Anda di halaman 1dari 99

OPTIMALISASI SISTEM PELIMPAHAN PORSI DALAM

PELAYANAN JEMAAH HAJI REGULER TAHUN 2019


(Studi Kasus Seksi Penyelenggara Ibadah Haji dan Umrah
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Provinsi
Sumatera Barat)

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk
Memenuhi Persayaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S.Sos)

Oleh :

Ananda Fadila Chan


11180530000085

KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH


PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2022
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

OPTIMALISASI SISTEM PELIMPAHAN PORSI


DALAM PELAYANAN JEMAAH HAJI REGULER
TAHUN 2019 (Studi Kasus Seksi Penyelenggara Ibadah
Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Pasaman Provinsi Sumatera Barat)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi untuk


Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

Ananda Fadila Chan


11180530000085

Di Bawah Bimbingan

Dr. Muhammad Sungaidi, MA


NIP. 196008031997031006

KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH


JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2022
ABSTRAK
Ananda Fadila Chan, NIM. 11180530000085, “Optimalisasi
Sistem Pelimpahan Porsi Dalam Pelayanan Jemaah Haji
Reguler Tahun 2019 (Studi Kasus Seksi Penyelenggara Ibadah
Haji dan Umrah Kementerian Agama Kabupaten Pasaman
Provinsi Sumatera Barat)”, Pembimbing: Dr. Muhammad
Sungaidi, MA.
Pelimpahan porsi merupakan suatu kebijakan menteri agama
yang tertuang dalan Undang-undang No. 8 Tahun 2019 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah. Optimalisasi sistem
pelimpahan porsi yang dilakukan oleh Seksi Penyelenggara Ibadah
Haji dan Umrah Kementerian Agama Kabupaten Pasaman guna
mengembangkan pelayanan yang diberikan kepada jemaah haji.
Selanjutnya, optimalisasi sistem pelimpahan porsi ini juga
dilakukan untuk mengetahui dampak dari lahirnya UU No. 8
Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah,
sehingga dapat dijadikan sebagai kontribusi dan pertimbangan
untuk meningkatkan pelayanan agar jemaah haji yang menerima
pelimpahan porsi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis optimalisasi
sistem pembagian porsi di kementerian haji tahun 2019 di
Kementerian Agama Kabupaten Pasaman. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif.
Metode kualitatif bersifat deskriptif dan biasanya melibatkan
analisis. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi
wawancara, observasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa optimalisasi
pelayanan pelimpahan porsi di seksi penyelenggara haji dan umroh
yang dilakukan untuk jemaah haji sudah sangat baik. Staf dan
karyawan yang ramah juga memastikan jamaah merasa puas saat
menggunakan layanan yang ditawarkan. Selain itu, pelimpahan
porsi juga berdampak pada jemaah yang menerima pelimpahan
porsi tersebut, terlihat dari keluhan jemaah yang terkait tata cara
pengisian Surat Pendaftaran Haji. (SPPH), pengambilan foto dan
mendaftarkan sidik jari yang perlu dilakukan oleh jemaah haji
yang menerima pelimpahan porsi di Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Sumatera Barat.

KATA KUNCI: Optimalisasi, Pelimpahan Porsi, Pelayanan,


Jemaah Haji
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah wa syukurillah. Segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah dan karunianya sehingga penulis berhasil
menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Shalawat beserta salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan seluruh umat Islam yakni
Nabi Muhammad Saw yang telah menuntun kita menuju jalan yang benar dan
senantiasa menjadi suri tauladan bagi kita umat Islam di seluruh dunia. semoga
syafaat beliau senantiasa tercurahkan kepada kita dan umat Islam di seluruh
dunia.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima


kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah memberikan
kesempatan, waktu, motivasi, dan selalu sabar memberikan bimbingan dan
membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. Dengan penuh rasa hormat dan
tulus, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc. M.A, Rektor
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Suparto, MED, P.hD, Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Siti Napsiah, MSW Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr.
Sihabudin Noor, MA, Wakil Dekan Bidang Adkum, Drs. Cecep
Castrawijaya, MA, Wakil Dekan Kemahasiswaan Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Drs. Sugiharto, MA., CM, Ketua Jurusan Manajemen Dakwah
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Amirudin, M.Si, Sekretaris Jurusan

ii
Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Dr. Muhammad Sungaidi, MA., Dosen Pembimbing penulis dalam
penyusunan serta penulisan skripsi yang telah meluangkan banyak
waktunya untuk membimbing, mengoreksi, menyemangati dan
mengarahkan penulis agar menghasilkan skripsi yang baik dan
benar.
6. Seluruh Tim Penguji Sidang Munaqasyah yang telah memberikan
saran dan masukan yang bermanfaat untuk menyempurnakan
penulisan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, terutama dosen-dosen di
Prodi Manajemen Dakwah Konsentrasi Manajemen Haji dan
Umrah yang senantiasa memberikan ilmu dan nasehatnya kepada
penulis.
8. Perpustakaan Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta serta
Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
9. Keluarga besar Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman
Provinsi Sumatera Barat, khususnya Drs. H. Edy Ridwan selaku
Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah, Hendri MHS, S.Sos.,
Imelfia, S.Ag, Hj. Wilmayerni, dan Ernawati yang sudah
memberikan izin, bantuan, saran dan motivasi kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Terkhusus untuk orang tua penulis tercinta, Ayahanda Dedy
Candra dan Ibunda Yarnawati yang telah mendidik dan
membesarkan penulis dengan kasih sayang dan ketulusan hati demi
masa depan penulis yang sangat mereka cintai. Harapan dan doa
semoga Allah Swt senanstiasa melindungi dan memberkahi umur

iii
mereka agar penulis mampu memberikan kebahagiaan kepada
mereka kelak.
11. Saudara-saudaraku tercinta, Dila Dia Sari Chan, Alif Chandra
Shidiq, Jesyva Khairinnisa Chan dan Dziyad Chandra Shidiq yang
selalu memberikan semangat dan doanya kepada penulis.
12. Muaddyl Akhyar yang selalu memberi semangat, mendukung
memotivasi serta mendengarkan keluh kesah penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. I'm lucky to have you!!
13. Yusra, Wafiq , Titi, dan Iwis yang selalu memberi semangat dan
mendengarkan keluh kesah penulis
14. Teman-teman seperjuangan (Manda, Muti, Santi, Hasna, Muba dan
Erika).
15. Teman-teman Manajemen Dakwah Khususnya Konsentrasi
Manajemen Haji dan Umrah angkatan 2018 yang telah membantu
dan menginspirasi penulis dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak


kekurangan, sehubungan dengan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk
saran serta masukan dan kritik yang membangun.

Jakarta, 07 Februari 2022


Penulis,

Ananda Fadila Chan

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................ii
DAFTAR ISI ...................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................10
C. Batasan Masalah .......................................................................10
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 11
E. Kajian Terdahulu ......................................................................12
F. Metodologi Penelitian ............................................................... 14
G. Teknik Penulisan ......................................................................18
H. Sistematika Penulisan ............................................................... 19
BAB II TINJAUAN TOERITIS ........................................................ 21
A. Landasan Teori ......................................................................... 21
B. Kerangka Berpikir ....................................................................31
BAB III GAMBARAN UMUM ......................................................... 34
A. Sejarah Berdiri.......................................................................... 34
B. Visi, Misi dan Tujuan ............................................................... 38
C. Struktur Organisasi ...................................................................39
D. Operasional .............................................................................. 42
E. Tugas Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah ............................. 43
BAB IV DATA DAN TEMUAN ........................................................ 45
A. Sistem Pelayanan Pelimpahan Porsi .......................................... 45
B. Pelayanan Pelimpahan Porsi Menurut Kementerian Agama
Kabupaten Pasaman .................................................................. 52
C. Pelayanan Pelimpahan Porsi Menurut Jemaah Haji ................... 56
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................. 61
A. Optimalisasi Sistem Pelimpahan Porsi dalam Pelayanan Jemaah Haji
Reguler ..................................................................................... 61
B. Dampak Sistem Pelimpahan Porsi bagi Jemaah Haji Penerima
Pelimpahan Porsi ......................................................................66
v
BAB VI PENUTUP ............................................................................ 71
A. Kesimpulan .............................................................................. 71
B. Saran ....................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 73
LAMPIRAN ....................................................................................... 78

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kementeterian Agama Kab. Pasaman ....... 40


Gambar 3.2 Struktur Organisasi Seksi PHU ............................................... 41

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pembagian Kecamatan Pada Kabupaten Pasaman ....................... 35


Tabel 3.2 Jadwal Jam Kerja ........................................................................ 42
Tabel 4.1 Jumlah Penerima Pelimpahan Porsi ............................................ 55

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Haji adalah ibadah yang selalu diimpikan semua muslim
didunia. Ibadah haji merupakan ibadah yang diwajibkan dan
adalah rukun islam yang kelima serta ibadah yang identik
menggunakan pembahasan kisah Nabi Ibrahim. Pada pelaksanaan
ibadah haji, seorang muslim diharapkan bisa memenuhi syarat
yaitu mampu dalam hal fisik serta materi. Ibadah haji mempunyai
ketentuan pada pelaksanaanya yaitu dilakukan di bulan Dzulhijjah.
Di bulan Dzulhijjah inilah puncak dari ibadah haji, yaitu
pelaksanaan wukuf di Arafah. 1
Haji merupakan salah satu rukun Islam yang unik. Sebagai
bagian dari ajaran agama Islam, mekanisme pelaksanaan ibadah
haji membutuhkan segala bentuk kemampuan (isthita’ah) yang
berkaitan dengan aktivitas fisik dan non fisik, persiapan mental
serta kesadaran diri, semangat keagamaan, ketulusan hati, usaha,
dan pengorbanan. Oleh sebab itu pelaksanaan ibadah haji memiliki
perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan keempat rukun
Islam lainnya.2

1
Faiza, Agvira dkk, “Optimalisasi Siskohat dalam Meningkatkan
Pelayanan Pendaftaran Jemaah Haji”, Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah, Vol.
2 No. 2 (2017), ISSN : 2623-2014 (Print) ISSN: 2654-3648 (Online), hal. 134.
2
Putuheba, M. Shaleh, “Histografi Haji Indonesia”, (Yogyakarta: PT.
LKis Pelangi Aksara Yogyakarta, 2007) hal.5.

1
Secara etimologi haji berarti sengaja mengerjakan atau
mendatangi Baitullah. Secara terminology berarti sengaja
berkunjung ke Baitullah untuk mengerjakan amalan-amalan
khusus yang sudah di atur di dalam Al-Quran dan Assunnah. Kaum
Muslimin juga harus mengetahui bahwa melakukan Ibadah Haji
hanya semata karena Allah SWT dan sesuai dengan aturannya.
Allah SWT menjanjikan surga sebagai pahala bagi para haji
mabrur. Tidak berlebihan jika dengan menunaikan ibadah haji,
seorang Muslim merasa telah menyempurnakan agamanya. 3
Indonesia merupakan negara penduduk pemeluk agama Islam
terpadat. Pelaksanaan ibadah haji wajib dilaksanakan oleh setiap
umat Islam kepada Allah SWT dengan syarat sudah memenuhi
persyaratan untuk melaksanakan ibadah haji yaitu islam, baligh,
berakal, merdeka serta sanggup melaksanakannya pada artian
mampu secara materi, fisik juga mental. Perintah haji ini
sebagaimana dijelaskan dalam “Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 97
sebagai berikut”:4
َ َ ‫ْ ٰ ٰ ٌٌۢ َ ِّ ٰ ٌ َّ َ ُ ْ ْ َ ۚ َ َ ْ َ َ َ ٗ َ َ ٰ ً َ ه‬
‫ّلِل عَل‬ِ ِ ‫ِفي ِه ايت بينت مقام ِاب ٰر ِهيم ە ومن دخله كان ا ِمنا ۗ و‬
َ ‫اع ا َل ْيه َسب ْي ًًل ۗ َو َم ْن َك َف َر َفا َّن ه‬
‫اّلِل‬
َ َ َ ْ َ ْ َ ْ ُّ
‫اس ِحج البي ِت م ِن استط‬
َّ
‫الن‬
ِ ِ ِ ِ ِ
‫ي‬َْ ْ ‫ن َعن ْال ٰع َلم‬ٌّ ْ ‫َغ‬
ِ ِ ‫ِي‬
Artinya:”Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata,
(diantaranya) makam Ibrahim, Barang siapa yang
memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (diantara)

3
Abd. Salam, Suroso dkk. Fiqih Penerapan Syariat dalam Keluarga,
(Jakarta : Darul Haq.2009), hal. 134.
4
Maulidi, Ahmad Faqih, Skripsi : “Efektivitas Penggunaan Siskohat
dalam Pelayanan Haji pada Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan
Umrah Kementerian Agama RI”. (Ciputat: UIN JKT, 2020), hal. 1.

2
kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan
ibadah haji, yaitu (bagi) orang yang mampu mengadakan
perjalanan ke sana. Barang siapamengingkari (kewajiban)
haji, maka sesungguhnya Allah Maha K aya (tidak
memerlukan sesuatu) dari seluruh alam”.(QS Ali Imran
[3]:97)

Menyelenggarakan ibadah haji merupakan tugas negara dan


tanggung jawab pemerintah sebagaimana disyaratkan oleh
undang-undang No. 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Haji
dan Umroh. Penyelenggaraan ibadah haji yang dilakukan
pemerintah bertujuan untuk memberikan bimbingan, pelayanan
dan perlindungan kepada jamaah agar dapat menjalankan
ibadahnya sesuai dengan ketentuan syariah dan mencapai
kemandirian dan ketahanan dalam beragama. 5
Indonesia ialah salah satu negara dengan pendaftar haji yang
terus semakin tinggi setiap tahunnya. Maka dari itu apabila setiap
tahunnya jumlah pendaftar haji semakin meningkat maka untuk
keberangkatan ke Tanah Suci pun akan semakin lama. Daftar
tunggu yang lama mengakibatkan para jemaah harus menunggu
dalam waktu yang lama, oleh sebab itu usia merekapun sudah
menjadi rentan dengan berbagai penyakit dan ada juga yang telah
meninggal dunia.

5
Suzami, Ardi dkk. “Penerapan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu
(SISKOHAT) Terhadap Peningkatan Layanan Haji pada Kantor Kementerian
Agama Kabupaten Sumbawa”. Jurnal : Tambora, Vol. 5, 2021. ISSN 2527-
970X I E-ISSN 2621-54x, hal. 97.

3
Sesuai dengan edaran pemerintah, setiap pendaftar haji yang
sudah mempunyai nomor porsi akan dapat melakukan pembatalan
maupun pelimpahan porsi. Pembatalan haji dapat terjadi
dikarenakan suatu hal yang bisa menyebabkan Jemaah yang
bersangkutan terhalang untuk menuaikan Ibadah Haji atau jemaah
haji tersebut meninggal dunia. Sedangkan pelimpahan porsi terjadi
dikarenakan dua (2) hal yakni karena meninggal dunia atau sakit
permanen.
Sesuai dengan Keputusan Direktorat Jenderal Penyelenggara
Ibadah Haji dan Umrah No 60 Tahun 2018 Tentang Panduan
Pembatalan Pendaftaran Jemaah Haji Reguler, syarat pembatalan
haji disebabkan suatu hal antara lain adalah mengajukan surat
permohonan kepada Kepala Kantor Kementerian Agama di
Kabupaten/Kota masing-masing. Selanjutnya juga melampirkan
Bukti Setoran Awal BPIH asli, Surat Pendaftaran Pergi Haji
(SPPH), Foto copy KTP, foto copy KK (legalisir), dan foto copy
buku rekening haji dan foto copy surat kematian (jika meninggal
dunia), serta surat keterangan ahli waris dari kelurahan dan
diketahui camat.6
Untuk pelimpahan porsi berdasarkan Keputusan Direktorat
Jenderal No 130 Tahun 2020 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pelimpahan Nomor Porsi Jemaah Haji Meninggal Dunia beberapa
syarat yang harus dipenuhi diantaranya pengajuan permohonan
kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota

6
Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah No. 130
Tahun 2018 Tentang Pedoman Pembatalan Pendaftaran Jemaah Haji Reguler.
Jakarta ; Direktorat Jenderal Penyelenggara Ibadah Haji dan Umrah:TT,TP.

4
masing-masing dengan melampirkan : Surat pernyataan
tanggungjawab mutlak dengan ditandatangani dan bermaterai,
surat kuasa penunjukan pelimpahan nomor porsi dengan disetujui
ahli waris dan bermaterai, bukti setoran awal atau setoran lunas
asli, surat akta kematian dari Kantor Catatan Sipil, fotocopy yang
dilegalisir Kantor Capil berupa (KTP Kartu Keluarga, Akta
Kelahiran, Akta Nikah dari calon jemaah haji yang akan
dilimpahkan nomor porsinya, fotocopy yang dilegalisir Kantor
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (KTP, KK, Akte
Kelahiran, Akta Nikah) dai penerima pelimpahan porsi. (7) Surat
Pendaftaran Pergi Haji (SPPH) manual yang telah diisi data
penerima pelimpahan porsi. (8) Rekening tabungan penerima
pelimpahan nomor porsi dengan bank yang sama dengan jamaah
jemaah haji yang akan dilimpahkan porsinya. 7
Menurut penjelasan UU No. 8 Tahun 2019 tentang
penyelenggaraan haji dan umrah menjelaskan bahwa pelimpahan
porsi dapat dilakukan oleh jemaah haji yang sudah wafat atau sakit
permanen. Pelimpahan porsi haji hanya bisa dilakukan kepada
suami/istri, ayah/ibu, anak kandung, dan saudara kandung 8.
Jemaah haji yang meninggal dunia setelah dinyatakan berwenang
membayar BPIH dapat mellimpahkan nomor porsi hajinya.
Pelimpahan nomor porsi tidak hanya berlaku bagi jamaah yang

7
Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah No.130
Tahun 2020 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pelimpahan Nomor Porsi Jemaah
Haji Meninggal Dunia atau Sakit Permanen. Jakarta: Direktorat Jenderal
Penyelenggara Ibadah Haji dan Umrah:TT, TP.
8
Undang-undangNo. 8 Tahun 2019 Tentang Penyelenggara Haji dan
Umrah Pasal 6 ayat (1) huruf k. Jakarta : Kementerian Agama Republik
Indonesia, 2019.

5
telah meninggal dunia dan sudah berhak lunas; kapanpun jamaah
wafat maka nomor porsinya dapat dilimpahkan kepada ahli
warisnya. Batas usia minimal penerima pelimpahanporsi haji harus
sudah mencapai usia 12 tahun. Pemindahtanganan bagian-bagian
tersebut harus memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh
Kementerian Agama dan untuk pengurusan dokumennya dapat
dilakukan di Kementerian Agama masing-masing
kabupaten/kota.9
Kementerian Agama Republik Indonesia merupakan sebuah
Lembaga Pemerintah yang membidangi semua urusan Agama. 10
Kabupaten Pasaman adalah salah satu kabupaten dari 19 kabupaten
dan kota diprovinsi Sumatera Barat yang memiliki luas 3.948km²
dengan Jumlah penduduk sebanyak 299 851,00 jiwa. 11 Diranah
yang memilki 12 Kecamatan tersebut, terdapat Kantor Kementrian
Agama Kabupaten Pasaman yang ada awal berdirinya tahun 1975
bernama Kantor Depertemen Agama Kabupaten Pasaman.
Kabupaten Pasaman merupakan daerah yang terletak dibagian
utara provinsi Sumatera Barat yang berbatasan langsung dengan
provinsi Sumatera Utara. Kabupaten pasaman memiliki 12
Kecamatan dan 32 Kenagarian. Masyarakat kabupaten pasaman

9
Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah No. 130
Tahun 2020 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pelimpahan Nomor Porsi Jemaah
Haji Meninggal Dunia atau Sakit Permanen. Jakarta: Direktorat Jenderal
Penyelenggara Ibadah Haji dan Umrah:TT.
10
https://id.wikipedia.org/wiki/Kementerian_Agama_Republik_Indon
esia diakses 25 September 2021.
11
https://pasamankab.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=19 diakses
26 September 2021.

6
70% bekerja pada sektor pertanian, hal ini didukung oleh sungai-
sungai dan pegunungan yang di miliki kabupaten ini.
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman merupakan
sebuah Lembaga yang melayani berbagai urusan Keagamaan.
Kementerian Agama mempunyai tugas menangani masalah-
masalah di bidang keagamaan dengan tujuan mendukung
pemerintah yaitu Presiden, dalam penyelenggaraan pemerintahan
negara, termasuk dalam hal-hal yang berkaitan dengan ibadah haji,
baik itu pendaftaran, pembatalan, mutasi dan pelimpahan nomor
porsi haji. Berbagai upaya sudah dilakukan untuk memberikan
pelayanan yang terbaik bagi jemaah haji dan juga upaya untuk
memberikan kepuasan kepada Jemaah haji, namun Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Pasaman masih memiliki
beberapa kendala yang mengurangi kepuasan beserta Jemaah haji
baik itu dari segi pelayanan, pengurusan dokumen, dan lain
sebaginya yang terjadi pada Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Pasaman.
Berdasarkan undang-undang No. 8 tahun 2019 Tentang
Penyelenggaraan Haji bahwa prosedur pengajuan permohonan
pelimpahan porsi dilakukan dimulai dari Kementerian Agama
Kabupaten/Kota masing-masing. Prosedur pengurusan
pelimpahan porsi sampai saat ini masih mengalami kekurangan
dan adanya keluhan-keluhan yang muncul dari jemaah haji
penerima pelimpahan porsi pada Seksi Penyelenggara Ibadah Haji
dan Umrah Kabupaten Pasaman yang akan melakukan
permohonan penerima pelimpahan porsi.

7
Keluhan-keluhan yang muncul antara lain yaitu : (1)
Masyarakat kesulitan untuk mengisi SPPH (surat pendaftaran
pergi haji), pengambilan foto dan perekaman sidik jari ke Kantor
wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat
dikarenakan jarak yang jauh dan akses perjalanan yang cukup sulit.
(2) Banyaknya biaya yang dikeluarkan oleh jemaah haji yang akan
menerima pelimpahan porsi untuk pengurusan pelengkapan SPPH
(surat pendaftaran pergi haji). (3) Tidak semua jemaah haji
mengetahui dimana alamat/lokasi Kantor Wilayah Kementerian
Agama provinsi sehingga mereka merasa sedikit kesulitan dalam
mencari alamatnya.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka penulis tertarik untuk
mengamati, serta menganalisis dan mendalami penelitian di atas.
Maka dari itu, penulis tertarik untuk meneliti tentang
“OPTIMALISASI SISTEM PELIMPAHAN PORSI DALAM
PELAYANAN JEMAAH HAJI REGULER TAHUN 2019
(Studi Kasus Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera
Barat)”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan identifikasi
masalah dalam penulisan karya ilmiah ini adalah :
1. Terdapat Jemaah haji yang mengeluh untuk melakukan
pengambilan foto dan sidik jari untuk melengkapi Surat
Pendaftaran Pergi Haji (SPPH) ke Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat.

8
2. Jauhnya jarak yang ditempuh oleh jemaah haji penerima
pelimpahan porsi dan sulitnya akses menuju Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat.
3. Banyaknya dana (biaya) yang dikeluarkan Jemaah haji
untuk melakukan pengisian SPPH (surat pendaftaran pergi
haji), pengambilan foto dan sidik jari dikarenakan jauhnya
jarak yang ditempuh dari Kabupaten Pasaman ke Kantor
Wilayah Provinsi Sumatera Barat yang berada di Kota
Padang.

C. Batasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka
penulis membatasi masalah yang akan dibahas hanya fokus pada
ruang lingkup optimalisasi sistem pelimpahan porsi dalam
pelayanan jemaah haji reguler tahun 2019 (Studi Kasus Seksi
Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat).

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan penelitian ini


adalah :

1. Bagaimana optimalisasi sistem pelimpahan porsi bagi


Jemaah haji pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Pasaman.
2. Bagaimana dampak dari sistem pelimpahan porsi yang
dirasakan oleh Jemaah haji.

9
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui optimalisasi sistem pelimpahan
porsi yang dirasakan calon Jemaah haji.
b. Untuk mengetahui dampak dari prosedur sistem
pelimpahan porsi terhadap jemaah haji.

2. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap dapat
memberikan manfaat, diantaranya sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
1) Penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan
menambah wawasan mengenai optimalisasi sistem
pelimpahan porsi.
2) Sebagai bahan informasi untuk penelitian
selanjutnya, khususnya untuk Jurusan Manajemen
Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta dan juga para akademis lainnya.
b. Manfaat Praktis
1) Masyarakat
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan
informasi dan pengetahuan tentang Optimalisasi
Sstem Pelimpahan Porsi dalam Pelayanaan Jemaah
Haji.

10
2) Bagi Lembaga
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman.

F. Kajian Terdahulu
Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut penulis telah
meninjau kajian terhadap penelitian-penelitian sebelumnya,
diantaranya sebagai berikut :
1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Zulfa (2017)
yang berjudul “Optimalisasi SISKOHAT dalam
Meningkatkan Pelayanan Pendaftaran Jemaah haji”,
menunjukkan hasil penelitian yaitu : unit hardware yang
dilakukan oleh SISKOHAT Kantor Wilayah Kementerian
Agama Jawa Barat dengan mengupdate komponen-
komponen hardware versi terbaru dengan tujuan
mempercepat kinerja software dan brainware. Selanjunya
dari unit software untuk mempermudah dan mempercepat
kinerja SISKOHAT pengupdetan versi SISKOHAT dari
Gen.1 ke Gen.2 yang memiliki fitur dan graphic yang lebih
modern. Yang terkhir dilakukan dengan cara
mempertahankan pegawai yang lama dan paham cara
mengoperasikan SISKOHAT serta menambah tenaga-
tenaga muda yang kompeten di bidang computer.
2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ayu Mayuroh
(2015) yang berjudul “Optimalisasi Bimbingan dan
Pelayanan Ibadah Haji Khusus pada PT. Alia Indah
Wisata” menunjukka hasil bahwa penyelengaraan haji

11
khusus sudah cukup baik dan maksimal. Hal ini
ditunjukkan oleh penambahan jam pertemuan bimbingan
manasik haji untuk memberikan materi-materi mengenai
haji agar jamaah haji khusus dapat memaknai haji secara
total. Selain itu perlunya menambahkan pesan-pesan
dakwah kepada jamaah agar dapat merasakan spiritual
ketika sedang beribadah. Perlunya meningkatkan indicator
kepuasan Jemaah karena PT. Alia Indah Wisata memiliki
nilai indeks kepuasan jamaah yang rendah. Karena
kepuasan jamaah memiliki peran yang sangat penting bagi
penyelenggara ibadah haji khusus, terutama dalam bidang
promosi.
3. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad
Fuadi (2021) yaitu “Optimalisasi Pelayanan dalam
Memfasilitasi Jemaah Haji pada Kelompok Bimbingan
Ibadah Haji (KBIH) Nurul Hikmah bin Bakri”
menunjukkan hasil bahwa KBIH Nurul Hikmah sudah
mampu berjalan dengan baik dan terencana. Dari hal ini
munculnya kepuasan dari Jemaah haji sehingga KBIH
Nurul Hikmah menjadi salah satu rekomendasi bagi
masyarakat yang ingin melaksanakan ibadah haji. Untuk
itu KBIH Nurul Hikmah diharapkan untuk selalu
meningkatkan fasilitas dan pelayanan yang selalu menjadi
keluhan Jemaah agar tetap mampu menjadi pilihan terbaik
oleh masyarakat, serta mengantisipasi adanya gangguan
yang dapat menghambat proses pelayanan terhadap kinerja

12
petugas dan memperhatikan beberapa aspek akomodasi
untuk Jemaah dan petugas.

Berdasarkan dari ketiga penelitian diatas, tidak ada kesamaan


judul dan objek penelitian dengan penelitian yang akan penulis
lakukan. Penelitian yang akan penulis kaji yaitu Optimalisasi
Sistem Pelimpahan Porsi Dalam Pelayanan Jemaah Haji Reguler
Tahun 2019 (Studi Kasus pada Seksi Penyelenggara Haji dan
Umrah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Provinsi
Sumatera Barat).

G. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah metode


penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang memiliki sifat
deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan
makna lebih ditonjolkan pada penelitian ini dengan
menggunakan landasan teori yang dimanfaatkan menjadi
pemandu agar fokus penelitian sesuai fakta yang terjadi
dilapangan. 12 Selain itu landasan teori bermanfaat untuk
memberikan gambaran umum tentang latar belakang penelitian
dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. 13
2. Tempat dan Waktu Penelitian

12
Ramdhan, Muhammad, “Metode Penelitian”, (Cipta Media
Nusantara (CMN) : Surabaya :2021), hal. 6
13
Zakariah, M. Azkari, dkk. “Metodologi Penelitian Kuantitatif,
kualitatif Action Research, Reseach and Development (R and D), (Yayasan
Pondok Pesanteren Al Mawaddah Warrahmah : Kolaka : 2020), hal. 27.

13
Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Pasaman yang berada di Jln. Jendral Sudirman No.
98 B, Pauah, Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman, Provinsi
Sumatera Barat. Waktu penelitian akan dilaksanakan dari
bulan November sampai selesai.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Seksi Penyelenggara
Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Pasaman sedangkan objek dalam penelitian ini adalah prosedur
pelimpahan porsi dalam pelayanan jemaah haji penerima
pelimpahan porsi.
4. Data dan Sumber Data
Dalam melakukan penelitian ini, penulis mengambil data
dan sumber data dari beberapa pengumpulan data, yang
diantaranya yaitu menggunakan metode wawancara, observasi
dan dokumentasi.
Data merupakan bahan penting yang dipergunakan oleh
peneliti untuk menjawab pertanyaan atau menguji hipotesis
supaya mencapai tujuan penelitian. Data yang digunakan
dalam penelitian kualitatif yaitu Data Primer, ialah data yang
dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk menjawab
masalah; atau tujuan penelitian yang dilakukan dalam
penelitian eksploratif, deskriptif maupun kasual dengan

14
memakai metode pengumpulan data berupa survei ataupun
observasi. 14

5. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan
data dengan tekhnik wawancara, observasi (pengamatan), dan
dokumentasi.
a. Wawancara
Wawancara adalah teknik analisis data yang dilakukan
melalui pengumpulan data keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab
atau responden dengan menggunakan interview guide
(panduan wawancara). Walaupun wawancara adalah proses
percakapan yang berbentuk tanya jawab dengan bertatap
muka.
Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara
dengan garis besar permasalahan yang diteliti, yakni tentang
optimalisasi sistem pelimpahan porsi dalam pelayanan
Jemaah haji reguler penerima pelimpahan porsi oleh Seksi
Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Pasaman.

14
Hermawan, Asep,”Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitaif”, (PT.
Grasindo : Jakarta : 2005), hal. 168.

15
b. Observasi
Observasi merupakan sebuah studi yang dilakukan secara
sengaja dan sistematis, terarah serta terencana dengan tujuan
tertentu dengan mengamati serta mencatat fenomena-
fenomena yang terjadi dalam suatu kelompok orang dengan
mengacu pada syarat-syarat dan aturan penelitian ilmiah.
Dalam suatu karya tulis ilmiah, penjelasan yang diutarakan
harus tepat, akurat, dan teliti, tidak boleh dibuat-buat sesuai
dengan keinginan hati penulis. 15
c. Dokumentasi
Pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-
dokumen, seperti data-data, arsip-arsip dan gambar-gambar
ataupun bentuk lainnya. Penulis mengumpulkan semua data
yang didapatkan serta mempelajarinya, kemudian dijadikan
sebagai bahan analisa dalam penelitian ini.
6. Teknik Analisa Data
Analisa data merupakan upaya mencari dan menata secara
sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya
untuk menambah pemahaman peneliti dalam persoalan kasus
yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang
lain. Sedangkan untuk meningkatkan pemahaman tersebut
analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya mencari makna. 16

15
https://karyatulisku.com/teknik-pengumpulan-data-wawancara/#
diakses 11 November 2021.
16
Rijali, Ahmad, “Analisis Data Kualitatif”, UIN Antasari
Banjarmasin : Jurnal Alhadrah Vol. 17 No. 33 Januari-Juni2018, hal. 84.

16
Setelah mengumpulkan data melalui wawancara, observasi
dan juga dokumentasi dari informasi yang ditemukan dalam
penelitian ini, penulis akan menganalisis apa yang penulis
lakukan dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu teknik
analisis data, mengekstraksi segala sesuatu dari hasil yang
menggambarkan data yang diperoleh meneliti secara
sistematis, kemudian mengklasifikasikan semua data yang
diperoleh dan kemudian menganalisis sesuai dengan rumusan
masalah dan tujuan penelitian, yang selanjutnya disajikan
dalam bentuk laporan penelitian ilmiah.
Dalam hal ini penulis menggunakan analisis deskriptif
yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk
mendeskripsikan objek penelitian yaitu sistem pelimpahan
porsi dalam melayani calon jemaah haji pada Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Pasaman.

H. Teknik Penulisan

Teknik penulisan skripsi ini mengacu pada SK Rektor


Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor 507
Tahun 2017 tentang pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi,
Tesis, dan Disertasi).

17
I. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dan memahami skripsi ini, maka
peneliti menulis skripsi ini secara sistematis dengan cara
memaparkan beberapa hal yang akan dibahas yang terdiri dari
enam bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan bab yang menguraikan secara garis


besar mengenai penulisan skripsi. Yang di
dalamnya berisikan latar belakang, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan
manfaat penelitian, tinjauan kajian terdahulu,
metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Pada bab ini membahas tentang tinjauan teoritis


yang meliputi teori- teori yang terkait dengan
penelitian ini guna untuk memaparkan
permasalahan dengan jelas berisikan landasan teori,
kajian pustaka dan kerangka berpikir.

BAB III GAMBARAN UMUM KANTOR


KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN
PASAMAN
Bagian ini berisi tentang membahas mengenai
keadaan dan gambaran umum Kantor Kementrian
Agama Kabupaten Pasaman yaitu sejarah berdiri,
perkembangannya, visi, misi, struktur organisasi,

18
dan program Kementrian Agama Kabupaten
Pasaman.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Pada bab ini berisi uraian penyajian data dan


temuan penelitian.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi uraian temuan dan analisis


optimalisasi system pelipahan porsi dalam
pelayanan jemaah haji regular (studi kasus Seksi
Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian
Agama Kabupaten Pasaman.

BAB VI PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir untuk


menyimpulkan penelitian dan makna untuk
menjawab pertanyaan penelitian dan berisi
saran akademis dan praktis.

19
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Landasan Teori
1. Optimalisasi

Optimal berarti yang terbaik, tertinggi dan paling


menguntungkan, sedangkan optimalisasi berarti melakukan yang
terbaik, melakukan yang terbaik. Optimalisasi berarti metode,
proses, tindakan optimalisasi untuk menjadi yang terbaik,
tertinggi. Istilah optimalisasi mengacu pada elemen terbaik dari
beberapa set alternatif yang tersedia. Mengoptimalkan, dalam
kasus sederhana, berarti memecahkan masalah dengan mencoba
meminimalkan dan memaksimalkan fungsi dan dengan memilih
nilai variabel secara sistematis. Secara umum, pengertian
optimalisasi adalah mengejar nilai terbaik yang tersedia dari fungsi
yang diberikan untuk suatu konteks.1
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), optimalisasi
berarti suatu proses menemukan best practice (praktik terbaik)
yang akan dilaksanakan untuk mencapai hasil yang maksimal dan
ideal dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dengan sebaik-
baiknya. Sederhananya, optimasi berarti serangkaian proses untuk
meningkatkan apa yang sudah ada. Tidak hanya dalam bisnis

1
B.Gainau, Maryam, dkk. “Problematika Pendidikan di Indonesia”,
(Yogyakarta : PT Kanisius, 2016), hal. 190-191.

20
(perusahaan), optimalisasi juga banyak digunakan di bidang lain,
salah satunya adalah pendidikan.2
Para ahli juga berpendapat mengenai pengertian optimalisasi
diantaranya yaitu:
1. Machfud Sidik (2001:8). Pengertian optimalisasi adalah
kegiatan untuk meningkatkan dan mengoptimalkan.
2. S. Rao, John Wiley dan Sons (2009). Menyebutkan bahwa
optimalisasi merupakan proses untuk mencapai keadaan
yang memberikan nilai maksimal atau minimal dari suatu
fungsi.
3. W.J.S Poerdwadarminta (1997:753). Mengungkapkan
bahwa optimalisasi merupakan suatu hasil yang dicapai
sesuai keinginan, sehingga optimalisasi adalah pencapaian
hasil sesuai dengan harapan secara efektif dan efisien.
4. Andri Rizki Pratama (2013:6). Mendefinisikan
optimalisasi sebagai upaya individu untuk meningkatkan
kegiatan untuk bisa meminimalisir kerugian atau
memaksimalkan keuntugan agar mencapai tujuan dengan
baik dalam tenggat waktu tertentu.3
Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa
optimasi adalah suatu proses memperoleh suatu keunggulan dalam
bekerja secara fungsional dan sistematis untuk meningkatkan mutu

2
https://www.kbbi.divedigital.id/2020/09/apa-itu-optimalisasi-
pengertian-manfaat.html. Diakses 20 November 2021.
3
https://www.mingseli.id/2020/11/pengertian-optimalisasi-menurut-
para-ahli.html. Diakses 20 November 2021.

21
dan kualitas suatu pekerjaan. Dalam hal ini penulis memaparkan
tentang optimalisasi sistem transfer porsi haji untuk melayani
jemaah haji reguler di Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Pasaman.Sistem Pelimpahan Porsi.
Elemen-elemen optimalisasi 4
a. Tujuan
Tujuan bisa berbentuk maksimisasi atau minimisasi, bentuk
maksimisasi digunakan jika tujuan pengoptimalan
berhubungan dengan keuntungan, penerimaan, dan sejenisnya.
Bentuk minimisasi akan dipilih jika tujuan pengoptimalan
berhubungan dengan biaya, waktu, jarak dan sejenisnya.
Penentuan tujuan harus memperhatikan apa yang
diminimumkan atau dimaksimumkan
b. Pengambilan keputusan.
Dihadapkan pada beberapa pilihan untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan. Alternatif keputusan yang tersedia tentunya
alternatif yang menggunakan sumberdaya terbatas yang
dimiliki pengambilan keputusan. Alternatif keputusan
merupakan aktivitas atau kegiatan yang dilakukan untuk
mencapai tujuan.
c. Sumber daya yang Dibatasi.
Sumberdaya merupakan pengorbanan yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Ketersediaan

4
Yuniar, Krisna Amelia. 2017. Skripsi : Optimalisasi pendidikan serta
referensi untuk memperbaiki dan mengembangkan potensi anak didik, hal. 17,
diakses tanggal 8 Maret 2022.

22
sumberdaya ini terbatas. Keterlibatan ini yang mengakibatkan
dibutuhkanya proses optimalisasi.
Setelah mengetahui elemen-elemen dalam mengetahui
permasalahan maka untuk mengatasi hal itu dalam pemanfaatan
dalam identifikasi optimalisasi, di antaranya adalah:
a. Mengidentifiksi tujuan.
b. Mengatasi kendala.
c. Pemecahan masalah yang lebih tepat dan dapat diandalkan.
d. Pengambilan keputusan yang lebih cepat.
Dalam proses untuk mencapai optimalisasi banyak hal yang
harus diperhatikan terutama dalam menyusun rencana yang akan
menjadi landasan dalam melakukan tanggung jawab. Optimalisasi
merupakan cara untuk memaksimalkan hasil produksi (output).
Optimalisasi dapat dicapai dengan meningkatkan produktivitas,
sehingga tingkat efisiensi akan menjadi tinggi, dan berdampak
pada tujuan yang ingin dihasilkan.5
2. Sistem Pelimpahan Porsi
Pada tanggal 29 April 2019 undang-undang baru No. 8 Tahun
2019 tentang Penyelenggaraan Haji dan Umrah menggantikan UU
No. 13 tahun 2008 tentang penyelenggaraan haji dan Umrah.
Beberapa perubahan signifikan telah dilakukan terhadap pedoman
dan peraturan yang mengatur penyelenggaraan haji, salah satunya
menyangkut pelimpahan porsi. Pelimpahan porsi jemaah haji

5
Zulkifli, Skripsi : “Optimalisasi Peran Dinas Pendidikan Dalam
Mengatasi Buta Aksara di Kabupaten Mamuju”, (Makassar : UMM, 2020), hal,
25.

23
reguler berlaku bagi jemaah haji yang terdaftar di Kementerian
Agama Kabupaten/Kota masing-masing, namun masyarakat yang
bersangkutan meninggal dunia atau sakit permanen sehingga
menghalangi jemaah haji untuk menunaikan tugasnya.
Pengurusan berkas pelimpahan porsi haji Jemaah meninggal
dunia atau sakit permanen dapat dilakukan pada Kementerian
Agama Kabupaten/Kota masing-masing tanpa dipungut biaya
apapun. Untuk pengisian surat tanda pergi haji (SPPH),
pengambilan foto dan perekaman sidik jari jemaah haji penerima
pelimpahan porsi dilakukan di Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi setempat.
Sesuai SK Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah
(KEPDIRJEN PHU) No. 130 Tahun 2020 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pelimpahan Nomor Porsi Bagi Jemaah Haji yang
Meninggal atau Sakit permanen, maka pelimpahan nomor porsi
hanya dapat diberikan kepada suami, istri, bapak, ibu, anak
kandung atau orang yang ditunjuk dengan surat kuasa untuk
pelimpahan nomor porsi. Jamaah haji penerima pelimpahan porsi
yang disetujui oleh keluarga secara tertulis atau dengan surat kuasa
untuk pembagian jumlah porsi dalam bentuk yang ditentukan oleh
keputusan ini. 6

6
Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah No. 130
Tahun 2020 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pelimpahan Nomor Porsi Jemaah
Haji Meninggal Dunia atau Sakit Permanen. Jakarta: TT:TP.

24
Jamaah haji yang meninggal dunia dapat digantikan oleh
suami/istri/anak kandung/menantu sebagaimana ditentukan dalam
keputusan dan pengajuan penggantian tersebut harus diketahui RT,
RW, Lurah dan Camat. Verifikasi data pengajuan penggantian
dilakukan di Kanwil Kemenag Provinsi dan diteruskan ke
Direktorat Pelayanan Dalam Negeri Haji, Direktorat Jenderal
Penyelenggara Penyelenggaraan Haji dan Umrah.
Jemaah haji yang menerima pelimpahan porsi diberangkatkan
pada musim haji saat ini atau tahun berikutnya sesuai ketentuan.
Persyaratan calon penerima pelimpahan porsi untuk melakukan
perjalanan ke Tanah Suci harus mengajukan permohonan tertulis
kepada Kemneterian Agama Kabupaten/Kota setempat, dengan
menunjukkan asli akta kematian/surat keterangan dari Dinas
Kependudukan dan Status Perkawinan atau Kelurahan/Desa dan
Pemenuhan persyaratan diramalkan oleh KEPDIRJEN PHU No.
130 Tahun 2020 tentang pedoman pelaksanaan transmisi jumlah
jemaah haji yang meninggal atau sakit tetap.7
Jumlah porsi jemaah haji yang meninggal atau sakit permanen
hanya dapat diberikan satu kali. Namun, jika jemaah haji yang
telah menerima pelimpahan porsi tidak dapat menunaikan ibadah
haji pada waktu yang telah disepakati, maka jumlah kuota tersebut
dapat dibatalkan. Bagi jemaah haji yang meninggal dunia atau
sakit permanen yang memiliki nomor porsi lebih dari 1 (satu),

7
https://indonesiabaik.id/infografis/calon-jemaah-haji-yang-wafat-
kini-boleh-diganti-keluarga-lain. Diakses 20 November 2021.

25
maka hanya 1 (satu) nomor porsi yang dapat dilimpahkan kepada
ahli waris dan nomor porsi lainnya dibatalkan.

3. Pelayanan
Menurut WJS Poerwardaminta dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia tahun 1985, pelayanan berarti membantu menyediakan
segala sesuatu yang dibutuhkan orang lain sebagai tamu atau
pembeli. Tom Peters, seorang pakar manajemen mengatakan
bahwa untuk memberikan pelayanan yang baik sebuah perusahaan
harus dekat dengan pelanggan atau “close to the costumer, ini
berarti terus-menerus mendengarkan apa yang pelanggan katakan
dan mengukur kepuasan mereka. Pelayanan yang baik dapat
digambarkan dari kepuasan pelanggan. Di sisi lain, secara umum,
pelanggan lebih sering mengungkapkan ketidakpuasan mereka
daripada merasa puas.8
Pelayanan berarti suatu kegiatan atau serangkaian kegiatan
yang tidak kasat mata (untouchable) dan terjadi sebagai hasil
interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang
disediakan oleh penyedia jasa yang dirancang untuk memecahkan
masalah konsumen (pelanggan). 9

8
Iqbal, Muhammad, “Mendongkrak Kinerja Bisnis Bengkel Roda 4 &
Roda 2”, (Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 2004), hal. 32.
9
Selviana, Skripsi : “Pelayanan Jemaah Haji di Kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Selatan tahun 2015”, (Ciputat: UIN JKT,2016), hal. 21.

26
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa
pelayanan ialah suatu kegiatan yang dilakukan untuk membantu
orang lain agar mencapai tujuan dan memberikan kepuasan
terhadap pelayanan yang diberikan tanpa mengharap imbalan
apapun. Tujuan dari pelayanan yaitu untuk memudahkan banyak
orang untuk melakukan ibadah seperti menunaikan ibadah haji.
Pelayanan yang baik akan menimbulkan respon yang baik pula.
Oleh karena itu, pelayanan ini harus memiliki dampak yang sangat
tinggi, terutama bagi calon jemaah haji. Tanpa pelayanan yang
baik, kegiatan tidak akan berjalan sesuai rencana.
1) Ciri-ciri pelayanan
Dalam prakteknya, pelayanan yang baik memiliki karakteristik
tersendiri dan hampir semua perusahaan menggunakan kriteria
yang sama untuk membentuk karakteristik pelayanan yang baik.
Di bawah ini adalah beberapa karakteristik pelayanan yang baik
yang harus diikuti oleh karyawan, yaitu Kasmir, 2005: 34:
a. Adanya karyawan yang baik.
b. Adanya sarana dan rasarana yang baik.
c. Selalu bertanggung Jawab kepada Setiap pelanggan
sejak awal hingga selesai.
d. Mampu memberikan pelayanan secara cepat dan tepat.
e. Mampu Berkomunikasi dengan baik.
f. Dapat memberikan jaminan kerahasiaan setiap
transaksi.
g. Mempunyai pengetahuan serta kemampuan yang baik.

27
h. Berusaha memahami kebutuhan pelanggan.
i. Mampu memberikan kepercayaan kepada pelanggan. 10

2) Kualitas Pelayanan
Berbicara tentang kualitas layanan, karena kita adalah orang
yang menikmati layanan, tidak hanya penyedia layanan, tetapi juga
penyedia layanan memiliki pengaruh yang besar dan kita dapat
mengukur kualitas layanan berdasarkan tingkat layanan. Saat ini,
pelanggan semakin pintar, mereka sangat kritis, agar para pelaku
bisnis dapat memberikan layanan yang sesuai dengan harapan
pelanggan. Hanya sedikit berbeda, misalnya pelayanan tidak
sesuai harapan, pelanggan akan menilai buruk.
a. Kualitas pelayanan internal
Kualitas layanan internal terkait dengan interaksi antara
staf organisasi/perusahaan dan berbagai struktur yang
tersedia. Faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan
internal, antara lain:
 Model manajemen umum organisasi/perusahaan.
 Pasokan struktur pendukung.
 Pengembangan personel.
 Suasana kerja dan keharmonisan hubungan kerja.
 Model insentif.

10
Rahmadana, M. Fitri, “Pelayanan Publik”, (Medan : Yayasan Kita
Menulis, 2020), hal. 159.

28
Setelah unsur-unsur di atas dikembangkan, maka loyalitas
dan integritas setiap karyawan dapat memberikan pelayanan
yang terbaik. Apalagi jika seluruh kegiatan bisa dilakukan
secara terintegrasi dalam bentuk saling memfasilitasi, saling
mendukung, sebagai akibatnya yang akan terjadi pada
pekerjaan mereka secara total mampu menujang kelancaran
usaha.
b. Kualitas pelayanan eksternal
Mengenai kualitas layanan kepada pelanggan eksternal,
kita boleh berpendapat bahwa kualitas layanan ditentukan oleh
beberapa faktor, antara lain :
1) Berkaitan dengan penyediaan jasa.
 Layanan dan tata cara penyediaan/pembentukan jasa
tertentu.
 Layanan distribusi jasa.
 Layanan penjualan jasa.
 Layanan dalam penyampaian jasa.
2) Berkaitan dengan penyediaan barang.
 Layanan dan pembuatan barang berkualitas atau
penyediaan barang berkualitas.
 Jasa pendistribusian barang.
 Layanan penjualan barang.
 Layanan purna jual. 11

11
Adya Barata, Atep, “Dasar-dasar Pelayanan Prima” (Jakarta : PT.
Elex Media Komputerindo), hal. 36-38.

29
3) Standar Pelayanan
Pelayanan mengacu pada proses dimana kebutuhan secara
langsung dipenuhi melalui aktivitas orang lain. Layanan juga
didefinisikan sebagai aktivitas bermanfaat yang ditawarkan oleh
satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud
dan tidak melibatkan kepemilikan yang biasanya disebut dengan
layanan jasa.12 Pelayanan adalah suatu kegiatan atau serangkaian
kegiatan yang berlangsung dalam interaksi fisik langsung antara
satu orang dengan orang lain dan memberikan kepuasan. Dalam
kamus besar bahasa Indonesia, pelayanan diartikan sebagai usaha
untuk memenuhi kebutuhan orang lain.

4. Jemaah Haji
Menurut undang-undang No. 8 tahun 2019 tentang
Penyelenggaraan Haji dan Umrah menyebutkan bahwa Jemaah
haji ialah setiap warga negara Indonesia yang beragama Islam dan
telah mendaftarkan diri untuk menunaikan Ibadah Haji sesuai
dengan persyaratan yang berlaku.13 Jemaah haji yaitu umat muslim
yang akan menunaikan ibadah haji ke tanah suci Mekkah.

12
Sukayat, Tata,”Manajemen Haji, Umrah dan Wisata Religi”,
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2016), hal. 132.
13
Undang-undang no.8 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Haji dan
Umrah Pasal 1 ayat 4. Jakarta : Kementerian Agama Republik Indonesia,
2019.

30
Adapun syarat-syarat untuk berhaji meliputi:
 Islam.
 Dewasa/Baligh.
 Sehat dan berakal.
 Merdeka (bukan budak).
 Mukallaf.
 Mumpu. 14
Jemaah haji ialah seorang muslim mempunyai niat untuk
menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci dan memiliki kemampuan
secara fisik untuk melaksanakan ibadah mampu menyedikan
pembiayaan perjalanannya untuk melaksanakan ibadah haji,
semua itu tidak dapat dipenuhi secara absolut oleh dirinya
sendiri, karena ada faktor-faktor lain yang bisa dia dapatkan
dari lingkungannya. 15

14
Sohirin, Nur, Skripsi : “Pengaruh Persepsi Calon Jemaah Haji
Terhadap Kualitas Pelayanan Pada KBIH Bina Umat Yogyakarta”. (UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, hal. 10.
15
Aziz, Abdul, “Ibadah Haji dalam Pelayanan Sorotan Public
(Persepsi Calon Jemaah Haji tentang Pembimbingan dan Pelayanan oleh
Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi), (Jakarta : Puslitbang Kehidupan
Agama, 2007), hal. 2.

31
B. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan gambaran singkat dari teori
yang digunakan dan mengaplikasikan cara menggunakan teori
tersebut untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian. Kerangka
berpikir dapat berupa kerangka teoritis dan dapat juga berupa
kerangka penalaran logis. Dalam kerangka berpikir ini, masalah
penelitian yang telah diidentifikasi dalam kerangka teori yang
relevan akan dapat mengungkapkan, menjelaskan dan
menunjukkan perspektif tentang masalah penelitian.16
Kerangka pemikiran dalam penulisan penelitian ini adalah
sistem pelimpahan porsi yang menjadi kerangka utama,
sebagaimana yang di ketahui bahwa sistem pelimpahan porsi
merupakan suatu kebijakan pemerintah yang ada dalam Undang-
undang No.8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Haji dan
Umrah sehingga undang-undang ini menghasilkan permasalahan
dan beberapa kendala yang dirasakan oleh Jemaah haji yang akan
melakukan pelimpahan porsi di Kabupaten Pasaman. Pelaksanaan
pengurusan dokumen pelimpahan porsi dilakukan pada kantor
Kementerian Agama Kabupaten masing-masing, namun untuk
pengurusan perekaman sidik jari dan foto hanya bisa dilakukan
pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera
Barat.

Suyanto, Bagong dan Sutinah, “Metode Penelitian Sosial”, (Jakarta:


16

Kencana, 2010), hal. 39.

32
Dari hal inilah yang menghasilkan suatu rumusan masalah
yang penulis teliti yaitu optimalisasi sistem pelimpahan porsi
dalam pelayanan Jemaah haji reguler tahun 2019 pada seksi
penyelenggara ibadah haji dan umrah kantor Kementerian Agama
Kabupaten Pasaman karena undang-undang ini merupakan
peraturan yang baru saja berjalan dari tahun 2019 sehingga besar
kemungkinan mendapatkan kendala dari calon Jemaah haji.

33
BAB III
GAMBARAN UMUM KANTOR KEMENTERIAN AGAMA
KABUPATEN PASAMAN

A. Sejarah Berdiri
Kabupaten Pasaman terletak di sebelah utara provinsi
Sumatera Barat dengan luas wilayah 4.447,63 km² atau setara
dengan 10,44 % luas wilayah provinsi Sumatera Barat. Secara
geografis Kabupaten Pasaman terletak di garis khatulistiwa dan
juga terletak pada 0-55' Lintang Utara sampai 0-06' Lintang
Selatan dan 99-45' sampai dengan 100-21' Bujur Timur.
Batas wilayah Kabupaten Pasaman adalah sebagai berikut:
 Utara: Kabupaten Mandailing Natal dan Kabupaten
Padang Lawas (SumateraUtara).
 Selatan: Kabupaten Agam.
 Timur: Kabupaten 50 Kota dan Kabupaten Rokan Hulu
(Provinsi Riau).
 Barat: Kabupaten Pasaman Barat dan kabupaten
Mandailing Natal (Sumatera Utara).
Secara administratif Kabupaten Pasaman terbagi menjadi 12
Kecamatan, 37 kenagarian dan 225 jorong. Dari segi wilayah,
kecamatan dengan wilayah terluas adalah kecamatan Mapat
Tunggul dengan luas 605,29 km² atau 15,33% dari wilayah
Kabupaten Pasaman, dengan dua nagari dan 11 jorong. Sedangkan
kecamatan terkecil adalah kecamatan Simpang Alahan Mati

34
dengan luas wilayah 69,56 km² atau wilayah Kabupaten 1,76%
dari Kabupaten Pasaman dengan dua nagari dan delapan jorong. 1
Kata Pasaman di ambil dari salah satu nama gunung di daerah
ini yaitu Gunung Pasaman, kata pasaman dalam Bahasa
Minangkabau memiliki arti “persamaan”, sedangkan dalam
Bahasa Mandailing juga memiliki arti yang sama yaitu
“persamaan”. Hal ini menunjukkan karena masyarakat kabupaten
Pasaman yang heteorgen, maksudnya berasal dari berbagai suku
khususnya suku Minangkabau dan Mandailing. Saat ini wilayah
Kabupaten Pasaman dipimpin oleh bupati yang bernama Benny
Utama yang didampingi oleh wakil bupati yang bernama Sabar
A.S. Berikut daftar nama wilayah kecamatan yang ada di
Kabupaten Pasaman beserta ibukota kecamatan dan luas
wilayahnya.
TABEL 3.1 Pembagian Kecamatan pada Kabupaten
Pasaman
No Kecamatan Ibukota Luas
Kecamatan Wilayah
(km²)
1 Bonjol Bonjol 194,32
2 Tigo Nagari Ladang Panjang 352,92
3 Simpang Alahan mati Simpang 69,56
4 Lubuk Sikaping Lubuk Sikaping 346,50

1
h5ttps://www.pasamankab.go.id/halaman/letak-geografis-
kabupaten-pasaman diakses 26 November 2021.

35
5 Duo Koto Simpang Tigo 360,63
Andilan
6 Panti Panti 194,50
7 Padang Gelugur Tapus 178,40
8 Rao Rao 236,18
9 Rao Utara Koto Rajo 598,36
10 Rao Selatan Lansap Kadap 338,98
11 Mapat Tunggul Guo 605, 29
12 Mapat Tunggul Silayang 471, 72
Selatan

Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kab. Pasaman

Kementerian Agama Republik Indonesia adalah kementerian


yang menyelenggarakan pemerintahan di bidang agama dan
didirikan pada tanggal 3 Januari 1946. Tugas pokok Kementerian
Agama adalah menjamin seluruh rakyat Indonesia beragama dan
beribadah menurut agama dan kepercayaannya masing-masing.
Artinya Kementerian Agama bertanggung jawab atas segala
persoalan yang berkaitan dengan agama dalam arti yang seluas-
luasnya. Diranah yang memiliki 12 kecamatan ini, terdapat Kantor
Kementrian Agama Kabupaten Pasaman yang pada awal
berdirinya pada tahun 1975 bernama Kantor Departemen Agama
Kabupaten Pasaman. Kementerian Agama Kabupaten Pasaman
berlokasi di jalan Jend. Sudirman No. 98 B, Pauah, Lubuk
Sikaping, Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat.

36
Kabupaten pasaman merupakan daerah hiterogen karena
memiliki kaberagaman suku yaitu ada minang, mandailing, batak
dan jawa. Begitu pula dengan Agama Kabupaten Pasaman tidak
hanya di huni oleh masyarakat yang beragama Islam sebagai
mayoritas namun ada juga agama khatolik dan protestan. Informasi
yang diperoleh oleh Tim Humas kantor Kementrian Agama
Kabupaten Pasaman dari salah satu seorang pensiunan ASN/PNS
Depertemen Agama Kabupaten Pasaman Bapak H. Rusman,
dahulunya sebelum tahun 1975 Departemen Agama, Pengadilan
Agama dan Dinas Pendidikan Agama itu menjadi satu departemen.
Keberadaan kantor Depertemen Agama Kabupaten Pasaman
memiliki peran yang sangat penting khususnya dibidang
keagamaan. Lembaga bernafaskan ”ikhlas beramal” turut berperan
aktif mendukung pemerintah Kabupaten Pasaman dalam
mewajibkan visi misinya, pada waktu itu yang menjabat sebagai
Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Pasaman adalah
Bapak H. Azhari Yaman, Beliau menjabat sebagai kepala Kantor
pertama yang sampai pada tahun 1981.
Dan perubahan nama Depertemen Agama menjadi
Kementerian Agama terjadi pada tahun pada tahun 2010 yang
ditetapkan melalu peraturan Mentri Agama (PMA) RI Nomor 1
tahun 2010 tentang perubahan penyebutan Depertemen Agama
menjadi Kementrian Agama diikuti perubahan semua atribut logo,
kop surat, stemple, papan nama dan lain-lain yang merujuk pada
Kementerian Agama, yang ditandatangani oleh Kementerian
Agama RI pada waktu itu adalah Bapak H. Surya Dharma Ali
tanggal 28 Januari 2010.

37
Kementerian Agama Kabupaten Pasaman khususnya seksi
Penyelenggaraan Haji dan Umrah yang telah memberangkatkan
ratusan Jamaah Haji setiap tahunnya dengan melakukan proses
pendaftaran dimulai dari pembuatan nomor porsi sampai
pembuatan password. Pelayanan seksi penyelenggara haji dan
umrah diantaranya yaitu pendaftaran, pendataan, pengkloteran,
pengurusan paspos, membimbing calon Jemaah haji sampai
kepada memonitoring pelaksanaan ibadah haji di Arab Saudi.
Untuk pelaksanaan bimbingan calon Jemaah haji, kementerian
agama dibantu oleh KUA (Kantor Urusan Agama) serta KBIH
(Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) pada daerah masing-masing.

B. Visi, Misi dan Tujuan


1. Visi Kementerian Agama Kabupaten Pasaman
“Kantor Kementrian Agama Kabupaten Pasaman yang
profesional dan andal dalam membangun masyarakat yang saleh,
moderat, cerdas dan unggul untuk mewujudkan Indonesia maju
yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berdasarkan gotong
royong”.
2. Misi Kementerian Agama Kabupaten Pasaman
a. Meningkatkan kualitas kesalehan umat beragama.
b. Memperkuat moderasi beragama dan kerukunan umat
beragama.
c. Meningkatkan layanan keagamaan yang adil, mudah
dan merata.
d. Meningkatkan layanan pendidikan yang merata dan
bermutu.

38
e. Meningkatkan produktivitas dan daya saing
pendidikan.
f. Memantapkan tata kelola pemerintah yang baik(Good
Governance).
3. Tujuan Kementerian Agama Kabupaten Pasaman
a. Peningkatan kualitas umat beragama dalam
menjalankan ibadah ritual dan social.
b. Penguatan kualitas moderasi beragama dan kerukunan
umat beragama.
c. Peningkatan umat beragama yang menerima layanan
keagamaan.
d. Peningkatan peserta didik yang memperoleh pelayanan
pendidikan umum berciri khas agama, pendidikan
agama dan pendidikan keagamaan berkualitas.
e. Peningkatan lulusan pendidikan yang produktif dan
memiliki daya saing komparaktif.
f. Peningkatan budaya birokrasi pemerintah yang bersih,
melayani dan responsif.

C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi yaitu susunan dan hubungan antara bagian
dalam posisis pada organisasi dan pembagian posisinya yang ada
didalam organisasi dalam melaksanakan kegiatan operasional
untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama. Struktur
organisasi dengan jelas menggambarkan pemisahan kegiatan-
kegiatan pekerja antara yang lain dalam organisasi. Struktur
organisasi sangatlah penting dalam setiap organisasi, dengan

39
struktur akan membentuk pembagian tugas yang seimbang dan
obyektif, khususnya mengalokasikan tugas sesuai dengan posisi
dan kapasitas masing-masing dari anggota.

Gambar 3.1 Stuktur Organisasi

KEPALA SEKSI
PENDIDIKAN
MADRASAH

KEPALA SEKSI
PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM

KEPALA SUB BAGIAN PLT KEPALA SEKSI


TATA USAHA PENDIDIKAN DINIYAH
KEPALA KANTOR DAN PONDOK
KEMETERIAN AGAMA PESANTREN
KABUPATEN
PASAMAN
KEPALA SEKSI
PENYELENGGARA
IBADAH HAJI DAN
UMRAH

KEPALA SEKSI BIMAS


ISLAM

KEPALA SEKSI
PENYELENGGARA
ZAKAT DAN WAKAF

Sumber : Kementerian Agama Kabupaten Pasaman


Drs. H. Gusman Piliang, MM Kepala Kantor
H. Asrul, S. Ag, M. Pd Kepala Sub Bag Tata Usaha
Drs. Nafrizal, M. MPd Kepala Seksi Penmad
Sulpan Amri, S. Ag Plt. Kepala Seksi PD Pontren

40
Sulpan Amri, S. Ag Kepala Seksi PAIS
Hasyyunil, S. Ag Kepala Seksi Bimas Islam
Drs. H. Edy Ridwan Kepala Seksi PHU
H. Yulius Sabri, S. Ag, MM Kepala Seksi Zakat dan
Wakaf

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Seksi PHU

KEPALA SEKSI
PENYELENGGARA
IBADAH HAJI DAN
UMRAH

JFU JFU JFU PENYUSUN JFU


BIMBINGAN PENYUSUNAN DOKUMEN PENGADMINISTARASI
MASYARAKAT DOKUMEN HAJI HAJII UMUM

Sumber : PHU Pasaman

Drs. H. Edy Ridwan Kepala Seksi PHU


Hendri MHS, S. Sos Bimbingan Masyarakat
Imelfia, S.Ag Penyusun Dokumen Haji
Hj. Wilmayerni Penyusun Dokumen Haji
Ernawati Pengadministrasi Umum

Sumber : Arsip Seksi PHU 2021

41
D. Operasional
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman memiliki
SDM yang baik dan berwawasan tinggi, terkhususnya pada Seksi
Penyelenggara Haji dan Umrah. Memiliki manajemen operasional
yang sangat baik di jam kerja, pelayanan yang ramah, dan
komunikasi yang bagus antar sesama staff dan pegawai lainnya.
Hal itu tentunya mendukung manajemen operasional di seksi
Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama Kabupaten
Pasaman sudah terkoordinir dengan baik, setiap staff dan pegawai
mempunyai kewenangan masing-masing dalam melayani tiap
calon jamaah haji dan umrah.
Berikut beberapa indicator system jam kerja di Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Pasaman :

TABEL 3.2 Jadwal Jam Kerja


Hari Kerja Jam Kerja Istirahat
Senin s/d Kamis 07.30-16.00 12.00-13.00
Jum’at 07.30-16.30 11.30-13.00

Sumber : Arsip Kemenag Kabupaten Pasaman


Setiap hari seluruh staf dan pegawai pada Kantor Kementerian
Agama Kabupaten Pasaman diwajibkan untuk mengikuti kegiatan
Apel pagi pada jam 07.30 WIB, terkhusus untuk hari rabu dan
jum’at memiliki agenda yang agak berbeda dari hari-hari lainnya.
Adapun kegiatan pada hari rabu setelah Apel pagi kegiatan para
staf dan pegawai melakukan olah raga sampai jam 10.00 WIB bagi
yang ingin melakukannya. Untuk hari jum’at para staff dan

42
pegawai mengikuti kegiatan wirid atau tahsin mingguan yang
harus diikuti seluruh staff dan pegawai tanpa terkecuali.

E. Tugas Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah


Program kerja yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama
Kabupaten Pasaman, khususnya di bagian pelayanan haji dan
umroh (PHU) merupakan langkah yang diambil dalam melakukan
pelayanan kepada masyarakat. Seksi penyelenggaraan haji dan
umroh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 185 PMA Nomor 19
Tahun 2019 tentang organisasi dan tata kerja instansi vertikal
kementerian agama, mempunyai tugas melakukan pelayanan,
bimbingan teknis, pembinaan serta pengelolaan data dan
informasi, serta penyusunan rencana dan pelaporan dibidang
pendaftaran dan pembatalan haji, bimbingan manasik, bina haji
regular, penyelenggara haji khusus dan umrah, transportasi dan
dokumen haji regular, serta administrasi keuangan haji.
Adapun uraian tugas seksi PHU adalah sebagai berikut:
1. Penyiapan dokumen bahan perencanaan, penyusunan,
dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang
penyelenggaraan haji dan umrah.
2. Pelayanan dan pemenuhan standar pelayanan
penyelenggaraan haji dan umrah.
3. Bimbingan teknis dan supervise di bidang pendaftaran,
dokumen haji, transportasi, perlengkapan, akomodasi haji
regular, bina haji regular, advokasi haji, bina
penyelenggara umrah dan haji khusus serta administrasi
dana haji dan system informasi haji dan umrah.

43
4. Koordinasi pelayanan diasrama haji.
5. Evaluasi dan penyusunan laporan di bidang
penyelenggaraan haji dan umrah.

44
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Sistem Pelayanan Pelimpahan Porsi

Pada tanggal 29 April 2019, Kementerian Agama Republik


Indonesia secara resmi mengumumkan penggantian UU No. 13
Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Haji dan Umroh dengan UU
No. 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Ada
perubahan signifikan terkait pedoman dan peraturan haji, salah
satunya terkait pendelegasian kode haji. Pelimpahan nomor porsi
haji hanya dapat dilakukan oleh jemaah haji yang meninggal dunia
atau sakit permanen sebelum keberangkatan, dan ini tentunya bisa
digantikan oleh ahli warisnya yaitu suami/istri, anak kandung,
ayah/ibu, dan saudara kandung yang disepakati oleh seluruh ahli
waris.
Undang-undang No.8 Tahun 2019 merupakan hasil
pembaharuan dari Undang-undang No. 13 Tahun 2008, yang
menjadi pembeda kedua undang-undang tersebut dari segi
pelimpahan porsi yaitu mengenai prosedur pengurusan dokumen
jemaah haji penerima pelimpahan porsi yang kini bisa dilakukan
di Kementerian Agama Kabupaten/Kota masing-masing jemaah
haji dan melanjutkan pengisian SPPH (Surat Pendaftaran Pergi
Haji), pengambilan foto dan perekaman sidik jari di Kantor
Wilayah Provinsi masing-masing. 1

1
Wawancara dengan ibu Ernawati, staff Seksi Penyelenggara Ibadah
Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman pada tanggal
23 Desember 2021.

45
Untuk pelimpahan porsi jemaah Haji meninggal dunia atau
sakit permanen hanya diberikan 1 (satu) kali pelimpahan, jika
suatu saat ahli waris yang menerima pelimpahan porsi tersebut
berhalangan (alasan yang memungkinkan) untuk melaksanakan
ibadah Haji maka dapat melakukan pembatalan atau pengembalian
BPIH. Apabila jemaah haji yang meninggal dunia atau sakit
permanen memiliki jumlah nomor porsi haji lebih dari 1 (satu),
maka nomor porsi hanya dapat diberikan kepada 1 (satu) dan akan
diberikan untuk pemberangkatan berikutnya dan nomor porsi
lainnya harus dibatalkan.2
Dalam Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan
Umrah nomor 245 tahun 2021 menyebutkan bahwa terkait dengan
umur calon penerima pelimpahan porsi jemaah Haji meninggal
dunia atau sakit permanen dengan syarat beragama Islam dan
berusia minimal 12 (dua belas) tahun pada saat pengajuan
pelimpahan porsi. Peraturan ini tidak berlaku untuk jemaah haji
yang meninggal dunia setelah masuk asrama haji sebelum
keberangkatan, maka nomor porsinya tidak dapat dilimpahkan.
Proses pengajuan dokumen-dokumen permohonan pelimpahan
porsi dapat dilakukan di Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota di tempat jemaah haji mendaftar.3

2
Wawancara dengan bapak Drs. Edy Ridwan, Kepala Seksi PHU
Kementerian Agama Kabupaten Pasaman pada tanggal 5 Januari 2022.
3
Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Nomor
245 tahun 2021 tentang Standar Operasional Prosedur Pelimpahan Nomor Porsi
Jemaah Haji Reguler, hal. 3.Jakarta:TH:TP.

46
1. Persyaratan pelimpahan nomor porsi Jemaah haji
1) Jemaah Haji meninggal dunia
a. Fotocopy Akta Kematian dari Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil setempat.
b. Asli bukti setoran awal dan / atau setoran lunas
BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji).
c. Asli surat kuasa penunjukan pelimpahan nomor
porsi Jemaah haji meninggal dunia yang
ditandatangani oleh suami, istri, ayah, ibu, anak
kandung, atau saudara kandung yang diketahui oleh
RT, RW, dan Lurah / Kepala Desa sebagaimana
format terlampir dalam keputusan ini.
d. Asli surat keterangan tanggung jawab mutlak yang
ditandatangani oleh Jemaah haji penerima
pelimpahan nomor porsi sebagaimana format
terlampir.
e. Fotocopy KTP, Kartu Keluarga, Akte Kelahiran /
Surat Kenal Lahir, Fotocopy Akta Nikah, atau bukti
lain Jemaah penerima pelimpahan nomor porsi
dengan menunjukkan aslinya.
2) Jemaah Haji sakit permanen
a. Asli surat keterangan sakit dari rumah sakit
pemerintah dengan kategori sakit sesuai edaran
Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.01/MENKES/33/2020 tentang Kategori
Sakit Permanen dalam Penyelenggaraan Ibadah
Haji.

47
b. Asli bukti setoran awal dan / atau setoran lunas
BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji).
c. Asli surat kuasa penunjukan pelimpahan nomor
porsi Jemaah haji meninggal dunia yang
ditandatangani oleh suami, istri, ayah, ibu, anak
kandung, atau saudara kandung yang diketahui
oleh RT, RW, dan Lurah / Kepala Desa
sebagaimana format terlampir
d. Asli surat keterangan tanggung jawab mutlak yang
ditandatangani oleh Jemaah haji penerima
pelimpahan sebagaimana format terlampir.
e. Fotocopy KTP, Kartu Keluarga, Akte Kelahiran /
Surat Kenal Lahir.
f. Fotocopy Akta Nikah, atau bukti lain dari Jamaah
penerima pelimpahan nomor porsi dengan
menunjukkan aslinya.
g. Penerima pelimpahan nomor porsi harus
membuka rekening tabungan Jemaah haji di Bank
yang sama dengan Jemaah haji yang meninggal
dunia atau sakit permanen.
3) Penerima pelimpahan nomor porsi Jemaah haji
meninggal dunia atau sakit permanen telah berusia
minimal 12 (dua belas) tahun pada saat pengajuan
pelimpahan. Adapun persyaratan keberangkatan haji

48
berusia paling rendah 18 (delapan belas) tahu atau sudah
menikah. 4
2. Prosedur Pelimpahan Porsi
1) Prosedur Pelimpahan Porsi Melalui Layanan
Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.
a. Calon penerima pelimpahan porsi harus
mengajukan surat permohonan tertulis dengan
melampirkan persyaratan ke Kantor Kementerian
Agama Kabupaten/Kota.
b. Petugas pendaftaran haji pada Kantor Kementerian
Agama Kabupaten/Kota melakukan verifikasi
dokumen persyaratan permohonan pelimpahan
porsi dan mengunggah ke aplikasi Siskohat.
c. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi c.q Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji
dan Umrah melakukan validasi berkas persyaratan
pelimpahan nomor porsi yang telah diunggah oleh
petugas kantor kementerian agama kabupaten / kota
pada aplikasi Siskohat;
d. Dalam hal dokumen persyaratan yang diunggah
tidak lengkap atau terdapat kesalahan unggahan,
petugas kantor wilayah kementerian Agama
Provinsi c.q. Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji
dan Umrah mengembalikan pengajuan pelimpahan

4
Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah No. 130
Tahun 2020 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pelimpahan Nomor Porsi Jemaah
Haji Meninggal Dunia atau Sakit Permanen, hal. 4, Jakarta :TP.TT.

49
nomor porsi kepada kantor Kementerian Agama
Kabupaten / Kota untuk diperbaiki.
e. Dalam hal seluruh berkas persyaratan telah
tervalidasi, Kepala kantor wilayah Kementerian
Agama Provinsi c.q. Kepala Bidang
Penyelenggaraan Haji dan Umrah memberikan
persetujuan melalui aplikasi siskohat dan membuat
jadwal pelaksanaan wawancara dan verifikasi
dokumen asli.
f. Petugas pada Direktorat Jenderal penyelenggaraan
Haji dan Umrah membuka biokir nomor porsi yang
akan dilimpahkan pada aplikasi Siskohat setelah
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi c.q. Kepala Bidang penyelenggaraan Haji
dan Umrah membuat jadwal pelaksanaan
wawancara dan verivikasi dokumen asli.
g. Dalam hal hasil wawancara dan verifikasi dokumen
asli dinyatakan benar, maka dilanjutkan proses
pengambilan foto dan pencetakan surat Pendaftaran
Haji (SPH) Pelimpahan nomor porsi yang
ditandatangani secara elektronik oleh penjabat yang
berwenang.
2) Prosedur Pelimpahan Porsi Melalui Layanan Elektronik
a. Penerima pelimpahan melakukan registrasi pada
aplikasi mobile Haji Pintar dengan menginput
nomor porsi dan Nomor Induk Kependudukan
(NIK) jemaah Haji sakit permanen atau meninggal
dunia.

50
b. Penerima pelimpahan melakukan pengusulan
pelimpahan nomor porsi dengan mengunggah
dokumen persyaratan.
c. Petugas kator Kementerian Agama Kabupaten/
Kota melakukan verifikasi dokumen pelimpahan.
d. Dalam hal kelengkapan data dan unggahan
dokumen persyaratan tidak terlihat jelas atau
terdapat kesalahan unggahan, petugas Kantor
kementerian Agama Kabupaten/ kota
mengembalikan pengajuan pelimpahan nomor porsi
kepada penerima pelimpahan untuk diperbaiki.
e. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota
melanjutkan proses pelimpahan nomor porsi pada
aplikasi siskohat.
f. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi c.q, Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji
dan Umrah melakukan validasi berkas persyaratan
pelimpahan nomor porsi yang telah diunggah oleh
petugas kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota pada aplikasi siskohat.
g. Dalam hal dokumen persyaratan yang diunggah
tidak lengkap atau terdapat kesalahan unggahan,
petugas Wilayah Kementerian Agama Provinsi c.q,
Kepada Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah
mengembalikan pengajuan pelimpahan nomor porsi
kepada Kantor Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/ Kota untuk diperbaiki.

51
h. Dalam hal seluruh berkas persyaratan telah
tervalidasi, Kepada kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi c.q. Kepala Bidang
Penyelenggaraan Haji dan Umrah memberikan
persetujuan melalui aplikasi siskohat dan membuat
jadwal pelaksanaan wawancara dan verifikasi
dokumen asli.
i. Petugas pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan
Haji dan Umrah membuka biokir nomor porsi yang
akan dilimpahkan pada aplikasi Siskohat setelah
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi c.q. Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji
dan Umrah membuat jadwal pelaksanaan
wawancara dan verifikasi dokumen asli.
j. Dalam hal hasil wawancara dan verifikasi dokumen
asli dinyatakan benar, maka dilanjutkan proses
penggambilan foto dan surat Pendaftaran Haji
(SPH) Pelimpahan nomor porsi yang
ditandatangani secara elektronik oleh penjabat yang
berwenang.

B. Pelayanan Pelimpahan Nomor Porsi Haji Menurut


Kementerian Agama Kabupaten Pasaman
Setelah resmi dikeluarkan oleh Kementerian Agama Republik
Indonesia pada tanggal 29 April 2019, Kementerian Agama
Kabupaten Pasaman mulai mengadakan sosialisasi Undang-
undang No. 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji
dan Umrah terkhususnya mengenai pelimpahan porsi. Sosialisasi

52
ini dilakukan pada Kepala Kantor Urusan Agama, Penyuluh
Agama, KBIHU, Kepala Camat, Wali Nagari serta pihak-pihak
yang dianggap dapat membantu dalam mensosialisakan hal ini
kepada masyarakat. Mengenai batas waktu untuk jemaah haji yang
meninggal dunia hanya bisa melimpahkan nomor porsinya apabila
jemaah Haji tersebut meninggal dunia terhitung dari tanggal 29
April 2019 sejak diberlakukannya undang-undang No 8 tahun
2019 ini. Untuk jemaah haji yang meninggal dunia sebelum
keberangkatan ke Arab Saudi maka nomor porsinya juga dapat
dilimpahkan kepada ahli waris. 5
Tujuan pemerintah mengeluarkan kebijakan pelimpahan
nomor porsi haji ini yaitu agar tidak ada nomor porsi yang kosong
(terbuang) dikarenakan jemaah Haji yang akan berangkatkan
tersebut sakit permanen atau meninggal dunia. Apabila nomor
porsi jemaah Haji tersebut tetap kosong maka akan dibatalkan
secara otomatis oleh pihak Direktorat Jenderal Penyelenggara
Ibadah Haji dan Umrah Kementerian Agama Republik Indonesia,
untuk mengantisipasi hal tersebut pihak Kementerian Agama
Kabupaten Pasaman tetap menerima dan melayani pelimpahan
porsi setiap hari. Adanya undang-undang ini sangat di syukuri oleh
masyarakat kita dikarenakan tidak perlu mengantri dalam waktu
yang lama lagi karena adanya kesempatan menjadi penerima
pelimpahan porsi haji. 6

5
Wawancara dengan Drs. H. Edy Ridwan, Kepala Seksi Penyelenggara
Haji dan Umrah Kementerian Agama Kabupaten Pasaman pada tanggal 23
Desember 2021.
6
Wawancara dengan bapak Hendri MHS, S.Sos, staff Seksi
Penyelenggara Haji dan Umrah pada tanggal 3 Januari 2022

53
Prosedur pengajuan pelimpahan porsi yang sudah semakin
mudah membuat jemaah haji Kabupaten Pasaman lebih memilih
melakukan pelimpahan porsi dibandingkan dengan melakukan
pembatalan haji kecuali dikarenakan jemaah haji tersebut benar-
benar tidak memiliki ahli waris sesuai dengan yang ditentukan
undang-undang No. 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggara Ibadah
Haji dan Umrah.7
Pelayanan pelimpahan nomor porsi jemaah haji pada seksi
penyelenggara haji dan umrah di mulai dari melengkapi dokumen-
dokumen pengajuan pelimpahan porsi seperti :
a. Surat keterangan meninggal dunia dari Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil.
b. SPPH (Surat Pendaftaran Pergi Haji)
c. Bukti setoran awal/bukti lunas Bipih,
d. Surat kuasa dari seluruh ahli waris yang diketahui oleh
wali nagari (Kepala Lurah).
e. Surat keterangan tanggung jawab mutlak.
f. foto copy KTP (Kartu Tanda Penduduk), KK (Kartu
Keluarga), akte kelahiran, atau bukti lainnya.
Setelah kelengkapan seluruh dokumen tersebut, pihak
Kementerian Agama menerbitkan surat rekomendasi yang
digunakan untuk pengajuan permohonan pelimpahan porsi ke
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat
melalui melalui aplikasi Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji
Terpadu (SISKOHAT). Validasi dokumen pelimpahan porsi yang
sudah dikirimkan ke Kantor Wilayah Provinsi Sumatera Barat

7
Wawancara dengan ibu Imelfia, S.Ag, Staff Seksi Penyelenggara Haji
dan Umrah pada tanggal 3 Januari 2022.

54
membutuhkan waktu lebih kurang 2 (dua) minggu, kemudian
pihak Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera
Barat memberikan konfirmasi kepada Seksi Penyelenggara Haji
dan Umrah Kementerian Agama Kabupaten Pasaman agar jemaah
haji penerima pelimpahan porsi dapat melakukan pengisian SPPH,
pengambilan foto, dan perekaman sidik jari, selanjutnya penerima
pelimpahan porsi dapat datang ke Kantor Wilayah Provinsi
Sumatera Barat untuk mengisi form SPPH (Surat Pendaftaran
Pergi Haji), pengambilan foto dan perekaman sidik jari. 8
Pengisian SPPH, pengambilan foto dan sidik jari diberikan
waktu selama 1 bulan saja, jika jemaah tidak melapor ke Kanwil
Provinsi Sumatera Barat maka nomor porsi yang akan dilimpahkan
akan otomatis diblokir sehingga Kanwil Kemenag Pemprov
Sumbar harus menghubungi Ditjen Penyelenggara Haji dan Umrah
untuk mengeluarkan nomor pelimpahan porsi terkait.9
Tabel 4.1 Data Jemaah Pelimpahan Porsi

NO TAHUN JUMLAH JEMAAH


1 2019 5
2 2021 16
3 2022 17

Sumber : Seksi PHU Kemenag Pasaman 2021

8
Wawancara dengan ibu Imelfia, S.Ag staff Seksi Penyelenggara Haji
dan Umrah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman pada tanggal 3
Januari 2022.
9
Wawancara dengan ibu Wilmayerni, Staff Seksi Penyelenggara Haji
dan Umrah Kemeneterian Agama Kabupaten Pasaman pada tanggal 23
Desember 2021.

55
Dari tabel (terlampir) terlihat jemaah yang menerima
pelimpahan porsi berusia antara 18-85 tahun dan mayoritas jemaah
yang menerima kuota berusia antara 35-85 tahun. Hal ini tentunya
menyulitkan jemaah haji yang bersangkutan untuk mencari alamat
kantor wilayah Kementerian Agama Kabupaten Pasaman, karena
minimnya pengetahuan jemaah dalam pemanfaatan teknologi
modern ( gagap teknologi).
Selain itu, faktor pendidikan yang relatif rendah juga
mempengaruhi sulitnya jemaah haji dalam memperoleh informasi
mengenai alamat Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sumatera
Barat. Tentu saja, hal ini juga membutuhkan kesabaran lebih dari
staf penyelenggara haji dan umrah dalam menghadapi jemaah haji
yang berbeda ini.

C. Pelayanan Pelimpahan Nomor Porsi Haji Menurut


Jemaah Haji
Berdasarkan data yang penulis peroleh pada Seksi
Penyelenggara Haji dan Umrah bahwa jemaah haji sudah
mengenali pelayanan pelimpahan porsi di Kantor Kementerian
Agama di Kabupaten/Kota di masing-masing daerahnya
terkhususnya jemaah haji Kementerian Agama Kabupaten
Pasaman. Ahli waris jemaah haji Seksi Penyelenggara Haji dan
Umrah Kementerian Agama Kabupaten Pasaman lebih memilih
mengajukan pelimpahan porsi dibandingkan melakukan
pembatalan.
Dari hasil wawancara yang penulis dapatkan bahwa respon
masyarakat terhadap peraturan baru ini sangat baik, bisa dilihat
dari banyaknya masyarakat yang memilih melakukan pelimpahan

56
porsi dibandingkan dengan melakukan pembatalan. Tujuannya
yaitu ingin meneruskan niat baik dari keluarga mereka yang telah
meninggal dunia untuk bisa melaksanakan ibadah Haji di Tanah
Suci. Selain itu hal ini dapat memudahkan ahli waris tersebut untuk
berangkat ke Tanah suci tanpa harus menunggu dalam waktu yang
lama. Tentunya hal ini harus disepakati oleh seluruh ahli waris
lainnya sebelum disetujui oleh Kementerian Agama di
Kabupaten/Kota masing-masing.
Dengan adanya UU no. 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggara
Haji dan Umroh, khususnya yang membahas tentang pelimpahan
porsi ini, masyarakat sangat senang dan menyambut dengan baik.
Bisa dilihat dari banyaknya jemaah haji yang melakukan
pengajuan pelimpahan porsi haji dibandingkan dengan melakukan
pembatalan haji. Namun jemaah haji Kabupaten Pasaman merasa
sedikit keberatan dengan prosedur pelimpahan porsi yang
mengharuskan jemaah melakukan pengisian SPPH, pengambilan
foto dan perekaman sidik jari ke Kanwil Kemenag Provinsi
Sumatera Barat.
Alasannya yaitu jarak yang akan ditempuh oleh jemaah haji
sangat jauh sehingga ada beberapa jemaah yang merasa keberatan
untuk melakukan pengisian SPPH ke Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat. Jarak yang akan
ditempuh bisa memakan waktu 4-5 jam, hal ini bisa di lihat dari
jauhnya jarak antara Kabupaten Pasaman dengan Kota Padang.
Dari segi pelayanan pengurusan kelengkapan dokumen
pelimpahan nomor porsi Kementerian Agama Kabupaten Pasaman
sudah sangat baik dan telaten, hanya saja pengisian SPPH (Surat
pendaftaran pergi haji), pengambilan foto dan perekaman sidik jari

57
diharapkan bisa dilakukan di Kementerian Kabupaten Pasaman
saja.10
Dari hasil observasi penulis selama melakukan kegiatan
praktik kerja lapangan di Kementerian Agama Kabupaten
Pasaman, penulis menemukan beberapa kendala yang dihadapi
oleh jemaah haji penerima pelimpahan porsi, diantaranya jauhnya
jarak yang akan ditempuh menuju Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Sumatera Barat. Untuk memproses dokumen
pengajuan permohonan pelimpahan porsi ke Kementerian Agama
Kabupaten Pasaman bisa memakan waktu 3-4 Jam, hal ini
dirasakan oleh jemaah haji yang berasal dari Kecamatan Rao
Utara, Rao, Mapat Tunggul, dan Mapat Tunggul Selatan. Dapat
disimpulkan jarak tempuh menuju Kantor Wilayah Provinsi
Sumatera Barat bisa memakan waktu 6-7 jam perjalanan.
Jauhnya jarak tempuh menuju Kanwil Kemenag Provinsi
Sumbar membuat jemaah haji menjadi kesulitan untuk melengkapi
persyaratan dokumen pelimpahan porsi. Selain itu jemaah juga
tidak mengetahui dengan tepat alamat Kanwil Kemenag Provinsi
Sumbar dikarenakan diantara mereka ada yang kurang menguasai
teknologi, penyebab lain juga bisa dikarenakan minimnya
pengetahuan masyarakat yang disebabkan oleh faktor usia dan
pendidikan mereka.11
Akses yang jauh membuat jemaah haji keberatan
mengeluarkan biaya besar hanya untuk melengkapi SPPH,
pengambilan foto dan perekaman sidik jari yang sebenarnya bisa

10
Wawancara dengan bapak Abdul Aziz, Jemaah Haji penerima
pelimpahan porsi tahun 2021 pada tanggal 23 Desember 2021.
11
Wawancara dengan ibu Dewi Riski, Jemaah Haji penerima
pelimpahan porsi tahun 2021 pada tanggal 26 Desember 2021.

58
dilakukan di Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Pasaman yang tentunya hal ini
harus berdasarkan izin dari Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji
dan Umrah. Hal ini disebabkan oleh mata pencaharian masyarakat
Kabupaten Pasaman yang 70 % (tujuh puluh persen) berasal dari
sector pertanian dan perternakan. Terlebih pada masa pandemi
covid-19 saat ini membuat perekonomian dan pendapatan mereka
semakin menurun.12
Dengan adanya undang-undang No. 8 Tahun 2019 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Reguler khususnya
pelimpahan nomor porsi jemaah haji, jemaah haji penerima
pelimpahan porsi merasa terbantu untuk meneruskan porsi jemaah
haji yang sudah meninggal/sakit permanen sehingga nomor porsi
tersebut tidak terbuang dan dapat diteruskan oleh ahli waris yang
telah disepakati bersama. Dilihat dari sudut pandang pelayanan
jemaah haji penerima pelimpahan porsi, Kementerian Agama
Kabupaten Pasaman sudah sangat baik sehingga jemaah haji
merasa lebih terarah dan puas dengan pelayanan yang telah
diberikan oleh seksi Penyelenggara Ibadah Haji dan Umrah.
Prosedur pengajuan penerima pelimpahan porsi yang
dilakukan pada Seksi Penyelenggara Ibadah Haji dan Umrah
Kementerian Agama Kabupaten Pasaman sudah cukup baik,
kecepatan dan keramahan yang diberikan oleh para staff dan
pegawai sangat memudahkan jemaah haji penerima pelimpahan
porsi merasa puas, namun terkait dengan pengisian SPPH,
pengambilan foto dan perekaman sidik jari yang harus dilakukan

12
Wawancara dengan bapak Ramlan Siagian, Jemaah Haji penerima
pelimpahan porsi tahun 2021 pada tanggal 4 Januari 2022.

59
ke Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat
membuat sebagian jemaah merasa sedikit keberatan akibat jarak
tempuh yang jauh sehingga mengharuskan jemaah haji penerima
pelimpahan porsi tersebut menginap di Kota Padang. Tentunya hal
ini juga membutuhkan biaya yang cukup banyak.13

13
Wawancara dengan bapak Ilyas Rambe, Jemaah Haji penerima
pelimpahan porsi tahun 2021 pada tanggal 5 Januari 2022.

60
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Optimalisasi Sistem Pelimpahan Porsi dalam Pelayanan


Jemaah Haji Reguler
Menurut Winardi (1999:363), Pengertian optimalisasi adalah
suatu ukuran yang menyebabkan tercapainya sebuah tujuan.
Optimalisasi merupakan sebuah proses untuk mendapatkan suatu
keuntungan dalam sebuah pekerjaan sesuai fungsi dan sistematis
sehingga dapat meningkatkan mutu dan kualitas suatu pekerjaan. 1
Sedangkan pelayanan ialah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
membantu orang lain atau jamaah haji untuk mencapai tujuan dan
memberikan kepuasan terhadap pelayanan jamaah haji tanpa
mengharap imbalan apapun.
Pelimpahan porsi merupakan suatu kebijakan baru yang
dikeluarkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia dan di
atur dalam undang-undang No. 8 Tahun 2019 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah. Dalam undang-undang
ini terdapat perubahan-perubahan yang signifikan tentang
kebijakan-kebijakan dan regulasi haji khususnya pelimpahan
nomor porsi haji. Undang-undang ini merupakan perbaikan dari
undang-undang No. 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Ibadah Haji dan Umrah.

1
https://www.mingseli.id/2020/11/pengertian-optimalisasi-menurut-
para-ahli.html diakses 7 Januari 2022.

61
Sebagaimana tercantum dalam UU No. 8 Tahun 2019 tentang
Penyelenggara Haji dan Umroh, khususnya dalam pembahasan
mengenai pelimpahan porsi, jemaah haji yang meninggal dunia
setelah pengumuman berhak lunas atas pembayaran BPIH dapat
menjadi jumlah kuota yang dilimpahkan kepada salah satu
keluarga ( suami, istri, anak atau lainnya). Menantu). Sesuai aturan
Penyelenggara Pelayanan Haji dan Umrah (PIHU), pemberian
pelimpahan nomor porsi bisa kepada suami, istri, ayah, ibu, anak
kandung atau saudara kandung. Selanjutnya pelimpahan nomor
porsi tidak hanya berlaku untuk jemaah haji yang meninggal dunia
dan dinyatakan berhak lunas, kapanpun jemaah tersebut meninggal
dunia maka nomor porsinya dapat dilimpahkan kepada
keluarganya. 2
Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama
Kabupaten Pasaman sudah memulai mensosialisasikan regulasi ini
kepada jemaah haji melalui Kantor Urusan Agama (KUA),
penyuluh agama, camat dan wali nagari (kelurahan). Seksi
Penyelenggara Haji dan Umrah juga mensosialisasikan kepada
jemaah-jemaah yang datang untuk mendaftar ataupun sekedar
meminta informasi mengenai pendaftaran ibadah haji. Hal ini
penulis dapatkan dari hasil wawancara dengan ibu Imelfia, S.Ag
dari Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah sebagai berikut :

“Awal peraturan undang-undang No. 8 Tahun 2019 ini


dikeluarkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia, kami
dari seksi PHU juga memulai mensosialisasikan undang-undang

2
https://haji.okezone.com/read/2019/05/11/398/2054493/ini-
perbedaan-pokok-uu-13-2008-dengan-uu-8-2019-tentang-haji-umrah diakses
pada 19 Januari 2022.

62
ini kepada masyarakat, khususnya jemaah kami melalui pihak
KUA, penyuluhagama, camat ataupun pihak wali nigari. Selain itu
kami juga menyampaikan dari mulut ke mulut melalui jemaah
kami yang datang ke seksi PHU untuk melakukan pendaftaran
ataupun sekedar ingin mengetahui mengenai pendaftaran ibadah
haji”.3
Pada tahun 2019 Seksi Penyelenggara Ibadah Haji dan Umrah
sudah memroses dokumen permohonan pelimpahan porsi yang
diajukan oleh jemaah haji penerima pelimpahan porsi dari jemaah
haji yang meninggal dunia. Respon penerima pelimpahan porsi
terhadap keputusan dalam undang-undang ini cukup baik. Jemaah
haji penerima pelimpahan porsi merasa senang karena bisa tetap
melanjutkan niat dari jemaah haji yang sudah meninggal dunia.
Pernyataan ini didapatkan dari jemaah haji yang penulis
wawancarai, Abdurrahman Harahap jemaah haji penerima
pelimpahan porsi Kementerian Agama Kabupaten Pasaman:
“Mendengar kabar bahwa nomor porsi jemaah haji yang
sudah meninggal bisa dilimpahkan pada ahli warisnya saya
sangat senang. Saya pikir jika uang pendaftaran haji yang sudah
disetorkan jemaah itu akan dikembalikan, saya bertanya ke
kemenag dan segera saya lengkapi persyaratan yang diberikan
oleh kemenag. Niat saya hanya ingin menyambung keinginan ayah
saya untuk ke Tanah Suci yang sudah lama diimpikannya”.

3
Wawancara dengan bapak Abdurrahman Harahap, Jemaah Haji
penerima pelimpahan porsi tahun 2021 pada tanggal 26 Desember 2021

63
Secara keseluruhan, pelayanan dokumen pelimpahan porsi
dilakukan di Seksi Penyelenggara Ibadah Haji dan Umrah
Kemenag Kabupaten Pasaman, setelah mendapat surat
rekomendasi dari Kementerian Agama, selanjutnya dokumen
tersebut dikirim ke pihak haji dan umroh Bidang Penyelenggaraan
Haji dan Umroh Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sumatera
Barat. Selanjutnya, Kanwil Kemenag Provinsi dan Direktorat
Pelayanan Haji Dalam Negeri (DITJEN PHU) melakukan
verifikasi data pengajuan penerima pelimpahan porsi. Saat
memproses dokumen ini, jemaah yang menerima pelimpahan porsi
diminta menunggu 2 minggu untuk mengisi SPPH (Surat
Pendaftaran Haji), mengambil foto dan mengambil sidik jari.
Kecepatan dan keramahan pelayanan yang diberikan Seksi
Penyelenggara Ibadah Haji dan Umrah sudah sangat memberikan
kepuasan kepada jemaah haji baik dari pelayanan pendaftaran,
pelimpahan porsi, mutasi, pembatalan haji ataupun hanya
melayani calon jemaah haji yang bertanya mengenai
penyelenggaraan ibadah haji. Pemrosesan dokumen juga
dilakukan dengan cepat sehingga membuat jemaah haji tidak
menunggu begitu lama. Jemaah haji sangat merasa puas dengan
pelayanan yang sudah diberikan oleh Seksi Penyelenggara Ibadah
Haji dan Umrah, hal ini tempak dari pernyataan salah satu jemaah
haji yang penulis wawancara dengan bapak Abdul Aziz jemaah
haji penerima pelimpahan porsi Kementerian Agama Kabupaten
Pasaman :
“Bapak-bapak dan ibu-ibu di seksi haji ini sangat ramah
dan baik. Jika ada dokumen saya yang kurang selalu diberitahu
dengan baik pula, kadang saya di telfon jika ada dokumen saya

64
yang kurang supaya saya tidak bolak balik ke sini karena jarak
rumah saya yang jauh dengan kantor ini. Pemsosesan dokumen
saya juga tidak lama dan membuat saya menunggu tidak lama.
Setelah itu saya di telfon bila sudah dipanggil untuk pergi ke
Kanwil Padang”.4
Temuan lainnya juga penulis dapatkan dari hasil wawancara
dengan ibu Ika Susanti, jemaah haji penerima pelimpahan porsi
Kementerian Agama Kabupaten Pasaman :
“Pemrosesan dokumen saya di Seksi PHU juga cepat dan
teliti sehingga tidak membuat saya bolak-balik ke kantor ini.
Pegawainya sangat ramah, selalu senyum kepada jemaahnya,
saya juga melihat kesabaran mereka jika ada jemaah yang sudah
tua mendatangi mereka dan pastinya juga dilayani dengan baik.
Meski kadang ada beberapa hal yang membuat pengurusan
dokumen tersebut menjadi gagal namun bisa diatasi dengan baik
oleh pegawainya. 5
Dari beberapa pernyataan diatas dapat dilihat bahwa jemaah
haji merasa puas dan senang dengan pelayanan yang diberikan
oleh Seksi Penyelenggara Ibadah Haji dan Umrah Kementerian
Agama Kabupaten Pasaman. Sebagai seorang pelayan masyarakat
yang setiap harinya bertemu dengan banyak orang yang berbeda-
beda, dimulai dari sifat dan karakter yang berbeda-beda tentulah
bukan suatu hal yang mudah. Kepuasan yang didapatkan bukan
hanya dari pengurusan dokumen dan keramahan dalam pelayanan
saja, tetapi dari kecepatan, ketelitian dan ketepatan dalam

4
Wawancara dengan bapak Abdul Aziz, Jemaah Haji penerima
pelimpahan porsi tahun 2021 pada tanggal 23 Desember 2021
5
Wawancara dengan ibu Ika Susanti, Jemaah Haji penerima
pelimpahan porsi tahun 2021 pada tanggal 26 Desember 2021.

65
pengurusan dokumen juga menunjang hal tersebut sehingga
terlahirlah kinerja yang baik oleh Seksi Penyelenggara Ibadah Haji
dan umrah.

B. Dampak Sistem Pelimpahan Porsi Bagi Jemaah Haji


Penerima Pelimpahan Porsi
Respon jemaah haji terhadap pelimpahan porsi cukup baik, hal
ini bisa di lihat dari semakin meningkatnya pendaftar penerima
pelimpahan porsi. Pelayanan pelimpahan porsi sudah dilakukan
sejak tahun 2019 hingga sekarang. Sebelum adanya undang-
undang No 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji
dan Umrah, jemaah haji (ahli waris) lebih memilih melakukan
pembatalan haji dari pada mengurus pelimpahan porsi ke
Kementerian Agama Republik Indonesia yang berada di Jakarta.
Kementerian Agama Kabupaten Pasaman pernah mengutus 2
orang jemaah haji penerima pelimpahan porsi untuk melakukan
pengisian SPPH (surat pendaftaran pergi haji) ke Kementerian
Agama Republik Indonesia. Hal ini berdasarkan pernyataan bapak
Drs. Edy Ridwan, Kepala Seksi Penyelenggara Ibadah Haji dan
Umrah Kementerian Agama Kabupaten Pasaman :
“Semenjak dikeluarkannya undang-undang No. 8 Tahun
2019 jemaah haji penerima pelimpahan porsi lebih mendapatkan
kemudahan dalam pengurusan dokumennya yang bisa dilakukan
di Kementerian Agama Kabupaten masing-masing. Sebelum
adanya undang-undang ini masyarakat lebih memilih melakukan
pembatalan dari pada pelimpahan porsi karena mereka tidak mau
berurusan Panjang sampai ke Kementerian Agama Republik
Indonesia. Kementerian Agama Kabupaten Pasaman pernah

66
mengirimkan 2 orang jemaah haji penerima pelimpahan porsinya
ke Kementerian Agama Republik Indonesia di Jakarta”.6
Setelah adanya undang-undang No. 8 Tahun 2019 ini jemaah
haji merasa senang dan begitu semangat untuk melakukan
pelimpahan porsi dibandingkan dengan pembatalan haji. Akan
tetapi masih ada jemaah yang mengeluhkan prosedur pelimpahan
porsi yang mengharuskan mereka untuk melakukan pengisian
surat tanda pergi haji (SPPH) ke Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Sumatera Barat yang berada di Kota Padang. Hal
ini disebabkan oleh jarak Kabupaten Pasaman dan Kota Padang
yang cukup jauh membuat jemaah haji penerima pelimpahan porsi
merasa sedikit keberatan. Hal ini penulis dapatkan dari hasil
wawancara dengan ibu Suaibatul Aslamiah, Jemaah haji penerima
pelimpahan porsi Kementerian Agama Kabupaten Pasaman :
“Saya merasa senang dengan adanya peraturan baru ini,
semua pengurusan dokumen yang saya lakukan bisa di proses di
seksi PHU. Hanya saja saya meminta semoga bisa lebih
dipermudah lagi prosedurnya karena saya merasa untuk
mengambil foto dan sidik jari saja ke Padang terlalu jauh bagi
saya, jarak yang saya temput untuk ke Kementerian Agama
Kabupaten Pasaman saja sudah begitu jauh rasanya karena saya
tinggal di daerah pedalaman dan tentu tidak bisa berjalan dalam
waktu satu (1) hari saja”.7

6
Wawancara dengan bapak Drs. H. Edy Ridwan, Jemaah Haji
penerima pelimpahan porsi tahun 2021 pada tanggal 23 Desember 2021.
7
Wawancara dengan ibu Suaibatul Aslamiah, Jemaah Haji penerima
pelimpahan porsi tahun 2021 pada tanggal 05 Januari 2022.

67
Temuan lainnya juga penulis dapatkan dari jemaah haji
penerima pelimpahan porsi dari hasil wawancara dengan bapak
Abdul Aziz, jemaah haji penerima pelimpahan porsi Kementerian
Agama Kabupaten Pasaman :
“Saya merasa sedikit keberatan dengan adanya
pengurusan pelengkapan dokumen pelimpahan porsi yang harus
saya lakukan di Kanwil Kemenag Padang, jarak dan biaya yang
saya miliki itu terbatas. Saya hanya bekerja sebagai seorang
petani padi, jadi biaya yang saya punya itu benar-benar pas-
pasan. Kalo ada peraturan seperti ini terus menerus saya kasihan
juga sama jemaah yang kurang mampu dan pendapatannya yang
pas-pasan seperti saya ini, mereka terpaksa harus meminjam uang
kepada keluarga terdekatnya. Semoga saja nanti pemerintah bisa
mempermudah jemaah haji cukup melakukan pelimpahan porsi di
Kemenag Pasaman saja”. 8
Dari pernyataan di atas, terlihat bahwa jemaah haji keberatan
dengan prosedur pengisian surat pendaftaran pergi haji (SPPH),
pengambilan foto, dan perekaman sidik jari yang harus dilakukan
di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat
yang jaraknya cukup jauh dan membutuhkan banyak biaya. Selain
itu penulis juga menemukan bahwa factor Pendidikan juga menjadi
permasalahan dalam munculnya dampak yang dirasakan oleh
jemaah haji penerima pelimpahan porsi. Hasil temuan penulis
selanjutnya didapatkan dari wawancara dengan bapak Andika
Masda, jemaah haji penerima pelimpahan porsi Kementerian
Agama Kabupaten Pasaman.

8
Wawancara dengan bapak Andika Masda, Jemaah Haji penerima
pelimpahan porsi tahun 2021 pada tanggal 03 Januari 2022.

68
“Jujur saja karena keseharian kami hanya di Kabupaten
Pasaman dan tinggal jauh dari Kota, kami juga merasakan
kesulitan untuk mencari alamat Kanwil Kementeria Agama
Provinsi Sumatera Barat itu. Terlebih untuk memanfaatkan hp
lebih baik lagi saya juga belum bisa. Dan akses menuju Kota
Padang juga terbilang sulit saya rasakan”.9
Pernyataan-pernyataan yang penulis dapatkan juga diperkuat
oleh hasil wawancara dengan bapak Hendri, MHS, S.Sos,
staff/pegawai Seksi Penyelenggara Ibadah Haji dan Umrah
Kementerian Agama Kabupaten Pasaman :
“Memang kami mendengar keluhan-keluhan yang
dirasakan oleh jemaah haji penerima pelimpahan porsi. Namun
kami hanya bisa menampung keluhan tersebut untuk nantinya
akan kami sampaikan kepada bapak Kepala Kanwil. Latar
belakang Pendidikan dan ekonomi jemaah haji penerima
pelimpahan porsi juga sangat berpengaruh akan dampak ini.
Seperti banyaknya jemaah yang kurang bisa memanfaatkan
gadget (handphone) juga menjadi permasalahan mereka secara
personal. Terlebih juga jarak tempuh mereka untuk menuju
Kanwil itu membutuhkan waktu yang lama, apalagi bagi jemaah
haji yang tinggal di Muara Sungai Lolo yang harus menyebrang
dengan menggunakan sampan terlebih dahulu. Bisa dibayangkan
berapa jarak yang akan mereka tempuh untuk ke Kota Padang”.

9
Wawancara dengan bapak Hendri MHS, S.Sos, Staff Seksi
Penyelenggara Ibadah Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Pasaman pada tanggal 27 Desember 2021.

69
Pernyataan ini juga diperkuat oleh hasil wawancara dengan
bapak Drs. Edy Ridwan, Kepala Seksi Penyelenggara Ibadah Haji
dan Umrah Kementerian Agama Kabupaten Pasaman :
“Sudah mendengar pernyataan ini dari staff haji yang
lainnya, memang hal ini patut dipertimbangkan lagi. Melihat
jemaah kita berasal dari latar belakang dan daerah yang
berbeda-beda. Karena sangat kita ketahui bahwa Kabupaten
Pasaman ini merupakan daerah yang banyak pegunungan dan
juga hal ini pastinya sedikit menyulitkan mereka. Semoga saja
untuk tahun-tahun selanjutnya akan diterbitkan lagi undang-
undang yang baru untuk pengurusan pengajuan dokumen
permohonan penerima pelimpahan porsi bisa dilakukan di Kantor
Kementerian Agama Kabupaten masing-masing”.10
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan
bagian seksi penyelenggara haji dan umrah serta dengan jamaah
yang menerima pelimpahan porsi bahwa terdapat dampak yang
berbeda pada setiap jamaah yang menerima bagian dari penerima
pelimpahan porsi. Jemaah haji penerima pelimpahan porsi tersebut
berhadap semoga prosedur pelimpahan porsi dapat dipermudah
lagi sehingga bisa dilakukan di Kementerian Agama Kabupaten
masing-masing saja. Menginggat dan mempertimbangkan apa-apa
yang menjadi kendala dari jemaah haji.

10
Wawancara dengan Drs. H. Edy Ridwan, Kepala Seksi
Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama Kabupaten Pasaman pada
tanggal 23 Desember 2021.

70
BAB VI
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan data dan penemuan penulis di Seksi
Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Kementerian Agama
Kabupaten Pasaman bahwa optimalisasi sistem pelimpahan porsi
pada pelayanan jemaah haji yang menerima pelimpahan porsi pada
Kementerian Agama Kabupaten Pasaman baik, cepat dan tepat
dalam melayani jemaah haji.
Meskipun respon jemaah haji penerima pelimpahan porsi
cukup baik, akan tetapi mereka memiliki kendala dan sedikit
keberatan dengan prosedur yang berlaku. Seperti pengisian SPPH
(surat pendaftaran pergi haji), pengambilan foto dan perekaman
sidik jari ke Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Sumatera Barat. Hal ini disebabkan oleh :
1. Jauhnya jarak yang akan ditempuh oleh jemaah haji
penerima pelimpahan porsi.
2. Banyaknya biaya yang akan dikeluarkan oleh jemaah
haji penerima pelimpahan porsi.
3. Tidak semua jemaah haji penerima pelimpahan porsi
mengetahui alamat Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Sumatera Barat.
Jemaah haji penerima pelimpahan porsi berharap agar
pengisian SPPH (surat pendaftaran pergi haji), pengambilan foto
dan perekaman sidik jari bisa dilakukan di Seksi Penyelenggara
Ibadah Haji dan Umrah Kabupaten Pasaman saja.

71
B. SARAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian
ini, penulis mendapatkan penulis ingin memberikan saran beserta
masukan kepada :
1. Seksi Penyelenggara Ibadah Haji dan Umrha Kementerian
Agama Kabupaten Pasaman agar terus memberikan
pelayanan yang baik dan cepat sesuai dengan kebutuhan
Jemaah haji agar mereka merasa puas dengan pelayanan
yang diberikan. Selain itu pihak Kementerian Agama
Kabupaten Pasaman dapat memberikan usulan kepada
pihak Bidang Penyelenggara Ibadah Haji dan Umrah
Kantor Wilayah Kementerian Agama dan diteruskan
kepada Direktorat Penyelenggara Ibadah Haji dan Umrah
Kementerian Agama Republik Indonesia agar pengurusan
dokumen pelimpahan porsi seperti pengisian SPPH (surat
pendaftaran pergi haji), pengambilan foto dan perekaman
sidik jari agar dapat dilakukan di Seksi Penyelenggara Haji
dan Umrah yang berada di Kabupaten/Kota saja.
2. Direktorat Penyelenggara Ibadah Haji dan Umrah
Kementerian Agama Republik Indonesia agar memberikan
kemudahan dan mempertimbangkan lagi keluhan jemaah
haji penerima pelimpahan porsi untuk pengisian SPPH
(surat pendaftaran pergi haji) bisa dilakukan dikementerian
Agama Kabupaten/Kota masing-masing.

72
DAFTAR PUSTAKA

Buku :
Adya, Barata Atep, Dasar-dasar Pelayanan Prima (Jakarta : PT.
Elex Media Komputerindo).
Aziz, Abdul, (2007). Ibadah Haji dalam Pelayanan Sorotan
Public (Persepsi Calon Jemaah Haji tentang
Pembimbingan dan Pelayanan oleh Pemerintah Indonesia
dan Arab Saudi), (Jakarta : Puslitbang Kehidupan Agama.
Bagong dkk, (2010). Metode Penelitian Sosial, (Jakarta :
Kencana).
B.Gainau, Maryam, dkk. (2016). Problematika Pendidikan di
Indonesia, (Yogyakarta : PT Kanisius).
Choliq, Abdul, (2014). Tingkat Kepuasan Jemaah Calon Haji
Terhadap Pelayanan di Asrama Embarkasi Haji 2012,
(Semarang: LP2M).
Hermawan, Asep, (2005). Penelitian Bisnis Paradigma
Kuantitaif, (PT. Grasindo : Jakarta).
Iqbal, Muhammad, (2004). Mendongkrak Kinerja Bisnis Bengkel
Roda 4 & Roda 2, (Jakarta : PT Elex Media
Komputindo).
Putuheba, M. Shaleh, (2007). Histografi Haji Indonesia,
(Yogyakarta: PT. LKis Pelangi Aksara Yogyakarta).
Suroso Abd. Salam, dkk. (2009). Fiqih Penerapan Syariat
dalam Keluarga, (Jakarta : Darul Haq).
Rahmadana, M. Fitri, (2020). Pelayanan Publik, (Medan :
Yayasan Kita Menulis,).

73
Ramdhan, Muhammad, (2021). Metode Penelitian, (Cipta Media
Nusantara (CMN) : Surabaya).
Sukayat, Tata, (2016). Manajemen Haji, Umrah dan Wisata Religi,
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media).
Zakariah, M. Azkarii, dkk. (2020). Metodologi Penelitian
Kuantitatif, kualitatif Action Research, Reseach and
Development (R and D), (Yayasan Pondok Pesanteren Al
Mawaddah Warrahmah : Kolaka : 2020).

Undang-undang :
Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah No.
130 Tahun 2018 Tentang Pedoman Pembatalan
Pendaftaran Jemaah Haji Reguler. Jakarta.
Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah
No.130 Tahun 2020 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pelimpahan Nomor Porsi Jemaah Haji Meninggal Dunia
atau Sakit Permanen. Jakarta.
Undang-undang No. 8 Tahun 2019 Tentang Penyelenggara Haji
dan Umrah Pasal 6 ayat (1) huruf k. Jakarta : Kementerian
Agama Republik Indonesia, 2019.

Jurnal :
Faiza, Agvira, dkk, (2017). Optimalisasi Siskohat dalam
Meningkatkan Pelayanan Pendaftaran Jemaah Haji,
Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah, Vol. 2 No. ), ISSN :
2623-2014 (Print) ISSN: 2654-3648 (Online).

74
Rijali, Ahmad, (2018). Analisis Data Kualitatif, UIN Antasari
Banjarmasin : Jurnal Alhadrah Vol. 17 No. 33 Januari-
Juni.
Suzami, Ardi, dkk. (2021). Penerapan Sistem Komputerisasi Haji
Terpadu (SISKOHAT) Terhadap Peningkatan Layanan
Haji pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Sumbawa. Jurnal : Tambora, Vol. 5. ISSN 2527-970X I E-
ISSN 2621-54x.

Skripsi :
Maulidi, Ahmad Faqih (2020). Skripsi : Efektivitas Penggunaan
Siskohat dalam Pelayanan Haji pada Direktorat Jenderal
Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama RI.
(Ciputat: UIN JKT).
Sohirin Nur, Skripsi : Pengaruh Persepsi Calon Jemaah Haji
Terhadap Kualitas Pelayanan Pada KBIH Bina Umat
Yogyakarta. (UIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta).
Selviana, (2016). Skripsi : Pelayanan Jemaah Haji di Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan tahun 2015,
(Ciputat: UIN JKT).
Yuniar, Krisna Amelia. (2017). Skripsi : Optimalisasi pendidikan
serta referensi untuk memperbaiki dan mengembangkan
potensi anak didik,.
Zulkifli, (2020). Skripsi : Optimalisasi Peran Dinas Pendidikan
Dalam Mengatasi Buta Aksara di Kabupaten Mamuju,
(Makassar : UMM).

75
Internet :
Badan Pusat Statistik Kabupaten Pasaman, Jumlah Penduduk
KabupatenPasaman
https://pasamankab.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=9
diakses 26 September 2021.

Karya Tulisku, Teknik Pengumpulan Data (Wawancara, Angket


dan Observasi)
https://karyatulisku.com/teknik-pengumpulan-data-
wawancara/# diakses 11 November 2021.
KBBI Digital, Pengertian Optimalisasi
https://www.kbbi.divedigital.id/2020/09/apa-itu-
optimalisasi-pengertian-manfaat.html diakses pada 20
November 2021.
Mingseli, 8 Optimalisasi Menurut Para Ahli
https://www.mingseli.id/2020/11/pengertian-optimalisasi-
menurut-para-ahli.html. Diakses 20 November 2021.
Indonesia baik. Id, Calon Jemaah Haji Wafat Kini Boleh Giganti
Keluarga Lain.
https://indonesiabaik.id/infografis/calon-jemaah-haji-
yang-wafat-kini-boleh-diganti-keluarga-lain. Diakses 20
November 2021.

76
DATA JEMAAH HAJI PENERIMA PELIMPAHAN PORSI
KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PASAMAN

Tahun 2019
NO JEMAAH PENDIDIKAN UMUR
1 Mauli Fauzan SMA 24 Tahun
2 Helyati SMK 24 Tahun
3 Dewi Reski SMA 37 Tahun
4 Furqoni Gufron SMA 20 Tahun
5 Zulhafni Parindari SD 42 Tahun

Tahun 2020
NO AHLI WARIS PENDIDIKAN UMUR
1 Radiatul Husna S1 27 Tahun
2 Abdul Rahman Hrp SMP 47 Tahun
3 Andika Masda SMP 30 Tahun
4 Bambang Permadi SMA 24 Tahun
5 Fahajar Fernando SMA 29 Tahun
6 Ulfa Rahmani S1 24 Tahun
7 Amrizal SD 54 Tahun
8 Anggi Pratama Y SMA 28 Tahun
9 Shinta SMA 37 Tahun
10 Isnah SD 54 Tahun
11 Mardiati SD 58 Tahun
12 Kurnia Ilham SMP 25 Tahun
13 Rosi Susanti SMA 21 Tahun
14 Haprizal Efendi SMA 34 Tahun

78
15 Ilyas Rambe S1 37 Tahun
16 Rahmi Wirman SMA 22 Tahun

Tahun 2021
NO AHLI WARIS PENDIDIKAN UMUR
1 Irwansyah SD 47 Tahun
2 Unik SN SD 56 Tahun
3 Defa Lismana SMA 22 Tahun
4 A. Asbi SD 85 Tahun
5 Suaibatul Aslamiah SD 47 Tahun
6 Ainila Pradi Sespen SMA 21 Tahun
7 Aidil Saputra SMP 18 Tahun
8 Ali Kasmi SMP 34 Tahun
9 Abdul Aziz SMA 39 Tahun
10 Riva Suryana Putri SMA 19 Tahun
11 Ramlan Siagian SD 49 Tahun
12 Herianto SD 41 Tahun
13 Duma Sari SD 50 Tahun
14 Ika Susanti SD 47 Tahun
15 Ayi Dermadi SD 36 Tahun
16 Kiki Erena SMP 35 Tahun
17 Astri Agustina SD 52 Tahun

79
HASIL WAWANCARA DENGAN SEKSI PHU

Judul: Optimalisasi Sistem Pelimpahan Porsi Dalam Pelayanan Jemaah


Haji Reguler Tahun 2019 (Studi Kasus Skesi Penyelenggara Ibadah Haji
dan umrah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Provinsi
Sumatera Barat)

Wawancara ini dilakukan pada tanggal 23 Desember 2021 sampai pada


tanggal 5 Januari 2022 kepada :

1. Nama : Drs. H. Edy Ridwan


Jabatan : Kepala Seksi PHU Kementerian
Agama Kabupaten Pasaman
2. Nama : Hendri, MHS, S.Sos
Jabatan : Staff Seksi PHU
3. Nama : Imelfia, S.Ag
Jabatan : Staff Seksi PHU
4. Nama : Wilmayerni
Jabatan : Staff Seksi PHU
5. Nama : Ernawati
Jabatan : Seksi PHU

PERTANYAAN :
a. Bagaimana system/prosedur pelimpahan nomor porsi haji yang
dilakukan oleh pegawai/staff pada Seksi PHU?
Jawab : Prosedur pelimpahan porsi diawali dengan melengkapi
dokumen persyaratan pengajuan pelimpahan porsi oleh jemaah
haji sesuai dengan persyaratan yang sudah diberikan, setelah

80
semua dokumen dilengkapi maka pihak Kementerian Agama
akan melakukan validasi dokumen dan menginputnya ke
SISKOHAT. Selanjutnya hal ini diproses oleh Bidang
Penyelenggara Ibadah Haji dan Umrah Kanwil Kemenag
Provinsi.
b. Apa penyebab jemaah haji lebih memilih melakukan pelimpahan
porsi dibandingkan dengan pembatalan haji?
Jawab : tentunya jemaah merasa senang dengan adanya
pelimpahan porsi ini, karena mereka bisa melanjutkan niat dari
keluarga mereka yang tidak bisa berangkat haji, selain itu jemaah
juga bisa melanjutkan nomor porsi yang ada tanpa menunggu
dalam waktu yang lama.
c. Apa saja perbedaan UU No. 13 Tahun 2008 dengan UU No. 8
Tahun 2019 tentang penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah
(untuk pelimpahan porsi)?
Jawab : perbedaannya yaitu dahulunya jemaah haji apabila ingin
melakukan pelimpahan porsi untuk pengisian SPPH nya itu
dilakukan diKemenag pusat, nah untuk saat ini sudah lebih
dipermudah lagi untuk melakukan pengisian SPPH cukup pada
Kanwil Kemenag Provinsi saja.
d. Berapa lama pengurusan pengajuan pelimpahan porsi ini?
Jawab : tidak lama, waktunya paling lama Cuma 2 minggu saja.
Setelah itu jemaah bisa melakukan pengisian SPPH ke Kanwil
Kemenag Provinsi Sumbar.
e. Kemanakah Seksi PHU melakukan sosialisasi mengenai
kebijakan pelimpahan porsi ini?
Jawab : tentunya kita melakukan sosialisasi ini kepada pihak
KUA, Wali Nagari, Penyuluh Agama serta dari mulut ke mulut

81
kepada jemaah haji yang datang untuk melakukan pendaftaran
haji.
f. Apa tujuan undang-undang pelimpahan porsi ini?
Jawab : Tujuan dikeluarkannya UU ini yaitu agar tidak ada lagi
nomor porsi yang terbuang dikarenakan jemaah haji yang
bersangkutan sudah meninggal dunia/sakit permanen.
g. Apakah ada jemaah haji yang merasa keberatan dengan prosedur
pelimpahan porsi ini?
Jawab : memang sejauh ini ada beberapa dari jemaah haji yang
merasa keberatan untuk melakukan pengisian SPPH ke Kanwil.
Namun dari pihak Seksi PHU hanya bisa memberikan saran-
saran kepada jemaah haji tersebut.
h. Apa saja keluhan-keluhan jemaah haji tersebut kepada Seksi
PHU?
Jawab : salah satunya yaitu jarak yang akan ditempuh oleh
jemaah haji sangat jauh sehingga ada beberapa jemaah yang
merasa keberatan untuk melakukan pengisian SPPH ke Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat.

82
HASIL WAWANCARA DENGAN JEMAAH HAJI

Nama jemaah haji :


 Abdul Aziz
 Dewi Riski
 Ramlan Siagian
 Ilyas Rambe
 Abdurrahman Harahap
 Ika Susanti
 Suaibatul Aslamiah
 Andika Masda

Pertanyaan :

1. Bagaimana pelayanan di Seksi PHU Kemenag Pasaman ?


Jawab : Kecepatan dan keramahan pelayanan yang diberikan Seksi
Penyelenggara Ibadah Haji dan Umrah sudah sangat memberikan
kepuasan. Pemrosesan dokumen juga dilakukan dengan cepat
sehingga tidak menunggu begitu lama.
2. Apa pendapat anda mengenai kebijakan pelimpahan porsi ini?
Jawab : sangat senang dengan adanya undang-undang ini, dahulu
jika ada jemaah haji yang meninggal nomor porsi hajinya malah
dibatalkan. Tapi untuk saat ini nomor porsi haji bisa dipakai
kembali oleh ahli warisnya.
3. Dari siapa anda mengetahui kebijakan pelimpahan porsi?
Jawab : Dari penyuluh agama dan pihak KUA, hal ini dilakukan di
masjid-masjid di jorong kami Ketika ada acara wirid atau lomba-
lomba.

83
4. Apakah anda keberatan dengan prosedur pelimpahan porsi untuk
mengisi SPPH ke Kanwil Kemenag Sumbar?
Jawab : iya dikarenakan jarak tempuh yang jauh ke Kota Padang,
selain itu biaya yang kami keluarkan cukup banyak. Terlebih lagi
untuk kami yang berasa dari Mapat Tunggul, kami terpaksa
menginap di jalan agar dapat pergi ke Kota Padang. Terlebih lagi
jika dilihat dari biaya yang kami keluarkan tentunya agak sedikit
memberatkan.
5. Apakah anda mengetahui alamat Kanwil?
Jawab : Tidak, awalnya kami kesusahan mencari alamat Kanwil,
terlebih lagi kami juga jarang mengunjungi Kota Padang dan itu
menjadi sedikit masalah.

84
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

85
Lampiran 2. Surat Melaksanakan Penelitian

86
Lampiran 3. Surat Bimbingan Skripsi

87
Lampiran 4. Surat Keterangan Wawancara

88

Anda mungkin juga menyukai