Nilai dasar pergerakan (NDP) PMII mulai terbentuk pasca Independensi PMII Ketika
Muskernas III di Bandung (1-5 Mei 1976), pada saat itu penyusunan NDP masih berupa
kerangka saja, lalu diserahkan kepada TIM PB PMII. Namun, hingga menjelang kongres PMII
VIII di Bangdung, penyusunan tersebut belum dapat diwujudkan. Hingga akhirnya saat kongres
PMII VIII di bangdung (16-20 Mei 1985) menetapkan penyempurnaan rumusa NDP dengan
Surya Dharma Ali sebagai ketua umumnya. Penyempurnaan ini berlangsung hingga 1988.
selanjutnya pada tanggal 14-19 September 1988 Ketika Kongres IX PMII, NDP mulai disahkan
di Surabaya
TERMILOGI NDP PMII
Mengesakan Allah SWT merupakan nilai paling asasi dalam sejarah agama
samawi, didalamnya terkandung hakikat kebenaran manusia
Pertama, Allah adalah Esa dalam dzat, sifat dan perbuatan-perbuatan-Nya
(QS. Al-Hasyr 22-24),
Kedua, Tauhid merupakan keyakinan atas sesuatu yang lebih tinggi dari alam
semesta, merupakan manifestasi dari kesadaran dan keyakinan kepada hal
yang ghaib (al-Baqarah: 3, Muhammad: 14-15, al-Alaq: 4, al- Isra': 7),
Ketiga, Tauhid merupakan titik puncak keyakinan dalam hati, penegasan
lewat lisan dan perwujudan nyata lewat Tindakan.
Keempat, dalam memahami dan mewujudkannya pergerakan telah memilih
ahlussunnah wal jamaah sebagai metode pemahaman atas keyakinan itu.
HABLU MINALLAH
(Hubungan Manusia Dengan Allah)
Allah meniupkan ruh dasar pada materi manusia tidak ada yang utama antara yang satu
dengan yang satu dengan yang lainnya kecuali ketaqwaannya. Pengembangan berbagai aspek
budaya dan tradisi dalam kehidupan manusia dilaksanakan sesuai dengan nilai dari semangat
yang dijiwai oleh sikap kritis dalam kerangka religiutas. Hubungan antara muslim dan non-
muslim dilakukan guna membina kehidupan manusia tanpa mengorbankan terhadap
kebenaran universalitas islam.
ketaqwaanya yang akan membedakan. Setiap manusia pasti memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing, dan hal tersebut merupakan potensi yang harus dikelola dari
setiap diri manusia. Hal inilah yang menjadi tolak ukur dari progresifitas yang dilakukan dalam
melakukan kebajikan (fastabiqul khairat). Sehingga tidak dibenarkan jika ada manusia yang
merasa lebih baik dari manusia yang lain.
Kedudukan manusia sebagai khalifatullah mempunyai arti penting yaitu, untuk menegakan
kesederajatan antar manusia, sehingga dapat diartikan bahwa manusia harus terus membela
kebenaran dan keadilan dimanapun dan kapanpun juga untuk senantiasa memberikan
kedamaian dan rahmah bagi semesta alam
HABLU MINAL ALAM
(Hubungan Manusia Dengan Alam)
Alam semesta adalah ciptaan Allah SWT. Dan Ia yang telah menentukan ukuran beserta
hukum-hukum-Nya. Dan dalam alam semesta terdapat tanda- tanda keberadan, sifat dan
perbuatan Allah SWT. Dengan demikian terdapat nilai-nilai tauhid yaitu hubungan antara
manusia dengan alam sebagai ciptaan Allah SWT. Alam semesta telah ditundukan oleh Allah
SWT untuk manusia agar supaya manusia tidak terjebak dalam penghambaan kepada alam
melainkan tetap kepada Allah SWT.
Keberadaan alam menjadi objek untuk menegaskan tentang keberadaan diri- Nya, sehingga
perlakuan manusia terhadap alam adalah untuk kebaikan di dunia maupun di akhirat. Dengan
demikian jelaslah bahwa hubungan manusia dengan alam yaitu untuk pemanfaatan yang
tujuannya adalah untuk kemakmuran hidup di dunia untuk bekal amal sholeh di kehidupan
akhirat kelak.