Anda di halaman 1dari 53

Kata Pengantar

Dimensi Hati;
(Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi hati ini adalah sebuah buku antalogi tentang
Penulis: Mohamad Dani Febri Andika
dialektika kehidupan. Dalam prosesnya, banyak dinamika
ISBN: yang dihadapi penulis hingga dalam buaian resah
Editor Layout: Zulfa terkumpul menjadi naskah.
Cover: Nita
Mulai dari cinta, sastra, dan pergerakan berhimpun
Diterbitkan oleh:
menjadi satu kesatuan di dalam buku ini. Maka, teruntuk
siapa pun yang membaca buku ini, akan ada pembelajaran

Haura Publishing (Kelompok Penerbit Haura)


yang bisa di petik untuk diri kita.
Anggota IKAPI Nomor 375/JBA/2020
Nagrak Jl. Taman Bahagia, Benteng, Warudoyong, Sukabumi Semoga antologi ini dapat menginspirasi para
WA +62877-8193-0045, Email: haurapublishing@gmail.com
pemuda dalam menekuni dunia literasi di Indonesia yang
Cetakan pertama, Februari 2022 akan menjadi semangat untuk membuat karya dan
Sukabumi, Haura Publishing 2022
14 x 20 cm, 105 hlm dinikmati banyak mata.

Hak cipta dilindungi undang-undang


All right reserved

Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk Penulis


dan dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit

Isi di luar tanggung jawab percetakan

Mohamad Dani Febri Andika

Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 3


Menulis adalah hal yang menyenangkan, dengan menulis
Tentang Penulis kita bisa mengabadikan sebuah cerita, karya pertama
penulis ini adalah sebuah gerbang awal untuk lebih giat lagi
dalam dunia literatur.

“balas dendam terbaik, adalah menjadikan diri lebih


baik lagi”

Mohamad Dani Febri Andika. Lahir di Lumajang, 04 Maret


2000. Penulis adalah mahasiswa aktif Institut Teknologi
dan Bisnis Widya Gama Lumajang angkatan 2019.
Kegemaran dalam dunia kepenulisan dimulai dari patah
hati yang mendalam. Hingga pada suatu momen penulis
tersesat di jalan yang benar di rumah pencerah jiwa yaitu
Himpunan Mahasiswa Islam.

4 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 5
✓ Indieisme dan Cinta .................................................... 90

Daftar Isi ✓ Tentang Summer Rain dan Novel ................................. 94

✓ Perempuan Itu adalah Tujuan Bukan Pilihan ................. 98

Kata Pengantar ..................................................................... 3 ✓ Malam Syahdu .......................................................... 103

Tentang Penulis .................................................................... 4

Daftar Isi .............................................................................. 6

✓ Candu 17 November ..................................................... 8


✓ Perjalanan Romantis ke Gunung Bromo ........................ 13

✓ Pertemuan Demi Pertemuan ........................................ 17

✓ Revolusi Hati .............................................................. 23


✓ Cerita Tentang Hari Ini ................................................ 28

✓ Cewek yang Super Misterius: Dingin atau Receh ........... 32

✓ Dialektika Senja .......................................................... 36


✓ Malam di Ketinggian 987 MDPL .................................... 41

✓ Pemikiran yang Bona Fide ........................................... 47

✓ Pergolakan Hubungan ................................................. 51


✓ Perempuan, Diam atau Melawan .................................. 55

✓ Aku Ingin Menjadi Aku, Tanpa Katanya ........................ 61

✓ Memberanikan Diri Menulis Tentangmu ........................ 66

✓ Satu Tahun Dimensi Tanpamu ..................................... 69

✓ HMI dan Diriku (Selamat Milad Himpunan) ................... 73

✓ Purnama yang Melupakan Malam ................................. 78

6 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 7
LUMAJANG, masa putih abu-abu pun segera sirna.
Para sahabat segera melancong menuju kampus-kampus
yang mereka inginkan. Senja sendiri memutuskan untuk
melanjut ke jenjang dunia mahasiswa. Mungkin ini adalah
jalan saya pribadi ditakdirkan untuk mengenyam
pendidikan di perguruan tinggi yang berdomisili di daerah
sendiri. Tak mengapa ? yang terpenting di mana pun kita
menempuh pendidikan, yang berhasil merubah pola
berfikir adalah diri sendiri.

Pergulatan fikiran mulai menghampiri, sehari-hari


Senja menghabiskan waktunya dengan merenung. Ia
memikirkan bagaimana nasib hubungan asmaranya

Candu 17 November dengan gadis yang bernama Bellanca Nesia. Sedikit prolog,
Bellanca adalah seorang gadis yang sangat sedikit kata. Ia
tipikal perempuan yang enggan bersosial, berbanding
terbalik dengan Senja yang mencintai dunia sosial.

Saat itu ponsel Senja berdering beberapa kali, ia


melihat bahwa Bellanca ingin bertemu di rumahnya.
Dengan perasaan biasa-biasa saja, Senja segera bergegas
menuju rumah Bellanca. Awalnya percakapan antara
mereka enjoy dan sedikit banyak diam. Sampai pada
akhirnya Bellanca berbicara

“ Senja, aku mau ngomong” ujar Bellanca

8 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 9
“ kamu ini kaya kesiapa aja, buruan ngomong apa?” yang paling dalam. Hari-harinya diisi dengan kegundahan.
Senja kemudian teringat tanggal jadiannya dengan
“hmm.. gini, kita sebaiknya sampai disini aja.
Bellanca yang terjadi pada tanggal 17 November 2019 dan
Dengan perasaan kaget, Senja tiba-tiba menatap juga hari spesial kelahiran sosok gadis yang ia sangat
mata Bellanca dengan penuh khidmat cintai.

“maksud kamu, gimana ?” 17 November, ada rasa yang disambut untuk


kemudian diungkapkan. Meski pada akhirnya terjadi
“aku mulai bosan dengan hubungan ini, aku mulai
gesekan asa karena keegoisan. Cinta diterima itu
ragu kita kedepannya seperti apa. Belum lagi kita berbeda
menyenangkan, di mana membawa angan ke sebuah titik
kampus. Apakah kita sama-sama kuat menjalani hubungan
pernikahan. Namun semua sudah menjadi histori dalam
yang dihalangi oleh jarak” ungkapnya sambil meneteskan
kehidupan. Ketika sebuah CINTA ditolak akan menjadi
air mata
sebuah kenangan.
Senja diam seribu kata, ia spontan mendekap
Bicara tentang kenangan sepertinya tidak perlu
Bellanca
dilupakan, melainkan dijadikan sebuah pembelajaran.
“apa kamu telah lupa sama asa yang selama ini kita Sama halnya dengan November waktu itu. Ketika hujan di
tenun bersama, apakah dengan problematika ini kamu tengah November, menghanyutkan goresan cinta yang
mau mengakhiri hubungan ini bell” sempat bermakna. Sampai pada akhirnya di suatu hari
Sampai pada akhirnya mereka diam dengan Cintamu ibarat hujan tanpa permisi.
pandangan kosong. Senja membuka keheningan dengan
Membunuh rasa saling memiliki.
berucap “kalau memang ini yang kamu mau dan terbaik
Hingga rintihanmu mengguyurkan darah
untuk kita masing-masing, aku rela dan insya allah ikhlas.”
dalam hati
Kamu baik-baik ya, ingat tujuan mu kuliah, ingin
meneruskan jejak ayah kamu mejadi seoranag guru. Senja
pulang dengan keresahan, ia merasa jatuh dalam lubang

10 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 11
Perih iya, bahkan hampir mati.
Hujan dalam hati ini.
Menjadi akhir kisah di bulan Juni.

Inilah sebuah kenangan yang tidak akan pernah


terlupakan. Ya, meski pada faktanya menjadikannya
candu. Masa itu akan selalu membuat halu untuk
direnungkan. Hingga pandanganku. Aku dan Kamu, ibarat
arah mata angin yang tak akan pernah searah.

“Pada akhirnya kini November seakan menjadi sakau. Tak


bisa terlepas dari pengaruhnya. Berbuntut pening dan
sesak di kalangan November. Juga membawa angin yang
mengabarkan, deras hujan yang menenggelamkan,
Perjalanan Romantis
sedalam laut Mediterania.” Tungkas Senja Pemangku
Langit.
ke Gunung Bromo

12 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 13
Dalam sela-sela menunggu masuknya dunia aku mengucap kalimat itu, di peluk aku cuy sambil
akademisi, Senja mengingat kembali kenangan bersama kepalanya nyandar di bahuku.
Bellanca. Di mulai dari wacana jauh-jauh hari, sempat juga
Setelah perjalanan hampir tiga jam an, sampailah
terjadi kesalah pahaman mendekati hari H. Namun, semua
kita di GUNUNG BROMO. View yang memanjakan mata,
teratasi sampai pada waktunya berangkat. Kawan kawan
apa lagi di temani Bellanca ya kan. Pengen banget
memutuskan berkumpul di rumah Bellanca. Nah ini,
mendirikan istana hanya ada aku dan Bellanca hehe
kebiasaan negara kita yang awalnya berangkat jam
berhalu dikit. Angin sejuk terasa, Cuma waktu itu muka ku
sembilan ternyata molor dua jam sampai jam sebelas pun
pucet. Hawanya sangat dingin anjir. Bella pun kawatir,
baru berangkat.
setelah berfoto-foto dan berkhayal. Di ajak lah aku makan
Kali ini, aku berboncengan dengan si Bellanca dong bakso. Anjirr, Bellanca perhatian banget ya ungkap Senja.
hiya hiya hiya, pacar sendiri kan. Di waktu ini emang Aku Cuma disuruh nunggu di sebuah gazebo dan baksonya
sengaja, aku tidak memakai celana panjang dan jaket, ada dibawain sama Bellanca. Dalam hati berkata, sumpah ini
lah alasan yang mendasari. Dan tiba lah momen yang cewek perhatian banget. Dan yang lebih membuat kalian
sampai saat ini masih menjadikan candu di ingatan ku kala baper ni, Bellanca menawarkan ku untuk ia suapin. Ya
itu. Di sebuah perjalanan kawanku berucap, idihhhh dapat awalnya gak mau, malu-malu anjingkan padahal dalam
perhatian tu dari si Bella. Bellanca bertanya kepadaku, hati berkata iya (munafik anjirr). Tapi ini merupakan jurus
kenapa gak pake celana panjang dan jaket, yaa ku jawab cewek, ketika si cowok berkata tidak di saat itulah cewek
ngapain ? sudah ada kamu kok yang bikin hangat. Kulihat pura-pura ngambek. Ya akhirnya, mau dah cuma beberapa
tuh dari kaca spion motor pipinya memerah hehehe. suap saja, sampai bakso pun telah habis.

Sampai di jalan alas Bruno, ada monyet Setelah makan bakso, udah hawanya dingin di
bergelantungan di pohon pinggir jalan. Bellanca ketakutan. tambah hujan pun melengkapi perjalanan romantis ini.
Ya ku beri ketenangan dan rasa aman. Udah, kan ada aku, Bellanca pun tambah kawatir kan, apa lagi melihat pakaian
kamu tutup mata yaa jangan lupa pegangan erat. Setelah yang ku kenakan itu . Aku berusaha menyakinkan, sudah

14 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 15
aku tidak papa, ada kamu di sampingku. Ia tersenyum
malu dan mengalihkan pembicaraan ke topik lainnya.

Sampai hujan pun reda, kita pun memutuskan untuk


pulang. Pada akhirnya kami selamat sampai rumah.
Momen ini terus membekas dalam ingatanku, ya betapa
tidak perjalanan ini sungguh sangat romantis. Semoga
Bellanca juga merindukan momen kala itu. Dan berniat lagi
mengunjungi tempat lainnya, meskipun saat ini sudah
berpisah untuk menggapai cita cita kami berdua.

Pertemuan
Demi Pertemuan

16 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 17
Lagi dan lagi terjadi peristiwa di luar dugaan Senja. Akhirnya pun bersapaan, ya lucu juga sih kaya anak
Tanda apa ini ? Senja bergumam sedikit menelaah realitas kecil aja kan hehe. Setidaknya, memandang dari kejauhan
kehidupannya. Sudah hampir satu tahun ia melangkah dan melihat dia tersenyum hati pun lega. Pikiranku pun
tanpa Bellanca. Rasa kerinduan padanya masih sangat langsung kacau bagai usai menghisap daun marijuana.
deras mengalir dalam setiap momentum. Hingga pada Senyumnya mengingatkan pernah tertawa bersama
suatu akhir pekan malam ini, ku putuskan untuk menyeduh walaupun hal yang di obrolkan itu tidak ada lucu-lucunya
kopi. Seperti biasa sahabat yang berpencar untuk meraih sama sekali. Ya namanya lagi kasmaran pada waktu itu.
cita-cita, mereka berkumpul di satu meja dengan dihiasi
Sebenarnya sih ingin dalam hati menyapa, walaupun
kopi dan beberapa rokok. Saling bercerita lah kita, tentang
sekedar tanya kabar. Tapi, sepertinya ada sedikit hal yang
pengalaman baru yang didapat. Oh iya ni, tentang kisah
menghalangi bagaikan kokohnya tembok Cina. Ah kan jadi
asmara pun tak luput dalam hal pembicaraan. Ku ambilah
ngelantur hehhe. Rasa gengsi dari Senja dan Bellanca
gitar, sambil bernostalgia masa SMA dulu hehe. Cuma agak
masih mendominasi lubuk hati masing-masing. Senja
sedikit berbeda karena lagu yang dinyanyikan agak berbau
sendiri ingin menanyakan seperti apa keseharian Bella
indie gitu. Kita pun bernyanyi dan ketawa sampai-sampai
hingga detik ini. Tapi, perasaan Senja sedikit pesimis akan
lupa bahwa besok harus berpisah lagi hm.
direspon oleh Bellanca. Sampai pada akhirnya ia pun
Eh ternyata, ada si pengisi hati (Bellanca) yang telah pulang. Dan ku beranikan diriku untuk menyapa. Walau
pergi ngopi juga di tempat yang sama. Siap-siap dah jadi hanya menanyai ia mau kemana. Jawabannya anjir, bikin
bahan pembulian romantisme. Ya, karena tempat ngopiku malu sendiri betapa dinginnya ekspresi nya. Bagaimana
adalah tempat berkumpulnya kawan-kawan ku semasa pun pikiranku tetap positif saja lah. “Pulang” ujar Bellanca
masa putih abu-abu berkumpul. Langsung dah hati dan
Dari hal ini aku pun berkata “di mana pun kamu
nafas jadi ber irama tak menentu, ditambah keringat dingin
berada dan sama siapa pun kamu bahagia dengan se-
pun tak luput keluar bagaikan derasnya air terjun. Dalam
ikhlas hati ku berdoa, kelak kau akan bertemu siapa
hati berbicara, ingin menyapa tapi takut dihiraukan
pangeranmu dan disambut keberhasilanmu menggapai
padahal ya pernah menjalin kisah bersama-bersama.
cita-cita yang kau impikan.” Terimakasih untuk malam ini

18 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 19
menjadi inspirasi dalam cerita singkat malam yang penuh lama tidak bertemu. Namun, ketika bertemu di satu meja
makna. Selama kau masih jadi si penguasa hati, nama mu dengan dihiasi kopi dan beberapa bungkus rokok. Seakan
akan selalu jadi bahan perbincangan di hadapan sang ilahi. mereka menjadi saksi akan kecanggungan hatiku dengan
Bellanca.
Kejadian di luar dugaan pun kembali terjadi, kali ini
Bellanca mengunjungi tempat kedai kopi kawanku kembali. Sebuah diksi yang telah terucap tepat nya sekitar 210
Yang kebetulan aku menyempatkan singgah di sana hari yang lalu. Tidak berarti apa-apa bahkan terasa fana.
sehabis menghabiskan waktuku dalam dunia Ingin menyalakan keadaan, hm nyatanya tidak perlu. Meja
kemahasiswaan. Penat terasa tuntas ketika aku sudah dan beberapa hiasan malam ini menunjukkan sebuah
menyeduh kopi racikan kawanku, katanya pakai perasaaan kebenaran. Kebenaran yg seperti apa ? bagaimanapun dan
yang tulus. Emang kawanku sedikit melankolis perihal seperti apa pun kebenaran adalah sesuatu yang harus
perasaan. Sampai Senja berfikir panjang “kadang memang tetap ditegakkan. Karena, sepahit apa pun kenyataanya
hal tak terduga yang terjadi di hidup kita tak semuanya kebenaran itu lebih indah dari pada KEMUNAFIKAN.
berjalan dengan realitas yang diinginkan. Momen malam Rupanya memang kali ini benar-benar harus dilupakan.
minggu kali ini menjadi kan ku tau akan sebuah kevalidan Entah dari mana dulu harus memulai. Namun, keberadaan
dari sebuah data. Apakah itu? Kebenaran yang tidak di rasa seakan menolak hal itu. Dengan kejadian malam ini
benar kan. Tetapi hal ini membuat diri ku berbesar hati. rupanya rasa seakan berbisik memberi dorongan untuk
Tak mengapalah yang penting apa yang ku lakukan itu baik tetap mempertahankan argumennya.
menurut mu pasti ku lakukan.”
Mungkin khalil Gibran sangat benar dalam hal
Awalnya tidak ada rencana sama sekali untuk mendefinisikan tentang perasaan.
mengopi bersama si Bellanca. Bahkan komunikasi pun
“CINTA adalah ketika dia tidak memperdulikanmu
sudah lama tidak dilakukan. Tetapi ketika semesta
dan kamu masih menunggu nya dengan setia.”
menghendaki apa pun pasti akan terimplementasikan.
Seperti yang terjadi kali ini. Terkejut dan berharap tidak Untuk kali ini merangkai sebuah puisi seakan tidak
ada lagi kejadian seperti ini. Dimana dua insan yang telah mampu. Perasaan yang abstrak menjadi hal yang

20 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 21
fundamental menjadi alasan nya. Sampai kapan kah diri
merasa tersiksa namun hati tetap dengan perasaannya.
Menjadi hal yang misteri untuk sebuah keberlanjutan.

Revolusi Hati

22 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 23
Menghempas atau dihempas, pikiran itu selalu ada Kubalaslah kalimatmu dengan keseriusan hati
dalam sebuah hubungan kala diterjang kegoncangan hati. langkahku untuk berkarya
Ketika yang satu ingin panas dan yang satu ingin dingin, Tercipta dari asa kita berdua
sehingga tidak ada titik arah pandangan dalam satu tujuan. Berharap dua hati berbahagia
Menciptakan asa dalam hubungan memang perlu polesan- Tanpa ada pengkhianatan di antara kita
polesan kenyamanan. Dalam hal ini, perlu keseriusan untuk
terciptanya kebahagiaan.
Kali ini kita sama-sama melangkah untuk asa di
Kuputuskan aku harus move on dari Bellanca, aku kemudian hari. Narasi yang pernah dibangun kala itu
harus keluar dari dogma pikiran ku sendiri. Supaya semoga berlanjut sampai kita nanti dihadiri orang ketiga,
goncangan belenggu masa lalu tidak menjadi penghambat yaitu si buah hati.
untuk langkahku kedepannya. Hal yang pernah ku alami.
Problematika yang terjadi dalam hal ini mengakibatkan Pesan terakhir yang Senja ucapkan kepada Bellanca

terjadinya revolusi hati. Tetapi, perubahan yang sangat lewat ponsel yang menjadi saksi bisu perjalanan asmara

cepat ini mengakibatkan stabilitas hidup dalam diri seakan Senja Pemangku Langit.

terpuruk. Namun, terpuruk untuk menciptakan sebuah Selepas tekad Senja melupakan Bellanca. Senja
karya dan perubahan diri memang perlu dilakukan. mulai merasa ketertarikan pada sutu gadis dalam kelasnya.

Untuk itu, kau berucap “kita sama-sama melangkah, Ia bernama Cerelia Nestapa. Senja tertarik memang yang

walaupun tidak lagi dalam naungan sebuah hubungan. pertama ada kesamaan karakteristik antara Bellanca dan

Suatu saat kita pasti dipertemukan dalam kondisi berbeda Cerelia. Meraka adalah tipikal perempuan sedikit bicara.

tentunya. Kamu dengan kesuksesan dirimu dan begitu Alhasil Senja berusaha mendekati Cerelia dengan berbagai

sebaliknya.” cara, bagaimanapun ia harus bisa didapatkan. Tapi, yang


membuat Senja pesimis adalah saingan untuk
mendapatkan Cerelia adalah dari golongan orang Borjois.
Senja bisa apa ? Senja adalah seorang sosialis yang sangat

24 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 25
geram melihat ketidak adilan dalam negaranya. Senja yang beginian dari sang pemilik hati kali ini, bikin senyum-
selalu berdansa dengan pikiran-pikiran kirinya. Senjata ini senyum sendiri dahh. Tapi sial, sampai saat ini tidak ada
yang dibuat Senja untuk menguasai perempuan yang keberanian untuk mengungkapkan.
membuatnya tertarik kali ini. Dalam prosesnya Senja selalu
Semoga puisi ini menjadi awal yang lebih baik untuk
menunjukan sikap biasa saja, Senja memilih lebih baik
kedepannya
diam kali ini
TERUNTUKMU ADINDA
Sebenarnya sih memendam sangat tidak
KU UKIR CINTA TANPA SUARA
mengasikkan. Namun apa dayanya, ada kegelisaan hati
TERSAMPAIKANLAH KEKAGUMANKU
yang menghalangi hal tersebut. Takut tak terbalaskan ?
YANG TERUS MEMBISU
kadang iya kadang enggak hehe, apa lagi tau dia idola di
kampus. Yaa, meski hari demi hari dilewati dengan DALAM GORESAN PENA INI KU URAIKAN RASA

menatapi dari kejauhan. Kadang hati berbicara “lu pasti DALAM SEGENAP CERITA

bisa, cari momentum yang pas aja.” Kenyataannya semua IJINKANLAH AKU MENGUKIR CINTA DI HATIMU
berjalan terbalik. Bahkan ni ya dekat dengan si dia saja, DARI KU SI PEMALU YANG MENGGEBU-GEBU
badan udah pengen pindah sana sini dengan sendirinya.
Lebih parahnya untuk berbincang pun kayaknya butuh
Semuanya, menjadi tantangan bagi diriku untuk
kursus lagi untuk bisa lancar. Pastinya perasaan bahagia
kedepannya, apakah terus seperti ini atau menjalin asmara
selalu menghampiri.
selayaknya kekasih.
Ehh betapa tak terduganya, pada suatu ketika
mendapat chat dari si cewek ini dan isinya bilang
“semangat” berpikir pikir nii semangat untuk apa yaa? oh
iya perlu diketahui, memang kadang gua ni sering curhat
gitu hiya hiyaaaaa. Udah dapat chat begitu kaya mau salto
sambil ketawa tawa di kasur. Memang ketika mendapat hal

26 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 27
Saya awali kegiatan hari ini dengan berangkat kuliah.
Sampai kampus mengikuti jam kuliah seperti kebanyakan
mahasiswa lainnya. Di kelas pelajaran berjalan lancar. Nah
ini, sesuatu yang menarik di waktu jam kuliah sudah
selesai. Ada salah satu sahabat yang menghampiri Senja,
ternyata ia hendak bercerita tentang masalah hatinya.

Setelah bercerita panjang lebar, ternyata cintanya


bertepuk sebelah tangan. Ya sudahlah saya kasih solusi
saja biar tetap tegar. Saya sendiri juga bingung gampang
ngasih solusi ke orang lain, sedangkan diri sendiri masih
ambyar. Setelah itu saya pun balik bercerita tentang salah
Cerita satu mahasiswi yang ku kagumi.

Tentang Hari Ini “Bro cewek yang aku kagumi ini, cueknya minta
ampun. Bahkan ia berbicara ketika di kelas itu seadanya
saja. Kaya mantanku ini bro hehe. Gimana ya ? apa aku
bisa ya mendekati dirinya.” Masih teringat betul kata kawan
ku saat itu

“lu yang melakukan namanya itu stratak, strategi


teknik dan taktik.’

“mirip perang aja bro, lu sendiri cintanya bertepuk


sebelah tangan gitu.” Candaku sambil ketawa

28 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 29
Kemudian teman ku ngajakin ke kantin, eh tanpa literasi. Tapi, di HMI senja menemukan jati dirinya sebagai
sengaja atau tidak kami berdua melihat si mahasiswi yang pecandu literasi. Waktu itu kajiannya bertemakan tentang
ku ceritakan tadi. Entah dasar apa, masa bodo lah lanjut pembuatan blog. Sangat tertarik dong apalagi baru
jalan. Ya walaupun sambil curi-curi pandangan dikit. berkiprah di dunia blogger. Pematerinya juga sangat
Anehnya banyak kawan ku yang bilang dia itu mustahil lu menginspirasi , kebetulan ada salah satu persamaan nasib
miliki, konglomerat pula. Apa yang lu mau tunjukin ke dia yang akhirnya menjadikanku berniat untuk menulis. Sama
modal cinta enggak cukup cuy. Ketawa ini dalam hati, ya saya menulis tujuan utama ingin membuat mantan
udah aku jawab saja sudahlah cuy usaha dulu, cinta hadir menyesal. Karena bagi saya balas dendam terbaik adalah
karena adanya saling nyaman disertai hal yang lainnya kan. merubah diri menjadi lebih baik.
Jalani saja dulu, urusan berjuang ya memang harus
Dari kegiatan untuk hari ini saya mempunyai sebuah
berjuang disertai pembuktian. Yakin usaha sampai berhasil
kata-kata “Siapa yang ingin sebuah perubahan maka
cuy. Ternyata kita enggak sampai kantin dan memilih
bergeraklah. Jangan lupa disertai niat, usaha, dan doa.
pulang.
Sama sepeti mendapatkan dambaan hati bergerak dan
Sehabis itu , saya mengikuti kajian di organisasi berjuanglah pasti akan kamu petik hasilnya di kemudian
ekstra kampus (Himpunan Mahasiswa Islam). Oh iya, Senja hari”.
dalam proses pendidikannya di perkuliahan. Ia mengikuti
organisasi ekstra kampus HMI. Senja merasa HMI adalah
kawah candradimuka bagi mahasiswa yang mendalami
setiap proses di HMI. Mengapa demikian? Di HMI Senja
merasa mendapat semua ilmu yang ia inginkan serta di
HMI Senja belajar lebih dalam tentang kemanusiaan. Tidak
menutup kemungkinan Senja memutuskan untuk menjadi
seorang demosntran penyambung lidah rakyat. Bahkan,
mulanya senja adalah manusia yang apatis terhadap dunia

30 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 31
Selalu misterius, hm itu lah gambaran dari seseorang
yang sangat berbeda tidak lain adalah Cerilia Nestapa.
Berbedanya apa ? dia itu unik sikapnya dingin. Namun,
ada sesuatu yang mendorong untuk lebih jauh mencari tau
tentang dirinya. Setiap hari selalu bikin topik agar bisa lebih
dekat lah hehe. Tapi cuy, dia itu beda banget dari
kebanyakan wanita lainnya. Bahkan, sikap receh pada dia
itu tak kali nampak. Soal kecerdasan gak perlu di ragukan
lagi.

Oh iya, suatu saat kita ada tugas sekelompok.

Cewek yang Super Otomatis ngerjakan bersamaan kan. Kesempatan dong,


buat bisa tau lebih jauh apa dia itu memang dingin atau

Misterius: Dingin memang receh hiya hiya. Setelah tugas usai, kupancing
dengan ngobrol-ngobrol ringan yang menimbulkan tawa.

atau Receh Betapa kagetnya, ternyata di balik sikap dinginnya.


Menjawab semua hal yang ingin ku ketahui, asik juga ni
cewek. Setelah ketawa bareng, nyemil bareng tapi pulang
bareng enggak hehe, ku lanjutkan hal yang membuat ku
bertanya tanya di obrolan medsos.

Di suatu ketika, kampus ada acara sebut saja malam


inagurasi. Mendekati acara berlangsung baru tau ternyata
dia ini ikut. Ada suatu kejadian dimana waktu dia mau
latihan. Ku tawarkan lah sebuah minuman. Namun, ia

32 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 33
menolak dengan berbagai alasan. Tetapi tetap lah ku “PADAMU KULETAKAN SEBUAH HARAPAN.
lanjutkan niat baik ku tadi. HARAPAN YANG TERKADANG TAK TERSAMPAIKAN.

Ku beli lah sebuah produk minuman dan ku antar ke NAMUN, SEBUAH HARAPAN PASTI AKAN
kampus. Sampai di sana ku hubungi dia ternyata medsos TERWUJUDKAN.
nya tidak aktif. Bingung kan, nyari kemana-mana tidak ITULAH ANGANKU KALI INI SAMPAI KELAK
ada. Hmm, mungkin belum waktunya bertemu kali ya BERKELANJUT DI PERNIKAHAN.”
ucapku dalam hati.

Akhirnya bingung mau di kasih ke siapa. Gak


mungkin dong di kasih ke cewek lain, sebrengsek itukah
aku hehehe. Ah tanpa pikir panjang ku minum sendiri dah.
Dan ternyata, si calon doi ini kehabisan baterai hpnya
setelah beberapa jam baru menghubungiku. Gak masalah
lah lain kali juga bisa kan.

Puncak malam inagurasi pun di mulai. kebetulan


posisi Senja di jajaran panitia. Dengar kabar si dambaan
hati ini tampil paling akhir. Dalam hati berkata aku harus
lihat dan tidak boleh melewatkan momentum ini. Betapa
gemulainya dia menari, aku yakin sih tidak hanya aku yang
takjub di tambah parasnya yang indah.

Pada akhirnya ku simpulkan si cewek ini sangat lah


berbeda dari kebanyakan cewek lainnya ada waktu sikap
dia itu dingin dan receh.

34 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 35
Romansa yang hadir kala itu membuat dua insan
terbang di atas warna jingga yang semesta suguhkan.
Dimulai dari wacana sebelumnya yang tak kunjung
teraktualisasikan. Mungkin, karena kesibukan
menyelesaikan tugas perkuliahan yang numpuk ataupun
tentang cuaca yang sedang tidak bersahabat. Setelah
problem sudah selesai dan jingga mengirim signal untuk
berndansa, hari itu ku beranikan diri mengajak Cerilia di
suatu tempat.

Bagiku ini adalah momen yang ditungu. Tak lupa ku


bawakan gitar untuk menghiasi dua insan bernyanyi di
bawah lentera langit senja. Perjalanan ini mengikis waktu
sekitar empat puluh lima menitan. “Ya, daerah kami
Dialektika Senja memang disebut sebagai daerah tambang gol C. Yang
kandungan mineralnya lebih bagus dari daerah lain.” Ujar
Senja Pemangku Langit. Akibatnya aktivitas harian selalu
diliputi oleh debu jalanan yang mengganggu, termasuk
perjalananku dengan wanita misterius.

Tibalah kita disebuah pesisir pantai, hal lucu pun


terjadi ketika dia berkata "Kok pasirnya tak berwarna
putih?" sepontan aku tertawa dan berucap "Memang di
daerah kita ini warna pasirnya tidak putih, tapi tenang
kelak ku bangunkan disana (sambil menunjuk suatu
tempat) ku bangunkan tiga ayunan khusus buat kita. Oh

36 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 37
iya, kenapa tiga yang satu buat buah hati kelak ya" “Cerilia, nama ku ini tidak lain karena kesukaan
tertawalah bersama sampai lupa langit masih sedang kedua orang tua ku pada waktu sore. Khalayak muda
cerah-cerahnya. menyebutnya Senja. Yang pasti mempunyai makna dong,
Senja pada dasarnya kan berbicara tentang keindahan,
Hembusan angin yang sejuk turut andil dalam
tentang warna jingganya yang selalu dirindukan”
dialektika kali ini. Meski senja belum menampakkan
pesonanya, padahal waktu menunjukan pukul 17.00. Ku “jadi kalau, nanti aku rindu ke kamu. Aku boleh minta
buka gitar dari ranselnya ku tawarin Cerilia untuk anterin aku ke tempat ini lagi gak ?”
bernyanyi. Memang sudah kuduga suaranya lembut
“kenapa ke tempat ini lagi cer ?”
menambah kesan indah pada sore itu, walaupun ini pasti
akan berkahir dan saling menyimpan kerinduan bersama. “hehe…. Iya nja, biar aku ditemani dua keindahan
Lagu Vierra yang berjudul RASA INI ku mainkan. Benar untuk menuntaskan kerinduhan kan hehehe” ujar Cerilia
saja saat itu hanya lah terasa berdua, yang faktanya sambil menyubit pinggang Senja
banyak banget wisatawan yang berkunjung, efek sedang
Ketika habis bertutur kata, langit yang waktu itu
kasmaran.
sedang berwarna ke kuning-kuningan. Ku ajak ia saling
“senja aku mau tanya” sambil mentapku Cerilia bertukar cerita tentang permasalahan dari kita masing-
bertanya padaku masing. Dari ini ku dapatkan sebuah info yang baru dan
juga sedikit mengagetkan urat nadi. Tak mengapalah Hati
“iya cer, mau nanya apa”
yang terluka memang tidak lekas akan sembuh perlu di
“Kenapa namamu kok senja, hari ini pun ada dua pupuk benih-benih semangat untuk memulai agar
senja yang menemani aku dalam keromantisan yang kesembuhan itu terlaksana. Tak luput lantunan ayat-ayat
disuguhkan semesta” keyakinan ikut serta dalam proses penyembuhan luka.
Sebaliknya pun sama ketika aku bercerita hal serupa pun
“gini cer, kamu sukanya senja yang mana hehe”
terjadi.
“Ihh kamu loh, jawab yang serius ih”

38 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 39
Pada akhirnya langit ikut kasmaran, buktinya ia berwarna
jingga. Hembusan angin mulai terasa dingin. Tapi semesta
pada senja ini sangat begitu hangat dinikmati.

Perlu diketahui awalnya aku ingin melantunkan ayat-ayat


puisi pada saat senja dihadapan dia. Tapi bibir seoalah
membisu di hadapan dia hanya tatapan mata lah yang se
asa.

Gemuruh ombak menyapu pantai


Pohon kelapa yang menari-nari
Bintang pun mulai bermunculan di ikuti memudarnya
jingga. Terselip makna keindahan akan ada masanya
Terpatahkan oleh orang yang pandai bersyukur
Malam di Ketinggian
Di balik memudarnya senja
Munculah gemerlap bintang dan rayuan sinar
987 MDPL
rembulan di langit
Jelas keindahan selanjutnya, sayang untuk
dilewatkan.
Pada senja ku tanyakan perihal "boleh kah ku nikmati
hanya berdua dengan dia. Aku ingin kali ini kau
mengkapitalis hanya aku dan dia yang boleh menikmatimu.
Atau kah kau ini mudah untuk bersosialis dengan siapa
pun? lantas senja sebenarnya milik siapa?".

40 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 41
Ini adalah sebuah awal kedekatan ku dengan Cerilia “ya gak enak kan nja, kalau lu nungguin lama. Takut
semakin melengket. Walaupun ia tetap dengan kemalaman juga kan.”
karakternya yang over dingin, tapi bagi Senja adalah
“Gieman.. emang lu dari dulu terlalu mendramatisir
momen pelengkap tatkala dirinya dilanda api kasmaran.
keadaan terus. Sudah santai yang penting dia udah sama
Perjalanan kali ini agak merisaukan, Senja dengan
lu kan hehe.”
semangatnya yang menggelora mamacu kuda besinya
untuk berkumpul di titik yang telah disepakati. “kalau itu aman nja.”

Letak bukit ini memakan waktu kurang lebih satu jam Setengah jam Senja menunggu di titik pertemuan,
dari Kota Lumajang dengan kebisingannya. Banyak pula rombongan dari Kota akhirnya datang juga. Nampak raut
yang menyebut destinasi wisata ini adalah tempat yang pas mereka kegirangan dan mereasakan kesejukan. Mungkin
ketika menyaksikan kegaharan Semeru di waktu sore hari. mereka terlalu asing memandang kehijauhan dan
Dering ponsel Senja tiba-tiba berdering kesegaran alam yang masih alami terjaga. Tidak di kota,
debu yang selalu menjadi penghias jalanan atau dinding-
“ Hallo, assalamualaikum ada apa gie” salah satu
dinding kampus yang memenjarakan mereka dengan
sahabat Senja berkabar
banyaknya tugas perkuliahan. Maka dari itu seorang
“lu dimana nja, ini kawan-kawan lagi sedikit ada manusia perlu untuk berkelana dan berdistraksiria.
masalah” ungkapnya
Setelah semuanya sudah siap dan tiba saatnya untuk
“emang kenapa anak-anak gie?” tanya Senja hine up tak lupa untuk memanjatkan doa terlebih dahulu.
Pada dasarnya ketika kita melaksanakan pendakian di
“dua kawan ku yang aku bilang mau ikut kemarin,
mana pun, hal yang paling utama adalah pulang dengan
belum juga datang ini.”
selamat karena puncak adalah sebuah bonus.
“ahh lu gie… kirain apa, santai aja kali. Lagian ini
Sekira menyita waktu kurang lebih 45 menit. Kita
masih belanja juga aku.”
semua sampai dengan selamat. Dikeluarkanlah tenda-

42 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 43
tenda dari ransel gunung. Dipasanglah membentuk tempat Tetapi aku tau, apa yang harus digoreskan oleh
yang nyaman untuk melepas penat. Nampak sang sang pena hati. Aku tak mahir membuat bait-bait
mahameru gagah berdiri, gemerlap lampu perkotaan ikut puisi. Namun, aku tau untuk siapa hati ini ku beri.
menghiasi sekaligus menandakan senja telah pudar dan Aku bukan dari golongan konglomerat borjuis. Tapi,
disambut oleh kesayuan sinar rembulan. seruan hati dari seorang sepertiku, terus melontar-
lontar ke dalam sanubarimu”. Entah karena hal apa, ia
Sesuai naluri hati berkata, malam ini akan ku ajak
menatap dengan suara lembut, air matanya ikut andil
Cerilia untuk berdiskusi rasa. Mungkin kawan-kawan yang
menyertai kondisinya.
lainnya masih belum menyadari akan hal ini, tapi bisa jadi
mereka sudah sangat mengerti. Malam pun semakin larut Saling berdialektika, tak mampu menahan air mata
segera ku ajak si cewek misterius untuk saling ini ikut keluar. Bukan hal apa memang benar-benar terasa
menyampaikan keluh kesah di antara kita. bahagia. Mungkin ini definisi dari cinta sesungguhnya,
walaupun banyak tafsiran dari human puitis di sejagad
Ku awali membuka obrolan tentang semesta. Betapa
alam raya ini. Semesta malam ini menjadi saksi antara
indah karya sang kuasa ketika menikmati malam di
pemuda dari selatan untuk gadis dari utara.
ketinggian. Hembusan angin yang bergemulai
menandakan pepohonan di sekitar kita ikut bahagia, ketika Bersama sinar rembulan dan gemerlap
dua insan saling bertatap mata untuk mengetahui, bintang di cakrawala
sebenarnya apa itu rasa? Bulan yang awalnya pancarannya Kepadamu, ku serukan kata dalam titik
agak meredup, sekarang berganti sungguh sangat sayang nestapa
untuk tidak ditatap. Langit kali ini benar-benar cerah, Hadir dari renungan malam
kunangan bintang di angkasa ikut andil dalam aksi malam
Menjerit bagai kuda di cambuk oleh sang kusir
kali ini.
Sisir indah asmara menjelma bak badai di
Kubicarakan tentang perasanku semua, karena bukit 987 MDPL
sebenarnya “aku bukanlah sang ahli penyair sastra.

44 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 45
Padamu Cerilia,
Ku ucapkan terima kasih
Malam ini, penuh dengan kedamaian hati.

Pemikiran yang
Bona Fide

46 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 47
Menjadi diri sendiri, hal ter terpenting ketika ingin pemikiran kita sebagai insan pemikir ke hal jauh dari kata
menampakkan jati diri sesungguhnya. Terkadang kita Bona Fide. Dan semuanya telah menujuh pada gadis dari
terlalu diracuni oleh pemikiran-pemikiran manusia yang utara yaitu Cerilia.
belum tentu semuanya itu baik. Namun, kita tidaklah
Jika dari pertama kita mencintai, tertanam asa ke hal
menyampingkan pemikiran semacam itu. Lebih tepatnya
dengan tujuan baik dan dapat dipercaya serta dibuktikan
untuk dijadikan sebuah acuan dalam mencari jati diri kita
dengan tindakan atau ucapan. Tak sulit untuk menentukan
sebenarnya, sehingga mampu memperoleh arah atau titik
sikap kita sebenarnya. Walaupun kata Abraham Linclon
pemikiran kita untuk tau. Siapakah diri kita sebenarnya?
“karakter asli seseorang akan muncul saat ia diberikan
Lantas, bagaimanakah sosok pemikir yang Bona Fide itu ?
kekuasaan” menurutku hal ini akan mudah terpatahkan
Senja sendiri adalah pemuda yang sangat sensitif ketika seseorang itu benar-benar merealisasikan ucapan,
ketika melihat suatu fenomena ketidakadilan. Maksudnya, perbuatan, dan tindakan ini dalam ke sinkronan.
senja berusaha merawat tumbuh suburnya idealisme
Sejatinya kita hidup tidak lain untuk memikirkan. Kita
dalam fikiranya. Hal ini disebabkan tak lain karena,
hidup untuk apa? Akankah kita hidup untuk makan,
kecintaanya pada sosok pemuda revolusioner Soe Hok
akankah kita hidup untuk mencintai, dan akankah kita
Gie. Berbagai macam pelik yang terjadi pada waktu itu
hidup untuk menunggu mati. Jika ada suatu pemikiran
dalam bukunya yang berjudul “Catatan Seorang
seperti itu, segera buang jauh-jauh dan tanamkan kita
Demonstran” telah berhasil mendoktrin pola berpikir Senja.
hidup untuk memupuk kebaikan dan diimbangi dengan
Menyeragamkan diri, sesuatu yang sangat ku benci. nilai-nilai kepercayaan dalam diri kita masing-masing.
Karena buat apa menyeragamkan diri, sedangkan kau
Tetapi manusia tetaplah manusia, yang jauh dari
seperti ini sudah sangat menjadi kebanggaan dalam diriku.
kata sempurna dan keabadian. Di alam jagad raya ini
Jika ada orang yang ber asumsi aku gila terhadap orang
tidaklah ada kata kesempurnaan melainkan semuanya
yang ku cinta? itu salah, pada dasarnya mencintai itu harus
penuh dengan ke dinamisan. Sebagai manusia yang
sepenuhnya, artinya tidaklah kita menaruh cinta dalam
dibekali pikiran, ku katakan semua manusia di alam raya
kondisi setengah-setengah. Hal ini akan berdampak dalam

48 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 49
ini, pasti mempunyai ke inginan untuk memanusiakan
manusia itu sendiri.

Pergolakan
Hubungan

50 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 51
Sebenarnya cinta itu adalah sebuah ke abstrakan, Bukan keinginan untuk menguasai. Namun perlu
karena setiap manusia mempunyai definisi sendiri-sendiri kerendahan hati dan penguasaan diri.
tentang apa itu cinta? untuk menuai filosofi cinta yang
Menurut pemikiran Gabriel Marcel “cintalah yang
mutlak, saya rasa tidak ada di dunia ini yang sepakat. Saya
memanggil manusia untuk mengadakan hubungan
sepakat, kita terlahir di jagad raya semesta ini, itu pun
eksistensial. Cinta bukanlah perasaan emotif tapi menjadi
karena adanya cinta dari kedua orang tua kita. Proses
inti kehidupan yang berproses dalam hubungan manusia.
mencintai juga perlu di bumbui rasa nyaman. Nyaman,
Rumusan dari Gabriel Marcel di antaranya adalah
menjadi sosok yang kemudian akan menghadirkan cinta.
kerelaan, sebuah sikap kesediaan untuk terbuka.
Nyaman juga ada karena kebersamaan dalam bentuk apa
Membiarkan orang lain masuk dalam hubugan denganku.
pun.
Ke dua adalah penerimaan, sikap inisiatif,memulai aktivitas
Diperjuangkan atau berjuang? Keduanya mempunyai dalam hubungan dengan mempersilahkan yang lain
presepsi yang sama dan menjadi syarat wajib bagi kita memasuki duniaku. Ketiga adalah keterlibatan, sikap yang
ketika adanya rasa cinta. Entah ke dalam objek hidup lebih intim lagi karena kita ikut ambil bagian yang lain
maupun objek mati. Diperjuangkan, artinya bahwa sesuatu dalam sebuah hubungan tersebut. Dan yang terakhir
yang kita cintai memang perlu diperjuangkan untuk adalah kesetiaan, sikap total dalam hubungan cinta.
menuai asa di kemudian hari. Berjuang pun sama, ketika Kesetiaan bukanlah ikut-ikutan tanpa pendirian, melainkan
kita cinta terhadap salah satu objek tersebut. Jika memang kesediaan untuk terlibat dengan segala konsekuensi yang
adanya rasa cinta yang tertanam dalam hati kita, pasti ada.
berjuang pun sangat diperlukan.
Dalam pemikiran itu, cinta menjadi sentral dalam
Cinta merupakan bagian pribadi manusia yang sebuah relasi sehingga aku dan engkau menjadi satu
arahnya ke nilai absolut. Cinta ini mengarahkan individual susunan puzzle yang hanya terdapat dua puzzle. Aku dan
manusia untuk melampaui transendensi dalam pribadinya. kamu menjadi berpadu hati sebagai kita. Akan tetapi,
Yang diperlukan adalah penyerahan diri, kesetiaan pada semua itu akan sirna tat kala di antara dua insan yang tidak
sesuatu yang kita cintai dengan melepaskan segala apriori. searah tujuan. Karena pada dasarnya ketika kita

52 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 53
membicarakan cinta dalam naungan hubungan dengan
lawan jenis kita. Cinta sendiri dituntut untuk selalu ada
dalam momentum apa pun. Jika cinta tidak hadir, bisa di
pastikan hubungan itu sedang tidak baik-baik saja. Sebuah
hubungan yang harmonis selalu didasari cinta yang tulus.
Artinya, sebagai seorang laki-laki tidak boleh untuk berada
di depan atau di belakang, pun ini tidak berlaku bagi
seorang laki-laki saja, melainkan juga bagi perempuan.
Ketika pedoman ini sudah diterapkan, output dari ini adalah
kebahagiaan dan tidak merasa terkekang di antara dua
manusia yang sedang diterpa asmara.

Perempuan,
Diam atau Melawan

54 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 55
Suatu pagi di musim gugur yang sangat cerah, saya “Ayah anda dulu seperti apa?”
mewawancarai perempuan yang tinggal di suatu tempat
“Ia seorang komunis tua (tertawa), dan kini ia juga
yang jauh dari seluk-beluknya perkotaan. Jingga berusia
memilih Partai Social Democrats walaupun hanya sebagai
21 tahun dan bekerja sebagai petani sekaligus penerus dari
simpatisan.”
keluarganya. Ia masih lajang. Rambutnya sangat pirang
dan begitu kagetnya diriku ia sangat mahir berbahasa “Menjadi perempuan di era sekarang, sebaiknya
inggris. ia menawarkan kopi pada saya dan kami memulai melawan atau diam?”
wawancara.
Sedikit cerita, menurut preseptif ku. Perempuan
“Apakah anda seorang religius?” sekarang sering mengalami depresi entah perihal
asmaranya ataupun pekerjaanya. Dari beberapa studi
“Tidak sama sekali.” (tertawa)
kasus, dengan menangis di tengah malam adalah caranya
“Dan apakah anda pernah mengikuti sebuah untuk mendapat kepuasaan batin. Apakah itu salah? Tidak,
perkumpulan yang membahas kondisi desa hingga peran menjadi perempuan harus paham apa yang mau dilakukan
sesungguhnya menjadi seorang perempuan?” kedepannya.

“Ah, ya, saya pernah. Ini sedikit kocak.” Ungkapnya Perempuan era dulu hingga kini, tetap akan menjadi
rahim peradaban, harapan pertama bagi generasinya,
Kocak yang dimaksudkan adalah orang di desanya
pawang cinta terbaik bagi keluarganya, dan tiang untuk
sedikit tabuh akan obrolan yang intim. Ia memaparkan
negaranya. Lantas apa yang jauh dari harapan itu semua?
akan membuat sebuah kajian keperempuanan. Sebuah
Ketika generasi perempuannya menunjukan
retorika yang lebih memfokuskan sebaiknya perempuan itu
ketidakbenaran dalam presepsi menjadi perempuan. Tidak
diam atau melawan. Awalnya banyak penolakan dari warga
ku sebutkan bahwa menjadi aku adalah tahapan menjadi
desanya. Karena tidak bisa kita pungkiri, stigma
perempuan benar, tidak bahkan itu tidak sama sekali.
perempuan dalam kalangan masyarakat desa adalah
Bahkan di era sekarang ini, saya sendiri mengapresiasi
manak, masak, macak. (dalam bahasa jawa)
bahwa tidak ada ketidak mungkinan bagi perempuan untuk

56 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 57
andil dalam segala aspek kehidupan. Keterlibatan di setiap memenuhi gengsi, dari gaya hidup yang hedon hingga
poros-poros yang banyak diisi kaum adam mereka justru rebahan yang tidak manghasilkan sebuah perubahan?”
menyamainya, mungkin ini buah hasil dari perjuangan ungkapku
sang revolusioner perempuan R.A Kartini.
“Ya benar, kawan ku sendiri pun yang berkarier di
Diriku sendiri sebagai seorang perempuan harus kota, kehidupannya seperti itu. Itu tidak salah, hanya saja
melawan. Melawan yang seperti apa? Melawan yang di mereka perlu sebuah edukasi yang bisa memahamkan
awali dari perlawanan terhadap diri sendiri yang tidak dirinya sebagai seorang perempuan. Pengedukasian itu
gengsi untuk tetap hidup dan berlanjut. Karena ketika terdapat di mana? Hal semacam ini dapat diperoleh dari
generasi perempuan era sekarang lebih diam dan takluk sebuah organisasi keperempuanan ataupun dari parpol.
akan diri mereka sendiri. Tidak menutup kemungkinan Pentingnya tidak diam menjadi perempuan adalah seperti
perbudakan dan pengeksploitasian tubuh, tenaga, dan ini, jikalau perempuan di negara kita hidup tidak
pikiran akan kembali lagi terjadi. Melihat kondisi terbelenggu dari budaya hedonisme. Generasi pemuda
perempuan dulu hingga sekarang sudah mengalami bangsa akan bisa memajukan bangsanya. Tidak dipungkiri,
sebuah hegemoni yang lebih baik. perempuan adalah guru pertama bagi anaknya.”

Untuk saya sendiri, meskipun tidak kuliah dan hanya Ini pertanyaan terakhir ku ya hehe
tamat pendidikan di tingkat SMA, tidak menghalangi
“harapan anda untuk perempuan di Indonesia seperti
perjuangan ku untuk menyuarakan tentang perempuan
apa?”
yang melawan. Ilmu tidak hanya didapat dari bangku
pendidikan. Jendela ilmu adalah dari kita membudayakan Jelas, perempuan harus melawan tidak diam dan
kegiatan membaca. Dari sana lah kita akan memperluas pasrah akan sebuah takdir. Meskipun saya seorang yang
dan merawat akal sehat kita. tidak religius, saya pernah membaca perempuan dan laki-
laki di hadapan sang kuasa adalah sama kedudukannya.
“Sebuah dialektis yang menarik, tapi di era sekarang
Maka dari itu, perempuan harus bisa menjalankan dan
perempuan kebanyakan menghabiskan diri untuk
memahami tugas pokok dan fungsi perempuan itu sendiri.

58 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 59
Agar apa? Perempuan kalau diam. Bangsa dan negara ini
sedikit demi sedikit akan hancur dan kita hanya akan
kembali sebagai negara yang dijajah oleh bangsa asing.

Aku Ingin Menjadi Aku,


Tanpa Katanya

60 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 61
Berbagai hal mendominasi ketika kita berhadapan dengan mengedepankan nilai-nilai kemajuan suatu bangsa dan
senyawa perasaan yang sedang tidak baik-baik saja. menentang segala kedzaliman rezim pada masanya.
Banyak dari kita yang hanya sibuk menjadi penilai, Ternyata, saat aku menjadi mahasiswa dengan segala
penghakim, penentu jalan yang dipilih dari orang-orang pengetahuan ku yang aku peroleh selama ini. Negara ini
yang bertolak belakang dengan kita. Tanpa tau menahu sedang dalam ruang ICU (analogi: sebuah ruangan kritis di
kenapa dia bisa jadi seperti ini, ingatt !! Bukan dari katanya rumah sakit). Apakah masa aku menjadi mahasiswa terasa
ya. Manusia memang dinamis, manusia berubah-ubah, sial ? Apa aku harus bersifat bodo amat ? Percuma dong,
manusia unik dengan caranya masing-masing. selama ini aku berjuang dalam menempuh ilmu, mencoba
mencari tau kebenaran lewat wadah yang bernama
Termasuk aku dan mungkin kau. Dua insan yang
Himpunan Mahasiswa Islam. Lantas bagaimana kah ?
berbeda, dirimu suci, dirimu bak Dewi langit di cerita-cerita
Setiap malam ku pertanyaan demi pertanyaan tentang arti
pewayangan yang sangat jelas ke-elokannya bukan main
hidup selalu bermunculan. Belum lagi memikirkan sosok
lagi. Dirimu layak disebut cendekiawan, perempuan
mu yang berlian bagiku. Menjadi acuan dalam semangatku
tangguh dengan jalanmu dan cara unikmu sendiri. Dengan
menerima kritikan dan omongan dari orang lain, ya dirimu
hal-hal sederhana saja yang dirimu perlihatkan, mata
adalah kohati tangguh (begitu keluargaku menyebutnya).
seolah menerka-nerka, apakah ini mimpi ? apakah hanya
sekedar ilusi ? Lantas aku harus bagaimana? Pertanyaan macam
apa itu, aku berusaha menepis pertanyaan yang
Sedangkan diriku, berangkat dari
seharusnya tidak di pertanyakan dalam diriku sendiri.
ketidakjelasan, sampai pada akhirnya mengenal dunia
Terlebih , aku siapa ? (Dimatamu). Pesimis berlebih
akademisi. Dunia mahasiswa ? Terbayang sangat enak,
memang tidak baik. Tapi berusaha memantaskan adalah
penugasan sedikit , pulang kapan aja. Itu lah gambaran
jalan ku untuk memperjuangkan hatimu. Simpel, aku
awal ku menginjak atau menamakan diriku sebagai
hanya ingin menjadi aku. Yang siap memberi mu semangat
mahasiswa. Tapi, perlahan ternyata dunia mahasiswa
ketika dirimu rapuh. Siap menjadi pendengar yang baik
adalah dunia yang syarat dengan dinamikanya. Dunia yang
ketika tidak ada telinga yang mau mendengarkan ceritamu.
penuh dengan tanggung jawab. Dunia yang

62 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 63
Dan siap menjadi senderan tatkalah hatimu terjatuh dalam Selanjutnya apa, coba temui dan samakan
jurang kekecewaan. Dan segala hal yang bersifat abstrak kebenaran dari matamu dan nuranimu
memang membingungkan. Hehehe aku nyaman dengan Dan ketika kamu sudah menemui titik temu. Itulah
kebingungan ini. Kau hadir saat orang-orang aku.
memandangku sebagai benalu dalam rotasinya mereka.
Sedangkan dirimu saat mendengar ceritaku, kau tumbuh
kan semangat ku untuk tetap berproses dihimpunan yang
ku cinta. Terimakasih ya, (ucapku sangat dalam) kau
mengerti tujuan ku hanya untuk kebaikan. Dan aku tidak
gila akan jabatan, makanya dirimu tau, bahwa aku benci
berpolitik. Tapi tanpa kita sadari kita tidak bisa lari dari
politik tai anjing ini. Sebentar-sebentar, aku teringat kata
dari Soe Hoek Gie, dalam buku Catatan Seorang
Demonstran "kebenaran hanya ada di langit, dan dunia
palsu-palsu, begitu kata Budha". Konteksnya kita terlalu
menggebu-gebu dalam mencari kebenaran, tanpa kita
sadari salah satu tanda kebenaran adalah dari hati nurani
kita.

Aku ingin menjadi aku


Ternilai dari apa yang kamu rasakan dari hatimu
Tapi, jangan menutup telinga kayak wakil-wakil
rakyat kita hari ini
Bahwa kamu juga perlu mencari tau tentangku dari
orang-orang terdekatku

64 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 65
Memulai memahami kembali, mencoba membuka
hati. Kata itu sering kali muncul ketika hendak
memejamkan mata di malam hari. Aku sendiri tak
menyadari apakah ini hanya sebuah tertawaan ataupun
ketulusan. Sering kali mengagumimu, karena dirimu bisa
dibilang mempunyai fashion searah. Bahkan, diksi yang
kau buat nampak mempesona bagi banyak khalayak yang
membacanya.

Sempat bernostalgia enam tahun yang lalu, ketika


pertama mengagumi seseorang, dan dengan ke bodo
amatan diriku, kala itu? Ku beranikan diri menyatakan

Memberanikan Diri padamu. Ingatkah dirimu dengan masa itu atau sudah
menjadi bagian dari dirimu yang harus kau hilangkan.

Menulis Tentangmu “jatuh hati tidak pernah bisa memilih. Tuhan


memilihkan. Kita hanyalah korban. Kecewa adalah
konsekuensi, bahagia adalah bonus.” Begitu ucap Bung
Fiersa. Aku yakin dirimu paham, hanya ego saja yang
menghalangi untuk mengatakan “iya”.

Sudahlah kau di lahirkan dengan banyak mutiara


yang hadir di kelilingmu meski ada juga benalu yang
menyertaimu, sudahlah inilah kehidupan.

Untukmu ku tak berharap lebih,


Saat kutatap wajah mu di layar ponselku

66 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 67
Sepucuk perasaan yang tidak pernah ada
sebelumnya
Antara bahagia, suka, juga sedikit gundah
Dengan segala kelucuan dari mu
Benak hati tersenyum dan merayu
Untuk tidak segera mengakhiri obrolan saat itu
Entah karena apa?
Mungkinkah aku sedang jatuh cinta?
Atau hanya sekedar rasa kagum saja.
Ahh, lagi-lagi terjebak dalam kondisi seperti ini
Tak apalah, biar ku simpan rapi-rapi perasaan ini.
Satu Tahun
Kau tumbuh dewasa menjadi wanita karir dan juga
pendidikan ikut serta kau utamakan. Apa pun yang terjadi
Dimensi Tanpamu
entah kau baca atau tidak diksi ini, tak mengkecilkan hati
untuk terus mendoakan mu dalam segala kediaman.

Tidak kah kau ingat masa itu pertama kau hampiri ku


untuk pertama kali dalam lorong kelas. Tersipu malu,
memerah pipimu tak mengecilkan niat mu untuk tetap
melangkah menghampiriku. Dan kita saat ini tidak tahu
menahu apa yang semesta rencanakan kedepannya. Kita
hanyalah dua khalayak yang menyukai hal kesamaan
dalam dunia perdiksian.

68 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 69
01, Juni 2020 Berdialektika dengan romansa yang ada, sesekali
memandang foto mu dengan penuh kesamaran. Jari sudah
tidak bisa menari untuk mengetikan pesan hanya sekedar
Hey apa kabar ? teguran sapaan terasa berat rasa ingin tau kabar mu. rona di matamu menjadi saksi,
dilontarkan, bukan hanya diriku rupanya dirimu juga sebenarnya hanya gengsi yang menghalangi ini semua.
begitu. Banyak hal yang ingin ku tanyakan selepas pergi
Tidak kah ingat perihal perjuangan kita mencari
mu kala itu. hingga tepat kali ini gak terasa udah 1 tahun
singgahan yang semestinya kita berteduh untuk se
saja hehehe.
saat
Aku yakin sih, semua orang pasti mempunyai
Untuk melanjutkan uraian asa yang sempat
kenangan baik itu suka maupun duka. Yang jelas kenangan
bermakna
tersebut marilah dijadikan spion hidup untuk melihat
Badai yang semulanya kita hadapi bersama
kebelakang untuk menuai tujuan yang matang. Buat ku
Saat ini, kau memilih mendayung ke arah yang
pribadi gak masalah, kenangan itu terus mempenjara
berbeda
diriku. Yang jelas entah konspirasi alam raya apa lagi yang
Dan aku memilih, merindu dengan segala kediaman
akan terjadi, semuanya masih misteri kan?
Apakah ini waktu yang tepat untuk mengungkapkan
Memberanikan diri mengajaknya bertemu, konyol semuanya
dan gila ucap beberapa teman ku. Karena memang benar
Atau kah, dirimu enggan mau mendengarkannya
diri sendiri tidak bisa membohongi nalurinya, ku kira aku
Tenang saja, bukan untuk kembali kok
sudah melupakannya, eh ternyata ingatan itu terus
melainkan tentang interaksi kita saja dirubah.
membelenggu jiwa. Menjadi candu di setiap malam
bergemerlap bintang. menjadi halu diterpa rindu yang tak
tersampaikan. Jika ada orang berkata, buat lah hari-hari mu sibuk
agar tidak terus memikirkan dia. Ya memang agak sedikit
membantu sih, masalahnya ingatan itu kurang ajar,

70 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 71
datangnya tak menentu perginya tak tahu menahu,
brengsek kan.

sudahlah 1 tahun dimensi tanpamu, nyatanya aku


masih kalah dengan ingatan yang terus bermunculan.Yang
jelas, semoga ya esok kan menjadi lebih baik, semoga cita-
cita mulia mu terijabah sang kuasa.

HMI dan Diriku


(Selamat Milad
Himpunan)

72 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 73
Sebagai seseorang dari desa yang melanjutkan argumennya itu. Dijelaskan pahlawan republik yang
jenjang pendidikan di sebuah perguruan tinggi swasta terlupakan tidak lain adalah Tan Malaka.
yang berdomisili di kabupaten Lumajang tercinta. Hari itu
Singkat cerita saya tertarik pada sosok itu, ada apa
dunia kampus sangat asing bagiku. Pola-pola kehidupan
dibelakangnya? otakku berfikir ini kampus ekonomi,
kampus masih menjadi sosok baru untuk sementara ini.
mengapa ia tau tentang sejarah dari Republik ini. Setelah
beberapa hari bergelut dengan pertanyaan dalam otaku.
Ternyata ia, adalah salah satu kader dari Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI). Rasa penasaran mulai muncul,
apa itu HMI ?

Dalam prosesku mencintai HMI, saya baru sadar


bahwa ini adalah sebuah ruang ke-intelektualan, ini bukan
lagi sebagai organisasi ekstra kampus tapi ini adalah
sebuah kampus kedua ku, kampus yang membebaskan
para mahasiswanya untuk berfikir, kampus yang tidak
membatasi mahasiswanya dengan sekat-sekat dinding
kejumudan, dan HMI ini adalah sebuah rumah ternyaman
setelah rumahku sendiri.
Tiba dalam sebuah momentum pandanganku tertuju
Para kader lainnya pun, rukun antar sesamanya.
pada seseorang bertubuh besar dengan suara yang
Meskipun setiap harinya mendebatkan tuhan. Tapi pada
lantang ia menjabarkan berbagai retorika yang dialami oleh
akhirnya kita semua memaknai tiada tuhan yang maha esa
seorang Mahasiswa. Ia menyuarakan tentang pahlawan
selain Allah SWT. Beradu pemikiran dengan diiringi
Republik Indonesia yang dilupakan negaranya. Satu kelas
seduhan kopi terlihat lagi, bahwa HMI ini merupakan
sunyi, antara tidak tau atau masih bodo amat soal

74 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 75
organisasi yang memperjuangkan tentang keadilan dan kader HMI di Indonesia atau di luar negeri selalu
kebenaran. menanamkan semangat untuk proses perkaderan, dan
juga tetap amanah dan tidak apatis dalam proses
Setelah sekian lama berdialektika, rasa kepekaan
perjuangan di HMI. Bagi saya “kalau ada kader apa lagi
nurani saya semakin tajam tat kalah melihat ulah penguasa
jenjang trainingnya sudah tinggi, tapi ia melupakan
yang tidak adil. Dengan membawa semangat ke-Islaman
perkaderan dan juga melupakan amanahnya, kader
dan ke-Indonesiaan seperti yang di pesankan oleh
tersebut telah menjual harga dirinya dan lebih baik kader
Ayahanda Lafran Pane. Diriku memutuskan untuk
itu di tiadakan.”
menjadi seorang demonstran. Turun ke jalan adalah
hobiku, menyuarakan kebenaran adalah nadiku. Secara
tidak langsung HMI telah mempupuk sebuah kemewahan
dalam diri seorang pemuda yang dinamakan Idealisme.

Hari ini 5 Februari 2021 HMI telah berusia 74 tahun,


berbagai dinamika dalam perjalannya. HMI telah mencetak
banyak para politisi, pemimpin, pengusaha, wartawan,
dokter dan lain-lain yang tetap berkualitaskan 5 insan cita.
Selaras dengan tujuan HMI “Terbinanya insan akademis,
pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam, dan
bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil
makmur yang diridhoi Allah SWT.” (pasal 4 AD HMI).

Semoga di usianya yang ke 74 tahun ini, HMI tetap


eksis dalam memperjuangkan segala bentuk ketidakadilan,
memberantas para pemimpin-pemimpin yang dzalim, dan
dalam semangat perkaderan. Besar harapan sayang semua

76 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 77
Terhempas atau dihempas, Selamat datang dalam
dunia penuh kefanaan. Bermula suatu hari jiwa ini sedang
dilanda gundah-gulana. Detik demi detik terlewati dengan
perasaan pesimis. Ya, Kali ini orang yang aku kagumi
adalah dari golongan konglomerat. Hati selalu ditikam oleh
ketakutan. Apakah ini akan berlanjut menjadi romansa ?
jika pun tidak, yang terpenting namamu selalu menjadi
penghias sajak-sajak puisiku. Aku sendiri masih belum
mengerti. Maklum diriku terlahir di dunia dari golongan
orang proletar (begitu kaum kiri menyebutnya). Jelas
bertolak belakang bagi orang tuamu yang seorang borjois.

Purnama yang Akan tetapi meski aku terlahir dari orang miskin. Aku
selalu mempunyai semangat untuk selalu berguna bagi

Melupakan Malam sesama insan manusia. Bagiku, ini adalah modal yang
sangat berarti untuk bisa memantik perhatianmu.
Bukankah menjadi diri sendiri itu lebih baik. Aku rasa
semua orang sepakat dengan argumen ku tadi. Tapi, bagi
diriku hal ini sudah cukup baik, Cuma harus dimbangi
dengan referensi kehidupan dari manusia penyempurna
akhlak tak lain adalah MUHAMMAD SAW.

Februari, purnama pertama. Saat itu terjadi gejolak


kepelikan yang menjadikan ku penuh kebingungan. Malam
itu ku habiskan untuk merenung. Sebenarnya apa sih cinta
itu, akankah dirimu akan tenggelam dalam keabadian

78 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 79
menjadi dambaan hati ini. Lantas, kenapa diriku menjadi “hmm, kebetulan aku besok juga mau beli buku nih
tikus yang penakut tidak bisa mamangsa apa pun. sa. Cuma buku-buku kiri. Kamu tau sendiri lah. Hehe…”
Bayangan dirimu seolah menjadi organ penting dalam padahal ide liar ku muncul dengan sepontan
tubuhku ini, ketika otak sudah dikuasai namamu sekujur
“ya udah er, bareng besok ya. Oh iya, bisa gak kamu
tubuh ini menjadi gila, apakah filosofi cinta itu gila ? pikiran
jemput aku jam 10 ?”
itu selalu bergolak dari setiap purnama mungkin ke
purnama berikutnya. Memang benar apa yang dikatakan Dalam hati bergumam, apakah purnama kali ini akan
seorang sufi dari timur yaitu Jalaluddin Rumi “ cinta adalah membawa kisah ini ke lampu hijau
sebuah penyakit, dan yang dihinggapinya tidak akan mau
“bisa kok, kan toko bukunya lumayan dekat dari
untuk disembuhkan.” Begitulah ujarnya.
rumahmu.”
Malam itu terjadi peristiwa yang mengejutkan
Sambil mengucapkan, sampai ketemu besok ia akhiri
bagiku, tiba-tiba gadis yang aku kagumi dan akan menjadi
obrolan singkat malam ini. Demi apa pun diriku serasa
pujangga hati menelponku. Dengan tangan gemetar, hati
enggan untuk menyudahi obrolan tadi. Tetapi aku harus
berlinang kesenangan aku angkat telpon darinya
bisa menguasai egoku, jangan sampai egosentris dari
“hallo, Eros ada waktu ngbrol bentar gak ? “ diriku yang berkuasa dalam jiwaku. Malam itu aku tidak
ungkapnya yang lembut langsung tidur. Karena jujur saja, dengan obrolan
sesingkat itu aku merasakan virus kebaperan yang
“iya, Isaura bisa ada yang dibantu ? santai aja kali.”
memuncak, padahal aku tau ini tidak baik, mungkin inilah
ujarku
cinta.
“gini er, besok aku mau ajak kamu nyari buku. Tiba-
Pagi telah menampakan keharmonisannya. Siul-siul
tiba aja pengen baca buku tentang cinta gitu.”
burung milik ayahanda ku sudah bersemangat kerkicauan.
Kulihat jam menunjukan pukul 9. Alhamdullilah, tidak
kesiangan, karena kebetulan hari ini kampus sedang libur.

80 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 81
Biasanya aku menghabiskan waktuku dengan tidur di yang elok dan kulit sawo matang keluar dari rumah
sepanjang hari. Sambil ku ingat lagi, buku apa yah yang semegah istana. Menyapa ku dengan dentuman suara
pas buat dia dan aku sendiri juga bingung buku kiri apa lemah lembut. Saat perjalanan ia sedikit kata yang
yang mau aku beli. Tiba-tiba teringat tentang novel bapak terucapkan. Aku sendiri tak masalah yang terpenting
senja Indonesia, begitulah aku menamakannya yaitu melihat dirinya bahagia hati sudah lega.
Konspirasi Alam Semesta karya Fiersa Besari. Buku ini
15 menit perjalanan, akhirnya kita sampai di toko
sendiri sangat pas bagiku, dan aku yakin khalayak orang
buku bernama ruang imajinasi. Mata kita saat itu
pasti menerimanya dan menjadikan candu untuk terus
terbuaikan dengan beribu-ribu buku terpampang dengan
membacanya. Aku pun akhirnya menemukan buku apa
rapi. Menggoda setiap mata yang melihatnya. tapi bentar-
yang harus aku beli, tak lain adalah Kiri Islam karya Kazuo
bentar, keelokan Isaura adalah yang paling mendominasi
Shimogaki yang menceritakan sebuah teologi filsuf modern
bagiku, ini pendapatku. Kalian boleh menentangnya, hehe
dari timur (Hassan Hanafi).
sedikit canda ku lontarkan ke Isa.
Sesudah aku menyiapkan diri, tak lupa wewangian
“er.. kira-kira buku apa ya yang cocok buat aku
kudaratkan dalam sekujur badan. Aku teringat oleh sebuah
baca?” tanyanya
bahasa psikologis bahwa perempuan menyukai laki-laki
yang wangi. Sambil kusapa kendaraan besi tua warisan “coba yuk cari buku novel, judulnya Konspirasi Alam
ayahku, kau harus bersahabat kali ini sob, majikanmu Semesta.” Jawabku
sedang dilanda kasmaran nih. Memang benar cinta
Kamu harus baca buku ini, sumpah bukunya bagus
membuat orang bisa berdistraksi dengan benda mati.
banget. Karena dalam buku ini tidak hanya melulu soal
Ku pacu kuda besi ku dengan kecepatan tak terlalu cinta. tetapi, di dalamnya juga menjelaskan betapa penting
kencang. Wajar, efek dari motor tua. 20 menit perjalanan kita memanusiakan manusia.
aku sampai didepan rumah Isa, sedikit badan terasa kaku,
Setelah aku jelasin sedikit gambaran buku yang
tapi kini kondisi hati tidak lagi riuh. Beberapa menit aku
diinginkan Isa. Setelah mencari beberapa menit, 4 mata
menunggu, tidak lama sosok perempuan dengan mata

82 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 83
saat itu tertuju pada satu pandangan. Ya tepat, buku itu “ Eros … kenapa mikir gitu. Aku gak suka, kalau kamu
alhamdulillah ada. mikirnya negatif gini. Yang kaya dariku itu bokap nyokap
ku. Aku masih belum punya apa-apa. Tapi hari ini aku
“oh iya Er, kamu mau nyari buku kiri kan, apa kamu
mempunyai sosok pria yang sederhana tapi ia rela
berpaham komunis. Jelas dong ideologi itu kan dilarang di
mengkorbankan keselamatannya bahkan nyawanya.
negara ini.” lagi-lagi bibirnya yang lembut mengutarakan
Bukan kah begitu ?
sebuah tanya
“eh … bentar, ,maksudnya gimana ya sa ?” aku
“tidak Isa, kiri bukan berartikan komunis. Aku tadi
kebingungan dengan jawabanya
sudah menemukan buku apa yang mau aku cari. Bukunya
berjudul Kiri Islam. Buku ini menjabarkan pemikiran “aku sebenarnya sudah tau, kamu suka banget kan
seorang filsuf muslim modern dari timur (Hassan Hanafi).” berdemonstrasi. Kamu juga pengagum seorang pemuda
keturunan Cina yang pada akhirnya ia mati dalam
“ya udah… ayo kita cari lagi,”
keabadian di puncak Mahameru waktu itu.”
Hari itu adalah hari terbaik yang pernah aku lewati.
Hingga kita sampai dirumahnya. Aku sama sekali
Sampai pada akhirnya kita mendapatkan buku yang
tidak membalas ucapannya. Aku sendiri tambah bingung,
masing-masing di inginkan. Di tengah perjalanan pulang,
dari mana ia mengetahui sosok Soe Hok Gie yang
aku beranikan diri untuk menanyakan sesuatu yang
menjadikan ku mengerti bagaimana menjadi seorang
sensitif. Mungkin beberapa orang menganggap biasa saja.
mahasiswa.
Tapi bagiku ini bisa menjawab kegusaran jiwa.
Sampai dirumahku pun aku masih terngiang-ngiang
“Isa, kenapa dudukmu mepet banget bahkan
dalam pertanyaan ku sewaktu pulang tadi. Apa salah ya
tanganmu menyelinap di saku jaketku, apa kamu tidak
aku bertanya seperti itu, sebetulnya ini adalah perasaan
malu jalan dengan si miskin seperti ku apa lagi motorku
insecure yang hadir dalam pergolakan asmaraku kali ini.
adalah motor tua.” Tanyaku dalam gemetaran
Ya, aku sudah memendam rasa pada sosok gadis bernama
Isaura. Tapi er, apakah kamu akan percaya kali ini

84 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 85
berlanjut menjadi hubungan kekasih. Pikiran ku bertanya sepakat dengan progam ini. Alasanku sederhana, aku tidak
pada diri ku sendiri. ingin menjadi pesaing dari sekian ribu mahasiswa di daerah
ku. Kenapa aku sebut pesaing? karena aku sendiri kuliah
Pada suatu malam, purnama kali ini mulai memudar,
juga bukan dari fakultas pendidikan. Argumen ku ini
gumpalan awan hitam mulai menguasai langit, hingga air
langsung dibalas sentimen olehnya, padahal aku hanya
tuhan pun mulai berjatuhan. Siul cakrawala menggelegar
mengajaknya untuk sedikit berbeda argumen. Yang
sangat kencang, angin semesta pun tak ingin terlambat
awalnya dia kagum dalam perjalanan membeli buku waktu
untuk terlibat pada malam itu. Ku buka medsos ku dengan
itu langsung sirnah sekejap mata. Hari demi hari berganti
sedikit melihat isu apa yang sedang marak. Tiba-tiba asa
chat ku sendiri tidak pernah lagi di balasnya.
yang aku tuliskan dalam diksi terdalam hatiku ikut
memudar seiring memudarnya purnama. Betapa tidak Dari kejadian ini, aku mulai sadar tidak semua orang
kagetnya, tatkala melihat sosok gadis tak asing lagi, bisa menelaah lebih dalam argumenku tadi. Stigma
berfoto dengan laki-laki yang aku sendiri pun tidak tau darinya mulai buruk terhadapku. Padahal sudah aku
seluk beluknya. Terpampang jelas dalam beranda insta perjelas. Sebenarnya, aku sangat sepakat, dengan progam
story instagramku. Lagu Nossetres pun ikut andil dalam itu, cuman aku sedikit mengajaknya untuk berdialektika.
terbuainya asa ku kali ini. Mencoba berfikir positif, mungkin Karena secara tidak langsung aku diajarkan dalam
itu adalah bapaknya. Tapi tak mungkin ia juga seumuran organisasi yang aku ikuti untuk selalu menjalani hidup
dengan ku. Apa mungkin saudaranya, tapi kan bisa, tidak dengan menerapkan yakinkan dengan iman, usahakan
semesra ini. Pertanyaan tapi, tapi, dan tapi terus dengan ilmu, sampaikan dengan amal. dan segala
mendominasi malam ini. keyakinan yang kita yakini harus disertai dengan usaha
yang sungguh-sungguh, supaya apa yang kita niatkan dari
Notif pesan dari isa tiba-tiba muncul di dalam layar
awal bisa sampai dengan mengharapkan ridho semata-
ponselku. Ia menawarkan aku menjadi bagian dari
mata oleh ALLAH AWT.
kelompoknya untuk menjadi tenaga pengajar di sekolah
tingkat dasar yang letaknya jauh dari peradaban kota. Hari mendekati akhir bulan Februari, aku kirimkan
Awalnya aku sedikit menolak atau berargumen tidak pesan padanya. Pertama aku perjelas lagi soal kesalah

86 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 87
pahaman waktu itu. Hingga aku beranikan diri untuk Meskipun berakhir kepelikan, tetapi aku yakin suatu saat
bertanya perihal siapa kekasihnya saat ini. Mulanya aku nanti akan berakhir dipelaminan.”
berlagak tidak tau apa-apa tentangnya. Yang padahal aku
ingin tanyakan soal laki-laki di insta story instagramnya
beberapa waktu lalu. Dengan nada yang tak lagi harmonis,
ia menjawab untuk saat ini sedang berada di fase ingin
sendiri. Langsung aku, tanyakan intisari perihal insta story
itu. Ia menjawab sekali lagi kalau ingin sendiri dulu. Tak
mau banyak memikirkan apa yang seharusnya tidak aku
pikirkan. Akankah lebih baik aku menghilangkan "tapi"
dalam setiap pertanyaanku.

Hingga saat ini, Isa adalah perempuan yang bagiku


beda dari lainnya. entah karena diriku memendam rasa
atau karena purnama yang sangat indah pada waktu itu.
Mungkin jika kamu tau kenapa aku memutuskan untuk
memendam perasaanku. Pertama aku ingin menjadi langit,
jelas selalu dekat dengan purnama. Kedua ketika langit
cerah aku berasumsikan dirimu sedang bahagia, tapi ketika
hujan datang dirimu rindu diperhatikan, dan ketika malam
tiba, drimu siap untuk disandingkan dengan gemerlap
bintang yang menjadi pelengkap indahnya purnma demi
purnama.

“Pada akhirnya setiap purnama adalah candu di


pikiranku, menjadi sakau yang terus untuk didambakan.

88 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 89
Sebagai seorang manusia, kita seharusnya paham
tentang arti bersyukur. Karena, pada dasarnya rasa
bersyukur yang selalu tertanam akan menjadi kan kita
pada orientasi kebaikan.

Nah guys, di era millenial yang terjadi saat ini banyak


para pemuda yang menggandrungi tentang dunia
indieisme. Sebenarnya, apakah syarat untuk melabelkan
indie pada diri kita harus menyenja dan ditemani segelas
kopi? bisa iya bisa tidak hehe, karena pertanyaan seperti
itu tidak ada kok dalam pedoman menjadi anak indie hehe
sekedar intermezzo dari saya.

Sebelumm kita berfikir bersama lebih jauh lagi, apa


Indieisme dan Cinta sih Indie itu ? indie adalah sebuah singkatan dari
independent. Hal ini memberikan sebuah kebebasan dan
kemandirian dalam berfikir maupun bertindak. Jadi tidak
harus menyenja dan dicumbukan dengan lagu efek rumah
kaca pun ya kita bisa melabelkan indieisme pada diri kita.

Nahh ini juga yang saya kagumi sama anak indie,


anak indie itu bentuk bahasa lain dari berfikir dengan ilmu
filsafat. Jelas, misalkan dalam lagu-lagu indie, setiap lirik
dan modulasi nadanya syarat sekali dengan filosofi. Yang
paling populer deh lagu-lagu dari payung teduh. Dalam
karya band indie payung teduh hampir semua kosa kata

90 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 91
dalam liriknya membuat setiap pendengarnya itu dalam pandai bersyukur tidak akan takut akan kegelapan, ia
kesyahduan. masih bisa menikmati keindahan setelah senja dengan
menyaksikan gemerlap beribu-ribu bintang.
Bukan hanya hal itu, ini loh pesan yang ingin
tersampaikan dalam lagu-lagu indie. Karena lagu indie itu
mengajak kita untuk berfikir lebih dasar dan lebih
memaknai tentang artikulasi kosa kata di dalamnya untuk
diterjemahkan dengan bahasa sederhana kedalam
kehidupan kita. Jadi wajar ketika anak indie itu senang
berpuisi, menyenja, dan tentunya ngopi.

Bahkan, seorang filsuf yunani ia banyak


menghabiskan waktunya untuk merenung dan memikirkan
bagaimana kehidupan ini.

Tapi output ketika kita sudah melabelkan anak indie


dalam diri kita, seharusnya bisa lebih dekat dalam
mengenali rabb-Nya. Jadi kalau ada nyiyiran karena kita
suka dengan musik indie, berpuisi, membuat quote. Gak
usah didengar, mereka adalah orang yang enggan berfikir,
orang yang terjebak dalam zona kenyamananya. Lebih baik
kita, terus semangat dalam bekarya, jangan lupa juga
sekali dua kali perlu menyenja kali ini jangan bawa kopi,
coba deh bawa es kelapa muda hehe. Karena pada
dasarnya senja itu mengajarkan kepada kita tentang
kerinduhan. Meskipun akan memudar, orang-orang yang

92 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 93
Juni, sebuah persepsi yang hancur akibat ulah awan
hitam yang merampas cerahnya langit. Perkenalkan aku
adalah Biru. Tiba dalam obrolan ringan dengan kawan,
pembahasan seputar asmara dan masa depan bangsa tidak
luput dari sasaran kita. Seperti kata sang proklamator
bangsa "aku lebih menyukai pemuda yang ngopi sambil
membahas masalah negaranya, dari pada pemuda yang
hanya menghabiskan waktunya untuk membaca buku di
kamar." Spirit patriotisme ini adalah bekal mengapa aku
memutuskan untuk menyukai dialektika dengan ditemani
kopi tentunya.

"Cuk, lu tau cewek ini ?" Seketika menjeda kegiatan


Tentang Summer Rain diskusi dengan kawan ku tatkala jari sedang berselancar di
dunia Maya tertujukan ke sosok perempuan (Novel).
dan Novel "Gak tau, aku Cui" jawab kawan ku dengan hobinya
bersenjaria

"Coba, ku follow dah. Sambil ku DM aja kali ya"


ungkapku

"Aku sih yes" udah kek audisi di Indonesia Idol aja lu


(sekedar intermezzo)

Dalam pergolakan asmara, Biru adalah korban janji


manis dan kata busuk dari pengalamannya. Ia

94 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 95
memutuskan sendiri dan lebih banyak diskusi serta dasarnya proses menyanyangi adalah di mana kita bisa
membaca buku. Sebuah kegiatan positif tatkla hati dilanda membuatnya merasakan sebuah kekesalan atau
kehambaran. Semesta emang punya rencananya sendiri, kekhawatiran yang itu tumbuh secara organik.
kita sebagai hamba hanya bisa berusaha dan berdoa, yakin
Cinta terkadang hadir dalam situasi yang tak terduga,
usaha sampai adalah jargon golongan Biru.
cinta pula yang bisa pergi ketika pelangi sedang indah.
Dari hari ke hari Biru nampaknya sudah berhasil Sama dengan summer rain, ketika hujan datang dalam
dapat kontak perempuan di Instagram yang waktu itu kondisi hati gundah-gulana dan Novel yang datang hingga
sedang ia bicarakan bersama kawannya. Mereka saling dalam pelukannya. Perihal cinta semuanya bisa
suluk ke beluk mencari tau segala hal yang berkaitan menafsirkan, tapi tidak semuanya bisa benar-benar
dengannya. Ternyata nama perempuan itu adalah Novel. membuktikan. Tindakan adalah kata yang digembor-
gemborkan khalayak manusia dalam definisi Cinta. Tapi
Novel sendiri adalah perempuan dari ujung timur
tidak ada cinta yang akan berkelanjut kalau tidak ada
pulau Jawa. Pernah heboh dengan mitologi KKN di Desa
komitmen yang dibuat dan dirawat bersama. Karena
Penari. Biru langsung tau keragaman budaya di daerahnya.
"dalam hubungan, alangkah baiknya kita sama-sama
Sejengkal, biru bertanya seputar Minak Jinggo, obrolan
berdampingan. Bukan tentang siapa yang ada di depan
yang bukan tentang Biru dan Novel tapi bisa melekatkan
ataupun di belakang."
kedekatan hati mereka.

Usut punya usut ternyata Novel mempunya historia


asmara yang hampir sama dengan Biru. Ia merapat ke
barisan korban janji manis manusia. Hehe, terkadang yang
tersakiti emang dipertemukan dengan yg tersakiti juga ya.
Ungkap Biru kepadanya. Perempuan ini sangat asyik dan
sedikit menyebalkan. Tapi tanpa menyebalkan Biru tidak
akan pernah sayang hingga detik ini. Karena, pada

96 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 97
Jihan Ulin Novela, nama yang indah untuk ku yang
suka membaca novel. Ia adalah perempuan hebat, cerdas,
dan multitalent. Pertemuanku dengannya sangat tidak
direncanakan. Aku kenal dengan ia di salah satu media
sosial yang sedang tren dikalangan muda-mudi. Ya, sangat
modren sekali dengan adanya society 4.0 kita bisa dengan
mudah menggali informasi atau mencari jodoh jika
beruntung hehehe.

Ia kuliah disalah satu perguruan tinggi yang terkenal


di kota Jember. Prodi yang ia ambil adalah hukum. Beda
sekali dengan ku yang seorang sastrawan tapi kuliah di

Perempuan Itu adalah prodi akuntansi. Tak mengapa, dunia kampus tidak bisa
menjamin kita bisa sukses. Di sisi lain ia merupakan

Tujuan Bukan Pilihan perempuan yang ahli dalam bidang per make up an.
Sebuah dambaan perempuan di mana harus bisa kelihatan
cantik.

Dengannya, diriku merasa sangat cocok. Begitupula


dirinya, mulai dari pembahasan seputar kondisi negara
saat ini hingga pandemi yang menjengkelkan.

“hallo vel, kapan kamu ke Jember?”

“belum tahu masian” ujarnya

“kabarin ya kalau lagi di Jember”

98 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 99
“oke siyap” “iya pacar”

Perbincangan singkat ku mengarah keinginan diriku “aku udah gak pacaran lama dan”
untuk terus mendekatinya. Dalam hati sempat terbesit
“traumakah?”
“wah, kayaknya ni anak dah ada yang punya” tetapi pikiran
seperti itu seberusaha mungkin aku hempas. Karena aku “hmm, gimana ya. Dibilang trauma sih kadang iya
yakin segala niat baik kita dan usaha kita akan kadang juga tidak. Karena jujur, aku sudah sulit untuk
menghantarkan kedalam kebahagian yang hakiki. Ya, mencintai. Perjalanan asmara ku selalu diterpa badai tanpa
meski cinta tidak semerta-merta seperti itu. Ada bekas adanya pelangi”
patah yang selalu menghalangi diriku untuk melabuhkan
“terkadang kita jatuh cinta, kita mempunyai rasa itu
hati ini.
tidak ada yang pernah tau kapan awal dan akhir. Ya, kalau
Waktu berjalan, roda kehidupan berputar akhirnya demikian sama seperti ku.” Ujarku
hati ini yakin akan perempuan ini. Sesuatu yang tidak “samanya dimana?’
bisa didefinisikan menurut budayawan Sujiwo Tejo
“aku sempat mempunyai pacar, yang pada akhirnya
adalah itu yang di namakan CINTA. lantas apakah ini janji dan komitmen ia sendiri yang menghianati. Dan dalam
cinta? proses diriku ditinggalkan. Aku enggan pacaran selama 1,5
tahun an”
“vel boleh bertanya?” lagi-lagi diriku menjadi
penanya “tapi, gebetan banyak kan hehehe”

“boleh kok” “semua sama, tidak laki tidak pula perempuan yang
chat dengan ku hanya seputar dunia kemahasiswaan dan
“sebelumnya maaf ya, apakah kamu sudah ada perjuangan. Jadi, aku ngerasa gak ada gebetan, hanya
pacar?’ teman.”
“pacar ya” jawabnya sembari tertawa “boleh-boleh”

100 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 101
Obrolan ini tidak lagi aku teruskan, karena dalam
preseptifku dalam memahami seseorang kita tidak boleh
terus menerus melancarkan segala pertanyaan, ntar
dikiranya malah jadi wartawan hehehe.

Malam itu, mata tidak bisa terpejam. Penerkaan ku


terhadap novel terus menerus menyerang pikiranku, dan
menulis adalah caraku untuk mengatasi semua ini. Tentang
kepenulisan rupanya ia juga mahir dalam berfatwa (quote).
Ia juga suka dengan dunia literasi. Kebiasaanya ini
menjadikan diriku untuk terus berusaha menjadi yang
terbaik untuknya.

Sekilas info, ia adalah perempuan yang menyukai


dunia k-popisme. Tak mengapa. Bagiku dunia nya adalah
yang ternyaman untuknya. Di sisi lain, dari film-film korea
Malam Syahdu
kita juga bisa memaknai akan arti sebuah kehidupan.
Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari film-film
tersebut. Tetapi semuanya harus ada batasannya,
mengapa? Dampak dari menonton berjam-jam bisa
mengakibatkan mata kita capek dan imbasnya nanti
kesehatan kita akan terancam. Pada dasarnya harta paling
utama adalah sehat bukan?

102 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 103
Malam itu, diriku sedang bersantai di depan teras Berkatnya pula segala asa yang terbenam kian terbit
rumah. Tak lupa kopi, rokok, dan gitar menghiasi malam membawa spirit untuk mewujudkannya.
syahdu ini. Kulihat jam masih pukul 20.00 WIB. Ku tunggu
“terima kasih sayang, ungkapan kasih dalam tulisan
juga chat darinya yang tak kunjung menderingkan ponsel
ini tidaklah ada arti jikalau tidak diwujudkan sepenuh hati.
ku. Lagu banda neira sampai jadi debu mulai ku mainkan.
Terima kasih cinta, tak akan ada rasa jika manusia masih
Menandakan diriku ingin selamanya bersamamu.
sibuk mencari yang terbaik. Selamat dirimu telah menjadi
Asyik bermain gitar, ponsel ku berdering. Yap, sudah tujuan ku bukan pilihanku”
ku tebak notif memunculkan namanya. Rupanya ia habis
tidur. Ku maklumi karena tidur adalah self healing terbaik
bagi tiap-tiap manusia. Hujan bulan juni tiba-tiba datang,
angin malam yang syahdu berganti suara gemuruh di langit
cakrawala. Rupanya hujan datang membawa kesuburan
bagi makhluk bumi.

Sebenarnya aku tak mengerti rasa apa yang


menyelimuti dalam diriku. Malam ke malam diriku selalu
terngiang olehnya. Mungkinkah aku sudah merasakan
cinta? aku tak mengerti biarkan semesta berbicara ala
kadarnya. Manusia memang rumit, sibuk mencari tau,
resah ketika sudah tau atau mungkin bisa berbahagia
sehabis ia tau.

Malam ini adalah malam yang syahdu bagiku, malam


ini pula ia menghantarkan aku kedalam malam yang
ternyenyak. Entah apa jurusnya aku tak memikirkannya.

104 Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) Dimensi Hati; (Antologi Dialegtika Kehidupan) 105

Anda mungkin juga menyukai