Bunga Rampai Kaum Pergerakan edisi Digital ini merupakan ikhtiar beberapa kader guna
memposisikan diri di tengah pandemic. Menulis adalah hal yang ideal yang pasti bisa
dilakukan. Tentu banyak hal yang bisa dilakukan, kendati banyak juga hal yang tidak bisa
dilakukan. Kami memilih menulis.
Bunga Rampai Kaum Pergerakan diterbitkan pertama kali tahun 2017 oleh Komisariat
Majapahit dan dibedah pada acara HARLAH PMII ke-57 tahun. Edisi pertama berisi tentang
karya ilmiah dosen dan kader aktif PMII waktu itu. Terdapat 9 orang yang bergabung
Hari ini kami sepakat akan me-reissue kembali beberapa artikel para dosen dan kader PMII
yang peduli pada dunia literasi ini. Di tengah Pandemi ini, ketika gerakan dan diskusi public
terbatasi, maka melalui karya ini kami mencoba menjawab tantangan untuk keluar dari
belenggu kemalasan dan kecemasan akibat wabah ini.
Kedepan, kami berharap untuk seluruh Kader PMII Mojokerto Raya untuk tidak takut menulis,
karena menulis adalah ruh dari pergerakan itu sendiri. Menulis opini, esai dan karya ilmiah
tidak serta merta hanya mengisi waktu luang, akan tetapi hal tersebut juga bisa dikatakan
sebagai instrument merawat ide dan gagasan.
Sekian
SAMBUTAN
Pada hakikatnya menjadi mahasiswa merupakan sebuah jenjang pendidikan paling tinggi di
tingkatan formal. Dimana seorang mahasiswa dituntut harus bisa berfikir menjadi generasi
penerus bangsa yang biasa disebut dengan agen perubahan (agen of change). Sebagai
mahasiswa apalagi seorang aktivis pergerakan mahasiswa islam indonesia (PMII). Sebuah
wacana dibidang Literasi harus ada karena bisa berupaya mempertajam intelektual
pemikiran. Tak luput dengan sebuah misi saya diwaktu mencalonkan sebagai pemimpin
organisasi pergerakan mahasiswa islam indonesia (PMII) ditingkatan cabang atau daerah,
Saya akan "memperkuat kaderisasi melalui peningkatan wacana intelektual berbasis Literasi".
Pilihan tersebut diambil dengan banyak pertimbangan serta pembacaan mendalam tentang
kaderisasi, bahwa membaca sangatlah penting.
Era revolusi teknologi ini menjadi sebuah tren di dunia, maka dengan itu saya dengan
beberapa sahabat-sahabat dan beberapa alumni organisasi pergerakan mahasiswa islam
indonesia (PMII) disituasi pandemi virus corana COVID-19 ini, saya dan segenap sahabat-
sahabat beserta beberapa alumni akan menerbitkan "Bunga Rampai Kaum Pergerakan" terbit
di edisi digital. Semangat para aktivis pergerakan mahasiswa islam indonesia (PMII) tak akan
mematahkan semangat untuk menerbitkan kumpulan-kumpulan tulisan serta pandangan
PMII Mojokerto. Dengan situasi pandemi seperti ini kita di suruh memutus rantai virus
dirumah saja. Tak harus berhenti sebuah gerakan ketika kita menghadapi musibah seperti ini.
Maka kita harus bisa memanfaatkan sebuah situasi seperti ini dengan memanfaatkan
dirumah dengan menulis dan diskusi secara online.
Jadi dengan berharap sangat atas terbitan Digital ini "Bunga Rampai Kaum Pergerakan" harus
bisa memanfaatkan situasi dengan mencari celah kecil untuk tetap bersemangat bergerak
tanpa henti. Salam Pergerakan
Ihwanul Qirom
Potret keberharapan NU pada PMII terlihat Dalam konteks diatas, PMII kemudian
ketika PMII resmi berdiri, KH Wahid mempunyai kelebihan tersendiri guna
Hasyim mangatakan “mencari tenaga mengisi slot kaum intelektual baik di NU
professional di NU seperti mencari penjual maupun di ruang lain. Salah satu aspek
es di tengah malam”, hal tersebut agar harapan KH. Wahid Hasyim tercapai
mengemuka karena memang sulit mencari adalah dengan menggalakkan budaya
kader NU yang mampu secara intelektual membaca serta membuat diskursus
untuk mengisi beberapa jabatan politik akademik. Hal tersebut bisa dilakukan
waktu itu. Proses bergulir, PMII sebagai menggunakan perangkat kaderisasi yang
banom NU mempunyai sikap setelah ada, baik formal maupun informal. Budaya
terbentuk, tokoh macam Zamroni (Ketua literasi di PMII sangatlah penting guna
KAMI) dan Subchan ZE merupakan kedua membaca persoalan aktual dengan
tokoh NU yang tetap kritis meski banyak penalaran yang komprehensif. Jika tak
elit-elit NU yang mendukung kebijakan membaca, para intelektual di dalam PMII
orde lama sampai orde baru. Sebagaimana hanya akan menjadi “gelandangan politik”
yang telah kita ketahui, bahwa PMII semata.
meneguhkan menjadi organisasi yang
Pengembangan wacana tingkat kampus itu. Independensi Intelektual yang
juga perlu kembali dihidupkan, kader PMII dimaksudkan adalah agar PMII tidak
harus memulai dengan diskursus kecil terjebak pada hanya dalam tataran politik
namun “istiqomah”, sehingga kesempatan praktis yang akan menihilkan semangat
untuk dialog mampu memancing minat belajar yang ditempuh dalam berproses di
membaca di lingkungan terdekat para PMII.
kader. Dulu, PMII banyak melahirkan
Salah satu indikator penurunan kapasitas
produk intelektual guna membaca situasi-
kader menurut penulis adalah kurang
situasi global yang kemudian di ekstrak
membaca. Baik itu membaca buku atau
kedalam ranah lokal. Isu-isu seperti
membaca sebuah persoalan di
keadilan Gender, hak-hak perempuan
masyarakat. Hal semacam itu membuat
sampai poligami menjadi bahasan penting
para kader PMII membuat liang lahat
PMII waktu itu.
untuk dirinya dan para anggota lainnya.
Mitos Intelektual Ahmad Baso, dalam pengantarnya dalam
buku : Membongkar Hegemoni NU, di balik
Sebanarnya, kenapa PMII memilih
indepedensi PMII (1966-1972), karya
Independen memang masih menjadi
Nusron Wahid melihat bahwa kader PMII
bahasan menarik di tataran anggota
masih terjebak pada “mitos
maupun kader, mengapa? Karena
intelektualisme PMII”. Lebih lanjut, Ahmad
idependensi yang selama ini dipelajari di
Baso meniliai bahwa PMII mampu
MAPABA adalah independensi secara
melahirkan banyak sekali varian
organisasi dan tidak sama sekali kurang
ideologisnya, akan tetapi semangat
membahas tentang “Independensi
fenomenal tersebut tidak diimbangi
Intelektual” PMII atas NU puluhan tahun
dengan penguatan basis atau infrastruktur
yang lalu. Alasan PMII memilih mandiri
yang memadai bagi pengkayaan
sejauh yang penulis pahami adalah terkait
intelektualisme dan paradigma gerakan.
dengan sikapnya untuk menyelamatkan
Persoalan tersebut menurutnya harus
PMII dari segenap otoritas ideologis yang
dilihat dari bagaimana wacana dan ilmu
melingkupi individu dan masyarakat agar
pengetahuan itu hadir untuk mencoba
tak terjebak pada dogmatisme, formalisme
memecahakan persoalan-persoalan
dan konservatis tradisi intelektual milik
masyarakat di masa depan. Penulis rasa,
politisi yang bernaung di Partai NU waktu
ungkapan diatas masih relevan sampai logis dari sebuah persoalan yang hadir
saat ini. secara bersamaan dengan terciptanya
sebuah kondisi tertentu.
Salah satu contoh dinamisnya wacana
kader adalah pada era Reformasi tahun Hari ini, PMII dihadapkan dalam banyak
1998. Muhaimin Iskandar mengeluarkan soal, baik secara politik maupun sosial.
paradigma gerakan yang diberi nama Pembacaan PMII atas beberapa isu juga
“Paradigma arus balik Masyarakat mengecewakan banyak pihak. Menyerang
pinggiran”. Buku tersebut mempunyai institusi seperti KPK dan menuduh ada
spirit untuk mengembalikan PMII pada kelompok Taliban adalah salah satunya.
Khittah gerakan mahasiswa, gerakan Banyak yang menggelar aksi guna
pemikiran dan gerakan moral yang mendukung PB PMII dalam instruksinya,
independent dan mengupayakan namun tak sedikit yang menolak. Di saat
meninggalkan pola lama “politico-think” PMII tingkat cabang berjuang mati-matian
yang bermanja-manja dengan kekuasaan. menolak korupsi di wilayahnya, serta
Akan tetapi, pandangan Muhaimin banyak kader PMII yang bergabung dengan
Iskandari atas paradigma yang dibuatnya gerakan perlawanan akar rumput, PB PMII
waktu itu merupakan sebuah tanda bahwa malah mengafirmasi tindakan beberapa
NU terpinggir dalam percaturan politik, oknum untuk menggembosi KPK. Banyak
bukan atas hasil pembacaan yang tuntas pihak kemudian berfikir bahwa PMII atau
atas banyaknya persoalan. Waktu itu PMII organisasi ekstra lainnya sedang dalam
tidak berada dalam posisi yang titik nadir yang menghawatirkan dan
menguntungkan, dan kemudian diambil kehilangan Gugatan moralitasnya sebagai
dalih bahwa paradigma PMII adalah mahasiswa. Memang saat inilah PMII diuji
paradigma arus balik masyarakat dari semangat independensinnya. Kalau
pinggiran. Padahal hal tersebut adalah dulu PMII dengan lantang menegaskan
untuk menutupi kondisi keterpinggiran komitmen liberasi dan independensnya
mereka dan bukan bukan kesadaran utuh dari berbagai bentuk dominasi dan
tentang posisi yang diambil dalam hegemoni kekuatan Negara, termasuk
berhadapan dengan kekuasaan Negara. komitmen demokratisasi dan civil society-
Kendati demikian, Setiap paradigma yang nya, maka inilah waktu yang tepat untuk
lahir tentu merupakan sebuah pembacaan membuktikannya kembali.
Maka, Secara Intelektual, kader PMII harus 19 ini sampai akhir bulan Mei 2020. Surat
sesuai dengan praktek zamannya. Tujuan edaran keputusan BNBP tersebut di mulai
PMII memang scara eksplisit lahir dari dari bulan Februari, terhitung 29 Februari
proses tersebut. Pembacaan PMII pada sampai 29 Mei 2020. Atas persoalan
sebuah situasi dan kondisi tentu tersebut, PMII sudah kehilangan masa
seharusnya berpihak kepada kepentingan kaderisasi kurang lebih selama 3 bulan.
masyarakat. Untuk mencapai itu semua, Akan tetapi, penulis yakin di banyak daerah
budaya membaca di lingkungan kaderisasi PMII masih menggelar acara daan
harus digalakkan, mengingat itu merawat nalar guna menjaga eksistensi
merupakan bekal para kader untuk organisasi. Hari ini kita memang tak se-
membuktikan posisinya dalam konteks militan tenaga medis yang berjuang
organisasi ekstra kampus maupun sebagai melawan covid-19 namun jangan lelah
control atas kebijakan Negara yang untuk berfikir lebih dalam guna melihat
menindas. peran kita nanti pasca covid-19.
Adalah sebuah akronim dari tiga kata posisi ideologi selain kematian. Ideologi
keramat bagi komunitas intelektual yakni apapun terbentuk karena sebab adanya
ideologi, logika dan statistik. Istilah itu dinamika dan dialektika yang
muncul di benak penulis saat sayup-sayup melatarbelakanginya, maka selagi pikiran
mendengar celotehan sebagian rekan masih hidup selama itu pula ideologi akan
sejawat khususnya senior-senior, yang terus berkembang. Contoh; kendati
mempertanyakan sampai menyesalkan ideologi komunisme dimatikan di
keputusan penulis masuk dalam sebuah Indonesia itu adalah sebuah proses politik,
jaringan partai politik praktis. Kendati nyatanya kita yang lahir jauh setelah
celotehan itu sedikit yang langsung penulis komunis dimatikan, masih tetap bisa
dengar. belajar dan mendalami komunisme bukan?
Seperti itu ideologistik yang ingin penulis Sementara itu tentang logika, seorang
sampaikan kepada anda, para pembaca hujjatul islam, Al Ghozali mengatakan
kehidupan. Sekilas memang kata dalam kitabnya tahafut falasifah bahwa
ideologistik hanya menyoal perkara otak logika hanyalah sebuah perangkat berfikir
(ideologi) dan perut (logistik), yang mana untuk mencapai kebenaran filsafat,
hal tersebut lahir akibat posisi dilematis sementara untuk mencapai kebenaran
antara idealisme dan realitas memenuhi filsafat orang tidak boleh melulu berfikir
kebutuhan hidup. Percayalah, bahwa tentang logika. Ibaratnya logika adalah
ideologi juga sebuah kebutuhan hidup sebuah korek api untuk menyulut sebatang
yang tak kalah pentingnya dengan sepiring rokok, setelah rokok tersulut maka
nasi. taruhlah korek api tersebut. Proses logika
juga pernah dipakai Aristoteles untuk
Berbekal dari cerita perjalanan hidup dua
menyanggah dengan hormat pemikiran
mentor penulis dalam ruang yang baru ini,
seniornya, Plato. Dia mengatakan "Plato
menjadi sebab bertahan dan meyakini
sangat berharga dan kebenaran juga
bahwa tidak ada yang bisa menggerus
sangat berharga, tapi kebenaran jauh lebih penuh dengan muatan kepentingan
berharga dari seorang plato". tertentu.
Sekali lagi, logika tidak akan bisa menjadi Stastika menyajikan sebuah data yang
tiang yang berdiri sendiri, dia hanya akan dapat kita jadikan sebuah bahan
sebatas perangkat kerja dalam satu sistem evaluasi dan perencanaan suatu program
kerja yang membutuhkan perangkat- kerja, agenda politik bahkan sangat
perangkat kebenaran lainnya. Era post berguna untuk pengembangan dalam
modern seperti ini, dalam bidang apapun, suatu bidang usaha. Hal itu biasanya untuk
sebuah fakta tidak akan bisa menjadi mengimbangi informasi yang didapatkan
konsensus ke-fakta-an, kendati didukung dari mulut ke mulut, atau juga untuk
dengan logika yang melangit, dan hanya menambah keyakinan atas sebuah
akan menjadi sebuah gelembung- petunjuk "langit".
gelembung retorika yang terbang diudara
Pergerakan Yang Ideologistik
lalu sirna. Tapi pada sudut lain, logika
Dengan penjelasan di atas, kita sudah
adalah sebuah solusi dari segala kekeruhan
dapat membayangkan apa kaitannya
yang tak berujung, dengan konsekuensi
Ideologi, Logika dan Statistik dalam proses
bahwa logika harus dikawal dengan proses
Pergerakan. Kita juga bisa langsung
ekperimen-eksperimen ilmiah.
mengaplikasikannya dalam satu dua
Adalah statistika salah satu jawabnya.
program kerja gerakan. Tarulah untuk
Yakni sekumpulan data dalam bentuk
menjawab problematika diaspora kader,
angka yang untuk kepentingan mudah
maka tidak akan bisa dijawab oleh satu dua
dipahami, maka angka tersebut dibentuk
orang, selain kita bergerak sendiri,
dalam sebuah tabel diagram dengan
menyelami dunia kaderisasi,
definisi yang padat dan singkat. Perihal itu,
pergerakannya, konsekuensinya, nilai-
kita sering menjumpainya pada sebuah
nilainya. Dan kemudian, kita letakkan
produk ilmiah dari hasil kerja-kerja
peran satu dua pemikiran dan pengalaman
lembaga survey. Dengan adanya statistika
(senior) hanya untuk konteks konfirmasi.
produk ilmiah tersebut, kita bisa terhindar
Ingat, hanya konfirmasi, bukan mencari
dari informasi yang simpang siur. Kendati
salah dan benarnya.
proses produksi hasil statistika juga bisa
Penulis tidak ingin menjelaskan seberapa dan saling berintegrasi. Mereka
penting Ideologistik untuk dipahami dan membaginya dalam tiga konteks; formal,
dijalankan, sebab itu sudah menjadi ranah informal dan non formal. Namun ketiga
kemerdekaan proses berfikir dan bergerak konteks tersebut seakan hanya menjadi
serta proses penciptaan pengalaman anda syarat syariat berorganisasi dan kehilangan
sendiri. Sebagai kader Pergerakan, penulis ruhnya sebagai perangkat sistem
menjalani banyak proses dan jutaan kaderisasi. Dan hanya menghasilkan
perasaan yang terlahir akibat itu semua, rutinitas-rutinitas semata. Proses
dan Ideologistik tak lebih hanyalah sebuah pendidikan kaderisasi para kader
hikmah yang sangat subyektif dari sebuah kemudian diserahkan kepada kondisi
pengalaman berfikir, bergerak dan pergaulan di dalam organisasi, yakni
berperasaan. Oleh karena itu, penulis berbasis like dislike, suka dan benci,
anggap Ideologistik ini penting untuk hormat dan hina dan sejenisnya yang
diutarakan. sangat tidak mencerminkan
intelektualitas.
Organisasi kemahasiswaan yang anda
jalani dan pernah penulis jalani ini, Untuk menjawab tantangan tersebut,
memang jelas dikatakan sebagai organisasi maka dibutuhkan tenaga dan fikiran untuk
yang menempatkan kaderisasi sebagai kembali kepada proses
ruhnya. Tak penting membicarakan mendudukperkarakan Ideologi, nilai-nilai,
amunisi, materi dan jaringan sebab tanpa norma-norma serta produk hukum
kaderisasi organisasi dikatakan mati. Tapi, organisasi. Bukan tidak mungkin proses itu
melulu fokus tentang kaderisasi hanya dapat dijalani, bahkan bisa cepat dan
akan menyebabkan pertumbuhan singkat, lebih singkat dari mengumpulkan
menyamping bagi tubuh organisasi. Maka bintang dalam game Candy Crush. Dan
kaderisasi sebagai subjek harus dilengkapi proses itu sangat bergantung pada tingkat
dengan perangkat-perangkat untuk kecerdasan dan kedalaman dalam
pengembangannya. menggunakan logika.
Kita bisa mengadopsi atau menghidupkan Khusus tentang situasi dan kondisi seperti
kembali teori Paradigma Arus Balik sekarang ini, kita harus memperbanyak
Masyarakat Pinggiran, kita menggunakan konsolidasi lintas sektoral, kita tinggalkan
itu untuk kemudian dapat ego sektoral. Sebab ini adalah masalah kita
mengembangkan bahkan menciptakan bersama, tanpa pandang bulu. Maka mari
produk-produk pasar lokal yang diproduksi bergerak bersama, badan boleh
oleh masyarakat desa kemudian kita #dirumahsaja tapi imajinasi intelektual
pasarkan melalui penguasaan kita jangan dibiarkan ikut rebahan. Sejatinya,
terhadap teknologi. Masyarakat perkotaan inilah harapan dalam Ideologistik untuk
yang pada dasarnya tetap bisa menjawab persoalan yang bersifat internal
mendapatkan uang dengan bekerja dari (ideologi, kaderisasi, sistem organisasi dll)
rumah akan menjadi pangsa pasar. dan kondisi eksternal (sosial, agama,
politik, budaya, kesehatan dll). Salam
Upaya penggalangan donasi biar difikirkan
Pergerakan!
kelompok lain. Sementara melalui ide dan
PERAN PMII DALAM MENYONGSONG ERA REVOLUSI
INDUSTRI 4.0
Oleh : Slamet Indharto
April adalah bulan istimewa bagi warga beberapa pertanda perubahan zaman kali
pergerakan, atau sekelompok orang ini.
intelektual yang ikut tergabung dengan
Era Disrupsi
sebuah wadah organisasi bernama
Perkembangan Industri pada akhir ini
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia.
sudah mencapai pada era Revolusi Industri
Dalam bulan april ini lebih tepatnya pada
4.0. sudah banyak tulisan tulisan mengenai
tanggal 17 April yang kurang 8 hari lagi
ini di internet, dan beberapa tulisan saya
bertepatan dengan hari kelahiran
yang lalu juga sering menyinggungnya jadi
(HARLAH) organisasi tersebut. Tentunya
berbagai zaman sudah dilewati dengan saya tidak akan menjelaskan lebih jauh
tentang ini, namun yang perlu di garis
berbagai perubahannya, baik itu dalam
bawahi pada era ini adalah Perubahan
segi sosial, budaya, politik
gaya hidup sampai ke akar akarnya. Salah
maupunekonomi.
satu yang paling bisa dilihat adalah
Pada bulan april tahun ini warga
peralihan mainset atau eksistensi manusia
pergerakan akan sudah dihadapkan
dalam dunia Nyata kedalam dunia Maya.
dengan perubahan zaman baru yang akan
Saya rasa sejak kecil saya sudah di ingatkan
menenelurkan tipologi masyarakat yang
oleh SpongsBob tentang hari keterbalikan.
berbeda dengan tahun tahun sebelumnya.
Pada hari ini kita sampai kedalam zaman
Tentunya pada ulang tahun kali ini perlu di
keterbalikan. Dunia maya yang seharusnya
siapkan dengan kajian mendalam dengan
menjadi penunjang manusia dalam
segala simbo simbol alam yang sudah
menjalnkan aktivitasnya di dunia Nyata,
bermunculan dan memberikan key akan
malah sekarang terbalik dunia nyata
gambaran tipologi masyarakat kedepan.
menjadi penunjang aktivitas manusia di
Oleh karena itu tulisan kali ini spesial saya
dunia nyata, seperti Spot foto dan lainnya.
buat untuk seluruh warga pergerakan
Bisa di lihat pula dalam dunia
tentang pengamatan saya terhadap
keprofesionalitasan juga mengalami
perubahan yang drastis akibat dari efek 2020 menurut berita yang di terbitkan oleh
disrupsi ini karena sudah menjadikan Kompas.com pasien Covid-19 di seluruh
Internet Of Thing sebagai kebutuhan dasar dunia sudah mencapai 2,3 Juta Kasus,
dalam memajukan dan pengembangan dengan 595 ribu pasien sembuh, dan 160
usahanya, akhirnya terbentuklah sebuah ribu pasien meninggal. Dan di Indonesia
pasar baru yang menjadikan Pengusaha sendiri menurut informasi yang
Raksasa dan Pengusaha Baru hampir disampaikan oleh kawalcovid19.id
berada pada level yang sama. sebanyak 6248 orang sudah teridentifikasi
positif mengidap virus ini, sebanyak 631
Dalam dunia warga pergerakan juga
orang dinyatakan sembuh, dan 535 orang
mengalami tantangan yang harus segera di
meninggal.
carikan formula baru agar para kader tidak
terlena dengan perubahan zaman. Penularan yang begitu cepat memaksa
Beberapa tahun ini bisa dirasakan pemerintahan dunia mengambil kebijakan
kemunduran akan kualitas kader PMII, baik untuk mencegah penyebaran dari virus ini
dari segi keilmuan, maupun gerakan. menyebar lebih luas lagi. Beberapa negara
Budaya diskusi yang mampu membangun mengambil langkah dengan menerapkan
paradigma kader kini mulai luntur. lockdown agar penyebaran virus ini
Pemerkayaan ruang publik sebagai
perangkat pengkaderan Informal kini juga
mulai meredup.
Era Pandemi
Dari pada sebuah penjabaran, tulisan ini pengaruh positif ke luar. Inilah yang
tidak lebih hanyalah sebuah catatan disebut kaderisasi internal menuju
singkat atas refleksi dari sebuah realitas optimalisasi fungsi eksternal. Artinya,
dalam memandang organisasi yang dikenal organisasi yang baik adalah organisasi yang
dengan nama PMII. Meski demikian, sehat secara internal dan mampu
tulisan ini tidak menganggap bahwa sudah berpengaruh secara eksternal.
usang membicarakan organisasi
Berorganisasi berarti
mahasiswa di tengah-tengah dunia
berkesempatan untuk beraktifitas,
materialisme dan konsumerisme duniawi.
beramal dalam bahasa agama, dalam
Karena bagaimanapun, hendak kemana
progresifitas yang tinggi. Progresifitas
lagi kesemuanya ini akan berakhir,
hanya bisa diwujudkan manakala ada
haruslah ada jawabannya. Namun juga,
motivasi untuk selalu keluar dari zona
tulisan ini pun tidak hendak menjebak
aman dan nyaman. Karena aktifitas, jangan
pada paradigma materialisme dan
sampai hanya menjadi sebuah rutinitas
konsumerisme ukhrowi pada akhirnya.
dan terjebak pada perasaan mapan,
Karena apapun itu, tujuan akhir yang
nyaman, bahkan pada akhirnya jumud dan
sebenarnya adalah menjadi hamba sejati
merasa paling aman dan nyaman. Inilah
di hadapan Sang Maha Segalanya.
yang disebut ikhtiar tanpa batas dalam
Sebagai sebuah organisasi, PMII bingkai rasa syukur atas segala potensi
memiliki posisi yang sangat penting dalam yang dimiliki. Bukan saja berharap
turut membangun perikehidupan, baik datangnya energi, namun juga mampu
secara keseluruhan maupun individu. menciptakan energi progresif atas segala
Dimaklumi bahwa organisasi merupakan persoalan diri dan kehidupan yang
wadah yang diharapkan mampu menghabiskan energi. Mampu menjadi
membawa apapun yang ada di dalamnya agent of change yang mumpuni.
agar berkembang dan bisa memberikan
Tentu saja, bahwa aktifitas yang persoalan dan penempaan yang terus
progresif dituntut adanya pemahaman menerus dari hasil sebuah proses panjang
tinggi atas realitas yang dihadapi. Disinilah atas perjalanan yang dilewati. Optimisme
ilmu menempati posisi penting sebagai sebenarnya terbangun dan berangkat dari
landasan aktifitas yang progresif. Ilmu yang ego diri. Keinginan untuk merasa aman dan
dibarengi sikap kritis dalam bingkai telaah nyaman ketika menghadapi suatu
dan kehati-hatian dalam melangkah, persoalan dan berharap pada akhirnya
aktifitas melalui kemampuan membaca, persoalan itu selesai dengan baik. Artinya,
meneliti, dan menelaah setiap realitas optimisme muncul dan berangkat dari
yang ada. Dengan demikian, aktifitas yang keinginan untuk merasa aman dan
progresif mampu menghasilkan energi nyaman.
yang positif dalam turut serta
Optimisme yang tinggi bukan
memecahkan segala persoalan, yang
sekedar mengedepankan ego meskipun ia
bahkan bisa menguras energi. Aktifitas
berada di dalamnya dan bahkan menjadi
yang progresif adalah aktifitas yang dimiliki
dasar kekuatan. Namun ego juga harus
seorang penghamba yang menghambakan
mampu dikesampingkan karena ego bisa
dirinya pada Sang Pencipta dan segala
menjadi titik lemah pada individu ketika ia
ciptaan-Nya, karena bagaimanapun pada
mulai terjebak pada kondisi aman dan
titik kesadarannya yang muncul adalah
nyaman, kondisi jumud dan stagnan.
bahwa segala energinya semata karena
Individu egois yang merendahkan
kekuatan-Nya.
keberadaan yang lain, bahkan
Berorganisasi berarti meniadakannya. Padahal egonya ada
berkesempatan memiliki sikap optimisme, karena keberadaan yang lain.
berakhlak mulia – husnudzdzonn - dalam
Pengelolaan ego yang baik
bahasa agama, sebagai prasyarat dari
membutuhkan pemahaman atas ego itu
aktifitas yang progresif. Bukan sekedar
sendiri. Ketika individu telah mampu
sebuah optimisme, namun otimisme yang
memahami dan mengelola ego yang ada
tinggi, bahkan yang paling tinggi. Memiliki
pada dirinya dengan baik, maka yang
optimisme bukanlah sesuatu yang mudah
muncul adalah optimisme yang tinggi.
didapatkan. Optimisme yang paling besar
Individu yang memiliki optimisme tinggi
dan tinggi membutuhkan pemahaman atas
berarti selalu berpikir positif dan pada
akhirnya mampu bertahan disegala jaman dipahaminya dan menemukan
dan medan. Bukan sekedar individu yang pemahaman baru dari hasil aktifitas,
berpikir tentang dirinya namun lebih pada optimisme dan ikhtiar pikirnya.
berpikir tentang yang lain selain dirinya.
Dari uraian di atas bisa diambil
Karena yang lainnya menjadikan egonya
kesimpulan bahwa progresifitas,
menjadi ada. Optimisme yang tinggi juga
optimisme, dan kekuatan pengetahuan
bukan sekedar mengedepankan kekuatan
menjadi bagian penting dalam
egonya. Individu yang meleburkan egonya
berorganisasi. Ketiganya saling terkait dan
pada ego yang lain, bahkan sebagai hamba
tidak bisa dipisahkan satu dengan yang
meleburkan egonya pada Sang
lain.
Penciptanya. Menjadi individu yang
berdzikir dan memiliki kesadaran bahwa
dirinya berada di dalam-Nya sekaligus Dia
berada di dalam-Nya.
Perempuan menempati posisi strategis bilang kader Putri yang sesuai budaya dan
didalam organisasi. Mempunyai nilai tawar mau diperintah menjadi ujung tombak
perihal profesionalitas bekerja dan nilai- keberhasilan kader putri. Kurang
nilai lain yang dimiliki laki-laki. Menjadi mendalam dan teliti melihat
faktor yang diperhitungkan ketika perkembangan kader Putri ditengah
berbicara kemajuan organisasi menjadi hal dinamika kaderisasi menjadi hal yang patut
yang patut diperjuangkan bersama. diperhatikan bersama saya rasa.
Berkaca dari sejarah dan beberapa isu Mengingat kita sama-sama tau bahwa
tentang keperempuanan rasanya masih budaya dominasi masih mengakar.
banyak yang harus dikerjakan bersama Menjadi hal yang patut dientas bersama.
untuk mencapai kesejahteraan Saling dukung akan kemampuan barang
kemanusiaan. sekecil apapun patut digelorakan. Karena
saya berkeyakinan tumbuh dan
20 tahun PMII Mojokerto menjadi babak
berkembang nya kader perempuan
baru melihat perkembangan kader
bergantung pada penanaman budaya itu
perempuan ditengah pencapaian
sendiri di tingkatan rayon atau komisariat.
organisasi ini. Melihat realitas masih
Kebiasaan itu akan menjadi karakter yang
minimnya jumlah kader perempuan yang
nanti akan dibawa dan benar-benar
eksis secara tampilan dan fikiran pun masih
digunakan ketika sudah ditataran cabang
perlu meraba lebih dalam. Tentang
dan seterusnya, mengingat kita akan
bagaimana kader Putri lokal seharusnya
berjalan bersama sahabat/i dari masing-
dicetak, tentang harus seperti apa gerakan
masing komisariat yang memiliki
lokal saat ini, atau bahkan harus sejauh
kebudayaan yang berbeda.
mana pentingnya sikap kesetaraan itu
diaplikasikan. Banyak yang bilang, setiap Bahasan kesetaraan dan feminisme
masa akan memunculkan ciri dan gerakan menjadi hal yang saya rasa sudah sering
baru yang lebih bisa diterima dengan dipelajari kader-kader Putri, bahkan
kondisi yang dialami. Banyak juga yang kaderisasi formal kopri seluruhnya
membahas akan aspek ini. Menjadi aneh dalam diri para perempuan PMII.
ketika ciri gerak ini justru tidak menjadikan Kesadaran gender memang menjadi dasar
gerakan kader Putri berbau kesetaraan bagi para perempuan untuk mau bergerak
secara sepenuhnya. Ketika sudah memiliki keluar dari zona nyaman domestik.
arah yang jelas perihal kesetaraan dan Sayangnya penanaman kesadaran yang
gender, kenapa kita belum bisa menjadi diterima akhirnya sekedar menjadi
rujukan ketika berbicara soal isu pengetahuan bagi sebagian kader
perempuan yang strategis ini. Hal ini patut perempuan. Tak banyak setelah itu
kita fikirkan bersama. perempuan yang mau keluar dari zona
nyaman mereka dan aktif bergerak
KOPRI (Korps PMII Putri) sebagai sebuah
sebagaimana para lelaki. Penulis menilai ini
badan semi otonom Pergerakan
sebagai sebuah kemandulan. Ya,
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang
memberikan kesadaran gender tapi tak
berfungsi sebagai wadah kader putri
mau bergerak sama seperti menanam tapi
mempunyai andil yang cukup besar untuk
tak berbuah. Seolah sia-sia saja.
mengembangkan pemikiran dan
kesadaran para perempuan PMII untuk Bagi penulis, KOPRI harus melakukan
turut berperan aktif dalam dunia inovasi untuk mengatasi permasalahan
pergerakan. Bagi para perempuan stagnansi gerakan perempuan ini. Selama
pergerakan, kesadaran untuk mau keluar ini, penulis melihat KOPRI dalam
dari urusan baju dan kecantikan memang kinerjanya hanya memfokuskan pada
sepatutnya dimiliki. Karena berangkat dari pemahaman mengenai gender dan
kesadaran inilah peran perempuan akan advokasi. Hal ini membuat diri kita berpikir
dapat dirasakan secara nyata ikut bahwa wilayah kita ya di sektor
mewarnai dinamika pergerakan perempuan dan permasalahannya.
mahasiswa. Melalui kesadaran bahwa Padahal proses kader putri dalam
perempuan memiliki hak yang sama dalam mengembangkan perannya seharusnya
mengakses berbagai bidang yang kita disesuaikan dengan semangat zaman yang
inginkan, akan menguatkan gerak menuntut bahwa perempuan tidak melulu
organisasi yang kita ikuti. mengurus dunianya sendiri. Maka peran
KOPRI dalam menumbuhkan kesadaran
Selama ini, KOPRI selalu menjaga fungsinya
perempuan seharusnya tidak sekedar
untuk menumbuhkan kesadaran gender
menanamkan bahwa gender adalah peran meningkatkan kualitas intelektualitas
dan kelamin adalah seks, tetapi juga kader perempuan. Indikator ini juga bisa
menumbuhkan kesadaran dan kemauan menjadi acuan bagi KOPRI untuk membuat
untuk bergerak. program-program yang terarah dan jelas
tujuannya.
Fungsi KOPRI sebagai Wadah Gerakan
Ketika sudah dirasa terarah visi dan misi
Sebagai badan semi otonom yang menjadi
dalam mengembangkan KOPRI
wadah gerakan para kader perempuan
,selanjutnya tugas bersama untuk
PMII, KOPRI harus selalu membaca
membesarkan nama KOPRI ditengah
dinamika perkembangan kebutuhan
masyarakat. Setau saya, belum pernah
kader. Maka ketika dirasa PMII belum
kita beralinsi dengan Lsm Ataupun
cukup mampu mendistribusikan kader
masyarakat untuk mengaawal isu dan
putrinya dalam bidang politik dan
masalah masyarakat. Maka tugas kita
penelitian misalnya, maka tugas KOPRI
bersama untuk menjalan kebaikan ini.
menyiapkan kader untuk siap mengisi
Salam pergerakan!!
bidang-bidang tersebut. Membuat
pelatihan atau workshop yang benar-
benar mampu menjadi wadah untuk
mengasah kecakapan mereka.