Anda di halaman 1dari 91

PERAN PENYULUH AGAMA ISLAM DALAM

MENINGKATKAN PEMAHAMAN AGAMA PADA


MASYARAKAT DESA SERASAH KECAMATAN PEMAYUNG
KABUPATEN BATANGHARI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana


Strata Satu (S.1) dalam Ilmu (Bimbingan Penyuluhan Islam)
Fakultas Dakwah

Oleh :

PUJI ASTUTI
NIM:UB 160243

JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM


MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020/2021
ii
iii
iv
MOTTO

‫ك ُه ُم‬‫ئ‬ََٰٓ‫وف وي ۡن ه ۡون ع ِّن ۡٱلمن َك ِّر وأُول‬


ِّ ِّ ‫ر‬‫ع‬ۡ ‫وۡلت ُكن ِّمن ُك ۡم أُمة ي ۡدعون إِّلى ۡٱلخ ۡي ِّر وي ۡأمرون بِّ ۡٱلم‬
َ ْ َ ُ َ َ َ َ َ ُ َ َ ُُ َ َ َ َ َ ُ َ ََ
)401 ‫حو َن (القران سوره ال عمران‬ ِّ‫ۡٱلم ۡفل‬
ُ ُ
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung”. (Al-Qur’an Surah Ali-‘Imran: 103)1

1
Departemen Agama.RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya. (Semarang: PT. Karya Toha
Putra, 2002).

v
ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh pentingnya pemahaman agama bagi


masyarakat. Dalam meningkatkan kualitas pemahaman agama masyarakat maka
peran penyuluh agama Islam sangat penting dalam meningkatkan pemahaman
agama pada masyarakat. Penyuluh agama Islam sebagai leading sektor bimbingan
masyarakat Islam, memiliki tugas/kewajiban yang cukup berat, luas dan
permasalahan yang dihadapi semakin kompleks. Penyuluh Agama Islam tidak
mungkin sendiri dalam melaksanakan amanah yang cukup berat ini, ia harus
mampu bertindak selaku motivator dan fasilitator dakwah Islam. Peranan penyuluh
agama Islam dalam menjalankan kiprahnya di bidang bimbingan masyarakat Islam
harus memiliki tujuan agar suasana keberagamaan dapat merefleksikan dan
mengaktualisasikan pemahaman, penghayatan dan pengamalan nilai-nilai
keimanan dan ketaqwaan dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah deskriptif kualitatif.
Subyek dalam penelitian ini adalah penyuluh agama Islam Honore (PAH) dan
masyarakat desa Serasah. Adapun objek penelitian ini adalah peran penyuluh
agama islam dan pemahaman agama masyarakat. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi

Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa penyuluh agama Islam sangat
berperan dalam meningkatkan pemahaman agama pada masyarakat desa serasah.
Dimana masyarakat yang sebelumnya kurang akan pemahaman agamanya, namun
setelah diberikan suatu penyuluhan maka tingkat pemahaman agamanya menjadi
lebih baik.

vi
PERSEMBAHAN

Bissmillahirahmanirrahim..

Allhamdulillahirabbil’alamin

Segala puji dan syukur kupanjatkan kehadirat Allah SWT

Shalawat dan salam kucurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW

Dengan segala kerendahan hati dan rasa syukur dari lubuk hati yang paling
dalam karya tulis ini kupersembahkan kepada orang-orang yang mendukung
terselesainya karya tulis ini.

Ayahanda Saryono dan Ibunda Sukowati tercinta yang telah berkorban Lahir dan
Batin untuk mendidik dan selalu mendoakan ananda dalam penyelesaian skripsi
ini. Terima kasih untuk segala nasehat untukku.

Suamiku Tercinta, Mualim A.Md, Terima kasih telah memberikan motivasi


kepadaku. Terima kasih telah sabar menghadapi sikapku. Aku bersyukur
dianugrahi sosok suami yang tidak lelah menyemangatiku.

Terima kasih kepada saudariku satu-satunya Ayuk Puji Lestari S.Sos.I dan suami
Abang Meki Ansori S.Sos.I, peran kalian berdua tidak kalah penting dalam drama
tugas akhirku.

Serta terima kasih kepada keluarga besarku atas do’a dan dukungannya selama
ini.

Hidup terlalu berat jika hanya mengandalkan diriku sendiri.

Aku tak kuasa Tanpa melibatkan Allah dan orang lain dihidup ini..

vii
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Alhamdulillah, puji syukur tiada henti-hentinya atas kehadirat Allah SWT,
yang telah memberikan kesehatan dan anugrah, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Sholawat beserta salam serta salam kepada baginda Rasulullah SAW. Yang
telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju alam yang terang benderang yaitu
ilmu pengetahuan.
Penulis menyadari bahwa upaya dalam menyelesaikan karya ilmiah ini
banyak hambatan dan rintangan yang penulis temui, baik disebabkan kekurangan
penulis dan keterbatasan waktu. Namun penulis dapat menyelesaikan skipsi yang
berjudul “Peran Penyuluh Agama Islam Dalam Meningkatkan Pemahaman
Agama Pada Masyarakat Desa Serasah Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batanghari”. Guna melengkapi salah satu syarat memperoleh Strata (S1) dalam
ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) pada Fakultas Dakwah UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi.
Tak lupa pula rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis ucapkan
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA, Ph.D selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. Rofiqoh Ferawati, SE.,M. EI selaku Wakil Rektor I Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr. As’ad Isma, M.Pd selaku Wakil Rektor II Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Dr. Bahrul Ulum, S.Ag., MA selaku Wakil Rektor III Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak Dr. Zulqarnin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Dakwah Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Bapak Dr. D.I. Ansusa Putra, Lc.,M.A.Hum selaku Wakil Dekan I Fakultas
Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Bapak Arfan.S.Th.I.M.Sos,Ph.D selaku Wakil Dekan II Fakultas Dakwah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
8. Bapak Dr. Samin Batubara, M. HI selaku Wakil Dekan III Fakultas Dakwah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
9. Bapak Dr. Sya’roni, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah membantu
dalam menyusun Skipsi ini.
10. Bapak Massuhartono, S.Pd, MA.SI selaku Dosen Pembimbing II yang telah
membantu dalam penyusunan Skipsi ini.

viii
ix
DAFTAR ISI

HALAMAN........................................................................................................ i

NOTA DINAS .................................................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ................................... iii

PENGESAHAN ................................................................................................. iv

MOTO ................................................................................................................ v

ABSTRAK ......................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN .............................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5
C. Batasan Masalah...................................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6
E. Kerangka Teori........................................................................................ 6
1. Teori Peran ...................................................................................... 7
2. Penyuluh Agama Islam ................................................................... 7
a. Pengertian Penyuluh Agama Islam ............................................. 7
b. Landasan Filosofi Penyuluh Agama Islam ................................. 8
c. Fungsi Penyuluh Agama Islam ................................................... 10
d. Tugas Pokok Penyuluh Agama Islam ......................................... 10
e. Sasaran Penyuluh Agama Islam .................................................. 11

3. Pemahaman Agama ........................................................................ 12


4. Masyarakat ...................................................................................... 17
F. Metode Penelitian.................................................................................... 18
G. Setting dan Subjek Penelitian ................................................................. 18

x
H. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 19
I. Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 20
J. Teknik Analisis Data ............................................................................... 20
K. Pemeriksa Keabsahan Data ..................................................................... 21
L. Studi Relevan .......................................................................................... 23

BAB II: GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN PROFIL


PENYULUH AGAMA ISLAM

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................................25


1. Letak Geografis ................................................................................. 25
2. Sejarah Desa Serasah ........................................................................ 25
3. Sarana dan Prasarana......................................................................... 27
4. Kependudukan .................................................................................. 28
5. Mata Pencarian Penduduk ................................................................. 28
6. Keadaan Pendidikan .......................................................................... 29
7. Keadaan Agama ................................................................................ 30
8. Visi dan Misi Desa Serasah............................................................... 30
9. Struktur Organisasi desa Serasah ...................................................... 32
B. Profil Penyuluh Agama Islam
1. Penyuluh Agama Islam .....................................................................
2. Profil Penyuluh Agama Islam d Desa Serasah ..................................

BAB III: BENTUK PROGRAM DAN MANAJEMENPENYULUHAN


AGAMA ISLAM DI DESA SERASAH KECAMATAN PEMAYUNG
KABUPATEN BATANGHARI

A. Program Kerja Penyuluh Agama Islam................................................... 33


B. Manajemen Penyuluhan Agama Islam.................................................... 42

BAB IV: HASIL PENELITIAN

A. Kondisi Keagamaan Masyarakat Desa Serasah ...................................... 54


B. Faktor Penghambat Penyuluhan Agama Islam ....................................... 56
C. Upaya-upaya Penyuluh Agama Islam Untuk Mengatasi Faktor-Faktor
Penghambat Dalam Penyuluhan Agama Islam Di Desa Serasah............ 59

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 62
B. Implementasi ........................................................................................... 63

xi
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
DAFTAR INFORMAN .....................................................................................
INTRUMEN PENGUMPULAN DATA ..........................................................
LAMPIRAN .......................................................................................................
CURICULUM VITAE ......................................................................................

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Sarana dan Prasarana ..................................................................... 27

Tabel 2.2: Jumlah Penduduk Desa Serasah...................................................... 28

Tabel 2.3 : Mata Pencarian Utama Penduduk Desa Serasah ........................... 29

Tabel 2.4 : Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Serasah .............................. 30

Tabel 2.5 : Sarana Ibadah di Desa Serasah ...................................................... 31

Tabel 3.1 : Pelaksanaan Penyuluhan Agama Islam Di Desa Serasah Bulan


November ......................................................................................................... 50

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyuluh agama Islam merupakan salah satu profesi yang memegang peran
penting dalam upaya penyebaran syiar Islam, karena selain menjalankan tugas
pokoknya sebagai penyuluh agama juga memegang banyak peranan yang ada
dalam lingkup kegiatan keagamaan.
Sejak semula Penyuluh agama merupakan ujung tombak Departemen
Agama dalam melaksanakan penerangan agama Islam di tengah pesatnya dinamika
perkembangan masyarakat Indonesia. Perannya sangat strategis dalam rangka
membangun mental, moral, dan nilai ketaqwaaan umat serta turut mendorong
peningkatan kualitas kehidupan umat dalam berbagai bidang baik di bidang
keagamaan maupun pembangunan.
Penyuluh agama Islam sebagai leading sektor bimbingan masyarakat Islam,
memiliki tugas/kewajiban yang cukup berat, luas dan permasalahan yang dihadapi
semakin kompleks. Penyuluh Agama Islam tidak mungkin sendiri dalam
melaksanakan amanah yang cukup berat ini, ia harus mampu bertindak selaku
motivator dan fasilitator dakwah Islam. Peranan penyuluh agama Islam dalam
menjalankan kiprahnya di bidang bimbingan masyarakat Islam harus memiliki
tujuan agar suasana keberagamaan dapat merefleksikan dan mengaktualisasikan
pemahaman, penghayatan dan pengamalan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan
dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Penyuluh agama sebagai pemuka agama dituntut untuk dapat membimbing,
mengayomi dan menggerakkan masyarakat untuk berbuat baik dan menjauhi
perbuatan yang terlarang, mengajak kepada suatu yang menjadi keperluan
masyarakatnya dalam membina wilayahnya baik untuk keperluan sarana
kemasyarakatan maupun peribadatan. Seperti yang ditegaskan dalam surah Ali-
Imran ayat 104:

1
2

َ ُُ ِِّ ۡۡ ‫وف َوي َ ۡنه َۡو َن َع ِّن ألۡ ُمن َك ِّر َو ُأ لول َ ٮِٰٕٓ ََ ُُ ُم ألۡ ُم‬
‫ون (إلقرإن‬ ِّ ‫ون بِّألۡ َم ۡع ُر‬ َ ‫ولۡتَ ُكن ِّمن ُك ۡم ُأ َّم ٌ۬ة يَدۡ ع‬
َ ‫ُون إلَى ألۡ َخيۡ ِّر َويَأۡ ُم ُر‬
ِ ِ
)401 ‫سورة إل عمرن‬
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar;
merekalah orang-orang yang beruntung”.(Q.S Ali-‘Imran 104)2

Berdasarkan ayat di atas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa


diperintahkan kepada orang Islam untuk melaksanakan tugas dakwah, masing-
masing sesuai dengan kemampuannya dan bagi mereka yang malaksanakan
tuntutan tersebut akan mendapatkan apa yang mereka inginkan dalam kehidupan
dunia dan akhirat.
Dengan melihat uraian tentang peran penyuluh agama di atas, diharapkan
bahwa seorang penyuluh agama hendaknya mampu menjalankan peranan tersebut
dengan baik. Namun, seiring perkembangan zaman peran yang dipegang oleh
Penyuluh agama semakin hari semakin berat, dengan berkembangan sistem
informasi dan komunikasi yang sifatnya cenderung membawa dampak negatif bagi
individu-individu yang tidak jeli dalam melihat pemanfaatan media yang tersedia
saat ini.
Penyuluh agama Islam diindonesia terbagi menjadi dua golongan, yaitu
penyuluh agama Islam fungsional yang berstatus pegawai negeri sipil yang berada
dibawah koordinasi direktorat penerangan agama Islam dan penyuluh agama Islam
non-PNS yang ada dimasyarakat dan terdaftar sebagai penyuluh agama di kantor
agama pada masing-masing kabupaten.3
Petunjuk pelaksanaan penyuluh agama Islam fungsional dijelaskan Dalam
Keputusan Bersama Mentri Agama Republik Indonesia Dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 574 Tahun 1999 Dan Nomor 178 Tahun 1999
Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penyuluh Agama Dan Angka

2
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya. (Semarang: PT. Karya Toha
Putra, 2002) hlm. 50.
3
Abdul Basit, “Tantangan Profesi Penyuluh Agama Islam Dan Pemberdayaannya”. Jurnal
Dakwah, XV,No.1 (2014), 160.
3

Kriditnya pada pasal 1 bahwa penyuluh agama adalah pegawai negeri sispil yang
diberi tugas tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melakukan kegiatan bimbingan atau penyuluhan agama dan
pembangunan melalui bahasa agama.4
Sedangkan petunjuk pelaksanaa penyuluh agama Islam non-PNS dijelaskan
dalam Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Nomor DJ.III /432
Tahun 2016 tentang petunjuk teknis pengangkatan penyuluh agama Islam non PNS
dalam ketentuan umum yang menjelaskan bahwa penyuluh agama Islam non-PNS
adalah pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat, ditetapkan, dan
diberikan tugas, tanggung jawab serta wewenang secara penuh untuk melakukan
kegiatan bimbingan penyuluhan melalui bahasa agama dan pembangunan pada
masyarakat melalui surat keputusan kepala kantor kementrian agama
kabupaten/kota.5
Meski demikian, keberadaan kedua jenis penyuluh agama Islam (fungsional
dan non-PNS) tetap mempunyai tugas pokok yang sama yaitu melakukan kegiatan
bimbingan dan penyuluhan Islam serta pengembangan dan pembangunan
masyarakat dalam bahasa agama menuju masyarakat yang Islami.
Persoalan yang tengah dihadapi oleh penyuluh agama saat adalah tantangan
dakwah yang semakin hebat, baik yang bersifat internal maupun eksternal.
Tantangan itu muncul dari berbagai bentuk kegiatan masyarakat modern, seperti
perilaku yang selalu ingin mendapatkan hiburan, kepariwisataan dalam arti luas
yang kini semakin membuka peluang munculnya masalah sosial. Seperti terjadinya
kerawanan, kesenjangan, keresahan dan ketidakstabilan. Banyak orang dengan
mudah terpancing untuk melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang seperti
tindakan melawan hukum dan tindakan kekerasan yang semakin hari semakin
tinggi. Begitu banyaknya permasalahan yang ada di masyarakat saat ini, khususnya
yang terjadi di kalangan umat Islam itu sendiri, maka dibutuhkan kemampuan yang

4
Himpunan Peraturan Tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Agama Dan Angka
Kreditnya. Kementrian Agama Ri Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat
Penerangan Agama Islam Tahun 2011.
5
Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Nomor DJ.III /432 Tahun 2016
tentang petunjuk teknis pengangkatan penyuluh agama Islam non PNS dalam ketentuan umum yang
menjelaskan tentang penyuluh agama Islam non-PNS.
4

mumpuni dari para penyuluh agama, baik kemampuan dalam penguasaan teori-
teori dan metode, begitu pula penguasaan media komunikasi yang saat ini semakin
banyak digunakan oleh masyarakat, sehingga metode dalam memberikan
pemahaman agama pada masyarakat tidak hanya terfokus pada media mimbar saja,
akan tetapi penyuluh agama bisa memberikan pembinaan dalam bentuk penyuluhan
secara langsung.6
Desa Serasah adalah salah satu Desa yang berada di Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batanghari. Masyarakat desa Serasah mayoritas memeluk agama Islam,
namun jika melihat dalam kehidupan sehari-harinya masih banyak masyarakat yang
kurang akan pemahaman agamanya. Kurangnya pemahaman agama diantaranya
mengenai Akidah, syariah (fikih ibadah, fikih bersuci, muamalah), dan akhlak.
Selain itu Terdapat pula masyarakat yang belum fasih dalam membaca Al-qur’an
baik anak-anak maupun dewasa.
Melihat kondisi tersebut, dibutuhkan sebuah langkah tepat dalam
meningkatkan pemahaman akan agama kepada masyarakat di Desa Serasah menuju
masyarakat yang lebih Islami. Persoalan seperti ini memang bukan suatu hal yang
mudah untuk dilaksanakan, apalagi dengan kondisi masyarakat di era modern saat
ini yang cenderung individual, membuat upaya pembinaan yang dilakukan menjadi
lebih sulit jika dibandingkan dengan zaman dahulu.7
Menurut peneliti, penyuluh agama sangat memegang peranan penting
dalam memberikan pemahaman agama pada masyarakat di Desa Serasah. Di mana
penyuluh agama adalah orang yang dianggap bisa membina dengan berbagai
pendekatan agama, karena telah diakui oleh masyarakat dari segi keilmuannya dan
diakui oleh Negara dengan adanya SK sebagai penyuluh agama yang diterbitkan
oleh kementrian agama maupun Kepala kantor urusan agama setempat.
Dengan demikian, peningkatan kualitas keberagamaan masyarakat di Desa
Serasah, sangatlah bergantung pada peran penyuluh agama yang senantiasa
berusaha menanamkan pengetahuan agama kepada masyarakat. Di samping itu,

6
Amat Sabirin S.Sos.I, Penyuluh Agama Islam Honorer Serasah, wawancara dengan
peneliti, 12 november 2019.
7
Maryadi, Kepala Dusun II Desa Serasah, wawancara dengan penulis, 15 november 2019,
Kabupaten Batanghari.
5

diperlukan kerjasama dari semua pihak demi terwujudnya masyarakat yang Islami,
bukan hanya dari pihak yang berkecimpung di bidang keagamaan, seperti penyuluh
agama, akan tetapi juga dibutuhkan keseriusan dari semua pihak, baik dari pihak
pemerintah maupun masyarakat itu sendiri, agar dalam mewujudkan cita-cita
menjadi masyarakat yang Islami akan menjadi lebih mudah. Dari latar belakang
yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan mengangkat judul penelitian: Peran Penyuluh Agama Islam Dalam
Meningkatkan Pemahaman Agama Pada Masyarakat Desa Serasah
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari.

B. Rumusan masalah
Dari pokok permasalahan dapat dirumuskan beberapa pertanyaan yang
menjadi sub-sub masalah sebagai berikut:
1. Apa saja program penyuluh agama Islam dan bagaimana manajemen penyuluh
agama Islam di Desa Serasah Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari?
2. Apa saja faktor penghambat penyuluh agama Islam dalam meningkatkan
pemahaman agama masyarakat Desa Serasah Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batanghari?
3. Bagaimana upaya penyuluh agama Islam dalam mengatasi permasalahan yang
menjadi penghambat dalam meningkatkan pemahaman agama masyarakat Desa
Serasah Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari?

C. Batasan Masalah
Untuk mempermudah dalam melaksanakan penelitian, peneliti hanya
berfokus pada peran penyuluh agama dalam upaya meningkatkan pemahaman
agama meliputi cara membaca Al-Qur’an, perkawinan dan keluarga sakinah,
pengetahuan Islam meliputi ajaran pokok Islam yaitu Akidah, Fikih, Akhlak pada
masyarakat di Desa Serasah Kecamatan Pemayung. Adapun penyuluh agama yang
dimaksud disini yaitu penyuluh yang telah diberikan mandat atau SK dari
Kementrian agama sebagai penyuluh agama non PNS/PAH (penyuluh agama
honorer).
6

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


Dalam penelitian ini terdapat tujuan dan kegunaanya. Tujuan dari penelitian
ini antara lai:
1. Mengetahui Apa program penyuluh agama Islam dan manajemen penyuluh
agama Islam di Desa Serasah Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari?
2. Mengetahui Apa faktor penghambat penyuluh agama Islam dalam
meningkatkan pemahaman agama masyarakat Desa Serasah Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batanghari?
3. Mengetahui Bagaimana upaya penyuluh agama Islam dalam mengatasi
permasalahan yang menjadi penghambat dalam meningkatkan pemahaman
agama masyarakat Desa Serasah Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari?

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:


1. Kegunaan teoritis
Dalam rangka pengembangan tentang cara Pembinaan keagamaan masyarakat
di Desa Serasah.
2. Kegunaan praktis
Diharapkan dapat memberikan informasi dan nilai tambah serta sebagai bahan
rujukan bagi peneliti selanjutnya dalam upaya meningkatkan pemahaman
agama pada masyarakat.

E. Kerangka Teori
Keranga teori digunakan untuk mengetahui gambaran atau batasan-batasan
tentang teori-teori yang akan dipakai sebagai landasan penelitian yang akan
dilakukan.8 Sedangkan dalam penelitian ini yang menjadi kerangka teorinya adalah
Teori Peran, Teori Penyuluh Agama, Teori Pemahaman Agama, Teori
Kemasyarakatan.

8
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (jakarta: bumi aksara, 2019),
hal.41.
7

1. Teori Peran
Dalam kamus besar bahasa indonesia (KBBI) kata peran bermakna
pemain utama dalam sandiwara atau perangkat tingkah yang diharapkan
dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat. Teori peran adalah
sebuah teori yang digunakan dalam dunia sosiologi, psikologi dan antropologi
yang merupakan perpaduan berbagai teori, orientasi maupun disiplin ilmu.
Teori peran berbicara tentang istilah “peran” yang biasa digunakan dalam
dunia teater, dimana seorang aktor dala teater harus bermain sebagai tokoh
tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh itu ia diharapkan untuk berprilaku
secara tertentu. Posisi seorang aktor dalam teater dinalogikan dengan posisi
seseorang dalam masyarakat, dan keduanya memiliki kesamaan posisi.9
Peran diartikan pada karakterisasi yang disandang untuk dibawakan oleh
seorang aktor dalam sebuah pentas drama, yang dalam konteks sosial peran
diartikan sebagai suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki
suatu posisi dalam struktur sosial. Peran seorang aktor adalah batasan yang
dirancang oleh aktor lain, yang kebetulan sama-sama berada dalam satu
penampilan/ unjuk peran (role perfomance).10

2. Penyuluh Agama Islam


a. Pengertian Penyuluh Agama Islam
Penyuluh bermakna pemberi penerangan atau penunjuk jalan. Secara
etimologis, penyuluhan berasal dari kata suluh yang searti dengan obor, yang
berarti pemberian penerangan.11 Penyuluh adalah proses pemberian bantuan
yang dilakukan dalam suasana hubungan tatap muka antar dua orang karena
keahlian yang ada dapat membantu yang lain untuk mampu mengatasi
kesulitan yang dihadapinya.

9
Sarlito Wirawan Sarwono, Teori- Teori Psikologi Sosial, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015),
Hlm.215.
10
Edy Suhardono, Teori Peran (Konsep, Derivasi dan Implikasinya), (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 1994), Hal. 3.
11
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2005), hlm. 1101.
8

Penyuluh agama Islam adalah seorang yang diberi tugas, tanggung


jawab dan wewenang oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan
bimbingan keagamaan dan penyuluhan pembangunan melalui bahasa agama
Islam.12
Berdasarkan definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa penyuluh
adalah seorang yang memberi penerangan ataupun penjelasan supaya tidak lagi
berada dalam kegelapan mengenai suatu masalah. Penyuluh juga terlibat dalam
melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu
seseorang supaya kembali pada ajaran-ajaran agama. Penyuluh Agama Islam
adalah para juru penerang dan pembimbing bagi masyarakat mengenai prinsip-
prinsip dan etika nilai keberagamaan yang baik. Disamping itu, Penyuluh
Agama Islam merupakan ujung tombak dari Kementerian Agama dalam
pelaksanaan tugas membimbing umat Islam dalam mencapai kehidupan yang
bermutu dan sejahtera lahir batin.
b. Landasan Filosofis Penyuluh Agama Islam
1) Landasan Filosofi
Sebagai landasan filosofis dari keberadaan Penyuluh Agama adalah:
a) Al-Qur’an surat Al-Imran ayat 110:
ۡ ۡ ِّ ۡ ۡ ِّ ۡ
‫وف َوتَن َه ۡو َن َع ِّن ٱل ُمن َك ِّر َوتُ ِّۡۡمنُو َن‬ ِّ ‫ُكنتُ ۡم َخ ۡي َر أُم ٍة أ ُۡخ ِّر َج ۡت لِّلن‬
‫اس تَأ ُم ُرو َن بٱل َمع ُر‬

)440 ‫بِّٱلل ِّه… (القران سورة ال عمرن‬

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,


menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah ……… “ (Q.S Ali-‘Imran: 110).13

12
M. Agus Norbani, “Penyelenggaraan Kepenyuluhan Agama Islam Non-Pns Di Kota
Depok”. Jurnal Penelitian Keagamaan Dan Kemasyarakatan, XXIX, No. 1 (2016), 152.
13
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemahanya., hlm. 50.
9

b) Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 125:


ۡ ِۖ ۡ ۡ ۡ ۡ ۡ
‫َو َجا ِّدل ُهم بِّٱلتِّي ِّه َي‬ ‫ك بِّٱل ِّحك َم ِّة َوٱل َم ۡو ِّعظَِّة ٱل َح َسنَ ِّة‬ ِّ
‫ب‬‫ر‬
َ َ َِّ
‫يل‬ ِّ
‫ب‬ ‫س‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِّ
‫إ‬ ‫ع‬
ُ ‫ٱد‬

)421 ‫ (القران سورة النحل‬.…‫س ُن‬ ۡ


َ ‫أَح‬
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik
……”. (Q.S An-Nahl:125)14
2) Landasan Hukum
Sebagai landasan hukum keberadaan Penyuluh Agama adalah:
1) Keputusan Menteri Nomor 164 Tahun 1996 tentang Honorarium
bagi Penyuluh Agama.15
2) Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Kepala
Badan Kepegawaian Negara Nomor 574 Tahun 1999 dan Nomor
178 Tahun 1999 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Agama dan
Angka Kreditnya.16
3) Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan
Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
54/KEP/MK.WASPAN/9/1999 tentang Jabatan Fungsional
Penyuluh Agama dan Angka Kreditnya.17
c. Fungsi Penyuluh Agama Islam
Fungsi penyuluh agama Islam yang sangat penting dalam
melaksanakan kegiatannya antara lain:
1) Fungsi informatif dan edukatif
Penyuluh agama Islam menempatkan diri sebagai da’i yang
berkewajiban mendakwahkan Islam, menyampaikan penerangan

14
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemahanya., hlm. 224.
15
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 164 Tahun 1996 Tentang Honorarium Bagi
Penyuluh Agama, Pasal 1.
16
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 574 dan nomor 178 Tahun 1996 Tentang
petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional penyuluh agama dan angka kreditnya, Pasal 1.
17
Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan Dan
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 54/KEP/MK.WASPAN/9/1999 Tentang Jabatan
Fungsional Penyuluh Agama Dan Angka Kreditnya.
10

agama dan mendidik masyarakat dengan sebaik-baiknya sesuai dengan


tuntunan Al-Qur’an dan sunnah Nabi.
2) Fungsi konsulatif
Penyuluh agama islam menyediakan dirinya untuk turut
memikirkan dan memecahkan persoalan- persoalan yang dihadapi
masyarakat, baik persoalan pribadi, keluarga, atau persoalan
masyarakat secara umum.
3) Fungsi advokatif
Penyuluh agama Islam memiliki tanggung jawab moral dan
sosial untuk melakukan kegiatan pembelajaran terhadap umat atau
masyarakat binaannya terhadap berbagai ancaman, gangguan,
hambatan, dan tantangan yang merugikan akidah, mengganggu ibadah
dan merusak akhlak.
d. Tugas Pokok Penyuluh Agama Islam
Tugas Pokok Penyuluh Agama Islam Ditinjau dari sisi tugas
kepenyuluhan, sekurangnya ada tiga tugas yang diemban penyuluh agama
Islam, yaitu:
1) Bimbingan pengamalan agama. Bimbingan pemahaman dan
pengamalan agama Islam harus lebih ditingkatkan mengingat bahwa
seringkali terjadi penyimpanganpenyimpangan dalam pemahaman dan
pengamalanagama baik disebabkan pengaruh dari dalam maupun
pengaruh dari luar agama Islam itu sendiri. Perwujudannya ditandai
dengan munculnya aliran-aliran atau sikap ekstrim dengan menentang
tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2) Menyampaikan gagasan pembangunan mental spiritual. Pembangunan
merupakan realisasi pengamalan ajaran agama, karenannya
pembangunan hendaklah dapat memberikan kemudahan, kemakmuran
dan kesejahteraan lahir batin kepada para pemeluk agama.
3) Meningkatkan kerukunan hidup beragama. Pembangunan yang
berhasil akan membutuhkan keikutsertaan masyarakat baik sebagai
subjek pembangunan sekaligus sebagai objek pembangunan. Hal ini
11

membutuhkan suasana yang kondusif bagi terlaksananya upaya


tersebut. Oleh karena itu kerukunan hidup beragama yang dicerminkan
melalui trilogi kerukunan hidup beragama akan menjadi indikator
terhadap terciptanya suasana yang kondusif untuk usaha pembangunan
bangsa yang dilakukan masyarakat.
Dengan demikian, tugas penyuluh agama Islam dalam kerangka
besarnya harus mengupayakan pemberian materi bimbingan agama sebagai
tugas utama dan pembangunan sebagai tugas pembantuan sedangkan
peningkatan kerukuanan hidup beragama merupakan tugas penunjang.
e. Sasaran Penyuluh Agama Islam
Dalam perakteknya, kegiatan keagaman, baik pengajian, majelis
taklim dan sejenisnya merupakan kegiatan pengajaran atau pendidikan
agama Islam yang paling pleksibel dan tidak terkait oleh waktu, ia terbuka
terhadap segala usia, lapisan atau strata sosial dan jenis klamin, mulai anak
anak remaja sampai dewasa. Waktu penyelenggaraannya bisa dilakukan
pada pagi hari, siang, sore ataupu malam. Tempat pengajarannya bisa
dilakukan di rumah, masjid, gedung dan lain lain. Selain itu kegiatan
keagamaan itu memiliki dua fungsi sekaligus, yakni sebagai lembaga
dakwah dan sebagai lembaga pendidikan non normal.
Adapun kelompok-kelompok masyarakat yang menjadi sasaran
penyuluh :
1) Masyarakat transmigrasi;
2) Lembaga kemasyarakatan;
3) Generasi muda;
4) Kelompok anak, orang tua, wanita;
5) Kelompok masyarakt industri;
6) Kelompok profesi inrehablitasi.
12

3. Pemahaman Agama
Pemahaman berasal dari kata “paham” yang mempunyai makna
suatu pengetahuan pendapat, pikiran, mengerti benar, sepaham, sependapat,
sekeyakinan, memahami, aliran, haluan. Sedangkan secara bahasa
pemahaman suatu proses, perbuatan, cara memahami, atau menanamkan. 18
Pemahaman merupakan suatu kemampuan seseorang untuk mengartikan,
menterjemahkan atau mengungkapkan sesuatu dengan caranya sendiri
mengenai pengetahuan yang diterima.
Berdasarkan pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa
pemahaman merupakan suatu kemampuan seseorang dalam mengartikan
atau menterjemahkan sesuatu dengan menggunakan metodenya sendiri.
seseorang dapat mengartikan apa saja yang mereka dapatkan dari
pengetahuan yang sudah mereka terima. Jadi, sebuah pemahaman itu
mempunyai suatu tingkatan kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan hafalan atau ingatan.
Agama dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna suatu
sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada
Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan
pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.19
Selanjutnya pengertian agama menurut Mubarok dilihat dari dua
sudut, yaitu doktriner dan sosiologis psikologis.20 Pertama, secara doktriner
agama diartikan suatu ajaran yang datang dari tuhan (syar’un ilaahiyun)
yang berfungsi sebagai pembimbing kehidupan manusia agar mereka hidup
bahagia di dunia dan akhirat. Sebagai ajaran, agama adalah baik dan benar
dan juga sempurna. Akan tetapi kebenaran, kebaikan dan kesempurnaan
suatu agama belum tentu bersemayam di dalam jiwa pemeluknya menjadi
indah dan mulia. Secara doktriner agama adalah konsep, bukan realita.

18
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Hlm. 1147.
19
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Hlm. 18.
20
Achmad Mubarok. Konseling Agama Teori dan Kasus. (Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara,
2000) hal:4.
13

Kedua, pengertian agama secara sosiologis psikologis adalah prilaku


manusia yang dijiwai oleh nilainilai keagamaan, yang merupakan getaran
batin yang dapat mengatur dan mengendalikan perilaku manusia, baik
dalam hubungannya dengan tuhan maupun sesama manusia, diri sendiri dan
terhadap realitas lainnya. Dalam perspektif ini, agama merupakan pola
hidup yang telah membudaya dalam batin manusia sehiungga ajaran agama
kemudian menjadi rujukan dari sikap dan orientasi hidup sehari-harinya
sehingga agama sudah masuk dalam struktur kepribadian pemeluknya.
Dalam pengertian ini, agama dipahami dalam term bimbingan dan
konseling agama.21 Jadi, Agama adalah suatu sistem kepercayaan yang
didalamnya meliputi aspekaspek hukum, moral, budayaan sebagainya.
Menurut Quraish Shihab agama merupakan ketetapan ilahi yang
diwahyukan kepada Nabi-Nya untuk menjadi pedoman hidup manusia.
Karakteristik agama adalah hubungan makhluk dengan Sang Pencipta
dalam bentuk sikap batinnya, tampak dalam ibadah yang dilakukannya serta
tercermin dalam perilaku kesehariannya. Dengan demikian agama meliputi
tiga pokok persoalan yaitu tata keyakinan, tata peribadatan dan tata
kaidah.22
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat dipahami bahwa
yang dimaksud dengan agama adalah segala peraturan yang bersifat
mengikat dari Allah SWT melalui para Nabi-Nya yang menjadi pedoman
hidup manusia secara vertikal maupun horizontal yang mampu membawa
manusia mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Sedangkan menurut Max Muller dalam buku Allan Menzies
mengatakan bahwa:
“[A]gama adalah suatu keadaan mental atau kondisi pikiran yang
bebas dari nalar dan pertimbangan sehingga menjadikan manusia
mampu memahami Yang Maha Tak Terbatas melalui berbagai nama

21
Achmad Mubarok. Konseling Agama Teori dan Kasus. Hal:4
22
Fuad Nashori Dan Rachmy Diana Mucharam. Mengembangkan Kreatifitas Dalam
Perspektif Psikologi Agama. (Yogyakarta: Menara Kudus, 2002) Hlm.70-71.
14

dan perwujudan. Tanpa kondisi seperti ini tidak akan ada ag ama
yang muncul”.23

Definisi diatas mengindikasikan bahwa hanya ada satu cara agar


manusia dapat meyakini keberadaan Yang maha kuasa, yakni dengan cara
menemukan sesuatu yang dapat membantu mereka melewati batasan nalar
dan yang tidak mereka ketahui melalui sebuah proses intelektual. Definisi
Muller yang mengesampingkan sisi praktikal dan elemen pemujaan dari
suatu agama ini bisa dibilang sangat fatal. Hal ini karena sebuah agama tidak
akan muncul tanpa ada keduanya.
Pada karyanya yang lain, Muller mulai mengoreksi definisinya
tersebut setelah mendapat kritikan dari beberapa ilmuwan. Ia merubah
definisi tersebut menjadi, “Agama terbentuk dalam pikiran sebagai sesuatu
yang tak tampak yang dapat memengaruhi karakter moral dari seorang
manusia”.
Agama Islam merupakan salah satu agama terbesar di dunia yang
dianut oleh semua umat yang mengakui Allah adalah tuhan YME dan Nabi
Muhammad sebagai Rasul. Kemudian dalam istilah Arab “Islam” berasal
dari kata Arab aslama yang kata dasarnya salima dengan makna sejahtera/
tidak tercela. Selanjutnya dalam bahasa Indonesia menjadi kata selamat atau
kata salam yang maksudnya kedamaian/ kepatuhan/ penyerahan diri kepada
tuhan.24
Dalam agama Islam, umat Islam harus mengetahui gagasan pokok
agama islam yaitu konsep tentang Allah SWT sebagai tuhan semesta alam.
Allah adalah pencipta hukum dan hakim yang paling tinggi. Disamping itu,
umat Islam juga harus paham dengan syari’at agama Islam. Secara garis
besar syari’ah mencakup tugas besar untuk mengatur segala aspek
kehidupan sosial, baik kehidupan pribadi maupun kehidupan
bermasyarakat.

23
Allan Menzies, Sejarah Agama Agama, (Yogyakarta : Forum, 2014), hal.11.
24
Sidi Gazalba. Masjid: Pusat Ibadat dan Kebudajaan Islam. (Jakarta: Pustaka Antara,
1962) hal. 23.
15

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Umar bin Khatab r.a
Rasulullah saw diterangkan bahwa ajaran Islam memuat tiga ajaran dasar,
yaitu Iman, Ikhsan, dan Islam. Ketiga ajaran ini pada hakekatnya merupakan
satu kesatuan yang bulat dan utuh, yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lainnya.25
Sedangkan yang dimaksud dengan Islam dalam pengertian ad-dien
atau agama lebih menunjuk pada pengertian ibadah. Masalah ibadah
memuat persoalan yang berhubungan dengan aturan dan tata cara yang
mengatur bagaimana seseorang hamba menghubungkan dirinya dengan
Tuhan, bagaimana cara-caranya mendekatkian diri (taqarrub) kepadaNya.
Ajaran yang bersangkutan dengan masalah ini antara lain seperti aturan
seputar masalah thaharah, shalat, zakat, puasa, dan haji.26
Membahas mengenai kerangka dasar ajaran Agama Islam terdiri
dari, Iman, Islam dan Ihsan. Iman dalam arti sempurna yaitu keyakinan yang
bulat dengan ikrar, lisan, dan dibenarkan oleh hati dan dibuktikan dengan
perbuatan dan tingkah laku dalam hidpnya. Keyakinan yang bulat ini hanya
kepada keyakianan kepada Allah Swt, Malaikat, Kitab –kitab, Rasul-rasul,
hari Akhir, serta qadha dan qadar.
Iman dari arti semu adalah keyakianan yang tidak kuat dan bulat.
Artinya iman hanya dalam lisan saja, perubutan dan tingkah lakunya tidak
menunjukkan iman. Demikian pula mengakui iman padahal hatinya
mengingkari. Macam kedua ini tidak berarti, Islam hanya mengakui dan
menerima iman dalam arti sempurnah atau penuh.Iman menurut istilah ilmu
syariat kadangkala digunakan dalam pengertian yang sama dengan Islam
dan kadangkala berbeda dengan pengertian Islam. Kata iman dalam arti
yang sama dengan Islam. Islam adalah menyerah dan tunduk dengan lisan
dan panca indara saja. Yang kemudian terdapat beberpa hal penting dalam
rukun Islam untuk dapat dilaksakan bagi pemeluk Agama Islam, yakni

25
Musthafa Kamal Pasha, Akidah Islam, (Jogjakarta : Citra Karsa Mandiri, 2003), hal.4
26
Musthafa Kamal Pasha, Akidah Islam, hal.6.
16

mengucapkan dua kalimat syahadat, mendirikan shalat, zakat, puasa dan


naik haji bagi orang yang mampu.
Ihsan adalah berakhlak shaleh dengan akar kata ahsana, yuhsinu,
ihsan yang berarti berbuatan kebaikan atau berbuat baik ketika
melaksanakan ibadah kepada Allah swt dan bermuamalah dengan sesama
makhluk disertai keikhlasan seolah – olah disaksikan Allah swt. Meskipun
dia tidak melihat Allah. Dalam hal ini Allah selalu menegaskan bagi orang
yang berbuat kebajikan telah mendapatkan balasan kebaikan pula.
Sehingga pemabahasan mengenai pengetahuan Agama Islam yang
dijelaskan penulis adalah salah satu rukun Islam yakni shalat. Sebagaimana
mengawali fatwa – fatwa seputar lima rukun Islam, yaitu kewajiban pokok
Agama dilaksanakan bagi setiap individu. Dalam hal dogma, kewajiban
Agama tersebut merupaka jumlah yang tidak bisa dikurangi lagi dan berlaku
sama diseluruh dunia Muslim.27
Secara keseluruhan, ajaran Islam sangat menekankan masalah
kebagusan dan kesucian bathin atau ihsan, baik sikap batin dalam rangka
usaha menghubungkan dirinya kepada Allah, kesucian batin dalam
hubungannya dengan pergaulan sesama manusia, kesucian batin dengan
dirinya sendiri ataupun kesucian batin dalam hubungannya dengan
lingkungan sekitar.
Agama Islam sangat menekankan kepada umatnya agar memiliki
akhlak, perangai, budi pekerti yang luhur, mulia lagi terpuji (akhlak
karimah/akhlak mahmudah). Karena hanya dengan perangai yang bagus ini
akan menjadi daya perekat dalam tata pergaulan dengan sesamanya, dan
lebih jauh lagi ia menjadi kunci untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Penegasan mengenai arti pentingnya peranan akhlak ini dapat dibuktikan
dari pernyataan Rasullullah SAW sendiri bahwa hakekat Allah mengutus
dirinya terjun di tengah-tengah umat itu tidak lain kecuali untuk
membimbing dan menyempurnakan akhlak umat manusia (Innama: bu’itstu

27
Musthafa Kamal Pasha, Akidah Islam, hal.6.
17

liutammima makarima al’akhlaq). Sebagai bukti yang mendukung


pernyataan R asullullah di atas maka sebanyak 80% dari pada kandungan
Al-Qur’an memuat ajaran ihsan, akhlak atau moral.28
Jadi pemahaman agama merupakan kemampuan seseorang dalam
mengartikan atau menafsirkan mengenai agama (Islam) dengan
menggunakan caranya sendiri. Pemahaman agama seseorang dapat dilihat
dari bentuk keiman seseorang, yaitu mengakui adanya Allah, Rasulullah,
malaikat, kitab Allah, hari akhir, dan qada’ dan qadhar. Selain itu ketika
mereka juga dapat menerapkan lima rukun Islam dalam kehidupan sehari-
harinya. Jika mereka dapat melakukan ketiga hal tersebut, mereka sudah
dapat dikatakan bahwa mereka dapat memahami tentang agama.

4. Masyarakat
Di dalam kamus bahasa Indonesia masyarakat adalah sekumpulan
orang yang hidup bersama pada suatu tempat atau wilayah dengan ikatan
aturan tertentu.29 Dalam definisi lain masyarakat merupakan kesatuan hidup
manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang
bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
Kontinuitas merupakan kesatuan masyarakat yang memiliki keempat ciri
yaitu:
a. Interaksi antar warga-warganya;
b. Adat istiadat,;
c. Kontinuitas waktu;
d. Rasa identitas kuat yang mengikat semua warga.30
Mac lver dan Page memaparkan bahwa masyarakat adalah suatu
sistem dari kebiasaan, tata cara, dari wewenang dan kerja sama antara
berbagai kelompok, penggolongan, dan pengawasan tingkah laku serta
kebiasaan-kebiasaan manusia. Masyarakat merupakan suatu bentuk

28
Musthafa Kamal Pasha, Akidah Islam, hal.6.
29
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia., hlm. 1101.
30
Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. (Jakarta: RinekaCipta, 2009.) hal. 115-
118.
18

kehidupan bersama untuk jangka waktu yang cukup lama sehingga


menghasilkan suatu adat istiadat.31
Menurut Selo Soemardjan adalah orang-orang yang hidup bersama
yang menghasilkan kebudayaan dan mereka mempunyai kesamaan wilayah,
identitas, mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang
diikat oleh kesamaan.32
Beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan masyarakat
memiliki arti ikut serta atau berpartisipasi, sedangkan dalam bahasa Inggris
disebut society. Bisa dikatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan
manusia yang berinteraksi dalam suatu hubungan sosial. Mereka
mempunyai kesamaan budaya, wilayah, dan identitas, mempunyai
kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat oleh
kesamaan.

F. Metode Penelitian
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode penelitian
deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif untuk menggambarkan atau mencari
hubungan yang terdapat dalam suatu permasalahan untuk mengumpulkan data.
Sedangkan kualitatif digunakan untuk menganalisis data tidak bersandarka pada
data statistik. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang dikumpulkan
berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.33

G. Setting dan Subjek Penelitian


Setting penelitian adalah Desa Serasah Kec. Pemayung Kab. Batanghari,
Jambi. Pemilihan lokasi adalah berdasarkan pengamat penulis bahwa desa serasah
merupakan salah satu desa di kecamatan pemayung yang kegiatan penyuluhannya

31
Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. (Jakarta: Raja Grapindo Persad, 2006.)
hal. 22.
32
Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. Hal: 23.
33
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009)
Hal. 13.
19

aktif dan merupakan lingkungan tempat tinggal peneliti, hal ini bertujuan agar
mudah dalam melakukan pengamatan dan proses pengumpulan data.
Subjek penelitian berpusat pada tenaga penyuluh dan masyarakat dalam hal
ini meliputi penyuluh, jama’ah yasinan ibu-ibu (jum’at, sabtu, minggu), kelompok
yasinan mingguan pemuda-pemudi setiap malam sabtu, dan kelompok yasinan
bulanan pemuda-pemudi karang taruna desa serasah. Mengingat subjek yang baik
untuk penelitian adalah yang aktif ikut serta dalam kegiatan penyuluhan.

H. Metode Pengumpulan Data


a. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap gejala yang terlihat pada objek suatu penelitian. Observasi adalah
pengamatan terhadap sesuatu objek yang diteliti secara langsung maupun
dengan cara mencari informasi disekitarnya. Dalam hal ini yang menjadi
fokus pengamatan adalah peran penyuluh Agama.
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan
peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-
cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan
keterangan kepada sipeneliti.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data melalui data-
data dokumenter, berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
agenda ataupun jurnal yang dapat memberikan informasi tentang objek
yang diteliti.34

34
Anas Sudijono. 1983, Metodologi Research dan bimbingan Penelitian Skripsi,
(Yogyakarta; UD Rama) Hal 193‫ز‬
20

I. Jenis dan Sumber Data


a. Data Primer
Data primer diperoleh dari hasil penelitian dilapang an secara
langsung, dan pihak-pihak yang bersangkuta dengan masalah yang akan
dibahas, dalam hal ini adalah dari Penyuluh Agama Islam dan masyarakat
di desa serasah. Data primer bersumber dari informan yang berasal dari
wawancara.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang digunakan untuk mendukung
data primer. Oleh karena itu, data sekunder yang digunakan dalam
penelitian ini berasal dari dokumen dan studi literatur untuk mencari dan
mengumpulkan data.

J. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematika
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan
lainnya, sehingga mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada
orang lain.35
Berdasarkan metode peneelitian yang digunakan, maka penulis akan
menggunakan teknik analisis data kualitatif, yaitu data-data yang sudah terkumpul
yang diperoleh dari dokumentasi dan hasil wawancara, kemudian diklasifikasikan
berdasarkan jenis data dan kemudian disusun secara logis untuk menjawab
permasalahan. Analisis data dalam penelitian secara teknis dilakukan secara
induktif yaitu analisis yang dimulai dari pengumpulan data, reduksi da ta, peyajian
data, dan verifikasi data.
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah mengumpulkan data yang diperoleh di
lapangan baik berupa catatan di lapangan, gambar, dokumen dan lainnya
diperiksa kembali, diatur kemudian diurutkan.

35
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, hal.244.
21

b. Reduksi Data
Hasil penelitian dari lapangan sebagai bahan mentah dirangkum,
direduksi kemudian disusun supaya lebih sistematis, yang di fokuskan pada
pokok-pokok dari hasil-hasil penelitian yang disusun secara sistematis untuk
memepermudah penelitian di dalam mencari kembali data yang diperoleh
apabila diperlukan kembali.
5. Sajian Data
Sajian data ini membantu peneliti untuk melihat gambaran keseluruhan
atau bagian-bagian tertentu dari hasil penelitian.
6. Verifikasi Data
Data-data yang diperoleh dari lapangan melalui hasil observasi,
wawancara, dan dokumtasi kemudian peneliti mencari makna dari hasil
penelitian atau dari hasil yang terkumpul untuk disimpulkan.

K. Pemeriksaan Keabsahan Data


Selama pelaksanaan penelitian, Suatu kesalahan dimungkinkan dapat timbul.
Entah itu berasal dari diri penelitian atau dari pihak informan. Untuk mengurangi
dan meniadakan kesalahan data tersebut, penelitian perlu mengadakan pengecekan
kembali data tersebut sebelum diproses dalam bentuk laporan dengan harapan
laporan yang disajikan nanti tidak mengalami kesalahan. Ada 3 tekhnik yang dapat
dilakukan dalam pemeriksaan keabsahan data:
a. Memperpanjang masa pengamatan
Hal ini memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang
dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan dapat menguji informasi dari
responden terhadap peneliti dan juga kepercayaan para responden terhadap
peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.
b. Pengamatan yang terus menerus.
Dilakukan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi
yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang diteliti, serta
memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara inci.
22

c. Triangulasi
Pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
tersebut. Triangulasi juga bisa disebut sebagai tekhnik pengujian yang
memanfaatkan penggunaan sumber yaitu membandingan dan mengecek
terhadap data yang diperoleh. Triangulasi dilakukan dengan sumber data yang
memanfaatkan penggunaan sumber yaitu membandingkan dengan mengecekan
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan
alat yang berbeda dalam metode kualitatif . Triangulasi ini dilakukan dengan
cara :
1) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakan secara pribadi.
2) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen saling
berkaitan.
3) Mengadakan perbincangan dengan banyak pihak untuk mencapai
pemahaman tentang sesuatu atau berbagai hal.
d. Diskusi dengan teman sejawat
Langkah akhir untuk menjamin keabsahan data, penelitian akan
melakukan diskusi dengan teman sejawat, guna memastikan bahwa data yang
diterima benar-benar real dan buka semata persepsi sepihak dari peneliti atau
informan. Melalui cara tersebut peneliti mengharapkan mendaptkan
sumbangan, masukan, dan saran yang berharga dan konstruktif dalam meninjau
keabsahan data.36

36
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, hal.244.
23

L. Studi Relevan
Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan dari berbagai sumber
penulis menemukan penelitian yang memiliki kesamaan tema dengan penelitian
yang penulis lakukan yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Imam Najmuddin,
mahasiswa Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo
Semarang dengan judul: “Peran Penyuluh Agama Islam Dalam Peningkatan
Pelaksanaan Shalat Fardhu Masyarakat Di Kecamatan Ngaringan Kabupaten
Grobogan”. Penelitian ini mengkhususkan pada bagaimana peran seorang
penyuluh agama dalam meningkatkan pelaksanaan sholat fardhu pada masyarakat,
sedangkan penulis ingin mengetahui lebih dalam mengenai pemahaman agama
pada masyarakat.37
Penelitian yang dilakukan oleh Pajar Hatma Indra Jaya mahasiswa UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul:” Revitalisasi Peran Penyuluh Agama
Dalam Fungsinya Sebagai Konselor Dan Pendamping Masyarakat”. Penelitian ini
menjelaskan tentang bagaimana kedudukan penyuluh didalam masyarakat dan
bagaimana cara menghidupkan kembali peran penyuluh sesuai dengan fungsinya.38
Penelitian yang dilakukan oleh Yeni Suherni mahasiswi Fakultas Dakwah
Dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Ar–Raniry Darussalam, Banda Aceh
dengan judul: “Peran Penyuluh Agama Dalam Memberikan Pemahaman
Pentingnya Belajar Al-Qur’an Pada Masyarakat”. Dalam penelitiannya, dia
menjelaskan bahwa penyuluh agama Islam tidak sepenuhnya menjalankan
perannya sebagai pembimbing masyarakat, sebagai pemimpin masyarakat, sebagai
motivator masyarakat, dan sebagai pendorong masyarakat.39

37
Imam Najmuddin,“Peran Penyuluh Agama Islam Dalam Peningkatan Pelaksanaan
Shalat Fardhu Masyarakat Di Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan”, Skripsi (Semarang:
Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2018).
38
Pajar Hatma Indra jaya, “Revitalisasi Peran Penyuluh Agama Dalam Fungsinya Sebagai
Konselor Dan Pendamping Masyarakat” Skripsi (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta,
2017).
39
Yeni Suherni, “Peran Penyuluh Agama Dalam Memberikan Pemahaman Pentingnya
Belajar Al-Qur’an Pada Masyarakat”, Skripsi (Banda Aceh: Fakultas Dakwah Dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Ar–Raniry Darussalam, 2018).
24

Dari tiga studi relevan diatas, dapat dilihat perbedaan antara penelitian
terdahulu dengan penelitian yang tengah peneliti kerjakan. Dimana penelitian yang
tengah dikerjakan sekarang lebih fokus ke peran Penyuluh Agama Islam dalam
meningkatkan pemahaman agama antara lain memperbaiki bacaan Al-Qur’an,
perkawinan dan keluarga sakinah, pengetahuan agama meliputi ajaran Islam
(Akidah, Fikih, Akhlak) pada masyarakat desa Serasah Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batanghari.
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN PROFIL PENYULUH
AGAMA ISLAM

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


1. Letak Geografis
Secara Geografis Desa Serasah terletak di bagian timur Kabupaten
Batanghari dengan luas wilayah 3200 Ha dan berada pada posisi 1°15´ lintang
selatan sampai dengan 2°20´ lintang selatan dan diantara 102°30´ bujur timur
sampai dengan 104°0´ bujur timur. Dengan batas wilayah sebelah utara berbatasan
dengan Desa Ture, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Awin, sebelah barat
berbatasan dengan Kelurahan Jembatan Mas, sebelah timur berbatasan dengan
Desa Pulau Betung dan Kabupaten Muaro Jambi.
Desa Serasah terbagi menjadi dua Dusun, yaitu Dusun Renah Jaya terdisi
dari 2 Rukun Tetangga (RT) dan Dusun Sumber Sari terdiri dari 3 Rukun Tetangga
(RT). Orbitirfitas atau Jarak Desa Serasah dari Pusat Pemerintahan sebagai berikut:
a. Jarak Dari Pemerintahan Kecamatan : 3,5 Km
b. Jarak Dari Pemerintahan Kabupaten/Kota : 31 Km
c. Jarak Dari Pemerintahan Provinsi : 34 Km40
Secara umum Topologi Desa Serasah terdiri dari Persawahan, Perladangan,
Perkebunan dan Peternakan. Topografis Desa Serasah secara umum termasuk
daerah dataran rendah, dan berdasarkan ketinggian wilayah Desa Serasah
diklasifikasikan kepada 0 – 100 m dpl. Penggunaan lahan Desa Serasah dibagi
menjadi dua jenis, yaitu penggunaan sebagai lahan sawah dan penggunaan lawah
yang bukan bersifat sawah.
2. Sejarah Desa Serasah
Sekilas tentang sejarah desa Serasah Kecamatan PemayungKabupaten
Batanghari. Menurut Bapak Iwan selaku ketua adat Desa Serasah bahwa:
“[P]ada masa kerajaan dahulu terdapatlah seorang Raja yang mempunyai
tujuh orang putri, Raja tersebut mempunyai lahan padi sematang yang luas

40
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, tahun Anggaran 2019.

25
26

lokasinya tersebut berada dilokasi BBI Padi Sukajaya saat ini, Raja tersebut
mengadakan acara berselang (Gotong Royong) membersihkan lahan padi
tersebut. Masyarakat pun berbondong-bondong bergotong royong, tapi
sayang ketujuh putri tersebut saling bertengkar hingga saling membunuh
sampai meninggallah ketuju putri tersebut. Karena meninggalnya ketujuh
putri tersebut, membuat Raja menjadi resah dan gelisah sepanjang
hidupnya. Dari kejadian itulah yang membuat desa ini disebut Desa Serasah,
singkatan dari kata resah dan gelisah”.41

Penghulu (Kepala Desa) pertama Desa Serasah yaitu Datuk Rimin


Mangkunya bernama Mangku Mat menjadi penghulu ± 5 tahun. Setelah itu
digantikan oleh Datuk Itam sekitar ±15, nama aslinya Datuk Itam yaitu Said
Muhammad, Mangkunya Mangku Husin dan yang menjabata Pesirahnya di
Sembubuk (Jembatan Mas) yaitu Pesirah Saleh. Sedangkan juri tulisnya (Sekdes)
Datuk Itam adalah Somad bin Pungguk yang tinggal di Danau Sarang Elang dan
pindah ke Serasah Luar pada tahun 1955 dan mendirikan rumah di simpang Danau
Sarang Elang, istri datuk Itam adalah Nyai Tutik merupakan perempuan keturunan
Jawa. Datuk Itam habis masa jabatannya pada tahun 1960, setelah itu diadakanlah
pilkades yang pertama pada tahun itu, maka Desa Serasah dipimpin oleh:
1. Somad bin Pungguk, masa jabatan menjadi Kades ± 20 tahun;
2. Yusmek, terpilih menjadi Kades pada tahun 1980. Yusmek hanya ± 2 tahun
memimpin Desa Serasah;
3. Datuk Mukmin, menjadi Kades dari tahun 1982 – 1988;
4. Kasnen Efendi, menjadi Kades selama 3 tahun. Karena ada suatu permasalahan
pada tahun 1991, maka untuk semntara jabatan Kades dipegang oleh PJS yaitu
Camat Pemayung Drs. Hasan Basri;
5. Arahman Sum (Emong) dan Sekdesnya M. Harahap, menjabat Kades dari tahun
1991 – 1996;
6. Yusuf Somad (Dengkung), menjabat Kades dari tahun 1996 – 2004;
7. Suhadi, menjabat Kades dari tahun 2004 – 2009;
8. Ahmad Sobirin, menjabat Kades dari tahun 2009 – 2014;

41
Badri, Ketua Lembaga Adat Desa Serasah, wawancara dengan penulis, tanggal 25
Februari 2020. Kabupaten Batanghari.
27

9. Ridwan, menjabat Kades dari tahun 2014-2019.42


Untuk saat ini, roda pemerintahan di Desa Serasah di pegang oleh
Muhammad Darwis SH sebagai Pejabat Sementara (PJS) Kepala Desa sampai
dilaksanakan kembali pemilihan Kepala Desa.
3. Sarana dan Prasarana
Desa Serasah juga telah mempunyai sarana dan prasana yang dapat
mempermudah masyarakat desa dalam melakukan aktifitas. Sarana dan prasarana
tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.1
Sarana dan Prasarana Desa Serasah.43

No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah Kondisi Sarana


dan Prasarana
1 Prasarana Umum
i. Jalan 12Km Bagus
ii. Jembatan 6 unit Bagus
iii. Olahraga (lapangan bola) 2 unit Bagus
iv. Sumur Desa 40 buah Bagus
2 Prasarana Pendidikan
a. Gedung Sekolah PAUD 2 unit Bagus
b. Gedung Sekolah TK 2 unit Bagus
c. Gedung SD 1 unit Bagus
d. Madrasah/DTA 2 unit Bagus
3 Prasarana Ibadah
a. Masjid 3 unit Bagus
b. Musholah 5 unit Bagus
4 Prasarana Kesehatan
a. Poskesdes 2 unit Bagus
b. Polindes 2 unit Bagus
c. Posyandu 2 unit Bagus
d. MCK 250 unit Bagus
e. Sarana Air Bersih 130 unit Bagus

42
Hendri Boy, Sekretaris Kepala Desa Serasah, wawancara dengan penulis, 4 maret 2020,
Kabupaten Batanghari.
43
Dokumentasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Tahun 2019.
28

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa desa Serasah mempunyai sarana dan
prasaran yang memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat desa Serasah.
4. Kependudukan
Jumlah Penduduk Desa Serasah berdasarkan Profil Desa tahun 2019
sebanyak 1653 jiwa yang terdiri dari 826 laki laki dan 827 perempuan. Dapat
dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.2
Jumlah penduduk Desa Serasah menurut Jenis Kelamin Tahun 2018-
2019.44

No Jenis Kelamin Tahun Keseluruhan


berdasarkan jenis
kelamin
2018 2019
1 Laki-Laki 807 826 1,633
2 Perempuan 812 827 1,639
Jumlah 1,619 1,653 3,272

Dari tabel diatas dapat dilihat jumlah penduduk des Serasah mengalami
peningkatan di tahun 2019, yakni sebanyak 1,653 jiwa. Sedangkan jumlah
penduduk berjenis kelamin perempuan lebih besar dari pada penduduk laki-laki.
5. Mata Pencarian Penduduk
Sumber Mata pencaharian utama penduduk Desa Serasah adalah di bidang
pertanian, perikanan, perkebunan, industri pengolahan (pabrik dan kerajinan),
perdagangan, angkuta, PNS, TNI/Polri. Jumlah mata pencarian utama penduduk
Desa Serasah dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

44
Dokumentasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Tahun 2019.
29

Tabel 2.3
Mata Pencarian Utama Penduduk Desa Serasah tahun 2019.45

No Mata pencarian/Pekerjaan Tahun


2019
1 Pertanian/perkebunan 367
2 Industri pengolahan 7
(pabrik dan kerajinan)
3 Pedagang 20
4 Angkutan 16
5 PNS 22
6 Kuli Bangunan 15
7 TNI/Polri 2
Jumlah 449

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mata pencarian utama masyarakat desa
Serasah adalah dibidang pertanian/perkebunan, yaitu sebanyak 367.
6. Keadaan Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
mencapai ke arah yang lebih maju. Keberadaan sarana pendidikan diharapkan dapat
memacu lajunya pendidikan masyarakat, sehingga kegiatan belajar mengajar akan
berjalan dengan lancar. Saat ini sarana pendidikan yang sudah tersedia di Desa
Serasah meliputi sarana pendidikan formal mulai dari tingkat PAUD (Pendidikan
Anak Usia Dini), TK (Taman Kanak-kanak), SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah
Menengah Pertama), SMA (Sekolah Menengah Atas), dan juga pendidikan non
formal melalui pengajian di TPA (Taman Pengajian Al-qur’an).Berikut ini tabel
mengenai tingkat pendidikan masyarakat Desa Serasah:

45
Dokumentasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Tahun 2019.
30

Tabel 2.4
Tingkat Pendidikan Mayarakat Desa Serasah.46

No Pendidikan Jumlah
2019
1 Pendidikan Umum
a. Taman Kanak-Kanak -
b. Sekolah Dasar/Sederajat 592
c. Sekolah Menengah Pertama/ Sederajat 314
d. Sekolah Menengah Atas/ Sederajat 165
e. Akademi/D3 26
f. Sarjana/S1 35
2 Pendidikan Khusus
a. Pondok Pesantren 17
b. Pendidikan Keagamaan 15
3 Tidak Lulus dan Tidak Sekolah
a. Tidak Lulus 42
b. Tidak Bersekolah 502
Jumlah 1,708

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas pendidikan masyarakat


Desa Serasah adalah Sekolah Dasar. Disamping itu, banyak pula masyarakat yang
tidak mengenyam pendidikan baik formal maupun non-formal.
7. Keadaan Agama
Masyarakat di Desa Serasah mayoritas menganut agama Islam dan
mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terbukti dengan
pemanfaatan masjid-masjid untuk shalat berjamaah, musyawarah, dan peringatan
hari-hari besar keagamaan. Demikian pula halnya dengan masyarakat di Desa
Serasah, dipastikan 100% muslim. Meski demikian, masih banyak warga yang
kurang memahami mengenai Islam, seperti fikih, akidah, akhlak dan membaca Al-
Qur’an dengan benar. Setelah adanya kegiatan penyuluhan agama Islam di desa
Serasah kondisi kehidupan beragama masyarakat desa Serasah mengalami
peningkatan yang sangat signifikan, hal ini dapat terlihat dari cara membaca Al-
Qur’an yang sudah mulai lancar.

46
Dokumentasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Tahun 2019.
31

Desa Serasah memiliki rumah ibadah saat ini berjumlah delapan buah.
Perkembangan rumah ibadah ini, juga diiringi dengan makin bertambahnya jamaah
yang datang shalat berjamaah di masjid, hal ini sesuai dengan apa yang dikemukan
Bapak Ahmad Satar yang mengatakan bahwa:
“[T]ingkat keagamaan masyarakat sudah bisa dikatakan Islami, ini semua
bisa terlihat dari partisipasi masyarakat yang datang ke masjid untuk
melaksanakan shalat berjamaah, khususnya sholat maghrib dan isya. Walau
demikian, kita tetep bersyukur dan memaklumi hal tersebut karna seperti
yang kita ketahui, pada siang hari warga biasanya disibukkan dengan
pekerjaan mereka dikebun. Disamping itu, Bukan hanya partisipasi dalam
bentuk ibadah shalat tetapi juga partisipasi dalam bentuk sumbangan
pembangunan masjid. Partisipasi dalam bentuk gotong royong juga
dilakukan oleh masyarakat setiap ada kegiatan baik itu berupa
pembangunan fisik rumah ibadah, tetapi juga gotong royong dalam
perayaan hari-hari besar Islam”.47

Di Desa Serasah sendiri terdapat banyak tempat ibadah, baik Masjid


maupun Musholah. Berikut ini tabel yang menunjukan jumlah sarana ibadah yang
ada di Desa Serasah:

Tabel 2.5
Sarana Ibadah di Desa Serasah48

No Rukun Tetangga Bentuk Sarana Ibadah


Masjid Musholah
1 RT 01 1 1
2 RT 02 1 -
3 RT 03 - 1
4 RT 04 1 1
5 RT 05 - 1
Jumlah 3 4

8. Visi dan Misi Desa Serasah


Visi dan Misi Desa Merupakan Implementasi dari Visi dan Misi Kepala
Desa terpilih dengan beberapa penambahan kegiatan kegiatan yang disusun atau
digali berdasarkan musyawarah Desa secara partisipatif.

47
Ahmad Satar, Tokoh Agama desa Serasah, wawancara dengan peneliti, 3 Maret 2020.
48
Dokumentasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa tahun 2019.
32

a. Visi Desa
Menuju kemakmuran dan kejayaan dengan menjalin persatuan dan
kesatuan yang berlandaskan keimanan dan ketaqwaan pada Allah SWT.
b. Misi Desa
a. Menata Pemerintahan Desa yang terarah serta berusaha membenahi
masalah pertanahan dan batas –batas wilayah desa Serasah dengan
program yang nyata dan berkesinambungan dengan berdasarkan undang
–undang dan peraturan yang berlaku.
b. Membenahi persatuan “ Kalbu “ yang akan dituangkan dalam tatanan
adat.
c. Meningkatkan taraf ekonomi masyarakat melalui sektor :
a) Pertanian ( Sawah )
b) Perkebunan ( Karet dan Sawit )
c) Peternakan ( Sapi ,Kambing & Ayam )
d) Perikanan ( Kolam )
e) Perindustrian ( Bangsal Batu Bata ).
d. Meningkatkan Prestasi Pemuda melaui Bidang olahraga
a) Sepak bola
b) Badminton
c) Volly ball dll .
e. Meningkatkan kerjasama antar seluruh lembaga dan elemen yang ada di
desa dengan selalu memberikan dukungan kepada seluruh program
lembga-lembaga yang ada agar lebih terarah guna kemajuan yang nyata
diseluruh bidang yang ada seperti pendidikan ,keagamaan dll.
f. Menghimpun dan menata seluruh aset yang ada serta menggali sumber-
sumber pendapatan yang baru guna peningkatan PAD desa guna
pembiayaan program –program dan kegiatan yang ada.
g. Menyusun perencanaan pembangunan yang matang dengan
memprioritaskan kepentingan masyarakat.49

49
Dokumentasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa tahun 2019.
33

9. Struktur Orgaanisasi Desa Serasah

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN


DESA SERASAH
KECAMATAN PEMAYUNG KABUPATEN BATANGHARI50

BPD KEPALA DESA

RIDUAN

SEKRETARIS
DESA
HENDRI BOY

KASI PEM KASI KESRA


KAUR KAUR
ANDA YANI MISGIANTO KEUANGAN UMUM

ANANTO JS DEDEK. A

STAF
KEUANGAN
RISNA TIANA

KADUS I KADUS II

SUPARMAN MARYADI

50
Dokumentasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa tahun 2019.
34

B. Profil Penyuluh Agama Islam


1. Penyuluh Agama Desa Serasah
Penyuluh agama dimaknai secara sempit sebagai aktifitas dakwah (ceramah)
di mimbar-mimbar, selain itu tidak ada kewajiban dari para penyuluh agama honorer
tersebut untuk saling berdiskusi dan berada di kantor setiap hari. Laporan yang dibuat
penyuluh agama sebagaian besar berisi materi ceramah setiap minggunya. Namun
tanggung jawab yang diberikan kepada mereka sebenarnya sangat luas, yaitu
membimbing, membina, memberdayakan, dan mengembangkan umat mencakup
kehidupan dunia dan akhirat.
Dilihat dari latar belakang pendidikan, penyuluh yang ada di Kantor Urusan
Agama Kecamatan Pemayung mempunyai latar belakang bervariasi. Beberapa
penyuluh mempunyai latar belakang yang kompeten (sarjana), namun sebagian besar
diantaranya tidak mempunyai latar belakang yang kompeten. Sebagaian penyuluh
agama honorer pada awalnya merupakan guru ngaji yang kemudian diberi honor dan
diangkat sebagai bentuk penghargaan atas kinerja dan amal mereka yang selama ini
ikhlas mengajar di masyarakat. Penyuluh agama menunjukan kinerjanya yang
positif, sebagian besar kerja mereka adalah dakwah secara lisan (tabligh) di majelis-
majelis taklim di daerah mereka sendiri.
Bapak Amat Sabirin selaku Penyuluh agama di Desa Serasah menyampaikan
bahwa tugas pokoknya adalah ceramah rutin di masjid atau musholah di Desa
Serasah. Penyuluhan agama disampaikan lewat kegiatan-kegiatan yang sudah
terjadwal di Desa Serasah. Setiap penyuluhan agama yang dilakukan tidak membeda-
bedakan latar belakang seseorang dan dalam penyampaiannya beliau menggunakan
bahasa-bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat sehingga apa yang
disampaikan dapat diterima oleh semua kalangan. Peran bapak Amat Sabirin selaku
penyuluh agama Islam dalam memberikan penyuluhan agama sangat diharapkan
oleh masyarakat dalam peningkatan pemahaman agama masyarakat.
Peran bapak Amat Sabirin sebagai penyuluh agama Islam hanyalah karena
kedudukan manusia dalam Al-Qur’an adalah hamba yang bertugas untuk beribadah
dan sebagai khalifah untuk mengatur bumi untuk mengatur kehidupan agar sejalan
dengan tuntunan agama. hal ini dijelaskan surat Al- Baqarah ayat 30:
35

ِۖ ۡ
ۡ
‫ض َخلِّي َفة قَالَُٰٓواْ أَتَ ۡج َع ُل فِّ َيها َمن يُف ِّس ُد فِّ َيها‬ ِّ ‫اع ٍل فِّي ٱۡل َۡر‬ِّ ‫ك لِّ ۡلملََٰٓئِّ َك ِّة إِّنِّي ج‬ ‫ب‬
‫ر‬
ُّ ‫ال‬
َ َ‫ق‬
ۡ ِّ
‫ذ‬ ‫َوإ‬
َ َ َ َ
ۡ ِۖ ِّ
‫ال إِّنِّ َٰٓي أَعلَ ُم َما َل تَ ۡعلَ ُمو َن (القران سوره‬ َ َ‫ك ق‬ َ َ‫س ل‬
ِّ ۡ ِّ ِّ ۡ
ُ ‫ك ٱلد َمآَٰءَ َونَح ُن نُ َسب ُح ب َحمد َك َونُ َقد‬
ِّ ‫وي ۡس ِّف‬
ُ ََ
) 00‫البقرة‬
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui”. (Al-Qur’an Surah Al-Baqarah: 30)51

Penyuluh agama Islam dalam penyuluhan agama masyarakat Desa Serasah


mempunyai peran sebagai berikut: membina masyarakat/umat dalam hal
meningkatkan pemahaman agama dilakukan penyuluh agama Islam dalam kegiatan
penyuluhan agama yang berupa majlis taklim. Masyarakat Kecamatan Ngaringan
sebagai objek penyuluhan dalam perjalanan kehidupan menuju kebahagiaan di
dunia dan akhirat pasti mempunyai masalah. Sehingga dibutuhkan peran seorang
penyuluh untuk membantu masyarakat supaya memiliki sumber pegangan agama
dalam pemecahan masalah dan membantu masyarakat agar dengan kesadaran dan
kemauannya bersedia mengamalkan ajaran agama dan mempraktekkannya dalam
kehidupan. Penyuluh agama Islam berperan melakukan penyuluhan agama lewat
kegiatan-kegiatan keagamaan yang telah dijadwalkan.
Penyuluh agama Islam memberikan penyuluhan melalui kegiatan di Desa
Serasah antara lain, memberikan bimbingan baca tulis Al-qur’an, mengisi
mauidhoh hasanah, menjadi khotib dibeberapa masjid, membantu masyarakat
dalam hal menentukan arah kiblat dan membantu dalam proses pembangunan

51
Departemen Agama.RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya. (Semarang: PT. Karya Toha Putra,
2002).
36

masjid atau mushola, melayani konsultasi keagamaan dan pembangunan


masyarakat; membantu pewakafan masyarakat; membantu perizinan operasional
mendirikan TPQ, Madrasah, Setiap tahun di bulan ramadhan mengadakan terawih
keliling di masjid-masjid.

2. Profil penyuluh Agama Islam Desa Serasah


Nama Lengkap : Amat Sabirin, S.Sos.I

Tempat/Tgl. Lahir : Danau Sarang Elang, 1 Januari 1978


Status : Menikah
Alamat Rumah : Desa Serasah Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batanghari
No. Telp./HP :-
Pekerjaan : Pegawai Swasta/Penyuluh Agama Islam (PAH)
Riwayat Pendidikan :

Tahun Tahun
No. Pendidikan Alamat Jurusan
Masuk Lulus
1. SD/MI SD Negeri 125/1 Awin - 1985 1991
2. SLTP/MTs Daar Al-Quran Al-Islami - 1991 1994
3. SLTA/MA Daar Al-Quran Al-Islami 1994 1997 a.
4. S1 IAIN Walisongo Semarang Dakwah 1998 2004
5. S2 - - - -

Kelompok Binaan :
Nama Kelompok Binaan / Volume Tatap Jumlah
No. Alamat
Jama’ah Muka Jama’ah
1. Yasinan Pemuda- Desa Serasah 1 kali 36
Pemudi Karang Taruna (1bulan)
2. Yasinan Ibu-Ibu Al- Desa Serasah Rt 05 1 kali 25
Hidayah (1bulan)
3. Yasiana Ibu-Ibu Desa Serasah Rt 04 1 kali 19
Sa’dutholibin (1bulan)
4. Yasianan Ibu-Ibu Ar- Desa Serasah Rt 03 1 kali 20
Rahman (1bulan)
5 Yasinana Ibu-Ibu Nurul Desa Serasah Rt 01- 1 kali 29
Falah 02 (1bulan)
BAB III
BENTUK PROGRAM DAN MANAJEMEN PENYULUHAN AGAMA
ISLAM DI DESA SERASAH KECAMATAN PEMAYUNG KABUPATEN
BATANGHARI

A. Program Kerja Penyuluh Agama Islam


Program kerja penyuluh agama Islam menyesuaikan dengan kondisi
masyarakat desa Serasah dimana sebelum adanya kegiatan penyuluhan masih
banyak yang kurang akan pemahaman agamanya, kurangnya pemahaman agama
yang dimaksud disini adalah dalam masalah membaca Al-Qur’an, pemahaman
Akidah, Fikih, dan Akhlak. Namun setelah adanya kegiatan penyuluhan sedikit
banyak masyarakat sudah mulai menunjukakan perubahan khususnya dalam hal
membaca Al-Qur’an baik dikalangan ibu-ibu maupun dikalangan remaja.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Amat Sabirin bahwa:
“Masalah yang dihadapi oleh masyarakat di desa Serasah yakni masih ada
masyarakat yang belum fasih membaca Al-Qur’an, belum tau bagaiman tata
cara bersuci dan tata cara sholat yang benar, kemudian pemahaman akidah
secara sempurna. Dari permasalahan itulah penyuluh agama Islam disini
membuat program-program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Disamping itu, saya sebagai penyuluh agama juga membuat program
mengenai keluarga sakinah, diharapkan dengan adanya materi penyuluhan
mengenai keluarga sakinah dapat membantu masyarakat disini agar untuk
menciptakan keluarga yang sakinah, yang harmonis dalam rumah tangga.
Dan alhamdulillah setelah program berjalan, sedikit banyak masyarakat
khususnya jama’ah yasinan ibu-ibu dan remaja karang taruna sudah
menunjukkan perubahan khususnya dalam hal membaca Al-Qur’an”.52

Penyuluh agama Islam dalam kegiatannya mengacu pada tugas pokok


penyuluh agama yaitu melakukan bimbingan dan penyuluhan keislaman dan
pembangunan melalui bahasa agama kepada kelompok-kelompok sasaran
(jama’ah) sesuai kebijakan Direktorat Jendral Bimas Islam Kementrian Agama.

52
Amat Sabirin S.Sos.I, Penyuluh Agama Islam Honorer Serasah, wawancara dengan
peneliti, 12 Februari 2020.

37
Dari hasil wawancara dengan Penyuluh agama Islam di desa Serasah
mengenai program dalam proses kegiatan penyuluhan agama Islam sebagai upaya
meningkatkan pemahaman agama masyarakat, beliau mengatakan bahwa:
“[P]rogram kerja yang di buat dalam proses kegiatan penyuluhan agama
Islam sesuai dengan kebutuhan masyarakat, yaitu pemberantasan buta huruf
Al-Qur’an, perkawinan dan keluarga sakinah, , dan pengetahuan keislaman
seperti akidah, fikih, dan akhlak”.53

Adapun metode yang digunakan dalam proses penyuluhan agama di desa


Serasah ada dua, yaitu metode bil lisan dan metode tanya jawab. Bapak Amat
Sabirin mengatakan:
“[M]etode yang lebih sering digunakan dan dirasa lebih efektif dalam
kegiatan penyuluhan di desa serasah yaitu metode bil-Hal, metode
lisan/ceramah dan metode tanya jawab. Metode bil hal dirasa efektif dalam
penyuluhan agama, karena seorang penyuluh tidak hanya memberikan
materi secara lisan, namun juga harus dengan perbuatan. Metode bil lisan
ini mengharuskan seorang penyuluh untuk secara terbuka menyampaikan
dan menjelaskan materi-materi bimbingan kepada jama’ah. Kemudian
metode tanya jawab, dimana metode ini digunakan setelah penyuluh selesai
menyampaikan materi, kemudian ada beberapa hal yang kurang di mengerti,
maka jama’ah boleh menanyakan kepada penyuluh terkait poin tersebut.
Namun, tidak semua materi penyuluhan agama Islam dilakukan dengan
menggunakan dua metode tersebut, ada materi yang pelaksanaannya harus
dengan praktek, seperti materi dalam program pemberantasan buta huruf
Al-Qur’an, materi fikih ibadah (tata cara bersuci, sholat, ibadah haji) yang
memerlukan metode dengan tindakan (praktek) ”.54

Dalam kegiatan penyuluhan agama pemilihan metode sangat penting,


karena tidak semua metode dapat diterapkan dalam proses penyuluhan. Khususnya
di desa Serasah, penyuluh agama merasa bahwa dalam melakukan penyuluhan di
desa Serasah lebih efektif dengan menggunakan metode bil Hal, bil lisan/ceramah
dan metode tanya jawab. Hal tersebut bukan tanpa alasan, karena dua metode
tersebut dapat membuat masyarakatnya lebih mudah memahami materi yang di
sampaikan.

53
Amat Sabirin, S.Sos.I, Penyuluh Agama Islam Honorer desa Serasah, wawancara
dengan peneliti, 12 Februari 2020.
54
Amat Sabirin S.Sos.I, Penyuluh Agama Islam Honorer Serasah, wawancara dengan
peneliti, 12 Februari 2020.
1. Pemberantasan buta huruf Al-Qur’an/Baca Al-Qur’an
Pemberantasan buta huruf merupakan pekerjaan yang tidak mudah, namun
tidak mustahil untuk dilakukan. Upaya pemberantasan buta aksara saat ini
dilakukan berdasarkan Intruksi Presiden Nomer 5 tahun 2006 tentang Gerakan
Nasional Percepatan penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan
pemberantasan buta huruf.
Dari data yang diperoleh, Di desa Serasah sendiri masih banyak warganya
yang belum bisa atau belum lancar membaca Al-Qur’an. Bagaimana mereka bisa
memahami Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat Islam sementara mereka belum
fasih membaca Al-Qur’an. Maka dari itu penyuluh agama Islam berusaha untuk
memperbaiki kualitas masyarakat dalam membaca Al-Qur’an dengan cara
memberikan materi membaca Al-Qur’an. Dalam kegiatan tersebut para anggota
jama’ah diberikan kesempatan untuk membaca 1 sampai 2 ayat. Setelah itu akan
diketahui siapa dan berapa jumlah orang yang tidak bisa sama sekali dan yang
belom lancar bacaannya. Kemudian penyuluh dapat menentukan tindakan yang
akan dilakukan sesuai dengan masalah yang ada.
Setelah dilakukan penyuluhan mengenai pemberantasan buta huruf Al-
Qur’an dengan cara membaca dan menyebutkan mahorijul hurufnya, masyarakat
khususnya jama’ah yasinan ibu-ibu dan remaja karang taruna sudah dapat membaca
Al-Qur’an dengan lebih baik dari sebelumnya. Dengan adanya upaya yang
dilakukan penyuluh agama di desa serasah dalam penuntasan masalah buta huruf
Al-Qur’an diharapkan masyarakat setempat dapat membaca Al-Qur’an dan
memahaminya sehingga dapat tercipta masyarakat yang tidak hanya cerdas secara
umum namun juga spiritualnya.
b. Materi pemberantasan buta huruf Al-Qur’an
Materi yang diberikan dalam kegiatan ini berupa Takhsinul kitabah/tajwid
yaitu pengenalan dan memperbaiki masing-masing bentuk huruf arab.
Takhsin/tajwid yaitu menyempurnakan semua hal yang berkaitan dengan
kesempurnaan pengucapan huruf-huruf Al-Qur’an dari aspek sifatnya yang
senantiasa melekat padanya dan menyempurnakan pengucapan hukum
hubungan antara satu huruf dengan yang lainnya seperti idzhar, idgham, ikhfa,
dan sebagainya.
c. Metode pemberantasan buta huruf Al-Qur’an
Ada dua metode yang digunakan oleh penyuluh agama Islam dalam upaya
memberantas buta huruf Al-Qur’an di desa Serasah, yaitu metode bil Hal dan
metode bil lisan dan tanya jawab. Kemudian dengan beberapa metode/cara
membaca Al-Qur’an, yaitu:
1) Iqro’
Metode iqro’ adalah suatu metode membaca Al-Qur’an yang
menekankan langsung pada latihan membaca.
2) Tilawatil
Metode tilawati merupakan metode belajar membaca Al-Qur’an
yang sangat praktis, cepat, dan menyenangkan karna menggunakan
irama. Namun metode ini dirasa kurang efektif bagi individu yang masih
belum lancar bacaan Al-Qur’annya (tajwid).
3) Qiro’atil
Metode qiro’ati adalah suatu model belajar membaca Al-Qur’an
secara langsung (tanpa dieja) dan menggunakan atau menerapkan
pembiasaan membaca tartil sesuai dengan kaidah tajwid.

2. Perkawinan dan keluarga sakinah


Penyuluh agama Islam merasa penting untuk membuat program perkawinan
dan keluarga sakinah dalam proses penyuluhan agama Islam dengan tujuan agar
dapat terbentuk keluarga yang harmonis di desa Serasah, program ini merujuk pada
Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, Pasal 1, bahwa
“Perkawinan adalah ikatan batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri,
dengan tujuan membentuk rumah tangga yang bahagia dan kekal, berdasarkan
ketuhanan yang Maha Esa”.
Dijelaskan dalam undang-undang perkawinan diatas, bahwa tujuan dari
perkawinan adalah membentuk rumah tangga yang bahagia dan kekal, berdasarkan
ketuhanan yang Maha Esa. Dalam Islam keluarga yang yang bahagia dan kekal
biasa disebut dengan keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah, yaitu suatu keluarga
yang tenang, tenteram, antara suami dan istri terjalin hubungan cinta dan kasih
sayang yang diridhoi oleh Allah SWT.
Sebagaiman firman Allah dalam Surah Ar-Rum ayat 21:
‫َو ِّم ۡن َءإي َ َٰ ِّت ِّهۦ َأ ۡن َخَِ َق لَ ُكم ِّم ۡن َأن ُۡ ِّس ُك ۡم َأ ۡز َ َٰو ٗجا ِّلت َ ۡس ُكنُ ٓو لإ إل َ ۡيهَا َو َج َع َل بَيۡنَ ُكم َّم َو َّد ٗة َو َر ۡح َم ًۚة إ َّن ِّفي َذَٰ ِّل ََ َلي َ َٰ ٖت‬
ِ ِ
(24 ‫ون (القران سورة الروم‬ َ ‫ِّلقَ ۡو ٖم يَتَ َۡكَّ ُر‬
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-
isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,
dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”(Q.S Ar-
Rum 21).55
a. Materi perkawinan dan keluarga sakinah
Ada beberapa Materi yang diberikan oleh penyuluh agama Islam di desa
Serasah mengenai perkawinan dan keluarga sakinah, yaitu:
1) Upaya-upaya dalam mewujudkan keluarga yang harmonis;
2) Hak dan kewajiban suami atas istri;
3) Hak dan kewajiban istri terhadap suami;
4) Talak, yang menyebabkan jatuhnya talak suami kepada istri.
b. Metode Penyuluhan
Dalam proses penyuluhan agama Islam, penyuluh agama menggunakan dua
metode, yaitu:
1) Ceramah;
2) Tanya Jawab.

55
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemahanya. hlm. 324 .
3. Pengetahuan Islam meliputi Ajaran pokok Islam, yaitu:
a. Akidah
Penyimpangan dari akidah adalah sumber petaka dan becana. Seseorang
yang tidak mempunyai akidah maka sangat rawan termakan oleh berbagai macam
keraguan dan kerancuan dalam berpikir. Dangkalnya pemahaman akidah dapat
membuat seseorang yang putus asa tidak dapat berfikir jernih dan lebih memilih
untuk mengangkhiri hidup mereka dengan cara yang sangat mengenaskan, yaitu
bunuh diri. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya akidah dalam jiwa mereka.
Akidah merupakan suatu pengikat antara jiwa manusia dengan tuhannya.
Seperti yang dikatakan oleh Penyuluh agama Islam:
”Akidah ialah suatu yang mengikat jiwa mahluk yang diciptakan dengan
Tuhan yang menciptakan. Unsur utama dari akidah Islam ialah kepercayaan
kepada keesaan Allah yang mutlak (Tauhid). Hal ini dituangkan dalam
kalimat syahadat yang berbunyi Laa ilaha illah lah yang berarti tiada tuhan
selain Allah. Tidak ada seorang pun di alam ini yang patut disembah kecuali
Allah SWT. Tidak ada pemilik dan tidak ada penguasa bagi alam semesta
kecuali Dia sendiri. Segala sesuatu membutuhkanNYA dan Dia tidak butuh
sesuatu. Hanya Allah lah Rabb, pencipta dan pemilik seluruh alam
semesta”.56

Pemahaman akidah pada masyarakat sangat penting karena jika suatu


masyarakat tidak dibangun diatas pondasi akidah yang benar maka akan sangat
rawan terbius pemikiran yang matrealisme yang segala sesuatunya diukur dengan
materi. Oleh karena itu, untuk mengindari hal tersebut maka penyuluh agama Islam
berusaha memberika pemahaman akidah secara benar kepada masyarakat desa
Serasah.
1) Materi Akidah
Adapun materi yang diberikan penyuluh agama islam dalam proses
penyuluhan mengenai akidah antara lain:
a) Definisi Akidah
b) Menjelaskan beberapa dimensi kepercayaan, yaitu:

56
Amat Sabirin, S.Sos.I, Penyuluh Agama Islam Honorer desa Serasah, wawancara
dengan peneliti, 12 Februari 2020.
(1) Tauhid Rububiya
Kepercayaan yang bulat dan mutlak hanya Allah yang memiliki,
menguasai, mengurus, menetukan, dan menjadikan segala
sesuatu di alam semesta.
(2) Tauhid Uluhiyah
Kepercayaan yang bulat dan mutlak bahwa hanya Allah saja Zat
yang dipuja, disembah, dibesarkan, ditakuti, menjadi tujuan
pengabdian dan tumpuan permohonan dan harapan. Allah SWT
berfirman dalam Surah Ass -Syuuraa ayat 13:
ِّ ِِّّ ِّ ‫شرع لَ ُكم ِّمن‬
َ ‫وحا َوالذي أ َْو َحْي نَا إِّلَْي‬
‫ك َوَما َوصْي نَا‬ ِّ ‫الد‬
ً ُ‫ين َما َوصى به ن‬ َ َ ََ
‫ين َوَل تَتَ َفرقُوا فِّ ِّيه َكبُ َر َعلَى‬ ِّ ‫بِِّّه إِّب ر ِّاهيم وموسى و ِّعيس ِۖى أَ ْن أَقِّيموا‬
‫الد‬
َ ُ َ َ َ ُ َ َ َْ
‫وه ْم إِّلَْي ِّه اللهُ يَ ْجتَبِّي إِّلَْي ِّه َمن يَ َشاءُ َويَ ْه ِّدي إِّلَْي ِّه َمن‬ ِّ
َ ‫الْ ُم ْش ِّرك‬
ُ ُ‫ين َما تَ ْدع‬
)40 :‫يب (القران سورة الشعراء‬ِّ
ُ ‫يُن‬
“Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang
telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami
wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan
kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan
janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi
orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya.
Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya
dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali
(kepada-Nya)”. (Q.S Ass-Syuuraa: 13)57
2) Metode Penyuluhan
a) Ceramah;
b) Tanya jawab.

57
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemahanya. hlm. 293.
b. Fikih
Memahami fikih sangat penting bagi umat Islam. Karena fikih sebagai ilmu
yang berbicara tentang hukum yang mengtur berbagai aspek kehidupan manusia,
baik kehidupan pribadi, brtmasyarakat maupun kehidupan manusia dengan
Tuhannya. Bapak Amat Sabirin mengatakan bahwa:
“[B]elajar dan paham fikih itu penting, karena fikih membahas mengenai
perbuatan yang kita lakukan sehari, seperti ibadah baik shalat, puasa, zakat,
dan ibadah lainnya. Kemudian fikih juga menjelaskan tentang tata cara
bersuci, ini sangat penting untuk dijelaskan kepada masyarakat supaya
masyarakat paham tentang bagaimana tata bersusci yang benar. Ibadah
shalat kita tidak akan sah apabila cara bersuci kita (wudhu/mandi wajib)
salah. Maka dari itu, ini menjadi kewajiban seorang penyuluh untuk
menjelaskannya kepada msyarakat agar paham dan dapat memperbaiki
kualitas ibadah mereka. Kemudian tidak hany ibadah, fikih juga
menjelaskan tentang bagaimana bermuamalah/berdagang yang benar
menurut Islam, seperti kita ketahui banyak masyarakat kita yang
mempunyai usaha warung baik besar atau kecil. Diharapkan dengan adanya
penyuluhan Islam mengenai fikih muamalah ini, para pedagang kita dapat
menerapkan tata cara jual-beli sesuai kaidah Islam, minimal tidak
menggambil keuntungan besar (Riba’)”.58

1) Materi Penyuluhan Fikih


Materi yang diberikan penyuluh agama sesuai dengan objek
pembahasan dalam ilmu fikih yang dikelompokkan dalam tiga kelompok
besar yaitu ibadah, mua’malah, dan `uqubah.
a) Ibadah
Pada bagian ibadah tercakup segala persoalan yang pada
pokoknya berkaitan dengan urusan akhirat atau ibadah mahdah.
Artinya, segala perbuatan yang dikerjakan dengan maksud mendekatkan
diri kepada Allah, seperti bersuci, shalat, puasa, haji dan lain
sebagainya.
b) Muamalah
Muamalah mencakup hal-hal yang berhubungan dengan harta,
seperti jual-beli, sewa menyewa, pinjam meminjam, amanah, dan harta

58
Amat Sabirin, S.Sos.I, Penyuluh Agama Islam Honorer desa Serasah, wawancara
dengan peneliti, 12 Februari 2020.
peninggalan. Pada bagian ini juga dimasukkan persoalan munakahat dan
siyasah.
c) ‘Uqubah
`Uqubah mencakup segala persoalan yang menyangkut tindak
pidana, seperti pembunuhan, pencurian, perampokan, pemberontakan
dan lain-lain. Bagian ini juga membicarakan hukuman-hukuman, seperti
qisas, had, diyat dan ta`zir.
2) Metode Penyuluhan
a) Ceramah;
b) Tanya Jawab;
c) Praktek.

c. Akhlak
Akhlak adalah sesuatu yang melekat pada diri manusia yang dapat
melahirkan perubahan-perubahan berdasarkan pilihan dan kemauan mengenai baik
buruknya sifat. Akhlak sangat penting bagi diri sendiri maupun orang lain, terutama
dalam kehidupan bertetangga dan bermasyarakat. Hal ini dijelaskan oleh penyuluh
agama Islam bahwa:
“[P]embinaan dan penanaman akhlak pada masyarakat sangat perlu. Karena
dalam kehidupan bertetangga dan bermasyarakat kita senantiasa
bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain. Khususnya kita sebagai
umat Islam, sudah sepantasnya untuk kita menampilkan akhlak yang mulia
sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Akhlak mempunyai peran yang sangat penting dalam perilaku seseorang
dan apa yang dimunculkannya. Perilaku seseorang itu sesuai dengan apa
yang tertanam di dasar jiwanya. Perbuatan-perbuatan seseorang selalu
berhubungan dengan jiwanya, artinya baiknya perbuatan seseorang itu
dikarenakan baiknya akhlak orang tersebut dan buruknya perbuatan
seseorang dikarenakan buruknya akhlak orang tersebut. Berperilaku dan
berakhlak mulia dalam bertetangga dan bermasyarakat itu sangat perlu.
Islam mengajarkan kita untuk selalu berakhlak mulia dalam bertetangga dan
bermasyarakat. Islam memberikan tuntunan mengenai akhlak bertamu,
menerima tamu, hubungan baik dengan tetangga, masyarakat, serta
bagaimana akhlak dalam pergaulan antar remaja.”59

59
Amat Sabirin S.Sos.I, Penyuluh Agama Islam Honorer Serasah, wawancara dengan
peneliti, 12 Februari 2020.
Oleh karena akhlak sangat penting, maka cara yang paling tepat untuk
memperbaiki perilaku manusia adalah dengan memperbaiki jiwa dan
mensucikannya serta menanamkan akhlak yang utama, bahkan agama Islam sudah
menjelaskan bahwa perubahan keadaan seseorang itu mengikuti perubahan
jiwanya. Sebagaimana firman Allah swt dalam Surah Ar Ra’d ayat 11:

‫لَهُ ُم َع ِّقبَات ِّمن بَْي ِّن يَ َديْ ِّه َوِّم ْن َخ ْل ِّف ِّه يَ ْح َفظُونَهُ ِّم ْن أ َْم ِّر الل ِِّۗه إِّن اللهَ َل يُغَيُِّر َما بَِّق ْوٍم َحتى‬
ِۗ
‫يُغَيُِّروا َما بِّأَن ُف ِّس ِّه ْم َوإِّذَا أ ََر َاد اللهُ بَِّق ْوٍم ُسوءًا فَ ََل َمَرد لَهُ َوَما لَ ُهم ِّمن ُدونِِّّه ِّمن َو ٍال (القران‬

) 44 :‫سورة الرعد‬
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di
muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya
Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan
yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak
ada pelindung bagi mereka selain Dia”. (Q.S Ar-Ra’d:11)60
1) Materi Penyuluhan
a) Pengertian Akhlak
b) Macam-macam Aklak:
a. Akhlak kepada diri sendiri;
b. Akhlak saat bertamu;
c. Akhlak saat menerima tamu;
d. Akhlak dalam betetangga dan bermasyarakat;
e. Akhlak tentang cara bergaulan yang benar antara pria dan wanita
(Remaja).
2) Metode Penyuluhan
a) Ceramah;
b) Tanya jawab.

60
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemahanya. hlm. 199.
Berbicara mengenai program-program yang dibuat oleh penyuluh agama
Islam diatas, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa ibu-ibu jamaah
yasinan mingguan dan yasinan pemuda-pemudi Karang Taruna tentang
kegiatan penyuluhan serta program/materi yang diberikan oleh penyuluh agama.
1. Rukayati, anggota yasinan mingguan:
“[P]penyuluh agama Islam telah melakukan kegiatan penyuluhan agama setiap
dua kali dalam satu bulan dengan memberikan materi yang berbeda-beda.
Materi yang diberikan bermacam-macam, seperti mengajarkan baca Al-Qur’an
dengan benar (Tajwid), menjelaskan mengenai Akidah, fikih, kemudian
akhlak. Kami ibu-ibu desa Serasah merasa terbantu dengan adanya kegiatan
penyuluhan ini. karena manfaatnya banyak baik untuk diri sendiri ataupun
keluarga. Seperti kita ketahui, ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anak,
dengan adanya penyuluhan ini kita terbantu mendapatkan ilmu untuk kita
ajarkan kepada anak-anak dirumah”.61

2. Suparyono, anggota pemuda-pemudi:


“[P]rogram yang dibuat oleh penyuluh agama islam sangat memberikan banyak
manfaat, khususnya bagi pemuda-pemudi para generasi muda. Dengan adanya
penyuluh agama kita pemuda-pemudi jadi mengerti mengenai akidah dan
akhlak, paham dengan tata cara bersuci dan ibadah, kemudian yang tidak kalah
penting adalah program baca Al-Qur’an, kita yang biasanya baca Qur’an hanya
sekedar baca sekarang sedikit demi sedikit sudah mulai memperbaiki bacaan
tajwidnya. Tidak hanya tajwid, penyuluh agama juga menjelaskan mengenai
asbabun nuzul serta kandungan hikmah dari ayat-ayat yang dibaca.62

Dari informan di atas dapat disimpulkan bahwa program yang dibuat oleh
penyuluh agama Islam untuk meningkatkan pemahaman agama masyarakat Desa
Serasah sudah berjalan dengan baik, karena sebagian besar masyarakat telah
merasakan manfaat dari kegaitan yang mereka ikuti. Dengan begitu, maka tingkat
pemahaman agama masyarakat akan semakin meningkat.
Keberhasilan dari kegiatan penyuluhan yang dilakukan tentu tidak terlepas
dari kerjasama antara penyuluh dan pemerintah setempat. Dalam beberapa tahun
belakangan ini kerjasama antara penyuluh dengan pemerintah setempat sudah

61
Rukayati, anggota yasinan Ibu-ibu desa serasah, wawancara dengan penyuluh, 22 maret
2020.
62
Suparyono, anggota yasina pemuda-pemudi akrang taruna desa serasah, wawancara
dengan peneliti, 25 maret 2020.
terjalin dengan bagus, ini dapat terlihat dengan berjalannya program penyuluhan
yang dilakukan oleh penyuluh agama. Hal ini sesuai dengan apa yang dipaparkan
oleh Bapak Amat Sabirin yang mengatakan bahwa:
“Kerjasama antara penyuluh agama dengan pemerintah setempat sudah
berjalan dengan baik, ini dapat terlihat dari bantuan yang diberikan berupa
fasilitas, baik berupa gedung, pemberian izin pelaksanaan kegiatan dan
batuan berupa materil yang dapat menunjang keberlangsungan pembinaan
keagamaan”.63

Dengan adanya kerjasama tersebut bisa lebih memaksimalkan proses


pembinaan jiwa keagamaan yang dilakukan oleh para penyuluh agama.

C. Manajemen Penyuluhan Agama Islam


1. Perencanaan
Dalam organisasi kepenyuluhan, perencanaan menyangkut perumuskan
tujuan organisasi, menetapkan strategi menyeluruh untuk mencapai tujuan dan
menyusun rencana-rencana untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan semua
aktivitas. Menurut bapak Amat Sabirin:
“[P]erencanaan dalam kegiatan penyuluhan agama bertujuan untuk
menentukan langkah dan program dalam menentukan setiap sasaran,
menentukan materi yang akan disampaikan, metode serta media yang akan
digunakan dalam pelaksanaan penyuluhan. Tanpa adanya perencana yang
matang, maka kegiatan penyuluhan agama Islam di Desa Serasah tidak akan
berjalan efektif. Perencanaa n merupakan pangkal dari suatu aktivitas
managerial. Oleh karena itu, perencanaan memiliki peran yang sangat
penting dalam suatu organisasi, sebab ia merupakan dasar dan titik tolak
ukur dari aktivitas selanjut nya. Agar proses dakwah dapat memperoleh
hasil yang maksimal, maka perencanaan merupakan sebuah keharusan.”64

63
Amat Sabirin S.Sos.I, Penyuluh Agama Islam Honorer Serasah, wawancara dengan
peneliti, 12 Februari 2020.
64
Amat Sabirin S.Sos.I, Penyuluh Agama Islam Honorer Serasah, wawancara dengan
peneliti, 12 Februari 2020.
Keharusan melakukan suatu perencanaan, sesuai dengan firman Allah SWT
QS. Al-Hasyr ayat 18:
ِۖ
‫َوات ُقوا اللهَ إِّن اللهَ َخبِّير بِّ َما‬ ‫ت لِّغَ ٍد‬
ْ ‫ين َآمنُوا ات ُقوا اللهَ َولْتَنظُْر نَ ْفس ما قَد َم‬
ِّ
َ ‫يَاأَيُّ َها الذ‬
)41 :‫تَ ْع َملُو َن (القران سورة الحشر‬

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan”. (Al-Qur’an Surah Al-Hasyr: 18)65
Perencanaan dalam penyuluhan agama Islam bertujuan untuk:
a. Membangun kesepemahaman dan komitmen semua pihak berdasarkan
petunjuk pelaksanaan penyuluh agama Islam;
b. Menyelaraskan seluruh kegiatan perencanaan penyuluhan agama Islam
yang disusun oleh Kementrin agama ditingkat pusat, provinsi dan
kabupaten/kota;
c. Menyesuaikan perencanaan yang dilakukan kementrian agama ditingkat
pusat, provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan rencana strategis (Restra)
Kementrian Agama tahun 2015-2019;
d. Memadukan dan menserasikan perencanaan penyuluhan agama Islam
dengan perencanaan tahunan Kementrian Agama di tingkat pusat,
kabupaten/kota;
e. Memberikan gambaran yang jelas kepada penerima manfaat (masyarakat)
sehingga tidak terjadi tumpang tindih kegiatan serta sebagai alat bantu
dalam proses pelaksanaan, pemantauan serta menyamaratakan kegiatan
penyuluhan agama Islam.66
Proses perencanaan dalam penyuluhan agama merupakan tindakan
sistematis yang dapat membantu mengidentifikasi cara-cara yang lebih baik untuk

65
Departemen Agama RI. Alqur’an dan Terjemahannya., Hlm. 437.
66
Dokumentasi penyuluh agama islam.
mencapai suatu tujuan. Dengan melakukan perencanaan maka akan memberikan
manfaat yaitu :
a. Dapat memberikan batasan tujuan penyuluhan sehingga mampu
mengarahkan para penyuluh secara tepat dan maksimal.
b. Menghindari penggunaan secara sporadic sumber daya manusia dan
benturan aktivitas dakwah yang tumpang tindih.
c. Dapat melakukan prediksi dan antisipasi mengenai berbagai problema dan
merupakan sebuah persiapan dini untuk memberikan solusi dari setiap
problem dakwah.
d. Dapat melakukan pengorganisasian dan penghematan waktu dan
pengelolaannya secara baik.
e. Dapat melakukan pengawasan sesuai dengan ukuran-ukuran objektif
Perencanaan harus didahului dengan penelitian dan persiapan yang matang
baik yang menyangkut tenaga sumber daya manusia, metode yang
diterapkan dan komponen lainnya dalam berdakwah.67
Dengan perencanaan ini maka aktivitas dapat berjalan dengan baik, arah dan
target dapat dengan mudah dicapai. Dengan demikian, kegiatan perencanaan
merupakan kunci awal dalam melaksanakan proses penyuluhan agar memudahkan
penyuluh mencapai tujuan dari kegiatannya. Oleh karena itu, kegiatan penyuluhan
harus direncanakan secara matang sehingga memudahkan proses kegiatan
selanjutnya.
Penyuluh agama Islam mengatakan bahwa:
“Sebagai langkah awal sebelum mengadakan penyuluhan, penyuluh harus
mampu menyusun Rencana Pelaksanaan Penyuluhan (RPP) jangka panjang
(5 tahunan), yang kemudian dijabarkan menjadi Rencana Pelaksaan
Penyuluhan Jangka Pendek (Rencana Tahunan), yang seterusnya
dituangkan dalam Rencana Kerja Operasional dimasing-masing kelompok
binaan. Karena masing-masing penyuluh didalam tugasnya sebagai
penyuluh harus mempunyai kelompok binaan, maka sebelum pelaksanaan
penyuluhan harus mampu mengidentifikasi potensi wilayah atau kelompok
dan rencana kerja operasional bimbingan penyuluhan agama dan
pembangunan, menyusun Petunjuk pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk
Teknis (Juknis) bimbingan dan penyuluhan agama, menyusun materi

67
Dokumentasi penyuluh agama islam.
penyuluhan serta mendiskusikan materi tersebut dengan sesama penyuluh
agama. Selanjutnya tugas dari perencanaan lainnya adalah mengkaji kondisi
yang tengah berkembang, mengetahui segala potensi yang dimiliki, dan
potensi apa saja yang telah terpenuhi dan yang belum terpenuhi. Mengkaji
disini diartikan sebagai upaya melakukan sebuah kajian terhadap kondisi
yang ada.68

Dalam proses penyuluhan agama perencanaan itu sangat penting karena


beberapa sebab, yaitu:
a. Penyuluhan agama menyangkut kebutuhan umat beragama. Diusahakan
penyuluh dapat memenuhi kebutuhan mereka dengan cara yang sesuai.
b. Penyuluh agama mempunyai tujuan tertentu. Oleh sebab itu,
perencanaan penyuluhan agama meruapakan usaha agar proses
penyuluhan dapat dijalannkan sedemikian rupa agar tujuannya tercapai.
c. Penyuluh agama dituntut mempunyai keahlian khusus. Dengan adanya
perencanaan penyuluhan agama, maka penyuluh agama dapat
menambah keahliannya di bidang penyuluhan agama, seperti materi,
teknik dan jalannya penyuluhan.
Adapun tujuan dari perencanaan menurut penyuluh agama adalah:
a. Mencocokkan pelaksanaan dengan perencanaan.
b. Untuk mengetahui kapan pelaksanaan dimulai dan selesainya suatu
kegiatan.
c. Agar dapat mengetahui siapa saja yang terlibat dalam suatu kegiatan,
baik kualifikasiya ataupun kuantitasnya.
d. Meminimalisi kegiatan yang tidak produktif.69

68
Amat Sabirin S.Sos.I. Penyuluh Agama Islam Honorer desa Serasah, wawancara dengan
peneliti, 12 Februari 2020.
69
Amat Sabirin S.Sos.I, penyulub agama islam honorer desa serasah, wawancara dengan
peneliti, 12 Februari 2020.
2. Tahap Pengorganisasian
Implementasi pengorganisasian kegiatan penyuluhan di lapangan adalah
dengan cara kerjasama yang baik antara penyuluh dengan masyarakat, penyuluh
turun langsung ke lokasi dan memeriksa laporan yang telah dibuat sesuai dengan
data yang diinput dari masyarakat. Di sisi lain, pengorganisasian penyuluhan di
desa Serasah adalah dengan cara membentuk kelompok-kelompok penyuluhan di
Rukun Tetangga (RT) di desa, membentuk dan mengaktifkan majelis taklim dan
kelompok remaja mesjid. Sebagaimana yang dikatakan oleh Bapak Amat Sabirin:
“[B]bahwa dalam mengorganisir kegiatan penyuluhan adalah mengaktifkan
pengurus Majelis Taklim atau kelompok pengajian, kemudian
menyampaikan informasi tentang pelaksanaan penyuluhan, dan melibatkan
tokoh-tokoh masyarakat sebagai panutan dalam kegiatan penyuluhan.
Untuk efektifitasnya pengorganisasian tersebut, maka dalam kegiatan
penyuluhan ditunjuk seorang ketua, sekretaris dan bendahara di dalam
majelis taklim dan pengajian untuk mengumpulkan masyarakat di suatu
tempat dalam rangka kegiatan penyuluhan”.70

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa adanya kerjasama antara


penyuluh dengan tokoh agama, tokoh masyarakat dan perangkat desa sangat
diperlukan untuk dapat melancarkan proses kegiatan penyuluhan agama Islam serta
tujuan dari kegiatan tersebut dapat dicapai dengan maksimal.
Pengorganisasian dalam kegiatan penyuluhan sangat penting dalam
kaitannya dengan proses penyuluh agama Islam. Dengan pengorganisasian itu,
penyuluh dapat merancang suatu upaya yang efektif sesuai dengan daya dan sumber
dana yang dimiliki. Bila hal ini terwujud maka pelaksanaan penyuluhan sebagai
bagian dari kegiatan dapat terwujud dengan baik.

70
Amat Sabirin S.Sos.I, Penyuluh Agama Islam Honorer Serasah, wawancara dengan
peneliti, 12 Februari 2020.
3. Tahap Pelaksanaan
Dalam prakteknya, Proses Penyuluhan Agama Islam di Desa Serasah
merupakan kegiatan pengajaran atau pendidikan agama Islam yang paling fleksibel.
Kegiatan penyuluhan agama terbuka terhadap segala usia, lapisan masyarakat atau
strata sosial dan jenis kelamin mulai dari anak-anak, remaja sampai dewasa. Waktu
penyelenggaraannya pun bisa dilakukan pada siang atau malam hari. Tempat
pengajarannya dilakukan masjid ataupun dimusholah.
Dari hasil wawancara dengan bapak Amat Sabirin, beliau mengatakan
bahwa Pelaksanaan Penyuluhan Agama di Desa Serasah terbilang aktif, tentu saja
hal itu tidak terlepas dari adanya kerjasama yang baik antara penyuluh, perangkat
desa serta masyarakat itu sendiri. Kegiatan penyuluhan Agama di Desa Serasah
dilakukan setiap minggu namun dengan jama’ah pengajian yang berbeda-beda.
Dalam proses kegiatan penyuluhan, semua jama’ah diberikan materi yang sama dan
akan berulang sampai bulan selanjutnya. Kegiatan Penyuluhan dilakukan pada
siang hari, namun khusus untuk remaja masjid Karang Taruna dilakukan pada
malam hari selepas sholat maghrib.71
Jadwal pelaksanaan penyuluhan agama pada masyarakat desa Serasah dapat
dilihat pada tabel Rencana Kerja Penyuluh agama Islam bulan November 2019
berikut ini:

Tabel 3.1
Pelaksanaan Penyuluhan Agama Islam Desa Serasah bulan November
2020.72

No Jadwal Kelompok Materi Metode Jumlah


pelaksanaan binaan bimbingan
1 Jum’at Yasinan Al-Qur’an Ceramah/ 36 orang
01-11-2019 Pemuda- 1. Tajwid Qiro’ah
19:30 s/d Pemudi 2. Asbabun
selesai karang Nuzul
Taruna

71
Amat Sabirin. Penyuluh Agama Islam Serasah, wawancara dengan peneliti, 12
November 2019. Kabupaten Batanghari
72
Dokumntasi Laporan Bulanana Penyuluh Agama Islam Honorer (PAH) November 2019
2 Jum’at Jama’ah Al- Al-Qur’an Ceramah/ 25 Orang
04-11-2019 Hidayah 1. Tajwid Qiro’ah
13:25 s/d 2. Asbabun
selesai Nuzul

3 Senin Jama’ah Al-Qur’an Ceramah/ 19 orang


04-11-2019 Sa’dutholibin 1. Tajwid Qiro’ah
13:25 s/d 2. Asbabun
selesai Nuzul

4 Jum’at Jama’ah Ar- Al-Qur’an Ceramah/ 20 orang


08-11-209 Rahman 2. Tajwid Qiro’ah
13:25 s/d 3. Asbabun
selesai Nuzul
5 Jum’at Jama’ah Al-Qur’an Ceramah/ 29 orang
15-11-2019 Nurul Falah 1. Tajwid Qiro’ah
13:25 s/d 2. Asbabun
selesai Nuzul

4. Evaluasi
Dalam penyuluhan agama Islam evaluasi merupakan suatu proses yang
sistematik untuk menentukan seberapa jauh efektifitas kegiatan penyuluhan serta
pencapaian hasil yang ditargetkan melalui pengumpulan informasi dari berbagai
aspek yang terkait dengan menggunakan instrument dan bahan yang tersedia.
Dalam hal ini, evaluasi penyuluhan sering dinyatakan benar, betul, bagus,
berhasil, sopan, memuaskan, memenuhi syarat, berguna, manfaat, kemajuan,
menyenangkan, dan kata-kata lain yang bermakna baik.
Penyuluh agama mengatakan bahwa dalam penyuluhan agama Islam ada
beberapa hal yang perlu dilakukan evaluasi adalah:
a. Evaluasi diri sendiri (Penyuluh)
1) Materi
a) Apakah materi penyuluhan cukup memadai?
b) Apakah materi itu disusun dengan baik?
c) Apakah tujuannya bisa diketahui?
d) Apakah tujuan tercapai?
2) Penyajian
a) Perhatian dan minat anggota kelompok?
b) Apakah penyajian berkesinambungan?
c) Apakah anggota kelompok termotivasi?
d) Apakah bahasa yang digunakan sederhana, dimengerti dan betul?
e) Apakah penyajian terancang dengan baik?
f) Apakah penyajian menggunakan waktu sesuai rencana?
3) Fasilitas
a) Apakah fasilitas fisik memuaskan?
b) Apakah tersedia catatan yang memadai?
4) Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan
a) Apakah tujuan penyuluhan tercapai? jika tidak, mengapa?
b) Apakah harapan terhadap anggota yang telah diberikan
penyuluhan agama tercapai? bagaimana cara mengetahuinya?
c) Metode penyuluh agama mana yang bisa dilaksanakan dengan
baik dan berhasil? mengapa?
d) Apakah setiap orang ikut berpartisipasi?
e) Apabila penyuluhan merangsang anggota untuk diskusi?
b. Evaluasi Peserta
1) Seberapa jauh kegunaan materi penyuluhan terhadap tugas peserta?
2) Seberapa jauh kecepatan kinerja penyuluhan?
3) Apakah tujuan penyuluhan dipahami?
4) Bagaimana efektivitas alokasi waktu?
5) Apakah fasilitas memadai?
6) Apakah peserta puas terhadap penyuluhan?
7) Apa saran peserta untuk perbaikan penyuluhan?
c. Test
Test adalah proses dalam rangka menentukan apakah para anggota
penyuluhan memahami dengan baik dan benar apa yang disampaikan.
Dalam penyuluhan agama test biasa dilakukan secara informal dengan
mengajukan berbagai pertanyaan. Test bisa dirancang baik untuk
mengukur performance maupun pengetahuan. Test yang dipakai dalam
evaluasi penyulahan adalah test kinerja :
1) Test kinerja
Test ini mengukur ketrampilan, anggota harus menunjukkan
kemampuan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan yang
diinginkan penyuluh. Sebagai contoh, pada pertemuan sebelumnya
telah diberikan materi mengenai tata cara berwudhu, maka pada test
ini anggota diminta untuk mempraktekkan cara berwudhu.
Adapun fungsi dari evaluasi dalam kegiatan penyuluhan agama, Bapak
Amat Sabirin mengatakan bahwa:
“[F]ungsi Evaluasi dalam kegiatan penyuluhan agama adalah sebagai alat
untuk mengetahui apa umpan balik yang sesuai bagi pelaksanaan suatu
kegiatan. Kemudian Sebagai alat untuk mengukur keberhasilan dari
pelaksanaan suatu kegiatan. Selain itu, evaluasi juga untuk menentukan
tercapai atau tidaknya tujuan penyuluhan. Penyuluhan adalah kegiatan yang
mempunyai tujuan. Tujuannya adalah meningkatnya pengetahuan,
ketrampilan dan tingkah laku yang dimiliki anggota setelah selesai
mengikuti kegiatan penyuluhan. Pentingnya Evaluasi dalam penyuluhan
dapat mencegah timbulnya berbagai masalah pada penyuluhan berikutnya.
Menambah pemahaman mengenai apa yang akan berhasil dan apa yang
akan gagal dalam penyampaian dan meningkatkan penyuluhan berikutnya.
Mengevaluasi penyuluhan merupakan cara untuk mengerti sejauh mana
pelaksanaan program penyuluhan apakah berhasil atau gagal. Untuk itu
kriteria untuk evaluasi perlu di tentukan sebelumnya”. 73

Dari hasil wawancara dengan penyuluh agama Islam desa Serasah, maka
Berikut fungsi evaluasi penyuluhan adalah:
1) Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan penyuluhan; dalam hal ini
tujuan khusus maupun tujuan umum. Tujuan khusus atau tujuan yang
dapat terukur, dibuktikan, setelah proses penyuluhan selesai
2) Untuk mengetahui keefektifan proses penyuluhan yang dilakukan
penyuluh agama; penilaian ini dimaksudkan sebagai fungsi feed back
bagi penyuluhan berikutnya. Dengan fungsi ini penyuluh dapat

73
Amat Sabirin S.Sos.I, Penyuluh Agama Islam Honorer Desa Serasah, Wawancara
Dengan Peneliti, 12 Februari 2020.
mengetahui berhasil atau tidaknya penyuluhan. Rendahnya hasil
penyuluhan tidak semata-mata disebabkan kemampuan anggota
penyuluhan dalam menangkap materi, tetapi juga bisa disebabkan
kurang berhasilnya penyuluh menyampaikan penyuluhan. Melalui
penilaian kemampuan penyuluh itu sendiri dapat dijadikan bahan dalam
memperbaiki caranya dalam melakukan penyuluhan berikutnya.
3) Secara komprehensif sebagai pengukur keberhasilan dilihat dari
berbagai aspek. Baik dari aspek anggota, aspek materi yang diberikan,
aspek metoda yang dipakai, aspek sarana dan prasarana sekaligus aspek
penyuluh itu sendiri.
BAB IV
FAKTOR PENGHAMBAT PENYULUHAN AGAMA ISLAM DAN UPAYA
PENYULUH AGAMA DALAM MENGATASI FAKTOR PENGHAMBAT
PENYULUHAN

A. Faktor Penghambat Penyuluhan Agama Islam


Dalam setiap kegiatan tidak terlepas dari faktor yang menjadi penghambat
dalam proses kegiatannya, tidak terkecuali dalam proses penyuluhan agama Islam.
Penyuluhan agama Islam yang dilakukan ditengah-tengah masyarakat sudah pasti
menghadapi beberapa faktor yang menjadi penghambat proses penyuluhan.
Dalam proses kegiatan penyuluhan agama muncul beberapa persoalan yang
perlu dikaji, sampai saat ini keberadaan penyuluh agama baik yang fungsional dan
penyuluh agama honorer yang jumlahnya masih belum memadai dibandingkan
dengan luas wilayah sasaran penyuluh agama, khususnya di Desa Serasah yang
hanya ada satu Penyuluh Agama yang bertugas melakukan penyuluhan.
Saat melakukan penyuluhan, Penyuluh agama banyak menghadapi berbagai
kendala, baik dari penyuluh itu sendiri ataupun dari masyarakatnya. Bapak Amat
Sabirin mengatakan:
“[M]elakukan penyuluhan ditengah-tengah masyarakat ini sangat mungkin
ditemukan hambatan-hambatan. Baik dari penyuluhnya sendiri atau dari
masyarakatnya.”74

Dari hasil Observasi dan pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti,
dan telah menggali informasi dari narasumber, maka diketahuilah bebeberapa
faktor yang menghambat proses penyuluhan agama di desa Serasah. Adapun yang
menjadi faktor penghambat dalam kegiatan penyuluhan agama Islam pada
masyarakat yaitu faktor:

74
Amat Sabirin S.Sos.I, Penyuluh Agama Islam Honorer Desa Serasah, Wawancara
Dengan Peneliti, 12 Februari 2020.

58
59

1. Kurangnya Jumlah Penyuluh Agama dan Efesiensi Waktu


Kurangnya jumlah penyuluh di Kecamatan Pemayung menjadi salah satu
penghambat dalam proses penyuluhan agama pada masyarakat. Jumlah penyuluh
agama yang bertugas di Kecamatan Pemayung hanya sejumlah sebelas (11) orang,
terdiri dari dua (2) orang penyuluh fungsional dan sembilan (9) orang penyuluh
honorer, yang bertugas di delapan belas (18) desa yang jumlah penduduknya secara
keseluruhan lebih dari 30.000 jiwa.
Perbandingan yang sangat tidak rasional jika mengharapkan hasil yang
maksimal dalam sebuah proses pembinaan keagamaan. Diakui Amat Sabirin sebagi
penyuluh agama desa Serasah, beliau mengatakan bahwa:
“Kurangnya jumlah penyuluh sangat berpengaruh dalam proses penyuluhan
agama di masyarakat, di mana jumlah masyarakat yang akan dibina, masih
belum sebanding dengan jumlah penyuluh yang hanya berjumlah sebelas
(11) orang dengan luas daerah binaan sebanyak delapan belas (18) desa
yang membuat para penyuluh sedikit kewalahan dalam melakukakan
pembinaan keagamaan, sehingga pembinaan yang dilakukakan selama ini
dirasakan masih belum maksimal. Karena kurangnya jumlah penyuluh
agama di Kecamatan Pemayung, maka satu penyuluh agama bisa
memegang 1-2 desa untuk diberikan penyuluhan. Termasuk saya yang harus
memberikan penyuluhan di dua desa yang ada dikecamatan pemayung.
Kendala ini sangat mempengaruhi proses penyuluhan agama pada
masyarakat di desa Serasah, karena jumlah penyuluh agama yang seperti ini
tidak bisa menjangkau masyarakat secara keseluruhan. Hal ini juga
berpengaruh terhadap efektifitas waktu pembinaan keagaamaan
masyarakat. Namun, hal seperti ini tidak menyurutkan semangat kami para
penyuluh dalam menjalankan tugasnya untuk menjadikan masyarakat
sebagai masyarakat yang islami”.75

Dari masalah minimnya penyuluh agama Islam di desa Serasah, maka


muncul masalah yang tidak kalah penting, yaitu masalah mengenai efesiensi waktu
yang dihadapi oleh penyuluh agama. Pembagian waktu tentu tidak mudah,
mengingat susahnya berinteraksi langsung dengan masyarakat disebabkan
kesibukan masyarakat desa Serasah yang mayoritas petani, dimana pada siang hari
selalu fokus pada pekerjaan mereka masing-masing dan pada malam hari digunakan

75
Amat Sabirin S.Sos.I, Penyuluh Agama Islam Honorer Serasah, wawancara dengan
peneliti, 12 Februari 2020.
60

untuk beristirahat, sehingga proses pembinaan kurang maksimal. Pada saat ini
proses penyuluhan hanya terfokus pada kunjungan jama’ah yasinan mingguan yang
sudah ada. Hal ini juga sesuai dengan apa yang disampaikan oleh penyuluh agama
desa Serasah, Beliau mengatakan bahwa:
“[P]ekerjaan penduduk desa Serasah yang mayoritas petani, membuat
proses penyuluhan terhambat karena masyarakat lebih banyak
mengahabiskan waktu di kebun, sehingga jika sudah pulang kerumah lebih
banyak memanfaatkan waktu untuk beristirahat”.76

2. Perkembangan Teknologi
Faktor penghambat selanjutnya yang mempengaruhi proses penyuluhan
agama pada masyarkat adalah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
serta transportasi secara pesat. Hal tersebut membawa dampak positif bagi
penyuluhan agama tetapi juga membawa dampak negatif.
Dampak positif dari pesatnya perkembangan tersebut, yakni mempermudah
masyarakat dalam hal informasi khususnya informasi mengenai agama. Pesatnya
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi bukan hanya membawa
dampak positif bagi masyarakat desa Serasah, namun juga membawa dampak
negatif dimana masyarakat saat ini lebih bersifat hedonis, yaitu mewujudkan gaya
hidup yang mengutamakan kenikmatan, hal ini dikarenakan pengaruh dari budaya
luar yang di lihat dari sumber informasi public yang saat ini sangat mudah untuk
didapatkan.
Kenyataan ini membuat sebagian besar masyarakat, khususnya kalangan
remaja lebih tertarik kepada sesuatu yang bersifat entertainment atau hiburan
dibandingkan kegiatan yang sifatnya keagamaan. Disinilah dapat dilihat bagaimana
peran penyuluh dalam upaya memberikan pembinaan demi terciptanya akhlak
generasi muda yang islami. Hal ini dapat kita lihat dari salah satu misi kerasulan
Nabi Muhammad Saw, yang utamanya adalah untuk menyempurnakan akhlak yang
mulia sebagaiman dijelaskan dalam firman Allah dalam QS. Al Ahzaab ayat 21:

76
Amat Sabirin S.Sos.I, Penyuluh Agama Islam Honorer Desa Serasah, Wawancara
Dengan Peneliti, 12 februari 2020.
61

‫ُس َوة َح َسنَة لِّ َمن َكا َن يَ ْر ُجو اللهَ َوالْيَ ْوَم ْاْل ِّخَر َوذَ َكَر اللهَ َكِِّ ًيرا‬ ِّ ِّ ِّ
ْ ‫ل َق ْد َكا َن لَ ُك ْم في َر ُسول الله أ‬
(24 ‫(القران سورة الخزاب‬
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan dia banyak menyebut Allah.” (Q.S Al-Ahzaab:21)77

Pembinaan generasi muda saat ini, dalam segi keagamaan bukan hanya
penyuluh agama yang berperan penting didalamnya, akan tetapi yang paling utama
adalah Orang tua yang merupakan orang yang sangat berpengaruh dalam
pendidikan agama, Karena orang tua merupakan madrasah pertama bagi anaknya.
Oleh karena itu, sangat perlu bagi penyuluh agama Islam untuk memberikan
pemahaman agama yang benar kepada orang tua agar mereka dapat mengajarkan
agama dan memberikan suri tauladan yang baik kepada anaknya.
Sebagaimana Firman Allah dalam surat QS. Luqman ayat 17:

‫ك ِّم ۡن َع ۡزِّم‬ ِّ‫ٱصبِّ ۡر علَى مآَٰ أَصاب ِۖك إِّن َذل‬ ِّ ‫يب نَي أَقِِّّم ٱلصلَوَة وۡأم ۡر بِّ ۡٱلم ۡعر‬
ۡ ‫وف و ۡٱنه ع ِّن ۡٱلمن َك ِّر و‬
َ َََ َ َ َ ُ َ َ َ ُ َ َُ َُ
ۡ
ِّ ‫ٱۡل ُُم‬
)41 :‫ور (القران سورة لقمن‬

“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang
diwajibkan (oleh Allah)”. (Q.S Luqman: 17).78

77
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemahanya., hlm. 336.
78
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemahanya., hlm. 329.
62

B. Upaya Penyuluh Agama Islam Mengatasi Faktor Penghambat Dalam


Penyuluhan Agama Islam di Desa Serasah.
Setelah di ketahui apa saja faktor-faktor yang menghambat proses
penyuluhan agama, maka penyuluh bisa menentukan apa upaya-upaya yang akan
dilakukan dan diterapkan untuk memaksimalkan proses penyuluhan agama pada
masyarakat. Untuk memaksimalkan proses penyuluhan agama di desa Serasah,
maka dibutuhkan upaya-upaya yang tepat dari penyuluh agama. Dari hasil
wawancara saya dengan penyuluh agama beberapa narasumber maka ditemukan
beberapa upaya yang bisa dilakukan dalam proses penyuluhan agama pada
masyarakat yakni:
1. Efektifitas waktu
Kendala yang paling besar yang dihadapi oleh para penyuluh agama di desa
Serasah adalah kendala waktu dan kurannya jumlah penyuluh agama. dan sebagian
besar masyarakat desa Serasah adalah petani, sehingga sebagian besar waktu
masyarakat tersita untuk berkerja di kebun, dan ketika tiba sisa waktu yang ada
digunakan untuk istirahat. Maka penyuluh agama mengambil inisiatif untuk
melakukan proses penyuluha agama pada jama’ah-jama’ah yasinan yang sudah ada.
Amat Sabirin mengatakan bahwa:
“[S]aya sebagai penyuluh agama di desa Serasah, dikarenakan waktu yang
sangat terbatas dari masyarakat, yang didominasi oleh petani dan pedagang,
maka dalam proses kegiatan penyuluhan agama di desa Serasah saya
memanfaatkan waktu yang telah terjadwal sebelumnya, yaitu jadwal
yasinan ibu-ibu, yasinan bapak-bapak dan yasinan pemuda. Jadi saya tidak
membuat kelompok pengajian yang baru, mengingat kesibukan masyarakat
disini”.79

Upaya yang dilakukan penyuluh agama tersebut dirasa efektif untuk


mengatasi masalah waktu, karena dengan upaya seperti itu, kegiatan penyuluhan
tetap bisa dilakukan tanpa harus mengatur ulang jadwal untuk kegiatan penyeluhan
pada masyarakat.

79
Amat Sabirin S.Sos.I, Penyuluh Agama Desa Serasah, wawancara dengan peneliti, 12
Februari 2020.
63

2. Bekerjasama Dengan Organisasi Kepemudaan


Desa Serasah adalah Desa yang tengah menghadapi perkembangan di
bidang pembangunan, dimana masyarakatnya sudah memiliki pemikiran yang
terbuka dengan perkembangan zaman. Generasi mudanya pun sudah sangat agresif
dalam membekali diri dalam menghadapi perkembangan tersebut, sehingga untuk
mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses penyuluhan agama pada
masyarakat, maka dibutuhkan sinergi dengan semua lapisan masyarakat, termasuk
dengan organisasi kepemudaan setempat.
Riki Nofrianto mengatakan:
“[P]emuda saat ini lebih tertarik kepada kegiatan yang berbau entertainment
atau hiburan, dan kurang berminat dalam acara-acara keagamaan, apalagi
yang berbentuk pengajian, maka dibutuhkan kerjasama dengan lembaga
kepemudaan setempat untuk menarik minat pemuda dalam kegiatan
keagamaan, di Serasah ini sendiri terdapat lembaga kepemudaan yakni
Karang Taruna Harapan Muda. Kerjasama dengan organisasi kepemudaan
setempat sangat dibutuhkan untuk memberikan penyuluhan menegnai
pemahaman agama terhadap pemuda, yang bagi mereka penyuluhan dalam
bentuk pengajian, bukanlah suatu hal yang menarik untuk diikuti atau
dihadiri. Maka dibutuhkan penyuluhan agama dalam bentuk lain yakni
dengan mengadakan kegiatan yang melibatkan seluruh pemuda. Pendekatan
seperti ini terbukti efektif dilihat dari tingkat partisipasi para pemuda yang
sangat antusias dalam menyelenggarakan sebuah kegiatan. Seperti
mengadakan sebuah perlombaan dalam bidang agama untuk anak-anak.
Maka penyuluh bisa melibatkan pemuda-pemudi untuk menjadi panitia
dalam kegiatan tersebut”.80

Dengan adanya kerjasama ini maka para pemuda bisa menyalurkan bakat
dan minat ke jalur positif yang bisa menghindarkan mereka dari pengaruh buruk
yang bisa menjerumuskannya kedalam lingkaran pergaulan bebas.
Amat Sabirin S.Sos.I mengatakan:
“[K]ami sebagai penyuluh agama selalu berusaha merangkul para pemuda
untuk berpartisipasi ke dalam setiap kegiatan yang diadakan penyuluhan
agama, hal ini bertujuan untuk mengarahkan para pemuda dalam
menyalurkan kemampuannya kepada hal-hal yang positif, yakni kegiatan
perlombaan anak islami. Dimana dalam kegiatan tersebut akan ada beberapa
cabang yang di lombakan, seperti lomba adzan, sholawat, mengaji (tilawah

80
Riki Nofrianto, Ketua Pemuda Karang Taruna Desa Serasah, wawancara dengan peneliti,
25 maret 2020.
64

atau tartil), praktek sholat dan cabang perlombaan lain yang berkaitan
dengan keagamaan”81

Langkah yang diambil oleh penyuluh untuk mengikutsertakan para pemuda


dalam setiap kegiatannya, merupakan langkah preventif atau langkah pencegahan
agar para pemuda tidak terjerumus dalam hal-hal negatif yang saat ini sudah mulai
menggerogoti kehidupan generasi muda. Hal ini juga untuk memberikan ruang
kepada para pemuda dalam menyalurkan kreatifitas yang mereka miliki, sehingga
bisa mereka bisa memanfaatkan waktu yang mereka miliki untuk melakukan hal-
hal yang bersifat positif.

81
Amat Sabirin S.Sos.I, Penyuluh Agama Islam Honorer Serasah, wawancara dengan
peneliti, 12 Februari 2020.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Penyuluh agama Islam yang ditugaskan di Desa serasah menjalankan lima (5)
program dalam proses penyuluhan agama guna meningkatkan pemahaman
agama pada masyarakat desa Serasah. Program tersebut adalah:
a. Pemberantasan buta huruf/baca Al-Qur’an;
b. Perkawinan dan keluarga sakinah;
c. Pengetahuan Islam:
1) Akidah;
2) Fikih;
3) Akhlak.
Manajemen penyuluh agama Islam:
a. Perencanaan;
b. Pengorganisasian;
c. Pelaksanaan;
d. Evaluasi.
2. Faktor yang menjadi menghambat dalam proses penyuluhan agama pada
masyarakat desa Serasah yaitu:
a. Kurangnya jumlah penyuluh agama yang bertugas di kecamatan Pemayung.
Hal ini menyebabkan tidak efesiennya waktu dalam kegiatan penyuluhan.
b. Perkembangan teknologi ditengah masyarakat khususnya dikalangan
remaja. Perkembangan teknologi ini dapat membawa dampak posistif,
namun juga membawa dampak negatif. Dampak positifnya adalah
mudahnya mendapatkan informasi khususnya dibidang keagamaan.
Sedangkan dampak negatifnya adalah karena mudahnya dalam mengakses
atau mendapatkan informasi membuat generasi muda menjadi hedonis,
yaitu mewujudkan gaya hidup yang mengutamakan kenikmatan.

65
66

3. Upaya yang dilakukan oleh penyuluh agama adalah:


a. Penyuluh harus jeli melihat dan memanfaatkan waktu yang sangat terbatas
di tengah minimnya jumlah penyuluh agama dan aktifitas masyarakat yang
lebih banyak menghabiskan waktu di kebun dan tempat lain di mana mereka
bekerja. Dalam hal ini, penyuluh mengambil upaya dalam melaksanakan
kegiatan dengan menyesuaikan dengan jadwal kegiatan yasinan baik
dikalangan ibu-ibu atau yasinan pemuda-pemudi karang taruna.
b. Penyuluh mengambil inisiatif dengan bekerja sama dengan organisasi
kepemudaan desa Serasah. Tujuannya agar proses penyuluhan agama di
desa Serasah berjalan dengan baik khususnya kepada generasi muda
ditengah perkembangan teknologi dan informasi.

B. Implikasi Penelitian
1. Bagi seluruh penyuluh agama, khusunya yang bertugas di desa Serasah, agar
bisa memberikan penyuluhan keagamaan kepada masyarakat dengan sebaik
baiknya, dan alangkah lebih bagusnya seandainya para penyuluh agama bisa
menjadi suri tauladan yang baik bagi masyarakat. Karena pada dasarnya
masyarakat akan lebih mudah memahami ilmu agama dari apa yang mereka
lihat atau contoh yang diberikan, dibandingkan dengan pembinaan yang bersifat
teori.
2. Agama merupakan jalan yang terbaik dan merupakan solusi untuk keluar dari
segala permasalahan yang kita hadapi. Begitupun dengan dinamika yang terjadi
pada remaja sekarang ini. Dengan adanya bimbingan keagamaan selain dapat
memberikan ketenangan jiwa juga dapat merupakan sebagai ibadah. Oleh
kerena itu, bekalilah kehidupan kita dengan landasan dan ilmu agama yang bisa
menjadikan remaja yang berakhlak mulia.
3. Semoga skripsi ini dapat memberikan nilai tambah untuk dijadikan referensi
dan bacaan tambahan utamanya masalah peningkatan pemahaman pada
masyarakat yang dilaksanakan oleh para penyuluh agama.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemahanya. Semarang: PT. Karya Toha


Putra, 2002.
Badri, Ketua Lembaga Adat Desa Serasah, wawancara dengan penulis, tanggal 25
Februari 2020. Kabupaten Batanghari.
Basit, Abdul. Tantangan Profesi Penyuluh Agama Islam Dan Pemberdayaannya.
Jurnal Dakwah, XV,No.1 (2014), 160.
Boy, Hendri.Sekretaris Kepala Desa Serasah, wawancara dengan penulis, 4 maret
2020, Kabupaten Batanghari.
Departemen Agama RI Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam Bagian
Proyek Peningkatan Tenaga Keagamaan Penyuluh. Materi Bimbingan Dan
Penyuluhan Bagi Penyuluh Agama Islam Terampil. Jakarta: Tahun 2003.
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
Dokumentasi Buku Saku Penyuluh Agama Islam.
Himpunan Peraturan Tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Agama Dan Angka
Kreditnya. Kementrian Agama Ri Direktorat Jendral Bimbingan
Masyarakat Islam Direktorat Penerangan Agama Islam Tahun 2011.
Hoker. Islam Mazhab Indonesia. Cet. I; Jakarta Selatan: Teraju, 2003.
Indra Jaya.Pajar Hatma, “Revitalisasi Peran Penyuluh Agama Dalam Fungsinya
Sebagai Konselor Dan Pendamping Masyarakat” Skripsi. Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2017.
Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Nomor DJ.III /432
Tahun 2016 tentang petunjuk teknis pengangkatan penyuluh agama Islam
non PNS dalam ketentuan umum yang menjelaskan tentang penyuluh
agama Islam non-PNS.
Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan Dan
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 54/KEP/MK.WASPAN/9/1999
Tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Agama Dan Angka Kreditnya.
Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: RinekaCipta, 2009.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, tahun Anggaran 2015-2019.
Mardalis. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: bumi aksara,
2019 Menzies. Allan Sejarah Agama Agama. Yogyakarta : Forum, 2014.
Maryadi, Kepala Dusun II Desa Serasah, wawancara dengan penulis, 15 november
2019, Kabupaten Batanghari.
Menzies, Allan. Sejarah Agama Agama. Yogyakarta : Forum, 2014.
Mubarok, Achmad. Konseling Agama Teori dan Kasus. Jakarta: PT. Bina Rena
Pariwara, 2000.
Muhammad Said, Nurhidayat. Dakwah dan Efek Globalisasi Informasi. Makassar:
Alauddin university press, 2011.
Najmuddin. Imam,“Peran Penyuluh Agama Islam Dalam Peningkatan
Pelaksanaan Shalat Fardhu Masyarakat Di Kecamatan Ngaringan
Kabupaten Grobogan”, Skripsi. Semarang: Fakultas Dakwah Dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2018.
Nashori, Fuad Dan Rachmy Diana Mucharam. Mengembangkan Kreatifitas Dalam
Perspektif Psikologi Agama. (Yogyakarta: Menara Kudus, 2002)
Nofrianto, Riki. Ketua Pemuda Karang Taruna Desa Serasah, wawancara dengan
peneliti, 25 maret 2020.
Norbani, M. Agus. “Penyelenggaraan Kepenyuluhan Agama Islam Non-Pns Di
Kota Depok”. Jurnal Penelitian Keagamaan Dan Kemasyarakatan, XXIX,
No. 1 (2016), 152.
Nurhayati. Memahami Konsep Syariah, Fikih, Hukum Dan Ushul Fikih, Jurnal
Hukum Ekonomi Syariah Volume 2, No. 2 (2018), 127-128.
Pasha, Musthafa Kamal. Akidah Islam. Jogjakarta : Citra Karsa Mandiri, 2003.
Rukayati. Anggota Yasinan Ibu-ibu desa Serasah, wawancara dengan penyuluh, 22
maret 2020.
Sabirin, Amat. Penyuluh Agama Islam Serasah, wawancara dengan peneliti, 12
november 2019.
Sarwono, Sarlito Wirawan. Teori- Teori Psikologi Sosial, Jakarta: Rajawali Pers,
2015.
Satar, Ahmad. Tokoh Agama desa Serasah, wawancara dengan peneliti, 3 Maret
2020.
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grapindo Persad,
2006.
Sudjiono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Grafindo Persada,
1996.
Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2009.
Suhardono, Edy. Teori Peran (Konsep, Derivasi dan Implikasinya), (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 1994.
Suherni. Yeni, “Peran Penyuluh Agama Dalam Memberikan Pemahaman
Pentingnya Belajar Al-Qur’an Pada Masyarakat”, Skripsi. Banda Aceh:
Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Ar–Raniry
Darussalam, 2018.
Suparyono. Anggota Yasinan Pemuda-pemudi Karang Taruna desa Serasah,
wawancara dengan peneliti, 25 maret 2020.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 164 Tahun 1996 Tentang Honorarium
Bagi Penyuluh Agama, Pasal 1.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 574 dan nomor 178 Tahun 1996
Tentang petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional penyuluh agama dan
angka kreditnya, Pasal 1.
DAFTAR INFORMAN

NO NAMA UMUR KETERANGAN


1. Amat Sabirin, S.Sos.I 42 Tahun Penyuluh Agama Islam
Honorer Desa Serasah.
2. Hendri Boy 39 Tahun Sekretaris Desa Serasah
3. Badri 49 Tahun Ketua Adat Desa Serasah
4. Maryadi 43 Tahun Kepala Dusun
5. Amat Satar 44 Tahun Tokoh Agama
6. Riki Nofrianto 20 tahun Ketua Pemuda Karang Taruna
7. Rukayati 45 Tahun Anggota Yasinan Ibu-ibu
8. Suparyono 24 Tahun Anggota Yasinan Pemuda-
Pemudi Karang Taruna Desa
Serasah
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

PERAN PENYULUH AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN


PEMAHAMAN AGAMA DI DESA SERASAH KECAMATAN
PEMAYUNG KABUPATEN BATANGHARI

NO Jenis Data Metode Sumber Data


1. Gmbaran Umum Lokasi - Wawancara - Sekretaris
Penelitian. - Dokumentasi Desa
- Ketua Adat
- Kepala dusun
- Dokumen
Pelaksanaan
Pemerintahan
Desa
2 Keadaan Pemahaman - Wawancara - Penyuluh
Agama Masyarakat Desa - Observasi Agama
Serasah - Tokoh agama

2. Peran penyuluh Agama - Wawancara - Penyuluh


Islam Desa Serasah - Observasi Agama Islam
- Anggota
Yasinan Ibu-
Ibu Desa
Serasah
- Anggota
Yasinan
Pemuda-
Pemudi
Karang
Taruna
1. Panduan Observasi
NO. Jenis Data Objek Observasi
1. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan a. Merumuskan Masalah
Agama Islam Di Desa Serasah. atau beberapa Pertanyaan
b. Mengembangkan Atau
Menyusun Instrumen
Pengumpulan data
c. Mengumpul dan
Menganalisis data
d. Melakukan Tindak lanjut
2. Pemahaman Agama Masyarakat a. Pemahaman Agama
Desa Serasah Masyarakat Setelah
Menikuti Kegiatan
Penyuluhan Agama.

2. Panduan Wawancara
NO. Jenis Data Sumber Data dan Substansi
Wawancara
1. Sejarah desa serasah kec. Sekretaris Desa Dan Ketua
Pemayung kab. Batanghari Adat
a. Seperti Apa Letak
Geografis Desa Serasah?
b. Bagaimana Sejarah Desa
Serasah?
c. Apa Saja Sarana Dan
Prasarana Yang Ada Di
Desa Serasah?
d. Seperti Apa Kondisi
Penduduk Desa Serasah?
e. Apa Mata Pencarian
Masyarakat Desa Serasah?
f. Bagaimana Keadaan
Pendididkan Masyarakat
Desa Serasah?
g. Bagaimana Keadaan
Agama Masyarakat Desa
Serasah?
h. Apa Visi Dan Misi Desa
Serasah?
2. Penyuluh Agama Islam Penyuluh Agama Islam
a. Apa itu penyuluh agama
Islam?
b. Bagaimana proses
penyuluhan agama di desa
serasah?
c. Apa saja program
penyuluh agama islam?
d. Apa saja materi yang
diberikan?
e. Apa strategi penyuluh
agama islam?
f. Apa metode yang dipakai
dalam melakukan
penyuluhan agama islam?
g. Apakah program berjalan
dengan baik?
h. Bagaimana peran
penyuluh dalam
meningkatkan pemahaman
agama pada masyarakat?
i. Apa saja faktor
penghambat dalam
melakukan penyuluhan?
j. Apa upaya yang dilakukan
penyuluh untuk mengatasi
faktor yng menjadi
penghambat penyuluhan?
k. Apakah ada kerjasama
antara penyuluh dan
perangkat desa?
l. Bagaimana pemahaman
agama masyarakat desa
serasah?
m. Apakah program yang
dibuat efektif dalam
meningkatkan pemahaman
agama?
3. Pemahaman agama Masyarakat Jama’ah Yasinan Ibu-Ibu Dan
Pemuda-Pemudi Karang Taruna
a. Apa materi yang diberikan
penyuluh agama Islam
dalam kegiatan
penyuluhan?
b. Apakah anda paham
dengan materi yang
diberikan oleh penyuluh
agama Islam?
c. Apakah kegiatan
penyuluhan efektif dalam
meningkatkan pemahaman
agama masyarakat?
d. Apakah setelah mengikuti
penyuluhan agama anda
merasakan manfaatnya?

3. Panduan Dokumentasi
NO. Jenis Data Data Dokumentasi
1. Lokasi Penelitian Arsip Desa
2. Struktur Organisasi Arsip Desa
3. Jadwal Pelaksaan penyuluhan agama Arsip Penyuluh Agama
Islam
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE

A. Informasi Diri
Nama : Puji Astuti
Tempat & Tanggal Lahir : Serasah, 30 Agustus 1996
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat :Ds Serasah Kec.Pemayung Kab.Batanghari
B. Riwayat Pendidikan
Srata I : UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
SLTA : Pondok Pesantren Irsyadul ‘Ibad.
SLTP : Pondok Pesantren Irsyadul ‘Ibad.
SD : SDN 125/1 Awin
C. Karya Tulis : Peran Penyuluh Agama Islam Dalam
Meningkatkan Pemahaman Agama Pada
Masyarakat Desa Serasah Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batanghari.

Anda mungkin juga menyukai