SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Stara Satu (S.1) dalam Ilmu Aqidah dan Filsafat Islam
Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama
Oleh:
KURNIA ELLESA
(UA. 140064)
ي َ َٰ ٓأَُّيه َا أمنَّ ُاس إَّنَّ َخلَ ْلنَ َٰ ُُك ِ ّمن َذ َن ٍر َو ُأ َ ٰهَث َو َج َعلْنَ َٰ ُ ُْك ُش ُع اوًب َوكَ َبآئِ َل ِمتَ َع َارفُ ٓو ۟إ ۚ إ َّن َأ ْن َر َم ُ ُْك ِعندَ أ َّ َِّلل َأتْلَ ٰى ُ ُْك ۚ إ َّن
ِ ِ ِ
٣١- ٌأ َّ ََّلل عَ ِل ٌمي َخبِي
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengena”. (Qs. Al-
Hujurat:13).1
1
Tim Penerjemah dan Penafsiran al-Qur‟an, Al-Qur‟an Terjemahan (Jakarta: Departemen
Agama RI., 1991). 416.
i
ABSTRAK
ii
PERSEMBAHAN
iii
KATA PENGANTAR
iv
6. Bapak Dr. Masyian, M. Ag Selaku Wakil Dekan bidang Akademik Fakultas
Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi.
7. Bapak Dr. Edy Kusnaidi, M. Fil. I Selaku Wakil Dekan bidang administrasi
umum perencanaan dan keuangan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama.
8. Bapak Dr. M. Ied Al- Munir M. Ag Selaku Wakil Dekan bidang
Kemahasiswaan dan bidang kerjasama luar Fakultas Ushuluddin dan Studi
Agama UIN STS Jambi.
9. Prof. Dr. H. Suaidi Asy‟ari, M. Ag Selaku Rektor UIN STS Jambi.
10. Bapak dan Ibu Dosen UIN STS Jambi, yang telah memberikan dan
membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan selama mengikuti
perkuliahan.
11. Bapak dan Ibu Karyawan dan Karyawati di lingkungan Fakultas Ushuluddin
dan Studi Agama UIN STS Jambi.
12. Bapak Kepala Desa serta jajarannya Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro
Jambi yang telah sudi membatu memberikan informasi dan data-data yang
penulis butuhkan.
13. Kepada sahabat-sahabat jurusan Aqidah dan Filsafat Islam yang memberi
dorongan, motivasi dan semangat untuk penulis.
14. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian
penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan ilmu dan literatur yang dimiliki. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
demi kesempurnaan penulis ini. Akhirnya hanya kepada Allah Subhanahu Wa
Ta‟ala jualah penulis kiranya dan semua pihak umumnya. Semoga kita semua
berada dalam naungan-Nya. Amin-amin Ya Robbal A‟lamin…
Kurnia Ellesa
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………...……………………………………….…... i
NOTA DINAS……………………...……………………………………...... ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI……………………. iii
PENGESAHAN…………………………………………………….............. iv
MOTTO……………………………………………………………………... v
ABSTRAK……………………………...………………………………….... vi
PERSEMBAHAN…………………………………………………………... vii
KATA PENGANTAR………………………………………………............ viii
DAFTAR ISI………………………………………………………………... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………....... 1
B. Permasalahan………...…………………………………….… 5
C. Batasan Masalah……………………………………………... 5
D. Tujuaan dan Kegunaan Penelitian...…………………………. 5
E. Kerangka Teori………………………………………………. 6
F. Metode Penelitian....…………………………………………. 16
G. Studi Relevan….…………………………………………....... 20
BAB V PENUTUP
vi
A. Kesimpulan………………………………………………….. 54
B. Implikasi Penelitian...……………………………………...… 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURRICULLUM VITAE
vii
TRANSLITERASI2
A. Alfabet
Arab Indonesia Arab Indonesia
ا A ط t}
ب B ظ z}
ت T ع „
ث Th غ Gh
ج J ف F
ح h} ق Q
خ Kh ك K
د D ل L
ذ Dh م M
ر R ن N
ز Z و W
ش S ه H
ش Sh ء ,
ص s} ي Y
ض d{
B. VokaldanHarakat
C. Ta>’ Marbu>t}ah
Transliterasiuntukta>‟ marbu>t}ah ini ada tiga macam:
1. Ta>‟ Marbu>t}ah yang mati atau mendapat harakat sukun, maka transliterasinya
adalah /h/.
Arab Indonesia
صالة S}ala>h
مراة Mir‟a>h
2
Tim Penyusun, Panduan Penulisan Kary aIlmiah Mahasiswa fakultas Ushuluddin IAIN
STS Jamb i(Jambi: fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2014) a36-137
viii
2. Ta>Marbu>t}ah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah dan dammah,
maka transliterasinya adalah/t/.
Arab Indonesia
وزارةَالتربية Wiza>rat al-Tarbiyah
مراةَالسمن Mir‟a>t al-zaman
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak awal abad ke-20 kebudayaan cenderung di pahami sebagai konsep yang
akademis.Sebagai realitas empiris kebudayaan itu adalah fenomena yang
multikompleks.Sebagai konsep, dia hanya ada dalam pikiran kita dan merupakan
bagian terpenting dalam upaya kita untuk memahami realitas eksistensi kita yang
kompleks dan paradoksal.3Kebudayaan juga mencakup pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, dan adat istiadat.4
Tesis yang dikemukakan Huizinga dalam bukuny adalah bahwa kebudayaan
timbul dan berkembang dalam suasana permainan.Dalam masyarakat-masyarakat
arkais, kegiatan-kegiatan seperti itu “dimainkan”. Permainan dan kebudayaan
membentuk keadaan dwi tunggal.5
Tesis Huizinga tidak bermaksud mengatakan permainan yang di lakukan
oleh masyarakat sebagai salah satu unsur kebudayaan atau kebudayaan merupakan
hasil dari permainan.Akan tetapi kebudayaan timbul dan berkembang dalam
permainan. Kebudayaan juga diartikan sebagai keseluruhan kompleks
(Taylor),yang secara material, menyangkut aspek-aspek ekonomi, politik, sosial,
dan pandangan hidup atau meliputi unsur-unsur universal yaitu bahasa,
sistemteknologi, sistem mata pencaharian, organisasi sosial, sistem pengetahuan,
religi dan kesenian.6
Keunikan dari suatu kesenian kebudayaan saat ini adalah Indonesia di
kagumi oleh Negara lain karena terdapat banyak kebudayaan didalamnya. Dalam
hal ini sehingga muncul berbagai macam perbedaan kebudayaan yang membuat
peradaban di Indonesia menjadi beragam.Salah satu dari kebudayaan itu adalah
3
Budiono kusumohamidjojo, “Filsafat Kebudayaan, Proses Realisasi Manusi”
(Yogyakarta: Jalasutra, 2009), 31.
4
Syafrudin dan Mariam, “Sosial Budaya Dasar”, (Jakarta: CV. Trans Info Media, 2010),
2.
5
K. Bertens, “Panorama Filsafat Modern”, ( Jakarta Selatan: PT. Mizan Publika, 2005).
7.
6
Soerjanto Poespowardojo, “Strategi Kebudayaan”, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 1989), 64.
1
2
seni tari tradisional yang menggambarkan sebuah kehidupan suatu daerah dan
masyarakat.Sehingga seni tari tradisional dapat dikatakan sebagai lambang
peradaban dari masing-masing daerah itu sendiri.7
Seni menurut bahasa adalah sesuatu yang halus. Menurut istilahnya seni
adalah sesuatu yang mengandung nilai estetik. Kehidupan manusia tidak bisa
lepas dari kehidupan seni karena posisi seni di sini sebagai stabilisator antara
perkembangan ilmu dan teknologi. Oleh karena itu, seni sendiri memiliki nilai
strategis dan mempunyai peranan penting agar kehidupan bisa berjalan dengan
normal.
Dilihat dari pentingnya seni dan kedudukannya, Islam beranggapan seni
adalah sesuatu yang sangat penting. Islam adalah agama yang mengajarkan
pengikutnya untuk bisa menghargai nilai ilmu, teknologi, dan seni. Karena nilai
tersebut begitu penting di dalam islam di ajar ketiga-tiganya dan harus berjalan
selaras. Seni dalam islam tidak bisa di lepaskan dari Al-qur‟an dan hadist. Tidak
heran seni Islam disebut seni Al-qur‟an yang dipandang sebagai ungkapan estetis
yang asal usul dan realisasinya sama.8
Seni adalah keindahan. Ia merupakan ekpresi ruh dan budaya manusia
yang mengandung dan mengungkapkan keindahan. Ia lahir dari sisi terdalam
manusia yang didorong oleh kecenderungan seniman kepada yang indah, apa pun
jenis keindahan itu. Dorongan terebut merupakan naluri manusia atau fitrah yang
di anugerahkan Allah kepada hamba-hamba-Nya. Disisi lain, Al-Qur‟an
memperkenalkan agama yang lurus sebagai agama yang sesuai dengan fitrah
manusia. Dalam Al-Qur‟an di jelaskan pada surah AL- Rum ayat 30 yaitu:
فَأَ ِك ْم َو ْْج ََم ِن ِّل ِين َح ِني افا ۚ ِف ْط َر َت أ َّ َِّلل أم َّ ِِت فَ َط َر أمنَّ َاس عَلَْيْ َا ۚ ََل تَ ْب ِدي َل ِم َخلْ ِق أ َّ َِّلل ۚ َذَٰ ِ َِل أ ّ ِل ُين أمْلَ ِ ّ ُمي َوم َ َٰ ِك َّن
َ َأ ْن َ ََث أمنَّ ِاس ََل ي َ ْعل َ ُم
ون
7
Meri Rahmawati, “Tari Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler Tari Di MI Diponegoro 03
Karangklesem Purwekerto”, Skripsi (Purwokerto: Program Stara Satu IAIN Purwokwerto, 2016),
1-2.
8
Yedi Purwanto, “Seni dalam Padangan Al-Qur‟an” Jurnal Sosioloteknlogi Edisi 19
Tahun 9, (2010),782.
3
9
Edi Sedyawati, Warisan Budaya Takbenda, (Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan
dan Budaya Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2003). 172.
10
Hafiful Hadi Sunliensyar. “Ritual Asyeik Sebagai Akulturasi Antara Kebudayaan Islam
dengan Kebudayaan Pra-Islam Suku Kerinci”, Jurnal Siddhayatra, Vol.21 No 2 (2016),107.
11
Boyke Bobbi Andreas, Studi Terhadap Adanya Dua Versi Rentak Kudo Untuk Acara
Pernikahan Di Desa Rawang, Jurnal Sendrastik FBS UNP, Vol 2 No 1(2013), 91.
4
perkembangan, bentuk atraksi dan fungsinya. Dari segi instrinsik antara lain alat
yang digunakan, struktur teks, bahasa, irama dan alat musik yang digunakan serta
nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.Sebagaimana diketahui bahwa
kebudayaan mengalami perkembangan secara dinamis seiring dengan
perkembangan manusia itu sendiri dan tidak ada kebudayaan yang bersifat statis.
Dengan demikian, kebudayaan akan mengalami perubahan.12
Adapun faktor penyebab banyaknya masyarakat yang belum mengetahui
tentang sejarah perkembangan tari Rentak Kudo ini karena kurangnya tulisan-
tulisan dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan tarian ini. Seharusnya
penelitian tentang sejarah perkembangan tari Rentak Kudo perlu mendapat
perhatian karena dalam pelaksanaannya terkandung nilai-nilai luhur, tradisi dan
peninggalan sejarah serta merupakan kekayaan nasional yang perlu digali,
dipelihara dan dibina untuk memupuk kecintaan dan kebanggaan terhadap
budaya bangsa Indonesia. Adapun konsep lirik lagu yang terdapat dalam tari
Rentak Kudo adalah bait-bait pantun yang berupa kata-kata pujian, nasehat, dan
sindiran.13
Kebudayaan berubah seirama dengan perubahan hidup masyarakat.
Perubahan itu berasal dari pengalaman baru, pengetahuan baru, teknologi baru
dan akibatnya dalam penyesuaian cara hidup dan kebiasaannya kepada situasi
baru. Sikap mental dan nilai budaya turut serta dikembangkan guna keseimbangan
integritas baru.14
Dalam sejarahnya tari Rentak Kudo terdapat banyak nilai-nilai
kebudayaan.Akan tetapi dewasa ini tari Rentak Kudo sendiri telah mengalami
banyak transformasi nilai budaya. Oleh karena itu penulis meneliti lebih lanjut
masalahTransformasi Nilai Budaya dalam kesenian tari Rentak Kudo yang ditulis
dalam bentuk proposal skripsi.
12
Elly et. al., Ridwan Effendi.Ilmu Budaya Sosial Dasar, (Jakarta: PT Fajar Interpratama
Mandiri, 2006), 44.
13
Hafiful Hadi Sunliensyar. “Ritual Asyeik sebagai akulturasi antara kebudayaan islam
dengan kebudayaan pra-islam suku kerinci”, Jurnal Siddhayatra, Vol.21 No 2 (2016), 108.
14
Dick Hartoko, Filsafat Kebudayaan, (Yogyakarta: Kanasinus, 1984), 113.
5
B. Permasalahan.
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian dapat merumuskan bahwa
yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana dinamika
dalam transformasi nilai budaya tari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh? Dari
pokok permasalahan tersebut penulis memilih beberapa permasalahan tentang:
1. Bagaimana sejarah dan perkembangan tari Rentak Kudo di Desa Tanjung
Pauh?
2. Bagaimana Prosesi Tari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh Kabupaten
Muaro Jambi?
3. Apa Faktor penyebab Transformasi Nilai Budaya pada kesenian Tari Rentak
kudo Desa Tanjung Pauh?
C. Batasan Masalah.
Sehubungan dengan kurangnya pelestarian budaya serta terkikisnya nilai
budaya lokal, penelitian ini dibatasi pada lingkup sejarah dan perkembangan,
prosesi, nilai-nilai, serta faktor penyebab pergeseran nilai budaya pada kesenian
tari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh.Hasilnya dapat dilakukan kajian
pengukuran yang berhubungan dengan nilai-nilai yang terkandung pada tari
Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memenuhi beberapa
tujuan:
1. Mengetahui sejarah dan perkembangan tari Rentak Kudo di Desa Tanjung
Pauh.
2. Mengetahui bagaimana Prosesi Tari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh.
3. Mengetahui Faktor dan Dampak Transformasi Nilai Budaya pada kesenian
Tari Rentak kudo Desa Tanjung Pauh.
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah di bidang seni dan
budaya Jambi khususnya pada kesenian tari Rentak Kudo.Hasil penelitian ini juga
6
diharapkan menjadi panduan untuk menjaga dan melestarikan kesenian pada tari
Rentak Kudo.
Adapun kegunaan penelitian ini adalah:
1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang nilai-nilai budaya
yang terkandung dalam kesenian tari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jambi.
2. Untuk memperkaya khazanah keilmuan budaya lokal serta meningkatkan
pemahaman tentang kesenian tari Rentak Kudo.
3. Memberikan acuan pemikiran bagi masyarakat dalam memahami nilai
budaya suku kerinci pada kesenian tari Retak Kudo di Desa Tanjung Pauh.
E. Kerangka Teori.
Kerangka teori yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kerangka
pemikiran yang mengantarkan penulis sehingga dapat membahas permasalahan
yang ada. Oleh karena itu untuk melihat transformasi nilai budaya yang ada dalam
tari rentak kudo ada beberapa definisi menurut para tokoh dan ahli untuk
menjelaskan penelitian ini, sebagai berikut:
1. Transformasi Nilai Budaya
a. Tranformasi
Proses transformasi selalu melalui dua jalur yang berbeda, maka ketika
menjadi kontak antara proses pembudayaan melalui proses pembudayaan melalui
sistem pewarisan dengan kontak budaya dengan lingkungan sekitar, terjadilah
dialog yang bersifat dialektis dalam diri manusia. Sebagai akibat dari dialog itu
adalah munculnya bentuk baru dari kebudayaan tersebut. Kalau pada mulanya
bentuk budaya baru itu mungkin hanya milik dari sekelompok individu saja, tetapi
dengan proses sosial selanjutnya, kemungkinan bentuk budaya itu kemudian
menjadi milik seluruh anggota kelompok masyarakat itu.15
Perubahan sosial antara lain terwujud pada perubahan struktur sosial pada
umumnya dan stratifikasi sosial khususnya. Hal terakhir ini terjadi karena ada
15
Sjafri Sairin, Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2002), 184.
7
diferensiasi fungsi yang lebih terinci, suatu proses yang merupakan dampak
pertumbuhan sosial-ekonomi serta sistem ekonominya.16
Menurut Daryanto kata transformasi artinya “perubahan rupa atau
perubahan bentuk” kata transformasi berdasar dari dua kata dasar, „trans dan
from‟.Trans berarti melintas dari satu sisi kesisi lainnya (across), atau melampaui
(beyond) dan kata form berarti bentuk. Tansformasi sering pula diartikan adanya
perubahan atau perpindahan bentuk yang jelas.Pemakaian kata transforasi
menjelaskan perubahan yang bertahap dan terarah tetapi tidak
radikal.17Trasnformasi merupakan perpindahan atau pergeseran suatu hal ke arah
yang lain atau baru tanpa mengubah struktur yang terkandung didalamnya,
meskipun dalam bentuknya yang baru telah mengalami perubahan. Kerangka
transformasi budaya adalah stuktur dan kultul.Sedangkan menurut pemahaman
Capra transformasi melibatkan perubahan jaring-jaring hubungan sosial dan
ekologis. Apabila struktur jaring-jaring tersebut diubah, maka akan terdapat
didalamnya sebuah kembaga transformasi lembaga sosial, nilai-nilai dan
pemikiran-pemikiran. Transformasi budaya berkaitan dengan evolusi budaya
manusia.Transformasi ini secara tipikal didahului oleh bermacam-macam
indikator sosial.Transformasi budaya semacam ini merupakan langkah-langkah
esensial dalam perkembangan peradaban.Semua peradaban berjalan melalui
kemiripan siklus proses-proses kejadian, pertumbuhan, keutuhan dan integritas.18
Menurut Kuntowijoyo tranformasi nilai adalah konsep ilmiah atau alat
analisis untuk memahami dunia.Karena dengan memahami perubahan setidaknya
dua kondisi atau keadaan yang dapat diketahui yakni keadaan pra perubahan dan
keadaan pasca perubahan.Transformasi merupakan usaha yang dilakukan untuk
melestarikan budaya lokal agar budaya lokal tetap bertahan dan dapat dinikmati
16
Sartono Katodirdjo, Pendakatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 1992), 100.
17
Rasyid Yunus, “Nilai-nilai Kearifan Lokal Sebagai Penguatan Karakter
Bangsa”,(Yogyakarta: CV BUDI UTAMA, 2012), 15.
18
Rasyid Yunus,” Nilai-nilai Kearifan Lokal Sebagai Penguatan Karakter Bangsa” 17.
8
oleh generasi berikutkanya agar mereka memiliki karakter yang tangguh sesuai
dengan karakter yang disiratkan oleh ideologi Pancasila.19
Karakter ini dapat terwujud jika masyarakat mentransformasi nilai-nilai
yang terdapat dalam budaya lokal khususnya budaya kesenian tari Rentak Kudo di
Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi.Transformasi nilai adalah usaha atau
kegiatan yang dilakukan untuk tetap melestarikan atau mengembangkan nilai-nilai
yang terkandung dalam budaya agar budaya tersebut dapat menjawab
kompleksitas permasalahan yang dialami oleh oleh masyarakat. 20Dengan
adayanya transformasi nilai ini masyarkat Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro
Jambi dapat mengetahui nilai-nilai yang menjadi acuan dalam hidup agar mereka
dapat menyesuaikan dengan perkembangan yang ada tanpa melupakan nila-nilai
dasar yang terkandung dalam budaya lokal khususnya pada kesenian Tari Rentak
Kudo di Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi.
b. Nilai
Menurut Frondizi nilai bukanlah kualitas primer dan bukan kualitas
sekunder, sebab nialai tidak menambah atau memberi eksistensi objek.Nilai bukan
keniscayaan bagi esensi objek.Nilai bukan benda, melainkan sifat, kualitas/sui-
generis, yang dimiliki objek tertentu yang dikatakan “baik”.Bahkan menurut
Husserl nilai itu milik semua objek, nilai tidaklah independen yakni tidak
memiliki kesubstantifan.21
Menurut Cheng nilai menupakan sesuatu yang potensial, dalam arti
terdapatnya hubungan yang harmonis dan kreatif, sehingga berfungsi untuk
menyempurnakan manusia, sedangkan kualitas merupakan merupakan atribut atau
sifat yang seharusnya dimiliki.Menurut Frankena, nilai dalam filsafat dipakai
untuk menunjukkan kata benda abstrak yang artinya “keberhargaan” (worth) atau
19
Kuntowijoyo, “Budaya dan Masyarakat”.(Yogyakarta: Tiara Wacana), 2006. 56
20
Rasyid Yunus, “Nilai-nilai Kearifan Lokal Sebagai Penguatan Karakter
Bangsa”,(Yogyakarta: CV BUDI UTAMA, 2012), 15.
21
Elly et. al., Ridwan Effendi.Ilmu Budaya Sosial Dasar, (Jakarta: PT Fajar Interpratama
Mandiri, 2006), 119.
9
“kebaikan” (goodness) dan kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan
tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian.22
Menurut Arthur W. Comb nilai adalah kepercayaan-kepercayaan yang
digeneralisasikan yang berfungsi sebagai garis pembimbing untuk menyeleksi
tujuan serta perilaku yang akan dipilih untuk dicapai.23
Pepper mengatakan bahwa nilai adalah segala sesuatu yang baik dan yang
buruk. Sedangkan Perry mengatakan bahwa nilai adalah segala sesuatu yang
menarik bagi manusia sebagai subjek.Kluckhohn berpendapat bahwa nilai adalah
hasil pengaruh seleksi perilaku. Batasan nilai yang sempit adanya suatu perbedaan
penyusunan antara apa yang di butuhkan dan apa yang diinginkan dengan apa
yang seharusnya dibutuhkan, nilai-nilai tersusun secara hierarkis dan mengatur
rangsangan kepuasan hati dalam mencapai tujuan kepribadiannya.24
Menurut Koentjaraningrat sistem nilai budaya terdiri dari konsep-konsep
yang hidup dalam pikiran mayoritas warga masyarakat.Dengan demikian sistem
nilai budaya dalam kehidupan masyarakat dapat berfungsi sebagai pedoman yang
menempati kedudukan tertinggi bagi kelakuan manusi, sehingga merupakan
wujud ideal kebudayaa yang seolah-olah berada diluar serta diatas individu sejak
kanak-kanak melalui budaya yang hidup dalam masyarakat luas.25
Menurut Dagobert D. Runes nilai adalah suatu yang dihadapkan dengan
kejadian yang nyata atau kehidupan yang nyata. Disini suatu yang dihadapkan
maksudnya adalah antara yang seharusnya dengan yang terjadi atau terlaksana
atau berlaku, dan ukuran nilai tidak hanya digunakan mengenai hal-hal dari
bermacam-macam kebaikan, tetapi juga meliputi keindahan dan kebenaran.Nilai
juga digunakan untuk hal-hal yang sederhana, manusia dihadapkan dengan
kebenaran.Dalam hal ini martabat yang dimaksudkan adalah suatu keharusan yang
22
Elly et. al., Ridwan Effendi.Ilmu Budaya Sosial Dasar, 126.
23
Ibid., 127.
24
M. Munandar Soelaeman, Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2005), 35.
25
Sumardi.et. al., Peranan Nilai Budaya Daerah dalam Upaya Pelestarian Lingkungan
Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta, (Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
1997), 7.
10
harus dijaga, dengan nilai yang diambil seharga dengan “kebaikan” atau
sebaliknya.26
Menurut Rohidi Nilai merupakan suatu segi baik buruknya sesuatu, baik
yang bersifat jasmaniyah maupun rohaniah.Nilai-nilai sosial budaya yang
dijunjung tinggi dalam masyarakat dijabarkan dalam dalam bentuk norma-norma
atau aturan-aturan hidup bermasyarakat.Supaya nilai-nilai sosial budaya yang
dianut oleh suatu masyarakat tidak musnah, maka masyarakat tersebut harus
menularkan dan mewarisi nilai-nilai sosial budaya kepada generasi-generasi
selanjutnya.Jalan untuk pewarisan adalah melalui pendidikan.27
Max Scheler berperndapat bahwa nilai merupakan kenyataan yang benar-
benar ada, bukan hanya dianggap ada. Nilai benar-benar-benar ada, sehingga
walaupun tersemunyi dibalik kenyataan lain, tidak sama sekali tergantung pada
kenyataan-kenyataan lain. Meskipun kenyatan lain yang membawa nilai itu
berubah dari waktu-kewaktu, nilai-nilai bersifat mutlak dan tidak berubah.
Meskipun yang baik tidak dinilai sebagai yang baik tetap menjadi yang baik.Nilai
tidak dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi pada objek yang digabungnya.28
Nilai adalah gambaran dari apa yang di inginkan, yang pantas, dan yang
berharga, serta yang mempengaruhi tingkah laku seseorang. Dengan kata lain,
nilai-nilai adalah standar-standar dimana pendukung-pendukung suatu
kebudayaan mendefenisikan apa yang di inginkan dan tidak diinginkan, apa yang
baik dan apa yang tidak baik, apa yang indah dan apa yang jelek. Karena itu, nilai
adalah semacam evaluasi atau pertimbangan tentang apa yang boleh dan tidak
boleh menurut kebudayaan tersebut. Prinsip-prinsip ini tercermin didalam setiap
aspek kehidupan manusia.29
26
La Ode Gusal, “Nilai-nilai Pendidikan dalam Cerita Rakyat Sulawesi Tenggara”, Jurnal
Hayula, No 15 (2015), 3.
27
Umi Kiptida‟yah, Pewarisan Nilai-nilai Kearifan Lokal dalam Konservasi Mata Air
Senjoyo pada Masyarakat Desa Tegal Waton, Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, Skripsi
(Semarang: Program Stara Satu Universitas Negeri Semarang, 2016 ), 16.
28
Jirzanah, Akulturasi Pemahaman Nilai Menurut Max Scheler Bagi Masa Depan Bangsa
Indonesia, Jurnal Filsafat, Vol 18 No 1 (2008), 93.
29
Bernard Raho SVD, Sosiologi, (Yogyakarta: Ledalero, 2016), 132-133.
11
Tolak ukur nilai sosial adalah daya guna fungsional suatu nilai dan
kesungguhan penghargaan, penerimaan, atau pengakuan yang diberikan oleh
seluruh atau sebagian besar masyarakat terhadap nilai sosial tersebut.Nilai segala
sesuatu bertolak dari nilai intrinsik yang melekat pada harkat kemanusiaan.
Melalui nilai intrinsik ini kita dapat menerangkan nilai sosial benda-benda lain.
Nilai intrinsik dan nilai sosial adalah harkat dan martabat manusia itu sendiri.30
c. Budaya
Kebudayaan sebagai sistem pengetahuan, cara memandang dan
merasakan, berfungsi sebagai pengarah dan pedoman bagi tingkah laku manusia
sebagai warga dari komunitas yang kesatuan sosialnya. Dari kebudayaan itu lah
manusia melakukan dan menjalani kehidupan dengan menginterpretasikan
berbagai pengalaman hidup yang dialaminya.31 Kebudayaan juga sebagai
penciptaan dan perkembangan nilai meliputi segala apa yang ada dalam fisik,
personal dan sosial, yang disempurnakan untuk realisasi tenaga manusia dan
masyarakat.32Komponen suatu kebudayaan yang disebut juga sebagai unsur
kebudayaan, seperti sistem kepercayaan, sistem pengetahuan, sistem
perekonomian, sistem kesenian, sistem komunikasi, sistem organisasi sosial.Yang
menjadi suatu gambaran sejarah kebudayaan yang menyeluruh dan memberikan
paparan mengenai perkembangan budaya dengan segala unsur.33
Menurut Koentjaraningrat kata kebudayaan berasal dari kata Sanskerta
budhayah yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti “budi” atau “ akal”.
Sedangkan kata “budaya” merupakan perkembangan majemuk dari “budi daya”
yang berarti “daya dari budi” sehingga dibedakan antara “ budaya” yang berarti
30
Syafrudin dan Mariam.Sosial Budaya Dasar Untuk Mahasiswa Kebidanan, (Jakarta:
CV. Trans Info Media, 2010), 107.
31
Sjafri Sairin, Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2002), 183.
32
Dick Hartoko, Filsafat Kebudayaan, (Yogyakarta: Kanasinus, 1984), 37.
33
Edi Sedyawati, Budaya Indonesia Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2006) 325.
12
“daya dari budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa, dengan “kebudayaan” yang
berarti hasil dari cipta, karsa dan rasa.34
Menurut Zoetmulder mengungkapkan kebudayaan sebagai perkembangan
segala kemungkinan dan kekuatan kodrat, terutama kodrat pada manusia, dibawah
pembinaan akal budi.Ini berarti bahwa kebudayaan mencakup seluruh dinamika
serta realisasinya menuju kesempurnaan atau kedewasaan.35
R. Linton menyatakan bahwa kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah
laku dan hasil laku yang unsur-unsur pembentukannya didukung serta diteruskan
oleh anggota masyarakat tertentu. J.P.H. Dryvendak mengatakan bahwa
kebudayaan adalah kumpulan dari cetusan jiwa manusia sebagai yang beraneka
ragam berlaku dalam suatu masyarakat.36
Prof. Dr. Koentjaranigrat budaya adalah keseluruhan manusia dari
kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tatakelakuan yang harus didapatnya
denga belajar dan semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Drs. Sidi
Gazalba budaya adalah cara berfikir dan merasa yang menyatakan diri dalam
seluruh segi kehidupan dari segolongan manusia yang membentuk kesatuan sosial
dengan suatu ruang dan suatu waktu.37
Sehubungan dengan realisasi dan kemungkinan manusia, Rurt Benedict
menegaskan bahwa kebudayaan menunjukkan pola-pola pemikiran serta tindakan
tertentu yang terungkap dalam aktifitas, sehingga pada hakikatnya sesuai dengan
apa yang dinyatakan oleh Ashley Mongtagu sebagai way of life, yaitu cara hidup
tertentu yang memancarkan identitas tertentu pula dari suatu bangsa.Suatu
kebudayaan adalah hasil ciptaan pribadi, namun pribadi hanya dimungkinkan
menemukan karya-karya orisinalnya dalam rangka kemasyarakatan.38
34
M. Munandar Soelaeman, Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2005), 21.
35
Sjafri Sairin, Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2002), 218
36
Djoko Widagdho et. al ., Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1999), 19.
37
Djoko Widagdho et. al ., Ilmu Budaya Dasar, 19-20.
38
Sjafri Sairin, Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2002), 219.
13
39
Sjafri Sairin, Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia, 220.
40
Roger M. Keesing, “Teori-teori Budaya”,Jurnal Antropologi, No. 52. 6
41
Keesing, Teori-teori Budaya, 10.
42
Ibid., 11.
43
Ibid.
14
44
Agyo Demartoto, Sistem Sosial Budaya Indonesia. (Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta, 2010), 45.
15
karakteristik nilai budaya lokal juga akan mengalami perubahan dan penambahan.
Sehingga akanada unsur-unsur budaya yang secara tidak langsung menjadi hilang.
Adegan yang dibawakan pada prosesi Tari Rentak Kudo tentunya membawa
makna dan pesan khusus, ketika adegan atau makna tidak di visualkan lagi dan
tidak dimunculkan, maka akan ada pergeseran dan tranformasi nilai budaya dalam
bentuk penyajian.
45
Diakses melalui alamat http://zabhie.site/tari-rantak-kuso-kerinci&rct=j&sa=U&ved,
tanggal 30 April 2018.
46
Atika Saleha, Tata dan Ritual Adat Tari Rantak Kudo, diakses melalui alamat
https://www.scribd.com/doc/231349627/pengetahuan-Tari-Rantak-Kudo, tanggal 30 April 2018
47
http:zhabhie.site/tari-rantak-kudo-kerinci/, diakses 21maret2018
16
sindiran.48Pada tari rentak kudo ini didukung oleh dua orang pemain gendang dan
dua orang pengasuk (penyanyi). Pada tahun 2000 muncullah versi baru Rentak
Kudo dengan pergantian alat musik dari gendang, rabana menjadi organ tunggal,
gerakan tariannya bebas tetapi penarinya sudah tidak dipisahkan lagi antara laki-
laki dan perempuan, syair-syair lagunya telah banyak variasi.49
F. Metode Penelitian.
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian adalah aspek yang sangat penting dalam suatu
penelitian.Penelitian ini berbentuk penelitian lapangan (field research) yang
bersifat kualitatif deskriptif.Tujuan penelitian kualitatif deskriptif yaitu untuk
memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal menurut pandangan
manusia yang di teliti.Karakteristiknya menggunakan lingkungan alamiah sebagai
sumber data, memiliki sifat deskriptif analitik, tekanan pada proses, bersifat
induktif, dan mengutamakan nilai budaya. Fokus penelitian yaitu berkaitan
dengan sudut pandang individu-individu yang diteliti, uraian rinci tentang
konteks, sensitivitas terhadap proses dan sebagainya. Pendekatan yang di gunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologi yakni merupakan jalan untuk
mencapai kesatuan pengetahuan tentang tingkah laku manusia. Konsep terpenting
dalam sosiologi adalah interaksi sosial yaitu suatu hubungan timbal balik untuk
mencapai suatu keinginan, tujuan maupun penyampaian untuk hidup bersama
dengan manusia lain dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pandangan dalam
sosiologi bahwa praktik-praktik sosial harus diteliti dengan menggunakan teori-
teori yang dilihat dari praktik yang berkaiatan dalam suatu kebudayaan
masyarakat yang sedang diteliti.
2. Setting dan Subjek Penelitian
Setting penelitian ini dilakukan di Desa Tanjung Pauh Kabupeten Muaro
Jambi. Pemilihan lokasi di Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi ini
48
http://budayacenters.blogspot.co.id/2016/01/asal-usul-dan-adat-ritual-tari-
rantak.html,tanggal 21maret2018
49
Boyke Bobbi Andreas, Studi Terhadap Adanya Dua Versi Rentak Kudo Untuk Acara
Pernikahan Di Desa Rawang, Jurnal Sendrastik FBS UNP, Vol 2 No 1(2013), 92.
17
menjadi tempat penelitian karena Desa Tanjung Pauh adalah tempat tinggal
penulis, selain itusedikit banyak penulis telah memahami keadaan lokasi tersebut
dan mempermudah penulis untuk proses penelitian dalam menyusun rancangan
dan melaksanakan penelitian.
Subjek penelitian berpusat pada segenap tenaga dalam pelaksanaan
kesenian tari Rentak Kudo yang meliputi tokoh masyarakat, tokoh adat, kepala
desa, pengasuh (orang yang membawa lagu atau penyanyi). Mengingat subjek
yang baik adalah subjek yang terlihat aktif, cukup mengetahui, memahami atau
mempertimbangkan dengan aktivitas yang akan diteliti, serta memiliki waku
untuk memberikan informasi secara benar.
52
Puspitaning Wula, “Tari Mayang Rontek Bentuk Transformasi Budaya Pengantin
Mojoputri di Kabupaten Mojokerto”, Jurnal, Seminar Nasional Seni dan Desain:”Membangun
Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain” FBS Unesa, 28 Oktober 2017,
35.
53
Budi Sisworo yang berjudul, “Transformasi Budaya dalam Kesenian Lengger
Temenggung Perkotaan”, Jurnal, Journal of Urban Society‟s Art.Vol 12 No. 2, Oktober 2012, 75.
23
Faktor penyebab pergeseran nilai budaya Tari Rentak Kudo di Desa Tanjung
Pauh Kabupaten Muaro Jambi.
BAB II
GAMBARAN UMUM DESA TANJUNG PAUH
KABUPATEN MUARO JAMBI
A. Sejarah Desa Tanjung Pauh
Desa Tanjung Pauh adalah salah satu Desa pertama yang ada di
Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi. Desa Tanjung Pauh adalah desa
yang mayoritas penduduk asli Kerinci dan beragama islam. Ada sebagian
percampuran Jawa, Padang, Medan, Palembang, dan lain-lain.Desa Tanjung Pauh
berdiri sejak tahun 1943 oleh beberapa orang pendatang dari Kabupaten Kerinci
yang bernama Sugih, Panteh, Kasim, dan Sulthan Saleh.Para pendatag ini mulai
membuka belukar yang dulunya hutan belantara sehingga berbentuk Perdesaan.
Pada waktu itu yang diberi nama Desa Tanjung Pauh. 54
Tahun 1971 terbentuklah beberapa desa yang didirikan oleh Datuk
Syam.Datuk Syam adalah putra kelahiran Kerinci, beliau membagi desa Tanjung
54
Sumber: Dokumen Profil Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi
24
Pauh menjadi dua desa, diantaranya Desa Tanjung Pauh dan Desa
Pelempang.Pada masa kepemimpinan Datuk Syam sifat gotong royong sangatlah
kuat, sehingga terbentuklah masyarakat yang penuh dengan rasa sosial.55
Selama menjabat sebagai Kepala Kampung Datuk Syam mendirikan
beberapa gedung diantaranya Majid yang diberinama Masjid Baiturrahim, yang
menurut sejarah bahwa masjid Baiturrahim ini adalah majid tertua di Kecamatan
Mestong.Selain itu Datuk Syam juga mendirikan pasar Los yaitu sebagai tempat
berbelanja masyarakat Desa Tanjung Pauh dan sekitarnya.Dan memisahkan Desa
Tanjung Pauh dengan Desa Pelempang sebagai pemekaran wilayah.
Setelah wafatnya Datuk Syam pada tahun 1986 terpilihlah bapak H.
Syukur sebagai Kepala Kampung dan melanjutkan pembentukan Desa Tanjung
Pauh 1986-1991.Kemudia pemekaran wilayahpun terjadi pada masa
kepemimpinan Bapak H. Syukur yaitu pemekaran anatara Desa Tanjung Pauh
dengan Desa Tanjung Pauh KM. 39. Setelah menjabat selama lima tahun maka
terpilihlah Bapak Sulthan Saleh II sebagai kepala Desa dari tahun 1991-1996.56
Perubahan nama kepala kampung menjadi kepala desa didasarkan pada
ketentuan undang-undang yang berlaku pada Negara Republik Indonesia yang
diseragamkan menjadi Kepala Desa.
Setelah menjabat selama 5 tahun Bapak Majid terpilih sebagai kepala Desa
pada tahun 1996-2000.Setelah itu dipimpin oleh Bapak Anas Wardi pada tahun
2000-2004.Kemudian terpilihlah Bapak Yusril pada tahun 2005-2010 sebagai
Kepada Desa, pada masa kepemimpinan Bapak Yusril ini lah terjadi pemekaran
wilayah anatara Desa Tanjung Pauh dengan Desa Talang Pelita. Masa jabatan
itupun hanya lima tahun dan dilanjutkan dengan bapak Aminuddin, S.H. tahun
2010-2015. Kemudian masyarakat mengadakan pemilihan legislatif pada tahun
2015 yang terpilih sebagai Kepala Desa Tanjung Pauh adalah Bapak Sumartono
sampai sekarang.57
55
Maliki Abduh, Tokoh Masyarakat, Wawancara dengan Penulis, 22 Juli 2018, Tanjung
Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
56
Darbi Ali, Tokoh Adat, Wawancara dengan Penulis, 16 Juli 2018, Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
57
Sumber: Dokumen Profil Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi.
25
Jumlah penduduk
No
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 721 825 1536
Table diatas menunjukkan bahwa penduduk Desa Tanjung Pauh golongan
laki-lakI berjumlah 721 orang dan golongan perempuan 825 orang.
Jumlah keluarga
No Kesejahteraan Keluarga
sejahtera
Keluarga Prasejahtera
1 51
(KK)
2 Keluarga Sejahtera 62
27
1(KK)
Keluarga Sejahtera
3 45
2(KK)
Keluarga Sejahtera
4 71
3(KK)
Keluarga Sejahtera
5 127
3+(KK)
Jumlah Kepala
6 356
Keluarga
Berdasarkan table diatas bahwa peringkat keluarga sejahtera berjumlah 51
KK, keluarga sejahtera 1 berjumlah 62 KK, keluarga sejahtera 2 berjumlah 45
KK, keluarga sejahtera 3 berjumlah 71 KK, dan keluarga sejahtera 3+ berjumlah
127 KK. Jadi jumlah keseluruhan keluarga sejahtera berjumlah 356 KK
Table 5: Keadaan sarana dan prasarana atau fasilitas Desa Tanjung Pauh
Setiap daerah memiliki budaya dan kesenian yang berbeda tak lain dengan
masyarakat Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi yang memiliki beberapa
kesenian yang selalu digunakan dalam acara penting. Kesenian ini baik dari khas
Jambi maupun Kerinci di antaranya Tari Iyo-iyo, Tari Rentak Kudo, Tari
Rangguk, Sike Rabana dan lainnya.Sedangkan dibidang olahraga di Desa Tanjung
Pauh ada beberapa kelompok/klub olahraga seperti sepak bola, volly ibu-ibu,
volly pria, badminton, tenis meja yang sangat digemari oleh masyarakat Desa
Tanjung Pauh.Dan juga banyak prestasi yang sudah diraih baik dalam bidang seni
tari maupun olahraga.
BAB III
NILAI BUDAYA KESENIAN TARI RENTAK KUDO
DI DESA TANJUNG PAUH
A. Pengertian Kesenian Tari Rentak Kudo
Kesenian adalah bagian dari kebudayaan, seni tari adalah satu bagian dari
kesenian. Jadi Tari adalah eksplorasi jiwa manusia yang diungkapkan dengan
gerak ritmis yang indah. Dapat disimpulkan bahwa tari adalah bentuk pernyataan
imajinasi yang dituangkan melalui simbol dalam gerak berdasarkan simbol ruang
dan waktu.58
Rentak kudo, berasal dari dua kata yaitu rentak dan kudo. Rentak yang
berarti hentakan, sedangkan kudo yang berarti kuda. Dari dua kata tersebut dapat
diartikan bahwa Rentak Kudo adalah tari yang menggerakkannya yang
58
Ashar. Pratama, “Upaya Pelestarian Budaya Lokal oleh Pusat Kegiatan Belajar
Mengajar (PKBM) Dewi Fortuna Melalui Pelatiha Pengkaderan Berbasis Budaya” Skripsi
(Yogyakarta: Program Stara Satu Universitas Negeri Yogyakarta, 2014). 32.
31
menghentak-hentak seperti kuda. Bukan berarti tarian ini merupakan tari yang
menggunakan gerakan –gerakan seperti kuda melainan tari rentak kudo ini
diartikan sebagai gerakan-gerakan penari yang menghentakkan kaki mereka
dengan keras seperti hentakan kaki kuda.59
Selain itu Rentak Kudo pada saat sekarang ini juga mempunyai konsep
lain yaitu malang inaih yang berarti “malang” artinya “malam” dan “inaih” artinya
“ini”, jadi malang inaih artinya malamini. Melalui kesenian tari, kebudayaan akan
terlihat sangat jelas dibandingkan dengan yang lainnya. Sebab kesenian
mempunyai nilai estetika sebagai pemuas pandangan mata. Kesenian khususnya
di Indonesia ini sangat beragam sesuai dengan ciri khas daerah masing-masing.
Kesenian dapat mengekspresikan peraannya dengan mengutamakan nilai-nilai
keindahan. Produk kesenian itu sendiri bisa dinikmati dengan panca indra mata
dan telinga bahkan dengan hati. Kesenian menjadi peting, sebab dengan melihat
kesenian dari suatu kelompok, seseorang dapat dengan mudah
menghubungkannya dengan suatu kelompok lainnya.
Para penari terdiri dari pria dan wanita yang menari dengan gerakan yang
khas, antara penari pria dan wanita dipisahkan ketika tarian sedang berlangsung.
Penyanyi yang mengiringi Tari Rentak Kudo ini disebut sebagai „pengasuh‟.
Pengasuh dalam mengiringi tari rentak kudo menggunakan pantun-pantun khas
kerinci sebagai iringan, sedangkan alat musik yang mengiringi tari Rentak Kudo
rabana, gendang dan suling.60
Biasanya tarian ini juga dipentaskan dengan pembakaran kemenyan
sebagai ritual yang membuat penari semakit khidmat dalam gerakan, bahkan tidak
sedikit diantara penari yang kesurupan saat menari meski tidak menggunakan
kemenyan. Tarian ini ditarikan di dalam perayaan yang dianggap sakral oleh
masyarakat kerinci. Tujuan dari pementasan tari Rentak Kudo ini pada umumnya
adalah untuk melestarikan budaya serta mengucapkan rasa syukur atas apa yang
telah diberikan pada saat panen raya atau panen padi. Ucapan rasa syukur di
59
Darbi Ali, Tokoh Adat, Wawancara dengan Penulis, 16 Juli 2018, Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
60
Nur Asyiah, Tokoh Masyarakat Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis, 13
Oktober 2018,Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
32
tujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa.Selain itu Rentak Kudo pada masyarakat
Kerinci juga digunakan dalam upacara-upacara dan ritual adat serta penyambutan
orang-orang yang dianggap sebagai penguasa atau pemimpin.
Diperkirakan Tari Rentak Kudo telah ada sejak lama sekali di daerah
kerinci. Kesenian tari Rentak Kudo dipelajari dan dilaksanakan jauh sebelum
kakek lahir namun asal-usul dari tarian ini masih menjadi rancu karena kurangnya
informasi dan tulisan-tulisan. Dari masyarakat Rawang ini lah grup-grup penyanyi
dan penari Rentak Kudo banyak berasal, yang mana tari Rentak Kudo lebih
dikenal sebagai malang inaih(malam ini).61
B. Sejarah Tari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh
Tari Rentak Kudo adalah buah hasil dari budaya lokal suku Kerinci
Provinsi jambi. Diantara sekian banyak budaya yang ada dikerinci penulis tertarik
pada Tari Rentak Kudo, sebab pada Rentak Kudo mempunyai ciri khas tersendiri
contohnya, didalam lirik lagu terdapat nasehat-nasehat tanpa disadari telah
memberi nasehat kepada orang yang mendengarnya.
Hasil wawancara penulis yang dilakukan dengan narasumber bahwa
Rentak Kudo berasal dari Rawang dan dipentaskan pada kuhi seko (kenduri
pusaka). Acara ini biasanya dilaksanakan pada satu tahun satu kali untuk
memeriahkan panen padi. Dan berdo‟a kepada Yang Maha Kuasa atas apa yang
telah diberikan kepada masyaraka Kerinci.62
Tarian Rentak Kudo tidak berhenti sebatas kuhi seko (kenduri pusako) saja
tetapi masih ditampilkan pada acara-acara lain seperti hiburan pada hari pernikan
dan hiburan masyarakat sekitar. Dari situlah Rentak Kudo mulai dibawa keluar
dari Rawang dan tersebar luas keseluruh penjuru kerinci dari hilir sampai kemudik
hingga sampai kejambi.Tidak banyak yang mengetahui bagaimana Rentak Kudo
bisa berada ditengah-tengah masyarakat Tanjung Pauh yang mayoritas
penduduknya keturunan suku Kerinci. Di Desa Tanjung Pauh ada satu sanggar
Tari Rentak Kudo yang sebagai ketua sekaligus pembinanya adalah Bapak Darbi
61
Darbi Ali, Tokoh Masyarakat, Wawancara dengan Penulis, 16 Juli 2018, Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio
62
Darbi Ali, Tokoh Masyarakat, Wawancara dengan Penulis, 16 Juli 2018, Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio
33
Ali (Nakek Darbi). Pada tahun 2006 saat anak kedua dari Bapak Darbi Ali (Nakek
Darbi) merayakan pesta pernikahan yaitu Ani dan Bowo. Pada saat itulah Tari
Rentak Kudo sebagai hiburan penutup pada pesta pernikan anak beliau. Keluarga
beliau juga ikut hadir dari Kerinci untuk memeriahkan. Diantara penyanyinya
yaitu Guru Zainal, Laila, dan Ainun adik kandung dari Bapak Darbi yang memang
penyanyi serta guru Rentak Kudo di Kerinci.
Tigo hari setelah pernikahan anak nakek (kakek) datang Rombongan
kerumah untuk mengusulkan grup Rentak Kudo dan saya dipilih sebagai ketua
sekaligus Pembina grup itu. Diantara rombongan itu Bapak Amin Ilyas beserata
Istri (Almarhum), Bapak Khaidir (Almarhum) beserta Istri, Bapak Yusril beserta
Istri. Nah dari hari tu grup kami sudah banyak yang berminat untuk bergabung.63
Dari hasil wawancara diatas Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh mulai
berkembang dan dikenali oleh masyarakat, baik itu di Desa Tanjung Pauh maupun
di Desa lain. Grup Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh tidak hanya di adakan
pada pernikahan masyarakat keturunan Kerinci saja, namun grup ini juga digemari
orang-orang Jawa, Batak, Palembang, dan liannya. Karena iringan musik yang
membangkit emosi pendengar untuk ikut dalam tarian. Grup Rentak Kudo yang di
bina oleh bapak Darbi juga sering diundang pada acara pernikahan masyarakat
jawa dan melayu.
Salah satu murid Bapak Darbi yaitu bapak Khaidir mendalami tarian ini
sampai ke Rawang Kabupaten Kerinci untuk belajar karena Rawang adalah
tempat lahirnya Tari Rentak Kudo. Sampai sekarang Rentak Kudo masih
ditampilkan pada acara-acara khususnya pada pernikahan.64
Sayangnya grup Rentak Kudo tidak bisa bertahan sampai saat ini
dikarenakan tidak para personil sudah banyak meninggal dan Pembina yaitu
Bapak Darbi sudah sepuh tidak bisa untuk mengajar Rentak Kudo lagi. Tari
Rentak Kudo ini tetap menjadi peminat bagi masyarakat Desa Tanjung Pauh,
meski tidak adanya grup atau sanggar yang membina. Salah satu murit Bapak
63
Darbi Ali, Tokoh Masyarakat, Wawancara dengan Penulis, 16 Juli 2018, Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
64
Nis Miyati, Penyanyi Rentak Kudo Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis 29
Juli 2018, Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
34
darbi sekaligus penyanyi Rentak Kudo hingga saat ini yaitu Ibu Nis Miyati masih
diundang sebagai penyanyi rentak kudo.
C. Perkembangan Kesenian Tari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jambi
Perkembangan zaman yang kian pesat mempengaruhi segala aspek
kehidupan, Nur Taupik menyataka “[S]alah satunya, dibidang seni. Perubahan ini
didasari oleh pandangan manusia yang dinamis dalam konsep, proses dan hasil
karya berkesenian…”65
Salah satunya perkembangan tari Rentak Kudo, kesenian ini tidak mampu
mempertahankan unsur tradisional yang terdapat didalam tarian tersebut. Baik tata
musik maupun gerakan tari, keduanya sudah terkontaminasi dengan budaya asing.
Misalnya dari segi musik, dahulu tari Rentak Kudo diiringi oleh rebana, gendang
dan suling, berirama rentak gembira.
Perkembangannya, musik yang mengiringi Tari Rentak Kudo sudah
menyimpang kepada musik modern seperti disko atau hous. Gerakan Tari Rentak
Kudo saat ini sudah tidak beraturan lagi. Seperti menari tidak mengikuti alunan
lagu dan musik.66
Keberadaan masyarakat dewasa ini telah berbeda dengan masyarakat dulu,
sehingga menyebabkan berbagai dampak terhadap perkembangan atau perubahan
kebudayaan. Khususnya kebudaan masyarakat Indonesia sekarang ini yang telah
mengalami perubahan jaman dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri
meskipun belum sepenuhnya menjadi Negara industri.67 Kondisi tersebut
berpengaruh sekali terhadap perkembangan seni tradisional yang dirasakan
sebagai keadaan dalam proses “transisi” atau berada pada “persimpangan jalan .
dalam hal ini dapat dikatakan fungsi dan nilai ritualnya mulai berkurang , bentuk
atau polanya sudah mulai beranjak dari patokan-patokan tradisi. Seiring dengan
65
Nur. Taupik, “Hubungan Antara Penguasaan Teori Musik dengan Prestasi Belajar
Bermain Ansambel Musik pada Siswa SMP Negeri 2 Yogyakarta” Skripsi (Yogyakarta: Program
Stara Satu Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), 1.
66
Khoiri, Tokoh Masyarakat, Wawancara dengan Penulis, 31 Juli 2018, Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
67
Hartono, “Seni Tari dalam Masyarakat Jawa”, Jurnal. /Pengetahuan dan Pemikiran
Seni, Vol. 1 No.2/September- Desember (2000), 57.
35
perkembangan zaman tujuan pementasan tari Rentak Kudo ikut berubah fungsi.
Pada dasarnya tari Rentak Kudo untuk melestarikan seni budaya kerinci serta
digunakan dalam upacara-upacara dan ritual adat pada masyarakat kerinci.
Dahulu antara penari laki-laki dan perempuan sangat beraturan dan dipisah
supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Namun pada saat ini penari pria
dan wanita bercampur baur pada saat menari dan tidak sesuai dengan alunan
musik, hal ini yang menyebabkan terkikisnya nilai budaya kesenian Rentak
Kudo.68
Perubahan tata cara tersebut membuat nilai sakral pada tari Rentak Kudo
tersebut hilang, walaupun unsur magis dari tarian tersebut masih ada. Ada
sebagian dari masyarakat masih menggunakan ritual membakar kemenyan.Seiring
perkembangan zaman tari Rentak Kudo juga mendapat pengaruh modernisasi, ini
dibuktian dengan alat musik yang digunakan dalam menyelenggarakan tari Rentak
Kudo, dahulunya Tari Rentak Kudo menggunakan Rabana, gendang dan suling,
akan tetapi sekarang ini masyarakat menggunakan piano atau instrument musik
organ untuk mengiringi tari Rentak Kudo tersebut. Tujuan tari Rentak Kudo juga
mengalami perubahan fungsi seiring perkembangan zaman yang mana tujuan dari
pementasan tari ini untuk melestarikan budaya lokal khususnya Kerinci, serta
merayakan hasil panen raya sekaligus mengucapkan rasa sukur kepada Tuhan
Yang Maha Kuasa dan digunakan dalam upacara-upacara dan ritual adat nenek
mamak pada masyarakat suku Kerinci.
Tari Rentak Kudo saat ini bukan lagi sebagai tradisi masyarakat Kerinci
yang sakral akan tetapi telah banyak mengalami perubahan nilai kebudayaan.
Perubahan derajat Tari Rentak Kudo yang dahulu dianggap sakral tapi kini hanya
sebagai seni tari yang biasa dipentaskan. Dan hilangnya aturan-aturan pelaksanaan
tari tersebut. Seperti tidak adanya pembatas antara penari laki-laki dan
perempuan.69
68
Khoiri, Tokoh Masyarakat, Wawancara dengan Penulis, 31 Juli 2018, Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
69
Nur Asyiah, Tokoh Masyarakat Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis, 13
Oktober 2018,Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
36
BAB IV
TRANSFORMASI NILAI BUDAYA PADA KESENIA TARI RENTAK
KUDO DI DESA TANJUNG PAUH KABUPATEN MUARO JAMBI
A. Proses tari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh Kabupaten muaro Jambi
1. Tahapan-Tahapan Pelaksanaan Tari Rentak Kudo di Desa Tanjung
Pauh Kabupaten Muaro Jambi.
Tari rentak kudo dimainkan dengan munggunakan gendang, rabana, suling
dan diiringi oleh nyayian yang berisi pantun-pantun. Para penari terdiri dari pria
dan wanita yang diiringi dengan gerakan khas yaitu kombinasi dengan gerakan
silat “langkah tigo” dan tari.70 Salah satu pemerintahan, pusat kota dan
kebudayaan dikala itu, yaitu dalam lingkup Depati 8 helai kain yang berpusat
dihiang (Depati Atur Bumi) dimana Tanah Rawang merupakan tempat duduk
70
Maliki Abduh, Ketua Adat Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan penulis 22 Juli
2018, Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
37
bersama atau tempat pertemuan. Pelaksanaan Tari Rentak Kudo terbagi atas dua
bagian yaitu tahapan khusus dan tahapan umum. Tahapan umum merupakan
tahapan yang mesti ditempuh dalam pelaksaaan ritual ini. Pada tahap umum
terdiri dari tahapan persiapan, tahapan mempersembahkan sesajian, tahapan
mengasapi dengan kemenyan, tahapam menggil roh nenek moyang. Tahapan
khusus adalah prosesi-prosesi dan sesajian tambahan yang dipakai dan digunakan
pada tari Rentak Kudo.
a. Tahapan Persiapan
Tahapan persiapan merupakan tahapan yang dilakukan untuk menyiapkan
berbagai sesajian dan kebutuhan Tari Rentak Kudo seperti daun sirih,gambir,
kapur sirih, pinang muda, semua bahan dibungkus dalam daun sirih. Bahan
tambahan, kemenyan, kain putih, keris, rokok dari daun enau (aren) sebagai
simbol penghormatan untuk nenek moyang dan bunga tujuh rupa, semua alat
sesajian di masukkan kedalam priman (piring adat).71
Perlengkapan dari seluruh komponen ini adalah kemenyan sebagai media
pemanggilan arwah nenek moyang dan orang-orang yang dianggap suci.Seiring
dengan perkembangan zaman alat sesajian yang digunakan pada tari Rentak Kudo
di Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi saat ini hanya sebatas
perlengkapan tarian saja atau bumbu dari isi tarian, namun demikian saat tarian
dilaksanakan tidak sedikit para penari yang pingsan dan kesurupan. Hal tersebut
dikarenakan suatu bentuk karya seni dengan pengungkapannya yang teramat
mendalam sehingga tari tersebut dapat dinikmati oleh para penari. Tari Rentak
Kudo merupakan karya seni yang masih dibutuhkan dan berfungsi bagi kehidupan
masyarakat, di dalamnya mengandung berbagai nilai sosial, sesuai dengan
kemampuan masyarakat dalam memaknainya. Tari Rentak Kudo bukan hanya
ditarikan pada prosesi upacara adat saja, namun juga dipentaskan pada acara
pernikahan serta acara besar lainnya.
Anggota tari Rentak Kudo bervariasi tergantung dimana pementasan tari
itu di laksanakan. Jika pada acara pernikahan anggota tari berjumlah 7 orang dan
71
Nur Asyiah, Tokoh Masyarakat Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis, 13
Oktober 2018,Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
38
apabila pada acara halalbihalal atau acara Desa Tanjung Pauh penari mencapai 50
orang tari ini di sebut dengan Tari Rentak Kudo masal.72
b. Tahapan Inti
Tahapan inti diartikan sebagai nyanyian disertai tarian yang diiringi musik
serta pemanggilan roh nenek moyang yang dilengkapi dengan sesajian. Alunan
musik yang seirama dengan para penari dan alunan lagu. Lagu-lagu yang
disampaikan adalah bait-bait pantun, kata nasehat, serta sejarah kerinci.73
Adapun unsur-unsur pendukung tari ini adalah:
1. Gerak
Gerak tari dalam kesenian Tari Rentak Kudo bersifat sederhana dan
fleksibel, banyak diambil dari kehidupan sosial masyarakat. Gerakannya
menirukan kegiatan dan emosi manusia. Walaupun begitu tetap dilakukan latihan
untuk menjaga kekompakan pada pementasan. Gerak tariannya diambil dari
gerakan pencak silat langkah tigo, merayap, dan berseleding seperti halnya
gerakan silat pada umumnya. Gerakan yang menghentak kaki dengan langkah
yang keras sehigga dapat menimbulkan bunyi. Tujuan dari menghentakkan kaki
yang kuat, tegas dan kompak dapat menimbulkan bunyi yang dinamis menambah
semarak dan semangat para penari. Kemudian masyarakat Rawang
Mengkolaborasikan tarian ini dengan gerakan “Silek” (silat). Ragam gerak tari
anatara lain:
a) Gerak sembahan pertama sebagai simbol dari hasil panen masyarakat.
b) Gerak sembah kedua disertai larian kecil ucapan selamat datang bagi Kepala
Desa, tokoh adat dan tamu undangan.
c) Gerak simpuh, empat anggota tari duduk dan tiga diantaranya berdiri.
d) Gerak keliling, tiga anggota mengelilingi penari yang duduk.
e) Gerak berdiri anggota tari yang duduk.
f) Gerak lingkaran besar sambil berputar yang dikolaborasi dengan gerak Silek
(silat).
72
Khoiri, Tokoh Masyarakat, Wawancara dengan Penulis, 31 Juli 2018, Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
73
Nur Asyiah, Tokoh Masyarakat Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis, 13
Oktober 2018,Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
39
74
Darbi Ali, Tokoh Adat, Wawancara dengan Penulis, 16 Juli 2018, Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
75
Khoiri, Tokoh Masyarakat, Wawancara dengan Penulis, 31 Juli 2018, Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
40
76
Rika Wati, Rias Pengantin Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis, 1 Oktober
2018,Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio
41
Perkembangan dan perubahan juga terjadi pada lirik lagu Rentak Kudo.
Pada awalnya isi lagu Rentak Kudo menggunakan bahasa Rawang setelah
perkebangan Rentak Kudo sampai keseluruh kerinci maka di buat pula Rentak
Kudo versi daerah masing-masing. Sama halnya di Desa Tanjung Pauh
mempunyai versi tersendiri dalam lagu Rentak Kudo. Bahasa yang digunakan
lebih dipahami oleh masyarakat dan tidak meninggalkan ciri khas lagu Rentak
Kudo itu sendiri.
Irama yang digunakan pada lirik lagu Rentak kudo sangat beragam dahulu
masyarakat kerinci menggunakan bahasa dan irama khas Kerinci Rawang
sedangkan sekarang menggunakan irama Jawa, Batak, Padang, dan sebaginya.77
Dibawah ini adalah lirik lagu Rentak Kudo menggunakan asli bahasa
Rawang, lagu (dendang) yang di bawakan adalah bait-bait pantun yang berupa
kata-kata pujian, nasehat, sindiran dan mengisahkan masyarakat Kerinci.
78
Zubir, Tokoh Adat Desa Tanjung Pauh. Wawancara dengan Penulis, 7 Oktober 2018,
Kabupaten Muaro jambi, Rekam Audio.
44
79
Nis Miyati, Penyanyi Rentak Kudo Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis 29
Juli 2018, Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
80
Nur Asyiah, Tokoh Masyarakat Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis, 13
Oktober 2018,Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
46
81
Darbi Ali , Tokoh Masyarakat Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis, 16 Juli
2018, Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio
47
82
Amir Safruddi, Ushul Fiqh Jilid 2 (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011). 389.
83
Warsito. Antropologi Budaya (Yogyakarta: Ombak, 2015). 59.
48
bukan saja terletak pada tampilan intrumen beserta gerak tari dan budaya yang
dimilikinya, melainkan juga nilai-nilai kekerabatan, nilai silaturrahmi dan lainnya.
Makna filosofi dari tarian dan lirik lagu Rentak Kudo yaitu melambangkan
watak dan kebersaan serta tingkah laku masyarakat suku kerinci. Budaya yang
selalu menunjukkan kebersaan.
4. Nilai Kerukunan dan Kebersamaan
Kerukunan adalah kata yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-
hari. Secara umum kerukunan dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana
tercipta suatu keseimbangan sosial dalam masyarakat. Kerukunan ini juga bisa
diartikan sebagai keadaan atau situasi yang bebas dari konflik. Nilai kerukunan
dan kebersamaan dalam Tari Rentak Kudo pada acara pernikahan serta acara
lainnya ini tercermin sangat jelas dalam kegembiraan masyarakat Tanjung Pauh.
5. Nilai Hiburan
Sebagai media hiburan tercermin pada kegunaan kesenian Tari Rentak
Kudo juga memberi hiburan atau kesenangan da dimanfaatkan untuk mengisi
waktu luang. Pada umumnya tari hiburan tidak untuk dipertonton, tetapi lebih
mementingkan kepuasan individu, gerak tarinya sederhana dan orang mudah
untuk menirunya.
Kami sangat terhibur sekali dengan tarian Rentak Kudo ini karena
musiknya ngebit seolah-olah musik yang dimainkan memanggil kami untuk ikut
menari. Walaupun kami tidak begitu tahu gerak-gerik tarian Rentak Kudo, yang
penting kami merasa terhibur dan anggap saja sebagai olahraga84
Tari Rentak Kudo sebagai tari hiburan, karena tarinya bervariasi dengan
aksi gerak silek (silat). Walaupun gerakan tarinya sederhana dan iringan musik
yang membuat orang-orang tertarik untuk ikut menari. Masyarakat yang tadinya
terlalu serius bekerja, dengan adanya Tari Rentak Kudo masyarakat Tanjung Pauh
merasa lebih terhibur.
6. Nilai Ekonomi
84
Yanti,Tokoh Masyarakat Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis, 1 November
2018,Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
49
85
Josephine Wuri & Rini Hardandi, Ekonomi Pengantar. (Yogyakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Santa Dharma Yogyakarta). 2007. 1.
86
Samsul Bahri,Pedangang, Wawancara dengan Penulis, 28Oktober2018,Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
50
tangan dari komunikasi massa.87 Degan adanya perubahan nilai budaya pada Tari
Rentak Kudo yang tidak ingin dikatakan kuno, telah melahirkan suatu sistem
kehidupan budaya adat istiadat ditengah-tengah masyarakat Desa Tanjung Pauh,
sehingga menjadi kultur dan berkembang dengan mengalami berbagai perubahan
seperti sekarang. Bermacam ragam budaya adat yang lahir sebagai implementasi
sikap perilaku dalam berbagai berbagai kelompok masyarakat diseluruh
Indonesia.88 pergeseran nilai budaya merupakan gejala umum yang terjadi dalam
setiap masyarat Tanjung Pauh. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan
sifat dasar manusia yang menginginkan adanya perubahan.
Budaya nasional seharusnya menjadi kebanggaan kita yang dipertahankan
sekarang mulai luntur dikarenakan masuk budaya yang lebih modern. Seharusnya
kita sebagai orang Jambi khususnya kampung Kerinci kedua di Tanjung Pauh
bukan mengesampingkan budaya yang telah ada dengan alasasan takut dibilang
ketinggalan jaman, kuno seperti halnya pada Tari Rentak Kudo di Desa Tanjung
Pauh.89
Pergeseran pada Tari Rentak Kudo dapat ditimbulkan akibat perubahan
lingkungan di masyarakat, penemuan baru, mengikuti tarian barat seperti dance.
Hal ini tampak dari sikap serta gaya hidup yang sehari-hari.Seiring dengan
perkembangan zaman seperti bola yang terus bergulir tanpa henti, terus berputar
dan bertukar tempat walau terkadang budaya baru tercipta juga mempunyai
pengaruh dengan budaya lama. Pemicu pertama yang mempengaruhi pergeseran
budaya ini adalah manusia itu sendiri, tanpa kita sadari sebuah perubahan budaya
tidak akan tercipta begitu saja tanpa kita pikir.
Faktor terjadinya pergeseran nilai budaya dimasyarakat itu tidak lain
karena sifat dasar dari manusia itu sendiri yang selalu ingin mengalami
87
Wawan Mokoginta, “Pergeseran Nilai Budaya Moduduluan(Studi Pada Masyarakat
Desa Insil, Kecamatan Passai Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow)”, JurnalModudulan,
(2013), 3.
88
Tria. Mauliza, “Pergeseran Budaya dalam Masyarakat Pidie (Studi pada Pakaian Adat
Perkawinan di Gampong Perlak Asan Kabupaten Pidie)” Skripsi (Aceh: Program Stara Satu
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam, 2016), 41.
89
Nur Asyiah, Tokoh Masyarakat Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis, 13
Oktober 2018,Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
51
perubahan. Baik itu dari segi pakaian, bahasa, hingga tingkah laku orang-orang
barat. Tak hayal jika budaya ikut menjadi terkikis oleh budaya barat. Tetapi wujud
dan pengaktifan dari berbagai macam isi kepribadiannya itu sangat dipengaruhi
oleh berbagai macam stimulasi yang berada disekitar alam dan lingkungan sosial
maupun budaya.90
Sejauh ini, terdapat perbedaan mendasar antara Tari Rentak Kudo dahulu
dengan Tari Rentak Kudo yang ada di Desa anjung Pauh saat ini. Pada mulanya
Tari Rentak Kudo ini sangat kental dan terpelihara nilai budayanya. Berdasarkan
hasil penelitian penulis di Desa Tanjung Pauh ini masyarakat kurang memiliki
peran terhadap nilai dan tradisi budaya kesenian Tari Rentak Kudo. Jadi apa yang
diajarkan kepada anak-anak muda hanya sebatas kesenian tari biasa pada
umumnya. Terdapat faktor penghabat lainnya yang membuat masyarakat kesulitan
dalam menjalankan perannya untuk mengetahui nilai-nilai kesenian ini seperti
kurangnya tulisan-tulisan mengenai Tari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh.
Kemudian faktor media teknologi yang semakin berkembang dan maju membuat
generasi muda di Desa Tanjung Pauh mudah mencari hal-hal baru yang tidak
kalah dengan zaman hingga akhirnya kurangnya minat masyarakat untuk
mengetahui kesenian Tari Rentak Kudo.
Penyebab terjadi pergeseran budaya pada Tari rentak Kudo itu ada
beberapa faktor, faktor internal yang datang dari dalam diri dan faktor eksternal
(lingkungan) itu datang dari luar serta faktor Ekonomi. Faktor-faktor inilah yang
menyebabkan pergeseran yang terjadi pada Tari rentak Kudo di Desa Tanjung
Pauh Kabupaten Muaro Jambi.
1. Faktor Internal
Faktor Internal merupakan sebab yang terdapat dari masyarakat Tanjung
Pauh itu sendiri yang ingin mencoba dengan hal-hal yang baru. Serta kurangnya
dukungan dari orang tua untuk mendorong anak-anaknya untuk ikut serta dalam
pelestarian Tari Rentak Kudo.
2. Faktor Eksternal
90
Darbi Ali , Tokoh Masyarakat Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis, 16 Juli
2018, Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
52
Faktor eksternal ini datang dari luar yang menyebabkan penyebaran Tari
Rentak Kudo modern melalui proses peniruan, yang paling dominan terjadi di
Tanjung Pauh itu faktor ekstrenal karena pengaruh besar dari lingkungan tempat
tinggal. Masyarakat dan lingkungan juga sangat berpengaruh dalam pergeseran
budaya ini, lingkungan yang maju dapat membawa kehidupan kita ke arah lebih
maju. Hal ini sudah biasa terjadi dalam lingkungan kemasyarakatan.91
Dampak perubahan kebudayaan juga memberikan dampak bagi manusia
itu sendiri. Dampak positif, dengan adanya kemajuan dalam bidang teknologi dan
peralatan hidup, masyarkat pada saat ini dapat bekerja secara cepat dan efesien
karena adanya peralatan yang mendukungnya sehingga dapat mengembangkan
usahanya dengan lebih baik lagi diantaranya dapat membawa kebudayaan lokal ke
Internasional serta mempromosikan budaya-budaya asli Indonesia keluar Negara.
Lebih jauh lagi dalam globalisasi perubahan ekonomi, persaingan dunia kerja.
Dampak negatifnya dapat menghilangkan kebudayaan asli Indonesia, serta
dapat terjadi proses perubahan sosial didaerah yang dapat mengakibatkan
permusuhan antar suku sehingga rasa persatuan dan kesatuan bangsa menjadi
goyah. Apabila budaya asing masuk ke Indonesia, dan tidak ada lagi kesadaran
dari masyarakat untuk mempertahankan dan melestarikannya.
Oleh karena itu, untuk meningkan ketahanan budaya bangsa, maka
pembangunan sosial perlu bertitik tolak dari upaya-upaya pengembangan kesenian
yang mampu melahirkan nilai tambah kultural pakar-pakar seni lokal dan nasional
perlu tetap dilanggengkan, kerena berakar dalam budaya masyarakat. Tugas utama
yang harus dibenahi adalah bagaimana mempertahankan, melestarikan, menjaga
serta mengawasi budaya lokal dengan sebaik-baiknya agar dapat memperkokoh
budaya bangsa yang akan mengharumkan nama Indonesia. Dan juga supaya
budaya asli Negara kita tidak diklaim oleh Negara lain.
Berikut beberapa hal dalam melestarikan budaya.
a. Kekuatan
1) Keanekaragaman Budaya Lokal
91
Nur Asyiah, Tokoh Masyarakat Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis, 13
Oktober 2018,Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
53
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumya mengenai transformasi
nilai budaya pada kesenian Tari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh Kabupaten
Muaro Jambi sebagai berikut:
1. Sejarah Tari Rentak kudo di Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi
berasal dari Rawang dan dipentaskan pada kuhi seko (kenduri pusaka). Acara
ini biasanya dilaksanakan pada satu tahun satu kali untuk memeriahkan panen
padi. Tarian Rentak Kudo tidak berhenti sebatas kuhi seko (kenduri pusako)
saja tetapi masih ditampilkan pada acara-acara lain seperti hiburan pada hari
pernikan dan hiburan masyarakat sekitar. Dari situlah Rentak Kudo mulai
dibawa keluar dari Rawang dan tersebar luas keseluruh penjuru kerinci dari
92
Khoiri, Tokoh Masyarakat, Wawancara dengan Penulis, 31 Juli 2018, Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
55
3. Faktor penyebab dari pergeseran nilai budaya ini terlihat dari beberapa faktor
seperti faktor internal dan faktor eksternal (lingkungan). Hal ini dapat memicu
masyarakat Tanjung Pauh untuk mengalami perubahan, karena seiring
perkembangan zaman. Transformasi nilai budaya pada kesenian Tari Rentak
Kudo di Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi terlihat dari adanya hal
positif dan negatif sehingga terciptanya dengan sebutan dampak posistif dan
dampak negatif. Adapun dampak positifnya adalah dengan adanya kemajuan
dalam bidang teknologi dan peralatan hidup, masyarkat pada saat ini dapat
bekerja secara cepat dan efesien karena adanya peralatan yang mendukungnya
sehingga dapat mengembangkan usahanya dengan lebih baik lagi diantaranya
dapat membawa kebudayaan lokal ke Internasional serta mempromosikan
budaya-budaya asli Indonesia keluar Negara. Dampak negatifnya dapat
menghilangkan kebudayaan asli Indonesia, serta dapat terjadi proses
56
Web-site
Atika Saleha, Tata dan Ritual Adat Tari Rantak Kudo, diakses melalui alamat
https://www.scribd.com/doc/231349627/pengetahuan-Tari-Rantak-Kudo,
tanggal 30 April 2018.
Honarisc.blogspot.com/2012/04/kabupate kerinci_17.html?=1.
http://budayacenters.blogspot.co.id/2016/01/asal-usul-dan-adat-ritual-tari-
rantak.html, tanggal 21maret2018.
http://zabhie.site/tari-rantak-kuso-kerinci&rct=j&sa=U&ved, tanggal 30 April
2018.
http:zhabhie.site/tari-rantak-kudo-kerinci/, diakses 21maret2018.
Wawancara
Abduh, Maliki. Tokoh Masyarakat Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan
Penulis, 22 Juli 2018, Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam
Audio.
Darbi, Ali. Tokoh Masyarakat Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis,
16 Juli 2018, Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
Khoiri, Tokoh Masyarakat Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis, 31
Juli 2018, Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
Nis Miyati, Penyanyi Rentak Kudo Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan
Penulis 29 Juli 2018, Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam
Audio.
Nur Asyiah, Tokoh Masyarakat Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis,
13 Oktober 2018,Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio
Rika Wati, Rias Pengantin Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis, 1
Oktober 2018,Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio
Samsul Bahri, Pedangang, Wawancara dengan Penulis, 28 Oktober 2018,Tanjung
Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
Yanti, Tokoh Masyarakat Desa Tanjung Pauh, Wawancara dengan Penulis, 1
November 2018,Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi, Rekam Audio.
Zubir, Tokoh Adat Desa Tanjung Pauh. Wawancara dengan Penulis, 7 Oktober
2018, Kabupaten Muaro jambi, Rekam Audio.
JADWAL PENELITIAN
C. Butir-butir Wawancara
Sumber Data dan Substansi
No Jenis Data
Wawancara
1 –Sejarah Tari Rentak Kudo –Bagaimana sejarah Tari
Rentak Kudo di Desa Tanjung
Pauh?
–Kapan dan oleh siapa yang
mendirikan grup tari Rentak
Kudo
2 –Pementasan Tari Rentak –Dimana tari Rentak Kudo di
Kudo laksanakan?
3 –Perkembangan Tari Rentak –Bagaimana perkembangan
Kudo di Desa Tanjung Pauh tari Rentak Kudo di Desa
Kabupaten Muaro Jmabi Tanjung Pauh?
–Bagaimana konsep
pementasan Tari Rentak Kudo
4 –Prosesi Tari Rentak Kudo di –Apa saja jenis alat yang
Desa Tanjung Pauh digunakan saat pementasan
Tari Rentak Kudo?
–Apa saja unsur pendukung
pada tari Rentak Kudo?
–Bagaimana lirik lagu Rentak
Kudo?
7 –Nilai Yang Terkandung –Nilai apa saja yang
Pada Kesenian Tari Rentak terkandung dalam Tari Rentak
Kudo Kudo?
–Apa penyebab dari
tarnsformasi nilai budaya
pada kesenian tari Rentak
Kudo?
–Apa Faktor terjadiya
tarnsformasi nilai budaya
pada kesenian tari Rentak
Kudo?
CURRICULUM VITAE
A. Informasi Diri
Nama : Kurnia Ellesa
Tempat & Tgl. Lahir : Tanjung Pauh, 27 April
1996
Pekerjaan :-
Alamat : Jl. Jambi Bajubang, Desa
Tanjung Pauh Km. 32, RT.
05, Kec. Mestong, Kab.
Muaro Jambi, Provinsi Jambi.
B. Riwayat Pendidikan
S1 UIN STS Jambi : 2020
MA AL-HIDAYAH Sebapo : 2014
MTS TARBIYATUSSHOLIHIN Tanjung Pauh : 2011
SDN 28/IX Tanjung Pauh : 2008
C. KARYA TULIS
1. –
2. –
D. RIWAYAT ORGANISASI/PEKERJAAN
1. –
2. –
Bageulah maeh baribiu maeh
(Berilah maaf beribu maaf)
Kupadeu kaye ngi tunggiu umauh
(Kepada anda yang mempunyai rumah)
Kupadeu bumiu jangi di jujoi
(Kepada bumi dengan di junjung)
Bageulah ampang buribiu ampang
(Berilah ampun beribu ampun)
Gambar 2: Gendang yang digunakan sebagai alat musik Tari Rentak Kudo
Gambar 3: Suling bambu yang digunakan sebagai alat musik Tari Rentak Kudo
Gambar 4: Piano atau musik organ yang digunakan sebagai pengiring Tari Rentak
Kudo modern di Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi.
A B
Gambar 5: A. Baju penari Rentak Kudo wanita, B. Baju Penari laki-laki Rentak
Kudo
Gambar 6: Penari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi
pada acara pernikahan
Gambar 7: Penari Rentak Kudo di Desa Tanjung Pauh Kabupaten Muaro Jambi
pada acara halalbihal
Gambar 8: Foto bersama Kepala Desa dan staf di Kantor Desa Tanjung Pauh
Kabupaten Muaro Jambi