Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat, taufik, hidayah serta inayahnya kepada kita semua sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah
menuntun kita dari jaman Jahiliyah menuju jaman Islamiyah yaitu berupa ajaran
agama Islam.
Laporan ini disusun agar kita mengetahui dan memahami mengenai Kawin
Kontrak Menurut Pandangan Islam. Laporan ini disusun tidak mudah seperti
membalikkan telapak tangan, banyak hambatan-hambatan terutama disebabkan oleh
ketidaktahuan ilmu pengetahuan. Namun dengan segala ikhtiar, kemauan, kerja keras,
motivasi dari pihak-pihak yang terkait, dan atas kehendak-NYA saya dapat
menyelesaikan laporan ini.
Tidak ada gading yang tak retak. Kami menyadari bahwa laporan ini masih
jauh dari kata sempura bahkan masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu saya
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun.
Semoga Laporan yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amin Yarobbalalamin.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
SAMPUL........................................................................................................................
i
KATA
PENGANTAR.................................................................................................................
......... ii
DAFTAR
ISI....................................................................................................................................
.. iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang..........................................................................................................................
.1
1.1 Rumusan
Masalah.................................................................................................................... 1
1.2
Tujuan.............................................................................................................................
........ 2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kawin
Kontrak......................................................................................................... 3
2.2. Sejarah Kawin Kontrak Pada Masa Rasullullah
SAW.................................................................... 4
2.3. Landasan Hukum Kawin Kontrak Menurut Undang-Undang Dan Syariat
Islam........................... 7
2.4 Dampak Negatif Dan Positif Adanya Kawin
Kontrak.................................................................... 13
2.5. Sebab-Sebab Diharamkannya Nikah
Mutah.............................................................................. 14
BAB 3 PENUTUP
3.1.
Kesimpulan......................................................................................................................
......... 17
3.2.
Saran................................................................................................................................
........ 17
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................................................
.... 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Dengan berjalan waktu fenomena dan segala permasalah yang timbul semakin
kompleks. Banyak permasalahan yang terjadi pada dewasa ini belum atau bahkan
tidak terjadi sama sekali pada zaman Rasulullah SAW. dan para ulama ahli fiqh
lainnya. Sehingga sering sekali terjadi silang pendapat untuk menyelesaikannya.
Dalam kehidupan manusia, pada usia tertentu, bagi seorang pria maupun
seorang wanita timbul kebutuhan untuk hidup bersama dengan lawan jenisnya. Hidup
bersama antara seorang pria dan wanita tersebut tidak selalu ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan biologis, namun juga keinginan mendapat anak keturunannya,
maupun hanya untuk memenuhi hawa nafsu belaka.
Allah menetapkan adanya aturan tentang pernikahan bagi manusia. Tujuannya
untuk menyelamatkan dan mengatur kehidupan manusia. Manusia tidak boleh
berbuat semaunya seperti binatang, kawin dengan lawan jenis semaunya. Allah telah
memberikan batas dengan peraturan-peraturannya, yaitu dengan syariat yang
terdapat dalam kitab-Nya dan hadist rasul-Nya dengan hukum-hukum pernikahan.
Pernikahan adalah sunatullah, hukum alam di dunia dan merupakan ikatan lahir batin
antara seorang pria dan wanita.
Namun, dewasa ini mulai populer adanya kawin kontrak. Atau dalam istilah
fiqih disebut dengan nikah mutah. Bagaimanakah islam menanggapi fenomena
tersebut? Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai kawin kontrak
menurut sudut pandang Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kawin kontrak?
2. Bagaimanakah sejarah kawin kontrak pada masa Rasulullah SAW?
3. Apa landasan hukum kawin kontrak menurut undang-undang dan syariat
Islam?
4. Apa dampak negatif dan positif kawin kontrak?
5. Apa penyebab dilakukannya kawin kontrak?
C. Tujuan.
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian kawin kontrak.
2. Untuk mengetahui dan memahami sejarah kawin kontrak pada masa
Rasulullah
SAW.
3. Untuk mengetahui dan memahami landasan hukum kawin kontrak menurut
undang-undang dan syariat Islam.
4. Untuk mengetahui dan memahami dampak negatif dan positif adanya kawin
kontrak.
5. Untuk mengetahui dan memahami penyebab dilakukannya kawin kontrak.
BAB II
PEMBAHASAN
:
) (! : .
.
Diriwayatkan dari beberapa sahabat dan beberapa tabiin bahwa nikah
mutah hukumnya boleh, dan yang paling populer pendapat ini dinisbahkan kepada
sahabat Ibnu Abbas r.a., dan dalam kitab Tahzhib as-Sunan dikatakan: sedangkan
Ibnu Abbas membolehkan nikah mutah ini tidaklah secara mutlak, akan tetapi hanya
ketika dalam keadaan dharurat. Akan tetapi ketika banyak yang melakukannya
dengan tanpa mempertimbangkan kedharuratannya, maka ia merefisi pendapatnya
tersebut. Ia berkata:
inna lillahi wainna ilaihi rajiun, demi Allah saya tidak memfatwakan seperti itu
(hanya untuk kesenangan belaka), tidak seperti itu yang saya inginkan. Saya tidak
menghalalkan nikah mutah kecuali ketika dalam keadaan dharurat, sebagaimana
halalnya bangkai, darah dan daging babi ketika dalam keadaan dharurat, yang
asalnya tidak halal kecuali bagi orang yang kepepet dalam keadaan dharurat. Nikah
mutah itu sama seperti bangkai, darah, dan daging babi, yang awalnya haram
hukumnya, tapi ketika dalam keadaan dharurat maka hukumnya menjadi boleh
( )
:
Diriwayatkan bahwa sahabat Ali r.a. berkata: Rasulullah s.a.w. melarang nikah
mutah ketika perang Khaibar Hadis dianggap shahih oleh imam Bukhari dan
Muslim
( )
Diriwayatkan bahwa sahabat Salamah bin al-Akwa r.a. berkata: Rasulullah s.a.w.
memperbolehkan nikah mutah selama tiga hari pada tahun Authas (ketika
ditundukkannya Makkah, fathu Makkah) kemudian (setelah itu) melarangnya HR.
Muslim.
( )
Diriwayatkan dari Rabi bin Sabrah r.a. sesungguhnya rasulullah s.a.w. bersabda:
wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku pernah mengizinkan nikah mutah, dan
sesungguhnya Allah telah mengharamkannya sampai hari kiamat, oleh karenanya
barangsiapa yang masih mempunyai ikatan mutah maka segera lepaskanlah, dan
jangan kalian ambil apa yang telah kalian berikan kepada wanita yang kalian
mutah HR. Muslim, Abu Dawud, an-Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan Ibnu Hibban.
Para ulama sepakat (ijma) bahwa jika saat ini ada yang melaksanakan nikah
mutah maka hukumnya tidak sah (batal), baik sebelum atau sesudah dilakukan
hubungan badan.
1966 / 5 ) )
Dari Ali bin Abi Tholib r.a. ia berkata kepada Ibnu Abbas r.a. bahwa Nabi
Muhammad SAW melarang nikah mutah dan memakan daging keledai jinak pada
waktu perang Khaibar. (Hadits ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari , Imam al-
Tirmidzi , Imam Malik bin Anas , Imam Ibni Hibban, Imam al-Baihaqi, Imam al-
Daruqutni dan Imam Ibnu Abi Syaibah).
Jadi kawin kontrak atau nikah muthah itu dilarang oleh Islam. Karena dapat
merusak tujuan utama dari perkawinan itu sendiri sebagaimana yang telah dijelaskan
dalam Al-Quran berikut ini:
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-
isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,
dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS. Ar-
Rum: 21).
Kawin kontrak dalam Islam disebut dengan istilah nikah mutah. Hukumnya
adalah haram dan akad nikahnya tidak sah alias batal. Hal ini sama saja dengan orang
sholat tanpa berwudhu, maka sholatnya tidak sah alias batal. Tidak diterima oleh
Allah SWT sebagai ibadah. Demikian pula orang yang melakukan kawin kontrak
akad nikahnya tidak sah alias batal, dan tidak diterima Allah SWT sebagai amal
ibadah.
Mengapa kawin kontrak tidak sah? Sebab nash-nash dalam Al Qur`an maupun
Al Hadits tentang pernikahan tidak mengkaitkan pernikahan dengan jangka waktu
tertentu. Pernikahan dalam Al Qur`an dan Al Hadits ditinjau dari segi waktu adalah
bersifat mutlak, yaitu maksudnya untuk jangka waktu selamanya, bukan untuk jangka
waktu sementara. Maka dari itu, melakukan kawin kontrak yang hanya berlangsung
untuk jangka waktu tertentu hukumnya tidak sah, karena bertentangan ayat Al Qur`an
dan Al Hadits yang sama sekali tidak menyinggung batasan waktu.
b. Imam Al-Kasani berkata: ''Tidak boleh nikah yang bersifat sementara yaitu
nikah mut'ah''.
c. Imam Ibnu Abdil Barr v ; ''Adapun semua shahabat ,Thabi'in dan orang-
orang yang setelah mereka mengharamkan nikah mut'ah, di antara mereka
adalah Imam Malik dari Madinah, Abu Hanifah dan Abu Tsur dari Kufah,
Al-Auza'I dari Syam, laits bin Sa'ad dari Mesir serta seluruh ulama hadis.
Majlis ulama pusat telah memfatwakan akan keharaman nikah mut'ah pada
sk fatwa
nomer: kep B-679/MUI /XI/1997.
2. Dampak negatif.
a. Kawin kontrak merupakan bentuk pelecehan terhadap martabat kaum wanita. Jadi
pihak wanita sangat dirugikan.
b. Kawin kontrak mengganggu keharmonisan keluarga dan meresahkan
masyarakat.
c. Kawin kontrak berakibat menelantarkan generasi yang dihasilkan oleh
perkawinan itu.
d. Kawin kontrak bertentangan dengan Undang Undang Perkawinan No.1/1974
pasal 1 dan 2.
e. Kawin kontrak dicurigai dapat menimbulkan dan menyebarkan penyakit kelamin.
f. Kawin kontrak sangat potensial untuk merusak kepribadian dan budaya luhur
bangsa Indonesia.
g. Penyia-nyiaaan anak. Anak hasil kawin kontrak sulit disentuh oleh kasih sayang
orang tua (ayah). Kehidupannya yang tidak mengenal ayah membuatnya jauh dari
tanggung jawab pendidikan orang tua, asing dalam pergaulan, sementara mentalnya
terbelakang. Keadaannya akan lebih parah jika anak tersebut perempuan. Kalau
orang-orang menilainya sebagai perempuan murahan, bisakah dia menemukan
jodohnya dengan cara yang mudah? Kalau iman dan mentalnya lemah, tidak
menutup kemungkinan dia akan mengikuti jejakibunya.
h. Kemungkinan terjadinya nikah haram. Minimnya interaksi antara keluarga dalam
kawin kontrak apalagi setelah perceraian, membuka jalan terjadinya perkawinan
antara sesama anak seayah yang berlainan ibu, atau bahkan perkawinan anak dengan
ayahnya. Sebab tidak ada saling kenal di antara mereka.
i. Menyulitkan proses pembagian harta warisan. Ayah anak hasil kawin kontrak lebih-
lebih yang saling berjauhan sudah biasanya sulit untuk saling mengenal.
Penentuan dan pembagian harta warisan tentu tidak mungkin dilakukan sebelum
jumlah ahli waris dapat dipastikan.
k. Pencampuradukan nasab lebih-lebih dalam kawin kontrak bergilir. Sebab disini
sulit memastikan siapa ayah dari anak yang akan lahir.
B. Saran
Kawin Kontrak merupakan pernikahan yang dilarang oleh Islam. Jadi harus
ditemukan jalan keluar untuk mencegah maraknya kawin kontrak. Solusinya adalah
dengan mengadakan seminar dan penyuluhan mengenai hukum kawin kontrak serta
menjelaskan sebab akibat kawin kontrak. Dengan tujuan tersebut supaya masyarakat
sadar bahwa sebuah perkawinan merupakan bagian hidup yang sakral.
Hendaklah kita semua dapat memilih jalan yang benar dan dan diridhoi Allah
dalam menyalurkan nafsu seksual kita, yaitu pernikahan yang sah, bukan pernikahan
secara kawin kontrak. Walaupun kawin kontrak itu dapat menghasilkan materi (uang)
dan kenikmatan, tapi ingatlah itu hanya sesaat di dunia yang fana ini. Akibatnya di
akhirat bukanlah surga, melainkan neraka. Camkan sabda Nabi Muhammad SAW,
Yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka adalah dua lubang, yaitu
mulut dan kemaluan. (HR Tirmidzi, no 2072, hadits shahih). Wallahu alam.
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Agama RI. Al-Quran dan Tafsirnya. Jakarta: Widya Cahaya, 2011.
Team Musyawarah Guru Bina PAI Madrasah Aliyah. Al Hikmah Fiqih. Sragen: Akik
Pusaka, 2008.
Tihami, M. A. dan Sohari Sahrani. Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap.
Jakarta: Rajawali Pers, 2010.
Sumber lain:
http://ekspresihati.info/renungan/poligami-nikah-siri-dan-kawin-kontrak.html
http://rumaysho.com/belajar-islam/keluarga/3651-bentuk-nikah-yang-terlarang-2-
kawin-kontrak.html
http://www.antaranews.com/news/166046/kawin-kontrak-menyimpang-dari-ajaran-
islam
http://www.kosmaext2010.com/mutah-atau-kawin-kontrak-makalah-teknik-
penulisan-ilmiah.php
http://fitriap09.blogspot.com/2011/05/kawin-kontrak-menurut-pandangan-islam.html
http://yenigaluh.forumotion.com/t376-kawin-kontrak
http://www.maswins.com/2011/09/yang-sebenarnya-tentang-nikah-mutah.html
http://hukum.kompasiana.com/2010/05/20/kawin-kontrakkatakan-tidaksebelum-
menyesal/
http://wawanhermawan90.blogspot.com/2012/01/makalah-kawin-kontrak.html
http://hidayah-cahayapetunjuk.blogspot.com/2013/05/nikah-mutah.html
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest