Anda di halaman 1dari 23

PERTEMUAN KE-3

MATA KULIAH AGAMASEMESTER 1


REGULER UNIT D
SELASA, 29 SEPTEMBER 2020
JAM : 08.30 – 10.10 WIB

TEMA :
AL QUR'AN SEBAGAI SUMBER HUKUM DAN AJARAN
AGAMA ISLAM
OLEH : TGK.T.FAISAL, S.Sos.I, M.Sos

Pendahuluan
Alquran merupakan kitab suci terakhir umat Islam sebagai pedoman hidup
dan penyempurna dari ajaran-ajaran agama sebelumnya. Alquran sarat dengan
makna dan relevan dengan segala zaman. Penunjukan Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai nabi terakhir dan penutup para nabi dan rasul sangat
tepat bilamana disandingkan dengan Alquran sebagai mu‟jizatnya.
Keberadaan Alquran akan terus dikaji dan diteliti dari segala hal, karena
Alquran memuat berbagai petunjuk yang erat kaitannya dengan kehidupan
manusia dan alam, baik sebagai makhluk individu maupun sosial. Alquran dalam
realisasinya mampu membentuk karakter dan kesadaran manusia akan Tuhannya
sekaligus sebagai khalifah di bumi.
Seyogyanya setiap manusia berusaha mengenal, memperhatikan dan
mempelajari Alquran secara menyeluruh agar dalam kehidupannya tercipta
kebermanfaatan dan kebaikan bagi sesama. Sesuai dengan firman Allah SWT
dalam Surah Muhammad (47):

       


Artinya: “Tidakkah mereka menghayati Alquran ataukah hati mereka
terkunci?”. (QS. Muhammad:24)2.

1
Guru Madrasah Tsanawiyah Tanwirul Hija Desa Cangkreng Lenteng Sumenep Madura
2
Muhammad (47): 24.

1
Penolakan sebagian orang terhadap kemurnian dan kemu‟jizatan Alquran
menunjukkan bahwa ia tidak mengimani Alquran sebagai kitab suci terakhir dan
paling sempurna isinya. Kemajuan ilmu pengetahuan modern tentu tidak lepas
dari sumbangsih Alquran yang bersumber dari Yang Maha Akbar. Kalau saja
mereka mengikuti isyarat-isyarat dalam Alquran tentu banyak kemanfaatan dan
kebaikan yang akan ditemui oleh manusia menuju keridhaan Allah SWT.3
Alquran sebagai wahyu Allah sangat disakralkan oleh kalangan umat islam
sebagai kitab suci terakhir yang mengandung petunjuk dan pedoman hidup
manusia agar selamat di dunia dan akhirat. Alquran tidak hanya cukup dibaca
maupun dihafal melainkan juga perlu pengkajian dan penelitian. Alquran apabila
dikaji maka semakin tampak kedalaman dan keluasan maknanya maka perlu
kesungguhan, keahlian khusus dan keuletan dalam meneliti dan mengkaji Alquran
bukan hanya pada teksnya melainkan juga pada segala aspek yang terkait dengan
Alquran karena tidak semua orang mampu menyelami makna Alquran secara
menyeluruh.
Selain sebagai petunjuk, Alquran juga menjadi pembeda antara kebenaran
dan kebatilan. Itulah sebabnya penulis ingin memberikan uraian tentang wahyu
dan cara penyampaiannya, pengertian Alquran dan nama-nama Alquran, tahapan
turunnya Alquran, struktur Alquran, tinjauan khusus tentang jumlah ayat Alquran,
muatan Alquran secara global dan fungsi Alquran.

Pengertian wahyu

Wahyu diambil dari bahasa arab dari kata ‫ وحيا‬- ‫ يحى‬- ‫ وحى‬bermakna
isyarah atau petunjuk.4 Wahyu adalah pernyataan Allah yang diturunkan kepada
para nabi atau para rasulnya untuk disampaikan kepada umatnya.5
Secara etimologi wahyu berasal dari bahasa Arab wahā-yahī-wahyan yaitu
tersembunyi dan cepat. Dengan demikian wahyu mencakup beberapa definisi
yaitu bisikan atau bujukan Allah6, ilham, insting binatang, isyarat yang cepat,
bisikan syetan, menyampaikan perintah.7 Selain itu wahyu diartikan juga sebagai
al-mūhā isim maf‟ul dari kata wahā yang berarti sesuatu yang diwahyukan.
Menurut as-Sinqithi. Wahyu adalah ilham8. Sebagaimana firman Allah
dalam surah al-Qashash ayat 7:

3
Abdurrahman bin Abdul Aziz as-Sudais, al-Lathāif al-Hasān (al-Madinah al-Munawwarah: Dār
al-Ma‟tsūr, 1438 H), cet. 1, 509.
4
Ahmad Warson Munawir, Al-Munawwir (Yogyakarta: Pustaka Progressif, 1984), 1545.
5
Pius A. Partanto, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 1994), 781.
6
Kadar M. Yusuf, Studi Alquran (Jakarta: Amzah, 2014), 23, Lihat Muhammad Amin Suma,
Ulumul Qur‟an (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), 42.
7
Anshori, Ulumul Qur‟an Kaidah-Kaidah Memahami Firma Tuhan (Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2014), 46-48, Lihat Muhammad al-Shadiq Qamhani, al-Ijaz wa al-Bayan Fi Ulum al-
Qur‟an, (Bairut: „Alamu al-Kutub, 2006), hlm. 17, Lihat Manna‟ al-Qathathan, Mabahits Fi Ulum
al-Qur‟an, (Riyadh: Daar al-Rasyid, t.th), hlm. 32.
8
Sholeh bin Nashir bin Sulaiman an-Nāshir, „Ulum al-Qur‟ān „Inda as-Syinqīthī Fī Tafsīriihī
Adlwā‟ al-Bayān Fī Īdlāh al-Qur‟ān Bi al-Qur‟ān ( Riyadl: Buhūts Kulliyah at-Tarbiyah, 2004), 3.

2
              

         


Artinya: “Dan Aku ilhamkan kepada ibunya Musa, “susuilah dia, dan
apabila engkau kuatir maka hanyutkanlah ke sungai Nil, dan janganlah
takut atau bersedih hati karena Kami akan mengembalikannya kepadamu
dan akan mengutusnya sebagai seorang nabi”.
Beliau juga mengartikan wahyu sebagai isyarat9, seperti yang tampak
dalam surah Maryam ayat 11:

           

Artinya: “Dia keluar dari mihrab menuju kaumnya, kemudian ia memberi


isyarat kepada mereka supaya bertasbih di waktu pagi dan siang”.
Menurut Mujahid dan as-Sudi mendefisikan wahyu sebagai tulisan.
Sedangkan „Ukrimah mengartikan wahyu sebagai ucapan yang dilakukan dengan
cepat dan rahasia.10 Sementara Manna‟ Khalil Al-Qattan mengatakan bahwa
secara syara‟ wahyu adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi .11 Ada
pula yang mengatakan wahyu adalah sesuatu yang bersumber dari Allah yang
disampaikan melalui malaikat untuk dikerjakan. Terdapat dalam surat al-Anfāl
ayat 1212:

             

          
Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu mewahyukan kepada Malaikat,
sesungguhnya Aku bersamamu, maka teguhkanlah pendirian orang-orang
yang beriman. Kelak Aku akan berikan ketakutan kedalam hati orang-
orang kafir maka pukullah leher mereka dan tiap-tiap ujung jarinya”.

Adapun pengertian wahyu secara terminologi terdapat beberapa pendapat


diantaranya ustadz Muhammad Abduh dalam Risalah At-Tauhid, wahyu adalah
pengetahuan yang peroleh seseorang dengan keyakinan bahwa itu berasal dari
Allah, baik melalui perantara maupun tanpa perantara.13 Sedangkan TM. Hasbi

9
Sholeh bin Nashir bin Sulaiman an-Nāshir, „Ulum al-Qur‟ān „Inda as-Syinqīthī Fī Tafsīriihī
Adlwā‟ al-Bayān Fī Īdlāh al-Qur‟ān Bi al-Qur‟ān, 4. Lihat Adlwā‟ al-Bayan 4/219 dan al-
Qurthobi dalam al-Jāmi‟ Li Ahkām al-Qur‟ān 11/85.
10
Ibid., 4.
11
Hasya, “Al-Qur‟an dan Wahyu”, 5/11 (2016). http://habibsa.blogspot.com/2016/11/makalah-al-
quran-dan-wahyu.html, diunduh 13 September 2018.
12
Suryaerna, “Al-Qurān dan Wahyu”, 10. http://suryaerna.blogspot.com/2014/01/al-quran-dan-
wahyu.html. 13 September 2018
13
Kristinawati, “Al-Qur‟ān dan Hadits Pengertian Wahyu dan Al-Qur‟ān”, 15/3 (2017).

3
Ash-Shiddieqy mendefinisikan wahyu sebagai sesuatu yang dimasukkan ke dalam
dada para nabi.14 Dari beberapa pengertian di atas dapat didefinisikan bahwa
wahyu adalah pengetahuan ghaib yang datang dari Allah langsung ke dalam jiwa
seseorang diberikan secara cepat dan rahasia, baik secara langsung maupun
melalui perantara.

Cara penyampaian wahyu

Berdasarkan firman Allah dalam Surah asy-Syūrā ayat 51 dijelaskan


bahwa metode penyampaian wahyu ada dua cara yaitu tanpa melalui perantara
Malaikat dan melalui perantara Malaikat.15 Tanpa melalui perantara Malaikat bisa
melalui mimpi seperti yang diperintahkan kepada Nabi Ibrahim untuk
menyembelih putranya yaitu Ismail. Terdapat dalam Surah as-Shaffat ayat 102.16
ada pula yang langsung dari Allah memperdengarkan suara dibalik tabir seperti
yang terjadi pada Nabi Musa as ketika akan diangkat menjadi nabi. Terdapat
dalam Surah Thāhā ayat 11-13.17
Melalui perantara Malaikat yaitu melalui Jibril as dalam bentuk aslinya
seperti yang terjadi pada peristiwa isro‟ mi‟raj dan turunnya wahyu pertama,18
kedatangan Jibril seperti bunyi bel, gemerincing lonceng, atau lebah,19 Jibril as
menjelma sebagai manusia laki-laki yaitu ketika Nabi SAW ditanyakan tentang
Islam, iman, ihsan dan hari kiamat (as-sā‟ah).20

Pengertian Alquran

Didalam beberapa buku atau kitab yang membahas tentang pemaknaan


Alquran terdapat perbedaan pendapat dikalangan para ahli ilmu. Namun demikian
secara umum mereka sepakat bahwa Alquran merupakan sebuah kitab suci umat
Islam. Secara etimologi arti Alquran dapat dilihat dari bentuk tulisan dan
bacaannya. Dalam hal ini ada dua pendapat yaitu mengatakan Alquran ditulis dan
dibaca tanpa hamzah menurut asy-Syafi‟i, al-Farra‟ dan al-Asy‟ari. Sedangkan
al-Lihyani dan al-Zajjaj mengatakan Alquran ditulis dan dibaca dengan hamzah

http://jendeladuniasastra.blogspot.com/2017/03/makalah-tentang-pengertian-wahyu-dan-al.html,
diunduh 13 September 2018.
14
Syamsul Blog Spot, Definisi dan Pengertian Wahyu 1/6 (2012).
http://syamsulhadi12.blogspot.com/2012/06/definisi-dan-pengertian-wahyu.html, diunduh 15
September 2018
15
Kadar M. Yusuf, Studi Alquran, 25.
16
Anshori, Ulumul Qur‟an Kaidah-Kaidah Memahami Firman Tuhan, 51, Lihat Abu Anwar,
Ulumul Qur‟an Sebuah Pengantar (Pekan Baru: Amzah, 2012), 16, Lihat Muhammad Amin
Suma, Ulumul Qur‟an (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), 83.
17
Ibid., 52, Lihat Abu Anwar, Ulumul Qur‟an Sebuah Pengantar, 84.
18
Ibid., 54, Kadar M. Yusuf, Studi Alquran, 24, Lihat Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur‟an,
84, Lihat Abu Anwar, Ulumul Qur‟an Sebuah Pengantar, 15.
19
Kadar M. Yusuf, Studi Alquran, 24, Lihat Anshori, Ulumul Qur‟an Kaidah-Kaidah Memahami
Firman Tuhan, 53, Lihat Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur‟an, 84.
20
Ibid., 24, Lihat Anshori, Ulumul Qur‟an Kaidah-Kaidah Memahami Firman Tuhan, 53, Lihat
Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur‟an, 85.

4
karena mengikuti wazan ‫فعالن‬. kalau ada orang yang membacanya dengan
hamzah itu untuk meringankan bacaan (li al-taklif) yaitu mengalihkan harokat
fathah pada huruf sebelumnya.21
Para ulama ahli bahasa berbeda pendapat tentang asal usul kata ‫القران‬. Ada
dua pendapat terkait asal usul kata ‫ القران‬yaitu ada yang mengatakan ‫ القران‬adalah
isim ghairu musytaq atau disebut juga isim „alam yaitu kata yang berdiri sendiri
dan tidak diambil dari kata manapun. Menurut al-Syafi‟i, kata Qur‟an jika
dimakrifatkan dengan alif dan lam (al) berarti hal tersebut menunjuk pada sesuatu
yang khusus. Ada juga yang berpendapat ‫ القران‬adalah isim musytaq yang
dimakrifatkan dengan alif dan lam (al) yaitu kata yang diambil dari kata lain
(tidak berdiri sendiri). Ada pula yang berpendapat bahwa ‫ القران‬diambil dari kata
‫ قرائن‬jamak dari ‫ قرينة‬yang berarti indikator.22 Pendapat lainnya mengatakan
Alquran berarti bacaan atau resital.23 Jadi, Alquran bermakna bacaan lebih tepat
kalau disebut sebagai bacaan dari sesuatu yang diingat baik yang diperoleh secara
langsung maupun melalui perantara kemudian ditulis dan dibukukan.

    


Artinya: “Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah
bacaannya”.24
Kata Alquran berarti sesuatu yang dibaca ( ‫)اللم َـ ْقق ُرر ْقو ُر‬. Ada pula yang
menafsirkan sebagai bentuk masdar dari kata ‫ يَـ ْقق َـر ُر – قُر ْقرآنًا‬-‫ قَـ َـر َـ‬yang berarti
25
menghimpun atau mengumpulkan. Disebut demikian karena Alquran merupakan
himpunan atau kumpulan dari beberapa ayat dan surah. Alquran sebagai sesuatu
yang dibaca tersirat pengertian bahwa perintah membaca tidak hanya ditujukan
kepada seorang hamba pilihan melainkan juga untuk seluruh umat manusia.
Alquran jika ditafsiran sebagai bacaan maka tidak ada kegiatan lain selain
membaca. Tetapi jika Alquran diartikan sebagai sesuatu yang dibaca otomatis ada
kegiatan lain selain membaca yaitu pengkajian, penelitian, penafsiran dan
pengamalan.
Dari beberapa pengertian diatas terdapat beberapa unsur Alquran
diantaranya: Pertama, Alquran sebagai kalam atau firman Allah. Sebagaimana
dinyatakan oleh Muhammad Ali as-Shabuni bahwa:

Alquran adalah kalam Allah yang ditulis dalam bentuk mushaf diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril as secara mutawatir lafazh maupun
maknanya yang dimulai dari al-Fatihah dan akhiri dengan an-Nās serta dinilai
ibadah bagi orang yang membacanya.26 Jadi, Alquran murni firman Allah yang

21
Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur‟an, 19.
22
Ibid., 19-20.
23
Abd. Moqsith Ghazali, Metodologi Studi Al Qur‟an (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009),
46.
24
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya (Jakarta: Duta Surya, 2012), 854.
25
Anshori, Ulumul Qur‟an Kaidah-Kaidah Memahami Firman Tuhan, 17, Lihat Muhammad Amin
Suma, Ulumul Qur‟an, 21.
26
Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur‟an, 23

5
disusun dalam bentuk bahasa arab yang tinggi nilai sastranya dan dalam maknanya
sehingga Alquran benar-benar tidak akan pernah ada tandingannya dari segala segi
sedangkan manusia berkewajiban mengkaji isi dan mengamalkannya dalam bentuk
perbuatan.

Kedua, diturunkan khusus kepada Nabi Muhammad SAW sebagai penutup


para nabi dan rasul sehingga tidak ada lagi pengakuan dari manusia-manusia
sesudahnya sebagai nabi sekaligus sebagai mu‟jizat. Dengan demikian semakin
jelas pulalah kekhususan penamaan kitab suci ini sebagai Alquran. Ketiga,
diturunkan melalui Jibril as menggunakan bahasa arab yang indah dan santun
bahasanya. Keempat, diturunkan secara berangsur-angsur (munjaman). Berbeda
dengan kitab-kitab suci sebelum Alquran yang diturunkan sekaligus (junmlatan).
Kelima, diturunkan pada malam yang istimewa yaitu malam Lailatul Qadar.
Keenam, diturunkan secara mutawatir baik lafazh maupun maknanya dan dinilai
ibadah bagi orang yang membacanya.27

Nama-nama Alquran

Diantara keistimewaan Alquran selain dari rangkaian kalimatnya adalah


memiliki beberapa nama yang mudah diingat. As-Sayuti pernah berkata bahwa
sesuatu yang memiliki banyak sebutan mengisyaratkan kemulyaan dari sesuatu
itu. Sebagian ulama berbeda pendapat tentang nama-nama lain daripada Alquran,
diantaranya menurut „Uzayyi ibn „Abdul Mulk atau yang lebih terkenal dengan
sebutan Abu al-Ma‟ali Syaydzalah bahwa Alquran yang memiliki 55 macam
nama. Abu Hasan al-Harali mengatakan Alquran memiliki 90 nama atau julukan.
Dan Ibn Jazzi mengetakan Alqur‟an memiliki empat nama sedangkan sisanya
yaitu 51 sampai 90 bahkan lebih merupakan penyifatan Alquran bukan nama
Alquran.28
Adapun nama-nama Alquran yang umum dikenal ada lima yaitu Alqur‟an
(bacaan yang dibaca) sebagaimana firman Allah dalam Surah al-Isra‟ (17) ayat 9,
al-Kitab (tulisan yang ditulis) terdapat dalam Surah al-Furqan (25) ayat 1, Al-
Furqan (pembeda) terdapat dalam asy-Syu‟ara‟ (26) ayat 192-193, Al-Dzikr
(perigatan) terdapat dalam Surah al-Hijr (15) ayat dan Al-Syifa‟ (obat), terdapat
dalam Surah ad-Dukhān (44) ayat 1-3.29
Seperti yang telah disinggung dimuka bahwa para pemerhati dan peneliti
Alquran menyatakan bahwa Alquran memiliki nama-nama lain selain nama
Alquran itu sendiri, namun sebagian lainnya menyebutkan bahwa nama-nama
tersebut bukan nama lain daripada Alquran melainkan sifat dari Alquran itu
sendiri. Muhammad Amin Suma dalam bukunya yang berjudul Ulumul Qur‟an
menyebutkan bahwa Alquran memiliki beberapa nama-nama julukan diantaranya:

Al-Qur‟an (bacaan yang dibaca), Kitab (tulisan yang ditulis), Al-Furqan (pembeda),
Al-Dzikr (perigatan), Al-Syifa‟ (obat), al-Mushaf (himpunan lembaran), al-Kalam
(firman Allah), al-Nur ( cahaya), al-Huda (Petunjuk), al-Rahman (rahmat), al-
27
Anshori, Ulumul Qur‟an Kaidah-Kaidah Memahami Firman Tuhan, 19.
28
Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur‟an, 32.
29
Ibid., 32-33, Lihat Anshori, Ulumul Qur‟an Kaidah-Kaidah Memahami Firman Tuhan, 26-27.

6
Maw‟izhah (petunjuk), al-Karim (yang mulia), al-„Ali (yang tinggi), al-Hakim (yang
bijaksana), al-Hikmah (kebijaksanaan), al-Muhaimin (pemberi rasa aman/yang
dipercaya), al-Mubarak (yang diberkahi), al-Habl (tali/agama Allah),al-Shirat al-
Mustaqim (jalan lurus), al-Fashl (pemisah), al-Naba‟ (berita), Ahsan al-Hadits
(berita terbaik), al-Tanzil (yang diturunkan), al-Ruh (roh), al-Wahyu (wahyu), al-
Matsani (yang diulang-ulang), al-„Arabi (berbahasa Arab), al-Qaul (ucapan),
Bashair (pedoman), al-Bayan (penjelasan), al-„Ilm (ilmu pengetahuan), al-Haqq
(kebenaran), al-Hadi (yang memberikan petunjuk), al-„Ajab (yang mengagumkan),
al-„Urwah al-Wutsqa (tali yang kuat dan kokoh), al-Tadzkirah (peringatan), al-
Mutasyabih (yang serupa), al-Shidq (kebenaran), al-Munadi (penyeru), al-Amr
30
(perintah), al-Busyra (pemberi kabar gembira), dan lain-lain.

Sedangkan menurut DR. H. Anshori, LAL, M.A dalam bukunya yang


berjudul Ulumul Qur‟an Kaidah-Kaidah Memahami Firman Tuhan menyebutkan
lima sifat Alquran berdasarkan dalil yang jelas yaitu Al-Burhān (bukti kebenaran)
dan Nūr Mubīn (cahaya yang terang) terdapat dalam firman Allah dalam Surah
an-Nisā‟ (14) ayat 174, asy-Syifa‟ (obat) dan ar-Rahmah (kasih sayang) terdapat
dalam firman Allah dalam Surah al-Isra‟ (17) ayat 82, al-Hudā (petunjuk) terdapat
dalam Surah Fushshilāt (41) ayat 44 dan mau‟izhah (nasehat) terdapat dalam
Surah Yunus (10) ayat 57.31

Tahapan turunnya Alquran

Pengertian Nuzūl Alquran


Turunnya Alquran atau nuzūl Alquran secara etimologi terdapat dua unsur
kata yaitu nuzūl yang berarti turun32 dan Alquran yang berarti sesuatu yang
dibaca33 atau bacaan yang dibaca.34 Menurut az-Zarqani, kata nuzūl merupakan
majaz yang bermakna i‟lam (pengetahuan). Dengan demikian “nuzūl Alquran
adalah pemberitahuan Allah kepada manusia melalui bacaan”.35 Sedangkan
definisi “nuzūl Alquran secara terminologi adalah ilmu yang mengkaji tentang
Alquran yang transenden kepada manusia yaitu nabi Muhammad SAW yang
memiliki sifat kemanusiaan yang tinggi”.36

Proses Turunnya Alquran


Alquran diturunkan melalui tiga tahapan yaitu pertama diturunkan dari
Allah ke Laukh Makhfuzh. Laukh Makhfuzh adalah suatu lembaran yang
terpelihara sejak awal penulisannya sampai pemeliharaannya.
        

30
Ibid., 33.
31
Anshori, Ulumul Qur‟an Kaidah-Kaidah Memahami Firman Tuhan, 27-28.
32
Kadar M. Yusuf, Studi Alquran, 15, Lihat Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur‟an, 36.
33
Anshori, Ulumul Qur‟an Kaidah-Kaidah Memahami Firman Tuhan, 17.
34
Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur‟an, 21.
35
Kadar M. Yusuf, Studi Alquran, 16.
36
Ibid., 16.

7
Artinya: “Ia adalah Alquran yang mulia dan tersimpan di Laukh
Makhfuzh”.
Kedua diturunkan dari Laukh Makhfuzh ke langit pertama (dunia) secara
keseluruhan dan disimpan di Bayt al-„Izzah pada malam Lailatul Qadar. Demikian
menurut pendapat az-Zarqani.

         


Artinya: “Sesungguhnya telah Kami turunkan Alquran pada malam yang
diberkahi, dan Kami pula yang memberi peringatan”.

     


Artinya: “Sesungguhnya telah Kami yang menurunkan Alquran pada
malam lailatul Qadar”.

         

  
Artinya: “Alquran ini diturunkan pada bulan Ramadhan sebagai petunjuk
bagi manusia dan pembeda antara yang kebenaran (haq) dan kebatilah
(bathil)”.
Ketiga, diturunkan dari Bayt al-„Izzah ke Nabi Muhammad secara
berangsur-angsur dan berlangsung selama 22 tahun 2 bulan 22 hari atau selama 23
tahun.37 Diantara hikmah dibalik turunnya Alquran secara berangsur-angsur
adalah dapat meneguhkan hati Rasulullah SAW, sebagai mu‟jizat Rasulullah,
supaya mudah dihafal dan dipahami dan menyesuaikan dengan terjadinya
peristiwa.38

Struktur Alquran: Juz, Surat dan Ayat

Struktur dalam Alquran merupakan unsur-unsur yang membentuk satu


kesatuan tak terpisahkan bahkan saling menguatkan. Struktur Alquran menurut H.
Ziyad Ulhaq, SQ., MA. Memiliki sembilan unsur yang terdiri dari dua unsur
berupa surah dan ayat dan tujuh unsur bersifat ijtihadi. Adapun kesembilan unsur
tersebut antara lain: juz, surah, ayat, kata, halaman, baris, tanda ruku‟ (tanda „ain),
huruf dan angka.39

Juz
Juz berasal dari kata juz‟un yang berarti bagian. Jadi, juz dalam Alquran
adalah sebuah cara pembagian Alquran dimana keseluruhan Al Qur'an dibagi
37
Ibid., 16-17, Lihat Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur‟an, 36-38, Lihat Muhammad „Abdul
„Adhim al-Zarqani, manhil al-„irfan fi „ulum al-Qur‟an („Isa al-Babi al-Halabi, t.th), j.1, 43-47.
38
Ibid., 19-20, Lihat Abu Anwar, Ulumul Quran Sebuah Pengantar, 23.
39
Nusantara mengaji, “Belajar Struktur Alquran Bagian-II”.
http://www.nusantaramengaji.com/belajar-struktur-alquran-bagian-ii, diunduh 15 September 2018.

8
menjadi 30 juz. Tujuan pembagian ini adalah untuk memudahkan mereka yang
ingin menyelesaikan pembacaan Al Qur'an.40 Penulis atau pencetak biasanya
memberi tanda pada setiap juz. Diantara tanda tersebut berupa ayat yang ada di
awal juz diberi garis bawah atau dicetak tebal, tanda tulisan al-juz terletak diawal
juz bagian kiri, dan angka juz diberi ornamen khusus untuk mudah dikenali.

Surat
Sūrah adalah jamak dari kata suwar.41 Secara lughaqi (bahasa) surat dalam
Alquran memiliki beberapa pengertian yaitu: Pertama, kedudukan atau tempat
yang tinggi42 atau tingkatan atau martabat. Mengisyaratkan bahwa orang yang
membaca dan mengkajinya dengan sungguh-sungguh mendapatkan kemulyaan
dan derajat yang tinggi. Kedua, tanda atau alamat. Mengisyaratkan permulaan dan
penghabisan pada bagian-bagian tertentu dari Alquran. Ketiga, gedung yang tinggi
dan indah. Kandungan isinya lengkap dan sempurna dari segala segi dan
keutamaan.43 Keempat, sesuatu yang sempurna. Kelima, susunannya saling
berhubungan antara yang satu dengan lainnya.44
Sedangkan secara terminologi terdapat beberapa pendapat mengenai
definisi surah, diantaranya adalah H. Ziyad Ulhaq., SQ., MA, mendefinisikan
surat merupakan kumpulan ayat-ayat yang membentuk satu kesatuan pembahasan
dan diberi nama secara tauqify (ketetapan dari Nabi saw).45 al-Ja‟bari,
mendefinisikan surat adalah Qur‟an yang mencakup beberapa ayat yang memiliki
permulaan dan penutup paling sedikitnya tiga ayat yaitu surah al-Kautsar (108)
terdiri dari 3 ayat, 9 kata ddan 41 huruf dan al-Nashr (110) terdiri dari 3 ayat, 19
kata dan 79 huruf. Sedangkan Manna‟ al-Qaththan mendefinisikan surat adalah
sekumpulan ayat-ayat Alquran yang mempunyai tempat bermula dan tempat
berhenti.46
Alquran terdiri dari 30 juz, 114 surat dan 6.666 ayat. Para ulama berselisih
pendapat mengenai jumlah surat, ayat, dan huruf. Tetapi berdasarkan pendapat
jumhur ulama terdapat 114 surat, ada pula yang berpendapat 113 surat karena
surat al-Anfāl dan al-Taubah dihitung satu surat dan sebagian penganut Syi‟ah
mengatakan 116 surat atau 115 surat karena al-Fīl dan al-Quraisy dihitung satu
surat.

40
Wikipedia Ensiklopeda Bebas, “Juz”. https://id.wikipedia.org/wiki/Juz, diunduh 15 September
2018.
41
Anshori, Ulumul Qur‟an Kaidah-Kaidah Memahami Firman Tuhan, 19, Lihat Moh. Zahid,
“Perbedaan Pendapat Para Ulama tentang Jumlah Ayat Al-Qur‟an dan Implikasinya terhadap
Penertbitan Mushaf Al-Qur‟an di Indonesia”, 1 (Januari-Juni, 2012), 31.
42
Ibid., 19.
43
Moh. Zahid, “Perbedaan Pendapat Para Ulama tentang Jumlah Ayat Al-Qur‟an dan
Implikasinya terhadap Penertbitan Mushaf Al-Qur‟an di Indonesia”, Ibid., 31.
44
Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur‟an, 60.
45
http://www.nusantaramengaji.com/belajar-struktur-alquran-bagian-ii, diunduh 15 September
2018.
46
Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur‟an, 61.

9
Pembagian Surat
Dari segi panjang dan pendeknya, surat Alquran dapat dikelompokkan
menjadi empat macam yaitu al-Tūl47 ada yang menyebutnya al-Thiwāl yaitu
surat yang jumlah ayatnya lebih dari 100 bahkan lebih dari 200-an seperti al-
Baqarah, ali-Imron, an-Nisā‟, al-A‟rāf, al-An‟ām, al-Maidah dan Yūnus. Oleh
karenanya surat ini disebut as-Sab‟ūth Thiwāl yaitu tujuh surah yang panjang. Al-
Mīūn yaitu surah-surah yang berisi seratus ayat atau lebih, seperti surah Hūd,
Yūsuf, al-Mu‟min. Al-Matsānī yaitu surah yang isinya hampir mencapai seratus
ayat, seperti al-Anfāl, al-Hijr dan lainnya. Menurut al-Farra‟, disebut al-Matsānī
karena surat tersebut dibaca berulang-ulang ketika shalat. Al-Mufashshal yaitu
surat-surat yang mendekati al-Matsānī atau disebut juga surah-surah pendek
seperti ad-Dhuhā, ath-Thīn dan sejenisnya.48
Penamaan surat
Setiap surat mempunyai nama masing-masing. Pada umumnya nama-nama
tersebut diambil dari permulaan surat yaitu berjumlah 111 surat dan hanya 33
surat yang namanya diambil dari pertengahannya. Nama-nama surat bersumber
dari tuntunan wahyu Allah tidak ada yang lahir atau disematkan pada sahabat
walaupun ada sebagian surat disematkan kepada Umar ibn Khattab seperti surat
al-Taubah yang oleh Umar disebut dengan surat al-Qitāl (surat peperangan) dan
al-Bara‟ah (pembebasan).

Ayat
Dalam kitab al-Mu‟jam al Wajīz Secara etimologis ayat adalah tanda,
alamat, bukti, dalil,49 pengajaran, urusan yang mengherankan, mu‟jizat dan
sekumpulan manusia. Sedangkan secara terminologis pengertian ayat menurut
beberapa ahli diantaranhya adalah al-Ja‟bari mendefinisikan ayat adalah Quran
yang tersusun dari beberapa kata walau dalam bentuk takdir (perkiraan takdir)
yang mempunyai tempat permulaan dan berhenti yang terhimpun dalam suatu
surat. Manna‟ al-Qaththan mendefinisikan ayat merupakan suatu jumlah atau
bagian dari kalam Allah yang terhimpun dalam suatu surat Alquran.50 Ayat adalah
bacaan yang tersusun dari beberapa kalimat sekalipun secara taqriri (perkiraan)
yang memiliki permulaan atau bagian yang masuk dalam surah.51Ada pula yang
mengatakan bahwa ayat adalah kumpulan dari kata-kata yang membentuk sebuah
kalimat atau jumlah antara ayat satu dengan lainnya diberikan tanda pemisah
(fawashilul ay).52
Menurut pendapat lain dinyatakan bahwa ayat memiliki beberapa makna
yang berbeda-beda, yaitu bermakna sebagai tanda terdapat dalam surat al-Hijr 77,
an-Nahl 11 13 65 67 dan 69, al-Baqarah 248, bermakna sebagai mu‟jizat terdapat

47
Ibid., 70.
48
Anshori, Ulumul Qur‟an Kaidah-Kaidah Memahami Firman Tuhan, 20, Abdul Muhaimin As„at,
Terjemah Kalimat al-Qur‟ān Sistim 24 jam 1 (Surabaya: Indah Jaya Offset, 1994), XVII-XVIII.
49
Ibid., 22.
50
Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al Qur‟an (Jakarta:Pustaka Al Kautsar), 62.
51
Ibid., 45.
52
http://www.nusantaramengaji.com/belajar-struktur-alquran-bagian-ii, diunduh 15 September
2018.

10
dalam al-Baqarah 211, bermakna sebagai ibrah atau pelajaran dalam surah Hūd
102 103 dan al-Furqān 37 dan bermakna sesuatu yang menakjubkan, terdapat
dalam surah al-Mu‟min 50, bukti atau dalil dalam surah al-Rūm 20 21 22 23.53
Dengan demikian ayat merupakan bagian dari kalam Allah berupa bacaan
yang terdiri dari kalimat atau beberapa kalimat sempurna yang memiliki
permulaan dan penutup dan merupakan bagian dari surah. Para ulama sepakat
bahwa jumlah ayat Alquran tidak kurang dari 6.000 ayat namun mereka berselisih
mengenai kelebihannya. Menurut ulama Madinah berjumlah 6.204, ulama Syam
6.226, ulama Kufah 6.217, Ibnu Abbas 6.616 dan ada pula yang mengatakan
6.666, madzhab Kūfy 6.236,54

Tinjauan khusus jumlah ayat Alquran

Alquran tidak hanya bersifat verbal aural melainkan juga merupakan kitab
suci yang memiliki ciri khusus yang unik dibandingkan kitab-kitab lainnya yaitu
pertama, adanya kata yang merupakan sekumpulan huruf hijaiyah yang
membentuk suatu makna. Sedangkan jumlah kata dan huruf dimana menurut Atha
ibn Yasar dikutip dari Fadhl Ibn Syadzan berjumlah 77.439 kata dan hurufnya
berjumlah 321.180 menurut Abdullah Ibn Katsir dari Mujahid, al-Fadl Ibn Atha
Ibn Yasar 323.015 huruf dan ada pula yang mengatakan 347.740 huruf. 55 Kedua,
jumlah halaman Alquran sebanyak 484 Apabila kita mengacu pada format 18
baris.56 Halaman dari setiap juz memiliki 16 halaman kecuali juz 1 yang memiliki
14 halaman dan juz 30 memiliki 21 halaman. Alquran pada tiap negara tentu
memiliki jumlah halaman yang berbeda-beda misalnya Alquran terbitan Timur
Tengah memiliki 15 baris, ada yang 13 dan 16 baris. Sedangkan Alquran di
Indonesia mengacu pada terbitan Karachi Pakistan yang memiliki 18 baris dan
setiap barisnya diberi garis. Huruf hijaiyah memiliki 28 huruf, ada yang
berpendapat 30 dengan memasukkan alif dan hamzah, ada yang mengatakan
berjumlah 32 huruf dengan memasukkan ta‟ maftūhah dan dan ta‟ marbūthah.
Ketiga, memiliki tanda ruku‟ (tanda „ain) pada Alquran terbitan Karachi dan
Bombay Pakistan yang berjumlah 558 dan tidak semua juz memiliki tanda „ain
yang sama jumlahnya. Justru Alquran terbitan Timur Tengah sama sekali tidak
menggunakan tanda „ain.
Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan mengenai syarat-syarat
ayat diantarannya ayat harus kalam Allah bukan kalam manusia,terdiri dari
beberapa kalimat sempurna sekalipun secara taqdirī (perkiraan) seperti ayat dalam
surat al-Mudatstsir (74) ayat 21 yaitu ‫ ثم نطر‬. Ayat tersebut termasuk kalimat
sempuran dan maknanya sudah bisa mengerti karena terdapat subjek, predikat dan
objek, memiliki permulaan dan penutup. Jika terdapat ayat tidak dimulai dengan

53
Moh. Zahid, “Perbedaan Pendapat Para Ulama tentang Jumlah Ayat Al-Qur‟an dan
Implikasinya terhadap Penertbitan Mushaf Al-Qur‟an di Indonesia”, 32.
54
Abu Zakki Muhammad, 477 Tanya Jawab Agama Islam (Jakarta: Rica Grafika, 1996), 22.
55
Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur‟an, 73.
56
http://www.nusantaramengaji.com/belajar-struktur-alquran-bagian-ii, diunduh 15 September
2018.

11
permulaan dan penutup tidak dapat disebut ayat dan ayat merupakan bagian dari
surat.
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya perbedaan pendapat di kalangan
para ulama mengenai jumlah ayat Alquran diantaranya Fawātih as-suwar ada
yang menganggapnya sebagai pembuka surat dan sebagian lainnya dihitung
sebagai ayat seperti ‫ اللص‬،‫ اللر‬،‫ الر‬،‫ الم‬dan bacaan yang diwakafkan Nabi kepada
para sahabat sebagian ada yang menganggapnya sebagai tanda berakhirnya suatu
ayat dan sebagian yang lain menganggapnya sebagai akhir ayat (fashilah)57 yaitu
istilah bagi kalimat yang dijadikan sebagai akhir suatu ayat dan akhir ayat. 58
Para ulama pakar Alquran tidak hanya berselisih dalam menentukan
jumlah surat, ayat, tetapi juga dalam hal qira‟at. Al-Washshili mengelompokkan
Alquran ke dalam tiga bagian, yaitu:

Surat-surat yang tidak diperselisihkan jumlah ayatnya baik keseluruhan maupun


perinciannya. Dalam hal ini terdapat 40 surat diantaranya adalah Yusuf (12)
memiliki 111 ayat, al-Hijr (15) memiliki 99 ayat, al-Jumu‟ah (62) memiliki 11 ayat
dan al-„Adiyat (100) memiliki 11 ayat. Surat yang jumlah keseluruhannya
disepakati tetapi perincian detailnya diperselisihkan. Pada bagian ini terdapat 4
surat yaitu al-Qashash (28) memiliki 88 ayat, al-„Ankabut (29) memiliki 69 ayat,
dan al-„Ash (103) memiliki 3 ayat. Surat-surat yang diperselisihkan jumlah ayatnya
baik keseluruhan maupun perinciannya. Pada bagian ini terdapat 70 surat
diantaranya adalah al-Baqarah (2) memiliki 285 ayat, ada yang berpendapat 286
ayat dan ada pula yang mengatakan 287 ayat.59

Secara bahasa, Qira‟at merupakan bentuk jamak dari kata ‫ قر‬yang berarti
bacaan, sedangkan secara istilah qira‟ah menurut al-Zarqani adalah bacaan ayat-
ayat Alquran yang dibaca menggunakan metode salah satu madzhab qira‟ah
didasarkan pada riwayat bukan qiyas atau ijtihad yang berbeda dalam pengucapan
huruf-hurufnya maupun pengucapan keadaan-keadaannya. Sementara menurut Ibn
al-Jazari, qira‟ah adalah suatu pengetahuan tentang metode melafadkan Alquran
dan perbedaannya.60
Semakin meluasnya wilayah kekuasaan Islam tentu semakin banyak pula
persoalan yang muncul terhadap perbedaan qira‟at dikalangan para ahli qira‟at.
Dengan demikian dibutuhkan suatu ilmu khusus yang mengkaji tentang qira‟ah.
As-Sayuti dengan mengutip pendapat Ibnu al-Jazari mengelompokkan qira‟at
berdasarkan sanadnya menjadi enam macam, yaitu: Mutawatir, masyhur, ahad,
syaz, maudu‟ dan mudraj.61
Mutawatir, yaitu qira‟at yang diriwayatkan oleh banyak periwayat dari
banyak periwayat pula sehingga periwatannya tersebut benar-benar terjaga

57
Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur‟an, 72.
58
Moh. Zahid, “Perbedaan Pendapat Para Ulama tentang Jumlah Ayat Al-Qur‟an dan
Implikasinya terhadap Penertbitan Mushaf Al-Qur‟an di Indonesia”, 36.
59
Ibid., 72-73.
60
Ahmad Syadali & Ahmad Rofi‟i, Ulumul Qur‟an untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK
(Bandung: Pustakan Setia, 2000), 224-225.
61
Ibid., 228-230, Lihat Anshori, Ulumul Qur‟an Kaidah-Kaidah Memahami Firman Tuhan
(Jakarta: Rajawali Pers, 2014), 149-151.

12
keasliannya hingga kepada Nabi SAW, seperti Qira‟at as-Sab‟ah (qira‟at yang
tujuh). Qira‟at seperti ini disepakati oleh para ulama baik ulama ahli Alquran
maupun ahli hukum Islam dan dapat dijadikan sumber atau hujjah bagi penetapan
hukum.
Masyhur, yaitu qira‟at yang sanadnya sahih. Tingkat periwayatannya tidak
sampai pada mutawatir tetapi qira‟at ini sesuai dengan kaidah bahasa Arab dan
tulisan mushaf utsmani. Menurut al-Zarqani dan Shubhi al-Shalih menyebut
qira‟at ini sah bacannya dan wajib meyakininya serta tidak mengingkari
sedikitpun daripadanya.
Ahad, yaitu qira‟at yang sanadnya shahih tetapi menyalahi tulisan mushaf
Utsmani atau kaidah bahasa Arab atau tidak masyhur seperti kemasyhurannya
tersebut. Seperti qira‟at dari al-Hakim dari Ashil al-Jahdari dari Bakrah bahwa
Nabi SAW membaca:
‫ى‬.‫ُمَّت ِكِك َنْي َع ى َعَع ى َعَع ِك َع ى َع َنْي ٍر ى َع َعَع اَع ِك ٍرٍّي ى ِك َع ٍرىا‬
dan qira‟at:
‫َعَع َنْي ى َع اَع ُم َنْي ى َع ُم َنْي ٌل ى ِك َنْي ىَعَنْيْن َع ِك ُم َنْيى‬
Syaz, yaitu sanadnya tidak sahih seperti qira‟atal-Sumaifi:
‫َع َنْيَعْن َنْي َعى ْنُمَع ِكٍّي َنْي َع ىِكَع َع ِك َعىى‬
‫ِكَع ُم َنْي َعاىِك َع َنْي ى َع َنْي َع َع ى اَعىًةى‬
dengan ha‟ bukan jim, dengan fathah lam pada kata ‫ َع َنْي َع َعى‬. Qira‟at ini bukan
termasuk Alquran dan tidak bisa dijadikan pegangan.
Maudu‟, yaitu qira‟at yang diperoleh dari seseorang tanpa ada dasarnya.
Seperti qira‟at yang dihimpun dari Muhammad bin Ja‟far al-Khuza‟i dinukilkan
kepada Abu Hanifah:
‫ِكَّتَع ى َع َنْي َع ى ُمى ِك َنْي ى ِكَع ِكا ِكى َنْي ُمَع َع ىاَعى‬
dengan dhammah pada lafad ‫ ى‬dan fathah pada lafad ‫َنْي ُمَع ىا‬
‫ُم‬ ‫َع َع‬
Mujraj, yaitu qira‟at yang terdapat kata atau kalimat tambahan yang
biasanya dijadikan penafsiran bagi ayat Alquran, seperti:
‫َع َع ُمىَع ٌل ىَعَنْي ى ُم َنْي ٌل ى ِك َنْي ى ُمٍرٍّيى‬
terdapat tambahan ‫ى ُمٍرٍّيى‬ ‫ِك‬
‫َنْي‬
‫َعَنْي َع ى َعَعَنْي ُم َنْي ى ُم َع ٌلاى َنْيَعاىَعْنَنْيْنَعْن ُم َنْي ى َع َنْي ًةى ِك َنْي ى َعِكٍّي ُم َنْي ىِك ى َع َع ِك ِك ى َنْياَع ِكٍّيىى‬
ditambah kalimat ‫ِك ى َع َع ِك ِك ى َنْياَع ِكٍّيى‬
Ulamat berbeda pendapat tentang qira‟at syazzah dimana mayoritas dari
mereka menyatakan tidak termasuk Alquran dan membacanya dalam shalat
maupun diluar shalat ditolak serta tidak termasuk ibadah bagi yang membacanya.

13
Demikian menurut pendapat Imam an-Nawawi dalam kitab Syarh al-Muhazzab,
ulama fikih Baghdad, Ibn Abd al-Barr, Imam al-Haramain, Abu Nash al-Qusyairi
dan Ibn al-Hajib. Sedangkan al-Qadhi Abu al-Thayyib, al-Qadhi al-Husein, al-
Rumani dan al-Rafi‟i menempatkan qira‟at syazzah ini pada kedudukan khabar
Ahad dan membolehkan mengamalkannya, demikian juga menurut Ibn al-Shubhi
dalam kitabnya jam al-Jawami dan Syarh al-Mukhtasar.62

Muatan Alquran secara global

Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwasanya Alquran memuat segala


hal yang berhubungan dengan kepentingan manusia itu sendiri. Secara garis besar
kandungan Alquran memuat beberapa hal diantaranya adalah: “Akidah, ibadah,
wa‟du dan wa‟id, mu‟amalat, akhlak, hukum, sejarah atau kisah, pengetahuan dan
teknologi”.63

Akidah
Muatan Alquran yang paling urgen adalah persoalan akidah. Muhammad
Quthub menyebut akidah sebagai maudh‟un asasiyah yaitu objek yang paling
dasar. Ibarat sebuah bangunan, akidah sebagai pondasinya sedangkan syariat
sebagai bangunannya. Sebuah bangunan tidak akan tegak dengan kokoh kalau
pondasinya tidak kuat demikian juga halnya dengan akidah. Dalam islam akidah
tidak akan ada artinya bila tidak disertai syariat demikian juga sebaliknya, syariat
tidak akan memantulkan cahaya tanpa adanya akidah.64
Dari pentingnya akidah dalam Alquran terdapat 136 ayat yang
menjelaskan tentang „aqa‟id, diantaranya terdapat dalam surat al-„Alaq ayat 1-5.
Kelima ayat tersebut mengindikasikan tentang akidah walaupun ayat-ayat
termasuk kelompok ayat-ayat kauniyah, surat dan ayat-ayat Alquran yang
diturunkan lebih dahulu berkenaan dengan persoalan aqidah, keimanan dan
akhlak. Apabila aqidahnya benar maka keimananpun akan benar dan akhlakpun
juga benar, ayat-ayat yang bertemakan sesuatu bidang tertentu senantiasa
dikaitkan dengan persoalan ibadah yang penempatan ayatnya diletakkan sebelum
atau sesudah ayat bidang tersebut.
Contoh ayat yang berkaitan dengan aqidah Surat al-Baqarah (2) ayat 163:

          


Artinya: “Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa, tidak ada Tuhan selain
Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”.

62
Ibid., 231, Lihat Ramli Abdul Wahid, Ulumul Qur‟an (Jakarta: Rajawali, 1994), 122.
63
Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur‟an, 92-109, Lihat Muhnshori, Ulumul Qur‟an Kaidah-
Kaidah Memahami Firman Tuhan, 35-42, Lihat Kadar M. Yusuf, Studi Alquran, 168-177
64
Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur‟an, 93, Lihat Muhammad Quthub, Dirasat Qur‟aniyyah
(Beirut – Lubnan: Dar asy-Syuruq, 1400/1980), 21 dan 490.

14
Ibadah
Ibadah merupakan bentuk pengabdian seorang kepada Tuhannya. Ayat
Alquran yang menjelaskan tentang ibadah berjumlah 140 ayat, seperti dalam surat
al-Dzariyat (51) ayat 56:

      


Artinya: “Manusia dan Jin diciptakan hanya untuk beribadah”.
Begitu juga yang terdapat dalam Surat al-Bawarah (2) ayat 21:

          

Artinya: “Hai manusia, beribadahlah kamu kepada Tuhan yang telah


menciptakanmu dan orang-orang sebelum kamu supaya kamu bertaqwa”.

Wa‟du dan wa‟id


Alquran juga berisikan tentang wa‟du dan wa‟id. wa‟du adalah ayat-ayat
yang menjanjikan hal-hal yang baik seperti memasukkan orang yang shaleh ke
dalam surga, memberikan ampuan kepada orang-orang yang bertaubat,
memberikan rezeki dan pembalasan-pembalazan yang baik bagi orang-orang yang
berbuat baik. Sedangkan wa‟id adalah Alquran yang berisikan janji buruk kepada
orang-orang yang melakukannya sebagaimana hal dengan wa‟du. Contoh
kandungan Alquran yang memuat wa‟du dan wa‟id adalah Surat al-Nisa‟ (4) ayat
122-124:

         

               

                

            

      


Artinya: “Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan saleh, kelak
akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya,
mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah telah membuat suatu janji yang
benar. dan siapakah yang lebih benar perkataannya dari pada Allah ?. Pahala dari
Allah itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak mengikuti
angan-angan ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan
diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak
(pula) penolong baginya selain dari Allah. Barangsiapa yang mengerjakan amal-

15
amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, Maka
mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.65

Mu‟amalat
Arti mu‟amalat dalam bahasa Arab diartikan interaksi66. Dalam Kamus
Besar Bahasa indonesia, mu‟amalat adalah segala bentuk interaksi manusia dalam
kehidupan bersosial.67 Secara terminologi, mu‟amalat adalah cara berinteraksi
atau berhubungan antar sesama manusia dalam berbagai hal baik sosial, politik,
ekonomi, budaya, dan perdagangan. Sedangkan pengertian mu‟amalat dalam
Islam memiliki dua pengertian yaitu interaksi antara sesama manusia dan interaksi
manusia dengan Tuhannya.
Dari beberapa pengertian diatas penulis berasumsi bahwa interaksi yang
dimaksud disini adalah cara interaksi antara sesama manusia dalam berbagai hal
sehingga tercipta hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan sesuai
dengan petunjuk-petunjuk Alquran dan aturan sosial dan budaya setempat.

Akhlak
Akhlak diambil dari bahasa Arab khalaqa yang berarti menciptakan. Ibnu
Miskawaih mendefinisikan akhlak sebagai sifat seseorang yang dapat
menimbulkan kehendak untuk melakukan suatu perbuatan tanpa melalui
pemikiran dan pertimbangan.68 Ada pula disebut juga moral atau etika.69 Menurut
Imam al-Ghazali, akhlak adalah sikap, tingkah laku, budi pekerti. Jadi secara
umum dapat diartika akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam diri seseorang
yang dapat menimbulkan berbagai macam perbuatan tanpa kontrol pikiran dan
pertimbangan. Contoh ayat mengandung tentang akhlak Surat an-Nahl (16) ayat
90:

          

      

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruhmu berbuat adil dan kebajikan,


memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang berbuat keji, mungkat
dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil pelajaran”.

65
Departemen Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemahnya (Jakarta: Duta Surya, 2012), hal. 128
66
Ahmad Warson Munawwir, al-Munawwir: Kamus Arab – Indonesia, 413.
67
Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional, 2008), 1044.
68
Kadar M. Yusuf, Studi Alquran, 171, Lihat Ahmad Amin, Kitab al-Akhlāq (Beirut: Dar Kitab al-
“Arabi, 1969), 63.
69
Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur‟an, 103.

16
Hukum
Hukum Islam bersifat tuntunan, pilihan maupun ketentuan mengenai
sesuatu.70 Menurut al-Muaraghi, Alquran disebut sebagai hukum karena
mengandung keterangan hukum halal dan haram dan ketentuan yang dibutuhkan
oleh orang-orang mukallaf untuk kebagiaan sebagai individu maupun sosial.71
Hukum Islam memiliki dua prinsip yaitu mencegah timbulnya kerusakan
(dar‟u mafāsid) dan menciptakan kemanfaatan (jalbu al-mashālih). Kedua prinsip
ini dibuat untuk nilai-nilai kemanusiaan dimana mencegah sesuatu yang dapat
menimbulkan mudharat lebih diutamakan daripada membuat suatu kemanfaatan.

Sejarah atau kisah


Sejarah atau kisah dalam Alquran dikaitan dengan ketaatan, pengingkaran,
keimanan dan kekafiran. Secara umum kisah dalam Alquran terbagai menjadi dua
yaitu: kisah-kisah sebelum Nabi Muhammad dan kisah-kisah di zamannya Nabi
Muhammad. Ayat Alquran yang menunjuk pada “kisah atau sejarah (qashash) ada
26 kali dan yang senadanya dengannya ada 12 surat dan 21 ayat. Namun ada juga
surat yang khusus yakni surat al-Qashash (28) yang terdiri dari 88 ayat, 1.442 kata
dan 5.800 huruf”.72

Pengetahuan dan teknologi


Pengetahuan yang terkandung dalam Alquran memang sangat kompleks,
namun demikian Alquran bukan buku ilmu pengetahuan melainkan kitab suci
yang didalamnya memuat isyarat ilmu pengetahuan dan teknologi, diantaranya
tentang ilmu fisika, boologi, kimia, astronomi, geologi dan kesehatan. Maka, tidak
heran apabila banyak para ilmuwan yang terdorong untuk meneliti kandungan
Alquran dari sudut pandang ilmu pengetahuan dengan keberadaan alam semesta
termasuk ruang angkasa.
Ayat-ayat yang berisi tentang ilmu pengetahuan dan teknologi ini disebut
sebagai ayat kauniyah atau ayat al-„ulum. Menurut Thanthawi Jauhari, seorang
mufassir aliran tafsir bi al-Ra‟yi mengatakan bahwa terdapat 750 ayat al-„ulum
tetapi menurut al-Ghazali ada 763 ayat kauniyah.73
Dalam Alquran Allah telah menyinggung hal tersebut salah satunya dalam
Surat al-Anbiyā‟ (21) ayat 30:

70
Kadar M. Yusuf, Studi Alquran, 175.
71
Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur‟an, 105, Lihat Ahmad Musthafa al-Maraghi, Tafsir al-
Maraghi (Beirut-Lubnan: Dar al-Fikr, 1394 H/1979 M), 113, Lihat al-Qurthubi, al-Jami‟ Li
Ahkam al-Qur‟an j. 9 (t.k: t.p,, t.th), 326-327.
72
Ibid., 109
73
Ibid., 109, Lihat Thanthawi Jauhari, al-JawahirFi Tafsir al-Qur‟an (Beirut-Lubnan: Dar al-Fikr,
t.th), 3, Lihat Tb. Bakhtiar Rivai, Islam dan Ilmu Pengetahuan: Tantangan Pengembangannya di
Bumi Pancasila, dalam “Seminar Islam Menghadapi Tantangan Zaman Kini dan Mendatang”,
Jakarta, IAIN Syarif Hidayatullah, Lembaga Penelitian, 1982, 49.

17
            

       


Artinya: “Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu. Kemudian
Kami pisahkan antara keduanya dan dari air Kami jadikan segala sesuatu
yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?”.
Air merupakan unsur pokok bagi kehidupan di bumi. Air dapat menyedot
oksigen dalam temperatur rendah yang menyebabkan air membeku dan air
tersebut dapat mencair ketika muncul temperatur panas yang cukup sehingga
membantu kehidupan makhluk lain untuk dapat bertahan hidup.

Fungsi al-Qur’an

Alquran diturunkan semata-mata untuk kepentingan manusia dan


keberlangsungan hidup seluruh makhluk khususnya manusia sebagai
pengendalinya. Sesuai dengan firman Allah SWT yang menyatakan bahwa segala
kerusakan di muka bumi banyak diakibatkan oleh perbuatan-perbuatan manusia
yang kurang bertanggungjawab. Begitu juga sebaliknya manusia bumi bisa
makmur dan damai juga karena perbuatan-perbuatan manusia.
Alquran merupakan solusi terbaik dalam mengatasi persoalan-persoalan
hidup manusia agar tetap seimbang sejalan dengan sunnatullah yang perlu
dilestarikan bahkan dikembangkan. Untuk hal itulah Alquran diturunkan sebagai
pedoman hidup dan kehidupan bukan hanya hubungan antara manusia dengan
Tuhannya melainkan juga dengan seluruh makhluk dan alam. Diantara fungsi
Alquran bagi manusia adalah:

Al-Qur‟an sebagai nasehat (mau‟izhah).


Ada beberapa pendapat terkait arti dari mau‟idzhah diantaranya Ibnu
Manzur mengutip dari Ibnu Sayyidih, mau‟izhah adalah peringatan yang
tujuannya untuk melunakkan hati manusia disertai ganjaran dan ancaman.
Menurut Al-Isfihani mengutip pendapatnya al-Khalil, mau‟izhah adalah
peringatan agar berbuat baik yang dapat melunakkan hati. Dan „Ali bin
Muhammad al-Jarjani, mau‟izhah adalah segala sesuatu yang dapat melunakkan
hati yang keras, mengalirkan air mata dan memperbaiki kerusakan.74
Secara umum, mau‟izhah adalah nasehat yang bertujuan untuk merubah
sifat dan sikap manusia menjadi lebih baik dan bermanfaat. Dengan demikian
Alquran dapat disebut sebagai pemberi peringatan yang baik (mau‟izhah al-
hasanah) sebagaimana firman Allah dalam surat Yunus (10) ayat 57:

74
Kadar M. Yusuf, Studi Alquran, 180, Lihat Abu al-Fadhil Jamaluddin Muhammad bin Mukran
bin Manzur, Lisān al-„Arab j. VII (Beirut: Dar al-Fikr, 1990), 466, Lihat ar-Raqin al-Isfihani, al-
Mufradāt Fī Gharīb al-Qur‟ān (Beirut: Dar al-Ma‟rifah, 2001), 542, „Ali bin Muhammad al-
Jarjani, Kitab al-Ta‟rifāt (Beirut: Dar al-Kutub al-„Ilmiyah, 1998), 236.

18
           

  


Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari
Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada
dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”.

Obat (syifa‟)
Seperti yang telah disinggung pada ayat diatas bahwasanya selain sebagai
pemberi nasehat Alquran juga menyebut dirinya sebagai obat (syifa‟) dan sisi lain
menyebut madu lebah sebagai obat. Obat dalam pengertian khusus berarti
mengobati suatu penyakit dalam, baik bersifat individual maupun sosial. Contoh
“penyakit-penyakit yang bersifat individual seperti strees, kegundahan dan pikiran
kacau. Sedangkan penyakit sosial seperti sikap fanatisme, hedonisme, fitnah,
kecanduan narkoba, korupsi dan krisis moralitas”.75
Pengobatan cara Alquran lebih diarahkan ada perbaikan hati karena jika
hati manusia itu baik maka baik pulalah sifat dan tingkah lakunya sebaliknya jika
hati manusia itu kotor (buruk) maka buruk pulalah sifat dan sikap manusia. Hati
yang sehat akan membentuk pikiran dan tubuh manusia juga ikut sehat secara
otomatis segala perbuatan yang dihasilkan manusia itu berdampak positif dan
bermanfaat bagi manusia, makhluk lainnya dan juga alam semesta.

Petunjuk (hūdan)
Secara bahasa, kata hūdan berasal dari kata hadā-yahdī-hūdan wa hidāyah
yang berarti “memberi petunjuk pada jalan yang benar”.76 Secara istilah “hidāyah
adalah tanda yang menunjukkan pada hal-hal yang dapat menyampaikan
seseorang kepada yang dituju”.77 Jadi, Alquran sebagai petunjuk karena
mengajarkan manusia pada jalan yang dapat mengantarkan dirinya pada tujuan
hidup yang sesungguhnya yaitu kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Rahmat
Muhammad Mahmud Hijazi mendefinisikan “rahmat sebagai kelembuatan
hati yang melahirkan ihsan perbuatan baik (ihsān), ramah dan kasih sayang”.78
Dari pengertian ini rahmat mengandung tiga perkara yang saling berkaitan satu
dengan lainnya yaitu perbuatan baik, sifat ramah tamah dan kasih sayang.
Pertama, perbuatan baik. Manusia yang memiliki kecenderungan berbuat
baik bisa dipastikan tidak akan memilah dan memilih lawan bicaranya. Siapapun
saja bisa menjadi kawannya. Sikap yang seperti ini hanya dimiliki oleh manusia-

75
Ibid., 181.
76
Ahmad Warson Munawwir, al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia, 1496.
77
Ibid., 182, Lihat Abu al-Fadhil Jamaluddin Muhammad bin Mukran bin Manzur, Lisān al-„Arab
j. XV (Beirut: Dar al-Fikr, 1990), 353.
78
Ibid., 183, Lihat Muhammad Mahmud Hijazi, al-Tafsir al-Wādhih j. II (Beirut: Dar al-Jayl,
1993), 70.

19
manusia yang sudah tercerahkan hati dan pikirannya sehingga ia senantiasa
berpikir untuk berbuat baik termasuk kepada musuh sekalipun. Begitu juga
sebaliknya orang yang memiliki kecenderungan berbuat dhalim atau aniaya akan
menarik dirinya untuk berbuat sesuatu yang dapat merugikan orang lain dan lebih
mengedepankan kepentingan dirinya dairpada kepentingan orang lain.
Kedua, sifat ramah tamah. Sifat ramah tamah ini telah dicontohkan Nabi
Muhammad dan para ulama-ulama. Sikap ramah pada masyarakat dan
lingkungannya menjadikan Islam mudah diterima oleh semua kalangan dan tidak
membeda-bedakan unsur luarnya (dhahiriyah).
Ketiga, kasih sayang. Alquran sebagai sebuah kitab suci yang didalamnya
banyak mengandung sifat-sifat ketuhanan berarti Alquran merupakan perwujudan
rahmat Allah kepada manusia dan alam semesta. Hilangnya kasih sayang akan
membentuk karakter yang kasar dan bahkan mengesampingkan nilai-nilai
kemanusiaan. Untuk itulah Nabi Muhammad mengajarkan umatnya untuk saling
menyayangi orang dan saling menghormati.

Pembeda (furqān)
Menurut arti dari kata furqān adalah pembeda. Yakni pembeda antara
perkara yang benar (haq) dan yang salah (bathil), antara jalan keselamatan dan
jalan kesengseraan. Manusia telah dibekali akal dan pikiran untuk menjadi alat
menilai dan memilih diantara keduanya. Penciptaan manusia dibandingkan
makhluk-makhluk lainnya sangat berbeda jauh, baik dari unsur fisik maupun non
psikisnya.

Penutup

Dari sekian banyak pengertian wahyu secara etimologi diantaranya adalah


wahyu adalah tersembunyi dan cepat, bisikan atau bujukan Allah, ilham, insting
binatang, isyarat yang cepat, bisikan syetan, menyampaikan perintah, al-mūhā
isim maf‟ul dari kata wahā yang berarti sesuatu yang diwahyukan, tulisan,
sesuatu yang bersumber dari Allah melalui malaikatnya, kalam Allah yang
diturunkan kepada Nabi. Maka penulis mendefinisikan wahyu sebagai sesuatu
yang datang dari Allah baik langsung maupun melalui perantara.
Sedangkan wahyu secara terminologis, wahyu dapat diartikan sebagai
pengetahuan ghaib dan rahasia yang berasal dari Allah ke dalam jiwa seseorang
secara cepat, baik secara langsung maupun melalui perantara utusannya yang
dipercaya.
Cara penyampaian wahyu dilakukan dengan dua cara yaitu tanpa perantara
Malaikat seperti melalui mimpi dan memperdengarkan suara dibalik tabir dan
melalui perantara Malaikat seperti Jibril as dalam bentuk aslinya Kedatangan
Jibril seperti bunyi bel, Jibril as menjelma sebagai manusia laki-laki.
Secara harfiah ada dua pendapat mengenai definisi Alquran yaitu ada yang
berpendapat Alquran termasuk isim musytaq yaitu isim yang diambil dari kata lain
(tidak berdiri sendiri) yang dimakrifatkan dengan alif dan lam (al). Ada pula yang
berpendapat bahwa ‫ القران‬diambil dari kata ‫ قرائن‬jamak dari ‫ قرينة‬yang berarti
indikator. Pendapat yang kedua mengatakan bahwa Alquran termasuk isim ghairu

20
musytaq atau disebut juga isim „alam yaitu kata yang berdiri sendiri dan tidak
diambil dari kata manapun, sedangkan menurut al-Syafi‟i, kata Qur‟an jika
dimakrifatkan dengan alif dan lam (al) berarti menunjuk pada sesuatu yang
khusus. Selain itu Alquran mempunyai arti bacaan atau resital, sesuatu yang
dibaca dan menghimpun atau mengumpulkan. Dengan demikian definisi Alquran
adalah kalam Allah yang diturunkan khusus kepada Nabi Muhammad SAW
melalui Malaikat Jibril as dengan berangsur-angsur pada malam yang istimewa
(Lailatul Qadar) secara mutawatir.
Para ulama berbeda pendapat tentang nama-nama Alquran yaitu ada yang
menyebutkan memiliki 55 nama, 90 nama atau julukan, 4 nama dan sisanya
merupakan penyifatan Alquran bukan nama Alquran. Namun nama-nama Alquran
yang umum diketahui hanya 5 nama yaitu: Al-Qur‟ān (bacaan yang dibaca), al-
Kitāb (tulisan yang ditulis), al-Furqān (pembeda), al-Dzikr (perigatan), dan al-
Syifā‟ (obat).
Nuzūl al-Qurān adalah pemberitahuan Allah kepada manusia melalui
bacaan dimana pengetahuan tersebut bersifat transenden yang diberikan kepada
manusia pilihan-Nya. Adapun tahapan turunnya Alquran adalah: pertama Alquran
diturunkan dari Allah ke Laukh Makhfuzh, selanjutnya ke langit pertama (dunia)
secara keseluruhan dan disimpan di Bayt al-„Izzah pada malam Lailatul Qadar dan
dari Bayt al-„Izzah ke Nabi Muhammad secara berangsur-angsur selama 22 tahun
2 bulan 22 hari atau selama 23 tahun.
Struktur Alquran meliputi tiga hal yaitu juz, surat dan ayat. Juz adalah cara
pembagian Alquran secara keseluruhan dibagi menjadi 30 juz dan setiap juz
memiliki ciri-ciri : Ayat di awal juz diberi garis bawah atau dicetak tebal, tanda
tulisan ‫ الجزء‬terletak diawal juz bagian kiri dan Angka juz diberi ornamen khusus.
Surat adalah kumpulan ayat-ayat yang membentuk satu kesatuan pembahasan dan
diberi nama secara tauqify dan mempunyai tempat bermula dan tempat berhenti.
Dari segi panjang pendeknya, Surat terbagi menjadi empat macam yaitu: Al-Tūl
atau al-Thiwāl yaitu surat yang jumlah ayatnya lebih dari 100 bahkan lebih dari
200-an, al-Mīūn yaitu surah-surah yang berisi seratus ayat atau lebih, al-Matsānī
yaitu surah yang isinya hampir mencapai seratus ayat, al-Mufashshal yaitu surat-
surat yang mendekati al-Matsānī atau disebut juga surah-surah pendek. Sedangkan
penamaan Surat ada dua pendapat yaitu 111 surat diambil dari nama awal
permulaan Surat dan 33 Surat diambil dari pertengahan Surat. Secara etimologi,
ayat adalah tanda, alamat, bukti, dalil, pengajaran, urusan yang mengherankan,
mu‟jizat dan sekumpulan manusia. Sedangkan secara terminologi, ayat
merupakan bagian dari kalam Allah berupa bacaan yang terdiri dari kalimat atau
beberapa kalimat sempurna yang memiliki permulaan dan penutup dan merupakan
bagian dari surah.
Tinjauan Khusus mengenai Alquran meliputi kata, huruf, baris, halaman
dan qira‟at. Kata adalah sekumpulan huruf hijaiyah yang membentuk suatu
makna. Jumlah kata menurut sebagian ulama berjumlah 77.439 kata sedangkan
hurufnya berjumlah 321.180 huruf, ada yang mengatakan 323.015 huruf dan
347.740 huruf. Adapun jumlah halaman Alquran sebanyak 484 apabila kita
mengacu pada format 18 baris. Halaman setiap juz ada 16 halaman kecuali juz 1
yang memiliki 14 halaman dan juz 30 memiliki 21 halaman. Untuk dapat disebut

21
sebagai ayat ada beberapa persyaratan yang harus terpenuhi yaitu: Ayat harus
kalam Allah, terdiri dari beberapa kalimat sempurna sekalipun secara taqdirī
(perkiraan), memiliki permulaan dan penutup dan merupakan bagian dari surat.
Qira‟at adalah metode melafadkan ayat menggunakan salah satu madzhab baik
cara pengucapan ucapannnya maupun keadaan-keadaan lainnya secara mutawatir.
Qira‟at berdasarkan sanadnya ada enam macam, yaitu mutawatir, masyhur, ahad,
syaz, maudu‟ dan mudraj.
Secara umum Alquran memuat berbagai hal yang berhubungan dengan
kepentingan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, baik yang
berkaitan dengan Tuhannya maupun dengan sesama manusia. Namun secara
khusus Alquran memuat delapan perkara, yaitu: Akidah, ibadah, wa‟du dan wa‟id,
mu‟amalat, akhlak, hukum, sejarah atau kisah, pengetahuan dan teknologi. Selain
itu Alquran juga memiliki beberapa fungsi diantaranya adalah sebagai nasehat
(mau‟izhah), obat (syifa‟), petunjuk (hūdan), rahmat, dan pembeda (furqān).

22
DAFTAR ISI

Partanto, Pius A., Kamus Ilmiah Populer, Surabaya, Arkola, 1994.


Munawir, Ahmad Warson, Al-Munawwir, Yogyakarta, Pustaka Progressif, 1984.
Nāshir, Sholeh bin Nashir bin Sulaiman bin, „Ulum al-Qur‟ān „Inda as-Syinqīthī
Fī Tafsīriihī Adlwā‟ al-Bayān Fī Īdlāh al-Qur‟ān Bi al-Qur‟ān, Riyadl,
Buhūts Kulliyah at-Tarbiyah, 2004.
Anshori, Ulumul Qur‟an Kaidah-Kaidah Memahami Firma Tuhan, Jakarta,
RajaGrafindo Persada, 2014.
Yusuf, Kadar M., Studi Alquran, Jakarta, Amzah, 2014.
Suma, Muhammad Amin, Ulumul Qur‟an, Jakarta, Rajawali Pers, 2014.
Ghazali, Abd. Moqsith, Metodologi Studi Al Qur‟an, Jakarta, Gramedia Pustaka
Utama, 2009.
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, Jakarta, Duta Surya, 2012.
As„at, Abdul Muhaimin, Terjemah Kalimat al-Qur‟ān Sistim 24 Jam 1, Surabaya,
Indah Jaya Offset, 1994.
Muhammad, Abu Zakki, 477 Tanya Jawab Agama Islam, Jakarta, Rica Grafika,
1996.
Rofi‟i, Ahmad Syadali & Ahmad, Ulumul Qur‟an untuk Fakultas Tarbiyah
Komponen MKDK, Bandung, Pustakan Setia, 2000.
Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta, Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
Zahid, Moh. 2012. Perbedaan Pendapat Para Ulama tentang Jumlah Ayat Al-
Qur‟an dan Implikasinya terhadap Penertbitan Mushaf Al-Qur‟an di
Indonesia. Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 1:
http://ejournal.stainpamekasan.ac.id/index.php/nuansa/article/view/20
(diakses 29 Agustus 2018).
Suryaerna. Al-Qurān dan Wahyu:
http://suryaerna.blogspot.com/2014/01/al-quran-dan-wahyu.html, di akses
13-09-2018.
Hasya. Al-Qur‟an dan Wahyu:
http://habibsa.blogspot.com/2016/11/makalah-al-quran-dan-wahyu.html,
di akses 13-09-2018.
Kristinawati. Al-Qur‟ān dan Hadits Pengertian Wahyu dan Al-Qur‟ān:
http://jendeladuniasastra.blogspot.com/2017/03/makalah-tentang-
pengertian-wahyu-dan-al.html, di akses 13-09-2018.
Syamsul Blog Spot. Definisi dan Pengertian Wahyu:
http://syamsulhadi12.blogspot.com/2012/06/definisi-dan-pengertian-
wahyu.html, diunduh 15-09-2018.
Nusantara mengaji. Belajar Struktur Alquran Bagian-II:
http://www.nusantaramengaji.com/belajar-struktur-alquran-bagian-ii,
diunduh 15-09-2018.
Wikipedia Ensiklopeda Bebas. Juz: https://id.wikipedia.org/wiki/Juz, diunduh 15-
09-2018.

23

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai