Anda di halaman 1dari 96

KONSEP KHURUJ DAN JAULAH ALKANDAHLAWI DALAM

PRESPEKTIF TAFSIR AL-AHZAR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama


Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Agama Dalam Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Oleh

Muchsin
1631030021

Pembimbing I : Drs. Ahmad Bastari, M.A


Pembimbing II : Zughrofiyatun Nazah M.Pd

PROGRAM STUDI: ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDIN DAN STUDI AGAMA


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
1442 H / 2021 M
KONSEP KHURUJ DAN JAULAH ALKANDAHLAWI
DALAM PRESPEKTIF TAFSIR AL-AHZAR

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-


syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh

Muhsin
NPM. 1631030021

Jurusan : Ilmu al-Quran dan Tafsir

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA


UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN)
RADEN INTAN LAMPUNG
1442 H / 2021 M
ABSTRAK
KONSEP KHURUJ DAN JAULAH ALKANDAHLAWI DALAM
PRESPEKTIF TAFSIR AL-AHZAR

OLEH :
MUCHSIN
Kajian keilmuan Islam khususnya dibidang tafsir juga Hadis
semakin berkembang seiring dengan kehidupan yang moderen, Salah satu
topik yang menarik Untuk dibahas adalah mengenai Jama‘ah Tabligh yang
melakukan da’wah dengan cara Khuruj dan Jaulah, dengan cara mendatangi
rumah-rumah warga dengan mengingatkan mereka tentang pentingnya Iman
dan ‘amal sholeh di akhirat kelak. Cara menda’wahkan seperti ini tidak serta
merta mendapatkan dukungan dari masyarakat. Bahkan ada pula warga yang
menolak jama‘ah ini untuk tinggal di lingkungannya dengan alasan bisa
merusak pemikiran keluarganya dan warga setempat, adanya pendapat
perbedaan sikap terhadap Jama’ah Tablig ini sangat berpengaruh dalam
kehidupan Masyarakat Lalu bagaimana Ulam Tafsir mengkaji Tentang
Jaulah.
Fokus peneliti ini adalah, apa Konsep khuruj dalam prespektif
Tafsir al-azhar ?. Bagaimana Konsep Jaulah dalam prespektif Tafsir al-Azhar
?. Penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research), dengan
menggunakan data primer yaitu kitab Fadhilah ‘Amal, dan Tafsir AL-
AZHAR dan data skunder adalah buku-buku dan artikel lain yang terkait
dengan pembahasan. Setelah data-data terkumpul kemudian dianalisis secara
content analysis (analisis isi) denganvariable utama KONSEP KHURUJ
DAN JAULAH AL-KANDAHLAWI DALAM PRESPEKTIF TAFSIR
AL-AHZAR, Adapun langkah pokok analisis data dalam penelitian ini
diawali dengan inventarisasi teks berupa ayat dan hadis yang terdapat dalam
kitab fadhilah ‘Amal dan kemudian difatsirkan menggunakan Tafsir AL-
AZHAR mengkaji teks, melihat historis ayat dan melihat hadits selanjutnya
diinterpretasikan secara objektif dan dituangkan secara deskriptif dan ditarik
beberapa kesimpulan secara deduktif dengan mengacu kepada masalah yang
telah dirumuskan.
Konsep Khuruj Dalam prespektif tafsir al azhar bila merujuk pada
ayat al Quran yaitu Q.S. as-Shaff [61] : 10-12, dan Q.S. al-Taubah [9] : 24
yang dijadikan sebagai landasan dalam berkhuruj disebutkan mengenai teknis
bilangan 40 hari adalah bilangan dimana saat itu Nabi musa sedang dalam
penantian meunggu wahyu dari Allah SWT, yang ditetapkan oleh Allah
SWT Kepada Nabi musa yang kemudian di adopsi oleh para jaulah sebagai
bilangan yang Pas dan cocok juga untuk melakukan Khurj Maka konsep
khuruj dalam tafsir al azhar adalah perginya Nabi Musa selama 40 hari dalam
mencari ridho Allah. Konsep Jualah dalam prespektif Tasfir al azhar bia
merujuk pada Qs surat ali imran ayat 104 adalah merupakan aktifitas dakwah
yang dilakukan oleh para jamah tabligh dalam rangkka menyebarkan Agama
allah dengan mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari keburukan

ii
MOTTO

‫ف َوتَنْهَ ْى َن َع ِه‬ ِ ‫اس تَأْ ُمر ُْو َن ِبالْ َم ْعر ُْو‬ ِ َّ‫ت لِلن‬ ْ ‫ُك ْنتُ ْم خَ ي َْر اُ َّم ٍة اُ ْخ ِر َج‬
‫ه‬
‫ان َخ ْيرً ا لَّهُ ْم ۗ ِم ْنهُ ُم‬
َ ‫ب لَ َك‬ ِ ‫اّلل ۗ َولَ ْى ها َم َه اَهْ ُل ْال ِك هت‬ِ ّ ‫ْال ُم ْن َك ِر َوت ُ ْؤ ِمن ُ ْى َن ِب‬
‫ْال ُم ْؤ ِمنُ ْى َن َواَ ْكثَ ُرهُ ُم ْال هف ِسقُ ْى َن‬
Artinya “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan
mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya
Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara
mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-
orang fasik,”. (Q.S. Ali ‘Imran : 110).

vi
PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur atas kekuasaan Allah Swt. Dengan segala
pertolongan-Nya sehingga dapat tercipta tulisan sederhana ini. Maka,
karya sederhana ini peneliti persembahkan kepada :

1. Orang tua tercinta, alm. Bapak Hamim Rudin dan Ibu Lina,
kerja keras dan motivasi-Nyalah yang membuat peneliti selalu
semangat agar bisa sampai sarjana. Ayuk, adik, dan
keponakan dirumah. Yenni, Manda dan Rizki yang ikut serta
mendoakan.
2. Orang tua angkat, Bapak Sukarsono dan Ibu Yuli, yang sudah
begitu banyak membantu saya untuk menempuh pendidikan
yang lebih tinggi.
3. UKMF SALAM Widia Septia Ningsih, Uci Mulya Septa,
Verry, Kakak Zahroni, kak Amri yang selalu memberi doa
dan semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Buat Resty Adelia Putri dan juga Ibunya yang terus memberi
dukungan dan semangat dalam mengerjakan skripsi.
5. Sahabat-sahabat seperjuanganku, Prodi Ilmu al-Qur’an dan
Tafsir fakultas Ushuluddin. Khususnya Apriansyah, agus,
hanif, aminah, david, dan wisnu terima kasih atas semua
motivasi dan semangat, serta teman-temanku yang tidak bisa
ditulis satu persatu.
6. Untuk adik-adikku tercinta di Fakultas Ushuluddin, kalian
harus lebih semangat dan pantang menyerah.

vii
RIWAYAT HIDUP

Muchsin, adalah putra kedua dari tiga bersaudara dari


pasangan Ayahanda Alm. Hamim Rudin dan Ibunda Lina. Lahir pada
tanggal 13 November 1994 di Desa Abung Jayo Kec. Abung Selatan
Kabupaten Lampung Utara.

Pendidikan peneliti di awali di bangku Sekolah Dasar Negeri


Candimas Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara dan
diselesaikan pada tahun 2009, kemudian melanjutkan ke MTSN 2
Rejosari Kabupaten Lampung Utara. Dan diselesaikan pada tahun
2012. Kemudian melanjutkan ke MAN 1 Lampung Utara selesai tahun
2016, kemudian melanjutkan ke jenjang perguruan Tinggi UIN Raden
Intan Lampung tahun 2016 dan terdaftar sebagai Mahasiswa Fakultas
Ushuluddin dan Studi Agama Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir.

viii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Swt yang telah


menurunkan al-Qur’an dengan aneka ayat yang menyeru manusia
untuk saling mengajak dan mengingatkan kepada jalan ketaatan. Atas
kebesaran-Nyalah peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “KONSEP KHURUJ DAN JAULAH ALKANDAHLAWI
DALAM PRESPEKTIF TAFSIR AL-AHZAR”

Begitupun curahan sholawat serta salam kepada junjungan


Nabi Muhammad Saw beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya,
penyampai risalah dan penebar rahmat Allah bagi semesta alam.
Perjuangan da’wahnya jugalah yang telah menginspirasi Jama‘ah
Tabligh dalam berda’wah hingga ke seluruh dunia. Peneliti tak lupa
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu
dalam menyusun skripsi ini, sehingga proses peneliti ini berjalan
dengan baik dan lancar. Dengan rasa hormat yang tinggi. Peneliti
ucapkan terima kasih ini kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag. selaku Rektor UIN


Raden Intan Lampung yang telah memberikan kesempatan
kepada peneliti untuk menimba Ilmu Pengetahuan di kampus
tecinta ini.
2. Bapak Dr. H. M. Afif Anshori, M.Ag. selaku Dekan fakultas
Ushuluddin UIN Raden Intan Lampung.
3. Bpk. Drs. Ahmad Bastari, M.A selaku Ketua Kaprodi, dan Ibu
Intan Islamia M. selaku Sekretaris rogram Studi Ilmu al-
Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin
4. Bpk. Drs. Ahmad Bastari, M.A sebagai pembimbing I dan Ibu
Zughrofiyatun Nazah, M.Pd sebagai pembimbing II terima
kasih tak terhingga atas kesabaran dan keikhlasannya dalam
membimbing peneliti sampai selesainya sekripsi ini. Atas
segala perhatian yang telah Bapak dan Ibu berikan tersebut
peneliti hanya mampu membalasnya dengan doa, semoga
selalu diberikan kesehatan, kemudahan, dan semoga Allah

ix
Swt selalu menolong keluarga Bapak dan Ibu, baik dalam
urusan dunia maupun akhirat.
5. Bapak dan Ibu Dosen Ilmu al-Qur’an dan Tafsirr, yang begitu
banyak membekali Ilmu dan pengetahuan.
Kepada mereka semua peneliti tidak dapat memberikan apa-
apa, hanya untaian terima kasih serta doa semoga Allah membalas
semua amal kebaikan mereka dengan sebaik-baiknya balasan, Aamiin.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari
sempurna karena keterbatasan Ilmu yang peneliti miliki, karena itu
peneliti berharap saran dan kritikan yang bersifat membangun dari
pembaca. Peneliti berharap semoga hasil analisis penelitian skripsi ini
dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya, Aamiin.

Bandar Lampung, 03 Mei 2021


Peneliti

Muchsin
NIM : 1631030021

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................. i


ABSTRAK.................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN ......................................................... iii
PERSETUJUAN ........................................................................ iv
PENGESAHAN ......................................................................... v
MOTTO ..................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ...................................................................... vii
RIWAYAT HIDUP ................................................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................. xi
PEDOMAN TRANSLITRASI ................................................ xiii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul ..................................................... 1
B. Latar Belakang Masalah ........................................ 2
C. Identifikasi dan Batasan Masalah .......................... 10
D. Rumusan Masalah .............................................. 11
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................ 11
F. Penelitian Terdahulu ................................................ 11
G. Metodelogi Penelitian ............................................ 13
H. Sistematika Penulisan ............................................. 15

BAB II SEPUTAR KHURUJ JAULAH DAN JAMA’AH


TABLIGH
A. Definisi ..................................................................... 17
1. Definisi Khuruj ................................................. 17
2. Definisi Jaulah ................................................... 19
3. Jaulah dalam Kitab Fadilah ‘Amal ...................... 26
B. Seputar Tafsir al-Azhar ............................................ 53
C. Tafsir Ayat ayat Terkait Khuruj dan Jaulah
Prespektif tafsir al Azhar .......................................... 60

xi
BAB III KHURUJ DAN JAUALAH AL-KANDAHLAWI
DALAM PRESPEKTIF TAFSIR AL-AZHAR
A. Mengenal Maulana Zakaria al-Kandahlawi
1. Biografi ............................................................. 81
2. Kitab Fadilah ’Amal .......................................... 84
3. Dakwah Jamaa’ah Tabligh ................................ 87
B. Konsep Khuruj dan Jaulah ala al-kandahlawi
1. Konsep Khuruj.................................................... 90
2. Konsep Jaulah ................................................... 92

BAB IV ANALISA MAKNA KHURUJ DAN JAULAH


PRESPEKTIF TAFSIR AL AZHAR
A. Konsep khuruj dalam Prespektif tafsir al-Azhar............. 101
B. Konsep Jaulah dalam Prespektif tafsir al-Azhar .............. 108

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................ 115
B. Saran ................................................................... 115

DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 117

xii
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Sentral dari sebuah kajian ilmiah adalah judul, dimana judul memiliki
titik cakupan yang krusial dalam menentukan permasalahan juga
jawaban yang akan diteliti, maka penting memahami judul secara
seksama, ini perlu dilakukan untuk menghindari kesalahfahaman
makna yang dimaksud untuk itu perlu dijelaskan apa maksud dari
judul penelitian “KONSEP KHURUJ DAN JAULAH
ALKANDAHLAWI DALAM PRESPEKTIF TAFSIR AL-
AHZAR” dalam menghindari kesalahfahaman makna, maka peneliti
akan menjelaskan kata perkata yang ada dalam judul penelitian ini.
Konsep dalam bahasa Inggris disebut dengan Concept,
mempunyai arti antara lain paham, metode atau rancangan. Dalam
kamus bahasa Indonesia, konsep mempunyai arti rancangan buram
dalam surat menyurat, gambaran mentah suatu objek pemikiran yang
umum.1
Khuruj asal katanya adalah kharaja artinya keluar yang
diambil dari Bahasa Arab, arti keluar dalam penelitian ini adalah
sikapa atau perbatan seseorang yang keluar dari rumah dengan
maksud beribadah dengan mengajak manusia untuk ibadah kepada
Allah dan menjauhi apa yang telah dilarang oleh Allah, tradisi keluar
rumah atau khuruj ini menjadi ibadah wajib bagi setiap manusia dalam
berdakwah mengajarkan agama Allah.2
Jaulah ialah salah satu program yang ada di Jama„ah yaitu
berkeliling dari Masjid ke rumah saudara-saudara kita yang muslim
biasanya dilakukan jam 17:00 wib, dalam berJaulah adabnya tidak
boleh mendatangi rumah yang didalam rumah tersebut sudah tidak
mempunyai suami, kecuali memiliki anak laki-laki. BerJaulah
biasanya ditemani oleh warga setempat, yang disebut sebagai dalil
yaitu penunjuk jalan untuk mengajak saudara laki-laki mendengarkan

1
Fetter S. Dan Yenny S, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (Jakarta:
Modern English Press, 1991). 54.
2
An Nadr M Ishaq Shihab, Khuruj Fisabilillah; (Bandung: Al Islah Perss,
2012). 70.
2

bayan setelah itu sholat maghrib berjama„ah dimasjid. Adapun


perspektif adalah sudut pandang atau pandangan 3 yaitu bagaimana
seseorang melihat dan merespon suatu keadaan yang terjadi melalui
pendapat atau opini.
Tafsir al-azhar adalah tafsir yang di tulis oleh ulma indonesia
asal sumatra barat. 4 Yang merupakan tafsir monumental yang pada
awalnya hanya disampaikan pada kuliah subuh setiap hari setelah
sholat subuh di Masjid al-azhar kebayoran, jakarta sejak tahun 1957.5
Berdasarkan daru uraian istilah-istilah judul yang terdapat
dalam penelitian ini dapat disimpulkan maksud dan tujuan arah
penelitian ini adalah apa konsep yang dilakukan oleh jama„ah tabligh
ditinju dari tafsir al-Azhar karya Buya Hamka.

B. Latar Belakang Masalah


Kehidupan umat Islam di zaman modern ini, sangat jelas
tentang peningkatan pemahaman kegamaan yang terbukti dari
beberapa hal bukti yang terlihat diantaranya adalah bermunculanya
kelompok juga sekte sekte yang mempunya dalil kebenaran tentang
keyakinan mereka sendiri, terkhusus agama Islam yang memiliki
berbagai banyak sekte keyakinan atau aliran yang memeiliki tujuan
untuk mempersatukan kembali kehidpan umat islam dengan kembali
pada al-Quran juga as-Sunah.6 Bruinessen menyatakan secara tegas
dengan menyatakan bahwa bergeraknya kelompok atau sekte tertentu
terhadap suatu agama tentunya dengan latar belakang dan landasan
agama yang kuat sesuai syariat Islam dan menghidupkan kembali
agama ini secara murni. 7 Salah satu kelompok yang terkenal, banyak
diminati dan jadi perhatian banyak orang, khususnya umat muslim
yaitu jama„ah tabligh yang telah di dirikan oleh ulama Maulana

3
Departemen P dan K , Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1990), Cet. Ke-3, h. 675.
4
Nasrudin Baidan‟ Wawasan Baru Ilmu Tafsir‟ (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1998) h. 430.
5
Arsyad Sobby Kesuma, Potret Tafsir Al-Quran Di Indonesia, (Fakultas
Ushuluddin IAIN Raden Intan Lampung 2007) h. 66.
6
Abdul Munir Mulkhan, Neosufisme dan Pudarnya Fundamentalisme di
pedesaan (Yogyakarta:UII Press,2000),73.
7
Martin Van Bruinessen, Islam dan Politik (Yogyakarta:Bentang. 1998),
87.
3

Muhammad Ilyas Alumni Madrasah Dar-ulum di Deoband, kota yang


sangat jauh dari Delhi India. 8 Konsep utama da‟wah yang dilakukan
jama„ah tabligh ialah konsep silaturahmi.9 Da‟wah dengan melalui
silaturahmi ini dilakukan Oleh Jama„ah Tabligh dalam sebuah konsep
da‟wah yang dinamai Jaulah.10 Da‟wah yang dilakukan Jama„ah
Tabligh ini sangat luar biasa, tanpa undangan dan tanpa di bayar,
mereka tetap semangat dalam berda‟wah, mendatangi saudara muslim,
menegur sapa dengan salam dan senyuman, mereka membuat
rombongan Jaulah yaitu keliling dari rumah kerumah, untuk mengajak
saudara muslim memakmurkan masjid dan menghidupkan amalan
masjid, padahal kegiatan Jama„ah Tabligh sangat sibuk sekali, kalau
peneliti ketahui, ada amal harian, amal mingguan, amal bulanan, amal
tahunan, untuk skup pribadi skup Jama„ah, ada musyawarah
mingguan, musyawarah bulanan, ada musyawarah nasional, dan ada
musyawarah dunia. Sedangkan da‟wah yang lain hanya melalui sarana
dari mimbar saja, ada juga melalu media masa juga sarana media
elektronik, mereka hanya berdakwah melalu sarana tersebut saja dan
tidak secara langsung turun kelapangan untuk berdakwah
meneyebarkan ajaran Agama Allah, mereka hanya berdakwah ketika
mendapat udangan untuk berdakwah saja, apabila tidak ada undangan
maka kalangan ini tidak menjalankan dakwahnya.
Tanggapan masyarakat terhadap komunitas Jama„ah Tabligh
banyak sekali ragamnya, dari mulai menerima hingga menolak
Mereka yang menerima rata rata menjadi para pengikut yang setia
Jama„ah Tabligh, dari selain kelompok yang menerima dan menolak
ada juga kelompok yang memiliki simptisan kelompok ini meeka
berpartisipasi namun tidak terlalu katif mereka akan datang sesekali
saja dalam ritual berJaulah. Tidak hanya itu, masyarakat juga
menyamakan kelompok Jama„ah Tabligh sama dengan kelompok
golongan Salafi, yang pada kenyatannya kedua kelompok ini jelas
berbeda, beda dari sisi ajaran juga pandangannya, bahkan lebi jauh
ketidak saamaan ini ditunjukan dengan kritik kelompok salafi yang

8
Yoginder Sikand, Sufisme Pembaru Jama„ah Tablig (Jakarta:Rajawali
Press, 2008), 221.
9
Ali Mustafa, Model Da‟wah Silaturahmi Jama„ah Tabligh dalam Jaulah
Khususi. Jurnal As-Salam, 2017, Vol. I, 81.
10
Ibid, hlm. 84.
4

ditujukan pada Jama„ah Tabligh yang dianggapnya sebagai ahlul


bid„ah dan menyesatkan.11 Kelompok yang antipati terhadapa gerakan
dakwah ini adalah kelompok Islam Salafi yang kerap menyalahkan
aktifitas dakwah yang semacam ini.
Masyarakat tidak hanya mengkritik cara da‟wah Jama„ah
Tabligh, krtikian ini juga tertuju pada landasan mereka dalam
menjalankan dakwah ini yang merujuk pada kitab wajib mereka yaitu
kitab fadilah amal dan kitab Hayat al-Sahabah. Namun kitab yang
paling utama adalah kitab fadilah „amal kitab ini merupakan hasil
karya dari seorang ulama yang juga menjadi pendiri gerakan jamaah
tabligh yang juga memiliki kiprah juga pengearuh besar hingga
trkemuka pada masanya yaitu Maulana Zakariya, Kitab fadilah „amal
ini merupakan kitab yang menjadi rujukan utama juga sumber utama
bagi para pendakwah jamah tabligh dan sudah dapat dipastikan bahwa
anggota jamah ini pasti memiliki kitab fadilah „amal yang digunakan
sebagai acuran mereka alam berdakwah.12
Dari penamaan saja sudah terlihat bahwa kitab ini memuat
tentang fadilah atau keutamaan atau kelebihan dalam melaksanakan
perbuatan, maka jelas didalam kitab ini mengandung beberapa kaidah
tetang keutamaan seperti, keutamman membaca al-Qur‟an, keutamaan
sholat, keutamaan dzikir, keutamaan tabligh, keutamaan ramadhan,
hikayat sahabat, kemerosotan umat, dan lain-lain.13 Berbeda dengan
asumsi para jamaah tablig yaitu orang oarang yang tidak sealiran
dengan gerakan ini mereka memandang bahwa kitab ini hanya
berisikan hadis hadis yang ststusnya dha‟if hingga maudhu‟, yang
secara logika tidaklah syah jika dijadikan landasan dalam
melaksanakn amal ibadah, kretik yang sama juga turut dilontarkan
oleh kalangan salafi yang sangan kritis terhadap sebuah dalil atau
landasan untuk beribadah dan beramal. 14 Kata Jaulah terambil dari

11
Robi‟ bin Hadi al-Madkholi, Fatwa Ulama Seputar Jama„ah Tabligh
(Yogyakarta: Al-Khaura, 2002), 26.
12
Abdurrahman Ahmad, Kupas Tuntas Jama„ah Tabligh (Cirebon: Pustaka
Nabawi tth)
13
Maulana Muhammad Zakariyya al-Kandahlawi, Himpunan Fadhilah
„Amal, terj. A. Abdurrahman Ahmad (Bandung: Ramadhani, 2006).
14
Al-Madkholi, Fatwa Ulama Seputar Jama„ah Tabligh dan Abdul Khalik
Pirzada, Maulana Muhammad Ilyas di antara pengikut dan penentangnya,
(Yogyakarta: As-Shaf, 2003).
5

bahasa Arab yang terambil darai wajan silasi majid yaitu Jawwala-
Yujawwilu-Jawwalatan yang artinya muter muter atau berkeliling.
Bila diartikan secara istilah kelompok orang yang berdakwah
menjalankan agama Allah yang aktifitas pindah dari masjid satu
kemasjid lain dengan Tujuan memakmurkan masjid dengan
menghidupkan dakwah.15
Beberapa tugas Jama„ah Tabligh dalam berJaulah : sebagai
petunjuk jalan atau dalam bahasa Jaulah adalah dalil, seorang dalil
diutamakan adalah warga sekitar atau mukim yang diharapkan tau
mana masyarakat Sebaiknya dalil yang tergolong muslim, umara, dan
mana masyarakat yang belum ikut serta berjama„ah shalat dimasjid.
Dalam menjalankan aktivitas dakwah para jamaah tabligh juga akan
mendapatkan beberapa keutamann juga pahala yang sangan luar biasa
yaitu bagi mereka yang berperan sebagai dalil atau penunjuk akan
terlebih dahulu masuk syurga dengan kurun waktu lebih cepat 500
selanjutnya peran sebagai mutakalimin atau pmbicara, yang disebuat
dengan sebutan penyambung lidah Rosul, ada juga yang berperan
sebagai Makmur, a sepatah kata pun selain itu juga makmur ini
bertugas mengantarkan jamaah yang datang untuk masuk kedalam
masjid, selanjutnya ada yang disebut sebagi Amir Jaulah, amir Jaulah
memiliki peran sebagai penanggung jawab dari rombongan. Apabila
ada jamaah yang tidak taat terhadap tata tertib maka si amar akan
membacakan kalimat subhanAllah, setelah itu mereka akan
mengintropeks diri masing-masing dengan tidak melihat kesalahan
pada orang lain, dan apabila masih ditemukan ketidak tertiban juga
maka amir akan memberikan peringatan atau targhib dan akan
memutuskan untuk melanjutkan perjalanan Jaulah atau kembali Ke
Masjid.
Meskipun banyaknya pengertian, pada hakikatnya kita bisa
menyimpulkan da‟wah menurut Syeikh Ali Mahfuz di dalam karyanya
Hidayatul Mursyidin adalah orang yang berbuat baik kepada siapa
saja dan melarang mereka dari perbuatan yang buruk atau yang
dibenci oleh Allah Swt dengan tujuan supaya mereka memperoleh
dunia dan akhirat yang memeliki kebahagiaan, dalam kajia

15
Ali Mustafa, Model Da‟wah Silaturahmi Jama„ah Tabligh dalam Jaulah
Khususi, Jurnal As-Salam, Vol. 1, No. 02, 2016
6

dakwahpun al-Imam Ghazali juag mengemukakan pendapatnya yang


tertuang dalm karya Ihya „Ulumuddin bahwa berdakwah memiliki
esensi tujuan yaitu Amar Makmur Nahi Mungkar .16 karena amar
makmur nahi mungkar memiliki arah tujuan sebagai uapaya dalam
mewujudkan ajaran agama islam dalam setiap lini kehidupan atau bisa
disebut juga sebagia bentuk merealisasikan atau membuktikan bukti
tanggung jawab kita terhadap sebagai umat Islam untuk
mendakwahkan agama Islam, dalam bedakwah bekal yang harus
dimiliki seorang pendakwah adalah metode bagaimana cara nya pesan
dan ajaran17 da‟wah dapat dengan mudah tersampaikan atau difahami
oleh masyarakat itu sendiri. Rasulullah sebagai sosok yang patut kita
jadikan sebagai uswah atau teladan baik, dalam upaya menyampaikan
dakwah rosul memiliki catra tersendiri dalam pendekatan terhadap
masyarakat pada masa itu, dengan tyjun dakwah tersampaikan dengan
baik.18 Salah satu cara berdakwah ala nabi adalah dengan mengutus
para pendakwah keluar daerah atau tempat yang bukan menjadi
domisili mereka tinggal.19 Metode seperti ini juga banyak di adopsi
oleh sekelompok orang untuk berdakwah termasuk para Jaulah untyk
berdakwah ke plosok daerah menuju tempat yang pemahaman
agamanya kurang prinsip.20 Metode dakwah yang seperti ini dalah
metode dakwah yang di pakai oleh para Jamaah Tablihg.
Adapun berbagai tanggapan yang terlaksana ada tiga cakupan
hal pertama membangun kembali semangat iman dan taqwa dalam
mengaskan keghirahan identitas diri sebagai manusia muslim yang
relijius, tujuan dari ditingkatknnya ghirah ini adalah sebagai bentuk
penyegaran islam kembali atau bisa dikatakan kesufian yang
dipengaruhi. Tanggapan atau respon kedua adalah Kedua, tanggap
terhada menanggapi langsung terhap gerakan budhiisme yang secara
aktif besar besaran untuk menghindukan orang-orang yang sudah
memeluk agam tanggapan atau respon yang ketiga, bertujuan untuk

16
Wahidin saputra, pengantar ilmu Dakwah (Jakarta:Rajawali pers, 2012),
243.
17
Ibnu Manzur, Lisan al-Arab (Beirut: Daar Shadar dai), 259.
18
Siti Muriah, Metodelogi Dakwah Kontemporer (Yogyakarta: Mitra
Pustaka, 2000), 55.
19
Ibid, hlm. 55.
20
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta:Rajawali pers, 2012),
259.
7

memurnikan ajaran agama islam atau mengislamkan secara utuh para


muslim tanpa batas dari segala macam ritual budaya dan kebiasan
yang dilakukan orang-orang hindu secara turun temurun.21
Awal mula terjadinya kegiatan Da‟wah Maulana Muhammad
Ilyas bermsa pada satu wilayah saja yaitu wilayah mewat, seiring
dengan perkembangan jaman dan waktupun kegiatan ini erpindah
tempat dan berpusat di bangle wali, Nizamuddin, New Delhi India..22
kepemimpinan ini berpindah tangan dan diteruskan Oleh anak
Muhammad Maulan Ilyas yang bernama Maulan Yusuf al-
Kandahlawi (1917-1965) dan pada masa ini gerekan jamaah tabligh
ini berkembang secara cepat dan pesat yang tersebar keseluruh tanah
hindustan23 Banlades hingga masuk melintas keberbagai negara
Negara Asia Tenggara, Asia Timur Tengah Afrika,Eropa Hingga
Amerika..24
Syeikh Maulana Ilyas menafsirkan memberikan penafsiran
surat ali Imran ayat 110 berdasarkan mimpinya, padahal penafsiran
seperti ini penafsiran yang dilakukan melalu Mimpi tidak sah
dijadikan sebagai acuan hukum, karena menurut Ahli Sunah Wal
Jamaah Sumber yang bisa dijadian Rujukan Sebagai Hujah hanyalah
al-Quran Hadis Ijma Qiyas, Qaulul Shahaby, Ishtishhab, Maslahah
Mursalah, Istihsan, Saddul Zara-i‟, kebiasaan penduduk Madinah.
Sedngkan Mimpi Atau Biasa Disebut Ilham Tidak Dapat Dijadikan
Sebagai Hujah Atau Sumber Hukum Kerena \Syeikh Zakaria Al-
Ansyary Berpendapat Bahwa : “Ilham yang terjadi pada manusia
Biasa yang tidak ma‟shum tidak dapat dijadikan sebagai hujjah,
karena tidak aman dari tipu daya syaithon.” 25
Praktik-praktik da‟wah yang dilakukan Jama„ah Tabligh,
meurut penulis terjadi karna adanya pemahaman versi mereka sendiri
atas texs ayat tentang da‟wah dalam al-Qur‟an. Jamaah tabligh
memiliki konsep bahwa soerang bisa di anggap sebagai bagian dari

21
Ahmad, “Jamaah Tabligh,” (Bandung: Mizan, 2001), h. 35-36.
22
artikel Didi Junaedi, Memahami Teks, Journal Of Qur‟an and Hadits
Studies. Vol. 2, No. 1, 2003, . 5.
23
Umdatul Hasanah, Perspektif Teori Penyebaran Informasi dan pengaruh,
Jurnal Indo-Islamika, Vol. 4, 2014,. 22.
24
M. Anwarul Haq, The Faith Movement of Maulana Muhammad Ilyas,
London; George Allen dan Unwin Ltd, 1972.
25
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, Dar al-Thaibah, Juz 1, 2.
8

jamah tabligh apabila mereka sudah pernah mengikuti khuruj, karean


ritual khuruj adalah salah satu ritual wajib yang harus dijalankan oleh
seseorang yang bernama jaamah tabligh, landasan teori tentang
wajibnya khuruj ini merujk pada ayat al-Quran, dan ritual kuruj ini
sudah dilakukan oleh pimpinan mereka sejak awam mulayanya
didirikan gerakan Jamaah ini, ayat yang menjadi landasan adalah
firman Allah surat ali imran ayat ke 110 ;
         

            

  


Artinya : Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar,
dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu
lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun
kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. (Q.S. Ali „Imran :
110).
Dari Abu hurairah r.a. ia berkata, Rasulullah saw. Bersabda,
“Allah memberikan jaminan kepada orang yang keluar di jalan Allah,
jika ia keluar semata-mata untuk berjihad dijalan-Ku, karena beriman
kepada-Ku, dan membenarkan para Rasul-Ku, maka aku jamin akan
memasukkannya ke dalam surga atau mengembalikannya ke tempat
tinggalnya yang ia tinggalkan, dengan membawa pahala atau
ghanimah. Demi dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya!
Setiap luka yang tergores di jalan Allah, pasti akan datang pada hari
kiamat seperti keadaannya ketika tergores. Warnanya seperti warna
darah dan berbau kasturi. Demi dzat yang jiwa Muhammad ada di
tangan-Nya! Kalau saja bukan karena khawatir memberatkan kaum
muslimin, aku tidak akan pernah tinggal tanpa menyertai pasukan
yang berperang di jalan Allah selama-lamanya. Tetapi, aku tidak
mempunyai harta untuk membekali mereka dengan kendaraan;
demikian juga, mereka sendiri juga tidak mempunyai harta. Dan jika
mereka tidak bisa menyertaiku dalam suatu peperangan, itu akan
menyusahkan mereka. Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di
tangan-Nya! Sungguh aku sangat ingin untuk berperang di jalan
9

Allah lalu terbunuh, kemudian berperang lagi lalu terbunuh,


kemudian berperang lagi lalu terbunuh.‟‟ (H.R. Muslim).26

Disaat jama„ah tabligh memberikan penjelasan terkait


landasan konsep da‟wah ala Nabi seperti Jaulah dan khuruj alasan
untuk memperkuat yang telah disampaikan ialah merujuk terhadap
ayat-ayat yang secara teks tidak ada kaitannya sama sekali dengan
yang mereka maksud. Contohnya saja ketika Allah Swt. Berfirman

               

Artinya : Wahai kaumku! Aku tidak meminta imbalan


kepadamu atas (seruanku) ini. Imbalanku hanyalah dari Allah yang
telah menciptakanku. Tidakkah kamu mengerti?” (Q.S. Hud ayat 51)

mereka yang memahami secara terjemahan ialah disaat Allah


Swt sedang memerintahkan kepada umat Nabi Hud As. yaitu kaum
„Ad kemudian dipahami oleh jama„ah tabligh sebagai anjuran untuk
khuruj. Selain itu juga mereka ketika menyatakan bahwa metode
Jaulah berdasarkan Q.S. Nuh : 5-6 yang berbunyi

             

Artinya Dia (Nuh) berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku


telah menyeru kaumku siang dan malam,
ْْٓ ‫فَلَ ْم يَ ِز ْدهُ ْم ُد َع ۤا ِء‬
‫ي اِ اَّل فِ َرارًا‬

Artinya : tetapi seruanku itu tidak menambah (Iman) mereka,


justru mereka lari (dari kebenaran).

Dalam isi kandungannya tentang keluhan Nabi Nuh As.


tentang umatnya yang tidak mau menyembah tuhannya. Berdasarkan

26
Syaikh Maulana Muhammad Yusuf al-Kandahlawi, Muntakhab Ahadits
(Yogyakarta: Pustaka Ash-Shaff, 2006), 612-613.
10

masalah diatas, peneliti mengamati bahwa permasalahan yang seperti


ini berdampak kepada pola da‟wah Jama„ah Tabligh, oleh karena itu
belum bisa kita ketahui secara pasti apakah metode yang digunakan
jama„ah tabligh sesuai dengan al-Qur‟an dan Sunnah, sehingga
persoalan ini harus dikaji dan diteliti lebih mendalam. Oleh karena itu,
peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul Konsep Khuruj dan
Jaulah Ala Jama„ah Tabligh dalam Fadhilah „Amal. Peneliti ini akan
meneliti beberapa ayat tentang khuruj dan Jaulah yang ada di dalam
Kitab Fadhilah „Amal.

C. Identifikasi dan Batasan Masalah


1. Identifikasi Masalah

Latar belakang merupakan pengantar dalam sebuah


penelitian dan dalam latar belakang Masalah terdapat
identifikasi masalah yang terfokus pada tujuan masalah yang
akan diteliti oleh penulis, dan identifikasi masalah ini
sangatlah diperlukan karena membantu dalam kajian juga
penemuan peneliti dalam judul dalam skripsi ini adapun
identifikasi masalah tersebut adalah :
a. Adanya konsep Khuruj dan Jaulah yang dilakukan
oleh Jama‟ah Tabligh yang belum kita ketahui.
b. Adanya konsep yang berbeda antara al-kandahlawi
dan juga Hamka dalam tafsir al Azhar mengenai
Khuruj dan Jaulah.
2. Batasan Masalah
Setiap masalah memiliki Batas yang tak bisa terlampaui
maka penting dalam sebuah penelitian adanya batasan
masalah, karna batasan masalah ini akan mengontr kajin
erhindar dari pembahasan yang terlalu luas yang berujung
padaadanya ketidak sesuaian antara judul juga masalah
masalah, maka batasan masalah dalam penelitian ini
mencakup :
a. Konsep khuruj dalam Prespektif tafsir Al Azhar.
b. Konsep Jaulah dalam prespektif tafsir Al Azhar
11

D. Rumusan Masalah
Setalah mengidentifikasi batasan masalah ada juga rumusan
masalah yang harus harus di identifikasi Rumsan masalah ini adalah
bagian penting dalam sebuah penelitian karena rumusan masalah ini
yang akan menentukan kemana orientasi penelitian ini berlabuh selain
itu penelitian akan terarah secara sitematis karana hanya akan ada
jawaban yang rumusan masalahnya tercantum dalam penelitian ini dan
rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Apa Konsep khuruj dalam Prespektif tafsir al-Azhar?


2. Bagaiman konsep Jaulah dalam prespektif tafsir al Azhar?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari Penelitian ini memiliki maksut untuk:

a. Untuk mengetahui Konsep khuruj dalam prespektif tafsir


al-Azhar.

b. Untuk Mengetahuai Bagaiman konsep jaulah dalam


prespektif tafsir al-Azhar.

2. Manfaat Penelitian

a. Dapat menambah wawasan pemikiran terhadap Bagaiman


konsep khuruj dalam prespektif tafsir al-Azhar. Tafasir.
b. Dapat menambah wawasan pemikiran terhadap Bagaiman
konsep Jaulah dalam prespektif tafsir al-Azhar.
F. Kajian Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan sebuah upaya peninjauan kajian
kajian yang berkaitan dengan judul yang peneliti kaji, dengan maksud
dan tujuan memberikan pembeda anatara kajian terdahulu dengan
kajian yang peneliti kaji, hal ini dilakukan untuk menghindari palgiasi
dari kajian kajian terdahulu yang sudah ada adapun kajin kajian yang
oernah membahas Judul ini adalah sebagai berikut :
12

NO JUDUL PEMBAHASAN PERBEDAAN

Skrip ini berisi Perbedaan Jika


tentang seputar skripsi Sukrianto
Skripsi Sukrianto kegiatan masyarakat berbicara
jurusan Ilmu al- dalam menjalankan mengenai teknis
Qur‟an Tafsir Kegiatan ritual ibadah Jualah, yang
(2011) UIN juga keagaman penelitianyaadalah
Sunan Ampel, setelah kehadiran peneilitian
dengan judul Jamaah Tabligh di lapanagan maka
“Peranan lingkungan mereka penelitian yang
Jama„ah Tabligh Yang Terjadi akan penulis
1 dalam upaya Perubahan Secara lakukan adalah
Meningkatkan Signifikan perubahan dengan metode
Semangat ini terjadi dari mulai pustaka dengan
Keagamaan ghirah ibadah para melihat jaulah
Masyarakat di masyarakat mereka apabila dilihat dari
Desa Loka mulai menyadari sisi tafsir
kecamatan Ulu pentingnya Sholat
ere Kabupaten berjamaah di Masjid
Bantaeng.” dan Berdzkir serta
membac ayat suci al-
Quran.

Penelitian peneliti Skripsi Peneliti


Nasution mengkhususkan pada fokus pada kajian
(Oktober 2004) aktivitas da‟wah pustaka juag sudut
UIN Raden Jama„ah Tabligh di pandag tafsir.
Fattah dengan masjid Al-Burhan dan
judul tujuan dari khuruj
2.
AKTIVITAS fisabilillah dan
DA‟WAH pengaruh Jama„ah
JAMA„AH Tabligh, dan kegiatan
TABLIGH DI yang dilakukan
PALEMBANG Jama„ah Tabligh
dalam satu minggu.

Penelitian Hasil penelian ini Perbedaanya


3. Azhari, bahwa: peneliti lebih adalah metode
(September, mengkhususkan juga cara pandang
13

2009) UIN penelitiannya pada jaulah bila dilihat


Raden Fatah strategi da‟wah dari sudut pandang
dengan judul Jama„ah Tabligh tafsir.
STRATEGI dimasjid Al-Burhan
DA‟WAH dan respon
JAMA„AH masyarakat terhadap
TABLIGH (Studi keberadaan Jama „ah
pada Jama„ah Tabligh
Tabligh di
Masjid Al-
Burhan, Jl.
Basuki Rahmad
Palembang).

Perbedaan skripsi peneliti dengan peneliti peneliti sebelumnya


adalah terletak pada sudut mana jaulah di pandang, dimana peneliti
mengkaji atau memandang aktifitas dakwah para jaulah dari sudut
pandang tafsir yaitu tafsir al-Azhar karya buya Hamka. Sejauh ini
yang peneliti telusuri, belum ada ditemukan penelitian yang mengkaji
konsep khuruj dan Jaulah apabila dilihat dari sudut pandang tafsir.

G. Metodelogi Penelitian
Dalam setiap penelitian pasti memiliki metode yang, karena
metode adalah alat atau car utuk memecahkan sebuah masalah juga
mempermudah jalannya penelitian, karena dengan metode langkah
statis bisa kita ambil adapaun langkah-langkah metode penelitian
adalah sebagai berikut :
1. Jenis dan Sifat Penelitian
a. Jenis Penelitian
Metode penilitian pasti memiliki jenis dan juga sifat
peelitian, jenis penelitian pada skripsi ini adalah pustaka
(library research) yang mengambil data subyek dan objeknya
dari buku buku juga literasi lain yang jenisnya Pustaka
(literatur) yang memiliki keterkaitan dengan penelitian skripsi
ini.27 Literatur yangdi pakai bersumber dari al-Qur‟an dan

27
Ibid., h. 152.
14

hadits, karena al-quran dan hadis ini memiliki banyak data yang
menunjang, selain al-quran dan hadis data lain yang di pakia
adalah buku-buku penelitian yang berkaitan dengan jama‟ah
tabligh yang berkaitan dengan judul yang akan penulis teliti.
b. Sifat Penelitian
Sifat dari penelitian ini adalah sifat penelitin
deskriptif yang merupakan sifat penelitian yang memaparkan
gambaran gambaran secara objektif yang dihasilkan dari
analisa data yang diteliti.28 Conten analisi dari penelitian ini
adalah dengan cara medalogkan dan mendiskusikan dengan
tujuan menghasilkan penelitian yang deskriptif dan juga
konfrehensip juga tersistem yang dilakukan secarobjektif
dalam permasalah judul KONSEP KHURUJ DAN
JAULAH ALKANDAHLAWI DALAM PRESPEKTIF
TAFSIR AL-AHZAR, juga menggunakan metode tahlili atau
merinci satu ayat dengan beberapa tema atau kajian, metode
ini diharapkan menghasilkan penelitian secara obyektif
tergambar, sistematis, komprehensif dan praktis. Dan metode
yang seperti ini disebut sebagai penelitian deskriptif.29

2. Sumber Data.
a. Data Primer
Data primer adalah suatu data yang dapat diperoleh dari
sumber aslinya.30 yakni Kitab Fadhilah „Amal Karya Syaikh
Maulana Muhammad Zakariyya al-Kandahlawi Juga Tafsir al-
Azhar yang ada kaitannya dengan ayat khuruj dan Jaulah.
b. Data Sekunder
Data skunder biasanya sudah tersusun dalam dokumen-
dokumen yang mana sudah berkaitan erat terhadap tema dan
pembahasan skripsi walaupun tidak secara langsung. Sumber

28
Khalid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi
Aksa, 2001), Cet.3, 44.
29
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2005), Edisi 2, 75.
30
Child Narbuko dan Abu Ahmad, Metode penelitian (Jakarta: Bumi
Aksara, 1997), h. 43.
15

data sekunder dalam penelitian ini adalah kitab fadhilah „amal


dan literatur yang berkaitan dengan ayat khuruj dan Jaulah.
3. Metode Mengambil Kesimpulan
Pengambilan kesimpulan dalam penelitian ini
menggunakan metode deduktif.31 dimana metode deduktif adalah
mengambil kesimpulan setelah melewati perjalanan teoriritis
secara umum kemudian menuju khusus. Dengan metode deduktif
ini penulis mendapatkan kesimpulan Konsep Khuruj Dan Jaulah
al kandahlawi dalam prespektif tafsir al Azhar. „,jika dilihat dari
sisi Tafsir yang kemudian akan menghasilkan jawaban dari
masalah yang terdapat dalam penelitian ini.

H. Sistematika Pembahasan
Sitematika Penulisan dalam sebuah penelitian sangat
diperlukan karena sistematika ini yang akan membuat penelitian
menjadi tersusun yang akan mempermudah Penulisan dan
pembentukan konsep yang menjadi hal penting dalam sebuah
penulisan adapun sistematis penulisan penelitian ini adalah :

Bab I Berisi tentang cakupan pendahuluan yang didalamnya terdapat


Latar Belakang Permasalahan kemudian identifikasi masalah batasan
hingga rumusan masalah yang akan diteliti, selain itu ada juga bagian
tentang tujuan penelitian kemdian manfaat dari hasil penelitian, daftar
pustaka kemudian metode penelitian juga tinjauwan Pustaka.

Bab II mencakup masalah data juga landasan teori yang menjelaskan


tentang Khuruj Jaulah dan Jama‟ah Tabligh juga tafsir ayat jaulah dan
khuruj.

Bab III berisi tentang biografi penulis buku Fadilah „Amal seputar
analisa ayat dakwah menurut Jama‟ah Tabligh tentang konsep Khuruj
dan Julah.

Bab IV berisi tentang analisa dari Konsep Khuruj Dan Jaulah „Ala
Jama„Ah Tabligh Prespektif Tafsir al-Azhar.

31
Nashiruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al-Qur‟an, 165
16

Bab V cakupan yang terdapat dalam bab ini berisi tentang Kesimpulan
yang didapat dari penelitian hasil kolaborasi Bab 3 dan 4 juga Penutup
dan saran bagi para pembaca.
BAB II

SEPUTAR KHURUJ JAULAH DAN JAMA’AH TABLIGH

A. Definisi
1. Khuruj
Khuruj terambil dari bahasa arab yang artinya keluar dan secara
istilah khuruj yang diimbuhi akhiran fi sabilillah dalam istilah
Jaulah diartikan ritual ibadah keluar untuk menuju jalan Allah
dengan berbekal diri waktu dan harta sendiri untuk berdakwah,
istilah khruj seperti ini didasarkan pada Al-Qur‟an Surat Ali Imran
ayat 110 yang didalamnya terkandung kata “ukhrijat”. Syeh
Maulana Ilyas mengartikan kata tersebut dengan “keluar” yang
berarti melakuka perjalanan keluar.1 Dalam buku Nadzrah Ilmiyah
Fiahli Tabligh Wad-Dakwa seorang tokoh Jaulah yang bernama yaman
Abu Syadi mengatakan bahwa jamaah Tbaligh adalah yang
memiliki ketetapan mutlaq yang wajib dilaksanakan oleh para jamah
tabligh, kewajiban ini sama dengan ketetapan wajibnya Sholat, haji
dan lain-lain. “Disebut suatu pemahaman yang keliru apabila
menyebut khuruj adalah bentuk ibadah (mahdhah). Karena khuruj
adalah sebuah usaha menyampaikan dakwah yang diatur dan ditata
sedemikian rupa.”2

Khuruj ialah meluangkan waktu untuk berda‟wah secara total,


da‟wah tersebut biasa dilakukan dari masjid ke masjid yang
didalamnya di pimpin oleh seorang amir. Setiap anggota tidak boleh
memikirkan keluarga, ketika khuruj hanya boleh memikirkan agama.
Definisi khuruj yang dimaksud dalam gerakan jama„ah tabligh seperti
yang dikatakan oleh Abdurrahman dengan penjelasan yang singkat.

1
H As‟ad Said Ali, “Jamaah Tabligh”. http://www.nu.or.id/a,public-
m,dinamic-s,detail-
ids,4-id,32537-lang,id-c,kolom-t,Jamaah+Tabligh-.phpx.Diakses tanggal 3 Desember
2015
2
Ahmad Syahrin Thoriq. “Al-Bayan: Jamaah
Tabligh”.http://ad- dai.blogspot.co.id/2010/03/apakah-keluar-berdakwah-3-hari-40-
hari.html. diakses tanggal 22 oktober 2015.
18

khurujnya Ahmad As-Sirbuny sekaligus beliau salah satu anggota


aktif jama„ah tabligh disebutkan dalam bukunya;
Jama„ah Tabligh ialah keluar-Nya seseorang dari tempat
tinggalnya atau tempat mukim dimana tinggal, dengan tujuan
memeprbaiki kualitas diri dengan menambha Ilmu juga Ibadah dan
rela mengorbankan dan meluangkan waktu juga harata, keluarga dan
urusan yang berkaitan dengan sifat duniawi. semata-mata tidak lain
hanya untuk meningkatkan iman dan „amal shalih, itu semua
dilakukan tidak lain karena Allah Swt.3 Anggota jama„ah tabligh tidak
boleh keluar atau meninggalkan masjid tanpa idzin dari seorang
Amir.4 Khuruj yang dilakukan jama„ah tabligh dengan cara
berkelompok, agar lebih mudah dalam berda„wah, serta mencari
tempat tinggal mereka yaitu masjid. Adanya khuruj agar masyarakat
yang berada di sekitar itu mau menghidupkan masjid dengan cara
sholat di masjid. Biasanya khuruj dilakukan dengan 3 sampai 5 orang
dan 10 orang maksimal serta di pimpin salah satu diantara mereka
yaitu amir.
Selama khuruj seruan jama„ah tabligh hanya berada di sekitar masjid
atau mushola yang mereka tempati. Jama„ah tabligh menjalankan
da‟wahnya dengan cara mereka sendiri tanpa di tentukan oleh seorang
amir. Mereka harus mengikuti syarat khuruj dengan mengukiti aturan
dan tata cara yang sudah disepakati dan menjdi ajaran para jamaah
Tabligh, aturan tersebuat adalah :
a. Setiap Jamaah Tabligh Wajib menjalankan aktivitas Khuruj
2,5 jam dalam setiap hari.
b. Jamaah tabligh wajib melaksanakan Khuruj selama satu Hari
dalam hitungan 1 Minggu nya.
c. Batas minimal Khuruj adalah 3 hari untuk hitungan
perbulananya.
d. Untuk hitungan Tahun maka batas Minimal adalah 4 hari..
e. Dan untuk seumur hidup para Jamaah tablig wajib
melaksanakan Khuruj Minimal 1.

3
Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny, Kupas Tuntas Jama„ah Tabligh, vol. 3,.
147.
4
Syafi‟I Mufid, perkembangan paham Keagamaan Transnasional
Indonesia, (Jakarta, 2011), 164-165.
19

2. Jaulah
Jaulah merupakan sebuah istilah yang digunakan oleh para
jamah Tbaligh yang merupakan sebuah ritual yang wajib dijalankan
oleh para jamah, nama Jaulah ini terdapat dalam ritual aktivitas
Khuruj, tujuan khusu dari kegiatan Jaulah ini adalah silaturahminya
jamaah pada masyarakat yang dituju. Dari semua rangkayan ritual
jamaah tabligh, ritual berJaulahlah yang menjadi tema sentral
dalam kegiatan berdakwah, karena metode atau cara inilah yang
membedakan metode dakwah pada umumnya, atau bisa dikatakan
sebagai ciri khas yang dimiliki Jamah tabligh adalah dakwah
dengan cara berJaulah. Hal ini berbeda dengan kegiatan kegatan
dakwah orang pada umunya yang dimana saat orang-irang akan
melaksanakan atau menyampaikan dakwah, maka orang oran
akan membuat undangan atau mengundang para maudhu‟I nya
atau para pendegar dakwahnya dengan diundang untuk hadir
dalam acara tabligh atau ceramah agama, undanganya biasanya
berupa spanduk poster atau undangan elektronik lainya, namaun
beda dengan para jamaah tabligh yang mereka akan datan
langsung ke rumah orang-orang yang akan diberikan dakwah
atau yang akan mendengarkan dakwah mereka. Kegiatan ini juga
dilakukankarena memiliki tujuan lain yaitu, menjaga eksistensi dimata
masyarakat tentang gerakan jamaah tablihg atau Jaulah ini.

Para jamaah tabligh saat melaksanakan Jaulahpun mereka akan


menampilkan penampilan yang berbeda dari masyarakat pada umumnya,
diamna para Jaulah akan memakai pakayan gamis panjang atau baju
jubah yang biasa dipakai oleh orang pakistan dan arab saudi, dan untuk
penutup kepala atau pecinya para jamaah tabligh menggunakan ain
surban yang dililitkan dikepala, da sisi khas yang lain adalah para Jaulah
sudah dipastikan memiliki janggot, dan para Jaulah ini akan berjalan dari
satu rumah kerumah lainya dngan membawa ajaran dakhwah ala mereka,
dan mereka akan bersikap ramah dan baik kepada semua orang yang ia
jumpai dengan cara mengucapkan salam.

Dalam melaksanakan dakwah kepada masyarakat para Jaulah ini


meraka hanya akan menyampaikan pesan tentang keimanan dan amal
saleh saja, mereka tidak diperbolehkan menyampaikan hal yang lain
20

seperti tentang politik juga kehidupan duniawi, karena para Jaulah ini
akan berfokus pada kehidupan di akhirat, Jaulah ini terbagi kedalam dua
diskursus yaitu Jaulah Ummi dan Jaulah Khususi.

Jama„ah tabligh mempunyai program yaitu melakukan khuruj,


khuruj memiliki tujuan untuk menghidupkan masjid-masjid serta
membangun akhlak mulia dan mengajak masyarakat agar taat
melaksanakan perintah-perintah Allah yang wajib serta yang di
contohkan oleh Rasulullah Saw sesuai Sunnah.5
Adapun kata khuruj mempunyai asal muasal itu sendiri yaitu
“Khuruj” atau bisa disebut dengan khuruj fi sabilillah yang secara
bahasa memiliki arti keluar dijalan Allah. Istilah Kata khuruj ini
diambil dari kata “Ukhrijat” dalam Q.S. Ali „Imran [3] : 110.6
Abdurrahman sendiri dalam menjelaskan khuruj merujuk
kepada Q.S. as-Shaff [61] : 10-12, dan Q.S. al-Taubah [9] : 24
ٖٗ ٌِ ُْٛ‫ َسع‬َٚ ِ‫اّلل‬ ّ ٰ ِ‫ْ َْ ت‬ُِِٕٛ ‫ ٍُْ ذُ ْإ‬١ٌَِ‫ب ا‬
ٍ ‫ ُى ُْ ِِّ ْٓ َػ َزا‬١ْ ‫ ذِ َجا َس ٍج ذُ ْٕ ِج‬ٍَٰٝ ‫ْ ا ًَْ٘ اَ ُدٌُّ ُى ُْ ػ‬َُِٕٛ ‫َْٓ ٰا‬٠‫َا اٌَّ ِز‬ُّٙ٠َ‫ٰٓا‬٠ٰ
ّ ٰ ًِْ ١‫ َع ِث‬ْٟ ‫ْ َْ ِف‬ٚ‫ذُ َجا ِ٘ ُذ‬َٚ
ُْ ‫ْ تَ ُى‬ُٛٔ‫َ ْغ ِفشْ ٌَ ُى ُْ ُر‬٠ ََْۙ ُّْٛ ٍَ‫ ٌش ٌَّ ُى ُْ ِا ْْ ُو ْٕرُ ُْ ذَ ْؼ‬١ْ ‫اَ ْٔفُ ِغ ُى ْۗ ُْ ٰر ٌِ ُى ُْ َخ‬َٚ ُْ ‫ا ٌِ ُى‬َٛ ِْ َ ‫ّللاِ ِتا‬
ِ ّٰٕ ‫ َج‬ْٟ ِ‫ِّثَحً ف‬١َ‫ َِ ٰغ ِىَٓ ط‬َٚ ‫ ُش‬ٰٙ ْٔ َ‫َا ْاْل‬ِٙ‫ْ ِِ ْٓ ذَذْ ر‬ٞ‫د ذَجْ ِش‬
َ ٌِ‫د َػ ْذ ْۗ ٍْ ٰر‬
َۙۙ ُُ ١ْ ‫ْ ُص ا ٌْ َؼ ِظ‬َٛ‫ه ا ٌْف‬ ٍ ّٰٕ ‫ُ ْذ ِخ ٍْ ُى ُْ َج‬٠َٚ
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku
tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari
azab yang pedih. Yaitu kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang
lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui. niscaya Allah
mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan ke tempat-tempat
tinggal yang baik di dalam surga „Adn. Itulah kemenangan yang
agung. (Q.S. as-Shaff : 10-12).
ٌ ‫ ِذ َجا َسج‬َٚ ‫ْ َ٘ا‬ُّٛ ُ‫ا ُي ِا ْلرَ َش ْفر‬َٛ ِْ َ‫ا‬َٚ ُْ ‫ َشذُ ُى‬١ْ ‫ػ َِؾ‬َٚ ُْ ‫ا ُج ُى‬َٚ ‫اَ ْص‬َٚ ُْ ‫أُ ُى‬َٛ ‫ ِا ْخ‬َٚ ُْ ‫اَ ْتٕ َۤا ُؤ ُو‬َٚ ُْ ‫لًُْ ِا ْْ َواَْ ٰاتَ ۤا ُؤ ُو‬
ّٝ‫ْ ا َد ٰر‬ُٛ‫ٍِ ٖٗ فَرَ َشتَّص‬١ْ ِ‫ َعث‬ْٟ ِ‫َا ٍد ف‬ٙ‫ ِج‬َٚ ٖٗ ٌِ ُْٛ‫ َسع‬َٚ ِ‫ّللا‬ ّ ٰ َِِّٓ ُْ ‫ ُى‬١ْ ٌَِ‫َآٰ اَ َدةَّ ا‬َٙٔ ْٛ‫ض‬ َ ْ‫ َِ ٰغ ِىُٓ ذَش‬َٚ ‫ْ َْ َو َغا َدَ٘ا‬ٛ‫ذ َْخ َؾ‬
ٰ ْ َ ْ
ࣖ َْٓ١‫ْ ََ اٌف ِغ ِم‬ٛ‫ اٌم‬ٜ‫ْ ِذ‬َٙ٠ ‫ّللاُ َْل‬ ّ ٰ َٚ ْٖۗ ٖ ‫ّللاُ تِا َ ِْ ِش‬
ّ ٰ َٟ ِ‫َأْذ‬٠

5
Abdul Jalil, Fenomena Da‟wah Jama„ah Tabligh, (Surabaya: Penelitian individual
Lemlit IAIN Sunan Ampel, 2007). 54
6
Didi Junaidi, memahami Teks, Melahirkan Konteks: Menelisiki Interpretasi
Ideologis Jama„ah Tabligh, 13.
21

Artinya Katakanlah, “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-


saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu
usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan
rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari
pada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka
tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya.” Dan Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. (Q.S. Al-Taubah :
24).

Selama khuruj rombongan Jama„ah Tabligh mengikuti


kegiatan, yang di isi oleh pewakilan jama„ah tabligh, kegiatan tersebut
di isi dengan ta‟lim Ta‟lim ni biasanaya diisi dengan membacakan
hadis atau membacakan kisah kisah para sahabat yang terdapat dalam
kitab Fadilah Amal, kegitan berJaulah ini adalah mengunjungi setiap
rumah atau masyarakat yang sudah ditentukan dengan membawa misi
atau tujuan mengajak masyarakat untuk mendengarkan kajian dakwah
jamaah tabligh, kegitan dalam berdakwah dalam jamaah tabligh juga
memiliki banayk berbagai nama ada yang disebut dengan sebutan
Jaulah kemudian ada juga yang diseut dengan Bayan,baan adalah
berdakwahnya seorang Jaulah seusai melaksanakan solat fardu, atau
biasa kita degar sebutan kultumada jua yang disebut dengan
mudhakarah yang memilki tugas dakwah dengan menghafalkan 6 sifat
yang dimiliki ara sahabat terdahulu, ada juga yang bernama karkuz
adalah petugas kemananan atau pencatat kegiatan harian oara jamah
yang selanjutnya akan dilaporkan kepada Amir yang sekaligus akan
diadakan musyawarah.. 7 tidak apat dipastikan berapa lamanya akan
tetatapi aturan para jamaah Tabligh sudah memiliki durasi tertentu
durasi waktu selama khuruj ini tergantung kesepakatan para masing-
masing jamaah yaitu antara 3,7 bahkan hingga 40 hari, tempat tinggal
para jamah Tabligh Selama Khuruj adalah dimusola atau masjid
dimana mereka melkukan Jaulah, Selama khuruj. Para Jama„ah
Tabligh ini akan tinggal disebuah manjid atau musola makan dan
minum juga ditempat tersebut.

7
Khusniati Rofiah, Da‟wah Jama „ah Tabligh dan Eksistensinya di
Masyarakat. 79.
22

Azizullah Ilyas aktifitas khuruj menyatakan bahwa


membentuk kepribadian seorang juru da‟wah jelas akan memiliki sifat
yang positif seperti sifat taat, sabar, taqwa, rendah hati dan murah
senyum. Dengan adanya kegiatan dan menjalankan berbagai program
khuruj serta mengorbankan waktu, keluarga, diri dan harta untuk
keperluan agama diharapkan nantinya akan memiliki sifat-sifat diatas,
karena untuk memperbaiki umat secara bertahap harus mengikuti
kegiatan khuruj terlebih dahulu. 8
Oleh sebab itu setiap kegiatan Jama„ah Tabligh hanya fokus
terhadap setiap amalan-amalan keagamaan saja, oleh sebab itu setiap
seorang yang sudah mengikuti khuruj, diharapkan supaya bisa dapat
mengamalkannya kembali yaitu perkerjaan atau ritual amal yang biasa
dilakukan saat mereka sedang berJaulah seperti halnya ta‟lim,
Memakmurkan masjid juga Dazikir dan semangat berdzikir, untuk
berangkat ke masjid. Khuruj sendiri memiliki nilai sebagai untuk
memperbaiki diri secara perlahan-lahan agar nantinya akan
membentuk manusia yang berakhlak yang mempunyai keimanan dan
mempunyai kemampuan untuk berda‟wah.
Rosulullah SAW pernah menggunakan metode dakwah yang
seperti ini begiu juga dengan para sahabat mereka berdakwah dijalan
Allah dengan rela mengorbankan segalanya, mereka merelakan hata
bendanya juga meninggalkan keluarganya yang mereka cintai Semua
itu mereka lakukan hanya untuk jihad Fi sabilillah, Dakwah yang
seperti ini tentunya mereka alakukan berandaskan beberapa ayat suci
al-Quran yaitu diantaranya Surah „Ali „Imran [3] : 104 dan 110.
Kemudian tidak hanya itu saja melainkan ayat al-Quran banyak
menayajikan kisah para Nabi terdahulu dalam memperjuangkan
agama Allah, kita sebagai umat islam yang menjadi umat terbaik
harusnya bisa meneladani perjuanan para Nabi tardahulu dalam
menyampaikan risalah ajaran agama Islam.beberapa ayat al-Quran
yang menceritakn tentang perjuangan dakwah para pejuang terdahu
disebuta alam beberapa ayat al-Quran seperti Q.S. Yusuf [12] : 108,
Q.S. Nuh [71] : 5-6, Q.S. as-Shaff [61] : 10-11, Q.S. Hud [11] 51,
Q.S. al-Taubah [9] : 18, dan masih banyak lagi ayat lainnya yang

8
M. Azizullah Ilyas, Kompetensi Juru Da‟wah dalam pandangan Jama„ah
Tabligh, Jurnal Da‟wah dan Komunikasi, Vol.2, No. 01, Desember 2017.
23

dapat kita rujuk sebagai landasan berda‟wah dengan cara seperti hal
tersebut..”
Khuruj dalam kegiatan Jaulah memiliki tujuan untuk
memperbaiki diri dalam beribadah juga dalam berakhlakul karimah
terhadap sesama, juga berusaha mengajak orang lain dalam kebaukan,
sebagaimana Allah perintahkan kepada kita untuk berdakwah
mengajak orang lain berbuat kebaikan hal ini seua dengan perinah
Allah yang tertuang dalam al-Quran surat Ali „Imran ayat 104 dan
110.
Kita sebagai umat Islam dikatakan sebgai umat terbaik
darimuamt umat terdahulu maka seharusnya dan bahkan sudah
menjadi kewajiban bagi kita untuk meneggakkan Amar makmur Nahi
dalam kehidupan kita sehari hari,karena dakwah seperti inilah yang
yang dapat membentuk karakter umat terbaik. Kemudian dalam
memahami kata minkum dalam berda‟wah yang bersandar pada Q.S.
Ali „Imran ayat 104 ialah bahwasannya berda‟wah di tujukan kepada
setiap umat Rasulullah oleh karena itu seluruh umat manusia wajib
menjalankan da‟wah.
Ulama tafsir mengaakan bahwa perbuatan itu lebih utam
apalagi perbuatan baik, itulah kenapa penyebutan kata dalam
berdakhwah mengajak pada kebaikan dan melarang kepada
kemungkaran disebutkan lebih dulu dari Iman, Padahal sebetulnya
iaman adalah poros utama dari sebuah amala atau pekerjaan tapi
disebutkan setelah amal makmur nahi mungkar, ini menanadakan
bahwa berdkwah adalah hal utama yang harus dilakukan, karena dari
berdakhwah iman seseorang bisa muncul dari berdakwah orang yang
tadinya tidak beriman menjadi beriman, meski demikian pentingnya
dakwah akan tetapi iaman tetap ditekankan itu artinya bahwa kebaikan
apa saja yang bentuknya iadah an erjuangan tidak akan berguna dan
tidak akan berarti jika tidak ada Iman.9
Khuruj umumya dilakukan selama 40 Hari alasan penetapan
bilangan 40 ini berdsarkan pada al-Quran yang sering menyebutkan
kata 40 ,sebagaimana telah diceritakan kisah Nabi Musa A.s. yang
saat itu pergi selama 40 hari dalam rangka menerima wahyu dari Alla

9
Syaikul Hadis Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahwali Rah.a,
Kitab Fadhilah „amal ( Yogyakarta: Ash-Shaff, 2006), 346
24

berupa kitab taurat di bukit tur dan meninggalkan para sahabatnya.


Kiah perginya nabi musa selama 40 hari diabadikan Allah dalam al-
Qur‟an surat al-A‟raf ayat 142 yang berbunyi;

ُ َ‫م‬١ْ ِِ َُّ َ‫َا ِت َؼ ْؾ ٍش فَر‬ٰٕٙ ّْ َّ ‫اَ ْذ‬َّٚ ً‫ٍَح‬١ْ ٌَ َْٓ١‫ ثَ ٍٰ ِث‬ٝ‫ْ ٰع‬ُِٛ ‫ٰ َػ ْذَٔا‬َٚٚ
َْ ُْٚ‫ ِٗ ٰ٘ش‬١ْ ‫ ِْلَ ِخ‬ٝ‫ْ ٰع‬ُِٛ ‫لَا َي‬َٚ ۚ ً‫ٍَح‬١ْ ٌَ َْٓ١‫اخ َست ٖ ِّٰٓٗ اَسْ تَ ِؼ‬
َْٓ٠‫ ًَ ْاٌ ُّ ْف ِغ ِذ‬١ْ ِ‫ َْل ذَرَّثِ ْغ َعث‬َٚ ْ‫اَصْ ٍِخ‬َٚ ْٟ ِِ َْٛ‫ ل‬ْٟ ِ‫ ف‬ْٟ ِٕ‫اخٍُ ْف‬ ْ

Artinya : Dan Kami telah menjanjikan kepada Musa


(memberikan Taurat) tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan
jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah
waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan
Musa berkata kepada saudaranya (yaitu) Harun, “Gantikanlah aku
dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah (dirimu dan kaummu),
dan janganlah engkau mengikuti jalan orang-orang yang berbuat
kerusakan.” (Q.S. al-A‟raf :142)10

Dibalik penetapan bilangan hari untuk berda‟wah pasti begitu


banyak sekali mengandung banyak hikmahnya. Selama 40 hari yang
di jalani seseorang untuk menempuh suatu pendidikan dan dalam
suasana kebaikan, pasti sangat berpengaruh besar yang ada didalam
dirinya. Walaupun hal tersebut bukan suatu kewajiban yang harus
diikut, hikamha dari bilanagn 40 hari adalah dengan adanya
kebersamaan atau berbaurnya seseorng dengn lingkungan yang baik
selama kurun wakktu 40 hari dapat meningkatkan ketaqwaan juga
ibadah seseorang dengan baik, dikarenakan selama 40 hari oara jaamh
tabligh pastiny banyak melakukan hal yang bermanfaat yang nilainya
positif dalam kehidupan agama, dengan kegiatan berbauranya
seseorang satu sama lain dalam kebaikan seperti ini menimbulkan
konsep bahwa kegiatan khuruj sangatlah baik dan bermanfaat dan bisa
dijadikan sebagi metode dakwah, hal ini juaga sesuai dengan
ungkapan yang terdapat dalam salah satu ayat al-Quran :

َْ‫ ُى ُُ ْاٌ ُّ ْٕ َى َش ْۗفَ َّا َوا‬٠ْ ‫ َٔا ِد‬ْٟ ِ‫َْ ف‬ْٛ ُ ‫ذَأْذ‬َٚ َۙ‫ ًَ ە‬١ْ ِ‫َْ اٌغَّث‬ُْٛ ‫ذَ ْمطَؼ‬َٚ ‫َْ اٌ ِّش َجا َي‬ْٛ ُ ‫اَ ِىٕ َّ ُى ُْ ٌَرَأْذ‬
َٓ١ْ ِ‫ص ِذل‬ ّٰ ‫ب‬
ّ ٰ ٌ‫ّللاِ اِ ْْ ُو ْٕدَ َِِٓ ا‬ ِ ‫ا ا ْئرَِٕا تِ َؼ َزا‬ٌُٛ‫ْل اَ ْْ لَا‬
ٰٓ َّ ِ‫ ِِ ٖ ٰٓٗ ا‬ْٛ َ‫اب ل‬
َ َٛ ‫َج‬

10
Kementriaan Agama RI, al-Qur‟an al-Karim dan terjemahnya. 206
25

Artinya : Apakah pantas kamu mendatangi laki-laki, menyamun dan


mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu?” Maka
jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan, “Datangkanlah
kepada kami azab Allah, jika engkau termasuk orang-orang yang
benar.” (Q.S. Al-Ankabut : 29).

ْٰٓ ‫َ ِض ْد٘ ُ ُْ ُدػ َۤا ِء‬٠ ُْ ٍََ‫َاس ًَۙا ف‬ََّٙٔٚ ‫ ًًْل‬١ٌَ ْٟ ِِ ْٛ َ‫خ ل‬
‫ اِ َّْل فِ َشاسً ا‬ٞ ُ َْٛ ‫ َدػ‬ْٟ ِِّٔ‫لَا َي َسبِّ ا‬

Artinya Dia (Nuh) berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah


menyeru kaumku siang dan malam, tetapi seruanku itu tidak
menambah (iman) mereka, justru mereka lari (dari kebenaran). (Q.S.
Nuh : 5-6).
ٰ ٰ
ِ ّ َٓ ‫ ُعث ْٰذ‬َٚ ْۗ ْٟ ِٕ ‫ َِ ِٓ اذَّثَ َؼ‬َٚ ‫ َش ٍج أَ َ۠ا‬١ْ ‫ص‬
ٰٓ‫ َِا‬َٚ ‫ّللا‬ ِ َ‫ ت‬ٍٰٝ ‫ّللا ْۗ َػ‬
ِ ّ ٌَٝ‫ا ِا‬ْٰٛٓ ‫ اَ ْد ُػ‬ْٰٟٓ ٍِ ١ْ ‫لًُْ ٰ٘ ِز ٖٖ َع ِث‬
َْٓ ١‫أَ َ۠ا ِِ َٓ ْاٌ ُّ ْؾ ِش ِو‬

Artinya : Katakanlah (Muhammad), “Inilah jalanku, aku dan orang-


orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan
yakin, Mahasuci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang
musyrik.” [Q.S. Yusuf : 108].

ّ ٰ ِ‫َْ ت‬ْٛ ُ ِِٕ ‫ ٍُْ ذ ُ ْإ‬١ٌَِ‫ب ا‬


ِ‫اّلل‬ ٍ ‫ ُى ُْ ِِّ ْٓ َػ َزا‬١ْ ‫ ذِ َجا َس ٍج ذ ُ ْٕ ِج‬ٍَٰٝ ‫ا ًَْ٘ اَ ُدٌُّ ُى ُْ ػ‬ْٛ ُ َِٕ ‫َٓ ٰا‬٠ْ ‫َا اٌ َّ ِز‬ُّٙ٠َ‫ٰٓا‬٠ٰ
ّ ٰ ًِ ١ْ ِ‫ َعث‬ْٟ ِ‫َْ ف‬ْٚ ‫ذ ُ َجا ِ٘ ُذ‬َٚ ٖٗ ٌُِْٛ ‫ َسع‬َٚ
ُْ ُ ‫ ٌش ٌ َّ ُى ُْ اِ ْْ ُو ْٕر‬١ْ ‫اَ ْٔف ُ ِغ ُى ْۗ ُْ ٰرٌِ ُى ُْ َخ‬َٚ ُْ ‫اٌِ ُى‬َٛ ِْ َ ‫ّللاِ تِا‬
ََْۙ ْٛ ُّ ٍَ‫ذَ ْؼ‬

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku


tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari
azab yang pedih? Yaitu kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang
lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui, (Q.S. Ash-Shaff ; 10-11).

ُْ ٌََٚ َ‫ج‬ٛ‫ اٌ َّض ٰو‬َٝ‫ ٰاذ‬َٚ َ‫ج‬ٍَّٰٛ ‫اَلَا ََ اٌص‬َٚ ‫اْل ِخ ِش‬ ٰ ّ ٰ ‫َ ْؼ ُّ ُش َِ ٰغ ِج َذ‬٠ ‫أِ َّ َّا‬
ِ ّ ِ‫ّللاِ َِ ْٓ ٰا ََِٓ ت‬
ٰ ْ َِ ْٛ َ١ٌ‫ ْا‬َٚ ‫اّلل‬
ٰۤ ُ ٰٓ ّ ٰ ‫ؼ اِ َّْل‬
َٓ٠ْ ‫رَ ِذ‬ْٙ ُّ ٌ‫ا َِِٓ ْا‬ْٛ ُ ْٔٛ ‫ َّ ُى‬٠ ْْ َ‫ه ا‬
َ ‫ٌ ِى‬ٚ ‫ ا‬ٝ‫ّللاَ ْۗفَ َؼ ٰغ‬ َ ‫َ ْخ‬٠
.
26

Artinya : Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah


hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari
kemudian, serta (tetap) melaksanakan salat, menunaikan zakat dan
tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-
mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.
(QS. Al-Taubah [9] : 18).

Pada hakikatnya kaum hijriyyin hanya memiliki satu tujuan yaitu


mendakwahkan ajaran Islam seperti halnya yang di ajarkan Nabi
Muhammad SAW yang bertujuan memperbaikai individu yang
kemudian menjadi perbaikan kaum muslim lainya supaya beribadah
sesuai dengan apa yang nabi muhammad Tuntunkan, maka dari itu
tidak ada perbedaan yang krusial antara dakwah para Jaulah dan juga
Jamaah lainya dari segi beribadah,yang membedakan hanya metode
atau cara memahami dan mengaplikasikan ayat-ayat dakwah yang ada
di dalam al-Quran.
3. Jaulah dan Kitab Fadhilah ‘Amal
Kata Jaulah diambil dari bahasa arab yang asal katanya adalah
Jawwala-Yujawwilu-Jawwalatan yang berarti muter atau keliling. Jika
dilihat istilah kata Jaulah ada kelompok orang atau organisasi yang
berdakwah engan metode berkeliling kampung untum menyiarkan
agama Allah dari satu masjid ke masjid lain, dengan tujuan
memakmurkan masjid, tak beda dengan organisasi lain dalam kegiatn
Jaulah ternyat punya nama dan tugas masing masinf bagi setiap
jamaahnya ada yang disebut dalil yang tugasnya sebagai pembei arah
atau petunjuk, dan orang yang idela dijadikan dalail adalah jamh
tabligh yang merupakan warga setemapat atau warga mukim, yang
bertugas menunjukan siapa siapa saja orang yanag menjadi target
dakwah mereka, dan keutaman orang yang menjadi dalil adalah dia
lebih dulu masuk surga 500 tahun kedua ada yang disebut
mutakalimin, mutaklimin ini sebagai seorng pembicara atau ada juga
yang bertugas sebagai makmur, mamkmur adalah seorang yang
bertugas berdzikir dalam hati yang tidak berbicara apapun dan juga
bertugas sebagai penerima tamu atau jamaah untuk masuk dan
mengantarkan kedalam masjid ada juga yang bertugas sebagai (4)
amir Jaulah, amir Jaulah memiliki peran sebagai penanggung jawab
27

dari rombongan. Apabila ada jamaah yang tidak taat terhadap tata
tertib maka si amar akan membacakan kalimat subhanAllah, setelah
itu mereka akan mengintropeks diri masing-masing dengan tidak
melihat kesalahan pada orang lain, dan apabila masih ditemukan
ketidak tertiban juga maka amir akan memberikan peringatan atau
targhib dan akan memutuskan untuk melanjutkan perjalanan Jaulah
atau kembali Ke Masjid.
Jaulah secara istilah diartikan dengan berkelilingnya seseorang ke
sebuah kampung oleh para Jamaah dalam rangka mengabdi pada
masyarakat. Para jamaag tablig mereka mendatangai para masyarakat
untuk menyampaika dakwah dan kewajian mereka, secara amalan
Jaulah terkenal menjadi dua yaitu amal secara intiqali dan sebagai
amal maqomi, Jaulah intiqaai adalah bentuk Jaulah yang dilaksanakan
berkeliling kampung di kampung yang bukan kampung sendiri yang
bagian Jama„ah Tabligh untuk mendatangi masyarakat dan
menyampaikan pesan-pesan dakwah kepada mereka. Berdasarkan
bentuk amalnya, Jaulah bisa dilakukan sebagai amal intiqali dan bisa
pula sebagai amalan maqami. Jaulah intiqali adalah Jaulah yang
dilakukan oleh Jama„ah Tabligh, selagi keliling atau khuruj itu
dilakukan di tempat mukim orang lain bukan tempat mukim tempat
dia tinggal. Dan apabia keliling daam berdakwah itu dilakukan di
desanya sendiri atau ditemat mukimnya maka disebuat amalan Jaulah
Maqami. Cara pelaksanaan Jaulah ini bisa dilaksanakn denhan dua
cara yaitu dengan cara munfarid atau infirodi juga bisa dilakukan
secara Ijtima‟I atau jamaah, jailah infirodi adalah Jaulah yang
dilaksanakan secara personalatau sendiri atau pribadi, sedangkan
Jaulah ijtima‟I adalah Jaulah yang dilaksanakan dengan bersama sama
berjamaah yang terdiri dari dua orang atau lebih jaamh tabligh, karena
pelaksanaan Jaulah ijtimaai ini banyak anggota atau banyak jaamah
yang begabung maka akan ada pembagian tugas dalam pelaksanaan
Jaulah atau khuruj, sedangkan Jaulah yang dilaksanakan secara
infirodi atau peribadi ini bisa dilaksanakan secara fleksibel saja bisa
dilaksanakan dengan cara brsilaturahmi ke rumah rumah saudara atau
masyarakat kemudian perlahan lahan berbicara atau ngobrol tenang
dakwa agama. Berbagai teknis juga cara dan penamaan jaualah
beragama ssua dengan tugas dan fungsinya masing-masing, dalam
28

Jaulah juga ada yang disebut dengan Zumidar, zumidar disebut juga
dengan penanggung jawab bagi gerakan jamaah tabligh, pada
tingkatan tertentu, zumidar ini bertangumg jawab pada gerakan Jaulah
pada tingkatan haqah halqah adalah satuan markas masjid atau
wilayah yang sudah ditentukan untuk menjalankan aksi dakwah para
Jaulah. Jumlah zumidar ini tidak terbatas bisa satu atau lebih
tergantung dari luasnya tempat dakwah tau medan dakwah para
Jaulah.

Berdasarkan macamnya Jaulah ada dua ada jaualah maqaami


dan Jaulah intiqali, sedangkan berdasarkan bentuknya Jaulah juga
dibagi menjadi 2 yaitu Jaulah khususi dan Jaulah umumi, jaualah
khususi adalah Jaulah yang dilaksanakn secra khusus yang dilakjkan
oleh para jamaah tablihg terhadap target tertentu dan khusu juga,
yatitu target dakwah kalangan masyarakat khusus seperti umara ata
pejabat yang berada didaerah tersebut sedangkang Jaulah umumi
adalah pelkasanaan dakwah yang targetnya adalah masyarakat umum
dari kalangan biasayaitu masarakat muslim umum, pelaksanaan
dakwah khususi dan umumi ini bisa dilkaukan secara ijtima‟I atau
secara Infirodi. Yang terpenting tujuanutama atau tujuan dakwah
tersampaikan danterselesaikan juga terjalin silaturahmi yang baik
anatara jamaah tabligh dan masyarakat sekitar,. Ini merupakan trik
pertama dalam membuka pembicaraan atau obrolan yang berisi
tentang dakwah Agama. Dakwah khususi yang dilakukan dengan
berjamaah segala hal dan sesuatunya akan di jadwalkan dan dibentuk
dengan bermusyawarah termasuk waktu berkunjung yang akan di
laksanakan menyesuaikan dengan waktu orang yang di kunjungi.
Akan tetapi Jaulah khususi yang dilakukan secara personal atau
individu waktu juga tempat biasanya ditentukan sendiri tanpa
bermusyawarah terlebih dahulu.

Jama„ah Tabligh memiliki Rujukan-rujukan utama yang


menjadi sumber utama, seperti kitab Fadhillah „Amal dan kitab Hayat
al-Sahabah. Diantara kitab kitab yang menjadi rujukan oara jamaah
tablig hkitab yang utama adalah kitab Fadhillah „Amal yang
merupakan hasil karya tulis pendiri jamah tabligh, yang ditulis
langsung oleh Maulana Zakariya, seorang ulama yang saat itu
29

memiliki pemhaman ilmu hingga dia menjadi ulama tekemuka,


kemudian maulana ilyas mengajukan permintaan kepda maulana
zakariya untuk menyusun kitab ini.Buku ini menjadi buku dan
pegangan utama para jamaah tabligh, dan sudah bisa dipastikan para
jamaah tabligh memiliki katab ini, karena kitab ini bagi mereka
merupakan kitab rujukan utama saat dalam berdakwah juga saat
tabligh menyampaikan materi dakwah atau saat taklim setelah selesai
Solat, adapun isi atau materi yang terdapat dalam kitab ini adalah
seputar tentang keutamaan keutamaan atau fadilah sesuai dengan
namannya yaitu fadilah, adapun fadilah yang terdapat dalam kitab ini
adalah fadilah tentang Al-Quran, Solat, Dzkir, Tabligh, ramadahn,
kisah sahabat, juga keutamaan keutamaan lain, juga tentag
kemerosotan umat.

Syeh Maulana Ilyas bin syekh muhammad ismail al-


kandakhwai al-hanif merupakan pendiri pertama gerakan Jaulah atau
jamaah tabligh, gerakan ini berdiri di India, yang terletak di kota
Sahar Nufur. Dilahirkan pada tahun 1303 H, belia terlahir dalam
keluarga religius yang ikuti serta dalam thariqat al-jitsyitiyyah al-
Shufiyyah. Syaikh Maulana Ilyas jga termasuk ualam yang selain
cakap dalam ilmu ilmu agam belia juga termasuk seorang hafal
Quran. Maulana Ilyas belajar dan mencari Ilmu, di Madrasah
Diyuband, setalah selesai belajar menimba ilmu beliau di baiaat oleh
gurunya di perkampungan Nizamudin, Setelah itu perkembanan
jammag tabligh mulai berjalan dan berkembang, kmudian mereka
memiliki markas, sebagai pusat dakwah, para Jamaah Tabligh yang
diceritakan dikelilingi oleh 4 makam atau kuburan wali. 11 Jamaah
dalam gerakan ini mereka terkenal sangat mengangungkan masjid
yang menjadi markas Mereka juga menngangap suci masjid yang ada
makamnya tersebut, dakwh ini perlahan meyebar ke daerah pakistan
banglades, juga Negara timur tengan hingga menyebar keseuruh
dunia juga sampai ke Indonesia.
Gerakan jamaah tabligh ini bertujuan untk menyampaikan
dakwah dengan Inovasi yang berbeda untuk membina umat Islam,

11
Mayan Muhammad Aslam al-Fakistany, Jama‟ah al-Tabligh:
Aqidatuha wa
AfkaruMasya‟tuha, (Madinah, 1397 H)
30

dengn cara berdakwah dengan metode atau sistem Jaulah, tekanan


dari dakwah ini hanya bertujuan pada pembinaan akhlaq umat
islam juga ritual ritualibadah lainnya, seperti dzikir, silat sabar
syukur juga Zuhud. 12 Gerakan ini sejatinya tidak ada pembeda
artinya tidak mebedakan anatar suku ras atau kubu, yang
mebedakan antara Ahli sunah dan kelompok lain.
Tugasnya para Nabi dan Rasul yaitu menyampaikan dakwah
dengan tujuan memberi ajakan kepada ummat untuk bisa mentati
perintah Allah, Akan tetapi adalah hukum Nubuwwah, tugas ini
diberikan kepada umatnya setelah Baginda Rasulullah Saw wafat.
Seluruh umat Islam baik laki-laki maupun kaum wanita memiliki
tanggung jawab yang sama yaitu berdakwah menyebarkan agama
islam ke berbagai belahan dunia. 13 Tugas para Nabi adalah berusaha
mengajak para manusia untuk taat pada Allah, dan dalam menjalankan
tugas kenabian seperti ini banyak bekal yang harus di miliki oleh para
Nabi seperti sabar, kuat tabah juga qanaah, tawakkal tawadu‟dan jauhi
Sombong dan selalu bersikap Tawakkal dan berprasangka Baik, dan
sifat sifat yang demikina juga yang harus dimiliki oleh para Jaulah
atau jamaah tabligh.14
Kerja Nubuwwah memiliki inti dan dasar yaitu ajakan kepada
Umat Manusia, pada intinya ialah mengajak seluruh umat manusia
supaya taat kepada Allah, dan menjauhi semua larangannya, dan ikut
berpatisipasi dalam da‟wah, da‟wah ini tidak harus dilakukan oleh
ustad, kiayi, maupun syeikh. Siapapun bisa berda‟wah, seperti halnya
pedagang, pelajar pembalap motor, orang yang memiliki harta, guru,
semua umat manusia bisa melakukan usaha da‟wah ini.
Kerja Nubuwwah ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Menegur saudara semuslim, tanpa harus terkenal terlebih
dahulu.
2. Mempraktekkan perbuatan hal yang baik dilapangan,
bukan hanya sekedar berda‟wah saja, selalu
membicarakan tentang keagungan Allah Swt dihadapan

12
Budimansyah, Gerakan Islam Ja‟maah Tabligh Dalam Tinjauan
Maqasid Al-Din,
Jurnal Al“Adalah, Vol. X, No. 3, Januari 2012, 263
13
An-Nadhir M. Ishaq Shihab, Khuruj Fi Sabilillah, 42.
14
An-Nadhir M. Ishaq Shihab, Khuruj Fi Sabilillah. 16.
31

saudara semuslim, bukan membicarakan kehebatan


makhluk dan menghidupkan Sunnah Rasulullah Saw.
3. Tidak ada sedikitpun dibenak mereka mengharapkan uang
dari seseorang atas pengorbanannya dan diri sendiri.
4. Memiliki sifat Umumiyat, semua manusia pasti bisa
melakukan hal ini. Tugas seorang Nubuwwah ini sendiri
memiliki hasil yaitu mempunyai kasih sayang terhadap
saudara semuslim, seorang yang Dzalim berkuasa pasti
akan habis, kalau kita memiliki kerja Nubuwwah, seperti
da‟wah yang dilakukan sebagian Nabi, salah satunya
adalah Nabi Musa as kepada Fir‟aun. 15
Kerja Nubuwwah sendiri adalah pekerjaan yang paling utama
bagi umat Islam, baik dimasa lampau maupun dimasa sekarang
maupun yang akan datang. Usaha da‟wah ini harus butuh semangat
yang tinggi, agar da‟wah ini bisa menyebar ke seluruh alam.
Usaha da‟wah ini bukan hanya teori saja, bukan hanya
berda‟wah, sebab para Nabi dan Rasul memberi contoh dengan
beramal atau terjun kelapangan untuk mempraktekkan hal-hal yang
positif, seperti itulah da‟wah yang sebenarnya.
Dalam berda‟wah ini tidak untuk merasa diri paling benar
yang nantinya justru akan menimbulkan perdebatan, lihatlah
kehidupan para sahabat, ketika orang bertanya, “Apa itu siddiq,
wara‟, zuhud, sabar dan taqwa?‟ para sahabat tidak menjawab,
melainkan hanya menyuruh mereka untuk melihat kitab ini, bab ini,
pasal ini, ayat ini”.16 Ketika Abu Bakar sudah masuk Islam, Abu
Bakar langsung segera menemui Rasulullah dan bertanya kepada
beliau, “Ya Rasulullah, saya telah masuk Islam, lalu apa yang harus
aku lakukan Ya Rasulullah?” lalu Rasulullah Saw menyampaikan
perintah Allah Swt didalam kitab al-Qur‟an:
َْٓ١‫ َِا أََا َِِٓ ْاٌ ُّ ْؾ ِش ِو‬َٚ ‫ّللا‬
ِ ّ َٓ‫ ُعثْذ‬َٚ ْۗ ْٟ ِٕ ‫ َِ ِٓ اذَّثَ َؼ‬َٚ ‫ َش ٍج أََا‬١ْ ‫ص‬ ِ ّ ٌَٝ‫ْ ا ِا‬ٛ‫ اَ ْد ُػ‬ْٟ ٍِ ١ْ ‫لًُْ ٘ ِزٖ َع ِث‬
ِ َ‫ ت‬ٍَٝ‫ّللا ْۗػ‬
Artinya ; Katakanlah (Muhammad), “Inilah jalanku, aku dan orang-
orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan

15
An-Nadhir M. Ishaq Shihab, Khuruj Fi Sabilillah, 20.
16
An-Nadhir M. Ishaq Shihab, Khuruj Fi Sabilillah, 25.
32

yakin, Mahasuci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang


musyrik.”

Ayat diatas menjelaskan bahwa umat akhir zaman telah


diembankan tugas yang mulia, yang dimana tugas itu tidak diberikan
kepada umat-umat terdahulu melainkan tugas yang mulia itu akan
diberikan kepada hamba Allah bukan hamba pekerjaan. Allah Swt
menegaskan melalui ayat ini, bahwa inilah kerja kebanggaanku, tetapi
masih banyak orang-orang yang bangga kalau dirinya disebut sebagai
pejabat, pengusaha, polisi dan sebagainya. Orang yang sudah merasa
dirinya seperti itu berarti Ia telah menghinakan dirinya sendiri.
Seseorang yang menjadikan hidupnya hanya semata-mata untuk
pekerjaannya saja tanpa memikirkan akhirat, maka agama itu
17
perlahan-lahan pasti akan hilang dari kehidupannya.
Da‟wah Wat Tabligh ini bukan mengajak umat manusia agar
taat kepada Allah dan rasul-Nya saja, melainkan untuk memperbaiki
diri agar lebih baik. Memperbanyak amal Ibadah agar kehidupan ini
bisa lebih bermanfaat, sehingga Allah Swt memelihara diri kita dan
memberikan hidayah kepada seluruh umat yang ingin memperbaiki
diri menjadi lebih baik lagi. Meluangkan sedikit waktu dan
menyisihkan harta untuk usaha da‟wah, melanjutkan usaha da‟wah
para Nabi yang telah dilakuan para nabi terdahulu telah memeberikan
contoh kepada kita bahwa betapa mereka sangat bertanggug jawab
atas perintah agama yang diberikan pada mereka, juga kepada Nabi
muhammad sebagai Nabi akhir zaman.
Contoh yang diberikan oleh para Nabi harusnya membuat kita
tergugah untuk berdakwah mendirikan agama Allah dengan kaffah
atau sempurna, yang bisa kita amalkan dalam kehidupan sehari- hari
seperti halnya yang dianjurkan oleh Nabi Muhmmad.
1. Merubah hati kita dari keyakinan yang awalnya sangat
yakin kepada makhluk, sekarang hanya yakin kepada Allah
Swt.
2. Memperbaiki niat dan tujuan hidup, dari tujuan hidup
hanya sekedar memikirkan didunia saja, kini mengubah
menjadi tujuan hidup untuk akhirat.

17
An-Nadhir M. Ishaq Shihab, Khuruj Fi Sabilillah, 43.
33

3. Mengubah gaya fikir, kalau saat itu sangat semangat untuk


bekerja hanya memperkaya diri dan dunia, sekarang
berubah haluan memupuk semangat beramal soleh,
memperbaiki amalan hidup supaya ercipta lahiriyah dan
batiniyah kita yang biasa kita lakukan menjadi bathiniyyah
yang ada didalam ruh sehingga nanti bisa bermanfaat
didalam kehidupan sehari-hari.
4. Mengubah akhlak yang buruk menjadi akhlak yang baik,
belajar menjadi akhlakul hasanah (membalas kebaikan orang
lain dengan kebaikan yang sama) dan terus berusaha belajar
menjadi pribadi yang memiliki akhlaq yang agung, atau
Akhlaq Adzimah yang berarti membalas keburukan dengan
kebaikan mengubah sifat buruk yang ada didalam dirinya,
menjadi lebih baik), sehingga sifat yang kita miliki selama
ini akan hilang, seperti contoh: dengki, riya, hasad, ujub,
suka membicarakan kejelekan orang lain, takabbur dan
masih banyak sifat-sifat buruk lainnya. 18
Berusahanya orang orang dalam menahan hawa nafsu
dengan dasar atas takut kepada Allah SWT juga taat dalam
menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah maka irang
tersebut telah tercata sebagai orang yang mendapatkan kebaikan
dari Allah, sebagaimana di katakan Oleh nabi Nabi dalam
sebauah Hdis, “Sepagi sepatang dijalan Allah itu lebih baik dari
pada mendapatkan (keuntungan) dunia dengan segala isinya.”
(HR Bukhori Muslim).19 Dari Abu Sa‟ad bin Fadhalah ra, Suhail
bin amr berkata, “aku pernah mendengar Rasulullah Saw
bersabda,”Berdirinya”sesat seseorang yang berada dijalan
Allah itu lebih baik dibandingkan dengan banyak nya seluruh
amalnya semasa hidupnya ditengah tengah keluarganya.”.(HR.
Ibnu Sa‟ad)
Dari Abu Sa‟id Al-Khudri r.a., ia berkata, Rasulullah saw.
ditanya, “Siapakah orang yang paling utama?” Beliau bersabda,
“Seseorang yang berjihad di jalan Allah.” Mereka bertanya, “lalu
siapa?” Beliau menjawab, “Seorang mukmin yang berada di suatu

18
An-Nadhir M. Ishaq Shihab, Khuruj Fi Sabilillah, 117.
19
Ibid, 118.
34

tempat di antara dua bukit, bertaqwa kepada Tuhannya dan


meninggalkan manusia agar tidak berbuat keburukan kepada mereka.”
(H.R. Tirmidzi).20
Sebagaimana Allah Swt telah berfirman dalam (QS.Al-
Baqarah/2:261)

ْۗ ‫ ُو ًِّ ُع ْۢ ْٕثٍَُ ٍح ِِّائَح ُ َدثَّ ٍح‬ْٟ ‫َد َع ْث َغ َعَٕاتِ ًَ ِف‬


ْ ‫ّللا َو َّثَ ًِ َدثَّ ٍح اَ ْۢ ْٔثَر‬ٰ
ِ ّ ًِْ ١ِ‫ َعث‬ْٟ ِ‫ُ ُْ ف‬ٌَٙ‫ا‬َٛ ِْ َ‫ْ َْ ا‬ُٛ‫ُ ْٕفِم‬٠ َْٓ٠‫َِثَ ًُ اٌَّ ِز‬
ٌُ ١ْ ٍِ ‫اع ٌغ َػ‬ ّ ٰ َٚ ْۗ ‫َّؾ َۤا ُء‬٠ ْٓ َّ ٌِ ُ‫ُض ِؼف‬
ِ َٚ ُ ‫ّللا‬ ّ ٰ َٚ
ٰ ٠ ُ‫ّللا‬

Artinya : Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan


Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada
setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa
yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui. (QS. Al-
Baqarah: 261)

Nabi Saw bersabda, “Barang siapa yang kedua kakinya berdebu


(ketika berada) dijalan Allah, maka Allah mengharamkan kedua
kakinya tersentuh api neraka.” (HR. Ahmad)

Mengenal Hadits Nabi diatas, sudah sering di dengar oleh kalangan


jama„ah tablig, ketika jama„ah tablig khuruj maka yang pertama kali
dibaca ialah mengenal hadits Nabi yang diatas, hadits tersebut sering
di ulang-ulang disampaikan oleh jama„ah tabligh agar memberikan
ghirah kepada para da‟i disaat jama„ah tablig sedang khuruj. 21
Pinsip adalah hal yang pasti dimiliki oleh setiap orang
ataupun kelompok sama halnya dengan para kelompok Jama„ah
Tabligh yang memiliki prinsip yang di pegang teguh yaitu enam sifat
para sahabat, alasan yang dimiliki para jamah tabligh dengan keenam
sifat ini adalah, karena para sahabat adalah orang yang bisa
menjalankan ajaran nabi secara sempurna, dan umat islam pada saat
ini masih belum menjalankan agama sesuai tuntunan yang di ajarkan
Nabi, dan para sahabatlah yang sudah secara sempurna menjalankan
syariat Nabi oleh karena itu enam sifat nabi ini layak dicontoh dalam

20
Syeikh Maulana Muhammad Sa‟ad al-Kandahlawi, Muntakhab Ahadits,
(Yogyakarta: Penerbit Pustaka Ash-Shaff, 2007) 617
21
An-Nadhir M. Ishaq Shihb, Khuruj Fi Sabilillah, h. 118.
35

berdakwah dan para jamaah tabligh meyakini jika ke Enam sifat itu
dpelajari diamalkan arti dan maksudnya kemudian diamalkan maka
kita telah menjalankan syariat Islam secara sempurna.
Keenam prinsip tersebut adalah :
1. Meyakini dengan sepenuh hati kalimat Tayyibah Tauhid (La
Ilaha IllAllah Muhammad al-Rasulullah)

َْٓ١ِّ ٍِ ‫ َِِٓ ْاٌ ُّ ْغ‬ْٟ ِٕ َّٔ‫لَا َي ِا‬َّٚ ‫صا ٌِذًا‬ ٰ


ِ ّ ٌَٝ‫ْ ًْل ِِّ َّّ ْٓ َد َػآٰ ِا‬َٛ‫ َِ ْٓ اَدْ َغُٓ ل‬َٚ
َ ًَ ِّ ‫ َػ‬َٚ ‫ّللا‬

Artinya : Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada


orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan
berkata, “Sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang
berserah diri)?” (Q.S. fushilat : 33)

Tugas seorang Nabi adalah berdakwah dan menampaikan


ajaran yan benar untuk mengaja manusia ke jalan yang benar supaya
tidak tersesat juga menunjukan supaya orang tersebut mendapatkan
hidayah Menyeru manusia kepada Allah Swt, menunjukkan manusia
yang sesat ke jalan yang benar, dengan Misi tersebut Allah mengutus
para Nabi Dimuka Bumi ini. 22

ٰ ّ ٰ َّْ ِ‫ا‬
ْۢ ‫ض ٍٰ ًًل‬ ِ ّ ‫ُّ ْؾ ِش ْن ِت‬٠ ْٓ َِ َٚ ْۗ ‫َّؾ َۤا ُء‬٠ ْٓ َّ ٌِ ‫ه‬
َ ‫اّلل فَمَ ْذ‬
َ ًَّ ‫ض‬ َ ٌِ‫ْ َْ ٰر‬ٚ‫َ ْغفِ ُش َِا ُد‬٠َٚ ٖٗ ‫ن ِت‬
َ ‫ُّ ْؾ َش‬٠ ْْ َ‫َ ْغفِ ُش ا‬٠ ‫ّللاَ َْل‬
‫ذًا‬١ْ ‫تَ ِؼ‬

Artinya : Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia


mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan
barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah
tersesat jauh sekali.

Siapapun tidak berhak mengatakan bahwa si fulan tidak akan


di ampuni oleh Allah Swt. Namun, bukan berarti jika ada orang yang
bermaksiat atau perbuat dosa kemudian kita tidak perlu menegurnya.
Banyak ayat al-Qur‟an dan hadits yang menerangkan bahwa siapapun
yang tidak menegur kemaksiatan juga akan mendapat ancaman.

22
Syaikul Hadis Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahwali
Rah.a,Fadhilah amal, (Yogyakarta: Ash-Shaff, 2006), 782.
36

Banyak hadits yang menyebutkan bahwa barang siapa melihat


kemungkaran dan Ia tidak mencegahnya, Ia juga akan ikut terkena
siksanya. Masalah ini telah di jelaskan di dalam Kitab Fadhilah
„Amal.
Ada suatu masalah yang perlu di perhatikan di sini, bahwa
apabila ahli agama menjumpai seorang pendosa, maka janganlah Ia
memastikan bahwa dia adalah ahli neraka. Ini perbuatan yang bisa
membinasakan diri sendiri. Akan tetapi, ada yang lebih
membahayakan lagi serta merupakan racun yang mematikan, yaitu
orang-orang jahil yang menjadikan sembarang orang sebagai panutan
dan pemimpin, sementara mereka mengucapkan kata-kata kufur. 23
Meyakini kalimat La Ilaha IllAllah ini, jama„ah tabligh
mengacu pada hadits yang memberikan penjelasan keutamaan dari
meyakini kalimat La Illaha IllAllah;

Dari Utsman r.a berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Barang


siapa meninggal dunia sedangkan Ia mengetahui (Meyakini) bahwa
sesungguhnya tiada yang berhak disembah selain Allah Swt, maka
pasti Ia masuk surga.” (HR. Muslim No. 38).24

Dalam mendapatkan keutamaan tersebut banyak cara dan


jalan yang harus ditempuh dan menurut Muhammad Yusuf al-
Kandahlawi dari cara cara yang dapat ditempuh adalah dengan selalu
berdakwah mengajak kepada keimanan, selanjutnta mulai beratih
tentang isi dakwah cara pembentukan tentang halaqah tentang Iman,
kemudian dilanjutkan dengan membentuk majlis atau kumpulan
kajian pentingnya keimanan, setelah semua itu di lalui kemudian
mulailah dengan berdoa kepada Allah di sepertiga malam supaya
diberi karunia kekuaan Iman.25
Lebih lanjut pendiri gerakan jamaah Tabligh mengatakan
bahwa diutusnya nabi Muhammad SAW sebagai contoh yang baik,
sebagai pembawa wahyu ajaran juga syariat Islam hingga disebut

23
Syaikul Hadis Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahwali, 480-481.
24
Syaikul Hadis Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahwali 363-364
25
Maulana Muhammad Yusuf al-Kandahlawi, Mudzakarah Enam Sifat
Para Sahabat dan Amalan Nurani (Bandung: Pustaka Ramadhan, 2006), 5.
37

dengan sebutan Rahmatan lilalamin, juga sebagai nabi alkhir Zaman,


Nabi terakhir dan penutup Nabi-nabi sebelumnya. 26
Saat berprinsip untuk meyakini kelebihan keuntungan kalimat
ini para jamaah ini memiliki rujukan dari sebuah hadis Nabi yang
menjelaskan keuntungan bagi orang yang suka dan cinta terhadap
Sunnah Nabi Muhammad SAW hadis tersebut adalah ;
Dari Annas ra. berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Barang siapa
yang menghidupkan sunnahku, berarti Ia cinta kepadaku, dan barang
siapa yang cinta kepadaku, maka Ia akan bersamaku didalam surga,”
(HR.Tirmidzi, No. 2602)27

Jamaah Tabligh dalam upaya mendapatkan keutamaan dan


pahala yang disebutkan dalam hadis di atas adalah, dengan cara selalu
giat berdakwah dalam pentingnya menjalankan Sunah-sunah Rosul,
yang ditindak lanjuti dengan latihan menjalankan Sunah Sunah Rosul
dalam kehidupan sehari-hari, latihn menjalankan sunah Rosul itu
melalui Tiga Cara yaitu, dengan cara mengikuti Surah, berpenampilan
seperti Rosul SAW, Kedua menjalankaan amal Sirah atau cara hidup
atau perjalanan Nabi, ketiga menjalankan suriroh seperti yang di
ajarkan Nabi, pola fikir dan kerisauan, ketiga cara ini dibarengi
dengan berdoa kepada Allah supaya Bisa menjalankan Sunnah
Rosul.28
2. Sholat Khusyu‟ dan Khudu‟
Khusu‟ dan Khudu‟ adalah sifat kedua yang dimiliki para Nabi
yang menjadi prinsip para Hijriyyin Khusyu‟ disisni memiliki arti
fokus dalam beribadah terutama Sholat. Puncak yang paling tertinggi
dari ke khusu‟an ini apabila seseorang Sholat dan dia merasa bahwa
dia sedang berbicara langsung dengan Allah Swt yang selanjutnya
derajat ini sering disebut dengan derajat Ihsan diman keihsanan ini
akan membawa manusia menjadi lebih baik dan positif secara moril.29

26
Syaikul Hadis Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahwali, 6.
27
Dikutip dari https://tafsir.com/hadits/tirmidzi/2602
28
An-Nadhir M. Ishaq Shihab, Khuruj Fi Sabilillah (Bandung: Pustaka
Ramadhan, 2007), 90.
29
Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf: Nilai-Nilai Akhlak/Budi Pekerti dalam
Ibadah dan Tasawuf (Jakarta: CV. Karya Mulia, 2005), 11.
38

Adapun ayat al-Qur‟an yang menjelaskan keuntungan dari


sholat dengan khusyu‟ adalah:

َْ ُْٛ‫ ُْ ٰخ ِؾؼ‬ِٙ ِ‫ص ًَلذ‬


َ ْٟ ِ‫َْٓ ٘ ُ ُْ ف‬٠‫ْ َْ َۙ اٌَّ ِز‬ُِِٕٛ ‫لَ ْذ اَ ْفٍَ َخ ْاٌ ُّ ْإ‬

Artinya : Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu)


orang yang khusyuk dalam salatnya, (Q.S. Al-Mu‟minum : 1-2)

Diterangkan dalam hadits, “Surga Firdaus adalah tempat tertinggi


dan teristimewa di surga. Dari sanalah sungai-sungai mengalir ke
surga-surga yang lain, diatasnya terdapat Arsy Ilahi. Jika kamu
memohon surga, mohonlah surga firdaus.” Dalam ayat lain, Allah
Swt berfirman tentang sholat:

ُْ ِٙ ِّ‫ْ ا َست‬ُٛ‫ُ ُْ ُِّ ٍٰم‬ََّٙٔ‫ْ َْ ا‬ُُّٕٛ‫َظ‬٠ َْٓ٠‫ ََْۙٓ اٌَّ ِز‬١‫ ا ٌْ ٰخ ِؾ ِؼ‬ٍَٝ‫ َشجٌ ِا َّْل َػ‬١ْ ِ‫َا ٌَ َىث‬َِّٙٔ‫ا‬َٚ ْۗ ‫ ِج‬ٍَّٰٛ ‫اٌص‬َٚ ‫صث ِْش‬
َّ ٌ‫ْ ا تِا‬ُٕٛ١ْ ‫ا ْعر َِؼ‬َٚ
ࣖ َْ ُْٛ‫ ِٗ ٰس ِجؼ‬١ْ ٌَ‫ُ ُْ ِا‬ََّٙٔ‫ا‬َٚ

Artinya Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan


salat. Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang
khusyuk (yaitu) mereka yang yakin, bahwa mereka akan menemui
Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (Q.S. Al-
Baqarah : 45-46)30

Khudu‟ secara bahasa memiliki arti tepat atau tertib dan


konsisten dimanapu kapanpun saat adzan berkumandang segera
bergegas menuju musola dan masjid dan melaksanakan solat secra
berjamaah tepat waktu dan tidak untuk menunda-nunda dalam
Ibadah.31 Dalam mendapatkan keuntungan dari sholat khusu‟ dan
khudu dalam buku fadilah amal dikatakan bahwa dengan cara
mendawamkan atau Mengistiqomahkan solat khusu dan khudu tapi
lebih dulu dengn mendakwahkan kepada orang lain tentang

30
Syaikul Hadis Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahwali
Rah.a,Fadhilah amal, (Yogyakarta: Ash-Shaff, 2006), 301
31
Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf: Nilai-nilai Akhlak/Budi Pekerti dalam
Ibadah dan Tasawuf, h. 12.
39

pentingnya dakwah tetang solat khusu‟dan khudu‟ selanjutnya


melakukan langkah langkah tartib sebelum melaksanakan solat
dengan baik dan sempurna, seperti istinja‟ wudu‟ dan tata cora solat
yang baik, selanjutnya yang ketiga adalah selalu menghadirkan
keagungan dan keesaan Allah dalam solat kita selain dalam solat juga
dalam hati Fikiran dan Nafas Kita sehingga dalam setiap gerakan dan
bacaan kita dlam solat bisa menghadirkan Keagungan Allah. Selain
solat hal yang penting dilakukan lagi adalah, sabar dan Tabah, dalm
menghadapi setiap musibah dan juga Ujian,dan setelah ke Empat
perkara diatas dilaksnakan hal yang penting selanjutnya adalah Doa,
yaitu memohon dan berdoa kepada Allah untuk tetap ditetapkan Iman
dan taqwa kita kepada Allah hingga bisa melaksanakan solat denga
khusu‟dan khudu‟..32

ُْ ِٙ ١ْ ِٙ ٍْ ُ‫اي َۙ ِس َجا ٌي َّْل ذ‬


ِ ‫ص‬َ ‫اْل‬ ّ ٰ َْ‫خ اَ ِر‬
ٰ ْ َٚ ِّٚ ‫َا تِا ٌْ ُغ ُذ‬ٙ١ْ ِ‫ُ َغثِّ ُخ ٌَ ٗٗ ف‬٠ َۙ ُّٗٗ ‫َا ا ْع‬ٙ١ْ ِ‫ُ ْز َو َش ف‬٠َٚ ‫ّللاُ اَ ْْ ذُشْ فَ َغ‬ ٍ ُْٛ١ُ‫ ت‬ْٟ ِ‫ف‬
ۤ
ُ‫ْ ب‬ٍُُٛ‫ ِٗ ا ٌْم‬١ْ ‫ْ ًِا ذَرَمٍََّةُ ِف‬َٛ٠ َْ ُْٛ‫َخَاف‬٠َۙ ‫ ِج‬ٛ‫رَا ِء اٌ َّض ٰو‬٠ْ ‫ ِا‬َٚ ‫ ِج‬ٍَّٰٛ ‫ ِالَ ِاَ اٌص‬َٚ ِ‫ّللا‬ ٰ
ّ ‫ ٌغ ػ َْٓ ِر ْو ِش‬١ْ َ‫ ََّْل ت‬ٚ ٌ‫ِذ َجا َسج‬
ٍ ‫ ِْش ِد َغا‬١‫َّؾ َۤا ُء تِ َغ‬٠ ْٓ َِ ‫ق‬
‫ب‬ ُ ‫َشْ ُص‬٠ ُ‫ّللا‬ّ ٰ َٚ ْٗۗ ٖ ٍِ ْ‫ َذ٘ ُ ُْ ِِّ ْٓ فَض‬٠ْ ‫َ ِض‬٠َٚ ‫ْ ا‬ٍُِّٛ ‫ّللاُ اَدْ َغَٓ َِا َػ‬ ّ ٰ ُُ َُٙ٠‫َجْ ِض‬١ٌِ َۙ ‫صا ُس‬
َ ‫ ْاْلَ ْت‬َٚ

Artinya: di rumah-rumah tersebut Allah telah mengutuskan Cahaya


yang yang telah diberi perintah untuk memuliakan dan menyebut
nama-Nya, dan di rumah tersebut bertasbihlah mereka diwaktu di
waktu malam, hal yang demikian tidak dilakukan jual orang yang
tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah,
melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari
ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (hari Kiamat), (mereka
melakukan itu) agar Allah memberi balasan kepada mereka dengan
yang lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan, dan agar
Dia menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi
rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki tanpa batas.(Q.S. An-
Nur : 36-38)

Sayyidina Abdullah bin Abbas R.huma berkata, “Maksud


„mendirikan sholat‟ adalah kita sujud dan rukuk sebaik mungkin,

32
Maulana Muhammad Yusuf al-Kandahlawi, Mudzakarah Enam Sifat
Para Sahabat dan Amalan Nurani (Bandung: Pustaka Ramadhan, 2006), 8.
40

yakni bertawajjuh (Berkonsentrasi) sepenuhnya dalam sholat.”


Syaikh Qatadah Rahmatullah „alaihi berpendapat bahwa „mendirikan
sholat‟ adalah menjaga waktu, wudhu dengan sempurna, rukuk, dan
sujud dengan sebaik-baiknya. Inilah yang di maksud Iqamatush
Shalah (mendirikan sholat) dalam ayat-ayat al-Qur‟an. (dari Kitab
Durrul Mantsur)33

3. Ikhramul Muslimin
Ikhramul Muslimin artinya adalah memenuhi hak atau
menghormati hak antar Umat muslim, dengan tidak mengharapkan
imbalan apapun, dan apapun yang kita lakukan dan kita inginkan
harus terwujud dengan dasar akhlaq yang baik, atau tata cara juga
etika yang baik terhadapa sesama mausia atau semasam amakhluq
ciptaan Allah SWT.34
Jammah tabligh menambil teori Ikhramul Muslimin berdsarkan paa
salah satu ayat al-Quran (QS. Al-Hujurat : 10)

ّ ٰ ‫ا‬ُٛ‫اذَّم‬َٚ ُْ ‫ ُى‬٠ْ َٛ ‫َْٓ اَ َخ‬١َ‫ْ ا ت‬ُٛ‫جٌ فَاَصْ ٍِذ‬َٛ ‫ْ َْ اِ ْخ‬ُِِٕٛ ‫أَِّ َّا ا ٌْ ُّ ْإ‬
ࣖ َْ ُّْٛ ‫ّللاَ ٌَ َؼٍَّ ُى ُْ ذُشْ َد‬

Artinya : Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, maka


damikanlah diantar keduanya dan bertaqwalah kepada Allah agara
kalian semua mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat : 10)

Keutamaan yang dipata jika seseorang menjalankan Ikramul


Muslimin dalam pandangan Muhammad Yusuf al-Kandahlawi
adalah adanya kemualiaan, selanjutnya Selai Memuliakan sesaa
muslim ada hal yang penting di laksanakan juga yaitu, memuliakan
para Ulama, Habib, Ustad, menghormati kedua orang tua, menghargai
pendapat orang lain. Ketiga, bergaul dengan orang-orang yang
memiliki sifat yang berbeda. Keempat, jika sedang berpapasan
dengan seseorang, baik dikenal maupun tidak, maka sebaiknya

33
Syaikul Hadis Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahwali
Rah.a,Fadhilah amal, (Yogyakarta: Ash-Shaff, 2006), 302.
34
An Nadhr M. Ishaq Shahab, Khuruj Fi Sabilillah, 108.
41

mengucapkan salam. Kelima, selalu meminta kepada Allah Swt agar


dianugerahkan sifat Ikhramul Muslimin.35

‫ًِّٕا‬١ٌَّ ‫ ًْل‬ْٛ َ‫ َْل ٌَٗٗ ل‬ْٛ ُ‫فَم‬


Artinya
44. maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir„aun) dengan
kata-kata yang lemah lembut (Q.S.Thaha ; 44)

Para Jamaah Tabligh juga memiliki tata cara dalam


menyamaikan nasehat, atau dalam menasihat kesalahan orang lain,
yaitu apabila manusia itu melakukan kesalahan secara tetutup maka
nasihatnya disampaikan juga dengan cara tertutup, namun apabila
kesalahan itu dilakukan secara tersbuka maka nasihatpun dilakukan
secara terbuka. Dalam usaha mencegah kemungkaran, hendaknya
kita tetap berupaya dengan sungguh-sungguh menutupi aib. Kalau
tidak, bukan kebaikan yang kita dapatkan, tetapi justru kita akan
mendapatkan dosa. Agar tidak berakibat buruk, kita harus
menyampaikan nasehat-nasehat itu tersebut dengan prilalu atau
metode yang baik, dengan tujuan tidak mempermalukan orang yang
diberikan nasehat hal ini dialkukan supaya sejalan dengan apa yang
diperintahkan oleh Allah, kita memiliki kewajiban untuk
mengingatkan orang lain jika mereka bersalah, namun tentanya
peringatan tersebut harus dilakukan dengan cara ma‟ruf atau baik,
jangan sampai menggunakan cara cara yang buruk yang akhirnya
menghilangkan tujuan baik kita dalam memberi Nasehat.
Cara cara ma‟ruf juga arus dilakukan bagi siapa saja yang
menjadi pendakwah atau da‟I, suapaya tujuan baik nasihat
tersamapai, selain itu bagi para da‟I juga harus memiliki sifat yang
baik, rendah hati, sopan, dan melakukan orang lain sebaik mungkin
sebagaimana apa yang kita harapakan dari orang lain, jika ingin
diperlakukan secara bak maka kita juga harus baik, namun jika

35
Maulana Muhammad Yusuf al-Kandahlawi, Mudzakarah Enam Sifat
Para Sahabat dan Amalan Nurani (Bandung: Pustaka Ramadhan, 2006), 23.
42

sebaliknya, maka bertentangan dengan Nulai yang di ajarkan dalam


berdakwah.36
4. Ilmu dan Dzikir
Ilmu juga dzikir dalam pokok ini bertujuan untuk mengetahui
apa yang diperintahkan oleh Allah lalu kemudian di amalkan apa
yang diperintahkan Allah dalam bentuk dzikir, karena selain Ilmu
juga harus dilengkapi dengan dzikir, suapaya dalam keadan apapun
selalu ingat Allah. 37 Para jamaah tabligh meakukan dzikir dengan
landasan ilmu kerana memiliki keuntungan atau fadilah, berlandaskan
pada sebuah ayat suci al-Quran yitu surat al-Mujadalah ayat 11 ;

ّٰ ‫خ‬
‫ْ ا‬ٚ‫ ًَ ا ْٔ ُؾ ُض‬١ْ ِ‫اِ َرا ل‬َٚ ُْ ۚ ‫ّللاُ ٌَ ُى‬ ِ ‫َ ْف َغ‬٠ ‫ْ ا‬ُٛ‫ظ فَا ْف َغذ‬ ِ ٍِ‫ ا ٌْ َّ ٰج‬ِٝ‫ْ ا ف‬ُٛ‫ ًَْ ٌَ ُى ُْ ذَفَ َّغذ‬١ِ‫ا اِ َرا ل‬ْٰٛٓ َُِٕ ‫َْٓ ٰا‬٠‫َا اٌَّ ِز‬ُّٙ٠َ‫ٰٓا‬٠ٰ
ٰ
ّ َٚ ‫د‬
‫ ٌش‬١ْ ‫ْ َْ َخ ِث‬ٍَُّٛ ‫ّللاُ ِت َّا ذَ ْؼ‬ ّ ٰ ‫َشْ فَ ِغ‬٠ ‫ْ ا‬ٚ‫فَا ْٔ ُؾ ُض‬
ٍ ْۗ ‫ا ا ٌْ ِؼ ٍْ َُ َد َس ٰج‬ُٛ‫ْ ذ‬ُٚ‫َْٓ ا‬٠‫اٌَّ ِز‬َٚ ُْ َۙ ‫ْ ا ِِ ْٕ ُى‬َُِٕٛ ‫َْٓ ٰا‬٠‫ّللاُ اٌَّ ِز‬

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Apabila


dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-
majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,”
maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-
orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.
(QS. Al-Mujadalah [58] : 11)

Hal yang disukai oleh Allah Swt adalah pengetahuan


seorang muslim yang ingin dekat dengan Rabb-Nya. Anggota
jama„ah tabligh terus semangat dalam belajar dan berdzikir karena
menurut jama„ah tabligh, selanjutnya pengetahuan yang tidak
diamlakan sama dengan jahil, dan apabili dzikir tanpa Ilmu bisa
menjadi sebuah kesesatan, dan kesesatan ini lebih bajaya dari
kejahilan, dengan alasan ini juga lah para Julah pergi beberapa hari
juga berminggu minggu hingga bulan adalah untuk mencari Ilmu saja,

36
Syaikul Hadis Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahwali
Rah.a,Fadhilah amal, (Yogyakarta: Ash-Shaff, 2006), 365-366
37
An Nadhr M. Ishaq Shahab, Khuruj Fi Sabilillah, 100.
43

baru itu kemudian mereka akan berdzikir atau mengamlakan Ilmu


pengetahuanya, hanya semata-mata ingin mencari wajah Allah Swt. 38
Cara mendapatkan keuntungan dari keutamaan dzikir,
Muhammad Yusuf al-Kandahlawi menjelaskan secara terperinci,
yang pertama, tidak pernah lelah dan bosan dalam menda‟wahkan
pentingnya dzikir. Kedua, Selalu mendizikirkan dan mertinkan
amalan doa kegatan sehari-hari atau doa doa yang disunnahkan. Tiga
berdoa kepada Allah semoga selalu terjaga dalam brdzikir kepada
Allah, Empat, memaksakan diri untuk selalu dekat dan cinta dengan
al-Quran dengan cara rajin Membacanya, Lima mendawamkan
solawat Nabi setiap hari kurang lebih 100 kali bacaan. 39

‫ْ َْ فَضْ ًًل‬ٛ‫َّ ْثرَ ُغ‬٠ ‫ُ ُْ ُس َّوؼًا ُع َّجذًا‬ٙ‫ُ ُْ ذ َٰشى‬َٕٙ١ْ َ‫اس ُس َد َّ ۤا ُء ت‬ ۤ ٰ


ِ َّ‫ ا ٌْ ُىف‬ٍَٝ‫َْٓ َِ َؼ ٰٗٗٓ اَ ِؽ َّذا ُء َػ‬٠‫اٌَّ ِز‬َٚ ْۗ ‫ّللا‬
ِ ّ ‫ْ ُي‬ُٛ‫ُِ َذ َّّ ٌذ َّسع‬
َ ٌِ‫ْ ِد ْٰۗر‬ُٛ‫ ُْ ِِّ ْٓ اَثَ ِش اٌ ُّغج‬ِٙ ِ٘ ُْٛ‫ج‬ُٚ ْٟ ِ‫ َّا٘ ُ ُْ ف‬١ْ ‫أًا ۖ ِع‬َٛ ْ‫ ِسض‬َٚ ‫ّللا‬ ٰ
ِٝ‫ُ ُْ ف‬ٍَُٙ‫ َِث‬َٚ ۖ ‫ْ ٰسى ِح‬َّٛ‫ اٌر‬ِٝ‫ُ ُْ ف‬ٍَُٙ‫ه َِث‬ ِ ّ َِِّٓ
ُُ ِٙ ِ‫عَ ت‬١ْ ‫َ ِغ‬١ٌِ ‫ع‬ ُّ ُ‫ْجة‬
َ ‫اٌضسَّا‬ ِ ‫ُؼ‬٠ ٖٗ ِ‫ْ ل‬ُٛ‫ ع‬ٍَٰٝ ‫ ػ‬ٜ َٰٛ‫َطـَٗٗ فَ ٰا َص َس ٖٗ فَا ْعرَ ْغٍَعَ فَا ْعر‬ ْ ‫ع اَ ْخ َش َج ؽ‬ ٍ ْ‫ ۚ ًِْ َوضَس‬١‫اْل ْٔ ِج‬ِْ
ّ ٰ ٌ‫ا ا‬ٍُِّٛ ‫ َػ‬َٚ ‫ْ ا‬َُِٕٛ ‫َْٓ ٰا‬٠‫ّللاُ اٌَّ ِز‬ ٰ
ّ ‫ َػ َذ‬َٚ ْۗ ‫ا ٌْ ُىفَّا َس‬
ِ ‫اَجْ شًا ػ‬َّٚ ً‫ُ ُْ َِّ ْغ ِف َشج‬ْٕٙ ِِ ‫د‬
ࣖ ‫ ًّا‬١ْ ‫َظ‬ ِ ‫ص ٍِ ٰذ‬

Artinya : Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang


bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir,
tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk
dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya. Pada wajah
mereka tampak tanda-tanda bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat
mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat dan sifat-sifat mereka
(yang diungkapkan) dalam Injil, yaitu seperti benih yang
mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat lalu
menjadi besar dan tegak lurus di atas batangnya; tanaman itu
menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak
menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang
mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan
mengerjakan kebajikan di antara mereka, ampunan dan pahala yang
besar. (Q.S. Al-Fath : 29)

38
Furqan Ahmad Ansari, Pedoman Bertabligh (Malaysia:Dewan Pakistan
1995), 19.
39
Maulana Muhammad Yusuf al-Kandahlawi, Mudzakarah Enam Sifat
Para Sahabat dan Amalan Nurani (Bandung: Pustaka Ramadhan, 2006), 19.
44

Pada dzahirnya ayat-ayat tersebut menerangkan keutamaan


ruku‟, sujud, dan sholat, namun terdapat juga penjelasan tentang
keutamaan bagian kedua dari kalimat Thayyibah, yakni Muhammadur
Rasululllah. Imam Razi Rahmatullah „alaihi telah menulis bahwa
ketika terjadi perjanjian Hudaibiyah, orang-orang kafir menolak
penulisan kata Muhammad Rasulullah dalam perjanjian itu. Mereka
memaksa agar ditulis Muhammad bin Abdullah. Padahal Allah Swt
sendiri bersaksi didalam ayat ini, bahwa Muhammad itu Rasulullah.
Jika Dzat yang mengutus telah menyatakan bahwa ia benar-benar
utusan-Nya, meskipun ratusan ribu orang menentangnya, apa
gunanya? Sebagai bukti, Allah Swt sendiri berfirman, “Muhammadur
Rasulullah.”

Ayat ini juga mengandung beberapa hal yang penting.


Diantaranya adalah kemuliaan yang berupa tanda-tanda yang tampak
pada wajah orang-orang ahli tahajjud. Banyak perbedaan penafsiran
mengenai tanda-tanda tersebut. Imam Razi Rahmatullah „alaihi
bahwa ada dua macam orang yang berjaga pada malam hari, yaitu :
(1) orang yang menyibukkan malamnya dengan maksiat dan senda
gurau, (2) orang yang menyibukkan malamnya dengan sholat,
membaca al-Qur‟an, dan mempelajari agama. Pada keesokan harinya.
Sorot wajah kedua orang tersebut akan tampak berbeda. Terlihat
wajah orang yang menyibukkan malamnya dengan permainan dan
membuang waktu dengan sia-sia. Tidak akan sama dengan wajah
orang yang menyibukkan malamnya dengan bersyukur dan berdzikir
kepada Allah Swt.

Sedangkan Imam Malik Rahmatullah„alaihi dan sebagian


ulama lain menjelaskan ayat diatas mengandung kesimpulan bahwa
orang yang menghina dan membicarakan keburukan para Sahabat
R.hum. serta mereka, telah menjerumus dalam kekufuran. (dari Kitab
Tafsir Ibnu Katsir). 40

ۙ ٌْ ُْٕٛ ْ‫ْ َْ ِأَّٗٗ ٌَ َّج‬ٌُٛ ُْٛ‫َم‬٠َٚ ‫ا اٌ ِّز ْو َش‬ٛ‫اس ِ٘ ُْ ٌَ َّّا َع ِّ ُؼ‬


ِ ‫ص‬ َ َٔ ُْٛ‫ ُْض ٌِم‬١ٌَ ‫ْ ا‬ُٚ‫َْٓ َوفَش‬٠‫َّ َىا ُد اٌَّ ِز‬٠ ْْ ‫ ِا‬َٚ
َ ‫ه ِتا َ ْت‬

40
Syaikul Hadis Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahwali
Rah.a,Fadhilah amal, (Yogyakarta: Ash-Shaff, 2006), 394-395.
45

Artinya : Dan sungguh, orang-orang kafir itu hampir-hampir


menggelincirkanmu dengan pandangan mata mereka, ketika mereka
mendengar Al-Qur'an dan mereka berkata, “Dia (Muhammad) itu
benar-benar orang gila.” (Q.S. Al-Qalam : 51)

Lafadz menggelincirkanmu dengan pandangan mereka adalah kiasan


dari permusuhan yang sangat kuat, sebagaimana ungkapan, “(Karena
sangat marah) ia terlihat seolah-olah akan menelannya.” Syaikh
Hasan Bashri Rahmatullah‟alaih berkata, “Ayat ini bermanfaat jika
dibacakan lalu ditiupkan kepada orang yang sedang terkena “ain.”41

5. Menyampaikan Da‟wah dan Khuruj Fisabilillah


Menyampaikan dakwah dalam bahasa jamaah tabligh dikenal
dengan sebutan Nama da‟wah wa at-Tabligh, yang memiliki tujuan
utama adalah mengajak dalam kebaikan, yang menyampaikan yang
hak juga yang bathil, sedangkan khuruj Fisabilillah memiliki arti
berjuang atau keluar dari rumah untk meperjuangkan Agama Allah.

Jamaah tabligh juga mempunya prespektif sendiri teng khuruj


fi sabilillah, yaitu keluar nya seseorang dari zona nyaman, dari rumah
nya sendiri untuk memperjuangkan Agama Allah dan saling
mengingatkan dalam kebaikan kepada saudara sesama muslim untuk
kembali ke jalan yang benar, serta mengamalkan sesuai sunnah, dan
amr ma‟ruf nahi munkar („Ubudiyah).
Kegatan da‟wah at-tabligh juga khuruj fisabilillah ini juga
memiliki keutamaan juga keuntungan, sebagaimana dijelaskan dalam
salah satu ayat-Al-Quran :
َْٓ١ِّ ٍِ‫ َِِٓ ا ٌْ ُّ ْغ‬ْٟ َِِّٕٔ‫لَا َي ا‬َّٚ ‫صاٌِذًا‬ ٰ
ِ ّ ٌَِٝ‫ْ ًْل ِِّ َّّ ْٓ َد َػآٰ ا‬َٛ‫ َِ ْٓ اَدْ َغُٓ ل‬َٚ
َ ًَ ِّ ‫ َػ‬َٚ ‫ّللا‬

Artinya : Dan siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada


orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan
berkata, “Sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang
berserah diri)? (QS. Fushilat [41] : 33)

41
Syaikul Hadis Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahwali,396-397.
46

Berda‟wah dengan cara mengajak manusia ke jalan yang


benar, maka Ia berhak mendapatkan kabar gembira dan pujian dari
Allah Swt, misalnya seperti para Nabi a.s berda‟wah dengan
menggunakan mu‟jizatnya, para ulama berda‟wah dengan
menggunakan dalil dan hujjahnya, para muadzim berda‟wah dengan
adzannya, pembalap motor berda‟wah dengan mengantarkan para
ulama ke majlis agar tidak telat dalam kajian dan para mujahid
berda‟wah.
Kabar gembira, baik itu dengan mengajak kepada amalan-
amalan yang tidak terlihat maupun yang terlihat sebagaimana para
ahli tasawuf mengajak manusia agar lebih mengenal lagi
Tuhannya.42
Didalam Kitab as-Sunan dan Kitab Musnad, dari hadits
Sayyidina Abdullah bin Mas‟ud ra. Baginda Rasulullah Saw
bersabda, “Sesungguhnya keadaan umat sebelummu, apabila diantara
mereka ada yang berbuat salah (Kemaksiatan), datanglah seseorang
yang melarangnya dengan keras, dan ia berkata, “Wahai kamu,
takutlah kepada Allah.” Pada hari-hari berikutnya, orang yang
melarang itu pun bergaul, duduk, makan, dan minum bersamanya,
seakan-akan Ia tidak pernah melihatnya berbuat dosa pada hari
sebelumnya. Ketika Allah Swt melaknat mereka dengan lisan (nabi-
Nya) yaitu Dawud as dan Isa bin Maryam as. Demikian itu karena
mereka tidak menaati Allah Swt dan sudah melampaui batas. Demi
dzat yang jiwa Muhammad Saw berada dalam kekuasaannya, kalian
harus menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran,
memegang tangan orang jahil dan memaksanya ke arah kebenaran,
kalau tidak, maka Allah Swt akan menyatukan hatimu dengan hati
mereka. Kemudian Allah Swt melaknatmu sebagaimana Dia melaknat
umat-umat sebelummu.”
Sayyidina Jarir bin Abdillah R.a berkata, “Aku mendengar
Baginda Rasulullah Saw bersabda, “Jika ada seseorang di tengah
suatu kaum berbuat dosa, sedangkan mereka mampu untuk
mencegahnya, maka Allah Swt akan menimpakan kepada mereka
siksa sebelum mereka mati.” (Yakni mereka akan ditimpa berbagai
musibah di dunia). (H.R. Abu Dawud, Ibnu Majah)

42
Syaikul Hadis Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahwali, 342.
47

Sayyidatina Aisyah R.ha. meriwayatkan, “Suatu ketika Baginda


Rasululllah Saw masuk ke rumahku, dan aku mengetahui dari raut
wajah beliau bahwa sesuatu telah terjadi pada beliau. Beliau tidak
berbicara kepada seorang pun. Kemudian beliau berwudhu dan
masuk ke dalam masjid. Aku pun merapatkan diri ke dinding kamarku
agar dapat mendengar apa yang beliau sabdakan. Beliau duduk
diatas mimbar. Setelah memuji Allah Swt, beliau bersabda, “Wahai
manusia, sesungguhnya Allah Swt telah berfirman kepada kalian,
“Suruhlah manusia berbuat kebaikan dan cegahlah mereka dari
kemungkaran, sebelum (Datang masa) dimana kalian berdoa kepada-
ku, tetapi doa kalian tidak aku kabulkan; kalian meminta kepada-Ku,
tetapi aku tidak memberi kalian, dan kalian memohon pertolongan
dari-Ku, tetapi aku tidak menolong kalian.” Beliau pun tidak
menambah sabdanya hingga beliau turun mimbar).” (H.R. Ibnu
Majah dan Ibnu Hibban, dari Kitab At-Targhib)43

ّ ٰ ٌ‫ا ا‬ٍُِّٛ ‫ َػ‬َٚ ‫ا‬ْٛ َُِٕ ‫ َْٓ ٰا‬٠‫ْش اِ َّْل اٌَّ ِز‬
ِ ‫صٍِ ٰذ‬
َ ‫ا‬َٛ َ‫ذ‬َٚ ‫د‬
‫ا‬ْٛ ‫ص‬ ٍ َۙ ‫ ُخغ‬ْٟ ِ‫اْ ٌَف‬ ِ ْ َّْ ِ‫ ْاٌ َؼصْ َۙ ِش ا‬َٚ
َ ‫اْل ْٔ َغ‬
َّ ٌ‫ا ِتا‬ْٛ ‫ص‬
‫صث ِْش‬ َ ‫ا‬َٛ َ‫ذ‬َٚ َۙ‫ك ە‬ ِّ ‫ِت ْاٌ َذ‬
Artinya
1. Demi masa,
2. sungguh, manusia berada dalam kerugian,
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan
serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati
untuk kesabaran.

Para pendahulu kita telah sampai puncak kemuliaan, sedangkan


kita berada dalam puncak kehinaan. Dapat disimpulkan bahwa sifat
keimanan mereka telah mencapai derajat yang sempurna, sedangkan
kita jauh dari nikmat yang sangat besar itu. 44
Diriwayatkan dari Sayyidina Anas R.a bahwa Baginda Rasulullah
Saw bersabda, “Kalimat Laa ilaaha illAllah akan selalu memberi
manfaat bagi siapa saja yang mengucapkannya dan akan
menghindarkan mereka dari azab dan bencana selama mereka tidak

43
Syaikul Hadis Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahwali,769-770
44
Syaikul Hadis Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahwali, 367
48

mengabaikan hak-haknya.” Seorang sahabat bertanya, “Ya


Rasulullah, apakah yang dimaksud mengabaikan hak-hak?” beliau
menjawab, “Kemaksiatan kepada Allah dilakukan secara terang-
terangan , tetapi tidak ada yang mengingkarinya dan tidak ada yang
berusaha menghentikannya.” (H.R. Al-Ashbahani, dari Kitab At-
Targhib)

Dari Sayyidina Abu Hurairah R.a Ia berkata, “Baginda Rasulullah


Saw bersabda, “Jika umatku sudah mengagungkan dunia, maka akan
keluar dari hatinya kehebatan Islam. Jika mereka sudah
meninggalkan amar ma‟ruf nahi munkar, maka mereka akan
terhalang dari keberkahan wahyu. Dan jika umatku sudah saling
mencaci, maka jatuhlah mereka dari pandangan Allah.” (H.R.
Hakim, Tirmidzi, dari Kitab Durrul Mantsur)

Dari hadis diaatas dapat kita petik sedkit hikmah bahwa amal
ma‟ruf nahi mungkir sudah tidak lagi dijalankan atau dilaksanakan
maka akan banyak musibah yang akan menimpa, dari mulai
kesusahan kehinaan, juga jauhnya pertplongan dari Allah SWT dalam
kehidupan merka.
Amar ma‟ruf bahi mungkar ini bisa ditnggalkan Oleh sebab
kurang faham dan ketidak tahuannya manusia terhadapkewajibanya
sebagai manusia untuk menjalanakan amal ma‟ruf nahi mungkar,
yang menjadi kewajiban semua umatt baginda Nabi Muhammad saw,
juga adanya kelalalin, dari seorang manusia terhadap ajaran Agama,
Baginda Nabi Saw telah menjadikan wujudnya amar ma‟ruf nahi
munkar sebagai suatu perkara yang senantiasa berkaitan dan tidak
bisa dipisahkan dari wujud dan kekuatan iman kita. Sedangkan
meninggalkannya menunjukkan lemahnya iman. 45
6. Tashihunniyyah (Ikhlas)
Tashihunniyyah adalah sikap memperbaiki, mensucikan niat,
meluruskan dan tawadhu. Ikhlas ialah tidak mau menampakkan suatu
amal kepada manusia, tidak suka dengan pujian dari makhluk, dan
terus tawadhu. Tujuannya lillahitaali atau semata mata mati hidup
amal dan segalanya hanya ditujukan Untk Allah Semata. Karena

45
Syaikul Hadis Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahwali, 770-771
49

sikap ihlas dalam amal perbuatan yang kita kerjakan akan mendapat
kelebihan dan keutamaan dimata Allah meski amal tersebut hanya
sebutir debu, dan sebliknya sebanyak apapun amal yang kita kerjakan
bila dilakukan tanpa ke ihlasan maka tak ada nila sedikitpun.46
Ayat al-Qur‟an yang menceritakan, betapa besarnya keuntungan dari
Tashih al-Niyyah ialah;

ٖٗ ِ‫َا ٔ ُ ْإذ‬١ْٔ ‫اب اٌ ُّذ‬ ّ ٰ ِْ ‫خَ اِ َّْل تِا ِ ْر‬ْٛ ُّ َ‫ظ اَ ْْ ذ‬


َ َٛ َ‫ ُِّش ْد ث‬٠ ْٓ َِ َٚ ْۗ ‫ّللاِ ِو ٰرثًا ُِّ َإج ًًَّل‬ ٍ ‫ َِا َواَْ ٌَِٕ ْف‬َٚ
َٓ٠ْ ‫ اٌ ٰ ّؾ ِى ِش‬ٜ‫ َعَٕجْ ِض‬َٚ ْۗ ‫َا‬ْٕٙ ِِ ٖٗ ِ‫اْل ِخ َش ِج ٔ ُ ْإذ‬
ْٰ ‫ب‬ َ ‫ا‬َٛ َ‫ ُِّش ْد ث‬٠ ْٓ َِ َٚ ‫َ ۚا‬ْٕٙ ِِ

Artinya : Dan setiap yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan
izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya.
Barangsiapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan
kepadanya pahala (dunia) itu, dan barangsiapa menghendaki pahala
akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala (akhirat) itu, dan
Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang
bersyukur.(Qs. Ali „imran [3] : 145)

Adapun cara mendapatkan keutamaan Tashih al-Niyyah.


Muhammad Yusuf al-Kandahlawi telah menjelaskan, pertama, yaitu
dengan cara mengkroscek lagi tujuan Niat sebelum melakukan
perbuatan, juga selalu mengontron niat kita dari pertama mulai
Hingga selesainya Amal, benar-benar diniatkan karena Allah, dua,
Selalu memanjatkan doa kita kepada Allah Memohon supaya hatinya
tetap di jaga dari rasa Riya‟ dalam hati, tiga, selalu merasa bahwa diri
kita bukanlah apa apa dimata Allah. 47
Syeh Muhammad Yusuf sudah cukup Mmeberikan beberapa
penjelasan, dalam kitab Fdilah „Amalnya tentang macam macam
etika juga teori dan Niat saat akan melakukan Tabligh.
Khuruj dan Jaulah memiliki landasan dasar dalam
pelaksanaannya, saat Khuruj dan Jaulah tiba ditempat masjid atau
kampung yang menjadi titik awal gerakan dakwa, dalam
menyampaikan da‟wah jama„ah tabligh mempunyai ciri khas

46
An Nadhr M. Ishaq Shahab, Khuruj Fi Sabilillah, 112
47
Maulana Muhammad Yusuf al-Kandahlawi, Mudzakarah Enam Sifat
Para Sahabat dan Amalan Nurani (Bandung: Pustaka Ramadhan, 2006), 25
50

tersendiri, ciri khs yang di maksud adalah berJaulah, Jaulah ini


merupakan salah satu term gerakan jamaah tabligh dimana Jaulah
merupakan suatu rutinitas atau kegiatan mengunjungu rumah rumah
warga disketar masjid, kegiatan kelililing ini memiliki tujuan utama
adalah silaturahmi yang kemudian dilanjutkan dengan ajakan keada
warga stempat untk dapat mengikuti taklim di massjid. Metode ini
mengikuti metode yang di ajarkan Nabi sat berdakwah dari Rumah
kerumah saat awal mula islam datang di kota Mekkah.
Semua jaamahh tabligh bekerjasama dalam menjalankan
rutinitas ini mereka membagi tugas dan membuat kelompok, satu
kelompok stay dimasjid dan satu kelompok berada diluar masjid atau
berkeliling, setiap kelompok memiliki tugas masing-masing dan
kelompok yang berada didalam masjid memiliki tugas : (1) sebagai
Mudzakkir, melantunkan dzikir dan doa kepada Allah sampai
kelompok diluar masjid datang. (2), sebagai Muqarrar, mengulang
selalu hadis hads atau ayat-ayat yang ada dalam kitab Fadhilah Amal.
(3), sebagi Mustami : atau pendengar setia imam yang mentaqrir
dengan seksama.(4) sebagai Istiqbal, penyambut para tamu yang
datang ke masjid dengan senyuman.
Kelompok yang berada diluar Masjidpun memiliki tugas-
tugas masing-masing : (1) sebagai Dalila setempat atau warga
mukim. (2) sebagai Mutakallim, penyambung lidah atau penyampai
da‟wah terkait keutamaan sholat dimasjid ke setiap rumah yang di
kunjungi. (3) Makmur, memiliki tugas selalu melantunkan dzikir
dalam hati dan lisan dalam rangka mendoakan orang yang didatangi
mendapatkan hidayah dan bersedian dia jaka berdakawah bersama
mereka, dan bila saaat itu tiba tiba ada yang datang dan bersedia ikut
bergabung bersama mereka maka makmur juga akan mengantarkan
orang tersebut masuk kedalam Masjid, Ada Juga Yang Disebit Amir
(4) Amir memiliki tanggung jawab semua jamaah yang tergabung
dalam gerakan dakwah di wilayah tersebut, termasuk perjalanan juga
lama waktu untuk berdakwah.
Alasan jamaah tabligh menggunakan metode dakwah dengan
cara Jaulah adalah karena melihat sejarah Nabi Muhammad saat
berdakwah, Nabi Muhammd tidak mengundang atau menunggu orang
untuk datang menemuinya Melainkan datang menemu sendiri jamaah
51

yang akan di ajak untuk berdakwah, Selain itu juga, apabila kita
berda‟wah dengan cara mendatangi tiap-tiap rumah tentu akan sangat
jauh berbeda dan pastinya begitu banyak manfaatnya yang dapat kita
raih. Begitu banyak sekali warga yang sadar sehingga mereka mau
bertaubat dan berubah, ini semua karena berda‟wah dengan cara
mengunjungi tiap rumah tapi sekali lagi hidayah hanya Allah yang
dapat memberi.
Terkait Mana-mana saja ayat yang menjadi dalil berda‟wah
dengan Jaulah. Beliau mengatakan „„.. Ayat-ayat yang bisa kita rujuk
untuk Jaulah sendiri yaitu antara lain Q.S. An-Nahl [16] : 90 dan Q.S.
As-Syura [42] : 214..” metode keliling atau khuruj ini adalah metode
yang sudah di ajarkan Nabi Muhammad SAW Juga para sahabtanya
yang berjuang tanpa pantang menyerah menyebarkan ajaran agama
Islam hingga titik darah penghabisan, hingga di kisahkan saat Nabi
akan berda‟wah mereka di cemooh, diusir, di lempari batu, dipukul
sampai gigi Rasulullah Saw berdarah dan sebagainya. Apalagi di
zaman sekarang ini, semua serba modern, dalam berda‟wah bisa
lewat media sosial, tetapi tetap saja dalam berdakwah yang efektif
adalah metode yang di gunakan para jamah tabligh, dimana dengan
metode ini kita bisa merasakan bagaimana perjuangan Nabi Dulu saat
menyebarkan ajaran agama Islam, tentun saja cara cara yng klasik
seperti ini memeliki keberkahan tersendiri, karena akan merasakan
betapa tidak susahnya mengajak orang lain untuk mengajarkan
kebaikan.
Jamah tabligh tentunya memiliki landasan juga teori dalam
melaksanakan setiap gerakan dan aksi mereka, seperti halnya saat
mereka khuruj dan berJaulah, semua itu dilakukan berlandaskan pada
dalil ayat suci Al-Quran, surat As-Shaff ayat 90, dan Q.S. As-Syuara
ayat 214, dmana dalam ayat tersebut terdapat anjuran anjuran
berdakwah yang dilakukan dengan cara berkelilig dari satu tempat ke
tempat yang lain, hal ini jugayang sering dilakukan oleh Nabi juga
para sahabatnya, hingga siapapaun yang menjalankan dakwah seperti
ini maka sama saja dengan menjalankan dan menjaga sunnah
Rosulullah SAW.
Dalil diatas usdah cukup memberikan perintah juga
pencerahan kepada kita bahwa dakwah atau menyampaikan Risalah
52

Agama Allah yang dilakukan dengan cara berJaulah adalah mengukiti


jejak Nabi dan para Rosul terdahulu, saat menyebarkan ajaran tentang
mentahidkan Allah, atas dasar alasan ini maka kita wajib mencontoh
dan meniru cara dakwah NABI Muhammad dan para rosul terdahulu,
sebagai bukti Iman kita kepda para nabi juga Rosul, salah satunya
adalah meneladani dan mengikuti cara mereka dalam menyampaikan
pesan dakwah menyampaikan Agama Islam.
Jaulah bukan tujuan tapi Jaulah sendiri ialah sarana untuk
mencapai tujuan, tujuan da‟wah tabligh untuk bisa mengamalkan
agama dengan sempurna sesuai cara dan contoh Nabi Saw, alasan
menjalankan da‟wah denga berjaualah atau berkhuruj adalah karena
ini adalah saah satu bentuk jihad kita di jalan Allah dimasa yang
canggih teknologi ini, karena alam berJaulah para jamaah betul-betul
harus berjihad melawan Nafsunya, dimana para jamaah harus rela dan
ikhlas meninggalkan pekerjaan, kesibukan, harta, juga keluarga
tercinta untuk berjuang di jalan Allah,
Dari sekian banyak dalil al-Quran yang dijadikan dasar
gerakan Jaulah ini adalah, dengan mengambil ayat al-Quran yang
terdapat banyak kisah kisah, Nbi terdahulu dalam berdakwah
memperjuangkan Agama Allah. Seperti yang tercantum dalam surat
al-Ankabut ayat 29. Alasan mengapa Jaulah merupakan metode
dakwah yang paling relevan semua ini karena berJaulah telah
diajarkan oleh Nabi kita, sebagai umat dan penganut harus
mengamalkan sesuai contoh Nabi Saw, supaya mempunyai tanda
bukti bahwa kita termasuk umat yang terbaik yang telah dipilih oleh
Allah untuk berda‟wah.
Dari penjelasan beberapa dalil diatas dapat diamabil beberapa
kesimpulan bahwa, dakwah dengan cara jaualah ini tujuanya banyak
sekali, salah satunya adalah memepr erat lagi tali Silaturahmi, dan
banyak hal lain karena metode Jaulah seperti ini adalah yang
mencontoh terhadap metode yang dilakukan da‟wah Nabi dan para
sahabat disaat menyebarkan ajaran Islam. Menurut Jama„ah Tabligh
ada beberapa ayat yang berkaitan sebagai seruan berda‟wah dan
Jaulah. Ayat-ayat tersebut sebagai berikut :
ّ ٰ َٚ
َْ ٍُِْٕٛ ‫ َِا ذُ ْؼ‬َٚ َْ ْٚ ُّ‫َ ْؼٍَ ُُ َِا ذُ ِغش‬٠ ُ‫ّللا‬
53

Artinya : Dan Allah mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa
yang kamu lahirkan. ( Q.S. Al-Nahl [16] : 19 ).

ْ ‫اِ َّْل َِ ْٓ َخ ِطفَ ْاٌخ‬


‫ ُْ اَ٘ ُ ُْ اَ َؽ ُّذ خ ٍَْمًا اَ َْ َِّ ْٓ َخٍَ ْمَٕا ْۗأَِّا‬ِٙ ِ‫َابٌ ثَالِةٌ فَا ْعرَ ْفر‬ٙ‫َطفَحَ فَا َ ْذثَ َؼٗٗ ِؽ‬
ٍ ‫ ٍٓ َّْل ِص‬١ْ ‫ ُ ُْ ِِّ ْٓ ِط‬ٰٕٙ ‫َخٍَ ْم‬
‫ب‬

Artinya : kecuali (setan) yang mencuri (pembicaraan); maka ia


dikejar oleh bintang yang menyala. Maka tanyakanlah kepada
mereka (musyrik Mekah), “Apakah penciptaan mereka yang lebih
sulit ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?” Sesungguhnya
Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat. (Q.S. Al-Shaff [61] :
10-11).

َۙ َٓ١ْ ِ‫ه ْاْلَ ْل َشت‬


َ َ‫ َْشذ‬١‫اَ ْٔ ِزسْ َػ ِؾ‬َٚ
Artinya : Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu
(Muhammad) yang terdekat, (Q.S. Asyuara [26] : 214).

B. SEPUTAR TAFSIR AL AZHAR


Segala hal pertama yang kita ketahui dan menarik perhatian
kita dari sebuah karya tafsir adalah namanya. Mengenai asal-usul
nama dari tafsir al-Azhar48 ada dua alasan yang saling berkaitan
mengenai pemakaian nama al-Azhar untuk tafsirnya. Pertama, nama
itu diambil dari tempat dimana tafsir ini diperkenalkan dan diajarkan
pertama kali, yaitu di Masjid al-Azhar. Kedua, adalah sebagai bentuk
“balas budi” atas gelar kehormatan yang diberikan Universitas al-
Azhar. Gelar ini bisa dikatakan gelar ilmiah tertinggi dari al-Azhar
yaitu Ustadziah Fakhriyah atau sama dengan Doctor Honoris causa.

48
Menurut Hamka sendiri, di setiap Juz tafsirnya itu terdapat keterangan
tempat penulisannya. Tetapi ternyata tidak semua keterangan tempat penulisan tafsir
tersebut tercantum pada tafsir itu. Juz 1,2,3,5,6,7,8,9,10,11,12,26 dan 30 tidak
terdapat cacatan tempat penulisannya. Sedangkan juz 4,13,14,15,16,17 dan 19 ditulis
di Rumah Sakit Persahabatan Rawamangun. Sedangkan Juz 20 ditulis di rumah
tahanan Sukabumi, Tafsir juz 21,22,23,24 dan sebagian juz 25, 27,28 dan 29 ditulis di
asrama Brimop Megamendung.
54

Lebih istimewanya Hamka merupakan orang pertama di dunia yang


mendapatkan gelar itu dari Universitas Al-Azhar.49
Motivasi penulisan al-Azhar menurut Hamka, didorong oleh
dua hal. Pertama, bangkitnya minat angkatan muda Islam di tanah air
Indonesia dan daerah-daerah yang berbahasa Melayu yang hendak
mengetahui isi al-Qur‟an di zaman sekarang, padahal mereka tidak
mempunyai kemampuan mempelajari bahasa Arab. Kedua, medan
dakwah para muballigh yang memerlukan keterangan agama dengan
sumber yang kuat dari al-Qur‟an, sehingga diharapkan tafsir ini bisa
menjadi penolong bagi para muballigh dalam menghadapi bangsa
yang mulai cerdas. 50
Penerbitan pertama tafasir al-Azhar diterbitkan oleh penerbit
Pembimbing Masa, pimpinan H. Mahmud. cetakan pertama oleh
Pembimbing Masa, merampungkan penerbitan dari juz pertama
sampai juz keempat. Kemudian diterbitkan pula Juz 30 dan Juz 15
sampai dengan Juz 29 oleh Pustaka Islam Surabaya. Dan akhirnya Juz
5 sampai dengan Juz 14 diterbitkan oleh Yayasan Nurul Islam
Jakarta.51
Secara historis, agama mempresentasikan adanya keragaman
penafsiran yang sangat erat berkaitan dengan latar belakang historis
masing-masing pandangan, bahkan sering terjadi ketegangn dalam
agama, misalnya antara kalangan yang berpola piker liberal dan yang
berpola piker ortodok, dimana tentunya kedua kalangan ini memiliki
pola penafsiran yang berbeda terhadap agama mereka. Salah satu kitab
tafsir yang terbit di Indonesia adalah Tafsir al-Azhar karya Hamka.
Tafsir ini dikenal salah satu tafsir yang memberikan khazanah
keilmuan yang cukup menarik dari sisi kebahasaan, maupun penyajian
reasoning yang ada didalamnya.
Pada dasarnya, Agama memang sangat membutuhkan tafsir
untuk memudahkan umatnya memahami makna pesan Tuhan dalam
kitab sucinya. Pemahaman tafsir itu pulalah yang akhirnya harus
membuka kajian konseptual dan historis. Secara konseptual , agama

49
Hamka, Tafsir Al-Azhar (Jakarta: Pustaka Panjimas, 2000), Juz I, h. 44.
50
Ibid Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz I, h. 4.
51
Ibid, Yunan Yusuf, Corak Pemikiran, h. 55.
55

dapat dikaitkan sebagai “komunitas tafsir”, sehingga kajian terhadap


agama itu pada dasrnya adalah penafsiran terhadap tafsir. 52
Tafsir al-Azhar ditulis oleh Haji Abdul Malik Karim Amrullah
(atau lebih dikenal dengan julukan Hamka, yang merupakan singkatan
namanya). Beliau lahir disebuah desa bernama Tanah Sirah, dalam
Nagari Sungai Batang, di tepi Danu Maninjau, pada 13 Muharram
1362 H, bertepatan dengan 16 Februari 1908 M. Sebelum betul-betul
masuk dalam tafsir ayat Al-Qur‟an, sang mufasir terlebih dahulu
memberikan banyak pembukaan, yang terdiri dari: Kata Pengantar,
Pandahuluan, Al-Qur‟an, I‟jaz Al-Qur‟an, Isi Mu‟jizat Al-Qur‟an, Al-
Qur‟an Lafaz dan Makna, Menafsirkan Al-Qur‟an, Haluan Tafsir,
Mengapa Dinamai “Tafsir Al-Azhar”, dan terakhir Hikmat Ilahi.
Dalam Kata Pengantar, Hamka menyebut beberapa nama yang
ia anggap berjasa bagi dirinya dalam pengembaraan dan
pengembangan keilmuan keislaman yang ia jalani. Nama-nama yang
disebutnya itu boleh jadi merupakan orang-orang pemberi motivasi
untuk segala karya cipta dan dedikasinya terhadap pengembangan dan
penyebarluasan ilmu-ilmu keislaman, tidak terkecuali karya tafsirnya.
Nama-nama tersebut selain disebut Hamka sebagai orang-orang tua
dan saudara-saudaranya, juga disebutnya sebagai guru-gurunya.
Nama-nama itu antara lain, ayahnya sendiri yang merupakan gurunya
sendiri, Dr. Syaikh Abdulkarim Amrullah, Syaikh Muhammad
Amrullah (kakek), Abdullah Shalih (Kakek Bapaknya). 53
Tafsir ini pada mulanya merupakan rangkaian kajian yang
disampaikan pada kuliah subuh oleh Hamka di masjid al-Azhar yang
terletak di Kebayoran Baru sejak tahun 1959. Ketika itu, masjid belum
bernama al-Azhar. Pada waktu yang sama, Hamka dan K.H. Fakih
Usman dan H.M. Yusuf Ahmad, menerbitkan majalah Panji
Masyarakkat.54 Baru kemudian, Nama al-Azhar bagi masjid tersebut
diberikan oleh Syeikh Mahmud Shaltut, Rektor Universitas al-Azhar

52
Rikza Chamami dalam Studi Islam Kontemporer (Pustaka Rizki Putra:
Semarang, 2002), h. 113. (Ia mengutip dari Mohammad Nor Ichwan, Tafsir „Ilmy:
Memahami al-Qur‟an Melalui Pendekatan Sains Modern (Menara kudus Jogjakarta:
Yogyakarta, 2004).
53
Hamka, Tafsir al-Azhar (pembimbing Masa: Jakarta, 1970) dalam kata
pengantar, VII.
54
Ibid., h. 44, Juz I.
56

semasa kunjungan beliau ke Indonesia pada Desember 1960 dengan


harapan supaya menjadi kampus al-Azhar di Jakarta. Penamaan tafsir
Hamka dengan nama Tafsir al-Azhar berkaitan erat dengan tempat
lahirnya tafsir tersebut yaitu Masjid Agung al-Azhar.

Terdapat beberapa faktor yang mendorong Hamka untuk


menghasilkan karya tafsir tersebut. Hal ini dinyatakan sendiri oleh
Hamka dalam mukadimah kitab tafsirnya. Di antaranya ialah
keinginan beliau untuk menanam semangat dan kepercayaan Islam
dalam jiwa generasi muda Indonesia yang amat berminat untuk
memahami al-Quran, tetapi terhalang akibat ketidakmampuan mereka
menguasai ilmu Bahasa Arab. Kecenderungan beliau terhadap
penulisan tafsir ini juga bertujuan untuk memudahkan pemahaman
para muballigh dan para pendakwah serta meningkatkan keberkesanan
dalam penyampaian khutbah-khutbah yang diambil daripada sumber-
sumber Bahasa Arab. Hamka memulai Tafsir Al-Azharnya dari surah
al-Mukminun karena beranggapan kemungkinan beliau tidak sempat
menyempurnakan ulasan lengkap terhadap tafsir tersebut semasa
hidupnya. Mulai tahun 1962, kajian tafsir yang disampaikan di masjid
al-Azhar ini, dimuat di majalah Panji Masyarakat. Kuliah tafsir ini
terus berlanjut sampai terjadi kekacauan politik di mana masjid
tersebut telah dituduh menjadi sarang “Neo Masyumi” dan
“Hamkaisme”. Pada tanggal 12 Rabi‟ al-awwal 1383H/27 Januari
1964, Hamka ditangkap oleh penguasa orde lama dengan tuduhan
berkhianat pada negara. Penahanan selama dua tahun ini ternyata
membawa berkah bagi Hamka karena ia dapat menyelesaikan
penulisan tafsirnya. 55 Penerbitan pertama Tafsir al-Azhar dilakukan
oleh penerbitan Pembimbing Masa, pimpinan Haji Mahmud. Cetakan
pertama, merampungkan penerbitan dari juz pertama sampai juz
keempat. Kemudian diterbitkan pula juz 30 dan juz 15 sampai juz 29
oleh Pustaka Islam Surabaya. Dan akhirnya juz 5 samapai juz 14
diterbitkan oleh Yayasan Nurul Islam Jakarta.

55
Yayasan Pesantren Islam al-Azhar, Mengenang 100 Tahun Hamka
(Jakarta: Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar, 2008), h. 36.
57

Melihat karya Hamka ini maka metode yang dipakai adalah


metode Tahlili56 (analisis) bergaya khas tartib mushaf. Dalam metode
ini biasanya mufassir menguraikan makna yang dikandung al-Qur‟an
ayat demi ayat dan surat demi surat sesuai dengan urutanya dalam
mushaf.
Uraian tersebut menyangkut berbagai aspek yang dikandung
ayat yang ditafsirkan seperti pengertian kosakata, konotasi,
kalimatnya, latar belakang turunya ayat, kaitan dengan ayat lain
(munasabah)57, tidak ketinggalan dengan disertakan pendapat
pendapat yang telah diberikan berkenaan dengan tafsiran ayat-ayat
tersebut, baik yang dismpaikan oleh Nabi, Sahabat, maupun para
tabi‟in dan ahli tafsir lainya.
Dalam pengantarnya, Hamka menyebutkan bahwa ia
memelihara sebaik-baiknya hubungan diantara naql dan akal (riwayah
dan dhirayah). Penafsir tidak hanya semata-mata mengutip atau
menukil pendapat orang yang terdahulu, tetapi mempergunakan juga
tinjauan dari pengalaman sendiri. Dan tidak pula semata-mata
menuruti pertimbangan akal sendiri, seraya melalaikan apa yang
dinukil dari orang terdahulu. Suatu tafsir yang hanya menuruti riwayat
dari orang terdahulu berarti hanya suatu riwayat. Sebaliknya, jika
hanya memperturutkan akal sendiri besar bahanya akan keluar dari
garis tertentu yang digariskan agama, sehingga dengan disadari akan
menjauh dari maksud agama. 58
Mazhab yang dianut oleh penafsir ini adalah mazhab salaf,
yaitu mazhab Rasulullah dan sahabt-sahabat beliau dan ulama‟-ulama‟
yang mengikuti jejak beliau. Dalam hal aqidah dan ibadah semata-
mata taslim, artinya menyerah dengan tidak banyak tanya lagi. Tetapi
dalam hal yang menghendaki pemikiran (fiqhi), penulis tafsir ini
tidaklah semata-mata taqlid kepada pendapat manusia, melainkan
meninjau mana yanag lebih dekat kepada kebenaran untuk didikuti,
dan meninggalkan mana yana jauh menyimpang. Tafsir yang amat

56
Metode tahlīli adalah suatu metode tafsir yang mufasirnya berusaha
menjelaskan kandungan ayat-ayat al-Qur‟an dari berbagai seginya dengan
memperhatikan runtutan ayat-ayat al-Qur‟an sebagaimana tercantum di dalam
mushaf. Lihat: M. Quraish Shihab, h. 172
58
Hamka, Tafsir al-Azhar (pembimbing Masa: Jakarta, 1970), h. 36
58

menarik ini yang dibuat contoh adalah Tafsir al-Manar karya


Sayyid Rasyid Ridha berdasarkan atas ajaran Tafsir gurunya Syeikh
Muhammad Abduh. 59
Corak60 yang dikedepankan oleh Hamka dalam Al-Azhar
adalah kombinasi al-Adabi al-Ijtima‟i Sufi. Corak ini (social
kemasyarakatan) adalah suatu cabang dari tafsir yang muncul pada
masa modern ini, yaitu corak tafsir yang berusaha memahami nash-
nash al-Qur‟an dengan cara pertama dan utama mengemukakan
ungkapan-ungkapan al-Qur‟an secara teliti, selanjutnya menjelaskan
makna-makna yang dimaksud oleh al-Qur‟an tersebut dengan gaya
bahasa yang indah dan menarik. Kemudian seorang mufassir berusaa
menghubungkan nash yang dikaji dengan kenyataan social dan system
budaya yang ada.
Sementara menurut al-Dzahabi, yang dimaksud dengan al-
Adabi al-Ijtima‟i adalah corak penafsiran yang menjelaskan ayat-ayat
al-Qur‟an berdasarkan ketelitian uangkapan-ungkapan yang disusun
dengn bahasa lugas, dengan menekankan tujuan pokok diturukanya al-
Qur‟an, lalu mengaplikasikanya pada tatanan social, seperti
pemecahan masala umat islam dan bangsa umumnya, sejalan dengan
perkembangan masyarakat. 61

59
Ibid h. 37.
60
Dalam kamus bahasa Indonesia kata corak mempunyai beberapa makna.
Di antaranya Corak berarti bunga atau gambar (ada yang berwarna -warna ) pada
kain( tenunan, anyaman dsb), Juga bermakna berjenis jenis warna pada warna dasar,
juga berarti sifat( faham, macam, bentuk) tertentu. Kata corak dalam literatur sejarah
tafsir, biasanya digunakan sebagai terjemahan dari kata al-laun, bahasa Arab yang
berarti warana. Istilah ini pula di gunakan Azzahaby dalam kitabnya At-Tafsir Wa-al-
Mufassirun.Berikut potongan ulasan beliau (‫ث‬٠‫ ٘زا اٌؼصش اٌذذ‬ٝ‫ش ف‬١‫اْ اٌرفغ‬ٌٛ‫ػٓ أ‬ٚ….)
(Tentang corak-corak penafsiran di abad modern ini). Lihat Tim Penyusun Kamus
Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Cet. III; Jakarta: Balai Pustaka,
2005), h-220, az-Zahabi, “At-Tafsir wa-Al-Mufassirun”. (Cet VII; Cairo: Maktabah
Wahbah, 1421 H-2000 M), Jilid I, h. 8
61
Menurut al-Dzahabi, bahwa corak penafsiran al-Adabi al Ijtima‟I –
terlepas dari kekurangannya – berusaha mengemukakan segi keindahan (balaghoh)
bahasa dan kemu‟jizatan al-Qur‟an, menjelaskan ma‟na-ma‟na dan ssaran-sasaran
yang dituju oleh al-qur‟an, mengungkapkan hokum-hukum alam yang agung dan
tatanan kemasyarakatan yang dikandungnya membantu memecahkan segala problem
yang dialami umat islam khususunya dan umat islam umumnya melalui petunjuk dan
ajaran al-Qur‟an yang karnannya dapat diperoleh kbaikan dunia dan akherat, serta
berusaha mempertemukan antara al-Qur‟an dengan teori-teori ilmiah yang benar. Di
59

Jenis tafsir ini muncul sebagai akibat ketidak puasan para


mufassir yang memandang bahwa selama ini penafsiran al-
Qur‟an hanya didominasi oleh tafsir yang berorientasi pada nahwu,
bahasa, dan perbedaan madzhab, baik dalam bidang ilmu kalam, fiqh,
ushul fiqh, sufi, dan lain sebagainya, dan jarang sekali dijupai tafsir al-
Qur‟an yang secara khusus menyentuh inti dari al-Qur‟an , sasaran
dan tujuan akirnya.
Secara operasional, seorang mufassir jenis ini dalam
pembahasnya tidak mau terjebak pada kajian pengertian bahasa yang
rumit, bagi mereka yang terpenting adalah bagaimana dapat
menyajikan tafsir al-Qur‟an yang berusaha mengeitkan nash dengan
relitas kehidupan masyarakat, tradisi social dan system peredaban,
yang secara fungsioanal dapat memecahkan problem umat.
Adapun penggagas corak tafsir al-Adabi al-Ijtima‟i adalah
Muhammad Abduh,62 tokoh pembaharu terkenal asal Mesir, dengan
kitab tafsirnya al-Manar yang disusun dengan muridnya Muhammad
Rasyid Ridha.63 Diantara kitab tafsir yang ditulis dengan corak al-
Adabi al-Ijtima‟i selain tafsir al-Manar adalah Tafsir al-Qur‟an karya
Syeikh Muhammad al-Maraghi, Tafsir al-Qur‟an al-Karim karya
Syeikh Muhammad Syaltu, dan Tafsir al-Wadhih karya Muhammad
Mahmud Hijazy.
Sedangkan corak sufinya banyak diperlihatkan dengan teknis
pendekatkan terhadap tasawuf, hal tersebut ditandai dengan
banyaknya ragam pemikiran tasawuf yang ditunjukkan Hamka. Oleh

dalamnya juga berusha menjelaskan kepada umat manusia bahwa al-Qur‟an itu adalah
kitab suci yang kekal, yang mampu bertahan sepanjang perkembangan zaman dan
kebudayaan manusia sampai akhir masa, juga berusaha melenyapkan kebohongan dan
keraguan yang dilontarkan terhadap al-Qur‟an dengan argumen yang kuat yang
mampu menangkis segala kebathilan, sehingga jelas bagi mereka bahwa al-Qur‟an itu
benar.
62
Muhammad Rasyid Ridha memiliki nama lengkap Sayyid Muhammad Rasyid
Ridha ibn „Ali Rida ibn Muhammad Syamsuddin ibn al-Sayyid Baha‟uddin ibn al-
Sayyid Manlan „Ali Khifah al-Bagdadi. Ia dilahirkan pada hari rabu, tanggal 27
Jumadi al-Ula 1282 H atau 18 Oktober 1865 M di Qalamun, Libanon
63
Nama lengkapnya adalah Muhammad Abduh bin Hasan Khoirillah, lahir pada
tahun 1266 H/1849 M dan wafat pada tahun 1323 H /1905 M berasal dari desa
Mahlah Nashr provinsi al-Buhairah Mesir. Beliau merupakan seorang ulama besar di
al-Azhar, pernah menjabat sebagai Mufti di Mesir, serta menjadi murid dari tokoh
yang masyhur, Jamaluddin al-Afghani.
60

sebab itu tasawuf Hamka lebih Nampak modern di dalam


menerjemahkan ma‟na Tuhan secara posistif.64

C. Tafsir Ayat ayat Terkait Khuruj dan Jaulah Prespektif


Tafsir al-Azhar

Penyampaian dakwah ke masyarakat adalah hal yang harus


dilakukan, namun dalam hal penyampaiannya harus menggunakan
metode juga cara cara yang baik supaya dakwah tercapai dengan baik,
salah satu yang harus di Perhatikan adalah, teori atan landasan
dakwahnya harus benar dan juga jelas, suapayA apa yang kita katakan
bisa dipertangung jawabkan, karena kegiatan dakwah dalam agama
islam mestinya tidak akan lepaas dari al-Quran maupun Hadis Nabi.
Selain teori atau landasan yang harus diperhatikan adalah, kegigihan
dalam berdakwah jangan samapi kendor pudar atau bahkan putus asa,
mengingat kegiatan dakwah ini sangatlah penting maka kita juga
harus gigih seperti halnya gigihnya para Nabi juga para sahabat dalam
berdakwah menyampaikan ajaran Agama Islam, yang tetap gigih
meski dicela juga dicaci maki atau bahkan dikucilkan, dimaki, sampai
gigi grahangnya Rasulullah Saw patah, bahkan Rasulullah Saw
sampai diancam dibunuh oleh kaum Quraisy tidak hanya itu saja,
bahkan keluarga Rasulullah ikut melukainya, maka sudah sepantasnya
kita sebagai umat Islam pengikut Nabi Muhammad Saw sebaiknya
terus semangat dalam berda‟wah melanjutkan kinerja kerja nabi
karena sudah sangat jelas dalil yang berkaitan tentang pentingnya
da‟wah didalam al-Qur‟an.65

Ayat-ayat da‟wah yang sering digunakan jama„ah tabligh


didalam berda‟wah tidak hanya satu ayat saja dan yang pasti lebih dari
itu, akan tetapi ayat-ayat da‟wah yang sering digunakan malah
cendrung menuju ke arah mujahadda yang berarti bersungguh-
sungguh pengorbanan harta dan khuruj, hal ini dilakukan jama„ah
tabligh hanya bermaksud untuk berjihad dijalan Allah. Pemahaman
jama„ah tabligh meyakini bahwa dengan adanya kita rela
mengorbankan semua harta kita untuk berjihad dijalan Allah, maka

64
Op.cit, Ahmad Damami h. 180.
65
Ali Gufron, Suroh/Amir Halaqah Pakkatto, Gowa, 21 januari 2017.
61

Allah Swt akan menggantinya dengan yang lebih baik dan Allah Swt
akan turunkan hidayah kepada siapa saja yang berjihad dijalan Allah.66
Dengan pernyataan ayat diatas, tidak dapat di ungkiri lagi,
bahwasannya jihad yang diperintahkan Allah Swt. Pada saat priode
Mekkah tidak lain hanya untuk memperluas penyebaran agama yang
dibawa oleh baginda kita Rasulullah Saw dan para sahabat yang perlu
dibekali dengan ghirah yang sampai tidak bisa dibendung lagi dalam
menjalankan perintah yaitu jihad fi sabilillah. Secara keagamaan,
Islam sangat memahami pentingnya dalam berjihad dijalan Allah.
Setiap muslim harus meyakini bahwa jika sudah ada sebagian untuk
menyeru dalam berjihad maka kita sebagai umat Islam harus Sami‟na
Wa Ato‟na. Orang yang berjihad dijalan Allah akan mendapat balasan
pahala dari Allah Swt. Dalam al-Qur‟an sangat jelas bahwa barang
siapa yang berjihad karena Allah, maka Allah Swt berjanji terhadap
hamba-hambanya akan memberikan pahala yang begitu besar, dan
akan diampuni dosa-dosanya, bahkan di jamin masuk surga bagi orang
yang mau melakukannya dijalan Allah. 67
Adapun beberapa ayat-ayat yang menjadi hukum da‟wah jama„ah
tabligh, antara lain:
1. Dalil Dan ayat tentang Khuruj 40 Hari
ِٗ ١‫ ِِلَ ِخ‬ٰٝ ‫ َع‬ُِٛ ‫لَا َي‬َٚ ۙۚ ً‫ٍَح‬١ْ ٌَ َٓ١‫د َستِِّۦٰٓٗ أَسْ تَ ِؼ‬ُ َ‫ ٰم‬١ِِ َُّ َ‫َا تِ َؼ ْؾ ٍش فَر‬َٰٕٙ ّْ َّ ‫أَ ْذ‬َٚ ً‫ٍَح‬١ْ ٌَ َٓ١ِ‫ٰ ثَ ٍَٰث‬ٝ‫ َع‬ُِٛ ‫ َػ ْذَٔا‬َٚ ٰ َٚ
َٓ٠‫ ًَ ٱ ٌْ ُّ ْف ِغ ِذ‬١‫ َْل ذَرَّ ِث ْغ َع ِث‬َٚ ْ‫أَصْ ٍِخ‬َٚ ِِٝ َْٛ‫ ل‬ٝ‫ ِف‬ِٕٝ ‫ٱخٍُ ْف‬ ْ َُْٚ‫َٰ٘ش‬

Artinya : Dan telah Kami janjikan kepada Musa


(memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan
Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi),
maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat
puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya yaitu Harun:
"Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan
janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat
kerusakan"(QS al-„Araf : 142)

66
Ali Gufron, Suroh/Amir Halaqah Pakkatto, Gowa, 21 januari 2017.
67
Rohimin, Jihad Makna dan Hikmah, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2016),
92.
62

Allah Swt. menceritakan perihal anugerah-Nya yang telah


diberikan kepada kaum Bani Israil, yaitu berupa hidayah yang mereka
peroleh, Musa a.s, diajak bicara langsung oleh-Nya dan diberi-Nya
kitab Taurat yang di dalamnya terkandung hukum-hukum buat mereka
dan perincian syariat mereka. Untuk itu, Allah menceritakan bahwa
Dia telah menjanjikan hal itu kepada Musa selang tiga puluh hari
kemudian. Ulama tafsir mengatakan bahwa selama itu Nabi Musa a.s.
melakukan puasa secara lengkap. Setelah waktu yang telah dijanjikan
itu sempurna, maka Musa bersiwak terlebih dahulu dengan akar kayu.
Tetapi Allah Swt. memerintahkan kepadanya agar menggenapkannya
dengan sepuluh hari lagi hingga genap menjadi empat puluh
hari.Ulama tafsir berbeda pendapat sehubungan dengan sepuluh hari
tambahannya itu, yaitu bulan apa jatuhnya. Menurut kebanyakan
ulama tafsir, yang tiga puluh hari adalah bulan Zul Qa‟dah, sedangkan
yang sepuluh hari tambahannya jatuh pada bulan Zul Hijjah. 68
Pengertian khurūj dalam ritual jamaah tabligh adalah prilaku
atau gerakan keluarnya seseorang dari dalam rumahnya desanya
kampungnya dengan tujuan memperbaiki diri untuk jihad fisabilillah
dengan mengeluarkan dan mengorbankan harta waktu juga kesibukan
keluarga juga aktifitas-aktifitas lainya untuk berjuang dan berdakwah
di jalan Allah yang bertujuan meningkatkan kualitas keimanan
ketaqwaan dan amal baik hanya untuk Allah.swt. 69 kata khurūj,
terambil dari istilah bahasa Arab yang memiliki asal kata Kharaja dan
kemudian dalam bahasa Jaulah dikenal dengan istilah khurūj fī sabīl
Allāh yang memili arti keluar di jalan Allah. Kata ini terambil dari
dalam al-Quran dari kata “ukhrijat” yang terdapat dalam surat Āli
ʻImrān ayat 110, dan kemudian mengacu pada surat surat al-Ṣaf ayat
10-12.70 Secara teori jika dilihat dari definisi dan pengamatan penulis,
kegiatan para hijriyyin dalam berkhurūj ini semata mata bukan hanya
ritual keluar nya seseorang dari rumah kampung atau kota tempat
tinggalnya untyk memperbaiki diri sendir atau individu saja,
melainkan ada upaya dan tanggung jawab lain juga yaitu gerakan

68
Hamka, Tafsir al-Azhar (pembimbing Masa: Jakarta, 1970), h. 36
69
Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny, Kupas Tuntas Jamaah tablig,(
Cirebon: Pustaka Nabawi, 2012), vol. 3, 147.
70
Didi Junaedi, Memahami Teks, Melahirkan Konteks: Menelisiki
Interpretasi Ideologis Jamaah Tabligh, 13.
63

mengajak para kaum muslim lainya untuk ikut dalam ritual ibadah
para Jaulah, salah satunya mendengarkan taklim atau kajian yang di
adakan oleh oara Jaulah dimasjid musola yang menjadi markas
mereka.

Ritual atau kegitan berkhuruj ini memiliki struktur juga tata


tertib yang harus di ikuti, dan khuruj ini adalah kegiatan yang
mempunyai pemimpin atau disebut sebagai amir yang terpilih dan
dipilih oleh kelompek mereka sendiri. Dan sudah menjadi sepaptutnya
juga kewajiban untuk taat pada amir yang di pilih selama
melaksanakan khuruj. Selama kegiatan berkhurūj berlangsung, setiap
waktu akan diisi dengan kegiatan ta‟lim atau belajar (membaca kisah
ataupun fadilah dan keutamaan lain yang terdapat dalam kitab Fadilah
Amal, seain taklim ada juga jawlah (berkeliling mengunjungi rumah
warga sekitar masjid untuk ikut serta dlam kajian taklim yang
diadakan oleh Jamaah Tabligh), kegiatan yang lainya adalah bayān
(tausiah setelh selesai shalat fardhu), kemudain mudzakarah (kegiatan
mengahafalkan 6 sifat para sahabat yang bisa dijadikan contoh dalam
berdakwah), karkuzari (kegiatan laporan harian dengan mencatat dan
melaporkan perihal ibadah yang dilakukan kepada Amir) kenudian
dilanjutkan dengan musyawarah.71 Tengang waktu lama dan
sebenarnya dalam berkhuruj ditentakan sesuai kesepakatan awal
rombongan pada saat sebelum berangkat berkhuruj namun pilihan
bilangn lama sudah ditentuka dan menjadi prinsip dasar Jaulah yaitu 3
hari, 7 hari, hingga 40 hari. Selama kegiatan khurūj berlangsung, para
Jamaah hijriyyin akan tinggal ditempat yang sudah disepakati yaitu
Mushola atau Masjid. Kegiatan berhuruj ini memiliki banyak manfaat
dan dampak positf untuk siapapun yang ikut sera dalam berkhuruj
karena dalam berkhuruj akan tercipta an terbentuk sifat sifat baik
seperti sabar, tawajjuh, jujur taqwa, taat, serta rela berkorban dijalan
Allah, dengan mengkesampingkan kepentingan duniawi dan rela
berkorban waktu harta dan diri untuk keperluan Agama.

Ditetakanya nagka 40 seagai bilangan untk ber khuruj


merupakan bilangan yang telah banyak disbutkan dalam beberapa ayat
71
Khusniati Rofiah, Dakwah Jamaah Tabligh dan Eksistensinya di
Masyarakat. Dakwah Jamaah tablig dan STAIN Ponorogo Press 79.
64

al-Quran, diantarnya yaitu tentang kisah Nabi Musa yang pergi selama
40 hari ke gunung tur untuk mendapatkan taurat. Kisah ini diabadikan
Allah dalam QS. al-Aʻrāf [7]: 147. Bilangan 40 juga sering di pakai
masyarakat setempat sebagai jumlah hari yang harus dilewati dalam
masa pencapayan suatu hal..

Khuruj dalam melaksanakan dakwah merupakan cara cara yang


dilakukan Rosulullah juga para sahabat, dimana mereka merelakan
keluarganya, tempat tinggalnya kemewahan juga harta yang mereka
miliki untuk berdakwah juga berjihad dijalan Allah, demi tegaknya
kalimat Tauhid La Ilaha IllAllah“ kegiatan dakwah seperti ini
berlandaskan pada salah satu ayat al-Quran surat ali imran ayat 104
dan 110.

2. Ayat yang berkaitan tentang tauhid


ُِْ ١‫ػ ا ٌْ َؼ ِظ‬ ُ ٍْ ‫ َّو‬َٛ َ‫ ِٗ ذ‬١ْ ٍَ‫ ْۗ َػ‬َٛ ُ٘ ‫ْل ِا ٌَٰٗ ِا َّْل‬
ِ ْ‫ َسبُّ ا ٌْ َؼش‬َٛ َُ٘ٚ ‫د‬ ّ ٰ َٟ ‫ْ ا فَمًُْ َد ْغ ِث‬ٌََّٛٛ َ‫فَاِ ْْ ذ‬
ٰٓ َ ُ‫ّللا‬

Artinya : Maka jika mereka berpaling (dari keimanan), maka


katakanlah (Muhammad), “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada tuhan
selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah
Tuhan yang memiliki „Arsy (singgasana) yang agung.” (QS. Al-
Taubah:129)

Di dalam ayat ini, kedua sifat ini disebutkan oleh Allah berada
di dalam diri Muhammad SAW.“Maka jika sekiranya mereka
berpaling, maka katakanlah cukuplah bagiku Allah.” Dari penggalan
ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah memerintahkan kepada Nabi
Muhammad bahwa jangan terlalu membeban diri sendiri atas sikap
dari kaum-kaumnya yang tidak menerima segala perjuangannya.
Dalam penggalan ayat tersebut Allah nengatakan kepada Muhammad
bahwa hanya Allah yang selalu menerimamu, yang selalu
menyayangimu, dan hanya Allah yang melindungimu.“Tidak ada
tuhan melainkan Dia”. Aku tidaklah menyembah tuhan selain Allah
dan aku tidak pernah mengharapkan apapun dari yang lain selain
Allah. Karena yang aku harapkan hanyalah ridho Allah. Aku tidak
pernah takut kepada siapapun, sebab tempatku takut hanyalah kepada
Allah.
65

“Dan Dia adalah yang empunya „Arsy yang besar”. „Arsy yang besar
berarti bahwa hanya Allah lah yang menguasai segala-segalanya, yang
mengatur, serta mengendalikan seluruh alam semesta ini.
Intisari dari kandungan surat ini adalah menerangkan
peristiharaan dari Allah dan Rasul-Nya untuk kaum Arab dan
ditegaskan bahwa mereka telah melanggar perjanjian antara mereka
dengan Rasulullah. Maka perjanjian itu dibatalkan oleh Allah dan
Rasul-Nya dan kaum arab diberikan waktu 4 bulan untuk menerima
Islam. Jikalau mereka semua tidak menerima Islam maka mereka
semua akan dimusnahkan. Surah ini juga menandakan rahasia kaum
munafik yang hanya berpura-pura Islam di mulutnya saja, sedangkan
hati mereka tetap menjadi kafir. Oleh karena itu awalan surah ini tidak
disertai dengan bacaan basmalah. Kontekstualisasi di masa sekarang
ini sangat banyak dari berbagai kala
Menurut para ulama jama„ah tabligh ayat ke 129. Adalah
tentang kisah Rosulullah dimana pada saat itu bayak yang menolak
ajakan rosul untuk iman kepada Allah maka sesungguhnya “ hanyalah
Allah yang sah menjadi penolong, karena hanya Allah saja lah Tuhan
maha pencipta juga maha kuasa, yang memiliki Arsy yang menguasai
segala urusan urusan manusia, dan tidaklah dianjurkan untuk
membandingkan atau menganggap sama denan sesuatu yang lazim,
sebagian ulama menfasirkan bahwa wa dialah pemilik semua kerajaan
dan ketetapan yang memberi ketentuan yang mengatur semua
perkara.

َْٓ١ِّ ٍِ‫ َِِٓ ا ٌْ ُّ ْغ‬ْٟ َِِّٕٔ‫لَا َي ا‬َّٚ ‫صاٌِذًا‬ ٰ


ِ ّ ٌَِٝ‫ْ ًْل ِِّ َّّ ْٓ َد َػآٰ ا‬َٛ‫ َِ ْٓ اَدْ َغُٓ ل‬َٚ
َ ًَ ِّ ‫ َػ‬َٚ ‫ّللا‬

Artinya : Dan siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada


orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan
berkata, “Sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah
diri)?” (Q.S. Fushshilat :33)

Sesungguhnya tugas da‟wah, tugas menyampaikan kebaikan maupun


kebenaran itu sebenarnya bukan hanya tugasnya para ustad maupun
para ulama tetapi seluruh dari kita yang mengaku umat Nabi
Muhmmad Saw harus mengambil bagian da‟wah “Barang siapa yang
66

mengajak manusia ke jalan yang benar yaitu kepada agama Allah Swt,
sesuai dengan kemampuan masing-masing, misalnya: bisa berda‟wah
dengan lisan silahkan tetapi berda‟wahlah yang baik jangan mudah
memvonis. Orang yang kaya bisa berda‟wah dengan hartanya yang
bisa disedekahkan untuk membantu pembangunan masjid itupun
termasuk da‟wah.
Yang punya tenaga, silahkan digunakan untuk berda‟wah, untuk
membantu orang lain, seperti kerja bakti, kegiatan yang ada
dipengajian maupun keagamaan, karena itu termasuk da‟wah. Para
pembalap motor juga bisa berda‟wah, dengan cara membawa para
ustad ke pengajian, supaya tidak telat ceramahnya, pada intinya, setiap
muslim yang mengajak kepada amalan-amalan zhahir maupun
amalan-amalan batin sebagaimana para pakar tasawuf yang menyeru
umat Islam untuk mengenal kebesaran Allah Swt.72
ِْ ْٚ‫َ ْؼثُ ُذ‬١ٌِ ‫ظ اِ َّْل‬ ِ ْ َٚ َّٓ ‫د ا ٌْ ِج‬
َ ْٔ ‫اْل‬ ُ ‫ َِا َخٍَ ْم‬َٚ

Artinya : Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar


mereka beribadah kepada-Ku. (Q.S. Adz-Dzariyat : 56)

Dalam ayat diatas, makna dari ِ‫“ اِ اَّل ِليَ ْعبُدُ ْو ِن‬Beribadah kepadaku yaitu
“menentukan aku.”

Berdasarkan ayat diatas, tauhid ialah mentauhidkan Allah


tidak ada tuhan selain Allah yang berhak disembah. Allah Swt
menciptakan kita bukan untuk main-main saja, bukan juga untuk
menyia-nyiakan waktu atau tidak ada tujuan, akan tetapi Allah Swt
menciptakan kita untuk satu, apa itu? Yaitu tidak lain hanya untuk
beribadah kepada Allah dan mentauhidkan Allah Swt.

3. Ayat tentang sholat khusuk dan khudu’


َ ْۗ ُ‫ه ِس ْصلً ْۗا َٔذْ ُٓ َٔشْ ُصل‬
ٜ ٰٛ‫ ْاٌ َؼالِثَحُ ٌٍِرَّ ْم‬َٚ ‫ه‬ َ ٍَُ‫َ ْۗا َْل َٔغْـ‬ٙ١ْ ٍَ‫اصْ طَ ِثشْ َػ‬َٚ ‫ ِج‬ٍَّٰٛ ‫ه تِاٌص‬
َ ٍَْ٘ َ‫ ْأ ُِشْ ا‬َٚ

Artinya : Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat dan


sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu,

72
Syaikul Hadis Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahwali Raa, Kitab
Fadhilah „amal ( Yogyakarta: Ash-Shaff, 2006), ,, 342.
67

Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di


akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa. (Q.S. Thaaha : 132).

Ayat ini sudah jelas bahwa pentingnya menjadi keluarga yang


selalu saling mengingatkan dalam kebaikan, tetapi sangat disayangkan
kebanyakan orang justru melalaikannya, acuh tak acuh terhadap
keluarga sendiri, karena kebanyakan orang sudah meninggalkan yang
namanya amar ma‟ruf nahi munkar, tidak hanya itu saja, bahkan
sholat 5 waktu yang wajib juga sudah mulai ditinggalkan oleh
sebagian orang, mereka yang sudah sholat masih suka melalaikannya,
suka menunda-nunda sholat, malas untuk beribadah ke masjid untuk
berjama„ah, padahal memakmurkan masjid itu sangat penting, pada
umumnya, orang-orang yang sudah tidak muda lagi yang justru mau
pergi kemasjid, sedangkan anak-anak muda malas untuk beribadah
dimasjid, karena menurut dia itu aib untuk dirinya dan merasa malu
terhadap teman dekatnya yang tidak sholat dimasjid. 73

َْٓ١‫ ا ٌْ ٰخ ِؾ ِؼ‬ٍَٝ‫ َشجٌ اِ َّْل َػ‬١ْ ِ‫َا ٌَ َىث‬َِّٙٔ‫ا‬َٚ ْۗ ‫ ِج‬ٍَّٰٛ ‫اٌص‬َٚ ‫صث ِْش‬
َّ ٌ‫ْ ا تِا‬ُٕٛ١ْ ‫ا ْعر َِؼ‬َٚ

Artinya : Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar


dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang
yang khusyuk. (Q.S. Al-Baqarah:45)

Hikmah atau I‟tibar dari ayat diatas adalah untuk meraih


keberkahan juga kebaikan dunia akhirat adalah, dengan cara mematuhi
perintah Allah yaitu dengan cara Sabar juga Shalat, sebagai acuan
utama penolong hidup hal lain juga diungkapkan oleh imam muqatil
bin hayyan, yang mengatakan bahwa, seoang Muslim jika ingin
meraih kebaikan untuk kehidupan dunia juga khirat kuncinya hanya
melaksanakan solat dan juga sabar, jika solat dan juga sabar dilakukan
maka kebaikan dunia juga kahirat akan didapatkan, kenapa karena
solat dan sabarlah yang akan menjadi penolong di dunia juga akhirat,
kata lain dari sabar menurut ian adalah bulan yang penuh kesabaran.”

73
Syaikul Hadis Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahwali,.344.
68

َ ْۗ َ‫صات‬
َّْ ِ‫ه ا‬ ِ ُْٚ ‫ ْأ ُِشْ تِ ْاٌ َّ ْؼش‬َٚ َ‫ج‬ٍَّٰٛ ‫ اَلِ ُِ اٌص‬ٟ
َ َ‫ َِآٰ ا‬ٍَٰٝ ‫اصْ ثِشْ ػ‬َٚ ‫ا َْٔٗ ػ َِٓ ْاٌ ُّ ْٕ َى ِش‬َٚ ‫ف‬ َّ َُٕ‫ث‬٠ٰ
‫ ِس‬ْٛ ُِ ُ ‫ه ِِ ْٓ ػ َْض َِ ْاْل‬ َ ٌِ‫ٰر‬

Artinya : Wahai anakku! Laksanakanlah salat dan suruhlah (manusia)


berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang
demikian itu termasuk perkara yang penting. (Q.S. Luqman: 17).

Ayat ke 17 surat Luqman ini memberikan penjelasan bahwa


ada hal penting yang sangat penting dalam perjalanan hidup kita yaitu
amar Ma‟ruf Nahi Mungkar karean hal ini bisa mengantarkan kita
pada kebahagiyan yang sempurna namun dakwah amar makruf nahi
mungkar sudah lagi tidak dilaksanakan oleh kalangan kaum muslim,
bukn hanya itu kewajiban utama seperti solatpun manusia sudah
banyak yang Lalai, sudah mulai banyak lagi umat umat islam yang
enggan atau malas malasan dalam menjalankan solat, kemdian
kegiatan solat yang dilakukan berjamah di masjid sudah mualai
berkurang, mereka perlahan mulai meninggalkan masjid untuk
beribadah bersama,. Bahkan banyak dari kalangan masyarakat
menangap Malu untuk pergi dan berjamah solat dimasjid. 74
4. Ayat tentang ilmu dan dzikir
َْٓ١ِِِٕ ‫ ذَ ْٕفَ ُغ ا ٌْ ُّ ْإ‬ٜ‫ َر ِّوشْ فَاِ َّْ اٌ ِّز ْو ٰش‬َٚ

Artinya : Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain selain


Allah. Sungguh, aku seorang pemberi peringatan yang jelas dari
Allah untukmu. (Q.S. Adzariyat : 55).

Bagi orang mukmin manfaatnya tentunya sudah jelas, pastinya sangat


besar manfatnya bagi orang yang beriman sedangkan bagi orang
yahudi ini juga bermanfaat, karena dengan adanya usaha ini, in shaa
Allah orang-orang kafir pun dapat menjadi orang-orang beriman jika
Allah menghendaki, akan tetapi berilah peringatan yang lemah lembut
dan hal seperti ini akan termasuk didalam ayat diatas. Namun dizaman

74
Syaikul Hadis Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahwali Raa, Kitab
Fadhilah Sedekah, (Yogyakarta: Ash-Shaff, 2006), 346.
69

sekarang ini, sangat disayangkan, para Da‟i berda‟wah dengan cara


yang benar dengan tujuan karena Allah sudah hampir hilang. Para
Da‟i berda‟wah tidak digunakan teks, dan berbicara secara lancar
dengan tujuan supaya para pendengar memujinya dan mengaguminya.
Padahal jelas, sabda Rasulullah Saw bersabda, ”Barang siapa belajar
ilmu agama dengan maksud supaya banyak manusia yang memuji
dirinya dan mengaguminya, maka semua amal Ibadahnya tidak akan
diterima pada hari kiamat baik yang Fardhu maupun yang Sunnah. 75
5. Ayat tentang memuliakan saudara muslim
ْۗ ‫ ُو ًِّ ُع ْۢ ْٕثٍَُ ٍح ِِّائَح ُ َدثَّ ٍح‬ْٟ ِ‫َد َع ْث َغ َعَٕاتِ ًَ ف‬
ْ ‫ّللا َو َّثَ ًِ َدثَّ ٍح اَ ْۢ ْٔثَر‬ٰ
ِ ّ ًِْ ١ِ‫ َعث‬ْٟ ِ‫ُ ُْ ف‬ٌَٙ‫ا‬َٛ ِْ َ‫ْ َْ ا‬ُٛ‫ُ ْٕفِم‬٠ َْٓ٠‫َِثَ ًُ اٌَّ ِز‬
ٌُ ١ْ ٍِ ‫اع ٌغ َػ‬ ّ ٰ َٚ ْۗ ‫َّؾ َۤا ُء‬٠ ْٓ َّ ٌِ ُ‫ُض ِؼف‬
ِ َٚ ُ ‫ّللا‬ ّ ٰ َٚ
ٰ ٠ ُ‫ّللا‬

Artinya : Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan


Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada
setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipat gandakan bagi siapa
yang Dia kehendaki, dan Allah Maha luas, Maha Mengetahui. (Q.S.
Al-Baqarah : 261).

Hamka dalam kitab tafsir Al-Azhar tak kalah progresif,


seseorang yang hendak berinfak, tidak terbatas pada harta dalam arti
material, Hamka menjelaskan terkait ayat ini, “Kadang-kadang (harta
disalurkan kepada) fakir miskin mesti dibantu, dia mengendaki
pengurbanan hartabenda. Kadang dakwah Islam hendak disampaikan
kepada orang yang masih jahil. Kadang-kadang pendidikan agama
pada anak-anak mesti disempurnakan. Kadang-kadang mesjid baru
mesti didirikan. Atau rumah yatim-piatu, rumah sakit dan lain-lain,
dan seribu macam lagi yang lain.” Lebih jauh lagi, masih dalam
penafsiran Hamka, dimisalkan seorang hartawan yang mendirikan
Sekolah Dasar dalam sebuah desa sehingga anak-anak desa tak perlu
bersekolah jauh.76
Menurut jama„ah tabligh maksud dari ayat ini ialah
menafkahkan harta dijalan Allah sama hal nya seperti yang telah di
kerjakan oleh jama„ah tabligh yaitu khuruj, mengorbankan harta
hanya semata-mata untuk da‟wah. Namun dari ayat ini kita harus bisa

75
Syaikul Hadis Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahwali. 343.
76
Hamka, Tafsir Al-Azhar (Jakarta: Pustaka Panjimas, 2000), Juz I, h. 44.
70

memahami bahwa saling membantu sesama saudara muslim itu wajib.


Setiap manusia wajib. Setiap manusia pasti saling membutuhkan satu
sama lain, karena sudah menjadi qodratnya manusia sebagai makhluk
sosial dan tidak mungkin bisa dipungkiri, oleh sebab itu kita sebagai
umat muslim tidak boleh pelit soal harta. Rusaknya umat disebabkan
cinta dengan dunia, jangankan untuk bersedekah, untuk dirinya sendiri
saja perhitungan, karena takut hartanya berkurang, hal seperti inilah
yang disebabkan seseorang tidak mendapatkan apapun didunia
maupun diakhirat kelak. Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahwa Nabi
Saw bersabda, ”Barang siapa bersedekah satu biji kurma saja dengan
ikhlas karena Allah dan yang jelas itu halal, bukan ingin dipuji
maupun dari harta yang haram, maka Allah Swt akan menerima
sedekah itu.”77

ًْ‫َّ ْف َؼ‬٠ ْٓ َِ َٚ ‫اط‬


ِ ْۗ ٌَّٕ‫َْٓ ا‬١َ‫ح ت‬
ٍ ‫ْ اِصْ ًَل‬َٚ‫ف ا‬ َ ِ‫ُ ُْ اِ َّْل َِ ْٓ اَ َِ َش ت‬ٙ‫ى‬ٛ ْ‫ ٍْش ِِّ ْٓ َّٔج‬١ِ‫ َوث‬ْٟ ِ‫ َش ف‬١ْ ‫َْل َخ‬
ٍ ُْٚ‫ْ َِ ْؼش‬َٚ‫ص َذلَ ٍح ا‬
ِ ‫ ِٗ اَجْ ًشا ػ‬١ْ ‫ْ فَ ُٔ ْإ ِذ‬ٛ‫غ‬
‫ ًُا‬١ْ ‫َظ‬ ِّ ‫خ‬
َ َ‫ّللا ف‬ ِ ‫ضا‬ َ ْ‫ه ا ْت ِرغَا َء َِش‬ َ ٌِ ‫ر‬

Artinya : Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia


mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh
(orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan
perdamaian di antara manusia. Barangsiapa berbuat demikian
karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami akan memberinya
pahala yang besar.(Q.S Annisa : 114)

Ayat diatas memberian I‟tibar bahwa akan ada pahala besar


bagi siapa saja, yang berdakwah dalam kebaikan, itu adalah janji
Allah yang pasti akan terjadi, tak cukup dengan ayat al-Quarn Nabi
Muhammd pun berkata dengan sabdanya yaitu : “Setiap ucapan
seseorang adalah beban baginya, kecuali ucapan untuk mengajak
kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, atau berdzikir kepada
Allah Swt.” Dalam hadits lain, Baginda Nabi Saw bersabda, “Maukah
aku beritahukan kepadamu suatu kebaikan yang lebih utama dari pada
sholat sunnah, puasa, dan sedekah?” para sahabat ra. Menjawab,
“Beritahukanlah, yaa Rasulullah!” Beliau bersabda, “Mendamaikan
sesama manusia, karena kebencian dan pertengkaran dapat

77
Syaikul Hadis Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahwali. 11
71

menghilangkan kebaikan seperti pisau cukur mencukur rambut.” itu


tadi hanya satu dari banyak perintah al-Quran juga hadis yang
mengandung perintah untuk menciptkan kedamaikan atau
mendamaikan orang orang yang sedang berselisih, dan perbuatan atau
tindakan mendamaikan dalam pertikayan tergolong dalam kate gori
Amar Maruf juga, dan amar Ma‟ruf Nahi Mungkar harus dilaksanakan
secara ma,ruf karena bila amar ma‟ruf nahi mungkar di laksanakn
secara mungkar dakwah yang dilakukan tidaklah evektif yang sesuai
tema menyebarkan perdamayan.. 78

6. Ayat tentang ikhlas niat


ٰ
َِِٓ ‫ َِآٰ أََ ۠ا‬َٚ ‫ّللا‬ ٰ
ِ ّ َٓ‫ ُعث ْٰذ‬َٚ ْۗ ْٟ ِٕ‫ َِ ِٓ اذَّثَ َؼ‬َٚ ‫ َش ٍج أَ َ۠ا‬١ْ ‫ص‬
ِ َ‫ ت‬ٍَٰٝ ‫ّللا ْۗػ‬
ِ ّ ٌَِٝ‫ا ا‬ُْٰٛٓ ‫ اَ ْدػ‬ْٰٟٓ ٍِ١ْ ‫لًُْ ٰ٘ ِز ٖٖ َع ِث‬
َْٓ١‫ا ٌْ ُّ ْؾ ِش ِو‬

Artinya : Katakanlah (Muhammad), “Inilah jalanku, aku dan orang-


orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan
yakin, Mahasuci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang
musyrik.” (Q.S. Yusuf : 108).

Menurut jama„ah tabligh yang bernama Ust. Hidawi Syamsi


menjelaskan, bahwa ayat ini memperintahkan beberapa prinsip,
diantaranya:
a. Al-Istim Rariyyah (ingin tantangan baru)
Dakwah adalah bentuk masadar yang terbentuk dari serapan
kata da‟a yadu‟ kemudian berubah menjadi ad‟u bentuk fiil mudori‟
yang artinya kata kerja yang sedang beralangsung, yang berarti
berlangsung dari dulu hingga sekarang dn nati sampai hari Kiamat,
Sampai kapanpun yang namanya da‟wah tidak akan pernah berhenti,
ada atau tidak adanya kita, da‟wah masih tetap ada, dan tidak boleh
hanya diam ditempat saja, harus semangat menjalankan da‟wah ini.
b. Wudh uhul Ghayah (tujuan yang jelas)
Dakwah akan dirasakan optimal apabila memiliki tujuan yang
jelas, dan tujuan yang utama adalh dakwah dilkukan semata mata ihlas

78
Syaikul Hadis Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahwali Raa, Kitab
Fadhilah „amal ( Yogyakarta: Ash-Shaff, 2006),.346-347.
72

hanya karena Allah bukan karena suatu apapun atau ingin dipuji atau
dipandang baik oleh orang lain. hanya ketenaran. Jika kita
menjalankan da‟wah dengan kita niatkan karena Allah Swt. in shaa
Allah kita menjadi pribadi yang bersifat hormat atau menghormati
sesama muslim (Ihtiram)dan juga bersifat memuliakan dengan
menyampaikan Hak terhadap sesama Muslim tanpa mengharapkan
balasan atau apapun yang bentuknya timbal balik (Ikram)
persaudaraan sesama muslim pun semakin erat tanpa memiliki rasa
kebencian karena perbedaan atau golongan (Furu‟iyyah)
c. Wudhuhul Minhaj (sistem yang jelas)
Prinsip adalah hal yang harus dimiliki juga seseorang akan
menjalankan tugasnya berdakwah, ada dua prinsip yang harus
diketahui yaitu prinsip atau keyakinan dari dalam lubuk hati („Ala
Bashirah) ada juga prinsip yang disebut yang hanya melihat dari
pandangan mata lahir saja (ala Bashar), dua prinsip diatas bisa
menjadi sebuah pertimbangan atas dasar apa kita beramal dan
berdakwah, yang bertujuan jalanya dakwh yang kita kerjakan
mengasilkan hasil yang optimal, agar nantinya kita tidak terlalu
tergesa-gesa atau terlalu santai yang nantinya akan mengakibatkan
da‟wah ini akan terlempar jauh.
d. Wujudul qiyadah (adanya koordinasi)
Dalam setiap wadah atau kumpulan harus memiliki sistem
kepemimpinan, dan setiap kelompok akan tercipta sinergi yang baik
jika ada kordinasi yang baik, maka rasa tanggung jawab memiliki
peran penting dalam hal ini, tangung jawab ini harus dimilki oleh
semua jamaah juga pemimpin. Pemerintah bertanggung jawab
terhadap rakyatnya, dan keluarganya. Seorang suami bertanggung
jawab kepada istri dan anak-anaknya. Dan setiap makhluk sosial pasti
akan dimintai pertanggung jawaban kelak dihadapan Allah Swt.
Da‟wah IlaAllah harus dilakukan dengan cara apa yang telah
Rasulullah Saw contohkan kepada umatnya. Jangan hanya
mengandalkan ego maupun nafsu saja, merasa diri pintar sampai-
sampai menolak ayat-ayat Allah Swt dan Sunnah-sunnah Rasulullah
Saw. Begitu banyak dizaman sekarang ini niatnya da‟wah tetapi
menentang sunnah Rasulullah Saw bahkan perbuatan maksiat
dianggap sebagian orang da‟wah, hal seperti ini yang menyebabkan
73

banyaknya kebodohan sampai tidak bisa lagi membedakan mana


da‟wah IlaAllah dan mana da‟wah perdagangan, hanya ingin mencari
keharuman nama atau ketenaran. 79
7. Ayat tentang da’wah IlaAllah
ُْْۗ ِٙ ‫اَ ْٔفُ ِغ‬َٚ ُْ ِٙ ٌِ‫ا‬َٛ ِْ َ ‫ّللا تِا‬ٰ َّ ٌ‫ ا‬ٌِٝ ُٚ‫ ُش ا‬١ْ ‫َْٓ َغ‬١ِِِٕ ‫ْ َْ َِِٓ ْاٌ ُّ ْإ‬ٚ‫ ْاٌ ٰم ِؼ ُذ‬َِٜٛ ‫َ ْغر‬٠ ‫َْل‬
ِ ّ ًِْ ١ِ‫ َعث‬ْٟ ِ‫ْ َْ ف‬ٚ‫ ُذ‬ِٙ ‫ ْاٌ ُّ ٰج‬َٚ ‫ض َش ِس‬
ُٰ ‫ّللا‬
ّ ًَ ‫ض‬ َّ َ‫ف‬َٚ ْٰٕۗٝ ‫ّللا ُ ْاٌ ُذ ْغ‬ ٰ ً ّ ٰ ًَ ‫ض‬
ّ ‫ َػ َذ‬َّٚ ‫ ُو ًّل‬َٚ ْۗ ً ‫َْٓ َد َس َجح‬٠‫ ْاٌ ٰم ِؼ ِذ‬ٍَٝ‫ ُْ َػ‬ِٙ ‫اَ ْٔفُ ِغ‬َٚ ُْ ِٙ ٌِ‫ا‬َٛ ِْ َ ‫َْٓ ِتا‬٠‫ ِذ‬ِٙ ‫ّللا ُ ْاٌ ُّ ٰج‬ َّ َ‫ف‬
ّ ٰ َۙ ٰ
ُ ً ْ
‫ ًّا‬١ْ ‫ْ سًا َّس ِد‬ٛ‫ َواَْ ّللاُ َغف‬َٚ ْۗ ‫ َسدْ َّح‬َّٚ ً‫ َِغفِ َشج‬َٚ ُِِّٕٗ ‫د‬ ْ ِ ‫َْٓ اَجْ شًا ػ‬٠‫ اٌم ِؼ ِذ‬ٍَٝ‫َْٓ َػ‬٠‫ ِذ‬ِٙ ‫ْاٌ ُّ ٰج‬
ٍ ‫ ًّا َد َس ٰج‬١ْ ‫َظ‬ ْ

Artinya : Tidaklah sama antara orang beriman yang duduk


(yang tidak turut berperang) tanpa mempunyai uzur (halangan)
dengan orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya.
Allah melebihkan derajat orang-orang yang berjihad dengan harta
dan jiwanya atas orang-orang yang duduk (tidak ikut berperang
tanpa halangan). Kepada masing-masing, Allah menjanjikan (pahala)
yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad
atas orang yang duduk dengan pahala yang besar, (yaitu) beberapa
derajat daripada-Nya, serta ampunan dan rahmat. Allah Ma-ha
Pengampun, Maha Penyayang. (Q.S. An-Nisaa : 95-96).

Sebagai umat Islam kita harus percaya dengan janji-janji


Allah Swt, sebagaimana Allah Swt telah berjanji melalui ayat ini,
agama yang dibawa Oleh Nabi Muhammad akan di jaga langsung oleh
Allah, meski demikian kita sebagai umat Islam, yang harus kita
ketahui ialah Allah Swt tidak akan menolong hambanya, jika seorang
hamba tidak mau berusaha untuk terus menuntut ilmu dengan
bersungguh-sungguh demi da‟wah, karena umat Islam dituntut agar
terus berusaha menegakkan kalimat Allah dan tidak ada rasa takut
sama sekali untuk menyebarkan Islam dimuka bumi ini, cukup
tanamkan didalam hati bagi setiap umat Islam bahwa (hanya Allah lah
satu satunya tempat meminta pertolongan, dan hanya Allah satu
satunya tempat bersandar dan meminta pertolongan. yakinlah Allah
Swt akan menolong hambanya yang berserah diri. 80

79
An-Nadhir M. Ishaq Shihab, Khuruj Fi Sabilillah, 19.
80
Syaikul Hadis Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahwali Raa, Kitab
Fadhilah „amal ( Yogyakarta: Ash-Shaff, 2006), 777.
74

ْٓ ِِ َْٓ٠‫ض َو َّا ا ْعر َْخٍَفَ اٌَّ ِز‬ ِ ْ‫ ْاْلَس‬ٝ‫ُ ُْ ِف‬َّٕٙ‫َ ْغر َْخ ٍِ َف‬١ٌَ ‫د‬ ِ ‫ص ٍِ ٰذ‬ ّ ٰ ٌ‫ا ا‬ٍُِّٛ ‫ َػ‬َٚ ُْ ‫ْ ا ِِ ْٕ ُى‬َُِٕٛ ‫َْٓ ٰا‬٠‫ّللاُ اٌَّ ِز‬ ّ ٰ ‫ َػ َذ‬َٚ
َْ ْٛ‫ُ ْؾ ِش ُو‬٠ ‫ َْل‬ْٟ َِٕٔ ْٚ‫َ ْؼثُ ُذ‬٠ ‫ ُْ اَ ًِْٕ ْۗا‬ِٙ ِ‫ْ ف‬ٛ‫ُ ُْ ِِّ ْۢ ْٓ تَ ْؼ ِذ َخ‬ٌََّٕٙ‫ُثَ ِّذ‬١ٌََٚ ُْ ٌَُٙ ٝ‫َض‬ ٰ ‫ اسْ ذ‬ٜ‫ُ ُُ اٌَّ ِز‬َٕٙ٠ْ ‫ُ ُْ ِد‬ٌَٙ ََّٓ ٕ‫ُ َّ ِّى‬١ٌََٚ ُْ ۖ ِٙ ٍِ‫لَ ْث‬
ٰۤ ُ
َْ ُْٛ‫ه ُ٘ ُُ ْاٌ ٰف ِغم‬
َ ‫ٌ ِى‬ٚ َ ٌِ‫ َِ ْٓ َوفَ َش تَ ْؼ َذ ٰر‬َٚ ‫ْـ ًْۗا‬١‫ َؽ‬ْٟ ِ‫ت‬
‫ه فَا‬

Artinya : Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di


antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa
Dia sungguh, akan menjadikan mereka berkuasa di bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh, Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan
agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah
(keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman
sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak
mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Tetapi barangsiapa
(tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang
fasik. (Q.S. An-Nur : 55)

Tafsir dari ayat ke 55 surat an-Nur kaitanya adalah mengenai


janji untuk manusia dari Allah bagi mereka yang beriman dan beramal
salih dapat mengantarkan seseorang pada kekuasaan, hal ini telah di
contohkan pada zaman Nabi Muhammad SAW, Kemudian terbukti
dengan zaman para khulafairrasyidiin, keimanan dan ketaqwan kepada
Allah mengantarkan para pemimpin yang haq dan juga shalih, seperti
halnya kepeimimpinan nabi juga para khulafaurrasyidin, seluruh
Jazirah Arab tunduk pada kepemimpinan ini. 81

ٌ ‫ ِذ َجا َسج‬َٚ ‫ْ َ٘ا‬ُّٛ ُ‫ا ُي ِا ْلرَ َش ْفر‬َٛ ِْ َ‫ا‬َٚ ُْ ‫ َشذُ ُى‬١ْ ‫ػ َِؾ‬َٚ ُْ ‫ا ُج ُى‬َٚ ‫اَ ْص‬َٚ ُْ ‫أُ ُى‬َٛ ‫ ِا ْخ‬َٚ ُْ ‫اَ ْتٕ َۤا ُؤ ُو‬َٚ ُْ ‫لًُْ ِا ْْ َواَْ ٰاتَ ۤا ُؤ ُو‬
ّٝ‫ْ ا َد ٰر‬ُٛ‫ٍِ ٖٗ فَرَ َشتَّص‬١ْ ِ‫ َعث‬ْٟ ِ‫َا ٍد ف‬ٙ‫ ِج‬َٚ ٖٗ ٌِ ُْٛ‫ َسع‬َٚ ِ‫ّللا‬ ّ ٰ َِِّٓ ُْ ‫ ُى‬١ْ ٌَِ‫َآٰ اَ َدةَّ ا‬َٙٔ ْٛ‫ض‬ َ ْ‫ َِ ٰغ ِىُٓ ذَش‬َٚ ‫ْ َْ َو َغا َدَ٘ا‬ٛ‫ذ َْخ َؾ‬
ٰ ْ َ ْ
َْٓ١‫ْ ََ اٌف ِغ ِم‬ٛ‫ اٌم‬ٜ‫ْ ِذ‬َٙ٠ ‫ّللاُ َْل‬ ّ ٰ َٚ ْٖۗ ٖ ‫ّللاُ تِا َ ِْ ِش‬
ّ ٰ َٟ ِ‫َأْذ‬٠

Artinya : Katakanlah, “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-


saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu
usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan
rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari

81
Syaikul Hadis Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahwali, 788-789.
75

pada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka


tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya.” Dan Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. (Q.S.Al-Taubah :
24).

Bahwa yang dimaksud dengan ayat ini ialah tanda keimanan


seseorang itu terlihat disaat diuji dimana letak kecintaan Manusia
kepada Allah, hal ini dibuktikan oleh nabi Muhammad SAW Saat
berjihad berjuang di jalan Allah dimana kecintaan dia terhadap Allah
sangatlah besar, dibandingkan dengn cinta kepada makhluq ciptaan
Allah, seperti halnya anak istri, juga tempat tinggal. Tanda kecintaan
seorang hamba kepada sang pencipta itu butuh bukti, harus ada
pengorbanan untuk yang dicintai, oleh sebab itu, tidak ada satu orang
yang bisa menghalangi orang yang beriman termasuk keluarganya
sendiri, untuk menegakkan da‟wah ini.
Membiarkan keluarga tanpa dibekali ilmu agama atau
meninggalkan keluarga untuk sementara waktu demi menuntut ilmu
agama supaya bisa mendidik keluarga dengan ilmu agama dan
menyelamatkan keluarga dari yang namanya kebodohan soal ilmu
agama. Jika kita masih sibuk mengurusi soal dunia dan dunia, sibuk
soal harta, sibuk dengan keluarga, sibuk dengan pekerjaan, padahal
jika kita mengetahui itu semua merupakan ujian umat Islam,
pertanyaan adalah apakah mampu seorang muslim mendapatkan ujian
melalui harta dan keluarganya? Maka jalan yang terbaik ialah dengan
cara kita khuruj dijalan Allah untuk berserah diri kepada Allah Swt,
dan memiliki keyakinan bahwa akan janji Allah terhadap hambanya
jika dia kerjakan, yakin ada ancaman kalau dia melanggar, maka ini
point yang sangat penting dalam menjalankan agamanya. 82

ٰۤ ُ ّ ٰ ٰ
ُُ ُ٘ ‫ه‬
َ ‫ٌ ِى‬ٚ ‫ا‬َٚ ْۗ ‫ّللا‬ ِ ّ ًِْ ١ِ‫ َعث‬ْٟ ِ‫ْ ا ف‬ٚ‫ َجاَ٘ ُذ‬َٚ ‫ْ ا‬ُٚ‫َ٘ا َجش‬َٚ ‫ْ ا‬َُِٕٛ ‫َْٓ ٰا‬٠‫اٌََّ ِز‬
ِ ‫ َۙ ُْ اَ ْػظَ ُُ َد َس َجح ً ِػ ْٕ َذ‬ِٙ ‫اَ ْٔفُ ِغ‬َٚ ُْ ِٙ ٌِ‫ا‬َٛ ِْ َ ‫ّللا تِا‬
ٰ‫ّللا‬ ٰ
َ ّ َّْ ‫َآٰ اَتَذًا ْۗ ِا‬ٙ١ْ ‫َْٓ ِف‬٠‫ َۙ ٌُ ٰخ ٍِ ِذ‬١ْ ‫ ٌُ ُِّ ِم‬١ْ ‫َا ٔ َِؼ‬ٙ١ْ ‫ُ ُْ ِف‬ٌَّٙ ‫د‬ ٍ َٛ ْ‫ ِسض‬َٚ ُْٕٗ ِِّ ‫ُ ُْ ِت َشدْ َّ ٍح‬ُّٙ‫ُثَ ِّؾ ُشُ٘ ُْ َست‬٠ َْ ْٚ‫ا ٌْفَ ۤا ِى ُض‬
ٍ ّٕ‫ َج‬َّٚ ْ‫ا‬
ِ ‫ِػ ْٕذ ٗ َٰٖٓ اَجْ ٌش ػ‬
ٌُ ١ْ ‫َظ‬

82
Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny, Kupas Tuntas Jama„ah Tabligh,
(Pustaka Nabawi, 2010), 56.
76

Artinya : Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di


jalan Allah, dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi
derajatnya di sisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh
kemenangan. Tuhan menggembirakan mereka dengan memberikan
rahmat, keridaan dan surga, mereka memperoleh kesenangan yang
kekal di dalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Sungguh, di sisi Allah terdapat pahala yang besar. (Q.S. At-Taubah :
20-22).

Jika kita memiliki iman didalam hati dan amal sholeh serta
berjihad dijalan Allah, Allah Swt telah berjanji kepada hamba-
hambanya, bahwa akan memberikan kemenangan yang besar dan
hidupnya tenang dan didalam hidupnya tidak ada rasa takut sedikitpun
kepada makhluk. Janji ini diberikan kepada hamba yang berani
mengatakan yang benar dan yang salah, dan kepada pemimpin yang
adil.83
ّ ٰ َّْ ِ‫ُ َجا ِ٘ ُذ ٌَِٕ ْف ِغ ٖٗ ْۗا‬٠ ‫ َِ ْٓ َجا٘ َ َذ فَأَِّ َّا‬َٚ
َْٓ١ِّ ٍَ‫ ػ َِٓ ا ٌْ ٰؼ‬ٌّٟ ِٕ‫ّللاَ ٌَ َغ‬

Artinya : Dan barang siapa berjihad, maka sesungguhnya jihadnya


itu untuk dirinya sendiri. Sungguh, Allah Mahakaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari seluruh alam (Q.S. Al-Ankabut : 6).

Begitu banyak alat yang mengatakan tentang jihad, dan masih


banyak sebagian orang yang tidak memahami ayat tersebut.
Pengertian jihad sebagaimana di jelaskan pada ayat adalah mengenai
jihad dalam berperang menghadapai orang-orang kafir, dan barang
siapa yang rela berjihad mka dia telah melakukan hal yang mulia.
Maksud dari ayat tersebut ialah jika Islam di serang oleh kafir, maka
baru kita berjihad dijalan Allah. Jika kita tidak diserang oleh kaum
kafir kita tidak boleh membunuhnya. Maka hendaklah untuk saat ini
lebih baik fokus memperbaiki diri dan mengamalkannya. 84

83
Syaikul Hadis Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahwali Raa, Kitab
Fadhilah Sedekah, (Yogyakarta: Ash-Shaff, 2006),, 789
84
Syaikul Hadis Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahwali, 777.
77

ٌَِٝ‫ ا‬ٞ ْٰٓ ‫اس‬


ِ ‫ص‬ َ ْٔ َ‫َّٓ َِ ْٓ ا‬٠ٖ ‫اس‬ ِ َٛ ‫َ َُ ٌِ ٍْ َذ‬٠ ْ‫ اتُْٓ َِش‬ٝ‫ َغ‬١ْ ‫ّللاِ َو َّا لَا َي ِػ‬ ّ ٰ ‫صا َس‬ َ ْٔ َ‫ا ا‬ْٰٛٓ ُٔ ْٛ‫ْ ا ُو‬َُِٕٛ ‫َْٓ ٰا‬٠‫َا اٌَّ ِز‬ُّٙ٠َ‫ٰٓا‬٠ٰ
َْٓ٠‫َّ ْذَٔا اٌَّ ِز‬٠َ‫خ طَّ ۤا ِىفَحٌ ۚفَا‬ ْۢ
ْ ‫ َوفَ َش‬َٚ ًَ ٠ْ ‫ ِا ْع َش ۤا ِء‬ْٰٟٓ ِٕ َ‫َد طَّ ۤا ِىفَحٌ ِِّ ْٓ ت‬
ْ َِٕ ‫ّللا فَ ٰا‬ ٰ ٰ
ِ ّ ‫صا ُس‬ َ ْٔ َ‫ْ َْ َٔذْ ُٓ ا‬ُّٛ٠‫اس‬ ِ َٛ ‫ّللا ْۗلَا َي ْاٌ َذ‬
ِّ
َْٓ٠‫ ِش‬ِٙ ‫ْ ا ٰظ‬ُٛ‫ ِ٘ ُْ فَاَصْ ثَذ‬ِّٚ ‫ َػ ُذ‬ٍَٰٝ ‫ْ ا ػ‬َُِٕٛ ‫ٰا‬

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penolong-


penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putra Maryam telah
berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia, “Siapakah yang
akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama)
Allah?” Pengikut-pengikutnya yang setia itu berkata, “Kamilah
penolong-penolong (agama) Allah,” lalu segolongan dari Bani Israil
beriman dan segolongan (yang lain) kafir; lalu Kami berikan
kekuatan ke-pada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh
mereka, sehingga mereka menjadi orang-orang yang menang. (Q.S.
Ash-Shaff : 14).

Didalam Tafsir Al-Manar menjelaskan potongan ayat yang


mengatakan, ”Jadilah penolong-penolong agama Allah...‟ maksud dari
penggalan ayat ini ialah mendakwahkan agamanya dan
menyampaikan risalah-risalah-Nya, didalam hati mereka sudah
ditanamkan iman sehingga ketika mendengar untuk membantu agama
Allah dan Rasulnya, mereka semua selalu siap untuk membantu tanpa
ada rasa keraguan sedikitpun.” Para sahabat r.a. hidupnya selalu sibuk
untuk membantu agamanya. Para sahabat telah banyak berkorban dan
cobaan-cobaan dihadapinya dengan cara bersabar cobaan yang telah
dihadapi-Nya yaitu; kesusahan, kemiskinan, kehausan, pengorbanan
harta benda, jiwa raga juga keluarga tercinta. Para Jaulah sangat
menjunjung tingi bendera Islam dibenua Benua Dunia, Sepeti, India,
Turki, Iran Afganistan. Para pengikut Isa as. tidak dapat mengerjakan
dengan waktu yang sangat singkat. Dalam waktu 100 tahun mereka
menyebarkan agama. Ayat diatas ditujukan untuk seluruh umat Islam
yang ikut serta berjihad buka hanya terbatas pada Sahabat dan Tabiin
saja, pahala juga perjuangan meraka sampai hari kiamat. 85

ّ ٰ َّْ ِ‫ا‬َٚ ‫ُ ُْ ُعثٍَُٕ َْۗا‬ََّٕٙ٠‫ ِذ‬ْٙ ٌََٕ ‫َٕا‬١ْ ِ‫ْ ا ف‬ٚ‫َْٓ َجاَ٘ ُذ‬٠‫اٌَّ ِز‬َٚ
َْٓ١ِٕ‫ّللاَ ٌَ َّ َغ ا ٌْ ُّذْ ِغ‬

85
Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny, Kupas Tuntas Jama„ah Tablig, 96.
78

Artinya : Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan)


Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan
sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik. (Q.S. Al-
Ankabut : 69).

Sudah menjadi semstinya kita sebagai umat Muslim


menunjukan identitas sendiri dengan bangga tanpa adanya rasa malu
atau gengsi, senyuman juga kebanggan yang selalu terpancar dari
seorang muslim bisa mengubah citra diri atau citar buruk umat islam
menjadi umat yang Rahmatan Lil Alamin, kita harus bangga menjadi
Keluarga Islam atau kelarga, bukti dari kita cinta mencintai agama
islam adalah dengan memeprkenalkan diri tentang Islam sebagai
agama yang penuh cinta dan kasih sayang terhadap sesama, islam
yang seperti ini dadalah agama yang diperkenalkan oleh Nabi
Muhammad, SAW. Selain itu pilihan jalan lain adalah dengan
berjihad dijalan Allah dengan rela berkorban segalanya, dalam
berdakwah dan Tabligh.
Sebaiknya kita sebagai umat muslim yang hina ini dimata
Allah Swt tidak perlu bersikap sombong karena merasa menjadi
sorang muballigh atau da‟I karena semsetinya, seorang da‟I bersikap
tawadhu yang sejati. Puncak dari ketawadhuan itu disaat kita sedang
keluar rumah lalu kita melihat orang lain, kecuali kita merasa dia lebih
baik dari pada kita, dia lebih bertaqwa dari pada kita, dia lebih
beriman dari pada kita, dia lebih tinggi derajatnya dari pada kita,
inilah yang dimaksud puncak dari ketawadhuan, ketik kita merasa diri
kita tidak sebaik orang lain.86

ٰۤ ُ
ُُ ُ٘ ‫ه‬
َ ‫ٌ ِى‬ٚ ِ ُْٚ‫ْ َْ تِا ٌْ َّ ْؼش‬ُٚ‫َأْ ُِش‬٠َٚ ‫ ِْش‬١‫ ا ٌْ َخ‬ٌَِٝ‫ْ َْ ا‬ٛ‫َّ ْذ ُػ‬٠ ٌ ‫ ٌْرَ ُى ْٓ ِِّ ْٕ ُى ُْ اُ َِّح‬َٚ
‫ا‬َٚ ْۗ ‫ْ َْ ػ َِٓ ا ٌْ ُّ ْٕ َى ِش‬َْٕٛٙ َ٠َٚ ‫ف‬
َْ ُْٛ‫ا ٌْ ُّ ْفٍِذ‬

Artinya : Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang


menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan
mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang
beruntung.(Q.S. Ali „imran : 104).

86
Syaikul Hadis Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahwali Raa, Kitab
Fadhilah Sedekah, (Yogyakarta: Ash-Shaff, 2006),, 343.
79

Surat Ali Imran ayat ke 104 menegaskan bahwa, kita sebagai


umat islam wajib menjalankan dakwah, kepada umat Islam maupun
umat Non Muslim, Namun sangat disayangkan, sebagian umat Islam
banyak yang melalaikan perintah ini, justru yang notabennya non
muslim mereka siap untuk menebarkan agamanya keseluruh dunia,
justru mereka sangat semangat sekali dan bersungguh-sungguh dalam
menebarkan agama mereka. lalu adakah umat Islam yang seperti
mereka? Jawabannya, ada, tapi sangat sulit. 87 Sedangkan ada kaum
muslimin yang berusaha berda‟wah untuk umat, tetapi sangat
disayangkan bukan bantuan dan kerja sama yang diterima, melainkan
begitu banyak rintangan yang diperoleh, salah satunya yang diperoleh
ialah, kritikan yang sangat menyakitkan, fitnah, diusir dari tempat
yang mereka da‟wahkan, bahkan sampai dikatakan sesat. Sangat
menyedihkan sekali, kalau ada sesama muslim mengatakan kepada
saudaranya sendiri sesat.
Padahal yang namanya berda‟wah merupakan suatu
kewajiban bagi seluruh umat Islam, dan kita wajib saling mendukung
juga mensuport muslim lainya dalam berdakwah meneggakan agama
Allah. Tetapi yang dilakukan saat ini, bukannya ikut berda‟wah,
malah senang mengkritik seseorang, seakan-akan ingin menghentikan
da‟wah mereka. 88

‫َْ َػ ِٓ ْاٌ ُّ ْٕ َى ِش‬ْٛ َْٕٙ َ‫ذ‬َٚ ‫ف‬ ِ ُْٚ ‫َْ تِ ْاٌ َّ ْؼش‬ُْٚ ‫اط ذَأْ ُِش‬
ِ ٌٍَِّٕ ‫د‬ ْ ‫ َش اُ َِّ ٍح اُ ْخ ِش َج‬١ْ ‫ُو ْٕرُ ُْ َخ‬
َْْٛ ُِِٕ ‫ُ ُُ اٌْ ُّ ْإ‬ْٕٙ ِِ ْۗ ُْ ٌَُّٙ ‫شًا‬١ْ ‫ة ٌَ َىاَْ َخ‬ ّ ٰ ِ‫َْ ت‬ْٛ ُِِٕ ‫ذُ ْإ‬َٚ
ِ ‫ ٰا ََِٓ اَ ْ٘ ًُ اٌْ ِى ٰر‬ْٛ ٌََٚ ْۗ ِ‫اّلل‬
َْْٛ ُ‫اَ ْوثَ ُشُ٘ ُُ ْاٌ ٰف ِغم‬َٚ
Artinya : Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang
makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi
mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan
mereka adalah orang-orang fasik. (Q.S. Ali-imran : 110).

87
Syaikul Hadis Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahwali, 342.
88
Syaikul Hadis Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahwali, 345.
80

Para ulama tafsir sudah menjelaskan mengenai tafsiran surat


ali imran ayat ke 110 diatas, adalah seruan perintah atau ajakan
tentang amal ma‟ruf nahi mungkar, karena perintah ini adalah sebuah
perintah bagi siapa mansia yang beriman, namun dalam ayat ini
terdapat kata iman, anjuran untuk beriman dan percaya pada Allah, hal
yang menarik adalah kata iman disebutkan stelah penyebutan kata
amal ma‟ruf nahi mungkar, padahal iman di atas segalnya, artinya
tanap iman apa yang manusia kerjakan tidaklah ada artinya, jadi
maksud penyebutan ayat di atas tentang lebih dulu disebutkan amar
ma‟ruf nahi mungkar, itu dikarenakan, keadaan saat itu ada ahli kitab
atau prang yang beriman mereka berbat baik namun dalam hati
mereka tidak ada Iman. Maka sia sia saja. Meskipun seperti itu, kita
sebagai umat Islam, iman harus tetap ada, karena kebaikan apapun
yang kita kerjakan tanpa didasarkan iman, tidak ada nilainya
dimata Allah Swt. 89

89
Syaikul Hadis Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahwali, 346.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Child Narbuko dan Abu,Metode penelitian Jakarta: Bumi


Aksara, 1997

Ali Mustafa, Model Da’wah Silaturahmi Jama‘ah Tabligh dalam


Jaulah Khususi. Jurnal As-Salam, Vol. I, 2017.

Ali, Mustafa, DAKWAH MELALUI METODE SILATURAHMI


Sebuah Tinjauan Reflektif terhadap Aktivitas Jaulah
Khushushi Jamaah Tabligh. Jurnal Al-Hikmah, Vol 9 No. 14.
2007.

Al-Madkholi, Fatwa Ulama Seputar Jama ‘ah Tabligh dan Abdul


Khalik Pirzada, Maulana Muhammad Ilyas di antara pengikut
dan penentangnya, Yogyakarta: As-Shaf, 2003

Ardani, Moh. Akhlak Tasawuf: Nilai-Nilai Akhlak/Budi Pekerti dalam


Ibadah dan Tasawuf, Jakarta: CV. Karya Mulia, 2005.

Arifin, Muhammad, Klasifikasi Ayat-Ayat Al-Qur’an Dakwah


Kontemporer Buku Cerdas Para Da’i, Surabaya: Pustaka
Agung Harapan, 2009.

Arnold, Thomas W., Sejarah Dakwah Islam, Terj. A. Nawawi Rambe


(Jakarta: Widijaya, 1980) dan Ali Musthofa Ya’kub, Sejarah
dan Metode Dakwah Nabi Jakarta: Pustaka Firdaus, 1997

Baidan, Nashruddin Erwati Aziz, Metodelogi, Paradigma, dan Standar


Validitasnya”. Jurnal Wawasan, Vol. 2 No. 1 Juni 2017

Bruinessen, Martin Van, Islam dan Politik Yogyakarta:Bentang. 1998

Cucu, Budaya Khuruj Jama’ah Tabligh, Dialektikaantropologis


Dakwah Islam, Jurnal IAIN Pontianak, Vol. 2 No. 1, 2005.

Fetter S. Dan Yenny S, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer


Jakarta: Modern English Press, 1991.

Haq, M. Anwarul, The Faith Movement of Maulana Muhammad


Ilyas, London; George Allen dan Unwin Ltd, 1972.
118

Hasanah, Umdatul, Perspektif Teori Penyebaran Informasi dan


pengaruh, Jurnal Indo-Islamika, Vol. 4, 2014.

Ilyas,M. azizullah Kompetensi Juru Da’wah dalam pandangan


Jama‘ah Tabligh, Jurnal Da’wah dan Komunikasi, Vol.2, No.
01, Desember 2017.

Julaiha, Siti, Jurnal kajian silaturahmi dan kemasyarakatan Vol. 1,


No. 02, 2016
Junaedi, Didi, Memahami Teks, Journal Of Qur’an and Hadits
Studies. Vol. 2, No. 1, 2003.

Kamalludin. Pembinaan Keluarga Dalam Perspektif Jamaah Tabligh,


Dalam Jurnal Ilmu Syariah, Vol. 2 No. 1, 2004.

Latepo, Ibrahim Jamaah Tabligh dan Penguat Leliji di masyarakat,


Jurnal al-Misbah, Vol. 12 Nomor 1 januari-juni 2016

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Jilid 2 Jakarta: Lentera Hati,


2002).

Madkholi, Robi’ bin Hadi al- Fatwa Ulama Seputar Jama‘ah Tabligh
Yogyakarta: Al-Khaura, 2002

Moleong, Lexy J. Metodelogi Penelitian Kualitatif (cet. 38) Bandung:


Remaja Rosda Karya, 2018

Muhammad, Maulana, Zakariya Himpunan Fadhilah Amal. Dalam


Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam. Vol 1. 2007.

Mulkhan, Abdul Munir, Neosufisme dan Pudarnya Fundamentalisme


di pedesaan
Yogyakarta:UII Press,2000

Muriah, Siti Metodelogi Dakwah Kontemporer Yogyakarta: Mitra


Pustaka, 2000

Qothub, Sayyid, Fi Zhilalil Qur’an, Jakarta: Rabbani Press, 2001.

Ridha, Rasyd Tafsir Al-Qur’an al-Hakim al-Syahir bi al-Tafsir al-


Manar Kairo: Hai’ah Misriyyah al-Ammah li al-Kitab, 1990.
119

Roham, Abu Jamin, Ensiklopedi Lintas Agama, Jakarta: PT.


Intermasa, 2009

Sampo Seha, Dakwah Dalam al-qur’an (Makassar: Alauddin


University Press, 2012

Samsidar, Khuruj Dan Keharmonisan Keluarga Jamaah Tabligh Di


Kabupaten Bone. Dalam urnal Hukum Keluarga Islam dan
Kemanusiaan. Vol 2 No. 1. 2020.

Saputra Wahidin,, Pengantar Ilmu Dakwah, Jakarta: Rajawali Pers,


2012.

Sikand, Yoginder, Sufisme Pembaru Jama‘ah Tablig


Jakarta:Rajawali Press, 2008

Sirbuny, An-Nadhir M. Ishaq Shihab, Khuruj Fi Sabilillah, Bandung:


Pustaka Ramadhan, 2007

Sulfikar, Akhmad,,Rekonseptualisasi Gerakan Jamaah Tabligh Kota


Palopo, Journal of Social-Religi Research, Vol. 1, No2
Oktober 2016

Yusuf, Maulana Muhammad al-Kandahlawi, Mudzakarah Enam Sifat


Para Sahabat dan Amalan Nurani Bandung: Pustaka
Ramadhan, 2006

-----------, Himpunan Fadhilah ‘Amal, terj. A. Abdurrahman Ahmad


Bandung: Ramadhani, 2006

Zubaidila, M Haris, KONSEP PENDIDIKAN ANAK PADA


KELUARGA JAMA’AH TABLIGH. Dalam Jurnal Ilmiah
Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah. Vol. 4, No. 2. 2020.

Anda mungkin juga menyukai