SKRIPSI
DISUSUN OLEH :
ANDIKA MEIDIYANSYAH
NIM.1811430013
Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa
yang kamu kerjakan.
( QS.Al Hadid : 4 )
“ Sukes berjalan dari satu kegagalan ke kegagalan yang lain, tanpa kita kehilangan
semangat ”
(Abraham Lincoln )
( Andika Meidiyansyah )
PERSEMBAHAN
Persoalan utama yang dikaji dalam skripsi ini, yaitu: bagaimana prosesi
tradisi sedekah bumi dan Perubahan sosial dalam tradisi sedekah bumi di Desa
Bogor Baru Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang. Adapun tujuan
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tradisi sedekah bumi dan perubahan
sosial dalam tradisi sedekah bumi Desa Bogor Baru Kecamatan Kepahiang
Kabupaten Kepahiang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan
metode penelitian sejarah. Adapun sumber data yang digunakan adalah sumber
data primer yaitu informan yang berjumlah enam orang dan data sekunder berupa
dokumentasi, buku, jurnal dan data lainnya yang terkait dengan penelitia. Hasil
penelitian ini adalah prosesi tradisi sedekah bumi di laksanakan setiap tanggal 1
Muharram pada pukul 12.00 WIB, dilaksanakan di simpang empat desa Bogor
Baru. Tradisi sedekah bumi sebagai bentuk ungkapan syukur warga desa kepada
Allah SWT dapat terlihat melalui sedekah yang mereka bagi-bagikan antar sesama
warga dengan makanan yang dibawa atau yang ada dalam jampana. Kedua, tradisi
sedekah bumi juga dimaknai sebagai permohonan kepada Allah SWT agar
tanaman yang mereka tanam menjadi berkah. Ketiga, barang-barang yang ada
dalam sedekah bumi seperti 1. Jampana, dimaknai sebagai penghargaan dan
penghormatan kepada Allah SWT atas rizki yang melimpah. 2. Pareh koneng,
dimaknai sebagai rasa syukur sehingga diletakkan diatas jampana. 3. Ancak,
dimaknai sebagai pemersatu warga desa. Seiring berkembangnya zaman tradisi
sedekah bumi ini memiliki banyak perubahan yang dahulu hanya dilaksanakan
oleh masyarakat asli Desa Bogor sekarang siapa saja boleh ikut melaksanakan.
Adapun perubahan yang terjadi pada tradisi Sedekah Bumi dimana tahun 1942 isi
dari jampana itu dari hasil panen dari masyarakat seperti sayur, terong, cabe,
akan tetapi dizaman sekarang di tahun 2017-2023 boleh di isi dengan makanan
makan ringan seperti kerupuk dan lain-lain. Selain itu terdapat juga perubahan
dimana sekitar tahun 1942-2000 masih menggunakan Wayang kemudian pada
masa orde baru sekitar tahun 1998-2023 terdapat perubahan pada tradisi sedekah
bumi yaitu dimana pada saat ini tradisi sedekah bumi yang ada di Desa Bogor
tidak lagi memakai wayang sebagai hiburanya akan tetapi sekarang masyarakat
memakai alat musik Sunda karna Desa Bogor mayoritas penduduknya orang
Sunda Bogor.
Kata Kunci: Dinamika Perubahan sosial, Tradisi, Sedekah Bumi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kepada Allah SWT berkat rahmat,hidayah, dan karunia-Nya
kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “
Dinamika Tradisi Sedekah Bumi Dalam Perubahan Sosial Masyarakat di
Desa Bogor Baru Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang Tahun
1942-2023”. Sholawat beriring salam tak lupa dicurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, yang telah berjuang untuk menyampaikan ajaran agama islam
sehingga umat islam mendapatkan petunjuk ke jalan yang lurus baik dunia
maupun akhirat.
Penyusun Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) pada Program Studi Sejarah
Pradaban Islam (SPI) Jurusan Adab Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah
Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu. Dalam Proses
penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak.
Dengan demikian penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada :
1. Prof. Dr.KH.Zulkarnain, M.Pd, Selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Fatmawati Sukarno Bengkulu.
2. Dr. Aan Supian, Selaku Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah
universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu.
3. Dr. Rini Fitria, S.Ag., M.Si, Selaku Ketua Jurusan Adab Fakultas
Ushuluddin, Adab dan Dakwah Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno
Bengkulu.
4. Arum Puspitasari, MA selaku koordinator Prodi Sejarah Peradaban Islam .
5. Refileli, MA selaku pembimbing 1 yang telah memberikan bimbingan dan
arahan dengan penuh kesabaran dan selaku Pembimbing Akademik.
6. Ahmad Abas Musofa, M.Ag selaku pembimbing II yang telah memberikan
banyak arahan dan penuh kesabaran di sela-sela kesibukanya.
7. Bapak dan ibuk dosen Jurusan Adab Universitas Islam Negeri Fatmawati
Sukarno Bengkulu yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberi ilmu dan membimbing dengan penuh kesabaran.
8. Staf dan karyawan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah Universitas Islam
Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu yang telah memberi pelayanan dengan
baik dalam hal administrasi.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.
Akhir kata, Penulis mengucapkan terima kasih. Semoga Skripsi ini Dapat
diterima denggan baik dan mempunyai tanggapan yang positif. Penulis menyadari
terdapat banyak kelemahan dan kekurangan dari berbagai sisi, Oleh karena itu ,
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan skrisi ini untuk kedepannya.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya pada
berbagai pihak yang telah membantu tugas akhir ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Andika Meidiyansyah
NIM : 1811430013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
MOTTO............................................................................................................. ii
PERSEMBAHAN.............................................................................................. iii
ABSTRAK......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR....................................................................................... v
DAFTAR ISI...................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
B. Batasan Masalah ..................................................................................... 6
C. Rumusan Masalah .................................................................................. 6
D. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6
F. Tinjauan Pustaka..................................................................................... 7
G. Landasan Teori ....................................................................................... 9
1. Dinamika Budaya............................................................................... 9
2. Tradisi Sedekah Bumi........................................................................ 10
a. Pengertian Tradisi Sedekah Bumi.................................................. 10
b. Pengertian Masyarakat................................................................... 12
3. Sedekah dan Manfaatnya ................................................................... 13
a. Pengertian sedekah ....................................................................... 13
b. Manfaat Sedekah ........................................................................... 14
4. Perubahan Sosial................................................................................. 14
a. Pengertian Perubahan Sosial ......................................................... 14
b. Karakteristik Perubahan Sosial...................................................... 15
H. Metode Penelitian ................................................................................... 18
1. Heuristik........................................................................................... 18
2. Kritik Sumber................................................................................... 20
3. Interpretasi ....................................................................................... 22
4. Historiografi .................................................................................... 23
I. Sistematika Penulisan.............................................................................. 23
BAB II DISKRIPSI DESA BOGOR BARU KECAMATAN KEPAHIANG,
KABUPATEN KEPAHIANG
A. Letak Geografis....................................................................................... 25
B. Data Demografi ...................................................................................... 26
C. Pendidikan .............................................................................................. 28
D. Kondisi Keagamaan................................................................................ 28
E. Kondisi Kelembagaan ............................................................................ 29
BAB III TRADISI SEDEKAH BUMI
A. Sejarah Tradisi Sedekah Bumi ............................................................... 30
B. Prosesi Tradisi Sedekah Bumi................................................................ 33
C. Nilai Yang Terkandung Dalam Tradisi Sedekah Bumi.......................... 38
D. Tradisi Sedekah Bumi Dalam Tinjauan Islam........................................ 42
E. Sedekah Bumi Sebagai Bagian Dari Budaya.......................................... 43
F. Tujuan Dan Manfaat Tradisi Sedekah Bumi .......................................... 47
G. Kepercayaan Masyarakat Tentang Tradisi Sedekah Bumi .................... 48
BAB IV DINAMIKA TRADISI SEDEKAH BUMI 1942-2023
A. Perubahan Tradisi Sedekah Bumi 1942-1998......................................... 54
B. Perubahan Tradisi Sedekah Bumi 1998-2023......................................... 56
C. Perubahan Secara Cepat, Besar, Dan direncanakan ............................... 57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 60
B. Saran........................................................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Suratman, dkk., Ilmu Sosial Budaya Dasar, (Malang: Intermedia Malang), hlm. 260.
1
12
adat istiadat tertentu tetapi juga prilaku adat istiadat yang diharapkan anggota
masyarakatnya.2
Dalam budaya terdapat istilah nilai budaya. pengertian nilai dalam
budaya: nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita- citakan
dan dianggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat.
Karena itu sesuatu dikatakan memiliki nilai apabila bergunadan berharga (nilai
kebenaran), indah (nilai estetika), baik (nilai moral atau etis), religious (nilai
agama).3
Adat istiadat adalah nilai budaya yang terdiri dari konsep-konsep
mengenai sesuatu yang dianggap berharga dan penting oleh warga masyarakat,
sehingga dapat menjadikan itu sebagai pedoman bagi kehidupan warga
masyarakat yang bersangkutan di dalam kehidupan sehari-hari, sebagai tradisi
yang akan berlangsung turun-temurun sesuai dengan adat mereka masing-
masing. Sedangkan tradisi adalah keseluruhan kepercayaan, anggapan tingkah
laku yang terlembagakan, diwariskan dan diteruskan dari generasi ke generasi
berikutnya.Tradisi dalam kamus antropologi sama dengan adat istiadat, yakni
kebiasaan-kebiasaan yang bersifat magsi-religius dari kehidupan suatu
penduduk asli yang meliputi mengenai nilai-nilai budaya, norma-norma,
hukum dan aturan aturan yang saling berkaitan, dan kemudian menjadi suatu
sistem atau peraturan yang sudah mantap serta mencakup segala konsepsi
sistem budaya dari suatu kebudayaan untuk mengatur tindakan
sosial4Sedangkan dalam kamus sosiologi, diartikan sebagai adat istiadat dan
kepercayaan yang secara turun temurun dapat dipelihara 5Tradisi adalah
kesamaan benda material dan gagasan yang berasal dari masa lalu namun
masih ada hingga kini dan belum dihancurkan atau dirusak. Tradisi dapat di
artikan sebagai warisan yang benar atau warisan masa lalu. Namun demikian
tradisi yang terjadi berulang-ulang bukanlah dilakukan secara kebetulan atau
2
Alo Liliweri, Dasar Dasar Komunikasi Antarbudaya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2009), hlm.113
3
Elly m. setiadi, et al., ilmu Sosial dan Budaya dasar, hlm. 31
4
Aprriyono dan Siregar, Aminuddi. Kamus Antropologi, (Jakarta: Akademik Pressindo,
1985, hlm. 4
5
Soekanto, Kamus Sosiologi, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1993), hlm. 459
13
6
Paul B. Horton, Chester L. Hunt, Sosiologi, hlm. 59
7
Abdul Rasyid Masri, Mengenal Sosiologi (Suatu Pengantar), (Cet. XVI; Makassar,
Alaudin Press), hlm. 19
8
Gesta Bayuadhy, Tradisi-tradisi Adiluhung Para Leluhur Jawa, (Yogyakarta: Dipta,
2015), hlm. 82
14
9
Bapak Rahmat ( 90 Tahun ), 2022. Wawancara: Tanggal 19 November 2022, Hari Sabtu,
Desa Bogor Baru.
10
Bapak Adi Kustian ( 47 TTahun ), 2022. Wawancara: Tanggal 19 November 2022, Hari
Sabtu, Desa Bogor Baru
15
sedekah bumi yang dimana dalam tradisi ini di iringi musik sunda hanya ada di
desa Bogor Baru, Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang , rentang
waktu kajian tradisi sedekah bumi di Desa Bogor di mulai dari tahun 1942
merupakan awal mulanya tradisi sedekah bumi itu di laksanakan. Dengan
menetapkan batasan ini di harapkan dapat memudahkan peneliti agar lebih
fokus pada rumusan masalah yang telah diangkat dari tahun 1942-2023.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana prosesi tradisi sedekah bumi pada masyarakat di Desa Bogor
Baru Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang ?
2. Bagaimana Dinamika tradisi sedekah bumi di Desa Bogor Baru Kecamatan
Kepahiang Kabupaten Kepahiang ?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana prosesi tradisi sedekah bumi di Desa Bogor
Baru Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang.
2. Untuk menguraikan bagaiamana Dinamika tradisi sedekah bumi di Desa
Bogor Baru Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang.
E. Manfaat Penelitian
Hasil peneltian ini diharapakan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis mau pun praktis.
1. Secara teoritis, penelitian ini dapat memperkaya wawasan dan menambah
bahan kajian tentang tradisi sedekah bumi di Desa Bogor Baru Kecamatan
Kepahiang Kabupaten Kepahiang.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi awal
dan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang mengangkat
permasalahan yang terkait dengan masalah penelitian ini. kemudian hasil
penelitian ini juga diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa. Dan diharapkan
bagi masyarakat Desa Bogor Baru dan sekitarnya untuk tetap melestarikan
tradisi sedekah bumi yang merupakan keindahan sedekah yang berbalut
budaya tersebut.
17
F. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pusaka ini pada dasarnya adalah untuk gambaran yang jelas
tentang hubungan topik yang diteliti dengan peneliti sejenisnya yang pernah
dilakukan oleh peneliti sebelumnya agar tidak ada pengulangan. Adapun
skripsi yang berkaitan dengan judul penelitian kali ini yaitu:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Een Nuraini dengan judul “nilai nilai
pendidikan islam dalam tradisi sedekah bumi dusun cigintung desa
sakabumi kecamatan majenang kabupaten cilacap”. Skripsi IAIN
Purwokerto Fakultas Tarbiyah dan Tadris Tahun 2018. Dalam penelitiannya
yang menjadi objek penelitian ini mengenai nilai nilai dalam pendidikan
islam dalam tradisi sedekah bumi. Hasil dari penelitian ini yakni terdapat
nilai akidah , nilai ibadah, Nilai Sosial. Nilai nilai tersebut berupa hubungan
manusia dengan Allah melalui Do‟a dan hubungan manusia dengan
manusia lainnya seperti saling memberi bekal dari rumah masing masing
untuk mengajarkan anak agar tidak pelit dan kikir. 13 Penelitian ini hanya
berfokus pada nilai nilai dalam pendidikan islam di sukabumi cilacap
sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti bagaimana prosesi dan
perubahan sosial tradisi sedekah bumi di Desa Bogor Baru Kecamatan
Kepahiang, Kabupaten Kepahiang.
2. Penelitian yang dilakuakan oleh Wiwid Naluriani Kasih dengan judul
“Upacara Sedekah Bumi dalam Perspektif dalam pendidikan Islam (studi
pada acara adat sedekah bumi Desan Sendangmulyo Kecamatan Ngawen
Kabupaten Blora). Skripsi UIN Walisongo Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Tahun 2017. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya yaitu
melihat upacara tradisi sedekah bumi dalam perspektif pendidikan islam.
Kemudian hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa upacara tradisi
sedekah bumi ini relevan dengan perspektif dalam pendidikan islam. 14
Penelitian ini hanya berfokus pada bagaimana tradisi sedekah bumi dalam
13
Een Nuraini, Skripsi “Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Sedekah Bumi Dusun
Cigintung Desa Sadabumi Kecamatan Majenang Kabupaten Cilacap”. (Purwokerto: IAIN
Purwokerto, 2018). pdf
1415
Wiwid Naluriani Kasih, Skripsi “Upacara Sedekah Bumi dalam Perspektif Dalam
Pendidikan Islam (Studi Pada Acara Adat Sedekah Bumi Desan Sendangmulyo Kecamatan
Ngawen Kabupaten Blora.)”. (Semarang: UIN Walisongo, 2017). Pdf
18
Dari kajian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat ditegaskan bahwa
peneliti tidak menemukan pembahasan yang spesifik membahas tentang
perubahan sosial masyarakat di Desa Bogor Baru .Sehingga penelitian ini
berbeda dengan penelitian sebelumnya dan tidak terkesan mengulang kembali
penelitian yang telah dilakukan.
G. Landasan Teori
1. Dinamika Budaya
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinamika adalah gerak (dari dalam),
tenaga yangg menggerakkan, semangat. Jadi dinamika adalah sesuatu yang
mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat
menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan.
Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta,
karsa, dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa sansakerta
budhayah yaitu bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi atau akal. Dalam
bahasa inggris, kata budaya bersal dari culture, dalam bahasa belanda di
istilahkan dengan kata cultur, dalam bahasa latin, bersal dari kata colera.
Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan mengembangkan tanah
(bertani).17 Menurut Edward Burnett Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan
kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan,
hukum, adat istiadat dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat
oleh manusia sebagai anggota masyarakat.18
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dinamika budaya adalah cara
kehidupan masyarakat yang selalu bergerak, berkembang dan menyesuaikan
diri dengan setiap keadaan.
Berkaitan dengan perubahan kebudayaan, Menurut Kingsley Davis dalam
buku Poerwanto berpendapat bahwa perubahan-perubahan sosial dalam
masyarakat merupakan bagian dari perubahan kebudayaan.19 Perubahan-
perubahan dalam kebudayaan mencakup seluruh bagian kebudayaan, termasuk
17
Syharir Tato, Pusaka Warisan Budaya Indonesia (Makassar: El Shaddai, 2009) hlm 1
18
E lly M. Setiadi, Ilmu Social Dan Budaya (Cet. III; Jakarta : Prenada Media Group, 2007)
hlm. 27-28
19
Poerwanto, Kebudayaa dan Lingkungan Dalam Perspektif Antropologi (Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 2000) hlm. 142
20
20
Muhammad Syukri Albani Nasution, Ilmu Sosial Budaya Dasar, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2015), hlm 82
21
Isce Veralidiana, Implementasi Tradisi Sedekah Bumi: Studi Fenomenologis Kelurahan
Banjerejo Kecamatan Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro, Skripsi, (Universitas Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang, 2010) hlm 24
21
22
M.Thoriqul Huda, “Harmoni Sosial dalam Tradisi Sedekah Bumi Masyarakat Desa
Pancur Bojonegoro”, Religió: Jurnal Studi Agama-agama Vol.7 No.2 (2017), hlm.271.
23
Maryatul Kiftiyah, dkk, “Penanaman Rasa Syukur Melalui Tradisi Sedekah Bumi di
Desa Tegalarum, Demak : Kajian Indigenous Psikologi”, Jurnal Dinamika Sosial Budaya Vol.22
No.2 (2020), hlm 106.
24
Martin Rizaldi dan Anin Lailatul Qodariyah, “Mengkaji Manfaat dan Nilai–Nilai dalam
Pelaksanaan Tradisi Sedekah Bumi dari Sudut Pandang Teori Fungsionalisme”, Jurnal Artefak
Vol.8 No.1 (2021), hlm.83.
22
d. Manfaat Sedekah
Sedekah memiliki keutamaan yang besar dan pahala yang
melimpah di dunia maupun di akhirat. Hal itu akan diperoleh oleh
seseorang yang diberikan bimbingan oleh Allah dan dikehendaki
kebaikan kepadanya.27 Adapun diantara keutamaan bersedekah yaitu 1)
Menghapus dosa dan kesalahan; 2) Penghalang dari neraka; 3) Mendapat
naungan di padang makhsyar.28 Jika pelaku sedekah mendapat keutamaan
atau manfaat bagi dirinya, maka orang-orang yang enggan untuk
bersedekah akan mendapatkan kebalikannya, yaitu ancaman atau
keburukan bagi dirinya.
Dengan demikian sedekah harus menjadi kebiasaan dalam sehari
hari, sebab enggan bersedekah merupakan awal kehancuran dan
kebinasaan bagi individu maupun masyarakat. Oleh karena itu, sabda
Nabi bersedekahlah walau dengan separuh kurma.
3. Perubahan Sosial
a. Pengertian Perubahan Sosial
Perubahan sosial secara umum diartikan sebagai suatu proses
pergeseran atau berubahnya tatanan/struktur didalam masyarakat, yang
meliputi pola pikir, sikap serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan
penghidupan yang lebih baik.29
Menurut Sevina Yushinta Anjani dan Binti Maunah, perubahan
sosial adalah perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat
terutama pada bagian kebudayaan baik secara material ataupun
immaterial yang kemudian dapat mempengaruhi seluruh aspek kehidupan
sosial suatu masyarakat.Perubahan sosial merupakan fenomena yang
tidak mampu dihindari. Perubahan sosial direfleksikan sebagai sebuah
perubahan yang meliputi sistem sosial. Kehidupan masyarakat selalu
mengalami perubahan secara terus menerus.30
27
Achmad Sunarto, Indahnya Bersedekah, (Surabaya: Menara Suci, 2015), hlm. 10
28
Fakhrus Mu‟iz, Dikejar Rezeki Dari Sedekah, (Solo: Taqiya Publishung, 2016), hlm. 34
29
Lorentius Goa, “Perubahan Sosial dalam Kehidupan Bermasyarakat”, Jurnal
Equilibrium Pendidikan Sosiologi Vol.3 No.2 (2016), hlm.57.
25
32
Elly M. Setiadi, Usman Kolip, Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya, (Jakarta: Prenamedia Group, 2011), hlm
613
33
Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2012), hlm 269
27
34
Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Postmodern,
dan Poskolonial, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,2014), hlm 14
28
35
Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Posmodern,
dan Poskolonial, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm 16
36
Sulasman.2011.Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta :Ombok.Hlm.93
37
Dudung Abdurahman.2011.Metodologi Penelitian Sejarah Islam. Yogyakarta: Penerbit
Ombak. Hlm 104
29
38
Sulasman, Metodelogi Penelitian Sejarah,,,,,, hlm 101
32
39
Sulasman. 2011. Metodologi Penelitian Sejarah.Yogyakarta: Ombak. Halm 73
33
40
Dudung Abdurahman, Metode Penelitian Sejarah…”, hlm 67
34
BAB II
DISKRIPSI DESA BOGOR BARU KECAMATAN KEPAHIANG,
KABUPATEN KEPAHIANG
A. Letak Geografis
Secara Geografis Desa Bogor Baru terletak di Kecamatan Kepahiang
Kabupaten Kepahiang. Desa ini adalah Desa pemekaran dari Desa Kampung
Bogor Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu,
Indonesia. Desa ini dimekarkan pada tahun 2012 berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Kepahiang Nomor 5 tahun 2012 tentang pembentukan Desa Bogor
Baru, Desa Permu Bawah Kecamatan Kepahiang, Desa Sidorejo, Desa
35
41
Data Statistik Desa Bogor Baru Tahun 2023
42
Bapak Aan (25 Tahun), 2023. Wawancara : Tanggal 12 Februari 2023, Hari sabtu, Desa
Bogor Baru
36
43
Data Statistik Desa Bogor Baru 2023
44
Data Statistik Desa Bogor Baru Tahun 2023
37
Jumlah 1788
5. Fasilitas Umum
Tabel 2.6
Fasilitas Umum Desa Bogor Baru Kecamatan Kepahiang Kabupaten
Kepahiang
No Jenis sarana dan parasarana Jumlah
1 Balai pengobatan baitul A’la 1 unit
2 Puskesmas 1 unit
Jumlah 2 unit
45
Data Statistik Desa Bogor Baru Tahun 2023
46
Data Statistik Desa Bogor Baru Tahun 2023
47
Data Statistik Desa Bogor Baru Tahun 2023
38
Desa Bogor Baru memiliki Sekolah Dasar (SD) sebanyak satu buah
yaitu SDN 08 Kepahiang dan satu buah PAUD yaitu PAUD Umatan. Berikut
ini tabel pendidikan warga desa bogor baru :
Tabel 2.7
Pendidikan Penduduk Desa Bogor Baru Kecamatan Kepahiang
Kabupaten Kepahiang
No Pendidikan Jumlah
1 Tidak tamat SD -
2 Tamat SD 581
3 Tamat SLTP 282
4 Tamat SLTA 485
5 Perguruan tinggi 118
E. Kondisi kelembagaan
Dalam kelembagaan Warga Desa Bogor Baru memiliki beberapa
lembaga yaitu PKK, Karang Taruna, Kelompok Tani, Kelompok Peternakan,
Kelompok perikanan dan kelompok majlis ta‟lim. Selain itu terdapat pula
lembaga khusus yang dibentuk sebagai wadah kebudayaan yaitu Lembaga
Adat Kutei.49
48
Data Statistik Desa Bogor Baru Tahun 2023
49
Data Statistik Desa Bogor Baru Tahun 2023
39
BAB III
TRADISI SEDEKAH BUMI
tua Cuma aki. Sedekah bumi aja aki gak tau ini iya ga tau, taunya aki
sudah besar, sedekah bumi ikut aja kare na kesini- kesininya pas jepang
datang udah ada Cuma pas jepang datang ga bisa karna susah, pokoknya
sedekah bumi asal usulnya dari jawa nah jadi sebab disini kampong
bogor makanya ada lagi. Janganlah aki jangan jangan ditinggalkan
karena itu dari dulu kata sepuh orang dulu gitulah nurut lah namanyakan
silaturrahmi ketemu semua kan rame. Salah satunya muharamkan itu jadi
Alhamdulillah padi, sayur-sayuran kalau disini tidak kuranglah, beras
tidak kurang disin Aki rahmat juga di beri pesan oleh para sesepuhnya
untuk jangan meninggalkan tradisi sedekah bumi itulah sebabnya tradisi
ini masih terlestarikan hingga sampai sekarang”.50
50
Bapak Rahmat (90 Tahun), 2023, Wawancara : Tanggal 12 febuari 2023, Hari Sabtu
Desa Bogor Baru.
51
Bapak Mashudi( 45 Tahun),2023, Wawancara : Tanggal 12 Februari 2023, Hari Sabtu
Desa Bogor Baru.
42
52
Bapak Adi Kustian ( Rahmat 90 Tahun ), 2023. Wawancara: Tanggal 12 Februari 2023
Hari Sabtu, Desa Bogor Baru
44
Saat hari pelaksanaan, tradisi sedekah bumi dimulai pada pukul 11.00
WIB untuk mengumpulkan semua warga Desa Bogor Baru serta
menjalankan arak-arakan jampana permasing-masing Kadus yang kemudian
bertemu disimpang empat desa Bogor Baru. Arak- arakan Jampana berasal
dari bahasa sunda yang berarti menjunjung adat istiadat, di Desa Bogor
baru.
Arak-arakan jampana dibawa oleh empat orang laki-laki dari masing-
masing Dusun, jampana ini memiliki tinggi sekitar satu meter lebih dengan
bentuk kerucut yang didalamnya berisi semua hasil panen dari petani per
masing-masing Dusun seperti buah-buahan dan sayuran dan dipuncaknya
terdapat ikatan khas yaitu padi yang telah menguning. Kemudian nantinya
jampana-jampana tersebut akan diberi predikat terbaik hasil panennya oleh
Bapak Kepala Desa Bogor Baru agar para petani lebih bersemangat lagi.
jampana memiliki sebutan lainnya yaitu Dondang yang pada saat di arak
jampana iringi musik tradisional sunda yang disebut gendang pencak.
Gendang pencak tersebut dimainkan oleh muda-mudi Desa Bogor Baru
yang tegabung dalam organisasi karang taruna. peneliti juga menelusuri
alat-alat musik tersebut diantaranya terdapat Gendang, saron dan gong.
53
Bapak Mashudi( 45 Tahun),2023, Wawancara : Tanggal 12 Februari 2023, Hari Sabtu, Desa
Bogor Bru.
45
Aki sebagai orang tua sebagai wakil jangan mengganggu disini Cuma
petani minta selamet kampung bogor baru, selamet semua satu provinsi”.
Setelah tradisi sedekah bumi ini di do‟akan oleh Imam, kemudian
dilanjutkan tradisi bakar menyan yang dilakukan oleh sesepuh Desa Bogor
baru yaitu Aki Rahmat, menurut keterangan yang telah peneliti sebutkan
diatas, setelah membakar menyan Aki Rahmat mendo‟akan agar
keselamatan selalu menyertai warga Desa Bogor Baru, meminta agar
tumbuhan yang ditanam oleh petani menjadi subur makmur juga dengan
hasil yang melimpah meningkat dan terhindar dari hama, dan tak lupa pula
Aki Rahmat bersyukur kepada Allah yang memiliki Bumi ini. Kemudian
juga Aki Rahmat meminta kepada Allah agar karuhun di Desa Bogor Baru
tidak mengganggu anak cucu, cicit perempuan, laki-laki dan meminta
keselamatan untuk semua masyarakat provinsi.
Pasca Pelaksanaan
Pasca pelaksanaan tradisi sedekah bumi terdapat suatu hal yang baru
peneliti temukan, seperti:
a. Tempat lokasi diselenggarakan tradisi sedekah bumi langsung menjadi
bersih, hal tersebut dikarenakan daun pisang yang tadinya dibawa untuk
digunakan sebagai alas makanan para warga diambil juga oleh masing
masing warga untuk di ikatkan dibatang pohon yang mereka tanam.
b. Sawen yang dibawa oleh sejumlah warga dibagi-bagikan pada warga
lainnya yang tidak membawa Sawen untuk kemudian digantung di atas
pintu rumah sampai mengering dan baru diganti satu tahun setelah
pelaksanaan tradisi sedekah bumi lagi.
c. Ancak yang berisi aneka ragam makanan sajen pun juga menjadi rebutan
para warga. Hal ini baru peneliti temukan, karena biasanya sejenis
sesajen pasti dibuang dengan tujuan untuk memberi pada arwah.
54
Bapak Rahmat( 90 Tahun), 2023, Wawancara: Tanggal 12 Februari 2023, Hari Sabtu,
Desa Bogor Baru.
47
acara sedekah bumi dengan suka rela sehingga gotong royong ini menjadi
sebuah ciri khas warga yang harus dipertahankan.55
Martin dan Anin menjelaskan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam
tradisi sedekah bumi yang dikaji dari sudut pandang teori fungsionalisme
antara lain yaitu:
1. Nilai akidah
Nilai aqidah ditunjukkan dalam hal ketika pembacaan doa pada saat
prosesi acara berlangsung, berfungsi meyakini dan percaya bahwa rezeki
hasil panen bumi yang melimpah semua itu pemberian dari Allah SWT.
2. Nilai ibadah
Ada dua nilai ibadah dalam tradisi sedekah bumi ini, yaitu ibadah
antara manusia dengan Allah SWT dan ibadah antara manusia dengan
manusia lainnya. Ibadah antara manusia dengan Allah SWT diperlihatkan
dalam hal pembacaan ayat suci Al-Qur’an, pembacaan zikir & salawat, serta
pembacaan doa bersama ketika prosesi acara berlangsung. Sedangkan,
ibadah antara manusia dengan manusia lain ditunjukkan dalam hal ketika
saat makan bersama dan kemudian saling bertukar makanan masing-masing
dari dibawa oleh para warga.
3. Nilai sosial
Tradisi sedekah bumi memberikan ajaran agar saling menjaga dan
menjalin silaturahmi antar satu sama lain. Hal tersebut jelas mengajarkan
betapa penting arti silaturahmi karena pada zaman ini masih saja terdapat
suatu komunitas masyarakat yang tidak mengenal antar satu sama lain hal
itu dapat terjadi karena berbagai faktor, baik itu faktor pergaulan maupun
faktor kesibukan.
4. Nilai budaya
Dalam perayaan tradisi sedekah bumi ini diyakini oleh banyak
masyarakat bahwa apabila perayaan ini tidak di lakukan maka akan
membawa atau mendatangkan malapetaka bagi masyarakat, malapetaka
55
Lisa Nurmaya, “Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Sedekah Bumi (Studi kasus
pada masyarakat di Dusun Suka Mulya Desa Arul Pinang Kecamatan Peunaron Kabupaten Aceh
Timur)”, Jurnal el-Harakah Vol.16 No.1 (2014), hal.8-10.
51
56
Martin Rizaldi dan Anin Lailatul Qodariyah, “Mengkaji Manfaat dan Nilai–Nilai dalam
Pelaksanaan Tradisi Sedekah Bumi dari Sudut Pandang Teori Fungsionalisme…”, hlm.84-85.
52
Pada masa Islam, terutama masa wali songo (500 tahun yang lalu) ritual
budaya sesaji bumi tersebut tidak dihilangkan, tetapi dipakai sebagai sarana
untuk melestarikanatau mensyiarkan ajaran Allah SWT yaitu ajaran tentang
iman dan takwa atau di dalam bahasa Jawa diistilahkan “eling lan waspodo”
yang artinya tidak mempersekutukan Allah SWT dan selalu tunduk dan patuh
mengerjakan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT. Mensyiarkan dan
melestarikan ajaran iman dan takwa, maka para wali menumpang ritual budaya
sesaji bumi atau sedekah laut yang dulunya untuk alam diubah namanya
menjadi sedekah bumi yang diberikan kepada manusia khususnya anak yatim
dan fakir miskin tanpa membedakan suku, agama, ras atau golongan.10
Mengeluarkan sebagian harta dengan tujuan untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT adalah suatu bentuk ibadah besar dan agung yang hanya
pantas ditujukan kepada Allah SWT. Sebagaimana dalam firman-Nya:
Artinya: “Katakanlah, Sesungguhnya shalatku, sembelihanku (kurbanku),
hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu
baginya dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah
orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”. (Q.S. al-An’ām
(6): 162).
61
Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, (Jakart: Gramedia Pustaka
Utama, 1993), hlm.8
57
Tidak hanya Rahmat yang berkata demikian namun juga warga yang
menjadi informan berkata serupa. Seperti bapak Mashudi beliau juga
mengatakan:
“Sedekah bumi ini maksudnya untuk itukan daerah kita ni umumnya
petani jadi untuk supaya diberkahi kalau melaksanakan sedekah bumi,
karna kita juga menghasilkan hasil bumi seperti palawija, padi dan lain
sebagainyadengan kita melaksanakan syukuran biarkan menjadi makmur
gitu diadakan sedekah bumi, kalau ga dilaksanakan ada apa-apanya gitu,
ada kebiasaannya kalau tidak dilaksanakan. Mungkin ada bencana
semacam seperti itu”. Berdasarkan informasi diatas dapat peneliti
jelaskan bahwa tujuan dilaksanakannya tradisi sedekah bumi ini antara
lain: Pertama, untuk bersyukur kepada Allah SWT karena diberi hasil
62
Van Puersen, Strategi Kebudayaan, (Yogyakarta: Kanisius, 1988), hlm.11.
63
Bapak Rahmat( 90 Tahun), 2023, Wawancara: tanggal 12 Februari 2023.Desa Bogor
Baru.
58
panen melimpah ruah karena sebagian besar warga Desa Bogor Baru
bekerja sebagai petani. Kedua, Maksud dari diadakannya sedekah bumi
karena warga Desa Bogor baru umumnya bekerja sebagai petani jadi
ingin lebih diberkahi Allah melalui berbagi kepada sesama yang juga
disertai do‟a bersama”.64
“Barang siapa bershadaqah dengan syarat dari harta yang halal, bukan
dariharta yang haram, maka Allah SWT akan memelihara shadaqah itu
sebagaimana seseorang yang memelihara anak kuda kalian, sehingga shadaqah
itu akan menjadi besar seperti gunung.65
Selain itu sedekah juga memiliki berbagai manfaat seperti; Menambah
pahala melalui sedekah bumi, Memperkuat tali silaturrahmi, Menghadirkan
suatu keberkahan bagi warga dan Desa Bogor baru.
G. Kepercayaan Masyarakat Tentang Tradisi Sedekah Bumi
Didesa Bogor Baru terdapat warga asli dan warga pendatang. Warga
Asli Desa Bogor Baru yaitu suku Sunda yang telah lama ada disana kurang
lebih sejak tahun 1882. Sedangkan warga pendatang adalah warga yang
berasal dari daerah lain kemudian baru menetap di Desa Bogor Baru. Warga
pendatang ini berasal dari suku Jawa dan Rejang. mengenai tradisi yang ada
di Desa Bogor Baru seperti sedekah bumi, mereka tetap mengikuti
sewajarnya. Menurut salah satu warga:
Menurut bapak Hasan :
“Kalau bapak yo ikut-ikut aja dek, namanya kito pendatang , gimana
kebiasaan disini kito ikutin, ikut parisipasilah itung-itung kita
silaturrahmi bisa dapat banyak sodara, kalau masalah percaya atau
enggak sama sedekah bumi ya biasa-biasa aja tapi nyatanya memang
benar, kalau bapak jualan didalam sehari dagang dan yo
alhamdulillah dagangannya lancar”.66
“Kalau disini bawa padi bawa ini tangkai hanjuang air di air botol
digantungkan nanti setelah didoakan bawa pulang digantungkan gitu”.
bogor baru, selain itu isi dari jampana itu bisa juga dari makanan-makanan
ringan. Pembuatan Jampana itu sendiri dilakukan di satu tempat saja untuk
sekarang, dulunya dibuat di setiap kadus
BAB IV
DINAMIKA PERUBAHAN TRADISI SEDEKAH BUMI 1942-2023
70
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi. (Jakarta: P.T. Asdi Mahasatya, 2009),
hlm. 150-151
65
penuturan salah seorang warga bernama akik rahmat (90 ) yang merupakan
salah satu sesepuh di Desa Bogor Baru ia menuturkan bahwa sejak beliau kecil
sekitar umur 20 tradisi sedekah bumi ini telah ada di Desa Bogor Baru, dimana
Rahmat selalu ikut menyaksikan menyelenggaraan tradisi sedekah bumi selalu
diperingati musim panen. Beliau mengatakan juga bahwa awal mula tradisi
sedekah bumi ini dulunya belum ramai atau belum dilasakannya. Tradisi
sedekah bumi ini dilaksaakan pada saat desa itu sudah ramai dimana dalam
prosesinya sedekah bumi ini menggunakan seperti wayang dan penarinya yang
dimana diambil dari luar kota. Dulunya tradisi sedekah bumi ini hanya
dilaksanakan oleh satu kepala dusun saja. Aki rahmat juga di beri pesan oleh
para sesepuhnya untuk jangan meninggalkan tradisi sedekah bumi itulah
sebabnya tradisi ini masih terlestarikan hingga sampai sekarang.71
Penulis memulai mendiskripsikan perkembangan dengan mengambil
waktu akhir dekade 1942 dimana saksi masa tertua yang berhasil penulis temui
yang dapat menyebutkan angkat tahun tertua pelaksanaan tradisi sedekah
bumi meskipun saat diwawancarai saksi mata tersebut menuturkan bahwa
pelaksanaan tradisi sedekah bumi telah lama dilaksanakan bahkan jauh
sebelum tahun 1942 an. Namun penulis memulai pembahasan mengenai
perkembangan tradisi sedekah bumi dengan mengambil tahun 1942 dikarenkan
ada saksi mata langsung yang dapat diwawancarai oleh penulis mengenai
perkembangan sedekah bumi setiap tahunnya.
A. Perubahan Tradisi Sedekah Bumi pada Tahun 1942-1998
Pelaksanaan tradisi sedekah bumi yang dilaksanakan oleh warga Desa
Bogor Baru Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang pada tahun 1942
sampai 1945 pelaksanaan tradisi sedekah bumi menurut saksi mata yakni
Rahmat (90) adalah sebagai berikut.
Pada periode tahun 1942 dimana pada masa penjajahann Jepang tradisi
sedekah bumi sempat tidak dilaksanakan karena menurut Rahmat pada masa
ini merupakan masa kekejaman warga pun takut melaksanakan tradisi sedekah
71
Bapak Rahmat ( 90 Tahun), 2023, Wawancara: Tanggal 18 Juli 2023, Hari Selasa, Desa
Bogor Baru.
66
bumi bahkan untuk keluar saja mereka takut. Akibatnya tidak dilaksanakannya
tradisi sedekah bumi ini banyak terjadi musibah pada hasil panen warga
setempat salah satunya dimana sayur mayur itu tidak tumbuh subur dan
kekeringan,serta sayur mayur banyak yang rusak. namun setelah keadaan
aman damai tradisi sedekah bumi ini dilaksanakan kembali. Pada masa
kemerdekaan sekitar tahun 1945 dimana keadaan pada masa ini sudah mulai
membaik tidak ada lagi penjajahan Jepang sehingga masyarakat mulai berani
untuk beraktifitas dan melaksanakan kembali tradisi sedekah bumi yang
sempat tidak dilaksanakan. Sekitar tahun 1959-1966 dimana masa orde lama
tepatnya pada waktu zaman PKI yaitu dimana masa masyarakat tidak berani
keluar. Jadi tradisi sedekah bumi ini hanya dilaksanakan sehingga tradisi
sedekah bumi ini tidak memakai penari atau wayang kulit, isi jampana atau
hasil bumi seadanya saja karena pada masa ini masyarakat tidak berani untuk
bertani secara terbuka. tradisi sebagai ritual dan hanya dilaksanakan seadanya
tidak meriah seperti sebelumnya, 72
Kemudian setelah masa PKI tepatnya tahun 1970 an tradisi itu diadakan
kembali seperti biasanya yang dimana hiburan seperti Wayang serta Penarinya
digunakan kembali, Masyarakat pun diperbolehkan untuk mengikuti tradisi
sedekah bumi kembali, Ditahun ini tradisi sedekah bumi ini hanya memakai 1
jampana saja dikarenkan pada masa ini masyrakat di desa Bogor Baru belum
begitu ramai penduduknya. Tradisi sedekah bumi ini hanya dilaksanakan oleh
suku Sunda yang memang berasal dari Bogor.
B. Perubahan Tradisi Sedekah Bumi pada Tahun 1998-2023
kemudian pada masa Reformasi baru sekitar tahun 1998-2023 terdapat
perubahan pada tradisi sedekah bumi yaitu dimana pada saat ini tradisi sedekah
bumi yang ada di Desa Bogor tidak lagi memakai wayang sebagai hiburanya akan
tetapi sekarang masyarakat memakai alat musik Sunda karna Desa Bogor
mayoritas penduduknya orang Sunda Bogor. Selain itu terdapat juga perubahan
dari pada pros esi tradisi sedekah bumi yaitu Dulunya dalam pelaksanaan tradisi
72
Wawancara Rahmat ( 90 Tahun),2023, Wawancara : Tanggal 18 Juli 2023, Hari Selasa,
Desa Bogor Baru.
67
sedekah bumi ini hanya 1 kadus saja yang mengikuti karena pada saat itu belum
banyak orang yang ada di desa tersebut, kemudian setelah penduduk rame dan
terdapat 4 kadus maka jampana ini bertambah menjadi 4, karna setiap kadus itu
diwajibkan membawa 1 jampana yang berisi hasil panen mereka. Selain itu boleh
juga keluarga besar atau orang yang mampu untuk membuat jampana mereka
yang dimana apabila mereka telah membuat jampana maka mereka tidak lagi
harus membawa nasi .
Jampana itu sendiri nantinya akan di arak dari balai desa ke ke rumah
kepala desa tepat di persimpangan itu, kemudian nantinya hasil panen itu
dibagikan ke warga . Ditahun 2000 an menurut Rahmat yang merupakan sesepuh
di desa Bogor Baru tradisi sedekah bumi ini dilaksanakan juga oleh masyarakat
suku rejang maupun warga yang bukan berasal dari Suku Sunda. di tahun 2017
terdapat perubahan dari segi isi dari jampana itu sendiri yang dimana dahulunya
isi dari jampana itu sendiri hanya berupa hasil bumi atau hasil panen masyrakat
desa Bogor Baru akan tetapi untuk sekarang adanya penambahan berupa makan-
makanan ringan seperti kerupuk. Selain itu terdapat juga penambahan dalam
tradisi sedekah bumi, Dimana masyarakat melakukan sholat taubat dimalam
harinya, dimana menurut mereka kita melaksanaan tradisinya akan tetapi
agamanya kita tidak laksanakan, maka dari itu mereka melaksanakan sholat taubat
yang dimana sholat ini tidak wajib untuk yang mau saja. Di tahun berikutnya
tepatnya di tahun 2020 dimana terjadi gejala penyakit covid yang dimana tradisi
ini tidak begitu meriah seperti di tahun sebelumnya , dikarenakan di tahun 2020
itu terdapat penyakit covid 19 yang dimana penyakit yang mematikan dan bisa
menuluar ke seluru warga, dan pemerintah pun juga memberitahu agar membatasi
kegiatan masyrakat di luar rumah.
C. Perubahan Tradisi Sedekah Bumi pada Masyarakat Desa Bogor
Baru, Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang
1. Perubahan Secara cepat
Setiap masyarakat mengalami perubahan sepanjang
masa.Perubahan dipercepat dengan adanya modernisasi. Hal tersebut
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan di Desa Bogor
Baru Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa: Prosesi tradisi sedekah bumi dilaksanakan setiap tanggal 1
Muharram. Acara puncak dimulai pada pukul tepat 12.00 WIB, lokasi
pelaksanaan tradisi sedekah bumi berada di simpang empat Desa Bogor Baru.
Tradisi sedekah bumi ini di ikuti oleh seluruh warga yang terdiri dari warga
dusun I, II, II dan IV. Kemudian semua warga dari masing-masing dusun
membawa jampana yang dinamakan arak-arakan jampana. Selain itu hal-hal
yang harus dibawa saat pelaksanaan tradisi sedekah bumi seperti Baskom,
Sawen, Cai, Bibit pare dan Daun pisang.
Adapun perubahan yang terjadi pada tradisi Sedekah Bumi dimana
tahun 1942 isi dari jampana itu dari hasil panen dari masyrakat seperti sayur,
terong, cabe, akan tetapi dizaman sekarang di tahun 2017-2023 boleh di isi
dengan makanan makan ringan seperti kerupuk dan lain-lain. Selain itu
terdapat juga perubahan dimana sekitar tahun 1942-2000 masih menggunakan
Wayang kemudian pada masa orde baru sekitar tahun 1998-2023 terdapat
perubahan pada tradisi sedekah bumi yaitu dimana pada saat ini tradisi sedekah
bumi yang ada di Desa Bogor tidak lagi memakai wayang sebagai hiburanya
akan tetapi sekarang masyarakat memakai alat musik Sunda karna Desa Bogor
mayoritas penduduknya orang Sunda Bogor.
B. Saran
Berdasakan hasil penelitian, maka peneliti memberikan saran sebagai
berikut:
1. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengkaji lebih banyak sumber
maupun referensi yang terkait dengan penelitian tradisi sedekah bumi agar
hasil penelitiannya dapat lebih baik dan lebih lengkap lagi.
60
71
DAFTAR PUSTAKA
Anjani, Sevina Yushinta dan Binti Maunah. 2022. “Perubahan Sosial Serta Upaya
Menjaga Kesinambungan Masyarakat”, Jurnal Pendidikan IPS 12(2): 50.
Anjani, Sevina Yushinta dan Binti Maunah. 2022. “Perubahan Sosial Serta Upaya
Menjaga Kesinambungan Masyarakat”, Jurnal Pendidikan IPS 12(2): 50.
Https://www/-sedekah-bumi-kembali-menyemarakkan-tahunbaru-1-muharram-
1441-h-di-desa-bogor-baru.html/ (diakses pada hari Rabu, 14 Oktober 2020)
Kasih, Wiwid Naluriani. 2017. Skripsi “Upacara Sedekah Bumi dalam Perspektif
Dalam Pendidikan Islam (Studi Pada Acara Adat Sedekah Bumi Desan
Sendangmulyo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora.)”. Semarang: UIN
Walisongo.
Kiftiyah, Maryatul dkk. 2020. “Penanaman Rasa Syukur Melalui Tradisi Sedekah
Bumi di Desa Tegalarum, Demak : Kajian Indigenous Psikologi”, Jurnal
Dinamika Sosial Budaya 22(2): 106.
Maryati, Kun dan Jujun Suryawati. 2001. Sosiologi 2 SMU Kelas 3. Jakarta: Esis.
Nasution,, Muhammad Syukri Albani. 2015. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada.
Nuraini, Een. 2018. Skripsi “Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Sedekah
Bumi Dusun Cigintung Desa Sadabumi Kecamatan Majenang Kabupaten
Cilacap. Purwokerto: IAIN Purwokerto.
Nurmaya, Lisa. 2014. “Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Sedekah Bumi
(Studi kasus pada masyarakat di Dusun Suka Mulya Desa Arul Pinang
Kecamatan Peunaron Kabupaten Aceh Timur)”, Jurnal el-Harakah 16(1):
8-10.
Setiadi, Elly M. dan Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fakta
dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya.
Jakarta: Prenamedia Group.
Suratman, dkk. 2000. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Malang: Intermedia Malang.
Wahyu, Ristiyanti. 2016. Skripsi, “Makna Simbolik Sedekah Bumi Legenan pada
Masyarakat Desa Kalirejo, Kecamatan Talun Kabupaten Pekalongan”. :
Unniversitas Negeri Semarang.
Widodo, dkk. 2002. Kamus Ilmiah Populer; dilengkapi EYD dan Pembentukan
Istilah. Yogyakarta: Absolut.