Anda di halaman 1dari 29

Paradigma (Kritis Transformatif):

Aswaja dengan Empat Kaki


M U H A M M A D M U S TA F I D
INSTRUKTUR NASIONAL KADERISASI PB PMII
How to see the world.....Melihat, menafsirkan,
memahami realitas? Lokal, nasional, global. Ekonomi,
politik, sosial, budaya, hukum, pendidikan, dan
lainnya....

Paradigma? Mengapa ini penting? Sebab tindakan selalu didahului


oleh kesadaran, oleh pemahaman. Respons kita
terhadap realitas selaliu didahului oleh tafsir kita
terhadap realitas yang ada...
Satu realitas politik: direspons secara beragam.
Ditafsirkan secara beragam.
Realitas >>>>>dianalisis>>>> Pemahaman
terhadap realitas >>>> Kesadaran terhadap
realitas>>> intervensi terhadap realitas
>>>>perubahan realitas...

Proses Paradigma: analisis terhadap realitas. Tool of


analysis yang dipakai mepengaruhi tafsir
Perubahan terhadap realitas..
Paradigma apa yang dipakai oleh sebuah
orgabnisasi menentukan tafsir organisasi
terhadap realitas. Tafsir organisasi terhadap
menghasilan respons, agenda politik, organisasi
terhadap realitas...
Paradigma itu urusan “akademik”, tool of
analysis, yang sumbernya adalah teori-teori
sosial atau teori keagamaan...

Paradigma
dan Ideologi Ideologi itu urusannya ke mana perubahan itu
akan didorong, akan digerakkan...
Ideologi itu urusan nilai, paradigma itu urusan
alat, perpsketif, metode, metodologi, teori
perubahan...
Masyarakat >>>>> normal>>>>
krisis>>>> para ilmuwan melakukan
analisis mencari akar dan solusi... >>>
new normal.... >>> Lahirlah teori...
Lahirnya
teori sosial
Masyarakat Barat... Irelevan dengan
konteks masyarakat kita...
1. Tafsir sosial
Paradigma
2. Teori Perubahan yang dipercaya efektif
Tafsir Sosial

Kombinasi perspektif strukturalis dan fenomenologis (PMII)..


Analisis yang memusatkan analisis pada sistem, struktur, pada aturan, pada
aspek objektif dari realitas...

Analisis fenomenologis: Analisis yang memusatkan analisisnya pada aspek nilai,


ideologi, pemikiran, adat, tradisi, kesadaran, aspek subjektif dari masyarakat...
1. Sejarah pesantren, sejarah pengetahuan:
akumulasi pengetahuan...
2. perdagangan internasional, sejarah ekonomi:
akumulasi ekonomi...: arus struktural dan gerak

Teori struktural ekonomi, itu pemegang kunci


perubahan...
Perubahan.. 3. Demak: kesultanan Islam, sejarah politik:
. akumulasi politik...: berkuasa...
4. Sunan kalijaga: sejarah gerakan kebudayaan,
islamisasi kebudayaan...
Fondasi semua itu: Ideologi keaswajaan...
1. Akidah
Cara berfikir menurut aswaja sebagai refleksi aswaja adalah metode berfikir kritis-dialektis yang memadukan antara
dalil naqli (doktrin/wahyu), dalil aqli (rasio/akal), dalil waqi’i (empiria), dan dalil irfani (instuisi, ilham). Dengan
Model demikian, aswaja menolak rasionalisme murni, sebagaimana yang dikembangkan kaum pemikir liberal yang
mengagungkan rasio teoretik, menolak empirisisme mutlak seperti yang dikembangkan  materialistis yang abai dengan
Berfikir kenyataan metafisik, dan menolak keyakinan kaum batiniah mutlak yang menolak semua empirical entity. Aswaja juga
menolak pemahaman dhahiriah dan kelompok skripturalis, karena tidak memungkinkan memahami agama dan realitas
social secara mendalam.

Aswaja memandang dunia sebagai realitas yang plural dan bertingkat-tingkat, karena itu pluralitas diterima
Model sebagai kenyataan. Namun juga bersikap aktif yakni menjaga dan mempertahankan pluralitas tersebut agar
kehidupan menjadi harmoni, saling mengenal (litaa’rofu) dan memperkaya secara budaya. Sikap moderat dan
Bersikap toleran menjadi spirit utama dalam mengelola pluralitas tersebut. Dengan demikian aswaja juga menolak
semua sikap yang merusak dan menghancurkan keanekaragaman atau pluralitas budaya tersebut.

Dalam bertindak, aswaja mengakui adanya kehendak Allah swt (taqdir) tetapi aswaja juga mengakui bahwa Allah swt telah
mengkaruniai manusia pikiran dan kehendak. Karena itu dalam bertindak, aswaja tidak bersikap pasif fatalis dalam menghadapi
Model kehendak Allah swt, tetapi berusaha untuk mencapai taqdir-NYA yang dalam teologi dikenal dengan istilah kasab (berjuang).
Aswaja percaya perubahan sejarah tidak datang dari langit dengan tiba-tiba yang tinggal ditunggu tanpa ikhtiar. Namun demikian

Bertindak tidak bersifat antroposentris, bahwa manusia sebagai pusat segala-galanya, pusat ukuran nilai, dan karenanya bebas berkehendak
(seperti Qodariyah). Tindakan manusia tidak perlu dibatasi dengan ketat, karena dengan sendirinya akan dibatasi oleh alam, oleh
sejarah. Sementara Allah swt tidak dibatasi oleh faktor-faktor itu. Dengan demikian tindakan ala aswaja bukan tindakan yang
sekular melainkan sebuah dialektika keimanan yang mengejawentah dalam seluruh aspek kehidupan.
2. Sumber Kebenaran

Dalil Naqli
(Nash)

Dali
l Urf )
tradi i (living rasio
ti o n ) lA k al (
Dali

Da
li l
(m Ilh Intu ii
irf usya am isi aq )
W
a
sh n , r u h a d a li ir a
l i
od ’y h, Da emp
i qo ah (
h)
Tawassuth
Tawassuthiyyah Tawazzun
I’tidal

3. Method As-samhah
Al-jud

of thinking, Al-karom
Tasamuhiyyah
At-tasahul
As-sahlah

manhajul Dari taqlid qouli ke


manhaji:

fikr
Manhaj Imam Abul
Hasan / Imam
Maturidi
Manhajiyyah Manhaj Aimmatul
Mazahib
Manhaj Imam
Ghozali dan Imam
Junaid

Reformatif (Al-ishlah ila ma


huwa ashlah)
Inovatif (sanna sunnatan
Islahiyyah hasanatan..)
Dinamis (tathowwuriyyah,
ruhkshoh, akomodatif)
Nasionalistik

4. Ideologi Kerakyatan

Kebhinekaan/Pluralis
Ukhuwwah
5. Prinsip
Gerakan
Komitmen
Non-Kolaborasi
Pengabdian
Amanah
Asketik
Ikhlas
pada Korp
6. Model of
Analysis:
Multi-Level
Analysis
ANALISIS STRUKTURAL-2

Izin, pengaturan, perlindungan


NEGARA PASAR
Pajak, retribusi

, n
sa
wa
Pe lay

ng
pe

a
m an

ng

ua
en an

Ba
e
ili si

n,
uh u

,p
e ibu

r
ra

a
an mu

n
ya
a retr

g&
ha m

ba
k,

a ,
p

jas
Su jak
pe

Pe
r

pa

a
rli
nd
un
ga
n,

MASYA-
RAKAT
Analisis Historis
Suatu fenomena tidak begitu saja hadir melainkan melalui
proses sejarah. Bagaimana latar belakang sejarahnya,
kekuatan-kekuatan sejarah yang membentuk masyarakat atau
menciptakan suatu persoalan tertentu. Melalui telaah ini akan
dikembangkan pula kesadaran historis

7. Analisis Struktural
Struktur yang akan dilihat adalah: ekonomi (distribusi

Proses
sumberdaya), politik (bagaimana kekuasaan dijalankan), sosial
(bagaimana masyarakat mengatur hubungan di luar politik
dan ekonomi), budaya (bagaimana masyarakat mengatur
nilai).

Analisis Analisis Nilai


Nilai apa yang dominan dan berkembang di masyarakat.
Mengapa demikian dan siapa yang paling berkepentingan
dengan nilai tersebut. Bagaimana nilai-nilai berkembang dan
disosialisasikan. Siapa yang diuntungkan atas perkembangan
nilai-nilai yang ada.
8. 1. Pribumisasi tata nilai
Strategi: 2. Nasionalisasi tata kelembagaan
(ekonomi dan politik)
Multi-level 3. Konservasi Sumber daya alam
strategies 4. Revitalisasi tradisi
SETTING SOSIAL
SOCIAL MAPPING:
COVID-19: SEBUAH
Pandemik dan Pasca KERANGKA KERJA
AWAL
Pandemik
What is Social Mapping?
Metode penggambaran masyarakat yang sistematik
dengan mengenali masyarakat (termasuk di dalamnya
01 profile dan masalah sosial yang ada pada masyarakat)
yang oleh Netting, Kettner dan McMurtry (1993) disebut
menghasilkan social profiling. 

Hasil gambaran ini merupakan peta umum sebuah lokasi


yang menggambarkan keadaan sosial-ekonomi-budaya
masyarakat maupun lingkungan fisik, sehingga dapat
02
digunakan untuk menganalisa dan mendalami bersama
masyarakat untuk memunculkan topik-topik dan tema-
tema tertentu.
Ringkasnya, Social Mapping adalah teknik untuk
membuat peta (visual) kondisi sosial ekonomi
03 masyarakat, misalnya lanskap pemukiman, sumber-
sumber mata pencaharian, akses infrastruktur, pelayanan
dasar, karakteristik sosial dan sebagainya
22
Social Mapping as Social Analysis
Pemetaan sosial merupakan salah satu bentuk perangkat
01 analisis sosial yang menjadi alat bantu dalam upaya kita
menempatkan dan memahami suatu masalah tertentu

Pemahaman atas masalah diletakkan pada konteks


realitas sosial jangkauannya relatif lebih luas.
02 Diantaranya meliputi rentang waktu (historical), struktur
(kondisi sosial, ekonomi, politik, kultural), kaitan nilai,
serta space (baik aras lokal-global).  

.
Pemetaan sosial merupakan salah satu alat dalam pendekatan
partisipastif seperti : Participatory Rural Appraisal,
03 Participatory Research and Development (PRD),Rapid Rural
Appraisal (RRA)Participatory Action Research (PAR), dsb.

23
Purpose of Social Mapping
Baseline Approach & Metode Planning Change
01 02 03 04

Sebagai langkah Sebagai dasar


Sebagai dasar
awal pengenalan perencanaan yang
pendekatan dan Sebagai acuan dasar untuk
wilayah dan bersifat taktis mengetahui terjadinya
metoda
kondisi sosial terhadap proses perubahan sikap dan
pelaksanaan
komunitas oleh permasalahan yang perilaku pada komunitas
program
fasilitator dihadapi

24
Output of Social Mapping: Data
Demografi Geografi Psikografi Pola Relasi
01 02 03 04

Jumlah penduduk, Topografi, Letak Nilai, kepercayaan,


Pola hubungan sosial
komposisi lokasi, aksesibilitas mitos, kebiasaan,
yang ada, respon
penduduk menurut lokasi, pengaruh adat istiadat,
terhadap intervensi luar,
usia, gender, mata lingkungan pandangan, sikap,
media yang digunakan,
pencaharian, geografis terhadap dan perilaku,
informasi yang biasa
agama, pendidikan, kondisi sosial kekuatan sosial
dicari, tempat
dll. masyarakat, dll. yang paling
memperoleh informasi
berpengaruh, dll.

25
Principles

PEOPLE HOLISTIC DYNAMIC PARTICIPAT MULTI


CENTRED ORY DISCIPLINE

Masy. sbg pusat Pendekatan Menekankan Berangkat dari .Menggunakan


kepentingan. menyeluruh; pentingnya proses perspektif ragam pendekatan,
Analisis, hambatan, dan pembelajaran dg masyarakat, untuk metode dan teknik
perencanaan & peluang, asumsi perubahan kepentingan
perubahan dari kapasitas, dan adalah keniscayaan masyarakat, dan
masy sendiri solusi . oleh masyarakat
26
Tatimmah
How far can you move?

Anda mungkin juga menyukai