SKRIPSI
Diajukan sebagai salah Satu persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir
Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama
Oleh
Rusma
NIM : UT160099
“Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan
berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya
mendapatkan pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.”
(QS.Shad: 29).1
1
Kementrian Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah, (Banyu Anyar: Abyan,
2014), 195.
iv
ABSTRAK
v
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim
Rasa syukur yang sedalam-dalamnya penulis persembahkan kepada Allah SWT.
atas rahmat dan hidayahnya skripsi ini dapat terselesaikan.
Ku persembahkan skripsi ini kepada:
Untuk ayah Jais dan ibundaku Eliyanti (Alm), ibundaku (Juriah) tercinta, yang
telah berjasa bagiku, memberiku doa yang tak pernah putus untuk anak-anaknya,
serta selalu memberi semangat kepadaku dalam belajar.
Untuk kakek Yusuf dan Nenek Hamisah tercinta yang telah merawatku sejak kecil
dengan penuh kasih sayang.
Kakak Ismayana dan adikku Yulidawati, Abdul Ahdat terimakasih atas keiklasan
dan dukungan kalian menambah semangatku untuk maju dan membuat
termotivasi meraih kesuksesan.
Seluruh anggota keluarga besarku yang telah memberiku semangat untuk belajar
dan menimba ilmu, dengan terus berjuang dan pantang menyerah.
Sahabat-sahabatku terimakasih atas segala motivasi dan dukungan kalian.
Teman-teman seperjuangan IAT angkatan 2016, yang tidak pernah sungkan untuk
memberikan pertolongan dan sama-sama berjuang di UIN STS Jambi.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT. yang maha „Alim, atas
rahmat dan karunia-nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pembacaan Surah Yasin dalam Tradisi Cuci Kampung di
Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Barat (Studi
Living Qur’an)”.
Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw.
dan seluruh keluarga, para sahabat yang selalu beristiqomah dalam
memperjuangkan agama Islam. Semoga kita semua menjadi hamba-hamba pilihan
seperti mereka.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapat gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Al-Qur‟an
dan Tafsir (IAT) Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi .
Selama penyusunan serta penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat
dukungan, masukan baik berbentuk ide ataupun saran dari bayak pihak. Maka dari
itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada pembimbing
I Bapak Dr. M. Ied Al Munir, M.Ag., M.Hum dan Ibu Sajida Putri M.Hum selaku
pembimbing II, serta Bapak Dr. S. Sagaf, MA selaku Pembimbing Akademik
(PA) yang telah membimbing dan memberikan arahan yang bermanfaat sehingga
selalu mendapatkan semangat baru.
Motivasi dan dorongan dari banyak pihak, dan akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Maka dari itu penulis memberikan terimakasih
sebanyak-banyaknya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi Asy‟ari, MA., Ph.D Selaku Rektor UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, SE.M.EI, Bapak Dr. As‟ad Isma, M.Pd, bapak Dr.
Bahrul Ulum, S.Ag., MA selaku Wakil Rektor I, II, dan III UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
vii
3. Bapak Dr. Abdul Halim, S.Ag., M.Ag selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan
Studi Agama UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Dr. Masiyan, M.Ag selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas
Ushuluddin dan Studi Agama UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak Dr. Edy Kusnadi, S.Ag., M.Phil Selaku wakil dekan II bidang
Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan Fakultas Ushuluddin dan
Studi Agama UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Bapak Dr. M. Ied Al Munir, M.Ag., M.Hum selaku wakil dekan III bidang
Kemahasiswaan dan bidang Kerjasama luar Fakultas Ushuluddin dan Studi
Agama UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Bapak Bambang Husni Nugroho, S.Th.I., M.H.I selaku ketua jurusan Ilmu Al-
Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
8. Bapak dan Ibu Dosen UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah memberi
ilmu pengetahuan kepada penulis.
9. Bapak dan Ibu Pimpinan Perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
beserta stafnya-stafnya.
10. Bapak Alwi S.Pd.I yang telah menyempatkan waktu-nya untuk membantu
penulis.
11. Bapak Khairudin S.Pd selaku Kepala Desa Mekar Jati yang telah memberikan
kemudahan kepada penulisan dalam memperoleh data di lapangan.
12. Sahabat- sahabat mahasiswa jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir angkatan
2016 yang telah meberikan motivasi kepada penulis.
Rusma
UT.160099
viii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................6
C. Batasan Masalah .............................................................................6
D. Tujuan Penelitian ...........................................................................6
E. Metode Penelitian ...........................................................................7
F. Kerangka Teori...............................................................................9
G. Studi Relevan .................................................................................14
H. Sistematika Penulisan .....................................................................17
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Desa ..................................................................................19
B. Profil Desa .....................................................................................20
C. Visi Misi Desa Mekar Jati..............................................................21
D. Gambaran umum Desa Mekar jati Kecamatan Pengabuan
Kabupaten Tanjung Jabung Barat ..................................................23
ix
BAB III PELAKSANAAN TRADISI CUCI KAMPUNG DI DESA MEKAR
JATI
A. Definisi Tradisi Cuci Kampung ....................................................33
B. Sejarah Cuci dan Perkembangan Kampung di Desa Mekar Jati ......35
C. Orang-Orang Yang Terlibat dalam Tradisi Cuci Kampung.............40
D. Persiapan dan Tata Cara Pelaksanaan Tradisi Cuci Kampung .......40
E. Waktu Pelaksanaan Tradisi Cuci Kampung....................................48
F. Tujuan Pelaksanaan Tradisi Cuci Kampung ...................................51
G. Manfaat Pelaksanaan Tradisi Cuci Kampung .................................53
H. Fungsi Pelaksanaan Tradisi Cuci Kampung ...................................54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................79
B. Saran ..............................................................................................80
DATAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
x
DAFTAR TABEL
xi
PEDOMAN TRANSLITRRASI
A. Alfabet
ة B ظ Zh
د T ع „a
ج J ف F
ح H ق Q
ر kh ن K
د D ي L
ر Dz َ M
ر R ْ N
ز Z ٖ H
ش S ٚ W
ظ Sy ء A
ص Sh ٞ Y
ض Dh
xii
C. Ta Marbutah
Macam-macam transliterasi ta marbutoh:
1. Ta Marbutah yang mati atau mendapat harakat sukun maka translitersinya
adalah /h/.
Arab Indonesia
صالح Shalah
ِراح Mir‟ah
2. Ta Marbutah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah dan dammah
maka transliterasinya adalah /t/.
Arab Indonesia
خ١زارح اٌزرثٚ Wizarat Al-Tarbiyh
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara luas yang kaya dengan keanekaragaman suku
dan budayanya. Di seluruh wilayah Indonesia jelas terbentang berbagai suku yang
memiliki kebudayaan masing-masing. Keberagaman kebudayaan tersebut
menjadikan adanya perbedaan warna hidup yaitu berbentuk tradisi yang berbeda-
beda. Tradisi yang ada tentunya tidak terlepas dari agama yang dianut oleh
masyarakat itu sendiri, Hal ini disebabkan dalam menjalankan kehidupan ini
tentunya manusia memerlukan ajaran yang mengatur kepercayaan dan peribadatan
serta aturan yang berhubungan dengan pergaulan manusia dengan manusia serta
manusia dengan alam sekitar. Agama merupakan sumber nilai kehidupan manusia
yang paling mendasar, Penjelasan mengenai urgensi agama bagi kehidupan
sebagai mana Ahsin Sakho Muhammad menyatakan bahwa sumber yang paling
bermutu adalah agama.2 Serta yang menjadi sumber nilai dari agama Islam adalah
Al-Qur‟an.
Kehadiran Al-Qur‟an sebagai kitab suci umat Islam dan dijadikan acuan
moral yang di dalamnya berisi petunjuk hidup, kabar gembira serta peringatan.
Al-Qur‟an dijadikan pegangan hidup manusia sampai akhir zaman, sebagaimana
telah diketahui dan diyakini bahwa Al-Qur‟an merupakan kitab shalihun li kulli
zaman wa makan (Al-Qur‟an berlaku pada setiap zaman dan tempat). Dan Al-
Qur‟an menunjukkan umat Islam kejalan yang lurus. Sebagimana terdapat dalam
firman Allah swt. Dalam QS. Al-Isra‟ ayat 9:
2
Ahsin Sakho Muhammad, Keberkahan Al-Qur’an: Memahami Tema-Tema Penting
Kehidupan dalam Terang Kitab Suci, (Jakarta Selatan: PT Qaf: 2017), 13.
1
2
3
Kementrian Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah, (Banyu Anyar: Abyan,
2014), 124.
4
Sahiron Syamsudin, ”Ranah-Ranah Penelitian dalam Studi Al-Qur‟an dan Hadis” dalam
Metodologi Penelitian Al-Qur’an dan Hadis, (Yogyakarta: TH.Press, 2007), xii-xiv.
5
Ibrahim Eldeeb, Be A Living Qur’an: Petunjuk Praktis Penerapan Ayat-Ayat Al-Qur’an
Dalam Kehidupan Sehari-hari, (Jakarta: Lintera Hati, 2009), 43.
6
Ibid., 6.
3
7
Ibid., 389.
4
sebuah tradisi baik itu dalam prosesi adat istiadat maupun keagamaan. Seperti
halnya fenomena sosial yang terdapat dalam tradisi cuci kampung yang dilakukan
masyarakat Desa Mekar Jati. Desa ini merupakan salah satu desa di Kecamatan
Pengabuan, Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi. Desa ini mayoritas
ditempati oleh masyarakat bersuku Jawa yang memiliki berbagai macam bentuk
tradisi dan kebudayaan. Salah satu tradisi yang sampai sekarang masih dijalankan
masyarakat adalah tradisi cuci kampung ini. Di desa ini pelaksanaan tradisi cuci
kampung yang dilakukan pada setiap tahun dan dilaksanakan pada awal bulan
Muharam yang bertepatan dengan bulan suro, pelaksanaan tradisi ini dilakukan
dengan tujuan agar kampung terhindar dari bala, sebagai bentuk rasa syukur atas
segala kenikmatan yang telah diberikan oleh sang pencipta.
Tradisi adalah adat atau kebiasaan turun-temurun yang telah ada dari
leluhur, dan masih dijalankan oleh masyarkat.8 Bahkan dari tradisi tersebut
muncul banyak mitos dari kebiasaan yang telah menjadi rutinitas dan selalu
dilakukan kelompok masyarakat yang tergabung dalam satu bangsa. Tradisi cuci
kampung di Dusun Beringin ini dimulai ketika sebuah hutan belantara yang
kemudian dijadikan sebuah perkampungan artinya pelaksanaan tradisi cuci
kampung ini telah berlangsung sejak perkampungan itu ada. Di Desa Mekar Jati
Terdapat dua penyebab yang menjadi alasan dilaksanakannya cuci kampung,
pertama dilakukan ketika terdapat perilaku masyarakat yang menyalahi aturan
baik itu aturan agama ataupun aturan yang ada di Desa itu contoh adalah terdapat
perzinahan, Yang kedua dilakukan pada bulan Muharam yaitu merupakan tradisi
tahunan masyarakat.
Terdapat perbedaan pelaksanaan cuci kampung antara Desa Meka Jati
dengan desa lain. pada desa lain saat ini pelaksanakan cuci kampung hanya
dilakukan ketika terdapat perilaku menyimpang dari norma-norma yang ada pada
suatu desa atau norma agama, salah satu contohnya adalah terdapat perbuatan zina
yang dilakukan di suatu desa, maka akan dilakasanakan cuci kampung dengan
tujuan kampung tersebut terhindar dari segala hal yang tidak diinginkan.
8
Poerwadarminta WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional: 2004), 278.
5
9
Haddy Shri Ahimsa-Putra, “The Living Qur’an: Beberapa Perspektif Antropologi“,
Jurnal, 20, No.1 (2012), 239.
10
M. Mansyur, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis. Yogyakarta: TH. Press,
2007, 50.
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, penulis merumuskan
beberapa poin masalah yang akan dibahas pada tulisan ini :
1. Bagaimana proses pelaksanaan tradisi cuci kampung di Desa Mekar Jati?
2. Bagaimana pemahaman masyarakat Desa Mekar Jati terhadap pembacaan
surah Yasin dalam tradisi cuci kampung?
3. Bagaimana makna Qur‟ani dari pembacaan surah Yasin dalam tradisi cuci
kampung di Desa Mekar Jati?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan judul yang telah penulis angkat agar pembahasan
permasalahan dalam penulisan skripsi tidak meluas dan tepat pada sasaran pada
pokok pembahasan, maka penulis membatasi pembahasan hanya berfokus pada
pembacaan surah Yasin yang digunakan pada tradisi cuci kampung yang di
laksanakan di Dusun Beringin Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan Kabupaten
Tanjung Jabung Barat.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan penulis dengan tujuan sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan tentang pelaksanaan tradisi cuci kampung di Desa Mekar Jati.
2. Mendeskripsikan tentang pemahaman masyarakat Desa Mekar Jati terhadap
pembacaan surah Yasin dalam tradisi cuci kampung.
3. Mendeskripsikan tentang makna Qur‟ani dari pembacaan surah Yasin dalam
tradisi cuci kampung di Desa Mekar Jati.
7
E. Metode Penelitian
Menjadi sebuah karya ilmiah tentu tidak akan bisa terlepas dengan adanya
metode, karena metode adalah cara yang teratur dan terpikir secara baik untuk
mencapai tujuan akhir.11 Selain itu metode juga dapat dikatakan sebagai cara kerja
yang diatur secara sistematis, sesuai logika, rasional dan terarah sehingga
mempermudah pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang di
tentukan.
Penelitian terkait pembahasan Pembacaan Surah Yasin dalam Tradisi Cuci
kampung di Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung
Barat ini merupakan jenis penelitian Living Qur’an yang dilakukan dengan
menggunakan metode penelitian kualitatif lapangan (field research) dan penelitian
kepustakaan (library research). 12 Yang menjadi sumber utama dalam penelitian
ini adalah salah satu surah dalam Al-Qur‟an yang hidup dalam masyarakat di
Desa Mekar Jati berupa perilaku sebagai pemaknaan terhadap surah tersebut.
Sedangkan untuk data sekundernya adalah literatur-literatur pendukung sumber
primer.
1. Pendekatan Penilitian
Pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian Living Qur’an ini adalah
pendekatan fenomenologi. Penggunaan pendekatan fenomenologi ini berkaitan
dengan Living Qur’an karena yang menjadi objek pembahasan dalam penelitian
ini berhubungan erat dengan realita sosial yaitu tentang fenomena sosial yang
terdapat di dalam kehidupan masyarakat.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah salah satu dusun di Desa
Mekar Jati Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Tepatnya di
Dusun Beringin. Pemilihan lokasi ini dengan alasan bahwa daerah ini merupakan
daerah yang masih kental dengan kebudayaannya, serta di dalam tradisi yang
11
Nasarudin Baidan dan Erwati Aziz, Metodologi Khusus Penelitian Tafsir, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2016), 13.
12
Abdul Mustaqim, “Metode Penelitian Living Qur’an” dalam Penelitian Living Qur’an
dan Hadis, (Yogyakarta: Idea Press 2015), 71.
8
mereka lakukan setiap tahun salah satu surah Al-Qur‟an digunakan sebagai salah
satu kegiatan terpenting dalam prosesi tradisinya, serta mereka berasumsi bahwa
pembacaan surah ini sebagai pelindung dalam artian sebagai penangkal bala.
Fenomena yang ada pada masyarakat tersebut merupakan bentuk Living Qur’an
Dengan demikian penulis menganggap perlu untuk melakukan penelitian. Selain
itu penulis juga menggunakan pendekatan pustaka, buku berhubungan dengan
metode penelitian Al-Quran dan tafsir serta metode Living Qur’an untuk
menyelesaikan penelitian ini.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian berpusat kepada segenap masyarakat dalam tradisi cuci
kampung yang memilki keyakinan terhadap surah Al-Qur‟an yang dibacakan
dalam prosesi tradisi cuci kampung di Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan
Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
serta mengetahui keadaan yang ada di wilayah Desa Mekar Jati Kecamatan
Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Kedua, wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan lisan. Sebelum
wawancara penulis menyiapkan pertanyaan yang sesuai dengan penggalian data
yang dibutuhkan dan kepada siapa pertanyaan itu ditujukan. Meskipun
pelaksanaan wawancara tidak semudah melakukan angket karena adanya
beberapa faktor seperti sulitnya bertemu dengan responden, harus menyediakan
waktu yang cukup lama, harus menjaga etika. Namun metode ini memiliki
keunggulan yaitu fleksibilitas dan rileks dalam prosesi pengumpulan data.
Ketiga, dokumentasi dilakukan peneliti dengan melakukan pengumpulan
data terbaru. Tokoh agama dan data penduduk di Desa Mekar Jati Kecamatan
Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Data tersebut didapatkan dari
kantor Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat
dan pihak yang terkait.
F. Kerangka Teori
Teori merupakan suatu pernyataan sistematik yang bersifat logis dan abstrak
yang dianggap sebagai pengetahuan ilmiah. 13 secara akademis penelitian ini
13
Damsar, Pengantar Teori Sosiologi, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), 5.
10
14
M. Mansyur, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis, (Yogyakarta: TH. Press,
2007), 38.
15
Ahmad „Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur’an-Hadis Ontologi,Epitimologi, dan
Aksiologi, (Tangerang Selatan Banten: Yayasan Wakaf Darus-Sunnah , 2019), 11.
11
16
M. Mansyur, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis, (Yogyakarta: TH. Press,
2007), 38. 59.
17
Ahmad „Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur’an-Hadis Ontologi,Epitimologi, dan
Aksiologi, (Tangerang Selatan Banten: Yayasan Wakaf Darus-Sunnah , 2019), 63
12
metode yang lebih tepat digunakan adalah metode kualitatif. Adapun rancangan
yang perlu dipaparkan dalam penelitian kualitatif adalah: 18
1. Menentukan lokasi penelitian serta memberikan gambaran atau memaparkan
alasan adanya fenomena Living Qur’an.
2. Pendekatan dan perspektif, dalam hal ini penenliti harus menyampaikan data
secara deskripsi dan detail. Ciri khusus dari penelitian adalah data yang
disajikan menggunakan perspektif emic, yaitu disamapaikan berdasarkan
deskripsi menurut bahasa dan cara pandang subyek penelitian.
3. Tektik pengumpulan data, peneliti memiliki cara bagaimana data penelitian
bisa didapatkan. Teknik yang bisa dilakukan seperti wawancara dan
dokumentasi.
4. Unit analisis data, merupakan satuan yang diteliti yang bisa berupa individu,
kelompok, benda.
5. Strategi pengumpulan data, yaitu peneliti mengatur strategi untuk mendapatkan
data seperti mencari responden.
6. Penyajian data, pada dasarnya terdiri atas hasil analisis data berupa cerita rinci
para informan sesuai dengan pandangan mereka apa adanya.
Penelitian Living Qur’an yang berangkat dari fenomena sosial yang ada
dalam masyarakat, maka diperlukan pendekatan ilmu lain untuk menyelesaikan
penelitian tersebut. pendektan yang bisa digunakan adalah pendekatan
fenomenologi. Namun bukan berarti hanya pendekatan itu saja yang bisa
digunakan dalam penelitian, ada beberapa pendektan yang bisa digunakan seperti
pendektan sosiologi, antropologi, psikologi.
Pendekatan fenomenologi pada umumnya ditandai dengan tiga ciri, yaitu
apoche, einfuhlung, dan eidetic vision. Epoche yaitu peneliti berusaha untuk
memahami kenyataan yang dihadapinya. Einfuhlung yaitu pemberian perhatian
penuh penghargaan besar terhadap realitas sosial yang diteliti. Eidetic vision yaitu
mengacu pada fenomenologi baik berupa kondisi sosial masyarakat.19
18
Abdul Mustaqim, “Metode Penelitian Living Qur’an” dalam Penelitian Living Qur’an
dan Hadis. (Yogyakarta: Idea Press, 2015).
19
Wardi Bakhtiar, Sosiologi Klasik, (Bandung: PT.Remaja RosdaKarya ,2006), 51.
13
20
Ibid.,143.
21
Suardi Endraswara, Metodologi Penelitian Kebudayaan, (Yogyakarta:Gajah Mada
Universitas Press, 2006),15.
22
Heddy Shri Ahimsa-Putra, “Fenomenologi Agama: Pendekatan Fenomenologi untuk
Memahami Agama” Jurnal Walisongo, Vol 20, No.1 (2012), 256.
14
merupakan surah ke 41, ia turun sesudah surah Al-Jin dan Surah Al-Furqon.23 Al-
Qur‟an bagi siapa saja yang membacanya akan memperoleh ganjaran pahala yang
luar biasa. Maka dari itu, sebagai umat muslim seharusnya kita harus berlomba-
lomba untuk membaca serta memahami Al-Qur‟an karena di dalamnya memiliki
berbagai mukjizat yang tidak ada bandingannya. Pahala tersebut juga didapat
dengan kita membaca surah Yasin yang merupakan salah satu surah dalam Al-
Qur‟an.
Surah Yasin disebut sebagai jantung Al-Qur‟an, yang memiliki fadilah bagi
siapa saja yang membacanya. Di dalam surah ini menebutkan tentang tauhid.
Dalam surah ini secara jelas menyebutkan tujuan Al-Qur‟an, begitu juga halnya
pada bagian lain dari surah-surah Al-Qur‟an yang mulia, yaitu terkait masalah
akhlak mewarnai surah ini.
2. Cuci Kampung
Cuci Kampung adalah sebuah tradisi membersihkan kembali sebuah
perkampungan dari beberapa kejadian yang menjadikan tercemarnya nama sebuah
perkampungan. Tercemarnya nama sebuah perkampungan tersebut disebabkan
oleh perilaku masyarakat yang melanggar norma yang ada, seperti ada yang
melakukan perzinahan maka harus dilaksanakan cuci kampung untuk menghindari
kejadian buruk yang tidak diinginkan. Selain tradisi cuci kampung dilakukan
ketika ada kejadian yang menyalahi aturan, cuci kampung juga dilaksanakan pada
setiap tahun, yaitu pada waktu yang telah ditentukan artinya cuci kampung
dijadikan tradisi yang dilaksanakan setiap tahunnya. pada dasarnya tujuannya
sama yaitu agar perkampungan terhindar dari balak.24
G. Studi Relevan
Berdasarkan studi relevan yang telah penulis lakukan, penulis menemukan
tema kajian yang sama dengan tema yang akan penulis bahas sebagai berikut:
23
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an,
(Jakarta: Lentera Hati :2002), 502.
24
Alwi , Tokoh Masyarakat Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 25 Januari
2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.
15
25
Idham Hamid, “Tradisi Ma‟Baca Yasin di Makam Annangguru Maddappungan Santri
Pondok Pesantren Salafiyah Parappe Kec. Campalagian Kab. Polewali Mandar”, Skripsi
(Makassar: UIN Alauddin Makassar 2017), 133.
26
Abd. Mubarak, “Tradisi Yasinan di Masyarakat Pambusuang Kecamatan Balanipa
Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat”, Skripsi (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga 2006),
83.
16
Nida Elfemi dkk. Dengan artikel yang berjudul Fungsi Tradisi Upacara
Cuci Kampung di Desa Lubuk Pinang Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten
Mukomuko, pembahasannya tentang deskripsi pelaksanaan tradisi upacara cuci
kampung dan deskripsi fungsi upacara cuci kampung. Hasil dari penelitiannya
menyimpulkan bahwa pelaksanaan cuci kampung dilakukan pada bulan
Muharram dan pihak yang terlibat adalah tokoh masyarakat, ketua adat, dan
kepala dusun. Pelaksanaan upacara dilakukan di masjid. Fungsi dari upacara cuci
kampung untuk menghormati nenek moyang dengan tetap melestarikan tradisi
upacara cuci kampung ini karena telah menjadi tradisi.
Khamidah dalam skripsinya yang berjudul Nilai-Nilai Pendidikan Islam
dalam Tradisi Bersih Desa di Purbosari Kecamatan Seluma Barat Kabupaten
Seluma. Skripsi ini dibuat dengan dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan
pandangan antara masyarakat Bengkulu dengan masyarakat bersuku Jawa yang
juga tinggal di bengkulu berkaitan dengan tradisi bersih desa, serta disana
dijelaskan mengenai sejarah prosesi dan nilai-nilai pendidikan Islam yang
terkandung dalam tradisi bersih desa di Purbosari Kecamatan Seluma Barat
Kabupaten Seluma.
Tehnik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang
bertujuan mengumpulkan data dan informasi dari kehidupan nyata kegunaannya
untuk memecahkan masalah-masalah praktis yang ada di suatu masyarakat. Dari
hasil penelitiannya disimpulkan bahwa sejarah awal tradisi bersih desa ini
mengikuti budaya Jawa karena warga desa Purbosari merupakan pindahan dari
Kabupaten Purwodadi, Boyolali dan Sragen. pelaksanaannya pertama kali
diselenggarakan pada tahun 1990. Susunan acara tradisi bersih desa yaitu
membersihkan lingkungan, rukyah masal, istigosah, tausiah, doa dan makan
bersama. 27
Widayanti dalam skripsinya yang berjudul Pembacaan Surah Yasin dan Al-
Mulk dalam Penyelenggaraan Jenazah di Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten
Hulu Sungai Selatan. Dalam skripsinya ia menjelaskan bahwa dalam
27
Khamidah, “Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Bersih Desa di Purbosari
Kecamatan Selumba Barat Kabupaten Selumba,” Skripsi (Bengkulu: IAIN Bengkulu, 2019).xi
17
H. Sistematika Penulisan
Penelitian berjudul “Pembacaan Surah Yasin dalam Tradisi Cuci Kampung
di Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat” ini
dibagi dalam beberapa bab, dan setiap bab tersebut terdiri atas beberapa sub bab
sebagaimana disebutkan berikut ini:
Bab I berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, kerangka teori, studi relevan, dan sistematika
penulisan.
Bab II berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian. yaitu terkait sejarah
desa, visi misi dan tujuan desa, jumlah penduduk, dan sarana prasarana yang ada
di lokasi penelitian.
Bab III berisi tentang Pelaksanaan tradisi cuci kampung di Desa Mekar Jati.
Dalam bab ini menjelaskan tentang definisi tradisi cuci kampung, sejarah tradisi
28
Widayanti, “Pembacaan Surah Yasin dan Al-Mulk dalam Penyelenggaraan Jenazah di
Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan”, Skripsi (Banjarmasin: IAIN
Antasari, 2016), v.
18
cuci kampung di Desa Mekar Jati, tata cara pelaksanaan cuci kampung, waktu
pelaksanaan cuci kampung, tujuan pelaksanaan cuci kampung, dan manfaat cuci
kampung.
Bab IV fenomena pembacaan surah Yasin dalam tradisi cuci kampung,
mencakup deskripsi surah Yasin, pemahaman masyarakat terhadap surah Yasin
yang digunakan dalam tradisi cuci kampung dan makna Qur‟ani dari pembacaan
surah Yasin dalam cuci kampung.
Bab V penutup, merupakan bagian akhir penelitian ini, berisikan
kesimpulan dan saran-saran.
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Desa
Desa Mekar Jati adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan
Pengabuan, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Sebelum dibentuk menjadi sebuah
desa sendiri, Mekar Jati merupakan salah satu dusun yang termasuk bagian dari
Desa Senyerang Jati. Pada masa tersebut Senyerang Jati masih menjadi salah satu
desa yang ada di kecamatan Pengabuan, dan saat ini Desa Senyerang Jati telah
berubah status menjadi sebuah kecamatan yaitu kecematan Senyerang. Ketika
Senyerang masih berstatus sebagai Desa, dilakukan pemekaran Desa sehingga
terbagi menjadi dua desa, yaitu Desa Senyerang Jati dan Mekar Jati.
Penamaan Desa Mekar Jati merupakan hasil musyawarah bersama antara
tokoh masyarakat dan warga. Berdasarkan cerita dari sesepuh yang ada di Desa
Mekar Jati, nama Mekar Jati berasal dari bahasa Jawa. Desa Mekar Jati resmi
menjadi sebuah Desa Pada 13 April 2006 yang diresmikan oleh Dr. Ir. H. Safrial,
M.S. sebagai desa yang baru dibentuk, tentunya desa ini belum memiliki aparatur
desa maka dari itu masyarakat melakukan musyawarah untuk pembentukan
aparatur pemerintahan sementara di desa itu. Kegiatan tersebut dihadiri oleh
masyarakat Desa Mekar Jati dan aparatur pemerintah Kecamatan Pengabuan.
Berdasarkan dari hasil Musyawarah tersebut, maka disepakati seorang yang
terpilih sebagai pejabat sementara di Desa Mekar Jati.
Untuk periode pertama pejabat sementara Desa Mekar Jati adalah Sanusi.
kedudukan Sanusi sebagai pejabat sementara desa berlangsung selama satu tahun,
setelah itu dilanjutkan dengan kepala desa yang telah dipilih secara demokratis.
Sejak tahun 2008 kepala Desa Mekar Jati dipilih secara demokratis, sampai
terpilihnya kades saat ini, yaitu Khairudin, S.Pd.29
29
Data Desa Mekar Jati
19
20
Pada masa jabatan Sanusi sebagai pejabat sementara Desa Mekar Jati, Desa
ini dibagi menjadi 4 Dusun, yaitu Dusun Indragiri, Dusun Karya Tani, Dusun
Beringin dan Dusun Sido Makmur. Seiring berjalannya waktu Desa Mekar Jati
terus mengalami perkembangan, terdapat masyarakat dari dua dusun yang
menginginkan dibentuknya desa baru. yaitu dengan membagi dua Desa Mekar
Jati. Dua dusun tersebut yaitu Dusun Indra Giri dan Dusun Karya Tani. Setelah
dilakukan musyawarah sebanyak tiga kali, baru didapatkan hasil keputusan terkait
pembagian Desa Mekar Jati.
Musyawarah Pertama dan kedua hanya dihadiri oleh perwakilan masyarakat
dari empat dusun yang ada di Desa Mekar Jati, dan musyawarah ketiga dihadiri
oleh aparatur pemerintah Kecamatan Pengabuan dan masyarakat desa. 30
kesepakatan yang diperoleh dari musyawarah tersebut adalah Desa Mekar Jati
dibagi menjadi dua Desa yaitu Desa Mekar Jati dan Desa Pasar Senin. jadi 4
dusun yang ada di Desa Mekar Jati dibagi menjadi dua bagian, yaitu Dusun
Indragiri dan Dusun Karya Tani masuk dalam bagian dari Desa Baru, Dusun
Beringin dan Dusun Sido Makmur masuk dalam bagian dari Desa Mekar Jati.
Peresmian pemekaran desa dilakukan Tepat Pada tanggal 28 Maret 2012 Maka
Desa Mekar Jati dibagi menjadi dua yaitu Desa Mekar Jati dan Desa Pasar
Senin. 31 Setelah dikakukan pemekaran, sampai saat ini Desa Mekar Jati dibagi
menjadi empat dusun baru yaitu Dusun Beringin, Dusun Nibung Jaya, Dusun Sido
Makmur dan Dusun Sido Mulyo.
B. Profil Desa
Desa Mekar Jati adalah suatu desa yang masih mempertahankan
kebudayaan yang telah dimiliki sejak dulu, Contohnya dari segi budaya, pertanian,
dan segi agama. Berbagai kegiatan dilakukan untuk mempertahankan nilai dari
30
Khamdan, Warga Desa Mekar Jati, Wawancara Dengan Penulis, 10 Januari 2020,
Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.
31
Dokumen Desa Mekar Jati.
21
segala bagian. Sampai saat ini kegiatan yang masih dilakukan berbentuk tradisi
budaya, keagamaan maupun kegiatan sosial. Di Desa ini memiliki kegiatan yang
masih dijalankan oleh masyarakat yaitu selamatan, yasinan, tahlilan, pengajian,
dan upacara perkawinan. 32
Tabel. 2.1
Struktur Desa Mekar Jati
KEPALA DESA
Khairudin, S.Pd
SEKERTARIS
DESA
Suryanto, S.Pd.I
32
Hasil Observasi Desa Mekar Jati pada 2 Januari 2020.
33
M. Subarna, et.al., Kamus Umum Bahasa Indonesia Lengkap, (Bandung: CV Pustaka
Grafika, 2012), 394.
22
2. Misi
Misi secara etimologi berarti utusan yang dikirim oleh suatu negara ke
negara lain untuk melakukan tugas khusus dalam bidangnya. 35 Disini misi
memiliki kedudukan sebagai penunjang keberhasilan tercapainya sebuah visi desa.
Untuk mencapai sebuah visi dengan mempertimbangkan kebutuhan dan potensi
desa, pemerintah Desa Mekar Jati menyusun misi sebagai berikut:
a. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama, sosial budaya dan ketentraman
masyarakat.
b. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan dan sumberdaya manusia.
c. Meningkatkan pembangunan ekonomi pedesaan, pariwisata, dan kesejahteraan
masyarakat.
d. Meningkatkan kualitas profesionalisme aparatur dalam tata kelola
pemerintahan, pembangunan dan pelayanan pada masyarakat.
34
Data Desa Mekar Jati.
35
M. Subarna, et.al., Kamus Umum Bahasa Indonesia Lengkap, (Bandung: CV Pustaka
Grafika, 2012), 258.
23
Kondisi topografi Desa Mekar Jati pada umumnya sama dengan desa
lainnya di Kecamatan Pengabuan Kecamatan Tanjung Jabung Barat, yang
memiliki iklim penghujan dan kemarau. Iklim tersebut sangat kuat pengaruhnya
terhadap aktivitas masyarakatnya, hal ini dikarenakan kondisi jalan di desa ini
belum memadai. Ada jalan yang telah dibangun dan masih ada juga jalan yang
belum dibangun, sehingga jika tiba musim hujan jalan yang ada di Desa Mekar
Jati sulit dilalui kendaraan. Selain itu, pola iklim yang ada di Desa Mekar Jati
memiliki pengaruh teradap pola pertanian masyarakat. Wilayah Desa Mekar Jati
memiliki 4 dusun, yang terdiri atas:
a. Kebun Kelapa : 887,70 Ha.
b. Kebun Pinang :123 Ha.
c. Lahan Permukiman : 30,00 Ha.
24
2. Jumlah Penduduk
Sebagaimana diketahui, jumlah penduduk yang ada di Desa Mekar Jati
Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada tahun 2019
berkisar dengan jumlah penduduk laki-laki berjumlah 860 jiwa dan pada awal
tahun 2020 berjumlah 850 jiwa, untuk penduduk perempuan pada tahun 2019
berjumlah 769 jiwa, sedangkan di awal tahun 2020 penduduk perempuan
berjumlah 768 jiwa. Berdasarkan data jumlah penduduk yang ada, di Desa Mekar
Jati angka kematian lebih tinggi dari angka kelahiran. Pada tahun 2019 jumlah
penduduk 1.629 jiwa, pada tahun 2020 jumlah penduduk 1.618 jiwa. 36 Lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk Desa Mekar Jati tahun 2019-2020
36
Dokumen Desa Mekar Jati
25
3. Mata Pencaharian
Masyarakat Desa Mekar Jati pada dasarnya memiliki mata pencaharian
sebagai petani, selain itu ada juga yang mata pencahariannya sebagai pedagang,
pegawai honorer, pertukangan dan lain sebagainya. Jenis Tanaman yang paling
dominan di Desa Mekar Jati adalah Kelapa dan Pinang. hasil panen buah Kelapa
dan Pinang dijual kepada penampung (pembeli), baik itu yang berada di Desa
Mekar Jati atau di luar desa Mekar Jati. Hal ini disebabkan Desa ini belum ada
tempat yang menampung (pembeli) hasil panen buah Kelapa, sehingga apabila
masyarakat telah melakukan panen buah Kelapa maka mereka menjualnya kepada
pembeli yang ada di Desa lain, atau mereka menjualnya langsung ke pada pembeli
yang ada di sekitar Kecamatan Pengabuan.
Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan mata pencaharian masyarakat Desa
Mekar Jati dapat diperhatikan sebagai berikut:37
a. Bidan Swasta : 2 orang
b. Dukun Tradisional : 11 orang
c. Montir : 2 orang
d. Nelayan : 20 orang
e. Petani : 1.195 orang
f. Pegawai Negri Sipil : 1 orang
g. Pedagang Barang Klontong : 24orang
h. Perawat Swasta : 2 orang
i. Perangkat Desa : 10 orang
j. Wiraswasta : 85 orang
4. Keadaan Agama
Agama merupakan merupakan hal yang penting, karena agama yang
mengatur kehidupan manusia. agama yang dianut masyarakat Desa Mekar Jati
37
Dokumen Desa Mekar Jati.
26
[S]ejak kami lahir dan kami tinggal di Desa ini, semua penduduk Desa
Mekar Jati beragama Islam, tapi ada tiga orang yang beragama lain, mereka
itu petugas kesehatan yang melayani masyarakat desa, dan kemudian
menetap di desa ini sampai saat ini. 39
38
Observasi Desa Mekar Jati pada 28 Desember 2019.
39
Aminoto, Warga Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 6 Januari 2020,
Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.
40
Suryanto, Sekertaris desa Desa Mekar Jati, Wawancara dengan penulis, 9 Januari 2020,
Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.
41
Dokumen Desa Mekar Jati.
27
Tabel 2.4
Jumlah penganut agama di Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan
Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi
5. Sosial Ekonomi
Tinggi atau rendahnya perekonomian sangat tergantung pada mata
pencaharian, karena mata pencaharian menjadi hal yang paling mendasar dan
menjadi penentu untuk meneruskan roda kehidupan. Memiliki satu pencaharian
yang bisa mencukupi kebutuhan, maka akan lebih baik pula untuk menjalankan
kehidupan baik hal yang berhubungan dengan dunia ataupun akhirat. Sumber
pendapatan yang ada di Desa Mekar Jati kecamatan pengabuan adalah pertanian,
perkebunan, wiraswasta dan nelayan.
Berdasarkan aspek sosial, masyarakat yang tinggal di Desa Mekar Jati
Kecamatan Pengabuan memiliki rasa sosial yang tinggi. Persamaan kedudukan
sosial masyarakat tidak diukur oleh keadaan ekonomi dan kekuasaan seseorang,
tetapi diukur berdasarkan kriteria keagamaan.
28
6. Pendidikan
Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan
masyarakat. Karena dari proses pendidikan tersebut, dapat mengubah berbagai
macam kehidupan sosial masyarakat. Bentuk kehidupan sosial masyarakat bisa
diubah sesuai dengan semestinya. Masalah pendidikan harus mendapat perhatian
yang serius dari pihak-pihak yang terkait, untuk meningkatkan kualitas kualitas
pendidikan masyarakat.
Pada tahun 90-an kesadaran Masyarakat Desa Mekar Jati terhadap
pendidikan formal masih sangat kurang. Masih banyak masyarakat yang
beranggapan bahwa mereka kurang yakin dengan keadaan ekonomi yang kurang
mampu bisa membiayai sekolah hingga ke jenjang yang lebih tinggi, maka dari itu
mereka hanya bersekolah sampai jenjang sekolah dasar (SD). Dampak dari hal ini
adalah banyaknya anak-anak yang tidak melanjutkan pendidikan mereka setelah
sekolah dasar (SD). Namun pola pikir masyarakat mulai berubah seiring
berkembangnya zaman dan adanya himbauan dari pemerintaah pada tahun 2006
tentang pentingnya pendidikan bagi masyarakat, sehingga Masyarakat Desa
Mekar Jati mulai memiliki pandangan bahwa pendidikan merupakan hal yang
sangat penting untuk kehidupan kedepan, dan pendidikan itu bukan hanya di
khususkan untuk orang yang mampu saja, namun bagi setiap orang yang
berkemauan kuat menuntut ilmu. Bukti dari kesadaran masyarakat tersebut dilihat
sekarang ini banyak masyarakat yang menyekolahkan anak-anak mereka dari
pendidikan usia dini (PAUD), taman kanak-kanak (TK), ke sekolah menengah
pertama (SMP) atau madrasah tsanawiah (MTS), sekolah menengah atas (SMA)
atau madrasah aliah (MA), dan perguruan tinggi.
Untuk melihat perkembangan pendidikan yang ada di Desa Mekar Jati
Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat di awal tahun 2020
dapat dilihat pada table berikut ini: 42
42
Data Desa Mekar Jati.
29
Table 2.5
Perkembangan Pendidikan di Desa Mekar Jati 2020
No Keterangan Jumlah Penduduk
1. Anak di TK 49 Orang
2. Sedang SD/Sederajat 136 Orang
3. Tamat SD/Sederajat 390 Orang
4. Tidak Tamat SD/Sederajat 38 Orang
5. Sedang SLTP/Sederajat 124 Orang
6. Tamat SLTP/Sederajat 140 Orang
7. Tidak Tamat SLTP/Sederajat 390 Orang
8. Tamat SLTA/Sederajat 204 Orang
9. Sedang D-2 2 Orang
10. Tamat D-3 3 Orang
11. Sedang S-1 23 Orang
12. Tamat S-1 31 Orang
13. Sedang S-2 2 Orang
43
Data Desa Mekar Jati.
30
Table 2.6
Sarana Pendidikan di Desa Mekar Jati
5. Ibtidaiyah 2 Swasta 16 55
6. Aliayah 1 Swasta 9 45
7. Kesehatan
diantaranya tiga orang Dukun bersalin terlatih, tiga orang Bidan, dan dua orang
Perawat.
Desa ini memiliki kegiatan penyuluhan kesehatan bagi warga yang lansia,
dengan berbagai kegiatan yang telah di rancang oleh petugas kesehatan yang ada
di Desa, kader-kader kesehatan dan para petugas kesehtan dari Kecamatan
Pengabuan juga ikut serta dalam kegiatan tersebut, walaupun tidak pada setiap
kegiatan. Kegiatan yang diadakan tersebut meliputi pemeriksaan kesehatan secara
gratis, pembagian vitamin secara gratis dan senam bersama. kegiatan ini
dilakukan di puskesmas atau di dusun yang ada di Desa Mekar Jati.
8. Lembaga Kemasyarakatan
Dalam kehidupan kemasyarakatan Lembaga dapat digambarkan sebagai alat
yang memiliki fungsi dalam kehidupan masarakat.44 Lembaga masyarakat
terbentuk dari suatu ikatan hubungan sesama manusia dalam suatu masyarakat.
Ikatan hubungan tersebut memiliki hubungan erat dengan berlakunya suatu aturan
sebagai acuan dalam usaha memenuhi kebutuhan hidup, contohnya kebutuhan
akan pendidikan, ketentraman, keadilan.
Kehidupan sosial masyarakat Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan
Kabupaten Tanjung Jabung Barat memiliki kesamaan dengan desa lain,
sebagaimana hukum alam bahwa manusia hidup di dunia tidak bisa sendiri.
Manusia diciptakan hidup bersama-sama, saling membutuhkan satu sama lain.
Kebersamaan yang diwarnai dengan berbagai perbedaan, baik itu perebedaan
agama, perbedaan ras, perbedaan bahasa, perbedaan warna kulit dan lain
sebagainya. Hal itu Tidak menjadi penghalang masyarakat untuk saling tolong
menolong satu sama lain, dan tidak menjadi alasan untuk tidak menjalin
silaturahim.
44
AbdulSyani, Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan (Jakarta: PT Bumi Aksara,2002),
75.
32
Adapun perkembangan lembaga masyarakat dapat dilihat pada table berikut ini:
Tabel 2.7
No Organisasi Keberadaan
1. PKK Ada
2. RT Ada
3. Karang Taruna Ada
4. Kelompok Nelayan Ada
5. Kelompok Tani Ada
6 Badan Usaha Milik Desa Ada
BAB III
PELAKSANAAN TRADISI CUCI KAMPUNG DI DESA MEKAR JATI
45
M. Subarna, et.al., Kamus Umum Bahasa Indonesia Lengkap, (Bandung: CV Pustaka
Grafika, 2012),
46
Elon Suparlan, “Pelaksanaan Sanksi Adat Bagi Pelaku Zina di Kecamatan Seluma Utara
Kabupaten Seluma Perspektif Hukum Islam”, Jurnal Qiyas, 3, No.2, (2018). 169.
47
Alwi, Salah Satu Pemuka Adat Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 25 Januari
2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.
33
34
48
Mesijo, Salah Satu Pemuka Adat Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 2 Januari
2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.
35
penyakit, kebakaran dan lain-lain. Contoh daerah yang melaksanakan tradisi cuci
kampung setiap tahunnya adalah Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan
Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi.
Pelaksanaan tradisi cuci kampung memiliki peran yang baik dalam
kehidupan sosial masyarakat. tradisi ini dinilai sangat baik untuk menjaga
ketentraman di sebuah perkampungan.49 Di tengah maraknya pergaulan bebas
yang ada di kalangan remaja saat ini, serta banyaknnya pengaruh dari
berkembangnya zaman terhadap kepribadian masyarakat.
49
Elon Suparlan, “Pelaksanaan Sanksi Adat Bagi Pelaku Zina di Kecamatan Seluma Utara
Kabupaten Seluma Perspektif Hukum Islam”, Jurnal Qiyas, 3, No.2, (2018). 169.
50
Djoko Widagdho, Ilmu budaya dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), 18.
51
Jacobus Ranjabar, Sistem Sosiala Budaya Indonesia (Sebuah Pengantar), (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2006), 24.
36
dari Berbagai macam kebutuhan masyarakat yang memerlukan kepuasan, baik itu
di bidang spiritual maupun materiel. Kebutuhan masyarakat tersebut sebagian
besarnya terpenuhi oleh kebudayaan yang dimilki masyarakat itu sendiri.
Kebudayaan yang ada di kalangan masyarakat pada dasarnya berasal dari
hasil pemikiran bangsa, karena memiliki nilai dari zaman nenek moyang
sebelumnya. Masyarakat juga memiliki berbagai cara untuk mempertahankan
budaya yang dimiliki, ditengah banyaknya kebudayaan yang sudah ditinggalkan.
meskipun tidak ada aturan yang tertulis untuk yang tidak mengikuti kebudayaan
yang ada di suatu tempat.
Berkembangnya zaman menjadi salah satu penyebab adanya kebudayaan
masyarakat daerah yang ditinggalkan oleh masyarakat. Namun, tidak menutup
kemungkinan ada kebudayaan yang masih dilaksanakan masyarakat sampai saat
ini. Kebudayaan tersebut berbentuk tradisi tersebut seperti tradisi mandi tujuh
bulan, upacara adat perkawinan, tradisi cuci kampung dan lain sebagainya.
Sebagai kebudayaan yang masih bertahan di kehidupan sosial masyarakat,
tentunya tidak terlepas dari peran-peran orang yang berkaitan dengan kebudayaan
tersebut. Seperti halnya tradisi cuci kampung bisa bertahan dikarenakan adanya
peran dari orang yang mengontrol setiap pelaksanaan tersebut.
Tradisi cuci kampung merupakan salah satu bentuk budaya masyakat dan
tradisi ini dapat dikatakan sebagai salah satu aset bagi daerah masing-masing yang
melaksanakannya. Namun belum diketahui secara pasti siapa pencetus atau yang
pertama kali melakukan tradisi tersebut. Tradisi cuci kampung ini masih
dilaksanakan oleh salah satu dusun yang ada di Desa Mekar Jati Kecamatan
Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat, di Dusun ini memiliki dua bentuk
tradisi cuci kampung. Pertama cuci kampung dilakukan karena terdapat warga
yang berbuat asusila, yang kedua pelaksanaan cuci kampung dilakukan sebagai
bentuk tradisi tahunan.
Tradisi cuci kampung di Dusun Beringin tidak akan dilaksanakan begitu
saja, tanpa adanya yang membawa dan memulai tradisi tersebut. Tradisi ini
dibawa oleh pendatang dan kemudian bermukim di Dusun Beringin Desa Mekar
Jati. Pada awalnya Dusun Beringin Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan
37
Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah hutan belantara, kemudian pada tahun
1941 terdapat sekolompok keluarga yang membuka hutan di daerah tersebut dan
mereka memilih untuk bermukim di wilayah tersebut.52 Kelompok keluarga yang
pertama kali bermukim di Dusun Beringin Desa Mekar Jati adalah kelompok
orang yang berasal dari Kalimantan yang ber-etnis Banjar serta yang menjadi
kepala keluarga adalah Sa‟al. bermukimnya mereka di wilayah tersebut tidak
dalam waktu yang lama, mereka bermukim di Dusun Beringin hanya dalam waktu
empat tahun dan kemudian mereka pulang ke-daerah asalnya yaitu Kalimantan.53
Pendatang dari luar daerah pada masa itu cukup banyak yang berpindah dari
daerahnya dan memilih untuk bermukim di Dusun Beringin Desa Mekar Jati.
Berpindahnya Sa‟al dari Dusun Beringin Desa Mekar jati Kecamatan Pengabuan
tepat pada tahun 1944. Sebelum berpindahnya Sa‟al dari dusun ini, dia
menyerahkan daerah yang telah di tempati dan lahan yang telah digarap kepada
warga lain, yang bernama Harun. Harun adalah salah satu orang dari kelompok
keluarga yang tinggal di dusun tersebut, ia juga merupakan warga pendatang
yang berasal dari Jawa Timur. Harun merupakan seorang yang ber-etnis Jawa dan
beliau adalah pembawa tradisi cuci kampung di dusun ini, baik itu tradisi cuci
kampung yang dilakukan karena sebab adanya perzinahan maupun cuci kampung
yang dilakukan setiap tahun. 54
Penyerahan lahan milik Sa‟al kepada Harun tidak secara percuma, karena
untuk memiliki lahan tersebut Harun memberikan sejumlah uang dan emas
sebagai gantinya. Pada saat itu wilayah yang dimiliki oleh Sa‟al tidak terlalu luas,
karena bermukimnya Sa‟al disana hanya empat tahun. Sebagaimana yang
dikatakan oleh Musman:
52
Alwi, Salah Satu Pemuka Adat Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 25 Januari
2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.
53
Musman, Pemuka Agama Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 29 Januari 2020,
Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.
54
Alwi, Salah Satu Pemuka Adat Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 25 Januari
2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.
38
[M]bah Harun ngakei duit karo emas. gawe ganti lahan seng wes di tebas
pak Sa’al, tapi jumlahnya iku orak faham aku. Lahan seng duwe pak Sa’al
ki rak luas, cuman neng daerah pangkal kono.55
Mbah Harun memberikan uang dan emas, untuk mengganti lahan yang
sudah di tebas pak Sa‟al, tapi jumlahnya itu saya juga kurang tau. Lahan
milik pak Sa‟al itu tidak luas, hanya di daerah pangkal (bagian pangkal
parit).
Tinggalnya Harun di Dusun Beringin selama dua tahun ketika itu dia
menjabat sebagai kepala kampung. Seiring berjalannya waktu, Pada tahun 1946
beliau kembali ke-daerah asalnya yaitu Jawa Timur.56 Sebelum Harun kembali
menyerahkan kedudukannya sebagai kepala kampung dan semua wilayah
miliknya kepada adik iparnya yang bernama Misiran. Pada masa itu segala urusan
diserahkan kepada Bapak Misiran begitu dengan segala tradisi yang telah dibawa
oleh Harun yaitu cuci kampung.
Habisnya masa jabatan Misiran sebagai kepala kampung Pada tahun 1967.
Selanjutnya digantikan oleh menantunya bernama Solikan. dia menjabat sebagai
kepala kampung di Dusun ini sejak tahun1967 hingga tahun 1971. Pada tahun
1971 barulah dimulai sistem pemerintahan Kadus. Saat itu Dusun ini masih
menjadi bagian Desa Senyerang Jati. Berdasarkan musyawarah bersama anatar
masyarakat, Yang terpilih menjadi kadus adalah Saparin. Dia merupakan menantu
dari bapak Misiran yang sebelumnya menjabat sebagai kepala kampung. Pada
tahun 2012 dilakukan pemekaran desa dan terbentuklah desa baru yaitu Desa
Mekar Jati dengan memiliki 4 dusun dan salah satunya Dusun Beringin dimana
tempat ini masih melaksnakan tradisi cuci kampung hingga saat ini. Setelah itu
dilakukan musyawarah dengan menjadikan Sanusi sebagai kepala Desa sementara
dan kedepannya dilakukan pemilihan secara demokratis. Meskipun sistem
pemerintahan yang ada di Dusun Beringin telah berubah yaitu tidak lagi
menggunakan sistem kepala kampung, tradisi cuci kampung tetap dijalankan
masyarakat hingga saat ini.
55
Musman, Pemuka Agama Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 29 Januari 2020,
Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.
56
Alwi, Salah Satu Pemuka Adat Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 25 Januari
2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.
39
Tradisi cuci kampung yang ada di Dusun Beringin Desa Mekar Jati telah
dilakukan masyarakat sejak kampung tersebut ada dan masih dilakukan sampai
saat ini. Sebagaimana yang dikatakan oleh Alwi :
[T]radisi cuci kampung di kampung ini sudah kami laksanakan sejak dulu,
bawaan dari pak harun orang yang bermukim di sini. Beliau asalnya dari
Jawa Timur, tapi untuk yang menciptakan, mencetuskan blm jelas.
pelakasanaan tradisi ini sudah secara turun temurun dan kami belum pernah
meninggalkan tradisi ini. 58
Serun termotivasi dari nama orang yang memiliki peran penting di wilayah
tersebut yaitu nama pak harun. beliau menjadi orang yang memilki peran penting
di wilayah tersebut karena beliau juga sebagai pembawa tradisi cuci kampung di
Desa Mekar Jati. Penamaan Dusun Beringin ini dilakukan setelah adanya
pemekaran Desa antara Desa Mekar Jati dan Desa Senyerang Jati. Namun, karena
sudah terbiasa masyarakat Desa Mekar Jati dan sekitarnya masih menyebut Dusun
Beringin ini sebagai Parit Serun.
59
Sapuan, Warga Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 15 Januari 2020,
Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.
60
Musman, Pemuka Agama Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 25 Januari
2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.
41
61
Muhammad Solikhin, Ritual dan Tradisi Islam Jawa, (Yogyakarta: PT.Suka Buku,
2010), 49.
43
b. Tumpeng
Tumpeng yang digunakan adalah tumpeng robyong, yang berbentuk
layaknya seperti kerucut. Pada bagian ujung tumpeng diletakkan cabe merah,
tumpeng robyong digunakan sebagai lambang kesejahteraan dan kesuburan.
Selain itu digunakan juga sega golong (nasi golong), sesaji ini dibuat sebanyak
9 buah kemudian diletakkan di sekeliling tumpeng yang telah disediakan.
Penggunakan sega ini merupakan salah satu pernak-pernik sesaji yang
tujuannya untuk memohon ataupun mengirim doa pada para leluhur agar dosa
serta kesalahan manusia yang tinggal di wilayah tersebut diampuni oleh yang
maha kuasa, serta diberikan perlindungan oleh yang maha kuasa.
c. Jenang
Jenang yang digunakan adalah jenang abang dan jenang putih Jenang
ini dikenal orang jawa dengan nama jenang Sengkolo. Kata sengkolo berasal
dari kata Morwakala (menghilangkan bala). Jenang Selongko sebagai wujud
kesungguhan doa, jenang ini diartikan sebagai satu kesatuan, yaitu
melambangkan di dalam kehidupan manusia tidak akan terlepas dari peran
orang tua, sebagai perantara hadirnya manusia kedunia ini, jenang ini
merupakan simbol pendekatan diri kepada tuhan.
Jenang ini memiliki bahan dasar yaitu beras dan santan, Walaupun
disebut dengan jenang merah dan putih, bukan berarti warnanya merah
sebagaimana yang warna merah cabe, tetapi merah yang dimaksud merupakan
warna yang berasal dari gula merah yang dicampurkan dengan jenang ketika
dimasak. Jenang merah ini memiliki nama lain yaitu jenang retha. Terdapat
juga jenang putih atau yang dikenal dengan Setha, warna yang dimiliki putih
bersih, yang merupakan hasil dari perpaduan antara beras dan santan kelapa.
Penyajian jenang ini dari masa kemasa terus mengalami perubahan, pada
zaman dulu diletakkan di daun pisang, namun sekarang ini sudah menggunkan
piring.
d. Ayam
Disiapkan satu ayam yang nantinya diolah menjadi ayam panggang,
kemudian diletakkan satu tempat dengan sesaji lainnya. Dalam pemilihan ayam
44
sendiri tidak memiliki kriteria yang khusus, namun untuk jenis ayam yang
digunakan adalah ayam kampung.
e. Beras dan bumbu masak
Beras dan bahan bumbu masak lainnya, bumbu masak lengkap dari
bawang putih, bawang merah, sere, jahe, lengkuas, kunyit.
4. Blerang dan Garam, blerang dan garam merupakan benda yang digunakan
dalam tradisi cuci kampung.
5. Bahan Pangan, penyiapan bahan makanan ini untuk dimasak bersama-sama
kemudian dikonsumsi oleh masyarakat. Biasanya terdapat sebuah rumah yang
dipilih untuk dijadikan tempat pengumpulan bahan-bahan tersebut. Bahan
pangan ini dikonsumsi masyarakat setelah diadakannya doa bersama atau yang
lebih dikenal dengan istilah selametan. Makanan yang disajikan dalam ritual
selamatan adalah simbol-simbol ritual, yang merupakan akulturasi pikiran
keinginan dan perasaan perilaku untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta.
Upaya pendekatan ini melalui ritual selametan, sedekahan dan lain sebagainya.
6. Daun Pisang, benda ini disiapkan yang nantinya digunakan untuk tempat
makanan ketika kegiatan di luar ruangan. Daun pisang tersebut dibentuk
menjadi pincuk, benda ini sebagai pengganti piring.
mereka lakukan adalah dengan menyiramkan air Yasin tersebut di ujung parit
yang ada di kampung tersebut maka air itu mengalir di sepanjang parit tersebut.
62
Alwi, Salah Satu Pemuka Adat Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 25 Januari
2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.
63
Mesijo, Salah Satu Pemuka Adat Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 2 Januari
2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.
49
terjadi dan dimulai pada 1 Suro tahun Alip 1555, tepat pada tanggal 1
Muharamtahun 1043 Hijriyah, tepat pula pada 8 Juli 1633, hari Jumat Legi. 64
Tindakan Sultan Agung untuk melakukan perubahan tahun dan
menggabungkan kalender tersebut merupakan salah satu cara untuk menyatukan
rakyatnya untuk melawan dan menghancurkan Belanda di Batavia, selain itu juga
tujuannya adalah untuk menyatakan Pulau Jawa. Maka dari itu Sulthan Agung
tidak ingin adanya perpecahan, apalagi disebabkan keyakinan Agama.
Pada umumnya 1 Muharam memang bertepatan dengan 1 Suro, namun
terkadang tidak demikian. Hal ini di sebabkan oleh perbedaan jumlah hari pada
masing-masing bulan. Selain itu juga terdapat perbedaan nama bulan antara tahun
Jawa dan tahun Hijriyah. Berikut ini nama bulan Hijriyah dan bulan Jawa: 65
64
Muhammad Solkhin, Misteri Bulan Suro Perspektif Islam Jawa (Yogyakarta: Penerbit
Narasi, 2009), 117.
65
Karkono Kamajaya Partokusumo, Kebudayaan Jawa Perpaduannya dengan Islam
(Yogyakarta: Percetakan Adittya Media, 1995), 223.
50
4. Bakda Mulud
5. Jumadilawal
6. Jumadil Akhir
7. Rejep
8. Ruwah
9. Pasa
10. Sawal
11. Dulkangidah
12. Besar
Dalam tahun Jawa satu tahunnya berumur 354 hari dikenal dengan sebutan
tahun wastu (pendek), satu tahun berumur 355 hari disebut wuntu (panjang).
Masyarakat ber-etnis Jawa mengenal nama-nama tahun yang berputarnya pada
setiap 8 tahun sekali dan merupakan nama yang diambil dari huruf arab yaitu
sebagai berikut:66
1. Alip
2. Ehe
3. Jimawal
4. Je
5. Dal
6. Be
7. Wawu
8. Jimakir
66
Muhammad Solkhin, Misteri Bulan Suro Perspektif Islam Jawa, (Yogyakarta: Penerbit
Narasi, 2009), 117.
51
tahun baru orang Jawa menyebutnya dengan istilah Tanggap Warsa dan Orang
jawa memiliki cara tersendiri untuk menyambut tahun baru. 67
Setiap masyarakat Jawa memiliki beragam kegiatan untuk menyambut atau
merayakan pergantian tahun Jawa. Beda daerah maka berbeda pula kegitan yang
dilakukan masyarakat, namun tetap memiliki maksud yang sama yaitu
memperoleh berkah datangnya tahun baru 1 Suro. Pelaksanaan tradisi cuci
kampung sebagai bentuk akulturasi budaya yang menyebabkan adanya perbedaan
dalam pelaksanaannya. Hal tersebut dapat kita temui dalam prosesi tradisi cuci
kampung yang dilaksanakan di Dusun Beringin. Di Dusun ini memiliki 2 waktu
prosesi untuk pelaksanaan tradisi cuci kampung, yang pertama pelaksanaan
dilakukan di dalam ruangan yaitu dilakukan pada waktu sesudah Maghrib pada
malam pergantian tahun, dan yang kedua kegiatan di luar ruangan dilakukan pada
68
keesokan harinya yaitu pada pagi sampai dengan siang hari.
67
Karkono Kamajaya Partokusumo, Kebudayaan Jawa Perpaduannya dengan Islam,
(Yogyakarta: Percetakan Adittya Media, 1995), 215.
68
Sulangkir, Warga Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 10 Januari 2020,
Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.
52
[Y]ang jelas tradisi cuci kampung terus dilakukan agar masyarakat kampung
ini aman dari berbagai macam bentuk kejadian/peristiwa yang dapat
membahayakan kelangsungan hidup masyarakat yang tinggal disini, dan
untuk tradisi kiriman doa untuk orang dulu. kita tau yang menghuni
kampung ini sebelumnya telah ada leluhur/nenek moyang kita. Jadi doa-doa
itu harus selalu kita kirimkan untuk yang telah mendahului kita. 69
[d]engan adanya pelaksanaan tradisi cuci kampung ini secara terus menerus,
rutin dilaksanakan setiap tahun sampai sekarang ini sebagi bentuk usaha
masyarakat agar terhindar dari berbagai macam bala yang ada dan bisa
merugikan masyrakat. Selain itu diharapkan agar tradisi ini bisa menjadi
salah satu upacara tradisi yang mana berkumpulnya semua masyrakat
sehingga menambah kuat rasa persaudaraan di lingkungan masyarakat. 70
69
Musman, Pemuka Agama Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 29 Januari 2020,
Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.
70
Alwi, Salah Satu Pemuka Adat Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 25 Januari
2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.
71
Mesijo, Salah Satu Pemuka Adat Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 2 Januari
2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.
72
Khamdan, Warga Desa Mekar Jati, Wawancara Dengan Penulis, 10 Januari 2020,
Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.
53
73
Alwi, Salah Satu Pemuka Adat Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 25 Januari
2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.
54
74
Zikri Darussamin dan Rahman, Merayakan Khilafiah menuai Rahamt Ilahiah
“Jawaban-Jawaban Atas Persoalan Seputar Penyelenggaraan Upacaar Kematian Berdasarkan
Al-Qur’an dan Hadis”, (Yogyakarta: Percetakan LKIS, 2017), 205.
55
56
pemaknaan, yaitu kata Yasin )ص٠( berasal dari kata ya insan (wahai manusia).
Kebiasaan bangsa Arab suka mengambil satu huruf dari setiap kata. Kemudian
digabungkan mereka mengambil huruf y (ٞ) dari ya nida’ (yang digunakan untuk
menyeru) dan huruf s ( )شdari kata insan (manusia) kemudian kedua huruf
tersebut disusun menjadi kata Yasin )ص٠ ). Yang dimaksud dengan manusia pada
ayat ini adalah Nabi Muhammad saw. Pendapat lain memaknai kata Yasin sebagai
suatu kode antara pencipta dan yang dicintainya yaitu antara Allah SWT. dengan
utusannya.76 Pada sebagian ahli tafsir juga mengatakan bahwa yang dimaksud
dengan Yasin adalah ya sayyidal mursalin (wahai pemimpin rasul-rasul). sebagian
lainnya mengatakan Yasin adalah nama dari surah penafsiran lainnya mengatakan
ayat tersebut sebagian dari huruf dari Asma Allah Swt.
Dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir surah Yasin dipaparkan bahwa Yasin adalah
qalbu Al-Qur‟an, siapa saja yang membaca surah ini dengan harapan untuk
memperoleh pahala dari Allah Swt. Maka ia akan memperoleh ampunan dari
75
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an
(Jakarta: Lentera Hati :2002), 502.
76
A. Madhahiri, Tafsir Surat Yasin Aqidah & Ma’rifah dari Jantung Al-Qur’an,
Diterjemahkan dari buku yang berjudul ”Al-Ma’arif wa Al-Aqaid Al-Islamiyyah min Qalbi
Qur’an” oleh Muhammad Alkaf, (Jakarta: Huddan Press 1998). 1.
57
Allah Swt.77 Senada dengan apa yang terdapat dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir
Surah Yasin, Quraish Shihab menyebutkan dalam karyanya bahwa terdapat suatu
hadis riwayat At-Tirmidzy:
“Sesungguhnya setiap sesuatu itu memiliki jantung, dan jantung bagi Al-
Qur‟an itu adalah surah Yasin siapa saja yang membacanya, maka Allah
akan memberikan pahala bacaannya seperti pahala membaca Al-Qur‟an
sepuluh kali.”78
Hadis tersebut merupakan hadis yang dijadikan dasar oleh ulama dan hadis
tersebut dinilai lemah oleh pakar hadis. Walaupun demikian, membaca Al-Qur‟an
termasuk membaca surah Yasin adalah suatu yang dianjurkan oleh Al-Qur‟an dan
Sunnah Nabi Muhammad saw. Selain itu, surah Yasin dinamakan sebagai jantung
Al-Qur‟an. 79
M.Quraish Shihab menjelaskan juga dalam kitab Tafsir Al-Misbah bahwa
penamaan Yasin sebagai qalbu Al-Qur‟an merupakan asumsi yang sama dengan
pendapat dari Al-Biqa‟i, yang memandang bahwa tujuan surah ini adalah
pembuktian tentang risalah kenabian, Seorang yang diutus untuk menyampaikan
kepada manusia adalah pemimpin para rasul, serta Muhammad saw. diutus dari
Makkah merupakan qalbu dari bangsa Arab dan manusia, Begitu juga
pandangannya terhadap surah ini. Selain itu, Al-Baqa‟i menyebutkan nama lain
dari surah Yasin adalah Ad-Dafi’ah (yang menampik/menolak dan mendukung),
Kemudian dinamakan juga Al-Qadhiyah (yang menetapkan) pendapat ini dengan
77
Imanuddin Abul Fida Ismail Ibnu Khatib Abu Hafs Umar Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu
Katsir Surah Yasin, (Jakarta: Shahih, 2015), 5.
78
Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin Adh-Dhahhak As-Sulami Adh-
Dhahir Al-Bughi At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi (Beirut: Darul Ghorb Al-Islami, 1996), Juz V,
162.
79
M. Qurais Shihab, Mistik, Seks, Ibadah (Jakarta: Penerbit Republika, 2004). 154.
58
alasan bahwa siapa yang mempercayai risalah kenabian, maka kepercayaan itu
menampik/menolak segala mara bahaya, selain itu bermakna mendukng dan
menetapkan untuknya bermacam kebajikan dan memberinya apa yang
diharapkan. 80
rasa tunduk serta patuh. Semua itu dapat kita lihat manusia yang baik mereka
yang terdahulu ataupun yang ada pada masa sekarang ini yang tetap tidak patuh
ataupun ingkar meskipun mereka tau peringatan tersebut telah ada untuk manusia.
Padahal sudah jelas ada bahwa tidak ada jalan untuk mencapai kebahagaian dunia
akhirat melainkan dengan mengikuti apa yang telah ditetapkannya. 82
Ahmad Chodim menyebutkan pendapat-pendapat tentang kandungan surah
Yasin dalam karyanya Misteri Surah Yasin di antaranya yang pertama yaitu
pendapat dari Abdullah Yusuf Ali menyebutkan bahwa surah Yasin adalah wujud
sentral dalam pengajaran agama Islam dan surah ini terkandung ajaran pusat
tentang pewahyuan serta hari akhirat. Selain itu, dalam surah ini terkandung pula
ayat yang menjelaskan bukti adanya Allah Swt. serta dari yang terkandung itulah
yang menjadi jantung Al-Qur‟an. Selain itu Ahmad Chodjim juga menyebutkan
pendapat dari Prof. Dasteghib memaparkan bahwa surah Yasin mencakup
penjelasan tentang keberadaan Allah, hari kebangkitan, keimanan kepada Allah
dan para Nabi beserta dengan tujuannya dan bantahan terhadap orang-orang
musyrik dan kafir. Prof. Dasteghib juga menyebutkan bahwa di dalam surah ini
berisi pengutaraan tentang kejadian di Surga, Neraka beserta keadaan
penghuninya dan kebenaran ajaran Ilahi. 83
Di dalam buku berjudul Merayakan Khilafiah Menuai Rahmat Ilahi karya
dari Zikri Darussamin dan Rahman menyebutkan kandungan surah Yasin dengan
membaginya ke dalam poin-poin. Poin kandungan surah Yasin yaitu pokok-pokok
keimanan akidah, mengingat kematian, untuk lebih jelasnya disebutkan dalam
pemaparan berikut ini: 84
a. Pokok-Pokok Keimanan
Pada bagian ini disebutkan bahwa pokok keimanan yang merupakan
kandungan surah Yasin mencakup 8 hal, diantaranya:
82
Ibid., 140-142
83
Achmad Chodjim, Misteri Surah Yasin (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2013), 20.
84
Zikri Darussamin dan Rahman, Merayakan Khilafiah menuai Rahamt Ilahiah
“Jawaban-Jawaban Atas Persoalan Seputar Penyelenggaraan Upacaar Kematian Berdasarkan
Al-Qur’an dan Hadis” (Yogyakarta: Percetakan LKIS, 2017), 208.
60
85
Kementrian Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah (Banyu Anyar:
Abyan, 2014), 440 .
86
Ibid., 474.
61
3. Hari kiamat, terkait hal ini disebutkan juga firman Allah sebagaimana berikut
ini:
“Dan mereka (orang-orang kafir) berkata, kapan janji (hari berbangkit) itu
terjadi jika kamu orang yang benar?. Mereka hanya menunggu satu
teriakan, yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang
bertengkar. Sehingga mereka tidak mampu membuat suatu wasiat dan
mereka juga tidak dapat kembali kepada keluarganya.” (QS. Yasin: 48-
50).87
4. Manusia di Hari Kebangkitan, dalam hal ini disebutkan juga firman Allah
sebagaimana beikut ini:
“Lalu ditiuplah sangkakala, maka ketika itu mereka keluar dari kuburnya
(dalam keadaan hidup) menuju kepada tuhannya. Mereka berkata
“celakalah kami siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur
kami (kubur)?” inilah yang dijanjikan Allah yang maha pengasih lagi
benar (rasul-rasulnya).Teriakan itu hanya sekali saja, maka seketika itu
mereka semua dihadapkan kepada kami (untuk dihisab). Maka pada hari
itu seseorang tidak akan dirugikan sedikit-pun dan kamu tidak akan diberi
balasan, kecuali sesuai dengan apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Yasin:
51-54).88
87
Ibid., 472-473.
88
Ibid., 473.
62
5. Kondisi Manusia di Hari Berbangkit, terkait hal ini disebutkan juga firman
Allah sebagaimana beikut ini:
6. Penghuni Surga, terkait hal ini disebutkan juga firman Allah sebagaimana
beikut ini:
89
Ibid., 475.
90
Ibid., 444.
91
Ibid., 574.
63
b. Mengingat Kematian
Kematian merupakan hal yang pasti dialami oleh manusia, tidak
memandang laki-laki ataupun perempuan, kedudukan seseorang di dunia apalagi
usia baik itu tua atau muda pasti akan mengalami kematian, tanpa mengetahui
kapan kematian itu akan kita alami. Banyak manusia yang lalai dengan segala
perintah sang pencipta, dan lupa akan datangnya kematian. Mengingat kematian
merupakan salah satu kandungan dari surah Yasin. Sebagai suatu peringatan bagi
manusia.
Berdasarkan dari pendapat-pendapat di atas, diketahui bahwa inti
sari/kandungan dari surah Yasin adalah tentang perintah dan peringatan kepada
manusia, yang berhubungan dengan akidah dan gambaran bentuk kehidupan di
hari akhir nanti.
92
Ibid., 576.
64
kehidupan ini banyak juga masyarakat yang melakukan kegiatan membaca surah
Yasin, bahkan pembacaan surah Yasin tersebut menjadi tradisi yang biasa
dilakukan oleh masyarakat baik itu dijadikan salah satu prosesi dalam kebudayaan
masyarakat dan kegiatan mingguan. Pada umumnya dapat dilihat yang biasa
dilakukan oleh masyarakat Indonesia yang biasa membaca surah Yasin pada
malam ataupun siang Jum‟at. Kegiatan tersebut dilakukan dengan harapan-
harapan terhadap fadilah yang ada pada surah Yasin.
Achmad Chodjim menyebutkan dalam bukunya, bahwa surah Yasin
memiliki kegunaan untuk dibacakan kepada orang yang menghadapi maut, orang
yang mengalami kematian sementara (koma), orang yang telah meninggal, dan
orang-orang yang mati kesadarannya.93 Terdapat juga pendapat dari Nur‟aisyah
Al-Bantany yang memberikan pemaparan bahwa surah Yasin memiliki kekuatan
yang mendorong agar menyikapi persoalan hidup dengan bijak. Selain itu ketika
seorang yang mengalami kehilangan suatu barang dengan perantara wasilah surah
Yasin serta dengan berdoa memohon kepada Allah Swt. untuk mengembalikan
barang tersebut. Artinya menyerahkan hasil akhirnya kepada Allah Swt. dan
ketika apa yang telah diharapkan belum terwujud maka tidak serta-merta
mengatakan bahwa surah Yasin tidak memiliki manfaat. Nur‟aisyah juga
menyebutkan apabila seseorang yang tertimpa musibah kematian, mengalami
persoalan hidup, dengan memahami apa yang terkandung dalam surah Yasin maka
94
ia akan menyadari bahwa semuanya adalah milik Allah Swt. hal tersebut dapat
dilihat dan dipahami melalui surah Yasin ayat 83 sebagaimana berikut ini:
“Maka maha suci Allah yang ditangannya kekuasaan atas segala sesuatu
dan kepadanya-lah kamu dikembalikan.” (QS. Yasin: 83).95
93
Achmad Chodjim, Misteri Surah Yasin (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2013), 20.
94
Nur‟aisyah Al-Bantany, Rahasia Kedahsyatan Hari Jum’at (Jakarta: Lembar Langi,
2014.
95
Kementrian Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah (Banyu Anyar:
Abyan, 2014), 576.
65
Ahli tafsir dan hadis Ibnu Katsir berpendapat bahwa surah ini memiliki
keistimewaan, salah satu keistimewaan surah ini yaitu diberikan kemudahan bagi
siapa saja yang membaca surah Yasin ketika ia menghadapi kesulitan, dikarenakan
itu ketika pembacaan surah ini dilakukan bagi yang menghadapi sakaratul maut
akan mengantarkannya pada kemudahan keluarnya ruh dan diberi limpahan
rahmat dan berkah Allah Swt. bagi yang bersangkutan.96
Apabila pembacaan surah Yasin dilakukan ketika seorang yang mengalami
ketakutan maka Allah akan menghilangkan ketakutan dan rasa khawatir yang
dirasakannya, jika pembacannya dilakukan oleh orang yang fakir maka Allah
menyelamatkannya dari segala hutang, jika pembacaannya dilakukan oleh orang
yang berkebutuhan maka Allah akan memenuhi segala kebutuhannya, jika
pembacaannya dilakukan pada pagi hari maka ia dalam penjagaan Allah hingga
sore hari.
Barangsiapa yang membaca surah Yasin ikhlas mengharap ridha dari Allah,
maka Allah akan mengampuni dosanya dan memberinya pahala membaca Al-
Qur‟an 12 kali. Orang yang membaca tersebut akan mendapatkan kebaikan dunia
akhirat, akan dilindungi dari segala hal yang musibah di dunia maupun akhira,
selain itu akan terhindar dari segala bentuk kejahatan yang ada. Orang yang
membaca surah ini pada setiap hari maka akan terhitung sebagai orang yang telah
haji. Bagi orang yang mendengar bacaan surah ini akan mendapatkan seribu
cahaya, kenikmatan, rahmat, serta akan dicabut darinya kedengkian dan
penyakit. 97
terhadap masyarakat di Desa ini dapat diketahui bahwa sebagian masyarakat tidak
begitu memahami terhadap surah Yasin yang dibaca dalam tradisi cuci kampung,
artinya mereka hanya mengikuti apa yang telah dilakukan oleh orang terdahulu
namun ada juga sebagian masyarakat yang memahami isi kandungan surah Yasin
yang dibaca dalam tradisi tersebut.
1. Penolak Bala
Sebagaimana hasil wawancara dengan Masyarakat Desa Mekar Jati
Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat berkeyakinan bahwa
membaca surah Yasin merupakan bentuk usaha masyarakat agar terpelihara dari
bala yang membahayakan manusia, yaitu khususnya anak cucu yang tinggal di
wilayah tersebut. Berarti dalam hal ini masyarakat Desa Mekar Jati berkeyakinan
bahwa surah dalam Al-Qur‟an memiliki fungsi sebagai penolak bala, yaitu dengan
cara membaca surah tersebut.
[B]erkeyakinan bahwa apabila menggunakan surah Yasin maka
keselamatan akan menghampiri kami,surah ini selalu kami baca ketika
upacara cuci kampung, kami berharap diberikan perlindungan oleh gusti
Allah dari pada bala kejadian yang bisa merugikan dan membahayakan
warga yang tinggal di kampung ini. Itu juga yang menjadi salah satu alasan
pemilihan surah ini yang dibaca dalam tradisi cuci kampung. 98
[C]uci kampung ini ada di Desa Mekar Jati semenjak adanya Desa Mekar
Jati, jadi kami sebagai anak-anak yang lahir setelahnya hanya mengikuti apa
yang orang tua dahulu lakukan. Bagusnya cuci kampung ini menggunakan
surah yang ada dalam Al-Qur`an, karena dalam Al-Qur‟an itu memiliki
banyak keberkahan, dan menggunkan surah Yasin sebagaimana kita ketahui
bahwa surah Yasin bisa sebagai penolak bala selain itu surah ini adalah
98
Musman, Pemuka Agama Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 29 Januari
2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.
67
jantung Al-Qur‟an. Pembacaan Yasin akan berpengaruh bagi siapa saja yang
membacanya.99
3. Mendapatkan Berkah
Masyarakat yang mengikuti kegiatan membaca surah Yasin dalam tradisi
cuci kampung yang mereka lakukan berkeyakinan bahwa akan mendapatkan
keberkahan dari Allah Swt. Maka dari keberkahan tersebut Desa Mekar Jati akan
menjadi desa yang tentram dan damai untuk ditempati oleh masyarakat dan
semoga terhindar dari berbagai musibah. terdapat pendapat dari salah satu
anggota masyarakat Desa Mekar Jati mengatakan bahwa:
[D]engan dilakukan pembacaan surah Yasin kami berharap desa ini bisa
menjadi tempat yang berkah, yaitu menjadi tempat yang nyaman dan aman
99
Alwi, Salah Satu Pemuka Adat Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 25
Januari2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.
100
Musman, Pemuka Agama Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 29 Januari
2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.
68
untuk warga yang tinggal di kampung ini yang jelas kami berharap dapat
terlindung dari pada marabahaya. 101
menjelaskan jika seorang ingin hidup berjalan sesuai dengan keinginan (diberi
kehidupan) maka ikutilah Al-Qur`an sebagai pedomanu untuk kamu . Dijelaskan
dalam Al-Qur‟an surah al-Isra` ayat 9:
104
Kementrian Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah (Banyu Anyar:
Abyan, 2014), 283.
105
Hamka, Tafsir Al-Azhar (Singapura: Kerjaya Printing Industries Pte Ltd, 2003), Jilid 6
.4019-4020
106
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Jakarta: Lentera Hati, 2008), Juz 7 427-428.
70
Telah disebutkan bahwa dalam tardisi cuci kampung yang dilakukan oleh
masyarakat Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung
Barat, surah Yasin dibaca oleh masyarakat Desa Mekar Jati pada waktu setelah
solat magrib dengan jumlah orang yang membaca surah tersebut tidak boleh
kurang dari 41 orang. alasan mereka menggunkan ketetapan pembacaannya harus
diikuti oleh 41 orang, karena berkeyakinan bahwa jika dibaca oleh 41 orang maka
segala hajat maupun doa akan cepat dikabulkan.
[P]embacaan surah Yasin dalam cuci kampung ini sama saja seperti
pembacaan surah Yasin pada umumnya, pembacaannya dipimpin oleh orang
107
Mesijo, Salah Satu Pemuka Adat Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 2
Januari 2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.
108
Mesijo, Salah Satu Pemuka Adat Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 2
Januari 2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.
71
yang sudah ditunjuk. Biasanya tidak orang tertentu yang ditunjuk, tapi orang
yang bacaannya lancar yang jadi pemimpin pembacaan surah Yasin ini. 109
Berikut ini secara rinci tata cara pelaksanaan pembacaan surah Yasin dalam
tradisi cuci kampung di Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan Kabupaten
Tanjung Jabung Barat:
1. Tawasul
Dijelaskan dari hasil wawancara bahwa tawasul merupakan kegiatan yang
dilakukan sebelum memulai membaca surah Yasin yaitu dengan meniatkan
pembacaan Yasin dikirim untuk Rasulullah dan para pendahulu yang ada di
Desa Mekar Jati.110
2. Membaca Surah Yasin
Pada ayat pertama dibaca sebanyak 3 kali
“Yasiin.“(QS. Yasin: 1).111
109
Alwi, Salah Satu Pemuka Adat Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 25
Januari 2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.
110
Musman, Pemuka Agama Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 29 Januari
2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.
111
Kementrian Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah (Banyu Anyar:
Abyan, 2014), 440 .
72
3. Doa Yasin
ُ َِ ًِّ ُػ ْٓ و
ٍْ ذْس َ جِ ض ْج َذبَْ ْاٌ ُّفَ ِ ّر
ُ ٍْ ُْٛ ٠ْػ ْٓ وُ ًِّ َِذ َ ض ْج َذبَْ ْاٌ ٌَّٕ ِّف ِص
ُ .ُِْ ١اٌر ِد َّ ِٓ َّ ْاٌرد َّ َّللاِ َّ ُِْ ِثط
ِ َْٓ ْاٌ َى١ض ْج َذبَْ َِ ْٓ َج َؼ ًَ خ ََٓسا َ ِئَُٕٗ َث
ب ُِفَ ِ ّر ُج٠َ ِٓ ٌُّٕاَٚ بف ُ ُُٓى١َ َ َي ٌَُٗ وُ ْٕفْٛ ُْئبًا ْٔ َىم١ش
َ َضج َذبَْ َِ ْٓ اِرَاا َ َراد ُ
ص ٓ ٠َ َ َرحْٛ ض ُ َ َُّ أَِّهَ َج َؼٍَذُٙ ٌٍَّ َ َْٓ ا١ِّ اد ْ ٠َ َدبٌَََٕب َف َر ًجبػب َ ِجالً ٍث َردْ َّزِهٚغ َّّٕ ََب
ِ بار َد َّ َّر َ ٚفَ ِ ّرجْ َ٘ َّّٕ ََب
فَ ٌْ َ اَٚ ف َث َر َو ٍخ َ ٌْ َ اَٚ ٍُ ٍْ ف ِػ َ ٌْ َ اَٚ ٍآءَٚ َف دَ ٌْ َاَٚ ٍحَّٛ ُف ل
َ ٌْ َ اَٚ ٍف ِشفَب ٓء
َ ٌْ َ ِٗ ا١ْ ٍَػ
َ َذ ْ ٌِ َّ ْٓ لُ ِرئَٚ ٌِ َّ ْٕمَ َراََ٘ب
َبَ ٌِ ُُّ ُضٍَّ َّ ْبٌ ُّ ِؼ َّّ َخ رَؼ
َ َٚ ِٗ ١ْ ٍَػ
َ َّللا َّ ٍَّٝص َ هَ ُِ َذ َّّ ٍذ١ِّ بْ َٔ ِج ِ ط َ ٌِ ٍَٝػَ َ بَٙ ز١ْ َّّ ضَ َٚ ف َدب َج ٍخ َ ٌْ َ اًٚ ضالَ َِ ٍخَ
ض ِ د اِ ْل ِ َّب١ٍِ بدَا ِف َؼ ْبٌ َج٠َ َٚ دِ ْاٌ َذب َجبٝ ِ َبل٠َ
ٓ بض ض َّر ٍح َ اٌذَّا ِف َؼخَ رَذْفَ ُغَٚ ِْٓ ٠َّار
َ َِ ًَّ ػ َّٕب ُو َ َْراٌذ١ب َخَٙ ِد ِج
َْٓ١ِّ ٌَبرةَّ ا ٌْ َؼب َ َ٠ ِٗ ١ْ ٍََؼُٙ َ َِ ْٓ ا َ ْٔسَ ٌْزَٚ َْٓ٠صرِ َْرَّٔب١َ َخ٠َٚ َْٓ٠باٌََِٗ َْلَ ِخ ِر٠َ َٚ َْٓ١ٌِ َّٚ ََباٌََِٗ ْاَل٠َٚ َدب َجبرَِٕب
ُِْ ٠ِّهَ ْاٌ َى ِر١َِٔجَٚ ُِْ ١ك ْاٌمُ ْرآ ِْ ْاٌؼَ ِظ
ٍ ّ بجالًوب َ ِِالًثِ َذ ِ ػ َ َُّ ا ْش ِفَٕبثِ ِشفَب ٓئِهَ ِشفَب ًءُٙ ٌٍََّص ا
ٓ َ٠ ِ َرحْٛ ُض ثِجَ َر َو ِخ
َضٍَّ َُ ضُ ْج َذَٓ َرثِّه َ َٚ ِٗ ِصذْ جَ َٚ ِٗ ٌِ ٓ اٍَٝ ػ َ ِٗ ِْرخ ٍَْ ِم١ َخٍَٝػ
َ ٍَٚ ِّ ِذَٔب ُِ َذ َّّذ١ض َّ ٍَّص
َ ُبَّلل١ َ َٚ ص ٓ َ٠ ِ َرحْٛ ُض ِ ّ ثِ َذَٚ
ك
. َْٓ١ِّ ٌَ َُّلل َرةّ ِ ْاٌؼَب
ِ َّ ِ ْاٌ َذ ّْذَٚ َْٓ١ٍِ ض
َ ْاٌ ُّ ْرٍَٝػ َ َٚ َْْٛ َُف
َ ٌَ َضال َ َِرةّ ِ ْاٌ ِؼ َّسح
ِ َ٠ َُّ ػ
112
Ibid., 440.
113
Ibid., 444.
73
puluh satu kali. Ayat 9 dibaca 3 kali. Baca ayat kursi juga agar dikasih
perlindungan114
114
Musman, Pemuka Agama Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 29 Januari
2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.
115
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an
(Jakarta: Lentera Hati :2002), 511.
74
tutup mereka sehingga mereka tidak dapat melihat. Yaitu kami tutup mata mereka
dari kebenaran yakni tidak dapat mengambil manfaat kebaikan dan tidak
mengambil petunjuk darinya.116
Dijelaskan oleh Qurais Shihab dalam kitab Tafsir Al-Misbah tentang surah
Yasin ayat 58, ia menjelaskan kata َ ضالterambil dari akar kata ٍُ ضmemiliki arti
keselamatan, serta keterhindaran dari segala yang tidak diinginkan. Kalimat salam
disini adalah salam yang bersifat pasif. Selain itu terdapat juga yang bersifat aktif
yaitu mendapatkan suatu yang diinginkan. Ia menyebutkan tanda Tanwin pada
kata َ ضالmenggambarkan keagungan. Begitu juga dengan kata رةtujuannya
menggambarkan keagunganAllah yang maha kuasa, ia juga menjelaskan bahwa
kata rab sesuai dengan anugerah salam, dengan asal kata رةterkandung arti
bimbingan dan anugerah, karena Allah yang selalu meemberikan bimbingan
kebajikan kepada mahluknya. 117
Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan surah Yasin ayat 58 memiliki arti
“Salam sebagai ucapan selamat dari Rabb yang maha penyayang,” ia juga
memasukkan sebuah perkataan Ibnu Juraij, Ibnu Abbas berkata yaitu
sesungguhnya Allah memiiliki kesejahteraan kepada penghuni surga.” Perkataan
ini seperti yang ada pada firman Allah Swt. pada QS. Al-Ahzab ayat 44:
Selain itu Hamka juga menafsirkan ayat tersebut dalam kitab tafsirnya
Tafsir Al-Azhar dijelaskan bahwa ahli surga Allah menyambutnya dengan ucapan
“selamat datang”. Datangnya ahli surga ke surga sama halnya ketika malaikat
116
Ismail Ibn Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, Diterjemahkan dari kitab aslinya
yang berjudul “Tafsir Ibnu Katsir” Oleh Salim Bahreisy (Surabaya: PT Bina Ilmu, 2004), Juz 8, 5.
117
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an (Jakarta:
Lentera Hati :2002), 561.
118
Ismail Ibn Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, Diterjemahkan dari kitab aslinya
yang berjudul “Tafsir Ibnu Katsir” Oleh Salim Bahreisy (Surabaya: PT Bina Ilmu, 2004), Juz 8,
34.
75
pemelihara surga itu juga mengucapkan salam yang sama. As-Salam bermakna
keselamatan, ketentraman, kedamaian yang didambakan oleh setiap orang. 119
Berdasarkan dari tujuan dilaksankannya kegiatan tradisi cuci kampung yang
dilakukan oleh masyarakat Desa Mekar Jati, kegiatan ini merupakan bentuk rasa
syukur masyarakat atas segala kenikmatan yang telah Allah Swt. berikan,
Sebagaimana yang ada dalam ajaran Islam yang menyeru kepada manusia supaya
bersyukur dengan segala pemberian Allah Swt. Disebutkan dalam Al-Qur‟an
Allah Berfirman dalam surah Ibrahim ayat 7:
“dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika
kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat
pedih". “(QS. Ibrahim: 7).120
Masyarakat Desa Mekar Jati memiliki tradisi cuci kampung sebagai salah
satu kebudayaan masyarakat yang sampai saat ini masih terus dilaksanakan,
Dalam kegiatan tradisi masyarakat, ini menyertakan kegiatan islami yaitu
dilakukan pembacaan surah Yasin, hal ini adalah Fenomena yang muncul di
tengah masyarakat sebagai salah satu bentuk respon mereka terhadap hadirnya
Al-Qur‟an di tengah kehidupan-nya. Masyarakat memiliki berbagai macam
pandangan terhadap dilaksanakannya pembacaan surah yang ada dalam Al-Qur‟an
tersebut. Hadirnya Al-Qur‟an di tengah kehidupan masyarakat mempengaruhi
kepribadian mereka, menghasilkan pengaruh kuat tentang ajaran Islam sebagai
pokok ataupun pondasi agama para muslim, menjadikan masyarakat yang
berkarakter bagi tatanan sosial. Sebagaimana telah diketahui bahwa Al-Qur‟an
adalah pedoman bagi manusia, firman Allah Swt:
119
Hamka, Tafsir Al-Azhar (Singapura: Kerjaya Printing Industries Pte Ltd, 2003), Jilid 8,
6016.
120
Kementrian Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah (Banyu Anyar: Abyan,
2014), 256.
76
“Al-Qur‟an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi
kaum yang meyakini.”(QS. Al-Jatsiyah: 20).121
Selain itu juga, masyarakat yang melaksanaan tradisi cuci kampung ini
berasumsi bahwa dengan membaca surah Yasin dalam tradisi cuci kampung akan
memberikan manfaat tersendiri bagi masyarakat, yaitu Masyarakat dapat terhindar
dari bencana dan segala bentuk lain yang sifatnya merugikan serta
membahayakan, dengan dilakukannya kegitan ini mereka memohon kepada Allah
Swt. Supaya diberikan perlindungan dari hal tersebut, Selain itu juga
dimaksudkan supaya dimudahkan segala urusan, terkabulnya hajat, serta
mendapatkan keberkahan. Dari semua asumsi masyarakat ini yang pada dasarnya
mengharapkan segala sesuatunya hanyalah kepada Allah yang maha esa, serta
melakukan ibadah dengan membaca salah satu surah dalam Al-Qur‟an.
Sebagaimana diketahui ibadah merupakan salah satu tujuan diciptakannya
manusia di dunia ini, ibadah juga merupakan istilah mencakup segala hal yang di
ridhai oleh Allah Swt. Jadi dalam kegiatan ini merupakan bentuk penghambaan
diri oleh masyarakat karena pada hakikatnya manusia diciptakan tidak lain untuk
patuh dengan segala ketetapan Allah Swt. Seperti yang Allah sebutkan dalam Al-
Qur‟an:
121
Ibid., 500.
122
Ibid., 523.
77
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan penelitian di Desa Mekar Jati Kecamatan
Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat tentang pelaksanaan pembacaan
surah Yasin dalam tradisi cuci kampung, maka penulis berkesimpulan bahwa.
Praktik pembacaan surah Yasin dalam ritual cuci kampung merupakan praktek
yang dilakukan oleh masyarakat pada setiap satu tahun sekali dengan ketetapan
waktu pada malam pergatian tahun tepatnya memasuki satu Suro atau Muharam,
tujuannya untuk menyambut bulan muharam. Adapun tujuan dilaksanakannya
pembacaan surah Yasin dalam tradisi cuci kampung sesuai dengan fokus
penelitian sebagaimana berikut ini:
1. Praktik cuci kampung di Desa Mekar Jati terdapat dua penyebab yaitu cuci
kampung disebabkan oleh perzinahan dan cuci kampung sebagai bentuk
tradisi tahunan masyarakat, yang merupakan tradisi bawaan nenek moyang
warga Desa Mekar Jati. Dalam praktik cuci kampung ini terdapat kegiatan
doa bersama oleh masyarakat agar diselamatkan dari musibah, dilakukan
persiapan sesaji yang disuguhkan ketika doa bersama, dilakukan pembacaan
surah Yasin serta telah disediakan air yang nantinya akan disiramkan di
ujung parit, terdapat juga penyampaian keutamaan yang ada di bulan
Muharam dan tata tertib kampung.
2. Pemahaman masyarakat Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan Kabupaten
Tanjung Jabung Barat terhadap surah Yasin yang mereka baca pada tradisi
cuci kampung di Desa Mekar Jati dapat diketahui bahwa sebagian besar
masyarakat tersebut hanya sekedar mengikuti kegiatan ini karena
merupakan kegitan yang dilaksanakan rutin setiap tahunnya. terdapat juga
sebagian masyarakat yang memahami surah Yasin dengan fadilah yang
terkandung di dalam surah Yasin. Keyakinan masyarakat dari pembacaan
surah Yasin ini adalah diberikan keberkahan, dapat terhindar dari kesulitan,
dikabulkan segala hajat dan sebagai penolak bala.
79
80
B. Saran
Setelah skripsi diselesaikan penulis tentunya menyadari segala kekurangan
yang terdapat di dalam karya tulis ini, setelah penulis melakukan penelitian yang
berhubungan dengan Living Qur’an yaitu ayat Al-Qur‟an yang dibaca dalam
berlangsungnya tradisi cuci kampung di Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan
Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Jadi terdapat masukan kepada para pengkaji
Living Qur’an, kepada masyarakat khususnya kepada para pembaca.
1. Diketahui bahwa Living Qur’an sebagai salah satu penelitian yang terkait
dengan kelompok masyarakat, komunitas, dan lembaga pendidikan dalam
merespon kehadiran Al-Qur‟an baik itu berbentuk pemahaman maupun dari
kegiatan yang mereka lakukan. Dalam proses penelitain Living Qur’an ini
seorang peneliti harus melakukan observasi secara mendalam lokasi yang
telah menjadi pilihan. Hal ini dilakukan supaya peneliti mendapatkan data
yang faktual serta akurat.
2. Masyarakat setempat hendaknya tetap melestarikan dan mempertahankan
kebiasaan atau tradisi membaca Al-Qur‟an, baik itu surah Yasin maupun
surah lain. Karena hal tersebut merupakan kegiatan yang positif dan
memberikan manfaat bagi siapa saja yang membacanya.
3. Penulis berharap kepada pembaca agar skripsi ini dapat dijadikan salah satu
rujukan dalam penulisan, selain itu juga agar penelitiannya dapat diteruskan
pada masa akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
A. Al-Qur’an
Kementrian Agama RI. Mushaf Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah, Banyu
Anyar: Abyan, 2014.
B. Buku
AbdulSyani. Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: PT Bumi
Aksara,2002.
Abul, Imanuddin Fida Ismail Ibnu Khatib Abu Hafs Umar Ibnu Katsir. Tafsir
Ibnu Katsir Surah Yasin. Jakarta: Shahih, 2015.
Ahmad, Haidar Al-A‟raji. Mukjizat Surah-Surah Al-Qur’an, Jakarta: Zahra,
2006.
Bakhtiar, Wardi. Sosiologi Klasik. Bandung: PT.Remaja RosdaKarya, 2006.
Baidan, Nasarudin dan Erwati Aziz. Metodologi Khusus Penelitian Tafsir.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016.
Chodim, Achmad. Misteri Surah Yasin. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta,
2013.
Damsar. Pengantar Teori Sosiologi. Jakarta: Prenadamedia Group, 2015.
Darussamin, Zikri dan Rahman. Merayakan Khilafiah menuai Rahamt Ilahiah
“Jawaban-Jawaban Atas Persoalan Seputar Penyelenggaraan
Upacaar Kematian Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis”.
Yogyakarta: Percetakan LKIS, 2017.
Endraswara, Suardi. Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta:Gajah
Mada Universitas Press, 2006.
Ghofar, M.Abdul dan Abu Ihsan Al-Atsari. Tasfsir Ibnu Katsir Jilid 8.
Diterjemahkan dari buku aslinya yang berjudul Lubabut Tafsir Min
Ibnu Katsir Tafsir Ibnu Katsir , oleh Abdullah bin Muhammad bin
Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh, Jakarta: Pustaka Imam Syafi‟I,
2017.
Hamka. Tafsir Al-Azhar. Singapura: Kerjaya Printing Industries Pte Ltd, 2003,
Jilid 8.
Isa, Abu Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin Adh-Dhahhak As-Sulam
Adh- Dhahir Al-Bughi At-Tirmidzi. Sunan At-Tirmidzi Beirut: Darul
Ghorb Al-Islami, 1996, Juz V.
Katsir, Ismail Ibn. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, Diterjemahkan dari
kitab aslinya yang berjudul “Tafsir Ibnu Katsir” Oleh Salim
Bahreisy. Surabaya: PT Bina Ilmu, 2004, Juz 7.
Madhahiri, A. Tafsir Surat Yasin Aqidah & Ma’rifah dari Jantung Al-Qur’an,
Diterjemahkan dari buku yang berjudul ”Al-Ma’arif wa Al-Aqaid Al-
Islamiyyah min Qalbi Qur’an” oleh Muhammad Alkaf. Jakarta:
Huddan Press, 1998.
Mansyur, M. Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis. Yogyakarta:
TH. Press, 2007.
Mustaqim, Abdul. “Metode Penelitian Living Qur’an” dalam Penelitian Living
Qur’an dan Hadis. Yogyakarta: Idea Press, 2015.
Nur‟aisyah. Rahasia Kedahsyatan Hari Jum’at. Jakarta: Lembar Langi, 2014.
Poerwadarminta. WJS kamus umum bahasa indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional: 2004.
Ranjabar, Jacobus. Sistem Sosiala Budaya Indonesia (Sebuah Pengantar).
Bogor: Ghalia Indonesia, 2006.
Sahiron, Syamsudin. ”Ranah-Ranah Penelitian dalam Studi Al-Qur‟an dan
Hadis” dalam Metodologi Penelitian Al-Qur’an dan Hadis.
Yogyakarta: TH.Press, 2007.
Sakho, Ahsin Muhammad. Keberkahan Al-Qur’an: Memahami Tema-Tema
Penting Kehidupan dalam Terang Kitab Suci. Jakarta Selatan: PT
Qaf: 2017.
Solikhin, Muhammad. Misteri Bulan Suro Perspektif Islam Jawa. Yogyakarta:
Penerbit Narasi, 2009.
Solikhin, Muhammad. Ritual dan Tradisi Islam Jawa. Yogyakarta: PT.Suka
Buku, 2010.
Subarna, M. et.al. Kamus Umum Bahasa Indonesia Lengkap. Bandung: CV
Pustaka Grafika, 2012.
„Ubaydi, Ahmad Hasbillah. Ilmu Living Qur’an-Hadis Ontologi,Epitimologi,
dan Aksiologi. Tangerang Selatan Banten: Yayasan Wakaf Darus-
Sunnah , 2019.
Quraish, M. Shihab. Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-
Qur’an. Jakarta: Lentera Hati, 2002.
Qurais, M. Shihab. Mistik, Seks, Ibadah. Jakarta: Penerbit Republika, 2004.
Widagdho, Djoko. Ilmu budaya dasar. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
C. Jurnal
Shri, Heddy Ahimsa-Putra. “Fenomenologi Agama: Pendekatan Fenomenologi
untuk Memahami Agama” Jurnal Walisongo, Vol 20, No.1 (2012).
Suparlan, Elon. “Pelaksanaan Sanksi Adat Bagi Pelaku Zina di Kecamatan
Seluma Utara Kabupaten Seluma Perspektif Hukum Islam”, Jurnal
Qiyas, 3, No.2, (2018).
D. Skrpsi
B. Panduan Dokumentasi
1 Pengajuan
Judul
Proposal
2 Pembuatan
Proposal
3 Pengajuan
pembimbin
g
5 konsultasi
dan
Perbaikan
Proposal
6 Seminar
Proposal
7 Perbaikan
Proposal
Hasil
Seminar
8 Pengesaha
n Judul
dan Izin
Riset
9 Pelaksanaa
n Riset
Penyusuna
10 n Data
Skripsi
Bimbingan
11 skripsi
Munaqasy
12
ah
Revisi
13
Mengikuti
14
wisuda
CURICULUM VITAE
Nama : Rusma
Tempat dan Tanggal Lahir : Senyerang, 20 Maret 1998
NIM : 160099
Fakultas : Ushuluddin dan Studi Agama
Jurusan : Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Belum Menikah
Nama Ayah : Jaiz
Nama Ibu : Juriah
Anak Ke : 2 dari 4 Bersaudara
Alamat Asal :Parit 10 RT.07 Desa Pasar Senin Kecamatan
Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Provinsi Jambi
Nomor Telepon : 0852-6853-4863
Email : rusma9388@gmail.com
Alamat Sekarang : Jl. Sunan Bonang, Lorong Pustu II, RT 39,
Kel. Simpang III Sipin, Kec. Kota Baru
Jenjang Pendidikan