Anda di halaman 1dari 93

TRANSFORMASI NILAI BUDAYA

PADA KESENIAN TARI RENTAK KUDO


DI DESA TANJUNG PAUH KABUPATEN MUARO JAMBI

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Stara Satu (S.1) dalam Ilmu Aqidah dan Filsafat Islam
Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama

Oleh:

KURNIA ELLESA
(UA. 140064)

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
ii
iii
iv
MOTTO

‫ي َ َٰ ٓأَُّيه َا أمنَّ ُاس إَّنَّ َخلَ ْلنَ َٰ ُُك ِ ّمن َذ َن ٍر َو ُأ َ ٰهَث َو َج َعلْنَ َٰ ُ ُْك ُش ُع اوًب َوكَ َبآئِ َل ِمتَ َع َارفُ ٓو ۟إ ۚ إ َّن َأ ْن َر َم ُ ُْك ِعندَ أ َّ َِّلل َأتْلَ ٰى ُ ُْك ۚ إ َّن‬
ِ ِ ِ
٣١- ٌ‫أ َّ ََّلل عَ ِل ٌمي َخبِي‬
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengena”. (Qs. Al-
Hujurat:13).1

1
Tim Penerjemah dan Penafsiran al-Qur‟an, Al-Qur‟an Terjemahan (Jakarta: Departemen
Agama RI., 1991). 416.

i
ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh bagaimana sejarah dan perkembangan


Tari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, bagaimana
prosesi Tari Rentak Kudo dan apa faktor penyebab pergeseran nilai budaya Tari
Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui sejarah dan perkembangan tari Rentak
Kudo, mengetahui bagaimana prosesi Tari Rentak Kudo, dan apa faktor
penyebab pergeseran nilai budaya pada kesenian Tari Rentak Kudo di Desa
Tanjung Pauh.
Pendekatan penelitian ini berbentuk penelitian lapangan (field research)
yang bersifat kualitatif deskriptif, dengan memperoleh gambaran seutuhnya
mengenai suatu hal menurut padangan manusia yang diteliti. Sehingga
menemukan kebenaran dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasilnya penulis menemukan perubahan nilai budaya kesenian Tari
Rentak Kudo yang tidak lepas dari pengaruh perubahan sosial dalam mayarakat
penduduknya. Perkembangan Rentak Kudo terlihat dari perubahan
pertunjukannya dari masa lampau sampai masa sekarang. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui bagaimana sejarah dan perkembangan, prosesi, dan apa saja
faktor penyebab pergeseran nilai budaya pada kesenian tari Rentak Kudo di Desa
Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi. Selanjutnya tari Rentak Kudo juga
berfungsi sebagai saluran pelepas kejiwaan bagi penari dan didapati suatu rasa
atau pengungkapan perasaan dalam penyajian tari Rentak Kudo. di Desa Tanjung
Pauh Kabupaten Muaro Jambi. Akhirnya penulis merekomendadikan kepada
masyarakat Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi untuk tetap menjaga dan
melestarikan Tari Rentak Kudo, hingga benar-benar terjaga nilai tradisional
walaupun bercampur dengan tari-tarian modern.

ii
PERSEMBAHAN

Takzim dan rasa hormat penulis yang setinggi-tingginya kepada Ayahanda


tetrcinta M. Jaafar dan Ibunda Yulinar yang senantiasa memberi semangat serta
dukungan dan do‟a yang selalu terselip dalam bait-bait setelah sholatnya. Penulis
tidak bisa membalas apa yang telah diberikan kedua orang tua melain limpahan
pahala dan syurga dari Allah Subhanahu Wa Ta‟ala.
Ucapan terimakasih penulis kepada kakanda tersayang Yuliana, dan Adinda M.
Kholiq yang selalu memberi dukungan serta semangat.

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah


Subhanahuwa ta‟ala atas segala Kudrah dan Iradah-Nya, yang telah memberikan
kesehatan dan keberkahan umur sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan skripsi ini dengan keterbatasannya. Selanjutnya sholawat dan
salam penulis hantarkan kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad
Sallahu‟alaihi wa sallam beserta keluarga dan para sahabat yang telah berjuang
demi tegaknya ajaran Islam di permukaan bumi serta memberikan suri tauladan
yang baik melalui sunnahnya sehingga membawa kesejahteraan di muka bumi ini.
Dalam rangka menyelesaikan studi pada Fakultas Ushuluddin dan Studi
Agama pada program Aqidah dan Filsafat Islam, menyusun skripsi ini merupakan
salah satu beban untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ushuluddin dan
Studi Agama UIN STS Jambi. Untuk itu penulis memilih judul “Transformasi
Nilai Budaya pada Kesenian Tari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh Kabupaten
Muaro Jambi”. Meskipun dengan segenap kekurangan dan keterbatasan ilmu,
akhirnya dengan izin Allah segala rintangan dapat dilalui.
Dalam penulisan skripsi yang sederhana ini penulis sangat berhutang budi
kepada semua pihak yang telah turut memberikan petunjuk, bimbingan dan
motivasi yang sangat berharga dan telah banyak meluangkan waktu dalam
memberikan informasi-informasi dan arahan yang berguna dari awal sampai akhir
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Maka penulis
sepantasnya mengucapkan ucapan terimasih dengan setulus hati kepada:
1. Bapak Dr. Mohd. Arifullah, M.Fil.I, Selaku pembimbing satu yang telah
banyak memberikan kontribusi dan waktu demi terselesaikannya Penulisan
Skripsi ini.
2. Ibu Nilyati, M.Fil.I Selaku pembimbing dua, yang telah berkenan
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan
sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.
3. Ibu Nilyati, M.Fil. I Selaku Ketua prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas
Ushuluddin dan Studi Agama, yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan
sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
4. Bapak Sya‟roni , S.Ag, M. Ag Selaku Pembimbing Akademik yang
senantiasa selalu memberi saran, semangat dan waktunya demi terselesainya
Skripsi ini.
5. Bapak Dr. Abdul Halim, S. Ag. M. Ag. Dekan Fakultas Ushuluddin dan
Studi Agama UIN STS Jambi.

iv
6. Bapak Dr. Masyian, M. Ag Selaku Wakil Dekan bidang Akademik Fakultas
Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi.
7. Bapak Dr. Edy Kusnaidi, M. Fil. I Selaku Wakil Dekan bidang administrasi
umum perencanaan dan keuangan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama.
8. Bapak Dr. M. Ied Al- Munir M. Ag Selaku Wakil Dekan bidang
Kemahasiswaan dan bidang kerjasama luar Fakultas Ushuluddin dan Studi
Agama UIN STS Jambi.
9. Prof. Dr. H. Suaidi Asy‟ari, M. Ag Selaku Rektor UIN STS Jambi.
10. Bapak dan Ibu Dosen UIN STS Jambi, yang telah memberikan dan
membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan selama mengikuti
perkuliahan.
11. Bapak dan Ibu Karyawan dan Karyawati di lingkungan Fakultas Ushuluddin
dan Studi Agama UIN STS Jambi.
12. Bapak Kepala Desa serta jajarannya Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro
Jambi yang telah sudi membatu memberikan informasi dan data-data yang
penulis butuhkan.
13. Kepada sahabat-sahabat jurusan Aqidah dan Filsafat Islam yang memberi
dorongan, motivasi dan semangat untuk penulis.
14. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian
penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan ilmu dan literatur yang dimiliki. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
demi kesempurnaan penulis ini. Akhirnya hanya kepada Allah Subhanahu Wa
Ta‟ala jualah penulis kiranya dan semua pihak umumnya. Semoga kita semua
berada dalam naungan-Nya. Amin-amin Ya Robbal A‟lamin…

Jambi, 09 Januari 2020

Kurnia Ellesa

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………...……………………………………….…... i
NOTA DINAS……………………...……………………………………...... ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI……………………. iii
PENGESAHAN…………………………………………………….............. iv
MOTTO……………………………………………………………………... v
ABSTRAK……………………………...………………………………….... vi
PERSEMBAHAN…………………………………………………………... vii
KATA PENGANTAR………………………………………………............ viii
DAFTAR ISI………………………………………………………………... x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………....... 1
B. Permasalahan………...…………………………………….… 5
C. Batasan Masalah……………………………………………... 5
D. Tujuaan dan Kegunaan Penelitian...…………………………. 5
E. Kerangka Teori………………………………………………. 6
F. Metode Penelitian....…………………………………………. 16
G. Studi Relevan….…………………………………………....... 20

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TANJUNG PAUH


KABUPATEN MUARO JAMBI
A. Sejarah Desa Tanjung Pauh…………………………………. 23
B. Lokasi dan Letak Geografis Desa Tanjung Pauh………......... 24
C. Kondisi Penduduk Desa Tanjung Pauh……………………... 25
D. Keadaan Agama, seni dan budaya…………………………... 30

BAB III KESENIAN TARI RENTAK KUDO DESA TANJUNG


PAUH
A. Pengertian Kesenian Tari Rentak Kudo…………………….. 31
B. Sejarah Tari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh…………... 32
C. Perkembangan Kesenian Tari Rentak Kudo di Desa Tanjung
Pauh………………………………………………………..... 34

BAB IV TRANSFORMASI NILAI BUDAYA PADA KESENIAN


TARI RENTAK KUDO DI DESA TANJUNG PAUH
KABUPATEN MUARO JAMBI
A. Prosesi tari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh ……………. 37
B. Nilai-nilai yang Terkandung dalam Kesenian Tari Rentak
Kudo di Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi……… 41
C. Transformasi pada Nilai Budaya dalam Kesenian Tari
Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro
Jambi…………………………………………………………. 45

BAB V PENUTUP

vi
A. Kesimpulan………………………………………………….. 54
B. Implikasi Penelitian...……………………………………...… 55

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURRICULLUM VITAE

vii
TRANSLITERASI2

A. Alfabet
Arab Indonesia Arab Indonesia
‫ا‬ A ‫ط‬ t}
‫ب‬ B ‫ظ‬ z}
‫ت‬ T ‫ع‬ „
‫ث‬ Th ‫غ‬ Gh
‫ج‬ J ‫ف‬ F
‫ح‬ h} ‫ق‬ Q
‫خ‬ Kh ‫ك‬ K
‫د‬ D ‫ل‬ L
‫ذ‬ Dh ‫م‬ M
‫ر‬ R ‫ن‬ N
‫ز‬ Z ‫و‬ W
‫ش‬ S ‫ه‬ H
‫ش‬ Sh ‫ء‬ ,
‫ص‬ s} ‫ي‬ Y
‫ض‬ d{

B. VokaldanHarakat

Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia


َ‫ا‬ A َ‫ا‬ a> ‫اِي‬ i>
َ‫ا‬ U ‫اي‬ A ‫او‬ Aw
ِ‫َا‬ I ‫او‬ u> ‫اي‬ Ay

C. Ta>’ Marbu>t}ah
Transliterasiuntukta>‟ marbu>t}ah ini ada tiga macam:
1. Ta>‟ Marbu>t}ah yang mati atau mendapat harakat sukun, maka transliterasinya
adalah /h/.
Arab Indonesia
‫صالة‬ S}ala>h
‫مراة‬ Mir‟a>h

2
Tim Penyusun, Panduan Penulisan Kary aIlmiah Mahasiswa fakultas Ushuluddin IAIN
STS Jamb i(Jambi: fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2014) a36-137

viii
2. Ta>Marbu>t}ah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah dan dammah,
maka transliterasinya adalah/t/.

Arab Indonesia
‫وزارةَالتربية‬ Wiza>rat al-Tarbiyah
‫مراةَالسمن‬ Mir‟a>t al-zaman

3. Ta>‟ Marbu>t} ah yang berharakat tanwin maka transliterasinya adalah


/tan/tin/tun/.
Arab Indonesia
‫فجئة‬

ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak awal abad ke-20 kebudayaan cenderung di pahami sebagai konsep yang
akademis.Sebagai realitas empiris kebudayaan itu adalah fenomena yang
multikompleks.Sebagai konsep, dia hanya ada dalam pikiran kita dan merupakan
bagian terpenting dalam upaya kita untuk memahami realitas eksistensi kita yang
kompleks dan paradoksal.3Kebudayaan juga mencakup pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, dan adat istiadat.4
Tesis yang dikemukakan Huizinga dalam bukuny adalah bahwa kebudayaan
timbul dan berkembang dalam suasana permainan.Dalam masyarakat-masyarakat
arkais, kegiatan-kegiatan seperti itu “dimainkan”. Permainan dan kebudayaan
membentuk keadaan dwi tunggal.5
Tesis Huizinga tidak bermaksud mengatakan permainan yang di lakukan
oleh masyarakat sebagai salah satu unsur kebudayaan atau kebudayaan merupakan
hasil dari permainan.Akan tetapi kebudayaan timbul dan berkembang dalam
permainan. Kebudayaan juga diartikan sebagai keseluruhan kompleks
(Taylor),yang secara material, menyangkut aspek-aspek ekonomi, politik, sosial,
dan pandangan hidup atau meliputi unsur-unsur universal yaitu bahasa,
sistemteknologi, sistem mata pencaharian, organisasi sosial, sistem pengetahuan,
religi dan kesenian.6
Keunikan dari suatu kesenian kebudayaan saat ini adalah Indonesia di
kagumi oleh Negara lain karena terdapat banyak kebudayaan didalamnya. Dalam
hal ini sehingga muncul berbagai macam perbedaan kebudayaan yang membuat
peradaban di Indonesia menjadi beragam.Salah satu dari kebudayaan itu adalah

3
Budiono kusumohamidjojo, “Filsafat Kebudayaan, Proses Realisasi Manusi”
(Yogyakarta: Jalasutra, 2009), 31.
4
Syafrudin dan Mariam, “Sosial Budaya Dasar”, (Jakarta: CV. Trans Info Media, 2010),
2.
5
K. Bertens, “Panorama Filsafat Modern”, ( Jakarta Selatan: PT. Mizan Publika, 2005).
7.
6
Soerjanto Poespowardojo, “Strategi Kebudayaan”, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 1989), 64.

1
2

seni tari tradisional yang menggambarkan sebuah kehidupan suatu daerah dan
masyarakat.Sehingga seni tari tradisional dapat dikatakan sebagai lambang
peradaban dari masing-masing daerah itu sendiri.7
Seni menurut bahasa adalah sesuatu yang halus. Menurut istilahnya seni
adalah sesuatu yang mengandung nilai estetik. Kehidupan manusia tidak bisa
lepas dari kehidupan seni karena posisi seni di sini sebagai stabilisator antara
perkembangan ilmu dan teknologi. Oleh karena itu, seni sendiri memiliki nilai
strategis dan mempunyai peranan penting agar kehidupan bisa berjalan dengan
normal.
Dilihat dari pentingnya seni dan kedudukannya, Islam beranggapan seni
adalah sesuatu yang sangat penting. Islam adalah agama yang mengajarkan
pengikutnya untuk bisa menghargai nilai ilmu, teknologi, dan seni. Karena nilai
tersebut begitu penting di dalam islam di ajar ketiga-tiganya dan harus berjalan
selaras. Seni dalam islam tidak bisa di lepaskan dari Al-qur‟an dan hadist. Tidak
heran seni Islam disebut seni Al-qur‟an yang dipandang sebagai ungkapan estetis
yang asal usul dan realisasinya sama.8
Seni adalah keindahan. Ia merupakan ekpresi ruh dan budaya manusia
yang mengandung dan mengungkapkan keindahan. Ia lahir dari sisi terdalam
manusia yang didorong oleh kecenderungan seniman kepada yang indah, apa pun
jenis keindahan itu. Dorongan terebut merupakan naluri manusia atau fitrah yang
di anugerahkan Allah kepada hamba-hamba-Nya. Disisi lain, Al-Qur‟an
memperkenalkan agama yang lurus sebagai agama yang sesuai dengan fitrah
manusia. Dalam Al-Qur‟an di jelaskan pada surah AL- Rum ayat 30 yaitu:
‫فَأَ ِك ْم َو ْْج ََم ِن ِّل ِين َح ِني افا ۚ ِف ْط َر َت أ َّ َِّلل أم َّ ِِت فَ َط َر أمنَّ َاس عَلَْيْ َا ۚ ََل تَ ْب ِدي َل ِم َخلْ ِق أ َّ َِّلل ۚ َذَٰ ِ َِل أ ّ ِل ُين أمْلَ ِ ّ ُمي َوم َ َٰ ِك َّن‬
َ ‫َأ ْن َ ََث أمنَّ ِاس ََل ي َ ْعل َ ُم‬
‫ون‬

7
Meri Rahmawati, “Tari Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler Tari Di MI Diponegoro 03
Karangklesem Purwekerto”, Skripsi (Purwokerto: Program Stara Satu IAIN Purwokwerto, 2016),
1-2.
8
Yedi Purwanto, “Seni dalam Padangan Al-Qur‟an” Jurnal Sosioloteknlogi Edisi 19
Tahun 9, (2010),782.
3

“Maka tetapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah)


(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang
lurus, tetap kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS Al-Rum: 30)
Karya seni termasuk tari sebagai sebuah ekspresi pengalaman manusia
berbudaya tentu saja tidak bisa lepas dari permasalahan-permasalahan budaya
tersebut.Keberadaan tari di Indonesia hadir dalam lokus-lokus budaya yang
terbesar di seluruh Nusantara.Perkembangannya begitu pesat, bahkan mampu
menembus batas-batas kesukuan. Hal itu sejalan dengan perkembangan sosio
kultural dan jiwa zaman, serta kesadaran dan wawasan para pelaku tari itu sendiri
(pemikir, seniman, kritikus dan lain-lain).9Perkembangan budaya khususnya tari
juga terjadi di Desa Tanjung Pauh Provinsi Jambi yang hingga saat ini masih
melestarikan sebagaimana mestinya, misalnya pada Tari Rangguk, Sikapur Sirih,
Iyo-Iyo, Rentak Kudo.10Tari-tarian ini khususnya tari Rentak Kudo biasa di
lakukan dalam acara penyambutan, pesta pernikahan, vestifal dan sebagainya.Tari
Rentak Kudo merupakan sebuah kesenian yang didalamnya terdapat unsur seni
tari dan seni musik.Rentak Kudo identik dengan tarian yang gerakannya
menghentak-hentak seperti kuda dan musik didalam Rentak Kudo ini berfungsi
untuk pengasuh dan tariannya.Pengasuh dalam tari Rentak Kudo adalah orang
yang membawa lagu (dendang) yang mengiringi tari Rentak Kudo. Lagu
(dendang) yang di bawakan adalah bait-bait pantun yang berupa kata-kata pujian,
nasehat, dan sindiran.11
Tari Rentak Kudo ini sudah sangat di anggap penting di setiap acara
pernikahan, penutupan dengan hiburan Rentak kudo selalu ditunggu-tunggu oleh
masyarakat.Akan tetapi masih belum banyak yang mengetahui secara substansial
baik bentuk ekstrinsik maupun intrinsik.Dari segi ektrinsik yaitu sejarah dan

9
Edi Sedyawati, Warisan Budaya Takbenda, (Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan
dan Budaya Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2003). 172.
10
Hafiful Hadi Sunliensyar. “Ritual Asyeik Sebagai Akulturasi Antara Kebudayaan Islam
dengan Kebudayaan Pra-Islam Suku Kerinci”, Jurnal Siddhayatra, Vol.21 No 2 (2016),107.
11
Boyke Bobbi Andreas, Studi Terhadap Adanya Dua Versi Rentak Kudo Untuk Acara
Pernikahan Di Desa Rawang, Jurnal Sendrastik FBS UNP, Vol 2 No 1(2013), 91.
4

perkembangan, bentuk atraksi dan fungsinya. Dari segi instrinsik antara lain alat
yang digunakan, struktur teks, bahasa, irama dan alat musik yang digunakan serta
nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.Sebagaimana diketahui bahwa
kebudayaan mengalami perkembangan secara dinamis seiring dengan
perkembangan manusia itu sendiri dan tidak ada kebudayaan yang bersifat statis.
Dengan demikian, kebudayaan akan mengalami perubahan.12
Adapun faktor penyebab banyaknya masyarakat yang belum mengetahui
tentang sejarah perkembangan tari Rentak Kudo ini karena kurangnya tulisan-
tulisan dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan tarian ini. Seharusnya
penelitian tentang sejarah perkembangan tari Rentak Kudo perlu mendapat
perhatian karena dalam pelaksanaannya terkandung nilai-nilai luhur, tradisi dan
peninggalan sejarah serta merupakan kekayaan nasional yang perlu digali,
dipelihara dan dibina untuk memupuk kecintaan dan kebanggaan terhadap
budaya bangsa Indonesia. Adapun konsep lirik lagu yang terdapat dalam tari
Rentak Kudo adalah bait-bait pantun yang berupa kata-kata pujian, nasehat, dan
sindiran.13
Kebudayaan berubah seirama dengan perubahan hidup masyarakat.
Perubahan itu berasal dari pengalaman baru, pengetahuan baru, teknologi baru
dan akibatnya dalam penyesuaian cara hidup dan kebiasaannya kepada situasi
baru. Sikap mental dan nilai budaya turut serta dikembangkan guna keseimbangan
integritas baru.14
Dalam sejarahnya tari Rentak Kudo terdapat banyak nilai-nilai
kebudayaan.Akan tetapi dewasa ini tari Rentak Kudo sendiri telah mengalami
banyak transformasi nilai budaya. Oleh karena itu penulis meneliti lebih lanjut
masalahTransformasi Nilai Budaya dalam kesenian tari Rentak Kudo yang ditulis
dalam bentuk proposal skripsi.

12
Elly et. al., Ridwan Effendi.Ilmu Budaya Sosial Dasar, (Jakarta: PT Fajar Interpratama
Mandiri, 2006), 44.
13
Hafiful Hadi Sunliensyar. “Ritual Asyeik sebagai akulturasi antara kebudayaan islam
dengan kebudayaan pra-islam suku kerinci”, Jurnal Siddhayatra, Vol.21 No 2 (2016), 108.
14
Dick Hartoko, Filsafat Kebudayaan, (Yogyakarta: Kanasinus, 1984), 113.
5

B. Permasalahan.
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian dapat merumuskan bahwa
yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana dinamika
dalam transformasi nilai budaya tari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh? Dari
pokok permasalahan tersebut penulis memilih beberapa permasalahan tentang:
1. Bagaimana sejarah dan perkembangan tari Rentak Kudo di Desa Tanjung
Pauh?
2. Bagaimana Prosesi Tari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh Kabupaten
Muaro Jambi?
3. Apa Faktor penyebab Transformasi Nilai Budaya pada kesenian Tari Rentak
kudo Desa Tanjung Pauh?
C. Batasan Masalah.
Sehubungan dengan kurangnya pelestarian budaya serta terkikisnya nilai
budaya lokal, penelitian ini dibatasi pada lingkup sejarah dan perkembangan,
prosesi, nilai-nilai, serta faktor penyebab pergeseran nilai budaya pada kesenian
tari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh.Hasilnya dapat dilakukan kajian
pengukuran yang berhubungan dengan nilai-nilai yang terkandung pada tari
Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memenuhi beberapa
tujuan:
1. Mengetahui sejarah dan perkembangan tari Rentak Kudo di Desa Tanjung
Pauh.
2. Mengetahui bagaimana Prosesi Tari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh.
3. Mengetahui Faktor dan Dampak Transformasi Nilai Budaya pada kesenian
Tari Rentak kudo Desa Tanjung Pauh.
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah di bidang seni dan
budaya Jambi khususnya pada kesenian tari Rentak Kudo.Hasil penelitian ini juga
6

diharapkan menjadi panduan untuk menjaga dan melestarikan kesenian pada tari
Rentak Kudo.
Adapun kegunaan penelitian ini adalah:
1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang nilai-nilai budaya
yang terkandung dalam kesenian tari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jambi.
2. Untuk memperkaya khazanah keilmuan budaya lokal serta meningkatkan
pemahaman tentang kesenian tari Rentak Kudo.
3. Memberikan acuan pemikiran bagi masyarakat dalam memahami nilai
budaya suku kerinci pada kesenian tari Retak Kudo di Desa Tanjung Pauh.
E. Kerangka Teori.
Kerangka teori yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kerangka
pemikiran yang mengantarkan penulis sehingga dapat membahas permasalahan
yang ada. Oleh karena itu untuk melihat transformasi nilai budaya yang ada dalam
tari rentak kudo ada beberapa definisi menurut para tokoh dan ahli untuk
menjelaskan penelitian ini, sebagai berikut:
1. Transformasi Nilai Budaya
a. Tranformasi
Proses transformasi selalu melalui dua jalur yang berbeda, maka ketika
menjadi kontak antara proses pembudayaan melalui proses pembudayaan melalui
sistem pewarisan dengan kontak budaya dengan lingkungan sekitar, terjadilah
dialog yang bersifat dialektis dalam diri manusia. Sebagai akibat dari dialog itu
adalah munculnya bentuk baru dari kebudayaan tersebut. Kalau pada mulanya
bentuk budaya baru itu mungkin hanya milik dari sekelompok individu saja, tetapi
dengan proses sosial selanjutnya, kemungkinan bentuk budaya itu kemudian
menjadi milik seluruh anggota kelompok masyarakat itu.15
Perubahan sosial antara lain terwujud pada perubahan struktur sosial pada
umumnya dan stratifikasi sosial khususnya. Hal terakhir ini terjadi karena ada

15
Sjafri Sairin, Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2002), 184.
7

diferensiasi fungsi yang lebih terinci, suatu proses yang merupakan dampak
pertumbuhan sosial-ekonomi serta sistem ekonominya.16
Menurut Daryanto kata transformasi artinya “perubahan rupa atau
perubahan bentuk” kata transformasi berdasar dari dua kata dasar, „trans dan
from‟.Trans berarti melintas dari satu sisi kesisi lainnya (across), atau melampaui
(beyond) dan kata form berarti bentuk. Tansformasi sering pula diartikan adanya
perubahan atau perpindahan bentuk yang jelas.Pemakaian kata transforasi
menjelaskan perubahan yang bertahap dan terarah tetapi tidak
radikal.17Trasnformasi merupakan perpindahan atau pergeseran suatu hal ke arah
yang lain atau baru tanpa mengubah struktur yang terkandung didalamnya,
meskipun dalam bentuknya yang baru telah mengalami perubahan. Kerangka
transformasi budaya adalah stuktur dan kultul.Sedangkan menurut pemahaman
Capra transformasi melibatkan perubahan jaring-jaring hubungan sosial dan
ekologis. Apabila struktur jaring-jaring tersebut diubah, maka akan terdapat
didalamnya sebuah kembaga transformasi lembaga sosial, nilai-nilai dan
pemikiran-pemikiran. Transformasi budaya berkaitan dengan evolusi budaya
manusia.Transformasi ini secara tipikal didahului oleh bermacam-macam
indikator sosial.Transformasi budaya semacam ini merupakan langkah-langkah
esensial dalam perkembangan peradaban.Semua peradaban berjalan melalui
kemiripan siklus proses-proses kejadian, pertumbuhan, keutuhan dan integritas.18
Menurut Kuntowijoyo tranformasi nilai adalah konsep ilmiah atau alat
analisis untuk memahami dunia.Karena dengan memahami perubahan setidaknya
dua kondisi atau keadaan yang dapat diketahui yakni keadaan pra perubahan dan
keadaan pasca perubahan.Transformasi merupakan usaha yang dilakukan untuk
melestarikan budaya lokal agar budaya lokal tetap bertahan dan dapat dinikmati

16
Sartono Katodirdjo, Pendakatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 1992), 100.
17
Rasyid Yunus, “Nilai-nilai Kearifan Lokal Sebagai Penguatan Karakter
Bangsa”,(Yogyakarta: CV BUDI UTAMA, 2012), 15.
18
Rasyid Yunus,” Nilai-nilai Kearifan Lokal Sebagai Penguatan Karakter Bangsa” 17.
8

oleh generasi berikutkanya agar mereka memiliki karakter yang tangguh sesuai
dengan karakter yang disiratkan oleh ideologi Pancasila.19
Karakter ini dapat terwujud jika masyarakat mentransformasi nilai-nilai
yang terdapat dalam budaya lokal khususnya budaya kesenian tari Rentak Kudo di
Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi.Transformasi nilai adalah usaha atau
kegiatan yang dilakukan untuk tetap melestarikan atau mengembangkan nilai-nilai
yang terkandung dalam budaya agar budaya tersebut dapat menjawab
kompleksitas permasalahan yang dialami oleh oleh masyarakat. 20Dengan
adayanya transformasi nilai ini masyarkat Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro
Jambi dapat mengetahui nilai-nilai yang menjadi acuan dalam hidup agar mereka
dapat menyesuaikan dengan perkembangan yang ada tanpa melupakan nila-nilai
dasar yang terkandung dalam budaya lokal khususnya pada kesenian Tari Rentak
Kudo di Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi.
b. Nilai
Menurut Frondizi nilai bukanlah kualitas primer dan bukan kualitas
sekunder, sebab nialai tidak menambah atau memberi eksistensi objek.Nilai bukan
keniscayaan bagi esensi objek.Nilai bukan benda, melainkan sifat, kualitas/sui-
generis, yang dimiliki objek tertentu yang dikatakan “baik”.Bahkan menurut
Husserl nilai itu milik semua objek, nilai tidaklah independen yakni tidak
memiliki kesubstantifan.21
Menurut Cheng nilai menupakan sesuatu yang potensial, dalam arti
terdapatnya hubungan yang harmonis dan kreatif, sehingga berfungsi untuk
menyempurnakan manusia, sedangkan kualitas merupakan merupakan atribut atau
sifat yang seharusnya dimiliki.Menurut Frankena, nilai dalam filsafat dipakai
untuk menunjukkan kata benda abstrak yang artinya “keberhargaan” (worth) atau

19
Kuntowijoyo, “Budaya dan Masyarakat”.(Yogyakarta: Tiara Wacana), 2006. 56
20
Rasyid Yunus, “Nilai-nilai Kearifan Lokal Sebagai Penguatan Karakter
Bangsa”,(Yogyakarta: CV BUDI UTAMA, 2012), 15.
21
Elly et. al., Ridwan Effendi.Ilmu Budaya Sosial Dasar, (Jakarta: PT Fajar Interpratama
Mandiri, 2006), 119.
9

“kebaikan” (goodness) dan kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan
tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian.22
Menurut Arthur W. Comb nilai adalah kepercayaan-kepercayaan yang
digeneralisasikan yang berfungsi sebagai garis pembimbing untuk menyeleksi
tujuan serta perilaku yang akan dipilih untuk dicapai.23
Pepper mengatakan bahwa nilai adalah segala sesuatu yang baik dan yang
buruk. Sedangkan Perry mengatakan bahwa nilai adalah segala sesuatu yang
menarik bagi manusia sebagai subjek.Kluckhohn berpendapat bahwa nilai adalah
hasil pengaruh seleksi perilaku. Batasan nilai yang sempit adanya suatu perbedaan
penyusunan antara apa yang di butuhkan dan apa yang diinginkan dengan apa
yang seharusnya dibutuhkan, nilai-nilai tersusun secara hierarkis dan mengatur
rangsangan kepuasan hati dalam mencapai tujuan kepribadiannya.24
Menurut Koentjaraningrat sistem nilai budaya terdiri dari konsep-konsep
yang hidup dalam pikiran mayoritas warga masyarakat.Dengan demikian sistem
nilai budaya dalam kehidupan masyarakat dapat berfungsi sebagai pedoman yang
menempati kedudukan tertinggi bagi kelakuan manusi, sehingga merupakan
wujud ideal kebudayaa yang seolah-olah berada diluar serta diatas individu sejak
kanak-kanak melalui budaya yang hidup dalam masyarakat luas.25
Menurut Dagobert D. Runes nilai adalah suatu yang dihadapkan dengan
kejadian yang nyata atau kehidupan yang nyata. Disini suatu yang dihadapkan
maksudnya adalah antara yang seharusnya dengan yang terjadi atau terlaksana
atau berlaku, dan ukuran nilai tidak hanya digunakan mengenai hal-hal dari
bermacam-macam kebaikan, tetapi juga meliputi keindahan dan kebenaran.Nilai
juga digunakan untuk hal-hal yang sederhana, manusia dihadapkan dengan
kebenaran.Dalam hal ini martabat yang dimaksudkan adalah suatu keharusan yang

22
Elly et. al., Ridwan Effendi.Ilmu Budaya Sosial Dasar, 126.
23
Ibid., 127.
24
M. Munandar Soelaeman, Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2005), 35.
25
Sumardi.et. al., Peranan Nilai Budaya Daerah dalam Upaya Pelestarian Lingkungan
Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta, (Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
1997), 7.
10

harus dijaga, dengan nilai yang diambil seharga dengan “kebaikan” atau
sebaliknya.26
Menurut Rohidi Nilai merupakan suatu segi baik buruknya sesuatu, baik
yang bersifat jasmaniyah maupun rohaniah.Nilai-nilai sosial budaya yang
dijunjung tinggi dalam masyarakat dijabarkan dalam dalam bentuk norma-norma
atau aturan-aturan hidup bermasyarakat.Supaya nilai-nilai sosial budaya yang
dianut oleh suatu masyarakat tidak musnah, maka masyarakat tersebut harus
menularkan dan mewarisi nilai-nilai sosial budaya kepada generasi-generasi
selanjutnya.Jalan untuk pewarisan adalah melalui pendidikan.27
Max Scheler berperndapat bahwa nilai merupakan kenyataan yang benar-
benar ada, bukan hanya dianggap ada. Nilai benar-benar-benar ada, sehingga
walaupun tersemunyi dibalik kenyataan lain, tidak sama sekali tergantung pada
kenyataan-kenyataan lain. Meskipun kenyatan lain yang membawa nilai itu
berubah dari waktu-kewaktu, nilai-nilai bersifat mutlak dan tidak berubah.
Meskipun yang baik tidak dinilai sebagai yang baik tetap menjadi yang baik.Nilai
tidak dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi pada objek yang digabungnya.28
Nilai adalah gambaran dari apa yang di inginkan, yang pantas, dan yang
berharga, serta yang mempengaruhi tingkah laku seseorang. Dengan kata lain,
nilai-nilai adalah standar-standar dimana pendukung-pendukung suatu
kebudayaan mendefenisikan apa yang di inginkan dan tidak diinginkan, apa yang
baik dan apa yang tidak baik, apa yang indah dan apa yang jelek. Karena itu, nilai
adalah semacam evaluasi atau pertimbangan tentang apa yang boleh dan tidak
boleh menurut kebudayaan tersebut. Prinsip-prinsip ini tercermin didalam setiap
aspek kehidupan manusia.29

26
La Ode Gusal, “Nilai-nilai Pendidikan dalam Cerita Rakyat Sulawesi Tenggara”, Jurnal
Hayula, No 15 (2015), 3.
27
Umi Kiptida‟yah, Pewarisan Nilai-nilai Kearifan Lokal dalam Konservasi Mata Air
Senjoyo pada Masyarakat Desa Tegal Waton, Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, Skripsi
(Semarang: Program Stara Satu Universitas Negeri Semarang, 2016 ), 16.
28
Jirzanah, Akulturasi Pemahaman Nilai Menurut Max Scheler Bagi Masa Depan Bangsa
Indonesia, Jurnal Filsafat, Vol 18 No 1 (2008), 93.
29
Bernard Raho SVD, Sosiologi, (Yogyakarta: Ledalero, 2016), 132-133.
11

Tolak ukur nilai sosial adalah daya guna fungsional suatu nilai dan
kesungguhan penghargaan, penerimaan, atau pengakuan yang diberikan oleh
seluruh atau sebagian besar masyarakat terhadap nilai sosial tersebut.Nilai segala
sesuatu bertolak dari nilai intrinsik yang melekat pada harkat kemanusiaan.
Melalui nilai intrinsik ini kita dapat menerangkan nilai sosial benda-benda lain.
Nilai intrinsik dan nilai sosial adalah harkat dan martabat manusia itu sendiri.30
c. Budaya
Kebudayaan sebagai sistem pengetahuan, cara memandang dan
merasakan, berfungsi sebagai pengarah dan pedoman bagi tingkah laku manusia
sebagai warga dari komunitas yang kesatuan sosialnya. Dari kebudayaan itu lah
manusia melakukan dan menjalani kehidupan dengan menginterpretasikan
berbagai pengalaman hidup yang dialaminya.31 Kebudayaan juga sebagai
penciptaan dan perkembangan nilai meliputi segala apa yang ada dalam fisik,
personal dan sosial, yang disempurnakan untuk realisasi tenaga manusia dan
masyarakat.32Komponen suatu kebudayaan yang disebut juga sebagai unsur
kebudayaan, seperti sistem kepercayaan, sistem pengetahuan, sistem
perekonomian, sistem kesenian, sistem komunikasi, sistem organisasi sosial.Yang
menjadi suatu gambaran sejarah kebudayaan yang menyeluruh dan memberikan
paparan mengenai perkembangan budaya dengan segala unsur.33
Menurut Koentjaraningrat kata kebudayaan berasal dari kata Sanskerta
budhayah yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti “budi” atau “ akal”.
Sedangkan kata “budaya” merupakan perkembangan majemuk dari “budi daya”
yang berarti “daya dari budi” sehingga dibedakan antara “ budaya” yang berarti

30
Syafrudin dan Mariam.Sosial Budaya Dasar Untuk Mahasiswa Kebidanan, (Jakarta:
CV. Trans Info Media, 2010), 107.
31
Sjafri Sairin, Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2002), 183.
32
Dick Hartoko, Filsafat Kebudayaan, (Yogyakarta: Kanasinus, 1984), 37.
33
Edi Sedyawati, Budaya Indonesia Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2006) 325.
12

“daya dari budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa, dengan “kebudayaan” yang
berarti hasil dari cipta, karsa dan rasa.34
Menurut Zoetmulder mengungkapkan kebudayaan sebagai perkembangan
segala kemungkinan dan kekuatan kodrat, terutama kodrat pada manusia, dibawah
pembinaan akal budi.Ini berarti bahwa kebudayaan mencakup seluruh dinamika
serta realisasinya menuju kesempurnaan atau kedewasaan.35
R. Linton menyatakan bahwa kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah
laku dan hasil laku yang unsur-unsur pembentukannya didukung serta diteruskan
oleh anggota masyarakat tertentu. J.P.H. Dryvendak mengatakan bahwa
kebudayaan adalah kumpulan dari cetusan jiwa manusia sebagai yang beraneka
ragam berlaku dalam suatu masyarakat.36
Prof. Dr. Koentjaranigrat budaya adalah keseluruhan manusia dari
kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tatakelakuan yang harus didapatnya
denga belajar dan semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Drs. Sidi
Gazalba budaya adalah cara berfikir dan merasa yang menyatakan diri dalam
seluruh segi kehidupan dari segolongan manusia yang membentuk kesatuan sosial
dengan suatu ruang dan suatu waktu.37
Sehubungan dengan realisasi dan kemungkinan manusia, Rurt Benedict
menegaskan bahwa kebudayaan menunjukkan pola-pola pemikiran serta tindakan
tertentu yang terungkap dalam aktifitas, sehingga pada hakikatnya sesuai dengan
apa yang dinyatakan oleh Ashley Mongtagu sebagai way of life, yaitu cara hidup
tertentu yang memancarkan identitas tertentu pula dari suatu bangsa.Suatu
kebudayaan adalah hasil ciptaan pribadi, namun pribadi hanya dimungkinkan
menemukan karya-karya orisinalnya dalam rangka kemasyarakatan.38

34
M. Munandar Soelaeman, Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2005), 21.
35
Sjafri Sairin, Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2002), 218
36
Djoko Widagdho et. al ., Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1999), 19.
37
Djoko Widagdho et. al ., Ilmu Budaya Dasar, 19-20.
38
Sjafri Sairin, Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2002), 219.
13

Kebudayaan mencakup segala perkembangan dan kemajuan masyarakat.


Disatu pihak, tidak hanya meliputi bidang sastra dan seni, melainkan juga hasil-
hasil dibidang ekonomi, teknik, sosial, danlain sebagainya, dan dipihak lain
mencakup baik ide serta nilai yang terdapat dalam diri manusia. Jadi kebudayaan
adalah hasil bersama.Masing-masing individu dibentuk dan dikembang menjadi
seorang pribadi dalam kebudayaan masyarakat.Oleh karena itu, suatu kebudayaan
melibatkan banyak generasi sebagai pendukung dan pengembangannya.39
Menurut Ward Goodenough budaya dipandang sebagai sistem
pengetahuan masyarakat terdiri atas segala sesuatu yang harus di keteahui atau
dipercayai seseorang agar dia dapat berperilaku dalam cara yang dapat diterima
oleh anggota-anggota masyarakat tersebut .budaya bukanlah suatu fenomena
material: dia tidak berdiri diatas benda-benda, manusia, tingkah laku atau emosi-
emosi. Budaya lebih merupakan organisasi dari hal tersebut.Budaya adalah bentuk
hal-hal yang ada dalam pikiran (mind) manusia.40
Pandangan lain budaya menurut Levi Slrauss budaya sebagai sistem
simbolik yang dimiliki bersama, dan merupakan ciptaan pikiran (creation of mind)
secara kumulatif. Dia berusaha menemukan dalam penstrukturan bidang kultural
(dalam mitologi, kesenian, kekerabatan, dan bahasa) prinsip-prinsip dari pikiran
(mind) yang menghasilakn budaya itu.41
Geertz menganggap budaya adalah simiotik.Mempelajari budaya berarti
mempelajari aturan-aturan makna yang dimiliki bersama.Dengan meminjam satu
arti “text” yang lebih luas dari Ricoeur, kebudayaan sebagai satu kumpulan teks.42
Pandangan lain pada tokoh Schneider tentang budaya adalah suatu sistem symbol
dan makna. Budaya merangkum kategori-kategori atau unit-unit dan aturan-aturan
tentang hubungan sosial dan perilaku.Kedudukan epistemology unit-unit kultural
atau “things”tidak bergantung pada sifatnya yang dapat diobservasi. 43
d. Tranformasi nilai budaya

39
Sjafri Sairin, Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia, 220.
40
Roger M. Keesing, “Teori-teori Budaya”,Jurnal Antropologi, No. 52. 6
41
Keesing, Teori-teori Budaya, 10.
42
Ibid., 11.
43
Ibid.
14

Kedudukan nilai dalam setiap kebudayaan sangatlah penting, maka


pemahaman tentang sistem nilai budaya dan orientasi nilai budaya sangat penting
dalam konteks pemahaman perilaku suatu masyarakat dan sistem pendidikan yang
digunakan untuk menyampaikan sistem perilaku produk budaya yang dijiwai oleh
sistem nilai masyarakat yang bersangkutan.44
Tari Rentak Kudo sebagai bentuk transformasi budaya lokal yang
membawa dampak karakteristik dari sebuah karya seni tersebut.Pada latar
belakang telah di jelaskan sejarah perkembangan, prosesi serta faktor dan
penyebab pergeseran nilai budaya pada kesenian Tari Rentak Kudo di Desa
Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi.Sistem nilai budya ini merupakan
rangkaian dari konsep-konsep abtrak yang hidup dalam masyarakat, mengenai apa
yang dianggap penting dan berharga, tetapi juga mengenai apa yang dianggap
remeh dan tidak berharga dalam hidup. Sistem nilai budaya ini menjadi pedoman
dan pendorong perilaku manusia dalam hidup yang memanufestasi kongkritnya
terlihat dalam tata kelakuan. Dari sistem nilai budaya termasuk norma dan sikap
dalam bentuk abstrak tercermin dalam cara berfikir dan dalam bentuk konkrit
terlihat dalam bentuk pola perilau masyarakat.
Nilai yang terkandung pada Tari Rentak Kudo ini adalah nilai-nilai lokal
dari prosesi Tari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro
Jambi.Kita bisa menganilisis nilai-nilai yang ada dari segi pelestarian budaya,
tradisi, filosofi, hiburan, dan ekonomi yang ditunjukkan dalam tarian sebagai
bentuk adopsi dari nilai budaya Tari Rentak Kudo.
Hal ini menunjukkan bahwa adanya nilai budaya lokal yang masih
dipertahankan pada nilai budaya ini.Tari Rentak Kudo dulunya merupakan tarian
pada kuhi seko (kenduri pusako) yaitu acara adat Kerinci yang dilaksanakan setiap
satu tahun satu kali.Hal yang mencolok yang bisa dianalisis dari wujud prosesi
menjadi wujud tarian sudah jelas mengalami perbedaan yang menonjol.Nilai-nilai
budaya lokal yang ada dalam setiap adegan pada prosesi Tari Rentak Kudo tidak
dimunculkan semuanya ke dalam bentuk tarian. Sehingga identitas dan

44
Agyo Demartoto, Sistem Sosial Budaya Indonesia. (Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta, 2010), 45.
15

karakteristik nilai budaya lokal juga akan mengalami perubahan dan penambahan.
Sehingga akanada unsur-unsur budaya yang secara tidak langsung menjadi hilang.
Adegan yang dibawakan pada prosesi Tari Rentak Kudo tentunya membawa
makna dan pesan khusus, ketika adegan atau makna tidak di visualkan lagi dan
tidak dimunculkan, maka akan ada pergeseran dan tranformasi nilai budaya dalam
bentuk penyajian.

e. Tari Rentak Kudo


Tari Rentak Kudo merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal
dari daerah Hamparan Rawang, Kerinci, Provinsi Jambi.45Pada kesenian tari
Rentak Kudo ini belum ditemukan sumber yang benar-benar menjelaskan tentang
asal-usul seni budaya ini.Yang dikarenakan kurangnya tulisan dan buku tentang
kesenian kerinci khususnya tari Rentak Kudo.Namun, tari rentak kudo ini sudah
ada sejak lama sekali didaerah Kabupaten Kerinci.Menurut seniman-seniman
senior, kesenian ini telah dipelajari dan dilaksanakan jauh sebelum mereka lahir
namun asal-usulnya menjadi kabur seiring waktu dan kurangnya perhatihan dari
sejarawan setempat.46
Tari Rentak Kudo merupakan budaya asli masyarakat Kerinci yang pada
awalnya menjadi bagian dari suatu perayaan untuk masyarakat.Disebut dengan
tari Rentak Kudo karena gerakan kaki dari penari rentak kudo menghentak-hentak
dan hentakan kaki para penari itu seakan-akan senada dengan bunyi hentakan kaki
kuda.47
Tari ini juga termasuk jenis tari pergaulan tidak memandang kedudukan
maupun strata sosial.Tari Rantak Kudo dimainkan dengan diiringi alat musik
gendang dan diiringi oleh nyayian yang berisi pantun-pantun, nasehat dan

45
Diakses melalui alamat http://zabhie.site/tari-rantak-kuso-kerinci&rct=j&sa=U&ved,
tanggal 30 April 2018.
46
Atika Saleha, Tata dan Ritual Adat Tari Rantak Kudo, diakses melalui alamat
https://www.scribd.com/doc/231349627/pengetahuan-Tari-Rantak-Kudo, tanggal 30 April 2018
47
http:zhabhie.site/tari-rantak-kudo-kerinci/, diakses 21maret2018
16

sindiran.48Pada tari rentak kudo ini didukung oleh dua orang pemain gendang dan
dua orang pengasuk (penyanyi). Pada tahun 2000 muncullah versi baru Rentak
Kudo dengan pergantian alat musik dari gendang, rabana menjadi organ tunggal,
gerakan tariannya bebas tetapi penarinya sudah tidak dipisahkan lagi antara laki-
laki dan perempuan, syair-syair lagunya telah banyak variasi.49
F. Metode Penelitian.
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian adalah aspek yang sangat penting dalam suatu
penelitian.Penelitian ini berbentuk penelitian lapangan (field research) yang
bersifat kualitatif deskriptif.Tujuan penelitian kualitatif deskriptif yaitu untuk
memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal menurut pandangan
manusia yang di teliti.Karakteristiknya menggunakan lingkungan alamiah sebagai
sumber data, memiliki sifat deskriptif analitik, tekanan pada proses, bersifat
induktif, dan mengutamakan nilai budaya. Fokus penelitian yaitu berkaitan
dengan sudut pandang individu-individu yang diteliti, uraian rinci tentang
konteks, sensitivitas terhadap proses dan sebagainya. Pendekatan yang di gunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologi yakni merupakan jalan untuk
mencapai kesatuan pengetahuan tentang tingkah laku manusia. Konsep terpenting
dalam sosiologi adalah interaksi sosial yaitu suatu hubungan timbal balik untuk
mencapai suatu keinginan, tujuan maupun penyampaian untuk hidup bersama
dengan manusia lain dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pandangan dalam
sosiologi bahwa praktik-praktik sosial harus diteliti dengan menggunakan teori-
teori yang dilihat dari praktik yang berkaiatan dalam suatu kebudayaan
masyarakat yang sedang diteliti.
2. Setting dan Subjek Penelitian
Setting penelitian ini dilakukan di Desa Tanjung Pauh Kabupeten Muaro
Jambi. Pemilihan lokasi di Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi ini

48
http://budayacenters.blogspot.co.id/2016/01/asal-usul-dan-adat-ritual-tari-
rantak.html,tanggal 21maret2018
49
Boyke Bobbi Andreas, Studi Terhadap Adanya Dua Versi Rentak Kudo Untuk Acara
Pernikahan Di Desa Rawang, Jurnal Sendrastik FBS UNP, Vol 2 No 1(2013), 92.
17

menjadi tempat penelitian karena Desa Tanjung Pauh adalah tempat tinggal
penulis, selain itusedikit banyak penulis telah memahami keadaan lokasi tersebut
dan mempermudah penulis untuk proses penelitian dalam menyusun rancangan
dan melaksanakan penelitian.
Subjek penelitian berpusat pada segenap tenaga dalam pelaksanaan
kesenian tari Rentak Kudo yang meliputi tokoh masyarakat, tokoh adat, kepala
desa, pengasuh (orang yang membawa lagu atau penyanyi). Mengingat subjek
yang baik adalah subjek yang terlihat aktif, cukup mengetahui, memahami atau
mempertimbangkan dengan aktivitas yang akan diteliti, serta memiliki waku
untuk memberikan informasi secara benar.

3. Sumber dan jenis data


Sumber data dalam penelitian adalah manusia, situasi atau peristiwa dan
dokumentasi.Sumber data manusia berbentuk perkataan atau wawancara. Sumber
data situasi atau peristiwa seperti suasana bergerak ataupun diam yang meliputi
ruangan, suasana dan proses. Sumber data tetrsebut merupakan objek yang akan di
observasi. Sumber-sumber data yang diteliti akan menjadi bahan rujukan yang
berkaitan langsung dengan masalah yang diteliti.
Jenis data penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.Data yang
bersifat primer diperoleh langsung dari sampel responden dengan wawancara
berdasarkan pertanyaan yang telah disiapkan dan pengamatan langsung
dilapangan. Selanjutnya data yang bersifat sekunder diperoleh dari dokumen yang
tersedia diinstansi yang berkaitan dengan daerah penelitian, misalnya kantor desa,
kecamatan dan kantor statistik.
4. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang optimal yang relevan perlu memperhatikan
sumber data yang akan diperoleh dan metode pengumpulan data yang tepat.
Metode pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Observasi
18

Observasi adalah tektik pengumpulan data yang di lakukan dengan


mengamati dan mencatat secara sistematisakan fenomenayang diteliti. Dalam
penelitian ini menggunakan metode pengamatan parsipatif, metode ini dilakukan
dengan caramenjalin hubungan baik dengan informan.Langkah-langkah dalam
melakukan observasi antara lain:
Pertama, observasi partisipasif yaitu peneliti terlibat dengan kegiatan
sehati-hari orang yang sedang diamati sebagai sumber data penelitian.Kedua,
observasi mendalam,peneliti melakukan pengumpulan data menyatakan terus
terang kepada sumber data bahwa sedang melakukan penelitian. Ketiga obsrvasi
tak berstruktur yaitu observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang
apa yang akan diobservasi, karena peneliti belum jelas pasti tentang apa yang akan
diamati.
Gunanya untuk memperoleh data tentang:
 Biografi Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi.
 Sejarah dan perkembangan Tari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh.
 Prosesi serta nilai-nilai yang terkandung pada Tari Rentak Kudo di Desa
Tanjung Pauh.
 Faktor penyebab pergeseran nilai budaya Tari Rentak Kudo di Desa Tanjung
Pauh.
b. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data yang kegiatannya dilakukan
dengan cara bertanya langsung kepada responden. Sebelum wawancara sebagian
pertanyaan sudah di tentukan sebelumnya termasuk urutan dan materi pertanyaan.
Wawancara yang dilakukan adalah wawancara secara mendalam tentang berbagai
informasi yang terkait dengan persoalan yang sedang diteliti, diantaranya adalah:
 Biografi Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi.
 Sejarah dan perkembangan Tari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh.
 Prosesi serta nilai-nilai yang terkandung pada Tari Rentak Kudo di Desa
Tanjung Pauh.
19

 Faktor penyebab pergeseran nilai budaya Tari Rentak Kudo di Desa


Tanjung Pauh.
Informasi dari hasil wawancara yang disuguhkan masih penulis nilai dan
masih memerlukan interpretasi lebih lanjut berdasarkan pemahaman penulis
dengan melakukan cross ceck dengan teori yang ada. Untuk mengatasi terjadinya
kesalahan informasi yang diragukan kebenarannya, maka setiap hasil wawancara
akan diuji dengan membandingkan bentuk informasi yang diterima satu dan
informan dengan informasi yang dapat dari informasi lain.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pencarian data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkip, buku, agenda ataupun jurnal dan lain sebagainya. Data
yang dimaksudkan adalah:
 Biografi Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi.
 Sejarah dan perkembangan Tari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jambi.
 Prosesi serta nilai-nilai yang terkandung pada Tari Rentak Kudo di Desa
Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi.
 Faktor penyebab pergeseran nilai budaya Tari Rentak Kudo di Desa Tanjung
PauhKabupaten Muaro Jambi.
Dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam penelitian ini untuk melengkapi data
yang diperoleh secara deskriptif analisis yaitu dengan mendeskriptifkan atau
menggambarkan keadaan suatu objek penelitian berdasarkan faktor-faktor yang
tampak atau apa adanya sesuai dengan yang diperoleh dari penelitian.
d. Pemeriksaan Keabsahan Data.
Untuk memperoleh data yang terpercaya dan dapat dipercaya, maka
penelitian melakukan teknik pemeriksaan keabsahan data yang berdasarkan atas
sejumlah kriteria. Dalam penelitian kualitatif, upaya pemeriksaan keabsahan data
dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
1) Perpanjangan Keikutsertaan
20

Pelaksanaan perpanjangan keikutsertaan dilakukan lewat keikutsertaan


peneliti lokasi secara langsung dan cukup lama dalam upaya mendeteksikan dan
memperhitungkan penyimpangan yang memungkinkan mengurangi keabsahan
data oleh peneliti atau responden, disengaja atau tidak disengaja.Distorsi data dari
penelitian dapat muncul karena adanya nilai-nilai bawaan dari peneliti atau ada
keterasingan peneliti dari lapangan yang diteliti sedangkan dostorsi dari responden
dapat timbul secara tidak sengaja, akibat adanya kesalah pahaman terhadap
pertanyaan atau muncul dengan sengaja karena responden berupa memberikan
informasi fiktif yang dapat menyenangkan peneliti ataupun untuk menutupi fakta
yang sebenarnya.
2) Ketekunan pengamatan
Ketekunan penamatan dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan
secara teliti dan rinci. Berkesinambungan terhadap factor-faktor yang menonjol
dalam penelitian.faktor-faktor tersebut selanjutnya ditelaah sehingga peneliti
dapat memahami faktor-faktor tersebut. Benar relevan dan berfokus pada objek
penelitian.
3) Tringgulasi
Tringgulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu diluar data pokok untuk keperluan mengecek reabilitas
data melalui pemeriksaan silang, yaitu lewat perbandingan berbagai data yang
diperoleh dari berbagai informan. Terdapat empat macam teknik tringgulasi yang
akan digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik pemeriksaan menggunakan
sumber, metode, penyidik, dan terori.
4) Diskusi Teman Sejawan
Melakukan diskusi dengan teman sejawat, guna memastikan bahwa data
yang diterima benar-benar real bukan semata persepsi sepihak dari peneliti atau
informan.Melalui diskusi peneliti mengharapkan mendapat sumbangan, masukan
dan saran yang berharga dan konstruksi dalam meninjau keabsahan data.
G. Studi Relevan.
21

Sejauh informasi yang didapatkan peneliti menemukan beberapa karya


tentang nilai budaya pada kesenian Tari Rentak Kudo. Di antaranya:
Karangan Sumiarti yang berudul, “Upaya Pewarisan Tari Rentak Kudo
dalam Masyarakat Nagari Lumpo Kabupaten Pesisir Selatan”.Masa kini
perkembangan tari Rentak Kudo di nagari Lumpo mengalami krisis
penggenerasian dari sektor penggiat, pelaku dan pengelola.Sehingga ditemui
persoalan yang dapat megakibatkan punahnya keberlangsungan budaya tari
Rentak Kudo dalam kehidupan masyarakat nagari Lurnpo. Adapun kurang
berkembangnya pertumbuhan tari Rentak Kudo disebabkan oleh tiga faktor yaitu
faktor peminat dari generasi muda yang ingin belajar tari Rentak Kudo, kemudian
faktor fasilitas yang sangat kurang untuk membina para penari yang ingin belajar
tari Rentak Kudo, dan kurangnya perhatian dari pemerintah dan para niniak
mamak atau tuan pangulu terhadap perkembangan tari Rentak kudo tersebut.50
Karangan Boyke Bobbi Andreas, “Studi Terhadap Dua Versi Rentak Kudo
untuk Acara Pernikahan di Desa Rawang Kecamatan Hamparan Rawang Kota
Sungai Penuh”. Munculnya dua versi Rentak Kudo ini ialah karena terjadinya
perubahan selera pada masyarakat, hal itu dapat dilihat dari segala perubahan
yang terjadi dari Rentak Kudo lama ke Rentak Kudo Baru. Masyarakat tidak
memperdulikan bagaimanapun bentuknya, yang jelas bagi mereka setiap acara
pesta pernikahan harus ada hiburan musik dan tari maka itu akan dinamakan
Rentak Kudo. Jika standar hiburan pada masa itu berubah, maka berubahlah
kesenian Rentak Kudo.51
Karangan Puspitaning Wulan yang bejudul, “Tari Mayang Rontek Bentuk
Transformasi Budaya Pengantin Mojoputri di Kabupaten Mojokerto” Tari
Mayang Rontek adalah khas Mojokerto yang menggambarkan prosesi pengantin
mojoputri.Tarian ini merupakan bentuk transformasi dan relevansi dari prosesi
bedhol manten Mojuputri.Tarian ini juga membawa nilali-nilai budaya lokal yang
dari awal perkembangan sampai saat ini mengalami perubahan-
50
Sumiarti, “Upaya Pewarisan Tari Rentak Kudo dalam Masyarakat Nagari Lumpo
Kabupaten Pesisir Selatan”, Tesis (Padang: Program Pasca Sarjana Universitas Padang, 2004),19.
51
Boyke Bobbi Andreas, Studi Terhadap Adanya Dua Versi Rentak Kudo Untuk Acara
Pernikahan Di Desa Rawang, Jurnal Sendrastik FBS UNP, Vol 2 No 1(2013), 92.
22

perubahan.Perbandingan yang bisa dilihat dalam perubahan ini adalah terjadinya


penggambaran atau perubahan bentuk yang mengarah pada unsur
modernisasi.Sehingga banyak bagian-bagian atau nilai-nilai yang melakukan
penyesuaian dengan zaman pada saat ini.52
Karangan Budi Sisworo yang berjudul, “Transformasi Budaya dalam
Kesenian Lengger Temenggung Perkotaan” Lengger merupkan kesenian tari
tradisional yang berkembang di daerah Jawa Tengah dan Sekitarnya.Fenomena
transformasi kesenian lengger menjadi kesenian warokanyang terjadi di Dotakan
lebih merupakan suatu bentuk kemauan kebebasan dalam menuangkan
pengalaman dan pemikiran tanpa batas-batas ritualitas yang
memebelenggu.Meskipun kesenian warok dan kesenian lengger sama-sama
menggandung nilai-nilai animisme dan dinamisme, pergeseran makna yang terjadi
terlihat dari tidak adanya tarian-tarian yang dibawakan oleh penari wanita apalagi
wanita yang mempertontonkan auratnya jelas sudah tidak ada.53
Sebagaimana terlihat dari studi relevan ini bahwa belum ada yang
membahas secara spesifik tentang Transformasi Nilai Budaya pada Kesenian Tari
Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi. Karya-karya di atas
adalah berbeda dengan karya yang sedang penulis selesaikan, sehingga dapat
ditegaskan bahwa akan banyak perbedan yang terjadi pada penulisan ini. Melihat
adanya perbedaan setting, tentu saja penelitian yang disajikan akan berbeda.
Penelitian penulis lebih di fokuskan pada:
 Sejarah dan perkembangan Tari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jambi.
 Prosesi serta nilai-nilai yang terkandung pada Tari Rentak Kudo di Desa
Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi.

52
Puspitaning Wula, “Tari Mayang Rontek Bentuk Transformasi Budaya Pengantin
Mojoputri di Kabupaten Mojokerto”, Jurnal, Seminar Nasional Seni dan Desain:”Membangun
Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain” FBS Unesa, 28 Oktober 2017,
35.
53
Budi Sisworo yang berjudul, “Transformasi Budaya dalam Kesenian Lengger
Temenggung Perkotaan”, Jurnal, Journal of Urban Society‟s Art.Vol 12 No. 2, Oktober 2012, 75.
23

 Faktor penyebab pergeseran nilai budaya Tari Rentak Kudo di Desa Tanjung
Pauh Kabupaten Muaro Jambi.

BAB II
GAMBARAN UMUM DESA TANJUNG PAUH
KABUPATEN MUARO JAMBI
A. Sejarah Desa Tanjung Pauh
Desa Tanjung Pauh adalah salah satu Desa pertama yang ada di
Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi. Desa Tanjung Pauh adalah desa
yang mayoritas penduduk asli Kerinci dan beragama islam. Ada sebagian
percampuran Jawa, Padang, Medan, Palembang, dan lain-lain.Desa Tanjung Pauh
berdiri sejak tahun 1943 oleh beberapa orang pendatang dari Kabupaten Kerinci
yang bernama Sugih, Panteh, Kasim, dan Sulthan Saleh.Para pendatag ini mulai
membuka belukar yang dulunya hutan belantara sehingga berbentuk Perdesaan.
Pada waktu itu yang diberi nama Desa Tanjung Pauh. 54
Tahun 1971 terbentuklah beberapa desa yang didirikan oleh Datuk
Syam.Datuk Syam adalah putra kelahiran Kerinci, beliau membagi desa Tanjung

54
Sumber: Dokumen Profil Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi
24

Pauh menjadi dua desa, diantaranya Desa Tanjung Pauh dan Desa
Pelempang.Pada masa kepemimpinan Datuk Syam sifat gotong royong sangatlah
kuat, sehingga terbentuklah masyarakat yang penuh dengan rasa sosial.55
Selama menjabat sebagai Kepala Kampung Datuk Syam mendirikan
beberapa gedung diantaranya Majid yang diberinama Masjid Baiturrahim, yang
menurut sejarah bahwa masjid Baiturrahim ini adalah majid tertua di Kecamatan
Mestong.Selain itu Datuk Syam juga mendirikan pasar Los yaitu sebagai tempat
berbelanja masyarakat Desa Tanjung Pauh dan sekitarnya.Dan memisahkan Desa
Tanjung Pauh dengan Desa Pelempang sebagai pemekaran wilayah.
Setelah wafatnya Datuk Syam pada tahun 1986 terpilihlah bapak H.
Syukur sebagai Kepala Kampung dan melanjutkan pembentukan Desa Tanjung
Pauh 1986-1991.Kemudia pemekaran wilayahpun terjadi pada masa
kepemimpinan Bapak H. Syukur yaitu pemekaran anatara Desa Tanjung Pauh
dengan Desa Tanjung Pauh KM. 39. Setelah menjabat selama lima tahun maka
terpilihlah Bapak Sulthan Saleh II sebagai kepala Desa dari tahun 1991-1996.56
Perubahan nama kepala kampung menjadi kepala desa didasarkan pada
ketentuan undang-undang yang berlaku pada Negara Republik Indonesia yang
diseragamkan menjadi Kepala Desa.
Setelah menjabat selama 5 tahun Bapak Majid terpilih sebagai kepala Desa
pada tahun 1996-2000.Setelah itu dipimpin oleh Bapak Anas Wardi pada tahun
2000-2004.Kemudian terpilihlah Bapak Yusril pada tahun 2005-2010 sebagai
Kepada Desa, pada masa kepemimpinan Bapak Yusril ini lah terjadi pemekaran
wilayah anatara Desa Tanjung Pauh dengan Desa Talang Pelita. Masa jabatan
itupun hanya lima tahun dan dilanjutkan dengan bapak Aminuddin, S.H. tahun
2010-2015. Kemudian masyarakat mengadakan pemilihan legislatif pada tahun
2015 yang terpilih sebagai Kepala Desa Tanjung Pauh adalah Bapak Sumartono
sampai sekarang.57

55
Maliki Abduh, Tokoh Masyarakat, Wawancara dengan Penulis, 22 Juli 2018, Tanjung
Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
56
Darbi Ali, Tokoh Adat, Wawancara dengan Penulis, 16 Juli 2018, Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
57
Sumber: Dokumen Profil Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi.
25

B. Lokasi dan Letak Geografis Desa Tanjung Pauh


Luas wilayah Desa Tanjung Pauh berada diatas tanah seluas 3500 Ha.Desa
Tanjung mempunyai 13 RT, 5 Kepala Dusun.Desa Tanjung Pauh terletak di
Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi. Jarak Tempuh dengan kendaraan
bermotor ke Ibu Kota Kecamatan yaitu 10 Km. Dan jarak tempuh dengan
kendaraan bermotor ke Ibu Kota Kabupaten/Kota yaitu 69 Km, sedangkan jarak
tempuh denagn kendaraan bermotor ke Ibu Kota Provinsi yaitu 32 Km. Wilayah
pertanian teknis berbukit-bukit dengan luas 2500 Ha, sedangkan wilayah
pertanian dataran 1000 Ha. Kawasan perkotaan 1000 Ha, kawasan pertokoan 1000
Ha. Batas wilayah Desa Tanjung Pauh yaitu:
1. Sebelah utara perbatasan dengan Desa Baru
2. Sebelah Selatan perbatasan dengan Desa Tanjung Pauh Talang Pelita
3. Sebelah Timur perbatasan dengan Desa Pelempang
4. Sebelah Barat perbatasan dengan Desa Tanjung Pauh KM. 39.
C. Kondisi Penduduk Desa Tanjung Pauh
Penduduk adalah sebuah warga yang bertempat tinggal diwilayah desa
Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi dan tercatat penduduk yang menetap
berstatus jelas sesuai dengan Kartu Tanda Pengenal (KTP) dan Kartu Keluarga
(KK). Keadaan masyarakat Desa Tanjung Pauh yaitu 1536 jiwa dengan jumlah
KK 435, penduduk yang besar ini akan menjadi corak kehidupan bermasyarakat.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table mengenai jumlah data penduduk
Table 1: Jumlah penduduk secara keseluruhan di Desa Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jambi.

Jumlah penduduk
No
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 721 825 1536
Table diatas menunjukkan bahwa penduduk Desa Tanjung Pauh golongan
laki-lakI berjumlah 721 orang dan golongan perempuan 825 orang.

Table 2: Jumlah penduduk dan komposisi usia penduduk.


26

Komposisi Usia WNI WNA JUMLAH


No
Penduduk LK PR LK PR LK PR LK/PR
1 Usia 0-25 Tahun 102 115 - - 102 115 -
2 Usia 26-40 Tahun 120 95 - - 120 95 -
3 Usia 41-55 Tahun 61 47 - - 61 47 -
4 Usia 56-65 Tahun 22 21 - - 22 21 -
5 Usia 65-75 3 5 - - 3 5 -
6 Usia>75 Tahun 4 3 - - 4 3 -
7 Penduduk Akhir 308 283 - - 308 283 591
Sumber: Dokumen Profil Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi.

Berdasarkan table diatas pendataan kependudukan ini dilaksanakan secara


bertahap yaitu setiap triwulan, data tersebut terhitung pada bulan Januari-Maret,
April-Mei, Juni-Juli, dan September.Data tersebut dibukukan setiap satu tahun
satu kali setelah semua data kependudukan dikumpulkan. Inilah perincian jumlah
penduduk dan komposisi usia penduduk secara jelas selama tahun 2017. Usia 0-25
tahun berjumlah 102 orang sedangkan perempuan berjumlah 115 orang. Usia 26-
40 tahun untuk laki-laki 120 orang sedangkan perempuan berjumlah 95 orang.
Usia 41-55 tahun berjumlah 61 orang dan perempuan berjumlah 47 orang. Usia
56-65 tahun untuk laki-laki berjumlah 22 orang dan perempuan 21 orang. Usia 65-
75 tahun untuk laki-laki berjumlah 3 orang dan perempuan 5 orang. Usia diatas 75
tahun berjumlah 4 orag laki-laki dan 3 orang perempuan. Dengan demikian variasi
umur ini menunjukkan bahwa regenerasi masyarakat Desa Tanjung Pauh secara
alami.

Table 3: kesejahteraan Penduduk

Jumlah keluarga
No Kesejahteraan Keluarga
sejahtera
Keluarga Prasejahtera
1 51
(KK)
2 Keluarga Sejahtera 62
27

1(KK)
Keluarga Sejahtera
3 45
2(KK)
Keluarga Sejahtera
4 71
3(KK)
Keluarga Sejahtera
5 127
3+(KK)
Jumlah Kepala
6 356
Keluarga
Berdasarkan table diatas bahwa peringkat keluarga sejahtera berjumlah 51
KK, keluarga sejahtera 1 berjumlah 62 KK, keluarga sejahtera 2 berjumlah 45
KK, keluarga sejahtera 3 berjumlah 71 KK, dan keluarga sejahtera 3+ berjumlah
127 KK. Jadi jumlah keseluruhan keluarga sejahtera berjumlah 356 KK

Table 4: Pekerjaan atau mata pencaharian

Laki-Laki Perempuan Jumlah


No Jenis Pekerjaan
(Orang) (Orang) (Orang)
1 Petani 250 208 458
2 Pegawai Negeri Sipil 20 18 38
3 Peternak 20 5 25
4 Montir 8 0 8
5 TNI 5 25 30
6 POLRI 5 0 5
7 Pedagang Keliling 20 7 27
Karyawan Perusahaan
8 150 25 175
Swasta
9 Belum Bekerja 25 10 35
10 Pelajar 35 25 60
11 Tukang Jahit 0 4 4
12 Jumlah Total 538 327 865
28

Sumber: Dokumen Profil Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi.

Menurut table diatas menjelaskan bahwa pekerjaan atau mata pencaharian


masyarakat Desa Tanjung Pauh dari pekerja tani untuk laki-laki berjumlah 250
orang dan perempuan berjumlah 208 orang.Pekerja pegawai negeri sipil untuk
laki-laki berjumlah 20 orang dan perempuan berjumlah berjumlah 18
orang.Peternak berjumlah 25 orang.Montir 8 orang.TNI laki-laki 5 orang dan
perempuan 25 orang.Pedagang keliling laki-laki 20 orang dan perempuan 7
orang.Karyawan perusahaan swasta laki-laki 150 orang dan perempuan 25
orang.Belum bekerja 35 orang.Pelajar laki-laki 35 orang dan perempuan 25
orang.Tukang jahit laki-laki nol dan permpuan 4 orang.Jadi jumlah keseluruhan
pekerja atau mata pencaharian Desa Tanjung Pauh berjumlah 865 orang.Dapat
ditarik kesimpulan bahwa mayoritas masyarakat Desa Tanjung Pauh
berpenghasilan dari bertani baik itu petani karet ataupun peteni sawit.

Table 5: Keadaan sarana dan prasarana atau fasilitas Desa Tanjung Pauh

No Nama Fasilitas Jumlah Keterangan


1 Balai Desa 2 Baik
2 Ruang Kades 1 Baik
3 Ruang Sekdes 1 Baik
4 Meja 15 Baik
5 Kursi 300 Baik
6 Papan Tulis 2 Baik
7 Papan Pengumuman 1 Baik
8 Lemari Arsip 3 Baik
9 Komputer 4 Baik
10 Papan Struktur 2 Baik
11 Kursi Tamu 1 Baik
12 Pengeras Suara 2 Baik
13 Lampu 10 Baik
14 Gambar Presiden dan Wakil 2 Baik
29

15 Gambar Burung Garuda 2 Baik


16 Sapu 7 Baik
17 Tong Sampah 7 Baik
18 Jam dinding 3 Baik
19 Kipas Agin 5 Baik
20 Rebana 1 Set Baik
21 Bola Volly 2 Baik
22 Bola Kaki 2 Baik
23 Net Volly 2 Baik
24 Masjid 3 Baik
25 Surau 3 Baik
26 Lapangan Sepak Bola 2 Baik
27 Lapangan volley 2 Baik
28 Tapangan Takrau 1 Baik
29 Sumur Resapan Air Rumah Tangga 30 Baik
30 Pemandian Umum 5 Baik
31 Wc Umum 10 Baik
Sumber: Dokumen Profil Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi.
Table diatas menjelaskan bahwa Keadaan sarana dan prasarana atau
fasilitas Desa Tanjung Pauh sangat memadai dan segala sesatu yang dapat
menunjang terselenggaranya program didesa Tanjung Pauh.
D. Keadaan Agama, Seni dan Budaya
Masyarakat Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi rata-rata
penduduknya menganut agama islam dan tidak banyak banyak yang menganut
agama non islam.Dalam hal ini keagamaan dan keduniawiannya di mana
masyarakat masih memiliki kesadaran terhadap pentingnya pengetahuan agama di
Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi sehingga tradisi mengaji anak-anak
dan remaja masih dilakukan sampai sekarang di madrasah dan juga di surau yang
ada di desa tersebut.
30

Setiap daerah memiliki budaya dan kesenian yang berbeda tak lain dengan
masyarakat Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi yang memiliki beberapa
kesenian yang selalu digunakan dalam acara penting. Kesenian ini baik dari khas
Jambi maupun Kerinci di antaranya Tari Iyo-iyo, Tari Rentak Kudo, Tari
Rangguk, Sike Rabana dan lainnya.Sedangkan dibidang olahraga di Desa Tanjung
Pauh ada beberapa kelompok/klub olahraga seperti sepak bola, volly ibu-ibu,
volly pria, badminton, tenis meja yang sangat digemari oleh masyarakat Desa
Tanjung Pauh.Dan juga banyak prestasi yang sudah diraih baik dalam bidang seni
tari maupun olahraga.

BAB III
NILAI BUDAYA KESENIAN TARI RENTAK KUDO
DI DESA TANJUNG PAUH
A. Pengertian Kesenian Tari Rentak Kudo
Kesenian adalah bagian dari kebudayaan, seni tari adalah satu bagian dari
kesenian. Jadi Tari adalah eksplorasi jiwa manusia yang diungkapkan dengan
gerak ritmis yang indah. Dapat disimpulkan bahwa tari adalah bentuk pernyataan
imajinasi yang dituangkan melalui simbol dalam gerak berdasarkan simbol ruang
dan waktu.58
Rentak kudo, berasal dari dua kata yaitu rentak dan kudo. Rentak yang
berarti hentakan, sedangkan kudo yang berarti kuda. Dari dua kata tersebut dapat
diartikan bahwa Rentak Kudo adalah tari yang menggerakkannya yang

58
Ashar. Pratama, “Upaya Pelestarian Budaya Lokal oleh Pusat Kegiatan Belajar
Mengajar (PKBM) Dewi Fortuna Melalui Pelatiha Pengkaderan Berbasis Budaya” Skripsi
(Yogyakarta: Program Stara Satu Universitas Negeri Yogyakarta, 2014). 32.
31

menghentak-hentak seperti kuda. Bukan berarti tarian ini merupakan tari yang
menggunakan gerakan –gerakan seperti kuda melainan tari rentak kudo ini
diartikan sebagai gerakan-gerakan penari yang menghentakkan kaki mereka
dengan keras seperti hentakan kaki kuda.59
Selain itu Rentak Kudo pada saat sekarang ini juga mempunyai konsep
lain yaitu malang inaih yang berarti “malang” artinya “malam” dan “inaih” artinya
“ini”, jadi malang inaih artinya malamini. Melalui kesenian tari, kebudayaan akan
terlihat sangat jelas dibandingkan dengan yang lainnya. Sebab kesenian
mempunyai nilai estetika sebagai pemuas pandangan mata. Kesenian khususnya
di Indonesia ini sangat beragam sesuai dengan ciri khas daerah masing-masing.
Kesenian dapat mengekspresikan peraannya dengan mengutamakan nilai-nilai
keindahan. Produk kesenian itu sendiri bisa dinikmati dengan panca indra mata
dan telinga bahkan dengan hati. Kesenian menjadi peting, sebab dengan melihat
kesenian dari suatu kelompok, seseorang dapat dengan mudah
menghubungkannya dengan suatu kelompok lainnya.
Para penari terdiri dari pria dan wanita yang menari dengan gerakan yang
khas, antara penari pria dan wanita dipisahkan ketika tarian sedang berlangsung.
Penyanyi yang mengiringi Tari Rentak Kudo ini disebut sebagai „pengasuh‟.
Pengasuh dalam mengiringi tari rentak kudo menggunakan pantun-pantun khas
kerinci sebagai iringan, sedangkan alat musik yang mengiringi tari Rentak Kudo
rabana, gendang dan suling.60
Biasanya tarian ini juga dipentaskan dengan pembakaran kemenyan
sebagai ritual yang membuat penari semakit khidmat dalam gerakan, bahkan tidak
sedikit diantara penari yang kesurupan saat menari meski tidak menggunakan
kemenyan. Tarian ini ditarikan di dalam perayaan yang dianggap sakral oleh
masyarakat kerinci. Tujuan dari pementasan tari Rentak Kudo ini pada umumnya
adalah untuk melestarikan budaya serta mengucapkan rasa syukur atas apa yang
telah diberikan pada saat panen raya atau panen padi. Ucapan rasa syukur di

59
Darbi Ali, Tokoh Adat, Wawancara dengan Penulis, 16 Juli 2018, Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
60
Nur Asyiah, Tokoh Masyarakat Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis, 13
Oktober 2018,Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
32

tujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa.Selain itu Rentak Kudo pada masyarakat
Kerinci juga digunakan dalam upacara-upacara dan ritual adat serta penyambutan
orang-orang yang dianggap sebagai penguasa atau pemimpin.
Diperkirakan Tari Rentak Kudo telah ada sejak lama sekali di daerah
kerinci. Kesenian tari Rentak Kudo dipelajari dan dilaksanakan jauh sebelum
kakek lahir namun asal-usul dari tarian ini masih menjadi rancu karena kurangnya
informasi dan tulisan-tulisan. Dari masyarakat Rawang ini lah grup-grup penyanyi
dan penari Rentak Kudo banyak berasal, yang mana tari Rentak Kudo lebih
dikenal sebagai malang inaih(malam ini).61
B. Sejarah Tari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh
Tari Rentak Kudo adalah buah hasil dari budaya lokal suku Kerinci
Provinsi jambi. Diantara sekian banyak budaya yang ada dikerinci penulis tertarik
pada Tari Rentak Kudo, sebab pada Rentak Kudo mempunyai ciri khas tersendiri
contohnya, didalam lirik lagu terdapat nasehat-nasehat tanpa disadari telah
memberi nasehat kepada orang yang mendengarnya.
Hasil wawancara penulis yang dilakukan dengan narasumber bahwa
Rentak Kudo berasal dari Rawang dan dipentaskan pada kuhi seko (kenduri
pusaka). Acara ini biasanya dilaksanakan pada satu tahun satu kali untuk
memeriahkan panen padi. Dan berdo‟a kepada Yang Maha Kuasa atas apa yang
telah diberikan kepada masyaraka Kerinci.62
Tarian Rentak Kudo tidak berhenti sebatas kuhi seko (kenduri pusako) saja
tetapi masih ditampilkan pada acara-acara lain seperti hiburan pada hari pernikan
dan hiburan masyarakat sekitar. Dari situlah Rentak Kudo mulai dibawa keluar
dari Rawang dan tersebar luas keseluruh penjuru kerinci dari hilir sampai kemudik
hingga sampai kejambi.Tidak banyak yang mengetahui bagaimana Rentak Kudo
bisa berada ditengah-tengah masyarakat Tanjung Pauh yang mayoritas
penduduknya keturunan suku Kerinci. Di Desa Tanjung Pauh ada satu sanggar
Tari Rentak Kudo yang sebagai ketua sekaligus pembinanya adalah Bapak Darbi

61
Darbi Ali, Tokoh Masyarakat, Wawancara dengan Penulis, 16 Juli 2018, Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio
62
Darbi Ali, Tokoh Masyarakat, Wawancara dengan Penulis, 16 Juli 2018, Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio
33

Ali (Nakek Darbi). Pada tahun 2006 saat anak kedua dari Bapak Darbi Ali (Nakek
Darbi) merayakan pesta pernikahan yaitu Ani dan Bowo. Pada saat itulah Tari
Rentak Kudo sebagai hiburan penutup pada pesta pernikan anak beliau. Keluarga
beliau juga ikut hadir dari Kerinci untuk memeriahkan. Diantara penyanyinya
yaitu Guru Zainal, Laila, dan Ainun adik kandung dari Bapak Darbi yang memang
penyanyi serta guru Rentak Kudo di Kerinci.
Tigo hari setelah pernikahan anak nakek (kakek) datang Rombongan
kerumah untuk mengusulkan grup Rentak Kudo dan saya dipilih sebagai ketua
sekaligus Pembina grup itu. Diantara rombongan itu Bapak Amin Ilyas beserata
Istri (Almarhum), Bapak Khaidir (Almarhum) beserta Istri, Bapak Yusril beserta
Istri. Nah dari hari tu grup kami sudah banyak yang berminat untuk bergabung.63
Dari hasil wawancara diatas Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh mulai
berkembang dan dikenali oleh masyarakat, baik itu di Desa Tanjung Pauh maupun
di Desa lain. Grup Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh tidak hanya di adakan
pada pernikahan masyarakat keturunan Kerinci saja, namun grup ini juga digemari
orang-orang Jawa, Batak, Palembang, dan liannya. Karena iringan musik yang
membangkit emosi pendengar untuk ikut dalam tarian. Grup Rentak Kudo yang di
bina oleh bapak Darbi juga sering diundang pada acara pernikahan masyarakat
jawa dan melayu.
Salah satu murid Bapak Darbi yaitu bapak Khaidir mendalami tarian ini
sampai ke Rawang Kabupaten Kerinci untuk belajar karena Rawang adalah
tempat lahirnya Tari Rentak Kudo. Sampai sekarang Rentak Kudo masih
ditampilkan pada acara-acara khususnya pada pernikahan.64
Sayangnya grup Rentak Kudo tidak bisa bertahan sampai saat ini
dikarenakan tidak para personil sudah banyak meninggal dan Pembina yaitu
Bapak Darbi sudah sepuh tidak bisa untuk mengajar Rentak Kudo lagi. Tari
Rentak Kudo ini tetap menjadi peminat bagi masyarakat Desa Tanjung Pauh,
meski tidak adanya grup atau sanggar yang membina. Salah satu murit Bapak

63
Darbi Ali, Tokoh Masyarakat, Wawancara dengan Penulis, 16 Juli 2018, Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
64
Nis Miyati, Penyanyi Rentak Kudo Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis 29
Juli 2018, Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
34

darbi sekaligus penyanyi Rentak Kudo hingga saat ini yaitu Ibu Nis Miyati masih
diundang sebagai penyanyi rentak kudo.
C. Perkembangan Kesenian Tari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jambi
Perkembangan zaman yang kian pesat mempengaruhi segala aspek
kehidupan, Nur Taupik menyataka “[S]alah satunya, dibidang seni. Perubahan ini
didasari oleh pandangan manusia yang dinamis dalam konsep, proses dan hasil
karya berkesenian…”65
Salah satunya perkembangan tari Rentak Kudo, kesenian ini tidak mampu
mempertahankan unsur tradisional yang terdapat didalam tarian tersebut. Baik tata
musik maupun gerakan tari, keduanya sudah terkontaminasi dengan budaya asing.
Misalnya dari segi musik, dahulu tari Rentak Kudo diiringi oleh rebana, gendang
dan suling, berirama rentak gembira.
Perkembangannya, musik yang mengiringi Tari Rentak Kudo sudah
menyimpang kepada musik modern seperti disko atau hous. Gerakan Tari Rentak
Kudo saat ini sudah tidak beraturan lagi. Seperti menari tidak mengikuti alunan
lagu dan musik.66
Keberadaan masyarakat dewasa ini telah berbeda dengan masyarakat dulu,
sehingga menyebabkan berbagai dampak terhadap perkembangan atau perubahan
kebudayaan. Khususnya kebudaan masyarakat Indonesia sekarang ini yang telah
mengalami perubahan jaman dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri
meskipun belum sepenuhnya menjadi Negara industri.67 Kondisi tersebut
berpengaruh sekali terhadap perkembangan seni tradisional yang dirasakan
sebagai keadaan dalam proses “transisi” atau berada pada “persimpangan jalan .
dalam hal ini dapat dikatakan fungsi dan nilai ritualnya mulai berkurang , bentuk
atau polanya sudah mulai beranjak dari patokan-patokan tradisi. Seiring dengan

65
Nur. Taupik, “Hubungan Antara Penguasaan Teori Musik dengan Prestasi Belajar
Bermain Ansambel Musik pada Siswa SMP Negeri 2 Yogyakarta” Skripsi (Yogyakarta: Program
Stara Satu Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), 1.
66
Khoiri, Tokoh Masyarakat, Wawancara dengan Penulis, 31 Juli 2018, Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
67
Hartono, “Seni Tari dalam Masyarakat Jawa”, Jurnal. /Pengetahuan dan Pemikiran
Seni, Vol. 1 No.2/September- Desember (2000), 57.
35

perkembangan zaman tujuan pementasan tari Rentak Kudo ikut berubah fungsi.
Pada dasarnya tari Rentak Kudo untuk melestarikan seni budaya kerinci serta
digunakan dalam upacara-upacara dan ritual adat pada masyarakat kerinci.
Dahulu antara penari laki-laki dan perempuan sangat beraturan dan dipisah
supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Namun pada saat ini penari pria
dan wanita bercampur baur pada saat menari dan tidak sesuai dengan alunan
musik, hal ini yang menyebabkan terkikisnya nilai budaya kesenian Rentak
Kudo.68
Perubahan tata cara tersebut membuat nilai sakral pada tari Rentak Kudo
tersebut hilang, walaupun unsur magis dari tarian tersebut masih ada. Ada
sebagian dari masyarakat masih menggunakan ritual membakar kemenyan.Seiring
perkembangan zaman tari Rentak Kudo juga mendapat pengaruh modernisasi, ini
dibuktian dengan alat musik yang digunakan dalam menyelenggarakan tari Rentak
Kudo, dahulunya Tari Rentak Kudo menggunakan Rabana, gendang dan suling,
akan tetapi sekarang ini masyarakat menggunakan piano atau instrument musik
organ untuk mengiringi tari Rentak Kudo tersebut. Tujuan tari Rentak Kudo juga
mengalami perubahan fungsi seiring perkembangan zaman yang mana tujuan dari
pementasan tari ini untuk melestarikan budaya lokal khususnya Kerinci, serta
merayakan hasil panen raya sekaligus mengucapkan rasa sukur kepada Tuhan
Yang Maha Kuasa dan digunakan dalam upacara-upacara dan ritual adat nenek
mamak pada masyarakat suku Kerinci.
Tari Rentak Kudo saat ini bukan lagi sebagai tradisi masyarakat Kerinci
yang sakral akan tetapi telah banyak mengalami perubahan nilai kebudayaan.
Perubahan derajat Tari Rentak Kudo yang dahulu dianggap sakral tapi kini hanya
sebagai seni tari yang biasa dipentaskan. Dan hilangnya aturan-aturan pelaksanaan
tari tersebut. Seperti tidak adanya pembatas antara penari laki-laki dan
perempuan.69

68
Khoiri, Tokoh Masyarakat, Wawancara dengan Penulis, 31 Juli 2018, Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
69
Nur Asyiah, Tokoh Masyarakat Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis, 13
Oktober 2018,Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
36

Seiring dengan perkembangan zaman dari waktu ke waktu, selalu ada


perubahan yang senantiasa tidak bisa dilepaskan dari satukesatuan yang
merupakan sebuah dampak dari tuntutan budaya di era global. Ketika suatu
bentuk kesenian tidak mengalami pergeseran nilai-nilai budaya lokal, maka bisa
dikatakan kesenian Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh memiliki akar yang
sangat kuat. Namun pada saat ini segala bentuk kesenian dan nilai budaya lokal
senantiasa mengalami perubahan untuk menyelaraskan diri dengan perkembangan
zaman.
Segala bentuk seni yang muncul di era globalisasi pada saat ini semuanya
hampir memiliki bentuk-bentuk transformasi dan banyak sekali pergeseran-
pergeseran nilai yang ditemui. Seperti yang terjadi di Desa Tanjung Pauh
Kabupen Muaro Jambi bahwasanya banayak sekali bentuk kebudayaan yang
kemudian digubah dengan tujuan untuk mengkuti era globalisasi pada saat ini,
sehingga muncul bentuk nilai baru dan wujud baru dalam kesenian.

BAB IV
TRANSFORMASI NILAI BUDAYA PADA KESENIA TARI RENTAK
KUDO DI DESA TANJUNG PAUH KABUPATEN MUARO JAMBI

A. Proses tari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh Kabupaten muaro Jambi
1. Tahapan-Tahapan Pelaksanaan Tari Rentak Kudo di Desa Tanjung
Pauh Kabupaten Muaro Jambi.
Tari rentak kudo dimainkan dengan munggunakan gendang, rabana, suling
dan diiringi oleh nyayian yang berisi pantun-pantun. Para penari terdiri dari pria
dan wanita yang diiringi dengan gerakan khas yaitu kombinasi dengan gerakan
silat “langkah tigo” dan tari.70 Salah satu pemerintahan, pusat kota dan
kebudayaan dikala itu, yaitu dalam lingkup Depati 8 helai kain yang berpusat
dihiang (Depati Atur Bumi) dimana Tanah Rawang merupakan tempat duduk
70
Maliki Abduh, Ketua Adat Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan penulis 22 Juli
2018, Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
37

bersama atau tempat pertemuan. Pelaksanaan Tari Rentak Kudo terbagi atas dua
bagian yaitu tahapan khusus dan tahapan umum. Tahapan umum merupakan
tahapan yang mesti ditempuh dalam pelaksaaan ritual ini. Pada tahap umum
terdiri dari tahapan persiapan, tahapan mempersembahkan sesajian, tahapan
mengasapi dengan kemenyan, tahapam menggil roh nenek moyang. Tahapan
khusus adalah prosesi-prosesi dan sesajian tambahan yang dipakai dan digunakan
pada tari Rentak Kudo.
a. Tahapan Persiapan
Tahapan persiapan merupakan tahapan yang dilakukan untuk menyiapkan
berbagai sesajian dan kebutuhan Tari Rentak Kudo seperti daun sirih,gambir,
kapur sirih, pinang muda, semua bahan dibungkus dalam daun sirih. Bahan
tambahan, kemenyan, kain putih, keris, rokok dari daun enau (aren) sebagai
simbol penghormatan untuk nenek moyang dan bunga tujuh rupa, semua alat
sesajian di masukkan kedalam priman (piring adat).71
Perlengkapan dari seluruh komponen ini adalah kemenyan sebagai media
pemanggilan arwah nenek moyang dan orang-orang yang dianggap suci.Seiring
dengan perkembangan zaman alat sesajian yang digunakan pada tari Rentak Kudo
di Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi saat ini hanya sebatas
perlengkapan tarian saja atau bumbu dari isi tarian, namun demikian saat tarian
dilaksanakan tidak sedikit para penari yang pingsan dan kesurupan. Hal tersebut
dikarenakan suatu bentuk karya seni dengan pengungkapannya yang teramat
mendalam sehingga tari tersebut dapat dinikmati oleh para penari. Tari Rentak
Kudo merupakan karya seni yang masih dibutuhkan dan berfungsi bagi kehidupan
masyarakat, di dalamnya mengandung berbagai nilai sosial, sesuai dengan
kemampuan masyarakat dalam memaknainya. Tari Rentak Kudo bukan hanya
ditarikan pada prosesi upacara adat saja, namun juga dipentaskan pada acara
pernikahan serta acara besar lainnya.
Anggota tari Rentak Kudo bervariasi tergantung dimana pementasan tari
itu di laksanakan. Jika pada acara pernikahan anggota tari berjumlah 7 orang dan

71
Nur Asyiah, Tokoh Masyarakat Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis, 13
Oktober 2018,Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
38

apabila pada acara halalbihalal atau acara Desa Tanjung Pauh penari mencapai 50
orang tari ini di sebut dengan Tari Rentak Kudo masal.72
b. Tahapan Inti
Tahapan inti diartikan sebagai nyanyian disertai tarian yang diiringi musik
serta pemanggilan roh nenek moyang yang dilengkapi dengan sesajian. Alunan
musik yang seirama dengan para penari dan alunan lagu. Lagu-lagu yang
disampaikan adalah bait-bait pantun, kata nasehat, serta sejarah kerinci.73
Adapun unsur-unsur pendukung tari ini adalah:
1. Gerak
Gerak tari dalam kesenian Tari Rentak Kudo bersifat sederhana dan
fleksibel, banyak diambil dari kehidupan sosial masyarakat. Gerakannya
menirukan kegiatan dan emosi manusia. Walaupun begitu tetap dilakukan latihan
untuk menjaga kekompakan pada pementasan. Gerak tariannya diambil dari
gerakan pencak silat langkah tigo, merayap, dan berseleding seperti halnya
gerakan silat pada umumnya. Gerakan yang menghentak kaki dengan langkah
yang keras sehigga dapat menimbulkan bunyi. Tujuan dari menghentakkan kaki
yang kuat, tegas dan kompak dapat menimbulkan bunyi yang dinamis menambah
semarak dan semangat para penari. Kemudian masyarakat Rawang
Mengkolaborasikan tarian ini dengan gerakan “Silek” (silat). Ragam gerak tari
anatara lain:
a) Gerak sembahan pertama sebagai simbol dari hasil panen masyarakat.
b) Gerak sembah kedua disertai larian kecil ucapan selamat datang bagi Kepala
Desa, tokoh adat dan tamu undangan.
c) Gerak simpuh, empat anggota tari duduk dan tiga diantaranya berdiri.
d) Gerak keliling, tiga anggota mengelilingi penari yang duduk.
e) Gerak berdiri anggota tari yang duduk.
f) Gerak lingkaran besar sambil berputar yang dikolaborasi dengan gerak Silek
(silat).

72
Khoiri, Tokoh Masyarakat, Wawancara dengan Penulis, 31 Juli 2018, Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
73
Nur Asyiah, Tokoh Masyarakat Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis, 13
Oktober 2018,Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
39

g) Gerak sembah penutup.74


2. Musik.
Musik merupakan hal yang tidak dipisahkan dengan tari sebab tari dan
musik merupakan paduan yang harmonis. Musik atau iringan selain sebagai
pegiring atau iringan tari juga berfungsi sebagai pemberi suasana tari yang
ditampilkan. Alat musik yang digunakan adalah rabana, gendang dan suling, yang
diiringi oleh penyanyi yang sering disebut pengasuh. Akan tetapi musik yang
digunakan sekarang adalah aransemen dari musik organ atau piano.
3. Tempat pementasan Tari Rentak Kudo
Pementasan Tari Rentak Kudo di Kerinci dilaksanakan di tanah yang luas
atau lapangan setelah panen raya. Perkembangan Tari Rentak Kudo sampai
kejambi di adakan pada acara pernikahan dan di laksanakan di atas panggung atau
dimana tempat yang disediakan.75

4. Tata Rias dan Busana


Tata rias dan busana merupakan pendukung penting dalam sebuah
penyajian pementasan tari. Tata rias bertujuan untuk membuat penampilan penari
berbeda dengan kondisi sehari-hari. Tata rias selain berfungsi mempertegas wajah,
juga sebagai pembentuk karakter penari agar tampak catik. Busana yang
digunakan oleh penari tidak mesti menggunakan pakaian adat Kerinci ataupun
pakaian adat Jambi, akan tetapi untuk keseragaman para penari maka
ditentukanlah jenis busana yang akan dikenakan pada saat pementasan. Adapun
busana yang digunakan oleh penari antara lain:
a) Baju wanita
1. Tengkuluk
Tengkuluk terbuat darikain merah dua buah yang diisi kapas dan susunan
bertingkat. Masing-masing tingkatan 25 cincin, sehingga semuanya 50 cincin.

74
Darbi Ali, Tokoh Adat, Wawancara dengan Penulis, 16 Juli 2018, Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
75
Khoiri, Tokoh Masyarakat, Wawancara dengan Penulis, 31 Juli 2018, Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
40

Bagian kanannya terdapat 27 buah cincin, bagian depan dan belakang


dihubungkan oleh tengkuluk hitam dengan motif geometris, yang salah satu
ujungnya di berikan umbai panjang dan ujung yang lainnya umbai pendek.
2. Baju kurung
Baju kurung panjang hingga batas lutut lengan panjang, warna merah,
motif geometris dan lupis bergelombang. Pada zaman dahulu terbuat dari kain
tenun Kerinci, namun sekarangsudah jarang yang menggunakannya.
3. Selempang, selempang juga terbuat dari kain songket
4. Kalung, gelang dan anting terbuat dari kuningan
5. Hiasan kepala terdapat umbai tembaga, bunga raut berjumlah 3 buah dan
turai terbuat dari bahan pabung berukuran lebih kurang 40 cm.
Busana yang digunakan para penari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh
mengalami perubahan dari baju adat Kerinci yang dikolaborasi antara baju
modern. Akan tetapi tetap ada persamaan pada gambar 5, bentuk baju penari
masih menggunakan baju kurung, kain songket, hiasan kepala berupa mahkota,
bunga raut berjumlah 3 buah dan turai terbuat dari bahan pabung berukuran lebih
kurang 40 cm. Sedangkan pada gambar 6 busana yang digunakan para peneri
rentak kudo juga menggunakan baju kurung, selempang berupa songket yang di
pasangkan di pinggang, hiasan kepala berupa tengkuluk.
b) Baju laki-laki
1. Baju teluk belango berwarna hitam yang dihiasi dengan sulaman benang
semas di dadanya
2. Selempang berupa sarung yang di pasangkan di pinggang
3. Keris digunakan sebagai properti yaitu sebagai lambang kesatria. Untuk
penari laki-laki biasanya menggunakan pedang panjang untuk pertunjukan
silat pada Tari Rentak Kudo. Pertunjukan menggunakan pedang jarang
dilakukan saat Tari Retak Kudo di Desa Tanjung Pauh. Hanya gerakan
silat biasa.76
B. Lirik lagu tari rentak kudo

76
Rika Wati, Rias Pengantin Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis, 1 Oktober
2018,Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio
41

Perkembangan dan perubahan juga terjadi pada lirik lagu Rentak Kudo.
Pada awalnya isi lagu Rentak Kudo menggunakan bahasa Rawang setelah
perkebangan Rentak Kudo sampai keseluruh kerinci maka di buat pula Rentak
Kudo versi daerah masing-masing. Sama halnya di Desa Tanjung Pauh
mempunyai versi tersendiri dalam lagu Rentak Kudo. Bahasa yang digunakan
lebih dipahami oleh masyarakat dan tidak meninggalkan ciri khas lagu Rentak
Kudo itu sendiri.
Irama yang digunakan pada lirik lagu Rentak kudo sangat beragam dahulu
masyarakat kerinci menggunakan bahasa dan irama khas Kerinci Rawang
sedangkan sekarang menggunakan irama Jawa, Batak, Padang, dan sebaginya.77
Dibawah ini adalah lirik lagu Rentak Kudo menggunakan asli bahasa
Rawang, lagu (dendang) yang di bawakan adalah bait-bait pantun yang berupa
kata-kata pujian, nasehat, sindiran dan mengisahkan masyarakat Kerinci.

Bageulah maeh baribiu maeh


(Berilah maaf beribu maaf)
Kupadeu kaye ngi tunggiu umauh
(Kepada anda yang mempunyai rumah)
Kupadeu bumiu jangi di jujoi
(Kepada bumi dengan di junjung)
Bageulah ampang buribiu ampang
(Berilah ampun beribu ampun)

Kupadeu kaye duliu silangkauh


(Kepada anda lebih dulu selangkah)
Kupadeu kaye duliu sipatauh
(Kepada anda lebih dulu sepatah)
Kupadeu guriu jangi mungajoi
(Kepada guru yang mengajar ngaji)
Tuloi dipampoh tuloi dimbing
77
Nis Miyati, Penyanyi Rentak Kudo Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis 29
Juli 2018, Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
42

(Tolong dibantu tolong dibimbing)

Jangoi nyiu cacauk jangoi nyiu cale


(Jangan dicaci jangan dicela)
Daroih sititaik dak buleuk tumpauh
(Dara setitik tidak boleh tumpah)
Junjulah matai dititui batoi
(Junjunglah mati dititi batu)
Kalew munimbe lah samiw barik
(Kalau menimbang harus sama berat)

Kalew mungukau lah samiw panje


(Kalau mengukur harus sama panjang)
Jangoi di tagek sibani basoih
(Jangan di tegak/dibela)
Kalew lah banoi katelah banoi
(Kalaulah benar katalah benar)
Iteulah pakoi sininiuk mamauk
(Itulah yang dipakai si nenek mamak (tokoh adat))

Ninuik lah mamauk katew munyusang


(Tokoh adat kitamenyusun)
Mule nyiu turang tanauh dipijok
(Awalnya turun tanah dipijak)
Butapauk kakai ditaneh kincai
(Berpijak Kaki ditanah kerinci)
Latilah sabeng tiname pule
(Hatinya sabar Ternama pula)

Aso nyiu mule mulayiu tue


(Asal mula melayu tua)
43

Uhaw ngi mule datoi di kincai


(Orang pertama yang datang kekerinci)
Datoi sigindo jangi butigoi
(Datang sigindo dengan bertiga)
Sataw tisabeng sigindo kunai
(Satu disebut sigindo kuning)78
Versi isi lagu pada Tari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh menggunakan
bahasa yang sangat mudah dipahami oleh masyarakat sekitar.
Kambang lapek si panjang rumah
(Kembang lapek si rumah panjang)
Kamai menumpang manampi pulauk
(Kami menumpang menampi beras ketan)
Minta maaf kupado kayo banyak
(Mohon maaf kepada halayak ramai)
Kamai manumpa di bukecek mulauk
(Kami menumpang berbicara)

Nasib randauk kayo nak mandai


(Naib anda hendak mandi)
May lah kito mandi butimbo
(Marilah kita mandi pakai gayung)
Kalu kayo lah randak narai mai lah kito narai busamo
(Kalau anda hendak menari mari lah kita nari bersama)
Diku lah bungo cimpako
(Itulah bunga cempaka)

Kayo serau kami yang lah date


(Anda memanggil kami yang sudah datang)
Lah kayo pangge lah kamai yang tibo

78
Zubir, Tokoh Adat Desa Tanjung Pauh. Wawancara dengan Penulis, 7 Oktober 2018,
Kabupaten Muaro jambi, Rekam Audio.
44

(sudah anda panggil kami yang datang)


Alah dalam narai kito lah busuo
(Alah dalam menari kita bertemu)
Alah kalu buleh kito alah butemau
(Alah kalau boleh kita bertemu )

Aiii lah butemau kayo lahau anak jante


(Aiii bertemu anda yang mempunyai anak laki-laki)
Alah lah busuo kayo lah ranak buje
(Alah bertemu anda yang mempunyai anak bujangan/perjaka)
Alah jago-jago lah kayo tukang gende
(Alah jaga-jaga anda tukang gendang)
Alah iring bae lah kamai mala inai
(Alah iring saja kami malam ini)

Kamai dak ndak sibungo cino


(Kami tidak mau bunga cina)
Kami nak nalak lah si bungo tali
(Kami mencari bunga tali)
Kami dak nak pegawai honor
(Kami tidak mau pegawai honor)
Kami nak nalak lapugawai negeri
(Kami mau mencari pegawai negeri)

Benang tejamu di ateh atap


(Benang terjemur di atas atap)
Jangan di juluk sameh lah nyo kusut
(Jangan di juluk kalau lah kusut)
Karno dak ado ngan kayo harap
(Karena tidak ada yang anda harap)
Itu lah sebab kayo dak ndak nyuhu
45

(Itu lah sebab anda tidak mau menyuruh)

Uhang buladang di rantau ikil


(Orang berladang di rantau ikil)
Pandan tijimu tumbuh lah nya layu
(Pandan terjemur tumbug lah layu)
Idak tau badan musikin
(Tidak tau diri ini miskin)
Badan tu nian lah dak tau malu
(Diri ini yang tidak tau malu)79

C. Nilai-nilai yang Terkandung dalam Kesenian Tari Rentak Kudo di Desa


Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi
Dalam mengahadapi budaya yang kian berubah mengikuti zaman didalam
bidang sosial budaya dan nilai kesenian pada Tari Rentak Kudo, banyak hal yang
menyebabkan hilangnya nilai-nilai budaya lokal pada kesenian Tari Rentak Kudo
ini diantaranya alat musik yang digunakan, para penari Rentak Kudo, isi pada lirik
lagu.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Tari Rentak Kudo adalah nilai
pelestarian budaya, nilai tradisi budaya, nilai filosofi, nilai kerukunan dan
kebersamaan, nilai hiburan, nilai ekonomi.80
Adapun nilai-nilai yang terkandung didalamnya adalah sebagai berikut:
1. Nilai Pelestarian Budaya
Banyak hal yang dapat dikatakan bahwa Tari Rentak Kudo dapat berfungsi
sebagai pelestarian budaya, diantaranya Rentak Kudo mempunyai nyanyian atau
syair yang menggambarkan kehidupan masyarakat Kerinci. Kehidupan yang
disebut dalam syair itu mencakup segala kehidupan. Oleh karena itu, sering
disebut dalam syair Rentak Kudo konsep filosofi kehidupan yang tidak boleh

79
Nis Miyati, Penyanyi Rentak Kudo Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis 29
Juli 2018, Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
80
Nur Asyiah, Tokoh Masyarakat Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis, 13
Oktober 2018,Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
46

ditiggalkan secara turun-temurun. Syair-syair dari Rentak Kudo sering menjadi


renungan baik dalam bidang kemasyarakatan, adat, nasehat, maupun percintaan.
Rentak Kudo di Tanjung Pauh juga berfungsi memberikan sumbangan
untuk kelestatrian dan stabilitas kebudayaan kerinci. Di dalam seni Rentak Kudo
terkandung unsur-unsur sejarah yang pada saatnya mampu memberikan
sumbangan untuk kelestatrian kebudayaan. Melalui seni Rentak Kudo boleh
dipelajari perilaku-perilaku yang dipandang benar dan salah oleh masyarakat
pendukungnya.Fungsi seni Rentak Kudo di Tanjung Pauh khususnya dan Kerinci
umumnya adalah sebagai sarana untuk kelestarian budaya. Seni Rentak Kudo
identik dengan keindahan, keindahan pada gerak tari dan lirik lagu menjadi
sebuah perbincangan yang menarik, terutama dalam membicarakan sebagai
cabang kesian.
Pelestarian Rentak Kudo sebagai sarana dakwah ke agamaan juga
berfungsi sebagai sarana ekpresi estetika dan keindahan. Adlam seni Rentak Kudo
keindahan dikemukakan melalui bentuk gerak tari, tata busana, syair lagu, dan
nilai yang terkandung didalamnya. Fungsi Rentak Kudo sebagai sarana ekpresi
emosi dan semangat yang berlebihan sehingga penari Rentak Kudo dapat
mengalami kesurupan dan pingsan.81
Seni Rentak Kudo tidak hanya sebagai pelestarian budaya dan aset tari
budaya zaman dahulu, akan tetapi juga untuk hiburan. Hiburan yang dimaksudkan
adalah Rentak Kudo tetap hidup sebagai warisan budaya Kerinci, untuk itu salah
satu fungsinya adalah untuk menghibur masyarakat dan memberikan nasehat dan
sindiran melalui lagu-lagu.
2. Nilai Tradisi Budaya
Tradisi budaya dapat diartikan sebagai adat, kepercayaan, kebiasaan atau
ajaran turun-temurun dari nenek moyang yang sudah dijalankan dalam kehidupan
masyarakat hingga saat ini. Dengan kata lain tradisi adalah kebiasaan yang
diwariskan dari satu generasi kegenerasi berikutnya secara turun temurun. Tradisi
yang menyangkut perbuatan yaitu kebiasaan masyarakat yang berkaitan dengan

81
Darbi Ali , Tokoh Masyarakat Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis, 16 Juli
2018, Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio
47

perbuatan masyarakat dalam masalah kehidupan yang tidak terkait dengan


kepentingan orang lain.82 Nilai tradisi keseian Tari Rentak kudo ini dapat
menghidupkan kembali tradisi asli Kerinci sehingga masyarakat tidak hanya dapat
menikmati musik serta tarian Rentak Kudo melainkan memahami serta
mengetahui nilai-nilai yang ada didalamnya. Akan tetapi nilai tradisi Rentak Kudo
di Desa Tanjung Pauh, sudah hampir tidak bisa dipertahankan dikarenakan faktor
lingkungan dan teknologi. Ini bisa disebabkan olah dampak globalisasi media
yang mana banyak anak dapat mengakses informasi apapun yang belum pernah
ditemukan sebelumnya. Akibatnya yang tidak memiliki ketertarikan untuk
mengetahui tradisi kesenian tari Rentak Kudo. Dalam mempertahankan nilai dan
tradisi budaya Rentak Kudo dibutuhkan proses pewarisan budaya yang
didalamnya. Salah satunya ialah dengan pewarisan budaya vertikal. Menurut
Warsito pewarisan budaya oleh generasi tua kepada generasi muda atau yang
lebih jelasnya adalah pewarisan dari orang tua kepada anak-anaknya atau
cucunya.83 Dapat dipahami bahwa suatu budaya haruslah tetap dipertahankan
dengan cara diwariskan dan dilestarikan, khususnya oleh generasi muda.
Nilai tradisi baru yang muncul dan berkembang dimasyarakat saat ini
sangat dimungkinkan. Oleh sebab itu pengembangan nilai-nilai baru yang positif
amat penting untuk membentuk sikap mental masyarakat. Salah satunya pada
kesenian Tari Rentak Kudo.
3. Nilai Filosofi
Kesenian Tari Rentak Kudo merupakan resepsentasi dari kebersahajaan
masyarakat kerinci. Didalam kesenian Rentak Kudo tersebut kaya akan nilai-nilai
filosofis, diantaranya mencerminkan masyarakat Kerinci yang ada di Tanjung
Pauh yang guyub dan harmonis. Berlandaskan sifat-sifat kegotong-royongan dan
keceriaan. Keceriaan dan semangat dari alunan lagu musik Rentak Kudo membuat
penri bersemangat untuk bergogang. Lirik lagu Rentak Kudo juga mengisahkan
tentang kehidupan masyarakat kerinci. Keunikan Rentak Kudo dengan demikian

82
Amir Safruddi, Ushul Fiqh Jilid 2 (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011). 389.
83
Warsito. Antropologi Budaya (Yogyakarta: Ombak, 2015). 59.
48

bukan saja terletak pada tampilan intrumen beserta gerak tari dan budaya yang
dimilikinya, melainkan juga nilai-nilai kekerabatan, nilai silaturrahmi dan lainnya.
Makna filosofi dari tarian dan lirik lagu Rentak Kudo yaitu melambangkan
watak dan kebersaan serta tingkah laku masyarakat suku kerinci. Budaya yang
selalu menunjukkan kebersaan.
4. Nilai Kerukunan dan Kebersamaan
Kerukunan adalah kata yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-
hari. Secara umum kerukunan dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana
tercipta suatu keseimbangan sosial dalam masyarakat. Kerukunan ini juga bisa
diartikan sebagai keadaan atau situasi yang bebas dari konflik. Nilai kerukunan
dan kebersamaan dalam Tari Rentak Kudo pada acara pernikahan serta acara
lainnya ini tercermin sangat jelas dalam kegembiraan masyarakat Tanjung Pauh.
5. Nilai Hiburan
Sebagai media hiburan tercermin pada kegunaan kesenian Tari Rentak
Kudo juga memberi hiburan atau kesenangan da dimanfaatkan untuk mengisi
waktu luang. Pada umumnya tari hiburan tidak untuk dipertonton, tetapi lebih
mementingkan kepuasan individu, gerak tarinya sederhana dan orang mudah
untuk menirunya.
Kami sangat terhibur sekali dengan tarian Rentak Kudo ini karena
musiknya ngebit seolah-olah musik yang dimainkan memanggil kami untuk ikut
menari. Walaupun kami tidak begitu tahu gerak-gerik tarian Rentak Kudo, yang
penting kami merasa terhibur dan anggap saja sebagai olahraga84
Tari Rentak Kudo sebagai tari hiburan, karena tarinya bervariasi dengan
aksi gerak silek (silat). Walaupun gerakan tarinya sederhana dan iringan musik
yang membuat orang-orang tertarik untuk ikut menari. Masyarakat yang tadinya
terlalu serius bekerja, dengan adanya Tari Rentak Kudo masyarakat Tanjung Pauh
merasa lebih terhibur.
6. Nilai Ekonomi

84
Yanti,Tokoh Masyarakat Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis, 1 November
2018,Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
49

Nilai ekonomi merupakan perilaku manusia dalam usahanya untuk


memenuhi kebutuhan hidupnya yang banyak dan beraneka ragam dengan sumber
daya yang terbatas untuk mencapainya. Manusia berharap semua kebutuhannya
dapat terpenuhi dengan baik.85Oleh sebab itu mereka berusaha untuk memenuhi
kebutuhannya.
Alahamdulillah dengan adanya acara-acara seperti ini kami bisa menjual
makanan, minuman dan mainan, semua itukan sangat dibutuhkan para undangan
dan penonton. Karena kalo mereka haus bisa langsung beli makanan dan
minuman para pedagang disini, para undangan yang hadir juga banyak membawa
anak-anak mereka jadi mainan-mainan yang sangat laris.86
Lamabat laun nilai ini diikuti oleh orang lain yang pada akhirnya akan
menjadikan nilai tersebut milik bersama. Dalam kenyataannya, nilai ekonomi
yang berasal dari kelompok masyarakat sering ditularkan dengan cara memberi
contoh perilaku yang sesuai dengan nilai yang dimaksud. Dalam Tari Rentak
Kudo ini terdapat nilai ekonomi, masyarakat Tanjung Pauh mendapat hasil yang
cukup dan masyarakat juga mendapat kesempatan dalam berdagang pada saat
acara adat, perkawinan, halalbihalal serta acara lainnya. Acara-acara tersebut
sangat berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi bagi warga masyarakat.
D. Tranformasi Nilai Budaya pada Kesenian Tari Rentak Kudo di Desa
Tanjung Pauh
Indonesia merupakan Negara yang memiliki norma budaya (budaya timur)
yang sangat kental, akan tetapi seiring dengan berkembangnya zaman, beberapa
budaya ditengah masyarakat kini mengalami pergeseran norma dan budaya. Hal
ini sering dialami dikehidupan masyarakat sekarang. Pergeseran budaya terjadi
karena kurang adanya filteralisasi terhadap budaya barat yang masuk kedalam
budaya timur, hal itu bisa terjadi karena masyarakat Indonesia sendiri menerima
perubahan tersebut. Pergesera budaya ini tidak bisa lepas dari adanya campur

85
Josephine Wuri & Rini Hardandi, Ekonomi Pengantar. (Yogyakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Santa Dharma Yogyakarta). 2007. 1.
86
Samsul Bahri,Pedangang, Wawancara dengan Penulis, 28Oktober2018,Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
50

tangan dari komunikasi massa.87 Degan adanya perubahan nilai budaya pada Tari
Rentak Kudo yang tidak ingin dikatakan kuno, telah melahirkan suatu sistem
kehidupan budaya adat istiadat ditengah-tengah masyarakat Desa Tanjung Pauh,
sehingga menjadi kultur dan berkembang dengan mengalami berbagai perubahan
seperti sekarang. Bermacam ragam budaya adat yang lahir sebagai implementasi
sikap perilaku dalam berbagai berbagai kelompok masyarakat diseluruh
Indonesia.88 pergeseran nilai budaya merupakan gejala umum yang terjadi dalam
setiap masyarat Tanjung Pauh. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan
sifat dasar manusia yang menginginkan adanya perubahan.
Budaya nasional seharusnya menjadi kebanggaan kita yang dipertahankan
sekarang mulai luntur dikarenakan masuk budaya yang lebih modern. Seharusnya
kita sebagai orang Jambi khususnya kampung Kerinci kedua di Tanjung Pauh
bukan mengesampingkan budaya yang telah ada dengan alasasan takut dibilang
ketinggalan jaman, kuno seperti halnya pada Tari Rentak Kudo di Desa Tanjung
Pauh.89
Pergeseran pada Tari Rentak Kudo dapat ditimbulkan akibat perubahan
lingkungan di masyarakat, penemuan baru, mengikuti tarian barat seperti dance.
Hal ini tampak dari sikap serta gaya hidup yang sehari-hari.Seiring dengan
perkembangan zaman seperti bola yang terus bergulir tanpa henti, terus berputar
dan bertukar tempat walau terkadang budaya baru tercipta juga mempunyai
pengaruh dengan budaya lama. Pemicu pertama yang mempengaruhi pergeseran
budaya ini adalah manusia itu sendiri, tanpa kita sadari sebuah perubahan budaya
tidak akan tercipta begitu saja tanpa kita pikir.
Faktor terjadinya pergeseran nilai budaya dimasyarakat itu tidak lain
karena sifat dasar dari manusia itu sendiri yang selalu ingin mengalami

87
Wawan Mokoginta, “Pergeseran Nilai Budaya Moduduluan(Studi Pada Masyarakat
Desa Insil, Kecamatan Passai Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow)”, JurnalModudulan,
(2013), 3.
88
Tria. Mauliza, “Pergeseran Budaya dalam Masyarakat Pidie (Studi pada Pakaian Adat
Perkawinan di Gampong Perlak Asan Kabupaten Pidie)” Skripsi (Aceh: Program Stara Satu
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam, 2016), 41.
89
Nur Asyiah, Tokoh Masyarakat Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis, 13
Oktober 2018,Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
51

perubahan. Baik itu dari segi pakaian, bahasa, hingga tingkah laku orang-orang
barat. Tak hayal jika budaya ikut menjadi terkikis oleh budaya barat. Tetapi wujud
dan pengaktifan dari berbagai macam isi kepribadiannya itu sangat dipengaruhi
oleh berbagai macam stimulasi yang berada disekitar alam dan lingkungan sosial
maupun budaya.90
Sejauh ini, terdapat perbedaan mendasar antara Tari Rentak Kudo dahulu
dengan Tari Rentak Kudo yang ada di Desa anjung Pauh saat ini. Pada mulanya
Tari Rentak Kudo ini sangat kental dan terpelihara nilai budayanya. Berdasarkan
hasil penelitian penulis di Desa Tanjung Pauh ini masyarakat kurang memiliki
peran terhadap nilai dan tradisi budaya kesenian Tari Rentak Kudo. Jadi apa yang
diajarkan kepada anak-anak muda hanya sebatas kesenian tari biasa pada
umumnya. Terdapat faktor penghabat lainnya yang membuat masyarakat kesulitan
dalam menjalankan perannya untuk mengetahui nilai-nilai kesenian ini seperti
kurangnya tulisan-tulisan mengenai Tari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh.
Kemudian faktor media teknologi yang semakin berkembang dan maju membuat
generasi muda di Desa Tanjung Pauh mudah mencari hal-hal baru yang tidak
kalah dengan zaman hingga akhirnya kurangnya minat masyarakat untuk
mengetahui kesenian Tari Rentak Kudo.
Penyebab terjadi pergeseran budaya pada Tari rentak Kudo itu ada
beberapa faktor, faktor internal yang datang dari dalam diri dan faktor eksternal
(lingkungan) itu datang dari luar serta faktor Ekonomi. Faktor-faktor inilah yang
menyebabkan pergeseran yang terjadi pada Tari rentak Kudo di Desa Tanjung
Pauh Kabupaten Muaro Jambi.
1. Faktor Internal
Faktor Internal merupakan sebab yang terdapat dari masyarakat Tanjung
Pauh itu sendiri yang ingin mencoba dengan hal-hal yang baru. Serta kurangnya
dukungan dari orang tua untuk mendorong anak-anaknya untuk ikut serta dalam
pelestarian Tari Rentak Kudo.
2. Faktor Eksternal

90
Darbi Ali , Tokoh Masyarakat Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis, 16 Juli
2018, Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
52

Faktor eksternal ini datang dari luar yang menyebabkan penyebaran Tari
Rentak Kudo modern melalui proses peniruan, yang paling dominan terjadi di
Tanjung Pauh itu faktor ekstrenal karena pengaruh besar dari lingkungan tempat
tinggal. Masyarakat dan lingkungan juga sangat berpengaruh dalam pergeseran
budaya ini, lingkungan yang maju dapat membawa kehidupan kita ke arah lebih
maju. Hal ini sudah biasa terjadi dalam lingkungan kemasyarakatan.91
Dampak perubahan kebudayaan juga memberikan dampak bagi manusia
itu sendiri. Dampak positif, dengan adanya kemajuan dalam bidang teknologi dan
peralatan hidup, masyarkat pada saat ini dapat bekerja secara cepat dan efesien
karena adanya peralatan yang mendukungnya sehingga dapat mengembangkan
usahanya dengan lebih baik lagi diantaranya dapat membawa kebudayaan lokal ke
Internasional serta mempromosikan budaya-budaya asli Indonesia keluar Negara.
Lebih jauh lagi dalam globalisasi perubahan ekonomi, persaingan dunia kerja.
Dampak negatifnya dapat menghilangkan kebudayaan asli Indonesia, serta
dapat terjadi proses perubahan sosial didaerah yang dapat mengakibatkan
permusuhan antar suku sehingga rasa persatuan dan kesatuan bangsa menjadi
goyah. Apabila budaya asing masuk ke Indonesia, dan tidak ada lagi kesadaran
dari masyarakat untuk mempertahankan dan melestarikannya.
Oleh karena itu, untuk meningkan ketahanan budaya bangsa, maka
pembangunan sosial perlu bertitik tolak dari upaya-upaya pengembangan kesenian
yang mampu melahirkan nilai tambah kultural pakar-pakar seni lokal dan nasional
perlu tetap dilanggengkan, kerena berakar dalam budaya masyarakat. Tugas utama
yang harus dibenahi adalah bagaimana mempertahankan, melestarikan, menjaga
serta mengawasi budaya lokal dengan sebaik-baiknya agar dapat memperkokoh
budaya bangsa yang akan mengharumkan nama Indonesia. Dan juga supaya
budaya asli Negara kita tidak diklaim oleh Negara lain.
Berikut beberapa hal dalam melestarikan budaya.
a. Kekuatan
1) Keanekaragaman Budaya Lokal

91
Nur Asyiah, Tokoh Masyarakat Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis, 13
Oktober 2018,Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
53

Indonesia memiliki keanekaragaman budaya lokal yang dapat dijadikan


sebagai aset yang tidak dapat dijadikan disamakan dengan budaya Negara lain.
Budaya lokal yang dimiliki Indonesia berbeda-beda pada setiap daerah. Setiap
daerah memiliki ciri khas kebudayaannya, seperti rumah adat, pakaian adat,
tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut. Semua itu dapat
memperkokoh ketahanan budaya bangsa dimata Internasional.
1) Kekhasan Budaya
Kekhasan budaya lokal yang dimiliki setiap daerah di Indonesia memiliki
kekuatan tersendiri. Misalnya rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik,
ataupun adat istiadat yang dianut. Cirikhas budaya lokal ini sering kali menarik
pandanngan Negara lain. Terbukti banyaknya turis asing yang mencoba
mempelajari budaya Indonesia seperti belajar tarian khas suatu daerah, ini
membuktikan bahwa budaya bangsa Indonesia memiliki ciri khas yang unik.
b. Kelemahan
1) Kurangnya Kesadaran Masyarakat
Kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya lokal sekarang ini masih
terbilang minim. Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih praktis dan
sesuai dengan perkembangan zaman, tetapi banyak budaya asing yang tidak sesuai
dengan kepribadian bangsa. Budaya lokal juga dapat disesuaikan dengan
perkembangan zaman, asalkan tidak meninggalkan ciri khas dari budaya tersebut.
2) Minimnya Komunikasi Budaya
Kemampuan untuk berkomunikasi sangat penting agar tidak terjadi salah
paham tentang kebudayaan yang dianut. Minimnya komunikasi budaya ini sering
menimbulkan perselisihan antarsuku yang akan berdampak turunnya ketahanan
budaya bangsa.
c. Tantangan yang di Hadapi
 Perubahan lingkungan alam dan fisik
 Kemajuan teknologi
 Masuknya budaya asing
d. Pergeseran Budaya dan Arus Globalisasi
54

Pergeseran budaya yang terjadi di dalam manyarakat tradisional, yakni


perubahan dari masyarakat tertutup menjadi mayarakat yang lebih terbuka, dari
nilai-nilai yang bersifat homogeny menuju pluralisme nilai dan norma sosial
merupakan salah satu dampak dari adanya globalisasi.92Ilmu pengetahuan dan
teknologi telah mengubah dunia secara mendasar, komunikasi dan sarana
transfortasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa.
Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah pada globalisasi dan menjadi
peradaban dunia sehingga melibatkan mausia secara menyeluruh.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumya mengenai transformasi
nilai budaya pada kesenian Tari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh Kabupaten
Muaro Jambi sebagai berikut:
1. Sejarah Tari Rentak kudo di Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi
berasal dari Rawang dan dipentaskan pada kuhi seko (kenduri pusaka). Acara
ini biasanya dilaksanakan pada satu tahun satu kali untuk memeriahkan panen
padi. Tarian Rentak Kudo tidak berhenti sebatas kuhi seko (kenduri pusako)
saja tetapi masih ditampilkan pada acara-acara lain seperti hiburan pada hari
pernikan dan hiburan masyarakat sekitar. Dari situlah Rentak Kudo mulai
dibawa keluar dari Rawang dan tersebar luas keseluruh penjuru kerinci dari
92
Khoiri, Tokoh Masyarakat, Wawancara dengan Penulis, 31 Juli 2018, Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
55

hilir sampai kemudik hingga sampai kejambi. Rentak Kudo sampai ke


Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi Karena Tidak banyak yang
mengetahui bagaimana Rentak Kudo bisa berada ditengah-tengah masyarakat
Tanjung Pauh yang mayoritas penduduknya keturunan suku Kerinci. Di Desa
Tanjung Pauh ada satu sanggar Tari Rentak Kudo yang sebagai ketua
sekaligus pembinanya adalah Bapak Darbi Ali (Nakek Darbi). Pada tahun
2006 saat anak kedua dari Bapak Darbi Ali (Nakek Darbi) merayakan pesta
pernikahan yaitu Ani dan Bowo. Pada saat itulah Tari Rentak Kudo sebagai
hiburan penutup pada pesta pernikan anak beliau. Hingga saat ini Rentak
Kudo masih di tampilkan pada acara pernikahan sebagai acara penutup.
2. Prosesi Tari Rentak kudo di Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi
terbagi atas dua bagian yaitu tahapan khusus dan tahapan umum. Tahapan
umum merupakan tahapan yang mesti ditempuh dalam pelaksaaan ritual ini.
Pada tahap umum terdiri dari tahapan persiapan, tahapan mempersembahkan
sesajian, tahapan mengasapi dengan kemenyan, tahapam menggil roh nenek
moyang. Tahapan khusus adalah prosesi-prosesi dan sesajian tambahan yang
dipakai dan digunakan pada tari Rentak Kudo.

3. Faktor penyebab dari pergeseran nilai budaya ini terlihat dari beberapa faktor
seperti faktor internal dan faktor eksternal (lingkungan). Hal ini dapat memicu
masyarakat Tanjung Pauh untuk mengalami perubahan, karena seiring
perkembangan zaman. Transformasi nilai budaya pada kesenian Tari Rentak
Kudo di Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi terlihat dari adanya hal
positif dan negatif sehingga terciptanya dengan sebutan dampak posistif dan
dampak negatif. Adapun dampak positifnya adalah dengan adanya kemajuan
dalam bidang teknologi dan peralatan hidup, masyarkat pada saat ini dapat
bekerja secara cepat dan efesien karena adanya peralatan yang mendukungnya
sehingga dapat mengembangkan usahanya dengan lebih baik lagi diantaranya
dapat membawa kebudayaan lokal ke Internasional serta mempromosikan
budaya-budaya asli Indonesia keluar Negara. Dampak negatifnya dapat
menghilangkan kebudayaan asli Indonesia, serta dapat terjadi proses
56

perubahan sosial didaerah yang dapat mengakibatkan permusuhan antar suku


sehingga rasa persatuan dan kesatuan bangsa menjadi goyah.
B. Implikasi Penelitian
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, saran dari penulis kepada
pemerintah dan masyarkat di Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi yaitu
diharapkan bagi pemerintah agar lebih memperhatikan aset budaya lokal khususya
Tari Rentak Kudo dan tidak menghilangkan nilai keasliannya. Dan himbauan bagi
masyarakat untuk lebih berpartisipasi dalam menjaga nilai-nilai sosial budaya Tari
Rentak Kudo. Serta bagi mahasiswa/I UIN STS Jambi juga dapat termotivasi
dalam menulis dan melihat perubahan budaya yang terjadi dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Al-Qur‟an Tim Penerjemah dan Penafsiran al-Qur‟an, Al-Qur‟an Terjemahan (Jakarta:
Departemen Agama RI., 1991).
Bertens, K. “Panorama Filsafat Modern”, ( Jakarta Selatan: PT. Mizan Pub
lika, 2005).
Dokumen Profil Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi.
Elly et. al., Ridwan Effendi. Ilmu Budaya Sosial Dasar, (Jakarta: PT Fajar
Interpratama Mandiri, 2006).
Hartoko, Dick. Filsafat Kebudayaan, (Yogyakarta: Kanasinus, 1984).
Katodirdjo, Sartono. Pendakatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 1992).
Kuntowijoyo, “Budaya dan Masyarakat”. (Yogyakarta: Tiara Wacana), 2006.
Kusumohamidjojo,Budiono. “Filsafat Kebudayaan, Proses Realisasi Manusi”
(Yogyakarta: Jalasutra, 2009).
Rasyid , Yunus. “Nilai-nilai Kearifan Lokal Sebagai Penguatan Karakter
Bangsa”,(Yogyakarta: CV BUDI UTAMA, 2012).
Safruddin,Amir. Ushul Fiqh Jilid 2 (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2011).
Sairin, Sjafri. Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2002).
Sedyawati, Edi. Warisan Budaya Takbenda, (Depok: Pusat Penelitian
Kemasyarakatan dan Budaya Lembaga Penelitian Universitas Indonesia,
2003).
Sedyawati,Edi. Budaya Indonesia Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2006).
Soelaeman, M. Munandar. Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2005).
Sumardi. et. al., Peranan Nilai Budaya Daerah dalam Upaya Pelestarian
Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta, (Yogyakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997).
SVD,Bernard Raho. Sosiologi, (Yogyakarta: Ledalero, 2016).
Syafrudin & Mariam. Sosial Budaya Dasar Untuk Mahasiswa Kebidanan,
(Jakarta: CV. Trans Info Media, 2010).
Warsito. Antropologi Budaya (Yogyakarta: Ombak, 2015).
Widagdho, Djoko et. al ., Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1999).

Makalah, Special Report dan Disertasi


Kiptida‟yah,Umi. Pewarisan Nilai-nilai Kearifan Lokal dalam Konservasi Mata
Air Senjoyo pada Masyarakat Desa Tegal Waton, Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang, Skripsi (Semarang: Program Stara Satu Universitas
Negeri Semarang, 2016 ).
Pratama, Ashar. “Upaya Pelestarian Budaya Lokal oleh Pusat Kegiatan Belajar
Mengajar (PKBM)NdEWI Fortuna Melalui Pelatiha Pengkaderan
Berbasis Budaya” Skripsi (Yogyakarta: Program Stara Satu Universitas
Negeri Yogyakarta, 2014).
Sumiarti, “Upaya Pewarisan Tari Rentak Kudo dalam Masyarakat Nagari Lumpo
Kabupaten Pesisir Selatan”, Tesis (Padang: Program Pasca Sarjana
Universitas Padang, 2004). Rahmawati, Meri. “Tari Melalui Kegiatan
Ekstrakulikuler Tari Di MI Diponegoro 03 Karangklesem Purwekerto”,
Skripsi (Purwokerto: Program Stara Satu IAIN Purwokwerto, 2016).
Taupik, Nur. “Hubungan Antara Penguasaan Teori Musik dengan Prestasi Belajar
Bermain Ansambel Musik pada Siswa SMP Negeri 2 Yogyakarta” Skripsi
(Yogyakarta: Program Stara Satu Universitas Negeri Yogyakarta, 2014).
Tria. Mauliza, “Pergeseran Budaya dalam Masyarakat Pidie (Studi pada Pakaian
Adat Perkawinan di Gampong Perlak Asan Kabupaten Pidie)” Skripsi
(Aceh: Program Stara Satu Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
Darussalam, 2016).
Umi Kiptida‟yah, Pewarisan Nilai-nilai Kearifan Lokal dalam Konservasi Mata
Air Senjoyo pada Masyarakat Desa Tegal Waton, Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang, Skripsi (Semarang: Program Stara Satu Universitas
Negeri Semarang, 2016 ).
Jurnal
Andreas, Boyke Bobbi. Studi Terhadap Adanya Dua Versi Rentak Kudo Untuk
Acara Pernikahan Di Desa Rawang, Jurnal Sendrastik FBS UNP, Vol 2
No 1(2013).
Gusal, La Ode. “Nilai-nilai Pendidikan dalam Cerita Rakyat Sulawesi Tenggara”,
Jurnal Hayula, No 15 (2015).
Hartono, “Seni Tari dalam Masyarakat Jawa”, Jurnal. /Pengetahuan dan
Pemikiran Seni, Vol. 1 No.2/September- Desember (2000).
Jirzanah, Akulturasi Pemahaman Nilai Menurut Max Scheler Bagi Masa Depan
Bangsa Indonesia, Jurnal Filsafat, Vol 18 No 1 (2008).
Keesing, Roger M. “Teori-teori Budaya”, Jurnal Antropologi, No. 52.
Mokoginta,Wawan. “Pergeseran Nilai Budaya Moduduluan(Studi Pada
Masyarakat Desa Insil, Kecamatan Passai Timur, Kabupaten Bolaang
Mongondow)”, Jurnal Modudulan, (2013).
Sisworo, Budi. “Transformasi Budaya dalam Kesenian Lengger Temenggung
Perkotaan”, Jurnal, Journal of Urban Society‟s Art. Vol 12 No. 2,
(Oktober 2012).
Sunliensyar, Hafiful Hadi. “Ritual Asyeik Sebagai Akulturasi Antara Kebudayaan
Islam dengan Kebudayaan Pra-Islam Suku Kerinci”, Jurnal Siddhayatra,
Vol.21 No 2 (2016).
Wula, Puspitaning. “Tari Mayang Rontek Bentuk Transformasi Budaya Pengantin
Mojoputri di Kabupaten Mojokerto”, Jurnal, Seminar Nasional Seni dan
Desain:”Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan
Desain” FBS Unesa, (28 Oktober 2017).

Web-site
Atika Saleha, Tata dan Ritual Adat Tari Rantak Kudo, diakses melalui alamat
https://www.scribd.com/doc/231349627/pengetahuan-Tari-Rantak-Kudo,
tanggal 30 April 2018.
Honarisc.blogspot.com/2012/04/kabupate kerinci_17.html?=1.
http://budayacenters.blogspot.co.id/2016/01/asal-usul-dan-adat-ritual-tari-
rantak.html, tanggal 21maret2018.
http://zabhie.site/tari-rantak-kuso-kerinci&rct=j&sa=U&ved, tanggal 30 April
2018.
http:zhabhie.site/tari-rantak-kudo-kerinci/, diakses 21maret2018.

Wawancara
Abduh, Maliki. Tokoh Masyarakat Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan
Penulis, 22 Juli 2018, Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam
Audio.
Darbi, Ali. Tokoh Masyarakat Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis,
16 Juli 2018, Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
Khoiri, Tokoh Masyarakat Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis, 31
Juli 2018, Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
Nis Miyati, Penyanyi Rentak Kudo Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan
Penulis 29 Juli 2018, Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam
Audio.
Nur Asyiah, Tokoh Masyarakat Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis,
13 Oktober 2018,Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio
Rika Wati, Rias Pengantin Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis, 1
Oktober 2018,Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio
Samsul Bahri, Pedangang, Wawancara dengan Penulis, 28 Oktober 2018,Tanjung
Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
Yanti, Tokoh Masyarakat Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis, 1
November 2018,Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
Zubir, Tokoh Adat Desa Tanjung Pauh. Wawancara dengan Penulis, 7 Oktober
2018, Kabupaten Muaro jambi, Rekam Audio.
JADWAL PENELITIAN

N Februari Maret April Mei


Kegiatan
O 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penulisan
1 Draf 
Proposal
Konsultasi
Dengan
KA.
2 Jur/Prodi 
dan lainnya
untuk fokus
penelitian
Revisi Draf
3 
Proposal
Revisi Draf
Proposal
4 
setelah 
seminar
Proses
5 seminar 

Proposal
Konsultasi
dengan
6 
Pembimbin 
g
Koleksi
7
Data 
Analisa dan
penulisan
8
Draf Awal 
Skipsi
Draf Awal
dibaca
9
Pembimbin 
g
Revisi Draf 
10
Awal
Draf Dua
dibaca 
11
Pembimbin
g
Revisi Draf
12
Dua 
Draf Dua
dibaca
13
Pembimbin 
g
Penulisan 
14
Draf Akhir
Draf Akhir
dibaca
15
Pembimbin
g
Ujian 
16
Munaqasah
Revisi
Skipsi
Setelah
17
Ujian 
Munaqasya
h
Mengikuti
18
Wisuda 
A. Panduan Observasi
No Jenis Data Objek Observasi
1 –Sejarah Tari Rentak Kudo –Sejarah Tari Rentak Kudo di
Desa Tanjung Pauh
2 –Pementasan Tari Rentak –Pelaksanaan Tari Rentak
Kudo Kudo
3 –Perkembangan Tari Rentak –Perkembangan yang terjadi
Kudo di Desa Tanjung Pauh pada Tari Rentak Kudo di
Kabupaten Muaro Jmabi Desa Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jmabi
4 –Prosesi Tari Rentak Kudo di –Bentuk penyajian
Desa Tanjung Pauh pementasan karya seni
5 –Unsur pendukung Tari –Alat yang digunakan saat
Rentak Kudo pementasan pada Tari Rentak
Kudo di Desa Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jmabi
6 –Lirik Lagu Tari Rentak –Lagu yang dibawakan adalah
Kudo bait-bait pantun yang berupa
kata adat, kata nasehat, serta
sejarah kerinci
7 –Nilai Yang Terkandung –Nilai kesenian tradisi Tari
Pada Kesenian Tari Rentak Rentak Kudo di Desa Tanjung
Kudo Pauh Kabupaten Muaro Jambi
8 –Faktor Penyebab –Dampak perubahan
Transformasi Nilai Budaya kebudayaan Tari Rentak Kudo
Pada Kesenian Tari Rentak di Desa Tanjung Pauh
Kudo Kabupaten Muaro Jambi
B. Panduan Dokumentasi
No Jenis Data Data Dokumen
1 –Sejarah Tari Rentak Kudo –Data dokumentasi terntang
sejarah dan perkembangan
Tari Rentak Kudo
2 –Nilai Yang Terkandung –Data Dokumentasi Tentang
Pada Kesenian Tari Rentak Nilai Yang Terkandung Pada
Kudo Kesenian Tari Rentak Kudo
3 –Faktor Penyebab – Data Dokumentasi tentang
Transformasi Nilai Budaya Faktor Penyebab
Pada Kesenian Tari Rentak Transformasi Nilai Budaya
Kudo Pada Kesenian Tari Rentak
Kudo

C. Butir-butir Wawancara
Sumber Data dan Substansi
No Jenis Data
Wawancara
1 –Sejarah Tari Rentak Kudo –Bagaimana sejarah Tari
Rentak Kudo di Desa Tanjung
Pauh?
–Kapan dan oleh siapa yang
mendirikan grup tari Rentak
Kudo
2 –Pementasan Tari Rentak –Dimana tari Rentak Kudo di
Kudo laksanakan?
3 –Perkembangan Tari Rentak –Bagaimana perkembangan
Kudo di Desa Tanjung Pauh tari Rentak Kudo di Desa
Kabupaten Muaro Jmabi Tanjung Pauh?
–Bagaimana konsep
pementasan Tari Rentak Kudo
4 –Prosesi Tari Rentak Kudo di –Apa saja jenis alat yang
Desa Tanjung Pauh digunakan saat pementasan
Tari Rentak Kudo?
–Apa saja unsur pendukung
pada tari Rentak Kudo?
–Bagaimana lirik lagu Rentak
Kudo?
7 –Nilai Yang Terkandung –Nilai apa saja yang
Pada Kesenian Tari Rentak terkandung dalam Tari Rentak
Kudo Kudo?
–Apa penyebab dari
tarnsformasi nilai budaya
pada kesenian tari Rentak
Kudo?
–Apa Faktor terjadiya
tarnsformasi nilai budaya
pada kesenian tari Rentak
Kudo?
CURRICULUM VITAE

A. Informasi Diri
Nama : Kurnia Ellesa
Tempat & Tgl. Lahir : Tanjung Pauh, 27 April
1996
Pekerjaan :-
Alamat : Jl. Jambi Bajubang, Desa
Tanjung Pauh Km. 32, RT.
05, Kec. Mestong, Kab.
Muaro Jambi, Provinsi Jambi.
B. Riwayat Pendidikan
S1 UIN STS Jambi : 2020
MA AL-HIDAYAH Sebapo : 2014
MTS TARBIYATUSSHOLIHIN Tanjung Pauh : 2011
SDN 28/IX Tanjung Pauh : 2008
C. KARYA TULIS
1. –
2. –
D. RIWAYAT ORGANISASI/PEKERJAAN
1. –
2. –
Bageulah maeh baribiu maeh
(Berilah maaf beribu maaf)
Kupadeu kaye ngi tunggiu umauh
(Kepada anda yang mempunyai rumah)
Kupadeu bumiu jangi di jujoi
(Kepada bumi dengan di junjung)
Bageulah ampang buribiu ampang
(Berilah ampun beribu ampun)

Kupadeu kaye duliu silangkauh


(Kepada anda lebih dulu selangkah)
Kupadeu kaye duliu sipatauh
(Kepada anda lebih dulu sepatah)
Kupadeu guriu jangi mungajoi
(Kepada guru yang mengajar ngaji)
Tuloi dipampoh tuloi dimbing
(Tolong dibantu tolong dibimbing)

Jangoi nyiu cacauk jangoi nyiu cale


(Jangan dicaci jangan dicela)
Daroih sititaik dak buleuk tumpauh
(Dara setitik tidak boleh tumpah)
Junjulah matai dititui batoi
(Junjunglah mati dititi batu)
Kalew munimbe lah samiw barik
(Kalau menimbang harus sama berat)

Kalew mungukau lah samiw panje


(Kalau mengukur harus sama panjang)
Jangoi di tagek sibani basoih
(Jangan di tegak/dibela)
Kalew lah banoi katelah banoi
(Kalaulah benar katalah benar)
Iteulah pakoi sininiuk mamauk
(Itulah yang dipakai si nenek mamak (tokoh adat))

Ninuik lah mamauk katew munyusang


(Tokoh adat kitamenyusun)
Mule nyiu turang tanauh dipijok
(Awalnya turun tanah dipijak)
Butapauk kakai ditaneh kincai
(Berpijak Kaki ditanah kerinci)
Latilah sabeng tiname pule
(Hatinya sabar Ternama pula)

Aso nyiu mule mulayiu tue


(Asal mula melayu tua)
Uhaw ngi mule datoi di kincai
(Orang pertama yang datang kekerinci)
Datoi sigindo jangi butigoi
(Datang sigindo dengan bertiga)
Sataw tisabeng sigindo kunai
(Satu disebut sigindo kuning)

Ranyoi buradoi dusu silimaw


(Dia berada di desa saleman)
Duoi bunamiw sigindo ilauk
(Dua bernama sigindo elok)
Ranyiw buradoi di naneh rawo
(Dia berada di tanah rawang)
Kinai di panggo kumenyan putaih
(Sekarang di panggil kemenyan putih)
Tiboi di langaik munjadi rambang
(Tiba di langit menjadi kumbang)
Ranyiuw bunamiw sirambu jatui
(Dia bernama sirambu jantan)
Tibo di laing menjadi ikau
(Tiba di laut menjadi ikan)
Ranyiu bunamiw sirajew ikau
(Dia bernama siraja ikan)

Tiboi dibumiu munjadiu bayoi


(Tiba dibumi menjadi buaya)
Ranyiuw bunamiw buayeu putaih
(Dia bernama buaya putih)
Tibo di gunoi munjadi imau
(Tiba di gunung menjadi harimau)
Ranyiuw bunamiw si ime kumbau
(Dia bernama si harimau kumbang)
Kaleu di sarau capauk nyiu tiboi
(Kalau di seru cepat dia datang)
Kaleu di panggai capauk nyiu datoi
(Kalau di panggil cepat dia datang)
Kalew lah adoik jangailah dilanggo
(Kalau lah adat jangan dilanggar)
Kalew lambagaoi jangailah di sumbi
(Kalau lembaga janganlah di bantah)

Tutui lah licang ladi tangeh ahai


(Tutur bahasa di tengah hari)
Kaye tipijoik lah nyiw lansek masauk
(Anda terpijak buah langsat)
Kaye tisunting bungiw jangi kambau
(Anda sunting bunga yang mekar)
Kaye tipijoik lasi durui landauk
(Anda terpijak lah duri landak)

Kalew lah ske ye tigew takah


(Kalau diketahui anak laki-laki yang tiga)
Dikusatau dudiuk anek jantoi
(Yang pertama duduk anak jantan)
Dikulah duo dudiuk ninuik mamauk
(Yang kedua duduk tokoh adat)
Dikulah tigoi duduik lah di patai
(Yang ketiga duduk lah depati/pemimpin)

Minteklah tuloi lasi anek jantoi


(Minta tolong kepada anak laki-laki)
Dimulah gadu anek butane
(Dialah tingkah laku anak perempuan)
Iteulah duduik lasi ninuik mamauk
(Hendaklah duduk bersama tokoh adat)
Alim ulamau jangi uliu baloi
(Alim ulama jangan pilih kasih)

Aso lah mule sarauk dibukambao


(Asal mula sarak berkembang)
Bujaloi sarauk dari pagaruyung
(Berjalan sarak dari pagaruyung)
Sarauk dibuweu lah si siyek lagaik
(Sarak dibuat hanya satu kali)
Bukambao sarauk dikupadew rajoi
(Berkembang kepada raja)
Sampelah pulo padew lah dipatai
(Sampai kepada pemimpin)
Depatui kincai jangi di balauh
(Dipatuhi jangan dibuang)
Makeu butameu adoik jangi sarauk
(Maka bertemu adat dengan sarak)
Sarauk mungate adoik jangi makoi
(Sarak mengatakan adat yang memakai)

Makaulah abiuh manggauh lah nyiu putaih


(Makan samapai habis mangga putih)
Lasi lah lisaih lasi anek jantoi
(Nasi sudah habis karena anak jantan)
Dibulah kare anek dibutine
(Karena Perangai anak perempuan)
Itewlah duduik tuew lah dipatai
(Sudah duduk tuan depati/pemimpin)

Ske lah naek ladi umeh gadoi


(Pusako sudah naik kerumah besar)
Barauh siratauh kaboi lah nyiu sikau
(Beras seratus karung kerbau satu ekor)
Kalew lah meh ye lasi meh
(Putuslah segala perkara)
Iteuh lah skeu tuew lah dipatai
(Itulah pusaka tua pemimpin)

Umeh lah adoik dibugunjung duo


(Rumah adat bersilang dua)
Dikulah satau gunjung lah nyiw sarauk
(Yang pertama junjung lah sarak)
Dikulah duo gunjung lah nyiw adoik
(Yang kedua junjung lah adat)
Ranyiu tilatauk ladi taneh rawo
(Nyanyian terdengar dari tanah rawang)

Umeh lah gadoi alam dikurinci


(Sudah di gadai alam kerinci)
Tampoik di butamau lasi rajew jambiw
(Tempat bertemu raja jambi)
Tanah khalifah ladi kutiu kareh
(Tanah pemimpin terletak di kota keras)
Aso lah mule sarauk di bukambao
(Rasa lah mulai sarak berkembang)

Bujaloi sarauk dari pagaruyung


(Semua sarak dari pagaruyung)
Sarauk dibuweu la si siyek langaih
(Sarak dibuat satu persatu)
Bukambao sarauk dikupadew rajoi
(Berkembang sarak di kepada raja)
Sampe lah pulo padew lah dipatai
(Sampai lah pula kepada pemimpin)

Dipatai kice jangi duew balauh


(Pemimpin berbicara jangan kacaukan)
Makeu butamau adoik jangi
(Maka bertemu dengan adat lain)
Sarauk mungate adoik jangi makoi
(Sarak mengatakan adat yang memakai)
Versi isi lagu pada Tari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh menggunakan
bahasa yang sangat mudah dipahami oleh masyarakat sekitar.

Kambang lapek si panjang rumah


(Kembang lapek si rumah panjang)
Kamai menumpang manampi pulauk
(Kami menumpang menampi beras ketan)
Minta maaf kupado kayo banyak
(Mohon maaf kepada halayak ramai)
Kamai manumpa di bukecek mulauk
(Kami menumpang berbicara)

Nasib randauk kayo nak mandai


(Naib anda hendak mandi)
May lah kito mandi butimbo
(Marilah kita mandi pakai gayung)
Kalu kayo lah randak narai mai lah kito narai busamo
(Kalau anda hendak menari mari lah kita nari bersama)
Diku lah bungo cimpako
(Itulah bunga cempaka)

Kayo serau kami yang lah date


(Anda memanggil kami yang sudah datang)
Lah kayo pangge lah kamai yang tibo
(sudah anda panggil kami yang datang)
Alah dalam narai kito lah busuo
(Alah dalam menari kita bertemu)
Alah kalu buleh kito alah butemau
(Alah kalau boleh kita bertemu )

Aiii lah butemau kayo lahau anak jante


(Aiii bertemu anda yang mempunyai anak laki-laki)
Alah lah busuo kayo lah ranak buje
(Alah bertemu anda yang mempunyai anak bujangan/perjaka)
Alah jago-jago lah kayo tukang gende
(Alah jaga-jaga anda tukang gendang)
Alah iring bae lah kamai mala inai
(Alah iring saja kami malam ini)

Kamai dak ndak sibungo cino


(Kami tidak mau bunga cina)
Kami nak nalak lah si bungo tali
(Kami mencari bunga tali)
Kami dak nak pegawai honor
(Kami tidak mau pegawai honor)
Kami nak nalak lapugawai negeri
(Kami mau mencari pegawai negeri)

Benang tejamu di ateh atap


(Benang terjemur di atas atap)
Jangan di juluk sameh lah nyo kusut
(Jangan di juluk kalau lah kusut)
Karno dak ado ngan kayo harap
(Karena tidak ada yang anda harap)
Itu lah sebab kayo dak ndak nyuhu
(Itu lah sebab anda tidak mau menyuruh)

Uhang buladang di rantau ikil


(Orang berladang di rantau ikil)
Pandan tijimu tumbuh lah nya layu
(Pandan terjemur tumbug lah layu)
Idak tau badan musikin
(Tidak tau diri ini miskin)
Badan tu nian lah dak tau malu
(Diri ini yang tidak tau malu)

Masang lukah di tebing tinggi


(Masang lukah di tebing tinggi)
Lukah di pasang lah di dalam payo
(Lukah di pasang di dalam rawa)
Lah ku renung didalam hati
(Sudah ku renung di dalam hati)
Idak nian patut jadi kanti kayo
(Tidak pantas jadi teman anda)
Gambar 1: Rabana yang digunakan sebagai alat musik Tari Rentak Kudo

Gambar 2: Gendang yang digunakan sebagai alat musik Tari Rentak Kudo

Gambar 3: Suling bambu yang digunakan sebagai alat musik Tari Rentak Kudo
Gambar 4: Piano atau musik organ yang digunakan sebagai pengiring Tari Rentak
Kudo modern di Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi.

A B
Gambar 5: A. Baju penari Rentak Kudo wanita, B. Baju Penari laki-laki Rentak
Kudo
Gambar 6: Penari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi
pada acara pernikahan

Gambar 7: Penari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi
pada acara halalbihal
Gambar 8: Foto bersama Kepala Desa dan staf di Kantor Desa Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jambi

Anda mungkin juga menyukai