OLEH
MIFTAHUR ROHMAH
NIM:188905083
NIRM: 019.01.04.0031
TESIS
diajukan kepada
Institut Keislaman Abdullah Faqih
Gresik Untuk Memenuhi Salah Satu
Persyaratan Dalam Menyelesaikan
Program Magister Pendidikan Agama
Islam
OLEH
MIFTAHUR ROHMAH
NIM:188905083
NIRM: 019.01.04.0031
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi saya ini tidak terdapat
perguruan tinggi dan tesis saya ini adalah asli hasil karya atau penelitian sendiri
Miftahur Rohmah
NIRM2014.4.089.0310.1.000435
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
ْ l ْ َ l َ
ذ لك ج ع ل ن ك م ِ وك
َ
ا
َ
َ َ َ ُ ُ ْ َ s ً َ َّ ً ّ
م ة و س طا ِ ل تك و نوا ش ه داۤ ء ع لى
َ
ال
َ ْ َ ّ
نا ِس و يك و ن
َال
َ ُ
ْ ْ ْ ُ
ع ل يك م ّر س و ل
ً ْ
ي ۗدا ش ِه
dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil
dan pilihan (umat Islam dijadikan umat yang adil dan pilihan, karena mereka akan
menjadi saksi atas perbuatan orang yang menyimpang dari kebenaran baik di
dunia maupun di akhirat.) agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan
agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.
(al-Baqarah: 143).
iv
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan kasih
terselesaikan dengan baik. Sholawat dan salam kami semoga tersampaikan kepada
Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga dan sahabatnya. Penulisan tesis ini tentu
Pendidikan Agama Islam, Dr. Saeful Anam, M.Pd.I, Semua jajaran Rektorat,
membantu dan mengarahkan penulis dalam menyusun tesis ini sampai selesai.
4. Kedua orang tuaku, Bapak dan Ibu yang selalu membantu moril maupun
materil, dan selalu memberi motivasi, semangat, do’a, restu dan kasih saying
yang tak pernah berhenti mengalir. Adik yang selalu siap dilibatkan di balik
v
do’a untuk kebaikan dan kesuksesan penulis. jasa kalian semua tidak akan
di “kantor central mambaus sholihin” yang sampai saat ini telah menemani
dalam suka dan duka dengan memberi motivasi atas terselesainya tesis ini.
semoga kita semua tetap semangat mengemban amanah dari Murabbi Ruhina
dorongan. Serta seluruh pihak yang turut membantu selama proses kepenulisan
yang tidak bisa kami sebut satu-persatu. Terimakasih telah menginspirasi dan
Penulis hanya dapat berdoa Jazakum Allah Ahsan al-Jaza’ kepada ini
bermanfaat bagi kita semua. Penulis juga menyadari akan kelemahan dan
kekurangan diri, sehingga saran dan kritik selalu penulis harapkan. Semoga karya
Penulis
vi
RIWAYAT HIDUP
Miftahur Rohmah anak pertama dari dua bersaudara yang lahir di kota
lamongan pada tanggal 16 Desember 1995 dari pasangan bapak moh. Busro dan
ibu sulastri.
Sejak kecil ia mengenyam pendidikan formal, taman kanak-kanak dan
madrasah ibtidaiyah mambaul ulum di dagan sebagai tempat yang dipercayai oleh
kedua orang tua. Usai menamatkan masa belajar di lembaga pendidikan yang ada
di desanya, ia meneruskan belajar agama di pondok pesantren Mambaus Sholihin
suci manyar gresik, masuk jenjang MTs Mambaus Sholihin sejak tahun 2008
selesai pada tahun 2011, melanjutkan jenjang MA Mambaus Sholihin hingga lulus
pada tahun 2014, sampai tamat strata 1 di institut keislaman Abdullah faqih pada
tahun 2018.
Selama menjadi siswi dan mahasiswi ia aktif di berbagai kegiatan
organisasi, bendahara organisasi santri daerah asalnya, bendahara osis devisi
keputrian dan bendahara pondok wizaroh nisa’. Saat mahasiswi ia aktif di DPM
dan BEM, baginya pengabdian adalah jiwanya.
vi
ABSTRAK
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN JUDUL ii
PERNYATAAN KEASLIAN iii
HALAMAN PERSETUJUAN iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN v
UCAPAN TERIMA KASIH vi
ABSTRAK viii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 8
C. Tujuan Penelitian 9
D. Kegunaan Penelitian 9
E. Penelitian Terdahulu 10
1. Pengertian Nilai 14
2. Pengertian Pendidikan 27
B. Islam Moderat 24
ix
C. Pengertian Pesantren 31
B. Kehadiran Peneliti 48
C. Lokasi Penelitian 49
D. Sumber Data 49
H. Tahap-Tahap Penelitian 54
A. Profil Pondok 56
3. Struktur Organisasi..............................................................................60
4. Program Kegiatan 64
5. Sarana Prasarana 65
x
1. Proses Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam Moderat dalam
BAB V : PEMBAHASAN
BAB VI : PENUTUP
A. Simpulan 95
B. Saran 96
xi
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Originalitas Penelitian..........................................................................14
2.1 Program Kegiatan.................................................................................64
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
5.1 Bentuk nilai-nilai pendidikan islam moderat dalam membentuk karakter
santri di Pesantren Sunan Drajad........................................................83
5.2 Strategi penerapan nilai-nilai pendidikan islam moderat dalam
membentuk karakter santri yang diterapkan di Pesantren Sunan Drajad
87
5.3 Nilai-nilai pendidikan islam moderat dalam membentuk karakter santri
di Pesantren Sunan Drajad..................................................................91
5.1 Skema proses membentuk karakter santri di Pesantren Sunan Drajad.93
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ukuran atau standard untuk membuat nilai dan pilihan mengenai tindakan
dan cita-cita tertentu. Nilai adalah konsep suatu pembentukan mental yang
ditinjau dari tingkah laku manusia. Nilai adalah persepsi yang sangat
memiliki arti suatu keyakinan dan kepercayaan yang menjadi tolak ukur
Kajian tentang tata nilai dalam suatu masyarakat dapat dilihat dari
jika tiga elemen dapat terpenuhi. Tiga elemen itu berupa eksternalisasi,
1
Mohamad Mustari, Nilai Karakter (Refleksi Untuk Pendidikan), Laksbang Pressindo,
(Yogyakarta:2011), H.4.
2
Ach. Sayyi, Menguak Nilai Pendidikan Islam Moderat Di Pesantren Federasi Annuqayah Guluk-
Guluk Sumenep.H.4.
3
Ahmad Fadli Azami, Pengembangan Aspek Nilai Dalam Pendidikan Pesantren Di PP Nurul
Umma, Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No.1, Mei 2013, H. 3.
Kedirian manusia bagaimanapun tidak bisa dibayangkan tetap tinggal
sana. Dunia ini terdiri dari benda-benda, baik material maupun non-
sudah tercipta, maka dunia ini tidak bisa diabaikan begitu saja. Dalam
aturan dan akan merasa salah jika melanggar kesepakatan. Suka atau
memaksa mereka.
sosial yang sudah ada di masyarakat itu. Hasil peresapan itu kemudian
dari
segala kekuatan yang ada pada anak agar mereka kelak menjadi
2
manusia yang dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
potensi yang ada dalam jiwa mereka. Hal diatas bertujuan agar potensi
diterapkan. Dalam sejarah Islam sekitar 1400 tahun yang lalu Nabi
4
Suyudi, Pendidikan Dalam Prespektiif Al-Qur’an, (Yogyakarta: Mikraj, 2005), H. 52.
5
Abdul Majid, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012),
h. 02.
6
Ibid., H. 04.
3
Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan
kertas, memahat batu atau metal. Berakar dari pengertian yang seperti
itu, character kemudian diartikan sebagai tanda atau ciri yang khusus,
pesantren.
7
Sahlan Asmaun, Mewujudkan Budaya Religius Di Sekolah, (Malang: UIN Maliki Press, 2010),
H.30.
8
Ajat Sudrajat, Mengapa Pendidikan Karakter?,Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun I, Nomor 1,
Oktober 2011. H.2.
4
Dalam pengertiannya, Islam adalah agama yang paling
terletak antara dua posisi “golongan kiri keras dan kanan lembut”.
lembaga pendidikan yang paling tua dan yang paling melekat selama
dan ciri khas yang jadi pembeda diantara lembaga pendidikan lain.
9
Ibid, H.3.
5
kehidupan bangsa yang lebih beradab serta menghasilkan sumber
berlaku.11
berasal dari Bahasa Arab Funduq yang berarti asrama atau hotel. Di
10
Siti Yumna, Implementasi Pendidikan Islam Moderat Di Pondok Pesantren Bayt Al-Hikmah
Kota Pasuruan, PANCAWAHANA: Jurnal Studi Islam Vol.15, No.1, April 2020, H.3.
11
Zamakhsyari Dhofier.Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kyai, (Jakarta: LP3S,
1983) h.18.
12
Nurcholis Madjid. Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Paramadina, 1997)
h. 5
6
kiai mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santri berdasarkan
santri akan lebih terjaga dari hal-hal negatif yang kurang baik dari
lingkungan sekitarnya.
di Indonesia.14
santri merupakan sesuatu yang sangat penting serta menjadi tolak ukur
13
Sudjono Prasodjo. Profil Pesantren, (Jakarta: LP3S, 1982) h. 6.
14
Ni’am, S. (2015). Pesantren: The Miniature Of Moderate Islam In Indonesia. Indonesian
Journal Of Islam And Muslim Societies. H.124.
7
Pondok Pesantren Sunan Drajat yang terletak di Desa
sesama teman yang lain, baik sesama teman ataupun kakak kelas
B. Rumusan Masalah
Drajad?
8
2. Bagaimana output yang dimiliki dalam proses nilai-nilai
C. Tujuan Penelitian
Drajad.
D. Kegunaan Penelitian
berikut:
1. Secara Teoritis
9
yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan islam moderat dalam
2. Secara Praktis
E. PENELITIAN TERDAHULU
1
merupakan kegiatan pembiasaan yang dilakukan di dalam
1
mentransformasikan nilai-nilai islam moderat pada santri hingga
salaf.
1
implementasi nilai-nilai pendidikan karakter pada SD Manukkuri
1
Tabel 1.1 Originalitas Penelitian
Nama Peneliti, Judul,
Bentuk
Orisinalitas
NO (Skripsi/Tesis/Jurnal/Dl Persamaan Perbedaan
penelitian
l), Penerbit,
Tahun Penelitian
1. Mulyadi “Metode 1. Sama dalam 1. Penelitian 1. Membahas
Penanaman Nilai‐Nilai pembentukan dengan bentuk mengenai
Agama Islam Dalam karakter santri. studi kasus. proses
Pembentukan Perilaku 2. Menggunakan 2. Lingkungan penerapan
Keagamaan Siswa di metode kualitatif pondok nilai-nilai
Sekolah Dasar Islam dalam penelitian. pesantren. pendidikan
Al‐Azhar 28 Solo Baru islam
Sukoharjo”,tesis, moderat.
Diterbitkan oleh program 2. Lingkunga
studi magister pendidikan
n Pondok
Islam program
pascasarjana universitas pesantren
Muhammadiyah putri sunan
Surakarta. 2012 drajad.
2. Maisaroh 1. Sama dalam 1. Penelitian 1. Membahas
Hayatin,“Transformasi pembahasan dengan bentuk mengenai
Nilai Islam Moderat: islam moderat studi kasus. penerapan
Studi Kasus Dipondok dilembaga 2. Lingkungan nilai-nilai
Pesantren Al-Islam Desa pendidikan. pondok pendidikan
Tenggulun Kecamatan 2. Menggunakan pesantren. islam
Solokuro metode moderat
Lamongan”.Diterbitkan kualitatif 2. Lingkungan
oleh program studi Ilmu Pondok
Aqidah Filsafat fakultas pesantren
Ushuluddin di IAIN putri sunan
Sunan Ampel Surabaya. drajad
2012
3. Arfin, Muhammad. 1. Sama dalam 1. Penelitian 1. Membahas
“implementasi nilai-nilai pembahasan dengan mengenai
pendidikan karakter pada nilai-nilai bentuk penerapan
sd negeri mannuruki pendidikan. pendekatan nilai-nilai
makassar”. Diterbitkan 2. Menggunakan teologis pendidikan
oleh mahasiswa program metode normative, islam
pascasarjana universitas kualitatif. pedagogis dan moderat
islam negeri alauddin psikologi. 2. Lingkungan
makassar. 2017. 2. Lingkungan Pondok
pendidikan pesantren
formal. putri sunan
drajad
1
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Pengertian Nilai
latin valere atau bahasa prancis kuno valoir yang dapat dimaknai sebagai
harga. Nilai dari sesuatu atau hal ditentukan oleh hasil interaksi dua
yang mempengaruhi pilihan terhadap cara, tujuan antara dan tujuan akhir
tindakan.1
manusia sebagai subjek, menyangkut segala sesuatu yang baik atau buruk
muncul tersebut dapat bersifat positif apabila akan berakibat baik, namun
1
Ahmad Muzakkil Ahmad, Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Multicultural Diperguruan Tinggi,
2016, H.3.
akan bersifat negative jika berakibat buruk pada obyek yang diberikan
nilai.2
termasuk bagian dari kebudayaan, yaitu standar tentang baik dan buruk,
benar dan salah, yang keseluruhannya dalam konsep yang lebih besar
pembicaraan soal benar salah atau nilai logis, baik buruk yang dikenal
dengan nilai etika atau moral, kemudian indah dan tidak indah atau biasa
nilai sangatlah penting. Nilai adalah sesuatu yang berharga dan berguna
masyarakat dapat dilihat dari seberapa kuat proses pelembagaan nilai itu
2
Sulaiman, Struktur Social Dan Nilai Budaya Masyarakat Pedesaan, Yogyakarta: APD, 1992,
H.19
3
Imran Manan, Pendidikan Adalah Enkulturasi (Jakarta: Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan, 1989), H.19.
1
sendiri di lingkungan mereka. Masyarakat adalah tempat di mana sebuah
yang pasif dan lembam (diam). Sebaliknya, dia dibentuk selama suatu
dialog yang lama menurut pengertian literal adalah suatu dialektik yang
lihat dalam bentuk fisik, sebab nilai adalah harga sesuatu hal yang harus
dicari dalam proses manusia menanggapi sikap manusia yang lain. Nilai
juga berkaitan dengan kebaikan yang ada dalam inti suatu hal. Jadi nilai
merupakan kadar relasi positif antara sesuatu hal dengan orang tertentu.
Antara lain: nilai praktis, nilai sosial, nilai estetis, nilai cultural atau
4
Ahmad Fadli Azami, Pengembangan Aspek Nilai Dalam Pendidikan Pesantren Di Pp Nurul
Ummah, Jurnal Pemikiran Sosiologi, Vol,2. No.1, 2013. H.14.
5
Ibid, H.4
1
budaya, nilai religius, nilai susila atau moral.6 Dari beberapa definisi nilai
diatas terdapat satu titik temu yang menyebutkan bahwa nilai adalah
bentuk nilai ini tidak lantas menjadikan nilai itu tidak ada, karena nilai
2. Pengertian pendidikan
luas karena pendidikan pada istilah ini mencakup juga pendidikan untuk
hewan.8
6
Mardiatmadja, Tantangan Dunia Pendidikan, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1986), H.105.
7
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Cet.IX, Jakarta: Kalam Mulia, 2011), H.13.
8
Hj.Sitti Trimurni, Proses Penshalehan Anak Pada Keluarga Menurut Pendidikan Islam, (Cet.I;
Makassar: Alauddin University Press, 2011), H. 79.
1
akhlakmulia, keterampilan yang perlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara.9
kepribadian.
9
Republik Indonesia, Undang-Undang Ri Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, (Cet. I; Jogjakarta: Laksana, 2012), H. 11.
10
Azzumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi Dan Modernisasi Menuju Milenium Baru (Cet. I;
Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), H. 3.
1
penyembahan kepada Tuhan. Sedangkan “Dienullah” berarti agama
dan akhirat.11
11
Aminuddin Dkk, Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan Agama Islam
(Jakarta: Graha Ilmu, 2006), H. 35.
12
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di
Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), 75-76.
13
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014), 11.
2
yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia
Islam, yaitu:15
didik dalam menjalankan ajaran Islam yang telah diimani, dipahami dan
dalam ajaran Islam, yang sering disebut dengan rukun iman. Ada tiga
14
Muhaimin, Paradigma Pendidikan… 78.
15
Ibid…79
2
hanya cukup sebatas meyakini saja, tetapi harus diaplikasikan dalam
b. Nilai Ibadah
kepada Allah semata, tidak ada yang disembah dan mengabdikan diri
yakni untuk mencapai tujuan hidup baik di dunia dan baik di akhirat.
c. Nilai Akhlak
2
menyatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa
pemikiran.16
d. Nilai Sosial
agar hal itu menjadi elemen penting dalam pembentukan sosial yang
sehat.
Aminuddin, Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan Agama Islam. (Jakarta:
16
2
manusia. Dengan demikian dapat dikatakan juga bahwa pendidikan
akan bisa hidup tanpa orang lain, tanpa lingkungan dan alam
sekitarnya.17
B. Islam Moderat
penghindaran keekstreman.18
dua kutub yang saling berlawanan. Sikap tawasuth berarti sikap yang
hukum).19
17
Azzumardi Azra, Pendidikan Islam… H.12-13.
18
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indoneisa (Jakarta: Pusat Bahasa: 2008), H.
1035.
19
Abu Yazid, Islam Moderat (Jakarta: Erlangga, 2014), H.52.
2
Islam menjadi agama yang memiliki daya semangat toleransi
yang sangat besar. Islam bersikap moderat yakni adil dan mengambil
jalan tengah. Menurut Ibnu ‘Asyur, para ulama telah mencapai kata
mufakat bahwa sikap moderat yaitu tidak ekstrem ke kanan juga tidak
َ ْ
كون َ َ َ َ ْ l ْ َ l َ
ع لى ه ۤدا و ك ذِ لك ج ع ل نك م
ال ي
ُ ْ ال ا َء ش
ُ ّر ُسو و ّ ُ ْ َs ً ّ
ً
ن ا ِس و م ة َّو َس طا ِ ل تك و نوا
ََّّ َّ ْ َّ َ ْ
عليكم ش ِهيدا وما جعلنا ال ِقبلة الِ تيك نت عليهٓا ِالو ِلونعلم مون يت ِبُو
َّ َّ َ ْ َّ َّ َّ
َ
الرسُو ِمن ينق ِل ب على ع ِقبي ِه و ِان كانت لك ِبيرة ال علوى اَّو ِ ين هود
2
kamu sekalian dapat menjadi saksi atas diri kamu sekalian dan
20
Muhammad Zainuddin. Islam Moderat Konsepsi, Interpretasi, Dan Aksi, Malang: UIN Maliki
Press.2016. H.75.
2
yang berada pada garis tengah (seimbang), atau tidak ekstrem dalam
bahwa perkara yang paling baik adalah yang paling moderat. Dengan
cara itulah umat Islam akan menjadi kumpulan umat yang mampu
Sikap sabar memiliki makna yang mendalam, yaitu sikap yang tidak
2
kesabaran merupakan salah satu sikap proaktif dalam rangka
mengedepankan toleransi.23
atau keseimbangan.
a. Tawassuth (moderat)
mutiara dari negeri Arab, maka akan bisa kita temui (khoirul
2
23
Ibid, H.174.
24
Haidar Bagir, Islam Tuhan, Islam Manusia (Bandung: Mizan, 2017) H.130.
2
b. I’tidal
َّ َ َّ
َ ُ َ َ
َّ َ ُم
َْو رمنكمSيايها َاّ ِ ين ا نوا كونوا قوا ِمين ّلل شهداۤء بال قسو ولو
ِ ِ ِ
َّ َ َّ l
َّ ْ َّ ْ ْ ْ ْ
تع ِدلوا ِاع ِدلوا ه و اقرب ِللتقوو و اتقووا ّالل ِانSشنان قو ٍم على ال
َ ْ ُ َ ْ َ ٌ ْ َ
ا ّلل خ ِب ي ٌۢر ِب ما ت ع م ل و ن
Terjemah: Wahai orang-orang yang beriman hendaklah kamu
Al-Maidah:8)
c. Tasammuh (toleran)
Allah SWT:
َّ َ c ً َّ s ً َّ َ َّ c َ
ْ
ل ِينا لعله يتذكر او َخشىS َّه قولSفقول
3
Terjemah: maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir‘aun)
َ ْ ُ l s َ ْ َ َ ُ
ل َي قو و م ْ l ْ ُ ُ َ َ ْ َ ْ ْ َ
ر س ل نا ِبا ل َب ِي ن ْت م ع ه م الك توب وا ل ِم ل ق د ا ر س ل نا
َ َ ْ
َ َ ْ و ا ن ز ل نا
يو َا ن
َ ْ ْ
ْ ٌ َّ َ َ ُ و ِل َي ع ل َم ٌ ال
ُ ب أ س ش ِد ي د و م نا ِف َ ْ
َْ ْ َ ْ َ َ ْ َ ف ْ ّ
ِلل نا ُس ِبا ل ِق س ِ& و ا ن ز ل نا ال ح ِد ي د ي ِه
ّ
ن ا ِس
ٌ
ࣖ َق ِوي ع ِي زْ ز ْ َ ْ cَ ُ ُ ْ َّ ْ ص ُ
و ر سل ه ِبا ل غ يب ا ّلل م ني ن
c
ّ َّ ُر ه
ِان ا ل
ل
Terjemah: Sungguh, Kami telah mengutus rasul-rasul Kami
3
Maha kuat, Maha perkasa. (QS al-Hadid: 25).
3
1) Dalam memahami realitas kehidupan kekinian, kaum
Novan Ardy Wiyani, Konsep, Praktik Dan Strategi Membumikan Pendidikan Karakter Di SD
25
3
tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Sedangkan peduli
bertindak yang menilai secara sama antara hak dan kewajiban diri
C. Pengertian Pesantren
26
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan.
H. 73-76.
27
Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasi Secara Terpadu di
Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi dan Masyarakat. (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2013), H. 145.
28
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan.
H. 73-76.
29
Nurcholish Madjid. 1997. Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan.
Jakarta:Paramadina.H.3.
3
Pendapat serupa juga dapat dilihat dalam penelitian Karel A.
Islam30.
hal ini Cak Nur menggambarkan, kiai duduk di atas kursi yang
begini timbul sikap hormat, dan sopan oleh para santri terhadap kiai
3
penghidupan, tingkat dan jabatan tertentu dalam hirarki sosial atau
syari’ah, dan bahasa Arab dengan ilmu alatnya seperti: nahwu, sharaf,
bayan, ma’ani, badi’, dan arudl, tharikh, mantiq, dan tasawuf. Dua
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi Dan Aplikasinya Pada Lembaga Pendidikan
33
3
sifat, tabiat, tempramen, dan watak, sementara, yang disebut dengan
berwatak.34
ع ِظ ْي ٍم ُ l َ و
ل ع
ِان
ٍق ّ لى ك
خ َ
ل
setiap tingkah laku individu akan dinilai oleh masyarakat baik ataupun
3
34
Nurla Isna Aunillah, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter Di Sekolah (Jogjakarta:
Laksana, 2011), H. 19.
35
Zainuddin Ali, Pendidikan Islam (Cet. II; Jakarta Bumi Aksara, 2008), H. 29.
3
Russel William mengilustrasikan bahwa karakter adalah ibarat
dilatih, dan akan kuat dan kokoh kalau sering dilatih. Seperti orang
masyarakat.
tapi tidak pada lingkungan yang baik maka anak dapat berubah
sifatnya menjadi sifat binatang bahkan lebih buruk lagi. Oleh karena
36
Bambang Q Anees & Adang Hambali, Pendidikan Karakter Berbasis Al- Qur’an (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2008), H. 99.
37
Ratna Megawati, Solusi Tepat Untuk Membangun Bangsa (Cet, III; Jakarta: Indonesia Heritage
Foundatioan, 2009), H. 23.
3
berkaitan dengan nilai kebajikan, baik di lingkungan keluarga,
Muhammad SAW.
bahwa setiap anak itu dilahirkan pada keadaan suci. Anak yang baru
manusia.
cara agar bisa berjalan dengan baik dan sesuai dengan goals dari suatu
38
Muhammad Bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Al- Bukhari Juz I (Indonesia: Maktabah Dahlan,
T.Th), H. 532.
4
penerapannya akan berkaitan dengan nilai-nilai, hal ini tentu saja
a) Teladan
39
Muhaimin, Pemikiran Dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam (Jakarta: Rajawali
Pers, 2008) H.136
40
Tim Dosen FakultasTarbiyah IAIN Wali Songo Semarang, Metodologi Pengajaran Agama
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999) H. 127
4
baik pada kehidupan sehari-hari terutama dilingkungan sekolah dan
lingkungan pesantren.41
b) Pembiasaan
ini afektif untuk diajarkan kepada anak didik. Apabila anak didik
41
Syafi‟i Ma‟arif, Pemikiran Tentang Pembaharuan Islam di Indonesia (Yogyakarta: Tiara
Wacana, 1991), H. 59.
42
Humaidi Tatapangarsa, Pengantar Kuliah Akhlak (Surabaya: Bina Ilmu, 1990), H.67.
4
44
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi Dan Aplikasinya Pada Lembaga Pendidikan
(Cet. II; Jakarta: Kencana, 2012), H. 25.
4
Terjemah: Yang memperindah segala sesuatu yang Dia
Al- Sajadah: 7)
agamaIslam.
c) Pengawasan
4
adanya pengawasan, maka seluruh peserta didik tidak akan jauh
d) Hukuman
4
bersamaan atau berkelanjutan karena antara satu strategi dengan
a. Moral knowing
moral ini dianggap sesuatu yang sangat penting untuk dimiliki oleh
setiap individu.
Thomas Lickona, Educating For Characterhow Our School Can Teach Respect And
45
4
keadilan, toleransi, sopan santun, disiplin diri, integritas, belas
mereka.
4
kemampuan mengulas perilaku diri sendiri dan mengevaluasi
secara kritis.
b. Moral feeling
mana peserta didik dapat merasakan dan mempercayai dengan apa yang
1) Conscience (nurani)
Hati nurani mempunyai dua sisi, yaitu sisi kognitif dan sisi
4
3) Empathy (empati)
46
Ibid, H.30.
4
tetapi masih belum bisa menerjemahkan perasaan dan pikiran tersebut
1) Competence (kompetensi)
pihak.
2) Will (keinginan)
Dalam situasi-situasi moral tertentu, membuat sebuah pilihan
3) Habit (kebiasaan)
5
tanpa banyak tergoda oleh hal-hal sebaliknya. Mereka malakukan
kehidupan sehari-hari.
lakunya.
mendorong perkembangannya.
a. Faktor internal
Faktor internal adalah semua unsur kepribadian yang mana secara rutin
b. Faktor eksternal
47
Ibid, H.85-87.
5
Faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar manusia, akan
maupun tidak langsung. Hal-hal yang termasuk dalam faktor eksternal ini
pendidikan.
peserta didik sesuai dengan fitrah dan ajaran agamanya agar terjadi
Bayu Alif Ahmad Yasin Hanifatulloh, Implementasi Pendidikan Islam Moderat Dalam
48
5
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Pengertian Nilai
latin valere atau bahasa prancis kuno valoir yang dapat dimaknai sebagai
harga. Nilai dari sesuatu atau hal ditentukan oleh hasil interaksi dua
yang mempengaruhi pilihan terhadap cara, tujuan antara dan tujuan akhir
tindakan.1
manusia sebagai subjek, menyangkut segala sesuatu yang baik atau buruk
muncul tersebut dapat bersifat positif apabila akan berakibat baik, namun
1
Ahmad Muzakkil Ahmad, Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Multicultural Diperguruan Tinggi,
2016, H.3.
akan bersifat negative jika berakibat buruk pada obyek yang diberikan
nilai.2
termasuk bagian dari kebudayaan, yaitu standar tentang baik dan buruk,
benar dan salah, yang keseluruhannya dalam konsep yang lebih besar
pembicaraan soal benar salah atau nilai logis, baik buruk yang dikenal
dengan nilai etika atau moral, kemudian indah dan tidak indah atau biasa
nilai sangatlah penting. Nilai adalah sesuatu yang berharga dan berguna
masyarakat dapat dilihat dari seberapa kuat proses pelembagaan nilai itu
2
Sulaiman, Struktur Social Dan Nilai Budaya Masyarakat Pedesaan, Yogyakarta: APD, 1992,
H.19
3
Imran Manan, Pendidikan Adalah Enkulturasi (Jakarta: Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan, 1989), H.19.
1
sendiri di lingkungan mereka. Masyarakat adalah tempat di mana sebuah
yang pasif dan lembam (diam). Sebaliknya, dia dibentuk selama suatu
dialog yang lama menurut pengertian literal adalah suatu dialektik yang
lihat dalam bentuk fisik, sebab nilai adalah harga sesuatu hal yang harus
dicari dalam proses manusia menanggapi sikap manusia yang lain. Nilai
juga berkaitan dengan kebaikan yang ada dalam inti suatu hal. Jadi nilai
merupakan kadar relasi positif antara sesuatu hal dengan orang tertentu.
Antara lain: praktis, nilai social, nilai estetis, nilai cultural atau budaya,
4
Ahmad Fadli Azami, Pengembangan Aspek Nilai Dalam Pendidikan Pesantren Di Pp Nurul
Ummah, Jurnal Pemikiran Sosiologi, Vol,2. No.1, 2013. H.14.
5
Ibid, H.4
1
nilai religius, nilai susila atau moral.6 Dari beberapa definisi nilai diatas
terdapat satu titik temu yang menyebutkan bahwa nilai adalah sesuatu
ini tidak lantas menjadikan nilai itu tidak ada, karena nilai selalu melekat
2. Pengertian pendidikan
luas karena pendidikan pada istilah ini mencakup juga pendidikan untuk
hewan.8
6
Mardiatmadja, Tantangan Dunia Pendidikan, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1986), H.105.
7
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Cet.IX, Jakarta: Kalam Mulia, 2011), H.13.
8
Hj.Sitti Trimurni, Proses Penshalehan Anak Pada Keluarga Menurut Pendidikan Islam, (Cet.I;
Makassar: Alauddin University Press, 2011), H. 79.
1
akhlakmulia, keterampilan yang perlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara.9
9
Republik Indonesia, Undang-Undang Ri Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, (Cet. I; Jogjakarta: Laksana, 2012), H. 11.
10
Azzumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi Dan Modernisasi Menuju Milenium Baru (Cet. I;
Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), H. 3.
1
penyembahan kepada Tuhan. Sedangkan “Dienullah” berarti agama
dan akhirat.11
11
Aminuddin Dkk, Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan Agama Islam
(Jakarta: Graha Ilmu, 2006), H. 35.
12
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di
Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), 75-76.
13
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014), 11.
2
yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia
Islam, yaitu:15
didik dalam menjalankan ajaran Islam yang telah diimani, dipahami dan
dalam ajaran Islam, yang sering disebut dengan rukun iman. Ada tiga
14
Muhaimin, Paradigma Pendidikan… 78.
15
Ibid…79
2
hanya cukup sebatas meyakini saja, tetapi harus diaplikasikan dalam
b. Nilai Ibadah
kepada Allah semata, tidak ada yang disembah dan mengabdikan diri
yakni untuk mencapai tujuan hidup baik di dunia dan baik di akhirat.
c. Nilai Akhlak
2
menyatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa
pemikiran.16
d. Nilai Sosial
agar hal itu menjadi elemen penting dalam pembentukan sosial yang
sehat.
Aminuddin, Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan Agama Islam. (Jakarta:
16
2
manusia. Dengan demikian dapat dikatakan juga bahwa pendidikan
akan bisa hidup tanpa orang lain, tanpa lingkungan dan alam
sekitarnya.17
B. Islam Moderat
penghindaran keekstreman.18
dua kutub yang saling berlawanan. Sikap tawasuth berarti sikap yang
hukum).19
17
Azzumardi Azra, Pendidikan Islam… H.12-13.
18
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indoneisa (Jakarta: Pusat Bahasa: 2008), H.
1035.
19
Abu Yazid, Islam Moderat (Jakarta: Erlangga, 2014), H.52.
2
Islam menjadi agama yang memiliki daya semangat toleransi
yang sangat besar. Islam bersikap moderat yakni adil dan mengambil
jalan tengah. Menurut Ibnu ‘Asyur, para ulama telah mencapai kata
mufakat bahwa sikap moderat yaitu tidak ekstrem ke kanan juga tidak
َ ْ
كون َ َ َ َ ْ l ْ َ l َ
ع لى ه ۤدا و ك ذِ لك ج ع ل نك م
ال ي
ُ ْ ال ا َء ش
ُ ّر ُسو و ّ ُ ْ َs ً ّ
ً
ن ا ِس و م ة َّو َس طا ِ ل تك و نوا
ََّّ َّ ْ َّ َ ْ
عليكم ش ِهيدا وما جعلنا ال ِقبلة الِ تيك نت عليهٓا ِالو ِلونعلم مون يت ِبُو
َّ َّ َ ْ َّ َّ َّ
َ
الرسُو ِمن ينق ِل ب على ع ِقبي ِه و ِان كانت لك ِبيرة ال علوى اَّو ِ ين هود
2
kamu sekalian dapat menjadi saksi atas diri kamu sekalian dan
20
Muhammad Zainuddin. Islam Moderat Konsepsi, Interpretasi, Dan Aksi, Malang: UIN Maliki
Press.2016. H.75.
2
yang berada pada garis tengah (seimbang), atau tidak ekstrem dalam
bahwa perkara yang paling baik adalah yang paling moderat. Dengan
cara itulah umat Islam akan menjadi kumpulan umat yang mampu
Sikap sabar memiliki makna yang mendalam, yaitu sikap yang tidak
2
kesabaran merupakan salah satu sikap proaktif dalam rangka
mengedepankan toleransi.23
atau keseimbangan.
a. Tawassuth (moderat)
mutiara dari negeri Arab, maka akan bisa kita temui (khoirul
2
23
Ibid, H.174.
24
Haidar Bagir, Islam Tuhan, Islam Manusia (Bandung: Mizan, 2017) H.130.
2
b. I’tidal
َّ َ َّ
َ ُ َ َ
َّ َ ُم
َْو رمنكمSيايها َاّ ِ ين ا نوا كونوا قوا ِمين ّلل شهداۤء بال قسو ولو
ِ ِ ِ
َّ َ َّ l
َّ ْ َّ ْ ْ ْ ْ
تع ِدلوا ِاع ِدلوا ه و اقرب ِللتقوو و اتقووا ّالل ِانSشنان قو ٍم على ال
َ ْ ُ َ ْ َ ٌ ْ َ
ا ّلل خ ِب ي ٌۢر ِب ما ت ع م ل و ن
Terjemah: Wahai orang-orang yang beriman hendaklah kamu
Al-Maidah:8)
c. Tasammuh (toleran)
Allah SWT:
َّ َ c ً َّ s ً َّ َ َّ c َ
ْ
ل ِينا لعله يتذكر او َخشىS َّه قولSفقول
3
Terjemah: maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir‘aun)
َ ْ ُ l s َ ْ َ َ ُ
ل َي قو و م ْ l ْ ُ ُ َ َ ْ َ ْ ْ َ
ر س ل نا ِبا ل َب ِي ن ْت م ع ه م الك توب وا ل ِم ل ق د ا ر س ل نا
َ َ ْ
َ َ ْ و ا ن ز ل نا
يو َا ن
َ ْ ْ
ْ ٌ َّ َ َ ُ و ِل َي ع ل َم ٌ ال
ُ ب أ س ش ِد ي د و م نا ِف َ ْ
َْ ْ َ ْ َ َ ْ َ ف ْ ّ
ِلل نا ُس ِبا ل ِق س ِ& و ا ن ز ل نا ال ح ِد ي د ي ِه
ّ
ن ا ِس
ٌ
ࣖ َق ِوي ع ِي زْ ز ْ َ ْ cَ ُ ُ ْ َّ ْ ص ُ
و ر سل ه ِبا ل غ يب ا ّلل م ني ن
c
ّ َّ ُر ه
ِان ا ل
ل
Terjemah: Sungguh, Kami telah mengutus rasul-rasul Kami
3
Maha kuat, Maha perkasa. (QS al-Hadid: 25).
3
1) Dalam memahami realitas kehidupan kekinian, kaum
Novan Ardy Wiyani, Konsep, Praktik Dan Strategi Membumikan Pendidikan Karakter Di SD
25
3
tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Sedangkan peduli
bertindak yang menilai secara sama antara hak dan kewajiban diri
C. Pengertian Pesantren
26
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan.
H. 73-76.
27
Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasi Secara Terpadu di
Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi dan Masyarakat. (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2013), H. 145.
28
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan.
H. 73-76.
29
Nurcholish Madjid. 1997. Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan.
Jakarta:Paramadina.H.3.
3
Pendapat serupa juga dapat dilihat dalam penelitian Karel A.
Islam30.
hal ini Cak Nur menggambarkan, kiai duduk di atas kursi yang
begini timbul sikap hormat, dan sopan oleh para santri terhadap kiai
3
penghidupan, tingkat dan jabatan tertentu dalam hirarki sosial atau
syari’ah, dan bahasa Arab dengan ilmu alatnya seperti: nahwu, sharaf,
bayan, ma’ani, badi’, dan arudl, tharikh, mantiq, dan tasawuf. Dua
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi Dan Aplikasinya Pada Lembaga Pendidikan
33
3
sifat, tabiat, tempramen, dan watak, sementara, yang disebut dengan
berwatak.34
ع ِظ ْي ٍم ُ l َ و
ل ع
ِان
ٍق ّ لى ك
خ َ
ل
setiap tingkah laku individu akan dinilai oleh masyarakat baik ataupun
3
34
Nurla Isna Aunillah, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter Di Sekolah (Jogjakarta:
Laksana, 2011), H. 19.
35
Zainuddin Ali, Pendidikan Islam (Cet. II; Jakarta Bumi Aksara, 2008), H. 29.
3
Russel William mengilustrasikan bahwa karakter adalah ibarat
dilatih, dan akan kuat dan kokoh kalau sering dilatih. Seperti orang
masyarakat.
tapi tidak pada lingkungan yang baik maka anak dapat berubah
sifatnya menjadi sifat binatang bahkan lebih buruk lagi. Oleh karena
36
Bambang Q Anees & Adang Hambali, Pendidikan Karakter Berbasis Al- Qur’an (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2008), H. 99.
37
Ratna Megawati, Solusi Tepat Untuk Membangun Bangsa (Cet, III; Jakarta: Indonesia Heritage
Foundatioan, 2009), H. 23.
3
berkaitan dengan nilai kebajikan, baik di lingkungan keluarga,
Muhammad SAW.
bahwa setiap anak itu dilahirkan pada keadaan suci. Anak yang baru
manusia.
cara agar bisa berjalan dengan baik dan sesuai dengan goals dari suatu
38
Muhammad Bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Al- Bukhari Juz I (Indonesia: Maktabah Dahlan,
T.Th), H. 532.
4
penerapannya akan berkaitan dengan nilai-nilai, hal ini tentu saja
a) Teladan
39
Muhaimin, Pemikiran Dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam (Jakarta: Rajawali
Pers, 2008) H.136
40
Tim Dosen FakultasTarbiyah IAIN Wali Songo Semarang, Metodologi Pengajaran Agama
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999) H. 127
4
baik pada kehidupan sehari-hari terutama dilingkungan sekolah dan
lingkungan pesantren.41
b) Pembiasaan
ini afektif untuk diajarkan kepada anak didik. Apabila anak didik
41
Syafi‟i Ma‟arif, Pemikiran Tentang Pembaharuan Islam di Indonesia (Yogyakarta: Tiara
Wacana, 1991), H. 59.
42
Humaidi Tatapangarsa, Pengantar Kuliah Akhlak (Surabaya: Bina Ilmu, 1990), H.67.
4
44
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi Dan Aplikasinya Pada Lembaga Pendidikan
(Cet. II; Jakarta: Kencana, 2012), H. 25.
4
Terjemah: Yang memperindah segala sesuatu yang Dia
Al- Sajadah: 7)
agamaIslam.
c) Pengawasan
4
adanya pengawasan, maka seluruh peserta didik tidak akan jauh
d) Hukuman
4
bersamaan atau berkelanjutan karena antara satu strategi dengan
a. Moral knowing
moral ini dianggap sesuatu yang sangat penting untuk dimiliki oleh
setiap individu.
Thomas Lickona, Educating For Characterhow Our School Can Teach Respect And
45
4
keadilan, toleransi, sopan santun, disiplin diri, integritas, belas
mereka.
4
kemampuan mengulas perilaku diri sendiri dan mengevaluasi
secara kritis.
b. Moral feeling
mana peserta didik dapat merasakan dan mempercayai dengan apa yang
1) Conscience (nurani)
Hati nurani mempunyai dua sisi, yaitu sisi kognitif dan sisi
4
3) Empathy (empati)
46
Ibid, H.30.
4
tetapi masih belum bisa menerjemahkan perasaan dan pikiran tersebut
1) Competence (kompetensi)
pihak.
2) Will (keinginan)
Dalam situasi-situasi moral tertentu, membuat sebuah pilihan
3) Habit (kebiasaan)
5
tanpa banyak tergoda oleh hal-hal sebaliknya. Mereka malakukan
kehidupan sehari-hari.
lakunya.
mendorong perkembangannya.
a. Faktor internal
Faktor internal adalah semua unsur kepribadian yang mana secara rutin
b. Faktor eksternal
47
Ibid, H.85-87.
5
Faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar manusia, akan
maupun tidak langsung. Hal-hal yang termasuk dalam faktor eksternal ini
pendidikan.
peserta didik sesuai dengan fitrah dan ajaran agamanya agar terjadi
Bayu Alif Ahmad Yasin Hanifatulloh, Implementasi Pendidikan Islam Moderat Dalam
48
5
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Profil Pondok
Lamongan.
Dari arah Tuban 3 km timur Wisata Bahari Lamongan (WBL) dan masih
setelah diasuh oleh KH. Abdul Ghofur, walaupun pondok ini pernah
satunya pesantren peninggalan wali songo yang masih eksis berdiri dan
peninggalan wali songo yang lain, sudah habis tinggal petilasan ( makam )
pesantren ini tak lepas dari nama yang disandangnya, yakni sunan drajat.
Sunan drajat adalah julukan dari raden qosim putra kedua pasangan raden
Ali Rahmatullah (sunan ampel) dengan Nyi Ageng Manila (putri Adipati
5
Hal ini bermula dari upaya yang dilakukan oleh anak cucu sunan
tempat yang sama didirikan pondok pesantren sunan drajat oleh mbah
martokan dan dilanjutkan oleh putranya K.H. Abdul Ghofur yang masih
lebih besar. Berkaitan dengan hal ini, sebagai penanggung jawab di sektor
ada.
Lamongan.
5
a. Visi
b. Misi
pendidikan formal.
Banyune”.
5
3. Struktur Organisasi
2. Mahzumah, S.Pd.I
Bendahara 2 : NovitaRohmatulJannah
6
3. Rizqa Yuhda Rohmah
6
Koord. Urusan Pengajian Salaf : Sri Ambar Wati, S.Pd.I
Anggota : 1. Siti Nur Ilmi Uswatun Hasanah
2. Puput Nur Hidayah
3. Diyah Qurotul Uyun
4. Putri Winda Lestari
Koord. Urusan Musyawaroh : Jawahirul
Lama’ah Anggota : 1. Zanab
2. Ahsanti Fiqhiyati
Putri 3.Mubarokatin
4. Harisah Islahiyah
5. Luluk Syafa’ati
6. Ayu Sri Astuti
Koord. Urusan Jama’ah : Mutikah, S.Pd.I
Anggota : 1. Alimatul
Fauziyah
2. Sumiati
3. Nurul Indah Cahyani
4. Nur Afifatur Rohmah
5. Alif Kafa Thoyyibah
6. Lidya Frasiscaellyna
7. Salsabilatur Rahmah
8. Dina Novita
9. Putri Winda Lestari
6
Koord. Urusan Penjagaan &Ketertiban : Anisaul Wahdah
Anggota : 1. Anim MuzahrohS.Pd
2. Erlis Nur Kholifah
3. Ribghotul Mufarrohah
4. Siti Setiana Devi
5. Khonitatun Nisa’
6. Siti Maslikah
7. Febriyanti Eka P
8. Alfinafisatun N
9. Anis Agustina
10. Kartika Novi Astutuik
11. Izza Safinah Ahmad S
12. Anik Tya Nur Agustin
13. Siti Kholifah
14. Erika Candra
15. Siti Maisaroh
16. Novia Damayanti
17. Iskhofifah Shobihah Maulidina
18. Nur Syahrizza Julia
19. Zeni Mauludina Fitrih
6
7. NurAiniah
8. Fatrotin
9. Iffatul Maula
10. Siti Zubaidah
11. Abidatul Lutfiyah
WaliAsrama:
1. AsramaAz-Zahroh : Ummi Mufarrohah, S.Pd.I
2. Asrama Al-Adawiyah : Muthoharoh, S.Pd.I
3. AsramaAz-Zakkiyah : Ummi Kultsum, S.Pd.I
4. Asrama Al-Masyithoh : Nuril Agustina, S.E.Sy
5. Asrama ‘Aisyah : Sri Wahyuni, S.Pd.I
6. AsramaUmi Maryam : Laila Elvin Nestugin, S.Pd.I
7. Asrama As-Sa’diyah : Nur Isnawati, S.Pd.I
8. Asrama Al-Humairo’ : Lilik Farihatin,S.E
9. AsramaUmiKamilah : Siti Rohmah, M.Pd
10. Asrama Al-Khodijah : Dian Ratna Sari, S.Pd.I
11. Asrama Al-Aminah : Alfi MufidaIshari, S.Pd.I
12. Asrama Al-Hidayah : Mutikah, S.Pd.I
13. Asrama Al-Fatimah : Sri Ambarwati, S.Pd.I
14. AsramaUmmuHanny : Hani’atur Rohmah, S.Pd.I
15. AsramaAr-Roudloh : Fatayatu ArifatinNafi’ahS.Pd
KetuaAsrama:
1. AsramaAz-Zahroh : Siti Rofiqoh
2. Asrama Al-Adawiyah : Eva Malinda
3. AsramaAz-Zakiyah : Roikhatul Jannah
4. Asrama Al-Masyithoh : Titin Fidiatin
5. Asrama ‘Aisyah : Atik Nihaytuzen
6. AsramaUmi Maryam : Fatkhiyatul Afifah Alaini
7. Asrama As-Sa’diyah : Rafi Alfiyani Putri
8. Asrama Al-Humairo’ : Lutfi Khoriroh
9. AsramaUmiKamilah : Dewi Suci Afiyati
10. Asrama Al-Khodijah : Zahrotuljannah
11. Asrama Al-Aminah : Ni’matul Hikmah
12. Asrama Al-Hidayah : Ria Ayu Lestari
13. Asrama Al-Fatimah : Nadia Roikhatul Jannah
14. Asrama Ummu Hannyi :Nur Lailatul Fauziyah
15. Asrama Ar-Roudloh :Nurus Saidatul Mafakhir
6
4. Program kegiatan
6
5. Sarana Prasarana
Drajat terdiri dari Gedung sekolah, Balai Pengobatan, asrama santri putra
Bahasa, Lab Internet, Ruang teater, MCK, koperasi, dan dapur umum
untuk para santri (putra dan putri). Sarana olah raga yang di miliki adalah
pelaksanaan upacara.
indoor.
6
sekedar mengajar dan memberi ilmu pengetahuan saja kepada
berakhlakul karimah.
1
Ustadzah.DurrotunNasihah, Wawancara, Lamongan 26 Oktober 2021
6
internalisasi pembelajaranya menggunakan keteladanan yang telah
terbuka (moderat).
2
Ibid
6
Pondok pesantren sunan drajad hingga saat ini hadir dalam
Qur’an (BTQ).
2. Sholat berjamaah
3
Ustadzah Nur Maulidah Isfirani, Wawancara, Lamongan 26 Oktober 2021
6
melaksanakan sholat berjamaah seluruh santri sama
bermukim di pondok.
3. Pembacaan Al-Qur’an
menghafalkan Al-Qur’an.
khilafiyah tersebut.
7
5. Takror
7
kehidupan sehari-hari yang pada akhirnya akhlaq
8. Muhadloroh
7
terlebih dahulu materi yang akan di murojaah pada
kamar masing-masing.
ibadah.
7
aktifitas yang ada didapur contohnya memasak serta
keputrian.
Al-Qur’an.
untuk mendidik para santri menjadi anak bangsa yang bisa bergaul
masalah itu yang artinya para santri dididik dan dibina untuk
7
juga banyak. Hal tersebut berkaitan dengan kegiatan kesantrian dan
terpecahkan.
4
Mbakpuput
5
UstadzahNurMaulidahIsfirani, Wawancara,Lamongan 26 Oktober 2021
7
Selain dengan cara menasehati, pondok pesantren
para ustadzat dan para santri. Telah dipaparkan oleh salah satu
di pesantren.
7
dalam ikrar janji santri, penetapan keberhasilan pesantren juga
dengan para dewan guru dan pembimbing asrama. bagi para santri
ditentukan.
7
meningkatkan kualitas bimbingan terhadap para santri pesantren
sunan drajad.
berprestasi.
7
bentuk program kerja atau kegiatan yang dapat memupuk sikap
7
berpikiran moderat (tawassuth), bersikap toleran
rasionalitas.
8
dalam diri para santri maka hal itu akan otomatis
8
BAB V
PEMBAHASA
Pada bab pembahasan ini peneliti akan menganalisa paparan data dan
hasil penelitian yang telah diuraikan sebelum bab kelima ini sesuai dengan
ibadah, akhlak dan sosial. Senada dengan bentuk pemahaman yang ada
b. Ibadah
c. Akhlak
d. Sosial
8
yang sehat. Sedangkan untuk landasan nilai pendidikan islam
keimanan
sejatinya ada empat bentuk yang telah dijelaskan diatas, Empat bentuk
8
penerapan nilai-nilai pendidikan islam moderat dalam membentuk
a. Teladan2
2
Syafi‟i Ma‟arif, Pemikiran Tentang Pembaharuan Islam di Indonesia (Yogyakarta: Tiara
Wacana, 1991), H. 59.
3
Ustadzah.Durrotun Nasihah, Wawancara, Lamongan 26 Oktober 2021
4
Ustadzah.Nur Maulidah Isfirani, Wawancara, Lamongan 26 Oktober 2021
8
Keteladanan merupakan cara yang afektif dalam penanaman
b. Pembiasaan5
5
Humaidi Tatapangarsa, Pengantar Kuliah Akhlak (Surabaya: Bina Ilmu, 1990), H.67.
8
Kegiatan yang awalnya tidak terbiasa santri lakukan,
c. Pengawasan6
yang santri yang lain maka mereka akan dipantau oleh para
d. Hukuman
yang dilakukan oleh para santri baik santri mts sampai pada
6
Tim Dosen FakultasTarbiyah IAIN Wali Songo Semarang, Metodologi Pengajaran Agama
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999) H. 127
8
jenis pelanggaran tanpa di hinggapi emosi atau dorongan-
sudah ditetapkan.
8
individu yang berkarakter baik, berpikir, berperilaku serta bersikap
1. Disiplin
2. Bertanggung jawab
hanya kepada para ustadzah saja akan tetapi mereka juga harus
akan
8
muncul nilai kejujuran dan keberanian untuk mengakui kesalahan
3. Kejujuran
4. Religius
5. Kesopanan
8
menyambut tamu dengan baik, menerima sesuatu dengan tangan
praktekkan pada orang yang lebih tua, namun juga pada teman
berteriak.
itu santri-santri harus bisa melewati tahapan ini dengan sabar dan
7. Berkemauan keras
9
Disiplin
Bertanggung
jawab
Religius
Nilai- Nilaipendidikanis lammoderatdalam membentukkarakt
ersantri
Kejujuran
kesopanan
Sabar dan
ikhlas
Berkemauan
keras
fiqih dan juga akhlak berdasarkan Al-Qur’an, hadist, dan kitab salaf.
9
Pesantren memiliki tanggungjawab dalam membangun kedalaman
suci maupun sunnah nabi dengan jelas menganjurkan para pemeluk islam
depan, dengan membekali generasi muda dengan budi pekerti yang luhur
yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia
Tujuan lain dari pendidikan agama islam juga menanamkan akhlaq yang
mulia dan selalu berma’ruf nahi munkar agar dapat diaplikasikan dan
7
Budi, Munawar Rahman. Karya Lengkap Nurcholis Madjid.(Jakarta: Nurcholis Madjid Society.
2019), H.
8
Muhaimin, 2012, Paradigm Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Islam Di
Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya), H.78.
9
pesantren Sunan Drajad memiliki tiga langkah untuk dilakukan, yaitu:
INPUT
NILAI-NILAI
SANTRI
MPLEMENTASI NILAI- NILAI PENDIDIKAN ISLAMPENDIDIKAN
MODERAT
PONDOKDALAM
ISLAM MEMBENTUK KARAKTER SANTRI DIPE
MODERAT DALAM
PESANTREN
MEMBENTUK
KARAKTER SANTRI
OUTPUT
9
Skema proses membentuk karakter santri yang mampu
moderat.
9
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
kesimpulandiantaranya:
berikut: seleksi calon santri baru melalui tes baca tulis Al-Qur’an
berkemauan keras.
B. Saran
96
Nomor : 002/E.1/Ps/H.04/INKAFA/Pp/S2/2021 Gresik, 25 Oktober 2021
Lamp. : -
Hal : Ijin Penelitian
Kepada Yth
Ketua pondok pesantren sunan drajad
Di
Tempat
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dalam rangka Penulisan Tesis untuk meraih gelar Magister (S2) di Pascasarjana
Institut Keislaman Abdullah Faqih (INKAFA) Gresik Pondok Pesantren Mamba'us
Sholihin, dengan hormat kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan izin dan bantuan
kepada mahasiswa /i kami:
Direktur
,
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan untuk digunakan
sebagaimana mestinya.
Kepala Pondok,
KUTIYAH, S.PdI