Penyusun,
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan........................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Prinsip-Prinsip Aqidah............................................................... 3
B. Menerapkan Prinsip-prinsip Aqidah dalam Kehidupan............. 4
C. Metode Peningkatan Kualitas Aqidah dalam Kehidupan........... 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aqidah berasal dari kata aqd yang berarti pengikatan. Aqd berarti juga janji,
ikatan (kesepakatan) antara dua orang yang mengadakan perjanjian. Aqidah secara
definisi adalah suatu keyakinan yang mengikat hati manusia dari segala keraguan.
Aqidah dalam istilah umum yaitu keimanan yang mantap dan hukum yang tegas,
yang tidak dicampur keragu- raguan terhadap orang yang mengimaninya. Ini adalah
aqidah secara umum, tanpa memandang aqidah tersebut benar atau salah. Aqidah
secara terminology adalah sesuatu yang mengharuskan hati membenarkannya,
membuat jiwa tenang, dan menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan
keraguan. Aqidah menurut syara berarti iman kepada Allah, para Malaikat-Nya,
Kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya dan kepada Hari Akhir, serta kepada qadar dan
qadha, baik takdir yang baik maupun yang buruk.
Aqidah tersebut dalam tubuh manusia ibarat kepalanya. Maka apabila suatu
umat sudah rusak, bagian yang harus direhabilitasi adalah aqidahnya terlebih dahulu.
Di sinilah pentingnya aqidah ini, apalagi ini menyangkut kebahagiaan dan
keberhasilan dunia dan akhirat. Aqidah merupakan kunci kita menuju surga. Aqidah
juga menjadi dasar dari seluruh hukum-hukum agama yang berada di atasnya. Aqidah
Islam adalah tauhid, yaitu mengesakan Tuhan yang diungkapkan dalam syahadat
pertama. Sebagai dasar, tauhid memiliki implikasi terhadap seluruh aspek kehidupan
keagamaan seorang Muslim, baik ideologi, politik, sosial, budaya, pendidikan dan
sebagainya.
Aqidah sebagai dasar utama ajaran Islam bersumber pada Al Quran dan
sunnah Rasul. Aqidah Islam mengikat seorang Muslim sehingga ia terikat dengan
segala aturan hukum yang datang dari Islam. Oleh karena itu, menjadi seorang
Muslim berarti meyakini dan melaksanakan segala sesuatu yang diatur dalam ajaran
Islam, seluruh hidupnya didasarkan kepada ajaran Islam. Hal ini seperti yang tersebut
dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 208, Yang artinya : Hai orang-orang yang
beriman, masuklah ke dalam Islam keseluruhannya dan janganlah kamu turut
langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. Al
Baqarah: 208)
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa prinsip-prinsip aqidah?
2. Bagaimana menererapkan prinsip-prinsip aqidah dalam kehidupan?
1
3. Bagaimana menerapkan metode-metode peningkatan kualitas aqidah dalam
kehidupan?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui prinsip-prinsip aqidah
2. Untuk mengetahui penerapan prinsip-prinsip aqidah dalam kehidupan
3. Untuk mengetahui penerapan metode-metode peningkatan kualitas aqidah
dalam kehidupan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Prinsip-prinsip Akidah
1. Iman kepada Allah
Beriman kepada Allah adalah meyakini dengan penuh kesadaran bahwa Allah-
lah dzat yang paling berhak disembah, karena Dia menciptakan, membina,
mendidik dan menyediakan segala kebutuhan manusia.
3
Menurut bahasa, qada memiliki beberapa pengertian yaitu : hukum, ketetapan,
pemerintah, kehendak, pemberitahuan, penciptaan. Menurut istilah adalah
ketetapan Allah sejak zaman azali sesuai dengan iradah-Nya tantang segala
sesuatu yang berkenan dengan makhluk. Sedangkan qadar adalah kejadian suatu
ciptaanyang sesuai dengan penetapan. Iman kepada qada dan qadar artinya
percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah telah menentukan tentang
segala sesuatu bagi makhluknya.
Para ulama kalam membagi takdir menjadi dua macam, yakni :
a. takdir muallaq adalah takdir yang berkaitan dengan ikhtiar (usaha) manusia.
misalnya : orang miskin berubah menjadi kaya atas kerja kerasnya.
b. takdir mubram adalah takdir yang terjadi pada pada diri manusia dan tidak
dapat diubah-ubah. misalnya : kematian, kelahiran dan jenis kelamin.
Iman kepada Allah adalah keyakinan kepada zat mutlak yang Maha Esa yang
disebut Allah. Allah Maha Esa dalam zat, sifat, perbuatan dan wujudnya.
Diantara unsur-unsur keimanan kepada Allah adalah dengan mempercayai:
4
4) Mempercayai apa yang terkandung dalam risalah itu. Di antaranya Iman
kepada hari kebangkitan dan pembalasan. Juga iman kepada pokok-pokok
syariat dan peraturan- peraturan yang telah dipilih Tuhan sesuai dengan
keperluan hidup manusia dan selaras dengan kesanggupan mereka, sehingga
tergambarlah dengan nyata keadilan, rahmat, kebesaran dan hikmat
kebijaksanaan Ilahi
Dengan demikian beriman kepada Allah adalah meyakini bahwa Allah itu ada
(wujud) yang keberadaan-Nya tidak tergantung pada yang lain. Allah adalah dzat
yang sempurna dalam segala sifat-Nya dan suci dari segala kekurangan dan
keburukan. Oleh karena itu Allah dzat yang paling berhak disembah, karena Dia telah
menciptakan, membina, mendidik dan menyediakan segala kebutuhan
manusia.Diantara dasar keimanan tentang Allah ini adalah QS. Al Anbiya: 22 dan
QS. Ali Imran: 191. Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah,
tentulah keduanya itu telah Rusak binasa. Maka Maha suci Allah yang mempunyai
Arsy daripada apa yang mereka sifatkan. (QS. Al Anbiya: 22)
Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci
Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. (QS. Ali Imran: 191).
17. (yaitu) ketika dua orang Malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di
sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. 18. tiada suatu ucapanpun yang
diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir. (QS.
5
Qaaf: 17-18) Dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.(QS. At Tahrim: 6)
Katakanlah: Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Quran itu dari Tuhanmu dengan
benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi
petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).
(QS An Nahl :
102) Dengan beriman kepada malaikat, akan lebih mengenal kebesaran dan
kekuasaan Allah SWT, lebih bersyukur akan nikmat yang diberikan dan berusaha
selalu berbuat kebaikan dan menjauhi segala larangannya. Karena malaikat selalu
mengawasi dan mencatat amal perbuatan manusia.
Iman kepada kitab Allah adalah meyakini bahwa Allah menurunkan wahyu
melalui perantara malaikat Jibril. Kitab-kitab yang berasal dari firman Allah SWT
seluruhnya ada empat, yaitu Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa as, Zabur
yang diturunkan kepada Nabi Daud as, Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa as dan
Al Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW,. Sementara itu, firman
Allah SWT dalam bentuk shuhuf yang diberikan kepada Nabi Ibrahim as.
Sebagaimana firman Allah dalam QS Al Maidah: 48 dan QS Al Ala: 19.
6
4. Iman Kepada Nabi dan Rasul
Iman kepada Nabi dan Rasul Allah adalah meyakini bahwa Allah SWT
mengutus para Nabi dan Rasul untuk membawa kabar gembira kepada umat manusia,
memberi teladan ahlak mulia dan berpegang teguh terhadap ajaran Allah. Jumlah para
Nabi dan rasul Allah sangat banyak dan tidak diketahui jumlahnya secara pasti, tetapi
Al Quran menginformasikan keberadaan 25 Nabi dan Rasul, QS. An Nisa:164,
dengan kesempurnaan ahlak, QS.Al Ahzab: 21. dan (kami telah mengutus) Rasul-
rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan
Rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. dan Allah telah
berbicara kepada Musa dengan langsung.
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.(QS. Al Ahzab: 21)
Diantara sifat wajib yang ada pada diri Nabi dan Rasul Allah adalah;
1) Siddiq
Siddiq artinya benar. Apa yang disabdakan Nabi adalah benar karena Nabi
tidak berkata- kata kecuali apa yang diwahyukan Allah SWT.
2) Amanah
3) Fathanah
Fatanah artinya bijaksana dan cerdas. Nabi Saw mampu memahami perintah-
perintah Allah dan menghadapi penentangnya dengan bijaksana.
4) Tabligh
Tabligh artinya menyampaikan. Nabi SAW menyampaikan apa yang Allah
wahyukan kepadanya. Seorang muslim wajib beriman kepada seluruh Nabi
dan Rasul-Nya yang telah diutus oleh Allah SWT, baik yang disebutkan
namanya maupun yang tidak disebutkan namanya. Seorang muslim wajib
membenarkan semua Rasul dengan sifat-sifat, kelebihan, keistimewaan satu
sama lain, tugas dan mukjizatnya masing-masing seperti yang diperintahkan
oleh Allah.
7
5. Iman Kepada Hari Akhir
Beriman kepada hari akhir adalah meyakini bahwa manusia akan mengalami
kesudahan dan dimintai tanggung jawab kelak dikemudia hari. Al Quran selalu
menggugah hati dan pikiran manusia dengan menggambarkan peristiwa-peristiwa
hari akhirat, dengan nama-nama yang unik, misalnya Al Zalzalah, Al Qariah, An
Naba, Al Qiyamah. Istilah-istilah tersebut mencerminkan peristiwa dan keadaan yang
bakal dihadapi oleh manusia pada saat itu. Disamping penggambaran kejadian hari
akhir, Al Quran juga memberi informasi tentang kesudahan manusia dalam yang
dimulai dari alam barzah hingga penentuan balasan yang berujung pada neraka bagi
mereka yang ringan amal keikanya dan balasan berupa surga bagi yang berat
timbangan kebaikanya. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al Qiyamah : 1-8
1.hari kiamat, 2. Apakah hari kiamat itu? 3. tahukah kamu Apakah hari kiamat itu? 4.
pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran, 5. dan gunung-gunung
adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.6. dan Adapun orang-orang yang berat
timbangan (kebaikan)nya,7. Maka Dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. 8.
dan Adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, (QS. Al Qiyamah :
1-8)
Keimanan kepada Allah berkaitan erat dengan keimanan kepada hari akhir. Hal ini
disebabkan keimanan kepada Allah menuntut amal perbuatan, sedangkan amal
perbuatan baru sempurna dengan keyakinan tentang adanya hari akhirat. Demi
tegaknya keadilan, harus ada suatu kehidupan baru dimana semua pihak akan
memperoleh secara adil dan sempurna hasil-hasil perbuatan yang didasarkan atas
pilihannya masing-masing.
8
yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai
anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya), dan Dia telah
menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-
rapiny. (QS Al Furqan:2).
Para ulama kalam membagi takdir ada dua macam, yakni takdir muallaq
dantakdir mubram. Takdir muallaq berkaitan dengan ikhtiar manusia sebagaimana
firman Allah dalam QS Ar Radu: 11. Misalnya seorang siswa dapat mengerjakan
tugas guru dengan baik jika belajar dengan sungguh-sungguh. Sedangkan takdir
mubram adalah takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan.
Setiap muslim harus memiliki akidah yang benar tentang Tuhan, bahwa Dia
adalah Esa. QS. Al Baqarah 163, memberi petunjuk tentang jati diri Allah. Demikian
pula firman Allah dalam QS. Al Anam 101, yang menyatakan bahwa Allah Esa
tanpa mengandalkan bantuan siapapun, karena Dia Maha Mengetahui segala sesuatu
dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia yang
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.(QS. Al Baqarah 163)
bagaimana Dia mempunyai anak Padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia
menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu. (QS. Al Anam
101).
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi
dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy untuk mengatur segala
urusan. tiada seorangpun yang akan memberi syafaat kecuali sesudah ada izin-Nya.
9
(Dzat) yang demikian Itulah Allah, Tuhan kamu, Maka sembahlah Dia. Maka Apakah
kamu tidak mengambil pelajaran?(QS.Yunus: 3)
Telah kutinggalkan kepadamu dua pedoman. Jika kamu tetap berpegang teguh kepada
keduanya, kamu takkan tersesat selama-lamanya, yakni kitabullah dan sunnah
rasulullah. (HR. Hakim)
Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa. (QS. Al Baqarah: 2 )
Kepercayaan akan adanya Allah sebagai Dzat yang mencipta, merawat dan
member kehidupan manusia membawa keyakinan bahwa Dia adalah pangkal/ awal
kehidupan dan tempat kembali kelak di hari kemudian. Oleh karenanya, keyakinan
adanya hari kiamat dan kepastian balasan atas perbuatan manusia adalah kebenaran
yang tak terbantahkan.
13. Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup 14. Dan diangkatlah bumi dan
gunung- gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. 15. Maka pada hari itu
terjadilah hari kiamat, 16. Dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi
lemah. (QS. Al Haqqah: 13-16)
10
5. Meyakini Allah menghargai dan memuliakan kemanusiaan
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prinsip-Prinsip Aqidah yaitu Iman kepada Allah, Iman kepada malaikat, Iman
kepada kitab suci, Iman kepada Nabi dan Rasul, Iman kepada hari akhir, Iman
kepada qada dan qadar.
A. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
http://new-article-artikel.blogspot.com/2011/12/makalah-tentang-aqidah_9079.html. diakses
pada tanggal 8 September 2015.
https://saichuw.wordpress.com/2014/07/16/bab-i-prinsip-dan-metode-peningkatan-kualitas-
akidah-islamiyah-kls-x-agama-man-kota-blitar/. Diakses pada tanggal 9 September
2015.
13