PERTEMUAN KE-1
PENGANTAR ILMU NAHWU
Ilmu Nahwu mempelajari isi bahasa dengan memperhatikan suara yang jatuh
(syakal huruf) pada akhir setiap kata dan menentukan posisi kata tersebut dalam
susunan kalimat. Misalnya lafad dalam al-Quran kita akan menemukan tiga
macam syakal akhir yakni bersyakal akhir dhomah, fatah atau kasrah. Ketika kita
salah menentukan syakal akhir maka akan sangat berpengaruh terhadap terjemah
dan selanjutnya berakibat fatal terhadap penentuan hukum.
Selengkapnya inilah Mabadi (Pengantar Ilmu Nahwu)
Definisi / Had:
Ilmu Pokok untuk mengetahui aturan-aturan akhir kalimat secara irb maupun
mabni
Objek Kajian / Maudhu:
Untuk aturan-aturan gramatika Bahasa Arab
Output / Tsamrah
Untuk menjaga kesalahan dalam berbicara bahasa Arab, dan alat bantu untuk
memahami Kalam Allah (Al-Quran) dan Kalam Rasulillah (Hadis).
- 1-
Pembahasan Output ilmu Nahwu adalah bagian dari Aksiologi ilmu Nahwu.
Mengingat Nahwu bukan hanya sekedar pengetahuan (Knowledge) tapi Nahwu
sudah menjadi ilmu (Science).
Aksiologi adalah tiga kerangka keilmuwan dalam Filsafat Ilmu, selain dari Aksiologi
(diartikan dengan tujuan) adalah Epistimologi (sumber pengambilan) dan Ontologi
(keberadaan dalam hal ini definisi)
Ilmu Nahwu akan jadi hiasan untuk seorang laki-laki, menjadi kemuliaannya
dimanapun. Barangsiapa yang tidak memahami Nahwu maka sebaiknya ia untuk
diam.
Keunggulan / Fadhl
Ilmu Nahwu adalah hal pertama yang harus dipelajari. Tanpanya sebuah perkataan
(dalam bahasa Arab) tidak dapat dimengerti
Seorang pengarang memang akan membanggakan karyanya. Oleh karena itu, dalam
setiap pengantar bidang ilmu (mabdi fn al-ilm), selalu dituliskan bahwa
hubungannya adalah mengungguli ilmu-ilmu yang lain.
Namun apabila dibandingkan dengan ilmu Saraf, ilmu Saraf laksana Bapak, dan Ilmu
Nahwu laksana ibunya.
Ilmu Nahwu (Syintaxis) dan ilmu Sharaf (Morfologi) disebut Qawaid al-Arabiyyah
(Tata Bahasa Arab) lantaran dalam aplikasinya kedua ilmu tersebut tidak bisa
dipisahkan satu sama lainnya.
- 2-
Ilmu Sharaf memperhatikan komposisi huruf yang membentuk sebuah kata dan
maknanya. Misalnya kata akan dibedah struktur kalimahnya sedetail
mungkin, sehingga dapat diketahui bahwa mim-nya adalah mim ism makn, sin
adalah fa fiil, jim adalah ain fiil, dan dal adalah lam fiil. Dengan begitu akan
membantu untuk mengetahui kalimat ini menunjukkan mufrad, tasniyyah atau
jamak, menunjukkan pada mudzakkar (maskulin) atau muannats (feminis) sehingga
akan membantu dalam pemecahan ilmu Nahwu. Selain itu, dengan memahami ilmu
Sharaf akan membantu dalam menemukan arti karena akan mudah mencari asal
katanya.
Peletak Pertama
Peletak pertama Ilmu Nahwu Adalah Abu Aswd al-Duali. Abu Aswad mendapatkan
tugas langsung dari Khalifah saat itu yakni Ali bin Abi Thalib Radiyallahu anhu pasca
terjadinya kesalahan pembacaan harkat pada ayat 3 dari surah al-Taubah.
Seharusnya dibaca dommah yakni Wa rasuluhu tapi dibaca kasrah yakni wa
rasulihi. Perhatikan bunyi ayatnya:
Jika dibaca dhammah (wa rasuluhu) makna dari ayat di atas adalah: Sesungguhnya
Allah dan Rasulnya tidak memperdulikan orang-orang Musyrik Namun jika dibaca
kasrah (wa rasulihi), makna dari ayat itu adalah Sesungguhnya Allah tidak
memperdulikan orang-orang Musyrik dan kepada Rasul-Nya.
Saat itu dalam al-Quran belum terdapat harkat, sementara Islam telah tersebar
sedemikian luas ke pelosok penjuru negeri dan antar negara. Al-Quran tidak hanya
menjadi bacaan orang Arab namun juga menjadi bacaan orang Ajam (non Arab).
Maka timbul inisiatif Khalifah untuk mengharkati al-Qurn dan ditunjuklah Abu
Aswad al-Dauli sebagai pengemban tugas.
- 3-
Setelah Abu Aswad al-Dualy, Ilmu Nahwu dikembangkan oleh Abu Amr bin Ala,
Imam Khalil al-Farahidi (yang pertama kali mengenalkan tajwid dalam al-Quran)
dan muridnya yaitu Imam Syibawaihi. Karya Nahwu yang paling popular di
Indonesia adalah al-Jurumiyyah karya Abu Abdillah bin Muhammad bin Daud alShanhaji yang popular dengan sebutan Ibn al-Jurumy. Karya ini sangat mudah
dipahami dan ringkas
Mengapa Ilmu Nahwu dinamai dengan Nahwu? Jawaban dari pertanyaan itu adalah
dengan mengenal sejarah Nomenklatur (penamaan) ilmu Nahwu. Adalah Abu
Aswad al-Duali yang terinspirasi dari perkataan Sayyidina Ali RA. :
:
Istimdd (sumber pengambilan) Ilmu Nawhu adalah dari al-Quran dan Hadis
Mengetahui pengambilan menjadi penting dibahas karena bagian dari Epistimologi
sebuah ilmu. Mengingat Nahwu sudah menjadi Ilmu (Science) bukan hanya sekedar
pengetahuan (Knowledge).
Maka pembahasan Ontologi, Aksiologi dan Epistimologi sama baiknya.
Hukum Mempelajari Ilmu Nahwu
Hukum mempelajari Ilmu Nahwu adalah Fardu Kifayah, namun status hukumnya
menjadi Fardu ain bagi orang yang ingin menelaah tafsir dan hadits.
Masalah ilmu nahwu adalah Qowaid-qowaid ilmu nahwu itu sendiri.
- 4-
Mabadi (Pengantar) dari setiap cabang ilmu (fan) ada 10, yaitu Had, Maudhu,
Tsamroh, Fadhol, Nisbat, Wadhi, Ism, Istimdad, Hukum, dan Masail. Masailnya
cukup dikuasai sebagian saja, namun lebih baik bila menguasai sedalam-dalamnya.
- 5-
PERTEMUAN KE-2
PEMBAGIAN KATA
Bacalah tulisan sederhana dan singkat berikut
..
.
.(:
).
Sebagian besar kita buta sama sekali dan sebagian lain masih dapat mereka-reka
untuk membacanya. Tentu ada juga yang dapat membacanya dengan mudah.
Kesulitan membaca teks arab tersebut disebabkan karena teks tersebut tidak
berharakat. Coba saja tulisan tersebut menggunakan harakat lengkap seperti di
bawah ini.
.
.
.
(:
.
) .
Setelah ditulis lengkap seperti di atas, kita yang tadinya mereka-reka atau buta sama
sekali menjadi dapat membaca dengan mudah dan lancar meski mungkin tidak tahu
artinya. Buku ini ditujukan untuk mereka yang masuk kategori dapat membaca
- 6-
tulisan Arab berharakat, tetapi buta atau hanya mampu mereka-reka tulisan Arab
tanpa harakatnya. Yakni tulisan yang sering disebut sebagai tulisan Arab gundul.
Tentunya seseorang yang ingin membaca Arab gundul harus memiliki dua hal.
Pertama, memahami kaidah tata bahasa Arab atau nahwu-sharaf. Kaidah-kaidah
inilah yang akan dipaparkan di buku ini dalam bentuk yang telah disesuaikan
dengan keadaan dan atmosfer dunia mahasiswa-mahasiswi.
Kedua, perbendaharaan kata yang cukup. Ada kenyataan menarik, bahwa ada
sebagian mereka yang telah belajar nahwu-sharaf, tetapi begitu disodori kitab
kuning, tetap saja tidak mampu membacanya. Hal itu terjadi karena perbendaharaan
kata yang kurang. Singkat kata, agar seseorang dapat membaca tulisan Arab gundul,
kira-kira enam puluh persen ditentukan oleh faktor perbendaharaan kata dan empat
puluh persen oleh tata bahasa atau nahwu-sharaf. Perbendaraan kata dapat
ditingkatkan melalui interaksi dengan kamus, teks-teks bahasa arab yang
berterjemah (yang sudah diterjemahkan) dan juga dapat dengan menggunakan alQuran terjemah. Agar dapat digunakan secara mudah dan efektif bagi para pemula,
buku ini dilengkapi dengan terjemah dari setiap kata bahasa Arab.
Pembagian Kata
Ada perbedaan penyebutan istilah dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia
mengenai kata ini. Dalam bahasa Indonesia istilah kata bermakna kalimat dalam
bahasa Arab. Kumpulan kata dalam bahasa Indonesia disebut dengan kalimat,
berbeda dengan kumpulan kalimat dalam bahasa Arab yang disebut jumlah
Ketika kedua istilah ini telah dipahami dengan benar, maka akan memudahkan
pemahaman ke tahap selanjutnya.
Semua bahasa manusia tersusun dari tiga komponen dasar yaitu:
- 7-
Sedangkan Huruf al-Maani adalah harf yang memiliki makna dan sebagai kata
penghubung dalam kalimat. Harf tidak bisa berdiri sendiri, namun harus masuk dan
bersama kalimat isim atau fiil.
Dalam hal ini. Huruf al-Maani diklasifikasikan menjadi tiga macam.
Pertama : Huruf yang hanya dapat bersambung dengan fiil. Yaitu:
Huruf
Kata
Arti
Huruf
Kata
Arti
Untuk
Ketahuilah
Tidak akan
Ketahuilah
Bila dmikian
Kethuilah
- 8-
Agar, untuk
Jika bukan
Belum, tidak
Jika bukan
Tidak
)(
Akan
( (Hendaknya
Akan
)(
Jangan
Sekali2 tdk
Jika
) (Sungguh
Seandainya
) (Terkadang
Apabila
Tidak akan
Untuk
Tidak,
belum
Agar
Jikalau
()
Dari, tentang
Hai
Ke
Kepada, di atas
Sesunngguhnya
Di, di dalam
Seakan-akan
Dengan, karena
Tetapi
Untuk, bagi
Andaikan
Seperti
Agar, semoga
Hingga, sampai
Adapun
Demi
Baik itu
Demi
- 9-
Demi
Kebanyakan
Tidak ada
Bukan, tidak
Sejak
Kecuali
Selain
Selain
Selain
Dan
Bukan,
Maka
tidak, tidak
Kemudian
ada
Sehingga
Tetapi
Apakah
()
Bukan
Apakah
Bahkan
Atau
Atau
Kenyataan jumlah harf yang sangat terbatas ini memungkinkan harf dihafal dengan
mudah dan cepat, dan dengan alasan ini pula, pembahasan harf didahulukan.
Hafalkan harf dan artinya. Namun demikan, harf bukan hanya yang telah disebutkan
di atas, masih banyak lagi jenis-jenis harf lain. Seperti harf
2. ISIM ()
Isim dapat dikatakan sebagai kata benda dengan tanda-tanda sebagai berikut:
- 10 -
Contoh
Tanda
Letak Tanda
Di awal kata
)___( Di akhir kata
Sebelum kata
Sebelum kata
) (Di akhir kata
Kata-kata
- 11 -
Adalah harf, karena masuk dalam salah satu daftar kata pada tabel harf yang telah
dihafal di atas, sedangkan
Adalah isim, karena memiliki salah satu dari tanda-tanda isim. Dan pastinya yang
bukan harf dan juga tidak memiliki tanda isim, kata-kata di bawah ini
Adalah fiil.
Penggunaan istilah Kata Benda, Kata Kerja dan Kata Tugas dalam tata bahasa
Indonesia, sebenarnya tidak sama persis dengan Isim, Fi'il dan Harf dalam tata
bahasa Arab. Namun dapat dipakai untuk sekadar mendekatkan pengertian.
LATIHAN SOAL
Tentukanlah mana Isim, fiil atau huruf pada setiap kata yang ada dalam paragraf di
bawah ini, kemudian coba terjemahkanlah ke dalam bahasa Indonesia dengan
bantuan kamus.
.
.
.
( :
.
.)
- 12 -
PERTEMUAN KE-3
JUMLAH ISMIYYAH DAN JUMLAH FIILIYAH
Kalimat atau jumlah dalam bahasa Arab dibagi menjadi dua. Yaitu jumlah ismiyyah
atau kalimat nominal dan jumlah filiyah atau kalimat verbal.
- 13 -
Pada contoh 1 dan contoh 2 dapat kita lihat kesesuaian anara mubtada dan khobar
dalam hal bilangannya. Sedangkan pada contoh 3 khobarnya adalah berupa
jumlah/kalimat.
Jumlah ismiyah bisa berbentuk kalimat nominal apabila khobarnya berupa kalimah
isim (kata benda)
( Zaid sedang membaca)
Jumlah Ismiyyah
Arti
muslim itu memasuki masjid
muslimah itu memasuki masjid
- 15 -
Catatan: Selain Jumlah Ismiyyah dan Jumlah Filiyyah, ada juga Syibul Jumlah.
Syibhul Jumlah adalah susunan kata yang terdiri dari jar majrur atau dharaf.
Contoh:
LATIHAN SOAL
= Ke Masjid
= Di sisi Allah
1. Tentukanlah Mana Jumlah Ismiyyah, Mana Jumlah Filiyyah, dan Mana Syibhul
Jumlah
Jumlah
Jenis Jumlah
2. Buatlah tiga contoh jumlah ismiyyah dan tiga contoh jumlah filiyyah, dengan
subjek ( fail ) satu bentuk mufrad, satu bentuk mutsanna dan satu bentuk jamak !
- 16 -
PERTEMUAN KE-4
/
(=apakah)
(=apakah engkau sakit?)
(=tidak, saya sehat)
/
(=apa)
(=apa yang kau tulis?)
(=aku menulis surat)
(=siapa)
(=siapa yang menulis ini?)
(=Ahmad yang menulis ini)
(=yang mana) (=pena yang mana kau suka?) (=aku suka pena yang hitam)
(=kapan)
(=kapan engkau pergi?)
(=aku pergi besok)
(=dimana)
(=dimana engkau pergi?)
(=aku pergi ke kampung)
(=bagaimana)
(=bagaimana engkau pergi?)
(=aku pergi dengan bus)
(=berapa)
(=berapa hari engkau pergi?) (=aku pergi selama tiga hari)
/
(=mengapa)
(=mengapa kau terlambat?)
(=jalanan macet)
- 17 -
(=kenapa)
(=punya siapa)
(=kenapa kau bertanya itu?)
(=kepunyaan siapa pena ini?)
(=sungguh aku tidak paham)
(=ini pena Ahmad)
LATIHAN SOAL
Buatlah dialog atau tanya jawab dengan menggunakan menggunakan bahasa Arab,
dengan menggunakan kata tanya seperti yang telah dicontohkan di atas, minimal
sepuluh baris!
- 18 -
PERTEMUAN KE-5
(= 'Isa)
=( Maryam)
(= putera)
=( puteri)
(= sapi jantan)
=( sapi betina)
(= laut)
=( angin)
Dari segi bentuknya, Isim Muannats biasanya ditandai dengan adanya tiga
jenis huruf di belakangnya yaitu:
a) Ta Marbuthah (). Misalnya:
=( Fathimah), =( sekolah)
= seorang laki-laki
= dua orang laki-laki
= sebuah perisai
= seorang muslimah
Untuk mudzakkar diakhiri dengan Waw dan Nun Fathah ( )dalam keadaan rafa
atau Ya dan Nun ( ) dalam keadaan nashab dan jar. Disebut juga jama mudzakkar
salim
Sedangkan untuk muannats selalu diakhir dengan Alif dan Ta (). Atau disebut
juga dengan jama muannats salim.
Contoh:
Mufrad
Tarjamah
Jamak
Tarjamah
= seorang putera
= putera-putera
= seorang puteri
= puteri-puteri
= seorang muslim
/ = muslim-muslim
- 20 -
= seorang muslimah
= muslimah-muslimah
= seorang alim
= orang-orang alim
= seorang laki-laki
= para laki-laki
= seorang perempuan
= perempuan-perempuan
LATIHAN SOAL
1. Tunjukkan mana isim mudzakkar dan mana isim muannats dalam kalimatkalimat di bawah ini.
Kalimat
Jenis Isim
Kalimat
Jenis Isim
Mudzakkar
Isim Mutsanna
Muannats
- 21 -
Mudzakkar
Isim Mufrad
- 22 -
PERTEMUAN KE-6
NAKIRAH (Definitif ) - MA'RIFAH (Indefinitif)
Menurut penunjukannya, Isim dapat dibagi dua:
1) ISIM NAKIRAH atau kata benda bentuk umum atau tak dikenal (indefinitf).
2) ISIM MA'RIFAH atau kata benda bentuk khusus atau dikenal (definitif).
Isim Nakirah merupakan bentuk asal dari setiap Isim, biasanya ditandai dengan
huruf akhirnya yang bertanwin ( _ __ ). Sedangkan Isim Ma'rifah biasanya ditandai
dengan huruf Alif-Lam ( ) di awalnya.
Contoh: =( Ahmad), =( Ali), =( Makkah)
2. ISIM DHAMIR (Kata Ganti). Yaitu kata yang mewakili atau menggantikan
penyebutan sesuatu atau seseorang atau sekelompok benda/orang.
=( rumah guru)
LATIHAN SOAL
Bedakan mana yang merupakan isim marifat dan nakirah pada kata-kata di bawah
ini.
Kata
Nakirah/Makrifah
Alasan
- 24 -
- 25 -
PERTEMUAN KE-7
ISIM ISYARAH (Kata Tunjuk)
ISIM MAUSHUL (Kata Sambung)
Isim Isyarah (Kata Tunjuk)
Isim Isyarah adalah isim yang menunjukkan sesuatu yang tertentu baik secara nyata
dengan tangan atau yang lain apabila yang ditunjukkan itu berada dihadapan orang
yang menunjuk. Atau penunjukkan itu secara tidak nyata ( maknawi ) apabila yang
ditunjuk itu memang tidak nyata atau sesuatu yang ditunjuk itu tidak berada
dihadapan orang yang menunjuk.
Pada dasarnya, ada dua macam Kata Tunjuk:
1) Isim Isyarah atau Kata Tunjuk untuk yang dekat: =( ini).
Contoh dalam kalimat: =( ini sebuah buku)
2)
menjadi:
=( itu). Contoh: =( itu sebuah majalah)
Adapun bila Isim yang ditunjuk itu adalah Mutsanna (Dual), maka:
1) menjadi
. Contoh: =( ini dua buah buku)
2) menjadi
. Contoh:
=( ini dua buah majalah)
3)
menjadi
. Contoh:
=( itu dua buah buku)
4)
menjadi
. Contoh:
=( itu dua buah majalah)
- 26 -
Untuk
dan
digunakan ketika irab rafa saja, sedangkan untuk irab nashab
Dan dengan isyaratkanlah untuk jamak secara muthlak/keseluruhan.
Namun, kebanyakan digunakan untuk yang berakal, jarang digunakan untuk yang
tidak berakal, yang tidak berakal biasanya menggunakan .
Contoh untuk penggunaan terhadap jamak yang berakal:
Mereka itulah yang mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan mereka itulah
orang-orang yang beruntung (QS. Al-Baqarah : 5)
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan dimintai
pertanggung jawabannya. (QS. Al-Isra : 36)
Dan contoh syair dari Jarir:
...
Celalah semua area setelah tempat yang bernama al-Liwa, dan kehidupan setelah
hari-hari itu.
- 27 -
Namun, menurut pendapat Ibnu Athiyyah, penggunaan
hanya khusus untuk
yang berakal, sedangkan syair yang dari jarir tersebut yang benar adalah
( bukan
) .
Pendapat Ibnu Athiyyah ini dibantah oleh Abu Hayyan dalam tafsirnya Al-Bahr alMuhith bahwa para pakar Nahwu menyenandungkan syair tersebut dengan kalimat
, sedangkan mereka tidak akan menyenandungkan suatu syair kecuali
sebagaimana yang diriwayatkan. Penggunaan
terhadap yang tidak berakal,
menurut Abu Hayyan adalah perkara yang tidak diperselisihkan, sebagaimana
berliau katakan :
Mengenai mutlaknya penggunaan
terhadap yang tidak
berakal, kami tidak melihat adanya perselisihan di dalamnya.
Lebih dari itu, mengenai simpang siurnya syair dari jarir tersebut, apakah
atau
yang benar, andaikan yang benar adalah
, hal ini
tetap tidak mempengaruhi terhadap kebolehan penggunaan
terhadap sesuatu
yang tidak berakal, karena ungkapan dari al-Quran, khususnya QS al-Isra : 36 sudah
sangat cukup sebagai syahid (bukti) atas bolehnya penggunaan
terhadap
sesuatu yang tidak berakal. Sebagaimana disebutkan dalam catatan kaki Syarh Ibnu
Aqil yang di-tahqiq oleh Muhammad Muhyiddin Abdul Hamid.
.......
.. Karena ayat yang mulia yang telah kami bacakan di atas (maksudnya adalah QS
Al-Isra : 36) sudah sangat cukup sebagai syahid atas bolehnya penggunaan isyarat
dengan terhadap jamak dari selain yang berakal.
- 28 -
Berikut ringkasan penjelasan tentang penggunaan isim isyarah, dikutip dari tulisan
Prof. Walid Jabir dalam situs www.schoolarabia.com
Isim Isyarah
Diisyaratkan untuk
1)
menjadi:
sedangkan menjadi:
- 30 -
PERTEMUAN KE-8
ISIM 'ALAM dan DHAMIR
Isim Alam
Dalam golongan Isim, ada yang disebut dengan Isim 'Alam yaitu Isim yang
merupakan nama dari seseorang atau sesuatu. Di bawah ini beberapa contoh Isim
'Alam (nama), bacalah dengan suara nyaring dan jelas satu persatu:
- - - - - -
- - - - -
- - - - - - - - - - -
- - - - -
= Ahmad menyayangi anak-anak
= Dia menyayangi mereka
Pada contoh di atas, kata diganti dengan =( dia), sedangkan =( anakanak) diganti dengan =( mereka).
Kata dan dinamakan Dhamir atau Kata Ganti.
- 31 -
Dhamir, terbagi menjadi dua, dhamir yang tampak (bariz) dan dhamir yang
tersembunyi (mustatir).
Dhamir Bariz / Tampak
Dhamir yang tampak ( bariz) juga diklasifikasikan menjadi dua: yaitu dhamir
munfashil (terpisah) dan muttashil (bersambung).
1. Dhamir bariz munfashil
Dhamir bariz munfashil adalah dhamir yang tampak dan terpisah (berdiri sendiri) Ini
juga terbagi menjadi 2, yaitu dhamir bariz munfashil rafa dan dhamir bariz
munfashil nashab.
a. Dhamir bariz munfashil rafa. Ini terjadi ketika dhamir ini berkedudukan
menjadi fail, mubtada, khabar dan naib al-fail
Dhamir
Contoh
Arti
Dia (lk)
Mereka berdua
Mereka (lk)
Ghaib
Dia (pr)
Mereka berdua
Mereka (pr)
Kamu (lk)
Kalian berdua
Kalian (lk)
Mukhath-thab
Kamu (pr)
Kalian berdua
Kalian (pr)
Saya
Mutakallim
- 32 -
Kami, kita
b. Dhamir bariz munfashil nashab, ini terjadi ketika dhamir ini berkedudukan
sebagai maful bih.
Dhamir
Contoh
Arti
kepadanya (lk)
Kepada mereka berdua
Kepadamu (lk)
kepadaku
Mutakallim
Kepada kami/kita
Dhamir
Contoh
Arti
Saya belajar
Kamu (lk) belajar
Kalian (lk) belajar
Kalian (pr) belajar
Kami belajar
Mereka berdua (lk) belajar
Mereka berdua (pr) belajar
Mereka berdua (lk) belajar
Mereka berdua (pr) belajar
Belajarlah kalian berdua
Mereka (lk) belajar
Mereka (lk) belajar
Belajarlah kalian (lk)
Dia (pr) belajar
Belajrlah kamu (pr)
b. Dhamir bariz muttashil nashab. Dhamir ini terjadi apabila bersambung
dengan fiil atau inna serta kawan-kawannya, dan berkedudukan sebagai
maful bih (objek).
Dhamir
Contoh
Arti
Allah merahmatiku
Mutakallim
Allah merahmati kita
Mukhath-thab
Allah merahmatimu (lk)
- 34 -
Bukuku
Mutakallim
Buku kita
Bukumu (lk)
Bukumu (pr)
Mukhath-thab
Buku kalian berdua
Buku kalian (lk)
Buku kalian (pr)
Bukunya (lk)
Bukunya (pr)
Ghaib
Buku mereka berdua
Buku mereka (lk)
Buku mereka (pr)
Dhamir Mustatir / Tersembunyi
- 35 -
Dhamir mustatir adalah dhamir atau kata ganti, namun tidak muncul dan tidak
tampak dalam penulisan atau pengucapan. Dhamir mustatir ini terbagi menjadi dua,
yaitu dhamir wajib mustatir (wajib disembunyikan) dan dhamir jaiz mustatir (boleh
disembunyikan ataupun ditampakkan).
1. Dhamir wajib mustatir (wajib disembunyikan)
Dhamir wajib mustatir menempati pada :
No
Contoh
Fiil Mudhari yang
diawali Nun Mudharaah Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling
untuk Mutakallim Maal baik
Ghair (kami lk/pr)
Fiil Mudhari yang
Pengertian dhamir yang Jaiz Mustatir adalah: Isim Dhamir mustatir dimana
posisinya bisa digantikan oleh Isim Zhahir pun oleh Isim Dhamir Munfashil.
Dhamir jaiz mustatir menempati pada:
Contoh
No
1
LATIHAN SOAL
!Temukan mana isim alam dan jenis isim dhamir dalam paragraf di bawah ini
.
..
.
.
. .
. .
. .
.
- 37 -
.
..
- 38 -
PERTEMUAN KE-9
- / - / -
SIFAT - MAUSHUF (Sifat dan Yang Disifati)
MUDHAF - MUDHAF ILAIH (Kata Majemuk)
MUBTADA' - KHABAR (Subjek dan Predikat)
Berkaitan dengan Nakirah dan Ma'rifah, khususnya penggunaan Alif-Lam di
awal kata atau baris Tanwin di akhir kata, ada beberapa pola kalimat (rangkaian
kata) yang perlu kita ketahui perbedaannya dengan baik. Yaitu:
1. SHIFAT ( )dan MAUSHUF ()
Bila rangkaian dua buah Isim atau lebih, semuanya dalam keadaan Nakirah
(tanwin) atau semuanya dalam keadaan Ma'rifah (alif-lam) maka kata yang di depan
dinamakan Maushuf (yang disifati) sedang yang di belakang adalah Shifat.
( = sebuah) rumah baru
=( rumah guru)
- 39 -
Bila Mudhaf berupa Isim Mutsanna atau Jamak Mudzakkar Salim maka
huruf Nun di akhirnya dihilangkan. Perhatikan contoh di bawah ini:
=( muslimin Jawa)
dari kata
=( dua orang muslim)-->Mutsanna
(= rumah yang besar itu luas)
(= rumah yang besar itu)
(= luas)
(= baju Zaid itu indah)
(=baju Zaid itu)
(= indah)
(= kunci rumah besar itu kecil)
(= kunci rumah besar itu)
(= kecil)
- 40 -
(sebuah rumah yang baru)
(rumah guru)
(rumah itu baru)
(rumah yang besar)
(rumah pegawai)
(rumah itu besar)
LATIHAN SOAL
Buatlah contoh susunan shifat-maushuf, mudhaf-mudhaf ilaih dan mubtadakhabar! masing-masing lima contoh.
- 41 -
PERTEMUAN KE-10
ISIM JAMID (Isim Solid)
ISIM MUSYTAQ (Isim Bentukan)
Isim Jamid (Isim Solid)
Menurut asal kata dan pembentukannya, isim atau kata benda terbagi dua:
) yaitu Isim yang tidak terbentuk dari kata lain.
1. ISIM JAMID (
2. ISIM MUSYTAQ (
)yaitu Isim yang dibentuk dari kata lain.
Isim Jamid terbagi dua:
=( keberanian)
Contoh: =( ilmu), =( keadilan),
Mashdar adalah Isim yang menunjukkan peristiwa atau kejadian yang tidak
disertai dengan penunjukan waktu. Berbeda dengan fi'il yang terikat dengan waktu,
apakah di waktu lampau, sekarang atau akan datang. Contoh:
- 42 -
Setiap fi'il memiliki mashdar. Dengan kata lain, Mashdar adalah bentuk Isim
- = menolong
- - = mengingat, menyebut
- - = menangis
- - = berdiri
- - = bersujud
- - = memberi makan
- - = bertani
- - = mengajar, memberitahu
- - = mengingatkan
Isim Musytaq (Isim Bentukan)
Isim Musytaq ialah Isim yang dibentuk dari kata lain dan memiliki makna
yang berbeda dari kata pembentuknya. Isim Musytaq itu ada tujuh macam:
1. ISIM FA'IL (
)atau Isim Pelaku (yang melakukan pekerjaan).
Isim Fa'il ada dua wazan (pola pembentukan) yaitu:
a)
bila berasal dari Fi'il Tsulatsi (Fi'il yang terdiri dari tiga huruf)
b) bila berasal dari Fi'il yang lebih dari tiga huruf
Fi'il
Isim Fa'il
(=mengetahui) -
=( yang mengetahui)
(=tidur)
-
=( yang tidur)
- 43 -
(=makan) - `
=( yang makan)
(=menyerah) -
=( yang menyerah)
(=berinfak)
=( yang berinfak)
(=mohon ampun) -
=( yang mohon ampun)
Disamping itu dikenal pula istilah bentuk MUBALAGHAH ( ) dari Isim Fa'il yang
berfungsi untuk menguatkan atau menyangatkan artinya. Contoh:
Fi'il
Isim Fa'il
Isim Mubalaghah
-
/ =( yang sangat mengetahui)
/ =( yang banyak tidur)
=( senang)
=( orang senang)
- =( buta)
=( orang buta)
=( mati)
=( orang mati)
-
=( lapar)
=( orang kelaparan)
) yaitu Isim yang dikenai pekerjaan.
3. ISIM MAF'UL (
Fi'il
Isim Maf'ul
- =( mengampuni)
=( yang diampuni)
- =( mengetahui)
=( yang diketahui)
- =( menjual)
=( yang dijual)
- =( berkata)
=( yang diucapkan)
- 44 -
=( sangat mengetahui)
=( yang lebih mengetahui)
=( sangat besar)
=( yang lebih besar)
=( sangat dekat)
=( yang lebih dekat)
=( sangat utama)
Disamping itu, terdapat pula bentuk yang sedikit agak berbeda, seperti:
Sifat Musyabbahah
Isim Tafdhil
=( yang sangat)
=( yang lebih sangat)
=( yang berhak)
=( yang lebih berhak)
=( yang mulia)
=( yang lebih mulia)
5. ISIM ZAMAN ( ) yaitu Isim yang menunjukkan waktu dan ISIM MAKAN (
/=( menulis)
=( kantor)
/=( bermain)
=( tempat bermain)
/=( bersujud)
=( masjid)
/=( melahirkan)
=( hari kelahiran)
/=( menjanjikan)
=( hari yang dijanjikan)
/=( berkumpul)
=( perkumpulan, pertemuan)
6. ISIM ALAT ( ) yaitu Isim yang menunjukkan alat yang digunakan untuk
melakukan suatu Fi'il atau pekerjaan.
- 45 -
Fi'il
) (=membuka/
) (=menimbang /
) (=duduk
/
) (=nyaring /
Isim Alat
) (=kunci
) (=timbangan
) (=tempat duduk
) (=pengeras suara
LATIHAN SOAL
Tentukanlah mana isim jamid dan isim musytaq yang terdapat dalam paragraf dj
bawah ini serta berikan alasannya! Kemudian terjemahkanlah ke dalam bahasa
!Indonesia
.
.
.
.
- 46 -
PERTEMUAN KE-11
FI'IL MADHI (Kata Kerja Lampau)
Fi'il atau Kata Kerja dibagi atas dua golongan besar menurut waktu terjadinya:
atau Kata Kerja Lampau.
1. FI'IL MADHY (
2. FI'IL MUDHARI' ()
atau Kata Kerja Kini/Nanti.
Baik Fi'il Madhy maupun Fi'il Mudhari', senantiasa mengalami perubahan bentuk
= saya mengerjakan
= kami mengerjakan
= dia (lk) mengerjakan
= mereka (lk) mengerjakan
Perlu diketahui, bahwa dalam sebuah JUMLAH FI'LIYYAH (
atau Kalimat
)
Verbal (kalimat sempurna yang mengandung Kata Kerja), letak Fa'il (Pelaku) bisa di
depan dan bisa pula di belakang Fi'il (Kata Kerja).
-
-
-) .
a. Bila Fa'il mendahului Fi'il maka perubahan bentuk dari Fi'il tersebut harus
mengikuti ketentuan Mudzakkar/Muannats dan Mufrad/Mutsanna/Jamak.
Contoh Jumlah Fi'liyyah dengan Fi'il Madhy yang terletak setelah Fa'il:
2) Untuk Fa'il lainnya ( - - -
-
-
- )
tetap mengikuti pola perubahan bentuk Fi'il sebagaimana mestinya.
Fi'il Madhy
Arti
saya telah memasuki masjid
kami telah memasuki masjid
Engkau (lk) telah memasuki masjid
engkau (pr) telah memasuki masjid
kamu berdua telah memasuki masjid
kalian (lk) telah memasuki masjid
kalian (pr) telah memasuki masjid
LATIHAN SOAL
Temukan fiil madhi dalam paragraf di bawah ini, kemudian terjemahkan paragraf
ini ke dalam bahasa Indonesia dengan bantuan kamus.
.)(:.
. .) ( :
.) ( :
.
- 49 -
PERTEMUAN KE-12
FIIL MUDHARI (Kata Kerja Kini/Nanti)
Untuk Fi'il Mudhari', perubahan bentuknya terjadi di awal kata dan di akhir kata.
Dhamir
Fi'il Mudhari'
Tarjamah
= saya mengerjakan
= kami mengerjakan
= engkau (lk) mengerjakan
= engkau (pr) mengerjakan
= kamu berdua mengerjakan
= kalian (lk) mengerjakan
= kalian (pr) mengerjakan
= dia (lk) mengerjakan
= dia (pr) mengerjakan
= mereka berdua (lk) mengerjakan
= mereka berdua (pr) mengerjakan
= mereka (lk) mengerjakan
a. Bila Fa'il mendahului Fi'il maka perubahan bentuk dari Fi'il tersebut harus
mengikuti ketentuan Mudzakkar/Muannats dan Mufrad/Mutsanna/Jamak.
- 50 -
Contoh Jumlah Fi'liyyah dengan Fi'il Mudhari' yang terletak setelah Fa'il:
b. Sedangkan bila Fi'il mendahului Fa'il, maka bentuk Fi'il tersebut selalu Mufrad,
(meskipun Fa'il-nya Mutsanna atau Jamak). Tetapi untuk bentuk Mudzakkar dan
Muannats tetap dibedakan sesuai dengan bentukl mufradnya.
Contoh Jumlah Fi'liyyah dengan Fi'il Mudhari' yang terletak sebelum Fa'il:
2) Untuk Fa'il lainnya ( - - -
-
-
- )
tetap mengikuti pola perubahan bentuk Fi'il sebagaimana mestinya.
Fi'il Mudhari'
Arti
()
saya memasuki masjid
)
(
kami memasuki masjid
)
(
Engkau (lk) memasuki masjid
)
(
engkau (pr) memasuki masjid
- 51 -
( )
( )
( )
LATIHAN SOAL
Temukan fiil mudhari dalam paragraf di bawah ini, kemudian terjemahkan paragraf
ini ke dalam bahasa Indonesia dengan bantuan kamus.
.
. :
()
.(:)
- 52 -
PERTEMUAN KE-13
- - - -
.
Fa'il
Fi'il Amar
Tarjamah
= (engkau -lk) kerjakanlah!
= (engkau -pr) kerjakanlah!
= (kalian -pr) kerjakanlah!
Contoh dalam kalimat: dari fi'il =( beramal, bekerja) menjadi Fi'il Amar:
= bekerjalah untuk akhirat kamu berdua
= bekerjalah untuk akhirat kalian (lk)
Dari fi'il
=( mendirikan) menjadi Fi'il Amar:
= dirikanlah shalatmu (pr)
= dirikanlah shalat kamu berdua
= dirikanlah shalat kalian (lk)
= dirikanlah shalat kalian (pr)
Sebagai catatan, bila huruf akhir yang sukun dari sebuah Fi'il bertemu dengan
awalan Alif-Lam dari sebuah Isim Ma'rifah, maka baris sukun dari huruf akhir fi'il
tersebut berubah menjadi baris kasrah. Contoh:
+
=
(=shalat)
(=dirikanlah)
(=dirikanlah shalat)
LATIHAN SOAL
Berikan contoh penggunaan fiil amar dalam al-Quran, sekurang-kurangnya lima
ayat.
- 54 -
PERTEMUAN KE-14
memasukkan huruf di
awal Fi'il Amar. Perhatikan polanya di bawah ini:
Fa'il
Fi'il Amar
Fi'il Nahy
Tarjamah
= jangan (engkau -lk) kerjakan
= jangan (engkau -pr) kerjakan
= jangan (kalian -lk) kerjakan
Dari fi'il
=( takut) dan fi'il =( sedih) menjadi Fi'il Nahy:
= jangan (engkau -lk) takut dan jangan sedih
PERTEMUAN KE-15
-
FI'IL MA'LUM (Kata Kerja Aktif)
FI'IL MAJHUL (Kata Kerja Pasif)
Dalam tata bahasa Indonesia, dikenal istilah Kata Kerja Aktif dan Kata Kerja Pasif.
Perhatikan contoh berikut ini:
Abubakar membuka pintu. --> kata "membuka" disebut Kata Kerja Aktif.
Pintu dibuka oleh Abubakar. --> kata "dibuka" disebut Kata Kerja Pasif.
Dalam tata bahasa Arab, dikenal pula istilah Fi'il Ma'lum dan Fi'il Majhul yang
fungsinya mirip dengan Kata Kerja Aktif dan Kata Kerja Pasif.
Perhatikan contoh kalimat di bawah ini:
(= Umar memukul)
(= Umar dipukul)
Fi'il
=( memukul) adalah Fi'il Ma'lum (Kata Kerja Aktif). Fa'il atau Pelakunya
adalah Umar bersifat aktif (melakukan pekerjaan yakni memukul).
(=dipukul) adalah Fi'il Majhul (Kata Kerja Pasif). Fa'il atau Pelakunya tidak
Fi'il
diketahui (tidak disebutkan). Untuk itu, dalam Fi'il Majhul, dikenal istilah Naib al
Fa'il (
) atau Pengganti Fa'il (Pelaku).
Dalam contoh di atas, Umar adalah Naib al-Fa'il (pengganti Pelaku).
Fi'il Majhul dibentuk dari Fi'il Ma'lum dengan perubahan sebagai berikut:
a) Huruf pertamanya menjadi berbaris Dhammah
b) Huruf sebelum huruf terakhirnya menjadi berbaris Kasrah untuk Fi'il Madhy dan
menjadi berbaris Fathah untuk Fi'il Mudhari'.
- 56 -
Fi'il Madhy
Fi'il Mudhari'
Fi'il Ma'lum
Fi'il Majhul
Fi'il Ma'lum
Fi'il Majhul
Contoh-contoh dalam kalimat:
= aku diperintah agar menyembah Allah
= kami diperintah agar menyembah Allah
= engkau (lk) diperintah agar menyembah Allah
= engkau (pr) diperintah agar menyembah Allah
= kamu berdua diperintah agar menyembah Allah
= kalian (lk) diperintah agar menyembah Allah
= kalian (pr) diperintah agar menyembah Allah
= dia (pr) diperintah agar menyembah Allah
= mereka (2 pr) diperintah agar menyembah Allah
= kamu berdua dikenal dari bicara kamu berdua
= kalian (lk) dikenal dari bicara kalian
- 57 -
LATIHAN SOAL
Buatlah contoh kalimat dengan menggunakan fiil malum dan fiil majhul!, masingmasing lima contoh.
- 58 -
PERTEMUAN KE-16
FI'IL MUJARRAD
Menurut asal kata dan pembentukannya, Fi'il terbagi dua:
)
1. FI'IL MUJARRAD (
yaitu fi'il yang semua hurufnya asli.
2. FI'IL MAZID ()
yaitu fi'il yang mendapat huruf tambahan.
Fi'il Mujarrad pada umumnya terdiri dari tiga huruf sehingga dinamakan pula FI'IL
MUJARRAD TSULATSI ()
dan mempunyai enam wazan ( )atau
timbangan (pola huruf dan harakat) yakni:
-
=( menolong)
1.
-
misalnya:
2.
-
misalnya:
-
=( duduk)
3.
-
misalnya:
- =( membuka)
4.
-
misalnya:
- =( mengetahui)
5.
-
misalnya:
- =( menjadi banyak)
6.
-
misalnya:
-
=( menghitung)
Disamping Fi'il Mujarrad Tsulatsi yang terdiri dari tiga huruf, terdapat pula Fi'il
)
Mujarrad Ruba'i (
yang terdiri dari empat huruf. Fi'il Mujarrad Ruba'i
=( membisikkan waswas),
Contoh: - =( menerjemahkan),
-
-=( menggoncang-goncangkan).
LATIHAN SOAL
Berikan contoh fiil mujarrad sebanyak dua puluah buah dengan bantuan kamus
bahasa Arab!
- 59 -
PERTEMUAN KE-17
FI'IL MAZID
Fi'il Mazid berasal dari Fi'il Mujarrad yang mendapat tambahan huruf:
1) Fi'il Mazid dengan tambahan satu huruf. Terdiri dari beberapa wazan seperti:
- =( keluar)
=( mengeluarkan)
- =( lepas)
- =( melepas, mengirim)
- =( datang)
- =( mendatangkan)
- =( mengetahui)
- =( mengajar)
- =( turun)
- =( menurunkan)
c.
( huruf tambahannya: Mad Alif setelah huruf pertama)
Fi'il Mujarrad
Fi'il Mazid
- =( membunuh)
- =( berperang)
- =( memisah)
- =( berpisah)
- =( mendahului)
=( berlomba)
2. Fi'il Mazid dengan tambahan dua huruf. Terdiri dari beberapa wazan seperti:
- 60 -
=( menceraikan)
-
=( pergi)
- =( membelah)
- =( terbelah)
- =( membalik)
=( terbalik)
-
=( mengumpulkan)
- =( berkumpul)
-=( menyebarkan)
- =( tersebar)
-
=( meraba-raba)
-
=( meraba)
-
=( putih)
-
=( memutih)
=( merah)
-
- =( memerah)
=( hitam)
-
- =( menghitam)
-
( huruf tambahan: Ta di awal dan Mad Alif di tengah)
d.
Fi'il Mujarrad
Fi'il Mazid
-=( dengki)
Fi'il Mujarrad
=( mengetahui)
-
-=( besar)
- =( berfikir)
Fi'il Mazid
-=( belajar)
-=( membesarkan diri)
-=( memusatkan fikiran)
3. Fi'il Mazid dengan tambahan tiga huruf. Wazan yang biasa ditemukan adalah:
-
=( menghadap)
=( menerima)
- =( keluar)
- =( minta keluar)
LATIHAN SOAL
Carilah contoh-contoh Fi'il Mazid dari al-Quran dan al-Hadits dan masukkan ke
dalam wazan-wazan yang sesuai dengan kaidah di atas.
- 62 -
PERTEMUAN KE-18
ISIM MABNI
Isim mabni adalah isim yang tidak berubah bentuk akhirnya walaupun
kedudukannya dalam kalimat berubah.
Isim Mabni ada delapan, yaitu:
1. Dhamir
2. Isim isyarah
3. Isim maushul
4. Isim syarat
5. Isim istifham
6. Adad murakkab dari 11-19 (kecuali 12)
7. Sebagian zharaf dan yang tersusun dari zharaf
8. Isim fiil
Isim-isim mabni tidak bertanwin dan sebagian besar menyerupai huruf. Semua isim
mabni menetapi satu keadaan, tidak berubah dari sukun atau fathah atau dhammah
atau kasrah.
huruf akhirnya) akan tetapi menjadi pada posisi rafa, nashab atau jarsesuai yang
dituntut oleh posisinya.
Catatan:
Disebutkan pada poin ke dua bahwa isim-isim mabni selalu dalam satu bentuk.
Terkadang isim murab ketika terletak pada posisi tertentu menjadi mabni dengan
mabni sementara dikarenakan menempati posisi-posisi ini.
Posisi-posisi ini antara lain:
a. Munada, apabila alam mufrad atau nakirah maqshudah. Dimabnikan atas tanda
rafanya.
Contoh:
b. Isim La nafiyah lil jinsi apabila tidak dimudhafkan. Dimabnikan atas tanda
manshubnya.
Contoh:
c. Kata-kata ( )menjadi mabni atas tanda marfunya
apabila mudhaf ilaihnya dihapus.
Contoh:
- 64 -
LATIHAN SOAL
Carilah isim mabni dalam paragraf di bawah ini, serta jelaskan isim mabni dari jenis
!isim apa
:
.....
<
>
- 65 -
PERTEMUAN KE-19
I'RAB ISIM
I'rab ialah perubahan baris/bentuk yang terjadi di belakang sebuah kata
sesuai dengan kedudukan kata tersebut dalam susunan kalimat. Pada dasarnya, Isim
bisa mengalami tiga macam I'rab yaitu:
Isim =( siswa-siswa) pada contoh di atas mengalami tiga macam I'rab:
1) I'rab Rafa' (Subjek) dengan tanda Dhammah di huruf akhirnya ()
2) I'rab Nashab (Objek) dengan tanda Fathah di huruf akhirnya ()
3) I'rab Jarr (Keterangan) dengan tanda Kasrah di huruf akhirnya ()
atau tanda )
Alamat I'rab seperti ini dinamakan Alamat Ashliyyah (
tanda asli (pokok).
LATIHAN SOAL
Carilah contoh kalimat yang di dalamnya terdapat isim dengan iarab rafa, nashab
dan jar dari al-Quran, masing-masing lima contoh!
PERTEMUAN KE-20
- 66 -
ISIM MARFU'
Isim yang mengalami I'rab Rafa' dinamakan Isim Marfu' yang terdiri dari:
1) Mubtada' (Subjek) dan Khabar (Predikat) pada Jumlah Ismiyyah (Kalimat
Nominal). Perhatikan contoh-contoh Jumlah Ismiyyah di bawah ini:
= rumah itu besar
=( orang kafir) --> Naib al-Fa'il --> Marfu' dengan tanda Dhammah.
=( syaitan) --> Naib al-Fa'il --> Marfu' dengan tanda Dhammah.
LATIHAN SOAL
- 67 -
Buatlah lima contoh kalimat yang terdiri dari mubatada dan khabar, lima contoh
kalimat dengan fail dan lima contoh dengan naibul fail.!
- 68 -
PERTEMUAN KE-21
ISIM MANSHUB
Isim yang terkena I'rab Nashab disebut Isim Manshub. Yang menjadi Isim
Manshub adalah semua Isim selain Fa'il atau Naib al-Fa'il dalam Jumlah Fi'liyyah.
1) MAF'UL ()yakni Isim yang dikenai pekerjaan (Objek Penderita).
= Muhammad membaca al-Quran
tartil (perlahan-lahan)
=( perlahan-lahan) --> Mashdar --> Manshub dengan tanda fathah.
3) HAL () ialah Isim yang berfungsi untuk menjelaskan keadaan Fa'il atau Maf'ul
ketika berlangsungnya pekerjaan.
= Muhammad membaca al-Quran dengan
khusyu'
=( orang yang khusyu') --> Hal --> Manshub dengan tanda fathah.
4) TAMYIZ ( )ialah Isim yang berfungsi menerangkan maksud dari Fi'il dalam
hubungannya dengan keadaan Fa'il atau Maf'ul.
= Muhammad membaca al-Quran sebagai
suatu ibadah
=( ibadah) --> Tamyiz --> Manshub dengan tanda fathah.
- 69 -
malam
=( malam) --> Zharaf Zaman --> Manshub dengan tanda fathah.
Diantara Zharaf Zaman: =( pada hari), =( pada hari ini),
=( pada malam
hari),=( pada siang hari), =( pada pagi hari), =( pada sore hari),
(=besok), =( sekarang), dan sebagainya.
Diantara Zharaf Makan:
=( di depan),
=( di belakang), =( di balik),
(=di atas),
=( di bawah), =( di sisi), =( di sekitar), =( di antara),
(=di sebelah), dan sebagainya.
6) Mudhaf yang berfungsi sebagai MUNADA ( )atau Seruan/Panggilan.
=( Rasul Allah) adalah Mudhaf-Mudhaf Ilaih, bila berfungsi sebagai
Sedangkan bila Munada itu adalah Isim Mufrad yang bukan merupakan MudhafMudhaf Ilaih, maka Isim tersebut tetap dalam bentuk Marfu'. Contoh:
= Wahai Muhammad
7) MUSTATSNA () atau Perkecualian ialah Isim yang terletak sesudah
- - - -
- 70 -
= para siswa tidak berdiri kecuali Zaid
= para siswa tidak berdiri kecuali Zaid
Kalimat di atas adalah Kalimat Negatif (ada kata: tidak) dan disebutkan Subjek yang
dikecualikan darinya yaitu
=( para siswa) maka Mustatsna boleh Manshub
dan boleh pula Marfu' ( atau ) .
b) Bila Mustatsna berada dalam kalimat Negatif dan Subjek yang dikecualikan
darinya tidak disebutkan sedangkan Mustatsna itu berkedudukan sebagai Fa'il maka
ia harus mengikuti kaidah I'rab yakni menjadi Marfu'. Contoh:
= tidak berdiri kecuali Zaid
Mustatsna menjadi Marfu' karena berkedudukan sebagai Fa'il ( ) dan berada
dalam Kalimat Negatif yang tidak disebutkan Subjek yang dikecualikan darinya.
LATIHAN SOAL
1. Jadikanlah kata-kata di bawah ini menjadi isim yang manshub!
2. Isilah titik-titik dalam kalimat-kalimat di bawah ini dengan kata yang sesuai dan
ber-irab nashab.
... .1
....
.2
.3
...
.4
. ....
- 71 -
PERTEMUAN KE-22
ISIM MAJRUR
Isim yang terkena I'rab Jarr disebut Isim Majrur yang terdiri dari:
1) Isim yang diawali dengan Harf Jarr. Yang termasuk Harf Jarr adalah:
(=dengan),
pada
/ /
kalimat-kalimat di atas adalah Isim Majrur karena
didahului/dimasuki oleh Harf Jarr. Tanda Majrurnya adalah Kasrah.
2) Isim yang berkedudukan sebagai Mudhaf Ilaih. Contoh:
(=Rasul Allah)
-->[ Mudhaf], [Mudhaf
Ilaih]
(=ahlul kitab)
-->[ Mudhaf],
[ Mudhaf Ilaih]
- 72 -
Mudhaf Ilaih selalu sebagai Isim Majrur, sedangkan Mudhaf (Isim di depannya) bisa
dalam bentuk Marfu', Manshub maupun Majrur, tergantung kedudukannya dalam
kalimat.
Perhatikan contoh-contoh kalimat di bawah ini:
= berkata Rasul Allah
= aku berdiri di bawah pohon
LATIHAN SOAL
1. Buatlah lima contoh mudhaf ilaih.
2. Buatlah kalimat dalam kolom tabel yang kosong di bawah ini, dengan
menyertakan huruf jar yang terletak di sebelah kiri.
- 73 -
Kata
Arti
Dari
Dari, tentang
Ke
Kepada, di atas
Di, di dalam
Dengan, karena
Untuk, bagi
Seperti
Hingga, sampai
Demi
Demi
Demi
Kebanyakan
Kalimat
Sejak
Selain
Selain
Selain
- 74 -
PERTEMUAN KE-23
(=rumah itu besar)
(=sesungguhnya rumah itu besar)
(=rumah besar itu luas)
(=akan tetapi rumah besar itu luas)
=( bahwasanya), =( seolah-olah),
=( akan tetapi), =( agar supaya),
(=rumah itu besar)
(=adalah rumah itu besar)
- 75 -
/ / / /
/
=( menjadi),
=( senantiasa),
=( selama),
=( tidak),
=( tidak).
LATIHAN SOAL
Harakatilah kalimat-kalimat dibawah ini, lalu ubahlah menjadi kalimat yang telah
didahului oleh inna atau kawan-kawannya dan kaana atau kawan-kawannya
Didahului Inna atau
Didahului Kaana atau
Kalimat
kawan-kawannya
kawan-kawannya
- 76 -
- 77 -
PERTEMUAN KE-24
= aku melihat kaum muslimin
= aku memberi salam kepada kaum muslimin
3) Al-Asma' al-Khamsah ( )atau "isim-isim yang lima"
- 78 -
= aku memberi salam kepada Abubakar
LATIHAN SOAL
1. Apa tanda Irab Rafa, nashab dan jar dari isim mutasanna, dan berikan tiga
contoh !
2. Apa tanda Irab Rafa, nashab dan jar dari jamak mudzakkar salim, dan berikan
tiga contoh !
3. Apa tanda Irab Rafa, nashab dan jar dari al-asma al-khamsah (isim yang lima),
dan berikan tiga contoh untuk masing-masing isim!
- 79 -
PERTEMUAN KE-25
adalah Mudzakkar). Misalnya: =( Fatimah), =( Aminah), =( Makkah),
3) Isim 'Alam yang merupakan kata serapan atau berasal dari bahasa 'ajam (bukan
=( Ahmad),
=( Yatsrib), dan sebagainya.
- 80 -
6) Semua Isim, baik Isim 'Alam maupun bukan, yang diakhiri dengan huruf Alif-Nun.
=( Ramadhan),
Misalnya:
=( Utsman),
=( Sulaiman),
7) Semua Isim yang menggunakan wazan (pola/bentuk) . Misalnya:
Misalnya: =( surat-surat),
=( nasyid-nasyid), =( jalan-jalan),
(=suku-suku), dan sebagainya.
9) Isim 'ADAD ()
atau Bilangan dari satu sampai sepuluh yang menggunakan
10) Isim =( yang lain) yang merupakan bentuk Jamak dari .
) atau Alif Lurus (
11) Isim yang huruf akhirnya berupa Alif Mamdudah (
= datang Sulaiman
= aku melihat Sulaiman
- 81 -
= aku memberi salam kepada suku-suku itu
Namun masih ada lagi kelompok Isim Ghairu Munawwan yang huruf akhirnya
selalu tetap, tidak mengalami perubahan baris apapun. Yaitu:
)atau Alif Bengkok
12) Isim-isim yang huruf akhirnya Alif Maqshurah (
1. : Rendah
2. : Merah
3.
: Sesuatu-sesuatu
4. : Penghalang-penghalang
5.
: Kotor
6. : Jakarta
7.
: Ishaq
- 82 -
8.
: Lima-lima
9. : Isrofil
10.
: Kaidah-kaidah
11.
: Yusuf
: Hadhromaut
12.
- 83 -
PERTEMUAN KE-26
I'RAB FI'IL MUDHARI'
Fi'il Mudhari' juga mengalami I'rab atau perubahan baris/bentuk di akhir
kata bila didahului oleh harf-harf tertentu. Fi'il Mudhari mengenal tiga macam I'rab:
1) I'RAB RAFA' ialah bentuk asal dari Fi'il Mudhari' dengan alamat (tanda):
a. Baris Dhammah: / / /
b. Huruf Nun: / / / /
2) I'RAB NASHAB bila dimasuki Harf Nashab. Alamatnya adalah:
a. Baris Fathah: / / /
b. Hilangnya huruf Nun:
/// /
(=saya menulis pelajaran)
(=saya mau menulis pelajaran)
. .
(=mereka belajar. mereka mengerti)
(=mereka belajar hingga mengerti)
3) I'RAB JAZM ( ) bila dimasuki Harf Jazm. Alamatnya ada tiga:
a. Baris Sukun: / / /
b. Hilangnya huruf Nun:
/// /
1. Harf Jazm yang men-jazm-kan satu fi'il saja yaitu: =( tidak), =( belum), / untuk
larangan (=jangan).
Perhatikan contoh-contohnya dalam kalimat:
Fi'il Mudhari' Rafa'
Fi'il Mudhari' Jazm
(=dia belajar, dia mengerti)
(=dia belum belajar dan dia belum mengerti)
(=kalian memasuki rumahku)
(=jangan memasuki rumahku)
2. Harf Jazm yang men-jazm-kan dua fi'il yaitu: =( jika),
=( siapa), =( apa),
(=jangan), =( kapan),
=( kapan),
=( dimana), =( dimana saja),
(=darimana), =( darimana saja), =( bagaimana saja),
=( yang mana).
Contoh I :
(=engkau mengerjakan suatu pekerjaan; engkau
akan dibalas dengannya)
(=jika engkau mengerjakan suatu pekerjaan, engkau
akan dibalas dengannya)
Contoh II :
(=dia beriman kepada Allah; Allah menunjuki
hatinya)
(=siapa yang beriman kepada Allah, Dia akan
menunjuki hatinya)
- 85 -
Contoh III :
(=kalian melakukan suatu kebaikan; Allah
mengetahuinya)
mengetahuinya)
Contoh IV :
=( kalian bertaqwa kepada Allah; kalian beruntung)
(=kapan kalian bertaqwa kepada Allah, kalian
bertuntung)
Contoh V :
=( kemana saja mereka berdua pergi, akan dilayani)
Contoh VI :
(=engkau membaca sebuah buku; engkau
memperoleh manfaat darinya)
(=buku apa saja yang engkau baca, engkau akan
memperoleh manfaat)
LATIHAN SOAL
Rubah fiil-fiil ini menjadi manshub dan majzum dengan menambahkan salah satu
dari amil-amil nashab dan jazm.
Amil Jazm
Amil Nashab
Kalimat fiil
- 86 -
- 87 -
PERTEMUAN KE-27
'ADAD (BILANGAN)
Mula-mula, anda harus mengafalkan sepuluh bentuk dasar dari 'Adad
(Bilangan):
1
6
4
9
10
Dalam penggunaannya, bentuk-bentuk dasar 'Adad tersebut akan mengalami sedikit
perubahan dengan ketentuan sebagai berikut:
= sebuah pena
= sebuah majalah
= 2 buah pena
= 2 buah majalah
Bilangan 3 sampai 10 terletak di depan Isim Jamak. Bila Isim Jamak tersebut adalah
Mudzakkar maka bentuk 'Adad-nya adalah Muannats, sedang bila Isim Jamak
tersebut adalah Muannats maka bentuk 'Adad-nya adalah Mudzakkar:
JAMAK MUDZAKKAR
JAMAK MUANNATS
= 3 pena
= 3 majalah
= 4 pena
= 4 majalah
- 88 -
= 5 majalah
= 5 pena
= 6 pena
= 6 majalah
= 7 pena
= 7 majalah
= 8 pena
= 8 majalah
= 9 pena
= 9 majalah
= 10 pena
= 10 majalah
Adapun bilangan belasan (11 sampai 19) terletak di depan Isim Mufrad
(Isim Tunggal) meskipun jumlahnya adalah jamak (banyak). Perhatikan pola
Mudzakkar dan Muannatsnya serta tanda baris fathah di akhir setiap katanya:
ISIM MUDZAKKAR
ISIM MUANNATS
= 11
= 11
= 12
= 12
= 13
= 13
= 14
= 14
= 15
= 15
= 16
= 16
= 17
= 17
= 18
= 18
= 19
= 19
Bilangan 20, 30, 40, dsb bentuknya hanya satu macam yakni Mudzakkar,
meskipun terletek di depan Isim Mudzakkar maupun Muannats. Contoh:
ISIM MUDZAKKAR
= 20
= 30
ISIM MUANNATS
= 20
= 30
- 89 -
= 40
= 50
= 40
= 50
= 21
= 21
= 22
= 22
= 23
= 23
= 24
= 24
= 31
= 31
= 32
= 32
= 33
= 33
= 34
= 34
Bilangan ratusan dan ribuan terletak di depan puluhan dan satuannya.
ISIM MUDZAKKAR
= 100
= 101
= 110
= 200
= 230
ISIM MUANNATS
= 100
= 101
= 110
= 200
= 230
- 90 -
= 300
= 300
= 1000
= 1000
Adapun bilangan bertingkat (pertama, kedua, ketiga, kesepuluh, dan
seterusnya) mengalami sedikit perubahan bentuk sebagai berikut:
= pertama
= ke enam
= ke dua
= ke tujuh
= ke tiga
= ke delapan
= ke empat
= ke sembilan
= ke lima
= ke sepuluh
Bila digunakan dalam bentuk kalimat, memiliki bentuk Mudzakkar dan
Muannats yang mengikuti Isim Mudzakkar dan Muannats yang di depannya:
ISIM MUDZAKKAR
ISIM MUANNATS
= Bab Pertama
= Kamar Pertama
= Bab Kedua
= Kamar Kedua
= Bab Ketiga
= Kamar Ketiga
= Bab Keempat
= Kamar Keempat
Untuk bilangan bertingkat di atas 10 (kesebelas, keduapuluh, dst) maka hanya angka
satuannya saja yang mengikuti perubahan bentuk seperti di atas. Contoh:
= Bab Kesebelas
= Bab Kedua Belas
= Bab Kedua Puluh
= Kamar Kedua Puluh Tiga
= Kamar Keenam Puluh Enam
= Kamar Keseratus Delapan
LATIHAN SOAL
- 91 -
Isilah kolom yang ksosong di bawah ini dengan bilangan bahasa arab sesuai dengan
kaidah bahasa arab yang benar, dengan memperhatikan aturan mudzakkar dan
muannats.
Bilangan Arab dengan madud kata Bilangan Arab dengan madud
Angka
( muannats)
kata ( mudzakkar)
1
2
5
9
14
11
22
32
22
25
99
31
34
39
44
55
19
143
359
1999
- 92 -
214
2215
3123
- 93 -
PERTEMUAN KE-28
GANDENGAN
secara bahasa bisa bermakna gandengan, yakni dua isim yang berurutan
dengan isim yang pertama sebagai penggandeng dan isim kedua yang digandeng.
Ada empat macam gandengan, Jenis-jenis gandengan ini diuraikan dalam tabel
berikut.
Yang digandeng
Penggandeng
Jenis
Sifat
Yang disifati
Pengganti
Yang diganti
Penguat
Yang dikuatkan
Sambungan
Yang disambung
Penggandeng dan yang digandeng mempunyai sifat atau hukum yang sama dalam
hal Irab (perubahan baris).
1. SIFAT
Pembahasan mengenai sifat ini sudah pernah dikemukakan di pembahasan
sebelumnya mengenai SIFAT - MAUSHUF (Sifat dan Yang Disifati).
- 94 -
2. PENGGANTI
Gandengan dengan isim kedua mengulang isim pertama, dengan pola sebagai
berikut.
Sifat Pengganti
Kalimat
Arti
Setara, satu-satu
Muhammad pamanmu
mengunjungiku
Sebagian
Aku telah hafal Al-Quran
sepertiganya
Kandungan
Zaid berguna bagiku,
ilmunya
Ralat
Aku melihat Zaid, (bukan
Zaid berdiri, sendiri
Masing-masing, semua
Saya melihat satu kaum,
semuanya.
Semua, keseluruhan
Orang-orang islam shalat,
Semuanya.
- 95 -
Atau, adakalanya
Lalu, kemudian
Tetapi, bahkan
Kemudian (lama)
Tidak, bukan
Atau
Tetapi, melainkan
Atau, ataukah
Sehingga, sampai
Pola gandengan:
Isim 2
Contoh:
Isim 1
Isim 1
- 96 -
- 97 -
BACAAN-BACAAN
Untuk Latihan
( )1
..
.
.(:
) .
.
.
.
: .
( )2
.
- 98 -
.
.
()
( )3
.(:).
( : ) . . :
( ).
.
. (:
).:.
. (:
).
.
.
. ( :
.
.(:) .
- 99 -
( )4
.
..
- -
.
.
.
.
.
( )5
.
.
.
.
- 100 -
.:
.
. .
.
.
! .
) )9
.
. .
.
.
. .
- 101 -
. .
. .
.
.
. .
- 102 -
SUMBER BACAAN
.19915.
1991
.
.
. -1.
.1991
..22291.
..
..
.
.19943.
Aplikasi Arabindo
Purwanto, Agus, Pintar Membaca Arab Gundul dengan Metode HIKARI,
Bandung, Mizania, 2014.
- 104 -