Bismillahirrahmanirrahim
Pimpinan MUSPIMCAB 2020 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Magelang setelah:
Menimbang : a. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran mekanisme
organisasi, maka dipandang perlu adanya Peraturan Organisasi
tentang Penandatangan Sertifikat Kaderisasi Formal yang
Dilakukan oleh Komisariat atau Rayon di Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia Magelang.
b. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum atas legalitas
sebagaimana dimaksud poin (a), maka dipandang perlu adanya
ketetapan ini.
MEMUTUSKAN
PIMPINAN
MUSYAWARAH PIMPINAN CABANG
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA MAGELANG
I. Latar Belakang
Kelancaran dan kondusifitas Organisasi PMII bisa dilihat melalui berjalannya kaderisasi formal
secara teratur. Keberadaan sertifikat menjadi hal yang sangat penting sebagai bukti nyata. Peran
kepemimpinan secara hierarkis menjadi suatu ketentuan dalam penandatanganan sertifikat
pendidikan formal. Perlu adanya ikhtiar sebagai upaya ketertiban sebuah organisasi.
II. Sasaran
Ketentuan penandatanganan sertifikat kaderisasi formal di level Komisariat dan Rayon ini,
memiliki sasaran:
a. Terwujudnya kepastian peran struktural di setiap level organisasi.
b. Tercapainya pendampingan struktural secara maksimal.
c. Terpeliharanya semangat kebersamaan dalam memperkokoh organisasi serta pendisiplinan
administrasi organisasi.
III. Ketentuan
Ketentuan penandatanganan sertifikat kaderisasi formal di level Komisariat dan Rayon:
a. Penandatanganan sertifikat kaderisasi formal di level Komisariat dan Rayon yang
dimaksud adalah penandatanganan kegiatan kaderisasi formal PMII (Mapaba dan PKD)
yang dilakukan Komisariat atau Rayon.
b. Penandatanganan sertifikat kaderisasi formal dilakukan oleh Sekretaris Pelaksana, Ketua
Pelaksana, Ketua Rayon, dan Ketua Komisariat, apabila kaderisasi formal dilakukan oleh
Pengurus Rayon.
c. Penandatanganan sertifikat kaderisasi formal dilakukan oleh Sekretaris Pelaksana, Ketua
Pelaksana, Ketua Komisariat, dan Ketua Umum PC PMII Magelang, apabila kaderisasi
formal dilakukan oleh Pengurus Komisariat.
d. Penandatanganan sertifikat kaderisasi formal diawali dari sebelah kanan oleh Sekretaris
Pelaksana, Ketua Pelaksana dan dilanjutkan oleh Ketua Rayon, Ketua Komisariat, jika
yang mengadakan adalah Pengurus Rayon.
e. Penandatanganan sertifikat kaderisasi formal diawali dari sebelah kanan oleh Sekretaris
Pelaksana, Ketua Pelaksana dan dilanjutkan oleh Ketua Komisariat, dan Ketua Umum PC
PMII Magelang, apabila yang mengadakan adalah Pengurus Komisariat.
IV. Penutupan
a. Ketentuan ini berlaku sebagaimana mestinya. Keutuhan organisasi PMII Magelang akan
semakin baik jika seluruh anggota dan Pengurus di tingkatan Cabang sampai dengan Rayon
berkemauan keras melaksanakan ketentuan ini secara sungguh -sungguh.
b. Hal-hal yang belum diatur dalam ketentuan ini, akan diatur kemudian. Ketentuan ini
berlaku sejak waktu dan tanggal ditetapkan.
Wallahul Muwaffieq Ilaa Aqwamith Tharieq
Ditetapkan di : Pondok Ushuludin Salaman
Pada Tanggal : 8 Februari 2020
Pukul : 19. 34 WIB
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH PIMPINAN CABANG
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
MAGELANG
Bismillahirrahmanirrahim
Pimpinan MUSPIMCAB 2020 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Magelang setelah:
Menimbang : a. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran mekanisme
organisasi, maka dipandang perlu adanya Peraturan Organisasi
tentang Teknik Persidangan di Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia Magelang.
b. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum atas legalitas
sebagaimana dimaksud poin (a), maka dipandang perlu adanya
ketetapan ini.
MEMUTUSKAN
PIMPINAN
MUSYAWARAH PIMPINAN CABANG
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA MAGELANG
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan organisasi ini yang dimaksud dengan:
1. Teknik persidangan adalah mekanisme yang digunakan untuk mengambil keputusan suatu
rapat atau musyawarah organisasi.
2. Teknik persidangan yang dimaksud pada ayat (1) adalah mekanisme yang berlaku di
lingkungan PC PMII Magelang
BAB II
PRESIDIUM SIDANG
Pasal 2
Presidium sidang terdiri dari:
1. Ketua Sidang
2. Sekretaris Sidang
BAB III
ISTILAH PERSIDANGAN
Pasal 3
1. Interupsi; Memotong jalannya persidangan.
2. Informasi; Memberikan sebuah informasi tentang kejadian urgent (penting) yang terjadi
selama proses persidangan, serta menginformasikan hal-hal yang urgent dalam pengambilan
keputusan.
3. Order; Permintaan fasilitas terhadap presidium sidang atau penyelenggara sidang.
4. Question; Pertanyaan tentang hal-hal maupun opsi selama jalannya persidangan
5. Opsi; Usulan yang diajukan oleh peserta sidang.
6. Rasionalisasi; Alasan mengajukan opsi.
7. Afirmasi; Penguatan opsi yang dilakukan oleh selain pembuat opsi.
8. Justifikasi; Penguatan Opsi yang dilakukan oleh pembuat opsi, dilakukan setelah afirmasi.
9. Lobbying; Proses penyamaan pendapat yang dilakukan oleh para pembuat opsi yang telah
mendapat afirmasi dan telah melakukan justifikasi.
10. Voting; Pemungutan suara oleh peserta sidang, setelah proses lobbying tidak mendapatkan
titik temu.
11. Klarifikasi; Menjelaskan kembali maksud dan tujuan sebuah pertanyaan, agar tidak terjadi
kesalahpahaman. Klarifikasi dapat juga dikeluarkan untuk mencabut sebuah opsi.
12. Skorsing; Penjedaan atau penundaan jalannya sidang.
13. Peninjauan Kembali; Pembahasan ulang point-point yang telah disahkan.
14. Prefilage; Izin untuk meninggalkan forum sidang.
15. Saran; pendapat yang kemukakan untuk dipertimbangkan dalam opsi lain.
BAB IV
KETENTUAN KETUKAN PALU SIDANG
Pasal 4
1. Satu Kali Ketukan
Mengesahkan sebuah opsi atau point, mencabut pengesahan sebuah opsi atau point yang
dikarenakan kesalahan teknis yang tidak disengaja dalam pengambilan pengesahan
2. Dua kali Ketukan
Menskors/menunda jalannya persidangan, pergantian presidium sidang, mencabut skorsing
persidangan
3. Tiga kali Ketukan
Membuka dan menutup persidangan serta pembacaan konsideran.
4. Ketukan Berkali-kali
Mengondisikan forum
BAB V
PENUTUP
Pasal 5
1. Ketentuan ini berlaku sebagaimana mestinya. Keutuhan organisasi PMII Magelang akan
semakin baik jika seluruh anggota dan Pengurus di tingkatan Cabang sampai dengan Rayon
berkemauan keras melaksanakan ketentuan ini secara sungguh -sungguh.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam ketentuan ini, akan diatur kemudian. Ketentuan ini berlaku
sejak waktu dan tanggal ditetapkan.
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH PIMPINAN CABANG
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
MAGELANG
Bismillahirrahmanirrahim
Pimpinan MUSPIMCAB 2020 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Magelang setelah:
Menimbang : a. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran mekanisme
organisasi, maka dipandang perlu adanya Peraturan Organisasi
tentang Presidium Sidang Permusyawaratan serta Petugas
Pembuka dan Penutup Agenda Formal di Level Komisariat dan
Rayon.
b. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum atas legalitas
sebagaimana dimaksud poin (a), maka dipandang perlu adanya
ketetapan ini.
MEMUTUSKAN
PIMPINAN
MUSYAWARAH PIMPINAN CABANG
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA MAGELANG
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan organisasi ini yang dimaksud dengan:
1. Presidium sidang permusyawaratan adalah yang bertugas memimpin suatu persidangan
dalam rapat tahunan di level Komisariat dan Rayon.
2. Petugas pembuka dan penutup adalah yang bertugas untuk membuka dan menutup agenda
formal di level Komisariat dan Rayon
3. Presidium sidang dan petugas yang dimaksud pada ayat (1) dan (2) adalah Pengurus
Cabang.
BAB II
PRESIDIUM SIDANG PERMUSYAWARATAN
Pasal 2
1. Presidium sidang Rapat Tahunan Komisariat (RTK) adalah petugas yang mendapat surat
mandat dari Pengurus Cabang.
2. Presidium sidang Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR) adalah petugas yang mendapat
surat mandat dari Pengurus Cabang.
3. Presidium Sidang Permusyawaratan bertugas memimpin jalannya sidang pleno tata tertib
pemilihan mandataris ketua dan tim formatur pada RTK dan/atau RTAR.
BAB III
PETUGAS PEMBUKA DAN PENUTUP
Pasal 3
1. Petugas pembuka dan penutup agenda formal di level Komisariat adalah petugas yang
didelegasikan oleh Pengurus Cabang
2. Petugas pembuka dan penutup agenda formal di level Rayon adalah petugas yang
didelegasikan oleh Pengurus Cabang
BAB IV
PENUTUP
Pasal 4
1. Ketentuan ini berlaku sebagaimana mestinya. Keutuhan organisasi PMII Magelang akan
semakin baik jika seluruh anggota dan Pengurus di tingkatan Cabang sampai dengan Rayon
berkemauan keras melaksanakan ketentuan ini secara sungguh -sungguh.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam ketentuan ini, akan diatur kemudian. Ketentuan ini berlaku
sejak waktu dan tanggal ditetapkan.
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH PIMPINAN CABANG
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
MAGELANG
Bismillahirrahmanirrahim
Pimpinan MUSPIMCAB 2020 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Magelang setelah:
Menimbang : a. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran mekanisme
organisasi, maka dipandang perlu adanya Peraturan Organisasi
tentang Pedoman Penyelenggaraan Tertib Administrasi (PPTA) di
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Magelang.
b. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum atas legalitas
sebagaimana dimaksud poin (a), maka dipandang perlu adanya
ketetapan ini.
MEMUTUSKAN
PIMPINAN
MUSYAWARAH PIMPINAN CABANG
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA MAGELANG
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keutuhan dan kesatuan gerak organisasi tercermin antara lain pada sistem tertib
administrasi yang diterapkan oleh organisasi yang bersangkutan. Salah satu upaya untuk
mewujudkan sistem administrasi guna menunjang berjalannya mekanisme kerja organisasi di
lingkungan PMII Cabang Magelang, maka diperlukan adanya seperangkat aturan sebagai usaha
unifikasi aturan yang wajib dilaksanakan dan disosialisasikan terus menerus agar menjadi
tradisi oraganisasi yang baik dan positif dalam rangka pelaksanaan program organisasi guna
mencapai tujuan.
Selain guna memelihara keutuhan dan kesatuan gerak organisasi, adanya sistem
administrasi juga untuk menegakkan wibawa dan disiplin organisasi bagi segenap organisasi,
anggota, dan fungsionaris di seluruh tingkatan organisasi secara vertikal. Oleh karena itu,
adanya Pedoman Penyelenggaraan Tertib Administrasi (PPTA) merupakan suatu jawaban
aktual di tengah-tengah mendesaknya keperluan akan adanya pedoman yang berlaku di
lingkungan PMII Magelang dari tingkat Cabang, Komisariat, dan Rayon.
B. Pengertian
Pedoman Penyelenggaraan Tertib Administrasi (PPTA) adalah serangkaian aturan
mengenai penyelenggaraan kegiatan organisasi dengan administrasi yang meliputi tertib
kesekretariatan dan atribut kepanitiaan organisasi yang berlaku tunggal untuk semua tingkatan
organisasi PMII di Magelang.
C. TUJUAN
Pedoman Penyelenggaraan Tertib Administrasi (PPTA) bertujuan untuk:
1. Mempermudah upaya pembinaan, pengembangan dan pemantauan pelaksanaan
administrasi di semua tingkatan organisasi PMII Magelang.
2. Menyelenggarakan pola sistem perorganisasian pada bidang keseketariatan di semua
tingkatann organisasi PMII Magelang.
3. Menegakkan wibawa dan disiplin organisasi serta menumbuhkan kesadaran, semangat,
dan kegairahan berorganisasi di kalangan anggota PMII Magelang.
D. SASARAN
Sasaran PPTA adalah terwujudnya suatu aturan tunggal organisasi di bidang administrasi
yang berlaku di tingkatan organisasi PMII Magelang dengan memelihara nilai, jiwa dan
semangat kebersamaan dalam memperkokoh keutuhan, persatuan dan kesatuan organisasi serta
disiplin dan wibawa organisasi PMII Magelang.
E. LANDASAN
Pedoman Penyelenggaraan Tertib Administrasi (PPTA) berlandaskan pada Hasil-hasil
Kongres XIX PMII di Palu tahun 2017 serta Hasil-hasil Muspimnas PMII tahun 2019 di
Boyolali.
8. Stempel Kepanitiaan
a. Bentuk stempel
Stempel kepanitiaan untuk semua tingkatan organisasi berbentuk persegi panjang
bergaris tunggal.
b. Ukuran Stempel
Stempel resmi organisasi berukuran panjang 6 cm dan lebar 3 cm
c. Tulisan Stempel
Stempel resmi organisasi berisi:
1. Logo PMII sebelah kiri
2. Tulisan di sebelah kanan terdiri atas; Panitia Kegiatan dan Tingkatan Kepengurusan
d. Tinta stempel
Semua tinta stempel berwarna merah
e. Letak pembubuhan stempel berada di antara ketua panitia dan sekretaris panitia.
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH PIMPINAN CABANG
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
MAGELANG
Bismillahirrahmanirrahim
Pimpinan MUSPIMCAB 2020 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Magelang setelah:
Menimbang : a. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran mekanisme
organisasi, maka dipandang perlu adanya Peraturan Organisasi
tentang Strategi Pengkaderan PMII Magelang.
b. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum atas legalitas
sebagaimana dimaksud poin (a), maka dipandang perlu adanya
ketetapan ini.
MEMUTUSKAN
PIMPINAN
MUSYAWARAH PIMPINAN CABANG
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA MAGELANG
A. Pengertian
Strategi pengkaderan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia merupakan garis
garis besar sistem kaderisasi di PMII Magelang sebagai pola dasar dalam keorganisasian
PMII dalam mewujudkan tujuan organisasi PMII. Strategi pengkaderan menjadi penting
agar langkah PMII menjadi terarah, terpadu dan berkelanjutan di setiap kebijakan, program
dan garis gerakan dalam sistem kaderisasi PMII Magelang.
Strategi Pengkaderan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia merupakan suatu
sistem langkah dalam kaderisasi PMII sebagai arah dan alur dalam rangkaian kaderisasi
PMII ke depan. Strategi pengkaderan dimaksud untuk mewujudkan tujuan PMII seperti
tekmaktub dalam Anggaran Dasar PMII BAB IV Pasal 4 yaitu: “Terbentuknya pribadi
muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SW, berbudi luhur, berilmu, cakap dan
bertanggungjawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita cit
a kemerekaan Indonesia”.
C. Landasan
Strategi pengkaderan PMII disusun berlandaskan:
1. Landasan ideal :
- Islam Ahlussunnah wal Jamaah
- Pancasila dan UUD 1945
- Nilai nilai dasar pergerakan
2. Struktural :
- Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMII
- Peraturan Organisasi PMII
- Keputusan Kongres XIX PMII di Palu
- Keputusan Muspimnas di Boyolali
3. Landasan Historis:
- Produk dan dokumen historis organisasi
D. Pengantar
Perlu dikembangkan di PMII adalah sebuah sejarah itu berjalan dengan masa lalu,
bukan karena semata-mata masa lalu itu ada, tetapi karena masa lalu telah membentuk hari
ini dan hari esok. Artinya capaian tertinggi dari sebuah gerakan adalah ketika satu generasi
menaiki tangga yang lebih tinggi. Visi historis inilah yang akan menjadikan PMII sebagai
organisasi besar yang berpandangan ke depan dan universal, karena PMII tidak didirikan
hanya untuk bertahan selama sepuluh atau dua puluh tahun, tetapi PMII didirikan guna
melakukan perubahan tata struktur dan sistem. Dengan demikian paradigma menempati
posisi yang sangat vital dalam membangun gerakan PMII ke depan, bukan semata-mata
karena kita membutuhkan paradigma, tetapi karena paradigma itu seharusnya memandu
gerakan PMII dalam longue duree dalam bingkai dunia.
Selama ini, perdebatan paradigmatik di PMII hanya bersifat reaksioner, bukan
sebuah inisiatif yang didasarkan pada gerak maju yang berencana. Sejauh berkaitan dengan
perubahan struktural yang dicitakan PMII, maka pendudukan dan perebutan sektor-sektor
publik adalah suatu keniscayaan. Masalahnya selama ini yang dipuja-puja oleh sebagian
besar aktifis PMII adalah gerakan kultural yang mengabaikan segala sesuatu yang bersifat
struktur. Katakanlah dikotomi gerakan kultural-struktural yang menjadikan PMII sebagai
penjaga gerbang kultural sementara organisasi kemahasiswaan yang lainnya, misalnya
sebagai pemain struktural telah menimbulkan kesesatan berpikir sedari awal tentang
gerakan yang dibayangkan oleh kader-kader PMII, bahwa PMII cukup hanya bergerak di
LSM-LSM saja dan tidak perlu berorientasi di kekuasaan. Jadi paradigma merupakan suatu
keniscayaan yang di bangun berdasarkan atas pandangan PMII tentang dunia dalam realitas
globalisasi dan pasar bebas yang saat ini sedang berjalan.
Maka dari itu strategi dan taktis gerakan pengkaderan PMII harus benar-benar
terstruktur dengan hierarkhi yang jelas dan terarah. Berikut skema stratak pengkaderan
PMII
Distribusi Distribusi
Dari skema di atas, memberikan gambaran bahwa sistem pengkaderan PMII tidak
hanya terfokus pada sisi internal saja, artinya mencetak kader sebanyak-banyaknya tetapi
tidak tahu mau di kemanakan kader-kader tersebut. Tanggung jawab PMII secara
organisasional juga terletak pada sisi pendistribusian kader pada medan medan distribusi.
Maka dari itu dalam upaya untuk menemukan medan distribusi bisa dilakukan dengan cara
berikut:
1. Menganalisis semua varian-varian gerakan perubahan yang ada di setiap lini,
sesuai dengan masing-masing kepengurusan.
2. Varian gerakan yang ditemukan adalah media bagi PMII untuk melakukan
perebutan, karena bagaimanapun varian tersebut yang akan menjadi faktor
dominan dari perubahan.
3. Penguasaan terhadap semua varian-varian perubahan menjadi satu hal yang
mutlak yang harus dilakukan oleh PMII jika ingin tetap survive dan
mendistribusikan kadernya, sehingga output dari proses kaderisasi tidak keluar
dari mainstream gerakan PMII.
4. Persiapan mutlah yang harus dilakukan oleh PMII adalah penguasaan berbagai
disiplin ilmu, seperti teknologi, hukum, ekonomi, politik, budaya dan
informasi.
Adapun unsur pelaksana kaderisasi formal yaitu tim atau individu yang terlibat
secara langsung dalam pelaksanakan kegiatan. Berikut unsur pelaksana kaderisasi formal
PMII:
1. Panitia
Panitia adalah tim yang dibentuk oleh penyelenggara dan disahkan dari
penyelenggara. Susunan pokok panitia terdiri dari Steering Committe (SC) dan
Organizing Committee (OC). Adapun susunan kepanitiaan dibentuk sesuai
kebutuhan pelaksanaan kaderisasi formal. Tugas panitia adalah:
SC :
a. Merancang konsep dan teknis pelaksanaan kaderisasi formal
b. Menetapkan narasumber dan instruktur serta moderator dan notulis beserta
rincian kerjanya.
c. Pembuatan TOR, Modul, dan menentukan fasilitator.
OC:
a. Menggalang kebutuhan dan perlengkapan kaderisasi formal
b. Mendata dan mendokumentasikan identitas peserta kaderisasi formal
c. Menciptakan dan menjaga keberlangsungan serta kondusifitas kaderisasi
formal
d. Menyusun laporan kegiatan dan mempertanggungjawabkannya kepada
penyelenggara kaderisasi formal
2. Moderator
Moderator kaderisasi formal adalah anggota atau kader yang dinilai
memiliki pengetahuan cukup mengenai materi yang akan dipandu. Tugas
moderator adalah sebagai berikut:
a. Memberi orientasi kepada peserta atas materi yang akan disampaikan oleh
narasumber sebelum narasumber berceramah.
b. Mengatur proses dialog
c. Membuat kesimpulan materi berdasar ceramah dan hasil dialog
d. Menyampaikan catatan catatan dialog dan kesimpulan materi kepada
instruktur
3. Notulis
Notulis kaderisasi formal adalah anggota atau kader yang dinilai cakap
dalam menyusun notulensi. Tugas notulis adalah sebagai berikut:
a. Mencatat pembicaraan yang terjadi dalam setiap sesi materi
b. Menyusun dan merapikan catatan dalam bentuk notulesni yang mudah
dibaca
c. Menyiapkan kebutuhan instruktur yang berkaitan dengan tugasnya sebagai
notulis
4. Petugas forum
Petugas forum adalah anggota atau kader dari unsur panitia yang dinilai
tanggap dan cekatan dalam merespon dan melayani kebutuhan forum serta
kebutuhan instruktur yang menyangkut pelaksanaan kaderisasi formal. Tugas
petugas forum adalah:
a. Melayani kebutuhan atua perlengkapan forum serta instruktur ketika
memandu sesi
b. Melayani kebutuhan atau perlengkapan unsur unsur pelaksana kaderisasi
formal yang berkaitan dengan proses berlangsungnya forum.
5. Instruktur
a. Instruktur mapaba
Instruktur mapaba adalah kader yang minimal telah mengikuti PKD
dan TOI, dinilai memiliki pengetahuan cukup atas materi-materi mapaba,
mendapat surat rekomendasi dari Pengurus Cabang. Minimal terdiri dari
tiga orang (ketua, sekretaris, dan bendahara)
Tugas instruktur dalam mapaba adalah sebagai berikut:
1. Menjembatani antara narasumber dengan peserta terkait pemahaman
materi-materi yang disampaikan. Tugas instruktur untuk memberikan
pemahaman secara komprehensif, sehingga peserta akan memahami
secara mendalam dan sungguh-sungguh atas materi yang disampaikan.
2. Memantau perkembangan forum secara utuh (kondisi peserta, isi materi,
peralatan materi, perlengkapan mapaba)
3. Menilai dan mengevaluasi hasil pre test dan post test mapaba
4. Memberikan orientasi umum kepada peserta terkait mapaba
5. Mengantarkan dan mengahiri sesi sebelum dan setelah materi dipandu
oleh moderator
6. Menegakkan kedisplinan untuk menjamin keberlangsungan kegiatan
sesuai dengan peraturan mapaba.
b. Instruktur PKD
Instruktur PKD adalah kader yang minimal telah mengikuti PKL atau
PKD dan TOI, dinilai memiliki pengetahuan cukup atas materi materi PKD.
Instruktur PKD menguasai minimal tiga materi pengkaderan PKD dengan
baik dari:
1. Materi kompetensi ideologis, yaitu Aswaja An Nahdliyah (sejarah,
sanad, fikrah, amaliah, harokah), strategi pengembangan PMII, dan
materi aswaja sebagai manhajul fikr, amaliyah PMII
2. Materi Kopri, yaitu nahdlatun nisa
3. Materi ke mahasiswaan yaitu PMII dan Gerakan Mahasiswa
4. Materi ke islaman yaitu peta gerakan isalam (indonesia dan
internasional)
5. Materi kompetensi skill keorganisasian yaitu manejemen program,
value based leadership dan analisis sosial terpan, paradigma, dan teori
perubahan sosial
6. Materi kebangsaan
Tugas instruktur PKD adalah sebagai berikut:
1. Menjembatani antara narasumber dengan peserta terkait pemahaman
materi materi yang disampaikan. Tugas instruktur memberikan
pemahaman secara komprehensif, sehingga peserta dapat memahami
materi yang disampaikan.
2. Memantau perkembangan forum secara utuh (kondisi peserta, isi materi,
peralatan materi, perlengkapan PKD)
3. Menilai dan mengevaluasi hasil pre test dan post test PKD
4. Memberikan orientasi umum kepada peserta terkait PKD
5. Mengantarkan dan mengahiri sesi sebelem dan setelah materi dipandu
oleh moderator
6. Menegakkan kedisplinan untuk menjamin keberlangsungan kegiatan
sesuai dengan peratruan PKD.
c. Instruktur PKL
Instruktur pKL adalah orang yang ditunjuk untuk memimpin dan
membimbing pelaksanaan sesi sesi PKL. Instruktur PKL menguasai
minimal tiga materi pengkaderan PKL dengan baik dari:
1. Materi kompetensi ideologis yaitu Aswaja sebagai gerakan PMII,
aswaja dalam konstelasi ideologi keagamaan dan ideologi sekuler,
analisa kawan dan lawan, strategi dan taktik gerakan PMII, amaliyah
PMII an nahdliyah
2. Materi ke indonesia an yaitu antropologi dan sosiologi masyarakat
indonesia
3. Materi ke islaman yaitu strategi gerakan islam indonesia dan panacasila
dalam perspektif fiqh kenegaraan
4. Materi kompetensi skill keorganisasian yaitu kerangka strategic
planning, found rising, advokasi dan pendampingan masyarakat, analisa
media, analisa kebijakan publik, RPJMD dan anlisa anggaran daerah
5. Materi kompetensi analisis metodologis yaitu analisis sosial terapan,
paradigma dan teori perubahan sosial.
Kurikulum Mapaba
Materi Kompetensi Dasar Waktu Pemateri
(Menit)
Bina suasana dan Pretest - Perkenalan fasilitator dan 90 Tim
peserta Instruktur
- Hak dan kewajiban peserta
Mapaba
- Kontrak belajar
- Tugas dan wewenang
fasilitator
Aswaja - Sejarah Aswaja 120 Senior atau
- Sejarah Islam di Nusantara tokoh
- Nilai nilai Keaswajaan masyarakat
- Implementasi Nilai aswaja di
PMII
Ke PMII an - Sejarah PMII berdiri 120 Pengurus
- Nilai yang diperjuangkan Cabang
- Keorganisasian PMII
- Tujuan dan mars PMII
- Citra diri PMII
- PMII Lokal
NDP - Pengertian NDP 120 Senior
- Nilai nilai NDP
- Landasan ber PMII
- Implementasi nilai NDP pada
Karakter PMII
Sejarah Bangsa - Alur berdirinya bangsa 90 Senior atau
Indonesia Indonesia Pengurus
- Nilai dan karakteristik Cabang
kebudayaan bangsa
Indonesia
- Semangat perjuangan
ketokohan bangsa
- Peran santri ulama dan kyai
dalam perjuangan bangsa
Indonesia
- Implementasi semangat
perjuangan di era saat ini
Analisis Diri - Pengertian dan tujuan 90 Pengurus
- Konsep kesadaran dan jati Cabang
diri atau kader
- Peran dan manfaat dari Andir PMII
KOPRI - Sejarah, pengertian dan 90 Pengurus
tujuan KOPRI Cabang
- Kelembagaan KOPRI atau Kader
- Peran Perempuan pergerakan PMII
- Konsep Gender
Leadership - Pengertian dan tujuan 90 Pengurus
- Konsep kepemimpinan Cabang
keorganisasian di PMII atau Kader
- Karakteristik Pemimpin PMII
Fakultatif - Disesuaikan dengan dasar 90 Kader
keilmuan masing masing PMII
kepengurusan
General Review, Post - Mengulas keseluruhan 60 Tim
test Materi Instruktur
- Memberikan arahan dan
tanggung jawab paska
kegiatan
- Membuat resum dari masing
masing materi
Rencana Strategis - Arahan dan tujuan setelah 60 Panitia
kegiatan Mapaba Mapaba
- Menyusun rencana untuk dan
Follow up kegiatan Instruktur
Materi PKD
Materi Kompetensi Dasar Waktu Pemateri
(Menit)
Pre Test - Perkenalan fasilitator dan 90 Instruktur
peserta
- Hak dan kewajiban peserta
PKD
- Kontrak belajar
- Tugas dan wewenang
fasilitator
Aswaja sebagai manhajul - Pengertian manhajul harokah 120 Senior atau
harokah - Nilai aswaja sebagai tokoh
manhajul harokah masyarakat
- Implementasi manhajul
harokah
- Basis manhajul harokah
- Aswaja dan tantangan masa
depan
Ke PMII an dan Gerakan - Sejarah Gerakan Mahasiswa 120 Senior atau
Mahasiswa - Pengaruh PMII terhadap PKC atau
Germa PB
- Kemandulan gerakan
mahasiswa saat ini
- Solusi dari kemandulan
gerakan mahasiswa yang
ditawarkan PMII
Strategi Pengembangan - Sejarah PMII lokal 120 Senior atau
PMII - Analisis kondisi PMII saat ini PKC atau
- Strategi pengembangan PMII PB
kedepan
Nahdhotun Nisa - Seks dan Gender 120 Senior atau
- Feminisme tokoh
- Realitas gender PMII masyarakat
- Gerakan perempuan dan
realitas publik
Peta Gerakan Islam - Sejarah perkembangan islam 120 Senior atau
dunia tokoh
- Peta gerakan islam di masyarakat
Indonesia saat ini
- Tantangan PMII tentang
membangun gerakan islam
Analisis wacana dan - Pengertin ansos 120 Senior atau
sosial - Ruang lingkup ansos tokoh
- Tahapan ansos masyarakat
- Peran ansos terhadap gerakan
PMII
- Media anlisis wacana
- Karakteristik analisis wacana
- Elemen struktural analisis
wacana
- Peran analisis wacana
Paradigma PMII - Pergerakan paradigma 120 Senior atau
- Peranan paradigma PKC atau
- Penerapan paradigma di PB
PMII
Managemen Program - Keorganisasian PMII 90 Senior atau
dan Leadership - Management Program tokoh
- Leadership masyarakat
Teknik lobying dan study - Management loby 90 Senior atau
advokasi - Study advokasi tokoh
masyarakat
General Review, Post - Mengulas keseluruhan materi 60 Tim
test - Memberikan arahan dan Instruktur
tanggung jawab paska
kegiatan
- Membuat resum dari masing
masing materi
Rencana Strategis - Arahan dan tujuan setelah 60 Tim
kegiatan PKD Instruktur
- Menyusun rencana untuk dan Panitia
Follow up kegiatan Kegiatan
PKD
Mekanisme Screening
No
1. Sreening Berkas - Formulir dan CV
- Surat Rekomendasi
- Sertifikat PKD dan Sertifikat Kaderisasi non
Formal
- Catatan pribadi tentang kondisi objektif di
komisariat atau cabang asal
2. Presentasi Makalah - Stretegi pendampingan kader
- Strategi pengembangan PMII di Fakultas atau
kampus
- Strategi penyebaran faham Ahlussunnah wal
Jama’ah
- Strategi menguasi kepemimpinan gerakan
3. Screening Wawancara - Motivasi mengikuti PKL
- Materi kaderisasi yang pernah diikuti dalam
setiap level kaderisasi
- Pengetahuan umum
- Pengetahuan agama
Kurikulum PKL
Materi Kompetensi Dasar Waktu Pemateri
Pre Test
Aswaja dan
analisis peta
gerakan islam
Strategi dan taktik
gerakan PMII
PMII, kaderisasi
dan Organisasi
Amaliyah PMII an
nahdliyyah
Antropologi
masyarakat
Indonesia
Sosiologi
masyarakat
Indonesia
H. Kaderisasi KOPRI
Kaderisasi Kopri mengikuti kaderisasi yang ada di PMII, baik yang sifatnya formal
ataupun non formal. Kaderisasi formal Kori yaitu Sekolah Islam dan Gender, Sekolah
Kader Kopri, SKKN sebagai upaya penguatan ideologi dan gerakan Kopri.
Jenjang kaderisasi formal Kopri adalah Sekolah Islam dan Gender (SIG) untuk
paska Mapaba. Sekolah Kader Kopri (SKK) untuk paska SIG dan PKD. Sekolah Kader
Kopri Nasional (SKKN) adalah Paska SKK dan PKL
Kaderisasi Pelaksana
Kopri Pengurus Cabang Pengurus Komisariat Pengurus
Rayon
Kegiatan Sekolah Kader Kopri Sekolah Islam dan Gender Kajian Fiq
Kewanitaan
Screening Berkas - Formulir dan Berkas - Formulir dan Diskusi
CV CV rutin
- Surat - Surat Bulanan
rekomendasi rekomendasi
- Sertifikat SIG - Sertifikat
dan PKD Mapaba
Wawancara - Presentasi Wawancara - Pengeetahuan
artikel (strategi tentang PMII
pengembangan dan Kopri
Kopri,
perempuan
perspektif Al
quran dan
hadist)
- Materi
kaderisasi
Kopri (tujuan
PMII dan Mars
PMII)
- Motivasi
mengikuti
SKK
Materi Gerakan 150 menit Ke Kopri an 120 menit
perempuan
di
Indonesia
Sinergi dan 150 menit Perempuan 120 menit
relasi Kopri perspektif Al
dengan Quran
Gerakan
multi
sektor
Stigmatasi 150 menit Perempuan 120 menit
Budaya perspektif
hadits
Analisis 150 menit Fiqh 120 menit
Sosial perempuan
Gender
Advokasi 150 menit Citra diri kader 120 menit
Kebijakan Kopri
Publik
Berbasis
Gender
Teknik 150 menit Strategi 120 menit
Lobby dan pengembangan
Penguatan diri
Jaringan
Penguasaan 150 menit Kepemimpinan 120 menit
Media perempuan
dalam islam
Konsep 150 menit Sejarah 120 menit
gender sek gerakan
dan perempuan
sekualitas lokal
I. Keorganisasian PMII
1. Kepengurusan dan Koordinasi
Pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Cabang Magelang terdiri dari
Pengurus Cabang, Pengurus Komisariat Tidar, Pengurus Komisariat Jogorekso, Pengurus
Rayon.
Pengurus Cabang
PMII
Magelang
Pengurus Rayon
Pengurus Rayon Pengurus Rayon Pengurus Rayon Pengurus Rayon
Ekonomi
Al - Khawarizmi Raden Santri Bamboosa Sp Notonegoro
Mohammad Hatta
b. Pengurus Komisariat
Pengurus Komisariat merupakan Pengurus yang dibentuk di setiap
Perguruan Tinggi di Magelang. Pengurus Komisariat memiliki masa jabatan
satu periode kepengurusan yaitu satu tahun. Cabang PMII Magelang memiliki
2 Komisariat yaitu Komisariat Tidar yang berada di Universitas Tidar dan
Komisariat Jogorekso yang berada di STAIA Al Husain Magelang.
Pengurus Komisariat sah secara hukum dan formil setelah mendapatkan
pengesahan dari PC Magelang. Pembentukan Komisariat minimal telah ada 2
Kepengurusan Rayon atau sekurang kurangnya 25 anggota. Konsentrasi penuh
Pengurus Komisariat adalah melakukan pendampingan dan pemberdayaan
kepada Pengurus rayon di bawah koordinasinya. Ketua dan BPH Komisariat
harus telah melewati kaderisasi formil PKD, pengurus komisariat non BPH
telah melewati kaderisasi formil Mapaba. Ketua Komisariat hanya menjabat
satu kali periode kepengurusan.
Pengurus Komisariat terdiri dari
1. Ketua komisariat
2. Wakil ketua sebanyak 3
3. Sekretaris
4. Wakil sekertaris sebanyak 3
5. Bendahara
6. Wakil bendahara
7. Biro biro
8. Lembaga semi otonom
c. Pengurus Rayon
Pengurus Rayon merupakan pengurus yang dibentuk di setiap fakultas, prodi
atau setingkatnya. Pengurus rayon memiliki masa jabatan satu periode
kepengurusan yaitu satu tahun. Rayon belum terbentuk di Komisariat Jogorekso,
sedangkan Komisariat Tidar terdapat 5 Rayon. Lima rayon tersebut terdiri dari :
1. Rayon Bamboosa Sp terdapat di Fakultas Pertanian
2. Rayon Notonegoro terdapat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
3. Rayon Ekonomi Mohammad Hatta terdapat di Fakultas Ekonomi
4. Rayon Al Khawarizmi terdapat di Fakultas Teknik
5. Rayon Raden Santri terdapat di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan.
Pengurus Rayon sah secara hukum dan formil setelah mendapatkan pengesahan
dari PC Magelang. Pembentukan Rayon minimal sekurang kurangnya 10 anggota.
Ketua rayon minimal telah mengikuti pendidikan formal kaderisasi yaitu PKD,
Pengurus Rayon minimal telah mengikuti pendidikan formal kaderisasi yaitu
Mapaba.
Pengurus Rayon terdiri dari:
1. Ketua
2. Wakil ketua
3. Sekretaris
4. Wakil sekretaris
5. Bendahara
6. Wakil bendahara
7. Biro biro yang disesuaikan dengan studi minat, hobby, profesi,
kesejahteraan, bakti kemasyarakatan dan keagamaan.
Konfercab
Magelang
5 5 5
6 6 RTK 6
Komisariat
Jogorekso
Konfercab
Magelang
7 7 RTAR 7 RTAR
8 8 8 RTK
9 RTAR 9 MAPABA 9 Konfercab
Rayon Al Magelang
Khawarizmi
RTAR
Rayon
Ekonomi
Mohammad
Hatta
RTAR
Rayon
Raden
Santri
RTAR
Rayon
Bamboosa
Sp
10 10 MAPABA 10
11 11 11
12 12 12
J. Komisariat persiapan
Komisariat persiapan terdiri dari tiga perguruan tinggi : UMM, Poltekes, dan
Akatirta. Nama PKP (pengurus komisariat persiapan) yaitu Komisariat Imam
Hanafi.
1. Persiapan PKP
a. Struktural
b. Draft RTK (Tartib,komisi, pemilihan)
c. Minimal 25 anggota
d. SK persiapan
e. Struktur
f. MAPABA
g. Follow up kaderisasi
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH PIMPINAN CABANG
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
MAGELANG
Bismillahirrahmanirrahim
Pimpinan MUSPIMCAB 2020 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Magelang setelah:
Menimbang : a. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran mekanisme
organisasi, maka dipandang perlu adanya Peraturan Organisasi
tentang Strategi Pengembangan Hubungan Eksternal Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia Magelang.
b. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum atas legalitas
sebagaimana dimaksud poin (a), maka dipandang perlu adanya
ketetapan ini.
MEMUTUSKAN
PIMPINAN
MUSYAWARAH PIMPINAN CABANG
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA MAGELANG
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH PIMPINAN CABANG
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
MAGELANG
Bismillahirrahmanirrahim
Pimpinan MUSPIMCAB 2020 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Magelang setelah:
Menimbang : a. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran mekanisme
organisasi, maka dipandang perlu adanya Peraturan Organisasi
tentang Strategi Aktualisasi Karakter PMII Magelang.
b. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum atas legalitas
sebagaimana dimaksud poin (a), maka dipandang perlu adanya
ketetapan ini.
MEMUTUSKAN
PIMPINAN
MUSYAWARAH PIMPINAN CABANG
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA MAGELANG
A. PENDAHULUAN
Bidang keagamaan merupakan bagian di struktur keorganisasian PC PMII
Magelang yang bertanggung jawab langsung kepada ketua umum. Bidang keagamaan telah
ada pada struktur kepengurusan PC PMII Magelang sebelumnya dengan tujuan agar
agenda/strategi pendampingan keagamaan dapat lebih tertata dan terlaksana dengan baik.
Hal tersebut sesuai dengan salah satu Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII yaitu
Hablumminallah yaitu hubungan manusia (kader/anggota) dengan Allah SWT.
Tugas pokok bidang keagamaan adalah mengurus berbagai kegiatan dan penjagaan
akidah Aswaja di lingkungan PMII Magelang. Kegiatan keagamaan yang dilaksanakan
bersifat insidental dan kontinu sesuai dengan kebijakan dan tujuan kegiatan. Bidang
keagamaan terdiri dari 3 (tiga) orang pengurus yang terdiri dari ketua, satu orang sekretaris,
dan satu bendahara.
B. RENCANA PROGRAM MENJAGA KARAKTER PMII
Strategi dakwah dan pengembangan agama islam bagi kalangan anggota dan
kader PMII Magelang adalah sebagai berikut.
a. Rutinitas amalan Aswaja An-Nahdliyyah (Tahlil & Tahlil, Maulid, serta Ziarah Kubur)
b. Penjagawaan wacana keaswajaan dalam diskusi-diskusi di lingkungan rayon dan
komisariat.
Kultural Formal
- Bersifat kontinu - Terprogram atau
- Sudah membudaya terstruktur
- Umum di masyarakat - Belum terlalu membudaya
di masyarakat
Contoh : Contoh :
- Tahlil, ziarah, maulid - Diskusi aswaja
- sholat ghoib - PHBI
- do’a bersama saat UTS, orang meninggal
C. Pembagian Program Kerja Level Kepengurusan
1. Cabang
-Perumus strategi kordinasi
-pendampingan
2. Komisariat
- Mendampingi dan koordinasi
- Kultural lain
3. Rayon
- kultural
D. Karakter Aswaja Kader PMII
Karakter kader PMII harus berlandaskan prinsip-prinsip Aswaja yang dipegang
Nahdlatul Ulama, yakni tawassuth (tengah), tasamuh (toleral), i’tidal (tegak lurus), dan
tawazun (seimbang). Serta disesuaikan dengan keadaan riil PMII di lapangan dan Nilai
Dasar Pergerakan (NDP) PMII.
Wallahul Muwaffieq Ilaa Aqwamith Tharieq
Ditetapkan di : Pondok Ushuludin Salaman
Pada Tanggal : 09 Februari 2020
Pukul : 11.15 WIB
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH PIMPINAN CABANG
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
MAGELANG
Bismillahirrahmanirrahim
Pimpinan MUSPIMCAB 2020 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Magelang setelah:
Menimbang : a. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran mekanisme
organisasi, maka dipandang perlu adanya Peraturan Organisasi
tentang Strategi Aktualisasi KOPRI PMII Magelang.
b. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum atas legalitas
sebagaimana dimaksud poin (a), maka dipandang perlu adanya
ketetapan ini.
MEMUTUSKAN
PIMPINAN
MUSYAWARAH PIMPINAN CABANG
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA MAGELANG
A. PENDAHULUAN
Korps PMII Putri merupakan lembaga semi otonom yang mewadahi kader-kader
perempuan untuk mengekspolorasi & mengartikulasikan potensinya serta mampu
memberikan kontribusi positif bagi perancangan dan pengambil kebijakan strategis
pemberdayaan perempuan. Oleh karena itu, kegiatan strategis diarahkan untuk mengkaji
secara mendalam faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan gender
terutama dalam berbagai bentuk ketidakadilan gender yang terjadi di masyarakat luas. Di
samping itu, KOPRI juga diharapkan mampu mendorong lahirnya pemikiran inovatif dan
etika relasi sosial Islami yang sensitif gender dalam segala aspek dan bidang kehidupan,
baik dilaksanakan melalui affirmative program, koordinasi maupun evalusi terhadap
efektivitas program yang telah direncanakan.
Pemberdayaan masyarakat, khususnya perempuan, merupakan tanggung-jawab kita
semua untuk mempercepat kemajuan dalam membangun kesejahteraan. Berbagai
tantangan yang masih ada dan yang akan datang akan lebih mudah diatasi jika dilakukan
bersama. Oleh karena itu sumbangsih dan peran semua pihak, baik pemerintah,
masyarakat, civitas akademika dan pihak swasta akan sangat berarti. Tujuan KOPRI adalah
sebagai berikut :
1. Mewujudkan peningkatan pemahaman dan kesadaran terhadap keadilan Gender
dalam segala aspek kehidupan.
2. Menggali dan mengembangkan konsep kemitrasejajaran dan keadilan Gender dalam
perspektif Islam (Al-Qur'an dan Hadits)
3. Membuat jaringan kerjasama berbagai instansi dalam rangka memotivasi terhadap
kesadaran Gender dalam bidang peran publik, politik, domestik, ekonomi dan sosial.
Kegiatan yang dilaksanakan difokuskan pada :
1. Meningkatkan kemampuan anggotanya dalam bidang Penelitian, Pelatihan dan
Pengabdian kepada Masyarakat dengan cara mengadakan dan mengikutsertakan pada
Pelatihan-Pelatihan, Lokakarya, Simposium dan berbagai Seminar Ilmiah yang
berperspektif Gender (Islami).
2. Melakukan kajian dan penelitian yang berperspektif Gender (Islami).
3. Melakukan Pembinaan dan Penyuluhan kepada seluruh kader dan masyarakat
terhadap berbagai persoalan yang terjadi ditengah masyarakat. Dan mengusahakan
pembinaan kehidupan beragama.
3. Bidang advokasi
No Kegaiatan Level Tujuan Output
Kepengurusan
1 Advokasi Fakultas Pengurus mengetahui dan Terciptanya
Rayon ikut andil berperan keadilan
memperbaniki
masalah yang ada
2 Advokasi tingkat Pengurus Melawan segala Terciptanya
Kampus Komisariat permasalahan yang keadilan
ada dikampus
demgam
memperbaiki
system yang tidak
adil
3 Advokasi tingkat Pengurus Ikut andil
Masyarakat Cabang mendampingi
masyarakat,
membela hak-hak
masyarakat
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH PIMPINAN CABANG
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
MAGELANG
Bismillahirrahmanirrahim
Pimpinan MUSPIMCAB 2020 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Magelang setelah:
Menimbang : a. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran mekanisme
organisasi, maka dipandang perlu adanya Peraturan Organisasi
tentang Pokok-pokok Pikiran dan Rekomendasi.
b. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum atas legalitas
sebagaimana dimaksud poin (a), maka dipandang perlu adanya
ketetapan ini.
MEMUTUSKAN
PIMPINAN
MUSYAWARAH PIMPINAN CABANG
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA MAGELANG
A. Bidang Internal
1. Pembuatan rule kaderisasi PMII Magelang berupa Buku Kaderisasi.
2. Menerapkan sistem Kaderisasi Informal yaitu Sistem Mentoring.
3. Pendisiplinan kegiatan kaderisasi PMII Magelang, mulai dari Konsep kegiatan,
Kepesertaan, waktu, Fasilitator, pemateri, output dan arah kegiatan kaderisasi
4. Menggunakan sistem Target Operasi untuk anggota atau kader yang potensial.
5. Menciptakan ruang dan wadah bagi pengembangan PMII yang bersifat lokal
kederahan
6. Sistem kaderisasi di PMII Magelang merupakan sistem Kaderisasi Lita’arofu.
7. Optimalisasi forum pimpinan
8. Standarisasi pementor atau fasilitator
9. Menjadikan Basecamp sebagai sentrum pergerakan.
10. Penataan jadwal pergantian kepengurusan dan Sistem angkatan.
B. Bidang Eksternal
1. Biro hubungan dan komunikasi organ gerakan, kepemudaan dan perguruan tinggi
a. Mengadakan diskusi/silaturrahim antar organisasi gerakan/okp.
b. Membuat atribut organisasi.
c. Mengadakan jaringan kerjasama dengan organisasi gerakan lain.
d. Bertanggung jawab dalam pendistribusian kader keluar organisasi baik di
internal kampus ataupun di luar kampus.
e. Mengadakan kegiatan bakti social di Magelang.
f. Mengadakan pelatihan kepemimpinan PMII guna terciptanya kader-kader
berjiwa pemimpin untuk di internal kampus ataupun di masyarakat.
g. Merumuskan strategi, pengupayaan berdirinya komisariat di berbagai kampus
se-Magelang.
h. Keliling Komisariat dan atau Rayon sebagai wujud pengawalan serta
pengawasan.
i. Optimalisasi media sosial.
j. Memperkuat jaringan dengan tokoh dan banom NU di Magelang.
k. Komunikasi dan silaturahim lintas cabang.
2. Biro hubungan komunikasi pemerintah dan kebijakan publik
a. Mengadakan audiensi dengan pemda (walikota/bupati magelang).
b. Mengadakan audiensi dengan DPRD di Kota ataupun Kabupaten Magelang.
c. Mengawal isu-isu terkini atau kontemporer di Kota/Kab. Magelang.
d. Mengembangkan dan memperkuat jaringan PMII dengan pemerintahan.
e. Menyelenggarakan dialog dengan pemerintahan terkait dengan kebijakan
publik.
f. Mengawal serta mengawasi program kerja pemerintah kota/Kab. Magelang.
g. Menguatkan hubungan dengan tokoh, banom, dan ponpes NU.
C. Bidang Keagamaan
1. Peningkatan strategi dan arah gerakan yang baik dalam upaya peningkatan pengaruh
Ahlussunah wal Jamaah khususnya di lingkungan kampus dan lebih luas di lingkungan
masyarakat.
2. Peningkatan pengamalan dasar berpikir Ahlussunnah wal Jamaah di lingkungan PMII
Magelang.
3. Sebagai role model dan teladan bagi seluruh kader PMII Magelang agar selalu
mengamalkan nilai-nilai keislaman dan Aswaja dengan baik dan benar.
4. Peningkatan pendampingan keagamaan baik di lingkungan pengurus cabang,
komisariat, rayon, maupun pada kader dan anggota secara langsung.
5. Peningkatan eksistensi PMII di hari-hari besar sebagai upaya dakwah.
6. Pemaksimalan basecamp sebagai kegiatan keagamaan.
D. Kopri
1. Menciptakan ruang keharmonisan dalam kegiatan kopri guna menciptakan ruang
pengembangan kader Kopri.
2. Menjalankan diskusi rutin dengan mengangkat isu yang bersifat lokal, regional maupun
nasional.
3. Melakukan kajian kajian gender dengan berbagai aspek (ekonomi, agama, sosial dan
budaya).
4. Menciptakan ruang dialog interaktif yang bersifat rutin dan berjenjang yang dapat
mendatangkat pemateri dari luar.
5. Reformulasi Tupoksi KOPRI.
6. Menjadikan Basecamp KOPRI sebagai sentrum pergerakan KOPRI.
7. Pengoptimalan perempuan di setiap level kepengurusan.
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH PIMPINAN CABANG
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
MAGELANG
Bismillahirrahmanirrahim
Pimpinan MUSPIMCAB 2020 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Magelang setelah:
Menimbang : a. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran mekanisme
organisasi, maka dipandang perlu adanya Keputusan Hasil-hasil
Ketetapan Musyawawah Pimpinan Cabang Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia magelang.
b. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum atas legalitas
sebagaimana dimaksud poin (a), maka dipandang perlu adanya
ketetapan ini.
MEMUTUSKAN
PIMPINAN
MUSYAWARAH PIMPINAN CABANG
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA MAGELANG