Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah SWT berikan, tetapi


sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah SWT Tuhan seru
sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira
besarnya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul Prinsip dan
Metode Peningkatan Aqidah.
Dalam penyusunan makalah ini, kami memperoleh banyak bantuan dari
berbagai pihak, karena itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Meskipun kami berharap isi dari Makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun agar Makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata kami
berharap agar Makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Belitang, September 2015

Penyusun,

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan........................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Prinsip-Prinsip Aqidah............................................................... 3
B. Menerapkan Prinsip-prinsip Aqidah dalam Kehidupan............. 4
C. Metode Peningkatan Kualitas Aqidah dalam Kehidupan........... 9

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ............................................................................... 5
3.2 Saran........................................................................................... 5

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 12

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aqidah berasal dari kata aqd yang berarti pengikatan. Aqd berarti juga janji,
ikatan (kesepakatan) antara dua orang yang mengadakan perjanjian. Aqidah secara
definisi adalah suatu keyakinan yang mengikat hati manusia dari segala keraguan.
Aqidah dalam istilah umum yaitu keimanan yang mantap dan hukum yang tegas,
yang tidak dicampur keragu- raguan terhadap orang yang mengimaninya. Ini adalah
aqidah secara umum, tanpa memandang aqidah tersebut benar atau salah. Aqidah
secara terminology adalah sesuatu yang mengharuskan hati membenarkannya,
membuat jiwa tenang, dan menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan
keraguan. Aqidah menurut syara berarti iman kepada Allah, para Malaikat-Nya,
Kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya dan kepada Hari Akhir, serta kepada qadar dan
qadha, baik takdir yang baik maupun yang buruk.
Aqidah tersebut dalam tubuh manusia ibarat kepalanya. Maka apabila suatu
umat sudah rusak, bagian yang harus direhabilitasi adalah aqidahnya terlebih dahulu.
Di sinilah pentingnya aqidah ini, apalagi ini menyangkut kebahagiaan dan
keberhasilan dunia dan akhirat. Aqidah merupakan kunci kita menuju surga. Aqidah
juga menjadi dasar dari seluruh hukum-hukum agama yang berada di atasnya. Aqidah
Islam adalah tauhid, yaitu mengesakan Tuhan yang diungkapkan dalam syahadat
pertama. Sebagai dasar, tauhid memiliki implikasi terhadap seluruh aspek kehidupan
keagamaan seorang Muslim, baik ideologi, politik, sosial, budaya, pendidikan dan
sebagainya.
Aqidah sebagai dasar utama ajaran Islam bersumber pada Al Quran dan
sunnah Rasul. Aqidah Islam mengikat seorang Muslim sehingga ia terikat dengan
segala aturan hukum yang datang dari Islam. Oleh karena itu, menjadi seorang
Muslim berarti meyakini dan melaksanakan segala sesuatu yang diatur dalam ajaran
Islam, seluruh hidupnya didasarkan kepada ajaran Islam. Hal ini seperti yang tersebut
dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 208, Yang artinya : Hai orang-orang yang
beriman, masuklah ke dalam Islam keseluruhannya dan janganlah kamu turut
langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. Al
Baqarah: 208)

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa prinsip-prinsip aqidah?
2. Bagaimana menererapkan prinsip-prinsip aqidah dalam kehidupan?

1
3. Bagaimana menerapkan metode-metode peningkatan kualitas aqidah dalam
kehidupan?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui prinsip-prinsip aqidah
2. Untuk mengetahui penerapan prinsip-prinsip aqidah dalam kehidupan
3. Untuk mengetahui penerapan metode-metode peningkatan kualitas aqidah
dalam kehidupan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prinsip-prinsip Akidah
1. Iman kepada Allah
Beriman kepada Allah adalah meyakini dengan penuh kesadaran bahwa Allah-
lah dzat yang paling berhak disembah, karena Dia menciptakan, membina,
mendidik dan menyediakan segala kebutuhan manusia.

2. Iman kepada malaikat


Beriman kepada malaikat adalah meyakini dengan penuh kesadaran bahwa
Allah menciptakan makhluk dari cahaya. Sifat-sifat malaikat di antaranya :
a. Selalu patuh dan taat
b. Sebagai penyampai wahyu
c. Diciptakan dari cahaya
d. Mempunyai kemampuan yang luar biasa

3. Iman kepada kitab suci


Kitab-kitab yang berasal dari firman Allah seluruhnya ada empat :
a. Taurat diturunkan kepada Nabi Musa As
b. Zabur diturunkan kepada Nabi Daud As
c. Injil diturunkan kepada Nabi Isa As
d. Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW

4. Iman kepada Nabi dan Rasul


Allah mengutus para Nabi dan Rasul untuk membawa kabar gembira kepada
umat manusia, memberi teladan akhlak mulia dan berpegang teguh terhadap
ajaran Allah. Sifat-sifat yang ada pada diri Nabi dan Rasul Allah adalah :
a. Shiddiq artinya benar. Apa yang disabdakan Nabi adalah benar karena Nabi tidak
berkata-kata kecuali apa yang diwahyukan Allah SWT.
b. Amanah artinya dapat dipercaya. Segala urusan akan dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya
c. Fathanah artinya bijaksana dan cerdas. Nabi mampu memahami perintah-
perintah Allah dan menghadapi penentangnya dengan bijaksana.
d. Tabligh artinya menyampaikan. Nabi menyampaikan kepada umatnya apa yang
diwahyukan Allah kepadanya

5. Iman kepada hari akhir


Beriman kepada hari akhir adalah meyakinibahwa manusia akan mengalami
kesudahan dan meminta pertanggung jawaban di kemudian hari.Al-Quran selalu
menggugah hati dan pikiran manusia dengan menggambarkan peristiwa-peristiwa
hari kiamat, dengan nama-nama yang unik, misalnya al-zalzalah, al-qariah, an-
naba dan al-qiyamah. Istilah-istilah tersebut mencerminkan peristiwa dan
keadaan yang bakal dihadapi manusia pada saat itu.

6. Iman kepada qada dan qadar

3
Menurut bahasa, qada memiliki beberapa pengertian yaitu : hukum, ketetapan,
pemerintah, kehendak, pemberitahuan, penciptaan. Menurut istilah adalah
ketetapan Allah sejak zaman azali sesuai dengan iradah-Nya tantang segala
sesuatu yang berkenan dengan makhluk. Sedangkan qadar adalah kejadian suatu
ciptaanyang sesuai dengan penetapan. Iman kepada qada dan qadar artinya
percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah telah menentukan tentang
segala sesuatu bagi makhluknya.
Para ulama kalam membagi takdir menjadi dua macam, yakni :
a. takdir muallaq adalah takdir yang berkaitan dengan ikhtiar (usaha) manusia.
misalnya : orang miskin berubah menjadi kaya atas kerja kerasnya.

b. takdir mubram adalah takdir yang terjadi pada pada diri manusia dan tidak
dapat diubah-ubah. misalnya : kematian, kelahiran dan jenis kelamin.

B. Menerapkan Prinsip-Prinsip Aqidah dalam Kehidupan

1. Iman Kepada Allah

Iman kepada Allah adalah keyakinan kepada zat mutlak yang Maha Esa yang
disebut Allah. Allah Maha Esa dalam zat, sifat, perbuatan dan wujudnya.
Diantara unsur-unsur keimanan kepada Allah adalah dengan mempercayai:

1) Wujud (ada) Allah dan wahdaniyat (keesaannya) sendiri dalam menciptakan,


mengatur dan mengurus segala sesuatu. Tidak bersekutu dengan siapapun
tentang kekuasaan dan kemuliaan. Tiada menyerupainya tentang zat dan
sifatnya. Hanya Dia saja yang berhak disembah, dipuja dan dimuliakan secara
istimewa. Kepadanya saja boleh menghadapkan permintaan dan
menundukkan diri tidak ada pencipta dan pengatur selain darinya.

2) Bahwa Tuhan memilih di antara hamba-Nya, yang dipandang layak untuk


memikul risalah-Nya (putusan-Nya) kepada rasul-rasul itu disampaikan
wahyu dengan perantara malaikat. Mereka berkewajiban menyeru kepada
keimanan dan mengajak mengerjakan amal saleh (perbuatan baik). Karena itu
wajiblah beriman kepada segenap rasul yang disebut dalam Al Quran.

3) Adanya Malaikat yang membawa wahyu dari Allah kepada rasul-rasul-Nya


juga mempunyai kitab-kitab suci yang merupakan kumpulan wahyu Ilahi dan
isi risalah Tuhan.

4
4) Mempercayai apa yang terkandung dalam risalah itu. Di antaranya Iman
kepada hari kebangkitan dan pembalasan. Juga iman kepada pokok-pokok
syariat dan peraturan- peraturan yang telah dipilih Tuhan sesuai dengan
keperluan hidup manusia dan selaras dengan kesanggupan mereka, sehingga
tergambarlah dengan nyata keadilan, rahmat, kebesaran dan hikmat
kebijaksanaan Ilahi

Dengan demikian beriman kepada Allah adalah meyakini bahwa Allah itu ada
(wujud) yang keberadaan-Nya tidak tergantung pada yang lain. Allah adalah dzat
yang sempurna dalam segala sifat-Nya dan suci dari segala kekurangan dan
keburukan. Oleh karena itu Allah dzat yang paling berhak disembah, karena Dia telah
menciptakan, membina, mendidik dan menyediakan segala kebutuhan
manusia.Diantara dasar keimanan tentang Allah ini adalah QS. Al Anbiya: 22 dan
QS. Ali Imran: 191. Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah,
tentulah keduanya itu telah Rusak binasa. Maka Maha suci Allah yang mempunyai
Arsy daripada apa yang mereka sifatkan. (QS. Al Anbiya: 22)

Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci
Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. (QS. Ali Imran: 191).

2. Iman Kepada Malaikat

Beriman kepada malaikat adalah meyakini dengan penuh kesadaran


bahwaAllah menciptakan mahluk dari cahaya.Rasulullah SAW bersabda: Para
malaikat diciptakan Allah dari cahaya, dan diciptakan-Nya jin dari api, sedangkan
Adam diciptakan dari apa yang dijelaskan pada kalian. (HR Muslim).Iman kepada
malaikat merupakan salah satu dari jenis keimanan kepada hal yang ghaib. Para
malaikat yang wajib kita yakini adalah Malaikat Jibril, Mikail, Israfil, Izrail,
Mungkar, Nakir, Rakib, Atid, Ridwan, dan Malik. Diantara firman Allah yang
memperkuat keyakinan kita terhadap adanya para Malaikat di atas adalah QS. Qaaf:
17-18. Para malaikat sifat taat segala perintah Allah dan tidak mendurhakainya (QS.
At Tahrim: 6) sebagaimana Malaikat Jibril yang tugas utamanya adalah
menyampaikan wahyu kepada para Nabi dan Rasul Allah(QS An Nahl : 102).

17. (yaitu) ketika dua orang Malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di
sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. 18. tiada suatu ucapanpun yang
diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir. (QS.

5
Qaaf: 17-18) Dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.(QS. At Tahrim: 6)
Katakanlah: Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Quran itu dari Tuhanmu dengan
benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi
petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).
(QS An Nahl :
102) Dengan beriman kepada malaikat, akan lebih mengenal kebesaran dan
kekuasaan Allah SWT, lebih bersyukur akan nikmat yang diberikan dan berusaha
selalu berbuat kebaikan dan menjauhi segala larangannya. Karena malaikat selalu
mengawasi dan mencatat amal perbuatan manusia.

3. Iman Kepada Kitab Suci

Iman kepada kitab Allah adalah meyakini bahwa Allah menurunkan wahyu
melalui perantara malaikat Jibril. Kitab-kitab yang berasal dari firman Allah SWT
seluruhnya ada empat, yaitu Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa as, Zabur
yang diturunkan kepada Nabi Daud as, Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa as dan
Al Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW,. Sementara itu, firman
Allah SWT dalam bentuk shuhuf yang diberikan kepada Nabi Ibrahim as.
Sebagaimana firman Allah dalam QS Al Maidah: 48 dan QS Al Ala: 19.

Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran,


membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan batu ujianterhadap Kitab-Kitab yang lain itu (QS Al Maidah: 48)
(yaitu) Kitab-Kitab Ibrahim dan Musa (QS Al Ala: 19)
Beriman kepada kitab-kitab Allah ialah beritikad bahwa Allah ada menurunkan
beberapa kitab kepada Rasulnya, baik yang berhubungan itikad maupun yang
berhubungan dengan muamalat dan syasah, untuk menjadi pedoman hidup manusia.
baik untuk akhirat, maupun untuk dunia. Baik secara individu maupun masyarakat.
Kitab-kitab Allah yang diturunkan sebelum kitab suci AlQuran tidak bersifat
universal seperti AlQuran, tapi hanya bersifat lokal untuk umat tertentu. Dan tidak
berlaku sepanjang masa. Oleh karena itu, tidak memberi jaminan terpelihara keaslian
atau keberadaan kitab- kitab tersebut sepanjang zaman sebagaimana halnya Allah
memberikan jaminan terhadap AlQuran.

6
4. Iman Kepada Nabi dan Rasul

Iman kepada Nabi dan Rasul Allah adalah meyakini bahwa Allah SWT
mengutus para Nabi dan Rasul untuk membawa kabar gembira kepada umat manusia,
memberi teladan ahlak mulia dan berpegang teguh terhadap ajaran Allah. Jumlah para
Nabi dan rasul Allah sangat banyak dan tidak diketahui jumlahnya secara pasti, tetapi
Al Quran menginformasikan keberadaan 25 Nabi dan Rasul, QS. An Nisa:164,
dengan kesempurnaan ahlak, QS.Al Ahzab: 21. dan (kami telah mengutus) Rasul-
rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan
Rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. dan Allah telah
berbicara kepada Musa dengan langsung.

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.(QS. Al Ahzab: 21)
Diantara sifat wajib yang ada pada diri Nabi dan Rasul Allah adalah;

1) Siddiq

Siddiq artinya benar. Apa yang disabdakan Nabi adalah benar karena Nabi
tidak berkata- kata kecuali apa yang diwahyukan Allah SWT.

2) Amanah

Amanah artinya benar-benar bisa dipercaya. Segala urusan akan dilaksanakan


dengan sebaik-baiknya.

3) Fathanah
Fatanah artinya bijaksana dan cerdas. Nabi Saw mampu memahami perintah-
perintah Allah dan menghadapi penentangnya dengan bijaksana.

4) Tabligh
Tabligh artinya menyampaikan. Nabi SAW menyampaikan apa yang Allah
wahyukan kepadanya. Seorang muslim wajib beriman kepada seluruh Nabi
dan Rasul-Nya yang telah diutus oleh Allah SWT, baik yang disebutkan
namanya maupun yang tidak disebutkan namanya. Seorang muslim wajib
membenarkan semua Rasul dengan sifat-sifat, kelebihan, keistimewaan satu
sama lain, tugas dan mukjizatnya masing-masing seperti yang diperintahkan
oleh Allah.

7
5. Iman Kepada Hari Akhir

Beriman kepada hari akhir adalah meyakini bahwa manusia akan mengalami
kesudahan dan dimintai tanggung jawab kelak dikemudia hari. Al Quran selalu
menggugah hati dan pikiran manusia dengan menggambarkan peristiwa-peristiwa
hari akhirat, dengan nama-nama yang unik, misalnya Al Zalzalah, Al Qariah, An
Naba, Al Qiyamah. Istilah-istilah tersebut mencerminkan peristiwa dan keadaan yang
bakal dihadapi oleh manusia pada saat itu. Disamping penggambaran kejadian hari
akhir, Al Quran juga memberi informasi tentang kesudahan manusia dalam yang
dimulai dari alam barzah hingga penentuan balasan yang berujung pada neraka bagi
mereka yang ringan amal keikanya dan balasan berupa surga bagi yang berat
timbangan kebaikanya. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al Qiyamah : 1-8

1.hari kiamat, 2. Apakah hari kiamat itu? 3. tahukah kamu Apakah hari kiamat itu? 4.
pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran, 5. dan gunung-gunung
adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.6. dan Adapun orang-orang yang berat
timbangan (kebaikan)nya,7. Maka Dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. 8.
dan Adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, (QS. Al Qiyamah :
1-8)
Keimanan kepada Allah berkaitan erat dengan keimanan kepada hari akhir. Hal ini
disebabkan keimanan kepada Allah menuntut amal perbuatan, sedangkan amal
perbuatan baru sempurna dengan keyakinan tentang adanya hari akhirat. Demi
tegaknya keadilan, harus ada suatu kehidupan baru dimana semua pihak akan
memperoleh secara adil dan sempurna hasil-hasil perbuatan yang didasarkan atas
pilihannya masing-masing.

6. Iman Kepada Qada dan Qadar

Menurut bahasa qadha memiliki beberapa pengertian yaitu: hukum, ketetapan,


pemerintah, kehendak, pemberitahuan, penciptaan. Menurut istilah qada adalah
ketetapan Allah sejak zaman azali sesuai dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu
yang berkenan dengan makhluk. Sedangkan qadar adalah terjadinya suatu ciptaan
yang sesuai dengan penetapan (qada). Iman kepada qadha dan qadar artinya percaya
dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah telah menentukan tentang segala sesuatu
bagi makhluknya, sebagaimana firman Allah dalam QS Al Furqan: 2.

8
yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai
anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya), dan Dia telah
menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-
rapiny. (QS Al Furqan:2).

Para ulama kalam membagi takdir ada dua macam, yakni takdir muallaq
dantakdir mubram. Takdir muallaq berkaitan dengan ikhtiar manusia sebagaimana
firman Allah dalam QS Ar Radu: 11. Misalnya seorang siswa dapat mengerjakan
tugas guru dengan baik jika belajar dengan sungguh-sungguh. Sedangkan takdir
mubram adalah takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan.

C. Metode Peningkatan Kualitas Akidah dalam Kehidupan

1. Meyakini Keesaan Allah

Setiap muslim harus memiliki akidah yang benar tentang Tuhan, bahwa Dia
adalah Esa. QS. Al Baqarah 163, memberi petunjuk tentang jati diri Allah. Demikian
pula firman Allah dalam QS. Al Anam 101, yang menyatakan bahwa Allah Esa
tanpa mengandalkan bantuan siapapun, karena Dia Maha Mengetahui segala sesuatu
dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia yang
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.(QS. Al Baqarah 163)

bagaimana Dia mempunyai anak Padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia
menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu. (QS. Al Anam
101).

2. Meyakini Allah menciptakan segala sesuatu

Dengan kuasa Allah alam semesta di cipta dengan sangat


mengagumkan.Keserasian dan keselarasan segala ciptaan Allah tidak hanya
mengagumkan bagi siapa yang memikirkanya, tetapi wujud karya Allah tersebut tidak
ada yang tiada guna dan manfaat. Perhatikan firman Allah dalam QS.Yunus: 3 dan
QS. Al Qamar: 49.

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi
dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy untuk mengatur segala
urusan. tiada seorangpun yang akan memberi syafaat kecuali sesudah ada izin-Nya.

9
(Dzat) yang demikian Itulah Allah, Tuhan kamu, Maka sembahlah Dia. Maka Apakah
kamu tidak mengambil pelajaran?(QS.Yunus: 3)

Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.(QS. Al Qamar: 49)

3. Meyakini Allah memberi petunjuk Al Quran sebagai pedoman hidup

Pedoman hidup seorang muslim adalah Al Quran dan hadis.Al Quran


adalah wahyu Allah sedangkan hadis adalah petunjuk yang bersumber dari diri Nabi
Muhammad SAW. Keduanya merupakan dasar dasar membangun keyakinan bahwa
Allah adalah dzat yang Maha Mutlak. Rasulullah SAW bersabda :

Telah kutinggalkan kepadamu dua pedoman. Jika kamu tetap berpegang teguh kepada
keduanya, kamu takkan tersesat selama-lamanya, yakni kitabullah dan sunnah
rasulullah. (HR. Hakim)

Keseluruhan isi Al Quran tiada sedikitpun yang meragukan kebenaranya memberi


petunjuk bagi orang yang takwa,

Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa. (QS. Al Baqarah: 2 )

4. Meyakini Allah sebagai sumber awal dan akhir kehidupan

Kepercayaan akan adanya Allah sebagai Dzat yang mencipta, merawat dan
member kehidupan manusia membawa keyakinan bahwa Dia adalah pangkal/ awal
kehidupan dan tempat kembali kelak di hari kemudian. Oleh karenanya, keyakinan
adanya hari kiamat dan kepastian balasan atas perbuatan manusia adalah kebenaran
yang tak terbantahkan.

13. Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup 14. Dan diangkatlah bumi dan
gunung- gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. 15. Maka pada hari itu
terjadilah hari kiamat, 16. Dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi
lemah. (QS. Al Haqqah: 13-16)

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan


melihat (balasan)nya. (QS. Al Zalzalah: 7)

10
5. Meyakini Allah menghargai dan memuliakan kemanusiaan

Manusia adalah makhluk Allah yang terhormat dan fungsional. Keterhormatan


itu dapat dilihat dari segi kesempurnaan penciptaanya (QS. At Tin: 4) dibanding
mahluk lainya, sehingga Allah memuliakanya tanpa pandang status dan golongan dan
secara fungsional manusia adalah yang paling layak menjadi penguasa bumi.(QS. Al
Isra: 70).

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-


baiknya. (QS. At Tin: 4) dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam,
Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-
baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan
makhluk yang telah Kami ciptakan. (QS Al Isra: 70)

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Prinsip-Prinsip Aqidah yaitu Iman kepada Allah, Iman kepada malaikat, Iman
kepada kitab suci, Iman kepada Nabi dan Rasul, Iman kepada hari akhir, Iman
kepada qada dan qadar.

Cara menerapkan metode peningkatan kualitas aqidah dalam kehidupan antara


lain Meyakini Keesaan Allah, Meyakini Allah menciptakan segala sesuatu,
Meyakini Allah memberi petunjuk Al Quran sebagai pedoman hidup,
Meyakini Allah sebagai sumber awal dan akhir kehidupan, Meyakini Allah
menghargai dan memuliakan kemanusiaan.

A. Saran

Semoga dengan adanya pembahasan makalah kami dapat menjadi masukan


dan sumber inspirasi bagi semua orang dan semoga bermanfaat. Kami menyadari
sepenuhnya bahwa kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari salah dan lupa,
oleh sebab itu kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu kami sangat harapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
terutama dari guru pembimbing, agar kedepannya dapat membuat makalah yang lebih
baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://new-article-artikel.blogspot.com/2011/12/makalah-tentang-aqidah_9079.html. diakses
pada tanggal 8 September 2015.

https://saichuw.wordpress.com/2014/07/16/bab-i-prinsip-dan-metode-peningkatan-kualitas-
akidah-islamiyah-kls-x-agama-man-kota-blitar/. Diakses pada tanggal 9 September
2015.

13

Anda mungkin juga menyukai