agama di lingkungan masyarakat sekitar
b. Minimnya jumlah lokasi sekolah, dan pondok yang menyebabkan masyarakat tidak
melanjutkan sekolah.
Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar dikelola dengan sistem manajemen
Pondok Pesantren Modern dengan memegang teguh fatwa Ulama al-muhafadhoh ala
al-qodimi al-sholeh wa al-akhdzu bi al-jadidi al-aslah (menjaga tradisi-tradisi lama
yang baik dan mengambil sesuatu yang baru yang lebih baik) yaitu dengan memadukan
sistem Pondok Pesantren Salaf dan Khalaf.75
2. Letak Geografis Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar
Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar merupakan salah satu lembaga
pendidikan Islam di wilayah kecamatan Srono dengan letak geografis, terletak di desa
Sumbersari dengan alamat Jl. Pandan No. 360 Sumbersari Srono Po. Box 201 Genteng
Banyuwangi Jawa Timur. Lokasi Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar sebelah
utara di batasi oleh persawahan milik penduduk rimpis (lahan pertanian), sebelah barat di
batasi oleh jalan masuk ke pekiringan dan persawahan, sebelah selatan di batasi oleh

74
75

Akta Yayasan Pondok Pesantren Modern al-Kautsar Putra


Profil Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

jalan raya Genteng, dan sebelah timur di batasi oleh perumahan penduduk masyarakat
desa Sumbersari.
Keadaan cuaca di lokasi Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar cukup alami,
sebab dekat dengan sungai dan penghijauan sawah pertanian yang bebas dari arus polusi
pabrik. Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar terletak di kawasan pedesaan tetapi
tidak terlalu jauh dari perkotaan sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan
lingkungan yang tenang.76
3. Sistem Pendidikan dan Pengajaran Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar
Sistem pendidikan di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar adalah
mengikuti kurikulum Departemen Pendidikan Agama dan kurikulum Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan serta kurikulum khusus Pondok Pesantren Modern dengan
bahasa pengantar bahasa Arab atau bahasa Inggris yang mengacu kepada terciptanya
alumni (out put) yang menguasai bahasa Arab dan bahasa Inggris, baik aktif maupun
pasif dan mempunyai kemauan dan kemampuan untuk mengajar (amaliyah al-tadris)
dengan bahasa Arab atau Inggris pada anak didik tingkat dasar.
Di samping itu, juga di tambah dengan pendidikan ketrampilan seperti komputer,
laboratorium bahasa, kepramukaan, jamiyatul qura, praktek ubudiyah praktis dan
khitobah dengan menggunakan tiga bahasa (pidato bahasa Arab, Inggris dan Indonesia),
cabang-cabang olahraga, kesenian kaligrafi, letter dan kegiatan-kegiatan ketrampilan
lainnya.77
Pendidikan di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar dialokasikan menjadi 3
(tiga) lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah di rumuskan yang di jiwai

76
77

Observasi hari Selasa tanggal 29 Mei 2007


Wawancara bersama Ustadzah Ulva Azizah pada hari Rabo tanggal 30 Mei 2007

oleh ruh/jiwa atau nilai yang telah ditetapkan. Tiga lembaga pendidikan tersebut adalah
Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, SMA takhosus, Madrasah Diniyah.
Lembaga-lembaga pendidikan tersebut di bawah satu naungan direktris yang akan
bertanggung jawab kepada pengasuh. Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, SMA
takhosus dengan memakai kurikulum Departemen Agama atau Diknas dan kurikulum
Pondok Pesantren Modern, dengan mengguinakan bahasa pengantar bahasa Arab dan
bahasa Inggris.
Madrasah Diniyah menggunakan kurikulum Pondok Pesantren Salafiyah dengan
sistem makna gundul dan materi kitab-kitab kuning dengan spesialisasi aqidah, akhlak,
fiqih dan ilmu alat. Bahasa sehari-hari diharuskan berbahasa Arab dan berbahasa Inggris
bagi santri lama dan diperbolehkan berbahasa Indonesia bagi santri baru selama 5 (lima)
bulan.78
4. Tenaga Kependidikan Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar
Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar dikelola oleh Pengasuh bersama
Direktris serta sejumlah tenaga edukatif dan administratif sesuai dengan ahlinya dan
bidangnya. Tenaga edukatif pada bidang studi kurikulum Pondok Pesantren Modern
harus menguasai bahasa Arab atau bahasa Inggris dengan baik. Sedangkan tenaga
edukatif pada bidang studi umum harus sesuai dengan fak atau ahlinya dan diusahakan
semua tenaga kependidikan telah berpengalaman hidup dan bergaul di pesantren, sebab di
Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar semua tenaga pendidikan harus mukim
(bertempat tinggal di asrama yang di sediakan) kecuali bagi ustadz atau ustadzah, yang
sudah memiliki rumah atau tempat tinggal sendiri.

78

Profil Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

Untuk kemajuan Pondok Pesantrren Modern Putri al-Kautsar diusahakan


mendapat ustadz atau ustadzah yang professional di bidangnya masing-masing. Oleh
karenanya, selalu diusahakan tenaga pengajar yang benar-benar menguasai mata
pelajaran yang diberikan, seperti halnya guru bahasa Arab dan bahasa Inggris tidak hanya
sekedar bisa teori, tetapi harus bisa berdialog dan berkomunikasi dengan bahasa
tersebut.79
TABEL I
DAFTAR GURU
PONDOK PESANTREN MODERN PUTRI AL-KAUTSAR
SUMBERSARI SRONO BANYUWANGI
No

Nama

01
02
03

Drs. Nur Salim


Ismiyati S.Pd
Drs. Nur Hadi

04

Fitriani, S, PdI

05
06
07
08
09
10
11
12
13

Tempat Tanggal
Lahir
Bwi, 20 Juli 1966
Bwi, 13 juni 1975
Bwi, 8 September
1964
Bwi, 28 Juni 1983

Pendidikan Terakhir
S1 (PAI) IAIN 1990
S1 (FKIP) UNEJ
SI (PAI) IAIN Jember

S1 (PAI) STAI Ibrahiny


Genteng
Buklaini Yasin, Bwi, 4 April 1972
S2
Univ.
Kanjuruhan
M. Pd
Malang
Endang IR.S.Pdi
Magetan, 17 April S1 (PAI) IAIN Sunan Ampel
1973
Jember 1995
Drs. Sadzal
Bwi, 20 Januari 1981 S1 (PAI) STAI Ibrahimy
genteng
Abdulloh
Bwi, 1942
Aliyah Diniyah Kencong
H. Qurtubi, Lc
Bwi, 1956
S1 Univ. Sholadiah Makkah
Arif
Rahman Bwi, 29 Maret 1971
S1 IAIN Sunan Ampel
Hakim, S.Ag
Surabaya
St. Rosidah,S.PdI Ponorogo, 6 Januari S1 (PAI) STAI Ibrahimy
1977
Genteng
Masrufia, S. PdI
Bwi, 14 Maret 1975
S1 (PAI) STAI Ibrahimy
Genteng
Nur Salim, S. Ag Bwi, 12 Oktober 1973 S1 IAIN Sunan Ampel
Surabaya
1379 Proposal Permohonan Bantuan Gedung Aula tahun 2005-2006, Hlm 2

14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

Nuruddin, S. Pd
Kasturi, BA
Masdori, S. PdI

Bwi, 1973
S1
Bwi, 1973
D3 Matematka
Bwi, 7 Nopember S1 (PAI) STAI Ibrahimy
1975
Genteng
Nur Kholis
Bwi, 1973
MA Cluring
Munadir Kholid, Bwi, 1972
D3 Kimia
A. Md
Irham Kholili
Bwi, 1973
MA Brasan
Langgeng Basuki, Bwi, 1973
S1
(Biologi)
UNMUH
S. Pd
Malang
Usman Zuhri, S. Bwi, 1972
S1 (PAI) STAi Ibrahimy
PdI
Genteng
Nurun Nikmah, S. Bwi, 15 Juli 1976
S1
(PAI)
Ibrahimy
Ag
Situbondo
Dra. Rosyidah
Bwi, 12 Desember S1 Ekonomi
1964
Murtiyani, S. Pd
Bwi, 1975
S1 Biologi UNMUH Malang
Ruliani, S. Pd
Ponorogo, 22 Juni S1 (PAI) STAI Ibrahimy
1982
Genteng
Mahmudah,
S. Bwi, 13 Juni 1982
S1 (PAI) STAI Ibrahimy
PdI
Genteng
Nurul Fitriawati, Bwi, 11 Nopember D3 (PGSD) STAI Ibrahimy
A. Md
1985
Genteng
Imroatus Saadah, Bwi, 9 Oktober 1984
D3 (PGSD) STAI Ibrahimy
A. Md
Genteng
Nurul Ahyani
Bwi, 24 Maret 1985
MA al-Kautsar
Ulfa Azizah
Bwi, 7 Mei 1985
MA al-Kautsar
Anisa Amalia
Bwi, 4 Januari 1984
MA al-Kautsar
Iswarotin
Bwi, 1985
MA al-Kautsar
Siti. Fatimah
Bwi, 1985
MA al-Kautsar
Nur Anisah
Bwi, 1981
MA al-Kautsar
Wahidatul Fitria
Bwi, 30 Juni 1985
MA Mantingan
Inayatul
Bwi, 1981
MA al-Kautsar
Mabruroh
Nyoman Jiryani
Bali, 23 Juni 1986
MA al-Kautsar
Eva, S. Pd
Bwi, 1973
S1 Matematika

5. Keadaan Sarana Dan Prasarana Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar


Sampai saat ini Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar sudah semakin
lengkap sarana dan prasarananya yang disediakan sekalipun belum dapat dikatakan
sempurna. Untuk ruang kelas sudah semuanya memakai gedung permanen, masjid,
mushollah, ruang computer, ruang laboratorium bahasa, gedung perpustakaan ditambah

sebuah villa di kelurahan Klatak Banyuwangi, yang digunakan untuk liburan santri dan
untuk kegiatan khusus di bulan Romadlon. Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar
sudah bisa membeli sepetak tanah lapang untuk kegiatan olahraga seluas 3.700 M2, untuk
sarana kegiatan pramuka disediakan bukit kecil seluas 12.500 M2. dan tanah datar seluas
30.000 M2. dan untuk sarana transportasi telah tersedia mobil pick up dan dua mobil mini
bus.80
TABEL II
DATA BANGUNAN GEDUNG
PONDOK PESANTREN MODERN PUTRI AL-KAUTSAR
SUMBERSARI SRONO BANYUWANGI
No

Jenis Ruang

Jumlah

Keterangan

Kelas

15

Baik

Tamu

Baik

Perpustakaan

Baik

Kepala Madrasah

Baik

Dewan Guru

Baik

Ruang Rapat

Baik

Tata usaha

Baik

Wakasek

Baik

Lab IPA.

Baik

10

Lab. Bahasa

Baik

11

UKS

Baik

12

Lab. Computer

Baik

13

Koperasi/Toko

Baik

14

Ruang OSAKI

Baik

80

Ibid,. hlm 3

15

Kamar Mandi WC Guru

Baik

16

Kamar Mandi WC Murid

20

Baik

17

AULA

Baik

18

Ruang Ibadah /Musholla

Baik

19

Villa

Baik

20

Mini Bus

Baik

21

Asrama Santri

Baik

22

Asrama Ustadzah

Baik

23

Kamar Ibu Dapur

Baik

24

Dapur

Baik

25

Ruang Makan Santri

Baik

26

Ruang Makan Guru

Baik

27

Ruang Prasmanan

Baik

28

Lap. Volly

Baik

29

Lap. Basket

Baik

6. Sistem Manajemen Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar


Untuk bisa menjadikan Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar maju dan
dapat bersaing di waktu-waktu mendatang maka, pondok pesantren modern ini di tuntut
menggunakan sistem manajemen. Oleh karenanya, figur kyai atau pengasuh, guru, serta
pengurus harus tunduk pada aturan yang di tetapkan AD/ART Pondok Pesantren Modern
Putri al-Kautsar. Bidang keuangan dan koperasi diatur sedemikian rupa sehingga
ekonomi pesantren dapat tumbuh dengan sehat. Di bidang tatanan dan disiplin, santri
diatur dengan cara penjadwalan waktu yang ketat, dan apabila ditemukan pelanggaran,
para santri akan mendapat sanksi sesuai dengan yang telah ditetapkan dan disepakati
bersama.81

81

Ibid,. hlm 3

B. Penyajian Data
1. Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri Di Pondok Pesantren Modern Putri
al-Kautsar
a. Kemandirian Santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar
Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar adalah merupakan suatu lembaga
pendidikan Islam yang dikelola dengan manajemen modern sehingga dapat tumbuh dan
berkembang serta mampu bersaing dengan Pondok Pesantren lainnya, dan jumlah
santrinya secara keseluruhan kurang lebih 400 santri dan semuanya wajib berasrama (full
day) di lokasi pondok pesantren. Berkat keuletan serta kerja sama yang harmonis semua
pengurus Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar sudah mengoutputkan santri yang
menguasai bahasa Arab atau bahasa Inggris serta siap mengajar pada lembaga pendidikan
Islam dengan memakai kedua bahasa pengantar tersebut. Pondok Pesantren Modern Putri
al-Kautsar memiliki visi, misi yaitu:82
a. VISI
Mewujudkan santriwati al-Kautsar yang berahlakqul karimah, memiliki wawasan
yang luas, memiliki ilmu yang memadai, mandiri, dan memiliki disiplin yang tinggi.
b. MISI
1) Mencetak lulusan yang beraklaqul karimah
2) Mencetak lulusan yang memiliki wawasan yang luas
3) Mencetak lulusan yang memiliki ilmu yang memadai
4) Mencetak lulusan yang mandiri
5) Mencetak lulusan yang memiliki disiplin yang tinggi

82

Profil Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

Dari keterangan tersebut jelaslah bahwa visi, misi, Pondok Pesantren Modern
Putri al-Kautsar adalah mencetak lulusan yang mandiri secara tidak sadar, pondok
pesantren telah melakukan proses kehidupan yang mandiri, di lihat dari hidup keseharian
santri bisa dikatakan para santri sejak dini berlatih hidup mandiri dan dituntut untuk
melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dengan penuh tanggung jawab tanpa bantuan
orang lain. Apabila dilihat dari keseharian santri di Pondok Pesantren Modern Putri alKautsar para santrinya memiliki disiplin yang tinggi, ini terlihat pada setiap pergantian
kegiatan para santri tidak boleh terlambat sedikitpun setelah kegiatan bel berbunyi.
Apabila

mereka

terlambat

maka

mereka

harus

mempertanggung

jawabkan

perbuatannya.83
Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar memiliki tujuan mencetak lulusan
yang mandiri. Dalam hal ini K.H Noor Hamid Askandar merumuskan arah tujuan serta
panca jiwa Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar, yang disampaikan saat
diwawancarai peneliti sebagai berikut:
Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar ini mempunyai arah tujuan yang jelas,
yaitu: (1) in maau al-jismi (mengembangkan potensi jasmaniah), (2) in maualmadarik (mengembangkan potensi aqliyah), tahdibul ahlak (mendidik potensi
khuluqiyah). Dan proses pengembangan tersebut harus diwarnai dan di jiwai oleh
panca jiwa Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar yang terdiri dari,(1)
akhlaqul karimah, (2) wawasan yang luas, (3) kualitas ilmu yang memadai, (4)
mandiri, (5) disiplin yang tinggi.84
Dari keterangan tersebut, kemandirian merupakan salah satu program untuk
merealisasikan arah dan tujuan pendidukan Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar
yang dijiwai oleh panca jiwa, sebagaimana tersebut di atas. Karena begitu pentingnya

83
84

Observasi hari Selasa tanggal 29 Mei 2007

Hasil wawancara dengan Pengasuh Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar pada hari Senin
tanggal 28 Mei 2007

sifat kemandirian dimiliki oleh peserta didik, terutama santri yang hidup jauh dari orang
tua. Hidup di pesantren haruslah berbekal kemandirian. Kemandirian adalah suatu
kondisi di mana seseorang tidak tergantung pada orang lain dalam menentukan
keputusan.
Tugas utama dari pendidikan adalah menghantarkan anak menuju kedewasaan
penuh hal ini disampaikan oleh K.H. Noor Hamid Askandar saat diwawancarai sebagai
berikut:
Kalau kita lihat dari kehidupan sehari-hari di pondok pesantren secara tidak sadar
telah melakukan proses kemandirian, karena mereka para santri melakukan segala
sesuatu sendiri tanpa tergantung pada orang lain ataupun temannya. Mau
tergantung pada temannya gimana la wong temannya juga memiliki kewajiban
yang sama dengan apa yang dilakukannya.85
Kedisiplinan sangat penting bagi pembentukan pribadi peserta didik, maka
Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar sangat menjunjung tinggi kedisiplinan, karena
dengan kedisiplinan cara hidup santri bisa termenej. Begitu juga dengan semua kegiatan
yang ada di pondok pesantren. Semua kegiatan akan berjalan dengan tertib apabila semua
santri disiplin dengan waktu dan peraturan yang ada. Pendidikan yang ditanamkan
kepada santri yang ada di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar adalah usaha
pesantren untuk membentuk kemandirian santri. Agar santri lebih percaya pada
kemampuannya sendiri. Seperti yang telah disampaikan oleh Endang Indarti Rahayu
bahwa:
Sifat kemandirian tidak mudah dimiliki peserta didik, oleh karena itu
kemandirian harus ditanamkan kepada para santri sejak dini. Kedisiplinan sangat
berperan dalam pembentukan sifat kemandirian santri. Di Pondok Pesantren
Modern Putri al-Kautsar semua santri wajib menaati peraturan yang telah ada
demi tertibnya semua kegiatan. Tetapi para santri masih kurang sadar bahwa

85

Ibid,.

kedisiplinan yang di tanamkan di pondok peasntren semua akan kembali pada


mereka sendiri. Yang akhirnya akan dapat membentuk pribadi mereka.86
Pendidikan kemandirian yang ditanamkan pada santri di Pondok Pesantren
Modern Putri al-Kautsar adalah berupa kegiatan yang tidak mengganggu aktifitas belajar
santri. Hal ini diceritakan oleh pengasuh Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar K.H
Noor hamid Askandar sebagai berikut:
Di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar ini pesantren telah mengadakan
beberapa kegiatan untuk membentuk kemandiraian santri. Pesantren mengadakan
beberapa kegiatan dalam meningkatkan kemandirian santri yang sifatnya tidak
mengganggu aktifitas belajar santri. Jadi, santri hanya mempunyai kewajiban
belajar dan berusaha meningkatkat dirinya untuk menjadi insan yang lebih
sempurna. Berbeda dengan pondok pesantren dahulu, santri benar-benar dituntut
kemandiriannya dalam memenunuhi kebutuhan, misalnya santri harus mencari
uang sendiri tanpa tergantung dan membebani orangtua, memasak dan memenuhi
segala kebutuhannya sendiri tanpa tergantung pada orang lain. Akan tetapi
kegiatan tersebut dapat mengganggu aktifitas belajar santri, dan santri sering
terlambat sekolah dan mengaji, dan mempunyai sedikit waktu untuk belajar.87
Dari keterangan tersebut, pengasuh Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar
mempunyai inisiatif membentuk suatu kegiatan dalam meningkatkan kemandirian santri
tanpa mengganggu aktifitas belajar santri. Upaya yang dilakukan Pondok Pesantren
Modern Putri al-Kautsar dalam meningkatkan kemandirian santrinya yaitu dengan cara
mengadakan kegiatan-kegiatan bermutu, yang dianggap sangat perlu untuk bekal santri
setelah keluar dari pondok pesantren, seperti yang telah disampaikan Ustadazah Endang
Indarti Rahayu selaku direktris Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

waktu

diwawancarai peneliti sebagai berikut:

86

Hasil wawancara dengan direktris Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar pada hari Selasa 5

Juni 2007

87

Hasil wawancara dengan Pengasuh Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar pada hari Senin
tanggal 28 Mei 2007

Upaya Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar dalam meningkatkan


kemandirian santri, kami lakukan dengan cara memberikan kegiatan-kegiatan
pada santri yang sekiranya bermanfaat bagi santri kelak setelah keluar dari
pondok, misalnya mengadakan kegiatan-kegiatan yang bekaitan dengan
peningkatan bahasa santri, tataboga, kaligrafi, komputer, laboratorium, dan juga
amaliyah tadris. Yang mana kegiatan ini adalah untuk menanamkan jiwa guru
bagi santri yang tinggal 6 tahun di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar
sebagai persyaratan akhir studi. Apabila mereka tidak lulus maka santri wajib
memgulang sampai santri dinyatakan lulus.88
Semua santri diwajibkan mengikuti kegiatan yang diadakan pesantren. Yang
mana pesantren mempunyai tujuan agar santri mandiri, yaitu santri mempunyai
pengetahuan seperti yang santri lain miliki agar mereka tidak saling menggantungkan
antara yang satu dengan yang lain.
Upaya meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri alKautsar yaitu dengan cara mengadakan beberapa kegiatan yang bermanfaat bagi masa
depan santri, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Ustadzah Endang Indarti Rahayu
sebagai direktris Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar sebagai berikut:
Dalam meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri alKautsar kami mengadakan beberapa kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan
kemadirian santri seperti kegitan pramuka, jamiyatul quro, tataboga
keorganisasian, dan pengembangan bahasa. Di Pondok Pesantren Modern Putri
al-Kautsar ini, kami lebih banyak mengadakan kegiatan mengenai pengembangan
bahasa, karena kami ingin menghasilkan out put santri yang berbeda dengan
Pondok Pesantren yang lain. Seperti ketrampilan jahit-menjahit, PMR, elektro,
tata rias dll. Program kegiatan ini masih belum ada di Pondok Pesantren Modern
Putri al-Kautsar karena di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar lebih
memfokuskan pada pengembangan bahasa, dan tidak adanya kegiatan tersebut
karena sulitnya membagi waktu karena telah padatnya program kegiatan yang
dilakukan oleh para santriwati.89

88 88

Hasil wawancara dengan direktris Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar pada hari selasa

5 juni 2007
89

juni 2007

Hasil wawancara dengan direktris Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar pada hari selasa 5

Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri di Pondok Pesantren Modern Putri alKautsar yaitu dengan mengadakan beberapa kegiatan yang bemanfaat bagi pribadi santri,
tetapi di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar lebih banyak mengadakan kegiatan
yang berkaitan dengan pengembangan bahasa karena Pondok Pesantren Modern Putri alKautsar ingin mengotputkan santri yang menguasai bahasa Arab dan bahasa Inggris
Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri di Pondok Pesantren Modern Putri alKautsar selain dengan cara mengadakan program kegiatan yang bermutu, para pendidik
juga berusaha dalam hal pembentukan psikilogis santri, seperti yang telah disampaikan
oleh direktris Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar sebagai berikut:
Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri di Pondok Pesantren Modern Putri alKautsar yang pertama adalah menanamkan kemandirian sejak dini, yaitu santri
harus selalu mandiri dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya, kedua
menanamkan kedisiplinan pada santri agar santri selalu terbiasa dengan hal
perbuatan yang baik, yang ketiga adalah menanamkan rasa tanggung jawab. Kami
selalu memanggil santri yang melakukan kesalahan untuk mempertanggung
jawabkan perbuatannya dengan memberi bimbingan dan nasehat, keempat yaitu
mengadakan kegiatan-kegiatan yang bermutu bagi peningkatan kemandirian
mereka, yang kelima yang masih kami usahakan yaitu menanamkan rasa percaya
diri pada santri, anak-anak santri mereka bisa percaya diri apabila mereka tampil
masih dalam lingkup pesantren, tetapi apabila kami mengirim mereka lomba
keluar pesantren mereka masih kurang percaya diri karena mereka selalu merasa
rendah di banding yang lain. Untuk menanggulangi hal tersebut, kami
merencanakan akan sering mengadakan pelatihan-pelatihan yang pembimbingnya
dari luar pesantren.90
Kemandirian memang sangat sangat penting dimiliki oleh santri, maka dari itu
kemandirian harus ditanamkan kepada santri sejak dini, karena membentuk santri yang
memiliki sikap kemandirian itu membutuhkan proses yang cukup panjang. Upaya
Meningkatkan Kemandirian Santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar juga

90

juni 2007

Hasil wawancara dengan direktris Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar pada hari selasa 5

diusahakan melalui penanaman kedisiplinan, penanaman rasa tanggung jawab, dan


penanaman rasa percaya diri.

b. Bentuk-bentuk Kegiatan di Pondok Pesantren Putri al-Kautsar Dalam


Meningkatkan kemandirian santri dan problematikanya.
a)

Amaliyah al-Tadris
Nama kegiatan ini adalah At-Tarbiyah al-Amaliyah al-Tadris (pendidikan

praktek mengajar). Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin setiap tahun yang dilaksanakan
di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar, dilaksanakan setiap tahun sekali pada
akhir tahun pelajaran, yang merupakan program wajib yang harus diikuti oleh semua
kelas VI (setara dengan kelas XII Madrasah Aliyah), Yang tujuannya adalah untuk
merealisasikan terwujudnya generasi Islam yang berilmu pengetahuan, mempunyai
kemauan, dan kemampuan untuk mengajarkan kepada orang lain, mengenai ilmu yang
telah mereka dapat.91
Program Amaliyah al-Tadris pada dasarnya adalah tanggung jawab Direktris yang
mendapat mandat dari Pengasuh, kemudian Direktris menunjuk pembimbing qism talim
sebagai penanggung jawab operasional untuk membentuk tim yang khusus pembimbing
yang menguasai bahasa Arab atau bahasa Inggris, diberi tugas untuk membuat proposal
pelaksanaan Amaliyah al-Tadris secara lengkap.
Tehnik pelaksanaan program pendidikan Amaliyah al-Tadris adalah melalui rapat
yang dipimpin oleh qism talim (bagian pengajaran) dan diikuti oleh semua tim khusus
pembimbing yang telah ditunjuk untuk membuat proposal menentukan langkah-langkah
operasional Amaliyah al-Tadris
91

Observasi hari rabo tanggal 30 Mei 2007

Sumber dana kegiatan ini diperoleh dari iuran wajib setiap peserta Amaliyah alTadris dan sumbangan partisipan serta subsidi dari pengurus yayasan Pondok Pesantren
Modern Putri al-Kautsar. Selama ini problematika yang di hadapi adalah; Kurang siapnya
santri mengenai materi yang akan disampaikan, masih ada sebagian musyrif yang datang
terlambat.92
Oraganisasi pendidikan Amaliyah al-Tadris di Pondok Pesantren Modern Putri alKautsar yang dimaksud adalah sebagai berikut:

YAYASAN

PENGASUH
K.H Noor hamid

DIREKTRIS
Endang Indarti.R

QISMU TALIM
Fitriani
SEKRETARI
S

BENDAHAR
A
MUSRYIF BAHASA ARAB
Ruliani

MUSRYIF BAHASA
INGGRIS

PESERTA AMALIYAH
TADRIS

92

Tujuan organisasi pendidikan Amaliyah al-Tadris di Pondok Pesantren Modern


Putri al-Kautsar adalah untuk mengidenteifikasi kedudukan, tugas, dan tanggung jawab
masing-masing agar tercipta pola kerja yang harmonis untuk mencapai tujuan, dan agar
mereka bekerja sama lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan bersama sesuai
dengan visi dan misi program Amaliyah al-Tadris itu sendiri.
Dari wawancara peneliti dengan qism talim (bagian pengajaran) ustadzah Ruliani
saat di wawancarai peneliti mengatakan bahwa:
Pendidikan praktek mengajar atau at-Tarbiyah al-Amaliyah li al-Tadris adalah
salah satu program pendidikan di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar
yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali untuk kelas VI (setara dengan kelas
XII madrasah aliyah).untuk menguji kemampuan mereka, baik kemampuan
kognitifnya, efektifnya, dan psikomotoriknya. Dengan bahasa pengantar bahasa
Arab dan bahasa Inggris.93
Dari keterangan tersebut bahwa praktek mengajar at-Tarbiyah al-Amaliyah alTadris adalah salah satu program pendidikan yang wajib dilaksanakan setiap tahun untuk
menguji kemampuan dan melatih santri untuk menjadi guru dalam bidang studi agama
yang menguasai bahasa Arab dan bahasa Inggris. Sementara itu Ustadazah Fitriani
menambahkan bahwa:
Dengan program praktek mengajar at-tarbiyah al-amaliyah li al-tadris di
harapkan dapat mencetak out put yang kuat dan ulet dalam berjuang dan menjadi
generasi penerus yang peduli terhadap pendidikan baik di lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Amaliya al-Tadris sebagai
wahana untuk menanamkan nilai-nilai luhur keberadaan seorang guru. Semua
alumni (out put) diharapkan mengerti dan menghayati betapa luhurnya profesi
seorang guru.94

93
94

Hasil wawancara dengan Ustadzah ulva azizah pada hari Rabo Tanggal 30 Mei 2007
Ibid,.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendidikan praktek mengajar adalah


usaha sadar yang dilaksanakan Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar untuk
menyiapkan peserta didik (santri) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan
atau praktek bagi peranannya di masyarakat yang akan datang.
b)

Kepramukaan
Nama kegiatan ini adalah pramuka. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang

dilaksanakan seminggu sekali pada Sabtu sore hari mulai jam 14.15-15.15. Kegiatan ini
dilaksanakan di luar pesantren yaitu lokasinya 1km dari pesantren, bertempat di sebuah
bukit kecil dan tanah lapang yang telah di sediakan untuk kegiatan kepramukaan.
Kegiatan ini wajib diikuti oleh semua santri, yang mana tujuan dari kegiatan ini adalah
untuk meningkatkan kreatifitas, kemandirian, kedisiplinan santri.95
Kegiatan kepramukaan ini pada dasarnya adalah tanggung jawab direktris yang
mendapat mandat dari pengasuh, kemudian direktris menunjuk pembimbing pramuka
sebagai penanggung jawab untuk menangani kepramukaan, yang juga dibantu oleh
pengurus bagian kepramukaan. Tehnik pelaksanaan program kepramukaan adalah
melalui rapat mingguan dan bulanan yang di pimpin oleh pembimbing kepramukaan dan
diikuti oleh pengurus pramuka yang telah di tunjuk sebagai penanggung jawab
kepramukaan.
Sumber dana kegiatan ini diperoleh dari iuran wajib setiap bulan yang di pungut dari
setiap peserta yang kemudian di kumpulkan pada pengurus pramuka dan dikelola oleh
pengurus pramuka. Problematika Hambatan-hambatan dalam kegiatan ini adalah; Masih
ada santri yang kurang tepat waktu, sulitnya santri melengkapi atribut pramuka

95

Observasi Pada Hari Sabtu Tanggal 2 Juni 2007

c)

Mufrodat
Nama kegiatan ini adalah mufrodat. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang

dilaksanakan setiap hari pada pagi hari setelah sholat subuh mulai jam 04.30-05.00.
Dilaksanakan di lingkungan Pondok Pesantren Modern Putri Al-Kautsar yang wajib
diikuti oleh semua santri. Dalam kegiatan ini tutor memberikan mufrodat atau
vocabularies 2-4 kosa kata pada setiap harinya, dan santri dibagi berdasarkan kelompok
kelas. Kegiatan ini bertujuan agar santri mempunyai banyak perbendaharaan kata dan
dapat langsung dipraktekkan dalam kehidupan sehari-harinya.96
Kegiatan ini pada dasarnya adalah tanggung jawab direktris yang mendapat
mandat dari pengasuh, kemudian direktris menunjuk qism talim sebagai penanggung
jawab dan di bantu oleh pengurus OSAKI (organisasi santriwati al-Kautsar putri) bagian
bahasa.
Tehnik pelaksanaan program kegiatan ini adalah melalui rapat yang dilaksanakan
setiap bulan yang di pimpin oleh qism talim (pembimbing bagian pengajaran) dan diikuti
oleh pengurus OSAKI (organisasi santriwati al-Kautsar putri) bagian bahasa. Demi
kelancaran kegiatan ini pembimbing serta pengurus memotivasi dan mengontrol para
santri agar lebih antusias dalam mengikuti kegiatan. Problematika dan Hambatanhambatan kegiatan ini adalah; Merasa bosannya santriwati yang menyebabkan mufrodat
subuh tidak semangat lagi, adanya sebagian tutor yang tidak masuk, banyak kata-kata
yang sudah di islah tetapi banyak yang tidak di pergunakannya.
Setelah santri mendapatkan kosa kata atau kalimat setiap harinya yang di peroleh
dari kegiatan mufrodat, maka santri wajib

96

mempraktekkannya sebagai percakapan

Observasi Pada Hari Selasa Tanggal 29 Mei 2007

sehari-hari, sebagaimana yang di katakan oleh qism talim Ustadzah Iswarotin saat
diwawancarai peneliti mengatakan bahwa:
Pemberian mufrodat atau vocabularies yang dilaksanakan setiap hari setelah
sholat subuh adalah bertujuan agar santri mudah mengingat kosa kata baru yang
di berikan oleh tutor. Pada setiap harinya santri wajib menulis atau
mendokumentasikan kosa kata yang dia peroleh dan mengumpulkan buku
mufrodat setiap bulannya pada pengurus OSAKI (organisasi santriwati al-Kautsar
putri) bagian bahasa, dan santri wajib mempraktekkan dalam kehidupan sehariharinya yaitu 4 hari berbahasa arab dan 3 hari berbahasa inggris, dan akan
diberikan sanksi bagi pelanggar bahasa.97
Dari keterangan tersebut, santri pada setiap harinya dituntut untuk berdialek
dengan bahasa Arab maupun bahasa Inggris, dan bagi pelanggar bahasa akan dikenakan
sanksi, seperti yang telah disampaikan oleh Ustadazah Nurul Ahyani bagian pengajaran
sebagai berikut:
Apabila santri telah melanggar bahasa dengan jenis pelanggaran berbicara dengan
bahasa Daerah atau bahasa Indonesia maka sanksinya memakai jilbab pelanggaran
yang berwarna hijau selama 3 hari. Apabila santri tidak melengkapi buku
mufrodat subuh maka sanksinya menghafal mufrodat dan merangkainya menjadi
sebuah kalimat dan lari-lari mengelilingi halaman sebanyak tiga kali dan memakai
jilbab selama tiga hari.98
Dari keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemberian sanksi pada
pelanggar bahasa pada akhirnya juga akan kembali untuk santri sendiri. Dengan
kedisiplinan santri setiap hari berdialek dengan bahasa asing, maka santri akan lebih
cepat menguasai bahasa internasional yang harus dikuasai oleh peserta didik zaman
sekarang, agar nantinya mampu bergaul tingkat Nasional dan Internasional.

97
98

Wawancara Dengan Ustadzah Fitriani Pada Hari Kamis Tanggal 31 Mei 2007
Ibid,.

d)

Khitobah
Nama kegiatan ini adalah khitobah. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang

dilaksanakan selama satu minggu sekali pada hari Sabtu mulai jam 18.45-19. 45.
Dilaksanakan di aula, dan musolla,. yang terbagi menjadi tiga kelompok, yang wajib
diikuti oleh semua santri. Kegiatan ini bertujuan melatih mental santri berbicara di depan
orang banyak.99
Kegiatan ini pada dasarnya adalah tanggung jawab direktris yang mendapat
mandat dari pengasuh, kemudian direktris menunjuk qism talim sebagai penanggung
jawab dan dibantu oleh pengurus OSAKI (organisasi santriwati al-Kautsar putri) bagian
bahasa.
Tehnik pelaksanaan program kegiatan ini adalah melalui rapat yang dilaksanakan
setiap bulan yang dipimpin oleh qism talim (pembimbing bagian pengajaran) dan diikuti
oleh pengurus OSAKI (organisasi santriwati al-Kautsar putri) (organisasi santri alKautsar) bagian bahasa. Demi kelancaran kegiatan ini pembimbing serta pengurus
memotivasi dan mengontrol para santri agar lebih antusias dalam mengikuti kegiata ini.
Sumber dana kegiatan ini diperoleh dari iuran wajib peserta yang dikumpulkan
pada kelompoknya masing-masing dan dikelola oleh pengurus kelompok. Problematika
dan Hambatan-hambatan yang dihadapi adalah; Sulitnya mengkoordinir santri untuk
datang tepat waktu, kurang adanya kesiapan bagi santri yang bertugas, sulitnya
mengkoordinir santri untuk mengikuti kegiatan khitobah dengan alasan sakit
Kegiatan khitobah ini juga termasuk salah satu kegiatan yang tujuannya untuk
meningkatkan kelancaran berbahasa santri. Seperti yang telah disampaikan Ustadzah
Mahmudah saat di wawancarai peneliti sebagai berikut:
99

Kegiatan khitobah ini adalah suatu program qism talim yang tujuaannya adalah
sebagai ajang latihan mental karena mereka akan tampil di depan banyak
temannya dan musyrif atau pembimbing. Dan sebagai wahana latihan belajar
berpidato atau menjadi seorang dai yang memakai metode modern yaitu dengan
menggunakan 3 bahasa (bahasa Arab, bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia).
Yang mana bahasa arab merupakan bahasa agama Islam yang tersirat dalam alQuran dan bahasa inggris merupakan bahasa internasional yang harus dikuasai
oleh peserta didik zaman sekarang agar nantinya mampu bergaul di tingakat
nasional dan internasional.100
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa , tidak hanya dalam bentuk
dialog sehari-hari pendalaman bahasa yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Modern
Putri al-Kautsar. Kegiatan khitobah adalah merupakan suatu kegiatan yang tujuannya
juga untuk meningkatkan kelancaran bahasa santri, selain sebagai ajang latihan mental.
e)

Olahraga
Nama kegiatan ini adalah olahraga. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang

dilaksanakan setiap hari pada sore hari mulai jam 15.45-16.30. Dilaksanakan di lapangan
olahraga yang ada di lingkungan pesantren.yang wajib diikuti oleh semua santri.
Kegiatan ini bertujuan agar santri selalu sehat jasmani. Kegiatan ini pada dasarnya adalah
tanggung jawab direktris yang mendapat mandat dari pengasuh, kemudian direktris
menunjuk pembimbing bagian olahraga sebagai penanggung jawab kegiatan ini dan
dibantu oleh pengurus OSAKI (organisasi santriwati al-Kautsar putri) bagian olahraga.
Sumber dan kegiatan ini diperoleh dari iuran wajib setiap bulan dan sumbangan
partisipan serta subsidi dari pengurus yayasan Pondok Pesantren Modern Putri alKautsar. Yang digunakan untuk membeli perlengkapan olahraga. Problematika dan
Hambatan-hambatan yang dihadapi adalah; Sulitnya mengkoordinir santri untuk olahraga
dengan alasan sakit, piket, izin kekamar mandi, masih ada sebagian santri yang kurang
hafal gerakan senam, dan harus ada instuktur senam.
100

Wawancara dengan Ustadzah Mahmudah Pada hari Rabo Tanggal 1 juni 2007

Dari hasil wawancara peneliti dengan Ustadzah pembimbing olahraga adalah


sebagai berikut:
Tujuan dari kegiatan olahraga adalah agar santri selalu sehat dan bugar jasmani,
apabila santri sehat mereka akan selalu bersemangat dalam belajarnya. Adapun
cabang-cabang olahraga yang mereka ikuti adalah voly, basket, kasti, bulu
tangkis, lempar lembing, dan juga senam pagi yang dilaksanakan pada setiap hari
Rabu mulai pukul 05.30-06.00, selain itu juga ada kegiatan jalan sehat yang
dilaksanakan pada setiap hari Minggu mulai pukul 05.30-07.00 yang mana
kegiatan jalan sehat ini bertujuan menanggulangi kejenuhan santri selama satu
Minggu melakukan proses pembelajaran, kegiatan ini juga bisa dikatakan acara
refresing bagi santri.101
Dari keterangan tersebut dapat disimpulakan bahwa di Pondok Pesantren Modern
Putri al-Kautsar banyak dibuka cabang-cabang olahraga yang salah satu tujuaannya
adalah untuk memfasilitasi santri dalam bidang minat bakat, selain untuk kesehatan
jasmani santri.
f)

Halaqoh quraniyah
Nama kegiatan ini adalah halaqoh quraniyah. Kegiatan ini merupakan kegiatan

rutin yang dilaksanakan setiap hari pada malam hari mulai jam 18.00-18.45, yang
dilaksanakan di Musolla, dan Aula Pesantren. Kegiatan ini wajib diikuti oleh semua
santri. Dalam kegiatan ini santri terbagi menjadi beberapa kelompok tiap kelompok
terdiri dari 15 orang dan dibimbing langsung oleh seorang Ustadzah. Tujuan dari
kegiatan ini adalah agar santri mampu membaca bacaan al-Quran dengan baik dan benar.
Kegiatan ini pada dasarnya adalah tanggung jawab direktris yang mendapat
mandat dari pengasuh, kemudian direktris menunjuk qism talim sebagai penanggung
jawab dan di bantu oleh santri senior yang duduk di kelas VI. Problematika dan
Hambatan-hambatan yang dihadapi adalah; Merasa bosannya santriwati yang

101

Wawancara Dengan Ustadzah Nurul Fitriawati Pada Tanggal 1 Juni 2007

menyebabkan halaqoh tidak semangat lagi, adanya sebagian ustadzah pembimbing yang
tidak masuk.
Pada kegiatan halaqoh quraniyah setiap kelas mempunyai kurikulum yang
berbeda yang harus dicapai pada setiap akhir tahunnya. Dari hasil wawancara peneliti
dengan ustadzah bagian qism talim adalah sebagai berikut:
Kegiatan halaqoh quraniyah ini bertujuan agar santri mampu membaca al-Quran
dengan baik dan benar. Dalam kegiatan ini santri juga diberi pemahaman tentang
syariat agama Islam, agar santri lebih mendalami dalam hal hukum Islam. dan
setiap kelas mempunyai kurikulum yang berbeda, yang harus dicapai pada tiap
akhir tahun.102
g)

Jamiyatul quro
Nama kegiatan ini adalah jamiyatul quro. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin

yang dilaksanakan satu Minggu sekali pada hari Rabo mulai jam 18.00-19.00, yang
dilaksanakan di musolla Pesantren. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar santri mampu
membaca bacaan al-Quran dengan baik dan benar, dan melatih santri dalam melantunkan
ayat suci al-Quran dan memfasilitasi santri dalam bidang minat bakat.
Kegiatan ini pada dasarnya adalah tanggung jawab direktris yang mendapat
mandat dari pengasuh, kemudian direktris menunjuk bagian kepesantrenan untuk menjadi
penanggung jawab pelaksanaan kegiatan ini, dan dibantu oleh pengurus OSAKI bagian
kesenian. Problematika dan Hambatan-hambatan yang dihadapi adalah; Sulitnya
mengkoordinir santri untuk membawa al-Quran pada waktu jamiyatul quro, sulitnya
mengkoordinir santri pada waktu sholawat dan Qiroah

102

Wawancara Dengan Ustadzah Nurul Ahyani Pada Tanggal 2 Juni 2007

h)

Tataboga
Nama kegiatan ini adalah tataboga. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang

dilaksanakan setiap hari mulai pagi sampai sore hari, yang dilaksanakan di dapur
pesantren. Setiap satu bulan sekali setiap santri mendapat giliran tobakhoh yang sudah
terbagi dalam beberapa kelompok, yang mana dalam kegiatan ini santri dibimbing oleh
juru masak pesantren. Kegiatan ini dilaksanakan yaitu untuk memenuhi kebutuhan makan
santri dan ustadzah yang bermukim di asrama pesantren. Setiap satu semester sekali
santri juga diberi kesempatan untuk praktek membuat kue dan kegiatan tataboga lainnya.
Tujuan dari kegiatan ini adalah agar santri mempunyai ketrampilan dalam hal masakmemasak, karena mereka suatu hari dituntut untuk menguasai ilmu tataboga apabila
mereka menjadi ibu rumah tangga 103
Kegiatan ini pada dasarnya adalah tanggung jawab direktris yang mendapat
mandat dari pengasuh, kemudian direktris menunjuk bagian kopda sebagai penanggung
jawab dan di bantu oleh pengurus OSAKI (organisasi santriwati al-Kautsar putri) bagian
kopda
Sumber dana kegiatan ini diperoleh dari iuran wajib santri dan sumbangan
partisipan serta subsidi dari pengurus yayasan Pondok Pesantren Modern Putri alKautsar. Problematika dan Hambatan-hambatannya adalah; Sulitnya bagi yang tobakhoh
untuk segera mengembalikan sisa uang yang telah diibelanjakaan.
i)

Komputer dan Internet


Komputer adalah suatu perlengkapan elektronik yang mengolah data, mampu

menerima masukan dan pengeluaran mempunyai sifat seperti kecepatan yang tinggi,
ketelitian dan kemampuan menyimpan intruksi-intruksi untuk menyelesaikan masalah.
103

Observasi pada hari Kamis tanggal 31 Mei 2007

Komputer dapat melaksanakan berbagai jenis pengolahan informasi yang biasa dilakukan
oleh manusia dengan lebih cepat, dan dengan kesalahan-kesalahan yang lebih sedikit.
Dengan semakin berkembangnya teknologi komputer, teknologi internet menjadi
terjangkau bagi dunia pendidikan, internet ebagi sumber informasi yang sangat luas
menjadi altrernatif yang sangat menarik untuk penyiapan sumber daya manusia yang
dibutuhkan.
Di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar kegiatan ini adalah kegiatan rutin
yang dilaksanakan setiap hari berdasarkan jadwal kelas yang telah ditentukan yang wajib
diikuti oleh semua santri, agar santri mampu berkompetisi dan tidak tertinggal dengan
perkembangan IPTEK di mana informasi adalah komoditi yang sangat penting.
Penanggung jawab kegiatan adalah ustadah bagian sekretaris dan sumber dana dari
kegiatan ini adalah dari iuran wajib santri dan sumbangan partisipan serta subsidi dari
pengurus yayasan.
j)

Laboratorium
Laboratorium adalah salah satu media yang sangat penting di dunia pendidikan

yaitu sebagai media untuk lebih menguasai, memahami, dan mengerti bahasa baik dalam
hal pengucapan, dialek atau komunikasi, dan dalam hal menambah perbendaharaan kata.
Kegiatan ini adalah kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap hari berdasarkan jadwal kelas
yang ditentukan, yang wajib diikuti semua santri. Penanggung jawab kegiatan ini adalah
ustadah bagian sekretaris. Sumber dana dari kegiatan ini adalah dari iuran wajib santri
dan sumbangan paertisipan serta subsidi dari pengurus yayasan. Tujuan dari kegiatan ini
adalah agar santri lebih menguasai dalam hal komunokasi dengan bahasa asing dan bisa
melafalkan tiap kalimat dengan baik.

Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar mengadakan beberapa kegiatan yang


bertujuan untuk meningkatkan kemandirian santri. Seperti kegiatan-kegiatan yang telah
diuraikan di atas. Kegiatan-kegiatan lain yang tidak diuraikan karena tidak dibatasi oleh
waktu, seperti kegiatan organisasi, koperasi pesantren, kaligrafi letter, karya ilmiah dan
lain-lain. Direktris bekerja sama dengan dewan guru untuk selalu meningkatkan sarana
dan prasarana yang yang dibutuhkan dalam kegiatan-kegiatan di atas agar santri selalu
bersemangat dalam mengikuti semua kegiatan yang ada di pesantren. Semua kegiatan
tersebut di atas terlaksana dengan baik meskipun masih ada hambatan-hambatan yang
masih dicari akar permasalahan dan solusi terbaiknya.
2. Faktor Pendukung Dan Penghambat Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri
di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar
Semua program dan rencana tidak berjalan dengan lancar tanpa hambatan masih
ada kendala yang dihadapi oleh para pendidik, seperti yang telah disampaikan oleh
direktris Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar sebagai berikut:
Hal yang masih sulit kami hadapi adalah menyadarkan santri akan arti penting
kedisiplinan. Kami sangat mengharap santri disiplin dengan peraturan yang ada dengan
kebiasaan disiplin mereka secara tidak sadar telah melakukan proses kemandirian yaitu
mereka telah mampu mengontrol emosi, mengatasi masalah yang mereka hadapi, dapat
melakukan sendiri tanpa bantuan orang lain dan diimbangi dengan rasa tanggung
jawab104
Dari keterangan tersebut jelaslah bahwa, kedisiplinan yang menjadi prioritas utama
dalam membentuk kepribadian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar,
memang sulit menanamkan kedisiplinan pada santri, salah satu faktornya adalah kurang
sadarnya santri akan arti kedisiplinan. Dengan kebiasaan disiplin secara tidak sadar santri

104

5 juni 2007

Hasil wawancara dengan direktris Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar pada hari selasa

telah melakukan proses kemandirian yaitu mereka telah mampu mengontrol emosi,
mengatasi masalah yang mereka hadapi, dapat melakukan sendiri tanpa bantuan orang
lain dan diimbangi dengan rasa tanggung jawab
Sedangkan faktor pendukung upaya meningkatkan kemandirian santri di Pondok
Pesantren Modern Putri al-Kautsar adalah kemandirian santri adalah merupakan salah
satu arah tujuan Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar, dan semangat para pendidik
untuk membentuk pribadi santri yang mandiri.

BAB V
PEMBAHASAN
A. Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri di Pondok Pesantren Modern Putri
al-Kautsar
Santri adalah aset negara generasi penerus bangsa. Oleh karena itu begitu urgent
posisi peserta didik dalam dunia pendidikan untuk menyiapkan generasi Islam yang
berkualiatas, baik sisi intelektual maupun sisi religiusnya. Inilah dasar pemikiran yang
membuat peneliti tertarik untuk mengkaji dalam skripsi penulis yang berjudul Upaya
Meningkatkan Kemandirian Santri

di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

Sumbersari Srono Banyuwangi.


Semua pembahasan dan analisis yang diulas peneliti mengacu pada interviuw,
observasi, dan dokumentasi yang merupakan cara pengumpulan data-data yang ada dan
didapatkan penulis. Wawancara dilakukan peneliti kepada pengasuh Pondok Pesantren
Modern Putri al-Kautsar, Direktris Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar, para
Ustadzah Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar serta Santri Pondok Pesantren
Modern Putri al-Kautsar.
Agama Islam adalah agama yang universal yang mengajarkan kepada umat
manusia mengenai berbagai aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrowi, salah satu
ajaran Islam tersebut adalah mewajibkan kepada umat Islam untuk melaksanakan
pendidikan. Karena menurut ajaran Islam, pendidikan adalah juga merupakan kebutuhan
hidup manusia yang mutlak harus dipenuhi, demi untuk mencapai kebahagiaan dunia dan
akherat. Salah satunya adalah pendidikan kemandirian.

77

Islam mengajarkan untuk mendidik anak secara mandiri.105 Dengan mengatur anak
secara jarak jauh. Tujuan utama Islam adalah mengontrol perilaku anak supaya tidak
terbawa oleh arus yang menyimpang. Karena pada akhirnya Nanti masing-masing
individu yang akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang diperbuatnya di dunia.
Sebagaimana firman-Nya dalam surat al-Mudassir ayat 38106. oleh karena itu individu
harus selalu berusaha untuk menjadi lebih baik.
Rosulullah sangat memperhatikan pertumbuhan potensi anak, baik di bidang
sosial maupun ekonomi. Beliau membangun sifat percaya diri dan mandiri pada anak,
agar ia bisa bergaul dengan berbagai unsur masyarakat yang selaras dengan
kepribadiannya. Dengan demikian, ia mengambil manfaat dari pengalamannya,
menambah kepercayaan pada dirinya, sehingga hidupnya menjadi bersemangat dan
keberaniannya

bertambah.

Dia

tidak

manja,

dan

kedewasaan

menjadi

ciri

khasnya.107seorang anak yang selalu dimanja dia akan selalu tergantung pada orang lain.
Oleh karena itu, kebiasaan sera dibantu tidak baik bagi perkembangan peserta didik.
Allah juga berfirman dalam surat ar-Rodu ayat 11108, bahwa Allah tidak akan
mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada
mereka sendiri. Oleh karena itu, usaha seseorang untuk menjadi lebih baik adalah dimulai
dari diri sendiri dan bukan dari orang lain. Dalam hal ini kemandirianlah yang
dibutuhkan, dari ayat tersebut sangat jelas bahwa umat Islam mendorong umatnya untuk
menjadi umat yang mandiri karena kemandirian merupakan kunci yang diberikan Allah
untuk kesuksesan di dunia maupun di akherat. Dalam ayat tersebut Allah juga

105

Lihat Bab II, hlm. 21


Lihat Bab II, hlm 22
107
Ibid,.
108
Lihat Bab II, hlm,24
106

menjelaskan bahwa usahanya kelak akan diperlihatkan-Nya. Seorang individu akan


mempertanggung jawabkan semua yang telah dia perbuatnya selama hidup di dunia, tidak
hanya kepada sang khalik seorang manusia mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Tetapi mereka juga akan mempertanggung jawabkan perbuatannya kepada sesamanya.
Menurut Lie dan Prasaati109 kemandirian adalah kemampuan untuk melakukan
kegiatan atau tugas sehari-hari sendiri dengan sedikit bimbingan, sesuai dengan tahapan
perkembangan dan kapasitasnya. Kemampuan seseorang untuk melakukan segala sesuatu
tanpa bantuan orang lain adalah suatu yang harus dimiliki oleh peserta didik , dan
pendidik haruslah menanamkan kemandirian sejak dini pada peserta didik, karena
kemandirian bisa dimiliki seseorang melalui proses yang cukup panjang.
Seperti yang telah dijelaskan oleh Zaim Mutadin bahwa seseorang bisa disebut
mandiri apabila sudah memenuhi aspek-aspek kemandirian yang terdiri dari empat aspek
yaitu; emosi, ekonomi, intelektual, dan sosial.110 Dalam kehidupan sehari-hari santriwati
al-Kautsar telah memenuhi 4 aspek:
a. Emosi.
Dalam melakukan aktifitas sehari-hari, santri harus memiliki kesadaran sendiri.
Para santri hidup jauh dari orang tua, pesantren mengajarkan bahwa dalam melakukan
kegiatan apapun harus berangkat dari kesadaran sendiri, tanpa pamrih, serta lepas dari
tekanan pihak lain sekalipun orang tuanya.
b. Ekonomi.
Hidup di pesantren, santri juga terbiasa mengelola keuangan sendiri, berbekal
uang saku dari orang tua mereka dituntut mampu untuk mengelola uang sakunya agar

109
110

Lihat bab II hlm.11


Lihat bab II hlm. 14

bisa mencukupi seluruh kebutuhannya baik makanan, pakaian, pendidikan, dan


kebutuhan yang lain.
c. Intelektual.
Santri belajar berfikir secara mandiri mengambil keputusan sendiri dalam
menghadapi berbagai masalah yang dihadapi. Dan bertanggung jawab atas semua yang
telah menjadi keputusannya.
d. Sosial.
Para santri terbiasa membangun solidaritas yang tinggi dan mempelajari pola
perilaku yang diterima didalam kelompoknya. Teman mereka datang dari berbagai
daerah, pulau dan etnis di indonesia. Bahkan ada yang datang dari luar negeri, mereka
mempunyai budaya yang beragam. Untuk itu para santri harus mampu melepaskan
sekaligus melebur budayanya serta menyesuaikan diri dengan gaya hidup yang ada di
pesantren.
Sedangkan teori yang dikemukakan oleh Ummu Nadzifah111 adalah tentang upaya
yang dilakukan untuk membiasakan anak mandiri yaitu, memberi kesempatan memilih
pada anak, menghargai usaha anak, hindari banyak bertanya, tidak langsung menjawab
pertanyaan, dorong untuk melihat alternatif, jangan patahkan semangatnya. Hal tersebut
adalah suatu sikap yang harus dimiliki oleh pendidik dalam membiasakan peserta
didiknya untuk mandiri. Karena pendidiklah salah satu orang yang berperan dalam
pembentukan pribadi peserta didik setelah lingkungan. Sikap kemandirian bisa diciptakan
ataupun dibentuk melalui proses pembiasaan-pembiasan dan keteladanan.
Begitu juga, kemandirian pada santri bisa dilakukan melalui proses pembiasaan,
biasanya pembiasaan yang ada di pondok pesantren yaitu pembiasaan melalui
111

Lihat bab II hlm. 32

kedisiplinan. Santri dituntut untuk selalu berdisiplin dalam segala hal melalui dari sesuatu
yang terkecil , terutama dalam hal menghargai waktu. Kedisiplinan sangat penting bagi
pembentukan pribadi peserta didik, maka Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar
sangat menjunjung tinggi kedisiplinan, karena dengan kedisiplinan cara hidup santri bisa
termenej. Begitu juga dengan semua kegiatan yang ada di pondok pesantren. Semua
kegiatan akan berjalan dengan tertib apabila semua santri disiplin dengan waktu dan
peraturan yang ada.112
Sikap mandiri memang sangat penting dimiliki peserta didik, agar peserta didik
tidak selalu menggantungkan diri pada orang lain. Peserta didik haruslah memiliki
kemampuan, pengetahuan, ketrampilan, sehingga mereka tidak selalu meminta bantuan
pada orang lain karena sudah memiliki kemampuan, pengetahuan, dan ketrampilan
sendiri. Pendidik hanya bisa memberi bimbingan tanpa harus memantau terus menerus
anak didiknya. Disadari atau tidak pondok pesantren telah melakukan proses kemandirian
dari hidup keseharian santri yang mana semua kebutuhannya dikerjakan sendiri.
Upaya meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri alKautsar yaitu dengan cara mengadakan program-program kegiatan bermutu, dan
menanamkan kedisiplinan pada santri dari wawancara peneliti dengan direktris Pondok
Pesantren Modern Putri al-Kautsar bahwa, upaya meningkatkan kemandirian santri di
Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar yang pertama adalah menanamkan
kemandirian sejak dini, yaitu santri harus selalu mandiri dalam memenuhi kebutuhan
sehari-harinya, kedua menanamkan kedisiplinan pada santri agar santri selalu terbiasa
dengan hal perbuatan yang baik, yang ketiga adalah menanamkan rasa tanggung jawab

112

lihat Bab IV,. hlm 58

pada santri. Para ustadzah selalu memanggil santri yang melakukan kesalahan untuk
mempertanggung jawabkan perbuatannya dengan memberi bimbingan dan nasehat. 113
Keempat yaitu mengadakan kegiatan-kegiatan yang bermutu bagi peningkatan
kemandirian santri, kelima yang masih diusahakan Pondok Pesantren Modern Putri alKautsar yaitu menanamkan rasa percaya diri pada santri, para santri, mereka bisa percaya
diri apabila mereka tampil masih dalam lingkup pesantren, tetapi apabila mereka lomba
keluar pesantren mereka masih kurang percaya diri karena mereka selalu merasa rendah
dibanding yang lain. Untuk menanggulangi hal tersebut, kami merencanakan akan sering
mengadakan pelatihan-pelatihan yang pembimbingnya dari luar pesantren.
Kemandirian memang sangat penting dan banyak memberikan dampak positif
bagi perkembangan psikologis anak. Oleh karena itu santri sebagai peserta didik harus
memiliki sikap kemandirian, dan perlu ditanamkan padanya kemandirian sejak dini, agar
mereka tidak selalu menjadi individu yang tergantung pada orang lain dan bisa menjadi
uswah bagi generasi Islam akan datang.
Sebagaimana yang telah dideskripsikan pada Bab IV bahwa upaya meningkatkan
kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar dengan mengadakan
beberapa program kegiatan bermutu yang bermanfaat bagi perkembangan kemandirian
santri, seperti kegiatan pramuka, jamiyatul quro, tataboga, keorganisasian, dan
pengembangan bahasa,114 di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar lebih banyak
mengadakan kegiatan mengenai pengembangan bahasa, karena Pondok Pesantren
Modern Putri al-Kautsar ingin menghasilkan out put santri yang berbeda dengan Pondok
Pesantren yang lain. Sebagaimana yang telah disampaikan Ustadzah Endang pada bab

113
114

Lihat Bab IV,hlm .61


Lihat Bab IV,hlm.61

IV, Kegiatan ketrampilan jahit-menjahit, PMR, elektro, tata rias dll, program kegiatan ini
masih belum ada di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar, yang pertama karena
sulitnya membagi waktu yang ada, disebabkan padatnya program kegiatan santriwati.
Kedua, di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar lebih memfokuskan pada kegiatan
pengembangan bahasa. Meskipun di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar lebih
memfokuskan pengembangan bahasanya tetapi kegiatan yang lain juga tidak
terkesampingkan.115
Direktris Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar juga menyampaikan bahwa,
di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar Upaya meningkatkan kemandirian santri,
selain mengadakan beberapa kegiatan juga membekali santri dengan ketrampilan
mangajar.116 Kegiatan ini diberikan bagi santri yang mau keluar dari pesantren, yaitu
yang duduk di bngku kelas VI, yang bertujuan mencetak out put yang mengerti dan
menghayati bahwa pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat itu
sangat penting. Attarbiyah al-Amaliyah li al-Tadris (praktek mengajar) adalah usaha
sadar yang dilaksanakan oleh lembaga Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar untuk
menyiapkan santri melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan praktek. Yaitu
sebagai wahana untuk menanamkan nilai-nilai luhur keberadaan seorang guru. Sejalan
dengan pemikiran tersebut maka program pendidikan praktek mengajar Amliyah Tadris
di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar dikelola dengan semaksimal mungkin
untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan sesuai dengan visi misinya.

115
116

Lihat Bab IV,hlm 60


Lihat Bab IV,hlm.61

B. Faktor Pendukung Dan Penghambat Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri


di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar
Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar adalah merupakan suatu lembaga
pendidikan Islam yang dikelola dengan manajemen modern yang selalu mengembangkan
dan mengedepankan pembinaan generasi penerus yang bertakwa kepada Allah swt dan
memiliki ahlaqul karimah, wawasan yang luas, kualitas ilmu yang memadai, mandiri, dan
disiplin yang tinggi.
Namun demikian, tetap tidak dapat dipungkiri bahwa ada hambatan dalam
pelaksanaan-pelaksanaan hal tersebut. Upaya pendidik dalam meningkatkan kemandirian
santri menurut Ruliani tidak semudah seperti kita membalik telapak tangan banyak
kendala-kendala yang muncul terutama yang datang dari santri. Apa yang diberikan
pendidik kepada peserta didik adalah untuk kebaikan mereka (yaitu santri sendiri) tetapi
santri masih kurang sadar dengan program kegiatan yang diadakan sekolah maupun
pesantren.
Dengan melihat fenomena sekarang, situasi kehidupan dewasa ini sudah semakin
kompleks. Kecenderungan yang muncul di permukaan dewasa ini di tunjang oleh laju
perkembangan tekhnologi dan arus gelombang kehidupan global yang sulit atau tidak
mungkin di bendung, Selama masa remaja tuntutan terhadap kemandirian sangat besar
dan jika tidak di respon secara tepat bisa saja menimbulkan dampak yang tidak
menguntungkan bagi perkembangan psikologis peserta didik.
Hambatan realisasi peningkatan kemandirian santri di antaranya adalah kurang
sadarnya peserta didik akan arti kemandirian. Kedisiplinan juga sangat berperan dalam
peningkatan kemandirian santri, di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar sangat

menjunjung tinggi kedisiplinan. Kurang sadarnya santri akan kedisiplinan terkadang tidak
disadari oleh santri, dengan sikap santri seperti itu ada sebagian ustadzah yang kurang
semangat dalam memantau santri karena seringnya santri melanggar.117 Usaha Pondok
Pesantren Modern Putri al-Kautsar adalah mencetak generasi penerus unggul yang
mempunyai pribadi mandiri. Salah satu sarana yang efektif untuk membina dan
mengembangkan manusia dalam masyarakat adalah pendidikan kemandirian.
Sebagaimana aspek-aspek psikologis lainnya, kemandirian juga bukanlah sematamata merupakan pembawaan yang melekat pada diri individu sejak lahir. Tetapi
perkembangannya juga dipengaruhi oleh lingkungan. Sebagaimana yang telah diuraikan
Muhammad ali dan Muhammad asrori dalam psikologi remaja factor-faktor yang
mempengaruhi kemandirian adalah; gen, pola asuh orang tua, sistem pendidikan di
sekolah, sistem kehidupan di masyarakat.
Menurut Muhammad Ali & Muhammad Asrori faktor-faktor yang mempengaruhi
kemandiran adalah sistem pendidikan di sekolah salah satunya, Muhammad Ali &
Muhammad Asrori menjelaskan bahwa proses pendidikan di sekolah yang tidak
mengembangkan

demokratisasi

pendidikan

akan

menekan

indoktrinasi

tanpa

argumentasi, akan menghambat kemandirian dan juga proses pendidikan yang


menekankan pentingnya pemberian sanksi atau hukuman yang dapat menghambat
perkembangan kemandirian.118
Upaya meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri alKautsar justru lebih menekankan kedisiplinan dan pemberian sanksi dari pada
demokratisasi. Karena dengan adanya kedisiplinan santri akan terbiasa melakukan

117
118

Lihat Bab IV,hlm 75


Lihat Bab II,hlm.18

kegiatan sesuai dengan peraturan yang ada, sehingga semua kegiatan berjalan dengan
tertib. Menurut pengasuh Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar K.H Noor Hamid
Askandar kedisiplinan sangat penting diterapkan pada santri, karena dari kedisiplinan dan
sanksi santri akan hidup lebih teratur dan tertata.
Menurut hemat penulis kedisiplinan memang sangat penting diterapkan, karena
membiasakan peserta didik untuk terbiasa menghargai waktu dan membiasakan santri
bersikap baik sesuai dengan norma yang berlaku di lingkungannya. Apabila santri diberi
demokratisasi tanpa adanya aturaan dan pemberian sanksi mereka peserta didik (santri)
akan lebih memilih sesuatu yang mereka anggap mudah, menyenagkan, dan
membahagiakan mereka. Karena terkait dengan usia mereka yang yang masih remaja,
anak remaja biasanya lebih suka melakukan hal-hal yang membuat mereka senang pada
waktu itu tanpa memikirkan dampak selanjutnya, seperti lebih suka jalan-jalan, foya-foya
bermalas-malasan dari pada belajar, tetapi lain halnya apabila remaja dituntut untuk
disiplin, mereka akan berusaha disiplin karena tidak ingin menjadi orang yang
terkucilkan di lingkungannya.
Dengan kedisiplinan peserta didik akan menjadi orang yang selalu menghargai
waktu, bersikap baik, peserta didik akan terbiasa dengan kebiasaannya sehari-hari.
Apabila sikap mereka tidak sesuai dengan aturan yang berlaku mereka akan sangat
merasa bersalah karena sudah terbiasa dengan hal-hal yang baik yang mengatur hidup
mereka. Apabila peserta didik diberi demokratisasi seperti teori yang dikemukakan
Muhammad Ali & Muhammad Asrori itu juga akan berdampak baik bagi peserta didik ,
karena peserta didik bebas mengekspresikan kemauan, dan keinginan mereka tanpa

dibatasi dan dituntun pendidik. Tetapi harus selalu dipantau pendidik apabila peserta
didik diberi demokratisasi.
Selama ini Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri di Pondok Pesantren Modern
Putri al-Kautsar sudah terealisasi dengan baik, namun perlu peningkatan dan
pengembangan yang berkesinambungan dan kontinue sebagai langkah cerdas untuk
semakin maju dan menjadi pondok pesantren yang terbaik seperti yang dicita-citakan
sesuai dengan visi dan misi Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar
Faktor-faktor penghambat upaya meningkatkan kemandirian santri

di Pondok

Pesantren Modern Putri al-Kautsar harus segera dikikis dan diganti dengan solusi-solusi
yang bisa merangsang semangat pendidik untuk meningkatkan kemandirian santri di
masa depan serta dapat menciptakan santri yang memiliki pribadi mandiri sebagai aset
bangsa yang berkualitas intelektual dan spiritual.
Sedangkan faktor pendukung upaya meningkatkan kemandirian santri di Pondok
Pesantren Modern Putri al-Kautsar adalah kemandirian santri adalah merupakan salah
satu arah tujuan Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar, dan semangat para pendidik
untuk membentuk pribadi santri yang mandiri.

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berpijak pada uraian di atas yang merupakan perpaduan antara hasil kajian teoritis
dengan hasil penelitian di lapangan dan juga mengacu pada rumusan masalah skripsi ini,
maka kesimpulan yang penulis peroleh adalah sebagai berikut:
1. Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri di Pondok Pesantren Modern Putri alKautsar adalah:
a. Menanamkan kemandirian sejak dini pada santri
b. Menanamkan rasa tanggung jawab pada diri santri
c. Menanamkan rasa percaya diri pada santri
d. Menanamkan kedisiplinan pada santri
e. Melaksanakan program kegiatan yang bermutu bagi santri
f. Memberikan ketrampilan mengajar pada santri
2. Faktor penghambat Upaya meningkatkan kemandirian santri

di Pondok

Pesantren Modern Putri al-Kautsar antara lain:


a. Faktor intern pribadi santri, hal ini terkait dengan kesadaran santri akan
pentingnya sikap kemandirian.
b. Faktor ekstern yaitu meliputi, peningkatan sarana dan prasarana kegiatan,
mengadakan program kegiatan bermutu dalam Upaya Meningkatkan
Kemandirian Santri, dan menanamkan disiplin yang tinggi.

89

3. Sedangkan faktor pendukung upaya meningkatkan kemandirian santri di Pondok


Pesantren Modern Putri al-Kautsar adalah:
a. kemandirian santri adalah merupakan salah satu arah tujuan Pondok
Pesantren Modern Putri al-Kautsar
b. Semangat para pendidik untuk membentuk pribadi santri yang mandiri
B. Saran
Berangkat dari permasalahan tentang Upaya meningkatkan kemandirian santri di
Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar dalam membentuk sikap kemandirian santri
dalam meningkatkan kualitas out put yang diharapkan dapat melakukan upaya
peningkatan, pengelolaan dan pengembangan secara kongkrit dan istiqomah Saran dari
penulis sebagai peneliti adalah sebagai berikut:
1. Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar sebagai pondok favorit yang unggul
harus memprioritaskan kemandirian santri dalam menyiapkan generasi yang
berkualitas.
2. Santri sebagai peserta didik haruslah menyadari begitu pentingnya sikap
kemandirian dimiliki oleh peserta didik dan mengerti akan tanggung jawab dan
tugasnya.
3. Faktor penghambat upaya meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri alKautsar harus segera dikikis dan diganti dengan solusi-solusi yang bisa merangsang peserta didik
untuk meningkatkan kemandiriaannya. Pendidik harus peka dalam meningkatkan komunikasi
dengan santri guna mengaudensi hambatan tersebut untuk mencari solusi hambatan yang ada.

DAFTAR PUSTAKA
Hamid, Abu dalam H.M Yacub. 1993. Pondok Pesantren dan Pembangunan Masyarakat
Desa. Bandung: Ankasa.
Ali, Mohammad & Asrori, Mohammad. 2006. Psikologi Remaja :Perkembangan Peserta
Didik. Jakarta: Bumi Aksara.
Abdurrahman, Jamal. 2006. Cara Nabi Menyiapkan Generasi. Surabaya: CV Fitrah
Mandiri Sejahtera.
Anonim. Lima Kiat Mencapai Kemandirian (http: www.Mqmedia.com, diakses 25
April 2007)
Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penefilian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rieneka Cipta.
Ali, Muhammad. 1987. Penelitian Kependidikan Prosedur Dan Strategi. Bandung:
Angkasa.
As-Shiddiqie, Jimly. 1995. Sumber Daya Manusia Untuk Indonesia Masa Depan.
Bandung: Mizan.
Ahmad, Wardini. Jurnal Pendidikan Islam. Pola Persekolahan Nasional Inovasi
sekaligus Gearkan Back to Basic.
Astuti, iin Puji. 2002. Perbedaan Kemandirian Abtara Siswa dari Keluarga Lengkap
Dengan Siswa dari Keluarga Tidak Lengkap di Madrasah Aliyah An-Nur
Bululawang Malang. Skripsi. Fakultas Tarbiyah UIN Malang.
Burhanudin, Tamyiz. 2001. Ahlak Pesantren: Solusi Bagi Kerusakan Ahlak
(Yogyakarta:Ittaqa Press.
Chaplin. 1996. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Press.
Dauly, Haedar putra. 2001. Historisistas dan Eksistensi Pesantren, Sekolah dan
Madrasah. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Dhofir, Zamaksyari. 1985. Tradisi Pesantren Study Tentang Pandangan Hidup Kiyai.
Jakarta: Lp3es.
Departemen Agama RI. 2004. al-Quran dan Terjemahnya. Bandung: CV Penerbit
Diponegoro.

Departemen Agama RI. 2005. Dinamika Perkembangan Pondok Pesantren


Faisal, Sanapiah. 1982. Metodologi Penefitian Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Gymnastiar, Abdullah. 2005. Malu Jadi Benalu. Bandung: Khass MQ.
Hurluck, E. B. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Kartawijaya. Mendidik Anak Untuk Mandiri (http:www.geocities.com, diakses 25
April 2007)
Kartono. 1986. Psikologi Anak. Bandung: Alumni.
Maulidiyah, Anik, Wakhidatul. 2005. Pengaruh Perr Group Terhadap Kemandirian
Siswa Dasar Kelas IV Di Min 2 Malang. Skripsi. Fakultas Tarbiyah UIN Malang
.
Mustafa. 1982. Penyesuaian Diri, Pengertian dan Peranan dalam Kesehatan Mental.
Jakarta: Bulan Bintang.
Markum, Enoch. 1985. Psikologi Anak, Keluarga Dan Masyarakat Jakarta: Sinar
Harapan.
Majid Hasyim, Abdul, Al-Husaini. 1994. Pendidikan Anak Menurut Islam. Bandung:
Sinar Baru Algesindo.
Moleong, J. M.A. 2005. Metodologi Penelitian Kualittif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nawawi, Hadari. 1994. Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Narbuko, Cholid Dan Ahmadi, Abu. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Nasir, Muhammad. 1983. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Perhimpunan Pengembangan pesantren dan Masyarakat. 1995. Pergulatan Dunia
Peantren Membangun Dari Bawah. Jakarta: P3M.
Qirtas. 2003. Menggagas Pesantren Masa Depan, Geliat Suara Santri untuk Indonesia
Baru. Yogyakarta: CV. Qalam.
Rosyid Ridha, Muhammad, As-Sayid. 1993. Tafsir Al-Manar. Jakarta: Pustaka Hidayah.
Rasyid, Sudrajad dkk. 2006. Kewirausahaan Santri Bimbingan Santri Mandiri. Jakarta:
PT Citrayudha.
Suprayogo, Imam. 1997. Reformulasi Visi Pendidikan Islam. Malang: STAIN Press.

Soekanto, Soerjono. 1986. Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Bumi Aksara.


Syam, Hanis, Yunus. 2006. Membangun Generasi Qurani Yang Mandiri. Yogyakarta:
Tim Kreatif Progresif.
Suryabrata, Sumardi. 1990. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Press.
Sujanto. 1982. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Aksara Baru.
Schult. 1991. Psikologi Pertumbuhan: Model-Model Kepribadian Sehat. Yogyakarta:
Kannisus.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
Ummu Nadzifah. Mendidik Anak Agar Mandiri (http:www.e-smartschool.com, diakses
2 Juni 2007)
Zainun

Mutadin. Kemandirian Sebagai Kebutuhan


(http:www.e-psikologi.com, diakses 25 april 2007)

Biologis

Pada

Remaja

Anda mungkin juga menyukai