SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Dan Tadris Institut Agama Islam Negeri
Bengkulu Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh :
Reza Novita
Sari
NIM 1516210138
“Tidak ada Balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)”
(QS. Ar- Rahman : 60)
ًُّمرا
قُِ ل الْ َ َو َك
ح ِإ ا
َّق ْن َن
“Katakan kebenaran, sekalipun itu
v
PERSEMBAHAN
atas karuniaNya yang telah diberikan kepada saya sehingga saya dapat
juga tak henti penulis curahkan kepada junjungan dan uswatun hasanah
berharga.
vi
Untuk sanak family yang telah memberikan dorongan dan semangat
persatu.
Untuk semua guru dan dosenku ku dari SD hingga aku kuliah yang
vii
viii
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahim,
Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh.
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan bimbingan-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kesadran Masyarakat Dalam
Memakmurkan Masjid di Dusun V Desa Talang Alai Kecamatan Air
Periukan Kabupaten Seluma”. Shalawat dan salam juga tak henti penulis
curahkan kepada junjungan dan uswatunhasanah kitaNabi Muhammad SAW yang
telah membawa kita dari alam jahiliyah menuju alam yang maju dan modern.
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah Fakultas Tarbiyah dan Tadris Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu. Penyampaian dalam skripsi menggunakan
bahasa yang mudah untuk dipahami dan informasi yang akurat diuraikan secara
terperinci sehingga materi yang dibahas dapat bermanfaat bag ipengguna.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini tidak lepas
dari adanya bimbingan, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Sirajuddin M, M.Ag., M.H selaku Rektor Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Bengkulu.
2. Bapak Dr. Zubaedi, M.Ag., M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Tadris
IAIN Bengkulu dan sekaligus selaku dosen Pembimbing Akademik yang
telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis semasa kuliah.
3. Ibu Nurlaili M.Pd selaku Ketua Jurusan Tarbiyah IAIN Bengkulu.
4. Bapak Adi Saputra, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama
Islam IAIN Bengkulu.
5. Bapak Dr. Hery Noer Aly, M.A selaku Dosen Pembimbing I yang telah
dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
x
6. Bapak Hengki Satrisno, M.Pd. Iselaku Dosen Pembimbing II yang telah
dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Bapak/Ibu dosen, pimpinan, staf dan karyawan Civitas Akademika IAIN
Bengkulu.
8. Kedua orang tua, dan adik-adikku yang sangat penulis sayangi yang selalu
mendo‟akan dan memberikan semangat kepadaku dalam menyelesaikan
skripsi ini.
9. Seluruh mahasiswa Program studi PAI khususnya sahabatku dan teman-
teman seperjuangan angkatan 2015 IAIN Bengkulu.
Wassalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh.
xi
ABSTRAK
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................i
NOTA PEMBIMBING.................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................iii
PERSEMBAHAN........................................................................................iv
MOTTO........................................................................................................vi
PERNYATAAN KEASLIAN....................................................................vii
KATA PENGANTAR.................................................................................ix
ABSTRAK....................................................................................................xi
DAFTAR ISI...............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1
B. Identifikasi Masalah............................................................................9
C. Batasan Masalah...............................................................................10
D. Rumusan Masalah.............................................................................10
E. Tujuan Penelitian..............................................................................10
F. Manfaat Penelitian............................................................................10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori......................................................................................12
1. Kesadaran...................................................................................12
2. Pengertian Masyarakat...............................................................17
3. Memakmurkan Masjid...............................................................18
4. Shalat Berjamaah.......................................................................21
B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu....................................................38
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.................................................................................48
B. Setting Penelitian..............................................................................48
C. Subyek dan Informan........................................................................49
D. Teknik Pengumpulan Data................................................................50
xiii
E. Teknik Keabsahan Data....................................................................52
F. TeknikAnalisis Data.........................................................................55
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Wilayah Penelitian............................................................56
B. Hasil Penelitian.................................................................................61
C. Pembahasan Hasil Penelitian............................................................72
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................78
B. Saran.................................................................................................79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
x
DAFTAR LAMPIRAN
3. SK Pembimbing
4. SK Ujian Kompre
7. Pengesahan Penyeminar
8. Instrumen Penelitian
9. SK Penlitian
x
BAB I
PENDAHULUAN
istilah, masjid adalah rumah tempat ibadah umat Islam atau muslim. Masjid
tahunan, seperti shalat sunat „idul fitri, i’dul adha dan shalat sunah lainnya.
jumlahnya hanya satu. Sementara bangunan tempat shalat yang ada di pinggir
pemukiman (dusun) disebut dengan mushola, langgar, tajug, atau surau yang
Bumi yang kita tempati ini adalah masjid bagi kaum muslimin.
Semua orang yang muslim boleh saja melakukan shalat dimanapun, kecuali
ukuran-ukran syariat Islam yang tidak boleh untuk shalat, Seperti yang di
1
1
Moh. Yusup Saepuloh Jamal, Dkk., Transformasi dan Optimalisasi Potensi Masjid
Daerah Ujung Utara Kabupaten Tasikmalaya, (Wonosobo: Mangku Bumi. 2019), h. 1
2
Artinya : “Bumi ini semuanya merupakan masjid (tempat sujud untuk shalat)
kecuali kuburan dan WC”2
Masjid merupakan rumah Allah Ta‟aala. Masjid memang dibuat
khusus tempat beribadah kepada-Nya, baik itu shalat, dzikir, membaca Al-
Jadi, Masjid adalah rumah Allah, seperti firman Allah dalam QS. An-Nur
ayat 36:
2
Moh. E. Ayub, Dkk., Manajemen Masjid Petunjuk Praktis Bagi Parapengurus,
(Jakarta: Gema Insani Press, 1996), h. 1-2.
3
Abdurrahaman isa As-Salim, Manajemen Rasulullah Dalam Berdakwah, Penerjemah
Wawan Djunaedi Soffandi, (Jakarta Selatan: Pustaka Azzam, 2001), h. 81.
3
4
Dapertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan (Bandung: Diponegoro, 2010), h.
354
4
Artinya: “Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan
petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam.
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan
(dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi
orang-orang yang ingat (QS. Huud ayat 114)” 5.
Islam telah mendorong dilakukan sholat berjamaah di masjid.
Karena hal itu lebih utama pahalanya, yaitu dua puluh tujuh kali lipat dari
pada shalat sendirian di rumah. Para ahli fiqh telah berbeda pendapat dalam
kifayah bagi “ahli” masjid dan ada pula yang berpendapat sebagai fardhu ‘ain
khususnya bagi mereka yang tinggal di dekat masjid dan bisa mendengar
perangkat masyarakat pertama yang didirikan oleh Rasul SAW ketika beliau
5
Dapertemen Agama RI, Al-Qur’an dan, h. 234
5
6
Yusuf Al-Qaradhawi, Tuntunan Membangun Masjid, (Jakarta: Gema Insani Press,
2000), h. 7
6
menggunakan masjid sebagai sentral kegiatan. 7 masjid juga berfungsi sosial,
tempat para penduduk bisa saling bertemu, saling berkenalan satu sama lain,
seorang diantara mereka ada yang tidak mengikuti sholat berjamaah. Apabila
sakit ia akan dijenguk, jika sibuk diberitahukan dan apabila dia lupa bisa
kalinya didirikan nabi adalah masjid nabawi tidak kurang dari sepuluh fungsi
3. Tempat pendidikan
7
Eman Suherman, Manajemen Masjid Kiat Sukses Meningkatkan Kualitas SDM
Melalui Optimalisasi Kegiatan Umat Berbasis Pendidikan Berkualitas Unggul, (Bandung:
Alfabeta, 2012), h. 62.
8
Al-Qaradhawi, Tuntunan Membangun, h. 9
7
7. Aula tempat menerima tamu
ke masjid, maka makmurlah tempat ibadah itu. Tetapi apa bila mereka enggan
atau malas ke masjid maka sepi pulalah masjid tersebut. Memang logis
apabila keadaan umat islam diukur dengan keadaan masjid yang ada di
sedangkan masjid yang sepi menunjukkan kualitas iman dan rasa tanggung
9
manajemen masjid. 11
Masjid tidak sekedar menjadi tempat ibadah, masjid
seperti shalat, dzikir, dan membaca Al-Qur‟an. Namun, pada sisi lain masjid
dakwah bil hal. Dakwah bil hal adalah kegiatan dakwah yang diarahkan
maupun jasmani.12
selesaikan dalam tempo yang tak terlalu lama. Namun, alangkah sia-sianya
jika di atas masjid yang didirikan itu tak di sertai dengan orang-orang yang
memakmurkannya. Masjid itu akan menjadi tak terawat, cepat rusak, tanpa
secara fisiknya saja dalam artian megah, akan tetapi lebih lagi membangun
dari segi rukhyahnya maksudnya melakukan aktivitas yang positif baik yang
memakmurkan ini tentunya harus ada motif dari anak muda, karena fungsi
dari motif itu adalah sebagai pendorong manusia untuk berbuat atau
bertindak. Motif itu sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan
sangat penting sekali terutama tempat ibadah dan menangkal dampak negatif
11
Suherman, Manajemen Masjid, h. 59.
12
E. Ayub, Manajemen Masjid Petunjuk Praktis, h. 34.
1
dari globalisasi serta menjaga nilai masjid itu sendiri. Oleh karena peran dari
Risma dalam hal ini sebagai penerus bangsa dan umat islam tentunya dituntut
dan kebudayaan Islam, pada masa itu banyak masjid didirikan para
pendidikan anak-anak, tempat untuk pengajian dari para ulama, tempat untuk
ilmu pengetahuan.
13
Hayu Prabowo, Dari Masjid Makmurkan Bumi, (Lembaga Pemuliaan Lingkungan
Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia), h. 21
1
memakmurkan rumah Allah. Mustahil bagi pemakmur masjid untuk
tempat shalat. Sebagai pemakmur tentu selalu terikat dengan bangunan itu.
pekerjaan mereka. Terutama bagi masyarakat yang laki-laki dari waktu subuh
untuk bermain bola hingga waktu magrib tiba, dan malam mereka
14
Al-Qaradhawi, Tuntunan Membangun, h. 13
1
memperingatinya di masjid tersebut. Di masjid Nurul Iman dusun V ini TPQ
di buat secara terpisah dari masjid kemudian jarak antara masjid dan TPQ
juga cukup jauh. Mengenai kegiatan RISMA, di masjid Nurul Iman tidak ada
di bentuk RISMA. Apabila hujan turun jalanan licin bahkan di tempat wudhu
pun kotor oleh tanah kuning jalan. Dalam hal melaksanakan shalat wajib
berjamaah, jamaah sholatnya sangat sedikit bahkan terkadang hanya ada satu
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah, yaitu
sebagai berikut:
15
Observasi Pada Tanggal 30 Oktober 2018
1
C. Batasan Masalah
shalat wajib berjamaah di masjid Nurul Iman dusun V Desa Talang Alai,
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Seluma.
F. Manfaat Penelitian
sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
1
2. Manfaat praktis
b. Bagi pengurus masjid Nurul Iman dusun V desa talang alai, agar
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Kesadaran
1
a. Pengertian Kesadaran
orang lain. 16
16
Steven J. Stein, 15 Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional Meraih Sukses, Penerjemah.
Trinanda Rainy Januarsari, Dkk., (Bandung: 2003), h. 39
17
Sunaryo, Psikologi Untuk Keperawatan, (Jakarta: EGC, 2004), h. 77
18
Nurussakinah Daulay, Pengantar Psikologi dan Pandangan Al-Qur’an tentang
Psikologi, (Jakarta: Kencana, 2014), h. 133
1
Jadi, Kesadaran adalah kondisi dimana seorang individu
memiliki kendali penuh atau sadar, insaf, dan merasa tahu terhadap
dilakukan
2) Bertanggung jawab
tuntutan kehidupan
c. Bentuk-bentuk Kesadaran
berikut:
1. Kesadaran Normal
1
2. Kesadaran Menurun
pemikiran.
keras.
1
Kesadaran waktu tidur adalah suatu bentuk kesadaran
19
Sunaryo, Psikologi Untuk, 77-79
1
dalam diri seseorang. Namun demikian, kesadaran itu sendiri tidaklah
kesadaran. 20
hubungkan fakta, gagasan, asumsi dan banyak hal lainya lagi. Sementara
pemahaman baru mengenai hidup dan dunia ini. Kita mulai memahami
2
keyakinan kita bahwa kesadarn yang baik, tindakan yang baik, dan hasil
2. Pengertian masyarakat
sejumlah manusia dalam arti yang seluas-luasnya dan terikat oleh suatu
sama lain).
2
tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan
kemaslahatan. 22
masyarakat diartikan sebagai dunia (realm) sosial atau fakta sosial yang
dalam beberapa cara dipisahkan dari, atau dibedakan jenisnya, dari fakta
individul. 24
3. Shalat Berjamaah
berjamaah. Shalat menurut bahasa adalah doa. Maka secara bahasa orang
yang sedang berdoa itu sedang shalat dan orang yang sedang shalat itu
22
Jejen Musfah, Pendidikan holistik, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h.
159
Muslimin, Perilaku Antropologi Sosial Budaya dan Kesehatan, (Yogyakarta: CV Budi
23
Utama, 2015), h. 18
24
Iman Santosa, Sosiologi The Key Concept, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2011), h. 263
2
Sedang berdoa. 25
Shalat berjamaah merupakan makna dari pelaksanaan
agama, syar Islam, serta bukti terbesar bagi manusia yang menunjukkan
jika penduduk suatu kaum itu meninggalkan shalat jamaah, maka mereka
Allah memberikan pujian kepada ahli dzikir sebagai “lelaki sejati” dan
yang takut kepada Allah. Shalat jamaah memiliki kedudukan yang agung
dalam memakmurkan masjid Allah. Kalau saja tidak ada shalat jamaah,
maka masjid-masjid itu akan kosong dan tidak berfungsi. Allah telah
25
Wawan Shofwan, Shalat Berjamaah dan permasalahannya, (Bandung: Tafakur, 2014),
h. 5
26
Musnid bin Muhsin Al-Qahtani, 40 faedah shalat berjamaah, (solo: Pustaka Arafah,
2006), h. 13-12
2
Dengan demikian, masjid adalah rumah Allah SWT yang
lima kali sehari semalam. Seperti firman Allah dalam QS. Huud ayat
114:
Artinya: “Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan
petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam.
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu
menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah
peringatan bagi orang-orang yang ingat. (QS. Huud ayat 114)
Karena hal itu lebih utama pahalanya, yaitu dua puluh tujuh kali lipat dari
pada shalat sendirian di rumah. Para ulama fiqh telah berbeda pendapat
sebagai fardhu kifayah bagi “ahli” masjid dan ada pula yang berpendapat
4. Memakmurkan Masjid
a. Pengertian Masjid
yang bersifat tahunan, seperti shalat sunat ‘idul fitri, idul adha dan
27
Al-Qardhawi, Tuntunan Membangun, h. 7
28
Suherman, Manajemen Masjid Kiat Sukses, h. 61
2
disebut dengan mushala, langgar, tajug atau surau yang ukurannya
b. Fungsi Masjid
29
Moh. Yusup Saepuloh Jamal, Dkk., Transformasi dan Optimalisasi Potensi Masjid,
h. 1
30
Dapertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Bandung: Diponegoro, 2010), h.
573
31
Zae Nandang dan Wawan Shofwan, masjid dan perwakafan, (Bandung: Tafakur, 2017), h. 5
2
2) Tempat konsultasi dan komukasi (masalah ekonomi, sosial, dan
budaya)
3) Tempat pendidikan
kehidupan. 33
32
Suherman, Manajemen Masjid, h. 62.
33
Iskandar A. Ahmad, memakmurkan Rumah Allah, (Suka Bumi: CV. Jejak, 2018), h. 8
2
sama dalam memakmurkan masjid. Aktivitas ini meliputi
lain-lain.34
dengan Allah SWT, seperti sholat lima waktu, shalat jamaah, „idul
1) Pembinaan peribadatan
34
Prabowo, Dari Masjid, h. 21
35
Ridwan Mukti, Fiqh Jenazah dan Manajemen Masjid, (Bengkulu: MMd Initiative &
Aswaja Institute, 2015), h. 6-9
2
Adapun ruang lingkup pembinaan peribadatan, meliputi:
d) Penetapan imam
e) Penetapan khotib
a) Majelis taklim
b) Pembinaan remaja
dekadensi moral).
c) Perpustakaan masjid
36
Mukti, Fiqh Jenazah dan Manajemen, h. 6-9
2
yang terkenal pada masa kini, yang menampung banyak
perpustakaan masjid. 37
g) Pembinaan perempuan
h) Koperasi
37
Yusuf Al-Qaradhawi, Tuntunan Membangun, h. 100
2
Tujuan utama pendirian koperasi masjid adalah
umat.
anggota koperasi.
i) Layanan kesehatan
memakmurkan masjid.
38
Mukti, Fiqh Jenazah dan Manajemen, h. 6-9
2
2) Masjid sebagai tempat dzikir, shalat dan membaca Al-Qur‟an
ilmu-ilmu lainnya.
2
Orang-orang hanya membangun masjid yang megah dan
sia-sianya jika diatas Masjid yang didirikan itu tak disertai dengan
39
Ibnu abi nashir, khotbah & kultum sepanjang masa penuh inspirasi, (Yogyakarta: Ide
Siregar, 2017), h. 110
40
Tobrani, dkk.,Memperbincangkan Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Prenada
Media Group, 2018), h. 146
2
orang-orang yang memakmurkannya. Masjid itu akan menjadi tak
terawat, cepat rusak, tanpa jamaah, dan sepi dari berbagai kegiatan
lainnya.
pusat kebudayaan islam dalam arti luas. Adalah tugas dan tanggung
g
3
Artinya: “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah
orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari
kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan
41
Jamhari Makruf, Seri Khotbah Jumat Islam untuk Kualitas diri, (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2016), h. 106
3
zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada
Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan
termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”
(QS. Attaubah ayat 18). 42
1) Kegiatan pembangunan
baiknya. Apa bila ada yang rusak diperbaiki atau diganti dengan
itu tidak terpelihara, jorok, dan rusak, hal itu secara jelas
di sekitarnya.
2) Kegiatan ibadah
42
Dapertemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an, h. 190
3
3) Kegiatan keagamaan
perkawinan.
4) Kegiatan pendidikan
diselenggarakan, 43
5) Kegiatan-kegiatan lainnya
43
E. Ayub, Manajemen Masjid Petunjuk Praktis, h. 72-75.
3
g. Cara Memakmurkan Masjid
dengan baik.
berikut:
dapat berkumpul. 44
44
Agung Syuhada, Perjalanan menuju fitri, (Jakarta: Tiga Serangkai, 2007), h. 41
3
terbina dengan baik. Dan masjid menjadi makmur. Bangunan
yang bagus dan indah tidak ada artinya apabila masjid itu
45
E. Ayub, Manajemen Masjid Petunjuk Praktis, h. 72-75.
46
Agung Syuhada, Perjalanan menuju, h.42
3
masjid aktif membentuk remaja dan generasi muda yang saleh,
47
E. Ayub, Manajemen Masjid Petunjuk Praktis, h. 72-75.
3
Semangat untuk memakmurkan masjid dengan kegiatan
Diniyah
muncul dalam jiwa anak, bahwa masjid itu tempat shalat yang
3
Tujuan diadakan kegiatan kerja bakti rutin yang
memakmurkan masjid. 48
3
Adakalanya orang tidak mau ke masjid bukan karena
korban. 49
49
Agung Syuhada, Perjalanan menuju, h.
3
urgensi penyuluh agama dalam memakmurkan masjid di Kecamatan
50
Husnia Irfa, skripsi yang berjudul Urgensi Penyuluh Agama Dalam Memakmurkan
Masjid di Kecamatan Kluet Timur Kabupaten Aceh Selatan, Mahasiswa Fakultas Dakwah Dan
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam, Banda Aceh, 2017.
3
lakukan adalah kesadaran masyarakatnya dalam memakmurkan
4
Masjid Al-Muhajirin Desa Tri Manunggal Kecamatan Tapung
4
pertemuan antar pengurus masjid dalam bertukar pikiran untuk
Taufan Sutejo, skripsi yang berjudul Peran Pengurus Dalam Memakmurkan Masjid Al-
51
4
hambatan Badan Kemakmuran Masjid (BKM) dalam pengeloaan
bendahara BKM agar tidak terjadi kecurigaan dan hal yang tidak
ada. Semua fasilitas yang ada selalu dirawat dengan rutin, disamping
itu Masjid terus berbenah dan melengkapi fasilitas yang belum ada
untuk keindahan dan kenyamanan para jamaah. Selain itu Masjid juga
yang diikuti jamaah, tidak hanya itu, masjid juga berperan aktif dalam
4
melaksanakan kegiatan hari besar Islam, juga melakukan kegiatan di
dari segi dana, pihak BKM Agung Baitul Makmur masih kesulitan
dan juga Masjid Agung Baitul Makmur yang menjadi masjid besar
jamaah yang mengeluh dengan kondisi air yang ada saat ini. 52
52
Jurmadi, skripsi yang berjudul sistem pengelolaan dana dalam memakmurkan masjid
(studi kasus masjid agung baitul makmur aceh barat), Fakultas Dakwah Dan Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam, Banda Aceh, 2018.
4
kesadaran masyarakatnya dalam memakmurkan masjid dalam
4. Penelitian yang dilakukan oleh Imam Fajri Hasbullah pada tahun 2018
sudah berjalan lama akan tetapi dari hasil kegiatan tersebut ternyata
berjalan secara umum meski tidak ada peran dari pengurus masjid
4
Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif
Masjid. 53
53
Imam Fajri Hasbullah, skripsi yang berjudul Peran Pengurus Masjid Dalam
Meningkatkan Motivasi Masyarakat Melaksanakan Sholat Berjamaah Di Masjid Nurul Iman
Kelurahan Lingkar Timur Kecamatan Singaran Pati Kota Bengkulu, Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Agama, Fakultas Tarbiyah Dan Tadris Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu,
Bengkulu, 2018.
4
kesadaran masyarakat itu sendiri dalam melaksanakan shalat
berjamaah.
4
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
meneliti pada objek yang ilmiah, dimana penelitia adalah sebagai instumen
kunci. 54
Menurut Djam‟an Satori dan Aan Komariah dalam metode
dan lain-lain. 56
B. Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian
54
Sugiyono, memahami penelitian kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 1
55
Djam‟an Satori dan Aan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung:
Alfabeta, 2017), h. 236
56
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka baru press,
2014), h. 19
4
d) Pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi pada
Agustus 2019
2. Tempat Penelitian
1. Subyek penelitian
2. Informan Penelitian
a. Informan primer
4
Iman Dusun V Desa Talang Alai Kecamatan Air Periukan Kabupaten
b. Informan sekunder
secara tidak lalangsung baik yang didapat dari lokasi penelitian atau di
deskripsi wilayah.
1. Observasi
57
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2003), h. 70.
5
2. Wawancara atau Interview
3. Dokumentasi
sidah berlalu. 60
Dokumetasi ditujukan untuik memperoleh data langsung
film dokumenter dan data yang relevan dengan penelitian. Dokumen bisa
58
Muchson, statistik Deskriptif, (Indonesia: Guepedia), h. 27
59
Narbuko dan Abu Achmadi, Metode penelitian, h. 83
60
Muchson, Statistik Deskriptif, h. 27
5
berbentuk tulisan, gambar, karya monumental seseorang. Dokumen
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai
5
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Adapun
berikut:
wawancara
berkaitan.
informan kunci (key informan) atau situasi sosial tertentu yang sarat
informasi sesuai dengan fokus penelitian. Memilih sample (dalam hal ini
5
sampel (informan) bisa sedikit, tetapi juga bisa banyak, terutama
data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang
sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data
mana yang dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar, karena sudut
pandangnya berbeda-beda.
yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka
atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda,
63
Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif Ilmu Pendidikan Teologi, (Makassar:
Sekolah Tinggi Teologia Jaffray, 2018), h. 12
5
mengecek hasil penelitian, dari tim peneliti yang lain yang diberi tugas
hipotesis penelitian
8. Membuat laporan. 65
5
BAB IV
HASIL PENELITIAN
65
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Nusantara, 2003), h.
158-159
5
A. Deskripsi Wilayah Penelitian
1. Lokasi penelitian
yang berada di wilayah Dusun V yang ada di sekitar masjid Nurul Iman
ini adalah 80 Kartu keluarga (KK), Terdapat 267 jumlah jiwa, 142 orang
kristen 3 orang.
Kabupaten Seluma
terletak memanjang dari barat ke timur dengan luas 884,56 Hektar dan
dibelah oleh sungai sindur, yang kaya dengan tanah liat yang dinamakan
Depati Ketiga Ali Dira, depati Keempat Sabana, depati Kelima Jahudin.
5
Pada Tahun 1983 Dusun ini menjadi desa devinitif yang diberi nama
Desa Talang Alai dan dipimpin oleh seorang Kepala Desa, Adapun
1984 Talang Alai Kedatangan Warga Baru Dari Wilaya Pir Plasma yang
berjumlah 150 KK dengan jumlah Jiwa Pada Saat Itu 700 jiwa.
Pada Tahun 2007 , warga yang diberi nama dusun Sepakat yang
kelahiran maka saat ini Tahun 2018 Penduduk Desa Talang Alai dengan
perubahan
d. Pada tahun 1992 terjadi pemilihan kepala Desa yang kedua, terpilih
5
e. Pada tahun 2000 terjadi pemilihan kepala Desa yang ketiga, terpilih
f. Pada tahun 2006 dibangunnya satu unit gedung SMP satu atap dan
Alai
Priode 2008-2015
sekarang
3. Letak Geografis
5
mencapai lebih kurang 567 km. Untuk wilayah Desa Talang Alai dengan
memiliki iklim tropis / kemarau dan hujan. Hal ini tersebut berpengaruh
4. Keadaan Sosial
Desa Talang Alai mempunyai jumlah penduduk Saat ini 1.436 jiwa,
yang terdiri dari laki-laki : 837 orang dan perempuan : 599 orang dan
terdiri dari 389 KK. Yang terbagi dalam enam wilayah kadus
6
(Terlampir). Desa Talang Alai mayoritas penduduknya bermata
b. Postu : 1 unit
c. Masjid : 3 unit
d. Poskamling : 4 unit
e. SD Negeri : 1 unit
umum
j. Gedung TK : 1 unit
n. Mushola : 6 unit
6
5. Keadaan Ekonomi
sangat miskin, sedang dan kaya. Hal ini disebabkan karena mata
besar disektor non formal, dengan buruh bangunan, buruh kebun dan
III, IV, V, VI, dimana salah satu dusun mempunyai wilayah pusat
pemerintah desa.
B. Hasil Penelitian
66
Dokumen Sekdes Talang Alai Kecamatan Air Periukan Kabupaten Seluma.
6
(dewasa dan remaja) mrngenai bagaimana kesadaran masyarakat dalam
berjamaah di masjid?
bahwa:
6
ayu, tapi kalau sudah lanjut usia, itu tidak masalah untuk
melaksanakan shalat berjamaahdi masjid.”68
2019 bahwa:
68
Wawancara dengan Saudara Kairul Anam Pada Hari Kamis, 04 Juli 2019
69
Wawancara dengan Saudara Adi Saputra Pada Hari Jumat, 05 Juli 2019
70
Wawancara dengan Bapak Susilo Darma Bakti Pada Rabu, 03 Juli 2019
6
sudah mengetahui hukum melaksanakan shalat berjamaah di masjid. 71
di masjid?
2019 bahwa:
bahwa:
71
Observasi di Dusun V Desa Talang Alai Kecamatan Air Periukan Kabupaten Seluma
Pada Hari Rabu, 03 Juli 2019
72
Wawancara dengan Saudara Budi pada Hari Jumat, 05 juli 2019
73
Wawancara dengan Saudara Kairul Anam Pada Kamis, 04 Juli 2019
74
Wawancara dengan Bapak Khodir pada Rabu, 03 Juli 2019
6
Ada juga yang berpendapat yang di ungkapkan oleh Saudara
Adi Saputra mengatakan dalam wawancara pada hari Jumat, 05 Juli 2019
bahwa:
masjid?
75
Wawancara dengan Saudara Adi Saputra Pada Hari Jumat, 05 Juli 2019
76
Observasi di Dusun V Desa Talang Alai Kecamatan Air Periukan Kabupaten Seluma
Pada Hari jumat , 05 Juli 2019
77
Wawancara dengan Bapak Nurul Hidayat Pada hari Minggu, 14 Juli 2019
6
Kemudian yang diungkapkan oleh Saudara Adi Saputra dalam
masjid, dapat dilihat oleh peneliti, saat waktu shalat sudah masuk, tetapi
78
Wawancara dengan Saudara Adi Saputra Pada Hari Jumat, 05 Juli 2019
79
Wawancara dengan Saudara Kairul Anam Pada hari Kamis, 04 Juli 2019
80
Wawancara dengan saudara Budi pada hari jumat, 05 Juli 2019
6
hanya ada satu imam dan satu orang makmum saja yang melaksanakan
81
Observasi di Dusun V Desa Talang Alai Kecamatan Air Periukan Kabupaten Seluma
Pada Hari Sabtu , 20 Juli 2019
82
Wawancara dengan Bapak Bunadi pada hari Minggu, 14 juli 2019
83
Wawancara dengan Bapak Susilo Darma Bakti pada hari Rabu, 03 juli 2019
84
Wawancara dengan Bapak abu Tholib pada hari Senin, 15 juli 2019
6
Berdasarkan hasil observasi peneliti ditemukan bahwa
5. Apakah ada kendala yang Bapak/ Ibu/ saudara/i alami saat hendak
Nurul Iman Bapak Susilo Darma Bakti dalam wawancara pada hari
85
Observasi di Dusun V Desa Talang Alai Kecamatan Air Periukan Kabupaten Seluma
Pada Hari Jumat, 19 Juli 2019
86
Wawancara dengan Bapak nurul Hidayat pada hari Minggu, 14 Juli 2019
87
Wawancara dengan Saudara Budi pada hari Jumat, 05 Juli 2019
6
“Tidak ada, jalan jelek apapun itu, kalau bagi orang yang
memahami, makin banyak kendala itu makin banyak
ganjaran kebaikan, makin jauh dia datang ke Masjid makin
banyak pahalanya, jalan ke syurga itu jalannya berduri, jalan
untuk ke neraka itu licin, bagus. jadi orang yang paham
dengan kebaikan, dia tidak menjadi kendala itu.” 88
Saudara Kairul Anam dalam wawancara pada hari Kamis, 04 Juli 2019
bahwa:
Jadi dari data di atas dapat diketahui bahwa apabila seseorang telah
mengejar duniawi (seperti sibuk bekerja dan bermain-main), hal ini akan
sendiri. 90
berjamaah di masjid?
88
Wawancara dengan Bapak Susilo Darma Bakti pada hari Rabu, 03 juli 2019
89
Wawancara dengan Saudara Kairul Anam Pada hari Kamis, 04 Juli 2019
90
Observasi di Dusun V Desa Talang Alai Kecamatan Air Periukan Kabupaten Seluma
Pada Hari Sabtu, 20 Juli 2019
7
“Siap, memang sudah menjadi tugas kita untuk melaksanakan
shalat berjamaah di masjid, terutama bagi kita yang laki-laki
kan gitu.”91
Senada dengan pendapat yang diungkapkan oleh Imam Masjid
Nurul Iman Bapak Susilo Darma Bakti dalam wawancara pada hari
91
Wawancara dengan Bapak Safudin pada hari Sabtu, 13 Juli 2019
92
Wawancara dengan Bapak Susilo Darma Bakti pada hari Rabu, 03 juli 2019
93
Wawancara dengan Saudara Budi pada hari Jumat, 05 Juli 2019
94
Wawancara dengan Saudara M. Rofik pada hari Jumat, 19 Juli 2019
7
Berdasarkan hasil observasi di masjid Nurul Iman bahwa
sangat sedikit. 95
masjid Nurul Iman Bapak Susilo darma Bakti dalam wawancara pada
“Sangat rugi besar, jadi kerugian kita itu, kalau di masjid itu
dapat ganjaran Allah sudah menjanjikan barang siapa sholat
di masjidnya Allah, berarti dia menghidupkan sunnnahnya
kekasih Allah. di rumah belum tentu dapat ganjaran kebaikan
apabila lantainya tidak bersih, tempatnya tidak kita ketahui
itu najis, kalau di rumahnya Allah di masjid tetap dapat
ganjaran pahala. Kalau di rumah masih tetap ada sangsi, jadi
95
Observasi di Dusun V Desa Talang Alai Kecamatan Air Periukan Kabupaten Seluma
Pada Hari jumat , 19 Juli 2019
96
Wawancara dengan Bapak Khodir pada Rabu, 03 Juli 2019
7
di rumah ada kotoran dari anak-anak, kotoran dari yang tidak
kita ketahui, kalau di masjid sudah dijamin sama Allah.” 97
masjid masih susah dilalui ketika hujan, masih terpengaruh dengan waktu,
terutama yang masih belum berkeluaga atau masyarakat yang msih remaja,
97
Wawancara dengan Bapak Susilo Darma Bakti pada hari Rabu, 03 juli 2019
98
Wawancara dengan Saudara Adi Saputra Pada Hari Jumat, 05 Juli 2019
99
Observasi di Dusun V Desa Talang Alai Kecamatan Air Periukan Kabupaten Seluma
Pada Hari jumat , 19 Juli 2019
7
Sedangkan masyarakat di Dusun V Desa Talang Alai ini sudah tahu hukum
tali silaturahmi antar masyarakat yang ada di Dusun V desa Talang Alai ini..
berjamaah berpaha dua puluh tujuh drajat dari pada shalat sendirian di rumah.
Orang yang bergaul dengan orang baik akan menjadi baik dan orang
yang bergaul dengan orang jahat akan menjadi jahat. Kalau kita senantiasa
melakukan shalat. Lalu, yang benar kita pertahankan dan kita tingkatkan,
sedangkan yang salah kita perbaiki. Oleh karena itu, Imam dalam shalat
jamaah haruslah orang pilihan, yaitu orang yang paling baik shalatnya,
disyaratkan harus orang pilihan. Bahkan, orang yang sedang latihanpun boleh
menjadi makmum, karena dengan itu Ia dapat belajar tata cara shalat kepada
pengaruh psikologis yang sangat besar bagi kita. Bagi orang yang belajar
justru karena pergesekan antara sesama butiran gabah yang mendapat tekanan
7
dari alat penggilingnya”. Karena itu, kita akan berkembang bersama orang-
orang yang memiliki tradisi yang shaleh, yaitu orang-orang yang memiliki
yang beriman.
Artinya: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-
orang yang ruku'. (QS. Al-Baqarah Ayat 43)“
100
M. Nurkholis, Mutiara Shalat Berjamaah meraih pahala 27 Derajat, (Bandung: PT
Mizan Pustaka, 2007), h. 20-21
7
Yang dimaksud dengan ruku‟lah bersama orang yang ruku‟ Ialah
Shalat berjamaah terdiri dari dua kata, yaitu shalat dan berjamaah.
Shalat menurut bahasa adalah doa. Maka secara bahasa orang yang sedang
berdoa itu sedang shalat dan orang yang sedang shalat itu sedang berdoa. 102
suatu kaum itu meninggalkan shalat jamaah, maka mereka dipaksa untuk
menunaikannya.”
memberikan pujian kepada ahli dzikir sebagai “lelaki sejati”, dan mereka
sebagai orang yang mempunyai iman dan orang yang takut kepada Allah.
Shalat jamaah memiliki kedudukan yang agung dan tingkat kepentingan yang
sangat besar.
101
Dapertemen Agama RI, Al-qur’an dan Terjemahan, (Bandung: Diponegoro, 2010) h.
5
102
Wawan Shofwan, Shalat Berjamaah dan Permasalahannya, (Bandung: Tafakur,
2014), h. 5
7
Jadi, shalat jamaah merupakan sarana terpenting dan terkuat dalam
memakmurkan masjid Allah. Kalau saja tidak ada shalat jamaah, maka
masjid-masjid itu akan kosong dan tidak berfungsi. Allah telah memberikan
kesaksian akan adanya keimanan pada diri orang yang memakmurkan masjid,
bahwa mereka adalah orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah menuju
kebenaran. 103
agar umat mengingat, mansyukuri, dan menyembah Allah dengan baik. Ibada
seorang muslim berjumpa dengan Allah lima kali sehari semalam. Seperti
Artinya: “Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan
petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam.
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan
(dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi
orang-orang yang ingat. (QS. Huud ayat 114)
Islam telah mendorong dilakukan sholat berjamaah di masjid.
7
Karena hal itu lebih utama pahalanya, yaitu dua puluh tujuh kali lipat dari
103
Musnid bin Muhsin Al-Qahthani, 40 Faedah shalat berjamaah, (Solo: Pustaka
Arafah, 2006), h. 13-22
7
pada shalat sendirian di rumah. Para ahli fiqh telah berbeda pendapat dalam
kifayah bagi “ahli” masjid dan ada pula yang berpendapat sebagai fardhu „ain
khususnya bagi mereka yang tinggal di dekat masjid dan bisa mendengar
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
104
Al-Qaradhawi, Tuntunan Membangun, h. 7
7
berjamaah di masjid yaitu: masyarakat masih kurang peduli serta kurang
1. Faktor pekerjaan
2. Faktor jalan
Jalan yang dilalui menuju masjid masih susah dilalui pada saat
hujan turun, jalan pun sangat licin karena jalan menuju masjid hanya
3. Faktor waktu
main.
B. Saran
1. Kepada Masyarakat:
8
tugas sebagai seorang muslim untuk mendirikan shalat berjamaah di
masjid dan ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang telah di buat
DAFTAR PUSTAKA
A. Ahmad Iskandar. 2018. memakmurkan Rumah Allah. Suka Bumi. CV. Jejak.
8
Ayub Moh. E. 1996. Manajemen Masjid petunjuk praktis bagi para pengurus.
Jakarta. Gema Insani press
Mukti Ridwan. 2015. Fiqh Jenazah dan Manajemen Masjid. Bengkulu. MMd
Initiative & Aswaja Institute.
Musfah Jejen. 2012. Pendidikan holistik. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.
Makruf Jamhari. 2016. Seri Khotbah Jumat Islam untuk Kualitas diri. Jakarta.
Prenadamedia Group.
Nadang zae dan wawan shofwan. 2017. Masjid dan perwakafan. Bandung.
Takafur
8
Prabowo Hayu. Dari Masjid Makmurkan Bumi. Lembaga Pemuliaan Lingkungan
Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia.
Santosa Iman. 2011. Sosiologi The Key Concept. Jakarta. PT. Raja Grafindo