Anda di halaman 1dari 73

DINAMIKA TRADISI SEDEKAH BUMI DALAM PERUBAHAN SOSIAL

MASYARAKAT DI DESA BOGOR BARU KECAMATAN KEPAHIANG,


KABUPATEN KEPAHIANG
TAHUN 1942-20203

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh


Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)
Dalam Bidang Sejarah Peradaban Islam ( SPI )

DISUSUN OLEH :

ANDIKA MEIDIYANSYAH
NIM.1811430013

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM


JURUSAN ADAB
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU
TAHUN 2023
MOTTO

Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa
yang kamu kerjakan.

( QS.Al Hadid : 4 )

“ Sukes berjalan dari satu kegagalan ke kegagalan yang lain, tanpa kita kehilangan
semangat ”

(Abraham Lincoln )

“ Tidak ada kata menyerah untuk meraih impian ”

( Andika Meidiyansyah )
PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah


memberikan nikmat sehat, kekuatan, memberikan ilmu dan semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud terima kasih kepada:
1. Keluargaku tercinta, terutama kepada kedua orang tuaku Bapak Yulianto dan
Ibu Sunarmi, yang telah memberikan semangat serta doanya kepadaku.
2. Saudaraku tercinta, kepada adikku Devani dan Raizah yang selalu support
dan mendoakan .
3. Keluarga dari Bapak dan Ibu yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu,
terima kasih telah membantu memberikan support terhadap saya.
4. Dosen Pembimbing Akademik Ibu Refileli, M.A
5. Dosen Pembimbing Ibu Refileli, M.A dan , Ahmad Abas Musofa, M.Ag.
yang telah membimbing dalam penyelesaian tugas akhir skripsi.
6. Sahabat-sahabatku seperjuangan, Sejarah Peradaban Islam angkatan
2018 (Sagita,Reni ,Jonsi, Ramadani, Sanjaya, Reka, Aprita, Apriliya) yang
sudah dianggap seperti keluarga sendiri.Terima kasih telah memberikan
semangat dan supportnya.
7. Segenap keluarga besar Sejarah Peradaban Islam yang banyak sekali
memberikan kenangan, pengalaman menarik selama semasa kuliah.
8. Almamater Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu yang
telah menempa selama empat tahun.
9. Terimakasih juga kepada temanku maupun sahabat ku yang telah memberiku
semangat.
ABSTRAK

ANDIKA MEIDIYANSYAH, NIM. 1811430013 “ DINAMIKA TRADISI


SEDEKAH BUMI DALAM PERUBAHAN SOSIALMASYARAKAT DI
DESA BOGOR BARU KECAMATAN KEPAHIANG, KABUPATEN
KEPAHIANG TAHUN 1942-2023

Persoalan utama yang dikaji dalam skripsi ini, yaitu: bagaimana prosesi
tradisi sedekah bumi dan Perubahan sosial dalam tradisi sedekah bumi di Desa
Bogor Baru Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang. Adapun tujuan
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tradisi sedekah bumi dan perubahan
sosial dalam tradisi sedekah bumi Desa Bogor Baru Kecamatan Kepahiang
Kabupaten Kepahiang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan
metode penelitian sejarah. Adapun sumber data yang digunakan adalah sumber
data primer yaitu informan yang berjumlah enam orang dan data sekunder berupa
dokumentasi, buku, jurnal dan data lainnya yang terkait dengan penelitia. Hasil
penelitian ini adalah prosesi tradisi sedekah bumi di laksanakan setiap tanggal 1
Muharram pada pukul 12.00 WIB, dilaksanakan di simpang empat desa Bogor
Baru. Tradisi sedekah bumi sebagai bentuk ungkapan syukur warga desa kepada
Allah SWT dapat terlihat melalui sedekah yang mereka bagi-bagikan antar sesama
warga dengan makanan yang dibawa atau yang ada dalam jampana. Kedua, tradisi
sedekah bumi juga dimaknai sebagai permohonan kepada Allah SWT agar
tanaman yang mereka tanam menjadi berkah. Ketiga, barang-barang yang ada
dalam sedekah bumi seperti 1. Jampana, dimaknai sebagai penghargaan dan
penghormatan kepada Allah SWT atas rizki yang melimpah. 2. Pareh koneng,
dimaknai sebagai rasa syukur sehingga diletakkan diatas jampana. 3. Ancak,
dimaknai sebagai pemersatu warga desa. Seiring berkembangnya zaman tradisi
sedekah bumi ini memiliki banyak perubahan yang dahulu hanya dilaksanakan
oleh masyarakat asli Desa Bogor sekarang siapa saja boleh ikut melaksanakan.
Adapun perubahan yang terjadi pada tradisi Sedekah Bumi dimana tahun 1942 isi
dari jampana itu dari hasil panen dari masyarakat seperti sayur, terong, cabe,
akan tetapi dizaman sekarang di tahun 2017-2023 boleh di isi dengan makanan
makan ringan seperti kerupuk dan lain-lain. Selain itu terdapat juga perubahan
dimana sekitar tahun 1942-2000 masih menggunakan Wayang kemudian pada
masa orde baru sekitar tahun 1998-2023 terdapat perubahan pada tradisi sedekah
bumi yaitu dimana pada saat ini tradisi sedekah bumi yang ada di Desa Bogor
tidak lagi memakai wayang sebagai hiburanya akan tetapi sekarang masyarakat
memakai alat musik Sunda karna Desa Bogor mayoritas penduduknya orang
Sunda Bogor.
Kata Kunci: Dinamika Perubahan sosial, Tradisi, Sedekah Bumi
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kepada Allah SWT berkat rahmat,hidayah, dan karunia-Nya
kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “
Dinamika Tradisi Sedekah Bumi Dalam Perubahan Sosial Masyarakat di
Desa Bogor Baru Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang Tahun
1942-2023”. Sholawat beriring salam tak lupa dicurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, yang telah berjuang untuk menyampaikan ajaran agama islam
sehingga umat islam mendapatkan petunjuk ke jalan yang lurus baik dunia
maupun akhirat.
Penyusun Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) pada Program Studi Sejarah
Pradaban Islam (SPI) Jurusan Adab Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah
Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu. Dalam Proses
penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak.
Dengan demikian penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada :
1. Prof. Dr.KH.Zulkarnain, M.Pd, Selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Fatmawati Sukarno Bengkulu.
2. Dr. Aan Supian, Selaku Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah
universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu.
3. Dr. Rini Fitria, S.Ag., M.Si, Selaku Ketua Jurusan Adab Fakultas
Ushuluddin, Adab dan Dakwah Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno
Bengkulu.
4. Arum Puspitasari, MA selaku koordinator Prodi Sejarah Peradaban Islam .
5. Refileli, MA selaku pembimbing 1 yang telah memberikan bimbingan dan
arahan dengan penuh kesabaran dan selaku Pembimbing Akademik.
6. Ahmad Abas Musofa, M.Ag selaku pembimbing II yang telah memberikan
banyak arahan dan penuh kesabaran di sela-sela kesibukanya.
7. Bapak dan ibuk dosen Jurusan Adab Universitas Islam Negeri Fatmawati
Sukarno Bengkulu yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberi ilmu dan membimbing dengan penuh kesabaran.
8. Staf dan karyawan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah Universitas Islam
Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu yang telah memberi pelayanan dengan
baik dalam hal administrasi.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.
Akhir kata, Penulis mengucapkan terima kasih. Semoga Skripsi ini Dapat
diterima denggan baik dan mempunyai tanggapan yang positif. Penulis menyadari
terdapat banyak kelemahan dan kekurangan dari berbagai sisi, Oleh karena itu ,
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan skrisi ini untuk kedepannya.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya pada
berbagai pihak yang telah membantu tugas akhir ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Bengkulu, September 2023

Andika Meidiyansyah
NIM : 1811430013
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
MOTTO............................................................................................................. ii
PERSEMBAHAN.............................................................................................. iii
ABSTRAK......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR....................................................................................... v
DAFTAR ISI...................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
B. Batasan Masalah ..................................................................................... 6
C. Rumusan Masalah .................................................................................. 6
D. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6
F. Tinjauan Pustaka..................................................................................... 7
G. Landasan Teori ....................................................................................... 9
1. Dinamika Budaya............................................................................... 9
2. Tradisi Sedekah Bumi........................................................................ 10
a. Pengertian Tradisi Sedekah Bumi.................................................. 10
b. Pengertian Masyarakat................................................................... 12
3. Sedekah dan Manfaatnya ................................................................... 13
a. Pengertian sedekah ....................................................................... 13
b. Manfaat Sedekah ........................................................................... 14
4. Perubahan Sosial................................................................................. 14
a. Pengertian Perubahan Sosial ......................................................... 14
b. Karakteristik Perubahan Sosial...................................................... 15
H. Metode Penelitian ................................................................................... 18
1. Heuristik........................................................................................... 18
2. Kritik Sumber................................................................................... 20
3. Interpretasi ....................................................................................... 22
4. Historiografi .................................................................................... 23
I. Sistematika Penulisan.............................................................................. 23
BAB II DISKRIPSI DESA BOGOR BARU KECAMATAN KEPAHIANG,
KABUPATEN KEPAHIANG
A. Letak Geografis....................................................................................... 25
B. Data Demografi ...................................................................................... 26
C. Pendidikan .............................................................................................. 28
D. Kondisi Keagamaan................................................................................ 28
E. Kondisi Kelembagaan ............................................................................ 29
BAB III TRADISI SEDEKAH BUMI
A. Sejarah Tradisi Sedekah Bumi ............................................................... 30
B. Prosesi Tradisi Sedekah Bumi................................................................ 33
C. Nilai Yang Terkandung Dalam Tradisi Sedekah Bumi.......................... 38
D. Tradisi Sedekah Bumi Dalam Tinjauan Islam........................................ 42
E. Sedekah Bumi Sebagai Bagian Dari Budaya.......................................... 43
F. Tujuan Dan Manfaat Tradisi Sedekah Bumi .......................................... 47
G. Kepercayaan Masyarakat Tentang Tradisi Sedekah Bumi .................... 48
BAB IV DINAMIKA TRADISI SEDEKAH BUMI 1942-2023
A. Perubahan Tradisi Sedekah Bumi 1942-1998......................................... 54
B. Perubahan Tradisi Sedekah Bumi 1998-2023......................................... 56
C. Perubahan Secara Cepat, Besar, Dan direncanakan ............................... 57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 60
B. Saran........................................................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Wawancara Penduduk atau responden Desa Bogor Baru................... 20


Tabel 2.1 Data Aparatur Desa Bogor Baru......................................................... 25
Tabel 2.2 Batas Desa Bogor Baru Kecamatan Kepahiang Kabupaten
Kepahiang........................................................................................... 26
Tabel 2.3 Jarak Desa ke Kota.............................................................................. 26
Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Desa Bogor Baru Kecamatan Kepahiang
Kabupaten Kepahiang......................................................................... 27
Tabel 2.5 Penduduk Desa Bogor Baru Kecamatan Kepahiang Kabupaten
Kepahiang........................................................................................... 27
Tabel 2.6 Fasilitas Umum Desa Bogor Baru Kecamatan Kepahiang Kabupaten
Kepahiang........................................................................................... 28
Tabel 2.7 Pendidikan Penduduk Desa Bogor Baru Kecamatan Kepahiang
Kabupaten Kepahiang......................................................................... 28
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Warga Sedang Mengias Jampana................................................... 52


Gambar 4.2 Jampana yang akan di bawa nanti................................................... 52
Gambar 4.3 Iring – Iringan Jampana................................................................... 53
Gambar 4.4 Iringan Alat Musik......................................................................... 53
11

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia negara yang terdiri dari ribuan pulau, karena alasan ini, tidak
heran jika Indonesia dijuluki dengan negara kepulauan terbesar di Asia Sebagai
negara kepulauan Indonesia kaya akan adat-istiadat, budaya, dan agama.
Masyarakat yang tersebar di berbagai pulau membentuk tradisi, adat, dan buda
yayang menjadi ciri khas daerah masing-masing. Masyarakat Indonesia terdiri
dari berbagai macam suku yang menjadi salah satu faktor kekayaan negeri
keberagaman inilah yang membuat suatu daerah Indonesia memiliki ciri khas
keunikan yang berbeda –beda.Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan
yang ditakdirkan untuk patuh pada peraturan alam dan terikat pada interaksi
alam dan lingkungan sosial budayanya dimanapun ia berada. Sehingga tidak
dapat dipungkiri jika dalam kehidupan manusia terdapat lingkaran yang saling
berkaitan antara manusia, alam dan lingkungan.1
Kebudayaan dapat diartikan suatu konsep penting dalam kehidupan
masyarakat. Secara sederhana kebudayaan dapat dikatakan sebagai suatu cara
hidup atau way of life. Cara hidup atau pandangan hidup meliputi cara berfikir,
berencana dan bertindak. disamping segala hasil karya nyata yang dianggap
berguna, benar dan dipatuhi oleh anggota anggota masyarakat atas kesepakatan
secara bersama sama. Hal ini diperkuat oleh Ralph Linton yang mengatakan
“kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat yang tidak hanya
mengenal sebagian tata cara hidup saja yang dianggap lebih tinggi dan
diinginkan”. Jadi, Kebudayaan menunjuk pada berbagai aspek kehidupan.
Meliputi cara berlaku, kepercayaan, sikap dan hasil dari kegiatan manusia yang
khas untuk suatu masyarakat atau kelompok penduduk tertentu.Salah satu
konsep yang berkaitan dengan kebudayaan adalah kebudayaan tradisional.
Kebudayaan tradisional adalah prilaku yang merupakan kebiasaan atau cara
berfikir dalam suatu kelompok sosial yang ditampilkan melalui (tidak hanya)

1
Suratman, dkk., Ilmu Sosial Budaya Dasar, (Malang: Intermedia Malang), hlm. 260.

1
12

adat istiadat tertentu tetapi juga prilaku adat istiadat yang diharapkan anggota
masyarakatnya.2
Dalam budaya terdapat istilah nilai budaya. pengertian nilai dalam
budaya: nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita- citakan
dan dianggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat.
Karena itu sesuatu dikatakan memiliki nilai apabila bergunadan berharga (nilai
kebenaran), indah (nilai estetika), baik (nilai moral atau etis), religious (nilai
agama).3
Adat istiadat adalah nilai budaya yang terdiri dari konsep-konsep
mengenai sesuatu yang dianggap berharga dan penting oleh warga masyarakat,
sehingga dapat menjadikan itu sebagai pedoman bagi kehidupan warga
masyarakat yang bersangkutan di dalam kehidupan sehari-hari, sebagai tradisi
yang akan berlangsung turun-temurun sesuai dengan adat mereka masing-
masing. Sedangkan tradisi adalah keseluruhan kepercayaan, anggapan tingkah
laku yang terlembagakan, diwariskan dan diteruskan dari generasi ke generasi
berikutnya.Tradisi dalam kamus antropologi sama dengan adat istiadat, yakni
kebiasaan-kebiasaan yang bersifat magsi-religius dari kehidupan suatu
penduduk asli yang meliputi mengenai nilai-nilai budaya, norma-norma,
hukum dan aturan aturan yang saling berkaitan, dan kemudian menjadi suatu
sistem atau peraturan yang sudah mantap serta mencakup segala konsepsi
sistem budaya dari suatu kebudayaan untuk mengatur tindakan
sosial4Sedangkan dalam kamus sosiologi, diartikan sebagai adat istiadat dan
kepercayaan yang secara turun temurun dapat dipelihara 5Tradisi adalah
kesamaan benda material dan gagasan yang berasal dari masa lalu namun
masih ada hingga kini dan belum dihancurkan atau dirusak. Tradisi dapat di
artikan sebagai warisan yang benar atau warisan masa lalu. Namun demikian
tradisi yang terjadi berulang-ulang bukanlah dilakukan secara kebetulan atau

2
Alo Liliweri, Dasar Dasar Komunikasi Antarbudaya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2009), hlm.113
3
Elly m. setiadi, et al., ilmu Sosial dan Budaya dasar, hlm. 31
4
Aprriyono dan Siregar, Aminuddi. Kamus Antropologi, (Jakarta: Akademik Pressindo,
1985, hlm. 4
5
Soekanto, Kamus Sosiologi, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1993), hlm. 459
13

disengaja. Lebih khusus lagi, tradisi dapat melahirkan kebudayaan dalam


masyarakat itu sendiri.
Masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling berhubungan
satu sama lain. Istilah masyarakat berasal dari bahasa arab“syaraka” yang
berarti ikut sera, berpartisipasi, atau “musyaraka” yang berarti Saling bergaul
sementara dalam bahasa inggris dipakai istilah„society” yang sebelumnya
berarti kawan. 6Pendapat Abdulsyani dijelaskan bahwa perkataan masyarakat
berasal dari musyaraka, yang artinya bersama-sama yang kemudian berubah
menjadi masyarakat dalam pengertian berkumpul bersama, hidup bersama,
dengan saling berhubungan dan saling mempengaruhi.7
Upacara Sedekah Bumi adalah salah satu diantara tradisi yang menjadi
bukti nyata bahwa Indonesia memiliki kebudayaan yang beragam. Upacara ini
merupakan upacara adat masyarakat Jawa untuk menunjukkan rasa syukur
manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rezeki yang telah diberikan
melalui bumi (tanah) berupa berbagai macam hasil bumi. Tradisi sedekah bumi
merupakan salah satu bentuk ritual tradisional yang dilakukan secara turun
temurun. Istilah tradisi sedekah bumi, dalam lingkup masyarakat pesisir pantai,
dinamakan sedekah laut, penamaan ini menyesuaikan dengan profesi
masyarakatnya. Pada masyarakat jawa, pelaksanaan tradisi sedekah bumi ini
dilakukan pada bulan rajab, dilaksanakan pada siang hari dengan membawa
sesajian berupa nasi tumpeng, berbagai macam buah buahan hasil dari panen,
ayam panggang dan yang paling penting yaitu pleret (jajan dari tepung beras)
yang bermaksud untuk menyingkirkan kesulitan dari desa setempat Waktu
pelaksanaannya yaitu setelah musim panen.8
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada tanggal 19
November 2022, Rahmat (90 tahun) diketahui bahwa tradisi sedekah bumi
berbeda dengan pelaksanaannya dengan daerah lainnya dikarenakan tridisi
sedekah bumi di desa Bogor Baru Kecamatan Kepahiang Kabupaten

6
Paul B. Horton, Chester L. Hunt, Sosiologi, hlm. 59
7
Abdul Rasyid Masri, Mengenal Sosiologi (Suatu Pengantar), (Cet. XVI; Makassar,
Alaudin Press), hlm. 19
8
Gesta Bayuadhy, Tradisi-tradisi Adiluhung Para Leluhur Jawa, (Yogyakarta: Dipta,
2015), hlm. 82
14

Kepahiang dalam pelaksanaannya memakai alat musik Sunda. Tradisi sedekah


bumi ini dilaksankan setiap Tanggal Satu Muharam. Menurut Aki Rahmat
lokasi pelaksanaanya dari dulu sampai sekarang masih berada di depan Rumah
kepala Desa tepatnya di simpang 4 Desa Bogor Baru. Tradisi Sedekah Bumi ini
sudah berlangsung sejak tahun 1942 yang dilaksanakan di Desa Bogor Baru
Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang. 9
Hal tersebut dipertegas oleh Bapak Adi Kustian sebagai Kepala Desa
Setempat, memang benar tradisi ini setiap Tahun nya dilaksanakan, bertepatan
pada tanggal satu muharam, dimana bulan muharam merupakan salah satu dari
empat bulan yang dinamakan bulan haram. Pelaksanaan tradisi sedekah bumi
ini dilaksanakan di simpang empat Desa Bogor , Sesuai dengan pernyataan dari
Aki Rahmat. Tradisi sedekah bumi ini merupakan upacara yang dilakukan
turun temurun. Acara tersebut bertempat di Desa Bogor Baru yang berada di
Kabupaten Kepahiang yang terdiri dari empat dusun yakni dusun I, II, III dan
IV kemudian keempat Dusun tersebut berkumpul di balai desa kemudian
melaksanakan arak-arakan hasil bumi yang disebut pawai jampana dimana
empat buah jampana diarak oleh masyarakat dengan iringan musik tradisional
Sunda dari balai Desa menuju rumah kades. Arakarakan empat buah jampana
yang berisikan hasil bumi inilah yang merupakan keunikan tersendiri serta
pembeda dari tradisi sedekah bumi ditempat lainya. Dalam pelaksanaannya,
jampana yang sudah dibentuk indah dipanggul oleh empat orang dan
dipertemukan dengan jampana lainnya yang kemudian di arak beriringan
dengan musik tradisional sunda bersama dengan masyarakat setempat menuju
rumah kades yang merupakan tempat gundu jampana. menunggu untuk
kemudian didoakan bersama-sama pada pukul 12:00 WIB dan menyedekahkan
kepada warga sekitar hasil bumi tersebut. Hal ini merupakan percampuran
berbagai nilai yang terdapat dalam sedekah yang dibalut budaya. Yang mana
berupa jampana dan rasa syukur atas nikmat Allah SWT.10

9
Bapak Rahmat ( 90 Tahun ), 2022. Wawancara: Tanggal 19 November 2022, Hari Sabtu,
Desa Bogor Baru.
10
Bapak Adi Kustian ( 47 TTahun ), 2022. Wawancara: Tanggal 19 November 2022, Hari
Sabtu, Desa Bogor Baru
15

Ditengah masyarakat modernisasi dan globalisasi tentu perubahan


tatanan sosial budaya dan pola pikir, karena dalam waktu yang bersamaan
masuknya budaya baru yang memiliki unsur lebih maju yang berwatak
kapitalisme, rasionalitas, pola berfikir baru yang pasti mempengaruhi pola
tatanan kehidupan sosial11 , masyarakat urban sebagai contoh nyata masyarakat
modernisasi dimana pola interaksi sosial budaya semakin terisolasi dalam
kultur individualisme. Belum lagi berbicara dimensi globalisasi yang
merupakan efek modernisasi, dimana salah satu tantangan atas gejala
globalisasi adalah sekulerisasi yang mampu menerobos ruang batas kultur,
agama, sosial, ekonomi, politik dan budaya lokal, sehingga ada semacam gejala
rusaknya tatanan sistem nilai budaya,12 sehingga disinilah urgensi bagaimana
peran kearifan budaya lokal menjadi sangat penting dalam melestarikan
penguatan budaya lokal (tradisi Sedekah Bumi), dan tatanan nilai sebagai basis
kehidupan sosial budaya di tengah masyarakat modernisasi.
Berdasarkan wawancara awal penulis bahwa tradisi sedekah bumi sudah
jauh bergeser sampai sekarang khususnya perubahan kesadaran akan nilai dan
tradisi lokal, sehingga tokoh adat dan pak Kades tidak terlalu dihargai lagi
walaupun tradisi Sedekah Bumi masih berlangsung, hal itu karena masa sudah
modern. Seiring berjalannya waktu dalam tradisi Sedekah Bumi terjadi
pergeseran dan perubahan sosial dan budaya , Tradisi edekah Bumi tidak hanya
bermakna tradisi ritual semata, namun sekarang telah menjadi destinasi wisata
dan aset wisata, dan juga telah menjadi aset sosial dan politik.Tradisi Sedekah
Bumi yang merupakan tradisi syukuran pasca panen dan tradisi keselamatan
tolak balak, saat ini sudah mulai berkurang dilakukang khususnya para anak
muda, tradisi lokal sudah mulai ditinggalkan.
C. Batasan Masalah
Penelitian dibatas dan hanya berfokus pada prosesi tradisi sedekah bumi
dan perubahan sosial pada masyrakat. Penelitian ini mengambil lokasi di Desa
Bogor Baru, Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang merupakan tradisi
11
Silfia Hanani, Mengenali Interelasi Sosiologi dan Agama, (Bandung: Humaniora, 2011),
hlm 136
12.
Roland Robertson, Agama: Dalam Analisis dan Interpretasi Sosiologis, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 1993), hlm 190
16

sedekah bumi yang dimana dalam tradisi ini di iringi musik sunda hanya ada di
desa Bogor Baru, Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang , rentang
waktu kajian tradisi sedekah bumi di Desa Bogor di mulai dari tahun 1942
merupakan awal mulanya tradisi sedekah bumi itu di laksanakan. Dengan
menetapkan batasan ini di harapkan dapat memudahkan peneliti agar lebih
fokus pada rumusan masalah yang telah diangkat dari tahun 1942-2023.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana prosesi tradisi sedekah bumi pada masyarakat di Desa Bogor
Baru Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang ?
2. Bagaimana Dinamika tradisi sedekah bumi di Desa Bogor Baru Kecamatan
Kepahiang Kabupaten Kepahiang ?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana prosesi tradisi sedekah bumi di Desa Bogor
Baru Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang.
2. Untuk menguraikan bagaiamana Dinamika tradisi sedekah bumi di Desa
Bogor Baru Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang.
E. Manfaat Penelitian
Hasil peneltian ini diharapakan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis mau pun praktis.
1. Secara teoritis, penelitian ini dapat memperkaya wawasan dan menambah
bahan kajian tentang tradisi sedekah bumi di Desa Bogor Baru Kecamatan
Kepahiang Kabupaten Kepahiang.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi awal
dan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang mengangkat
permasalahan yang terkait dengan masalah penelitian ini. kemudian hasil
penelitian ini juga diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa. Dan diharapkan
bagi masyarakat Desa Bogor Baru dan sekitarnya untuk tetap melestarikan
tradisi sedekah bumi yang merupakan keindahan sedekah yang berbalut
budaya tersebut.
17

F. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pusaka ini pada dasarnya adalah untuk gambaran yang jelas
tentang hubungan topik yang diteliti dengan peneliti sejenisnya yang pernah
dilakukan oleh peneliti sebelumnya agar tidak ada pengulangan. Adapun
skripsi yang berkaitan dengan judul penelitian kali ini yaitu:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Een Nuraini dengan judul “nilai nilai
pendidikan islam dalam tradisi sedekah bumi dusun cigintung desa
sakabumi kecamatan majenang kabupaten cilacap”. Skripsi IAIN
Purwokerto Fakultas Tarbiyah dan Tadris Tahun 2018. Dalam penelitiannya
yang menjadi objek penelitian ini mengenai nilai nilai dalam pendidikan
islam dalam tradisi sedekah bumi. Hasil dari penelitian ini yakni terdapat
nilai akidah , nilai ibadah, Nilai Sosial. Nilai nilai tersebut berupa hubungan
manusia dengan Allah melalui Do‟a dan hubungan manusia dengan
manusia lainnya seperti saling memberi bekal dari rumah masing masing
untuk mengajarkan anak agar tidak pelit dan kikir. 13 Penelitian ini hanya
berfokus pada nilai nilai dalam pendidikan islam di sukabumi cilacap
sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti bagaimana prosesi dan
perubahan sosial tradisi sedekah bumi di Desa Bogor Baru Kecamatan
Kepahiang, Kabupaten Kepahiang.
2. Penelitian yang dilakuakan oleh Wiwid Naluriani Kasih dengan judul
“Upacara Sedekah Bumi dalam Perspektif dalam pendidikan Islam (studi
pada acara adat sedekah bumi Desan Sendangmulyo Kecamatan Ngawen
Kabupaten Blora). Skripsi UIN Walisongo Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Tahun 2017. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya yaitu
melihat upacara tradisi sedekah bumi dalam perspektif pendidikan islam.
Kemudian hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa upacara tradisi
sedekah bumi ini relevan dengan perspektif dalam pendidikan islam. 14
Penelitian ini hanya berfokus pada bagaimana tradisi sedekah bumi dalam
13
Een Nuraini, Skripsi “Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Sedekah Bumi Dusun
Cigintung Desa Sadabumi Kecamatan Majenang Kabupaten Cilacap”. (Purwokerto: IAIN
Purwokerto, 2018). pdf
1415
Wiwid Naluriani Kasih, Skripsi “Upacara Sedekah Bumi dalam Perspektif Dalam
Pendidikan Islam (Studi Pada Acara Adat Sedekah Bumi Desan Sendangmulyo Kecamatan
Ngawen Kabupaten Blora.)”. (Semarang: UIN Walisongo, 2017). Pdf
18

perspektif pendidikan islam sedangkan penelitian yang lakukan adalah


menjelaskan bagaimana prosesi dan perubahan sosial tradisi sedekah bumi
di Desa Bogor Baru Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Ristiyanti Wahyu dengan judul “Makna
Simbolik Tradisi Sedekah Bumi Legenanan pada Masyarakat desa Kalirejo
Kecamatan Talun Kabupaten Pekalongan”. Skripsi Unniversitas Negeri
Semarang fakutlas Sosiologi dan Antropologi Jurusan Ilmu sosial Tahun
2016. Dalam penelitiannya yang menjadi objek penelitian adalah bagaimana
makna simbolik yang terdapat dalam tradisi sedekah bumi legenanan di desa
Kalirejo Kecamatan Talun Kabupaten Pekalongan. Dalam penelitian ini
tradisi sedekah bumi merupakan suatu tanda yang memiliki makna sebagai
ungkapan rasa syukur mereka atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah
SWT. Tradisi Sedekah Bumi ini dilakukan pada bulan dzulkaidah selama
dua hari.15 Penelitian ini hanya berfokus pada makna simbolik dalam tradisi
sedekah bumi sedangkan penelitian yang dilakukan adalah hanya berfokus
pada prosesi dan perubahan sosial tradisi sedekah bumi dan lokasinya juga
berbeda.
4. Penelitian yang dilakukan Robert Tajuddin dalam jurnal Avatara yang
berjudul “Perubahan Tradisi Ritual Sedekah Bumi di KotaMertopolitan
Surabaya: Analisis Perubahan Ritual Sedekah Bumi di DusunJeruk
Kecamatan Lakarsantri Kota Surabaya Tahun 1990-2014”.16
berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ritual sedekah
bumi seiring perkembangan jaman yang semakin maju jugaberpengaruh
terhadap perubahan-perubahan pada prosesi-prosesi pengiringan dalam
tradisi ritual sedekah bumi. Persamaan dari penelitian iniadalah sama-sama
membahas tentang perubahan yang terjadi pada tradisi sedekah bumi. Akan
tetapi penelitian ini hanya membahas perubahan tradisi saja tidak pada

perubahan sosial masyarakatnya.


1516
Ristiyanti Wahyu, Skripsi, “Makna Simbolik Sedekah Bumi Legenan pada Masyarakat
Desa Kalirejo, Kecamatan Talun Kabupaten Pekalongan”. (Semarang: Unniversitas Negeri
Semarang, 2016). pdf
16
Tajuddin Robert, Perubahan Tradisi Ritual Sedekah Bumi di Kota Metroplitan Surabaya,
tahun 1990-2014, JurnalAvatara.
19

Dari kajian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat ditegaskan bahwa
peneliti tidak menemukan pembahasan yang spesifik membahas tentang
perubahan sosial masyarakat di Desa Bogor Baru .Sehingga penelitian ini
berbeda dengan penelitian sebelumnya dan tidak terkesan mengulang kembali
penelitian yang telah dilakukan.
G. Landasan Teori
1. Dinamika Budaya
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinamika adalah gerak (dari dalam),
tenaga yangg menggerakkan, semangat. Jadi dinamika adalah sesuatu yang
mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat
menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan.
Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta,
karsa, dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa sansakerta
budhayah yaitu bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi atau akal. Dalam
bahasa inggris, kata budaya bersal dari culture, dalam bahasa belanda di
istilahkan dengan kata cultur, dalam bahasa latin, bersal dari kata colera.
Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan mengembangkan tanah
(bertani).17 Menurut Edward Burnett Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan
kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan,
hukum, adat istiadat dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat
oleh manusia sebagai anggota masyarakat.18
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dinamika budaya adalah cara
kehidupan masyarakat yang selalu bergerak, berkembang dan menyesuaikan
diri dengan setiap keadaan.
Berkaitan dengan perubahan kebudayaan, Menurut Kingsley Davis dalam
buku Poerwanto berpendapat bahwa perubahan-perubahan sosial dalam
masyarakat merupakan bagian dari perubahan kebudayaan.19 Perubahan-
perubahan dalam kebudayaan mencakup seluruh bagian kebudayaan, termasuk

17
Syharir Tato, Pusaka Warisan Budaya Indonesia (Makassar: El Shaddai, 2009) hlm 1
18
E lly M. Setiadi, Ilmu Social Dan Budaya (Cet. III; Jakarta : Prenada Media Group, 2007)
hlm. 27-28
19
Poerwanto, Kebudayaa dan Lingkungan Dalam Perspektif Antropologi (Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 2000) hlm. 142
20

kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, bahkan dalam bentuk dan


aturan-aturan organisasi sosial. Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih
luas, sudah tentu ada unsur-unsur kebudayaan yang tidak dapat dipisahkan dari
masyarakat. Namun demikian setiap perubahan kebudayaan tidak perlu harus
mempengaruhi sistem sosial masyarakat yang sudah ada sebelumnya.
1. Tradisi Sedekah Bumi
a. Pengertian Tradisi Sedekah Bumi
Tradisi bahasa latin tradition artinya diteruskan atau kebiasaan,
dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah
dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok
masyarakat.biasanya dari suatu Negara, kebudayaan, waktu, atau Agama
yang sama.Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya
informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun
lisan, karena tanpa adanya ini suatu tradisi dapat punah. Dalam
pengertian lain tradisi adalah adat-istiadat atau kebiasaan yang turun
temurun yang masih dijalankan di masyarakat20
Tradisi dalam pengertian yang lain adalah adat istiadat atau
kebiasaan yang turun-temurun yang masih dijalankan di masyarakat.
Dalam suatu masyarakat muncul semacam penilaian bahwa cara-cara
yang sudah ada merupakan cara yang terbaik untuk menyelesaikan
persoalan. Biasanya sebuah tradisi tetap saja dianggap sebagai cara atau
model terbaik selagi belum ada alternatif lain.

Tradisi merupakan suatu karya cipta manusia. Ia tidak bertentangan


dengan inti ajaran agama, tentunya islam akan menjastifikasikan atau
membenarkannya. Kita bisa bercermin bagaimana wali songo tetap
melestarikan tradisi Jawa yang tidak melenceng dari ajaran Islam.21

20
Muhammad Syukri Albani Nasution, Ilmu Sosial Budaya Dasar, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2015), hlm 82
21
Isce Veralidiana, Implementasi Tradisi Sedekah Bumi: Studi Fenomenologis Kelurahan
Banjerejo Kecamatan Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro, Skripsi, (Universitas Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang, 2010) hlm 24
21

Sedekah bumi adalah suatu upacara adat yang melambangkan rasa


syukur manusia terhadap Tuhan yang maha esa yang telah memberikan
rezeki melalui tanah/bumi berupa segala bentuk hasil bumi. Upacara ini
sebenarnya sangat populer di Indonesia khususnya Pulau Jawa, namun
dengan berbagai versi dan cara. Sedekah bumi merupakan ucapan rasa
syukur kepada rezeki yang sudah di terima, dan permohonan rasa harap
akan rezeki yang melimpah pada masa depan. Pengertian lain dari
sedekah bumi adalah salah satu tradisi masyarakat Jawa yang masih eksis
dan menjadi kegiatan rutin masyarakat Jawa hingga kini, sedekah bumi
diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyang terdahulu dan
kebanyakan ritual ini dilakukan oleh masyarakat agraris.22
Tradisi sedekah bumi menjadi bagian rutinitas masyarakat setiap
tahunnya, sedekah bumi adalah satu bentuk kegiatan untuk meningkatkan
keimanan, rasa syukur dan bentuk pengharapan terhadap tuhan yang
telah melimpahkan rejeki-Nya dalam bentuk panen yang melimpah.23
Pelaksanaan tradisi sedekah bumi dalam tiap daerah berbeda-beda
cara melakukannya perbedaan tersebut dapat terlihat dari ritual yang
diadakan, pertunjukan serta sajian atau makanan yang dihidangkan dalam
upacara tradisi sedekah bumi akan tetapi dalam segi tujuannya
pelaksanaan tradisi sedekah bumi memiliki persamaan yaitu sama-sama
mewujudkan rasa syukur masyarakat atas keselamatan dan segala rezeki
yang diperoleh selama mereka menempati dan tinggal di bumi serta rasa
syukur mereka akan keberhasilan panennya.24
b. Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling
berhubungan satu sama lain. Istilah masyarakat berasal dari bahasa arab

22
M.Thoriqul Huda, “Harmoni Sosial dalam Tradisi Sedekah Bumi Masyarakat Desa
Pancur Bojonegoro”, Religió: Jurnal Studi Agama-agama Vol.7 No.2 (2017), hlm.271.
23
Maryatul Kiftiyah, dkk, “Penanaman Rasa Syukur Melalui Tradisi Sedekah Bumi di
Desa Tegalarum, Demak : Kajian Indigenous Psikologi”, Jurnal Dinamika Sosial Budaya Vol.22
No.2 (2020), hlm 106.
24
Martin Rizaldi dan Anin Lailatul Qodariyah, “Mengkaji Manfaat dan Nilai–Nilai dalam
Pelaksanaan Tradisi Sedekah Bumi dari Sudut Pandang Teori Fungsionalisme”, Jurnal Artefak
Vol.8 No.1 (2021), hlm.83.
22

“syaraka” yang berarti ikut sera, berpartisipasi, atau “musyaraka” yang


berarti Saling bergaul sementara dalam bahasa inggris dipakai istilah
„society” yang sebelumnya berarti kawan. Pendapat Abdulsyani
dijelaskan bahwa perkataan masyarakat berasal dari musyaraka (arab),
yang artinya bersama-sama yang kemudian berubah menjadi masyarakat
dalam pengertian berkumpul bersama, hidup bersama, dengan saling
berhubungan dan saling mempengaruhi.
Masyarakat adalah suatu kesatuan yang selalu berubah yang hidup
karena proses masyarakat. Masyarakat terbentuk melalui hasil interaksi
yang kontinyu antar individu. Dalam kehidupan bermasyarakat selalu
dijumpai saling pengaruh mempengaruhi antar kehidupan individu
dengan kehidupan bermasyarakat.
Beberapa pakar mendefinisikan Masyarakat dalam titik pandang
yang berbeda:
1) Koentjaraningrat mendeskripsikan masyarakat sebagai kesatuan hidup
manusia yang menempati suatu wilayah yang nayat dan berinteraksi
secara terus menerus sesuai dengan suatu system adat-istiadat tertentu
dan terikat oleh rasa identitas komunitas.
2) Soerjono Soekanto mendefinisikan masyarakat sebagai suatu system
sosial yang menghasilkan kebudayaan.
3) Horton dan Hunt mendefinisikan masyarakat sebagi kelompok
manusia yang secara naluri mampu menghadapi kelompoknya sendiri
bersifat independen, mendiami wilayah tertentu, memiliki kebudayaan
dan sebagian kegiatannya berlangsung dalam kelompok.
Jadi, masyarakat merupakan kesatuan manusia dalam suatu
wilayah untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk menjadi sebuah
masyarakat Koentjaraningrat mengatakan sebuah kelompok masyarakat
harus memiliki Ciri-ciri sebagai berikut: 1)interaksi antarwarganya; 2)
adat-istiadat, norma, hukum dan aturan-aturan khas yang mengatur
seluruh pola tingkah-laku warga negara kota atau desa; 3) kontinuitas
waktu; 4) dan rasa identitas yang kuat yang mengikat semua orang.
23

Keempat ciri inilah yang kemudian mengikat sebuah entitas atau


kelompok menjadi sebuah masyarakat.
Berdasarkan pengertian menurut pendapat diatas maka dapat
disimpulkan masyarakat adalah hubungan satu orang/sekelompok
orangorang yang hidup secara mengelompok maupun individu dan
berinteraksi satu sama lain saling pengaruh dan mempengaruhi
menimbulkan perubahan sosial dalam kehidupan.
Suatu masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama
manusia, yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1) Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri dari dua
orang.
2) Bergaul dalam waktu cukup lama, sebagai akibat hidup bersama itu,
timbul sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur
hubungan antar manusia.
3) Adanya kesadaran bahwa setiap manusia merupakan bagian dari suatu
kesatuan.
4) Menghasilkan kebudayaan yang mengembangkan kebudayaan.25
2. Sedekah dan Manfaatnya
c. Pengertian sedekah
Sedekah berasal Ash-shodiqu yang berarti benar, baik dalam
perkataan maupun perbuatan. Dikatakan pula bahwa shodaqoh atau
sedekah bermakna a‟tha yang berarti memberi. Menurut pengertian
syar‟i sedekah bermakna amal yang mucul dai hati yang penuh dengan
iman yang benar, niat yang shahih dan mengharap ridho Allah SWT.
Sedekah merupakan salah satu cara ampuh untuk mengundang
dalangnya pertolongan Allah. Sekecil apapun harta yang kita sedekahkan
dijalan Allah dengan Ikhlas, niscaya akan dibalas dengan berlipat ganda.
Allah Mahakuasa dan Mahakarya untuk membalas setiap sedekah
hambaNya.26
25
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2006),
hlm.90.
26
M Syafi‟I el-Bantani, cara nyata mempercepat pertolongan ALLAH, (Jakarta Selatan: PT
WahyuMedia, 2009), hlm. 129
24

d. Manfaat Sedekah
Sedekah memiliki keutamaan yang besar dan pahala yang
melimpah di dunia maupun di akhirat. Hal itu akan diperoleh oleh
seseorang yang diberikan bimbingan oleh Allah dan dikehendaki
kebaikan kepadanya.27 Adapun diantara keutamaan bersedekah yaitu 1)
Menghapus dosa dan kesalahan; 2) Penghalang dari neraka; 3) Mendapat
naungan di padang makhsyar.28 Jika pelaku sedekah mendapat keutamaan
atau manfaat bagi dirinya, maka orang-orang yang enggan untuk
bersedekah akan mendapatkan kebalikannya, yaitu ancaman atau
keburukan bagi dirinya.
Dengan demikian sedekah harus menjadi kebiasaan dalam sehari
hari, sebab enggan bersedekah merupakan awal kehancuran dan
kebinasaan bagi individu maupun masyarakat. Oleh karena itu, sabda
Nabi bersedekahlah walau dengan separuh kurma.
3. Perubahan Sosial
a. Pengertian Perubahan Sosial
Perubahan sosial secara umum diartikan sebagai suatu proses
pergeseran atau berubahnya tatanan/struktur didalam masyarakat, yang
meliputi pola pikir, sikap serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan
penghidupan yang lebih baik.29
Menurut Sevina Yushinta Anjani dan Binti Maunah, perubahan
sosial adalah perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat
terutama pada bagian kebudayaan baik secara material ataupun
immaterial yang kemudian dapat mempengaruhi seluruh aspek kehidupan
sosial suatu masyarakat.Perubahan sosial merupakan fenomena yang
tidak mampu dihindari. Perubahan sosial direfleksikan sebagai sebuah
perubahan yang meliputi sistem sosial. Kehidupan masyarakat selalu
mengalami perubahan secara terus menerus.30

27
Achmad Sunarto, Indahnya Bersedekah, (Surabaya: Menara Suci, 2015), hlm. 10
28
Fakhrus Mu‟iz, Dikejar Rezeki Dari Sedekah, (Solo: Taqiya Publishung, 2016), hlm. 34
29
Lorentius Goa, “Perubahan Sosial dalam Kehidupan Bermasyarakat”, Jurnal
Equilibrium Pendidikan Sosiologi Vol.3 No.2 (2016), hlm.57.
25

Soerjono Soekanto menyatakan bahwa perubahan sosial adalah


segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di
dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk
didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola perlaku diantara kelompok-
kelompok dalam masyarakat.31
Dari defenisi di atas maka dapat disimpulakan perubahan sosial
adalah perubahan yang terjadi di dalam struktur masyarakat yang dapat
mempengaruhi pola interaksi sosial yang dapat berdampak pada
pergeseran adat istiadat dan kebudayaan di dalam kehidupan masyarakat
seiring dengan perkembangan zaman. Perubahan merupakan karekteristik
utama dari kebudayaan, baik dari kebudayaan
b. Karakteristik Perubahan Sosial
Menurut Soekanto perubahan sosial memiliki beberapa
karakteristik diantaranya sebagai berikut:
1) Perubahan besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-
unsur inmaterial.
2) Perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi
masyarakat
3) Perubahan-perubahan dalam hubungan sosial (sosial relationship)
atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium)
hubungan sosial.
4) Suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima. Baik karena
perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material,
komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun
penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Modifikasi-
modifikasiyang terjadi dalam pola-pola kehidupan masyarakat.
5) Segala bentuk perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi
sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap dan pola- pola
30
Sevina Yushinta Anjani dan Binti Maunah, “Perubahan Sosial Serta Upaya Menjaga
Kesinambungan Masyarakat”, Jurnal Pendidikan IPS Vol.12 No.2 (2022), hlm.50.
31
Soerjono Soekanto, Pokok-pokok Sosiologi Hukum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2001), hlm 89
26

kehidupan masyarakat. Perubahan sosial ada yang direncanakan, yaitu


melalui program pembangunan dan perubahan sosial yang tidak
direncanakan, seperti bencana alam dan peperangan. Secara garis
besar, perubahan sosial dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari
dalam dan luar masyarakat seperti perubahan pada kondisi ekonomi,
sosial, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun
yang berasal dari luar masyarakat biasanya ialah yang terjadi diluar
perencanaan manusia seperti bencana alam.
Dari paparan diatas maka berdasakan waktu, perubahan itu sendiri
dibedakan menjadi enam betuk yaitu: perubahan secara lambat
(evolusioner) dan cepat (revolusioner), perubahan sosial kecil dan besar,
perubahan sosial direncanakan dan yang tidak direncanakan.
1) Perubahan Sosial Secara Lambat (Evolusi)
Perubahan sosial dapat dikatakan terjadi secara lambat hanya
dilihat dari waktunya. Biasanya waktu perubahan ini terjadi secara
lambat, memerlukan rentan perubahan kecil secara lamban yang
ditunjukkan oleh sikap dan perilaku masyarakat yang menyesuaikan
dirinya dengan adanya pergeseran sosial sesuai dengan keperluan
keadaan, dan kondisi yang baru dan sejalan dengan adanya proses
pertumbuhan ini.32
Perubahan secara lambat terjadi karena masyarakat berusaha
menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan dan kondisi baru yang
timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Pada evolusi
perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa rencana dan kehendak
tertentu. Rentetan perubahan-perubahan tersebut tidak perlu sejalan
Dengan rentetan peristiwa-peristiwa di dalam sejarah masyarakat yang
bersangkutan.33
2) Perubahan sosial secara cepat (Revolusi)

32
Elly M. Setiadi, Usman Kolip, Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya, (Jakarta: Prenamedia Group, 2011), hlm
613
33
Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2012), hlm 269
27

Revolusi merupakan wujud perubahan sosial yang paling


spektakuler, sebagai tanda perpecahan mendasar dalam proses historis
dan pembentukan ulang masyarakat dari dalam dan pembentukan
ulang manusia .Perubahan sosial secara cepat akan terjadi pada sendi-
sendi atau dasar-dasar pokok dari kehidupan masyarakat.34
3) Perubahan sosial kecil
Perubahan sosial kecil merupakan perubahan yang terjadi pada
unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh
langsung/berarti bagi masyarakat karena tidak berpengaruh terhadap
berbagai aspek kehidupan dan lembaga kemasyarakatan.
4) Perubahan besar
Perubahan besar adalah suatu perubahan yang berpengaruh
terhadap masyarakat dan lembaga-lembaganya, seperti dalam sistem
kerja, sistem hak milik tanah, hubungan kekeluargaan, dan stratifikasi
masyarakat.

5) Perubahan yang direncanakan


Perubahan yang direncanakan merupakan perubahan yang telah
direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak
mengadakan perubahan, yang dinamakan agent of change. Yaitu
seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan
masyarakat sebagai pemimpin dalam perubahan pada lembaga-
lembaga kemasyarakatan.
6) Perubahan sosial yang tidak direncanakan
Perubahan sosial yang terjadi tanpa dikehendaki atau
direncanakan. Merupakan perubahan-perubahan yang terjadi di luar
jangkauan pengawasan masyarakat atau kemampuan manusia.

34
Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Postmodern,
dan Poskolonial, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,2014), hlm 14
28

Perubahan ini dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang


tidak diharapkan masyarakat.35
H. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah proses dalam mengumpulkan semua data
yang akan dilakukakan secara sistematis dan logis untuk mendapatkan suatu
tujuan tertentu. Dalam penelitian ini, menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan jenis penelitian sejarah melalui tahapan heuristik, kritik,
interpretasi dan historiografi melalui pendekatan antropologi budaya.
Penelitian kualitatif digunakan untuk menjawab masalah penelitian yang
berkaitan dengan data berupa narasi yang bersumber dari aktivitas wawancara,
pengamatan, dokumen. Langkah-langkah dalam penelitian ialah sebagai
berikut.
1. Heuristik
Heuristik berasal dari bahasa Yunani heurishein yang berarti tidak
hanya menemukan, tetapi mencari terlebih dahulu sumber –sumber untuk
mendapatkan data-data.36 Jadi heuristik merupakan suatu kumpulan data
yang terkait dengan langkah awal untuk mendapatkan informasi atau
sumber yang sedang penulis teliti. Adapun data-data yang terdapat dalam
sumber sejarah yang harus relevan dengan jenis tulisan yang akan ditulis
nantinya.37 di dalam heuristik (pengumpulan data) yang penting, yaitu
sumber primer dan sekunder.
a. Sumber Primer
Sumber primer adalah sumber data yang disampaikan atau orang
yang bersangkutan langsung melihat suatu peristiwa yang akan
diceritakan oleh pelaku. Sumber primer adalah sumber sejarah yang
terdapat di dalamnya seperti observasi, wawancara, merekam secara
langsung yang nantinya akan diceritakan oleh pelaku.

35
Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Posmodern,
dan Poskolonial, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm 16
36
Sulasman.2011.Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta :Ombok.Hlm.93
37
Dudung Abdurahman.2011.Metodologi Penelitian Sejarah Islam. Yogyakarta: Penerbit
Ombak. Hlm 104
29

Sumber primernya adalah Aki Rahmat (90 Tahun ) sebagai sesepuh


Desa sekaligus orang yang melihat langsung kejadian tradisi sedekah
bumi di tahun 1942. Kemudian kepala desa yang memimpin kegiatan
tradisi sedekah bumi, Aan Sanopo selaku tokoh pemuda atau sekretaris
desa, serta Aki Ujang selaku sesepuh sekaligus orang yang menyanyikan
musik Sunda pada saat iring-iringan Jampana.
Dalam mengkaji penelitian ini melalui tahap heuristik yaitu dengan
melakukan : Observasi, yaitu metode untuk mencari suatu informasi baik
sec.ara langsung maupun tidak langsung tentang kegiatan yang berkaitan
dengan kajian yang akan peniliti lakukan. Observasi ini dilakukan di
Desa Bogor Baru Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang.
Observasi ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dan pengamatan
terhadap lokasi tujuan. Dalam hal ini untuk mengetahui tentang tradisi
Sedekah Bumi Di Desa Bogor Baru Kecamatan kepahiang Kabupaten
Kepahiang.
Wawancara adalah suatu bagian sumber data lisan dengan metode
pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan suatu informasi
secara langsung dari informan. Wawancara ini dilakukan untuk
mendapatkan informasi lebih jelas mengenai tradisi sedakah bumi di
Desa Bogor Baru Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang Tahun
1942-2020. Dalam melakukan wawancara, dilakukan persiapan beberapa
instrumen penelitian dalam bentuk pertanyaan, merekam audio
menggunakan ponsel serta mencatat poin-poin penting dibuku. Hal ini
dilakukan agar mendapatkan informasi yang lebih akurat dan
jelas.Wawancara dilakukan kepada narasumber yang dianggap relevan.
Tabel 1.1
Wawancara Penduduk atau Responden Desa Bogor Baru

No Nama Responden Jabatan Usia


1. Adi Kustian Kepala desa 47
2. Aan Sanopo Toko Pemuda 25
3. Aki Rahmat Sesepuh Desa 90
4. Hasan Warga desa 40
5. Mashudi Lembaga adat 45
30

6. Aki Ujang Sesepuh Desa 70

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa enam orang responden


dipilih dengan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah
responden yang dipilih dengan orang yang terlibat langsung dengan
perkembangan tardisi Sedekah Bumi. Dalam hal ini, ke Enam responden
yang peneliti pilih yakni, a) bahwa enam responden ini mengetahui
tentang tradisi sedekah bumi, b) Enam responden memang dari masa
kecilnya sampai dengan sekarang masih berkecimpung serta mengingat
tradisi sedekah bumi. Mereka merupakan orang-orang yang berasal dari
Suku Sunda yang bertempat tinggal di Desa Bogor Baru. Dari Enam atau
responden yang terdapat pada tabel tersebut, bahwa mereka masih
mengingat mengetahui tentang tradisi sedekah bumi.
5. Dokumentasi adalah pengumpulan data yang dilakukan untuk memberikan
bukti berupa sumber data. Sumber data dapat diamati dalam bentuk tulisan,
gambar, arsip, foto dan video. Sumber data tersebut tentu berkenaan dengan
Tradisi Sedekah Bumi. Rekaman gambar yang dilakukan pada saat
wawancara adalah dengan mengambil foto saat wawancara. Selain itu,
dilakukan upaya perekaman suara pada saat wawancara sedang berlangsung
kepada narasumber dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan
pendokumentasian demi menyatakan bukti dan berupa jenis sumber apapun,
baik itu tulisan, gambar, atau benda lainnya yang digunakan untuk
mendapatkan data kontekstual berkenaan dengan tradisi sedekah bumi di
Desa Bogor Baru Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang. Dalam hal
ini peneliti mendokumentasikan dari hasil observasi menggunakan
dokumentasi gambar yang berupa foto tradisi sedekah bumi.
b. Sumber Sekunder
Sumber sekunder berupa informasi data sekunder adalah data yang
tidak secara langsung dikumpulkan oleh peneliti. Data sekunder bukan
dari sumber pertama memperoleh informasi untuk menjawab masalah
yang diteliti. Adapun yang termasuk data sekunder yaitu berupa buku,
dokumen, artikel, majalah, jurnal dan data lainnya.
31

Dalam penelitian ini yang menjadi data sekunder yaitu buku,


jurnal dan dokumentasi hasil penelitian.
2. Kritik Sumber
Setelah berhasil mengumpulkan sumber dari berbagai
kategorinya, tahap berikutnya ialah verifikasi atau kritik sumber untuk
memperoleh keabsahan sumber baik kredibelitas maupun
otentisitasnya Dasar kritik ini adalah hati-hati dan ragu tentang
informasi-informasi yang dikandung sumber sejarah tersebut, setelah
mempelajari sumber itu, memahaminya dan mengambil kesimpulan
realita-realita dari sumber tersebut. Setelah sumber data sudah
terkumpul baik sumber tetulis, lisan dan benda maka sumber tersebut
akan mendapatkan beberapa kritikan yaitu kritik ;intern dan kritik
ekstern.38
Kritik ekstern merupakan pengujian atas asli dan tidak sumber
yang akan dilakukan dengan menyeleksi segi-segi fisik dari sumber
yang ditemukan. Dengan cara meminta keterangan pada informan
tentang keterlibatannya dalam peristiwa yang diceritan oleh informan
dan mengkonfirmasikan usia narasumber untuk memastikan tentang
keikutsertaan informan dalam peristiwa tersebut. ada beberapa
informan yang di wawancarai peneliti yaitu kepala desa yang
bernama Adi Kustian berusia 47 tahun yang memang ikut dalam
pelaksanaan tradisi sedekah bumi dan sekaligus yang memimpin acara
tradisi tersebut. Kemudian dengan mewawancarai toko adat yang
bernama Mashudi berusia sekitar 45 tahunan yang mengetahui
bagaimana prosesi tradisi sedekah bumi itu dan yang sedikit
mengetahui sejarah dari tradisi sedekah bumi di Desa Bogor tersebut.
Kritik intern menekankan aspek ‘dalam’yaitu’isi’..kritik intern
digunakan sebagai upaya menguji kelayakan data dari sumber yang
telah diperoleh oleh peneliti, dengan cara peneliti melakukan
penyelidikan terhadap hasil dari wawancara kepada kepala desa, dan

38
Sulasman, Metodelogi Penelitian Sejarah,,,,,, hlm 101
32

toko adat di Desa Bogor Baru, Kecamatan Kepahiang, Kabupaten


Kepahiang ia mengatakan bahwa tradisi sedekah bumi adalah suatu
upacara adat yang melambangkan rasa syukur manusia terhadap
Tuhan yang maha esa yang telah memberikan rezeki melalui
tanah/bumi berupa segala bentuk hasil bumi.sedekah bumi ini berasal
dari Jawa akan tetapi ada Ahmad Baping atau yang di sebut poyang
orang Sunda yang membawa tradisi sedekah bumi ini di Desa Bogor
Baru, ia juga mengatakan bahwa jika tradisi ini tidak dilakukan akan
mendapat bencana berupa angin besar, longsor dan bencana lainya.
kemudian peneliti melakukan penyelidikan sumber yang di peroleh
dari buku ,jurnal dan dokumen. Setelah di teliti ternyata apa yang
dimuat dari isi sumber tersebut tentang tradisi sedekah bumi sesuai
dengan hasil wawancara kepada kepala desa dan toko adat desa Bogor
Baru, Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang.
3. Interpretasi
Dalam analisis, terdapat upaya pengelompokkan data berdasarkan
teori yang dipergunakan dalam landasan teori. Jadi, interprestasi
disebut juga sebagai analisis sejarah. Interprestasi itu berasal dari kata
interpretation yang berarti suatu penjelasan yang telah diberikan
seorang tentang penafsiran.39 Analisis sejarah bertujuan untuk
melakukan penguraian terhadap sejumlah fakta yang diperoleh dari
sumber-sumber sejarah bersamaan Dengan teori-teori. Selanjutnya,
disusunlah fakta ke dalam interprestasi menyeluruh. Analisis berarti
menguraikan bahwa dalam kajian interpretasi diupayakan untuk
memberikan uraian. Adapun teori yang digunakan yaitu soejo
soekanto dimana terdapat perubahan secara cepat, Besar dan di
rencanakan. tentang Prosesi tradisi Sedekah Bumi dan Perubahan
Sosial Tradisi Sedekah Bumi ,Desa Bogor Baru, Kecamatan
Kepahiang, Kabupaten Kepahiang Tahun 1942-2020.
4. Historiografi

39
Sulasman. 2011. Metodologi Penelitian Sejarah.Yogyakarta: Ombak. Halm 73
33

Historiografi merupakan fase terakhir dalam penulisan sejarah


atau cerita tulisan yang dibuat secara perioderisasi. diawali dengan
mengurutkan kronoginya,. Dalam penulisannya peneliti harus ditulis
secara sistematis, dipaparkan dengan jelas dan rinci agar mudah
dipahami. Setiap uraian akan di jabarkan dalam bab-bab yang
jumlahnya tidak ditentukan secara mengikat. Namun, antara satu bab
yang lain akan ada hubungan yang jelas, bagian pengatar terdiri dari
latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, tinjauan
pusaka, landasan teori, metode penelitian dan sistematis pembahasan.
Selanjutnya hasil penelitian akan menunjukan kemampuan peneliti
dalam melakukan penelitian dan penyajian. Pola berpikir dalam
menjelaskan fakta-fakta, baik secara dedukatif dan induktif sangat
berperan dalam membahas permasalahan yang sedang dijadikan objek
penelitian.40
I. Sistemamtika Penulisan
Sistematikan penulisan merupakan suatu susunan dalam penulisan agar
mempermudah persoalan yang akan dibahas, dalam penulisan skripsi ini,
berikut sistematis penulisan yang akan peneliti buat terdiri dari empat bab
yaitu:
BAB I : Pada bab ini peneliti membahas, meliputi pembahasan tentang:
Latar Belakang, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, Ke
gunaan Penelitian, Kajian Terhadap Penelitian Terdahulu, Landasan Teori,
Metode Penelitian dan Sistematika Penelitian.
BAB II : Pada bab ini peneliti akan membahas tentang gambaran umum
desa bogor baru kecamatan kepahiang kabupaten kepahiang. bab ini
menjelakan letak georafis, penduduk, mata pencarian, keagamaan, keadan
sosial, pendidikan dan fasilaitas desa bogor baru
BAB III : Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai sejarah tradisi
sedekah bumi, Prosesi sedekah bumi, Nilai yang terkandung tradisi sedekah
bumi, Tradisi sedekah bumi dalam tinjauan islam, Sedekah bumi segai bagian

40
Dudung Abdurahman, Metode Penelitian Sejarah…”, hlm 67
34

budaya, Tujuan dan manfaat tradisi sedekah bumi, Kepercayaan masyarakat


tentang tradisi sedekah bumi.
BAB IV: Pada bab ini peneliti akan .membahas mengenai Perubahan
tradisi sedekah bumi dari tahun 1942-1998, dan perubahan tradisi sedekah
bumi 1998-2023, dan perubahan secara cepat, Besar dan direncakan.
BAB V : Bab ini merupakan bab terakhir dalam penelitian nanti yang
berisi kesimpulan dan Saran.

BAB II
DISKRIPSI DESA BOGOR BARU KECAMATAN KEPAHIANG,
KABUPATEN KEPAHIANG

A. Letak Geografis
Secara Geografis Desa Bogor Baru terletak di Kecamatan Kepahiang
Kabupaten Kepahiang. Desa ini adalah Desa pemekaran dari Desa Kampung
Bogor Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu,
Indonesia. Desa ini dimekarkan pada tahun 2012 berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Kepahiang Nomor 5 tahun 2012 tentang pembentukan Desa Bogor
Baru, Desa Permu Bawah Kecamatan Kepahiang, Desa Sidorejo, Desa
35

Bandung Jaya Kecamatan Kabawetan, Desa Talang Babatan, Desa Bayung,


Desa Sungai Jernih Kecamatan Sebrang Musi, Desa Langgar Jaya, Desa cinta
Mandi Baru Kecamatan Bermani Ilir, Desa Warung Pojok Kecamatan Muara
Kemumu Kabupaten Kepahiang. Kemudian, pada tanggal 17 Agustus 2013
Desa Bogor Baru resmi menjadi Desa definitif. Di awal pemekaran tahun
2013-2015, Desa Bogor Baru dipimpin oleh pejabat sementara dan baru
melaksanakan pemilihan Kepala desa pada tanggal 4 Juni 2015 dengan masa
jabatan selama 6 tahun yaitu mulai priode 2015-2021.41
Adapun Data Aparatur Pemerintahan Desa Bogor baru Kecamatan
Kepahiang Kabupaten Kepahiang adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Data Aparatur Desa Bogor Baru
No Nama Jabatan
1. Adi kustian Kepala desa
2. Aan Sanopo Seketaris
3. Irman Safitri Bendahara
4. Pance Subroto Kepala seksi perencanaan
5. M. Ridwan Kepala seksi tu dan umum
6. Inka Kepala seksi pemerintahan
7. Subariyadi Kepala seksi pelayanan
8. Komara Kepala seksi kesejahteraan
9. Hardiyanto Kepala dusun I
10. Usep priyanto Kepala dusun II
11. Sudiyani Kepala dusun III
12. Hermansah Kepala dusun IV
Desa Bogor Baru Kecamatan Kepahiang
24 Kabupaten Kepahiang memiliki
empat Kadus yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa beserta jajarannya.
Desa Bogor baru ini pada awalnya memiliki hampir 100% berasal dari suku
Sunda namun seiring berkembangnya zaman serta pendatang baru mulai
bermunculan maka saat ini suku sunda di Desa Bogor Baru terhitung 80%
saja.42
B. Data Demografi

41
Data Statistik Desa Bogor Baru Tahun 2023
42
Bapak Aan (25 Tahun), 2023. Wawancara : Tanggal 12 Februari 2023, Hari sabtu, Desa
Bogor Baru
36

Desa Bogor Baru Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang memiliki


daerah perbatasan dengan:
1. Batas Desa
Tabel 2.2
Batas Desa Bogor Baru Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang
No Arah Desa
1. Utara Pematang donok
2. Selatan Kampong bogor
3. Timur Kelurahan pensiunan
4. Barat Kampong pension
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan wilayah Desa Bogor
Baru Sebelah Utara berbatasan dengan Pematang Donok, sebelah Selatan
berbatasan dengan Desa Kampung Bogor, sebelah Timur berbatasan dengan
Kelurahan Pensiunan dan sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan
Kampung Pensiunan.43
2. Jarak Desa ke Kota
Tabel 2.3
Jarak Desa ke Kota
No Orbitrasi Jarak (km)
1. Kecamatan 1 km
2. Kabupaten 2 km
3. Timur Kelurahan pensiunan
4. Barat Kampong pension
Berdasarkan tabel diatas dapat simpulkan bahwa orbotrasi desa adalah
sebagai berikut : Jarak desa adalah sebagai berikut: Jarak desa ke kecamatan
1 KM, Jarak desa ke kabupaten 2 KM, Jarak desa ke Provinsi 60 KM.44
3. Jumlah Penduduk
Tabel 2.4
Jumlah Penduduk Desa Bogor Baru Kecamatan Kepahiang Kabupaten
Kepahiang
No Penduduk
Jenis kelamin Jumlah
1. Kepala keluarga 518
2 Laki-laki 911
3 Perempuan 877

43
Data Statistik Desa Bogor Baru 2023
44
Data Statistik Desa Bogor Baru Tahun 2023
37

Jumlah 1788

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk


Desa Bogor Baru terdiri dari 518 Kepala Keluarga, 911 penduduk laki-laki
dan 877 penduduk perempuan sehingga jumlah keseluruhan 1788 jiwa.45
4. Mata Pencaharian
Tabel 2.5
Penduduk Desa Bogor Baru Kecamatan Kepahiang Kabupaten
Kepahiang
No Mata pencarian Jumlah
1 Petani 233
2 Buruh tukang 37
3 Buruh pabrik 28
4 Wiraswasta 570
5 PNS 62
6 TNI/ POLRI 6

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa mata pencaharian warga Desa


Bogor Baru adalah petani dengan jumlah 233 orang, wiraswasta 570 orang,
buruh tukang 37 orang, buruh pabrik 28 orang, PNS 62 orang, TNI/ Polri 6
orang.46

5. Fasilitas Umum
Tabel 2.6
Fasilitas Umum Desa Bogor Baru Kecamatan Kepahiang Kabupaten
Kepahiang
No Jenis sarana dan parasarana Jumlah
1 Balai pengobatan baitul A’la 1 unit
2 Puskesmas 1 unit
Jumlah 2 unit

Berdasarkan tabel diatas, Fasilitas Umum yang terdapat di Desa Bogor


Baru yaitu balai Pengobatan baitul A‟la 1 Unit dan Puskesmas 1 Unit.47
C. Pendidikan

45
Data Statistik Desa Bogor Baru Tahun 2023
46
Data Statistik Desa Bogor Baru Tahun 2023
47
Data Statistik Desa Bogor Baru Tahun 2023
38

Desa Bogor Baru memiliki Sekolah Dasar (SD) sebanyak satu buah
yaitu SDN 08 Kepahiang dan satu buah PAUD yaitu PAUD Umatan. Berikut
ini tabel pendidikan warga desa bogor baru :
Tabel 2.7
Pendidikan Penduduk Desa Bogor Baru Kecamatan Kepahiang
Kabupaten Kepahiang
No Pendidikan Jumlah
1 Tidak tamat SD -
2 Tamat SD 581
3 Tamat SLTP 282
4 Tamat SLTA 485
5 Perguruan tinggi 118

Berdasarkan Tabel di atas dapat dirincikan bahwa terdapat 581 orang


yang tamat SD, 282 orang yang tamat SLTP, 485 orang yang tamat SLTA dan
119 orang yang melaju ke PerguruanTinggi.
D. Kondisi Keagamaan
Warga desa bogor baru seluruhnya beragama Islam. Di desa ini
memiliki tiga masjid yaitu masjid Baitul A‟la, masjid al- muhajirin, masjid
Nurul Falah dan memiliki tiga musholah diantaranya musholah
Miftahussa‟adah, musholah ikasupa, terakhir musholah Al-Baroqah.48

E. Kondisi kelembagaan
Dalam kelembagaan Warga Desa Bogor Baru memiliki beberapa
lembaga yaitu PKK, Karang Taruna, Kelompok Tani, Kelompok Peternakan,
Kelompok perikanan dan kelompok majlis ta‟lim. Selain itu terdapat pula
lembaga khusus yang dibentuk sebagai wadah kebudayaan yaitu Lembaga
Adat Kutei.49

48
Data Statistik Desa Bogor Baru Tahun 2023
49
Data Statistik Desa Bogor Baru Tahun 2023
39

BAB III
TRADISI SEDEKAH BUMI

A. Sejarah Tradisi Sedekah Bumi


Tradisi sedekah bumi menjadi bagian rutinitas masyarakat setiap
tahunnya, sedekah bumi adalah satu bentuk kegiatan untuk meningkatkan
keimanan, rasa syukur dan bentuk pengharapan terhadap tuhan yang telah
melimpahkan rejeki-Nya dalam bentuk panen yang melimpah.
Tradisi sedekah bumi sebagai tradisi yang bertahun-tahun lamanya sudah
dilaksanaka oleh nenek moyang terdahulu yang dilanjutkan secara turun
temurun oleh masyrakat desa Bogor Baru,kecamatan Kepahiang, Kabupaten
Kepahiang.
40

Berdasarkan hasil wawancara kepada Aki Rahmat yang merupakan


sesepuh desa atau orang yang tertua di desa. Ia menceritakan bahwa tradisi
sedekah bumi sudah ada sejak tahun 1925. Tradisi ini berasal dari jawa
kemudian yang membawa ke Provinsi Bengkulu tepatnya di Desa Bogor Baru
kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang adalah Ahmad Baping atau biasa
si sebut Poyang. Poyang ini juga merupakan orang sunda pertama yang ada di
Bengkulu dan berdasarkan informasi di atas suku sunda yang tersebar di
wilayah Bengkulu berasal dari Poyang tersebut, Poyang ini sudah lama
meninggal dimakamkan di dekat Balai desa, bahkan Rahmat yang merupakan
informan dalam penelitian ini beliau hanya mendengar cerita dari abahnya
yaitu Johari yang menjadi keturunan Poyang Ahmad Baping.
Tradisi sedekah bumi ini bermula dari ketika pada zaman dahulu desa
bogor baru mengalami gagal panen yang berlangsung selama beberapa musim
tanam. Pada waktu itu orang-orang menanam sayur- sayuran tetapi selalu gagal
karena beberapa penyebab seperti angin kencang, hama dan kemarau. Karena
ada kejadian gagal panen yang berlangsung beberapa musim, akhirnya
diadakanlah tradisi sedekah bumi warga desa merasa bahwa mereka harus
melakukan sesuatu kegiatan spiritual yang untuk meminta kelancaran masa
tanam dan juga bentuk ucapan puji syukur atas hasil bumi yang berlimpah.
Akhirnya ditentukanlah bahwa pada musim panen warga Desa harus
30
melakukan prosesi tasyukuran dengan berdoa bersama, makan bersama,
membagikan sebagian kecil hasil bumi dengan membuat jampana yang berisi
hasil panen masyarakat desa serta mengadakan acara hiburan atau pementasan
seperti wayang kulit. Perayaan tradisi sedekah bumi dilakukan setiap 1
muharam.
“Yang bawa sedekah bumi kesini dulunya ini yang makamnya deket ini
udah pulang itu makamnya deket balai desa. NamanyaAhmad Baping,
itulah pokoknya sepuh disini kata orang disini sepuh itulah yang
bawakan orang sunda yang dibengkulu dimana aja itu asalnya tu Ahmad
Baping , yang bawa bapak dulu, yang bawa sedekah bumi iya emang dia
inikan dari jawa juga ini tu.Sedekah bumi di adakan deket simpang
empat persis di depan rumah kepala desa. Ahmad Baping yang asal
usulnya tidak ada lagi yang paling tua di linggau, di Bengkulu namanya
orang sunda bapaknya yang bawa dulu. Disini tidak ada lagi yang paling
41

tua Cuma aki. Sedekah bumi aja aki gak tau ini iya ga tau, taunya aki
sudah besar, sedekah bumi ikut aja kare na kesini- kesininya pas jepang
datang udah ada Cuma pas jepang datang ga bisa karna susah, pokoknya
sedekah bumi asal usulnya dari jawa nah jadi sebab disini kampong
bogor makanya ada lagi. Janganlah aki jangan jangan ditinggalkan
karena itu dari dulu kata sepuh orang dulu gitulah nurut lah namanyakan
silaturrahmi ketemu semua kan rame. Salah satunya muharamkan itu jadi
Alhamdulillah padi, sayur-sayuran kalau disini tidak kuranglah, beras
tidak kurang disin Aki rahmat juga di beri pesan oleh para sesepuhnya
untuk jangan meninggalkan tradisi sedekah bumi itulah sebabnya tradisi
ini masih terlestarikan hingga sampai sekarang”.50

Menurut bapak mashudi selaku Kepala Lembaga Adat di Desa Bogor


Baru diperkirakan tradisi Sedekah Bumi ini ada sejak tahun 1908 ke
atas.51

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Rahmat bahwa sedekah Bumi


sudah ada sejak zaman penjajahan jepang Rahmat tidak memprediksi tahun
berapa namun yang sempat beliau katakan pada saat umur 20 tahun tradisi
sedekah bumi sudah dilaksanakan dan saat itu beliau sempat bercerita bahwa
saat tradisi ini di mulai beliau juga turut serta. Aki Rahmat juga di beri pesan
oleh para sesepuhnya untuk jangan meninggalkan tradisi sedekah bumi itulah
sebabnya tradisi ini masih terlestarikan hingga sampai sekarang.
Wujud syukur warga Desa Bogor Baru biasanya dilakukan dengan
melaksanakan sedekah bumi dengan maksud untuk bersedekah. Bersedekah
merupakan suatu hal yang memang dianjurkan, selain sebagai bentuk dari
ungkapan syukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah SWT, dengan
bersedekah juga dapat menjadikan manusia jauh dari sifat pelit dan dapat pula
menjauhkan diri dari musibah serta mara bahaya yang mengancam. Tradisi
yang diadakan tiap tahun sekali ini melambangkan rasa syukur manusia
terhadap Tuhan yang maha esa yang telah memberikan rezekiNya melalui
tanah/ bumi dan segala bentuk hasil bumi yang sangat melimpah serta
permohonan agar tanah tetap subur, tolak bala, dan panen selanjutnya diberikan
kelancaran.

50
Bapak Rahmat (90 Tahun), 2023, Wawancara : Tanggal 12 febuari 2023, Hari Sabtu
Desa Bogor Baru.
51
Bapak Mashudi( 45 Tahun),2023, Wawancara : Tanggal 12 Februari 2023, Hari Sabtu
Desa Bogor Baru.
42

Ritual sedekah bumi, biasanya dilakukan oleh masyarakat yang


berprofesi sebagai petani begitu juga warga Desa Bogor Baru, mayoritas
penduduknya berprofesi sebagai petani karena tanah yang subuh dan mudah
ditanami apa saja. Penduduk Desa Bogor Baru menggantungkan hidupnya
dengan cara memanfaatkan kekayaan alam yang ada di bumi. Bagi masyarakat
Jawa khususnya para petani, tradisi ritual tahunan semacam sedekah bumi
bukan hanya sebagai rutinitas belaka, akan tetapi mempunyai makna yang
lebih dari itu, yakni sebagai bentuk syukur kepada Tuhan yang memberikan
nikmat dari hasil panen yang melimpah. Permulaan sedekah bumi di Desa
Bogor Baru tidak ada yang tahu sejak kapan dimulainya, karena mereka hanya
menerima dari nenek moyang secara turun menurun. Masyarakat hanya
meneruskan dari tradisi nenek moyangnya saja.
Bagi warga Desa Bogor Baru khususnya para kaum petani, tradisi
sedekah bumi bukan sekedar rutinitas atau ritual yang sifatnya tahunan. Akan
tetapi, tradisi sedekah bumi mempunyai makna yang mendalam. Selain
mengajarkan rasa syukur, tradisi sedekah bumi juga mengajarkan pada kita
bahwa manusia harus hidup harmonis dengan alam semesta serta
menumbuhkan kerukunan, kebersamaan pada warga Desa Bogor Baru. Selama
bertahun-tahun masyarakat masih menjaga dan masih disakralkan warisan dari
nenek moyang sedekah bumi ini sebagai bentuk perwujudan rasa syukur. Hal
yang paling mendasar dalam pelaksanaan sedekah bumi adalah adanya
motivasi untuk mencari ketenangan batin dan keyakinan adanya kekuatan dari
Allah SWT.
Dalam keyakinan umat Islam hanyalah Allah SWT yang mampu untuk
memberikan ketenangan, keselamatan, kemakmuran. Untuk itu, ketika manusia
ingin mendapatkan ketenangan, keselamatan, kemakmuran hendaknya beriman
dan merapat kepada-Nya dengan melakukan segala aktivitas sesuai dengan
aturanNya. Dalam kaitannya dengan hal ini, Allah SWT menegaskan dalam al
Qur’an: ”(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram.(QS ar Ra’du 13:28).”
43

Melalui ritual sedekah bumi warga masyarakat dibiasakan untuk


menggunakan simbol dari berbagai acara sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Ritual juga merupakan pengetahuan tentang bagaimana seseorang nantinya
bertindak dan bersikap terhadap gejala yang diperolehnya lewat proses belajar
dari generasi sebelumnya dan kemudian diwariskan kepada generasi
berikutnya.
B. Prosesi Tradisi Sedekah Bumi
Persiapan Pelaksanaan
Tradisi sedekah bumi yang dilaksanakan pada bulan Muharam di
setiap tahunnya. Para warga diminta untuk mempersiapkan diri masing-
masing 3 hari sebelum pelaksanaan, kemudian para kadus diminta untuk
membuat persiapan rangkaian jampana. Persiapan yang dilakukan warga
adalah memasak makanan untuk di bawa pada saat tradisi dengan jumlah
sesuai anggota keluarga, persiapan kadus berupa karangan jampana yang
dimulai 7 hari sebelum hari pelaksaan tradisi. Selain itu terdapat pula 3
orang warga sepuh yang bertugas untuk membuat sawen dan
rerujakan .Macam rujak rujakan kopi pahit kopi manis kalau sesajiannya
kopi pahit kopi manis teh pahit teh manis Iya dibawa kesitu bubur merah
bubur putih banyaklah sesajenan tu kenapa itunya rujakannya tujuh macam
nanti dirujak nanti ditaro digelas, bumbunya gula merah gula putih asem
jawa kalau asem jawa gula merah, kelapa gula merah yang lainnya gula
putih.52
Komponen yang terdapat dalam rerujakan ada banyak antara lain:
a. Nanas, kelapa muda, pisang emas, buah erbis yang semua buah-buahan
ini di iris kecil disatukan dalam gelas yang dibumbui dengan gula merah,
gula putih dan asam jawa.
b. Kopi pahit, kopi manis, teh pahit, teh manis masing-masing 1 gelas.
c. Bubur merah, bubur putih disatukan dalam 7 piring.
d. Rokok jambu putih, rokok tembakau, rokok lisong dan serutu.

52
Bapak Adi Kustian ( Rahmat 90 Tahun ), 2023. Wawancara: Tanggal 12 Februari 2023
Hari Sabtu, Desa Bogor Baru
44

“Semua komponen tersebut disatukan dalam ancak. Ancak tersebut


kemudian dibawa ke tempat tradisi sedekah bumi dilaksanakan untuk
diletakkan ditengah jalan tepat di perempat-an simpang Desa Bogor
Baru yang di pinggiran jalannya telah dipenuhi oleh warga maupun
pengunjung. Selain itu, warga juga berbondong-bondong membawa
baskom yang berisikan nasi kuning atau makanan dagangan warga
bersamaan dengan pawai jampana untuk menuju lokasi pelaksanaan
tradisi sedekah bumi. Barang bawaan para warga tersebut kemudian
dikumpulkan di atas daun pisang yang sudah disiapkan panitia”.53

Tradisi sedekah bumi sudah biasa dilaksanakan pertahunnya, waktu


pelaksanaan tradisi sedekah bumi sesuai dengan keterangan yang diberikan
oleh aki Rahmat:
“Pokoknya bulan Muharram tanggal satu menuju tanggal sepuluh,
pokoknya begitu bulan Muharram langsung dilaksanakan”.

Saat hari pelaksanaan, tradisi sedekah bumi dimulai pada pukul 11.00
WIB untuk mengumpulkan semua warga Desa Bogor Baru serta
menjalankan arak-arakan jampana permasing-masing Kadus yang kemudian
bertemu disimpang empat desa Bogor Baru. Arak- arakan Jampana berasal
dari bahasa sunda yang berarti menjunjung adat istiadat, di Desa Bogor
baru.
Arak-arakan jampana dibawa oleh empat orang laki-laki dari masing-
masing Dusun, jampana ini memiliki tinggi sekitar satu meter lebih dengan
bentuk kerucut yang didalamnya berisi semua hasil panen dari petani per
masing-masing Dusun seperti buah-buahan dan sayuran dan dipuncaknya
terdapat ikatan khas yaitu padi yang telah menguning. Kemudian nantinya
jampana-jampana tersebut akan diberi predikat terbaik hasil panennya oleh
Bapak Kepala Desa Bogor Baru agar para petani lebih bersemangat lagi.
jampana memiliki sebutan lainnya yaitu Dondang yang pada saat di arak
jampana iringi musik tradisional sunda yang disebut gendang pencak.
Gendang pencak tersebut dimainkan oleh muda-mudi Desa Bogor Baru
yang tegabung dalam organisasi karang taruna. peneliti juga menelusuri
alat-alat musik tersebut diantaranya terdapat Gendang, saron dan gong.
53
Bapak Mashudi( 45 Tahun),2023, Wawancara : Tanggal 12 Februari 2023, Hari Sabtu, Desa
Bogor Bru.
45

Selain diiringi musik tradisional khas urang sunda, pawai jampana


juga diiringi oleh tarian yang disebut tari lengser yang sepanjang jalan turut
menikuti jalannya pawai jampana. Dalam pawai jampana, warga dari
masing-masing kadus berjalan beriringan dengan membawa makanan yang
telah disiapkan sebelumnya berupa nasi kuning, nasi uduk atau makanan
yang biasa dijual oleh warga yang berdagang. Warga juga membawa sawen
dan bibit padi dengan mengharapkan keberkahan Allah SWT. Tradisi
sedekah bumi dilaksanakan tepatnya pada pukul 11.30 WIB, yang terdiri
dari sambutan oleh Bapak Kepala Desa Bogor Baru, Tokoh Agama, dan
Panitia pelaksana didalamnya termasuk Ketua Lembaga Adat Kutei. Setelah
itu acara puncak dimulai pada pukul 12.00 WIB, menurut panitia pelaksana
saat ditemui oleh peneliti pemilihan waktu pelaksanaan tradisi sedekah bumi
ini dikarenakan tengahari atau waktu para petani istirahat sehingga dapat
berkumpul serta meramaikan tradisi sedekah bumi ini.
Pada waktu yang telah ditentukan dimulailah Do‟a bersama yang
diawali oleh bapak imam masjid yang telah memimpin do‟a dalam tradisi
sedekah bumi selama empat tahun juga merupakan dari generasi selanjutnya
setelah bapak H. sanukri. Beliau mengatakan: “saat malam pelaksanaan
tradisi sedekah bumi diadakan do‟a terlebih dahulu di masjid yaitu do‟a
akhir tahun dan tabligh akbar”. Kemudian, pada siang hari beliau membaca
berbagai do‟a seperti do‟a awal tahun, do‟a selamat, tolak balak, dan
meminta keberkahan umur.
Menurut Aki Rahmat :
“Terus nanti udah jam 12 terus aki kesini untuk menyan yang
dibacakan minta bantuan yang ini aki selametan sama orang- orang
yang akan tahun depan ini, yang tahun sekarang minta subur makmur
yang melimpah yang banyak jangan banyak penyakit kan seperti itu,
penghasilan petani yang meningkat itu itulah mengucapkan
terimakasih kepada Allah SWT yang memiliki bumi ini gitu”.
Kemudian “ jadi Aki tu khusus kemenyan kan temen-temen enggak
tahu kan aki itu nanti itu dimana udah termasuk siapa tahu lupa anak
cucu, cicit disini perempuan, laki-laki maklumlah manusia banyak
46

salahnya minta-minta diampuni ke bumi yang dipijak sekarang minta-


minta diampuni sebab maklumlah manusiakan sangat banyak”.54

Aki sebagai orang tua sebagai wakil jangan mengganggu disini Cuma
petani minta selamet kampung bogor baru, selamet semua satu provinsi”.
Setelah tradisi sedekah bumi ini di do‟akan oleh Imam, kemudian
dilanjutkan tradisi bakar menyan yang dilakukan oleh sesepuh Desa Bogor
baru yaitu Aki Rahmat, menurut keterangan yang telah peneliti sebutkan
diatas, setelah membakar menyan Aki Rahmat mendo‟akan agar
keselamatan selalu menyertai warga Desa Bogor Baru, meminta agar
tumbuhan yang ditanam oleh petani menjadi subur makmur juga dengan
hasil yang melimpah meningkat dan terhindar dari hama, dan tak lupa pula
Aki Rahmat bersyukur kepada Allah yang memiliki Bumi ini. Kemudian
juga Aki Rahmat meminta kepada Allah agar karuhun di Desa Bogor Baru
tidak mengganggu anak cucu, cicit perempuan, laki-laki dan meminta
keselamatan untuk semua masyarakat provinsi.
Pasca Pelaksanaan
Pasca pelaksanaan tradisi sedekah bumi terdapat suatu hal yang baru
peneliti temukan, seperti:
a. Tempat lokasi diselenggarakan tradisi sedekah bumi langsung menjadi
bersih, hal tersebut dikarenakan daun pisang yang tadinya dibawa untuk
digunakan sebagai alas makanan para warga diambil juga oleh masing
masing warga untuk di ikatkan dibatang pohon yang mereka tanam.
b. Sawen yang dibawa oleh sejumlah warga dibagi-bagikan pada warga
lainnya yang tidak membawa Sawen untuk kemudian digantung di atas
pintu rumah sampai mengering dan baru diganti satu tahun setelah
pelaksanaan tradisi sedekah bumi lagi.
c. Ancak yang berisi aneka ragam makanan sajen pun juga menjadi rebutan
para warga. Hal ini baru peneliti temukan, karena biasanya sejenis
sesajen pasti dibuang dengan tujuan untuk memberi pada arwah.

54
Bapak Rahmat( 90 Tahun), 2023, Wawancara: Tanggal 12 Februari 2023, Hari Sabtu,
Desa Bogor Baru.
47

Rangkaian Acara Tradisi Sedekah Bumi di Desa Bogor Baru


Dari hasil wawancara kepada para Tokoh Agama dan masyarakat peneliti
memperoleh beberapa informasi terkait rangkaian acara Tradisi Sedekah Bumi
yang dilaksanakan di Desa Bogor Baru yakni acara Tradisi Sedekah Bumi
dilaksanakan di siang hari tepat pukul 12.00 Wib. Tradisi ini dilaksanakan
setiap setahun sekali pada saat musim panen. Puncak kegiatan Tradisi Sedekah
Bumi bertempat di simpang empat tepatnya di depan rumah kepala desa..
Adapun yang ikut terlibat dalam acara Tradisi Sedekah Bumi yaitu Masyarakat
desa Bogor Baru, lembaga-lembaga desa, Tokoh Agama, Tokoh masyarakat.
Rangkaian acara Tradisi Sedekah Bumi dimulai pada siang hari dimana
jampana dibawa dari balai desa menuju ke tempat pelaksanaan inti acara tradisi
sedekah bumi. Jampana itu sendiri dibawa oleh 4 orang pemuda dan nanti di
iringi dengan alat musik sunda yang dimana alat musik Sunda menjadi ciri
khas dari tradisi sedekah bumi yang ada di Desa Bogor Baru. Kemudian
masyarakat membawa nasi ke ke tempat acara berlangsung.
Hasil bumi yang sudah diolah serta makanan tradisional itu dihias
secantik mungkin. karena nantinya ada penilaian dari kepala desa bagi yang
paling kreatif dan bagus dalam menghias akan mendapatkan hadiah. Tumpeng
yang sudah jadi digotong 4 orang, dua depan dan duanya lagi belakang, yang
mana melambangkan sikap gotong royong. Penilaian tersebut semata-mata
bertujuan untuk menghibur masyarakat agar mereka lebih semangat dalam
menghias tumpeng dan ambengnya. Setelah penilaian selesai, baru tetua desa
dan Tokoh Agama yang berada disana mengambil alih acara tersebut untuk
mendoakan tumpeng-tumpeng sebelum dibagikan kepada semua warga-warga
yang hadir dalam upacara sedekah bumi.
Pembagian tumpeng disitu sangat tertip karena tidak dengan cara rebutan
seperti upacara sedekah bumi lainnya melainkan yang punya hajat atau yang
memiliki tumpeng itu yang membagi, namun pemilik tumpeng tidak boleh
memakan tumpengnya sendiri karena hanya untuk dibagikan. Kemudian di
sela-sela acara ada hiburan pencak silat dimana diwakili setiap kadus.
Kemudian malamnya di masjid diisi dengan istighosahan dan sholat taubat.
48

Dalam Tradisi Sedekah Bumi ini juga terdapat simbol-simbol yang


bermakna antara lain: kegiatan , istighosah dan do’a bersama sebagai simbol
untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, kemudian pada saat prosesi
ambengan atau tumpengan sebagai simbol rasa syukur kepada Allah atas
nikmat yang telah diberikan kepada masyarakat. Kemudian pada saat
pembagian isi dari ambengan dan udik-udik an itu sebagai simbol sedekah
terhadap yang membutuhkan,
C. Nilai yang Terkandung dalam Tradisi Sedekah Bumi
Tradisi sedekah bumi merupakan kearifan lokal masyarakat jawa, yang
memiliki ciri khas tersendiri. Tradisi sedekah bumi merupakan wujud syukur
masyarakat atas panen hasil bumi (pertanian) yang diperoleh warga. Tradisi
sedekah bumi ini mengandung nilai-nilai yang bisa dilestarikan dan sejalan
dengan pendidikan Islam, antara lain:
1. Nilai Syukur
Makna syukur adalah menerima dengan ikhlas segala sesuatu yang
diberikan oleh Allah Swt, kemudian menggunakan serta mengelola nikmat
yang ada dengan sebaik-baiknya. Luapan rasa syukur atas hasil panen bumi
pertanian, dilakukan melalui acara Sedekah Bumi yang rutin dilaksanakan
setiap tahunnya. Dan hal tersebut terlihat pada saat prosesi tradisi sedekah
bumi berlangsung, dimana tradisi sedekah bumi sendiri merupakan acara
doa bersama dengan kegiatan tahlil dan pengajian sebagai ungkapan atas
segala karunia dan berkah yang telah diberikan oleh Allah Swt kepada
masyarakat.
2. Nilai Ibadah
Di dalam prosesi acara Sedekah Bumi, biasanya pada acara tahlilan
atau membaca doa bersama, Tahlil disini bermaksud untuk mendo'akan
arwah dari masing-masing keluarga dan sesepuh desa yang sudah meninggal
dunia. Tentu hal ini merupakan suatu bentuk ibadah, karena menghargai
orang tua yang telah mendahului warga masyarakat.
3. Nilai Aqidah
49

Manusia meyakini bahwa yang memberikan rizki dan yang telah


menjaga keselamatan seluruh hasil tanaman warga setempat adalah Allah
Swt, ini merupakan nilai Aqidah dalam acara Sedekah Bumi. Nilai Aqidah
ini menjadi sangat penting, karena masyarakat jawa dahulu mengadakan
acara sedekah bumi karena faktor agama Hindu dan Budha, lalu kemudian
sekarang masyarakat meyakini bahwa tradisi sedekah desa merupakan suatu
bentuk keyakinan bahwa yang memberikan keselamatan atas hasil panennya
adalah Allah Swt dan bukan yang lain.
4. Nilai Pendidikan Islam
Metode mendidik yang efektif di dalam upaya membentuk keimanan
anak, mempersiapkan secara moral, psikis, dan sosial adalah mendidiknya
dengan memberi nasihat. Nasihat sangat berperan dalam menjelaskan
kepada anak tentang segala hakikat, menghiasinya dengan moral mulia, dan
mengajarinya tentang prinsip-prinsip Islam. Hal ini juga sejalan dengan
proses tradisi sedekah bumi karena pada saat acara berlangsung banyak
nasehat yang disampaikan.
5. Nilai Musyawarah
Untuk menyelenggarakan acara Sedekah Bumi masyarakat biasanya
sangat menjunjung tinggi musyawarah. Hal ini terlihat sebelum acara
Sedekah Bumi dilaksanakan, seluruh panitia-panitia pelaksana mengadakan
musyawarah dan masing-masing ketua RT (Rukun Warga) agar para ketua
RT masing-masing lorong bisa memberikan arahan kepada seluruh
warganya mengenai dana untuk penyelenggaraan tradisi sedekah bumi.
6. Nilai Kerja Sama/Gotong Royong
Nilai gotong royong dalam upacara tradisi sedekah bumi terlihat
dalam pelaksanaan acara yang dilakukan, warga saling berkerja sama dari
perihal bersih-bersih dirumah RT/RW tempat pelaksanaan tradsi Sedekah
bumi, mencari kayu bakar untuk keperluan memasak, pemotongan kambing,
memasak, mendirikan tenda, menggelar tikar dan lain sebagainya. Warga
juga saling bergotong royong mempersiapkan berbagai keperluan untuk
pelaksanaan tradisi sedekah bumi, seluruh warga berkerja demi kelancaran
50

acara sedekah bumi dengan suka rela sehingga gotong royong ini menjadi
sebuah ciri khas warga yang harus dipertahankan.55
Martin dan Anin menjelaskan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam
tradisi sedekah bumi yang dikaji dari sudut pandang teori fungsionalisme
antara lain yaitu:
1. Nilai akidah
Nilai aqidah ditunjukkan dalam hal ketika pembacaan doa pada saat
prosesi acara berlangsung, berfungsi meyakini dan percaya bahwa rezeki
hasil panen bumi yang melimpah semua itu pemberian dari Allah SWT.
2. Nilai ibadah
Ada dua nilai ibadah dalam tradisi sedekah bumi ini, yaitu ibadah
antara manusia dengan Allah SWT dan ibadah antara manusia dengan
manusia lainnya. Ibadah antara manusia dengan Allah SWT diperlihatkan
dalam hal pembacaan ayat suci Al-Qur’an, pembacaan zikir & salawat, serta
pembacaan doa bersama ketika prosesi acara berlangsung. Sedangkan,
ibadah antara manusia dengan manusia lain ditunjukkan dalam hal ketika
saat makan bersama dan kemudian saling bertukar makanan masing-masing
dari dibawa oleh para warga.
3. Nilai sosial
Tradisi sedekah bumi memberikan ajaran agar saling menjaga dan
menjalin silaturahmi antar satu sama lain. Hal tersebut jelas mengajarkan
betapa penting arti silaturahmi karena pada zaman ini masih saja terdapat
suatu komunitas masyarakat yang tidak mengenal antar satu sama lain hal
itu dapat terjadi karena berbagai faktor, baik itu faktor pergaulan maupun
faktor kesibukan.
4. Nilai budaya
Dalam perayaan tradisi sedekah bumi ini diyakini oleh banyak
masyarakat bahwa apabila perayaan ini tidak di lakukan maka akan
membawa atau mendatangkan malapetaka bagi masyarakat, malapetaka

55
Lisa Nurmaya, “Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Sedekah Bumi (Studi kasus
pada masyarakat di Dusun Suka Mulya Desa Arul Pinang Kecamatan Peunaron Kabupaten Aceh
Timur)”, Jurnal el-Harakah Vol.16 No.1 (2014), hal.8-10.
51

tersebut berupa gagal panen, hama tanaman dan hewanhewan ternak


meninggal dikarenakan terkena penyakit
5. Nilai filosofis
Dalam perayaan tradisi sedekah bumi mengandung sebuah filosofis
berupa interaksi sosial yang terjalin dalam masyarakat dan nantinya akan
menumbuhkan sebuah persatuan dan kesatuan dalam masyarakat.56
Dari nilai-nilai yang terkandung pada perayaan acara sedekah bumi
tersebut dapat diambil sebuah sisi positif dan kebiasaankebiasan baik yang
dapat diwariskan pada generasi-generasi penerus serta sebagai pedoman hidup
dalam hidup beragama dan bermasyarakat guna mewujudkan sebuah
kerukunan, kedamaian dan kesejahteraan yang makmur dan bahagia dalam
hidup bersosial. Sejatinya manusia merupakan mahluk sosial yang
membutuhkan bantuan manusia lainnya dalam menjalankan kehidupan, maka
dari itu dibutuhkan sebuah sikap saling membantu, tolong menolong dan peduli
terhadap sesama manusia.

D. Tradisi Sedekah Bumi dalam Tinjaun Islam


Dalam tinjaun Islam sedekah bumi bisa dikatakan sebagai zakat, infaq
dan sedeqah. Adapun kemiripan sedekah bumi lebih cenderung kepada zakat
pertanian, zakat perniagaan dan zakat perternakan. Zakat dikeluarkan dari hasil
bumi yang berupa makanan pokok, ternak, perniagaan, hasil galian dan
simpanan. Seseorang yang mengeluarkan sedekah dapat membersihkan jiwa
seseorang dari sifat kikir dan lomba tamak, sehingga harta tidak hanya beredar
di kalangan orang-orang yang mampu saja dan juga dapat memperbaiki
hubungan antara si kaya dengan si miskin, sehingga antara keduanya tidak
terjadi jurang pemisah yang dalam. Pemberian sedekah itu hendaknya dengan
bbiniat ikhlas dan kepuasan hati untuk menolong sesama manusia, terutama

56
Martin Rizaldi dan Anin Lailatul Qodariyah, “Mengkaji Manfaat dan Nilai–Nilai dalam
Pelaksanaan Tradisi Sedekah Bumi dari Sudut Pandang Teori Fungsionalisme…”, hlm.84-85.
52

orang yang hidup sengsara. Sedekah menumbuhkan harta dan memberi


keberkahan. Allah SWT berfirman:
Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan
Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”. (Q.S. At-Taubah (9): 103).

Pada masa Islam, terutama masa wali songo (500 tahun yang lalu) ritual
budaya sesaji bumi tersebut tidak dihilangkan, tetapi dipakai sebagai sarana
untuk melestarikanatau mensyiarkan ajaran Allah SWT yaitu ajaran tentang
iman dan takwa atau di dalam bahasa Jawa diistilahkan “eling lan waspodo”
yang artinya tidak mempersekutukan Allah SWT dan selalu tunduk dan patuh
mengerjakan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT. Mensyiarkan dan
melestarikan ajaran iman dan takwa, maka para wali menumpang ritual budaya
sesaji bumi atau sedekah laut yang dulunya untuk alam diubah namanya
menjadi sedekah bumi yang diberikan kepada manusia khususnya anak yatim
dan fakir miskin tanpa membedakan suku, agama, ras atau golongan.10
Mengeluarkan sebagian harta dengan tujuan untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT adalah suatu bentuk ibadah besar dan agung yang hanya
pantas ditujukan kepada Allah SWT. Sebagaimana dalam firman-Nya:
Artinya: “Katakanlah, Sesungguhnya shalatku, sembelihanku (kurbanku),
hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu
baginya dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah
orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”. (Q.S. al-An’ām
(6): 162).

Ayat ini menunjukkan agungnya keutamaan ibadah shalat dan berkurban,


karena melakukan dua ibadah ini merupakan bukti kecintaan kepada Allah
SWT dan pemurnian agama bagi-Nya semata-mata, serta pendekatan diri
kepada-Nya dengan hati, lisan dan anggota badan, juga dengan menyembelih
kurban yang merupakan pengorbanan harta yang dicintai jiwa kepada Dzat
yang lebih dicintainya, yaitu Allah SWT.
Adapun beberapa hal yang wajib dihindari di dalam praktek sedekah
bumi ialah:
53

1. melakukan persembahan ibadah ini (sedekah bumi) kepada selain Allah


SWT (baik itu jin, makhluk halus ataupun manusia) dengan tujuan untuk
mengagungkan dan mendekatkan diri kepadanya, yang dikenal dengan
istilah sesajen sebagaimana yang dilakukan oleh kebanyakan orang dalam
ritual sedekah bumi, adalah perbuatan dosa yang sangat besar, bahkan
merupakan perbuatan syirik besar yang bisa menyebabkan pelakunya keluar
dari Islam keluar dari agama Islam menjadi kafir.
2. Sedekah bumi diharapkan tidak bersikap mubazir.

E. Sedekah Bumi Sebagai Bagian dari Budaya


Sedekah bumi adalah suatu upacara adat yang melambangkan rasa
syukur manusia terhadap Tuhan yang maha esa yang telah memberikan rezeki
melalui tanah/bumi berupa segala bentuk hasil bumi. Upacara ini sebenarnya
sangat populer di Indonesia khususnya Pulau Jawa, namun dengan berbagai
versi dan cara. Sedekah bumi merupakan ucapan rasa syukur kepada rezeki
yang sudah di terima, dan permohonan rasa harap akan rezeki ya ng melimpah
pada masa depan. Pengertian lain dari sedekah bumi adalah salah satu tradisi
masyarakat Jawa yang masih eksis dan menjadi kegiatan rutin masyarakat Jawa
hingga kini, sedekah bumi diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyang
terdahulu dan kebanyakan ritual ini dilakukan oleh masyarakat agraris.57
Setiap daerah mempunyai konsep tersendiri tentang tatacara pelaksanaan
sedekah bumi, hal ini disesuaikan dengan tradisi nenek moyang yang sudah
berjalan secara turun–temurun. Dalam rangakian acara tradisi sedekah bumi
secara umum dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang sudah
diperoleh warga, sehingga dalam pelaksanaanya tidak luput dari berbagai
macam simbol sebagai bentuk ucapan syukur tersebut. Dalam tradisi sedekah
bumi selalu disertai dengan adanya kepercayaan masyarakat terhadap hal gaib
yang ada di luar dimensi manusia. Sedekah bumi merupakan bagian dari
kebudayaan masyarakat, hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan tradisi sedekah
bumi, memenuhi berbagai unsur – unsur sebagai sebuah budaya.
57
Widodo, dkk, Kamus Ilmiah Populer; dilengkapi EYD dan Pembentukan Istilah,
(Yogyakarta: Absolut, 2002), hlm.723.
54

Masyarakat dan kebudayaan adalah hal yang tidak dapat dipisahkan.


Masyarakat adalah kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama
cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur hidup mereka dan menganggap
diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas atas yang sudah
dirumuskan.58
Secara umum budaya sendiri atau kebudayaan berasal dari bahasa
sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi
atau akal) diartikan sebagai hal- hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia, dalam bahasa inggris kebudayaan disebut culture yang berasal dari
kata latin colere yaitu mengolah atau mengerjakan dapat diartikan juga sebagai
mengolah tanah atau bertani, kata culture juga kadang sering diterjemahkan
sebagai “Kultur” dalam bahasa Indonesia.59
Salah seorang guru besar antropologi Indonesia Kuntjaraningrat
berpendapat bahwa “kebudayaan” berasal dari kata sansekerta buddhayah
bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal, sehingga menurutnya
kebudayaan dapat diartikan sebagai hal- hal yang bersangkutan dengan budi
dan akal, ada juga yang berpendapat sebagai suatu perkembangan dari
majemuk budi- daya yang artinya daya dari budi atau kekuatan dari akal.60
1. Sistem Bahasa
Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan
sosialnya untuk berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam
ilmu antropologi, studi mengenai bahasa disebut dengan istilah antropologi
linguistik. kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya,
menciptakan pemahaman tentang fenomena sosial yang diungkapkan secara
simbolik, dan mewariskannya kepada generasi penerusnya sangat
bergantung pada bahasa. Dengan demikian, bahasa menduduki porsi yang
penting dalam analisa kebudayaan manusia.
2. Sistem Pengetahuan
58
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006),
hlm.22.
59
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Bahasa Besar Indonesia, (Jakarta: PT.
Balai Pustaka, 2005),hlm. 149.
60
M.Thoriqul Huda. “Harmoni Sosial dalam Tradisi Sedekah Bumi Masyarakat Desa
Pancur Bojonegoro”, Religió: Jurnal Studi Agama-Agama Vol.7 No.2 (2017), hlm.273-276.
55

Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem


peralatan hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak
dan berwujud di dalam ide manusia. Sistem pengetahuan sangat luas
batasannya karena mencakup pengetahuan manusia tentang berbagai unsur
yang digunakan dalam kehidupannya. Banyak suku bangsa yang tidak dapat
bertahan hidup apabila mereka tidak mengetahui dengan teliti pada musim-
musim apa berbagai jenis ikan pindah ke hulu sungai. Selain itu, manusia
tidak dapat membuat alat-alat apabila tidak mengetahui dengan teliti ciri ciri
bahan mentah yang mereka pakai untuk membuat alat-alat tersebut. Tiap
kebudayaan selalu mempunyai suatu himpunan pengetahuan tentang alam,
tumbuh-tumbuhan, binatang, benda, dan manusia yang ada di sekitarnya.
3. Organisasi Sosial
Organisasi Sosial adalah sekelompok masyarakat yang anggotanya
merasa satu dengan sesamanya. Sistem kemasyarakatan atau organisasi
sosial yang meliputi: kekerabatan, asosiasi dan perkumpulan, sistem
kenegaraan, sistem kesatuan hidup, perkumpulan. Unsur budaya berupa
sistem sosial merupakan usaha antropologi untuk memahami bagaimana
manusia membentuk masyarakat melalui berbagai kelompok sosial. Tiap
kelompok masyarakat kehidupannya diatur oleh adat istiadat dan
aturanaturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam lingkungan di
mana dia hidup dan bergaul dari hari ke hari.
4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga
mereka akan selalu membuat peralatan atau benda-benda. Perhatian awal
para antropolog dalam memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur
teknologi yang dipakai suatu masyarakat berupa bendabenda yang dijadikan
sebagai peralatan hidup dengan bentuk dan teknologi yang masih sederhana.
Dengan demikian, bahasan tentang unsur kebudayaan yang termasuk dalam
peralatan hidup dan teknologi merupakan bahasan kebudayaan fisik.
5. Sistem Mata Pencaharian Hidup
56

Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi


fokus kajian penting etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata
pencaharian mengkaji bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok
masyarakat atau sistem perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan
hidupnya.
6. Sistem Religi
Asal mula permasalahan fungsi religi dalam masyarakat adalah
adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan
gaib atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan
mengapa manusia itu melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dan
mencari hubungan-hubungan dengan kekuatan-kekuatan supranatural
tersebut.
7. Kesenian
Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian
etnografi mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional.
Deskripsi yang dikumpulkan dalam penelitian tersebut berisi mengenai
benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran,
dan hiasan. Penulisan etnografi awal tentang unsur seni pada kebudayaan
manusia lebih mengarah pada teknik - teknik dan proses pembuatan benda
seni tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi awal tersebut juga meneliti
perkembangan seni musik, seni tari, dan seni drama dalam suatu
masyarakat61
Kebudayaan dapat diartikan juga sebagai seperangkat nilai, gagasan vital,
dan keyakinan yang menguasai dan menjadi pedoman bagi terwujudnya pola-
pola tingkah laku anggota masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena itu
kebudayaan mencakup segala cara berfikir, merasakan dan bertindak. Seperti
yang dikemukakan oleh Peursen yang menyatakan bahwa kebudayaan meliputi
segala perbuatan manusia, misalnya cara manusia menghayati kematian dan

61
Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, (Jakart: Gramedia Pustaka
Utama, 1993), hlm.8
57

membuat upacara-upacara untuk menyambut peristiwa penting, demikian juga


mengenai kelahiran.62
Dari berbagai uraian yang telah menjelaskan tentang pengertian sedekah
bumi dan unsur- unsur yang ada dalam budaya, maka dapat dipahami bersama
bahwa sedekah bumi yang dilakukan warga Desa Bogor Baru merupakan
bagian dari budaya karena hal tersebut merupakan bagian dari hasil cipta dan
karya manusia yang dilakukan secara turun temurun, selain itu juga
didalamnya mengandung berbagai unsur yang ada dalam kebudayaan,
diantaranya kepercayaan atau religi serta unsur kesenian.

F. Tujuan dan Manfaat Tradisi Sedekah Bumi


Tradisi sedekah bumi merupakan adat warga Desa Bogor Baru untuk
berbagi hasil panen yang mereka tanam di bumi kepada sesama warga dengan
rasa syukur dan mengharapkan keberkahan Allah SWT.
Menurut Aki Rahmat:
“Tujuannya kan orang yang di oleh disinikan tani, kalau diolah tuh
hasilnya pokok pertamanya padi eh iya padi kan kalau disebutkan
kampong bogor tu dulunya jadi kalau ga dilaksanakan banyak penyakit,
ya ]banyak kejadian gitu. Jaman jepang kan ga bisa kan hancur kan ini de
ini pertanian merosot banyak penyakit banyak itu jadi tapi itulah kan
udahnya aman jadi diajukan lagi sedekah bumi kan angkap aja
silaturrahmi lah disini sekarang udah campur disini”.63

Tidak hanya Rahmat yang berkata demikian namun juga warga yang
menjadi informan berkata serupa. Seperti bapak Mashudi beliau juga
mengatakan:
“Sedekah bumi ini maksudnya untuk itukan daerah kita ni umumnya
petani jadi untuk supaya diberkahi kalau melaksanakan sedekah bumi,
karna kita juga menghasilkan hasil bumi seperti palawija, padi dan lain
sebagainyadengan kita melaksanakan syukuran biarkan menjadi makmur
gitu diadakan sedekah bumi, kalau ga dilaksanakan ada apa-apanya gitu,
ada kebiasaannya kalau tidak dilaksanakan. Mungkin ada bencana
semacam seperti itu”. Berdasarkan informasi diatas dapat peneliti
jelaskan bahwa tujuan dilaksanakannya tradisi sedekah bumi ini antara
lain: Pertama, untuk bersyukur kepada Allah SWT karena diberi hasil
62
Van Puersen, Strategi Kebudayaan, (Yogyakarta: Kanisius, 1988), hlm.11.
63
Bapak Rahmat( 90 Tahun), 2023, Wawancara: tanggal 12 Februari 2023.Desa Bogor
Baru.
58

panen melimpah ruah karena sebagian besar warga Desa Bogor Baru
bekerja sebagai petani. Kedua, Maksud dari diadakannya sedekah bumi
karena warga Desa Bogor baru umumnya bekerja sebagai petani jadi
ingin lebih diberkahi Allah melalui berbagi kepada sesama yang juga
disertai do‟a bersama”.64

“Barang siapa bershadaqah dengan syarat dari harta yang halal, bukan
dariharta yang haram, maka Allah SWT akan memelihara shadaqah itu
sebagaimana seseorang yang memelihara anak kuda kalian, sehingga shadaqah
itu akan menjadi besar seperti gunung.65
Selain itu sedekah juga memiliki berbagai manfaat seperti; Menambah
pahala melalui sedekah bumi, Memperkuat tali silaturrahmi, Menghadirkan
suatu keberkahan bagi warga dan Desa Bogor baru.
G. Kepercayaan Masyarakat Tentang Tradisi Sedekah Bumi
Didesa Bogor Baru terdapat warga asli dan warga pendatang. Warga
Asli Desa Bogor Baru yaitu suku Sunda yang telah lama ada disana kurang
lebih sejak tahun 1882. Sedangkan warga pendatang adalah warga yang
berasal dari daerah lain kemudian baru menetap di Desa Bogor Baru. Warga
pendatang ini berasal dari suku Jawa dan Rejang. mengenai tradisi yang ada
di Desa Bogor Baru seperti sedekah bumi, mereka tetap mengikuti
sewajarnya. Menurut salah satu warga:
Menurut bapak Hasan :
“Kalau bapak yo ikut-ikut aja dek, namanya kito pendatang , gimana
kebiasaan disini kito ikutin, ikut parisipasilah itung-itung kita
silaturrahmi bisa dapat banyak sodara, kalau masalah percaya atau
enggak sama sedekah bumi ya biasa-biasa aja tapi nyatanya memang
benar, kalau bapak jualan didalam sehari dagang dan yo
alhamdulillah dagangannya lancar”.66

Menurut Aki Rahmat:


“Kadang-kadang di die mah marawa pareh ta mawa iyeu tangkai
hajuang cai dina cai botol asupken talina di gantungkeun engke
nggeus di doa‟an barawa balik digantungkeun kitu”
64
Bapak Mashudi( 45 Tahun), 2023, Wawancara : Tanggal 12 febuari 2023, Hari Sabtu
Desa Bogor Baru
65
Abdus samin, dampak sedekah pada keberlangsungan usaha, Jurnal JESST V0L. 1 NO.
3, 2014, Hlm. 2111
66
Bapak Hasan (40 Tahun),2023 Wawancara : Tanggal 12 Februari 2023. Hari Sabtu, Desa
Bogor Baru.
59

“Kalau disini bawa padi bawa ini tangkai hanjuang air di air botol
digantungkan nanti setelah didoakan bawa pulang digantungkan gitu”.

Menurut pak Aan:


“Ga semua warga melakukan tradisi sakral peninggalan nenek
moyang seperti bawa air, kalau warga pendatang dia mengikuti acara
yang ada didesa cuma untuk biasanya air nya dihabiskan, kalau orang
asli sini airnya diminum dikit sisanya digantung.”67

Berdasarkan keterangan diatas, warga pendatang dan warga asli Desa


Bogor Baru memiliki perbedaan yang dapat dilihat dengan jelas yaitu saat
pelaksanaan tradisi sedekah bumi para warga membawa air menurut
kepercayaan warga asli air tersebut nantinya akan sangat bermanfaat sehingga
warga asli Desa Bogor baru tidak menghabiskan air tersebut saat
meminumnya karna akan diletakkan dipentilasi pintu rumah mereka.
Sedangkan warga pendatang langsung dihabiskan karna kurang percaya
bahwa air tersebut akan mendatangkan ketenangan, kesejukan dalam rumah
dan dipercaya sebagai penangkal sial serta penangkal dari gangguan makhluk
halus.
Hal tersebut peneliti temui ada disetiap rumah warga Desa Bogor Baru
yang asli dimana disetiap pentilasi pintu rumah mereka terdapat air dan sawen
yang dalam ikatanya terdapat batang hanjuang dan tumbuhan lainnya. Selain
itu, kepercayaan warga Desa Bogor baru lainnya seperti:
1. Bibit pare atau Bibit padi yang dipercaya jika dibawa saat tradisi sedekah
bumi nantinya bibit tersebut akan subur, panen dengan hasil melimpah,
dan mendapat keberkahan.
2. Daun Cauk atau daun pisang dalam tradisi sedekah bumi digunakan
sebagai alas untuk meletakkan makanan yang dibawa para warga desa
saat tradisi sedekah bumi berlangsung. hal ini tidak hilang dan tetap
terlestarikan hingga sekarang. Kepercayaan warga desa jika di ikatkan
3. pada pohon maka dipercaya pohon tersebut akan berbuah lebat. Oleh
sebab itu, setelah tradisi sedekah bumi selesai selain berebut makanan da
nisi jampana para warga juga beruut daun pisang tersebut.
67
Bapak Aan ( 25 Tahun), 2023, Wawancara : Tanggal 12 febuari 2023, Hari sabtu, Desa
Bogor Baru
60

4. Sawen yaitu kumpulan tumbuh-tumbuhan yang diikat menjadi satu


kemudian diletakkan disebelah air yang ada di pentilasi rumah dipercaya
bahwa rumah tersebut akan ditakuti oleh setan.
5. Makanan yang dibawa pedagang. Para pedagang percaya jika makanan
yang mereka jual kemudian dibawa dalam baskom dan dikumpulkan di
atas daun pisang saat tradisi sedekah bumi maka dagangan mereka akan
laris dan berkah.
Menurut bapak Hasan mengapa semua mitos yang dipercayai oleh
warga Desa Bogor baru tersebut terjadi secara nyata disebabkan karena tradisi
sedekah bumi ini tidak hanya dihadiri oleh beberapa orang saja tetapi seluruh
warga Desa Bogor Baru yang jumlahnya hampir 2000 jiwa, sedangkan do‟a
yang dipanjatkan oleh lebih dari 40 orang itu akan mudah di ijabah oleh Allah
SWT.
Penduduk asli Desa Bogor Baru masih sangat kental dengan tradisi
baheula atau tradisi nenek moyang zaman dahulu sehingga mereka juga
sangat yakin akan terjadi suatu hal yang tidak diinginkan jika tidak
melaksanakan tradisi sedekah bumi ini. Berikut alasan jika tradisi sedekah
bumi tidak dilaksanakan:68
Menurut sesepuh desa yaitu Aki Rahmat tradisi sedekah bumi ini jika
tidak dilaksanakan akan menciptakan penyakit baik di dalam warga maupun
di tumbuhan yang ditanam. diceritakan juga saat zaman ada tentara jepang
tradisi sedekah bumi tidak dilaksanakan akibatnya tumbuhan yang ditanam
petani banyak terdapat hama dan pertanian pada saat itu merosot namun
setelah keadaan aman damai tradisi sedekah bumi ini dilaksanakan kembali.69
Kemudian, menurut bapak Mashudi selaku ketua adat kutei. Jika
tradisi sedekah bumi tidak dilaksanakan maka akan terjadi suatu bencana,
beliau tidak tahu bencana seperti apa yang akan terjadi namun beliau sangat
yakin akan terjadi bencana karna sedekah bumi sudah menjadi tradisi yang
harus dilaksanakan.
68
Bapak Hasan ( 40 Tahun ), 2023. Wawancara: Tanggal 12 Februari 2023, Hari Sabtu,
Desa Bogor Baru.
69
Bapak Rahmat( 90 TTahun ), 2022. Wawancara: Tanggal 12 Februari 2023, Hari Sabtu,
Desa Bogor Baru
61
62

Gambar 4.1 Warga Sedang Mengias Jampana


(Sumber Data Primer, 19 Juli 2023, Desa Bogor Baru Kepahiang)

Gambar 4.2 Jampana yang akan di bawa nanti


(Sumber Data Primer, 19 Juli 2023, Desa Bogor Baru Kepahiang)

Pada Gambar 01 dan 02 di atas. Merupakan dokumentasi Bentuk


Jampana dan Salah satu kadus yang sedang mempersiapkan Jampana yang
nantinya akan di Iring menuju ke tempat pelaksanaa Tradisi Sedekah bumi
yaitu berada di simpang empat tepatnya di depan rumah Kep ala Desa.
Jampana itu berisi sayur-sayuran dan buah buahan hasil panen masyrakat desa
63

bogor baru, selain itu isi dari jampana itu bisa juga dari makanan-makanan
ringan. Pembuatan Jampana itu sendiri dilakukan di satu tempat saja untuk
sekarang, dulunya dibuat di setiap kadus

Gambar 4.3 Iring – Iringan Jampana


(Sumber Data Primer, 19 Juli 2023, Desa Bogor Baru Kepahiang)

Gambar 4.4. Iringan Alat Musik


(Sumber Data Primer, 19 Juli 2023, Desa Bogor Baru Kepahiang)

Pada Gambar 03 dan 04 di atas. Merupakan dokumentasi Arak-arakan


jampana dan di iringi alat musik sunda yang dibawa oleh empat orang laki-
laki dari masing-masing Dusun, jampana ini memiliki tinggi sekitar satu meter
lebih dengan bentuk kerucut yang didalamnya berisi semua hasil panen dari
petani per masing-masing Dusun seperti buah-buahan dan sayuran dan
dipuncaknya terdapat ikatan khas yaitu padi yang telah menguning.
64

BAB IV
DINAMIKA PERUBAHAN TRADISI SEDEKAH BUMI 1942-2023

Perubahan Tradisi Sedekah Bumi


Tradisi sedekah bumi masih dilaksanakan secara turun temurun sampai
sekarang dilaksanakannya oleh masyarakat Desa Bogor Baru Kecamatan
Kepahiang Kabupaten Kepahiang Setiap Tahunnya. Hal Tersebut Menandakan
Bahwa Tradisi Sedekah Bumi di Desa Bogor Baru menunjukan adanya
eksistensi. Eksistensi tradisi sedekah bumi ini merupakan wujud kebudayaan
sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan
sebagainya. Ide dan gagasan manusia banyak yang hidup bersama dalam suatu
masyrakat, memberi jiwa kepada masyarakat itu. Gagasan itu satu dengan yang
lain selalu berkaitan menjadi suatu sistem. Para ahli antropologi menyebut
system ini dengan sistem budaya, dalam bahasa Indonesia terdapat juga istilah
lain yang sangat tepat untuk menyebut wujud ideal dari kebudayaan, yaitu adat
istiadat untuk bentuk jamaknya. Wujud kebudayaan yang dimaksud adalah
tradisi ritual sedekah bumi yang wajib dilaksanakan pada saat musim panen
tiba.70
Berdasarkan analisis yang telah dijelaskan pada uraian sebelumnya,
diketahui terdapat suatu perubahan tradisi sedekah bumi di Desa Bogor Baru
Kecamatan kepahiang Kabupaten Kepahiang. Menurut informan, bahwa tradisi
sedekah bumi ini dibawah oleh Ahmad Baping atau disebut Poyang oleh
masyarakat sekitar, tradisi sedekah bumi adalah wujud rasa syukur kita
terhadap apa yang allah sudah berikan yang berupa hasil panen yang berlimpa
seperti sayur- sayuran, buahan.

Berdasarkan wawancara dari warga setempat dimana sedekah bumi yang


dilaksanakannya di Desa Bogor Baru Kecamatan Kepahiang Kabupaten
Kepahiang telah lama menjadi ritual tahunan yang wajib dilaksanakan. Dalam

70
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi. (Jakarta: P.T. Asdi Mahasatya, 2009),
hlm. 150-151
65

penuturan salah seorang warga bernama akik rahmat (90 ) yang merupakan
salah satu sesepuh di Desa Bogor Baru ia menuturkan bahwa sejak beliau kecil
sekitar umur 20 tradisi sedekah bumi ini telah ada di Desa Bogor Baru, dimana
Rahmat selalu ikut menyaksikan menyelenggaraan tradisi sedekah bumi selalu
diperingati musim panen. Beliau mengatakan juga bahwa awal mula tradisi
sedekah bumi ini dulunya belum ramai atau belum dilasakannya. Tradisi
sedekah bumi ini dilaksaakan pada saat desa itu sudah ramai dimana dalam
prosesinya sedekah bumi ini menggunakan seperti wayang dan penarinya yang
dimana diambil dari luar kota. Dulunya tradisi sedekah bumi ini hanya
dilaksanakan oleh satu kepala dusun saja. Aki rahmat juga di beri pesan oleh
para sesepuhnya untuk jangan meninggalkan tradisi sedekah bumi itulah
sebabnya tradisi ini masih terlestarikan hingga sampai sekarang.71
Penulis memulai mendiskripsikan perkembangan dengan mengambil
waktu akhir dekade 1942 dimana saksi masa tertua yang berhasil penulis temui
yang dapat menyebutkan angkat tahun tertua pelaksanaan tradisi sedekah
bumi meskipun saat diwawancarai saksi mata tersebut menuturkan bahwa
pelaksanaan tradisi sedekah bumi telah lama dilaksanakan bahkan jauh
sebelum tahun 1942 an. Namun penulis memulai pembahasan mengenai
perkembangan tradisi sedekah bumi dengan mengambil tahun 1942 dikarenkan
ada saksi mata langsung yang dapat diwawancarai oleh penulis mengenai
perkembangan sedekah bumi setiap tahunnya.
A. Perubahan Tradisi Sedekah Bumi pada Tahun 1942-1998
Pelaksanaan tradisi sedekah bumi yang dilaksanakan oleh warga Desa
Bogor Baru Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang pada tahun 1942
sampai 1945 pelaksanaan tradisi sedekah bumi menurut saksi mata yakni
Rahmat (90) adalah sebagai berikut.
Pada periode tahun 1942 dimana pada masa penjajahann Jepang tradisi
sedekah bumi sempat tidak dilaksanakan karena menurut Rahmat pada masa
ini merupakan masa kekejaman warga pun takut melaksanakan tradisi sedekah

71
Bapak Rahmat ( 90 Tahun), 2023, Wawancara: Tanggal 18 Juli 2023, Hari Selasa, Desa
Bogor Baru.
66

bumi bahkan untuk keluar saja mereka takut. Akibatnya tidak dilaksanakannya
tradisi sedekah bumi ini banyak terjadi musibah pada hasil panen warga
setempat salah satunya dimana sayur mayur itu tidak tumbuh subur dan
kekeringan,serta sayur mayur banyak yang rusak. namun setelah keadaan
aman damai tradisi sedekah bumi ini dilaksanakan kembali. Pada masa
kemerdekaan sekitar tahun 1945 dimana keadaan pada masa ini sudah mulai
membaik tidak ada lagi penjajahan Jepang sehingga masyarakat mulai berani
untuk beraktifitas dan melaksanakan kembali tradisi sedekah bumi yang
sempat tidak dilaksanakan. Sekitar tahun 1959-1966 dimana masa orde lama
tepatnya pada waktu zaman PKI yaitu dimana masa masyarakat tidak berani
keluar. Jadi tradisi sedekah bumi ini hanya dilaksanakan sehingga tradisi
sedekah bumi ini tidak memakai penari atau wayang kulit, isi jampana atau
hasil bumi seadanya saja karena pada masa ini masyarakat tidak berani untuk
bertani secara terbuka. tradisi sebagai ritual dan hanya dilaksanakan seadanya
tidak meriah seperti sebelumnya, 72
Kemudian setelah masa PKI tepatnya tahun 1970 an tradisi itu diadakan
kembali seperti biasanya yang dimana hiburan seperti Wayang serta Penarinya
digunakan kembali, Masyarakat pun diperbolehkan untuk mengikuti tradisi
sedekah bumi kembali, Ditahun ini tradisi sedekah bumi ini hanya memakai 1
jampana saja dikarenkan pada masa ini masyrakat di desa Bogor Baru belum
begitu ramai penduduknya. Tradisi sedekah bumi ini hanya dilaksanakan oleh
suku Sunda yang memang berasal dari Bogor.
B. Perubahan Tradisi Sedekah Bumi pada Tahun 1998-2023
kemudian pada masa Reformasi baru sekitar tahun 1998-2023 terdapat
perubahan pada tradisi sedekah bumi yaitu dimana pada saat ini tradisi sedekah
bumi yang ada di Desa Bogor tidak lagi memakai wayang sebagai hiburanya akan
tetapi sekarang masyarakat memakai alat musik Sunda karna Desa Bogor
mayoritas penduduknya orang Sunda Bogor. Selain itu terdapat juga perubahan
dari pada pros esi tradisi sedekah bumi yaitu Dulunya dalam pelaksanaan tradisi

72
Wawancara Rahmat ( 90 Tahun),2023, Wawancara : Tanggal 18 Juli 2023, Hari Selasa,
Desa Bogor Baru.
67

sedekah bumi ini hanya 1 kadus saja yang mengikuti karena pada saat itu belum
banyak orang yang ada di desa tersebut, kemudian setelah penduduk rame dan
terdapat 4 kadus maka jampana ini bertambah menjadi 4, karna setiap kadus itu
diwajibkan membawa 1 jampana yang berisi hasil panen mereka. Selain itu boleh
juga keluarga besar atau orang yang mampu untuk membuat jampana mereka
yang dimana apabila mereka telah membuat jampana maka mereka tidak lagi
harus membawa nasi .
Jampana itu sendiri nantinya akan di arak dari balai desa ke ke rumah
kepala desa tepat di persimpangan itu, kemudian nantinya hasil panen itu
dibagikan ke warga . Ditahun 2000 an menurut Rahmat yang merupakan sesepuh
di desa Bogor Baru tradisi sedekah bumi ini dilaksanakan juga oleh masyarakat
suku rejang maupun warga yang bukan berasal dari Suku Sunda. di tahun 2017
terdapat perubahan dari segi isi dari jampana itu sendiri yang dimana dahulunya
isi dari jampana itu sendiri hanya berupa hasil bumi atau hasil panen masyrakat
desa Bogor Baru akan tetapi untuk sekarang adanya penambahan berupa makan-
makanan ringan seperti kerupuk. Selain itu terdapat juga penambahan dalam
tradisi sedekah bumi, Dimana masyarakat melakukan sholat taubat dimalam
harinya, dimana menurut mereka kita melaksanaan tradisinya akan tetapi
agamanya kita tidak laksanakan, maka dari itu mereka melaksanakan sholat taubat
yang dimana sholat ini tidak wajib untuk yang mau saja. Di tahun berikutnya
tepatnya di tahun 2020 dimana terjadi gejala penyakit covid yang dimana tradisi
ini tidak begitu meriah seperti di tahun sebelumnya , dikarenakan di tahun 2020
itu terdapat penyakit covid 19 yang dimana penyakit yang mematikan dan bisa
menuluar ke seluru warga, dan pemerintah pun juga memberitahu agar membatasi
kegiatan masyrakat di luar rumah.
C. Perubahan Tradisi Sedekah Bumi pada Masyarakat Desa Bogor
Baru, Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang
1. Perubahan Secara cepat
Setiap masyarakat mengalami perubahan sepanjang
masa.Perubahan dipercepat dengan adanya modernisasi. Hal tersebut
68

tentunya berpengaruh pada masyarakat Desa Bogor Baru. Dalam


Masyrakat perubahan sosial tradisi Sedekah Bumi.
Perubahan tersebut terlihat dari berubahnya pola pikir masyarakat
dari tradisional ke modern dalam artian tradisi sedekah bumi mendapat
tantangan besar diarus modernisasi. Perubahan yang terjadi di masyarakat
dijelaskan dalam wawancara bersama pak Aan Sanopo, beliau
menjelaskan:
Bahwa tradisi Sedekah Bumi dimana tahun 1942 isi dari jampana
itu dari hasil panen dari masyrakat seperti sayur, terong, cabe,
akan tetapi dizaman sekarang di tahun 2017-2023 boleh di isi
dengan makanan makan ringan seperti kerupuk dan lain-lain.
Selain itu terdapat perubahan dimana dulu nya masyrakat hanya
melaksankan tradisi sedekah bumi saja akan tetapi untuk sekarang
tepatnya di mulai dari tahun 2017 masyrakat desa menambahkan
sholat taubat dimalam harinya,karna menurut mereka, mereka
melaksanakan tradisi akan tetapi agama nya mereka tidak
laksanakan.

Dari hasil wawancara yang peneliti dapatkan adalah tradisi sedekah


Bumi terdapat perubahan didalam pelaksanaanya dimana terdapat
penambahan isi dari jampana itu sendiri seperti makan makanan ringan,
dan juga terdapat sholat taubat dalam tradisi sedekah bumi.
2. Perubahan Besar
Perubahan juga terjadi dalam segi dalam prosesi tradisi sedekah
bumi itu sendiri dalam wawancara yang dilakukan peneliti kepada
Rahmat mengenai perubahan yang terjadi, Pak Rahmat menjelaskan
sebagai berikut:
Awal Mulanya tradisi sedekah bumi ini terjadi pada segi partisipasi
masyarakat dalam mengikuti Tradisi Sedekah Bumi dimana
mengikutsertakan sebagian masyarakat atau hanya penduduk asli Desa
Bogor Baru saja yang boleh ikut akat tetapi sekarang mengikut sertakan
seluruh pihak didalam masyarakat.
3. Perubahan yang direncanakan
Dalam wawancara yang dilakukan peneliti kepada Aki Rahmat
mengenai perubahan yang terjadi, ia menjelaskan sebagai berikut :
69

Yang dimana di tahun 2017 terdapat perubahan yang dimana


masyrakat menggunakan sholat taubat di dalam pelaksanaanya
dikarenkan menurut mereka, Mereka melaksanakan tradisi nya akan
tetapi agamanya tidak, Maka dari mereka melaksanakan sholat taubat.
70

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan di Desa Bogor
Baru Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa: Prosesi tradisi sedekah bumi dilaksanakan setiap tanggal 1
Muharram. Acara puncak dimulai pada pukul tepat 12.00 WIB, lokasi
pelaksanaan tradisi sedekah bumi berada di simpang empat Desa Bogor Baru.
Tradisi sedekah bumi ini di ikuti oleh seluruh warga yang terdiri dari warga
dusun I, II, II dan IV. Kemudian semua warga dari masing-masing dusun
membawa jampana yang dinamakan arak-arakan jampana. Selain itu hal-hal
yang harus dibawa saat pelaksanaan tradisi sedekah bumi seperti Baskom,
Sawen, Cai, Bibit pare dan Daun pisang.
Adapun perubahan yang terjadi pada tradisi Sedekah Bumi dimana
tahun 1942 isi dari jampana itu dari hasil panen dari masyrakat seperti sayur,
terong, cabe, akan tetapi dizaman sekarang di tahun 2017-2023 boleh di isi
dengan makanan makan ringan seperti kerupuk dan lain-lain. Selain itu
terdapat juga perubahan dimana sekitar tahun 1942-2000 masih menggunakan
Wayang kemudian pada masa orde baru sekitar tahun 1998-2023 terdapat
perubahan pada tradisi sedekah bumi yaitu dimana pada saat ini tradisi sedekah
bumi yang ada di Desa Bogor tidak lagi memakai wayang sebagai hiburanya
akan tetapi sekarang masyarakat memakai alat musik Sunda karna Desa Bogor
mayoritas penduduknya orang Sunda Bogor.
B. Saran
Berdasakan hasil penelitian, maka peneliti memberikan saran sebagai
berikut:
1. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengkaji lebih banyak sumber
maupun referensi yang terkait dengan penelitian tradisi sedekah bumi agar
hasil penelitiannya dapat lebih baik dan lebih lengkap lagi.

60
71

2. Peneliti selanjutnya diharapkan lebih mempersiapkan diri lagi dalam proses


pengambilan dan pengumpulan segala hal yang berkaitan dengan penelitian
sehingga penelitian dapat dilaksanakan dengan baik.
3. Diharapkan kepada seluruh warga Desa Bogor Baru Kecamatan Kepahiang
Kabupaten Kepahiang untuk terus menjaga dan melestarikan tradisi sedekah
bumi karena tradisi ini bermanfaat bagi terjalinnya silaturrahmi dan
salingberbagi, kemudian agar budaya ini tidak hilang seiring
berkembangnya zaman.
4. Diharapkan pula kepada tokoh agama, tokoh masyarakat dan lembaga
pendidikan baik formal maupun non-formal untuk selalu memberikan
pemahaman terkait tradisi sedekah bumi agar tidak menyimpan
72

DAFTAR PUSTAKA

Anjani, Sevina Yushinta dan Binti Maunah. 2022. “Perubahan Sosial Serta Upaya
Menjaga Kesinambungan Masyarakat”, Jurnal Pendidikan IPS 12(2): 50.

Apriyono dan Siregar, Aminuddi. 1985. Kamus Antropologi. Jakarta: Akademik


Pressindo.

Abdul Rasyid Masri, Mengenal Sosiologi (Suatu Pengantar), (Cet. XVI;


Makassar, Alaudin Press).

Anjani, Sevina Yushinta dan Binti Maunah. 2022. “Perubahan Sosial Serta Upaya
Menjaga Kesinambungan Masyarakat”, Jurnal Pendidikan IPS 12(2): 50.

Bayuadhy, Gesta. 2015. Tradisi-tradisi Adiluhung Para Leluhur Jawa.


Yogyakarta: Dipta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.2005. Kamus Bahasa Besar Indonesia.


Jakarta: PT. Balai Pustaka.

Elly M. setiadi, et al., ilmu Sosial dan Budaya dasar.

Goa, Lorentius. 2016. “Perubahan Sosial dalam Kehidupan Bermasyarakat”,


Jurnal Equilibrium Pendidikan Sosiologi 3(2): 57.

Hanani, Silfia. 2011. Mengenali Interelasi Sosiologi dan Agama. Bandung:


Humaniora.

Https://www/-sedekah-bumi-kembali-menyemarakkan-tahunbaru-1-muharram-
1441-h-di-desa-bogor-baru.html/ (diakses pada hari Rabu, 14 Oktober 2020)

Huda M. Thoriqul. 2017. “Harmoni Sosial dalam Tradisi Sedekah Bumi


Masyarakat Desa Pancur Bojonegoro”, Religió: Jurnal Studi Agama-Agama
7(2): 271-276.

Kasih, Wiwid Naluriani. 2017. Skripsi “Upacara Sedekah Bumi dalam Perspektif
Dalam Pendidikan Islam (Studi Pada Acara Adat Sedekah Bumi Desan
Sendangmulyo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora.)”. Semarang: UIN
Walisongo.
Kiftiyah, Maryatul dkk. 2020. “Penanaman Rasa Syukur Melalui Tradisi Sedekah
Bumi di Desa Tegalarum, Demak : Kajian Indigenous Psikologi”, Jurnal
Dinamika Sosial Budaya 22(2): 106.

Koentjaraningrat, 2009, Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: P.T. Asdi


Mahasatya.
73

Liliweri, Alo. 2009. Dasar Dasar Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Maryati, Kun dan Jujun Suryawati. 2001. Sosiologi 2 SMU Kelas 3. Jakarta: Esis.

Martono, Nanang. 2014. Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern,


Postmodern,dan Poskolonial. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Nasution,, Muhammad Syukri Albani. 2015. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada.

Nuraini, Een. 2018. Skripsi “Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Sedekah
Bumi Dusun Cigintung Desa Sadabumi Kecamatan Majenang Kabupaten
Cilacap. Purwokerto: IAIN Purwokerto.

Nurmaya, Lisa. 2014. “Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Sedekah Bumi
(Studi kasus pada masyarakat di Dusun Suka Mulya Desa Arul Pinang
Kecamatan Peunaron Kabupaten Aceh Timur)”, Jurnal el-Harakah 16(1):
8-10.

Paul B. Horton, Chester L. Hunt, Sosiologi.

Robertson, Roland. 1993.Agama: Dalam Analisis dan Interpretasi Sosiologis.


Jakarta: PT RajaGrafindo .

Setiadi, Elly M. dan Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fakta
dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya.
Jakarta: Prenamedia Group.

Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodeli Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Soekanto. 1993. Kamus Sosiologi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Soekanto, Soerjono. 2001. Pokok-pokok Sosiologi Hukum. Jakarta: PT. Raja


Grafindo Persada.

Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo


Persada.

Suratman, dkk. 2000. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Malang: Intermedia Malang.

Wahyu, Ristiyanti. 2016. Skripsi, “Makna Simbolik Sedekah Bumi Legenan pada
Masyarakat Desa Kalirejo, Kecamatan Talun Kabupaten Pekalongan”. :
Unniversitas Negeri Semarang.

Widodo, dkk. 2002. Kamus Ilmiah Populer; dilengkapi EYD dan Pembentukan
Istilah. Yogyakarta: Absolut.

Anda mungkin juga menyukai