u
st
ak
a
Sy
ia
h
Judul Buku : Mahabbah wa rahmah
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan
ah
dia banyak menyebut Allah (QS. Al-Ahzab: 21).
PENGANTAR
i
Sy
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang
Segala puji bagi Allah Swt, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Sang
a
k
Junjungan dan Kekasih, Nabi Muhammad saw dan keluarganya nan suci, terutama
a
Di antara nikmat besar pemberian Allah Swt kepada manusia ialah dapat mengenal-
u
Nya dan mengenal para insan pilihan-Nya, yaitu empat belas manusia suci yang
P
memiliki kedudukan tinggi. Mengenal dan mengikuti Rasulullah saw dan para washi-
nya yang mulia sangat penting dan berharga. Bahkan, para nabi besar seperti Nabi
Musa as (Kalîmullâh), Nabi Isa as (Ruhullâh) dan Nabi Ibrahim as (Khalîlullâh) pun
Kami sangat bersyukur kepada Allah Swt, Sang Pemelihara, yang dengan penuh kasih
sayang telah mengaruniakan nikmat pengenalan itu dan nikmat lain yang tidak
terhitung, meskipun pikiran sehat kita mengatakan bahwa kita tidak layak
memperolehnya. Dalam sebuah bagian untaian doa dipanjatkan kalimat “Wahai Zat
1
yang memulai dengan memberi berbagai kenikmatan sebelum mereka pantas
mendapatkannya.”
Mengenal para wali Allah, para hamba Allah yang saleh dan para alim rabbani, yang
menjadi perantara karunia dan pembuka jalan menuju para maksum adalah nikmat
besar Allah Swt yang lain. Sungguh, hal ini merupakan bentuk perhatian dan
Salah seorang dari hamba saleh yang selama bertahun-tahun memberikan perhatian
dan banyak manfaat kepada kami, dengan isyarat tertentu, berpesan agar kami dan
ah
Namun selama beberapa waktu pula saya tidak menanggapinya dengan serius. Hingga
i
ketika suatu saat sang alim rabbani itu kembali menekankan pesan tersebut,
Sy
muncullah sebuah kesan yang membuat saya berketetapan hati untuk segera
membangun majelis pertemuan bersama teman-teman. Dan ini merupakan taufik bagi
a
k
saya.
a
Dalam majelis pertemuan mingguan itu, yang telah berlangsung beberapa tahun,
st
dibahas berbagai macam tema. Salah satu kesepakatan yang kami peroleh setelah
u
melewati berbagai diskusi dari setiap pertemuan tersebut ialah keputusan untuk
P
mempelajari sejarah hidup Rasulullah saw, sang khairul bariyyah, dan Ahlulbaitnya.
Mudah-mudahan dari pengalaman itu, dengan bersandar pada ayat Al-Quran yang
menegaskan bahwa “sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu…” terbuka pemahaman atas sejarah hidup mereka dan selanjutnya
menjadi jalan untuk dapat mengikuti mereka dalam seluruh dimensi kehidupan serta
kita dapat menjalankan apa yang diperintahkan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib
2
as, “Ikuti jalan Nabi-Mu karena dia sebaik-baik jalan dan ikuti perilakunya
Amirul Mukminin Ali as juga menyatakan, “Ikuti Nabimu yang suci, karena
perilakunya merupakan suri teladan yang baik bagi yang mengikutinya dan nasab
yang tinggi bagi orang yang menisbatkan diri kepadanya. Dan hamba yang paling
dicintai Allah adalah yang menjadikan Nabi-Nya sebagai suri teladan dengan
Alhamdulillah, dengan bantuan Allah Swt kami dapat mempelajari sejarah hidup
Rasulullah saw dan para Ahlulbaitnya. Perlu diketahui, pada saat kami membahas
ah
sisi-sisi akhlak, spiritualitas, irfân, dan nasihat, yang diambil dari hadis dan sejarah
i
hidup para insan suci itu, kami juga memetik banyak pelajaran berharga selama
Sy
bergaul dengan hamba-hamba saleh atau alim rabbani, yang juga bisa digapai oleh
setiap orang. Jika dalam pembahasan ini ada kebaikan dan kesempurnaan maka semua
a
k
itu berasal dari karunia dan pertolongan Allah Swt dan empat belas manusia suci as.
a
pembahasan itu dibukukan dan diterbitkan, maka dengan pertolongan Allah Swt pula
kami dapat mengetengahkan berbagai pembahasan menarik dalam bentuk yang tersaji
Pada akhir Pengantar ini, saya merasa perlu juga menyampaikan beberapa hal:
Pertama, saya mengucapkan terima kasih banyak kepada semua teman yang telah
bekerja keras menyusun, mencetak dan menerbitkan kumpulan bahasan ini, terutama
1
Nahj al-Balaghah, Khotbah 110.
2
Nahj al-Balaghah, Khotbah 160.
3
Ziyarah- e Jamieh, dalam Mafâtîh al-Jinân.
3
kepada Hujjatul Islam Wal Muslimin Agha Asadi yang memikul tanggung jawab
Kedua, insya Allah, dengan pertolongan Allah Swt, buku lain yang berisi kumpulan
pembahasan dengan judul “Sejarah Hidup Nabi Muhammad saw” akan diterbitkan
Ketiga, manakala para pembaca budiman menelaah isi buku ini dengan seksama, kami
berharap terbuka cakrawala pandangan baru dan dapat membuka jalan terdekat
menuju Allah yang menjadi harapan kaum salihin. “Ya Allah, bawa kami ke jalan
ah
Keempat, pada bagian akhir buku, kami sengaja menyajikan secara ringkas riwayat
i
hidup para tokoh yang namanya disebutkan dalam buku ini, demi mengenalkan
Sy
mereka kepada para pembaca sekalian.
Akhirnya, kami berharap dan senang bila para pembaca dapat memberikan masukan
a
k
dan kritikan yang membangun sehingga dapat membantu kami untuk lebih baik lagi
a
Wassalamu ‘alaikum
u
Habibullah Farakhzad
P
-1-
Hamba yang paling dicintai Allah adalah yang mengikuti Nabi-Nya (Ali bin Abi
Thalib).
4
“Munâjât al-Murîdîn”, dalam Mafâtîh al-Jinân.
4
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as menyampaikan beberapa wasiat pada hari
Muljam pada dirinya—yang antara lain tercatat di surat kedua puluh tiga dalam kitab
Nahj al-Balaghah.
Dalam kondisi terluka, Amirul Mukminin Ali as menyampaikan dua hal penting:
dengan sesuatu selain-Nya, dan agar kalian selalu mengikuti jejak Muhammad
saw dengan tidak menelantarkan sunnah-nya. Tegakkanlah dua pilar ini dan
nyalakanlah dua pelita ini. Sungguh, setelah itu kalian tidak akan takut lagi
ah
terhadap berbagai kecaman.”
i
Yang dimaksud dengan, pertama, jangan menyekutukan Allah dengan sesuatu yang
Sy
lain ialah hendaknya setiap manusia hanya menjadi penyembah Allah saja, bukan
penyembah manusia yang lain, atau penyembah berhala, atau penyembah hawa nafsu.
a
k
Pesan pertama ini merupakan urusan paling penting dan terutama yang menaungi
a
seluruh kebaikan manusia. Selama seseorang tidak berada di jalan tauhid (kemurnian
st
dalam menyembah Allah Swt) maka karunia dan pertolongan khusus Allah Swt tidak
u
atau penyembah berhala, tatkala menghadapi jalan buntu dalam kehidupan, tetapi
pengabdian terhadap segala sesuatu selain Allah Swt maka Allah Swt akan meliputi
Sesungguhnya, para nabi (salam atas mereka) datang untuk misi penting ini. Yakni,
manusia agar tidak menyekutukan Sang Pencipta dan Pemelihara dengan suatu apa
pun. Para nabi menghampiri manusia untuk menuntun mereka agar selalu berada
5
dalam pemurnian pengabdian kepada Allah Swt dan jalan kesempurnaan manusia.
Inilah yang menjadi dasar dari wasiat Amirul Mukminin Ali as tatkala mengatakan,
Kedua, Imam Ali as juga menekankan agar setiap manusia selalu mengikuti jejak dan
tidak menelantarkan sunah Nabi Muhammad saw, sebagai kaitan yang terhubung
langsung dengan yang pertama. Sehingga dengan pernyataan, “… dan agar kalian
tersebut, maka menjadi terpenuhi dua pilar penting, terbina dua tiang rumah
ah
Jika seseorang memiliki keyakinan murni terhadap keesaan Allah Swt dan mengikuti
i
sunah Nabi Muhammad saw maka semua perbuatannya akan benar, baik, dan indah.
Sy
Dia yang mengikuti sunah Nabi saw berarti tengah bercara hidup lurus (hanif) dan
menggapai kehidupan yang bersih. Sunah Nabi saw —baik yang besar maupun yang
a
k
Sebagai salah satu contoh, bahwa Nabi Muhammad saw senantiasa memberi salam
st
kepada semua orang. Artinya, kita pun hendaknya berperilaku yang sama, yakni
u
Mungkin banyak orang menganggap bahwa kebiasaan memberi salam adalah sesuatu
yang biasa-biasa saja. Padahal sesungguhnya perilaku ini memberi bekas dan berkah
yang mengagumkan bagi yang dapat menunaikannya. Dalam sebuah hadis dikatakan,
“Seseorang yang memberi salam lebih dahulu akan terbebas dari sifat sombong.” 5
Orang sombong sangat sulit memberi salam kepada orang lain. Si sombong mungkin
berkata, “Aku ini lebih baik darimu, kamu itu siapa!” Padahal, boleh jadi, orang yang
5
Mizân al-Hikmah, jil.2, hal.1349, Hadis 8848.
6
dianggap lebih rendah itu sebenarnya justru lebih baik. Mungkin saja ada orang yang
secara lahiriah dianggap buruk dan suka berbuat dosa, tetapi kemudian dia berubah
Perilaku memberi salam terlebih dahulu adalah cara untuk memerangi sifat sombong
dan sifat merasa diri lebih baik dari orang lain. Imam Ja`far Shadiq as berkata,
“Termasuk sikap tawadhu (rendah hati) ialah memberi salam kepada orang yang
engkau jumpai.” 6
Mengikuti sunah Nabi Muhammad saw yang tampak sederhana ini ternyata bisa
menjaga seseorang dari sifat sombong. Perilaku Nabi Allah saw inilah yang mampu
ah
mengubah dinamika sosial, bahkan gejolak alam. Kita mungkin pernah mendengar
i
cerita tentang seorang Yahudi yang selalu melempari Nabi Muhammad saw dengan
Sy
tanah saat melintas di jalan tertentu. Suatu hari Nabi saw tak merasakan lemparan dan
mendengar kabar bahwa si pelempar sakit. Mendengar itu Nabi saw segera
a
k
menjenguknya.
a
Bagaimanakah jika hal itu yang terjadi pada kita? Mungkin kita akan mengatakan,
st
semoga Tuhan cepat membinasakannya. Tetapi Nabi saw, malah datang menemuinya.
u
Kita mungkin tidak sanggup menunaikan kelembutan seperti yang dilakukan Nabi
P
saw, seperti memberi salam kepada orang Yahudi itu. Kadang-kadang kita mungkin
juga merasa begitu berat menyampaikan salam secara tulus kepada sanak famili,
Sudah semestinya, seorang Muslim yakin bahwa siapa pun yang mengikuti perilaku
Nabi Muhammad saw dengan benar akan berkumpul bersama orang-orang yang
selamat. Karena suatu sikap atau perilaku Nabi saw yang diikuti sebagai sunah itu
berpengaruh dalam diri seseorang tidak ubahnya seperti rantai yang saling
6
Bihâr al-Anwâr, jil.72, hal.120, Hadis 9.
7
menyambung. Sebagai contoh, jika kita mengikuti sunah memberi salam terlebih
dahulu kepada orang lain, maka sifat sombong akan lenyap dari diri kita dan
selanjutnya kita akan menjadi orang yang rendah hati. Dan oleh karena sikap rendah
Juga diriwayatkan bahwa Imam Hasan Askari as pernah berkata, “Seseorang yang
ah
Dan dalam riwayat lain: “Siapa yang bersikap tawadhu dalam urusan dunia di
i
hadapan saudara seagamanya maka di sisi Allah ia termasuk kalangan shiddiqin dan
Sy
pengikut setia Ali bin Abi Thalib as.” 8
Subhanallah! Dengan mengikuti satu saja dari sunah Nabi Muhammad saw ternyata
a
k
shiddiqin, dan dimasukkan ke dalam golongan pengikut setia Amirul Mukminin Ali
st
Berkenaan dengan mengikuti perilaku atau sunah Nabi Muhammad saw, Amirul
Mukminin Ali as berkata, “Hamba yang paling dicintai Allah Swt adalah yang
Rasulullah saw melakukan perbuatan ini maka saya pun melakukannya!” Artinya, kita
memang harus mempraktikkan sunah Nabi saw, mengikuti jejak langkahnya, dan
meniru tingkah lakunya. Menyerupai sesuatu, bahkan meskipun itu pura-pura, tetap
7
Bihâr al-Anwâr, jil.72, hal.120, Hadis 7, menukil dari kitab al-Amâlî Syekh Thusi.
8
Bihâr al-Anwâr, jil.72, hal.117, Hadis 1.
9
Nahj al-Balaghah, Khotbah 160.
8
memberi pengaruh. Bukankah Maksumin as berkata, “Jika kalian tidak dapat
menangis tetaplah pura-pura. Tapi meskipun perbuatan ini tidak muncul dari dalam
jiwa seseorang, ia tetap memberikan pengaruh. Apabila sekali lagi secara jujur kita
melihat lebih dalam, bukankah sebagian besar amal ibadah kita pun termasuk pura-
pura; dalam melakukan shalat, kita pura-pura shalat; ketika berpuasa kita pun pura-
pura puasa, tatkala membaca doa, dan berbagai rutinitas amaliah kita yang lain.
Yakni, benarkah amaliah tersebut sudah kita murnikan dari selain Allah Swt? Namun
ah
Pelawak Fir’aun memerankan dirinya sebagai Nabi Musa as di hadapan Fir’aun
i
hingga membuat Fir’aun tertawa, dan karena penyerupaan lahiriah itu, ia selamat dari
Sy
kebinasaan.
Fir’aun memiliki beberapa sifat baik. Diriwayatkan dari Amirul Mukminin as bahwa
a
Allah Swt memberi tenggang waktu empat ratus tahun kepada Fir’aun karena sifat
st
baiknya itu. Kita tahu, sebagian orang bahkan lebih buruk dari Fir’aun.
u
(Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang) di atas pintu
rumahnya. Jika di depan masyarakat umum dia berkata, “Aku tuhan kalian yang
paling tinggi” (QS An-Nazi`at: 24), tetapi secara diam-diam dia sering menanggalkan
Perbuatan baik Fir`aun lainnya ialah suka memberi makan kepada orang lain. Dia
kepada masyarakat. Dari satu sisi dia seorang yang zalim dan durjana namun di sisi
9
lain dia suka memberi. Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as berkata, “Karena
Dalam hadis lain dikatakan: “Siapa saja yang melakukan kebaikan, baik Muslim
Beberapa perbuatan memiliki pengaruh yang wadh`i, dan syaratnya bukan iman dan
Islam. Seperti menangis untuk Imam Husain bin Ali as. Apabila seorang kafir juga
ikut menangis untuk musibah yang menimpa Imam Husain as ––dalam riwayat dan
peristiwa Karbala pada 10 Muharam atau Asyura–– tentu ada pengaruhnya, meskipun
mungkin sekali pengaruhnya lebih sedikit. Setiap perbuatan baik selalu berpengaruh
ah
bagi si pelaku, baik yang melakukannya mukmin atau kafir. Tetapi, bagi orang kafir
i
pengaruhnya berupa pengaruh duniawi, seperti hartanya bertambah banyak, dijauhkan
Sy
dari musibah dunia, dan hal-hal duniawi yang lain.
Allah Swt berfirman, Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula) (QS ar-
a
k
Rahman: 60). Dan berkenaan dengan ayat yang mulia ini, Imam Ja`far Shadiq as
a
berkata, “Ayat ini berlaku bagi orang kafir dan orang mukmin, bagi orang saleh dan
st
orang fasik.” 12
u
Artinya, jika seorang kafir berbuat baik, maka kebaikan perbuatan tersebut akan
P
memberi pengaruh nyata padanya. Oleh karena Fir`aun suka memberi makanan
kepada penduduk di sekitarnya, maka dia berumur panjang. Pada episode terakhir
riwayatnya disebutkan: ketika itu beberapa hari dapur istana Fir’aun tak lagi
berarti si raja Mesir ini keluar dari naungan kasih sayang Allah Swt. Keesokan
10
Di antara kebaikan Fir’aun yang lain ialah mempunyai sifat pencemburu. Dia tidak
pernah membiarkan keluarganya menjadi bahan atau objek tatapan mata orang lain.
Kebaikan Fir’aun yang lain lagi adalah dia dapat ditemui secara langsung oleh orang
yang punya keperluan dengannya (sahl al-hijâb). 13 Fir’aun bukan raja yang sulit
Tetapi jika kita melihat zaman sekarang, beberapa orang pejabat justru sangat susah
ditemui. Bahkan ada yang harus ditunggu berminggu-minggu untuk bisa ditemui
tanpa sebab dan alasan yang penting. Jika demikian, maka apakah kita perlu menjadi
orang kurang waras sehingga harus datang ke rumah ahli dunia! Untuk dapat
ah
menemui ahli dunia kita harus duduk menunggu giliran. Itu pun belum tentu
diterimanya.
i
Sy
Sementara pada Allah Swt, kapan saja ingin menemui-Nya maka kita dapat bertemu
dan berbicara dengan-Nya tanpa harus menunggu giliran. Karena itu, datanglah ke
a
k
hadapan Allah Swt dan Imam Zaman (ajjallahu farajahus-syarif). Kapan dan di mana
a
saja, kita dapat menemui Allah Swt dan berbincang dengan-Nya. Siang-malam Dia
st
jaga, siap sedia, dan selalu menjawab, serta menerima setiap permohonan manusia.
u
Rasulullah saw dan para Imam Maksum as—meskipun sedang tidur—tetap menjawab
P
menegaskan: “Sesungguhnya yang mati dari kami tidak mati, yang gaib dari kami
Fir’aun adalah seorang raja yang mudah ditemui. Oleh karena itu, Nabi Musa as yang
datang bersama Nabi Harun as menemui Fir’aun —seorang raja yang berkata “Aku
13
Bihar al-Anwar, jil.13, hal.129.
14
Bihar al-Anwar, jil.26, hal.6.
11
tuhanmu yang paling tinggi.” Sebenarnya, bukan hanya Fir`aun yang menyatakan
kata-kata sombong ini, orang lain pun mengatakan hal yang sama meskipun dengan
bahasa yang berbeda. Salah seorang alim rabbani memberi gambaran dalam majelis
kami dengan mengatakan: Bukan hanya Manshur al-Hallaj yang mengatakan “Akulah
kebenaran” (ana al-Haqq), semua orang pun mengatakan hal yang sama. Sampai saat
ini tidak ditemui seorang pun yang berkata “Akulah kebatilan”, semua mengatakan
“Akulah kebenaran”.
Dapat dibayangkan bagaimana reaksi seorang yang mengaku sebagai tuhan dan selalu
dikelilingi oleh para punggawa itu didatangi seorang penggembala yang berkata
ah
kepadanya, “Berimanlah kepadaku!” Amirul Mukminin Ali as menggambarkan
i
kedatangan Nabi Musa dan Nabi Harun (salam atas mereka) menemui Fir’aun dengan
Sy
pakaian penggembala sebagai berikut.
“Musa bin Imran dan saudaranya Harun datang menemui Fir’aun dengan
a
k
membawa tongkat. Keduanya berkata, jika dia tunduk kepada perintah Tuhan
st
Seorang penggembala dengan keadaan seperti itu menyeru Fir’aun yang mengaku
tertawa dan mengejek melihat pemandangan ini. Sehingga pelawak Fir’aun pun
15
Nahj al-Balaghah, Khotbah 192.
12
mengenakan pakaian seperti pakaian yang dikenakan Sang Kalimullah dan
memerankan dirinya sebagai Nabi Musa as, lalu masuk ke majelis Fir’aun dan
berkata, “Berimanlah kalian kepadaku.” Melihat tingkah polah seperti itu, semua yang
ada di ruangan pun tertawa. Sebuah riwayat menyebutkan, tatkala Fir’aun dan para
Nabi Musa as bertanya kepada Allah Swt, “Mengapa Engkau tidak menenggelamkan
pelawak ini?” Allah Swt menjawab, “Karena dia telah memerankan dirinya sebagai
Dengan demikian, memerankan atau menyerupakan diri pada kebaikan juga bisa
ah
berpengaruh. Jika seseorang memerankan sesuatu hendaknya dia memerankan tokoh
i
yang baik. Jangan sampai dalam drama tragedi Karbala atau Asyura, atau 10
Sy
Muharam, misalnya, dia memerankan tokoh Syimir bin Dziljausyan, karena bisa saja
Amirul Mukminin as berkata, “Hamba yang paling dicintai Allah adalah yang
a
mengikuti perilaku Nabi-Nya.” Yaitu cara jalannya, bicaranya, cara bergaulnya, cara
st
Rasulullah saw.
P
Semata-mata Rahmat
Perilaku penuh kasih sayang dan cinta adalah salah satu perilaku dasar Rasulullah
saw. Semestinya kita tak perlu ragu menyebutkan bahwa Rasulullah saw adalah
perwujudan kasih sayang dan cinta. Wujud diri Muhammad saw hanya dipenuhi kasih
sayang, tidak yang lain. Sebagaimana telah dijelaskan Allah Swt di dalam al-Quran,
Dan tidaklah Kami mengutusmu kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam (QS al-
Anbiya: 107).
13
Dengan kata lain tujuan diutusnya Rasulullah saw hanya satu, yakni (hanya) sebagai
kemajuan, dan masyarakat mau menerima ialah karena di dalam risalah itu
terkandung rahmat dan kasih sayang yang nyata. Allah Swt berfirman, Maka
disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berperilaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri
Rasulullah saw adalah perwujudan rahmat Allah Swt. Tidak ada sesuatu pun yang
keluar dari diri Rasulullah saw selain rahmat dan kasih sayang. Jika beliau membunuh
ah
orang kafir pun, itu adalah rahmat. Sebab, Rasulullah saw melakukannya untuk
i
mencegah keburukan. Bahkan, bagi orang-orang munafik dan setan sekalipun, sikap
Sy
dan perbuatan Rasulullah saw merupakan rahmat, karena yang dilakukan Nabi saw
Peringatan yang diberikan Rasulullah saw adalah rahmat, sebagaimana juga kabar
a
beri peringatan sama dengan orang yang engkau beri kabar gembira.” 16 Jadi, seluruh
u
peringatan yang diberikan Rasulullah saw berasal dari rahmat dan kasih sayangnya.
P
Jika orang yang kita cintai sakit, tentu kita tidak akan membiarkannya. Kita tentu akan
semua itu tidak disukainya. Karena kasih sayang dan cinta kita tidak akan
Zaman dahulu, jika anak tidak mau ke kamar mandi atau tidak mau minum obat maka
orang tuanya mengatakan, “Jika engkau tidak mau ke kamar mandi atau minum obat
16
Nahj al- Balaghah, hikmat 59; Ghurar al-Hikam, hal. 590.
14
maka raksasa akan datang memakanmu.” Saat itu, para ibu sering menyebut-nyebut
raksasa kepada anaknya. Mereka melakukan semua itu semata-mata karena mereka
mencintai anaknya.
Jika kita melihat ada seorang ibu memaksa dan memukul anaknya supaya mau minum
obat, apakah itu karena sayang atau marah? Secara lahiriah, ia tampak marah tetapi
sebenarnya itu bentuk kasih sayang. Dalam sebuah riwayat diceritakan, beberapa
orang kafir menjadi tawanan dengan diikat rantai. Rasulullah saw melihat ke arah
mereka lalu tersenyum. Orang-orang kafir itu berkata, “Engkau Nabi yang penuh
kasih sayang, lantas kenapa engkau merantai kami?” Rasulullah saw menjawab,
ah
“Dengan rantai itu kami ingin membawa kalian ke surga. Senyumku disebabkan
Salah satu sifat dan perilaku utama Rasulullah saw ialah menyatukan dan
a
k
mendekatkan hati yang saling berjauhan. Seorang ulama mengatakan, “Jika dua hati
a
sudah menyatu, maka yang ketiga adalah Allah, Imam Zaman as dan seluruh kebaikan
st
alam. Tidak ada bedanya apakah itu di antara suami istri, teman, atau tetangga.”
u
Alhasil, jika dua hati sudah menyatu, maka rahmat Allah Swt akan turun kepada
P
mereka. Jika dua hati menyatu, maka semua kebaikan alam akan datang kepadanya.
Sebaliknya, jika dua hati terpisah, maka yang ketiga adalah setan dan keburukan-
keburukan alam.
Jika dua hati benar-benar sudah menjadi satu, yakni sudah tidak ada aku dan kamu,
maka kantong kita menjadi satu, harga diri kita menjadi satu, keinginan kita menjadi
satu.
17
Usud al-Ghabah, juz 3, hal. 774.
15
“Jika seseorang melukaimu, berarti dia melukai aku, begitu pula kerugian yang
menimpa aku berarti itu kerugian yang menimpamu juga. Jika engkau mendapat
kebaikan aku merasa senang, begitu pula jika aku mendapat kebaikan maka engkau
pun merasa senang. Jika kerugian menimpamu maka aku bersedih, begitu juga jika
Ini adalah sesuatu yang sangat penting dalam pribadi seseorang dan perkembangan
masyarakat.
yang diberi rahmat oleh Tuhanmu (QS Hud: 118-119). Memang demikian
ah
keadaannya. Hanya dengan rahmat Allah Swt perselisihan akan lenyap dan dua hati
i
dan banyak hati menjadi satu. Kemudian Allah Swt melanjutkan firman-Nya, … dan
Sy
untuk itulah Allah menciptakan mereka. Dalam tafsir dikatakan, bahwa Allah Swt
telah menciptakan mereka untuk rahmat (saling mengasihi) bukan untuk berselisih. 18
a
k
Menyebarnya Rahmat
a
Allah Swt ingin menyebarkan rahmat-Nya. Seorang saleh menyatakan tentang apa
st
yang dia cerap dari perkataan Ahlulbait sebagai berikut: “Para insan sempurna dan
u
orang-orang saleh yang hanya menundukkan kepala di hadapan kekayaan Allah tidak
P
butuh kepada siapa pun. Jika mereka menyuruh seseorang, maka itu semata karena
ingin menolong orang itu. Pada saat para wali Allah melewati Padang Mahsyar, maka
dia akan memberi syafaat kepada orang yang telah memberinya makanan atau
“Manakala seorang dari Ahlulbait masuk surga, maka semua (dari kalangan) mereka
pun masuk surga.” Seseorang bertanya, “Bagaimana itu bisa terjadi?” Rasulullah saw
18
Tafsir Kanz ad-Daqa’iq, juz 6, hal. 260.
16
menjawab, “Orang yang masuk surga itu bisa memberi syafaat dan syafaatnya
‘Tuhanku, aku punya seorang pelayan yang selalu menjagaku dari cuaca dingin dan
Imam Husain as tidak butuh kepada Syimir dan pasukan Umar Sa`ad. Imam Husain as
tidak butuh satu wadah air. Karena jika begitu maka dia bukan seorang Imam.
Manakala Imam Husain as berkata, “Beri aku air,” atau berkata, “Apakah ada orang
yang ingin menolongku, apakah ada orang yang ingin membantuku!?”, sebenarnya
dia ingin memberi air kepada siapa saja yang mau menolongnya, ingin memberi
ah
kebaikan kepada mereka yang membantunya, ingin agar rahmat Allah menaungi
i
mereka hingga mereka semua selamat. Mustahil tidak demikian, karena Imam Husain
Sy
as adalah manifestasi sifat Mahakaya Allah Swt, yang tidak membutuhkan sesuatu
atau seseorang.
a
k
Rangkuman atau isi dari perilaku Rasulullah saw dan para imam as adalah kasih
st
sayang, cinta, dan daya tarik. Jika dalam beberapa kasus mereka menolak maka hal itu
u
semata-mata disebabkan rasa kasih dan perlindungan. Karena memang tidak ada cara
P
lain yang lebih tepat bagi orang-orang tertentu kecuali bentuk terapi semacam itu.
Seperti untuk anggota tubuh yang terkena kanker maka tidak ada yang dapat
dilakukan terhadapnya kecuali membuangnya. Ini dilakukan atas dasar rahmat. Jika
Nabi saw atau imam as membunuh seorang kafir, maka itu pun dilakukan atas dasar
rahmat dan kasih sayang. Mereka ingin mencegah kejahatannya dan mengurangi
keburukannya.
19
Safinah al-Bihar, jil. 4, hal. 460.
17
Sesungguhnya, yang menjadi dasar aktivitas dan misi Rasulullah saw adalah
cinta. Agama Rasulullah saw adalah cinta, bukan yang lain. Imam Muhammad al-
Baqir as berkata, “Agama itu cinta dan cinta itu agama.” 20 Para nabi datang untuk
menempatkan manusia dalam kasih sayang dan cinta Allah Swt. Dalam sebuah
pembahasan diskusi kami, seorang guru berujar, “Jika ada seorang nabi yang datang
untuk memisahkan manusia dari Allah maka Allah akan menyingkirkan nabi itu.”
Mengapa Allah Swt memenjarakan Nabi Yunus as dalam perut ikan? Karena
selama lima ratus tahun? Karena ia cepat melaknat umatnya. Sebelumnya, namanya
ah
adalah Abdulmalik, Abdulghaffar atau Abdul A`la, namun setelah menangis selama
berterima kasih kepada seseorang maka dapat dipastikan bahwa apa yang telah
a
k
Beberapa orang bercerita: Seorang bodoh memuji Plato. Mendengar pujian itu Plato
st
justru marah besar. Lalu orang-orang bertanya pada Plato, “Kenapa engkau marah
u
padahal dia memujimu?” Plato menjawab, “Aku tidak tahu perbuatan bodoh apa yang
P
Jika seorang nabi cepat melaknat umatnya atau hanya sedikit membelanya maka Allah
Swt akan menegurnya atau menurunkan derajatnya. Allah Swt memenjarakan Nabi
Yunus dalam perut ikan. Dan tidak ada seorang pun penguasa yang dapat
memenjarakan seseorang dalam perut ikan. Di penjara mana pun di dunia ini
seseorang masih dapat makan dan minum, bisa berjalan, masih dapat bernapas.
Apakah kita pernah melihat orang yang dipenjara dalam perut ikan dan itu pun di
20
Tafsir Nûr ats-Tsaqalain, jil. 5, hal. 258, Hadis 49.
21
`Ilal asy-Syarayi`, hal.28, hadis 1, 2 dan 3.
18
dasar lautan? Sungguh sebuah tempat yang benar-benar diliputi kegelapan. Berada
dalam perut ikan dan di dasar samudera yang tidak ada cahaya sama sekali. Sekiranya
Nabi Yunus as tidak berseru, “Mahasuci Engkau, sungguh aku termasuk orang-orang
yang zalim,” maka Allah akan tetap memenjarakannya di sana hingga hari kiamat.
Allah Swt berfirman, Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang
yang banyak mengingat Allah, niscaya dia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai
hari berbangkit (QS. Ash-Shâffât: 143-144). Allah Swt menghukum Nabi Yunus as
ah
Jika kita membaca dan memerhatikan doa-doa, seperti Doa ‘Arafah, Doa Kumail, Doa
i
Abu Hamzah Tsumali dan doa-doa bulan Ramadhan maka kita dapat melihat betapa
Sy
samudera rahmat Allah begitu luas dan terbuka. Seseorang tentu tidak bisa dekat
dengan Tuhan yang telah mencelakakan ayah atau ibunya, dan karena itu dia tidak
a
k
akan pernah mengesakannya. Seseorang hanya bisa berdekatan dengan Tuhan yang
a
Mukminin as berkata, “Aku menyembah Allah bukan karena takut kepada-Nya atau
u
Dalam doa Kumail kita membaca: “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan
perantaraan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu.” Rahmat Allah meliputi semua
Betapa indah para imam (salam atas mereka) ketika mereka mengajarkan kepada kita
cara berdoa kepada Allah Swt seperti ini, “Ya Allah, jika Engkau memasukkanku ke
dalam surga maka Nabi-Mu merasa gembira, namun jika Engkau memasukkanku ke
dalam neraka Jahannam maka musuh-Mu, setan, merasa gembira. Ya Allah, aku
19
bersumpah kepada-Mu, aku tahu jika Nabi-Mu merasa gembira itu lebih baik daripada
Perhatikanlah bagaimana para imam menutup seluruh jalan menuju neraka Jahannam,
“Ya Allah, Engkau telah berkata di dalam Al-Quran, Dan terhadap orang yang minta-
minta, janganlah kamu menghardiknya, (QS. Adh-Dhuha: 10). Ya Allah, kami juga
orang yang meminta-minta kepada-Mu. Ya Allah, Engkau telah berkata di dalam Al-
Quran, Hendaknya kami memaafkan orang yang telah menzalimi kami. Ya Allah,
kami telah menzalimi diri kami, karena itu ampuni kami. Ya Allah, Engkau telah
berkata di dalam Al-Quran, supaya kami berbuat baik kepada hamba sahaya kami.
ah
Ya Allah, kami ini hamba sahaya-Mu, maka bebaskan kami dari neraka Jahannam.” 22
i
Semerbak wangi rahmat Allah Swt dapat tercium dari semua doa. Rahmat Allah Swt
Sy
meliputi kita semua. Bahkan, dengan berbaik sangka kepada Allah Swt, yang Maha
Pengasih dan Pemaaf, akan menyebabkan kita terbebas dari api neraka.
a
k
Ada sebuah hadis yang sangat mengagumkan dalam kitab Safinah al-Bihar, yang
st
diriwayatkan dari Imam Ja`far Shadiq as. Hadis itu berbunyi, “Hamba terakhir yang
u
mencari sesuatu yang hilang. Kemudian, Allah Azza wa Jalla berkata, ‘Bawa dia
menjawab, ‘Ya Allah, persangkaanku kepada-Mu tidak seperti ini.’ Allah bertanya
kembali, ‘Apa persangkaanmu kepada-Ku?’ Hamba itu menjawab, ‘Ya Allah, tadinya
surga-Mu.’”
22
Penggalan doa “Abu Hamzah Tsumali” dalam Mafatih al-Jinan.
20
Imam Ja`far Shadiq as melanjutkan, “Kemudian Allah Swt bersumpah dengan
nikmat-Ku, demi musibah-Ku, dan demi ketinggian kedudukan-Ku, orang ini belum
pernah sekejap pun berprasangka seperti ini kepada-Ku dalam hidupnya. Jika dia
pernah sekejap saja berprasangka seperti ini kepada-Ku dalam hidupnya niscaya Aku
tidak akan menakutinya dengan neraka. Meski begitu, beri dia ganjaran atas dustanya
Riwayat ini mengagumkan. Meskipun dia tidak benar-benar berprasangka seperti itu
dan menoleh ke belakang dengan pura-pura, namun itu telah menyebabkan dia
ah
terbebas dari api neraka. Dengan kata lain dapat dikatakan pula bahwa tetap ada nilai
i
pada orang ini, ketika dia menoleh ke belakang. Karena Allah Swt telah memberikan
Sy
satu kebaikan kepadanya.
Dalam sebuah munajat dikatakan, “Duhai Zat yang memulai dengan memberi
a
sedemikian baik dan pemurah sehingga prasangka baik yang pura-pura pun diterima-
st
Nya. Maka, adakah makhluk yang tidak mau berpengharapan kepada-Nya? Dan, apa
u
pantas dan mungkin kita dapat berputus asa dari rahmat-Nya dan tidak menyukai-
P
Nya?
Berharap kepada rahmat Allah Swt bukan berarti kita tidak boleh berputus asa dari
diri kita. Justru kita mesti berputus asa dari diri kita sendiri. Kita harus berputus asa
dari selain Allah Swt. Inilah jalan yang benar! Sebelum manusia sampai ke tahap
putus asa seperti ini, maka dia tidak akan sampai pada tahap pengharapan kepada
Allah Swt.
23
Safinah al-Bihar, jil. 5, hal. 390.
24
At-Tahdzib, jil. 3, hal. 84; Bihar al-Anwar, jil. 95, hal. 1198.
21
Allah Swt berfirman, Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi
(tentang keimanan mereka) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan,
datanglah kepada para rasul itu pertolongan Kami (QS Yusuf: 110).
Dalam ayat ini terkandung makna yang sangat tinggi. Para rasul telah berusaha
sedemikian rupa hingga sampai ke tahap putus asa, yakni sampai ke tahap terakhir,
yang pada saat itu pula pertolongan Allah Swt datang. Dalam keadaan putus asa dan
gelap mereka melihat harapan dan cahaya. Manusia semestinya berputus asa kepada
dirinya dan menyalahkan dirinya, tetapi sedapat mungkin harus senantiasa berharap
dan berprasangka baik kepada Allah Swt. Kita seharusnya berkata, “Ya Allah, Tuhan
ah
alam semesta, sungguh Engkau Maha Pengampun.”
i
Bahkan, jika kita mengatakannya dengan pura-pura pun Allah tetap akan
Sy
memperbaiki perbuatan dan sekaligus mengampuni kita. Yang dimaksud dusta atau
pura-pura ialah sebenarnya kita kurang percaya, tetapi kita benar-benar mempunyai
a
k
Tuhan yang baik. Kedustaan dan kepura-puraan itu berasal dari ketidakpercayaan kita.
a
Secara introspektif bisa dikatakan: meskipun manusia selalu berbohong selama tujuh
st
puluh tahun hidupnya, misalnya, namun dia tetap mempunyai Tuhan yang baik, yang
u
tidak pernah berbohong sekalipun. Karena Dia benar-benar Tuhan yang Baik. Tuhan
P
yang Baik ini sedemikian Pengampun dan Pengasih hingga tidak ada batasnya, Dan
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. Al-Fath: 14). Kata-kata kânallâh
dalam ayat ini menunjukkan masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang.
Tuhan yang kepada persangkaan pura-pura saja memberi ganjaran dan membukakan
jalan ke surga bagi manusia, apalagi jika dia benar-benar berprasangka baik, maka
tentu Dia akan memberikan yang lebih dari itu. Sebab itu, kita harus berprasangka
baik kepada Allah Swt, yang Maha Dermawan dan Maha Pengasih.
22
Imam Ja`far Shadiq as melanjutkan perkataannya dalam hadis yang sama, “Setiap
hamba yang berprasangka baik kepada Allah, maka Allah akan memperlakukannya
sesuai dengan persangkaan itu, dan setiap hamba yang berprasangka buruk kepada
Allah maka Allah akan memperlakukannya sesuai dengan persangkaan itu pula.”
Inilah arti dari firman Allah Swt yang berbunyi, Dan yang demikian itu adalah
kamu, maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi (QS. Fushshilat: 23).
Kita mungkin masih banyak menemui ada sebagian orang yang berprasangka buruk
kepada Allah Swt, Yang Mahakasih dan Terpuji. Mereka berkata, “Allah tidak akan
ah
memaafkan perbuatan kami”, atau “kami tahu Allah tidak akan mengampuni kami”,
i
dan akhirnya memasukkan kita ke dalam neraka Jahannam. Imam Ja`far Shadiq as
Sy
berkata, “Yakinilah, maka Allah pun akan melakukan sebagaimana yang diyakini itu.
Dan itu disebabkan keyakinan atau prasangka buruk mereka kepada Allah.”
a
k
Dalam berbagai riwayat disebutkan, “Dosa terbesar adalah berburuk sangka kepada
a
Allah.” 25 Artinya, di antara dosa-dosa besar, tidak ada dosa yang lebih besar daripada
st
berburuk sangka kepada Allah Swt. Dalam hadis yang lain dinyatakan, “Berbaik
u
Allah berkata kepada penduduk neraka Jahannam, “Prasangka buruk kalianlah yang
telah menyebabkan Aku tidak mengampuni kalian dan tidak memasukkan kalian ke
dalam surga. Kalian sendiri yang telah membinasakan diri kalian. Karena itu,
berprasangka baiklah kalian, dan ceritakanlah tentang rahmat, cinta dan keindahan-
Ku.”[]
-2-
25
Mizan al-Hikmah, juz 2, hal. 1788, menukil dari kitab Kanz al-`Ummal, hal. 5849.
26
Amali Thusi, hal. 380, hadis 814.
23
Rabbanâ wasi’ta kulla syai-in rahmatan wa ‘ilmân
Ya Tuhan kami, ilmu dan rahmat-Mu meliputi segala sesuatu (QS. Al-Mukmin: 7)
Maqam Pertemanan
Salah satu sebab yang menjadikan seorang dekat dengan Allah Swt, atau yang dalam
istilah lain dikatakan bahwa Allah Swt telah memilihnya menjadi “teman” ialah
Mengapa bisa demikian? Karena, Muhammad saw adalah kekasih Allah (habibullah).
Habibullah adalah salah satu gelar Nabi Muhammad saw. Maknanya, ia sebagai
pelaku (fa`il) dan juga objek (maf`ul); ia sebagai pecinta Allah dan juga kekasih atau
ah
yang dicintai Allah. Al-Quran menyatakan, Allah mencintai mereka dan mereka pun
Semua manusia yang baik dan seluruh kebaikan alam berada pada dirinya. Seorang
a
k
Tuhan Yang Maha Esa, hanya mempunyai seorang kekasih, dan itu adalah Rasulullah
st
saw. Adapun seluruh nabi yang lain, para imam, dan Sayidah Fatimah Zahra as,
u
semuanya berada pada diri beliau. Dengan kata lain, satu berarti semua. Amirul
P
Semua kebaikan ada pada diri kekasih Allah Swt. Sedemikian luasnya wujud kekasih
Allah Swt, sehingga kemungkinan yang dimaksud dengan “rahmat” yang disebutkan
dalam ayat, “Ya Tuhan kami, ilmu dan rahmat-Mu meliputi segala sesuatu” (QS. Al-
Mukmin: 7) adalah diri Rasulullah saw. Oleh karena itu, jika seseorang ingin menjadi
orang yang dicintai (mahbub) dan dikasihi, maka salah satu jalannya ialah dengan
27
Bihar al-Anwar, jil. 26, hal. 6.
24
banyak bershalawat kepada sang kekasih Allah, Muhammad saw. Sang Pengasih akan
Para ibu dan ayah sangat mencintai anak mereka. Di antara mereka ada yang hanya
mempunyai seorang anak, dan itu pun sebagai karunia Allah Swt yang diberikan
setelah mereka berumur empat puluh tahun. Maka, semua cinta dan kasih sayang
mereka pun ditumpahkan kepada sang anak. Apa saja yang dimiliki, mereka berikan
kepada anaknya. Sang anak menjadi kekasih sejati mereka. Orang tua seperti ini juga
karena cintanya kepada anaknya. Ringkasnya, mereka mencintai segala sesuatu yang
ah
berhubungan dengan kesenangan dan kebahagiaan anak mereka seperti pakaian,
Maka, apabila kita ingin mendapat pancaran cinta-Nya, caranya adalah dengan
a
k
Nabi Ibrahim as sering mengingat kekasih sejati Allah dan sering bershalawat
P
menempati maqam khalilullah maka itu merupakan cabang dari sebab utama ini.
Yang menjadi dasar perbuatan Rasulullah saw adalah cinta dan rahmat. Rasulullah
28
Wasa’il asy-Syi`ah, jil. 4, hal. 1212, hadis 9098; Bihar al-Anwar, jil. 91, hal. 54, hadis 23; `Ilal asy-
Syarayi`, hal. 34.
29
Mustadrak al-Wasa’il, jil. 11, hal. 173, dengan menukil dari kitab ’Awali al-Li’ali, hadis 12672.
25
Ungkapan berikut ini sangat indah: Cinta adalah dasar dan slogan pekerjaanku. Ketika
Adapun dasar perbuatan Rasulullah saw dan dasar ajaran beliau adalah cinta. Ajaran
Rasulullah saw berakar dari cinta. Bahkan, Allah Swt menciptakan alam semesta
berdasarkan cinta. Cinta yang menjadi tujuan utama diciptakannya langit dan bumi.
Dalam Hadis Kisa’ dikatakan, “Tidaklah Aku ciptakan langit yang ditegakkan, bumi
yang terhampar, bulan yang bercahaya, matahari yang bersinar, bintang yang
berputar, laut yang bergelombang, dan bahtera yang berjalan, kecuali semuanya
ah
Dasar penciptaan alam semesta bertumpu kepada cinta. Allah Swt menciptakan
i
keteraturan alam karena cinta dan rahmat, bukan karena marah. Jika karena marah
Sy
maka keadaannya tidak mungkin beraturan, dan tidak ada satu orang pun yang akan
selamat. Dalam sebuah hadis qudsi Allah Swt berkata, “Aku adalah perbendaharaan
a
k
yang tersembunyi. Lalu Aku ingin dicinta (dikenal) (fa ahbabtu). Maka Aku ciptakan
a
Allah Swt berkata, “Aku ingin mengenalkan Diri-Ku bahwa Aku Pengampun,
u
Penutup aib, Zat Yang Mahaindah, Zat Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
P
Dengan demikian, dasar penciptaan alam semesta adalah cinta. Jika seorang manusia
telah memahami hal ini dan mengetahui bahwa alam semesta diciptakan atas dasar
cinta, dan yang menjadi pondasi sistem alam semesta ini adalah cinta, maka berarti ia
Jika tidak ada cinta, maka seluruh bagian tubuh atau anggota alam semesta akan
terpisah satu sama lain. Cinta inilah yang telah menyatukan dan mengharmoniskan
30
Mafatih al-Jinan.
31
Bihar al-Anwar, jil. 84, hal. 198 dan 344.
26
semuanya. Seluruh molekul alam semesta berputar pada poros cinta dan rahmat. Jika
masing-masing tidak saling mencintai maka semuanya akan berpisah dan tatanan
Dalam sebuah riwayat disebutkan, Allah Swt berkata kepada Nabi Daud as, “Wahai
untuk mengambil keuntungan dari kalian, tetapi Aku menciptakan kalian justru demi
ah
dirinya semata. Tetapi, kadang-kadang juga ia melakukan suatu perniagaan demi
melakukan perbuatan tertentu demi kebaikan orang itu, bukan untuk kebaikan dirinya.
a
k
Jika yang besar memberi perintah kepada yang kecil maka itu bukan karena dia
a
seseorang. Dia pernah berkata kepada orang itu, “Tolong ambilkan segelas air!”
P
Kemudian menatap wajah orang itu, dan tatapan Ayatullah Anshari “meninggalkan
bekas” kepadanya. Tak jarang, jalan keluar bagi kesulitan kita ialah ketika para wali
Allah menatap wajah kita. Begitu juga Allah Swt, manakala Dia memerintahkan,
32
Irsyad al-Qulub, hal. 110.
27
Janganlah kita sampai mengatakan, “Aku tidak punya hubungan dengan Allah.”
Karena sesungguhnya Allah lebih dekat, lebih pengasih dan lebih penyayang dari apa
pun dan siapa pun kepada kita. Dia adalah Zat Yang Maha Pengasih. Sebuah riwayat
menyatakan pula, “Allah Swt lebih dekat kepada orang-orang yang tertindas.”
mendatangi rumah orang yang paling miskin. Ketika itu setiap orang berkata, “Wahai
Nabi, engkau harus ke rumahku.” Mungkin saja, jawaban langsung dari Rasulullah
saw berkata, “Untaku yang menentukan. Aku akan melepaskan kendalinya, dan
ah
dengan izin Allah dia akan berjalan. Kemana saja dia berjalan aku mengikutinya.”
i
Lalu, unta Nabi saw berhenti di depan rumah orang yang paling miskin di sana. Orang
Sy
itu tidak menyangka sama sekali rumahnya akan didatangi Rasulullah saw. Atas izin
Setelah ruh ditiupkan ke tubuh Adam, tiba-tiba Adam bersin. Melihat itu Allah Swt
st
berkata, “Aku mengasihimu.” Karena itu, kepada orang yang bersin kita dianjurkan
u
‘alâ Muhammadin wa Ahlibaytihi (segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, dan
kalimat pertama yang Allah ucapkan kepada Adam ialah, “Hai Adam, Aku
mengasihimu.”
Di dalam Kasykul, Syekh Baha’i menyatakan, “Jika seorang pemimpin menulis surat
kepada seseorang, maka dari permulaan isi surat itu kita bisa mengetahui maksudnya.
28
Apakah menginginkan perang atau perdamaian.” Syekh Baha’i melanjutkan kata-
Ucapan rahmat ini diulang sebanyak 114 kali di dalam Al-Quran. Kata rahmân
merupakan isim jâmi` yang menunjuk kepada Zat Allah, bukan kepada sifat-sifat-
Nya.
Rahmat dan kasih sayang Allah meliputi seluruh alam semesta. Allah Swt berfirman,
... Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu ... (QS. Al-A`raf: 156).
Segala sesuatu yang masih bisa disebut “sesuatu”, sudah pasti terliputi rahmat Allah.
ah
Kita tidak akan pernah menemukan sesuatu yang tidak diliputi rahmat Allah Swt.
i
Dalam Al-Quran dinyatakan, “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi
Sy
segala sesuatu ...” (QS. Al-Mukmin: 7).
Dari ayat-ayat ini dapat kita simpulkan bahwa rahmat Allah Swt itu begitu luas.
a
k
Rahmat Allah Swt merupakan asas atau dasar penciptaan alam semesta. Rahmat
a
adalah suatu sifat yang melingkupi dan menjadi dasar, yang di atasnya manusia dapat
st
(insan kamil). Seseorang yang telah memiliki sifat rahmat (atau rahman) pasti
P
Sifat Tergesa-gesa
Ketika ruh ditiupkan ke tubuh Adam dari arah kakinya, pada saat ruh sampai ke
lututnya, Adam ingin bangun tapi tidak mampu. Melihat itu Allah Swt berkata,
Dalam riwayat lain disebutkan, Imam Ja`far Shadiq as berkata, “Ketika Allah
menciptakan Adam dan meniupkan ruh kepadanya; saat penciptaan belum selesai,
33
Tafsir Nur ats-Tsaqalain, jil. 3, hal. 429.
29
Adam bangun untuk berdiri namun jatuh lagi. Karena itu Allah Swt berkata, ... Dan
Sifat tergesa-tergesa ada pada setiap diri manusia. Orang bilang, ‘Lampu hijau belum
menyala mereka sudah jalan!’ Semua orang tergesa-gesa kecuali orang yang beriman
Rasulullah saw selalu tenang dalam berjalan. Ketika berjalan dia memandang ke
bawah. Berbeda dengan sebagian orang yang ketika berjalan matanya memandang ke
sana ke mari. Dalam sebuah hadis dikatakan Rasulullah saw bersabda, “Sifat tenang
ah
Rasulullah saw juga bersabda, “Sifat tergesa-gesa membinasakan manusia. Jika
i
manusia melakukan pekerjaannya dengan tenang dan tidak tergesa-gesa, maka tidak
Sy
akan ada seorang pun yang binasa.” 36
dengan tenang dan hati-hati. Jika manusia tidak tergesa-gesa dalam perbuatannya
st
tentu mereka tidak akan mendapat banyak kesulitan. Dalam jual beli, dalam
u
Jika semua orang berpikir seperti Hurr bin Yazid ar-Riyahi niscaya mereka tidak akan
binasa. Hurr berpikir, lalu sadar, kemudian berkata kepada dirinya, “Apa yang sedang
aku lakukan, aku lebih baik pergi ke mana?” Hurr melihat dirinya berada di antara
surga dan neraka. Kemudian dia bersumpah kepada Allah, “Sungguh, aku tidak akan
menukar surga dengan apa pun, meskipun untuk itu tubuhku harus terpotong-potong
34
Tafsir Nur ats-Tsaqalain, jil. 3, hal. 142; Tafsir `Ayasyi, jil. 2, hal. 283.
35
Bihar al-Anwar, jil. 48, hal. 340, hadis 12.
36
Bihar al-Anwar, jil. 48, hal. 340, hadis 11.
30
atau dibakar api.” Inilah kehati-hatian yang sebenarnya, menimbang dan
Maka, kita perlu menjaga hadis ini agar bersemayam dalam dada dan selalu tertanam
dalam pikiran. Dalam memilih pekerjaan, memilih istri, teman, buku, memilih cara,
bahkan dalam semua urusan, kita harus berpikir dan mempertimbangkan segala
dalam diri seseorang melainkan supaya pada suatu hari Allah akan
Lentera akal menuntun tangan manusia. Setiap orang mesti memanfaatkan akalnya.
ah
Jika kita berpikir dan berhati-hati dalam setiap urusan serta menggunakan akal, maka
i
jalan di hadapan kita menjadi terang. Dalam sebuah hadis Rasulullah saw bersabda:
Sy
“Cukup seseorang dikatakan berdusta manakala dia menceritakan setiap yang
didengarnya.” 38
a
k
Jika kita menyampaikan sebuah berita yang kita dengar tanpa terlebih dahulu
a
memeriksa kebenaran atau kesalahannya, maka itu cukup bagi orang lain untuk
st
mengatakan bahwa kita berdusta. Berhati-hati dalam semua urusan merupakan bentuk
u
Jika seseorang berhati-hati dalam segala urusan maka dia tidak akan celaka. Ini
sebuah perkataan penuh hikmah dan kokoh, yang diucapkan oleh Rasulullah saw.
Suatu ungkapan yang berlaku secara umum. Jika orang dahulu dan sekarang maupun
yang akan datang melaksanakan hadis Rasulullah saw ini niscaya mereka tidak akan
celaka.
Allah Swt berfirman, Allah mempunyai hujjah yang jelas lagi kuat ... (QS. Al-An`am:
149). Ayat ini merupakan dalil yang tidak memberi ruang bagi seorang pun untuk
37
Nahj al- Balaghah, Hikmah 407.
38
Mizan al-Hikmah, juz 3, hal. 2676, hadis 17422.
31
beralasan. Allah Swt mempunyai hujjah yang jelas lagi kuat, yakni dengan memberi
Allah Swt telah menunjukkan jalan yang benar dan yang batil kepada manusia agar
dia tidak menjadi alat permainan orang lain, dan supaya dalam semua urusan dapat
orang lain. Setiap orang seharusnya selalu awas dan melihat dengan jelas. Dan ini
tidak mungkin dilakukan tanpa cahaya iman. Jika seseorang telah memperoleh cahaya
ah
Menyendiri, Melihat Pemandangan Surga
i
Salah satu dari kebiasaan Rasulullah saw ialah duduk menyendiri. Seorang ‘alim dan
Sy
saleh menyatakan, “Sebagian kebun dan tumbuhan ada di tanah dan sebagian lagi ada
di hati.”
a
k
Sebuah riwayat mengatakan: Dengan maksud merendahkan Imam Ali Hadi as, si
a
penguasa lalim zaman itu menempatkan beliau di panti orang miskin. Melihat
st
keadaan ini, salah seorang sahabat Imam Hadi marah. Dengan geram ia berkata,
u
“Mereka telah merendahkan Anda dengan menempatkan Anda di panti orang tidak
P
mampu.” Imam Ali Hadi as menjawab dengan lembut, “Ini yang tampak kelihatan.
Apakah engkau mau aku tunjukkan yang sebenarnya?” Kemudian Imam Ali memberi
isyarat dan matanya pun terbuka. Tiba-tiba dia melihat sungai-sungai surga yang
mengalir, para bidadari yang sedang berdiri dan duduk, dan tumbuh-tumbuhan indah
yang tumbuh di sana-sini. Imam Hadi berkata, “Di mana pun kami berada semua ini
ada.” 40
39
Bihar al-Anwar, jil. 1, hal. 225.
40
Al-Kafi, jil. 1, hal. 498.
32
Setiap perkara mempunyai dua sisi: sisi bentuk duniawi dan sisi Ilahi, yang harus
alim dan saleh mengatakan, “Allah Swt menciptakan surga pada salah satu alam gaib-
Nya dan Dia membuat jalan penghubung antara dunia ini dengan alam ‘di atasnya.’”
Amirul Mukminin Ali as berkata dalam khotbah panjang yang terdapat di dalam kitab
Nahj al-Balaghah, yang dikenal dengan khotbah qâshi`ah: “Hati mereka di surga
Maka, pokok perbuatan adalah pada hati manusia. Orang beriman semestinya
memerhatikan jiwanya. Karena itu, badan (menjadi) tidak penting. Bagi para insan
ah
pilihan, seluruh bencana yang menimpa badan mereka tidak memberi pengaruh pada
i
jiwanya. Artinya, semua bencana tidak dapat mendatangkan keragu-raguan pada diri
Sy
mereka atau menyesatkan mereka. Seluruh kegelapan dunia, serangan setan, jin dan
manusia mungkin saja dapat memberi bekas kepada tubuh orang-orang mukmin,
a
k
tetapi itu tidak akan bisa menembus hati dan jiwa mereka.
a
Sebuah riwayat menuturkan bahwa setan tidak dapat menembus ke dalam hati
u
manusia meskipun dia bukan seorang nabi. Karena hati adalah rahasia dan pusat
P
kekuasaan Allah Swt. Allah tidak akan pernah memberikannya kepada siapa pun.
Manakala seorang kafir berada dalam goncangan dan tidak mempunyai jalan keluar
lalu dia berseru “ya Allah!”, itu karena Allah ada dalam hati mereka dan mereka pun
meyakini-Nya. Karena setan tidak dapat menemukan jalan untuk menembus hati
41
Nahj al- Balaghah, Khotbah 192.
42
Bihar al-Anwar, jil. 60, hal. 332.
33
Allah Swt menutup kuat rahasia dan hati manusia. Dia tidak memberi jalan kepada
siapa pun. Dengan kata lain, seluruh manusia pada hakikatnya muwahhid (pengesa
Allah Swt menciptakan seluruh alam karena ruh dan jiwa manusia. Semua keindahan
Pembahasan tentang pengenalan diri merupakan salah satu pembahasan yang paling
menarik di dunia ini. Dan setiap manusia dapat menemukan dirinya dalam
kesendirian. “Seluruh keindahan alam ada pada diri manusia. Seluruh lukisan indah
ah
adalah pantulan jiwa kita!”
i
Semua itu berasal dari, Kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan)Ku (QS. Shad: 72). Surga
Sy
ada karena manusia. Surga merupakan hasil perbuatan manusia, hasil dari watak dan
sifat-sifat manusia. Karena itu, manusia begitu penting. Bayangkanlah! Kita sendiri
a
k
adalah pencipta surga. Seorang pendiri gedung atau seorang pengurus kebun tentu
a
lebih penting dan lebih utama dari gedung dan bunga. Karena gedung dan bunga
st
adalah hasil karyanya. Seorang pelukis yang dapat membuat lukisan indah jauh lebih
u
berharga dari lukisan indah itu sendiri. Ketika kita disebut sebagai yang membuat
P
sesuatu, lantas mengapa kita melupakan pembuatnya, yaitu diri kita sendiri?
menemukan surga. Dalam kesendirian manusia belajar berada di dalam surga. Dalam
ilâha illallâh (tidak ada Tuhan selain Allah) dan lâ hawla walâ quwwata illâ billâh
(tidak ada daya dan kekuatan kecuali bersandar kepada Allah). Hadis ini tidak
34
menentukan seberapa banyak jumlah mengucapkannya. Bisa saja seseorang
mengucapkan kalimat ini satu kali lalu dia sudah merasa ringan.
Selama seseorang belum menemukan kesendirian dan kehadiran hati, dia tidak akan
bisa sampai ke mana-mana. Sebelum manusia sendirian berada di dalam kubur, maka
terlebih dahulu ia harus menyendiri dan merasakan apakah kesendirian itu. Sebelum
pada hari kiamat setiap orang dihadirkan di padang luas tanpa seorang teman, maka
Allah Swt berfirman, Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari
ah
Suatu masa kelak, setiap orang akan dipisahkan dari seluruh yang dicintainya,
i
sebagaimana pertama kali ia diciptakan. Maka ingatlah, bahwa sebelum kehidupan
Sy
yang kita alami ini, kita sama sekali bukan sesuatu. Allah Swt berfirman, Bukankah
telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum
a
k
Dalam ayat lain Allah Swt berfirman, Dan sesunguhnya telah Aku ciptakan kamu
st
sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali (QS. Maryam: 9).
u
Dalam kesendirian manusia kembali ke tempat pertamanya, yang pada akhirnya dia
P
juga akan kembali ke tempatnya masing-masing. Setiap diri akan menyaksikan pada
akhirnya bahwa segala yang ada adalah Dia dan manusia bukan apa-apa. Ketiadaan,
kefakiran dan kelemahan kita harus bisa ditemukan dalam kesendirian. Jika seseorang
telah menemukan itu semua, maka barulah ia dapat dikatakan menemukan Allah Swt.
Karena dia akan menyaksikan bahwa dirinya tidak ada dan hanya Dia-lah yang ada.
Dan “kalimat” lâ ilâha illallâh akan tampak. Usahakanlah, agar setiap hari kita dapat
meluangkan waktu beberapa saat untuk menyendiri. Menyendiri merupakan salah satu
35
kebiasaan Rasulullah saw. Para ‘alim rabbani pun suka menyendiri, terutama pada
Menyendiri (berkhalwat) ialah duduk bersama Allah Swt. Menyendiri berarti keluar
-3-
Sesungguhnya aku diutus bukan untuk melaknat melainkan untuk menjadi penyeru
ah
dan rahmat (Sabda Rasulullah saw)
i
Sy
Pokok-pokok Agama dalam Shalawat
Seorang salik yang saleh, almarhum Haji Agha Dulabi, menyatakan: Allah Swt
a
k
melihat suatu makna yang sedemikian penting. Ketika mengatakan “Allâhumma” (ya
st
Allah!), berarti kita sedang berikrar dengan tauhid. Ketika kita menyebut nama
u
sedang menerima kenabian. Pada saat kita menyebutkan keluarga Nabi saw kita
sedang menerima dan menyatakan imamah. Pada saat kita menunaikan hak-hak
mereka, maka berarti kita melaksanakan keadilan. Ketika Allah Swt memberi
ganjaran kepada kita maka itu artinya kiamat dan ma’ad. Dengan demikian, dalam
shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad merupakan pokok dan dasar
agama.
36
Ziarah Aminullah merupakan ziarah jami’ah yang paling dapat dipercaya sanad dan
matannya. Almarhum Allamah Majlisi mengakui bahwa Ziarah Aminullah dari sisi
sanad berada pada derajat tertinggi dan dari sisi matan mempunyai makna yang
mendalam. Ziarah ini dapat dibaca untuk semua Imam (salam atas mereka).
Dalam ziarah ini disinggung sebanyak dua kali tentang sunah Nabi saw: “Aku
bersaksi bahwa engkau telah berjihad di jalan Allah dengan sebenar-benarnya, dan
Kesaksian ini menjelaskan tentang suatu kebanggaan besar bagi seorang imam yang
dapat sepenuhnya mengikuti sunah Nabi Muhammad saw. Masih terkait dalam ziarah
ah
ini, bahwa ketika berdoa, kita memohon kepada Allah Swt supaya kita dididik dengan
i
sunah Nabi saw dan para imam as sehingga menjadi pengikut sunah mereka: “Ya
Sy
Allah, jadikan diriku … menjadi pengikut sunah para wali-Mu.”
Munculnya Rahmat
a
k
Allah Swt mengutus Rasulullah saw untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.
a
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menjadi rahmat.” 43
st
Almarhum Haji Agha Dulabi menjelaskan: Jika kita ingin mengenalkan empat belas
P
manusia suci, katakanlah bahwa empat belas manusia suci adalah perwujudan cinta.
Rasulullah saw artinya mencintai Amirul Mukminin dan Sayidah Zahra. Rasulullah
Rasulullah saw tidak mengurangi cintanya sedikit pun kepada orang lain, karena itu
adalah hak setiap orang. Itulah sebabnya dalam setiap kejadian yang menimpa dirinya,
Rasulullah saw tetap sebagai seorang utusan atau rasul yang tidak ada amanat lain
43
Bihar al-Anwar, jil. 10, hal. 30.
37
Perang Uhud adalah perang yang paling banyak mendatangkan musibah bagi
Rasulullah saw dan para sahabatnya; baik musibah ruhani maupun musibah jasmani.
Sampai-sampai Rasulullah saw menyatakan, “Demi Allah, tidak ada tempat yang
Adalah Hamzah, seorang yang sangat dicintai Rasulullah saw, yang mati syahid
dalam Perang Uhud. Tubuhnya dikoyak-koyak oleh musuh. Kita merasakan, beberapa
ah
Seorang penyair berkata dalam syairnya, “Mereka berkata, kematian sangat sulit bagi
i
pemuda, tapi berpisah dengan orang yang sangat dicintai jauh lebih sulit.” Penyair
Sy
Arab ini ingin mengungkapkan bahwa kematian di masa muda sangat sulit, namun
berpisah dengan kekasih atau orang yang dicintai jauh lebih sulit lagi.
a
k
Hamzah adalah paman dan sekaligus saudara sesusu Rasulullah saw. Usia mereka
a
hanya berjarak empat tahun ketika keduanya menyusu kepada Halimah Sa`diyah, dan
st
Rasulullah saw sangat mencintai Hamzah. Banyak sekali sahabat setia Rasulullah
u
Dalam perang itu, gigi Rasulullah saw tanggal dan keningnya terluka. Ali bin Abi
Thalib pun menderita banyak luka di sekujur badannya. Bagi Rasulullah saw, tidak
ada perang yang terasa lebih berat daripada Perang Uhud. Dalam keadaan yang
demikian berat itu, seseorang bisa saja kehilangan kesabaran dan kekuatan diri.
melaknat mereka? Jika engkau melaknat mereka niscaya mereka semua binasa.”
Sahabat itu merasa, dengan begitu banyaknya kerugian yang ditimpakan kepada
44
Bihar al-Anwar, jil. 20, hal. 62.
38
Rasulullah saw sudah sepantasnya apabila Rasulullah saw melaknat orang-orang yang
telah merugikannya.
Tetapi Rasulullah saw malah berkata, “Aku diutus bukan untuk melaknat tetapi aku
diutus untuk menjadi penyeru dan rahmat.” 45 Kemudian Rasulullah saw berkata: “Ya
Mungkin orang mengira perkataan (laknat) ini akan membuat hati setan sedih. Namun
berkaitan dengan Nabi Nuh as, yang terjadi adalah sebaliknya. Nabi Nuh as sangat
banyak menerima gangguan dari kaumnya. Mereka melempari Nabi Nuh as dengan
ah
batu sedemikian banyaknya sehingga berkali-kali dia terbenam dalam timbunan batu.
i
Pada tengah malam Malaikat Jibril datang mengeluarkannya dari tumpukan batu.
Sy
Entah berapa lama Nabi Nuh menerima perlakuan menyakitkan kembali dilempari
batu. Kaum durhaka itu begitu menyakiti Nabi Nuh sampai batas Nabi Nuh as merasa
a
k
putus asa dan berkata, “Ya Allah, binasakanlah mereka.” Allah Swt berkata
a
kepadanya, “Buatlah perahu, dan kumpulkan orang-orang beriman. Sisanya akan Aku
st
Ketika semua sudah tenggelam, dan Nabi Nuh as beserta orang-orang beriman sudah
P
turun kembali ke daratan, Iblis datang seraya berkata, “Terima kasih. Engkau telah
melakukan pekerjaan yang membuatku senang.” Nabi Nuh as bertanya, “Apa yang
telah aku lakukan hingga musuh Allah sedemikian gembira?” Iblis menjawab, “Kami
Jahannam, tetapi engkau dengan satu laknat telah mengirim mereka semua ke neraka
45
Safinah al-Bihar, jil. 2, hal. 681; Nur ats-Tsaqalain, jil. 5, hal. 688.
39
Setelah itu Malaikat Jibril datang lalu berkata, “Buatlah mangkuk dan gelas.” Setelah
beberapa bulan benda itu selesai dibuat. Kemudian Allah Swt berkata, “Pecahkan
semuanya.” Nabi Nuh as menjawab, “Aku tidak sampai hati memecahkannya.” Allah
Swt berkata, “Tapi, bagaimana engkau sampai hati melaknat dan merusak seluruh
Para nabi terdahulu mempunyai daya tampung kesabaran terbatas. Ketika wadah
(daya tampung) mereka telah penuh mereka pun putus asa. Nabi Yunus as pun
melaknat umatnya. Nabi Saleh as, Nabi Hud as dan banyak di antara nabi terdahulu
yang melaknat umatnya, dan karena itu datang bencana yang dahsyat pada umat
ah
mereka.
i
Wujud Nabi Muhammad saw sebagai Penghalang Azab
Sy
Adapun daya tampung Nabi Muhammad saw tidak terbatas. Beliau bersabda, “Aku
tidak diutus untuk melaknat. Aku diutus untuk menjadi rahmat.” Jika pemimpin setiap
a
k
umat mempunyai dada yang lapang dan tidak lari dari medan perjuangan, maka
a
karena dialah Allah Swt akan melenyapkan setiap bencana yang akan turun. Allah
st
Swt berfirman, Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka sementara kamu
u
Rasulullah saw adalah rahmat yang sempurna. Dia tidak akan melaknat. Orang-orang
yang hatinya dipenuhi cinta kepada Rasulullah saw pasti tidak akan disiksa, kecuali
jika ia sudah tidak mencintainya lagi. Di tempat di mana Rasulullah saw berada maka
neraka tidak akan berfungsi. Semua tempat berubah menjadi sejuk; berisi bunga dan
tumbuh-tumbuhan segar.
Rasulullah saw bersabda, “Aku diutus bukan untuk melaknat.” Sementara nabi-nabi
keluarga tidak boleh melaknat, tapi harus selalu penuh rahmat. Selama pemimpin
40
keluarga tidak sedih dan resah maka anggota keluarga hidup dalam ketenangan.
Sebaliknya, jika emosinya terganggu maka bencana akan turun. Jika seorang ulama,
pemimpin dan marji` putus asa maka bencana akan turun. Ketika orang yang berada
pada tampuk pimpinan tidak putus asa, maka murka Allah Azza wa Jalla tidak akan
turun.
Sebuah riwayat menuturkan, orang-orang datang dan bertanya kepada salah seorang
imam maksum as, “Apa itu murka dan ridha Allah Swt?” Imam as menjawab, “Murka
dan ridha Allah ialah murka dan ridha para wali Allah.” Di dalam Al-Quran terdapat
ayat berikut, Maka tatkala mereka membuat Kami murka, Kami menghukum mereka
ah
lalu Kami tenggelamkan mereka semuanya (QS. Az-Zukhruf: 55).
i
Tuhan tidak mungkin murka. Jika ada tuhan yang murka dan hatinya hancur, maka itu
Sy
bukanlah Tuhan. Oleh karena itu, yang dimaksud kata asafûnâ (mereka membuat
Kami murka) ialah mereka membuat “para kekasih-Ku murka”. Allah Swt
a
k
menisbahkan suasana hati para kekasih-Nya kepada Diri-Nya. Karena itu Allah
a
menggunakan kata bentuk jamak, yaitu kata “Kami”. Oleh karena itu, murka seorang
st
nabi atau imam adalah murka Allah Swt, dan murka Allah menyebabkan datangnya
u
hukuman atau azab. Sebaliknya, jika para kekasih Allah tidak murka, maka Allah Swt
P
Nabi Nuh as ingin memberi syafaat bagi anaknya tetapi Allah Swt berfirman: “...Hai
perbuatan yang tidak baik. Oleh sebab itu janganlah engkau memohon kepada-Ku
Hud: 46).
41
Ayat ini merupakan pernyataan yang sangat keras. Solah-olah Allah Swt berkata,
‘Apakah perkataanmu itu! Janganlah engkau tanyakan sesuatu yang tidak kamu
ketahui!’
Allah Swt mengatakan demikian kepada kekasih-Nya, seorang nabi dan rasul-Nya.
Allah berkata, ‘Aku peringatkan dirimu jangan sampai engkau termasuk orang-orang
yang bodoh!’
Namun demikian, manakala Nabi dan para imam kita 46 meletakkan tangannya di atas
kepala siapa pun, Allah Swt akan mengatakan “Aku terima syafaatmu”. Namun untuk
Nabi Nuh as, saat dia ingin memberi syafaat bagi anaknya dengan berkata, “Ya
ah
Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji
i
Engkau itu benar.” (QS. Hud: 45), Allah Swt menolaknya dengan keras.
Sy
Adapun berkenaan Nabi Muhammad saw, Allah Swt berfirman, Dan kelak Tuhanmu
pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas (QS. Adh-
a
k
Dhuha: 5). Dan, Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke maqam yang terpuji
a
Maqam terpuji yang disebut dalam ayat ini adalah maqam syafaat. Rasulullah saw
u
bersabda, “Jika aku sampai ke maqam syafaat, lalu aku memberi syafaat kepada
P
temanku yang telah meninggal dunia pada masa jahiliah, niscaya Allah
menerimanya.” Dengan kata lain, Allah Swt sama sekali tidak akan menolak
Nabi Nuh as sampai pada batas dan merasa putus asa. Dia tidak memiliki kelapangan
dada sebagaimana yang dimiliki Nabi Muhammad saw. Kita bisa memerhatikan
46
Yang dimaksud Nabi dan para imam kita dalam buku ini ialah Muhammad saw dan duabelas imam
maksum, yang juga disebut Ahlulbait. Mereka adalah Imam Ali bin Abi Thalib (Amirul Mukminin),
Imam Hasan bin Ali bin Abi Thalib (al-Mujtaba), Imam Husain bin Ali bin Abi Thalib (asy-Syahid),
Imam Ali bin Husain (as-Sajjad), Imam Muhammad bin Ali (al-Baqir), Imam Ja’far bin Muhammad
(ash-Shadiq), Imam Musa bin Ja’far (al-Kazhim), Imam Ali bin Musa (ar-Ridha), Imam Muhammad
bin Ali (al-Jawad, at-Taqi), Imam Ali bin Muhammad (al-Hadi, an-Naqi), Imam Hasan bin Ali (az-
Zaki, al-Askari), Imam Muhammad bin Hasan (al-Mahdi, al-Qaim, al-Muntazhar).
42
perbedaannya. Nabi Nuh as tidak bisa memberi syafaat kepada anaknya, sementara
Nabi Muhammad saw––jika dia ingin memberi syafaat kepada seluruh alam––
Allah Swt berfirman, Dan tiadalah Kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi)
Rahmat Allah menggapai semua alam. Dalam Al-Quran disebutkan, “Segala puji bagi
Allah Tuhan semesta alam.” Haji Agha Dulabi mengungkapkan, “Saya pikir kata
alhamdulillâh (segala puji bagi Allah) khusus bagi Amirul Mukminin, yang
ah
merupakan perwujudan manusia sempurna dalam tingkat yang paling tinggi. Para
i
imam (salam atas mereka) adalah murabbi seluruh alam dan mereka dapat
Sy
menunaikan kewajiban ‘alhamdu lillâhi rabbil `âlamîn’.
Allah Swt berfirman, Dan tiadalah Kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi)
a
k
rahmat bagi semesta alam (QS. Al-Anbiya: 107). Artinya, Rasulullah saw juga
a
menjadi rahmat bagi setan dan binatang buas; menjadi rahmat bagi orang kafir,
st
musyrik, dan munafik. Beliau juga rahmat bagi para malaikat. Alhasil, beliau rahmat
u
Selain itu, sebuah riwayat menyebutkan bahwa sebelum Rasulullah saw diutus setan
berkahnya—setan tidak bisa lagi melakukan aktivitas sampai ke langit keempat. Iblis
dan setan dilempari batu-batu meteor jika memaksakan kemauannya. Karena itu,
wujud Rasulullah saw juga rahmat bagi setan, karena telah menghalangi fitnah dan
kejahatannya.
43
Seluruh wujud Nabi Muhammad saw adalah rahmat. Dalam sebuah hadis diceritakan:
Madinah menuju Makkah, di tepi sebuah oase ada seekor anjing yang sedang
tentaranya duduk di depan anjing tersebut, supaya pasukan Islam tidak menginjak
Dalam hadis lain yang diriwayatkan dari Amirul Mukminin as disebutkan: Rasulullah
saw tengah berwudhu, lalu seekor kucing berlindung kepada beliau. Rasulullah saw
tahu kucing itu kehausan. Melihat itu Rasulullah saw menghentikan wudhunya lalu
ah
memberikan wadah air wudhu itu ke kucing supaya diminum sampai puas. Kemudian
i
Rasulullah saw melanjutkan wudhunya dengan air sisanya. 48 Semua ini merupakan
Sy
perwujudan rahmat dan cinta. Beliau adalah rahmat bagi seluruh alam.
Berkenaan dengan Imam Husain as sebuah riwayat menuturkan: Setelah waktu zuhur,
a
k
di hari Asyura (10 Muharam), Imam Husain as dapat membuka blokade pasukan
a
musuh dan pergi ke arah sungai. Imam sangat kehausan. Matahari sangat terik, perang
st
amat panas dan tubuh Imam penuh luka. Imam Husain memasuki sisi Sungai Eufrat.
u
Dia bermaksud menyiduk air, namun dia melihat kudanya tampak lebih kehausan.
P
Imam berkata, “Sebelum engkau minum aku tidak akan minum. Engkau harus minum
terlebih dahulu.” Binatang itu pun mengangkat kepalanya, tidak mau minum lebih
dahulu. Tiba-tiba seorang dari pasukan musuh berteriak menipu, musuh telah
menyerang ke kemah. Mendengar itu Imam segera kembali tanpa sempat minum air
terlebih dahulu.
Ini merupakan hal amat penting yang menentukan kualitas seorang hamba Allah Swt.
47
Hamnam e Gulhay e Bahari, hal. 204, menukil dari Kanz al-`Ummâl, jil. 13, hal. 429.
48
Bihar al-Anwar, jil. 16, hal. 293, hal. 160.
44
kita, apa yang akan kita perbuat? Mungkin kita akan mengatakan, “Biar saja ribuan
binatang binasa yang penting kita dapat meraih tujuan kita.” Dalam tataran amal,
seseorang sangat sulit mempraktikkan namun dalam tataran ucapan mungkin dengan
mudah dapat menjadikannya sebagai slogan. Rasulullah saw dan para imam adalah
empat belas manusia maksum, katakanlah bahwa mereka adalah perwujudan cinta.”
Sebuah riwayat menyebutkan bahwa Rasulullah saw sedemikian lembut dan perasa
sehingga jika dia menaikkan dan menurunkan tangan di udara dia menggerakkannya
ah
secara perlahan supaya tidak menyakiti udara. Ini karena di udara terdapat partikel-
i
partikel yang sangat kecil yang tidak dapat terlihat.
Sy
Dalam riwayat lain disebutkan: Tatkala Iblis menyombongkan diri dan tidak mau
kita bisa meraih kebahagiaan. Jika tidak, maka tengkuk kita akan terus menerima
u
pukulan.
P
Haji Agha Ismail Dulabi pernah mengatakan bahwa sejak kecil dia sudah dapat
Secara fitrah Agha Ismail Dulabi terdidik oleh Allah Swt. Dia menjadi anak semata
wayang, karena saudara laki-laki satu-satunya meninggal dunia ketika masih berusia
muda. Agha Ismail Dulabi bercerita, “Saya masih muda ketika ayah saya meninggal
49
Kitab e Iblis, hal. 250.
50
Pembahasan ini berkenaan dengan peringatan haul Haji Muhammad Ismail Dulabi.
51
al-Ikhtishah, hal. 231.
45
dunia. Saat meninggal itu saya berada di sisi kepalanya. Ayah saya berkata, ‘Anakku,
tolong bacakan rawdhah (syair ratapan).’ Maka saya pun mulai membacakan syair
Dia juga berkisah, “Saya sangat menyukai sayid dan para ulama. Saya mewarisi
perasaan ini dari ayah. Suatu saat, di masa kecil, saya sedang duduk di pangkuan
ayah, ketika seorang sayid datang ke rumah kami. Sayid itu mengenakan syal hijau
dengan penampilan yang mengagumkan dan penuh cahaya. Ia datang untuk menemui
ayah saya. Ia lalu duduk persis di hadapan kami. Daya tarik kesayidannya (siyadah)
begitu kuat hingga menarik perhatian, lalu saya merangkak dari pangkuan ayah dan
ah
duduk di pangkuan sayid itu. Kemudian saya melihat ke arah ayah sambil berseru, ‘Ini
i
ayahku. Kamu bukan ayahku ...’ Artinya, daya tarik kesayidan telah begitu menarik
Sy
perhatian saya.”
Sejak masa kecil telah ada tanda-tanda daya tarik gaib pada diri orang saleh dari
a
daerah Dulab ini. Agha Ismail Dulabi menuturkan bahwa dia selalu mengambil
st
pelajaran dari segala sesuatu. Pandangannya pada semua hal menjadi penelaahan.
u
Dia bercerita, “Suatu waktu, saya pergi ke padang pasir. Di sana saya melihat seekor
ular tengah melata. Tiba-tiba muncul seekor musang. Saya lihat musang itu datang
lalu menggigit ular itu kemudian membantingnya ke tanah. Ular itu tidak bergerak,
dia tahu musang ada di dekat kepalanya. Jika dia bergerak mungkin dia akan mati.”
Haji Agha Ismail Dulabi melanjutkan, “Saya terus memerhatikan apa yang terjadi di
hadapan saya. Setiap kali ular bergerak, musang itu mencengkeramnya dan
membantingnya ke tanah lebih keras lagi. Selama ular tidak bergerak, musang tidak
46
melakukan apa-apa terhadapnya. Namun manakala ia bergerak maka musang pun
menunjukkan reaksinya.
“Saya terus memerhatikan pemandangan yang ada di hadapan saya. Dari situ Allah
memberikan pelajaran kepada saya begini: Selama engkau menjadi hamba dan taat
kepada-Ku, Aku tidak akan menyakitimu, namun jika engkau berlagak di hadapan-Ku
maka Aku akan membantingmu ke tanah seperti ular itu. Pemandangan ini memberi
pelajaran tauhid kepada saya. Ternyata, manusia dapat menarik pelajaran tauhid dari
ah
Almarhum Ayatullah Syekh Shadruddin Hairi Syirazi adalah salah seorang murid
i
almarhum Ayatullah Syekh Muhammad Jawad Anshari Hamadani dan salah seorang
Sy
teman dekat Agha Ismail Dulabi. Sekitar lima puluh tahun dia selalu bersama Agha
Ismail Dulabi. Beberapa orang teman memintanya bercerita tentang sosok dan
a
k
Syekh Hairi Syirazi pernah berkata, “Terdapat sebuah hadis berkenaan dengan Amirul
st
Mukminin Ali bin Abi Thalib as yang berbunyi: ‘Siapa yang ingin melihat mayat
u
Hadis itu hendak mengatakan bahwa Amirul Mukminin Ali as selalu fana dalam
Allah dan kekal bersama Allah. Yaitu diri yang secara penuh telah berpisah dari dunia
dan seluruh wujudnya adalah penampakan Ilahiah. Sudah tidak ada lagi “diri” dan
“aku”. Seluruhnya merupakan perwujudan kalimat lâ ilâha illallâh (tidak ada tuhan
selain Allah). Rasulullah saw juga bersabda: “Ali telah fana dalam Zat Allah.” 53
personifikasi hadis di atas dapat saya temukan pada diri Haji Agha Ismail Dulabi.”
52
Tuhfah al-Muluk, jil. 1, hal. 110.
53
Bihar al-Anwar, jil. 107, hal. 31, hadis 3.
47
Ayatullah Hairi Syirazi ingin mengatakan bahwa Agha Ismail Dulabi boleh disebut
sebagai orang yang telah dapat melepaskan diri dari haru-biru dunia dan dari berbagai
Kedermawanan
Sebagian orang membunuh dirinya untuk uang. Mungkin, sebagian besar manusia
bertuhan pada uang. Ismail Dulabi muda memiliki tanah dan harta yang banyak tetapi
dia menginfakkan seluruhnya. Daerah Dulab adalah milik ayahnya. Salah seorang
memerlukan orang yang mengurus hartanya karena dengan mudah dia dapat begitu
ah
saja menghambur-hamburkan harta. Agha Ismail Dulabi sendiri pernah bercerita,
i
“Tanah-tanah itu jika sekarang masih ada harganya sangat mahal, karena terletak di
Sy
tengah kota.” Namun ia tidak menghamburkannya, tetapi telah menginfakkan
semuanya.
a
k
Haji Ismail Dulabi bercerita, “Saya selalu mendorong ayah untuk mengeluarkan
a
khumus. Untuk setiap sayid atau ulama yang saya sukai, saya sering berkata kepada
st
ayah, ‘Berikan khumus dan zakat satu tahun ayah kepadanya!’ Tiga bulan kemudian
u
saya berkata, ‘Ulama ini juga baik, tolong berikan khumus satu tahun ayah
P
kepadanya!’ Pernah suatu waktu ayah saya berseru, ‘Tahun ini engkau telah
mengambil empat kali khumus dariku. Jika aku orang Yahudi aku akan menjadi
Muslim.’”
Agha Ismail Dulabi begitu dermawan, penuh pengorbanan dan cinta. Bisa saja
seseorang siap memberikan jiwanya namun tidak siap memberikan hartanya. Namun
dia sejak awal telah memberikan semuanya. Kedermawanan adalah sifat yang sangat
mulia.
48
Dalam sebuah kesempatan, Haji Agha Ismail Dulabi bercerita: Empat puluh tahun
yang lalu mereka membacakan surah al-Fatihah untukku. Empat puluh tahun lalu saya
Orang-orang dekatnya menyatakan bahwa Agha Ismail Dulabi benar-benar telah mati.
Yakni, sudah bertahun-tahun dia hanya diam dan menangis. Suatu keadaan yang
Dalam kesempatan yang lain Haji Agha Ismail Dulabi berkata: Ayat ini telah
menuangkan air jernih ke tangan semua orang. Yaitu ayat, Tiap-tiap golongan merasa
ah
bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka (QS. Ar-Rum: 32).
i
Ayat ini bermakna begitu dalam. Setiap orang bangga dengan sesuatu atau seseorang
Sy
yang ada padanya. Tetapi mereka tidak bangga dengan sesuatu yang ada di sisi Allah.
Agha Dulabi melanjutkan, “Saya tidak hapal Al-Quran namun saya dapat menjelaskan
a
k
Mulla Kazhim Saruqi hapal Al-Quran dan dia mengatakannya kepada setiap orang,
st
namun hanya hapal kata-katanya saja. Jika diminta untuk menjelaskan makna suatu
u
ayat dia tidak bisa menjelaskannya. Dia mampu membacakan ayat-ayat Al-Quran dari
P
awal hingga akhir namun tidak mengetahui maknanya. Tetapi, kekuasaan Allah Swt
telah memberikan pemahaman kepada Haji Agha Ismail Dulabi tentang makna dan
hakikat Al-Quran. Ini sangat berbeda, seperti perbedaan bumi dengan langit. Kepada
kandungan Al-Quran.
Almarhum Ayatullah Anshari Hamadani dalam majelisnya selalu berkata, “Biar dia
(Agha Ismail Dulabi) yang membaca Al-Quran.” Meski dia tidak mempunyai suara
49
yang begitu bagus namun Almarhum Anshari sangat suka dengan bacaan Al-
Qurannya.
Haji Ismail Dulabi berkata, “Setiap ayat Al-Quran yang saya perlukan dengan segera
muncul pada benak saya, tidak ubahnya seperti komputer. Di majelis atau di rumah,
ayat begitu saja muncul dalam pikiran saya beserta arti dan penjelasannya.”
Almarhum Ayatullah Shadruddin Hairi Syirazi berkata, “Dia (Haji Agha Ismail
Dulabi) adalah contoh nafs mulhamah (diri yang senantiasa mendapat ilham).” Selain
itu, Ayatullah Syirazi juga pernah mengatakan, “Jika kalian ingin melihat kekuasaan
Allah lihatlah Haji Agha Dulabi. Dia tidak pernah belajar di perguruan tinggi dan
ah
hawzah, dan tidak pernah belajar sama sekali, lalu dari mana semua itu muncul?”
i
Salah seorang ulama Qum yang telah bertahun-tahun mengikuti pelajaran tafsir
Sy
mengisahkan, “Saya menghadiri tidak lebih dari dua atau tiga kali kelas Haji Agha
Dulabi. Pertama kalinya di makam putri Imam Musa bin Ja`far as. Meski udara sangat
a
k
panas, dia tetap bersemangat menyampaikan pelajaran selama satu hingga dua jam di
a
dengannya, sementara wajahnya terbayang dalam pikiran saya: Mata air yang
sebaik-baiknya (QS. Al-Insan: 6). Dan sesungguhnya Kami telah memberikan hikmah
kepada Luqman (QS. Luqman: 12). Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-
Apakah mata air mengalir yang Allah sebutkan di dalam Al-Quran itu hanya ada di
akhirat? Tidak, di dunia ini pun ada. Rasulullah saw telah bersabda, “Ketahuilah,
siapa yang mencintai Ali bin Abi Thalib maka dia tidak akan keluar dari dunia hingga
50
meminum terlebih dahulu dari telaga kautsar dan memakan buah thuba, dan melihat
tempatnya di surga.” 54
Sebelumnya, sebagian orang menyangka bahwa kita harus mati terlebih dahulu, atau
hari kiamat harus terjadi dahulu untuk bisa mengetahui apakah kita diberi minuman
Kautsar dan buah dari pohon Thuba atau tidak. Hadis ini juga terdapat dalam kitab
Safinah al-Bihar pada Bab “Cinta”. Silahkan membaca Bab itu, yang di dalamnya
terdapat banyak sekali hadis-hadis bermakna tinggi. Menurut Haji Agha Dulabi, hadis
apa saja yang berkenaan dengan cinta yang ditemukan maka kita harus
mengunyahnya.
ah
Rasulullah saw bersabda, “Seseorang yang benar-benar mencintai Ali bin Abi Thalib
i
maka dia tidak akan pergi meninggalkan dunia sebelum terlebih dahulu meminum air
Sy
telaga Kautsar.”
Dari hadis ini kita juga tidak dapat serta merta menyimpulkan bahwa itu hanya terjadi
a
k
pada akhir umur atau di saat-saat hendak mati. Mungkin saja hal itu terjadi sebelum
a
mati. Bukankah minuman cinta, minuman wilâyah, dan minuman yang telah
st
lupa dari segala sesuatu selain Allah.” Allah Swt berfirman, Dan Tuhan memberikan
ialah bismillâhirrahmânirrahîm itu sendiri. Kata-kata ini sangat indah. Apa saja yang
dikatakan selain ini berarti telah menurunkan derajat maknanya. Arti alhamdulillâhi
54
Bihar al-Anwar, jil. 7, hal. 221, hadis 133.
51
rabbil `âlamîn adalah alhamdulillâhi rabbil `âlamîn. Apa saja yang dikatakan selain
ini, dengan bahasa apa saja, berarti telah menurunkan derajat maknanya.
Suatu ketika, ada sebuah rombongan bersama Haji Agha Dulabi pergi mengunjungi
(alm.) Haji Husain Syalici, salah seorang murid Mirza Jawad Agha Maliki Tabrizi. *
Dia menceritakan bahwa Mirza Jawad Agha Tabrizi sangat memerhatikan nama-nama
Allah. Beberapa orang merupakan perwujudan satu nama (asma’) atau beberapa nama
Allah. Setiap orang juga dapat mencari nama itu pada dirinya.
Haji Ismail Dulabi termasuk orang yang begitu dekat dengan shalat, doa dan ibadah.
Dia mempunyai jiwa yang amat lembut dan mengagumkan. Dia berkata, “Di antara
ah
nama-nama Allah saya paling menyukai nama rabb. Karena rabb paling dekat dengan
i
manusia. Seorang murabba (yang dididik) tidak akan dapat lepas dari murabbi
Sy
(pendidik). Apa saja yang dimiliki murabba berasal dari murabbi.”
Rabb adalah nama yang sangat indah. Dalam doa Abu Hamzah Tsumali seseorang
a
k
tidak diajarkan mengatakan, Ya Allah, ya Allah ... tetapi dituntun untuk menyerukan,
a
Agha Dulabi bertanya, “...yang terputus itu nafas atau nyawa?” Sebab, jika nafas
u
seseorang terhenti, dia akan menarik nafas lagi. Tetapi apabila nyawa yang berhenti,
P
berarti dia mati. Maka, katakanlah terus hingga nafas terhenti. Pada saat nafas
terhenti, teruslah berseru, Ya Rabb, ya Rabb... hingga nyawa pergi. Rabb, adalah
nama yang indah dan sangat dekat dengan manusia. Insya Allah, semua orang dapat
merasakan kelezatannya.
Karena itu, lihatlah nama Allah yang mana yang paling disukai hati kita!
Minuman Suci
*
Beliau seorang arif billah terpandang yang wafat pada 1343 H/1925. Salah satu karya dari guru
spiritual Imam Khomeini ini, Puasa Lahir Puasa Batin sudah diterbitkan oleh Penerbit Al-Huda—red.
52
Riwayat dari Imam Ja`far Shadiq as menyebutkan, “Minuman suci adalah minuman
yang jika seorang mukmin meminumnya, maka dia akan terputus dari segala sesuatu
selain Allah,” atau “Yang menyucikan mereka dari segala sesuatu selain Allah.” 55
Artinya, dengan meminum air suci, maka tidak ada lagi warna lain yang dapat
mewarnai dirinya selain Allah. Jika kita benar melihat sesuatu yang indah, maka kita
akan melepaskan semua yang tidak indah. Jika sebuah cahaya kuat sampai atau
menerangi kita, maka kita sama sekali tidak memerlukan lilin lagi. Di hadapan cerah
matahari siang hari, lilin tidak berguna sama sekali. Almarhum Ayatullah Baha’uddini
**
menegaskan bahwa seseorang yang benar-benar mengenal Allah maka dia pasti
ah
meninggalkan semua yang lain.
i
Minuman suci itu bukan khusus untuk Ahlulbait semata. Kemungkinan ini ditulis
Sy
dalam kitab tafsir ash-Shafi, seperti ketika menjelaskan bahwa Surah Hal `Atâ, bukan
hanya berkenaan dengan lima orang Ahlulbait, tetapi juga mencakup Fidhdhah, yang
a
k
bukan seorang nabi dan bukan seorang imam. Imam Ja`far Shadiq as berkata: “Surah
a
Hal Atâ berlaku pada setiap orang mukmin yang melakukan itu untuk Allah.” 56 Oleh
st
karenanya, seorang mukmin bisa juga mereguk minuman suci itu. Kami (penulis—
u
peny.) meyakini bahwa Allah Swt telah memberikan minuman suci itu kepada Agha
P
Ismail Dulabi hingga dia terputus dari segala sesuatu selain Allah.
Haji Agha Ismail Dulabi bercerita, “Sebelum Revolusi Islam saya mendatangi medan
Khurasan. Saya melihat di sana ada spanduk bertuliskan: Partai Kebangkitan (bisa
juga berarti hari kiamat) telah berdiri di Iran. Saya bilang, ‘Mengagumkan!’ Jika
dalam Surah ar-Rum ayat 56 Allah Swt berfirman, Maka hari ini adalah hari
55
Tafsir ash-Shafi, jil. 5, hal. 265.
**
Salah satu karyanya pernah diterbitkan oleh Penerbit Al-Huda berjudul Tangga-tangga Langit.
56
Tafsir ash-Shafi, jil. 5, hal. 262.
53
berbangkit (hari kiamat), tampaknya mereka juga mengatakan hari kiamat telah
bangkit. Pada tahun itu juga saya pergi ke Irak dan Karbala. Di sana saya juga melihat
ada spanduk yang tertulis dalam bahasa Arab: Partai Ba`ts (kebangkitan, atau bisa
juga berarti kiamat) telah berdiri. Saya berkata, ‘Mengagumkan!’, ternyata mereka
juga mengatakan hari kiamat telah datang. Saya pergi ke Suriah, dan di sana pun
tertulis hal yang sama: Partai Ba`ts telah berdiri, yang berarti mereka mengatakan hal
yang sama.
Al-Quran pun menyebutkan bahwa kiamat telah tiba. Dengan kata lain, sekarang pun
kita sedang berada dalam hari kiamat. Yang berarti, sekarang, Allah Swt sudah
ah
menampakkan balasan atau ganjaran-Nya kepada manusia.
i
Agha Dulabi mengisahkan sebuah perjalanannya. “Pernah pada tanggal 26 Rajab saya
Sy
berada di Masyhad. Hari itu saya sudah memegang tiket untuk pulang. Sebelum
pulang saya menemui Almarhum Ayatullah Milani. Dia bertanya, ‘Kenapa engkau
a
k
tidak tinggal, besok kan hari mab`ats (hari diangkatnya Rasulullah saw sebagai
a
rasul)?’
st
Saya menjawab, ‘Al-Quraan menyebutkan, Maka hari ini adalah hari berbangkit
u
(hari kiamat).’ Ayatullah Milani berkata; “Jadi, engkau selalu berada dalam hari
P
kiamat.”
Sebagian besar orang hanya satu sekali merasa atau berada dalam hari kebangkitan
Keberadaan Haji Agha Dulabi bisa dianggap sebagai salah satu dari manifestasi
tauhid. Sebagian orang mengatakan bahwa dia adalah sosok “mayat yang berjalan”.
Dia berada pada situasi dan atmosfer yang berbeda. Perhatiannya kepada hakikat
54
sesuatu begitu kuat. Jika seseorang membawa kita pada “kata” dia kembali kepada
“makna”-nya.
Seorang pelajar agama (talabeh) yang sekian lama menghadiri pelajaran seorang guru
berkata, “Guru kami menghabiskan beberapa waktu untuk membahas apakah kata itu
hujjah atau bukan, dan apa itu arti harfiah? Di antara persoalan yang dibahasnya ialah
ungkapan sirtu minal Bashrah ilal Kufah (saya pergi dari Bashrah menuju Kufah).
Agha Dulabi berkata, “Kamu salah. Yang benar ialah kamu keluar dari Bashrah dan
ah
terus tinggal di luar Bashrah. Bashrah adalah tempat melihat, tempat di mana mata
i
menjadi bisa melihat. Kenapa kamu pergi ke arah Kufah, yang akan menyebabkan
Sy
kamu menjadi buta.” Kemudian dia mulai berbicara tentang mampu melihat.
Seseorang yang mampu melihat tidak boleh pergi. Karena ia harus menyalakan
a
k
Almarhum Ayatullah Hairi berkata, “Jika engkau ingin melihat kekuasaan Allah
st
lihatlah Haji Agha Dulabi. Seseorang yang sama sekali tidak pernah belajar namun
u
Haji Agha Dulabi menuturkan, “Pada masa muda saya pergi ke Karbala dan Najaf
bersama ayah saya. Saya ingin tinggal di kota Karbala menjadi seorang pelajar agama
Pada masa itu hanya ada lentera minyak. Mata saya menjadi lelah. Saya selalu
membaca hal-hal yang berkaitan dengan kata-kata Ahlulbait atau pelajaran akhlak.
Saya ingin berakhlak dengan akhlak Ahlulbait. Saya ingin menjadi pelajar agama
namun ayah saya tidak menerimanya, karena saya anak satu-satunya, yang membantu
55
pekerjaannya. Ayah saya sangat mencintai saya. Akhirnya saya meminta nasihat
Syekh Ghulam Ali Qummi. Syekh Qummi berkata, ‘Ayahmu tidak menerima, kamu
harus turuti keinginannya.’ Saya begitu sedih karena tidak bisa menimba ilmu-ilmu
Imam Husain as hingga terluka. Saya meminta ilmu yang bermanfaat kepada Imam
Husain as. Kemudian saya datang ke Najaf. Lalu perasaan sedih saya lenyap berganti
dengan perasaan senang. Allah Swt pun menggantinya dengan memberi ilmu yang
ah
kepada Haji Agha Dulabi. Dia berbicara tentang ilmu dari pagi hingga waktu asar
i
selama sepuluh jam tanpa henti dan tidak kehabisan bahan yang hendak disampaikan.
Sy
Terkadang hingga dua malam dia terus berbicara, semuanya berisi ilmu yang
bermanfaat.
a
k
Ilmu Ilahi yang mengalir keluar dari Agha Ismail Dulabi adalah karamah, atau seperti
st
dalam keadaan sama sekali tidak tahu apa yang ingin saya katakan. Engkau pun dalam
P
keadaan tidak tahu apa yang akan kalian dengar. Ini merupakan majelis paling
murni.”
Artinya, dalam majelis itu sama sekali tidak ada mempersiapkan materi. Kami datang
dan menginginkan materi yang akan disampaikan datang dari sisi Allah. Haji Agha
dirinya untuk Allah selama empat puluh hari, maka mata air hikmah akan mengalir
57
Bihar al-Anwar, jil.67, hal.249; Safinah al-Bihar, jil.2, hal.357.
56
Kami benar-benar melihat fenomena ini pada dirinya, dan kami benar-benar melihat
mata air hikmah pada dirinya. Terkadang kami mengajukan pertanyaan tentang ayat-
ayat mutasyabih yang sulit kepadanya, dan dia dapat menjelaskan artinya dengan
begitu indah.
Berkenaan ayat yang berbunyi, Dan pada dirimu sendiri, maka apakah kamu tidak
berfirman, ‘Aku ada dalam dirimu. Aku memenuhi wujud dirimu’.” Dia terus berkata,
“Bacalah dan resapi ayat ini. Tidak ada perkataan yang lebih lezat, lebih indah, dan
lebih dekat kepada kita daripada perkataan Allah ini. Kini Zat yang telah menciptakan
ah
kita berbicara kepada kita. Zat yang telah menganugerahi kita dengan fitrah, akal,
i
pemahaman, mata dan perasaan.” Itulah yang dikatakan Haji Agha Dulabi kepada
Sy
kami.
Imam Ali Sajjad as mengatakan, ”Sekiranya Kitab Allah ada di sisiku, maka aku
a
k
makhluk yang ada di antara timur dan barat mati, aku tidak merasa takut sama sekali
st
Firman Allah Swt, “Dan pada dirimu, apakah kamu tidak melihat ...” adalah
P
ungkapan yang begitu indah. Artinya, Aku lebih dekat kepadamu dibandingkan urat
lehermu. Aku ada dalam wujudmu. Apakah engkau tidak ingin melihatnya?
Ayatullah Hairi berkata, “Saya berteman dengan Haji Agha Dulabi selama empat
puluh lima tahun. Dari mana semua pengetahuan pada dirinya itu mengalir! Dari
mana semua pemahaman itu datang. Tidak hanya sampai di situ, semua pertanyaan
kelelahan hingga tertidur sementara dia tetap sanggup menyampaikan berbagai ilmu.”
58
Al-Kafi, jil.2, hal.602, hadis 13.
57
Amirul Mukminin Ali as pernah berkata, “Pada setiap masa Allah Swt selalu
mempunyai hamba-hamba yang Dia berikan ilham pada pikirannya dan Dia berbicara
kepada akalnya.” 59
Dalam ucapan Amirul Mukminin as yang lain, “Ilmu itu ada dua: ilmu fitri dan ilmu
yang didengar. Ilmu yang didengar tidak bermanfaat selama belum menjadi ilmu
fitri.” 60
Ilmu yang didengar seperti air dari luar yang mengalir ke sungai. Adapun ilmu fitri
adalah ilmu yang terpateri dalam jiwa manusia. Ilmu-ilmu yang tampak masih belum
bermanfaat, selama belum menjadi ilmu fitri dan tidak mengalir dari dalam diri.
ah
Haji Agha Ismail Dulabi berkata, “Terkadang air dicurahkan ke dalam sumur supaya
i
tanahnya menjadi lunak hingga air keluar dari dalam sumur. Air yang dicurahkan
Sy
tersebut hanya untuk melunakkan tanah.”
Tak jarang Haji Agha Dulabi menyampaikan sesuatu, lalu setelah beberapa waktu
a
k
berlalu kami baru menemukan bukti-bukti riwayat yang menguatkannya. Dia pun
a
mengatakan, “Saya belum pernah melihat hadis-hadis ini di kitab mana pun.”
st
Sejak tiga puluh sampai empat puluh tahun yang lalu Haji Agha Dulabi telah
P
menyediakan sebuah rumah di Qum, karena dia dan kaum kerabatnya sering datang
ke Qum. Agha Dulabi berkata, “Ketika pergi menuju Tehran wajah saya selalu
Qum selalu menjadi tempat terakhir yang dikunjungi ke mana saja dia pergi. Dia
berkata, “Saya sering berziarah ke Masyhad, tinggal beberapa bulan di sana, namun
tidak ada tempat seperti Qum yang dapat membuat saya selalu merasa rindu dan
terpuaskan dengan tinggal di dalamnya. Saya pernah tinggal di Masyhad, Najaf dan
59
Nahj al-Balaghah, Khotbah 222.
60
Bihar al-Anwar, jil.1, hal.218; Nahj al-Balaghah, hikmah 338.
58
Karbala, namun setelah beberapa waktu timbul keinginan untuk pulang. Setiap kali
saya pergi ke Qum, kemudian pulang, saat itu ada keinginan untuk mengunjungi Qum
kembali.”
Ketika itu, salah seorang saudara Agha Dulabi meninggal dunia. Mereka sedang
malam, lalu tidur. Agha Dulabi berkata, “Saya khawatir kerabat saya tidak bangun
untuk shalat subuh. Namun saya lihat salah seorang dari mereka sudah bangun.
ah
terhindar dari bencana. Jika pada satu keluarga atau kelompok terdapat satu orang
i
yang shalat, maka mereka harus sangat bersyukur kepada Allah Swt.” Begitulah!
Sy
Artinya, satu orang yang mengerjakan shalat bisa meliputi semua.
Kami pun berusaha mencari apa maksud yang dikatakannya itu. Kemudian kami
a
k
menemukan sebuah hadis dari Imam Ja`far Shadiq as yang berbunyi, “Dengan
a
perantaraan orang yang shalat dari Syi’ah kami, Allah Swt menolak bencana dari
st
Syi’ah kami yang tidak shalat. Jika mereka semua tidak shalat maka mereka semua
u
binasa.” 61
P
kemungkinan, namun setelah beberapa waktu ternyata kami pun dapat menemukan
hadisnya. Agha Dulabi berkata, “Saya bersyukur kepada Allah. Saya tidak pernah
menemukan hadis dan riwayat, tapi saya tidak pernah salah satu kali pun dalam
berbicara. Merekalah yang kemudian menemukan ayat dan bukti-bukti yang benar
buat saya.”
61
Bihar al-Anwar, jil. 7, hal. 382.
59
Wujud penggalan Ziarah Jamiah berikut dapat ditemukan pada sebagian orang:
Allah Swt menjadi guru kita. Apakah kita tidak menginginkan apabila Allah Swt yang
menjadi guru kita?! Maka masuklah ke bawah naungan wilâyah Ahlulbait, karena
para pecinta mereka mempunyai guru di dalam diri mereka, bukan guru di luar diri
mereka.”
Insya Allah, kita juga dapat mengambil manfaat dari hidangan cinta, rahmat, dan doa
ah
Ahlulbait as. Semoga kita dapat mencicipi hidangan itu. “Semua ini sesuatu yang
i
dapat dicicipi. Meskipun ribuan tahun saya mengatakan gula itu manis, Anda tetap
Sy
tidak akan dapat memahaminya kecuali setelah Anda sendiri mencicipinya,” demikian
-4-
a
Rasulullah saw adalah manusia yang paling lembut kepada manusia lainnya.
st
Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa rahasia doa yang dikabulkan ialah dengan
P
menyebut Rasulullah saw dan Ahlulbait di dalamnya. Jika dalam doanya seseorang
bersumpah kepada Allah Swt bukan dengan nama mereka, maka doanya tidak akan
dikabulkan. Riwayat serupa juga banyak ditemukan dalam hadis-hadis dari sumber
Ahlusunnah.
Rasulullah saw bersabda, “Sebuah doa tetap terhalang hingga seseorang bershalawat
62
Bihar al-Anwar, jil.90, hal.316.
60
Artinya, doa yang kita panjatkan tidak akan pernah sampai, karena pintu belum
terbuka sebelum kita mengucapkan kata password sebagai kunci. Setiap khazanah
memiliki pintu, dan orang harus membuka pintu itu dengan kuncinya.
Nabi Adam as selama empat puluh tahun merintih, namun karena dia belum
mengetahui kata sandi pembuka, rintihan dan permohonannya seolah tidak berarti.
“Bersumpahlah kepada Allah dengan nama-nama ini!” Kemudian pintu pun terbuka.
Insya Allah, semoga kita jangan sampai lupa kata sandi itu, yaitu bershalawat kepada
Muhammad dan keluarga Muhammad: “Setiap hamba yang ditimpa kesedihan, lalu
ah
dengan niat yang tulus dia menyeru Allah dengan hak Muhammad dan keluarga
i
Muhammad, maka Allah pasti mengabulkan doanya.” 63
Sy
Artinya, jika seseorang menyeru Allah dengan hak Muhammad dan keluarga
Muhammad maka doanya dikabulkan. Dalam riwayat lain dikatakan, jika seseorang
a
k
yang sedang berada dalam neraka Jahannam menyebut nama Muhammad dan
a
Dalam hadis lain yang terdapat di kitab al-Khishal, karya Syekh Shaduq, disebutkan:
u
Seorang hamba yang banyak dosanya dilemparkan ke dalam neraka Jahannam. Dia
P
berada dalam api Jahannam selama tujuh puluh musim gugur, yang setiap musim
gugurnya sama dengan tujuh puluh tahun, jadi kurang lebih selama lima ratus tahun.
Setiap kali dia berdoa tidak ada pengaruh pada nasibnya, karena ia belum menyebut
“kata sandi”. Setelah lima ratus tahun dia baru ingat nama Rasulullah saw. Kemudian
dia memohon kepada Allah Swt supaya mengasihinya dengan menyebut hak
63
Tafsir Furat, hal.75.
61
Allah berkata kepada Jibril, “Turunlah kepada hamba-Ku dan keluarkanlah dia dari
“Wahai hamba-Ku, berapa lama engkau masih berada dalam neraka setelah engkau
bersumpah kepada-Ku?”
Allah Swt berkata, “Ketahuilah, jika engkau tidak memanggil-Ku dengan menyebut
hak Muhammad dan Ahlulbaitnya, maka Aku akan tetap membakarmu dalam waktu
lama. Namun Aku telah menetapkan pada diri-Ku bahwa setiap hamba yang menyeru-
ah
mengampuni semua dosanya yang terjadi antara Aku dengannya. Dan kini Aku telah
mengampuni dosa-dosamu.” 64
i
Sy
Sandi ini begitu mengagumkan. Di mana saja nama keluarga ini disebut, maka neraka
tidak berfungsi. Dengan begitu, neraka berarti jauh dari Allah dan Ahlulbait,
a
k
sedangkan surga berarti dekat dengan Allah dan empat belas manusia suci. Karena itu,
a
Yang pertama mencintai adalah Allah Swt. Dia, Yang Mahasuci, selalu ingin
mencintai. Dalam sebuah hadis qudsi dikatakan, “Wahai hamba-Ku, demi hak yang
engkau miliki pada-Ku Aku mencintaimu, dan dengan hak yang Aku miliki padamu
cintailah Aku.” 65
Hadis-hadis qudsi begitu indah dan enak dibaca. Kitab Zabur Nabi Daud yang
sebagian besar berisi munajat dan serupa dengan hadis-hadis qudsi. Dalam hadis-
64
“Imam Muhammad al-Baqir as”, al-Khishal Syekh Shaduq, jil.2, hal.398.
65
Irsyad al-Qulub, jil. 1, hal. 171, bab 5.
62
hadis itu Allah Swt banyak berbicara kepada anak Adam as dengan menggunakan
tersebut dalam sebuah kitab yang berjudul Jawâhir as-Saniyyah fî Ahâdîts al-
Syahid Ayatullah Sayid Husain Syirazi dalam sebuah karya berjudul Kalimatullâh
Hiya al-`Ulyâ.
Dalam sebuah hadis qudsi Allah Swt berfirman, “Demi hak yang engkau miliki pada-
Haji Agha Ismail Dulabi telah membahas masalah ini secara panjang lebar. Agha
ah
Dulabi menyatakan, Allah Swt mutlak tidak memerlukan siapa pun dan apa pun.
i
Allah, Yang Mahakaya, sudah semestinya sombong sementara kita seharusnya
Sy
menunjukkan rasa perlu dan butuh. Yang Mahakuasa atas segala sesuatu patut
dalam hadis qudsi ini Allah Swt seakan menunjukkan bahwa Dia-lah yang sedang
st
hak yang engkau miliki pada-Ku, Aku mencintaimu.” Dan Dia pun telah
P
disediakan Sang Maha Pemurah bagi anak Adam. Segala sesuatu Allah Swt tetapkan
Kita mungkin pernah mendengar kisah Namrud. Suatu ketika Namrud kecil
digendong ibunya naik perahu bersama orang-orang. Gelombang laut begitu dahsyat
menghempas perahu, semua penumpang terlempar dan tenggelam. Tapi Allah Swt
menempatkan anak kecil yang lepas dari gendongan sang ibu dan masih menyusu itu
di atas serpihan papan perahu yang hancur agar bisa terus mengambang. Allah Swt
63
menyuruh para malaikat menjaganya. Air laut tidak menenggelamkannya. Kepada
matahari pun diperintahkan agar dengan lembut menyinari tubuh anak yang masih
lemah itu. Angin tunduk pada Sang Pengatur untuk berhembus dengan lembut
menyelamatkan anak yang masih dalam masa menyusui itu dari hempasan gelombang
laut yang dahsyat. Kemudian angin membawa si anak bayi ke tepi pantai. Allah Swt
memerintahkan binatang untuk menyusuinya hingga dia tumbuh besar. Namun setelah
besar dia malah mengaku sebagai tuhan. Ia menjadi “Namrud”, yang menyatakan
perang dengan Allah, yang telah menolong dan memeliharanya. Dia melemparkan
ah
Nabi Ibrahim as ke dalam api. Tapi meski dia telah menjadi Namrud, dan
i
mendeklarasikan perang terhadap Allah dan Rasul-Nya, namun Allah tetap tidak
Sy
mengurangi haknya. Allah Swt tidak akan mengurangi hak seseorang. Inilah cinta dan
Kita mungkin juga pernah mendengar kisah Fir`aun. Mulanya Fir’aun adalah orang
a
miskin dan bukan siapa-siapa. Dia seorang buruh yang tidak mempunyai pekerjaan.
st
Kemudian dia pergi ke Mesir dan membangun pemakaman. Perlahan-lahan dia pun
u
hingga akhirnya menjadi raja. Istrinya pun adalah salah seorang wanita terbaik di
Betapa Allah Swt sesungguhnya begitu pengasih! Sehingga, kata “Allah” pun berarti
cinta. Salah satu nama Allah Swt adalah habib. Sebaik-baiknya kekasih (habib) dan
yang dikasihi (mahbub) adalah Allah Swt. Sebagian kalangan mengatakan kata Allah
berasal dari kata walaha yang berarti “rindu” dan “yang dirindukan”. Sehingga Allah
adalah Zat yang mencintai dan merindukan seluruh partikel alam, dan Dia dirindukan
seluruh alam.
64
Rasulullah saw adalah Manusia yang Paling Pengasih
Allah Swt tidak akan pernah mengurangi hak seseorang. Allah Swt telah menciptakan
alam berdasarkan rahmat. Rasulullah saw juga merupakan perwujudan rahmat Allah.
Dia tidak akan mengurangi hak siapa pun, bahkan terhadap manusia yang paling keji
dan orang-orang zalim di sampingnya yang kemudian mengambil hak dari washi-nya.
Bahkan memberikan anak perempuan kepada mereka, dan menjadi menantu mereka.
Rasulullah saw selalu bersikap baik dan lembut kepada siapa saja yang bepergian
dengannya.
Anas bin Malik menjadi pembantu Rasulullah saw selama sebelas tahun. Ketika
ah
Rasulullah saw hijrah ke Madinah, penduduk Madinah menyambut kedatangan
i
Rasulullah saw dengan penuh penghormatan. Mereka menunjukkan kecintaan, dan
Sy
setiap orang dari mereka memberikan hadiah kepada beliau. Ibu Anas bin Malik tidak
mempunyai uang atau barang lain sebagai hadiah, padahal rasa cintanya kepada
a
k
Rasulullah saw begitu kuat. Dia mempunyai seorang anak laki-laki yang ketika itu
a
masih remaja, namanya Anas. Sang ibu mengirim anaknya kepada Rasulullah saw
st
seraya berkata, “Wahai Rasulullah, aku tidak mempunyai sesuatu yang dapat aku
u
Selama sebelas tahun Anas menjadi pembantu Rasulullah saw. Banyak sekali akhlak
dan perilaku Rasulullah saw diriwayatkan melalui Anas. Salah satu akhlak Rasulullah
saw yang diriwayatkan Anas ialah: “Rasulullah saw adalah manusia yang paling
Kelembutan Rasulullah saw bukan hanya untuk Salman, Abu Dzar, dan orang-orang
mukmin. Kasih sayang dan cinta Rasulullah saw mencintai semua manusia dan
66
Sireh e Nabawi, hal. 79.
65
seluruh makhluk. Rasulullah saw menginginkan kebaikan semua makhluk.
Kelembutan, kasih sayang dan kecintaannya kepada makhluk lebih besar dari siapa
pun. Jika ada orang yang memiliki kelembutan dan kecintaan seperti Rasulullah saw,
pastilah dia seorang nabi. Allah Swt menganugerahi Rasulullah saw dengan sifat
Nabi Ya`qub as amat mencintai Nabi Yusuf as. Dia menangisi Yusuf selama empat
puluh tahun, hingga matanya buta, punggungnya bungkuk dan rambutnya memutih.
Dalam riwayat dikatakan Nabi Ya`qub as mencintai Nabi Yusuf as tujuh puluh kali
ah
lipat dari ayah biasa mencintai anaknya. Namun Allah mencintai hamba-Nya tujuh
i
puluh kali lipat dari cinta Ya`qub as kepada Yusuf as. Saat Nabi Musa dan Nabi
Sy
Harun as hendak pergi mendatangi Fir`aun, Allah berkata kepada keduanya, Maka
berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-
a
k
Allah Swt berpesan kepada Musa as dan Harun as untuk menghadapi Fir`aun dengan
st
lembut dan cinta. Haji Agha Dulabi menyatakan ungkapan menarik: “Tuhan
u
Tuhan dibajak.”
Di dalam kitab `Ilal asy-Syarâyi` diceritakan: Tatkala air Sungai Nil menyusut, orang-
orang datang kepada Fir`aun dan berkata, “Bukankah engkau tuhan kami?” Fir`aun
menjawab, “Ya.” Mereka berkata lagi, “Jika begitu, perbanyak air sungai Nil. Kebun
kami sudah kekurangan air.” Fir`aun berkata, “Baik, besok aku akan perbanyak.”
Fir’aun tahu sebenarnya, dirinya tidak bisa berbuat apa-apa. Malam harinya dia
berkata, “Ya Allah, jangan lenyapkan harga diri kami. Ya Allah, kami telah
66
terperosok ke dalam bahaya.” Dia terus merintih sedemikian rupa hingga Allah
Fir`aun sebenarnya beriman kepada Allah Swt, Sang Pemberi segala sesuatu, di dalam
jiwanya. Namun dia tidak menampakkan atau mengingkarinya. Setiap kali dia
mendapat masalah dia beribadah kepada Allah dari malam hingga subuh.
kezaliman dan kesombongan (mereka), padahal hati mereka meyakininya (QS. An-
Naml: 14).
ah
Kita tidak mempunyai orang kafir yang sesungguhnya. Menurut Haji Agha Dulabi:
i
“Orang yang berkata saya tidak menerima Tuhan, sebenarnya dia ingin menyatakan
Sy
Tuhan itu ada namun saya tidak menerimanya.” Dengan kata lain, orang-orang seperti
itu telah mempermainkan dirinya sendiri. Karena jika dia tidak menerima Allah Swt,
a
k
maka dia jangan menjadi tua, jangan mati, jangan sakit, jangan memakan rezeki-Nya
a
dan dia harus keluar dari kerajaan-Nya. Siapa yang benar-benar dapat mengingkari
st
Allah Swt?
u
Fir`aun dan orang-orang celaka menerima Allah dalam jiwa mereka, bahkan mereka
P
juga menerima Ahlulbait as. Dalam Ziarah Jami’ah disebutkan: “Tidak ada penguasa
zalim dan setan terkutuk serta makhluk di antara keduanya melainkan Allah Swt telah
kedudukan Ahlulbait as. Artinya, Muawiyah, Amr bin Ash, dan orang-orang zalim
67
`Ilal asy-Syarâyi`, hal. 58.
68
“Ziarah Jami’ah”, dalam Mafatih al-Jinan.
67
(sebenarnya) mengimani Ahlulbait. Amr bin Ash yang termasuk salah seorang musuh
sebelas bait syair tentang keutamaan-keutamaan Amirul Mukminin Ali bin Abi
Thalib, dan karena itu Imam Hasan as memberinya hadiah sebesar dua belas ribu
dirham.
Air bergerak dengan perintah Fir`aun namun tidak bergerak dengan perintah Musa as.
Nabi Musa as datang ke hadapan Allah Swt seraya berkata, “Ya Allah, satu sisi
Engkau berkata kepada kami, pergilah dan perangi Fir`aun, namun di sisi lain Engkau
ah
memberi kewenangan kepadanya!” Allah Swt berkata, “Fir`aun telah mengetuk pintu
i
Kami dan memohon sedemikian rupa sementara kamu tidak tahu.”
Sy
Dalam Doa Thawaf mengelilingi Ka`bah kita membaca: “Wahai Zat yang
Setelah Iblis tidak mau bersujud kepada Adam as dia diusir dan dilaknat. Kemudian
a
Iblis meminta, “Ya Allah, berilah tempo kepadaku.” Allah berkata, “Aku memberi
st
tempo kepadamu.” Iblis meminta lagi, “Ya Allah, jadikan aku mampu menembus
u
darah, kulit dan syaraf anak Adam hingga aku dapat menguasainya.” Allah Swt
P
Ini terjadi karena Iblis telah menyembah Allah Swt selama enam ribu tahun. Tetapi
semua ibadah yang dilakukannya tidak tulus. Meskipun demikian Allah Swt tidak
seorang mukmin?
69
`Ilal asy-Syarâyi`, hal. 58.
68
Imam Muhammad Baqir as berkata, “Demi Allah, tidaklah seorang hamba mukmin
meminta kebutuhannya kepada Allah dengan terus menerus kecuali Allah pasti
menunaikan permohonannya.” 70
Mungkin saja Allah Swt memberikan kebutuhan para pemohon itu dengan
“terlambat”, namun Allah Swt mengasihinya dengan lebih baik. Jika Tuhan tidak
menolak permintaan Fir`aun, Iblis, dan makhluk yang paling dimurkai, maka mana
bahwa kasih sayang Allah begitu tiada tara kepada para hamba-Nya. Imam Ali Ridha
ah
as berkata, “Ketika Fir`aun hampir tenggelam, dia mulai meminta tolong kepada Nabi
i
Musa as. Dia terus memohon kepada Nabi Musa as. Namun Nabi Musa as berkata,
Sy
“Engkau harus tenggelam”, dan dia pun tenggelam. Malam harinya, Nabi Musa as
datang ke hadapan Allah Swt untuk bermunajat. Allah Swt bertanya kepada Musa as,
a
k
Musa, engkau tidak menjawab permintaan tolong Fir`aun karena engkau tidak
st
menolongnya.” 71
P
Hal yang hampir sama terjadi pada Qarun. Qarun adalah sepupu Nabi Musa as.
Ringkas kisahnya, Qarun adalah salah kerabat Nabi Musa as yang semula seorang ahli
masjid, beriman dan berperilaku sangat baik. Tapi kemudian dia berubah setelah
mempunyai banyak harta. Sebuah pelajaran berharga; jangan sampai ketika kita
70
Al-Kafi, jil. 2, hal. 475, hadis 3.
71
`Ilal asy-Syarâyi`, hal. 59.
69
Seorang manusia ketika tidak punya uang selalu berseru “Ya Allah!” Tetapi ketika
Begitu pula yang terjadi pada Qarun. Ketika kekayaan sudah berada dalam
uang kepada pelacur, dan berbagai tingkah polah penyelewengan lain. Sampai dia
berani berkata, “Beri kesaksian bahwa Musa dan aku mempunyai hubungan yang
haram!”
Nabi Musa as banyak menerima gangguan dari kalangan Bani Israil. Mereka
menuduh Nabi Musa dengan berbagai tuduhan keji. Suatu ketika Nabi Musa as pergi
ah
bersama Nabi Harun as. Di tengah perjalanan Harun as meninggal dunia. Mereka
i
menyebarkan tuduhan bahwa Nabi Musa as takut Nabi Harun as merebut
Sy
kedudukannya, sehingga dia membunuhnya. Singkatnya, Qarun menuduh Nabi Musa
as dengan tuduhan yang keji. Nabi Musa marah, lalu memerintahkan bumi
a
k
menelannya.
a
Amarah Musa
st
Musa as seorang pemarah. Ketika dia marah tidak ada orang yang dapat
u
mencegahnya. Dalam riwayat dikatakan bahwa di pundak Nabi Musa as tumbuh bulu-
P
bulu yang menusuk badannya sampai keluar dari bajunya ketika dia marah, hingga
Dalam Al-Quran juga disebutkan, tatkala dia melihat umatnya menyembah patung
anak sapi dia mencengkeram kerongkongan Nabi Harun as. Tapi Harun as yang
penyabar dan lembut tetap menjadi pendamping yang setia. Karena itulah Allah Swt
72
Tafsir Qummi, hal. 121.
70
Musa as kadang-kadang beralasan kepada Allah, “Cobaan (fitnah) ini tidak lain dari
Engkau.” (QS. Al-A`raf: 155). Siapa yang berani berkata demikian kepada Allah Swt;
Nabi Musa as mengatakan kepada Allah Swt, “Patung anak sapi ini adalah buatan
Samiri, tetapi siapa yang menjadikannya bisa mengeluarkan suara? Siapa yang telah
sangat pemarah. Dia memukul seorang Qibthi dengan satu pukulan dan orang itu
mati, Lalu Musa meninjunya dan matilah orang itu ... (QS. Al-Qashash: 15).
ah
Musa as muda berotot sangat kuat. Musa as banyak memakan makanan berlemak di
i
istana Fir`aun. Dia besar dalam asuhan Fir`aun. Di rumah Fir`aun itu dia makan dalam
Sy
satu meja hidangan dengan Fir`aun. Sungguh mengagumkan, ada seorang nabi ulul
azmi yang tumbuh besar di rumah thagut nomor wahid dan memperoleh makanan dari
a
k
hidangannya. Fir`aun adalah penghisap darah masyarakat. Ini bisa dimaknai bahwa
a
jika Allah menginginkan sesuatu, maka tidak perlu syarat apa pun untuk terjadinya.
st
Syaratnya hanya kehendak-Nya. Dengan asuhan dan makanan dari Fir`aun, sang
u
Kalimullah tumbuh besar. Asiyah binti Muzahim pun tinggal di rumah Fir`aun.
P
Sebaliknya, jika Allah Swt berkehendak pada yang lain, bahkan paman Imam Zaman
yang juga saudara seorang Imam dan anak dari seorang Imam pun bisa menjadi
seorang pendusta. Ja`far al-Kadzdzab (sang pendusta) adalah orang yang dibesarkan
di rumah seorang imam besar. Manakala Allah berkehendak sesuatu maka Dia akan
mewujudkannya.
Musa yang tumbuh besar di rumah Fir`aun—dia tetap menjadi Musa sang Kalimullah.
71
Sebaliknya, jika Allah tidak berkehendak, meskipun seseorang tinggal di rumah
Ada yang jatuh cinta kepada seseorang. Dia sangat mencintainya. Orang yang
dicintainya adalah yang sangat berkuasa. Sang kekasih berkata, ‘Karena engkau telah
Sang kekasih menjawab, “Ya!” Si pecinta berkata, “(maka) Tidak ada yang perlu
disedihkan.”
ah
Sebuah untaian syair menyatakan:
i
Di mana saja engkau bersamaku aku merasa bahagia,
Sy
meski tempatku di dasar sumur
Selama engkau bersamaku tidak ada kesedihan bagiku. Semua musibah menjadi
a
k
penawar. Selama Allah Swt bersama seseorang maka semua musibah tidak ada
a
Dengan cinta onak menjadi puspa, dengan cinta cuka menjadi arak
P
Cinta apa yang menjadikan semua onak menjadi puspa? Jika seseorang sudah menjadi
kekasih Allah, maka Allah akan melenyapkan pengaruh makanan Fir`aun, hingga dia
menjadi makanan yang baik dan suci. Diri Fir`aun tidak akan memberi pengaruh apa
pun kepada istrinya. Asiah binti Muzahim pun menjadi teman tidur Fir`aun. Biasanya,
siapa yang bersama-sama dengan orang yang suka berbuat dosa pasti akan
terpengaruh, dan jiwanya akan tercemar. Tapi, bagaimana mungkin diri Fir`aun tidak
dapat meninggalkan pengaruh pada diri Asiah. Semua itu terjadi karena Allah Swt
membantunya. Jika Allah Swt membantu maka segala sesuatu menjadi baik.
72
Permintaan Tolong Qarun kepada Musa
Ketika bumi menelan dirinya, Qarun meminta tolong kepada Musa as. Namun Musa
tidak mau memenuhi permintaan tolong Qarun dan berkata, “Hai anak Lewi, jangan
Malamnya Musa as bermunajat kepada Allah Swt. Tapi Allah menjawab, “Hai anak
Lewi, jangan berbicara lagi kepadaku lebih dari ini,” perkataan sama yang
maka begitulah engkau akan diberi balasan.” 74 Apa saja yang engkau lakukan maka
ah
Mengapa Engkau tidak menjawab permintaanku?” Allah Swt menjawab, “Mengapa
Apa mungkin Allah tidak mencintai makhluk ciptaan-Nya? Seorang pengrajin tentu
u
akan menyukai hasil karyanya. Pencipta tentu akan menyukai makhluk ciptaan-Nya.
P
Para mufassir mengatakan, Surah ar-Rahman adalah mempelai wanita bagi Al-Quran.
Artinya ia adalah Surah Al-Quran yang paling indah. Ar-Rahman adalah kasih sayang
Allah Swt meliputi seluruh makhluk. Rahmaniyyah (kasih sayang) Allah selalu
begitu.
Mulla Agha Darbandi pergi ke Makam Imam Husain as. Dia merapatkan dadanya ke
makam seraya berkata, “Wahai Imam Husain, jangan sampai engkau bersumpah demi
73
Syair berkata:
Ini merupakan kekhawatiran yang nyata. Mulla Darbandi mengenal kasih sayang dan
kedermawanan Imam Husain as begitu luas. Ketika Syimir hendak datang, Imam
Husain as tersenyum kepadanya. Artinya, kasih sayangku begitu luas, aku ingin
Almarhum Ayatullah Syah Abadi berkata, “Imam Husain as berkata kepada Syimir,
“Beri aku air supaya aku memberi syafaat kepadamu di hadapan kakekku.” Ini adalah
ah
sifat rahmaniyyah.
i
Rahmaniyyah Allah Swt berarti membeli semuanya. Kita menjumpai ada sebagian
Sy
penjual buah yang membawa pulang buah-buahan jualannya yang hampir busuk
karena tak laku dijual, dan dimakan sendiri. Begitu juga dengan Allah Swt, sang
a
k
Pencipta dan Pemelihara semua, pasti tidak akan pernah menelantarkan hamba-Nya.
a
Sifat rahimiyyah Allah Swt khusus bagi ahli surga. Sifat rahmaniyyah Allah Swt
u
bersifat umum. Allah Swt mempunyai dua rahmat. Pertama, yang bersifat umum,
P
disebut rahmaniyyah, yang mencakup semua makhluk. Dengan sifat ini Allah Swt
mengasihi semua makhluk. Allah Swt pernah “digugat” oleh para nabi-Nya berkenaan
dengan orang-orang yang jahat. Kita dapat menyaksikannya pada kisah Fir`aun dan
Qarun. Kedua, sifat rahimiyyah, yang bersifat khusus. Yakni hanya khusus diberikan
bagi orang-orang mukmin dan para ahli surga. Ar-Rahman adalah nama sebuah Surah
dan juga sebuah ayat, yaitu ayat pertama dari Surah ar-Rahman.
Allah Swt berkata, “Ar-Rahmân (Tuhan Yang Maha Pemurah)”, lalu mengatakan,
“’allamal Qur’ân”; dan “khalaqal insân” (Yang telah mengajarkan Al-Quran dan
74
menciptakan manusia). Mungkin kita pernah berpikir, seharusnya pertama kali Allah
Quran”. Tetapi Allah Swt mengatakan sebaliknya. Ini berarti, Allah Swt telah
memenuhi jiwa, fitrah dan wujud dengan cahaya dan ilmu, baru setelah itu Dia
menciptakan manusia.
Karena itu, awalnya, munculnya rahmat Allah Swt secara umum kepada seluruh alam,
setelah itu mengajarkan Al-Quran, dan baru kemudian menciptakan manusia. Ini
berarti selama seseorang belum mempelajari Al-Quran maka dia belum menjadi
ah
membuka lidah manusia: Kami mengajarkannya pandai berbicara.
i
Sifat rahmaniyyah adalah sifat yang amat tinggi. Orang-orang bercerita tentang Sayid
Sy
Ibnu Thawus: Dia selalu bangun di waktu sahur dan memulai munajatnya dengan
menyebut “orang-orang terbawah”. Ibnu Thawus berseru, ‘Ya Allah, berilah petunjuk
a
k
kepada orang-orang kafir, orang-orang jahat dan para Namrud.’ Dalam mengiringi
a
kebiasaan shalat malam, dianjurkan pula agar si mushalli menyebut empat puluh
st
orang baik dan mendoakannya. Namun Sayid Ibnu Thawus memulai dengan
u
saw dalam bangun malamnya ialah memulai dengan menyebut kelompok bawah atau
Almarhum Ayatullah Sayid Ali Qadhi, ketika membeli buah ia memilih buah-buah
sisa, karena tidak ada orang yang mau membelinya. Begitu juga Almarhum Mulla
Hadi Sabzawari. Dengan perbuatannya ini mereka ingin mengatakan kepada Kekasih-
nya, “Ya Allah, kami memilih dan mengambil buah-buah itu meski busuk, supaya
Engkau pun mengambil kami.” Allah Swt pun melakukan yang sama. Allah tidak
75
Sekali lagi, kita perhatikan hadis berikut dan mencamkannya dalam hati: “Wahai
hamba-Ku, demi hak yang engkau miliki pada-Ku Aku mencintaimu, dan demi hak
-5-
Dan tidaklah Kami mengutusmu kecuali untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam
(QS. Al-Anbiya:107)
Banyak sekali riwayat yang menerangkan kepada kita berbagai jalan untuk bisa dekat
dengan Rasulullah saw. Jika kita meniti salah satu jalan tersebut pada hakikatnya kita
ah
telah meniti seluruh jalan untuk bisa dekat dengan Rasulullah saw.
i
Siapa saja yang paling banyak beribadah maka dia paling dekat dengan Rasulullah
Sy
saw. Karena tempat Rasulullah saw ada di sana. Dalam shalat kita bersaksi asyhadu
hamba dan utusan-Nya). Siapa saja yang paling merendahkan diri di hadapan Allah,
a
yang paling banyak berkiprah di alam fana ini sebagai hamba sahaya Allah, yang
st
paling banyak mengorbankan jiwa untuk Allah, yang paling banyak menyerahkan
u
urusan kepada Allah dan yang paling sering mati (egonya), maka dialah yang paling
P
Manusia mempunyai tingkatan. Orang yang sering mati adalah orang yang berada
pada di tempat paling utama. Allah Swt berfirman kepada Rasul-Nya, Sesungguhnya
engkau mayit (QS. Az-Zumar: 30). Manusia yang berada di tingkat paling tinggi dari
hamba-hamba Allah, yang saleh, yang mati, dan tunduk di hadapan-Nya adalah
Rasulullah saw, dan setelah itu Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as. Allah Swt
tidak berkata, “Wahai Rasul, engkau akan mati, tetapi Allah berkata, “Sesungguhnya
76
Irsyad al-Qulub, jil. 1, hal. 171.
76
engkau mayit.’” Maksudnya, seorang hamba (‘abd) tidak mempunyai kehendak apa
pun di hadapan kehendak Allah Swt. Beliau tunduk secara total. Orang-orang yang
cenderung kepada Rasulullah saw juga harus mati. Maksudnya, dia mengorbankan
dirinya dan hanya melihat Allah Swt. Jadi, orang yang paling dekat dengan Rasulullah
Dalam riwayat juga dikatakan: Orang yang paling baik akhlaknya adalah orang yang
paling dekat kepada Rasulullah saw. Atau, orang yang paling dekat dengan Rasulullah
saw ialah orang yang paling mencintainya. Di atas semua orang itu adalah Amirul
Mukminin Ali bin Abi Thalib as, yang merupakan diri Rasulullah saw. 77
ah
Jalan lain untuk berdekatan dengan Rasulullah saw ialah dengan mengucapkan
i
shalawat kepada beliau. Rasulullah saw bersabda, “Orang yang paling dekat denganku
Sy
pada hari kiamat adalah orang yang paling banyak bershalawat kepadaku di dunia.” 78
Orang yang paling dicintai adalah orang yang paling banyak diingat dan disebut,
a
k
paling banyak didoakan, dan karena itu kecintaan kepadanya semakin bertambah.
a
Karena banyak menyebut dan mendoakan, maka cinta kepadanya akan semakin
st
Dari jalan mana pun kita melangkah, kita akan sampai ke sana. Ini sebuah kenyataan.
P
Banyak membaca shalawat kepada Rasulullah saw dan keluarganya adalah salah satu
jalan termudah dan tercepat untuk meraih “tempat paling dekat” dengan Rasulullah
saw.
77
Pada asbab nuzul Ayat Mubahalah (QS. Al-Imran [3]:61) disebutkan bahwa Rasulullah mengajak
Ahlulbaitnya. Mereka adalah Hasan dan Husain (sebagai “anak-anak kami”), Fatimah (sebagai
“perempuan-perempuan kami”), Ali bin Abi Thalib (sebagai “diri kami”).
78
Mustadrak al-Wasa’il, jil. 5, hal. 334; Bihar al-Anwar, jil. 91, hal. 63.
77
Salah satu keistimewaan Nabi Muhammad saw yang paling utama ialah bentuk cinta
dan rahmat. Allah Swt berkata kepada Rasulullah saw: Dan Kami tidak mengutusmu
kecuali untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam (QS. Al-Anbiya: 107).
Wujud Rasulullah saw merupakan rahmat bagi seluruh alam. Allah Swt tidak
mengatakan bahwa Kami mengutusmu untuk menjadi rahmat dan kebencian, tetapi
berkata, “Kami tidak mengutusmu kecuali hanya sebagai rahmat”. Allah Swt juga
tidak menyatakan bahwa, Kami mengutusmu khusus untuk satu kelompok, tetapi
Selain jin dan manusia masih banyak makhluk lain di alam ini. Dalam hadis-hadis
ah
disebutkan bahwa di langit ada makhluk lain selain jin, manusia dan malaikat.
i
Rasulullah saw bersabda, “Kami juga menjadi imam bagi mereka. Mereka lebih
Sy
mendengar perkataan kami dibandingkan kalian.” Dalam riwayat lain juga disebutkan
tentang pernyataan Amirul Mukminin Ali as: “Bintang-bintang yang ada di langit
a
adalah kota-kota seperti kota-kota yang ada di bumi.” 79 Oleh karena itu, yang
a k
Ketika Iblis menolak bersujud kepada Adam as, dua orang malaikat secara
u
berbarengan memukul tengkuknya hingga kepalanya menunduk. Ketika ayat ini turun,
P
Iblis berkata, “Tuhanku, apa bagianku dari rahmat ini?” Allah Swt menjawab,
Dalam riwayat lain disebutkan: Ketika Rasulullah saw lahir ke dunia, kemampuan
setan berkurang. Sebelumnya mereka mampu naik sampai ke langit keempat. Namun
setelah kelahiran Rasulullah saw kemampuannya berkurang dan hanya mampu naik
sampai ke langit pertama saja. Artinya, dia tidak lagi dapat menembus hati manusia.
Hati mempunyai tujuh tirai. Sebelumnya setan mampu sampai ke tirai keempat, tetapi
79
Bihar al-Anwar, jil. 55, hal. 91, Hadis 8.
80
Kitab e Iblis, hal. 315.
78
setelah itu mereka hanya mampu sampai ke tirai pertama, dan kemampuan
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Rasulullah saw bertanya kepada malaikat Jibril,
“Apakah engkau juga mendapat bagian dari rahmat ini?” Jibril menjawab, “Ya, wahai
Rasul Allah. Ketika Fir`aun tenggelam dia berkata, Sekarang aku bertobat. Lalu
dengan inisiatifku —tanpa perintah dari Allah— aku mengambil segenggam rumput
bertaubat, padahal sebelumnya engkau durhaka dan sombong ...” (QS. Yunus: 91).
Aku melakukan ini dengan tanpa perintah Allah Swt. Aku takut Allah akan
ah
menghukumku karena perbuatan ini. Namun rahmat (kelahiranmu) ini meliputiku dan
i
Allah mendukung perbuatanku, hingga pikiranku tenang. Dan Allah memujiku di
Sy
dalam Al-Quran, “...yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di
sisi Allah yang mempunyai ‘Arsy, yang ditaati (para malaikat) di langit lagi dapat
a
k
Wujud Rasulullah saw semuanya rahmat dan kabar gembira. Bahkan peringatan-
u
adalah kabar gembira. Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as berkata: “Orang yang
memberi peringatan kepadamu sama dengan orang yang memberi kabar gembira
kepadamu.” 82
Orang yang berkata kepadamu, hati-hati jangan sampai bajumu terbakar, sama dengan
orang yang membelikan sehelai baju untukmu. Karena, jika dia tidak memberi
peringatan niscaya bajumu terbakar dan lenyap. Dalam peringatan terkandung kabar
gembira. Perkataan Amirul Mukminin as adalah perkataan hikmah dan kunci. “Orang
81
Tafsir Nur ats-Tsaqalain, jil. 3, hal. 6, hadis 18.
82
Nahj al-Balaghah, Hikmah 59; Ghurar al-Hikam, hal. 590.
79
yang memberi peringatan kepadamu dari kehinaan sama dengan orang yang memberi
kabar gembira kepadamu.” Dia telah menjelaskan arti seluruh ayat peringatan dan
siksa. Ketika Allah Swt berkata kepada Rasul-Nya, Kamu tidak lain hanya seorang
tentang siksa? Mengapa begitu banyak pembicaraan tentang neraka? Ini dikarenakan
Allah Swt menginginkan manusia segera bergegas menuju ke majelis jamuan dan
hidangan Allah Swt. Allah Swt mengatakan, “Jika engkau tidak pergi ke jamuan-Ku
ah
maka Aku akan memenjarakanmu.”
mengatakan, “Jika Anda meletakkan kaki Anda di sebelah kiri maka akan ada ular,
a
k
kalajengking dan api. Ini bagi orang yang berada pada permulaan jalan, supaya
a
mereka menjaga diri. Jika mereka mengatakan, ‘Takutlah!’ Ini artinya, takutlah
st
sesuatu yang manis. Artinya, mereka sedemikian banyak berbicara tentang cinta,
P
rahmat, kelembutan dan berkah Allah Swt hingga membuat seseorang merindukan-
Nya.
Haji Agha Dulabi berkata, “Sebagian orang kebingungan hingga mengatakan bahwa
jalan (hidup) ini amat sulit, dan menjadi manusia itu mustahil. Diri mereka
menemukan jalan buntu. Lalu mereka berkata, ‘Jangan pergi, itu jalan buntu.’ Bisa
saja dengan berbagai riyadhah yang amat sulit seseorang dapat sampai ke tujuan,
namun kemudian dia mengatakan jalan amat sulit. Namun bisa saja yang lain dengan
meniti jalan rahmat dapat sampai dengan mudah ke tujuan. Mereka yang tersesat ke
80
neraka berkata, ‘Jalan amat sulit, selalu penuh dengan ular, kalajengking dan api
neraka.’ Mereka tidak salah, karena mereka berada di dalam neraka. Karena itu,
Selanjutnya Haji Agha Dulabi bercerita, “Ada seorang pembaca rauzeh (ratapan). Jika
istrinya sedang senang dan baik kepadanya, maka ketika dia datang ke majelis dia
mengatakan, ‘Wanita itu bunga yang harum. Begitu lembut dan mengagumkan.’ Dia
akan membacakan ayat-ayat dan hadis-hadis tentang bunga dan kelembutan. Namun
jika istrinya sedang marah dan menyakitinya, maka tatkala datang ke majelis dia akan
berkata, ‘Istri durhaka amat buruk. Tidak ubahnya kalajengking.’ Lalu kami berkata
ah
kepadanya, ‘Kemarin engkau mengatakan sesuatu, sedang hari ini engkau mengatakan
i
sesuatu yang lain. Kemarin engkau mengangkat wanita ke `Arsy sedang hari ini
Sy
engkau menyebut mereka ular dan kalajengking. Ini adalah pengalamanmu. Jika
engkau melihat sesuatu yang baik, maka engkau akan berkata begitu dan jika engkau
a
k
melihat sesuatu yang buruk maka engkau akan berkata yang sama. Orang yang
a
tersesat ke dalam neraka selalu berbicara tentang ular dan kalajengking. Dia telah
st
menyesatkan dirinya dengan mengatakan ‘susah dan mustahil’. Begitu juga orang
u
yang berada di surga, dia selalu berkata tentang rahmat, kebaikan, dan keindahan.”
P
Agama Fitrah
Agha Dulabi menyatakan: Islam agama fitrah. Islam dan Al-Quran adalah dua fitrah
wujud kita. Rasulullah saw bersabda, “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah.” 83
Artinya, sebelum kita menjadi Muslim, Islam telah tertanam dalam diri kita. Sebelum
kita membaca Al-Quran, Al-Quran telah ada dalam wujud kita. Perhatikanlah!
Mengapa ketika mendengar hal-hal yang baik, maka kita menganggukkan kepala dan
hati kita membenarkannya? Itu terjadi karena sebelumnya kebaikan telah ada dan
83
Bihar al-Anwar, jil. 3, hal. 281, hadis 22.
81
tertulis di hati manusia. Agama Rasulullah saw adalah agama fitrah, yaitu yang sesuai
sebanyak 114 kali di dalam Al-Quran. Kalimat yang berisi sifat rahmaniyyah Allah
kepadaku jika Allah membinasakan aku dan orang-orang yang bersama denganku
atau memberi rahmat kepada kami, lantas siapakah yang dapat melindungi orang-
orang yang kafir dari siksa yang pedih’?” (QS. Al-Mulk: 28).
ah
Kemudian Allah Swt menjawab, Dialah Tuhan Yang Maha Pengasih (ar-Rahman).
i
Juga dikatakan di dalam Al-Quran, Supaya Allah memberi balasan kepada orang-
Sy
orang yang benar itu karena kebenarannya, dan menyiksa orang munafik jika
Dapat disebutkan pula bahwa pada hari kiamat Allah Swt akan memberi balasan
st
kepada orang-orang yang benar karena kebenarannya, yaitu mereka yang bersih. Dan
u
Allah tidak akan mengurangi sedikit pun ganjaran mereka. Sementara untuk orang-
P
menjelaskan posisi orang-orang munafik dengan keraguan, namun setelah itu nada
kalam-Nya bernada penuh ampunan dan rahmat, Sesungguhnya Allah adalah Maha
Semua ini menggambarkan sifat rahmaniyyah Allah Swt. Allah tidak menyatakan,
“Kami pasti akan menyiksa orang-orang munafik”, tetapi berkata, Jika Aku mau Aku
akan menyiksanya, tetapi mungkin juga Aku tidak mau menyiksanya: “atau
mengampuni mereka.” Betapa jalan telah dilapangkan oleh Allah Swt. Setelah itu pun
82
Allah berfirman, Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. Artinya, Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Yaitu semua
bertumpu atas dasar rahmat dan pengampunan. Allah Swt menginginkan yang penuh
Ada sebuah hadis sangat menarik dari Imam Sajjad as, yang berkata, “Jika kalian
tidak melakukan dosa hingga kalian tidak meminta ampun kepada Allah niscaya Allah
akan menciptakan makhluk lain yang melakukan dosa hingga mereka meminta ampun
kepada-Nya.” 84
ah
Allah Swt ingin mengampuni orang-orang yang berdosa agar sifat Maha Pengampun-
i
Nya muncul dan termanifestasi. Di dalam kitab al-Khazâ’in, karya Naraqi,
Sy
disebutkan: Seorang ahli ibadah dan zuhud berziarah ke rumah Allah. Dia memegangi
tirai Ka`bah seraya memohon, ‘Ya Allah, aku memohon kemaksuman dari-Mu.
a
k
Berilah kepadaku kemaksuman hingga aku tidak melakukan dosa sama sekali.
a
kemaksuman dari-Ku. Jika Aku memberi kemaksuman kepada semua, lantas siapa
u
Haji Agha Dulabi berkata, “Dengan kata-kata ini para imam memberi harapan dan
kekuatan bagi para pecintanya. Para imam tahu bahwa para pecintanya tidak
menyukai perbuatan dosa. Karena tidak ada yang lebih merendahkan manusia
melebihi dosa. Seorang ulama berkata, ‘Jika manusia tidak berbuat dosa niscaya
mereka semua akan mengaku sebagai Tuhan.’ Namun ketika mereka melakukan dosa
dan kesalahan, mereka akan berkata, ‘Kami tidak pantas menjadi orang mukmin dan
84
Al-Kafi, jil. 2, hal. 424.
85
Irsyad al-Qulub, hal. 110.
83
juga tidak pantas menjadi orang Muslim. Sungguh ini sebuah perkataan yang amat
Semoga Allah memberi rahmat kepada seorang tua yang baik, dia seorang ayatullah
yang saleh. 86 Dia berkata, “Saya selalu menjaga shalat malam. Meskipun jika saya
tidur pada dua pertengahan malam saya tetap akan bangun satu atau dua jam sebelum
azan subuh.” Ini merupakan kebahagiaan baginya. Kepada orang-orang seperti ini
terkadang Allah Swt mengujinya. Dia melanjutnya, “Meskipun begitu, saya pernah
harus mengkada shalat subuh, dan saya sangat merasa menyesal karenanya.”
ah
Bayangkanlah, bagaimana seseorang yang selama tiga puluh atau empat puluh tahun
i
tidak pernah meninggalkan shalat malamnya, lalu tiba-tiba harus mengkada shalat
Sy
subuhnya. Maka perhatikanlah, apa yang terjadi padanya! Seseorang berkata, “Saya
merasa iri dengan hari pada saat dia mengkada shalat subuhnya, tetapi tidak iri dengan
a
k
shalat malamnya.”
a
Seorang yang tulus ini menceritakan sebuah kejadian yang sangat menarik. Dia
st
bercerita: Kejadian ini terjadi sekitar empat puluh tahun yang lalu. Saya pergi ke
u
Masyhad sendirian. Bis dengan rute Tehran—Masyhad baru saja dibuka, jalan-jalan
P
masih berupa tanah dan penuh dengan gelombang. Kurang lebih dua puluh jam saya
menempuh perjalanan dari Tehran ke Masyhad. Setiap kali saya ingin menaruh kepala
saya ke kursi untuk sejenak tidur, gelombang jalan membuyarkan rasa kantuk saya.
Urat-urat saya terasa linu hingga saya tidak bisa tidur sama sekali. Akhirnya saya
sampai di Masyhad. Saat itu hari Kamis, sekitar jam satu atau jam dua setelah zuhur.
Saya merasa tidak mempunyai semangat untuk shalat. Saya berkata dalam hati,
86
Maksudnya, Ayatullah Ishfiya’i.
84
“Lebih baik saya pergi ke penginapan terlebih dahulu, lalu tidur barang satu dua
jam, kemudian setelah itu bangun dan mengerjakan shalat zuhur dan asar.”
Saya pun tidur lalu bangun pukul lima atau enam sore. Alhamdulillah, saya masih
hidup dan tubuh saya sudah semangat lagi. Saya merasa lapar. Saya pikir cari
makanan terlebih dulu baru kemudian shalat. Saya keluar penginapan, namun saya
lihat semua warung tutup. Saya bergumam, ‘Aneh, apa yang terjadi? Apa telah terjadi
tutup? Dia memerhatikan saya keheranan seraya berkata, ‘Karena hari ini adalah hari
Jumat.’ Saya baru sadar bahwa saya telah tidur dari Kamis setelah zuhur hingga Jumat
ah
setelah asar, kira-kira dua puluh empat jam. Ada lima shalat yang harus saya kada.
i
Cerita ini disampaikan oleh orang yang mengatakan bahwa jam berapa pun dia tidur
Sy
dia selalu bangun dua jam sebelum azan subuh. Dia mengatakan, “Allah telah
menjadikan lima shalat saya untuk dikada dan telah meletakkan telapak tangan saya
a
k
Maka yakinlah bahwa semua itu adalah kasih sayang Allah. Pada saat kita merasa tak
st
memiliki apa-apa maka kasih sayang Allah akan memenuhinya. Karena itu, janganlah
u
bersedih manakala tangan kita kosong. Ketika seseorang berkata, “Ya Allah,
P
hilangkanlah aib saya ini”, justru dia melihat ada sepuluh aib lain yang telah
dilakukannya, yang sebelumnya tidak terlihat. Dia berpikir keadaan telah rusak, tetapi
justru yang lebih rusak dari keadaannya itu adalah apa yang sedang dipikirkannya.
Sungguh, takhliyyah (pengosongan) adalah jalan untuk sampai. Arti dari lâ ilâha
adalah seperti ini. Selama seseorang belum benar-benar mengosongkan makna yang
ada dalam ungkapan lâ ilâha maka ungkapan illallâh tidak ada artinya.
85
Mawlana memberi perumpamaan dengan mengatakan: “Ketika tukang jagal
menyembelih leher kambing dia ingin menjadikan kambing sebagai bagian dirinya.”
Begitu juga seorang mukmin, manakala dia mengorbankan dirinya dia ingin menjadi
bagian dari imamnya. Mereka yang mengorbankan dirinya untuk Allah Swt berarti
mengorbankan dirinya untuk para nabi dan para imam. Para imam mengambil hidup
dari darah yang suci. Sebuah ungkapan mengatakan: “Korbankanlah dirimu untuk
Janji-janji Allah
Ada sebuah hadis dari Rasulullah saw yang begitu memberi harapan kepada umatnya.
ah
Hadis itu berbunyi: “Siapa yang dijanjikan Allah akan memperoleh pahala karena
i
suatu perbuatan, maka itu pasti terlaksana. Dan siapa yang diancam Allah dengan
Sy
siksa karena suatu perbuatan maka Allah akan memilih apakah akan melaksanakan
Hadis ini sejalan dengan ayat yang telah disebutkan sebelumnya. Jika Allah Swt
a
berjanji akan memberi pahala apakah mungkin Dia tidak akan melaksanakannya?
st
Yang demikian adalah mustahil bagi Allah. Artinya, semua pahala yang dijanjikan-
u
Nya pasti dilaksanakan. Maknanya, Allah Swt wajib menunaikan janjinya. Namun
P
berkenaan dengan siksa dan ancaman, Allah Swt tidak wajib menunaikannya. Artinya,
pelaksanaan ancaman-Nya bukan sesuatu yang pasti. Hadis ini mencakup seluruh ayat
Namun jika yang tidak kita kehendaki terjadi, yakni Allah Swt merealisasikan siksa-
Nya, maka yang dapat dikatakan ialah, karena siksa-Nya adalah keadilan-Nya. Sebuah
87
Bihar al-Anwar, jil. 5, hal. 334, hadis 1.
88
Balad al-Amin, hal. 406.
86
Dalam membaca doa Arafah terdengar kalimat: “Ya Allah, keadilan-Mu
membinasakanku, dan aku lari dari setiap keadilan-Mu.” Oleh karena kita melihat diri
kita berhak mendapatkan seribu neraka Jahannam, maka kita selalu berkata: “Ya
Allah, perlakukan kami dengan karunia-Mu, dan jangan perlakukan kami dengan
keadilan-Mu.” 89
Fitrah kita pun tercipta berdasarkan karunia ini. Jika seorang ayah yang penyayang
dan pintar berkata kepada anaknya, ‘Jika tahun ini kamu benar-benar belajar dan
memperoleh rangking pertama aku akan membelikanmu sepeda. Tetapi jika kamu
tidak belajar dengan benar dan rangkingmu jelek aku akan mengusirmu dari rumah,
ah
dan tidak akan memberimu uang.’ Maka apabila kemudian anak tersebut benar-benar
i
belajar dan memperoleh peringkat pertama maka sang ayah tidak boleh mengatakan
Sy
‘aku tidak akan memenuhi janjiku’, karena semua orang berakal akan mengecam dan
Namun sebaliknya, jika anak itu malas dan tidak mau belajar, apakah dia wajib
a
janji pada pahala itu harus dilaksanakan, namun ancaman dan siksa tidak harus
P
dilaksanakan. Ini semua berdasarkan rahmat. Rahmat Allah Swt mempunyai dasar
Kelezatan Cinta
malam hingga pagi dia duduk dan berbincang-bincang dengan teman tanpa sedikit
pun merasa lapar, lelah dan ngantuk, karena jiwanya telah dikenyangkan oleh rasa
89
Syarh al-Asma’ al-Husna, jil. 1, hal. 297.
87
cinta dan rindu. Cinta adalah kelezatan hidup. Cinta memberi kehidupan kepada
Jika kita bepergian ke tempat asing, tempat yang tidak ada seorang pun dikenal, lalu
tiba-tiba di sana bertemu dengan seorang teman dekat, kira-kira apa yang akan kita
rasakan? Kita akan merasa semua penduduk kota itu pendatang dan hanya kita berdua
yang penduduk asli. Padahal sebelumnya kita merasa sedih dan kesepian. Setelah
dan dia tidak merasakan kelelahan sepanjang perjalanan itu. Namun jika bepergian
ah
dengan orang yang tidak sejalan atau tidak cocok, meski perjalanan yang ditempuh
i
tidak jauh, dia tetap merasa tersiksa dan ingin segera tiba di tempat tujuan.
Sy
Ini menggambarkan kelezatan cinta. Mereka yang merasakan kelezatan dengan
materi, maka Allah Swt akan memberi mereka materi. Sedangkan mereka yang
a
k
merasakan kelezatan persahabatan dengan Allah dan para kekasih Allah maka Allah
a
berbunyi: “Berilah manisan kepada orang yang belum pernah merasakan cinta.”
u
Seorang yang sudah merasakan lezatnya cinta indra perasanya sudah merasa kenyang
P
reputasi, semuanya bukan apa-apa di hadapannnya. Baginya, manis dan lezatnya cinta
Allah Swt dan para kekasihnya tidak bisa dibandingkan dengan apa pun. Aku
mencintai Allah dan Allah pun mencintaiku. Aku mencintai Rasulullah saw dan
Rasulullah saw.
88
Kedatangan para nabi merupakan mukadimah bagi kedatangan nabi kita, Muhammad
saw, dan kedatangan nabi kita merupakan mukadimah bagi kedatangan batin dan jiwa
Rasulullah saw, yaitu Amirul Mukminin Ali as. Kenabian adalah “lahir” Rasulullah
saw, sedangkan wilâyah adalah “batin” Rasulullah saw. Amirul Mukminin as adalah
rahasia Rasulullah saw yang bagi para Ahlulbaitnya merupakan sesuatu yang jelas,
namun orang-orang munafik, yang buta mata hati, tidak dapat melihatnya. Sekarang
Ayat berikut sarat dengan makna tersebut: Pada hari ini Aku telah sempurnakan
agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai
ah
Islam sebagai agamamu” (QS. Al-Maidah: 3).
i
Kata akmaltu, berarti Aku telah sempurnakan seluruh usaha para nabi, para malaikat
Sy
dan manusia-manusia utama alam. Sedangkan kata atmamtu, berarti, sekarang
nikmat-Ku telah sempurna. Ketika sebuah pohon berbuah, orang mengatakan, dia
a
k
telah sempurna. Namun ketika semua buahnya sudah matang, orang berkata, dia
a
sudah selesai (benar-benar sempurna). Artinya, segala sesuatunya telah berada pada
st
tempatnya. Seandainya Amirul Mukminin as memerintah pada saat itu maka segala
u
memerintah maka tidak akan ada perselisihan di antara dua orang. Di mana saja
Amirul Mukminin as berada dia akan menciptakan kedamaian. Seluruh hati menjadi
pengasih. Tetapi di mana saja Amirul Mukminin as tidak ada maka di situ terjadi
perpecahan. Laknat Allah atas musuh-musuh Amirul Mukminin dan jagalah jarak
dengan mereka. Tidak ada sesuatu yang dapat menyamai kepemimpinan Ahlulbait
89
-6-
ah
Kaum Muslim memiliki banyak riwayat yang mengatakan bahwa salah satu khasiat
i
dan berkah mengucapkan shalawat adalah dihapuskannya dosa. Namun dalam hal ini,
Sy
orang yang mengucapkan dan sejauh mana tingkat keikhlasan si pengucap sangat
menentukan. Tingkat pengaruh shalawat Rasulullah saw, Imam Zaman as atau para
a
k
malaikat, ulama, hingga orang awam dan seterusnya tentu berbeda-beda. Hanya saja,
a
secara umum, shalawat jelas mempunyai khasiat dapat membersihkan semua dosa.
st
Tidak ubahnya seperti sebagian pembersih yang mempunyai daya pembersih yang
u
begitu kuat hingga dapat menghilangkan segala kotoran. Inilah khasiat dari shalawat.
P
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali maka
Dalam beberapa riwayat disebutkan Rasulullah saw bersabda, “Jika setiap hari
seseorang bershalawat kepada Rasulullah saw sebanyak tiga kali atas dasar cinta,
90
Bihar al-Anwar, jil. 91, hal. 63, hadis 52.
90
maka Allah Swt mengampuni semua dosanya di hari itu.” 91 Yang dimaksud atas dasar
cinta ialah hatinya rindu kepada Rasulullah saw dan senang mengingatnya, serta tidak
mengharapkan ganjaran lain sama sekali. Semakin tinggi tingkat keikhlasan dan
makrifat seseorang maka semakin besar berkah shalawat yang akan diperolehnya.
Jangan sedikit pun Anda memberi ruang untuk meragukan perkataan para imam suci.
Dalam Ziarah Jami’ah dikatakan: “Perkataanmu merupakan hukum pasti dan tidak
mungkin salah.” 92
Eliksir Cinta
Salah satu yang paling mendasar dan bahkan paling penting dari perjalanan hidup
ah
Rasulullah saw adalah perilaku cinta dan rahmat. Boleh dikata, setelah nama-nama
i
Allah Swt dan nama-nama para wali-Nya tidak ada kata yang lebih indah dari kata
Sy
cinta. Sebuah perumpamaan berkata, “Berikan manisan kepada orang yang belum
merasakan cinta.” Orang yang telah merasakan lezatnya cinta maka bagi indra
a
k
Cinta ialah “Aku mencintaimu dan Engkau mencintaiku”. Sungguh betapa manis dan
st
lezatnya. “Uangku dan uangmu, kantongku dan kantongmu, serta dosaku dan dosamu
u
semuanya menjadi satu.” Di sini, sama sekali tidak ada dualisme. Tidak ada yang
P
Cinta merupakan kelezatan kontan. Yaitu kelezatan yang balasannya bersifat tunai
(cash). Jika sepasang suami istri saling mencintai, yaitu tidak ada sifat rakus kepada
dunia dan tidak ada tujuan-tujuan pribadi yang bersifat duniawi di antara mereka,
maka seluruh masalah akan dapat diatasi. Jika cinta dan kesatuan telah berlaku di
91
Bihar al-Anwar, jil. 91, hal. 70, hadis 63.
92
“Ziarah Jamiah”, dalam Mafatih al-Jinan.
91
antara mereka, dan mereka telah dapat merasakan manisnya cinta, maka hati dan
Jika dua hati sudah menyatu maka yang ketiga adalah Allah dan Imam Zaman.
Seluruh kebaikan ada di sana, Imam Zaman as ada di sana, dan bagi para pemilik hati
yang menyatu, keadaan itu berarti surga. Dan surga adalah tempat di mana tidak ada
sama sekali kotoran dan perselisihan. Tuhan-tuhan yang lain menyingkir dan yang ada
hanya Allah. Ucapan lâ ilâha illallâh berarti tujuan hanya satu. Imam Khomeini ra
berkata, “Jika seratus dua puluh empat ribu nabi semuanya berkumpul dalam satu
tempat, niscaya mereka tidak akan berselisih. Karena tujuan mereka satu, meskipun
ah
horizon masing-masing berbeda.” Yang satu adalah nabi untuk daerahnya sendiri,
i
yang lain lagi merupakan nabi ulul azmi, dan satunya lagi seperti Nabi kita,
Sy
Muhammad saw, yang diutus untuk seluruh manusia, bahkan untuk seluruh makhluk.
Jika sepasang suami-istri saling mencintai, dan cinta sangat berperan di antara
a
mereka, maka harga diri mereka menjadi satu, keluarga mereka menjadi satu. Ayah,
st
ibu dan keluarga si istri menjadi seperti ayah, ibu dan keluarga si suami. Begitu juga
u
ayah, ibu dan keluarga si suami menjadi seperti ayah, ibu dan keluarga si istri. Cara
P
pandang dan tindak-tanduk mereka menjadi satu, dan perselisihan di antara mereka
seluruh sifat mementingkan diri sendiri. Cinta adalah sesuatu yang dapat mengubah
setan menjadi malaikat. Sungguh, cinta adalah eliksir yang sangat mengagumkan.
Rindu dan cinta adalah kata yang manis dan begitu pula artinya. Insya Allah, kita
dalam cinta maka seluruh kesulitan mereka akan dapat diatasi, mereka tidak akan
merasa kekurangan, dan perkataan orang tidak akan memberi pengaruh sedikit pun
92
kepada mereka. Kesulitan hidup menjadi nihil bagi mereka, dan seluruh yang susah
menjadi mudah.
Surga Cinta
Haji Agha Dulabi mempunyai perilaku yang sangat penting, mendekatkan dan
menyatukan banyak hati. Dia pernah menyampaikan: “Tidak ada yang lebih begitu
saya perhatikan daripada menjadikan dua hati menjadi satu. Saya tidak akan tidur di
sebuah rumah yang di dalamnya sepasang suami-istri bertengkar, karena saya dapat
merasakan bagaimana rahmat Allah terputus atas rumah itu. Pernah suatu masa
perhatian saya hanya tercurah pada keadaan, supaya jangan sampai timbul kedengkian
ah
di antara anak-anak dan keluarga. Saya sangat sensitif dalam masalah ini.”
i
Jika dua hati berpisah dan janji di antara mereka sudah dilanggar serta mereka sudah
Sy
tidak mencintai satu sama lain maka yang ketiga adalah setan dan segala keburukan.
Jika dalam sebuah rumah tangga sudah tidak ada lagi rasa saling mencintai di antara
a
k
kedudukan, kebun dan lain sebagainya, mereka tidak akan dapat merasakan kelezatan
st
hidup. Mereka selalu bertengkar, saling menyalahkan dan saling menzalimi satu sama
u
lain. Kehidupan mereka serasa neraka. Dapat dibayangkan bagaimana nasib anak-
P
anak mereka.
Haji Agha Dulabi bercerita, “Saya mengenal sepasang suami-istri yang telah hidup
berumah tangga kurang lebih empat puluh tahun, tapi kemudian mereka berada dalam
keadaan sulit berbicara satu sama lain. Tapi mereka sudah sedemikian menyatu.
Seringkali pasangan itu hanya berbicara dengan napas dan isyarat. Ketika cinta sudah
sedemikian mendalam maka tidak diperlukan lagi kata-kata. Dengan isyarat tertentu
pasangannya sudah dapat mengerti maksud yang disampaikan. Itu dunia cinta, dunia
93
yang sangat mengagumkan. Kadang-kadang kita baru menginginkan sesuatu namun
pasangan kita sudah paham. Ada beberapa ulama besar yang ketika baru mempunyai
murid-muridnya.
Para imam kita adalah keinginan Allah Swt. Artinya, apa saja yang diinginkan Allah
Swt mereka akan melaksanakannya. Ini adalah kecintaan dan kedekatan yang begitu
mendalam. Mereka telah menjadi kehendak Allah Swt, para wali Allah yang sejati
telah menjadi tangan Allah, dan mereka telah menjadi hati Allah Swt.
Amirul Mukminin as berkata, “Aku adalah hati Allah yang mengerti.” 93 Imam Ali bin
ah
Abi Thalib mengungkapkan bahwa dirinya lebih tinggi dari tangan, mata dan telinga
i
Allah, “Aku adalah hati Allah yang mengerti.” Apa saja yang dikehendaki-Nya maka
Sy
aku pun menginginkannya. Mudah-mudahan kita dapat merasakan lezatnya cinta.
Haji Agha Dulabi berkisah: “Pernah suatu waktu saya mengunjungi rumah Sayid
a
k
Muhammad Hasan Tehrani. Sayid Hasan berkata, ‘Saya telah belajar selama beberapa
a
tahun kepada Allamah Thabathaba’i. Istrinya telah meninggal dunia, dan saya pun
st
bahwa telah sedemikian tercipta kecintaan dan saling pengertian di antara mereka.
Allamah Thabathaba’i menuliskan: ‘Jika istri saya tahu saya telah membaca selama
satu jam dan membutuhkan air teh, maka tanpa harus saya minta terlebih dahulu,
dengan segera dia mengambilkan air teh buat saya. Atau jika dia tahu saya akan
kedatangan tamu, maka dengan segera dia merapikan perkakas rumah. Pikirannya
selalu tertuju kepada apa yang sekarang saya butuhkan. Atau ketika tiba waktu
istirahat saya, dia pun berusaha agar jangan sampai ada orang yang mengganggu dan
93
Bihar al-Anwar, jil. 24, hal. 198, hadis 25.
94
bersuara keras. Dia berlaku tidak ubahnya seperti pecinta yang selalu ingin melayani
orang yang dicintainya. Sebaliknya, saya pun melakukan hal yang sama. Jika dia
mempunyai tamu maka saya tidak akan berlalu lalang di ruang tamu. Dan jika dia
Cinta melahirkan cinta. Segala sesuatu yang digunakan akan menjadi bertambah
banyak. Seperti layaknya dalam usaha, uang atau modal duniawi yang dijalankan
secara tepat, akan menjadi bertambah banyak. Karena itu, cinta harus digunakan, dan
harus diamalkan. Boleh juga dikatakan, harus diadakan perlombaan dalam cinta.
ah
Mulla Abdullah berkata di dalam kitab al-Makatib, “Sebagaimana orang-orang
i
melakukan olah raga jasmani maka orang mukmin juga harus melakukan olah raga
Sy
cinta. Anda harus melakukan perlombaan dalam mencintai. Suami-istri harus
mencintai. Begitu juga di antara ayah, ibu dan anak. Pedang cinta jauh lebih kuat,
a
lebih tajam, dan lebih cepat dari pedang apa pun. Tidak ada pedang yang dapat
st
menyamainya.”
u
Dalam berbagai riwayat dikatakan, ketika di antara imam shalat jamaah dan makmum
P
tidak terdapat rasa cinta atau saling mencintai maka shalat mereka tidak dapat
melewati atap. Karena sesungguhnya tidak terbentuk jamaah, dan yang ada adalah
Mulla Abdullah berkata, “Orang-orang baik yang datang ke dunia ini, semuanya
mencari cinta. Cintalah yang menarik mereka datang ke dunia. Imam Ja`far Shadiq as
95
berkata, “Jika di bumi tidak terdapat orang-orang mukmin sempurna maka Allah Swt
Artinya, kedatangan kami ke dunia adalah karena sahabat-sahabat yang mukmin. Jika
bukan karena mereka niscaya Allah akan mengangkat Ahlulbait ke sisi-Nya dan
Ahlulbait.” Yakni dengan cinta yang telah menyebabkan kami menghadapi berbagai
ah
pasangannya. Berbeda dengan ahli dunia yang merasakan kelezatan dari makan dan
i
minum, uang dan kedudukan. Singkatnya, mereka hanya menginginkan kepentingan
Sy
mereka sendiri, dan tidak pernah menginginkan kepentingan pasangannya. Jika
mereka mengucapkan salam pun karena mereka mempunyai kepentingan (untuk diri
a
k
sendiri). Dengan kata lain, seluruh cinta mereka tercemar. Mereka mengucapkan
a
salam dan menanyakan apa kabar karena ingin memperoleh sesuatu dari orang lain.
st
Adapun bagi ahli cinta, kelezatan ialah duduk bersama orang mukmin dan dekat
u
Kenapa Rasulullah saw tidak pernah merasa bosan dengan Salman Farisi dan begitu
bersama Rasulullah saw, bersama Amirul Mukminin as dan Fathimah Zahra as.
Mengapa Sayidah Zahra as sampai menitipkan pesan, “Kenapa Salman tidak datang
mengunjungi kami?” Itu karena beliau merasakan kelezatan dari cinta dan kedekatan
Salman. Mereka mencari manusia, yakni manusia yang benar-benar telah mencapai
94
Mustadrak al-Wasa’il, jil. 7, hal. 213, hadis 8069.
96
Kelezatan yang Kekal
Kelezatan cinta adalah kelezatan yang senantiasa hidup dan kekal. Kelezatan yang
lain akan sirna. Kelezatan dunia bisa saja membahagiakan seseorang untuk beberapa
saat, tapi kemudian selesai begitu saja. Namun kelezatan yang diperoleh seseorang
dengan duduk bersama orang mukmin, walaupun sudah lewat bertahun-tahun masih
tetap dapat dirasakan. Salah seorang ulama berkata, “Setiap kali aku teringat
menjadi semangat. Dengan mengingat beliau aku menjadi giat.” Mengapa demikian?
Karena kelezatan cinta tidak akan mati, selalu hidup. Setiap kali kita mengingatnya
ah
dia hidup kembali.
dalam satu kain? Mengapa begitu banyak pesan dan wasiat mengenai shalat
a
k
antara barisan shalat? Semua maksud dari jawaban pertanyaan tersebut hanya satu,
st
yakni agar kita semua menjadi satu. Supaya jiwa menjadi dekat maka tubuh pun harus
u
dekat.
P
Haji Agha Dulabi berkata, “Pertemuan kita ini dilakukan dalam bentuk lingkaran.
Karena dalam lingkaran tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah. Pertemuan-
pertemuan Rasulullah saw juga berbentuk lingkaran. Ini lebih dekat kepada kesatuan
dan persamaan. Semua itu memberikan aroma cinta. Ini bukanlah soal keteraturan dan
kedisiplinan lahiriah semata. Tetapi karena kita semua memang harus menjadi satu.
Tidak boleh ada yang di depan atau di belakang. Mengapa dalam shalat berjamaah
selain imam tidak boleh membaca al-Fatihah dan Surah sesudahnya. Karena saat
97
imam membaca yang lain sudah terwakili. Ini semua merupakan perwujudan rahmat,
Olah raga cinta merupakan kebiasaan para nabi dan para wali. Mengapa Imam Ali
kegiatannya? Sebab, menurut Haji Agha Dulabi, para wali Allah mencari manusia.
Kelezatan seorang wali Allah di dunia ini hanya terletak pada kedekatan dengan
manusia. Kelebihan manusia adalah cinta, kejujuran, ketulusan, akhlak mulia dan
iman. Kerinduan para wali Allah didasari cinta, yakni cinta kepada Allah Swt dan
ah
Di Hadapan Kekasih
i
Haji Agha Dulabi berkata, “Kita datang untuk duduk dan tidur bersama. Kita duduk
Sy
dengan mengingat Allah, dan tidur juga dengan mengingat Allah.” Allah Swt
memperingatkan kepadamu suatu hal saja, yaitu supaya kamu bangun untuk Allah.”
a
Allah Swt berfirman, “Bangunlah kalian, namun untuk Allah.” Semua yang ada di
u
jalan sedang berjalan, tapi yang penting adalah Allah. Agha Dulabi berkata: “Orang-
P
orang yang berziarah ke makam-makam suci, mereka pergi ke tempat yang mulia.
Semua ziarah yang dilakukan itu tidak kalah nilainya dengan ibadah. Bahkan kadang-
kadang seseorang menundukkan kepalanya dalam shalat dan doa, tetapi hatinya lalai
akhir musim panas, sebagai berikut: “Saya sudah tiga puluh atau empat puluh kali
pergi ke Karbala dan Makkah. Semua ini sebagai mukadimah bagi perjalanan terakhir
98
saya. Karunia yang saya peroleh pada perjalanan terakhir ini sama nilainya dengan
Pada perjalanan terakhir itu dia begitu khusyuk, hingga tidak berbicara dengan anak-
anaknya. Dia senantiasa berada dalam fana, karena mempunyai kecintaan yang begitu
besar kepada Imam Husain as. Selama tiga hari berada di Karbala dia tidak masuk ke
Makam Abul Fadhl Abbas. Dia hanya sampai di bagian bagian luar atau halaman
makam dan hanya menengok ke arah Makam Abul Fadhl Abbas. Namun ketika
masuk ke Makam Imam Husain as, dia langsung berdiri di hadapan makam dengan
dua lututnya tanpa henti selama tiga sampai empat jam. Dia berpesan pada
ah
rombongannya, “Jangan ada seorang pun yang menggangguku. Kalian datang ke sini
i
empat jam lagi, baru kita pulang sama-sama ke rumah.” Pada hari terakhir ––dalam
Sy
kondisi yang serupa–– dia berpesan, “Saat semua tas sudah dikumpulkan dan kalian
sudah siap berangkat baru kalian datang memanggilku.” Begitulah, hatinya tidak bisa
a
k
lepas dari Imam Husain (salam atasnya). Dia pernah berkata: “Makam Imam Husain
a
Pada kesempatan kebiasaan yang lain, ialah saat dia bangun pada waktu sahur, dia
u
berdiri di atas dua lutut selama tiga sampai empat jam dalam keadaan fana. Ketika
P
seseorang tengah berada di hadapan madzkur (yang disebut) dia tidak perlu lagi zikir.
Karena zikir merupakan mukadimah untuk sampai kepada madzkur. Berkali-kali dia
memberi contoh: “Seseorang yang tidak melihat Imam Zaman dan jauh darinya dia
Zikir adalah untuk sampai kepada madzkur. Namun, jika kita tengah berada di
hadapan madzkur maka sedapat mungkin kita “mati”. Haji Dulabi berkata: “Jika
99
dalam shalat kita tidak bisa mati, maka paling tidak kita tidur.” Mungkin, bagi
masyarakat umum ungkapan ini terdengar ganjil. Maksudnya ialah, orang yang
berkata, “Aku begitu sering mengucapkan, hanya kepada-Mu kami menyembah dan
hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan, hingga aku mendengar langsung dari
Cinta melenyapkan semua kesulitan. Dengan cinta, manusia menjadi tidak mengenal
tempat dan waktu. Kita bisa melihat anak-anak, betapa mereka suka main sepak bola.
ah
Di saat udara sedemikian panas pada waktu tengah hari di musim panas —yang jika
i
kita sepuluh menit saja berada di luar rumah maka kita akan merasa pusing dan
Sy
lemas— ternyata anak-anak malah main bola berpanas-panasan. Mereka sama sekali
tidak merasa haus, lapar, dan kepanasan. Kita juga menyaksikan bagaimana para
a
k
pemain bola terkadang siap sedia meskipun tangan dan kaki mereka harus patah
a
karena main bola. Seluruh perhatian dan kecintaannya hanya tertuju kepada
st
bagaimana dia bisa mencetak gol. Jadi, kita sudah menyaksikan apa yang dapat
u
ditimbulkan oleh cinta majazi. Maka, bagaimana pula yang dapat ditimbulkan oleh
P
cinta hakiki.
Uwais Qarni, adalah salah seorang sahabat Amirul Mukminin as. Seringkali dia
bermalam-malam dan tidak tidur. Suatu malam dia memandang ke langit lalu berkata,
“Malam ini adalah malam rukuk.” Lalu dia rukuk hingga subuh. Malam berikutnya
dia berkata, “Malam ini malam sujud.” Lalu dia terus dalam keadaan sujud hingga
95
Sirr ash-Shalâh, juz 2, hal. 75, menukil dari Mahajjah al-Baidha, jil. 1, hal. 352.
100
dirimu? Uwais berkata, “Oh, seandainya seluruh waktu itu malam, hingga aku terus
Beberapa orang menulis tentang Syekh Husain Ali Ishfahani; bagaimana dia melalui
malam-malamnya dengan beribadah di atas atap Makam Imam Ali Ridha as. Di suatu
malam bersalju di musim dingin dia tengah sibuk beribadah. Pagi harinya orang-orang
menutupi punggungnya, tetapi dia sama sekali tidak merasa kedinginan. Dari malam
hingga pagi hari Syekh Husain Ali berada dalam posisi rukuk. Bagi seorang yang
sudah sampai ke alam cinta, maka panas dan dingin tidak berarti lagi baginya.
ah
Jika manusia sudah memasuki alam cinta maka seluruh bencana menjadi bukan apa-
i
apa baginya, seluruh keburukan menjadi indah, seluruh duri menjadi bunga. Kita pun
Sy
mungkin pernah melihat bagaimana cinta majazi lainnya beraksi, yang membuat dua
orang yang saling jatuh cinta tidak lagi menghiraukan dunia sekitarnya meskipun
a
k
Haji Agha Dulabi berkata, “Jika kalian bertemu teman maka temuilah dengan hati dan
u
wajah terbuka namun jika bertemu musuh maka tendanglah.” Artinya, hadapilah
P
teman dengan sepenuh hatimu dan berpalinglah dari musuh. Terkadang, seseorang
sampai pada tingkatan di mana dia tidak mau sama sekali mendengar dan menyebut
nama musuhnya. Di sini, dia telah mencapai derajat kebencian sempurna. Yakni, jika
Rabi`atul Adawiyah yang merupakan seorang Sufi besar duduk diam di antara
mereka. Ketika para Sufi lain selesai berbicara, Adawiyah berkata, “Siapa yang
96
Mahajjah al-Baidha. Juz 9, hal. 173; Mi`raj as-Sa`adah, hal. 684; Muntaha al-Amali, jil. 1, hal. 368.
101
mencintai sesuatu dia akan sering menyebut namanya, baik dengan pujian atau celaan.
Jika dalam hati kalian dunia bukan sesuatu yang berharga lantas kenapa kalian
menyebut-nyebutnya?” 97
Artinya, kalian semua masih mencintai dunia. Karena, seseorang yang membenci
sesuatu maka dia akan benci menyebut namanya. Dengan begitu, sebenarnya kalian
masih mencintai dunia. Meskipun kalian mencelanya dengan harapan dapat lepas
darinya. Sebab, seseorang yang sudah benar-benar terlepas dari dunia tidak akan lagi
menyebut namanya.
Hadis yang berbunyi “Agama tidak lain selain cinta dan benci” 98 adalah untuk orang-
ah
orang yang masih tertawan dengan berbagai keburukan, dan mereka ingin terlepas
i
darinya. Karena, sebagaimana kata Haji Agha Dulabi, seseorang yang sudah sampai
Sy
kepada derajat kesempurnaan dan sudah melewati neraka Jahannam maka wajahnya
hanya tertuju kepada surga dan empat belas manusia maksum. Mereka telah sampai
a
k
kepada batas akhir kesempurnaan. Di sana hanya ada cinta. Inilah yang dikatakan
a
hadis, “Agama tidak lain selain cinta.” 99 Di sana tidak ada lagi duri. Di sana kita tidak
st
akan lagi bertemu musuh. Di sana kita tidak akan melihat lagi ada orang yang menjadi
u
lawan kebaikan. Pohon keburukan telah tercabut dari akarnya. Yang ada hanya pohon
P
kebaikan. Ini adalah tingkatan sebagaimana yang dikatakan hadis, “Agama adalah
Eliksir Cinta
masalah cinta. Dia berkata: “Tidak ada eliksir yang dapat menandingi eliksir cinta.”
Saat cinta datang seseorang tidak akan melihat keburukan, dia hanya akan melihat
97
Majmu`ah e Waram, hal. 82.
98
Imam Muhammad Al-Baqir as, Bihâr al-Anwâr, jil. 65, hal. 63.
99
Imam Ja`far Ash-Shadiq as, al-Khishâl, jil. 1, hal. 38, hadis 74.
100
Imam Muhammad Al-Baqir as, Nûr ats-Tsaqalain, hal. 285, hadis 49.
102
kebaikan. Saat seorang ayah mencintai anaknya, meski anaknya seorang yang paling
Nabi Ya`qub as mempunyai seorang budak perempuan. Dari budak perempuan itu ia
mempunyai seorang anak yang suka bermain dengan Nabi Yusuf as. Nabi Ya`qub as
memberikan hadiah kepada budak perempuannya dengan berkata, “Berikan hadiah ini
kepada orang yang paling tampan.” Budak perempuan itu memberikan hadiah tersebut
kepada anaknya.
Nabi Ya`qub as bertanya, “Ini sungguh tidak adil. Hadiah itu seharusnya diberikan
kepada Yusuf, karena tidak ada seorang pun yang dapat menyamai ketampanannya.”
ah
Budak perempuan itu menjawab, “Dalam pandanganku yang paling tampan adalah
i
anakku. Sedangkan menurut engkau, Yusuf yang paling tampan.”
Sy
Mawlawi bersyair:
Karena cinta cuka yang asam menjadi arak yang lezat. Arak cinta adalah arak yang
st
suci. Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as tinggal di Madinah. Banyak sekali
u
orang yang meninggal dunia di Madinah namun beliau tidak mendatangi jenazahnya.
P
Tetapi, ketika beliau mendengar Salman Farisi meninggal dunia di Mada’in, beliau
datang ke Mada’in. Beliau membawa kain kafan yang disediakan Sayidah Zahra as
untuk Salman.
Tengoklah sekali lagi, apa yang dilakukan cinta. Bagaimana Sayidah Zahra as telah
menyediakan kain kafan bagi Salman sejak jauh-jauh hari. Ketika Amirul Mukminin
Ali as mendatangi jenazah Salman di Mada’in, tubuh Salman telah dingin. Amirul
103
lalu duduk dan berkata, “Salam sejahtera atasmu wahai Amirul Mukminin,” kemudian
tubuhnya jatuh kembali. Bagaimana ini terjadi? Semua disebabkan oleh cinta.
Sebuah ungkapan berbunyi: Karena cinta, orang mati hidup kembali. Karena cinta,
Ada pula beragam kisah tentang raja-raja. Para raja telah melakukan apa saja untuk
dapat menggapai kekuasaan. Mereka membunuh ribuan jiwa, demi mencegah orang
lain merebut kekuasaannya. Bahkan mereka pun rela membunuh saudara dan
kerabatnya sendiri. Ada seorang raja, Sultan Mahmud Ghazwini, yang jatuh cinta
kepada seorang budak perempuan. Dia duduk di bawah kursi singgasananya sebagai
ah
seorang budak, dan mendudukkan budak perempuan yang dicintai di atas
i
singgasananya. Dia menjadikan dirinya sebagai budak di hadapan budak perempuan
Sy
itu.
Seorang penyair berkata: “Mahmud Ghazwini yang mempunyai ribuan budak telah
a
k
menjadi tawanan cinta, sehingga dia menjadi budak bagi seorang budaknya.”
a
Tidak ada sesuatu yang dapat menurunkan seorang manusia dari kekuasaan diri dan
st
kekuasaan dunianya kecuali cinta. Obat dari semua penyakit manusia adalah cinta.
u
Jika seseorang telah memperoleh eliksir cinta maka dia telah memperoleh semuanya.
P
Cinta bersemayam dalam diri setiap manusia, namun yang lebih penting ialah
Api bekerja untuk membakar. Tetapi jika cinta datang, maka api bisa menjadi lentera
Begitulah: Karena cinta api menjadi cahaya, karena cinta setan menjadi bidadari.
Pernahkah sampai kepada kita, kisah tentang anjing Ashabul Kahfi: Suatu hari, anjing
Ashabul Kahfi yang selalu mengikuti manusia itu pun berubah menjadi manusia.
104
Karena anjing itu mencintai manusia-manusia Ilahi maka esensinya pun berubah
menjadi manusia dan ikut masuk ke dalam surga. Unta Imam Ali Sajjad akan
dibangkitkan bersama Imam Sajjad as di surga. Karena sang unta mencintai Imam
Sajjad dan Imam mencintainya. Banyak sekali hadis yang berbicara tentang cinta
Dalam beberapa riwayat disebutkan tentang sebuah pohon kering di area Masjid Nabi
Muhammad saw. Seringkali Nabi saw bersandar pada pohon kering itu ketika sedang
berbincang dengan para sahabatnya. Seorang ibu atas dasar kasih menawarkan kepada
Rasulullah saw, “Wahai Rasulullah, anak saya seorang tukang kayu. Izinkan dia
ah
membuatkan mimbar tiga anak tangga bagi Anda.”
i
Ia pun membuatkan mimbar. Rasulullah saw pun tak lagi bersandar pada pohon
Sy
kering itu, karena memilih duduk di atas mimbar. Kemudian terdengar rintihan yang
menyayat hati dari pohon kering itu, persis seperti seorang ibu yang ditinggal mati
a
k
anaknya.
a
Penyair berkata, “Pohon kering merintih karena ditinggalkan Rasulullah saw, seperti
st
Imam Ja`far Shadiq as berkata, “Mendengar itu Rasulullah saw turun dari mimbar lalu
P
memeluk pohon kering itu, mengusap dan menghiburnya. Andai saja Rasulullah saw
tidak melakukan itu maka hingga hari kiamat pohon itu akan terus merintih, dan
Penyair berkata, “Cahaya Musthafa menghibur pohon kering yang merintih kalian
Cinta Rasulullah saw menembus seluruh lapisan alam. Dari kayu yang kering hingga
kerikil dan binatang buas. Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa keledai
101
Bihâr al-Anwâr, jil. 17, hal. 326 dan 365.
105
Rasulullah saw masuk surga. Ketika Rasulullah saw menungganginya dia gembira
padang pasir dan sungai-sungai memohonkan ampun bagi pencari ilmu dan pecinta
Allah Swt? Karena mereka mengetahui bahwa mereka akan memperoleh kebaikan
dari pecinta dan pencari Allah Swt. Dari seluruh molekul alam tercium bau harum
cinta.
Dalam seluruh molekul alam berisi cinta kepada Allah dan para kekasih Allah Swt.
Batu kerikil yang ada di tangan seorang Arab dusun mengucapkan dua kesaksian
ah
(syahadatain), kadal yang ada di kawasan lain memberi kesaksian akan keesaan Allah
beri makanan. Setiap kali dia melihat kami datang kucing itu berjalan berputar
a
k
mengelilingi kami kemudian pergi. Dengan cara itu dia mengucapkan terima kasih
a
kepada kami. Namun terkadang, ada juga orang yang meskipun kita telah
st
membantunya selama tujuh puluh tahun, dia tidak mau menjawab salam kita. Manusia
u
yang tidak memiliki rasa cinta tidak bisa diserupakan dengan benda mati dan hewan.
P
Karena makhluk yang ada di alam ini semuanya mempunyai rasa cinta.”
Cinta menciptakan kesamaan. Kesamaan apa yang ada di antara Rasulullah saw dan
Tsauban, budak beliau? Rasulullah saw berada pada derajat tertinggi sedang dia
seorang budak. Tidak ada kesamaan di antara keduanya. Namun cintalah yang
kemudian menciptakan persamaan pada mereka. Cinta mendekatkan jarak yang jauh
106
Tsauban sangat mencintai Rasulullah saw. Suatu hari Rasulullah saw melihat wajah
Tsauban pucat pasi. Rasulullah saw bertanya kepadanya, “Ada apa?” Tsauban
menjawab, “Saya sedih saat memikirkan bahwa saya akan terpisah dari engkau. Kalau
pun saya berada di surga, tentu engkau berada di surga derajat tertinggi sedangkan
saya berada di surga derajat bawah. Pikiran ini selalu mengganggu saya.”
Cinta Tsauban kepada Rasulullah membuat Jibril turun membawa ayat terbaik ini:
Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul (Muhammad) maka mereka itu akan
bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, para nabi, para
pecinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Mereka
ah
itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS. An-Nisa: 69).
i
Ayat ini turun berkenaan dengan Tsauban. 102 Sungguh sebuah ayat yang indah. Dalam
Sy
sehari kita sepuluh kali mengucapkan, Bimbinglah kami ke jalan yang lurus, yaitu
Zaid bin Haritsah adalah seorang budak yang dibeli dan diasuh Rasulullah saw. Beliau
a
dalam Al-Quran, Maka ketika Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya
u
menyentuh namanya yang disebut di dalam Al-Quran. Tidak ada hubungan keluarga
sama sekali antara Zaid dengan Rasulullah saw kecuali kecintaan di antara mereka.
Cinta inilah yang telah menciptakan kesamaan di antara mereka. Karena itu,
Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang mencintaiku maka dia akan bersamaku di
surga.” 103
102
Safînah al-Bihâr, jil. 1, hal. 524.
103
Sireh e Nabawi, hal. 92.
107
Dalam hadis lain dikatakan, Rasulullah saw memegang tangan Hasan dan Husain
(salam atas mereka) lalu bersabda: “Siapa yang mencintai dua anak ini, serta bapak
dan ibunya maka pada hari kiamat dia akan berada satu derajat denganku di surga.” 104
Salah satu doa yang sering diucapkan oleh Haji Agha Dulabi adalah doa berikut: “Ya
Allah, aku memohon kepada-Mu kecintaan kepada-Mu, kecintaan kepada orang yang
kepada-Mu.” 105
Ada dua munajat dari “lima belas munajat” yang mempunyai derajat tinggi: “Munajat
murîdîn” dan “munajat para pecinta”. Dalam munajat murîdîn kita mengucapkan:
ah
“Wahai Zat Yang mengasihi orang-orang yang lalai mengingat-Nya, lalu dengan
Swt menunjukkan rasa cinta-Nya bukan hanya kepada orang-orang baik, tetapi bagi
a
k
orang-orang yang lalai dari mengingat-Nya pun Dia menariknya dengan penuh cinta.
a
Tuhan yang memperlakukan sedemikian baik orang-orang yang lalai, tentu akan
st
“Karena cinta logam menjadi emas, karena cinta yang pahit jadi manis
P
Karena cinta yang keruh menjadi jernih, karena cinta sakit menjadi sembuh
Karena cinta sedih menjadi bahagia, karena cinta hantu menjadi pemimpin
Karena cinta sengat menjadi madu, karena cinta singa menjadi tikus.”
Seekor singa dengan kekuatan yang sedemikian besar, saat jatuh cinta, dia akan
“Karena cinta sakit menjadi sehat, karena cinta paksaan menjadi rahmat.”
104
Kâmil az-Ziyârât, hal. 117, bab 14, hadis 13; Bihâr al-Anwâr, jil. 43, hal. 271, hadis 37.
105
“Munajat lima belas” atau “munajat para pecinta”, dalam Mafâtîh al-Jinân.
108
Imam Husain as datang menjenguk salah seorang sahabatnya yang sakit. Imam
menatap wajahnya, dengan serta merta penyakit panas yang diderita lenyap dari tubuh
orang itu.
“Karena cinta penjara menjadi taman bunga, tanpa cinta taman menjadi tungku
membara.”
Sesuatu yang dapat menjadikan seluruh yang jelek menjadi indah ialah cinta. Imam
Musa Kazhim as berada dalam penjara, namun baginya penjara itu adalah taman
bunga. Itu semua karena cinta. Tetapi apabila tidak ada cinta, meskipun kita berada di
i ah
-7-
Sy
Dasar Islam adalah kecintaan kepadaku dan kecintaan kepada Ahlulbaitku.
(Rasulullah saw)
a
k
Kekasih Allah
a
Seluruh ibadah dan ilmu merupakan mukadimah cinta. Cinta adalah tujuan tertinggi
st
dari penciptaan alam. Alam semesta berdiri di atas dasar cinta. Manusia ingin dicintai
u
Dalam Ziarah Amînullâh terdapat kalimat: “Ya Allah, jadikanlah diriku orang yang
mengorbankan harta, milik, diri, dan wujudnya. Seorang pecinta adalah orang yang
berkorban. Namun sebaliknya, orang yang dicintai tidak mengalami kesulitan sedikit
pun. Semua orang rela berkorban untuknya. Nabi Muhammad saw adalah orang yang
dicintai (mahbûb). Oleh karena itu, berusahalah menjadi orang yang dicintai. Kita
harus berusaha agar orang lain mencintai kita. Derajat dicintai (maqam mahbubiyyat)
109
adalah derajat yang sangat tinggi. Apa yang harus kita lakukan supaya menjadi orang
Amirul Mukminin as berkata, “Orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang
Rahasia dari perkataan ini sangat jelas, bahwa Allah Swt mencintai Nabi-Nya saw
melebihi cinta-Nya kepada yang lain. Karena itu, siapa saja yang menyerupai
Rasulullah saw maka dia akan dicintai oleh Allah Swt. Mengikuti Rasulullah saw
ah
Pemuda itu membisikkan pertanyaan ke telinganya, namun kami tidak tahu apa yang
i
ditanyakannya. Dalam jawabannya Ayatullah Baha’uddin berkata, “Tidak mungkin,
Sy
tidak mungkin, mungkin engkau hanya bisa serupa dengannya.” Kami mengira dia
dengan kata-kata, “Tidak mungkin, mungkin engkau hanya bisa serupa dengannya.”
a
Serupa dengan manusia juga sesuatu yang amat berharga. Manusia sesungguhnya
st
adalah empat belas manusia maksum. Kita dapat serupa saja dengan mereka, sungguh
u
sesuatu yang sangat berharga. Dalam sebuah hadis dikatakan: “Kami Ahlulbait adalah
P
manusia sesungguhnya, adapun para pengikut dan pecinta kami adalah yang serupa
Mendiktekan Cinta
Haji Agha Dulabi berkata, “Dalam cinta lidah mempunyai pengaruh. Diktekan kepada
dirimu bahwa Allah Swt mencintaimu. Lalu katakan itu dengan penuh keyakinan.
Allah Swt mencintai seluruh makhluk. Jika Allah tidak mencintainya, maka Dia tidak
akan menciptakannya. Apa mungkin Allah menciptakan sesuatu yang tidak disukai-
106
Nahj al- Balaghah, Khotbah 160.
107
al-Kâfî, jil. 8, hal. 244, hadis 339.
110
Nya? Katakan ini juga dengan penuh keyakinan dan diktekan kepada dirimu. Niscaya
Seseorang bercerita: “Saya pernah pergi ke Makkah. Saya tidak tahu kenapa hati saya
gundah dan resah. Ada kesedihan yang menyelimuti hati saya. Saya terus melakukan
tawaf mengelilingi Ka`bah namun kegundahan itu tidak juga lenyap dari hati saya.
Kemudian saya pergi memegang kisa Ka`bah seraya berkata, “Ya Allah, aku
bersumpah kepada-Mu aku mencintai-Mu. Namun aku merasa mungkin aku tidak
layak mencintai-Mu. Aku ini siapa hingga layak dapat mencintai-Mu.” Tiba-tiba dari
mulut saya keluar ucapan bahwa Dia mencintaiku. Saat kata-kata ini keluar dari mulut
ah
saya, tiba-tiba seolah-olah terasa ada air secara sekaligus menyiram api, hingga hati
Adalah sebuah kuncup bunga. Harum dari kuncup bunga belum begitu tercium dan
a
k
keindahannya belum begitu tampak. Hati yang sedang sedih dan gundah tidak
a
ubahnya seperti kuncup bunga. Tidak diragukan bahwa seluruh pecinta Ahlulbait
st
ibarat bunga. Namun sebagian dari mereka sudah mekar dan sebagian lagi masih
u
berupa kuncup yang belum mekar. Mulla Abdullah di dalam kitabnya, al-Makâtîb,
P
mengatakan, “Kuncup hati kita selama belum melihat ‘wajah Allah’ tidak akan
tersenyum dan mekar. Dengan melihat ‘wajah Allah’ dia baru akan mekar. Saat
kuncup hati mekar dia sangat indah dan mengeluarkan bau yang sangat harum. Tidak
ada bau harum yang dapat menyamainya. Bau harum bunga lebih lembut dari bau
Saat engkau mencium bunga lalu membaca shalawat maka Allah Swt akan
mengampuni dosa-dosamu. 108 Saat seseorang melihat sesuatu yang indah, melihat
108
Safînah al-Bihâr, jil. 3, hal. 420.
111
pohon, melihat bunga yang indah dan harum, hendaknya dia mengucapkan shalawat
kepada Muhammad dan keluarga Muhammad. Karena semua ini berasal dari kebun
Air Cinta
Penciptaan alam ini berdiri di atas dasar cinta. Intisari perkataan di alam ciptaan ini
ialah “aku mencintaimu, karena itu cintailah aku”. Dalam Surah al-Maidah ayat 54
kepada Rasulullah saw dan kecintaan kepada Ahlulbaitnya merupakan dasar Islam.
ah
Ahlulbaitku.” 109
i
Cinta tidak ubahnya seperti air. Dikatakan: “Cinta adalah air.” Sungguh ini sebuah
Sy
penyerupaan yang sangat indah. Setiap makhluk yang ada di alam ini merupakan
perwujudan dari satu atau beberapa nama Allah Swt. Sebagai contoh adalah api, yang
a
k
perwujudan kebesaran dan ketinggian Allah Swt. Adapun air merupakan perwujudan
st
dari rahmat Allah Swt. Perwujudan rahmat Allah yang dapat memadamkan api. Jika
u
tidak ada air maka seluruh pabrik industri tidak dapat bekerja dan berproduksi, karena
P
mesin-mesinnya yang panasnya besar hanya dapat dinetralkan oleh air. Bahkan air
ialah yang menjadi dasar kehidupan seluruh makhluk berikut kelangsungan hidup
mereka.
Allah Swt berfirman, Dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air
Kehidupan seluruh makhluk bergantung kepada air. Jika air tidak ada maka makhluk
tidak tercipta. Makhluk diciptakan dari air, dan kelangsungan hidup mereka
109
Mîzân al-Hikmah, jil. 2, hadis 1342, menukil dari Kanz al-`Ummâl, hadis 37631; Tuhaf al-`Uqûl.
112
bergantung kepada air. Seluruh makanan, buah-buahan dan hasil produksi tercipta
dari air. Untuk memasaknya pun kita memerlukan air. Hingga dapat dikatakan bahwa
permulaannya adalah air, pertengahannya adalah air dan akhirnya adalah air. Dengan
kata lain, seluruh makhluk berteriak, air, air, air. Air berarti rahmat dan cinta. Artinya,
kita semua tercipta dari air dan untuk kelangsungan hidup kita juga memerlukan air.
Jika dalam shalat tidak ada cinta, maka shalat itu tidak ada nilainya. Allamah
kalian membaca Al-Quran jangan hanya memerhatikan kata-kata, tajwid dan mâd-
ah
nya. Tidak perlu kalian mengerahkan segenap perhatian kalian untuk dapat
i
memahami hal-hal di atas. Justru kalian harus mengerahkan segenap perhatian kalian
Sy
untuk membacanya dengan penuh cinta. Jika kalian membaca Al-Quran dengan cinta
maka kalian akan dapat memahami artinya.” Artinya, seseorang akan tahu apa yang
a
k
dikatakan Kekasihnya. Jika Kekasihnya mengatakan “Alif Lâm Mîm”, dia akan
a
Kita dapat melihat orang-orang yang saling mencintai, dengan isyarat mereka dapat
u
berbicara satu sama lain. Salah satu arti dari huruf-huruf muqaththa`ah (huruf-huruf
P
terputus) ialah, Allah Swt berbicara kepada Nabi-Nya dengan isyarat. Allah Swt
(kebinasaan) dan Shad adalah syahâdah (mati syahid), Ya ialah Yazid, ‘Ain ialah `aths
(haus). Makna ini disebutkan dalam riwayat-riwayat yang terdapat dalam kitab-kitab
tafsir. 110
Jika seorang teman yang sangat kita cintai menulis surat kepada kita tentu kita akan
membuka dan membaca surat tersebut dengan penuh cinta dan semangat. Saat kita
110
Tafsir Nûr ats-Tsaqalain, jil. 3, hal. 320.
113
membacanya dengan cinta maka itu akan mendatangkan pengaruh. Namun jika kita
tidak menyukainya maka jangan dibaca. Membaca Al-Quran dengan terpaksa dan
tidak didasari cinta bukanlah membaca Al-Quran. Shalat yang dikerjakan dengan
malas dan terpaksa bukanlah shalat, bukanlah ibadah. Rasulullah saw bersabda,
Amirul Mukminin Ali as berkata, “Jangan lakukan sesuatu yang membuat dirimu
trauma terhadap ibadah.” Ia juga berkata, “Sesungguhnya hati manusia ada kalanya
suka dan ada kalanya enggan. Jika engkau ingin melakukan suatu perbuatan maka
lakukanlah tatkala hatimu suka. Karena jika engkau memaksa hatimu melakukan
ah
sesuatu saat dia tidak suka, maka dia akan buta dan trauma.” 112
i
Usahakanlah agar kita bershalat dengan cinta, usahakan supaya kita beribadah dengan
Sy
cinta. Jika bisa, maka kita akan dapat merasakan manfaat dan kelezatannya. Saat yang
menjadi dasar perbuatan Rasulullah saw adalah cinta, maka kita juga harus
a
k
menjadikan cinta sebagai dasar seluruh perbuatan kita. Shalat berarti bermain cinta
a
Dalam sebuah hadis diceritakan bahwa Amirul Mukminin Ali as melihat seseorang
P
sedang berdoa dengan doa yang panjang. Amirul Mukminin as berkata kepadanya:
“Tuhan mengabulkan doa yang panjang juga mengabulkan doa yang pendek.” Dan
Amirul Mukminin as menjawab, “Aku akan ajarkan kepadamu empat kalimat yang
mencakup semua doa. Doa yang singkat dan bermanfaat: ‘Segala puji bagi Allah atas
seluruh nikmat yang diberikan-Nya. Aku memohon kepada Allah seluruh kebaikan,
111
Al-Kâfî, jil. 2, hal. 86, hadis 2.
112
Nahj al- Balaghah, hikmah 193.
114
aku berlindung kepada Allah dari segala keburukan, dan aku memohon ampunan
Amirul Mukminin as telah menghimpun seluruh doa dalam empat kalimat ini. Doa
yang mencakup pujian, permohonan ampun dari segala dosa, permintaan segala
kebaikan kepada Allah Swt dan permintaan perlindungan kepada Allah Swt dari
segala keburukan. Kata-kata “aku memohon kepada Allah seluruh kebaikan” sungguh
mencakup. Yaitu mencakup kebaikan dunia dan kebaikan akhirat, kebaikan spiritual,
kedekatan kepada Allah, dan segala kebaikan yang diberikan kepada para nabi, para
ah
Seseorang datang ke makam Imam Ali Ridha as dan berkata, “Saya hanya punya satu
i
permintaan, yaitu berikanlah kepadaku kebaikan dunia dan akhirat.” Sebuah doa yang
Sy
ringkas dan bermanfaat. Sedapat mungkin kita harus bisa menyampaikan permintaan
Sebuah hadis berkata, “Semakin akal bertambah sempurna, maka semakin sedikit
a
perkataan.” 114
st
Dengan kata lain, kuantitas berkurang kualitas bertambah. Terkadang dalam berdoa
u
kita seolah-olah mengingatkan Allah untuk melakukan ini dan tidak melakukan itu.
P
Dalam sebuah hadis qudsi Allah Swt berfirman: “Wahai anak Adam, taatilah apa yang
Aku perintahkan kepadamu dan jangan memberitahu Aku apa yang baik untukmu.” 115
Tidak ada sesuatu yang semata-mata keburukan. Pada setiap sesuatu ada kebaikan dan
juga ada keburukan. Imam Hasan Askari as berkata, “Tidak ada satu musibah kecuali
113
Safînah al-Bihâr, jil. 3, hal. 66.
114
Nahj al-Balaghah, hikmah 71.
115
Amâlî ash-Shadûq, hal. 320, majelis 52; Bihâr al-Anwâr, jil. 68, hal. 135.
116
Bihâr al-Anwâr, jil. 75, hal. 374, hadis 34.
115
Tidak ada sesuatu pun yang semata-mata hanya berisi keburukan. Dengan demikian,
pikiran kita kini menjadi tenang. Setiap keburukan pasti bercampur kebaikan, yang
Kelas Cinta
Sebagaimana Allah Swt menciptakan alam semesta berdasarkan cinta maka perbuatan
Rasulullah saw pun berdasarkan cinta. Rasulullah saw bersabda, “Cinta adalah dasar
tindakanku.” 117
Rasulullah saw adalah wakil Allah Swt, karena itu seluruh perbuatannya pasti
berdasarkan cinta. Seluruh kerja keras dan berbagai kesulitan yang dihadapi
ah
Rasulullah saw di jalan Allah Swt pesannya bermuara pada cinta.
i
Kelas Rasulullah saw adalah kelas cinta. Ruang bersama Rasulullah saw ialah dalam
Sy
ruangan cinta. Bahkan terhadap musuh sekali pun beliau menghadapinya dengan
cinta. Karena itu, kelas dan pertemuan kita pun harus berdasarkan cinta.
a
k
Majelis pertemuan yang diadakan bersama Haji Agha Dulabi, sungguh merupakan
a
majelis cinta. Banyak sekali teman-teman yang datang dari beberapa kota yang jauh.
st
Diperlukan kemauan yang kuat untuk sanggup menempuh perjalanan jauh hingga bisa
u
menghadiri majelisnya.
P
Meskipun secara fisik Agha Dulabi sudah tampak semakin lemah namun tak jarang
beliau masih sanggup berbicara selama sepuluh jam. Sungguh ini sesuatu yang luar
biasa. Jika manusia telah karam dalam cinta maka dia akan terbebas dari tempat,
Beberapa orang masih mengingat bagaimana majelis yang pernah dibentuk melewati
musim gugur dan musim dingin dengan jadwal dimulai setelah shalat magrib dan isya
117
Bihâr al-Anwâr, jil. 75, hal. 374, hadis 34.
116
yang terus berlangsung hingga jam sebelas atau dua belas malam. Di masa-masa itu
majelis Agha Dulabi relatif lebih sepi, namun sangat akrab. Setelah sekian lama
berlangsung, lebih banyak lagi dari berbagai kalangan yang menghadiri majelisnya.
Haji Agha Dulabi sendiri mengatakan, “Dengan banyaknya yang datang ke majelis
kita untuk melihat dan mengenal spiritualitas kita, saya sedikit merasa lelah. Namun
saat majelis dihadiri satu kalangan, semua menjadi satu, dapat berlangsung hingga
larut malam, dan semua yang hadir merasa nyaman dan betah.” Majelis yang dipenuhi
cinta dan kehangatan memang demikian. Jika menghadiri majelis dengan cinta maka
dari malam hingga pagi pun kita tidak akan merasa lelah.
ah
Salah seorang teman yang setia hadir dalam majelis pertemuan itu bercerita, “Saya
i
menempuh perjalanan dari Qum ke Tehran bersama istri saya untuk menghadiri
Sy
majelis Haji Agha Dulabi. Saya berjanji jam sepuluh malam akan meninggalkan
mejelis dan pulang ke Qum. Saat jam sepuluh tiba, kami meninggalkan majelis
a
k
hendak menuju terminal. Tetapi ketika sudah di luar ruangan, istri saya berkata,
a
‘Sayang, kenapa kita keluar duluan?’, dan saya pun mengatakan hal yang sama.
st
Akhirnya kami kembali lagi ke majelis dan duduk sekitar dua jam lagi dengan tanpa
u
makan malam. Kami tetap merasa senang dan penuh semangat. Saat itu, tubuh kami
P
Dalam sebuah riwayat Imam Ja`far Shadiq as berkata, “Ketika Allah Swt memberi
janji kepada Nabi Musa as bahwa empat puluh hari lagi dia boleh datang menemui-
Nya, maka rasa rindu Musa as akan pertemuan itu membuatnya tidak makan dan tidak
minum. Dia tidak makan, tidak minum, tidak tidur dan tidak menginginkan sesuatu
yang lain.” Kerinduan untuk dapat bertemu dengan Allah Swt telah membuat Nabi
117
Kadang-kadang kita sendiri menyaksikan, bagaimana seseorang yang untuk dapat
menyaksikan pertandingan sepak bola sanggup menempuh perjalanan dari satu kota
ke kota lain yang sangat berjauhan. Ia datang hanya untuk mengetahui apakah tim
kesayangannya menang atau kalah. Padahal tidak ada sedikit pun manfaat yang
Kita juga dapat melihat bagaimana anak-anak yang sanggup bermain sepakbola di
lapangan terbuka yang begitu terik di musim panas. Mereka tidak menghiraukan rasa
lapar, haus dan udara yang begitu panas. Manakala cinta metaforis (majazi) saja dapat
memberi pengaruh sedemikian besar kepada manusia, tentu cinta hakiki dan
ah
kerinduan Ilahi akan dapat memberi pengaruh jauh lebih besar lagi.
i
Cinta metaforis dapat membebaskan seseorang dari tempat, waktu dan kelelahan.
Sy
Apalagi cinta hakiki. Saat kita menempuh perjalanan jauh dengan teman dekat kita
tidak merasa lelah sama sekali. Dalam ruang lingkup cinta, seluruh kesulitan dapat
a
k
teratasi. Jika kecintaan kepada Allah Swt ada dalam hati kita, jika shalat dapat
a
dilakukan dengan cinta, maka seluruh keadaan kita akan berubah; semuanya menjadi
st
berwarna Ilahi. Cinta adalah dasar perbuatan Rasulullah saw, dan keberadaan kita
u
semua berasal dari cinta. Kita tercipta dari cinta. Ayah dan ibu kita saling mencintai,
P
dan itulah yang menyebabkan kita lahir ke dunia. Jika mereka tidak saling mencintai
tentu mereka tidak akan menikah dan tentu saja kita tidak hidup di dunia.
seluruh hukum yang dikeluarkan berdasarkan atas cinta. Segala sesuatu yang dapat
mempererat cinta maka hukum yang keluar adalah wajib atau mustahab. Shalat kita
adalah hubungan kita dengan Allah Swt, dia menciptakan kecintaan di antara Allah
118
hamba dengan Tuhannya. Begitu juga dengan seluruh ibadah yang lain. Semuanya
makhluk ciptaan-Nya.
Segala sesuatu yang memperlemah atau melenyapkan hubungan cinta di antara Allah
ah
dengan makhluk-Nya maka berlaku haram atau makruh. Begitu juga berkaitan dengan
i
hubungan di antara makhluk. Segala sesuatu yang dapat melenyapkan hubungan cinta
Sy
di antara makhluk, seperti memutuskan hubungan silaturahmi, durhaka kepada kedua
orang tua adalah dosa dan haram. Sebaliknya, segala sesuatu yang dapat mempererat
a
k
menjalin silaturahmi, berbuat baik, memberikan hadiah, menunjukkan rasa cinta, dan
st
sebagainya.
u
kepada saudara seagama dan istri. Rasulullah saw bersabda, “Jika engkau mencintai
Saat seseorang memberitahukan rasa cintanya maka cintanya akan bertambah kokoh.
Saat seseorang menunjukkan rasa cintanya kepada istri maka cinta ini akan bertambah
118
Al-Kâfî, jil. 2, hal. 644.
119
kuat. Bahkan dalam sebuah hadis Rasulullah saw bersabda: “Ucapan laki-laki kepada
Kita pun sangat dianjurkan memberi hadiah, karena tindakan itu akan memperkuat
rasa cinta. Rasulullah saw bersabda, “Hendaknya kalian saling memberi hadiah
Ketika seseorang memberikan hadiah, itu berarti dia ingat kepada yang diberi.
Mungkin saja hadiah yang diberikan itu nilainya tidak seberapa, namun sesuatu yang
berharga ialah di dalamnya terkandung ingatan kepada satu sama lain dan pernyataan
cinta.
ah
Hubungan Cinta antara Pencipta dan Makhluk-Nya
i
Hubungan cinta antara Pencipta dan makhluk sedemikian penting sehingga jika ada
Sy
seorang nabi atau seorang imam ingin memutus hubungan tersebut maka dia akan
tersingkir. Ingatlah dengan apa yang terjadi pada Nabi Yunus as! Karena Nabi Yunus
a
k
Dia berkata kepada kaumnya, “Tiga hari lagi azab Allah Azza wa jalla akan turun!”
st
Lalu dia pergi meninggalkan umatnya. Nabi Yunus as mempunyai seorang murid
u
yang ahli ibadah. Muridnya itu berkata, “Laknatlah mereka!”. Namun dia juga
P
mempunyai seorang murid lain yang ahli ilmu. Murid keduanya itu berkata, “Jangan
engkau laknat mereka!”. Nabi Yunus as lebih mendengar perkataan muridnya yang
ahli ibadah, maka dia pun mendapat kesulitan. Allah Swt berfirman, Dan (ingatlah
kisah) Dzun Nûn (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah (QS. Al-Anbiya:
87).
119
Wasâ’il asy-Syî`ah, jil. 14, hal. 10, hadis 2493.
120
Bihâr al-Anwâr, jil. 74, hal. 166.
120
Kesulitan yang dialami Nabi Yunus as disebabkan karena ia melaknat kaumnya
Sungguh, ini sebuah kisah yang menarik dan mengandung banyak pelajaran.
ah
para nabi ialah menguatkan hubungan antara Pencipta dan makhluk-Nya, bukan justru
i
melemahkan atau memutuskan hubungan yang sudah terjalin. Dengan sangat indah
Sy
Mawlana (Rumi) menggambarkan kisah seorang penggembala lugu yang berbicara
“Musa melihat seorang penggembala yang sedang berjalan berkata kepada Tuhannya,
a
Hai Yang Maha Dermawan, hai Allah, di mana Engkau supaya aku bisa melayani-
st
Dengan lugu dan penuh ketulusan penggembala itu berkata kepada Tuhannya,
“Semua kambingku sebagai Tebusan-Mu, hai Allah. Apa saja yang aku lakukan di
sangat mencintai Allah Azza wa Jalla namun akalnya tidak mampu memahami
sesuatu yang abstrak. Dia mengira Allah itu berbentuk dan menempati ruang.
Saat Nabi Musa as mendengar kata-kata yang diucapkan si penggembala, dia berpikir
itu perkataan yang penuh dengan kekufuran. Nabi Musa as —sebagaimana banyak
121
disebutkan dalam berbagai riwayat—adalah seorang pemarah. Namun saudaranya
Harun adalah seorang penyabar, sehingga Allah Swt menempatkan Harun di sisi
Musa. Jika tidak, tentu Nabi Musa telah merusak seluruh misi yang diembannya.
Nabi Musa as berkata kepada penggembala, “Dengan siapa engkau berbicara begitu?”
Penggembala itu menjawab, “Dengan Tuhan yang telah menciptakan kita, dengan
Mendengar jawaban itu Musa marah dan menghardiknya, “Kata-kata apa yang engkau
ah
Mendengar kata-kata Musa itu, si penggembala memukuli kepalanya sambil
i
berteriak-teriak, “Aku sudah berlaku kurang ajar, aku sudah kafir.”
Sy
Kemudian penggembala itu menjatuhkan kepalanya ke tanah sambil berkata gemetar,
“Aku telah berlaku kurang ajar, aku telah mengatakan kekufuran.” Dia merintih
a
k
dengan sedih.
a
Tiba-tiba Allah Swt menegur Nabi Musa as dengan berkata, “Kenapa engkau telah
st
memisahkan hamba-Ku dari-Ku?” Allah Swt memerintah Nabi Musa as, “Carilah
u
penggembala itu dan minta maaf kepadanya.” Musa as pun mencari sampai
P
menemukannya.
Penggembala itu berkata, “Hai Musa, aku bertema kasih kepadamu. Cambuk yang
Adab Cinta
Ketika manusia sudah sampai ke maqam adab maka dia tidak disibukkan lagi dengan
berbagai pendapat, dan seluruh wujudnya akan dipenuhi dengan kecintaan kepada
122
Berbeda dengan pendapat ahli suluk yang mengatakan bahwa siapa saja yang cintanya
bertambah besar, maka tindakannya pun bertambah banyak, Haji Agha Dulabi justru
Semua yang kita lakukan adalah pernyataan bahwa kita hidup. Dengan kata lain, di
hadapan-Nya kita mengatakan bahwa kita mempunyai nama dan perbuatan. Padahal
jalan yang harus ditempuh adalah jalan mati. Yaitu kita mengikat tangan dan kaki kita
lalu berkata, “Ya Allah, aku tidak berbuat apa-apa. Apa saja yang ada berasal dari
ah
Engkau. Aku bukan apa-apa.” Jalan suluk ialah kita mati di hadapan-Nya. Inilah cinta
yang sempurna.
i
Sy
Mawlana bercerita: “Seseorang datang mengetuk pintu rumah kekasihnya.
Kekasihnya bertanya, ‘Siapa kamu?’ Dia menjawab, ‘Aku!’ Kekasihnya pun berkata,
a
k
‘Pergilah, kamu tidak akan mendapat cintaku.’ Beberapa saat kemudian dia datang
a
Lalu terdengar jawaban, ‘Kapan ‘aku’ dapat menjadi seorang pecinta. Seseorang yang
u
masih menyebutkan jatidirinya di hadapan orang yang dicintanya tidak akan bisa
P
Setelah memendam rindu dan ditolak berkali-kali dia kembali datang mengetuk pintu
rumah kekasihnya. Sang kekasih bertanya lagi, ‘Siapa?’ Ia menjawab, ‘Engkau!’ Dan
Allah Swt juga berkata demikian kepada Nabi Musa as, “Hai Musa, engkau tidak akan
dapat melihat-Ku.” Artinya, selama engkau masih ada, maka engkau tidak akan dapat
melihat-Ku. Namun jika engkau telah tidak ada, maka engkau akan dapat melihat-
Ku.[]
123
-8-
Tidak ada yang lebih indah dan lebih kekal di alam ini daripada ucapan cinta
(Hafizh)
Salah satu faktor yang mendatangkan kecintaan Allah Swt ialah selalu membaca
shalawat. Allah Swt sangat mencintai Rasulullah saw. Kekasih Allah Swt dari seluruh
alam ini adalah Rasulullah saw. Karena itu, siapa saja yang banyak bershalawat dan
berdoa untuk Rasulullah saw, maka dia akan dicintai Allah Swt.
ah
Allah Swt telah memberikan Nabi Ibrahim as maqam khullah (sahabat karib). Dan
i
tidak seluruh nabi diberi maqam khullah, karena maqam itu termasuk maqam yang
Sy
sangat tinggi. Seluruh nabi adalah sahabat Allah Swt namun bukan sahabat khusus.
Nabi Ibrahim as yang mempunyai kedudukan lebih dekat kepada Rasulullah saw dan
a
k
para imam dibandingkan nabi-nabi lainnya, telah mencapai maqam khullah. Dalam
a
sebuah hadis yang berasal dari Imam Hasan Askari dikatakan, “Sesungguhnya Allah
st
Swt telah menjadikan Ibrahim sebagai khalil (sahabat karib) karena dia banyak
u
Perkataan Cinta
Salah satu yang paling mendasar dari perjalanan hidup Rasulullah saw adalah perilaku
yang didasari cinta dan kasih sayang. Nabi kita, Muhammad saw, ingin meletakkan
dasar cinta pada bangunan alam ini. Tidak ada bangunan di alam ini yang lebih baik
“Tidak ada yang lebih indah dan lebih kekal di alam ini dari ucapan cinta.”
121
Bihâr al-Anwâr, jil. 91, hal. 54, hadis 32; `Ilal asy-Syarâyi`, hal. 34, bab 32, hadis 3.
124
Rasulullah saw ingin semua kembali kepada dasar dari seluruh bangunan ini. Karena
yang menjadi dasar penciptaan semesta adalah cinta. Allah Swt berfirman (dalam
hadis qudsi), “Aku adalah perbendaharaan terpendam. Lalu Aku menciptakan alam
Sebuah hadis qudsi berbunyi, “Aku ciptakan alam jagad raya ini karena engkau dan
karena kecintaan kepada kalian Ahlulbait.” Atau dalam hadis qudsi yang lain:
raya ini karena kecintaan Allah Swt kepada “lima manusia suci.”
Cinta berlaku di semua tempat. Cinta harta, cinta kedudukan dan cinta dunia telah
ah
menarik manusia ke banyak tempat yang hina. Namun cinta kepada kebaikan dan
i
orang-orang baik telah melambungkan manusia ke maqam yang tinggi. Energi yang
Sy
menjadikan manusia bergerak tidak lain adalah cinta. Jika seorang ibu tidak mencintai
anaknya, maka dia tidak akan berbuat apa-apa untuk anaknya. Cinta yang ada di
a
k
antara pasangan suami-istri sungguh sangat bermanfaat. Seorang pekerja yang tidak
a
mencintai pekerjaannya tidak akan pernah bekerja dengan baik. Seluruh aktivitas yang
st
ada di alam ini adalah karena cinta. Cinta inilah yang telah membawa manusia ke
u
semua tempat. Karena itu, cinta harus diarahkan kepada hal-hal yang baik.
P
Cinta telah menyatu dengan seluruh sel yang ada di tubuh manusia. Jiwa manusia
berasal dari cinta. Jiwa manusia ibarat wadah yang diberi nama hati. Semua orang
mempunyai wadah ini. Tidak ada satu pun hati yang kosong dari cinta. Bahkan orang
gila sekali pun pasti mencintai sesuatu. Anak kecil atau bayi menyukai boneka dan
puting susu ibunya. Segala yang ada pada manusia berasal dari cinta. Sebagian orang
hatinya dipenuhi dengan kecintaan kepada dunia dan kedudukan. Sebagian orang lagi
hatinya dipenuhi dengan kecintaan kepada Allah Swt dan para kekasih-Nya.
122
Bihâr al-Anwâr, jil. 84, hal. 198 dan 344.
125
Alam semesta ini berdiri di atas dasar cinta dan kasih sayang. Rasulullah saw telah
mendirikan bangunan cinta di alam ini. Al-Quran yang merupakan penjelas terbaik
bagi Rasulullah saw berkata, Dan tidaklah Kami mengutusmu kecuali untuk menjadi
Rasulullah saw adalah rahmat. Bukan hanya untuk satu orang atau sekelompok orang
Adam yang merupakan bapak pertama kita, ada di bumi ini kurang lebih sepuluh ribu
tahun yang lalu. Ribuan alam dan ribuan Adam telah diciptakan Allah Swt dan akan
diciptakan oleh-Nya. Saat generasi ini telah pergi ke surga maka Allah menciptakan
ah
generasi baru. Adapun Rasulullah saw dan para imam kita selalu ada bersama semua
i
generasi dan pada semua alam. Wujud mereka sedemikian tinggi hingga hitungannya
Sy
dibedakan dengan seluruh makhluk lain dan para nabi lainnya.
Beberapa tokoh besar, salah satunya adalah Ayatullah Pasyaraki, guru almarhum
a
k
Ayatullah Haji Syekh Abdulkarim Hairi, pendiri Hawzah Ilmiyah Qum, berkata,
a
“Kalian harus membedakan empat belas manusia maksum dari makhluk lainnya.
st
Mereka tidak dapat dibandingkan dengan siapa saja. Para nabi lain hanya datang
u
sekali ke dunia ini kemudian pergi. Adapun empat belas manusia maksum beribu kali
P
datang dan pergi ke dunia ini, dan mereka memiliki kekuasaan terhadap semua nabi
Rasulullah saw adalah rahmat bagi seluruh makhluk. Bahkan bagi orang-orang celaka
menangisi Abu Jahal dan Abu Lahab, dan berkata, “Kenapa Abu Jahal dan Abu Lahab
126
Dalam nasihat Rasulullah saw kepada Ibnu Mas`ud disebutkan: Rasulullah saw
sekelompok ulama sesat yang menciptakan bid`ah dan membuat masyarakat umum
tersesat. Rasulullah saw berkata, “Jika seorang manusia biasa sesat maka dia sesat
sendirian, tetapi jika seorang ulama sesat maka yang lain juga akan menjadi sesat.
Rasa sedih mencekik kerongkongan Rasulullah saw dan beliau pun menangis.
Rasulullah saw menangis sedemikian rupa sehingga para sahabat pun ikut menangis.
ah
Rasulullah saw menjawab, “Aku menangis karena kasihan kepada orang-orang yang
celaka.” 123
i
Sy
Rasulullah saw juga sayang kepada orang-orang yang celaka. Beliau menangis untuk
mereka. Tidak ubahnya seperti orang yang menangis untuk Saddam. Apa kita kini
a
k
dapat menemukan orang yang menangis untuk Saddam dan Syimir; yang menangis
a
‘Mengapa mereka masuk neraka’? Tidak ada yang lebih penyayang dan lebih
u
Tidakkah kita melihat bagaimana Imam Husain as pada saat hendak dibunuh
menginginkan kebaikan bagi Syimir. Dia berkata kepada Syimir, “Beri aku air supaya
aku dapat memberi syafaat kepadamu.” Imam Husain as ingin membuka tirai
rahmatnya supaya bisa mengasihinya. Ini sungguh luar biasa, bagaimana seorang
manusia merasa sedih terhadap apa yang menimpa Abu Lahab, Syimir dan manusia-
manusia jahat lainnya. Adapun merasa sedih dengan musibah yang menimpa orang-
orang baik bukan suatu hal yang luar biasa. Sungguh, apa yang ditunjukkan oleh para
123
Bihâr al-Anwâr, jil. 74, hal. 98.
127
insan kamil dari Ahlulbait ini adalah sifat rahmaniyyah, perilaku rahmat, perilaku
para imam yang penuh kasih. Bahkan orang-orang jahat pun mereka kasihi. Baik ayat
maupun riwayat satu sama lain saling mendukung hal ini: Dan Kami tidak
Haji Agha Dulabi berkata, “Jika dasar-dasar Al-Quran dan riwayat ada di tangan kita
niscaya kita mendapati bahwa antara satu sama yang lain saling menguatkan.
stabil jalannya maka antara skrup-skrup dan baut-bautnya harus cocok. Namun itu
ah
semua jika tidak sama dan cocok maka tidak akan stabil.”
i
Dasar-dasar ayat Al-Quran dan sunah Ahlulbait mempunyai pesan dan hakikat yang
Sy
sama. Keduanya berkata, “Mari bersahabat dengan Allah Swt. Dan cinta menjadi
Dalam banyak riwayat ditekankan untuk mengasihi makhluk. Karena itu, berusahalah
u
untuk menginginkan kebaikan bagi orang lain dan menemukan jalan keselamatan bagi
P
mereka. Sifat selalu menginginkan kebaikan bagi orang lain tampak sekali terlihat
pada diri Haji Agha Dulabi. Dia selalu berpikir bagaimana bisa menemukan jalan
Neraka Jahannam adalah kamar mandi cinta untuk membersihkan berbagai kotoran.
Dia merupakan sebuah nikmat. Haji Agha Dulabi berkata, “Pada saat kalian membaca
Surah ar-Rahman dan sampai pada ayat-ayat yang berbicara tentang neraka Jahannam,
maka kalian akan menjumpai pertanyaan, ‘Nikmat Tuhan yang manakah yang kalian
128
dustakan?’ Artinya, neraka Jahannam itu sendiri sebuah nikmat. Allah Swt berfirman,
Kepada kamu (jin dan manusia), akan dikirim nyala api dan cairan tembaga (panas)
sehingga kamu tidak dapat menyelamatkan diri (darinya). Maka nikmat Tuhanmu
ah
Dalam doa Kumail dikatakan, “Tidak mungkin lari dari kekuasaan-Mu.” 124 Artinya,
i
Allah Swt menangkap orang-orang yang lari dan sedapat mungkin menyadarkannya
Sy
hingga mereka kembali.
Asiah, istri Fir`aun tidak punya anak. Saat dia melihat sebuah peti hanyut di sungai
a
Nil dia mengambilnya. Peti itu berisi bayi laki-laki yang tampan dan menggemaskan.
st
Kemudian dia mengangkatnya sebagai anak, yang kelak akan menjadi pembunuh
u
Fir`aun. Anak ini tumbuh besar di dalam lingkungan keluarga Fir`aun. Selaras dengan
P
kisah itu, kita pun mempunyai anak, dan kita pun harus mendidik dan
memercayainya. Terkadang wali Allah berada dalam bimbingan kita. Anak kecil
adalah wali Allah, tidak berdosa, dan datang dari sisi Allah Swt.
Salah seorang ulama bercerita: “Anakku datang dan berkata kepadaku, ‘Ayahku, aku
Aku berkata, ‘Tidak. Engkau dan aku tidak akan masuk neraka Jahannam.’
124
“Doa Kumail”, dalam Mafâtîh al-Jinân.
129
Anakku berkata lagi, ‘Ayah, bukankah ayah mengatakan bahwa siapa saja yang
berkata bohong maka dia masuk neraka Jahannam. Beberapa waktu yang lalu ayah
Anak itu tahu bahwa ayahnya telah berdusta dan karena itu akan masuk neraka
Jahannam, namun dia tidak ingin ayahnya masuk neraka. Kadang-kadang seorang
anak membawa pesan yang baik. Dia menerima hukum-hukum agama namun dia
sedih kenapa ayahnya harus masuk neraka. Karena itu dia berkata, “Aku bersedia
ah
Ayatullah Sayid Abul Hasan Ishfahani
i
Ayatullah Sayid Abul Hasan Ishfahani (semoga Allah merahmatinya) termasuk salah
Sy
seorang yang memiliki salah satu sifat Rasulullah saw, yakni lapang dada. Ia
mengutamakan orang lain atas dirinya dan sangat pemaaf. Pada saat pertama menjadi
a
k
marji` dia menjual rumahnya untuk dapat memberi syahriyah (uang saku bulanan
a
untuk para pelajar agama —penerj.). Dia selalu ingin berbuat baik kepada orang lain.
st
Dia bersedia menjual rumahnya untuk bisa memberi kebaikan kepada orang lain. Ini
u
Salah seorang ulama bercerita: Ayah saya menuntut ilmu di Najaf, usianya sudah
lanjut. Almarhum Sayid Abul Hasan berkata kepadanya, “Jika engkau mendapat
kesulitan datanglah kepadaku!” Suatu waktu, ayah saya datang menemui Sayid Abul
Hasan dan berkata, “Saya punya kesulitan.” Lalu Sayid Abul Hasan pergi ke
kamarnya dan membawa uang receh. Ayah saya kaget. Bukankah dia salah seorang
marji` tingkat dunia. Bukankah para pengikut Syi’ah di India, Pakistan, Lebanon, Iran
dan Saudi Arabia bertaklid kepadanya. Lantas kenapa dia memberikan uang receh?
Begitu pikirnya. Sayid Abul Hasan berkata, “Tidak ada uang di rumah kami. Saya
130
memecahkan celengan anak-anak untuk bisa membantu kesulitanmu. Supaya kamu
Kekayaan Diri
Sedapat mungkin, janganlah sampai kita menolak orang. Salah satu yang
mendatangkan kecintaan Allah Swt, dan karena itu Allah Swt telah menjadikan Nabi
Ibrahim as sebagai kekasih-Nya ialah dia tidak pernah menolak permintaan tolong
orang lain. Dalam sebuah hadis Imam Ja`far Shadiq as berkata, “Allah menjadikan
Ibrahim as sebagai sahabat karib karena dia tidak pernah menolak orang dan tidak
ah
Dalam banyak doa ditemukan ungkapan “Ya Allah, jadikanlah kekayaanku berada
i
dalam diriku.” 126 Artinya, “Ya Allah, berikan kepadaku kekayaan yang membuatku
Sy
tidak butuh kecuali kepada-Mu.”
Amirul Mukminin as berkata, “Jika engkau mampu, maka jangan sampai ada
a
k
dirimu. Jumlah sedikit yang datang dari Allah kepadamu adalah lebih terhormat
u
daripada jumlah banyak yang datang dari salah seorang makhluk-Nya. Meski pada
P
Artinya, Allah Swt juga memberikan nikmat kepadamu dengan tanpa perantara.
Hingga sebisa mungkin dalam masalah kebutuhan duniamu jangan sampai engkau
125
`Ilal asy-Syarâyi`, hal. 34; Wasâ’il asy-Syî`ah, jil. 6, hal. 308, hadis 12445.
126
Bihâr al-Anwâr, jil. 94, hal. 317.
127
Nahj al- Balaghah, surat 31.
131
Amirul Mukminin Ali as berkata, “Air mukamu beku. Permintaan tolong
Almarhum Sayid Abul Hasan mempunyai sifat mulia dalam menginginkan kebaikan
bagi orang lain. Dia pernah berkata, “Aku memohon kepada Allah Swt supaya Dia
menjadikan diriku sedemikian besar sehingga tidak ada tempat yang tersisa bagi orang
Salah seorang ulama bercerita bahwa dalam tawasulnya kepada Imam Zaman as ia
bertanya, “Mengapa di antara para ulama yang sederajat dengan Sayid Abul Hasan
ah
atau bahkan lebih tinggi darinya justru Sayid Abul Hasan yang menjadi marji`?”
i
Imam Zaman berkata, “Mintalah sesuatu kepadanya dan minta juga kepada yang
Sy
lain.”
Ulama itu melanjutkan ceritanya: Lalu aku pun melakukan apa yang dikatakan Imam
a
k
Zaman. Aku meminta sesuatu kepada yang lain namun mereka tidak memberikan.
a
Dan pada saat aku meminta kepada Sayid Abul Hasan dia memberi beberapa kali lipat
st
Rasulullah saw bersabda, “Dua sifat yang tidak berkumpul dalam diri seorang
Berdoalah juga jangan sampai kedua sifat ini ada pada orang kafir. Amirul Mukminin
as berkata, “Kikir adalah penghimpun seluruh kekurangan dan tali kekang yang
Kadang-kadang ada orang yang mengatakan, “Si Fulan orang Mukmin tapi sayang dia
kikir.” Orang kikir lebih dekat kepada kekufuran dibandingkan kepada keimanan
128
Nahj al- Balaghah, hikmah 346.
129
Bihâr al-Anwâr, jil. 70, hal. 302; al-Khishâl, jil. 1, hal. 119.
130
Bihâr al-Anwâr, jil. 73, hal. 301, hadis 36; Nahj al- Balaghah, hikmah 378.
132
namun orang yang dermawan dicintai semua orang. Dalam riwayat dari Imam Ali -
Ridha as disebutkan: “Orang yang dermawan dekat kepada Allah, dekat kepada surga
dan dekat kepada manusia. Sedangkan orang kikir jauh dari Allah, jauh dari surga dan
Coba perhatikan bagaimana sebuah sifat mulia sangat berpengaruh kepada manusia.
Seorang kafir yang dermawan lebih dekat kepada surga dibandingkan seorang
mukmin yang kikir. Dalam beberapa hadis disebutkan Rasulullah saw bersabda
kepada Adi bin Hatim, putra Hatim Tha’iy, “Karena sifat kedermawanan ayahmu
ah
Kedermawanan adalah sifat Allah Swt. Dengan berusaha menjadi orang yang
i
dermawan dan melenyapkan kesulitan orang lain, maka Allah Swt akan memadamkan
Sy
api neraka. Orang mukmin yang kikir berada dalam neraka. Bahkan sekarang pun dia
berada dalam neraka. Karena semua orang mengatakan, “Insya Allah secepatnya dia
a
k
Sesungguhnya sifat kikir tidak boleh ada pada diri seorang mukmin. Jika kita melihat
st
orang mukmin yang kikir, maka bisa dipastikan imannya tidak benar. Karena
u
Rasulullah saw telah bersabda, “Kedermawanan adalah sifat para nabi. Dia adalah
P
pilar iman. Dan tidak mungkin seseorang dikatakan mukmin kecuali dia orang yang
dermawan.” 133
berhala berkata, “Berhala-berhala ini hanya merupakan perantara kami dengan Allah.”
Artinya, mereka masih percaya Allah. Sedangkan penyembah harta dan kedudukan
hanya berbicara tentang harta dan kedudukan; sebuah pembicaraan yang sarat dengan
kekufuran.
131
Bihâr al-Anwâr, jil. 71, hal. 302, hadis 7.
132
Bihâr al-Anwâr, jil. 71, hal. 354, hadis 16.
133
Bihâr al-Anwâr, jil. 71, hal. 355, hadis 17.
133
Salah seorang guru berkata: “Jika satu hari saja saya tidak menginfakkan harta, maka
malamnya saya tidak bisa tidur.” Pelajarannya adalah: Berbuat kebaikan merupakan
perilaku yang sangat dianjurkan dan utama. Karena itu, bantulah kesulitan orang lain
supaya Allah Swt membantu setiap kesulitan kita. Bahagiakanlah hati orang lain agar
Imam Husain as berkata, “Rasulullah saw telah bersabda, ‘Amal yang paling utama
setelah shalat adalah membahagiakan hati seorang mukmin dengan sesuatu yang tidak
mengandung dosa.’ Aku melihat seorang budak sedang makan dengan seekor anjing.
ah
Aku bertanya kepadanya tentang apa yang dilakukannya. Budak itu menjawab,
i
‘Wahai Putra Rasulullah, saya sedang sedih. Saya berharap dengan menyenangkan
Sy
anjing ini hati saya menjadi tenang. Karena tuan saya adalah seorang Yahudi, saya
Kemudian Imam Husain as mendatangi orang Yahudi yang menjadi tuan budak itu
a
dengan membawa dua ratus dinar, dengan maksud membelinya. Ketika melihat Imam
st
Husain as orang Yahudi itu berkata, “Saya hadiahkan budak itu kepadamu. Adapun
u
kebun itu untuknya dan uang dua ratus dinar ini saya kembalikan lagi kepadamu.”
P
Imam Husain as berkata, “Saya hadiahkan uang dua ratus dinar ini kepadamu.”
Yahudi itu menjawab, “Saya terima, lalu saya hadiahkan lagi kepada budak itu.”
Imam Husain as berkata, “Aku merdekakan budak itu, dan semua harta itu aku
berikan kepadanya.”
Tiba-tiba istri orang Yahudi itu berkata, “Aku menjadi seorang Muslim dan maharku
aku hadiahkan kepada suamiku.” Orang Yahudi itu menimpali, “Aku juga menjadi
seorang Muslim dan rumah ini aku hadiahkan kepada istriku.” 134
134
Bihâr al-Anwâr, jil. 44, hal. 194, hadis 7; Manâqib Ali Abi Thalib, jil. 4, hal. 73 dan 75.
134
Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang membahagiakan seorang mukmin, maka dia
Jika hati kita sedang sedih segeralah berusaha mengatasi kesedihan orang lain dengan
Maka hati kita pun akan bahagia. Betapa para sahabat telah membahagiakan
Seorang wanita datang mengadu ke hadapan Rasulullah saw bahwa ia bertemu dengan
seorang sahabat di sebuah gang lalu badan mereka bersenggolan dan si sahabat itu
ah
menciumnya. Rasulullah saw memanggil sahabat itu dan bertanya kepadanya,
wanita itu harus balas menciumnya. Mendengar itu Rasulullah saw dan para sahabat
a
k
tertawa. Kemudian Rasulullah saw berkata kepada si sahabat itu, “Apakah engkau
a
akan melakukan lagi perbuatan ini?” Sahabat itu menjawab, “Demi Allah, saya tidak
st
akan melakukan lagi perbuatan ini, wahai Rasulullah.” Kemudian Rasulullah saw
u
Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw meminta sesuatu. Rasulullah saw
berkata, “Aku tidak punya apa-apa. Tetapi belilah apa saja yang engkau perlukan atas
Umar berkata, “Wahai Rasulullah, Allah Swt tidak membebankan Anda untuk
menanggung sesuatu yang Anda sendiri tidak miliki.” Rasulullah saw tidak suka
dengan kata-kata Umar ini. Laki-laki peminta itu berkata, “Bantulah, jangan takut.”
135
Safînah al-Bihâr, jil. 4, hal. 125.
136
Bihâr al-Anwâr, jil. 14, hal. 296; Muntahâ al-Amâl, jil. 1, hal. 65.
135
Melihat itu Rasulullah saw tertawa, tampak sekali kegembiraan di wajah Rasulullah
saw. 137
Rasulullah saw bersabda, “Orang mukmin itu manis dan suka yang manis.”138
Artinya, seorang manusia harus berusaha sedapat mungkin bisa berbuat baik.
zaman Nabi Musa as pernah terjadi masa kemarau panjang, sehari pun hujan tidak
pernah turun. Meski mereka telah berdoa sedemikian rupa tapi hujan tidak kunjung
turun juga. Lalu Allah Swt berkata, “Aku punya seorang hamba yang tidak dikenal
ah
bernama Barkh. Jika dia berdoa maka Aku akan turunkan hujan.”
i
Kemudian mereka mencari orang itu dan menemukannya. Mereka mendapatinya
Sy
sebagai seorang yang lugu dan sederhana, seorang yang tidak dikenal orang.
Sementara itu, dalam hadis disebutkan, “Mayoritas penduduk surga adalah orang yang
a
Yang dimaksud orang lugu dan sederhana di sini ialah orang yang luput dari
st
keburukan dan ia menjadikan kebaikan sebagai tabiatnya. 140 Artinya, dia sama sekali
u
tidak bisa menipu dan berbuat kejahatan. Yang dimaksud ialah orang yang hatinya
P
Nabi Musa as berkata kepada Barkh, “Berdoalah supaya hujan turun.” Barkh pun
mengangkat mukanya dan berkata, “Ya Allah, permainan apa yang sedang Engkau
lakukan? Apakah kini awan telah lepas dari kendali-Mu atau apakah para malaikat
137
Hengom e Gulho e Bahori, hal. 140.
138
Safînah al-Bihâr, jil. 2, hal. 327.
139
Bihâr al-Anwâr, jil. 5, hal. 128.
140
Majma` al-Bahrain, kata al-balah.
136
Dengan begitu sederhana dan tanpa riya dia memulai pembicaraannya dengan Allah
Swt, seolah-olah dia sedang berbicara dengan sepupunya. Dia melanjutkan kata-
katanya, “Mungkin Engkau akan mengatakan bahwa mereka telah berbuat dosa. Tapi
ya Allah, jika Engkau terus tidak menurunkan hujan kepada mereka lalu mereka mati,
tetap akan datang lagi kelompok orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan
Nabi Musa as tidak senang mendengar kata-kata orang itu kepada Allah Swt. Nabi
Musa as kecewa dan berkata, “Ya Allah, siapa orang ini yang telah berbicara kasar
kepada-Mu?” Allah Swt menjawab, “Dia adalah orang yang telah membuat-Ku
ah
tertawa tiga kali dalam sehari.” 141
i
Kesenangan Allah Swt adalah kesenangan para hamba-Nya. Tanda-tanda kesenangan
Sy
Allah Swt terlihat kepada para kekasih-Nya. Begitu juga kemarahan Allah, adalah
kemarahan para hamba-Nya. Namun penisbatan keadaan marah dan senang kepada
a
k
Allah Swt menurunkan hujan kepada mereka bukan karena Musa as, tetapi karena
st
orang lugu dan sederhana itu. Namun ingatlah, bukan kita mesti mengikuti orang itu
u
dengan mengucapkan kata-kata yang sama kepada Allah Swt. Karena setiap orang
P
Cerita lain menuturkan: Salah seorang teman kami mempunyai masalah dan hampir
putus asa. Dia pergi ke Masyhad dan berbuat kurang ajar. Dia melepas sorban dan
jubahnya, lalu melemparkannya ke atas atap makam, lalu berkata, “Wahai Imam
Ridha, selesaikan masalah saya.” Masalahnya sama sekali tidak selesai dan dia
Pelajaran Cinta
141
Mahajjah al-Baidhâ, jil. 9, hal. 81; Muskin al-Fu’âd, hal. 68; Mi`râj as-Sa`âdah, jil. 2, hal. 736.
137
Singkatnya, membuat gembira orang lain itu begitu indah. Karena itu, kuasailah
pelajaran cinta. Cerita lain menuturkan: Suatu ketika kelompok kami pergi ke sebuah
kota kecil untuk berdakwah. Seorang anak menangis karena telah ditinggal pergi
ibunya. Salah seorang dari kami amat memerhatikan anak ini dan rutin memberinya
mengagumkan dalam pekerjaan kami, dan perjalanan itu menjadi sebuah kunjungan
yang membahagiakan. Kami tahu semua ini berkat kebaikan yang dilakukan teman
Almarhum Naraqi menulis: Seorang ‘ârif (selanjutnya, arif) meninggal dunia. Dalam
ah
mimpinya orang-orang melihat arif itu dalam keadaan baik. Arif itu berkata, “Seluruh
i
ibadah yang aku lakukan bermasalah karena riya. Aku tidak berdaya.” Mereka yang
Sy
melihat si arif berkata, “Suatu malam di musim dingin engkau lewat di sebuah gang,
lalu ada seekor kucing mengeong minta tolong dan engkau menolongnya. Perbuatan
a
k
Seseorang tidak mungkin menolong orang lain tanpa sebab. Mungkin saja karena
st
orang itu seorang direktur utama yang semua orang hormat kepadanya dan tidak ada
u
seorang pun yang tidak butuh kepadanya. Namun apa perlunya seorang manusia
P
kepada seekor kucing? Karena itu, tentu saja, menolong seekor kucing lebih tulus
Di alam ini hanya ada satu hakikat. Semuanya saling terkait satu sama lain. Jika kita
orang. Jika kita merusak satu tempat berarti kita telah merusak seluruh tempat. Budak
yang memberi dua potong roti pada anjing ternyata dapat mendatangkan banyak
138
cinta. Cinta tidak ubahnya seperti investasi, jika kita menggunakannya maka dia akan
bertambah banyak.
Maka, janganlah sampai kita kalah dengan budak yang telah membahagiakan seekor
apalagi mencintai ayah, ibu, anak, istri, teman, orang-orang mukmin dan para wali
Allah![]
-9-
ah
Tidak ada yang lebih indah dan lebih kekal di alam ini dari ucapan cinta (Hafizh)
i
Sy
Tujuan Rasulullah saw
Salah satu titik sentral gerakan Rasulullah saw ialah cinta dan kasih sayang.
a
k
Rasulullah saw ingin meletakkan dasar cinta di alam ini. Jangan pernah meremehkan
a
Setiap orang yang bekerja dan berusaha di alam ini serta rela menanggung berbagai
u
kesulitan pasti mempunyai tujuan. Lantas, apa yang menjadi tujuan Rasulullah saw?
P
Untuk apa beliau menanggung semua kesulitan hidup? Seluruh kesulitan yang
keluarga dan masyarakat. Kepedihan dan kesulitan yang ditanggung Rasulullah saw di
jalan hidup ini tidak ada tandingannya. Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada nabi
Nabi Zakaria as digergaji tubuhnya hingga terbelah dua. Nabi Yahya as dipenggal
kepalanya. Masing-masing nabi (salam atas mereka) menanggung ujian yang sangat
142
Mustadrak al-Wasâ’il, jil. 11, hal. 174, menukil dari kitab `Awâlî al-La’âlî, hadis 12672.
143
Bihâr al-Anwâr, jil. 39, hal. 56; Manâqib Ali Abî Thâlib, juz 3, hal. 247.
139
pahit. Mereka melempari Nabi Nuh as dengan batu sedemikian rupa hingga tubuh
Nabi Nuh tertimbun batu. Malam harinya Malaikat Jibril datang mengeluarkan Nabi
Nuh dari tumpukan batu. Sembilan ratus lima puluh tahun Nabi Nuh as menanggung
mengatakan bahwa ‘dalam kurun waktu dua puluh tiga tahun ini tidak ada nabi yang
bahwa Imam Khomeini berkata, “Dalam revolusi ini rakyat banyak sekali mendapat
cobaan. Betapa banyak orang yang dipenjara, betapa banyak orang yang disiksa, yang
ah
diasingkan, dan yang mati syahid. Banyak istri yang menjadi janda dan anak-anak
i
menjadi yatim. Namun begitu, semua cobaan ini tidak ada apa-apanya bila
Sy
dibandingkan dengan kesulitan-kesulitan yang dihadapi Rasulullah saw sepanjang
menyampaikan risalahnya.”
a
k
Dengan tujuan apa Rasulullah saw rela menanggung semua cobaan dan kesulitan ini?
a
Selama empat puluh tahun beliau hidup di tengah masyarakat tanpa kesenangan, dan
st
dua puluh tiga tahun berikutnya pun beliau lalui dengan keadaan yang lebih sulit lagi.
u
Namun dalam masa dua puluh tiga tahun itu Allah Swt memerintahkannya untuk
P
menjadi tujuannya?
Tujuan Rasulullah saw ialah mendirikan bangunan cinta. Rasulullah saw bersabda,
“Cinta adalah dasar perbuatanku”; “Dasar Islam ialah kecintaan kepadaku dan
Bangunan cinta adalah ruang tamu Allah Swt, yaitu surga. Rasulullah saw ingin
membawa manusia ke sana. Rasulullah saw ingin manusia latihan tinggal di surga
144
Mîzân al-Hikmah, jil. 2, hal. 1346, hadis 8805, menukil dari kitab Kanz al`Ummâl, hadis 37631.
140
sejak di dunia ini. Misi Rasulullah saw ialah misi cinta. Misi Rasulullah saw ialah
bunga. Kita dididik mengatakan bunga, mendengar bunga, perbuatan kita bunga,
tingkah laku kita bunga dan diri kita menjadi bunga; bukan menjadi duri.
Karena duri bukan sesuatu yang baik, tidak memiliki rupa yang indah apalagi
beraroma wangi. Sebaliknya bunga, warnanya indah, bentuknya menawan dan harum;
yang semuanya menarik hati. Tidak ada yang dapat dikatakan orang tentang bunga
kecuali keindahan. Saya berharap kita semua menjadi bunga. Semoga perbuatan kita,
gerak kita, ibadah kita, nafas kita, semuanya mengeluarkan aroma semerbak nan
wangi.
ah
Seorang perawi berkata: Saya memberikan setangkai bunga kepada Imam Ja`far
i
Shadiq as. Imam mengambil bunga itu kemudian mencium dan meletakkannya di atas
Sy
kedua matanya seraya berkata, “Barangsiapa yang memegang setangkai bunga
‘Ya Allah, sampaikanlah shalawat dan salam kepada Muhammad dan keluarga
a
Muhammad’ maka diampuni dosanya sebelum bunga itu jatuh ke tanah.” 145
st
Sungguh agung agama ini! Apabila kita mencium bunga dan mengucapkan shalawat,
u
maka Allah Swt mengampuni dosa-dosa kita. Kita duduk di hadapan hidangan lalu
P
Ternyata, dengan begitu mudah untuk bisa memperoleh sesuatu. Mencium bunga dan
mengucapkan shalawat artinya memahami dan mengetahui sesuatu yang baik. Kita
tahu bahwa dari yang buruk akan datang yang buruk dan dari yang baik akan datang
yang baik. Pada saat mencium bunga dan mengucapkan shalawat kepada Rasulullah
saw dan keluarganya, sebenarnya kita sedang berhubungan dengan Rasulullah dan
145
Bihâr al-Anwâr, jil. 92, hal. 347.
146
Safînah al-Bihâr, jil. 1, hal. 105.
141
Ahlulbait as. Ketika kita sedang duduk di hadapan hidangan lalu memulai makan
Percayalah kepada hadis tersebut, bahwa semua itu mempunyai hikmah. Tidak ada
satu hadis pun yang tidak mengandung hikmah. Tidak mungkin sebuah hadis
berkata, “Kita sama sekali tidak tunduk secara membuta.” Yakni, kita tidak menerima
sesuatu dengan begitu saja sambil menutup mata dan telinga.” Dia melanjutkan kata-
ah
katanya, “Setiap yang datang dari Ahlulbait kepada kita pasti mempunyai hikmah,
i
hanya saja sebagian darinya belum dipahami. Karena kita belum memahaminya maka
Sy
kita tunduk menerimanya. Padahal sesungguhnya setiap hukum, baik yang makruh
maupun yang mustahab tidak mungkin tanpa sebab dan tidak mungkin tidak
a
k
Tidak mungkin Allah Swt memerintahkan sesuatu yang tidak mengandung hikmah
st
dan kebaikan.”
u
Mungkin inilah yang dimaksud oleh Allamah Hilli, “Karena kita tidak mengetahui
P
hikmahnya maka kita dikatakan tunduk (ta’abbud).” Manakala seorang dokter ahli
dan dapat dipercaya berkata kepada kita, ‘Minumlah obat ini!’, tentu kita akan
meminumnya meskipun kita tidak tahu persis apa khasiatnya. Intinya, di dalam obat
Betapa indah Allah Swt menciptakan kita, sehingga kita merasa tidak suka dengan
segala sesuatu yang buruk. Kita tidak suka dengan duri. Ketika kita mencium bau
busuk maka dengan reflekss muka kita merengut dan hidung kita menolak. Namun
142
sebaliknya, saat aroma wangi menghampiri penciuman kita maka secara refleks kita
mencium dan menghirup wangi tersebut, dan jiwa kita pun merasa senang.
Perjanjian Fitrah
Almarhum Agha Dulabi mengatakan ungkapan yang sangat indah, seperti ini: “Islam
adalah fitrah”. Artinya, segala sesuatu yang dikatakan baik oleh fitrah dan hati, maka
ia baik, dan segala sesuatu yang dikatakan jelek oleh fitrah dan hati maka ia jelek.
Dengan kata lain, sebelum manusia menjadi seorang Muslim, Islam telah memenuhi
wujud dirinya. Sebelumnya Islam telah datang dalam hati dan jiwa seseorang, baru
ah
Dengan demikian, segala sesuatu yang dikatakan baik oleh Islam, maka hati dan jiwa
i
kita pun mengatakan baik, dan segala sesuatu yang dikatakan buruk oleh Islam maka
Sy
hati dan jiwa kita pun mengatakan buruk. Islam mengatakan berdusta itu buruk,
dendam itu jelek, dan hati semua orang pun mengatakan kedua sifat itu buruk. Islam
a
k
menyambung tali silaturrahmi, menghormati ibu dan bapak, adalah baik. Dan hati kita
st
Jadi, Islam sudah ada sejak awal dalam diri manusia. Artinya, Islam adalah segala
P
sesuatu yang disukai oleh fitrah manusia dan segala sesuatu yang diterima oleh akal.
Mungkin inilah maksud dari ungkapan, “Apa yang ditetapkan akal ditetapkan pula
oleh agama.” Artinya, sejak awal semuanya sudah ada dalam fitrah dan akal manusia,
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as berkata, “Allah Swt mengutus para utusan-
Nya dan mengirim para nabi-Nya dengan terus menerus ke tengah umat manusia,
143
hukum-hukum-Nya, membuka perbendaharaan akal yang terpendam, dan untuk
Para nabi tidak melakukan sesuatu yang baru. Perbendaharaan itu sudah ada dalam
akal dan fitrah manusia, hanya saja ia terpendam. Lalu para pesuruh Allah datang
membukakannya. Salah seorang filosof berkata: Fungsi para nabi seperti seorang
bidan. Dia memelihara janin yang ada di dalam perut ibu dan membantu ibu dalam
melahirkan. Bidan tidak pernah menciptakan anak. Dia hanya mengantarkan anak
untuk tumbuh sempurna. Begitu juga dengan para nabi. Mereka hanya mengeluarkan
perbendaharaan yang masih terpendam dan memperlihatkan berbagai hujah yang ada
ah
dalam diri manusia. Karena itu, sebelum seseorang menjadi Muslim, Islam telah
memenuhi dirinya.
i
Sy
Pemandangan yang Indah
Cobalah perhatikan bunga, dan coba pula perhatikan diri kita. Manusia adalah bunga.
a
k
Manusia adalah bunga yang sebenarnya yang lebih indah dari bunga yang ada di luar.
a
Anak-anak adalah bunga, dan hargailah mereka. Istri juga adalah bunga, karena itu
st
Mulla Abdullah berkata, “Tidak baik seseorang selalu menyalahkan dirinya. Namun
P
untuk menghindari sombong, maka merupakan pikiran dan sikap yang baik apabila
kekurangan maka dia akan segera berputus asa dan tidak akan berbuat apa-apa.
mendatangkan kekurangan.”
147
Nahj al-Balaghah, Khotbah 1.
144
Rasulullah saw berdoa, “Tuhanku, jika aku melihat dosa-dosa aku merasa sedih
namun jika aku melihat kebaikan dan kedermawanan-Mu aku gembira dan
berharap.” 148
kesalahanmu begitu saja. Tetapi lihatlah kesalahan diri dan kemudian segera
memohon perlindungan kepada Allah Swt”. Jika seseorang sampai pada kedudukan di
mana dia selalu melihat Allah Swt maka itu sangat baik. Ingatlah Allah Swt
sedemikian rupa hingga engkau lupa akan dirimu. Di hadapan Allah Yang Mahabesar
ah
Rasulullah saw bersabda, “Aku seperti sebutir debu atau lebih kecil lagi (di hadapan
Allah).” 149
i
Sy
Melihat Diri dan Melihat Allah
Manusia harus lebih sering melihat ke “arah sana”, ke arah Allah Swt, ke arah
a
k
Rasulullah saw dan para imam maksum. Kita ini siapa sehingga kita ingin melihat diri
a
kita. Kita ini tidak ada. Lantas, untuk apa kita memandang ke sesuatu yang tidak ada.
st
Kita harus selalu melihat yang baik-baik dan mengaitkan sepenuhnya kepada Allah,
u
bukan kepada diri kita. Jika itu yang dilakukan maka kita tidak akan melihat ada
P
Allah Swt berfirman, Kebajikan apa pun yang kamu peroleh adalah dari Allah” (QS.
An-Nisa: 79).
Jika kita benar-benar memahami masalah ini dan mengakui bahwa segala kebaikan
dan keindahan berasal dari Allah Swt maka kita tidak akan sombong dan tidak akan
kecewa, serta tidak akan menemui bahaya yang mengancam. Bahaya akan muncul
148
Doa “Abu Hamzah Tsumali”, dalam Mafâtîh al-Jinân.
149
Iqbâl al-A`mâl, hal. 354.
145
Amirul Mukminin Ali as berkata, “Sifat sombong (telah) menghalangi seseorang
untuk maju.” 150 Artinya, jika seseorang memandang kebaikan berasal dari dirinya
maka dia akan merasa puas dengan dirinya, dan itu menghalanginya untuk maju. Jika
seseorang berkata aku orang yang sangat baik, maka Allah Swt akan
alam ini ada dua tuhan. Siapa saja yang menyatakan adanya dua tuhan itu maka Allah
Mulla Shadra berkata, “Kita bukan orang miskin tetapi kita adalah kemiskinan.”
Sungguh ini kata-kata yang indah. Orang miskin masih mempunyai wujud diri namun
ah
kemiskinan bukan apa-apa. Karena itu, manusia bukan apa-apa hingga layak
i
mengatakan ingin melihat dirinya. Manusia harus selalu melihat ke arah Allah Swt,
Sy
Rasulullah saw, para imam, dan orang-orang saleh, serta melupakan dirinya. Dia
semestinya selalu mengingat Allah Swt sedemikian rupa sehingga bisa melupakan
a
k
dirinya. Jika perjalanan manusia telah sampai di akhir maka dirinya akan terhapus dan
a
lenyap. Dalam sebuah hadis dikatakan, “Wujudmu adalah sebuah dosa yang tidak
u
Pada saat kita menampakkan wujud kita dan menganggapnya ada, maka ini sebuah
dosa besar yang menjadi induk semua dosa. Berusahalah untuk tidak melihat diri kita.
Jika kita tidak melihat pada diri ini maka kita akan bahagia. Keluarlah dari diri sendiri
Baik kiranya jika manusia berpikir tentang bunga. Maka, insya Allah siapa pun bisa
menjadi bunga. Benarlah perkataan bahwa para pecinta Ahlulbait semuanya adalah
150
Nahj al- Balaghah, hikmah 167.
151
Cehel Hadis, hal. 342.
146
bunga dan musuh Ahlulbait adalah duri. Siapa saja yang mencintai musuh Amirul
Mukminin Ali as maka dia adalah duri. Seluruh pecinta Ahlulbait adalah bunga dan
yang menjadi pemeliharanya adalah para imam. Tiap bunga berbeda-beda. Sebagian
amat indah sebagian lagi aromanya kurang harum. Sebagian bunga masih berupa
Mulla Abdullah berkata, “Jiwa dan hati seorang mukmin ibarat kuncup bunga yang
belum mekar. Sebelum dia melihat wajah Allah dia tidak akan mekar.” Yaitu,
sebelum dia melihat Imamnya, dia tidak akan mekar. Saat dia kemudian dapat melihat
pemeliharanya, dia akan mekar. Kuncup bunga juga keras dan belum mengeluarkan
ah
warna indah atau menebar keharuman, namun keindahan dan keharuman itu ada di
i
dalam dirinya. Pada saat kuncup bunga mekar, dia menjadi indah sekali.
Sy
Pemelihara Wujud
Seluruh pecinta Ahlulbait as adalah kuncup bunga. Untuk berubah menjadi bunga
a
k
mereka memerlukan bantuan Ali, Zahra, Hasan dan Husain (salam Allah atas
a
mereka), yang merupakan pengurus dan pemelihara wujud mereka. Amirul Mukminin
st
Ali as berkata, “Allah Swt yang telah mendidik Rasulullah saw, Rasulullah saw telah
u
Imam Zaman as juga sibuk mendidik orang-orang yang beriman. Dia adalah
pemelihara alam wujud yang paling dekat dengan kita kini. Janganlah seseorang
mengira bahwa Imam Zaman as hanya duduk diam di suatu tempat dan tidak
melakukan apa-apa. Kita tidak menerima imam yang seperti itu. Imam Zaman selalu
ada di semua tempat dan sibuk mendidik para pecintanya. Rasulullah saw bersabda,
152
Bihâr al-Anwâr, jil. 74, hal. 267, hadis 1.
147
“Barangsiapa yang bangun di pagi hari dalam keadaan tidak peduli kepada urusan
Imam Zaman as selalu hadir di semua medan. Dia hadir di semua tempat. Sungguh
beruntung mata dan hati yang dapat melihatnya. Imam Zaman (ajjallahu farajahusy-
syarif) adalah pemelihara wujud. Dia mendidik dan memelihara orang-orang mukmin.
Imam Musa bin Ja`far berkata, “Kami membantu jiwa orang mukmin untuk taat
kepada Allah dan beramal untuk-Nya.” 154 Maksudnya, kami mengajarkan segala
ah
Sebagian kuncup bunga sudah mekar namun sebagian lagi belum mekar, semuanya
i
sedang berjalan menuju kesempurnaan. Tidak ada seorang pun yang tetap dalam
Sy
kekurangan di shirathal mustaqim. Jalan Ahlulbait as adalah jalan yang agung dan
lurus. Dalam Ziarah Jami’ah dikatakan, “Kalian adalah jalan yang agung, kalian
a
Rasulullah saw dan para imam adalah jalan menuju Allah Swt. Dalam Al-Quran
st
dikatakan, Bimbinglah kami kami kepada jalan yang lurus. Yaitu jalan Rasulullah saw
u
dan Amirul Mukminin as dan jalan Imam Zaman as. Jika seseorang berjalan di jalan
P
ini, maka dia akan sampai kepada tujuan, tidak akan pernah tergelincir dan tidak
Allah Swt berfirman, Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah
menuju Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya di jalan ini, maka
sungguh pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah (QS. An-Nisa: 100). Inilah hijrah
sesungguhnya.
153
Al-Kâfî, jil. 2, hal. 163, hadis 1.
154
Al-Kâfî, jil. 2, hal. 268.
155
“Ziarah Jamiah”, dalam Mafâtîh al-Jinân.
148
Di Jalan Kesempurnaan
Di alam barzakh Allah Swt menyempurnakan manusia. Pada hari kiamat pun Allah
kesempurnaan. Apa mungkin kekayaan Allah Swt akan habis dan kekuasaan-Nya
selesai? Jika kesempurnaan Allah Swt terbatas maka kesempurnaan orang mukmin
pun akan terbatas dan berhenti pada satu titik. Namun, karena kekuasaan dan
kesempurnaan Allah tidak terbatas maka kesempurnaan orang Mukmin pun tidak
terbatas dan tidak akan berhenti. Kesempurnaan Rasulullah dan para imam tidak
ah
Dalam banyak riwayat dikatakan bahwa pada setiap malam Jumat ilmu Ahlulbait
i
semakin bertambah. 156 Disebutkan: “Pada setiap malam lailatul qadar, setiap tahun
Sy
dan setiap bulan, ilmu kami semakin bertambah.” 157
Sebagaimana para imam yang tidak mempunyai batas dalam menuju kesempurnaan,
a
k
begitu juga dengan para pecinta mereka yang akan terus berjalan di jalan
a
Yakinlah, jika seseorang berada di jalan Ahlulbait as, maka dia tidak akan tergelincir
u
dan tidak akan menyesal. Bahkan, sekelompok pecinta Ahlulbait yang masuk neraka
P
sekalipun —karena banyak sekali melakukan dosa dan kezaliman dan belum bertobat
di dunia, dan di alam barzakh pun mereka belum bersih dari dosa— maka mereka
dibersihkan di neraka hingga bersih lalu dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam surga.
Salah seorang teman, seorang pelajar agama (talabeh), dan pelantun pujian bercerita:
Pada hari-hari peringatan wafat Sayidah Fathimah Zahra as kami pergi ke suatu
daerah di Propinsi Kerman, sebuah kawasan miskin yang sulit air dan udara bersih. Di
156
Al-Kâfî, jil. 1, hal. 254, hadis 3.
157
Al-Kâfî, jil. 1, hal. 242-254.
149
sana ada sebuah tempat yang bernama Hayatabad. Di tempat itu terdapat penjara bagi
para narapidana kelas satu. Seorang sipir penjara mengatakan, “Sekarang adalah hari
wafat Sayidah Fathimah. Kami minta Anda berbicara di hadapan mereka dan
Ia melanjutkan: Ketika kami masuk dan memandang orang-orang yang ada di dalam
penjara itu saya merasa ngeri. Saya pun menyampaikan beberapa kisah seputar
Sayidah Fathimah Zahra dan syafaatnya. Setelah itu saya membacakan syair-syair
ratapan. Pada saat saya mulai membaca syair ratapan suasana pun berubah dipenuhi
ah
Setelah selesai pembacaan rauzeh (syair ratapan), seorang pemimpin narapidana yang
i
sangat disegani di kalangan mereka datang kepada saya dan berkata, “Sudah dua
Sy
puluh tahun aku belum pernah menangis. Tetapi hari ini, dengan menyebut nama
Selama dua puluh tahun air mata narapidana itu belum pernah keluar, tapi ketika itu
a
disebut nama Sayidah Fathimah Zahra as hatinya bergetar dan membuatnya menangis.
st
Insya Allah, seseorang yang berada di jalan yang lurus, di jalan Ahlulbait, pada
u
Dalam riwayat dikatakan: Jika dalam diri seseorang terdapat kecintaan kepada
Ahlulbait meski sebesar debu maka pada akhirnya dia akan selamat. 158 Tentu saja ini
bukan berarti bahwa orang yang seluruh hidupnya dipenuhi dengan ketaatan dan
kecintaan kepada Ahlulbait sama dengan orang yang umurnya dipenuhi dengan
kejahatan. Jelas keduanya berbeda dan tidak satu derajat. Tetapi yang ingin dikatakan
ialah seseorang yang berada di jalan Ahlulbait dan berada dalam naungan kecintaan
158
Bihâr al-Anwâr, jil. 28, hal. 63, hadis 24.
150
Dalam riwayat lain yang berasal dari Imam Ali as dikatakan: Surga mempunyai
delapan pintu. Kemudian beliau menyebutkan kedelapan pintu itu satu persatu, hingga
beliau berkata, “Adapun pintu terakhir adalah bagi seluruh muslimin, yaitu mereka
yang bersaksi bahwa ‘tidak ada tuhan selain Allah’ dan tidak ada sedikit pun
kebencian kepada Ahlulbait di dalam hatinya.” 159 Mereka ––pada akhirnya–– juga
ahli surga.
Jika pembicara dan para pendengar saling mencintai satu sama lain maka majelis yang
diselenggarakan akan berkualitas. Jika imam dan makmum saling mencintai dalam
ah
shalat jamaah maka shalat jamaah itu akan sangat bernilai. Jika guru dan murid saling
i
mencintai maka proses belajar mengajar akan sangat berhasil.
Sy
Demikian juga dengan Allah Swt. Jika seseorang mengerjakan shalat karena cinta
maka shalatnya akan sangat bernilai. Shalat yang dilakukan karena terpaksa tidak ada
a
k
nilainya. Shalat harus dilakukan atas dasar cinta. Jika seseorang melakukan shalat
a
karena terpaksa, karena takut kepada Malaikat Munkar dan Nakir dan karena takut
st
kepada neraka, maka hasilnya orang itu tidak masuk neraka namun dia tidak akan
u
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as bermunajat: “Ya Allah, aku tidak
menyembah-Mu karena takut kepada siksa-Mu dan tidak juga karena mengharap
ganjaran-Mu, tetapi aku mendapati Engkau layak disembah maka aku menyembah-
Mu.” 160
Ibadah yang dilakukan karena takut adalah ibadah budak. Sedangkan ibadah yang
pedagang menyembah Allah supaya Dia memberikan surga dan bidadari kepadanya.
159
Bihâr al-Anwâr, jil. 8, hal. 39, hadis 19.
160
Bihâr al-Anwar, jil. 41, hal. 14, hadis 4.
151
Amirul Mukminin as berkata, “Sekelompok orang menyembah Allah karena
menginginkan surga, maka itulah ibadah para pedagang. Sekelompok orang lagi
menyembah Allah karena takut kepada-Nya, maka itulah ibadah para budak.
Ibadah yang dilakukan karena berharap pahala atau takut hukuman pada hakikatnya
adalah satu bentuk penyembahan diri. Mulla Ahmad Naraqi di dalam kitab Takdis
berkata, “Hai orang berakal, ketaatan karena mengharapkan keuntungan atau takut
ah
Jika kita menyembah Allah Swt karena takut atau karena berharap surga,
i
sesungguhnya kita sedang menyembah diri kita sendiri. Itu sama saja dengan
Sy
mengatakan, “Saya melakukan ini supaya saya tidak dibakar di neraka, saya
melakukan ini supaya saya diberi sesuatu.” Di sini yang ada hanyalah saya dan diri
a
k
saya. Jika di sini tidak ada diri saya maka saya tidak akan menyembah. Karena itu,
a
ibadah yang seperti ini bersumber pada penyembahan diri, bukan penyembahan
st
Selama manusia beribadah bukan karena cinta maka sesungguhnya dia tidak akan
P
ikhlas. Ibadah baru ikhlas manakala seseorang beribadah atas dasar cinta. Aku
menyembah-Mu karena aku mencintai-Mu. Aku tidak peduli apakah Engkau akan
memberiku sesuatu atau tidak. Bukan ibadah yang didasarkan karena takut atau
mengharap sesuatu. Jika dalam ibadah tidak terdapat cinta, maka ibadah itu tidak akan
neraka.
161
Nahj al- Balaghah, hikmah 237; Bihâr al-Anwâr, jil. 41, hal. 14, hadis 4.
152
Ayatullah Jawadi Amuli berkata, “Tidak masuk ke neraka bukan sesuatu yang
membanggakan. Karena binatang pun tidak masuk neraka, benda mati dan anak kecil
juga tidak masuk neraka. Bermilyar-milyar orang yang tertindas tidak masuk neraka.
Karena itu, kita jangan merasa cukup hanya dengan ini. Kita mengerjakan shalat
supaya tidak masuk neraka bukan sebuah kesempurnaan. Kesempurnaan ialah kita
mengerjakan shalat supaya kita dekat dengan Allah Swt, supaya bisa bercengkerama
dengan-Nya.”
Rasulullah saw bersabda, “Cinta adalah dasar perbuatanku.” Artinya, cinta ada di
semua tempat. Cinta kepada Allah dan cinta kepada makhluk Allah.
ah
Berdamai dengan Allah
i
Seseorang bermimpi bertemu Almarhum Dr Ayati. Orang itu bertanya, “Apa yang
Sy
paling bermanfaat bagi manusia di alam barzakh?” Dr. Ayati memberi jawaban yang
indah dan sesuai dengan berbagai riwayat. Dia berkata, “Saat makhluk berada di
a
k
hadapan Allah, maka tidak ada yang lebih berharga dan lebih utama daripada
a
Allah Swt. Ia harus terlebih dahulu mencintai-Nya dan dapat merasakan kasih sayang-
Allah Swt sangat senang dengan orang yang menjadi penunjuk jalan cinta, yang
mendamaikan antara makhluk dengan Tuhannya. Ini juga yang dilakukan oleh
Rasulullah saw. Rasulullah saw pernah meminta, “Ya Allah, jika mungkin
hilangkanlah seluruh ujian dari umat ini supaya mereka tidak tertolak. Ya Allah, jika
mungkin biarlah perhitungan umat ini ditimpakan kepadaku supaya mereka tidak
153
Allah Swt menjawab, “Aku akan memperhitungkan mereka hingga ketika di
hadapanmu mereka tidak merasa malu. Jika engkau menginginkan kebaikan bagi
mereka maka Aku lebih menginginkan kebaikan bagi mereka. Jika engkau
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as berkata dalam sebuah hadis yang indah:
“Orang yang paling mengenal Allah adalah orang yang paling banyak memintakan
ampunan bagi manusia meski dia mendapati mereka tidak layak memperoleh
ampunan.” 163
ah
Dalam hadis ini terkandung berita gembira. Yaitu seseorang yang paling bisa
i
membukakan jalan Allah Swt dan menuntun manusia kepadanya maka dia adalah
Sy
manusia yang paling mengenal Allah Swt. Dia yang menuntun manusia ke hadapan
Allah dan memintakan maaf untuknya. Dia yang berkata, “Ya Allah, makhluk-Mu ini
a
k
lemah dan tidak berdaya. Dia melakukan dosa karena tidak tahu. Karena itu,
a
maafkanlah dia, ampunilah segala dosanya, meski mereka tidak layak memperoleh
st
Ini juga yang dilakukan Rasulullah saw dan para imam maksum. Mereka berkata,
P
“Mereka melakukan kesalahan karena mereka tidak tahu.” 164 Alhasil, Rasulullah saw
Haji Agha Dulabi berkata, “Jika seorang nabi datang memisahkan Allah Swt dengan
melihat dalam kisah Nabi Musa as bagaimana Allah Swt mengecam Nabi Musa,
154
Jika seseorang mampu menuntun orang lain ke hadapan Allah Swt, maka Allah
sangat menyukai apa yang dilakukan. Sungguh, Dia menghendaki hal-hal yang seperti
ini. Berdoalah kepada Allah Swt, “Ya Allah, ampunilah mereka!” Meskipun mereka
benar-benar bersalah dan tidak layak diampuni, tetapi Allah Swt sangat menyukai apa
yang dilakukan itu. Tidak ubahnya seperti seorang anak yang lari dari rumah, tentu
kedua orang tuanya sangat senang jika ada yang membawa anaknya kembali kepada
mereka. Siapa saja yang paling banyak memberi jalan keluar kepada manusia dan
mendamaikan mereka dengan Allah Swt, maka dia orang yang paling mengenal Allah
Swt.
ah
Kesedihan Dunia
i
Semakin banyak kita mengenal dan menjalin hubungan dengan orang-orang saleh dan
Sy
para pecinta Ahlulbait as, maka kesedihan kita akan semakin berkurang, dan
kebahagiaan pun semakin bertambah. Haji Agha Dulabi berkata, “Saya memberi
a
k
jaminan kepada teman-teman, siapa yang mengenal kami maka dia tidak akan lagi
a
dunia. Lihatlah bagaimana para pecinta dunia akan meledak karena kesedihan. Saat
u
kalian melihat sisi lahiriah mereka, tampak rumah yang teratur dan pakaian yang rapi,
P
namun di dalamnya tidak ubahnya neraka Jahannam. Kuburan orang kafir meski
permukaannya dilapisi batu mahal namun dalamnya berisi siksa kubur. Sedangkan
kuburan orang mukmin, mungkin saja permukaannya kusam namun ruhnya berada
dalam kebahagiaan. Para pecinta dunia selalu memiliki kesedihan mendalam, dan ini
Sebuah hadis menyebutkan, “Hati yang disibukkan dengan urusan dunia selalu susah
165
Mawâ`izh al-`Adadiyyah, hal. 163.
155
Haji Agha Dulabi berkata, “Saya menjamin tidak akan ada seorang pun dari teman
kita yang akan dirundung kesedihan mendalam. Sekiranya pun mereka baru
bergabung, dan baru beberapa waktu berada dalam majelis kita ini niscaya kesedihan
mereka yang mendalam akan lenyap dan berganti dengan kemudahan. Tidak akan ada
Di majelis yang saya datangi saya menjalin hubungan dengan semua peserta. Saat
saya melihat ada orang yang sedang sedih di antara mereka saya terenyuh, dan saya
tidak akan diam hingga dapat meringankan bebannya. Buat apa kita berkumpul
membentuk lingkaran jika kita tidak saling berbagi? Kita harus bersatu, dan harus
ah
berbagi kesedihan dan kebahagiaan kita, serta menjadi satu.”
i
Saat duduk bersama orang-orang saleh, kesedihan kita akan berkurang. Bahkan
Sy
kesedihan kita akan berubah menjadi kesedihan untuk Allah Swt dan Imam Zaman as,
kesedihan karena belum menggapai kesempurnaan, kesedihan untuk akhirat. Jika kita
a
k
membaca Doa Nudbah lalu menangis karena berpisah dengan Imam Zaman as, jika
a
kita membaca Ziarah Asyura lalu menangis karena mengingat musibah yang menimpa
st
Imam Husain as, maka setelah itu jiwa akan merasa ringan, dan kita akan merasa
u
bahagia.
P
Mengapa pada malam hari Asyura para sahabat Imam Husain as merasa bahagia dan
bersenda gurau satu sama lain? Karena di dalam kesedihan dan tangis mereka
terkandung kebahagiaan. Bagi para pecinta dunia kesedihan mereka adalah kesedihan,
dan kebahagiaan mereka juga kesedihan. Karena pada kebahagiaan ahli dunia
terkandung kesedihan. Satu sama lain di antara mereka selalu bertengkar. Sedangkan
bagi para pecinta akhirat dan orang-orang yang berorientasi akhirat, kebahagiaan
mereka adalah kebahagiaan dan kesedihan mereka juga kebahagiaan. Allah Swt tidak
156
memberikan kesedihan-Nya kepada setiap orang. Bersyukurlah kepada Allah Swt
-10-
Wahai harapan kalbu para perindu, wahai tujuan akhir para pecinta, aku memohon
cinta-Mu, cinta orang yang mencintai-Mu, dan cinta setiap amal yang membawaku ke
ah
Kelezatan Pecinta
i
Cinta ada dalam diri setiap manusia. Insya Allah kita pun dapat merasakan
Sy
kelezatannya. Cinta adalah sesuatu yang sangat manis. Jika dua orang mukmin saling
mencintai satu sama lain maka keduanya akan saling memuaskan. Perjalanan jauh
a
k
yang dilalui bersama seorang teman dekat tidak akan membuatnya merasa lelah dan
a
putus semangat. Itu semua bisa terwujud bila terjalin cinta antara keduanya.
st
Cinta dapat menggantikan minuman, makanan, uang, kedudukan, dan segala sesuatu
P
yang lain. Manisan adalah benda-benda duniawi. Tapi saat seseorang sudah mencicipi
lezatnya cinta maka seluruh kekayaan dunia tidak lagi lezat baginya. Bahkan ia sudah
Kelezatan yang dirasakan pecinta dunia berasal dari luar, yaitu dari harta, kedudukan,
dan makanan enak. Kelezatan yang dirasakan pecinta dunia adalah kelezatan ragawi,
yakni kelezatan yang berasal dari uang, kedudukan, ketenaran, makanan yang enak,
dan pakaian yang bagus. Sedangkan kelezatan yang dirasakan para pecinta dan ahli
157
Sebuah ungkapan mengatakan: “Jika engkau menganggap kelezatan diperoleh dengan
meninggalkan kelezatan, maka engkau tidak akan menganggap kelezatan diri sebagai
kelezatan.”
Kelezatan bagi orang mukmin adalah kelezatan ruhani, yang berasal dari cinta. Imam
Ja`far Shadiq as berkata, “Nabi Musa as memohon kepada Allah, ‘Ya Allah, aku ingin
Pertemuan yang diminta Nabi Musa as tentu pertemuan yang bersifat ruhani. Nabi
Musa as tidak akan mengatakan aku ingin melihat-Mu dengan mata lahirku. Bahkan
ah
dalam pikirannya pun mustahil terlintas permintaan yang seperti itu, begitu juga
i
dalam pikiran seorang mukmin. Tetapi yang dimaksud Nabi Musa as ialah pertemuan
Sy
yang bersifat ruhani dan penyaksian hati. Yaitu, singkirkanlah tirai kegelapan dan tirai
Imam Muhammad Baqir as berkata, “Dia tidak dapat dilihat oleh mata tetapi hati yang
a
Allah Swt menjanjikan kepada Nabi Musa as bahwa dia dapat menemui-Nya empat
u
puluh hari lagi di bukit Tsur. Dalam hadis Nabi saw disebutkan, “Karena merindukan
P
pertemuan itu Nabi Musa as tidak makan, minum, dan tidur, selama empat puluh
hari.” 167 Janji pertemuan itu telah membuatnya kenyang. Betapa bahagianya dia
Rasulullah saw bersabda, “Aku melalui malamku di sisi Tuhanku dengan tidak tidur.
166
Al-Kâfî, jil. 1, hal. 97, hadis 5; Bihâr al-Anwâr, jil. 4, hal. 26, hadis 1.
167
Mishbâh asy-Syarî`ah, hal. 446; Bihâr al-Anwâr, jil. 53, hal. 327, hadis 1; Jâmi` as-Sa`âdât, jil. 3,
hal. 131.
168
Bihâr al-Anwâr, jil. 6, hal. 108.
158
Menuju Mata-air Kesempurnaan
Rasulullah saw dan para imam meminum dari “mata air”. Seorang Muslim semestinya
meyakini bahwa mereka juga ingin membawa manusia kepada mata air tempat
mereka minum. Inilah pekerjaan wali Allah. Mereka menginginkan bagi setiap orang
apa saja yang mereka inginkan bagi dirinya. Mereka ingin memberi minum orang lain
dengan air jernih yang berasal dari mata air tempat mereka minum. Namun daya
tampung mereka seluas alam wujud sedang daya tampung kita sangat terbatas.
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as berkata, “(Pada masa awal risalah) aku dapat
melihat cahaya wahyu dan mencium bau harum kenabian. Pada saat wahyu turun
ah
kepada Rasulullah saw aku mendengar jeritan setan. Aku bertanya kepada Rasulullah,
i
‘Jeritan siapa itu?’ Rasulullah saw menjawab, ‘Itu jeritan setan yang merasa putus asa
Sy
dengan usahanya.’ Kemudian Rasulullah saw berkata, ‘Engkau dapat mendengar apa
yang aku dengar dan dapat melihat apa yang aku lihat.’” 169
a
k
Di tempat lain Rasulullah saw bersabda, “Jika kalian tidak banyak bicara dan tidak
a
ada kegelisahan di hati kalian niscaya kalian dapat melihat apa yang aku lihat dan
st
Manusia yang jiwa dan pikirannya tenang, serta hatinya tidak disibukkan oleh
kegelisahan dan keraguan (yang dibuat), dan tidak banyak bicara, maka ia akan
mencapai derajat tertentu sehingga bisa melihat sesuatu yang tidak dilihat dan
sebaiknya menjaga pikiran, jiwa, dan lahiriahnya, untuk selalu tenang. Seperti
169
Bihâr al-Anwâr, jil. 18, hal. 213; Nahj al- Balaghah, Khotbah 192.
170
Al-Mîzân, jil. 5, hal. 271.
159
berusaha untuk sedikit berbicara, atau mengurangi bicara, supaya dapat menggapai
hakikat.
Mungkin kita pernah mendengar kisah tentang seorang pemuda yang mencapai
derajat yakin, meskipun dia bukan seorang nabi dan juga bukan imam. Pemuda itu
berkata, “Aku dapat mendengar suara neraka Jahannam, mencium wangi surga, dan
melihat timbangan telah ditegakkan pada hari kiamat.” Dan Rasulullah saw
Rasulullah saw dapat melihat surga dan neraka, dengan penuh keyakinan. Begitu pula
dengan pemuda itu. Orang-orang yang bersih jiwa dan pikirannya banyak
ah
mengabarkan hal-hal seperti itu karena mereka juga ingin membawa umat manusia ke
i
mata air tempat mereka minum. Yang harus dilakukan, hanya mendengar perkataan
Sy
dan menghentikan banyak pekerjaan.
Seorang ulama berkata, “Untuk mencapai derajat tersebut tidak diperlukan banyak
a
k
riyadhah. Bahkan sebagian besar ajaran Islam pun berisi tuntunan agar para
a
banyak bicara, tidak berbohong, tidak mengumpat, dan tidak lainnya. Islam tidak
u
berkata, lakukan ini, atau angkat beban berat ini dan itu. Tetapi Islam mengatakan,
P
jangan bicara, diamlah. Salah satu ciri-ciri mukmin ialah banyak diam. Rasulullah
Hafiz bersyair,
Matahari sangat bercahaya, namun jika ada kotoran sebesar kuku yang menghalangi
penglihatan
171
Safînah al-Bihâr, jil. 8, hal. 752; al-Kâfî, jil. 2, hal. 53.
160
maka kita tidak dapat melihat sama sekali, atau minimal penglihatan menjadi kabur
Jika manusia jatuh ke dalam lembah cinta, jangan kira dia bisa berjalan di tempat lain
selain jalan itu. Karena dia bakal tidak tertarik lagi dengan dunia dan para pecintanya.
Jika ada orang yang menariknya dengan paksa ke lembah hasrat kedudukan dan hasrat
duniawi dia tidak akan bisa melangkah. Di lembah itu, dia telah menjadi tawanan
cinta.
berkata, “Apabila seseorang telah mencicipi (sedikit saja) kelezatan iman dan
ah
kelezatan dekat dengan Allah Swt, dan telah melihat keindahan alam spiritual, maka
i
dengan mudah ia dapat meninggalkan seluruh kekayaan dunia. Jika seluruh dunia
Sy
diletakkan di hadapannya ia tidak akan terpengaruh. Jika semua orang di dunia
meletakkan tangan di dada dan mengucapkan selamat kepada si fulan maka itu tidak
a
k
akan dapat menyelesaikan masalahnya. Jika semua orang di dunia memakinya maka
a
itu tidak akan mengurangi sesuatu pun darinya. Jika seseorang telah mencicipi
st
kelezatan cinta dan spiritual, tentu dengan mudah dia dapat memalingkan
u
Mulla Abdullah juga memberikan perumpamaan yang indah dalam hal ini. Dia
berkata, “Jika seluruh dunia diletakkan di hadapan seorang arif (yang mengenal Allah
Swt) lalu semua orang mengucapkan selamat kepadanya, ini tidak ubahnya seperti
seekor anak kucing yang datang ke depan pintu rumah lalu melihat temannya sedang
lebih menarik dibandingkan barang lainnya. Namun, pada saat yang sama, manusia
tidak akan menaruh perhatian sedikit pun kepada kucing yang menggerakkan
buntutnya.”
161
Ayatullah Baha’uddin melanjutkan, “Jika seluruh alam membelakangi seorang
manusia Ilahi dan menyatakan perang kepadanya, maka baginya semua itu tidak
ubahnya seperti tikus di dalam lubang yang menggerakkan tubuhnya, itu tidak
Pecinta sibuk dengan cinta. Dia merasakan kelezatan seluruh yang diterima dengan
cinta.
Para Imam dan Imam Zaman as mencintai setiap umatnya, namun kita tidak dapat
ah
konsekuensi yang sangat besar. Mereka sedemikian besar mencintai setiap individu
i
hingga pancaran cahayanya menerpa dan mencukupi semuanya. Cinta membuat
Sy
manusia merasa kenyang.
Kerap kali, dalam menjalani hidup ini, kita dicekam rasa sedih, atau rasa terasing
a
k
yang menghantui. Jika di saat seperti ini ada seorang teman dekat datang, maka
a
kesedihan dan kelelahan akan sirna, berganti dengan kegembiraan dan suka-cita.
st
Bertemu dengan seorang sahabat dapat mengubah suasana hati. Kita tidak
u
Pertemuan di antara dua orang sahabat sangat berpengaruh kepada yang bersangkutan.
Apalagi jika seorang mukmin bisa bertemu dengan imamnya! Meskipun seluruh dunia
menjadi anak panah dan tombak, lalu meluncur deras menancap dan mengoyak
tubuhnya, dia tidak akan menghiraukan. Seperti para sahabat Imam Husain as yang
telah dipuaskan dengan cinta Imam Husain as hingga mereka tidak lagi merasa sakit
oleh tusukan berpuluh-puluh anak panah dan tombak. Disebutkan: “Mereka tidak
172
Bihâr al-Anwâr, jil. 45, hal. 80, hadis 6.
162
Contoh Kelezatan Surga
Salah seorang ulama berkata, “Allah Swt menjadikan semua kelezatan surga ada
contohnya di dunia. Allah Swt berfirman, Setiap kali mereka diberi rezeki buah-
buahan dari surga, mereka berkata, ‘Inilah rezeki yang diberikan kepada kami
dahulu.’ Mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa.” (QS. Al-Baqarah: 25).
yang serupa itu telah dilihat di dunia. Namun tentu saja buah delima surga sangat
berbeda dengan buah delima dunia. Buah-buahan surga tidak meninggalkan sisa, tidak
ah
Ulama itu melanjutkan kata-katanya, “Seluruh kelezatan surga ada contohnya di
i
dunia. Salah satu kelezatan surga yang paling lezat ialah bertemu dengan Allah Swt.
Sy
Kelezatan yang diperoleh dari pertemuan dengan Allah Swt tak sebanding dengan
kelezatan mana pun. Contoh kelezatan bertemu Allah Swt di dunia ialah bertemu
a
k
dengan mukmin sejati. Artinya, mencintai seorang mukmin sejati, mengunjungi, dan
a
Rasulullah saw bersabda, “Kecintaan seorang mukmin kepada mukmin lainnya karena
u
Allah, termasuk cabang iman yang paling besar.” 173 Hadis ini merupakan kabar
P
gembira yang sangat besar. Ketika si mukmin menemui seorang mukmin yang tulus,
yang tidak ada dengki dan dendam di dalam hatinya, bukan orang yang suka berbuat
lainnya karena Allah. Yaitu karena dia mencintai dan mengunjunginya karena orang
itu sahabat dan kekasih Allah. Saat dia sampai di depan pintu rumahnya dan
mengetuk pintunya, seorang malaikat dalam bentuk manusia yang diturunkan Allah
173
Al-Kâfî, jil. 2, hal. 125, hadis 3.
163
bertanya, “Untuk apa engkau datang ke sini?” Orang itu menjawab, “Aku datang
“Aku adalah utusan Allah kepadamu. Tuhanmu menyampaikan salam untukmu dan
Sungguh, Aku telah wajibkan surga untukmu, Aku telah bebaskan engkau dari murka-
Artinya, menemui seorang mukmin karena Allah sama dengan menemui Allah Swt.
Itu terjadi jika dalam kunjungan tersebut tidak ada maksud-maksud duniawi,
melainkan semata-mata karena kecintaan kepada Allah Swt. Sangat banyak riwayat
ah
yang mengatakan bahwa menemui seorang mukmin karena Allah adalah sama dengan
i
menemui Allah Swt. Sebagaimana Allah Swt dapat memuaskan kita, maka seorang
Sy
mukmin yang merupakan wakil dari-Nya dan pancaran cahaya-Nya juga dapat
memuaskan kita.
a
k
mempunyai makanan khusus. Para kekasih Allah pun mempunyai makanan khusus di
P
dunia. Makanan mereka ialah kelezatan yang diperoleh dengan bertemu orang-orang
saleh. Jika mereka melihat seorang saleh, manusia beriman, mereka menyukainya dan
Suatu hari Agha Ismail Dulabi pernah bercanda dengan mengatakan, “Jangan dekat-
dekat, kami ini pemakan manusia.” Maksudnya, jika bertemu dengan orang saleh
maka dia akan “memakannya”. Para nabi dan para wali Allah akan “memakan” setiap
orang saleh. Yang menarik dari maksud pernyataan itu ialah, karena mereka memakan
174
Wasâ’il asy-Syî`ah, jil. 10, hal. 457, hadis 19865.
164
hingga tidak menyisakannya. Yakni mereka menjadikan orang-orang saleh sebagai
Para pecinta dunia tidak bisa memakan jenis makanan ini. Bahkan memahaminya pun
tidak. Mereka justru tidak menyukainya. Jika kita mengajak mereka, “Ayo kita pergi
menemui seorang mukmin dan wali Allah”. Mereka akan berkata, “Ada uang atau
tidak di sana? Ada kedudukan atau tidak di sana?” Para pecinta dunia tidak dapat
Tidak ada yang sesuai dengan selera para pecinta dunia selain kekayaan duniawi.
ah
Mereka tidak mengerti bagaimana berbuat untuk Allah Swt. Allah Swt menyatakan
i
tentang Ibrahim as, Dia tidak termasuk orang-orang musyrik (QS. An-Nahl: 120).
Sy
Mungkin saja banyak yang mengatakan bahwa pernyataan di atas bukan sesuatu yang
istimewa. Allah Swt memuji Nabi Ibrahim as bahwa ia bukan termasuk orang
a
k
musyrik. Sebagian muslimin, misalnya, merasa bahwa dirinya sama sekali tidak
a
menyekutukan Allah Swt. Padahal, apabila kita berusaha merenung sekali lagi, kita
st
akan mendapatkan bahwa tidak menjadi orang musyrik adalah sesuatu yang sangat
u
sulit.
P
Jika kita menghadapi sedikit masalah saja, kita sanggup mengeluarkan seluruh uang
yang kita miliki. Maka perhatikanlah sang Khalilullah as. Nabi Ibrahim as
dilemparkan ke dalam api yang dapat membuat siapa saja menjadi abu di dalamnya.
Malaikat air dan malaikat angin datang untuk membantunya, tetapi Nabi Ibrahim as
menolaknya. Bahkan Malaikat Jibril, yang disebut Allah Swt di dalam Al-Quran¸
Yang memiliki kekuatan, memiliki kedudukan tinggi di sisi (Allah) Pemilik `Arsy, yang
di sana (di alam malaikat) ditaati dan dipercaya (QS. At-Takwir: 20-21), datang
165
menemui al-Khalil dan berkata, “Hai Ibrahim, apakah engkau memerlukanku?
Ini merupakan bentuk reaksi yang ditunjukkan insan yang telah merasakan kelezatan
tauhid, kelezatan cinta Ilahi, yang telah menjadi sahabat Allah Swt. Dia menolak
semua orang bahkan Malaikat Jibril sekali pun dengan berkata, “Aku tidak
memerlukanmu.” Karena itulah Allah Swt memuji bahwa Ibrahim bukan seorang
ah
Wujud Rasulullah saw sedemikian memukau dan memiliki daya tarik kuat sehingga
i
siapa saja bisa tertarik kepadanya. Dalam sejarah diceritakan ada seorang pemuda
Sy
yang bangkit menentang Rasulullah saw. Namun ketika dia datang ke Makkah dan
melihat Rasulullah saw, jiwanya tertawan oleh daya tarik itu dan berbalik
a
k
ditolaknya.
st
Daya tarik ruhani Rasulullah-lah yang membuat Bilal dan yang lainnya menjadi
u
sahabat yang rela berkorban. Apa sebenarnya yang disaksikan Bilal para Rasulullah
P
saw sehingga dia sanggup menahan batu-batu panas yang diletakkan di dadanya dan
tidak mau berpaling dari kata “Ahad” (tidak ada tuhan selain Allah)? Bilal telah
dipuaskan dengan cinta Rasulullah saw. Kelezatan yang telah diterimanya dari wujud
Rasulullah saw itulah yang membuatnya mampu bertahan dari segala macam siksaan
berat. Ini suatu perkara yang mustahil terjadi pada ahli dunia dan tidak berada dalam
pelukan cinta Rasulullah. Bagi ahli dunia, bahkan jika hanya ditusuk jarum sedikit
166
Cinta seperti itu sedemikian perkasa sehingga bukan hanya membuat berbagai siksaan
tak mampu menghalangi, tetapi bahkan seluruh siksaan itu dirasakan sebagai sebuah
kenikmatan. Barangkali karena pautan cinta itulah kita memahami tindakan yang
dilakukan Abis pada hari Asyura. Dia membuka topi perang dan melepas baju perisai
dari tubuhnya, lalu maju menyongsong musuh. Ini seolah-olah kurang sejalan dengan
kaidah akal dan agama, mengingat Abis berada di hadapan pedang dan tombak
musuh. Mengapa ia justru membuka baju perangnya dan maju ke tengah arena
merasakan sabetan pedang dan tusukan tombak ke tubuhnya. Daya tarik Rasulullah
ah
saw membawa seseorang pada permohonan kepada Allah Swt, agar dia diberi
i
kesempatan dan kemampuan merasakan kelezatan cinta-Nya.
Sy
Permintaan Cinta
Dalam bacaan Munajat Para Pecinta dilantunkan, “Wahai Harapan kalbu para
a
k
perindu, wahai Tujuan akhir para pecinta, aku memohon cinta-Mu, cinta orang yang
a
mencintai-Mu, dan kecintaan kepada setiap amal yang akan membawaku ke dekat-
st
Mu.”
u
aku memohon cinta-Mu. Sekiranya aku diberi seujung jarum saja dari cinta-Mu, maka
itu sama dengan aku diberi segalanya. Cinta Allah adalah sebuah eliksir yang paling
agung. Kedua, aku memohon cinta orang yang mencintai-Mu. Ini juga sesuatu yang
paling berarti. Ketiga, memohon cinta setiap amal yang membawaku ke dekat-Mu.
Dalam munajat ini kita tidak memohon amal tetapi memohon cinta kepada setiap
amal perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah Swt. Kita berseru, “Ya Allah,
berilah kami cinta kepada shalat, cinta kepada puasa, dan cinta kepada Al-Quran.”
Karena, apabila kita mencintai Al-Quran maka hakikat Al-Quran akan masuk ke
167
dalam hati. Sebaliknya, jika tidak mencintai Al-Quran, atau membaca Al-Quran hanya
karena terpaksa, maka kita tidak akan memperoleh maksud dan manfaatnya.
atau dipaksa orang lain, maka Al-Quran tidak akan berbekas pada dirinya. Seseorang
harus mencintai Al-Quran dan mencintai amal saleh. Karena segala yang dicintai akan
menetap dalam diri. Jika seseorang mencintai sebuah pekerjaan, secara otomatis dia
akan melakukan pekerjaan itu dengan penuh cinta. Tidak penting apakah pekerjaan itu
sedikit atau banyak. Mengerjakan shalat tidak begitu penting, yang lebih penting ialah
ah
kami membangun segala sesuatu di atas dasar cinta.
i
Sebagaimana termaktub dalam riwayat, bagaimana pohon kering menjerit karena
Sy
berpisah dengan Rasulullah saw? Pohon kering juga menginginkan cinta. Binatang
pun membutuhkan cinta. Begitu pula kisah tentang apa yang dilakukan unta Imam Ali
a
k
Rasulullah saw datang ke sisi Gunung Uhud lalu beliau bersabda, “Ini Gunung Uhud.
u
Seluruh makhluk di alam ini mempunyai cinta. Batu kerikil pun memilikinya. Dasar
alam ini adalah cinta. Agama Rasulullah saw pun berdiri di atas dasar cinta.
Watak dan perilaku berbaik sangka adalah salah satu dari perilaku Rasulullah saw.
Setiap orang seharusnya memiliki pandangan positif kepada Allah Swt, alam dan
perbuatannya. Saat Musa as lahir, sang ibu meletakkannya ke dalam peti lalu
175
Safînah al-Bihâr, jil. 1, hal. 52.
168
pinggir sungai. Mereka melihat kotak yang terbawa air sungai. Mereka
memerintahkan kotak itu diambil. Saat kotak dibuka mereka melihat bayi laki-laki
yang tampan dan lucu. Asiah yang tidak punya anak, sangat menyukai bayi itu. Dia
berkata kepada Fir`aun: “...aku tidak punya anak. Biar kita jadikan anak ini sebagai
anak kita, “yang akan menjadi buah hati kita” (QS. Al-Qashash: 9). 176
Asiah berbaik sangka dan menunjukkan pengharapan, sehingga itu menjadi sebab
bagi kebahagiaannya. Namun Fir`aun berburuk sangka. Dia berkata, “Aku curiga dia
Dalam hadis dikatakan: Asiah berbaik sangka maka dia pun memperoleh sesuatu yang
ah
sesuai persangkaannya. Sebaliknya Fir`aun berburuk sangka dan dia pun memperoleh
i
yang sesuai dengan persangkaannya. Maka, Nabi Musa as pun menjadi penyebab bagi
Sy
Asiah memperoleh hidayah dan kebahagiaan. Sedemikian tinggi derajat yang
digapainya hingga dia akan berada di surga tertinggi sebagai salah satu pendamping
a
k
Rasulullah saw. Dia berada satu derajat dengan Sayidah Khadijah ra. Sedangkan bagi
a
Nabi kita, Muhammad saw, adalah perwujudan cinta. Sungguh indah jika seorang
P
datang membangun mahligai cinta dan menjadi perantara cinta antara makhluk
Allah dengan makhluk-Nya. Karena inilah yang dilakukan para Nabi dan para Imam.
Rasulullah saw adalah perwujudan sempurna sifat terpuji ini. Beliau selalu
memohonkan ampunan bagi orang-orang yang berdosa di hadapan Allah Swt. Beliau
berkata, “Ya Allah, berilah mereka petunjuk, karena mereka tidak tahu.” 177
176
Bihâr al-Anwâr, jil. 13, hal. 16, hadis 1.
177
Safînah al-Bihâr, jil. 2, hal. 681.
169
Siapa yang dimaksud kaum Rasulullah saw dalam doanya, “Ya Allah, berilah mereka
petunjuk...” itu; apakah Abu Dzar dan Salman? Jawabnya, “Bukan.” Tapi, mereka
seperti Abu Sufyan, mereka yang memerangi Rasulullah saw, orang-orang yang telah
melukai kening Rasulullah saw. Bukan hanya tidak melaknat mereka, bahkan
Rasulullah saw berdoa untuk mereka supaya diberi petunjuk. Rasulullah saw
Allah Swt sangat senang dengan perbuatan tersebut. Allah Swt senang melihat
ah
untuk mereka. Setiap orang selayaknya mengasihi makhluk Allah dan menginginkan
i
kebaikan untuk mereka. Ini akan menjadi jalan kesempurnaan baginya.
Sy
Berbagai Jalan untuk Memberi Ampunan
Salah satu kebiasaan Rasulullah saw sebagai berikut. Apabila seseorang membaca
a
k
sebuah ayat Al-Quran di hadapan Rasulullah saw, maka beliau akan membacakan
a
jika seseorang membaca Ar-Rahmân maka Rasulullah saw akan membacakan ayat
u
tindak kejahatan kemudian melarikan diri. Keluarlah putusan agar dia ditangkap dan
dikenai hukuman. Selama beberapa waktu orang itu bersembunyi. Dia takut dijatuhi
menjadi neraka baginya, dia selalu diliputi rasa sedih dan ketakutan. Dia berpikir
Dia berpikir dia harus mendatangi Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as supaya
memperoleh jalan keluar yang baik. Karena Rasulullah saw telah bersabda, “Aku
170
adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya. Siapa yang ingin memasuki kota maka dia
Orang ini tahu betul pintu masuk menemui Rasulullah saw. Maka dia pun mendatangi
Rasulullah saw dan bacakan di hadapannya ayat ini, Demi Allah, sungguh Allah telah
melebihkan engkau di atas kami, dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang
Dalam kitab-kitab tafsir, ayat ini adalah perkataan saudara-saudara Yusuf kepada
ah
Yusuf as. Orang itu pun mendatangi Rasulullah saw dan membacakan ayat tersebut di
i
hadapan Rasulullah saw. Sebagaimana biasanya Rasulullah saw pun membacakan
Sy
ayat berikutnya, “...Dia (Yusuf) berkata, “Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap
Sungguh itu jalan indah yang diberikan Amirul Mukminin as supaya orang yang
st
berdosa itu memperoleh keselamatan. Makna ayat yang dibacakan Rasulullah saw
u
sebagai jawaban kepada orang berdosa itu ialah, “Sekarang, pergilah. Tidak ada lagi
P
hukuman untukmu.”
Imam Ja`far Shadiq as berkata, “Allah Swt telah menciptakan seratus akal. Kemudian
Allah memberikan sembilan puluh sembilan akal kepada Muhammad, sementara satu
Satu hadis ini cukup menunjukkan keagungan dan keutamaan Rasulullah saw; bahwa
hanya satu persen akal yang dibagikan Allah untuk seluruh makhluknya. Dalam
riwayat lain bahkan disebutkan Rasulullah saw juga masih mempunyai bagian dari
178
Ta’wîl al-Ayât, hal. 225.
179
Bihâr al-Anwâr, jil. 1, hal. 97, hadis 6.
171
satu bagian akal itu. Dengan begitu, akal Rasulullah saw sembilan puluh sembilan
Berkenaan dengan hadis ini salah seorang ulama berkata, “Sembilan puluh sembilan
akal yang diberikan Allah Swt kepada Rasulullah saw juga diberikan kepada Amirul
Mukminin as, karena Amirul Mukminin Ali as adalah diri Rasulullah saw. Sembilan
puluh sembilan bagian akal itu juga tentu diberikan kepada para imam, karena mereka
adalah perwujudan perintah Allah Swt. Hakikat Rasulullah saw ialah keberadaan dan
satu cahaya, lalu menjadi dua.” Dengan begitu, apa yang diberikan Allah kepada
ah
Rasulullah saw ialah Amirul Mukminin as.
i
Kesimpulan ini sesuai dengan hadis-hadis yang ada di kalangan kita. Dengan berbagai
Sy
cara kita harus menyelamatkan hamba-hamba Allah. Allah Swt menyukai cara-cara
Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa pada masa Rasulullah saw ada seseorang
a
yang melakukan tindak kejahatan, kemudian dia menyembunyikan diri. Suatu hari
st
orang itu melihat Imam Hasan dan Imam Husain (salam atas mereka) sedang bermain.
u
saw dengan berkata, “Wahai Rasulullah, aku meminta perlindungan kepada Allah dan
Melihat itu Rasulullah saw tertawa sambil menaruh telapak tangannya di mulutnya
seraya berkata, “Engkau bebas.” Dan kepada Hasan dan Husain Rasulullah saw
180
Bihâr al-Anwar, jil. 43, hal. 318, hadis 2.
172
Nabi Muhammad saw adalah perwujudan cinta, rahmat dan daya tarik sempurna.
Daya tolaknya adalah juga daya tariknya. Rasulullah saw sungguh tidak ingin seorang
pun dimasukkan ke dalam neraka Jahannam. Beliau saw ingin membawa semua orang
ke dalam surga. Allah Swt berfirman, (Dia) sangat menginginkan (keimanan dan
At-Taubah: 128).
tidak ingin mereka kafir dan munafik. Rasulullah saw ingin menarik semuanya, dan
ah
menyelamatkan orang-orang kafir.
i
Pada zaman dahulu, salah satu jenis pencurian ialah pencurian kain kafan. Yang
Sy
mereka lakukan ialah menggali kuburan orang yang baru saja meninggal dunia lalu
mengambil kain kafannya. Inilah pekerjaan Bahlul Nabosy. Setelah sekian lama dia
a
k
mencuri kain kafan, suatu hari dia datang kepada Rasulullah saw dalam keadaan sedih
a
dan menangis.
st
Rasulullah saw bertanya, “Kenapa engkau begitu sedih?” Bahlul menjawab, “Aku
u
Rasulullah saw bertanya lagi, “Apa dosamu?” Bahlul menjawab, “Dosaku sangat
besar.” Rasulullah saw bertanya, “Mana yang lebih besar, dosamu atau Allah?”
Bahlul menjawab, “Tentu Allah jauh lebih besar. Dia dapat mengampuni dosaku.”
Bahlul menceritakan apa yang telah terjadi: Suatu hari ada seorang gadis muda dari
kalangan Anshar meninggal dunia. Malam harinya aku menggali kuburannya dan
mengambil kain kafannya. Saat aku melucuti kain kafannya aku dapat melihat
173
tubuhnya di bawah sinar bulan purnama, lalu aku melakukan apa yang seharusnya
Saat mendengar cerita ini Rasulullah saw sangat marah. Kemudian berkata, “Cepat
Bahlul menjatuhkan kepalanya ke padang pasir. Jika Rasulullah saw saja menolaknya
lantas apa yang dapat diperbuatnya. Kemudian dia merantai dirinya di tengah padang
pasir dan mulai menangis. Dia menangis begitu lama hingga akhirnya Allah Swt
menurunkan ayat, Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji
atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas
ah
dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan
i
mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui. Balasan
Sy
bagi mereka ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang mengalir di
Setelah ayat ini turun Rasulullah saw datang menemuinya. Nabi saw melepas rantai
st
yang membelit tubuhnya dan memberi kabar gembira bahwa dosanya telah diampuni.
u
ke dalam neraka Jahannam atau ke dalam surga? Dengan satu tangan Rasulullah saw
menyuruhnya pergi lalu dengan satu tangan lainnya Rasulullah saw mengajaknya
kembali. Begitu dalam rasa penyesalan si Bahlul. Dengan begitu, daya tolak
Rasulullah saw adalah daya tariknya juga. Karena Rasulullah saw telah mendorong
Rasulullah saw bersabda, “Allah Swt menciptakan seratus rahmat. Kemudian Allah
menampakkan satu rahmat dari seratus rahmat itu kepada seluruh makhluk di dunia.
174
Dengan satu rahmat itulah ayah dan ibu mencintai anaknya, suami-istri saling
mengasihi satu sama lain. Semua itu berasal dari satu rahmat. Adapun sembilan puluh
sembilan rahmat yang lain akan tampakkan pada hari kiamat.” 181
Allah Swt berfirman, Mereka mengetahui yang lahir (tampak) dari kehidupan dunia,
Akhirat adalah batin kehidupan alam dunia. Pada malam mikrajnya Rasulullah
melihat kiamat, surga, dan neraka. Karena itu, sekarang kiamat pun “sudah ada”. Jika
kini seseorang dapat menemukan jalan untuk dapat melihat kiamat, maka dia akan
ah
dapat melihat sembilan puluh sembilan rahmat Allah lainnya. Hanya satu bagian
i
rahmat yang diperlihatkan kepada manusia kini, sedangkan sembilan puluh sembilan
Sy
yang lain diperlihatkan dalam kiamat. Karena itu, hari kiamat akan dipenuhi dengan
rahmat Allah, hingga kita tidak tahu apakah masih ada orang yang tidak terkena
a
k
rahmat-Nya.
a
Rasulullah saw bersabda, “Pada saat kiamat Allah Swt akan menyebarkan rahmat-Nya
st
-11-
Tanamlah pohon cinta yang mendatangkan kesenangan hati, dan cabutlah pohon
Menghidupkan cinta dan kasih sayang merupakan salah satu sunah Rasulullah saw
yang paling mendasar. Banyak hadis yang menjelaskan tentang makhluk pertama
181
Rawdhah ath-Thâlibîn, jil. 2, hal. 502.
182
Bihâr al-Anwâr, jil. 7, hal. 286, hadis 1.
175
yang diciptakan Allah Swt. Dalam salah satu hadis ini Rasulullah saw bersabda,
Namun semuanya menunjuk kepada satu hakikat yaitu wujud Rasulullah saw, yang
merupakan tujuan dari diciptakannya sekalian alam. Jika Rasulullah saw tidak ada
maka bumi, langit, `Arsy, Kursi, para nabi yang lain dan para imam tidak akan ada.
Rasulullah saw merupakan perwujudan akal paling sempurna, perwujudan ruh paling
sempurna, perwujudan cahaya paling sempurna, dan perwujudan cinta yang paling
sempurna.
ah
Rasulullah saw bersabda:
Karena itu, dasar penciptaan alam ini adalah cinta, dan tujuan penciptaan alam ini pun
st
adalah cinta. Seluruh makhluk diciptakan karena cinta. Tujuan Allah menciptakan
u
alam semesta adalah cinta dan rahmat. Artinya, Allah Swt menciptakan seluruh alam
P
karena cinta, dan menarik seluruhnya ke arah cinta. Sungguh, ini sebuah kabar
Manusia selalu tergesa-gesa. Dia ingin segera menyingkap atau melihat sesuatu. Allah
176
Pada akhirnya Allah Swt akan memperlihatkan Diri-Nya kepada manusia. Bahkan,
jika Allah tidak memperlihatkan Diri-Nya kepada manusia maka hujjah (bukti) belum
sempurna. Allah Swt menyatakan bahwa ‘Kami menciptakan kalian supaya Kami
memperkenalkan Diri Kami kepada kalian, supaya Kami memperlihatkan Diri Kami
kepada semua. Jika mereka menerima untuk masuk surga dan menolak dimasukkan
neraka, Allah Swt berfirman, Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda
(kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah
Janji Al-Quran itu pasti. Allah Swt telah menciptakan alam ini untuk cinta dan
ah
rahmat. Dia ingin menunjukkan Diri-Nya kepada semua makhluk. Almarhum
i
Allamah Thabathabai berkata, “Semua akan bertemu dengan Allah Swt, Kepada-Nya
Sy
kalian semua akan kembali (QS. Yunus: 4). Namun orang-orang kafir dan munafik
Kita dapat melihat seorang anak kecil. Kadang-kadang, ketika ayah atau ibunya ingin
a
orang tua tetap menggendongnya, mendekapnya dan menghiburnya. Dia lari karena
u
ketidaktahuannya. Tidak tahu bahwa dia tidak punya kemampuan lari dari ayah dan
P
ibunya. Begitu juga dengan kita. Allah Swt hendak menggendong kita namun kita lari
dari-Nya, padahal kita tidak punya kemampuan sama sekali di hadapan-Nya. Semua
kemampuan adalah milik-Nya. Manakala kita tidak menerima hal ini, maka itu
menjadi siksa yang menyakitkan. Allah Swt ingin mengajak manusia kepada jamuan-
Surga Ridha
bagus berikut ini: Dua orang petugas datang ke rumah seseorang dan hendak
177
membawanya. Namun orang itu keras kepala dan berperangai buruk. Dia tidak mau
menyerah. Tidak mau membuka pintu rumahnya. Akhirnya, kedua petugas itu
Setelah berada di dalam rumah, dua petugas itu berkata kepada orang itu, “Kenakan
Kedua petugas itu berkata lagi, “Mari kita berangkat.” Tapi dia menjawab, “Saya
Akhirnya kedua petugas itu dengan paksa menyeretnya, namun orang itu tetap tidak
ah
mau menyerah dan tidak mau membukakan pintu, hingga kedua petugas itu kesal dan
i
mulai menyiksanya, lalu membawanya dengan paksa dalam keadaan telanjang.
Sy
Orang yang dibawa dengan paksa kalau pun dia dibawa ke taman bunga maka
baginya itu sebuah siksa. Apalagi jika dia dibawa untuk disiksa dan dimasukkan ke
a
k
dalam penjara.
a
Dua petugas lainnya datang ke rumah orang yang lain. Mereka mengetuk pintunya.
st
Orang itu membukakannya. Petugas berkata, “Mari kita berangkat.” Orang itu
u
menjawab, “Baik. Saya menyerah.” Kemudian dia memakai bajunya lalu petugas
P
membawanya dengan hormat. Karena dia menerima dan mau dibawa. Kalau pun dia
Di mana saja kita merasa rela maka tempat itu akan menjadi taman bunga bagi kita.
Saat kita rela dan menerima, maka tempat yang kita tempati menjadi tempat yang
menyenangkan. Karena itu, kerelaan dan penerimaan kita adalah sesuatu yang sangat
berharga.
178
meski tempatku berada di dasar sumur
Artinya, “Selama Allah Swt bersamaku bawalah aku ke mana saja yang Engkau
kehendaki.”
Di dalam doanya, Amirul Mukminin Ali as memohon, “Ya Allah, sekiranya Engkau
masukkan aku ke dalam neraka-Mu, aku tidak akan mengatakan itu neraka tetapi aku
Dengan kata lain, di mana saja tidak ada ridha-Mu meski itu taman bunga, maka itu
neraka bagiku. Karena keridhaan-Mu itu kebahagiaanku dan yang paling berarti
bagiku.
ah
Setiap orang sesungguhnya memiliki kesempatan untuk merasakan surga mulai dari
i
dunia ini. Yakni, jika saja dia ridha dengan ketentuan-ketentuan Allah Swt. Apabila
Sy
kita tunduk dan menerima ketetapan dan kehendak Allah Swt, maka surga kita sudah
dimulai.
a
k
Salah seorang teman bercerita, “Kami pulang dari Hamadan dengan beberapa orang
a
teman. Di tengah jalan mobil kami tergelincir, akhirnya mobil kami terlempar ke luar
st
jalan dan kami semua terbentur tak karuan. Semua terluka. Kondisi kami cukup
u
Teman itu meneruskan ceritanya, “Kebetulan saya membawa Diwan Hafiz. * Di saat
kalut itu saya mengambil Diwan Hafiz, dan berpikiran positif terhadap kejadian kami
alami. Saat membuka halamannya saya menemukan bait syair yang berbunyi,
“Beradalah di maqam ridha dan jangan lari dari qadha.” Artinya, apa saja yang
menimpamu biarlah dia menimpa. Engkau tidak akan bisa melawan qadha. Engkau
harus ridha dan menyingkirkan kabut dari penglihatan supaya bunga yang ada di
*
Kumpulan syair dari Hafiz. Masyarakat tradisional Iran sering menggunakan syair-syair Hafiz dalam
Diwan, selain memakai ayat-ayat Al-Quran, untuk melakukan istikharah—peny.
179
Teman Berbincang
Allah Swt bertanya kepada Musa, “Apa yang ada di tangan kananmu, hai Musa?”
Sebenarnya Nabi Musa as dapat menjawab dengan singkat bahwa itu tongkat. Tetapi
Jika manusia tidak menyukai seseorang, maka mulutnya diam. Jika kita datang ke
suatu pertemuan yang tidak kita suka, biasanya kita tidak tahu apa yang harus
ah
menggelisahkan kita. Sebuah bait syair berkata, “Berbicara dengan orang yang tidak
i
sejalan, sungguh sebuah siksa yang pedih bagi jiwa.”
Sy
Namun jika di pertemuan itu ada teman yang kita sukai maka dengan mudah mulut
kita terbuka. Kita dapat berbincang dengannya dari malam hingga pagi. Jika ingin
a
k
menyiksa seseorang letakkan saja orang yang tidak sejalan di sampingnya. Pasti dia
a
akan tersiksa.
st
Ada sebuah cerita: 183 Anusyirwan sangat marah kepada menterinya yang bernama
u
beberapa waktu, dia mengirim petugas untuk melihat bagaimana keadaan si menteri
itu. Petugas melihat dia dalam keadaan baik, karena dia menerima apa yang telah
ditetapkan.
punya beberapa resep yang membuatku bahagia: Pertama, aku harus sabar di hadapan
qadha dan qadar Allah. Jika tidak sabar, apa yang dapat aku lakukan? Kedua, dari
tiang ini hingga tiang itu semua berisi kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan
183
Safînah al-Bihâr, jil. 5, hal. 25.
180
ada kemudahan (QS. Al-Insyirah: 6). Ketiga, masih ada orang yang bernasib lebih
buruk dariku. Banyak orang yang telah ditetapkan baginya hukuman mati namun
Akhirnya petugas itu pergi menemui Anusyirwan dan mengabarkan bahwa Buzurg-e
Anusyirwan bertanya, “Apa yang harus aku lakukan supaya penjara baginya menjadi
penderitaan?” Kebetulan ada seorang pintar dari pembantunya di sana. Dia berkata,
“Kirimlah orang bodoh untuk tinggal bersamanya. Pasti itu akan menjadi siksa yang
ah
Maka Anusyirwan pun mengirim orang bodoh untuk tinggal satu penjara bersama
i
Buzurg-e Mehr. Orang bodoh itu begitu banyak bicara dan mengajukan pertanyaan-
Sy
pertanyaan bodoh hingga Buzurg-e Mehr merasa tidak tahan dan mengirim utusan
Nabi Musa as berkata, “Aku dapat menyembuhkan orang buta sejak lahir dan
a
menghidupkan orang mati, namun aku tidak bisa berbuat apa-apa terhadap orang
st
bodoh.” 184
u
Agha Dulabi berkata, “Ada beberapa yang tidak mempunyai keinginan (kepentingan):
Allah Swt, orang gila, para nabi, dan orang-orang mukmin yang tulus.”
Allah Swt menciptakan alam dengan tidak memiliki kepentingan sedikit pun. Dia
mencipta bukan untuk memperoleh keuntungan atau menghindar dari bahaya. Seluruh
Begitu juga orang gila. Jika kita masih perlu berniat, berpikir, membawa, dan
mengambil, tetapi orang gila tidak demikian. Saat musim panas dia duduk di bawah
184
Safînah al-Bihâr, jil. 2, hal. 444.
181
terik matahari sedangkan di musim dingin dia duduk di bawah guyuran salju. Dia
tidak punya pikiran, tujuan dan rencana. Tentu, di sini, sama sekali tidak ada maksud
menyamakannya dari sisi-sisi yang lain. Nabi, orang mukmin yang tulus, tentu
berbeda dengan orang gila. Tetapi yang dimaksud adalah pada letak kenyataan
Allah Swt melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya. Dari sini kita menyimpulkan
bahwa tindakan Allah Swt didasarkan kepada hikmah. Allah Swt tidak dibatasi
hikmah. Namun seluruh hikmah ditetapkan Allah. Menurut Agha Dulabi, setiap orang
juga berada dalam ketetapan dan takaran Allah. Semua hikmah yang terlihat adalah
ah
kita sendiri yang menyatakannya. Sementara Allah Swt lebih tinggi dan lebih baik
i
dari pemahaman dan ukuran kita. Tidak ada ukuran apa pun untuk Allah Yang
Sy
Mahatinggi karena ukuran hanya cocok untuk makhluk. Allah Swt sama sekali tidak
cocok dengan ukuran apa pun yang dibuat makhluk. Dia adalah ketidakterbatasan,
a
k
ketidakterukuran. Setiap yang mempunyai ukuran dan batas adalah makhluk. Dia
a
berada di luar batasan pikiran, imajinasi dan bahkan ukuran apa pun yang sanggup
st
“Duhai Zat Yang lebih tinggi dari imajinasi, perumpamaan dan sangkaan, lebih tinggi
P
dari yang mereka katakan, yang kita dengar, dan kita baca.”
Orang-orang yang tidak memiliki keinginan (atau kepentingan) seperti Allah Swt,
mereka adalah yang berada dalam kecukupan. “Orang kaya” sama sekali tidak
mempunyai keinginan dan kepentingan lain, karena dia yakin Allah selalu
dengan khusyuk. Beliau berkata, “Ajal yang pasti cukup menjadi penjaga hidup
seseorang.” 185
185
Nahj al- Balaghah, hikmah 306.
182
Artinya, selama umur belum berakhir maka tidak akan ada kejadian yang akan
membinasakannya dan dia masih berada dalam penjagaan Allah Swt. Namun
membahas topik ini termasuk usaha yang cukup berat. Meskipun saat ini kita belum
Almarhum Ayatullah Sayid Ali Qadhi —pada saat menjelaskan beberapa masalah lalu
nanti Anda akan memahaminya. Tidak perlu sekarang juga dan di tempat ini Anda
ah
Orang gila tidak punya keinginan atau kepentingan. Banyak juga sifat-sifat buruk
i
yang tidak mereka miliki seperti sifat suka mempermainkan kebenaran, memperdaya,
Sy
dengki, sombong, dan yang lain. Jika seluruh dunia mencela mereka, maka mereka
tidak akan malu atau sedih sedikit pun. Jika seluruh dunia memuji, mereka tidak akan
a
k
merasa gembira karenanya. Apabila sebagian orang menjadi limbung hanya karena
a
satu pujian atau ucapan terima kasih, maka orang yang tak punya keinginan tidak
st
Keutamaan Diam
P
Semakin sempurna akal manusia, semakin sedikit berbicara. Amirul Mukminin Ali as
Semakin tinggi akal seseorang maka dia semakin sedikit berbicara. Karena perkataan
yang matang dan pada tempatnya sangatlah sedikit. Dalam sebuah hadis dikatakan
tentang orang yang banyak diam dan didekati hikmah. Rasulullah saw bersabda, “Jika
186
Nahj al- Balaghah, hikmah 71.
183
kalian melihat seorang mukmin yang banyak diam maka dekatilah, karena hikmah
Allah Swt menyukai diam. Diam bertentangan dengan hawa nafsu. Almarhum
Ayatullah Mar`asyi juga pernah berkata, “Seperti syahwat yang lain, manusia selalu
ingin berbicara. Saat manusia menahan dirinya untuk tidak bicara maka Allah Swt
akan membantunya.”
Rasulullah saw bersabda, “Selama seorang mukmin diam, dia tetap dihitung sebagai
orang yang berbuat baik, namun saat dia berbicara maka dia akan dihitung sebagai
ah
Saat seseorang berusaha diam dalam sebuah kumpulan, maka saat itu dituliskan
i
ganjaran baginya. Namun saat dia mulai berbicara, kemungkinan besar dia termasuk
Sy
orang yang berbuat dosa dibandingkan yang berbuat baik.
Allah Swt menciptakan alam karena cinta. Oleh sebab itu, seluruh amal harus
a
dilakukan atas dasar cinta. Jika sebuah amal berdasarkan cinta maka perbuatan itu
st
Abdullah bin Mas`ud berujar, “Dalam salah satu perjalanan yang kami lakukan
P
bersama Rasulullah saw, ada seorang Arab padang pasir berteriak dengan suara yang
lantang, ‘Hai Muhammad!’ Rasulullah saw menjawab, ‘Ada apa?’ Orang tersebut
memaparkan yang dilihatnya, ‘Ada seorang yang mencintai sekelompok orang tetapi
dia tidak melakukan hal-hal yang dikerjakan kelompok yang dicintainya itu.’
Dalam riwayat lain disebutkan: “Seorang datang ke hadapan Rasulullah saw dan
berkata, ‘Aku mencintai orang yang shalat namun aku tidak shalat dan aku mencintai
187
Tuhaf al-`Uqûl, hal. 397.
188
Al-Khishâl, jil. 1, hal, hal 15.
184
orang yang berpuasa namun aku tidak berpuasa.’ Tentu ––dalam kisah ini–– yang
Orang tersebut hendak mengatakan, “Aku menyukai orang yang mengerjakan shalat
malam namun aku belum mampu mengerjakan shalat malam, aku menyukai orang
yang berpuasa sunah tapi aku belum mampu berpuasa sunah.” Rasulullah saw
Dalam masyarakat kadang-kadang ada beberapa keadaan di mana seorang merasa iri
Makkah atau mengerjakan shalat sunah, berdoa dan berziarah. Artinya, dia menyukai
ah
mereka yang mengerjakan ibadah tersebut. Pada hakikatnya, ibadah-ibadah itu telah
i
menawan hati dan pikirannya, namun dia belum mampu mengamalkannya.
Sy
Dalam sebuah riwayat dari Imam Ja`far Shadiq as dikisahkan tentang seorang yang
tidak pernah meninggalkan shalat wajibnya tetapi belum bisa mengerjakan shalat-
a
k
‘Menyukai itu sangat penting. Karena seluruh amal yang engkau sukai akan
st
Dengan kata lain, selama kita menyukai amal saleh, maka menyukai tersebut
P
dimasukkan ke dalam catatan amal perbuatan kita. Namun sebaliknya, jika seseorang
mengerjakan shalat selama lima ribu tahun tetapi tidak menyukainya maka shalat itu
Seperti para musuh Ahlulbait yang tegak dan membungkuk mengerjakan shalat, tetapi
mereka bukan termasuk orang yang menyukai shalat. Para pembunuh para imam
maksum adalah orang yang mengerjakan shalat tetapi mereka tidak termasuk orang
yang mencintai shalat. Mencintai dan menyukai adalah sesuatu yang sangat penting.
185
Dalam untaian Munajat Para Pecinta disebutkan: “Ya Allah, berilah kepadaku cinta
kepada amal baik”, bukan berkata, “Ya Allah, berilah kami kemampuan mengerjakan
Pohon Cinta
Orang-orang bertanya kepada Allamah Thabathaba’i: “Apa yang harus kami lakukan
supaya kecintaan kepada Allah Swt di dalam hati kami tumbuh?” Allamah menjawab,
Artinya, janganlah ada pikiran jual beli dalam benak kita. Bacalah dengan penuh cinta
perkataan, surat, dan pesan Kekasih (yaitu Al-Quran). Bacalah zikir dengan penuh
ah
cinta. Bacalah doa dengan penuh cinta.
i
Saat memerhatikan Munajat Lima Belas dari Imam Ali Zainal Abidin as-Sajjad as
Sy
niscaya akan tampak bahwa semuanya mengandung aroma cinta. Beliau berkata, “Ya
Allah, tanamkan dalam hati kami pohon cinta-Mu.” Sungguh sebuah ungkapan yang
a
k
sangat indah. Fu’âd adalah bagian hati terdalam. Hati mempunyai tujuh tingkatan.
a
Bagian hati terdalam disebut fu’âd. Kita seperti kebun, adapun penjaga dan
st
Seorang hamba memohon kepada Allah Swt agar Dia menanamkan pohon cinta di
P
dalam hatinya (yang paling dalam): “Tanamlah pohon cinta yang mendatangkan
tidak terhitung.”
penuh cinta sebanyak tiga kali di siang hari dan tiga kali di malam hari maka Allah
Swt akan menghapus dosa-dosa yang dilakukannya di siang dan malam itu.” 189 Jadi,
189
Bihâr al-Anwâr, jil. 91, hal. 70, hadis 63.
186
Seseorang yang hatinya rindu kepada Rasulullah saw atau mencintai Rasulullah saw,
atau hanya ingin menyebut nama Rasulullah saw dengan tanpa mengharapkan pahala
atau mau berdagang, maka seluruh dosanya akan terhapus oleh kecintaan itu, dan
Betapa kita mempunyai agama yang sempurna dan mudah. Rasulullah saw bersabda:
“Aku diutus membawa agama yang mudah dan toleran.” Jika pertemuan dan
kunjungan dilakukan atas dasar cinta maka ia akan sangat bermanfaat dan memberi
berkah, yakni suatu pertemuan dan kunjungan yang dilakukan tanpa kepentingan
ah
Haji Agha Dulabi berkata, “Allah Swt adalah cinta. Empat belas manusia maksum
i
adalah cinta, karena mereka perwujudan cinta Allah Swt; sebagaimana disebutkan
Sy
dalam ziarah: “Siapa yang mencintai kalian sungguh dia telah mencintai Allah.” 190
Sebagian hadis terkait dengan orang-orang Arab Badwi, yaitu sekelompok orang Arab
a
yang tinggal di tengah padang pasir. Mereka mempunyai fitrah yang lebih bersih dari
st
kelompok Arab lainnya. Mereka kerap datang ke hadapan Rasulullah saw. Perilaku
u
dan pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan sungguh menarik. Anas bin Malik
P
berkata, “Kami mencari dan mengumpulkan hadis-hadis yang semacam ini, karena
Dalam beberapa riwayat disebutkan tentang salah seorang dari mereka yang datang
kepada Rasulullah saw dan bertanya, “Perhitungan pada hari kiamat ada di tangan
siapa?”
Baginya, siapa yang akan memberi perhitungan pada hari kiamat itu sangat penting.
Jika perhitungan ada di tangan orang yang suka mempersulit maka masalah akan
190
“Ziarah Jamiah”, Mafâtîh al-Jinân.
187
menjadi sulit. Namun jika perhitungan ada di tangan orang dermawan maka pikiran
Saat mendengar jawaban tersebut, orang Arab itu tersenyum seraya berkata, “Demi
Tuhan Ka`bah, aku selamat.” Kesedihan yang sudah sekian tahun menyelimuti
hatinya kini lenyap berganti dengan suka cita. Lalu, dia pun pergi.
Kemudian Rasulullah saw berkata, “Jika seseorang ingin melihat penghuni surga
lihatlah orang Arab ini. Orang ini ahli surga. Dia mempunyai prasangka baik.
ah
Beberapa sahabat bertanya kepada orang Arab Badwi itu, “Bagaimana engkau bisa
i
begitu senang mendengar jawaban Rasulullah saw?” Dia menjawab, “Karena, orang
Sy
yang dermawan jika berkuasa dia akan memaafkan. Aku selalu bertanya-tanya siapa
yang akan menjadi penghitung? Jika dia orang seperti kita maka itu akan
a
k
memusingkan.”
a
Seorang alim rabbani berkata, “Jika Allah Swt menyerahkan perhitungan manusia
st
kepada mereka sendiri, maka mereka tentu masuk neraka. Tetapi Allah Swt Maha
u
Dermawan, yang pasti memberi ampun. Karena Dia telah memerintahkan manusia
P
Al-Quran adalah kitab yang turun dan diturunkan. Doa-doa yang berasal dari para
imam as adalah Al-Quran yang naik. Yakni, doa-doa itu hakikatnya adalah jawaban
dari ayat-ayat Al-Quran. Terdapat poin-poin yang sangat indah dan menarik dalam
doa-doa yang dilantunkan para Imam as. Pada akhir Doa Abu Hamzah ats-Tsumali,
188
“Ya Allah, sungguh Engkau telah menurunkan di dalam Kitab-Mu supaya kami
memaafkan orang yang menzalimi kami. Sungguh kami telah menzalimi diri kami,
karena itu ampunilah kami. Sesungguhnya Engkau lebih layak untuk memberi ampun
dibandingkan kami.”
Imam Ali Sajjad as hendak menyatakan, “Ya Allah, Engkau telah berkata di dalam
amalkanlah ayat ini. Kami telah menzalimi diri kami, karena itu maafkanlah kami!
Apakah mungkin Allah Swt memerintahkan sesuatu tapi Dia sendiri tidak
mengamalkannya!”
ah
Adapun ungkapan kedua sebagai berikut: “Ya Allah, Engkau telah memerintahkan
i
kami supaya tidak menolak seorang peminta dari pintu rumah kami. Ya Allah, kini
Sy
aku datang ke hadapan pintu-Mu sebagai seorang peminta, maka janganlah Engkau
Jika datang orang ke pintu rumahmu demi meminta bantuan, janganlah engkau
a
kecewakan dia. Allah Swt berfirman, Dan terhadap orang yang meminta-minta
st
peminta-minta-Mu.
P
Para imam kita menyimpulkan semua ini dari Al-Quran, lalu mengatakannya kepada
Adapun pada ungkapan ketiga, Imam Sajjad as menyatakan: “Ya Allah, Engkau telah
memerintahkan kami untuk berbuat baik kepada budak-budak kami. Kami ini adalah
Dalam kitab-kitab fikih, pada “Bab Pengurusan Jenazah” dikatakan: saat memandikan
189
karena mungkin saja ruhnya menderita. Meski ruh sudah berpisah dari tubuhnya
diletakkan di tempat yang sempit. Karena itu, para ulama berkata, sebelum
meletakkan mayit ke dalam kubur, kita harus meletakkan mayit ke tanah sebanyak
Para ulama juga mengatakan bahwa apabila ada empat puluh orang mukmin memberi
kesaksikan atau menulis di kain kafannya bahwa mereka tidak melihat darinya selain
ah
kebaikan, maka Allah Swt berkata, “Aku mengabaikan keyakinan-Ku yang
i
menyebutkan dia termasuk orang yang suka berbuat dosa, dan Aku akan berbuat
Sy
sebagaimana persangkaan baik dan kesaksian yang diberikan empat puluh orang
beriman.”
a
k
Oleh karena itu, berusaha supaya ada empat puluh orang mukmin yang berprasangka
a
baik kepada kita atau setidaknya kita tidak menyakiti empat puluh orang mukmin,
st
Dalam shalat mayit kita diperintahkan untuk mengucapkan, “Ya Allah, kami tidak
P
mengetahui darinya kecuali kebaikan. Jika dia orang baik maka tambahkanlah
Saat seorang Muslim meletakkan mayit ke dalam kubur dia membaca doa berikut
dia dari rasa takut, dan tempatkan dia dalam rahmat-Mu, rahmat yang membuatnya
190
tidak membutuhkan rahmat selain-Mu.” Kemudian kita berdoa, “Ya Allah,
Sungguh sebuah tuntunan yang mengagumkan. Orang-orang baik menjadi bagian dari
Ahlulbait, dan termasuk pemberi rahmat. Mereka harus menolong orang-orang yang
berbuat zalim. Mereka harus meraih hamba-hamba Allah yang lari, dan memberikan
Dalam hadis qudsi disebutkan: “Wahai Daud, rahmat-Ku lebih besar tertuju kepada
hamba-Ku saat dia lari dari-Ku, dan perhatian-Ku lebih besar tertuju kepada hamba-
ah
Ku saat dia kembali kepada-Ku.” 192
i
Sungguh mengagumkan! Rahmat Allah Swt tertuju kepada “manusia yang lari”.
Sy
Sebagai contoh, seorang ayah dan ibu mempunyai lima orang anak. Keempat anaknya
selalu patuh dan tinggal di rumah di bawah lindungan keduanya. Empat anak itu tidak
a
k
bermasalah. Sedangkan yang seorang, lari dari rumah. Dapat dipastikan, bahwa
a
pikiran dan perhatian si orang tua itu kurang tertuju kepada empat anak yang ada di
st
rumah, melainkan lebih kepada anaknya yang lari dari rumah. Jika orang tua itu pergi
u
ke tempat yang menyenangkan mereka ingat kepadanya. Saat hendak tidur mereka
P
selalu ingat kepadanya. Pikiran mereka tidak pernah lepas dari anaknya yang lari.
Siang dan malam pikiran mereka tertuju kepadanya, selalu bertanya-tanya kapan dia
akan kembali. Jika suatu hari anak itu pulang ke rumah, maka kedua orang tua itu
dibandingkan empat anaknya yang ada di rumah. Demikian juga dengan Allah Swt,
jika Dia memberikan lebih banyak rahmat kepada hamba-Nya yang lari, maka itu Dia
191
`Urwah al-Wutsqâ, jil. 1, hal. 321.
192
Al-Mahajjah al-Baidhâ, jil. 9, hal. 62.
191
Seorang ulama memberi contoh: Ada seorang anak lari dari rumah sedangkan seorang
lagi tetap di rumah bersama orang tuanya. Kemudian anak yang lari itu kembali ke
Melihat itu, anak yang tidak lari dari rumah marah dan memprotes, “Kenapa engkau
sampai menyembelih sapi untuk dia yang telah lari dan begitu memuliakannya,
sedangkan untukku engkau tidak menyembelih walau seekor kambing sekali pun?”
Ayahnya menjawab, “Aku melakukan ini supaya dia pulang dan seperti kamu. Kami
semua milikmu.”
ah
Jika Allah Swt memotongkan sapi dan memberi rahmat untuk hamba-hamba-Nya
i
yang lari ialah agar mereka mau kembali. Ini adalah sifat Allah Swt yang tampak pada
Sy
manusia.
Dalam sebuah hadis dikatakan, “Sesungguhnya Allah Swt telah menciptakan Adam
a
Allah Swt tidak mempunyai wajah tetapi Dia yang membuat wajah. Karena itu, yang
st
dimaksud hadis di atas ialah Allah Swt memberikan akhlak dan sifat-sifat-Nya kepada
u
Bani Adam. Adam as adalah contoh akhlak dan sifat Allah Swt. Sebagaimana ayah
P
dan ibu selalu memikirkan anak mereka yang lari dari rumah, Allah Swt juga
berfirman: “Jika hamba-Ku yang lari tahu betapa Aku merindukan kepulangannya dan
Allah Swt berkata kepada Daud, “Wahai Daud, jika hamba-hamba yang lari tahu
betapa Aku menantikan mereka, bersikap lembut kepada mereka, dan ingin mereka
193
Al-Kâfî, jil. 1, hal. 134; Bihâr al-Anwâr, jil. 4, hal. 14.
192
meninggalkan dosa-dosa mereka, niscaya mereka akan mati karena rindu ingin
bertemu dengan-Ku, dan tubuh mereka terpotong-potong karena cinta kepada-Ku.” 194
Sebelumnya telah dijelaskan hadis dari Amirul Mukminin Ali as yang mengatakan
bahwa orang yang paling mengenal Allah adalah orang yang paling sering
bahwa mereka tidak layak mendapat ampunan. Sungguh, ini sebuah hadis yang begitu
memberi harapan.
Seseorang yang dapat memberikan jalan keluar bagi orang-orang jahat—seperti untuk
Fir`aun, Namrud dan Qarun—dengan berkata, “Ya Allah, lakukanlah sesuatu agar
ah
orang-orang jahat ini pun selamat”, maka dia adalah orang yang paling mengenal
Saat mulai tenggelam Fir’aun meminta tolong kepada Nabi Musa as tetapi ia tidak
a
k
menjawab permintaan penguasa Mesir itu. Imam Ali Ridha as menyatakan: “Allah
a
Swt menurunkan wahyu kepada Musa as dengan berkata, ‘Hai Musa, engkau tidak
st
menjawab permintaan tolong Fir`aun karena engkau tidak menciptakannya. Jika dia
u
Jika yang ada di posisi Nabi Musa as adalah para Imam Ahlulbait tentu mereka akan
menjawab permintaan tolong Fir`aun. Itu karena para nabi dahulu hanya mempunyai
sebagian sifat atau asma’ Allah Swt, sedangkan keempat belas imam maksum
memiliki seluruh sifat Allah Swt. Oleh sebab itu, mereka pasti akan menyambut
berkata kepada Syimir, “Beri aku air supaya aku bisa menyelamatkanmu.”
194
Jâmi` as-Sa`âdât, jil. 3, hal. 130.
195
`Ilal asy-Syarâyi`, jil. 1, hal. 59.
193
Riwayat lain mengisahkan sebagai berikut: Umar bin Khaththab hendak meninggal
dunia. Putranya, Abdullah bin Umar, datang menemui Amirul Mukminin Ali bin Abi
Amirul Mukminin as datang dan duduk di sampingnya. Umar berkata, “Aku ingin
bertaubat.” Imam Ali as menjawab, “Tidak ada masalah. Hanya engkau perlu
Dari sisi Amirul Mukminin Ali as ternyata sama sekali tidak ada penghalang.
ah
bertaubat dan melaksanakan syarat yang dikatakan itu pasti Amirul Mukminin as akan
i
memintakan ampunan untuknya. Meskipun dia telah merampas kekhilafahan dan
Sy
telah melakukan begitu banyak kezaliman terhadap hak-hak Sayidah Fathimah Zahra
as. Tetapi sayangnya, Umar bin Khaththab lebih memilih berkata, “Aku lebih baik
a
disiksa daripada menanggung malu.” 196 Betapa dia begitu keras kepala.
a k
Dari sisi Rasulullah saw dan para Imam Maksum, tidak ada halangan sama sekali
st
membuka rahmat dan ampunan. Jika manusia yang paling jahat sekalipun datang
u
kepada mereka dan ingin bertaubat maka mereka pasti menyelamatkannya dan
P
membentangkan hidangan rahmatnya. Rasulullah saw dan para imam ingin agar
musuh-musuh mereka pun meminum mata air cinta dan rahmat. Namun jika mereka
Adapun para nabi terdahulu tidak mencapai derajat tersebut. Nabi Musa as tidak
memenuhi permintaan tolong Qarun. Nabi Yunus as melaknat umatnya hingga dia
berada diperut ikan. Nabi Nuh as menangis selama lima ratus tahun karena telah
196
Risaleh e Tabarri, hal. 62 dan 163.
194
melaknat umatnya hingga mereka semua tenggelam. Namun Rasulullah saw dan para
rahmat.” 197
Seorang datang kepada Rasulullah saw sementara para sahabat sedang duduk di
dekatnya. Orang itu membawa kantong. Dia membuka kantong dan para sahabat
Orang itu berkata, “Wahai Rasulullah, aku datang dari jauh untuk menemuimu. Di
ah
tengah padang pasir kulihat sebuah sarang yang dalamnya ada beberapa anak burung.
i
Maka aku pun mengambil dan memasukkannya ke dalam kantong, lalu meletakkan di
Sy
atas kepala, untuk aku hadiahkan kepadamu. Kulihat, ke mana saja aku pergi
induknya selalu mengikutiku. Dia tidak bisa lepas dari anak-anaknya. Maka aku pun
a
k
membentangkan kantong itu agar dia datang mendekat dan bisa berkumpul dengan
a
(Binatang juga punya pemahaman. Burung itu pasti tahu, jika mendekat maka
P
sepanjang umurnya dia akan menjadi tawanan. Tapi dia tidak peduli, karena dia tidak
Rasulullah saw sangat tersentuh dengan kejadian ini. Kemudian beliau saw bersabda,
menjadi tawanan demi anak-anaknya. Dia tahu bahwa dia akan dimasukkan ke dalam
sangkar atau disembelih. Meskipun begitu, dia tetap datang menemui anak-anaknya.”
Rasulullah saw terdiam sejenak lalu melanjutkan sabdanya, “Cinta dan kasih sayang
197
Bihâr al-Anwâr, jil. 10, hal. 30.
195
Allah Swt kepada makhluknya lebih besar seribu kali lipat dibandingkan cinta burung
Kesadaran Makhluk
Seluruh makhluk punya cinta dan perasaan. Bukankah kita telah mendengar kisah
tentang rintihan dan jerit-tangis pohon kering yang sering disandari Rasulullah saw.
Pohon itu menjerit dan menangis karena mesti berpisah dengan Rasulullah saw, dan
tatkala beliau saw memeluknya barulah pohon kering bisa diam dan menghentikan
rintih-tangisnya.
Itu hanyalah sebatang pohon kering. Tetapi karena begitu mencintai Rasulullah saw
ah
kelak dia dibangkitkan bersama beliau. Begitu juga dengan binatang, dia bisa berubah
i
dan mencapai maqam kemanusiaan. Namun, ini pun berlaku sebaliknya bagi manusia,
Sy
yang dapat pula jatuh ke derajat yang hina.
Seluruh makhluk di alam ini mempunyai kesadaran. Begitu juga dengan burung.
a
k
Burung Hudhud berkata kepada Nabi Sulaiman, Aku telah mengetahui sesuatu yang
a
belum engkau ketahui (QS.an-Naml: 22). Yaitu, aku telah mengetahui kota Shaba dan
st
ratunya, yaitu Balqis. Semut berbicara kepada Nabi Sulaiman. Burung pipit memberi
u
nasihat kepada Nabi Sulaiman sampai Nabi Sulaiman menangis selama empat puluh
P
hari.
Memperbaiki Penglihatan
Haji Agha Dulabi berkata, “Saat mesin mobil berada pada tempatnya maka seluruh
mur dan baut pun terpasang dengan pas (cocok).” Maksudnya, saat kaidah-kaidah
dasar ini dipraktikkan secara benar berarti kita akan memerhatikan seluruh ayat dan
hadis; dan seluruh ucapan kita sehari-hari pun benar. Sebaliknya, saat kaidah-kaidah
198
Doston wa Pandho, hal. 112, menukil dari kitab La’âlî al-Akhbâr.
196
dasar tersebut ditinggalkan maka kita akan selalu pusing, mur dan baut pun tidak
Saat seorang bergembira karena akan menerima segala sesuatu, dia tentu akan mau
mendengar dan menerima semua perkataan, dan melihat semuanya benar. Tetapi
kalau dia keadaannya sedang sensitif dan tidak stabil maka dia merasa tidak cocok
Ketika seseorang merasa pusing, dia melihat segala sesuatu yang ada di hadapannya
Yang harus dilakukan hanya menyembuhkan kepala yang pusing. Kita harus
ah
memperbaiki penglihatan dan pendengaran. Jika mata dan telinga sudah tertata maka
i
seluruh alam pun akan tertata. Seluruh hadis menguatkan dan saling menguatkan satu
Sy
sama lain.
dikuburkan, selanjutnya diletakkan dua batang kayu di atas kuburannya. Dalam hadis
st
dikatakan: “Selama kayu ini masih baru (basah) Allah Swt tidak akan menyiksa mayit
u
Ayatullah Ridhawi (semoga Allah Swt merahmatinya) mengatakan bahwa pada saat-
saat akhir menjelang tutup usianya, dia selalu berpesan supaya jangan lupa dengan
“dua kayu”. Dua kayu yang masih baru (basah) itu biasanya dari pohon ara (anjir)
atau pohon delima. Tetapi yang paling penting ialah masih basah. Ketika
menguburkan mayat, karena banyak orang dan perhatian ke urusan-urusan yang lain,
biasanya membuat kita terlupa. Jika kita lupa menanamnya saat mengubur mayat,
galilah sedikit tanah kuburan lalu letakkan kayu pohon itu di atas kuburannya.
197
Haji Agha Dulabi pernah bercerita, “Saat Nabi Adam dan Hawa melakukan maksiat
dan baju mereka terlepas dari tubuhnya, mereka lari. Mereka berlindung ke pohon ara.
Pohon ara daunnya lebar-lebar. Adam dan Hawa mengambil daun pohon ini untuk
menutupi aurat mereka. Karena itu, para ulama berkata, ‘Hendaknya kayu itu dari
Dalam hadis dikatakan, “Selama kayu itu masih basah Allah Swt tidak akan menyiksa
Dalam hadis lain dikatakan, “Kayu ini bermanfaat bagi orang mukmin maupun orang
kafir.” 200 Imam Ja`far Shadiq as menyatakan bahwa jika kayu basah itu diletakkan di
ah
atas kuburan orang kafir pun, ia akan tetap memberi pengaruh.
i
Dalam beberapa riwayat disebutkan: Rasulullah saw melewati pekuburan. Beliau
Sy
sampai di satu kuburan yang penghuninya sedang disiksa. Rasulullah saw berkata,
Kemudian Rasulullah saw menggali sedikit tanah kuburan itu dan meletakkan satu
a
batang kayu di bagian kepala mayat dan satu batang lagi di bagian kakinya. Kemudian
st
menutupinya dengan tanah. Lalu Rasulullah saw berkata, “Selama batang kayu ini
u
Betapa Allah Mahabesar! Coba kita tambah hadis ini dengan hadis lain yang
mengatakan: Jika pada awal perhitungan Allah Swt mengampuni mayit maka Dia
tidak akan lagi menyiksanya. Karena, saat mayit diletakkan di dalam kubur, maka
Rasulullah saw bersabda, “Siapa saja yang meninggal dunia, maka kiamatnya telah
terjadi.” 202
199
“Imam Ja`far Ash-Shadiq as”, dalam Wasâ’il asy-Syî`ah, jil. 2, hal. 736, hadis 2921.
200
“Imam Ja`far Ash-Shadiq as”, dalam Wasâ’il asy-Syî`ah, jil. 2, hal. 736, hadis 2919.
201
Wasâ’il asy-Syî`ah, jil. 2, hal. 741, hadis 2944.
202
Bihâr al-Anwâr, jil. 58, hal. 7.
198
Jika pada permulaannya Allah Swt mengampuni dan melimpahkan rahmat-Nya
kepada seorang hamba yang meninggal dunia maka untuk seterusnya dia tidak akan
disiksa.
Sebuah riwayat menyatakan, “Saat Anda meletakkan mayit ke dalam kubur maka
bacakan talqin untuknya.” Adapun yang lebih dianjurkan lagi ialah: “Saat mayit
sudah dikuburkan, dan semua orang sudah pergi, orang yang paling dekat
(hubungannya) dengan si mayit membacakan talqin untuknya.” Yang kedua ini lebih
Si pembaca talqin duduk di sisi atas kepala mayit dan berkata dengan keras: “Wahai
ah
anak fulan, dengarkan dan pahami, jika dua orang malaikat Allah datang, jangan
i
takut! Jika mereka bertanya siapa Tuhanmu, katakan, Allah Swt Tuhanku. Jika
Sy
mereka bertanya, siapa Nabimu, katakan, Muhammad bin Abdullah Nabiku, Al-Quran
Saat Malaikat Munkar dan Nakir bertanya, lalu melihat ada orang yang membacakan
a
talqin dari atas, maka malaikat Munkar dan Nakir pun membebaskan si mayit. Ini
st
tidak ubahnya seperti orang yang sedang mengikuti ujian lalu ada orang yang
u
-12-
Agama adalah cinta dan cinta adalah agama (Imam Muhammad Baqir as)
Shalawat Terputus
Salah satu yang mendatangkan cinta Allah Swt ialah membaca shalawat untuk
kekasih-Nya. Yaitu sang kekasih yang pertama dan terakhir, Muhammad dan keluarga
199
Muhammad. Bagi orang yang membaca shalawat untuk Rasulullah saw dan
keluarganya maka pintu-pintu langit terbuka untuknya dan Allah Swt berkata
kepadanya, “Aku datang wahai hamba-Ku dan Aku penuhi seruanmu.” Yaitu, “Aku
maka pintu-pintu langit tidak terbuka untuknya dan Allah Swt berkata, “Aku tidak
ah
Muhammad. Sayangnya, kalangan Ahlusunnah sering membaca shalawat yang seperti
i
ini, mereka tidak menyebut keluarga Muhammad dalam shalawat mereka. Rasulullah
Sy
saw memberi kabar gembira kepada Amirul Mukminin as, “Jika seseorang
maka dosa-dosanya akan berguguran seperti daun berguguran di musim gugur.” 204
a k
Rasulullah saw juga bersabda, “Siapa saja yang bershalawat kepadaku namun tidak
st
bershalawat kepada keluargaku maka dia tidak akan mencium wangi surga. Padahal
u
aroma wangi surga tercium dari jarak perjalanan lima ratus tahun.” 205
P
Hakikat Agama
Salah satu keistimewaan agama kita dan ajaran Ahlulbait ialah cinta dan rahmat.
Kata-kata indah dari Imam Ja`far Shadiq menyebutkan, “Agama tiada lain adalah
cinta.” 206
203
Bihâr al-Anwâr, jil. 91, hal. 56, hadis 30.
204
Amâlî ash-Shadûq, hal. 675.
205
Bihâr al-Anwâr, jil. 91, hal. 56.
206
Al-Khishâl, jil. 1, hal. 38.
200
Dalam beberapa riwayat lain datang dalam bentuk ungkapan berbeda, “Agama itu
tidak lain adalah cinta dan benci.” 207 Yaitu mencintai sahabat-sahabat Allah Swt dan
Artinya, hakikat agama adalah cinta dan benci, mencintai dan memusuhi. Pada awal
mula manusia memang semestinya bersikap demikian. Pada awal mula manusia harus
menjauhi orang-orang jahat dan kejahatan. Persis makna yang terkandung dalam
ungkapan “tidak ada tuhan”, yaitu dia harus mengeluarkan selain Allah dari hatinya
dan menjauhkan dirinya dari musuh-musuh Allah. Inilah yang dimaksud benci.
ah
Hal ini merupakan “tempat” saat manusia berada pada permulaan jalan. Namun saat
i
dia sudah tinggal di surga, maka yang ada di sana hanya cinta. Tahap inilah yang
Sy
dikatakan Imam dalam ungkapannya “Agama itu tidak lain adalah cinta.” Pada tahap
ini sudah tidak ada lagi benci dan permusuhan; yang ada hanya cinta.
a
k
Di surga, manusia tidak boleh menyebut keburukan, karena menyebut keburukan dan
a
sesuatu yang buruk akan mendatangkan kesedihan. Di surga kita tidak dibolehkan
st
sedih dan menderita. Tidak akan ada segala sesuatu yang menyedihkan di surga.
u
Orang berkata, “Aku sedemikian tidak suka hingga untuk menyebutnya pun aku tidak
P
mau.”
Ini tidak ubahnya seperti kita membawa najis ke dalam suatu pertemuan lalu kita
menutup hidung. Sejak awal bahkan untuk menyebut namanya saja kita tidak
dibolehkan. Dengan kata lain, saat benci dan laknat sudah sempurna maka sudah tidak
Kegelapan tidak boleh ada. Karena kegelapan adalah ketiadaan cahaya yang sama
207
“Imam Muhammad Al-Baqir as”, Bihâr al-Anwâr, jil. 65, hal. 63.
201
sehingga menganggapnya sebagai sesuatu yang ada. Insya Allah, semoga kita dapat
selalu menyibukkan diri dengan cahaya dan tidak menghiraukan kegelapan yang pada
Pohon keburukan tidak mempunyai akar, ranting, dan daunnya tidak berkembang. Dia
akan lenyap. Sedangkan pohon kebaikan ada wujudnya, yaitu cahaya. Manusia
Jika pada awal perjalanan hidupnya manusia melihat musuh, melihat keburukan,
ah
melihat yang buruk-buruk, maka dia harus melaknatnya, supaya dia jauh darinya.
i
Namun ketika manusia sudah jauh dari tempat sesuatu yang buruk dan keburukan, dan
Sy
dia sudah berada di kota Imam Zaman as, maka yang ditemukannya hanya bunga dan
wangi semerbaknya. Dia tidak lagi melihat sesuatu selain dari bunga dan kebaikan. Itu
a
k
adalah surga dan tempat perjamuan Allah Swt. Di sana tidak ada duri, dan kebencian
a
tidak berarti lagi. Di sana hanya ada cinta. Sungguh, tidak akan ada yang dapat
st
ditemukan kecuali cinta. Pada saat itulah manusia sudah mencapai derajat: “Agama
u
Mencintai Ahlulbait
Dalam kitab Safînah al-Bihâr diceritakan: “Seseorang berkata kepada Imam Ja`far
Shadiq as, ‘Karena kami mencintai Anda maka kami memberi nama anak-anak kami
dengan nama-nama Anda. Karena kami mencintai Anda maka kami menamai anak-
anak kami dengan nama Hasan, Husain dan Fatimah. Apakah ini akan memberi
202
Imam Ja`far Shadiq as menjawab, ‘Para pecinta dan Syi’ah kami adalah bagian dari
kami. Panggillah anak-anak kalian dengan niat memanggil Ahlulbait as. Karena para
Salah satu yang sangat dipesankan oleh Haji Agha Dulabi ialah, hendaknya para istri
melayani suaminya dengan niat berkhidmat kepada Amirul Mukminin Ali as, dan
para suami melayani dan mencintai istrinya dengan niat berkhidmat dan mencintai
Sayidah Zahra dan Sayidah Zainab, serta mencintai anak-anak dengan niat mencintai
Rumah itu akan menjadi cabang dari Rumah Allah, menjadi cabang dari rumah
ah
Ahlulbait as. Kita semestinya berlatih terus untuk melakukan hal tersebut dengan niat
i
berkhidmat kepada Ahlulbait as. Kita memiliki banyak riwayat yang mengatakan
Sy
bahwa seseorang yang tidak dapat mendatangi kami hendaknya dia mendatangi para
Seseorang datang kepada Imam Ja`far Shadiq as lalu bertanya, “Saya tidak bisa
a
mendatangi Anda setiap saat. Apa yang harus saya perbuat?” Imam Ja`far Shadiq as
st
menjawab, “Carilah di tempatmu satu orang pecinta kami. Kunjungilah dia dengan
u
niat mengunjungi kami. Maka itu sama dengan kamu mengunjungi kami.” Atau dalam
P
redaksi yang lain, “Siapa yang tidak bisa menghubungi kami hendaknya dia
menghubungi para pecinta kami yang saleh, niscaya dituliskan baginya pahala
menghubungi kami. Siapa yang tidak bisa mengunjungi kami hendaknya dia
mengunjungi para pecinta kami yang saleh, niscaya dituliskan baginya pahala
208
Man Lâ Yahdhuruh al-Faqîh, jil. 2, hal. 73.
203
Jika secara lahir tangan kita tidak dapat menggapai Imam Zaman as, maka kita dapat
menemui para pecintanya, yang dengan itu niscaya kita mendapatkan pahala
Haji Agha Dulabi menguraikan sebagai berikut: “Aku melihat seluruh wujud sebagai
satu orang manusia. Semua merupakan pantulan wujud dirinya. Pada siang hari,
cahaya sangat banyak namun hanya ada satu matahari. Bahkan cahaya bulan
cahaya bulan berasal dari dirinya. Padahal, jika cahaya bulan berasal dari dirinya lalu
ah
kenapa terkadang sebagian dari dirinya gelap. Maka dapat disimpulkan bahwa cahaya
i
bulan bukan berasal dari dirinya, melainkan pantulan dari cahaya matahari. Apabila
Sy
alam ini bercahaya, Islam bercahaya, dan para pecinta Ahlulbait bercahaya, semuanya
berasal dari cahaya Imam Zaman as. Bahkan jika ada orang kafir mempunyai cahaya,
a
k
yaitu mempunyai sebuah sifat baik, maka itu berasal dari cahaya Imam Zaman as.”
a
Allah Swt berfirman, Dan orang-orang kafir para pelindung mereka adalah thaghut,
st
yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (QS. Al-Baqarah: 257).
u
Dari ayat ini dapat ditarik kesimpulan bahwa orang kafir juga mempunyai cahaya.
P
Yaitu cahaya fitrah dan cahaya akal. Karena kalau tidak tentu mereka tidak
mempunyai taklif. Jika seseorang adalah murni kegelapan pasti dia tidak mempunyai
taklif. Padahal orang-orang kafir jelas memiliki taklif (kewajiban), karena mereka
mempunyai akal, ikhtiar, nurani dan fitrah. Mereka mempunyai kebaikan, namun
Seluruh cahaya yang ada adalah milik Imam Zaman as, bahkan cahaya yang ada pada
orang kafir sekalipun. Artinya, seluruh wujud mengemban perintah satu insan.
204
Orang yang tidak mampu mengunjungi para imam, mereka dapat mengunjungi para
pecinta mereka. Di rumah, layani dan cintailah keluarga dengan niat melayani dan
mencintai para imam. Dengan begitu, niscaya rumah kita akan menjadi tempat
turunnya para malaikat dan tentu rumah kita akan menjadi cabang rumah Ahlulbait as.
Jika kita membangun sebuah majelis atau kelompok, melayani dan mencintailah
dengan tujuan demi Imam Zaman as. Kita semua dapat melatih diri untuk bisa
Rasulullah saw bersabda, “Diberkahi rumah yang di dalamnya ada nama Muhammad.
ah
Diberkahi majelis yang di dalamnya ada nama Muhammad. Diberkahi pertemanan
majelis, dan pertemanan yang penuh berkah. Dikatakan pula bahwa malaikat turun ke
a
rumah yang di dalamnya ada orang yang bernama Muhammad dan menyucikannya.
st
“Jika engkau menamai anakmu dengan nama Muhammad atau Fatimah, jangan
Kekasih Hati
Pada uraian selanjutnya disebutkan: Dalam menjelaskan ayat 7 dari Surah al-Hujurat
yang berbunyi, Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan, dan menjadikan
209
Safînah al-Bihâr, kata hamd, jil. 2, hal. 348.
210
Safînah al-Bihâr, kata hamd, jil. 2, hal. 348; al-Kâfî, jil. 6, hal. 39; `Awâlim al-`Ulûm, hal. 552.
205
(iman) itu indah dalam hatimu, serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran,
kefasikan dan kedurhakaan, Imam Muhammad Baqir as berkata, “Agama itu cinta
Iman adalah Amirul Mukminin Ali as, iman adalah Husain as, iman adalah Imam
Zaman as. Saat tangan kanan Abul Fadhl Abbas putus, dia berkata, “Demi Allah, jika
kalian memutus tangan kananku, aku tetap akan membela agamaku selamanya.”
Pada bait syair berikut dia berkata, “Aku akan tetap membela Imamku, keturunan
Artinya, agamaku adalah Imamku. Manusia sempurna yang wajib aku ikuti adalah
ah
agama yang dia adalah Imamku. Allah Swt telah menjadikan kita mencintai
i
keimanan, maka apakah kita bisa untuk tidak mencintai Amirul Mukminin? Allah Swt
Sy
telah melakukan ini. Jika seluruh dunia bersatu ingin merebut kecintaan kepada
Amirul Mukminin dari hati kita, niscaya mereka tidak akan mampu. Apakah kita
a
k
mampu tidak mencintai Imam Husain as? Kita pasti tidak mampu! Karena kecintaan
a
Rasulullah saw bersabda, “Syi’ah kami diciptakan dari sisa tanah kami dan diadoni
u
dengan air wilâyah kami.” 212 Yaitu, bahwa kita sesungguhnya telah menjadi bagian
P
dari para imam. Dan itu tidak dapat diubah. Kecintaan kepada Ahlulbait telah
merasuk ke dalam diri para pengikut Rasulullah saw. Dikatakan: Allah telah
menjadikan iman sebagai kecintaanmu, dan menjadikan (iman) itu indah dalam
hatimu, serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan.
Aroma Kemaksuman
211
Tafsir Nûr ats-Tsaqalain, jil. 5, hal. 285.
212
Bihâr al-Anwâr, jil. 53, hal. 303.
206
Dari ayat ini tercium aroma kemaksuman. Yaitu para pecinta Ahlulbait as memiliki
satu jenis kemaksuman dalam diri mereka. Sungguh, Allah Swt telah menetapkan hal
itu.
Almarhum Mulla Nazhar Ali Thaliqani adalah salah seorang murid Syekh Anshari,
yang merupakan seorang ulama mumpuni, juga seorang filosof, fakih dan ahli hadis.
Dia mirip dengan Almarhum Faidh Kasyani. Dan dia banyak mengambil manfaat dari
kitab-kitab Ayatullah Faidh Kasyani. Mulla Nazhar berkata, “Seluruh riwayat yang
saya nukil dari kitab Faidh Kasyani di dalam kitab saya, penuh dengan karunia.”
Almarhum Mulla Nazhar banyak memperoleh karunia dari kitab Tafsir ash-Shâfî,
ah
karya Ayatullah Faidh Kasyani. Dia mempunyai dua jilid buku yang berjudul Kâsyif
i
al-Asrâr. Haji Agha Dulabi memberikan perhatian khusus kepada kitab ini. Banyak
Sy
sekali tema yang sangat bernilai yang dia petik dari dua jilid kitab tersebut.
Thaliqan. Kemudian dia menghimpun hasil-hasil ceramahnya dalam dua jilid kitab.
a
Pada beberapa tempat dia juga mengajukan argumentasi. Dan dia sangat menguasai
st
hadis.
u
Salah satu tema yang sering dinukil Haji Agha Dulabi dari kitab itu ialah, bahwa para
P
pengikut dan pecinta Ahlulbait mustahil menyukai dosa. Sungguh ini sebuah ucapan
yang sangat teliti. Karena Agha Dulabi tidak mengatakan bahwa para pengikut dan
pecinta Ahlulbait tidak mungkin melakukan dosa, tetapi dia mengatakan “mustahil
para pengikut dan pecinta Ahlulbait menyukai dosa”. Ini memberikan aroma
kemaksuman. Makna ini dia simpulkan dari ayat yang mengatakan “...serta
Artinya, para pecinta atau pengikut setia Ahlulbait memiliki bahan dasar penciptaan
yang menyatu dengan Ahlulbait as. Jika seluruh alam bekerja sama untuk menjadikan
207
para musuh Ahlulbait mencintai Ahlulbait niscaya mereka tidak akan mampu. Karena
Para imam berkata, “Kami adalah pangkal seluruh kebaikan sedangkan musuh kami
Jika orang-orang membawa seorang anak kecil ke hadapan kita, lalu mengatakan pada
kita, “...kami akan memberimu uang satu juta dolar namun dengan syarat kamu harus
menyembelih anak kecil ini...” pasti kita tidak akan mau melakukannya. Bahkan kita
tidak akan bersedia sekalipun hanya menampar anak kecil itu. Kalaupun kita terpaksa
ah
Ahlulbait menyukai dosa. Mungkin saja mereka berbuat dosa, namun sebelum
i
melakukan, ketika melakukan, dan sesudah melakukannya, mereka merasa sedih dan
Sy
menyesal. Hingga sebenarnya mereka tidak berbuat. Seorang manusia yang
melakukan dosa karena terpaksa pada hakikatnya mereka tidak berbuat dosa. Ini tidak
a
k
ubahnya seperti pada bulan Ramadhan tangan dan kaki kita diikat lalu dengan paksa
a
air diminumkan ke mulut. Meskipun air itu masuk ke dalam kerongkongan tetapi
st
Adalah mustahil bagi pecinta Ahlulbait menyukai dosa. Mustahil pula ketika dalam
P
hati seseorang begitu cinta kepada Amirul Mukminin Ali as dan Imam Husain as, lalu
dia menyukai dosa dan mencintai musuh Ahlulbait. Kecintaan kepada Ahlulbait
Dalam hadis dikatakan, “Tidak mungkin seseorang berzina pada saat dia seorang
Mukmin.” 214 Artinya, kalaupun seorang mukmin dan pecinta Ahlulbait berzina, pada
hakikatnya dia tidak berzina. Karena dia tidak menyukainya. Hawa nafsu telah
memaksa dan mengalahkannya, hingga dia terjerumus ke dalam perbuatan zina. Sejak
213
Risâlah asy-Syî`ah, jil. 18, hal. 47, hadis 3321.
214
Al-Kâfî, jil. 5, hal. 123; at-Tahdzîb, jil. 6, hal. 371.
208
awal dia sedih, pada pertengahan perbuatan dia sedih, dan pada akhir perbuatan dia
Mungkin juga salah satu arti dari hadis di atas ialah saat seseorang berdosa dia bukan
seorang mukmin, karena jika dia mukmin tentu dia tidak akan berzina. Pada saat
dia mengambilnya dari riwayat ini. Karbala’i Ahmad (semoga Allah Swt
merahmatinya) berkata, “Ya Allah, Engkau mengatakan ibadah harus ikhlas dan harus
ada cinta di dalamnya supaya dapat diterima. Ya Allah, jadikan dosa-dosa kami juga
ah
syaratnya ikhlas. Ya Allah, kami tidak melakukan dosa dengan ikhlas, karena
i
sesungguhnya kami tidak ingin melakukannya. Kami sama sekali tidak menyukai
Sy
dosa.”
Dalam Munajat Lima Belas kita membaca, “Aku memohon untuk mencintai amal
a
yang mendekatkan aku kepada-Mu.” Kita harus sering melihat apakah kita menyukai
st
shalat, apakah menyukai membaca Al-Quran? Jika kecintaan kepada amal ada dalam
u
hati, maka ganjaran amal itu akan dimasukkan ke dalam catatan amal perbuatan kita.
P
Jika kita mencintai orang-orang yang shalat dan mencintai shalat, maka kita akan
dibangkitkan bersama mereka. Jika kita mencintai perbuatan buruk, maka itu pun
akan tercatat dalam catatan perbuatan kita meskipun kita tidak melakukannya. Jika
kita tidak melakukan suatu perbuatan dosa, namun kita mendukungnya dan
mengatakan, ‘Oh, seandainya aku yang melakukannya!’, maka perbuatan dosa itu pun
215
Mîzân al-Hikmah, jil. 1, hal. 521, hadis 3227.
209
Mengapa Allah Swt mengazab kaum Nabi Saleh as padahal yang menyembelih unta
Nabi Saleh as hanya satu orang? Karena yang lainnya berkata, ‘Oh, seandainya aku
jahat itu, maka Allah Azza wa Jalla pun mengazab mereka semua.
Jika satu orang meletakkan bom di makam para imam as, lalu yang lainnya berkata,
“Oh, seandainya aku yang melakukannya” dan mereka menyukai perbuatan itu, maka
Allah Swt akan mencatat perbuatan itu ke dalam catatan perbuatan mereka dan
Perhatikanlah apa yang dapat dilakukan cinta. Seseorang tidak melakukan suatu
ah
perbuatan namun perbuatan itu dimasukkan ke dalam catatan perbuatannya. Para
i
pecinta Ahlulbait sedikit pun tidak mencintai dosa. Karena itu, dapat dikatakan bahwa
Sy
sebenarnya mereka tidak berbuat dosa. Inilah hakikat yang sesungguhnya. Para imam
kita tidak bercanda dan tidak asal bicara. Apa saja yang mereka katakan adalah apa
a
k
yang sebenarnya. Musuh Ahlulbait merasa lezat dengan berbuat zalim. Kita pun dapat
a
Berkenaan dengan Hajjaj bin Yusuf para sejarawan menulis, “Saat tikar kulit digelar
P
lalu seorang pemuda dibawa dan dipenggal kepalanya di hadapannya dia bertepuk
Apakah kita sanggup melakukan kekejaman dan keburukan seperti itu? Mustahil kita
sanggup melakukannya. Apakah kita bisa menyukai perbuatan seperti itu? Tentu juga
tidak. Kita melihat bagaimana Saddam Husein memotong-motong tubuh orang. Dia
sanggup mengubur orang hidup-hidup dan merasakan kenikmatan dengan apa yang
dilakukannya. Tidak akan ada seorang mukmin yang mau melakukan perbuatan itu,
210
dan bahkan mustahil mereka menyukainya. Allah Swt berfirman, ... serta menjadikan
Dari ayat ini tercium aroma kemaksuman, dan ini merupakan kabar gembira yang
besar. Jadi, suatu perbuatan yang dilakukan dengan terpaksa oleh seseorang tidak
ah
seorang yang suka mengerjakan shalat malam dan berzikir. Sekarang pun kita dapat
i
melihat bagaimana musuh-musuh Ahlulbait mengerjakan shalat dengan mudah dan
Sy
ringan. Di Masjid al-Haram dan Masjid Nabawi mereka selalu sibuk mengerjakan
shalat dan membaca Al-Quran. Tapi mengapa bagi para pecinta Ahlulbait as hal itu
a
k
terasa berat. Cepat merasa lelah. Berikut ini beberapa jawaban dari pertanyaan di atas:
a
Jawaban pertama: Bagi pengikut kebenaran ibadah itu berat sementara bagi pengikut
st
ibadah terasa berat bagi orang-orang Syi’ah sedangkan bagi orang-orang non-Syi’ah
P
terasa ringan. Karena kebenaran itu berat, dan setan bekerja sekuat tenaga
Ibadah terasa berat bagi pengikut kebenaran, karena memiliki isi dan jiwa, bercampur
dengan wilâyah dan kecintaan kepada Ahlulbait as. Sedangkan bagi yang bukan
pengikut kebenaran terasa ringan dan mudah, karena tidak memiliki isi. Ibarat gabah
216
Safînah al-Bihâr, jil. 6, hal. 15; Bihâr al-Anwâr, jil. 46, hal. 305.
211
Perhatikanlah, bahwa hakikat shalat adalah Amirul Mukminin as. Amirul Mukminin
Ali bin Abi Thalib as berkata, “Aku putra Makkah dan Mina. Aku putra Zamzam dan
Shafa. Kami adalah shalat. Seluruh cabang agama kembali kepada kami.”
“Kami adalah pangkal seluruh kebaikan. Seluruh kebaikan berasal dari kami.
Sedangkan musuh kami adalah pangkal seluruh keburukan. Seluruh keburukan dan
Jawaban kedua: Setan tidak punya urusan dengan para pembenci dan musuh
Ahlulbait. Setan tidak menggoda mereka. Dalam beberapa riwayat dikatakan bahwa
ah
setan tidak punya urusan dengan orang yang tersesat dari jalan besar, yang benar,
i
yang lurus, atau jalan Amirul Mukminin as. Meskipun mereka banyak mengerjakan
Sy
shalat, tapi itu tidak ada manfaatnya.
“Musuh kami (Ahlulbait), meskipun mereka berpuasa, shalat, berzina atau mencuri
a
(hakikatnya) adalah sama; apakah shalat atau berzina. Dengan kata lain, shalatnya
P
adalah zinanya dan zinanya adalah shalatnya. Karena dia telah membelakangi Amirul
Mukminin, yang itu berarti telah membelakangi wakil Allah Swt. Hakikat dari
membelakangi wakil Allah Swt adalah dia sedang berjalan menuju neraka. Bagi Ibnu
Muljam, apakah dia mengerjakan shalat atau berzina dia tetap berada di dasar neraka
Jahannam. Adapun bagi para pecinta Ahlulbait as, ibadah mereka adalah ibadah dan
maksiat mereka akan membuat mereka sedih dan kembali ke jalan Allah Swt.
217
Wasâ’il asy-Syî`ah, jil. 18, hal. 47, hadis 3321.
218
Tsawâb al-A`mâl, hal. 210.
212
Oleh karena itu, seseorang yang sudah terpisah dari jalan wilâyah dan meninggalkan
imam maksum maka setan tidak akan melakukan apa-apa lagi terhadapnya. Karena
hakikat ibadahnya sudah menjadi rusak dengan sendirinya. Setan berkata, Aku benar-
benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan-Mu yang lurus (QS. Al-A`raf:
16). Yaitu aku akan berdiri di jalan-Mu dan membelokkan mereka dari jalan-Mu (ke
Kota Qum disebut “Qum” karena setan pernah bersembunyi di sana. Pada malam
Mi’raj, Rasulullah saw melihat sebuah daerah yang dipenuhi cahaya dan ada orang
ah
Rasulullah saw bertanya kepada Jibril, “Ini di mana?” Jibril menjawab, “Ini daerah
sedang sembunyi.”
a
k
Rasulullah saw bertanya lagi, “Apa yang dia inginkan?” Jibril menjawab, “Dia ingin
a
melepaskan mereka dari wilâyah Amirul Mukminin Ali as dan menarik mereka
st
Rasulullah saw meminta Jibril untuk pergi mendatangi Setan. Kemudian Jibril berkata
P
kepada Setan, “Berdiri engkau (qum) hai terlaknat.” Karena itu kemudian tempat itu
dinamakan Qum.
Setan tidak perlu memperdaya orang yang berjalan menuju neraka Jahannam. Setan
bersembunyi di jalan yang lurus untuk memperdaya orang yang berjalan di atasnya.
Dengan kata lain, mata pedang setan yang tajam diletakkan di atas leher orang-orang
213
Jawaban ketiga: Mungkin ini merupakan jawaban terbaik dan jawaban yang paling
mendasar. Orang-orang bertanya kepada Imam Muhammad Baqir as, “Mengapa para
pecinta Anda (Ahlulbait) terkadang melakukan maksiat dan dosa sedangkan musuh-
musuh Anda suka berzikir, berdoa, shalat dan beribadah dan tampak tidak melakukan
maksiat?”
Imam Muhammad Baqir as berkata, “Pada awal penciptaan, Allah Swt menciptakan
kami dari cahaya murni. Sedangkan terhadap musuh kami Allah menciptanya dari
kegelapan. Adapun para pecinta kami, mereka diciptakan dari tanah kami dan sedikit
tanah musuh kami. Artinya, dalam diri mereka cahaya bercampur dengan sedikit
ah
kegelapan. Sedangkan para pecinta musuh kami diciptakan dari tanah musuh kami
i
dan sedikit tanah kalian. Jika mereka diciptakan hanya dari tanah musuh kami tanpa
Sy
ditambah tanah kalian maka mereka sama sekali tidak akan melakukan amal
kebaikan. Karena itu, jika kalian melihat mereka melakukan amal kebaikan, maka itu
a
k
disebabkan tanah kalian yang bercampur dengan tanah mereka. Sedangkan perbuatan
a
buruk yang dilakukan para pecinta kami adalah berasal dari sedikit tanah musuh kami
st
Kemudian Imam Muhammad Baqir as berkata, “Kelak pada hari kiamat dosa-dosa
P
kami akan diberikan kepada musuh-musuh kami, karena dosa-dosa ini milik mereka,
berasal dari mereka, bukan milik kami dan bukan berasal dari kami. Sedangkan
seluruh amal saleh berasal dari tanah orang mukmin dan akan kembali kepada orang
mukmin.”
Imam Muhammad Baqir as juga berkata, “Pada hari kiamat segala sesuatu akan
kembali kepada asalnya. Seluruh dosa dan maksiat akan dikembalikan kepada musuh
kami sedangkan seluruh amal kebaikan akan dimasukkan ke dalam catatan amal
214
kalian. Allah Swt Mahabijaksana dan Mahaadil, Dia meletakkan segala sesuatu pada
tempatnya.” 219
Mengapa Allah Swt menciptakan dan mengaturnya seperti itu? Pembahasan tentang
Di dalam Al-Quran dikatakan, Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya,
Jika ada sesuatu tentu Imam akan mengatakannya. Jika yang ada adalah kebebasan
murni tentu Imam juga akan mengatakannya. Namun, orang yang berasal dari tanah
ah
yang buruk tetap dapat melakukan kebaikan, begitu juga orang yang berasal dari tanah
Orang itu terus mendesak. Amirul Mukminin as berkata, “Jalan yang gelap, jangan
a
engkau lalui.” Untuk ketiga kalinya orang itu bertanya. Dan Amirul Mukminin as
st
Orang yang menyelami qadha dan qadar Allah Swt lebih banyak ketidaktahuannya,
P
karena itu adalah rahasia Allah Swt. Allah Swt adalah Mahabijaksana yang seluruh
Sesungguhnya Dia telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian (QS.
Nuh: 14).
Allah Swt tidak zalim. Seluruh perbuatannya bijaksana dan berdasarkan rahmat dan
cinta. Orang yang paling celaka dapat menjadi orang yang bahagia, namun orang yang
219
Bihâr al-Anwâr, jil. 64, hal. 102, hadis 21.
220
Bihâr al-Anwâr, jil. 5, hal. 110, hadis 25.
215
bahagia tidak bisa menjadi orang yang celaka. Ini merupakan kabar gembira. Jika
seseorang diciptakan dari cahaya dan tanah yang suci maka selamanya dia tidak akan
menjadi orang yang celaka, namun orang yang celaka masih bisa menjadi orang yang
bahagia.
Mengubah Takdir
Allah Swt telah menetapkan pena. Dalam doa kita membaca, “Jika di sisi-Mu aku
termasuk orang yang celaka, maka hapuslah aku dari daftar kelompok orang yang
celaka dan tulislah aku dalam daftar kelompok orang yang bahagia.” 221
Allah Swt menetapkan bada’ pada orang-orang yang celaka. Bada’ adalah semacam
ah
melakukan peninjauan ulang. Allah Swt mengembalikan orang-orang yang celaka
i
yang bertaubat, dan menjadikannya sebagai orang yang bahagia. Dengan kata lain,
Sy
ahli neraka dapat menjadi ahli surga. Namun dia harus meminta tolong kepada Allah
Swt. Namun ahli surga tidak mungkin menjadi ahli neraka. Dalam banyak riwayat
a
k
dikatakan, orang-orang yang imannya lemah atau tidak punya iman harus berdoa dan
a
memohon kepada Allah Swt supaya jika mereka berada dalam daftar orang celaka,
st
Allah Swt menghapusnya dan memasukkan ke dalam daftar orang bahagia. Allah Swt
u
memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Asy-
Syura: 25).
menerima taubat! Jika kalian melakukan dosa dan kesalahan, jika selama tujuhpuluh
tahun kalian berada dalam kubangan dosa dan kesalahan, Allah Swt tetap akan
221
Bihâr al-Anwâr, jil. 94, hal. 374.
216
Allah Swt berfirman, Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas
terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah.
Betapa dalam ayat ini, yang mengandung kabar gembira dan harapan! Harapan
kepada rahmat Allah Swt, harapan kepada ampunan-Nya dan harapan memperoleh
surga.
Allah Swt berfirman, Sungguh, sejak dahulu bagi orang-orang yang telah ada
(ketetapan) yang baik dari Kami, mereka akan dijauhkan (dari neraka). Mereka tidak
ah
mendengar bunyi desis (api neraka), dan mereka kekal dalam (menikmati) semua
i
yang mereka ingini. Kejutan yang dahsyat tidak membuat mereka merasa sedih, dan
Sy
para malaikat akan menyambut mereka (dengan ucapan), “Inilah harimu yang telah
Allah Swt berfirman, “Mereka sama sekali tidak mendengar suara neraka Jahannam.”
a
Dalam ayat Al-Quran dikatakan bahwa hari kiamat akan berlangsung selama lima
st
puluh ribu tahun. 222 Berkenaan dengan ayat tersebut Rasulullah saw bersabda, “Jika
u
perhitungan berada di tangan selain Allah maka akan memakan waktu limapuluh ribu
P
tahun, namun di tangan Allah semuanya selesai dalam sekejap.” 223 Sebagaimana
bersamaan, Allah Swt dapat memperhitungkan semua makhluk dalam satu waktu.
Rasulullah saw bersabda, “Banyak manusia yang bangkit dari kubur langsung terbang
menuju ke surga. Bagi mereka tidak ada perhitungan, tidak ada kitab catatan, tidak
melewati jembatan shirath, tidak ada timbangan dan tidak melihat neraka Jahannam.
222
QS. Al-Ma`arij: 4.
223
Tafsir Nur ats-Tsaqalain, jil. 5, hal. 465.
217
Mereka tidak mendengar suara neraka Jahannam dan tidak merasakan ketakutan hari
kiamat.”
Salah satu kelompok orang yang langsung pergi ke surga ialah penduduk Qum. Imam
Ja`far Shadiq as berkata, “Para penduduk Qum dihisab di dalam kubur. Lalu dari sana
Manusia harus berbaik sangka, bukan kepada dirinya, melainkan kepada Allah Swt
dan kepada rahmat-Nya. Suatu waktu, kami membawa Haji Agha Dulabi
mengunjungi seorang ulama. Ulama itu sudah tua dan sedang sakit. Sang ulama
ah
tampak sangat khawatir dengan amal-amalnya.
i
Agha Dulabi berkata, “Mengapa engkau begitu sedih? Allah Maha Pengampun.
Sy
Terimalah kenyataan. Allah Swt berfirman, Allah Swt Maha Pengampun dan Maha
Penyayang (QS. Al-Fath: 14). Allah Swt Maha Pengampun. Kamu harus menerima
a
k
kenyataan ini.”
a
Agha Dulabi berkata lagi, “Apa perlu saya bersumpah bahwa Allah Swt Maha
st
Pengampun. Jika seorang nabi datang dan menjadikan manusia berburuk sangka
u
kepada Allah Swt, atau mengatakan bahwa Allah tidak akan mengampuni mereka,
P
atau mengatakan bahwa mereka terlambat bertaubat, maka Allah akan menyingkirkan
nabi tersebut. Para nabi datang untuk menjadikan manusia bersahabat dengan Allah
Swt. Sungguh, Allah Maha Pengampun. Kita harus menerima kenyataan ini.”
Menerima dan meyakini hal ini sangat penting. Marilah kita berbaik-sangka kepada
Semakin besar mereka berbaik sangka kepada-Ku maka semakin besar pula Aku baik
224
Safinah al-Bihar, jil. 7, hal. 359.
218
Bahkan jika mereka pura-pura berkata, “Ya Allah, betapa Engkau Tuhan yang baik,
betapa Engkau Maha Pengampun dan Maha Penyayang”, maka perkataan “pura-pura”
itu akan mendatangkan pengaruh yang baik baginya. Lalu Allah Swt berkata, ‘Aku
mengampuninya.’”
Manusia harus berusaha untuk memperoleh keselamatan dan rahmat Allah Swt.
Almarhum Mirza Ahmad Bidabadi dikubur di dalam peti yang terbuat dari lempengan
logam. Ia seorang yang sangat terpandang dan luar biasa. Ayatullah Bahjat bercerita,
bahwa pernah suatu waktu Sayid Mahdi Bahrul Ulum datang ke Ishfahan untuk
ah
mengunjungi Almarhum Bidabadi.
i
Di pinggir Sungai Zoyandehrud, Sayid Mahdi Bahrul Ulum bertanya kepada Mirza
Sy
Ahmad, “Apakah engkau juga telah menggapai eliksir?”
sehingga bisa mengubah tembaga menjadi emas. Eliksir ialah engkau melihat sesuatu
a
Lalu dia berkata kepada Sayid Bahrul Ulum, “Lihatlah ke Sungai Zoyandehrud. Anda
u
dapat lihat cairan emas mengalir di sungai.” Kemudian Mirza Ahmad Bidabadi
P
Suatu hari, Mirza Bidabadi duduk di dalam rumah. Hari itu adalah hari raya. Orang-
Isfahan datang kepadanya. Setelah satu sama lain saling menanyakan kabar masing-
masing, pemimpin kelompok orang miskin itu berkata, “Terhadap tikar kulit yang
219
Orang itu berkata, “Setiap orang tidak bisa mengenakan pakaian Rasulullah saw dan
menempati kedudukan Imam Zaman dan Ahlulbait as kecuali dia mempunyai syarat-
Orang itu berkata, “Engkau pergi ke atas mimbar lalu menyampaikan sebuah hadis
bahwa pada malam Mi’raj itu Rasulullah saw berbicara dengan Allah Swt. Allah Swt
mengajarkan tiga ribu masalah kepada Rasulullah saw. Kemudian Allah Swt berkata,
ah
‘Yang seribu sampaikan kepada umat manusia, karena itu milik masyarakat. Yang
i
seribu lagi, jika engkau ingin sampaikan, sampaikanlah dan jika tidak ingin maka
Sy
jangan disampaikan. Pilihan ada padamu. Adapun yang seribu lagi adalah rahasia,
jangan engkau katakan kepada siapa pun. Hanya orang yang memiliki kelayakan
a
k
menempati tempat Imam yang mengetahui sebagian rahasia ini.” Namun Rasulullah
a
Agha Ismail Dulabi berkata, “Jika Rasulullah saw tidak ingin mengatakan seribu
u
(terakhir) yang merupakan rahasia itu lantas kenapa beliau mengatakan kepada orang
P
jangan katakan. Ini tidak ubahnya seperti seorang ayah membeli beberapa barang lalu
membawanya ke rumah. Kemudian dia berkata, ‘Aku juga telah membeli satu benda
lagi namun aku tidak akan menunjukkannya kepada siapa pun.’ Mendengar itu, anak-
anak tentu akan mengabaikan beberapa barang yang dibeli, dan hanya mencari benda
yang satu tersebut. Dengan kata-katanya ini Rasulullah saw ingin memancing rasa
ingin tahu kita. Ini sesuatu yang menarik bagaimana Rasulullah saw membuat para
pecinta Ahlulbait menjadi penasaran ingin tahu. Jika Rasulullah saw tidak ingin
220
mengatakan seribu rahasia itu tentu beliau tidak akan menyebut-nyebutnya sama
sekali.”
Amirul Mukminin Ali as bepergian. Dia terlambat datang. Rasulullah saw berkata,
“Siapa yang dapat membawa kabar gembira tentang keselamatan sepupuku Ali as
Mendengar itu para sahabat Rasulullah saw berpencar. Salman yang lebih tahu jalan
yang biasa ditempuh Amirul Mukminin, dapat lebih dahulu menemukan Amirul
saw.
ah
Rasulullah saw bertanya kepada Salman, “Apa yang harus aku berikan kepadamu?”
i
Salman berpikir sejenak lalu berkata, “Beri aku waktu wahai Rasulullah.” Kemudian
Sy
Salman menemui Amirul Mukminin dan meminta pandangannya. Amirul Mukminin
rahasia yang tidak boleh diberitahukan, yang disampaikan Allah Swt pada malam
a
Mi’raj’.”
st
Kemudian Salman mendatangi Rasulullah saw dan berkata, “Wahai Rasulullah, pada
u
malam Mi’raj, Allah telah memberimu seribu rahasia yang tidak boleh engkau
P
sampaikan kepada khalayak. Permintaanku ialah engkau mengatakan satu dari seribu
Mendengar itu Rasulullah saw tersenyum lalu bertanya, “Ali yang telah
mengajarimu?”
Rasulullah saw tahu bahwa Salman melakukan sesuatu yang menjadi “pekerjaan tuan
221
Keesokan harinya Salman pergi ke kuburan orang Yahudi. Kuburan itu terbuka, lalu
Salman masuk. Di dalam kuburan dia melihat gedung dan kebun yang sangat indah.
Orang Yahudi itu menjawab, “Benar. Aku tidak mendapat taufik memeluk Islam
namun aku sangat mencintai pengganti Nabimu, Ali bin Abi Thalib as. Setiap hari aku
merasa harus melihatnya terlebih dahulu agar aku bisa dengan tenang mengurus
pekerjaanku. Saat aku masuk ke alam barzakh ini, dengan berkah kecintaan kepada
Amirul Mukminin as aku memperoleh gedung dan kebun yang ini.” 225 Begitulah!
Mengapa dikatakan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as adalah isi dan hakikat
ah
agama.
i
Dalam sebuah hadis dikatakan, “Segala sesuatu mempunyai dasar. Adapun dasar
Sy
Islam ialah kecintaan kepada kami, Ahlulbait.” 226
Orang Yahudi itu memiliki dasar kecintaan kepada Ahlulbait. Dia tidak shalat, tidak
a
k
puasa dan zahirnya tidak masuk Islam. Orang yang mengerjakan shalat, menghadap
a
kiblat dan membaca Al-Quran namun tidak memiliki hakikat dan inti agama, yaitu
st
kecintaan kepada Ahlulbait as maka dia tidak akan memperoleh apa-apa. 227
u
Kembali kepada cerita sebelumnya: Orang yang polos itu berseru kepada Mirza
P
Ahmad Bidabadi, “Jika engkau menduduki tempat Rasulullah saw dan Imam maka
engkau harus tahu rahasia yang tidak boleh dikatakan.” Almarhum Bidabadi ingin
tahu apa sebenarnya yang ingin dia katakan, lalu bertanya, “Sekarang, apakah engkau
telah menemukan sebagian dari rahasia yang tidak boleh dikatakan itu?”
Orang itu menjawab, “Aku telah mengetahui satu darinya.” Orang itu melanjutkan
kata-katanya, “Pada malam Mi’raj, Allah Swt berkata kepada Rasulullah saw, ‘Wahai
225
Kasyif al-Asrar, jil. 2, hal. 41.
226
Mizan al-Hikmah, jil. 2, hal. 1342, hadis 8804; Tuhaf al-`Uqul, hal. 37.
227
“…Katakanlah (Muhammad): “Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upah pun atas seruanku
kecuali mencintai keluargaku (mawaddata fi al-Qurba)”...(QS. Asy-Syuura: 23)
222
kekasih-Ku, Aku akan mengampuni semua orang yang berdosa. Namun jangan
Apa yang dikatakan orang itu sungguh sesuatu yang memberi harapan. Dia hendak
mengatakan bahwa, “Aku yakin Allah Swt akan mengampuni seluruh orang yang
berdosa namun Dia berpesan jangan katakan ini kepada mereka karena nanti mereka
Dalam kitab Mishbah al-Qulûb disebutkan bahwa pada malam Mi’raj, Allah Swt juga
mengatakan, “Wahai kekasih-Ku, jika Aku tidak memaafkan seekor tikus tanah maka
ah
Kita bukan apa-apa di hadapan kebesaran dan keagungan Allah Swt. Rahmat Allah
i
Swt tidak terbatas. Allah Swt lebih penyayang kepada hamba-hamba-Nya
Sy
dibandingkan dengan siapa pun.
Adalah Sayidah Fatimah Ma`shumah, seorang putri yang datang ke Qum, “Yang
a
dengan syafaatnya seluruh pecinta dan pengikut Ahlulbait dapat masuk surga.”
st
Sayidah Fatimah Ma`shumah ra, putri Imam Musa Kazhim as, dapat memberi syafaat
u
kepada seluruh pecinta dan pengikut Ahlulbait. Dengan syafaatnya maka seluruh
P
orang Syi’ah masuk surga. Tiga orang imam berkata bahwa pahala menziarahi Putri
Imam adalah surga, seperti diungkapkan dalam riwayat dengan kalimat: “(maka)
Surga wajib baginya.” Artinya, bagi orang yang menziarahinya maka surga wajib
Menurut Kal Ahmad, karunia semacam itu bersifat paksaan. Artinya, karunia dan
kasih sayang Allah Swt bersifat memaksa. Allah Swt sedemikian meletakkan cara-
cara dan berbagai perbuatan baik di hadapan kita sehingga surga menjadi wajib bagi
228
Kata-kata itu diungkapkan dalam Kitab yang dimaksud dalam bahasa Persia: (Ey habib e man, agar
yek musyt e hok naiomirzam, pas ceh kunam?).
223
kita. Jika kita tidak mau pun Allah Swt tetap akan membawa kita masuk ke surga. Jika
demikian, maka apakah kita mampu rela untuk tidak pergi ke Makam Sayidah
Haji Agha Dulabi (semoga Allah Swt merahmatinya) mengatakan, “Kalian tidak tahu
nilai kota Qum dan Sayidah Ma`shumah. Sebelum revolusi saya pernah tinggal
beberapa bulan di Karbala, saya pernah pergi ke Makkah dan Madinah dan tinggal
beberapa waktu di sana. Saya pergi ke Masyhad dan tinggal beberapa lama di sana.
Dan saya sudah merasa puas. Namun saya tidak pernah merasa puas dari kota Qum.
ah
Setiap saya pergi menuju Tehran wajah saya selalu menghadap Qum. Saya pernah
i
pergi ke Karbala dengan ayah saya. Di sana kami tinggal beberapa bulan. Saat pulang
Sy
dari sana, karena merasa kelelahan, kami datang ke kota Qum. Setelah tinggal satu
minggu atau beberapa hari di kota Qum semangat kami pulih kembali. Baru setelah
a
k
atau Karbala. Karena para Imam berkata, “Qum adalah negeri kami dan negeri
pengikut kami.” 229 Ungkapan ini begitu indah. Para Imam berkata, “Makkah adalah
tanah haram Allah, Madinah adalah tanah haram Nabi Muhammad saw, dan Kufah
adalah tanah haram Amirul Mukminin as.” Lantas, di mana tanah haram para imam
“Penduduk Qum bagian dari kami dan kami bagian dari mereka.” 231
229
Mustadrak Safinah al-Bihar, jil. 8, hal. 599.
230
Bihar al-Anwar, jil. 57, hal. 216, hadis 41.
224
“Salam Allah bagi penduduk Qum.” 232
“Sesungguhnya surga mempunyai delapan pintu. Satu pintunya untuk penduduk Qum.
mereka.” 233
Dalam hadis lain disebutkan, “Qum adalah sarang keluarga Muhammad dan tempat
Sarang adalah tempat tinggal burung. Hadis ini mengandung makna yang dalam.
Yakni, kami bukan penghuni bumi, kami penghuni langit. Burung selalu terbang.
Namun ke mana pun dia terbang pada akhirnya dia akan kembali ke sarangnya.
ah
Artinya, ke mana saja kami pergi hati kami tetap ingat Qum. Karena sarang keluarga
dinamakan Qum? “Karena mereka berkumpul bersama Imam Zaman as dan bangkit
a
dengannya.” 235 Yakni, karena mereka berada di pihak Imam Zaman as.
a k
Sebuah hadis berkenaan dengan kota Qum menyebutkan, “Jika fitnah menerpa
st
seluruh negeri maka kalian harus pergi ke kota Qum dan daerah sekitarnya. Karena
u
Surga Kontan
Haji Agha Dulabi berkata: Dalam “Ziarah Sayidah Ma`Shumah” kita membaca,
“Salam sejahtera atasmu wahai putri Rasulullah. Salam sejahtera atasmu wahai putri
Fathimah dan Khadijah. Salam sejahtera atasmu wahai putri Amirul Mukminin.
Salam sejahtera atasmu wahai putri Hasan dan Husain. Salam sejahtera atasmu wahai
231
Mustadrak Safinah al-Bihar, jil. 8, hal. 599.
232
Bihar al-Anwar, jil. 57, hal. 217, hadis 46.
233
Bihar al-Anwar, jil. 57, hal. 215, hadis 33.
234
Bihar al-Anwar, jil. 57, hal. 214, hadis 31.
235
Bihar al-Anwar, jil. 57, hal. 216, hadis 38.
236
Bihar al-Anwar, jil. 57, hal. 214, hadis 36 dan 44.
225
putri wali Allah. Salam sejahtera atasmu wahai saudara perempuan wali Allah. Salam
sejahtera atasmu wahai bibi wali Allah. Salam sejahtera atasmu wahai putri Musa bin
Putri ini terhubung dengan semua sisi. Jika kita terhubung dengan Fatimah
Ma’shumah maka itu sangat berharga. Salah satu dari delapan pintu surga akan
terbuka bagi kita. Ini sangat penting. Atau malahan, mungkin kita sudah berada di
surga. Seseorang menatap Imam Ja`far Shadiq as seraya berkata, “Aku memohon
ah
Orang itu belum tahu bahwa saat dia menatap Imam dan berada di hadapannya dia
i
sedang berada di surga. Orang itu berkata, “Tuan, kita ini sedang berada di bumi,
Sy
sedang berada di dunia.”
Imam Shadiq as berkata, “Engkau sedang berada di surga.” 238 Orang itu tetap belum
a
k
paham apa yang dikatakan Imam Ja’far. Imam bertanya kepadanya, “Apakah engkau
a
Kemudian Imam berkata, “Wilâyah kami adalah surga. Seseorang yang mengakui
u
wilâyah kami maka Allah Swt pasti akan memasukkannya ke dalam surga.”
P
Ambillah surga dan neraka secara kontan. Perselisihan, maksiat, dan dosa adalah
surga yang kontan. Sebagaimana dikatakan seorang ulama: “Kita harus mulai belajar
Rasulullah saw bersabda, “Ketahuilah, siapa yang mencintai Ali maka dia tidak akan
meninggalkan dunia kecuali setelah minum air Telaga Kautsar, setelah makan buah
237
Mafatih al-Jinan.
238
Safinah al-Bihar, jil. 4, hal. 546.
226
Artinya, pecinta Ali dapat merasakan kelezatan surga di dunia ini, bukan hanya
setelah dia meninggal dunia. Kita pun dapat memiliki pengharapan, mudah-mudahan
Allah Swt mencurahkan rahmat dan cinta-Nya kepada kita semua, dan mempertebal
rasa cinta kepada Ahlulbait as, serta menganugerahkan seluruh kebaikan kepada
empat belas manusia suci dan kepada kita. Begitu juga semoga Allah Swt menjauhkan
seluruh keburukan dari kita sebagaimana Dia telah menjauhkannya dari empat belas
ah
-13-
i
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap
Sy
mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka
Zikir shalawat adalah salah satu zikir yang sangat dianjurkan. Seseorang yang dalam
u
waktu senggangnya membaca shalawat dengan khusyuk dan penuh cinta, akan
P
menjadi semakin dekat dengan Allah Swt. Amal mustahab dikatakan mustahab karena
dia dikerjakan dengan cinta. Seluruh amal mustahab masuk dalam “Bab Cinta”.
Dengan amal tersebut Allah Swt ingin menumbuhkan rasa cinta. Berbeda dengan
Dalam sebuah hadis dikatakan, “Seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku dengan
ibadah-ibadah nafilah dan mustahab sehingga Aku mencintainya. Tatkala Aku telah
mencintainya maka Aku akan menjadi pendengarannya yang dengan itu dia dapat
239
Bihar al-Anwar, jil. 7, hal. 221, hadis 133.
227
mendengar, Aku akan menjadi penglihatannya yang dengan itu dia dapat melihat, Aku
akan menjadi lidahnya yang dengan itu dia dapat berbicara, dan Aku akan menjadi
tangannya yang dengan itu dia dapat menindak. Saat dia berdoa kepada-Ku Aku akan
mengabulkan doa-Nya dan saat Dia meminta kepada-Ku Aku akan penuhi
permintaannya.” 240
Artinya, bagi orang itu—setelah melalui suatu proses tertentu—Allah Swt senantiasa
menyertainya ke mana saja dia pergi. Jalan untuk dapat menyatu dengan Allah Swt
ah
Agha Dulabi berkata, “Amal-amal wajib adalah keadilan. Maksudnya, perbuatan itu
i
memang harus dilakukan. Seperti hanya memberi uang yang sepadan dengan jumlah
Sy
barang yang kita beli. Di sini tidak akan tercipta hubungan cinta. Sekalipun selama
dua puluh tahun kita membeli barang dari seorang pedagang yang sama dan kita
a
k
membayar sejumlah barang yang dibeli, itu tidak akan menciptakan hubungan cinta di
a
antara kita dengan pedagang itu. Karena dia hanya memberi apa yang menjadi hak
st
kita dan kita pun hanya memberi apa yang menjadi haknya. Namun, jika pedagang itu
u
memberi barang kepada kita dan dia tidak mau menerima bayaran, atau memberikan
P
harga yang sangat murah dengan tidak menarik keuntungan dari sisi yang lain, atau
rumah, tentu hati kita akan tertawan olehnya. Begitu juga sebaliknya. Jika kita
memberi hadiah kepadanya, mengiriminya bingkisan, tentu dia akan merasa dekat
sekali dan mengirimi kita buah-buahan yang segar. Perhatikanlah pengaruh dari amal-
amal mustahab yang penuh keutamaan! Jika kita melakukan jual beli biasa selama dua
puluh tahun berdasarkan prinsip keadilan, di sana tidak akan tercipta hubungan cinta
240
Bihar al-Anwar, jil. 72, hal. 155, hadis 25; Wasa’il asy-Syi`ah, jil. 3, hal. 53, hadis 4542.
228
antara satu dengan yang lain. Tetapi sekali saja kita keluar dari jual beli biasa, lalu
Artinya, janganlah kita merasa cukup hanya dengan amal-amal wajib. Cinta dapat
mengharubirukan manusia, dapat menawan hati mereka. Karena cinta, manusia dapat
menjadi budak. Iman yang merupakan milik hati selalu bersama dengan cinta. Al-
Quran berkata, Tidak ada paksaan dalam agama (QS. Al-Baqarah: 256). Rasulullah
saw berkata, “Aku tidak bisa memerintahkan kalian dengan paksa untuk beriman
kepadaku dan mencintaiku.” Iman sama sekali tidak sejalan dengan paksaan dan
ah
Allah Swt berfirman, Orang-orang Arab Badui berkata, “Kami telah beriman.”
i
Katakanlah (kepada mereka), “Kami belum beriman, tetapi katakanlah, ‘Kami telah
Sy
masuk Islam,’ karena iman belum masuk ke dalam hatimu (QS. Al-Hujurat: 14).
menjadi Muslim. Dan jika dia mengimani dan mencintai Allah Swt di dalam hatinya
a
berarti dia telah beriman. Iman khusus milik hati dan harus didasarkan cinta. Coba
st
lihatlah betapa amal-amal mustahab begitu berpengaruh dan memberikan berkah! Jika
u
selama empat puluh tahun kita berhubungan dengan seseorang atas dasar prinsip
P
keadilan maka tidak akan tercipta hubungan cinta di antara kita dengannya, namun
sebuah kebajikan dan keutamaan yang kita lakukan kepadanya segera dapat
Haji Agha Dulabi (semoga Allah Swt merahmatinya) menceritakan kisah berikut:
Saya tidak tahu apakah ini hanya sebuah dongeng atau benar-benar terjadi. Meskipun
Pada zaman dahulu, sapi-sapi diadu untuk menguji kekuatannya. Mereka ingin tahu
mana sapi yang paling kuat. Setiap sapi yang menang dalam pertarungan selalu
229
diambil dan dipelihara oleh penguasa. Muawiyah mempunyai seekor sapi yang sangat
kuat. Dia menjelajahi pelosok negeri untuk mencari sapi-sapi yang kuat untuk diadu
dengan sapinya. Jika sapinya menang, maka itu yang diharapkan, sehingga sapinya
menjadi sapi yang terkuat. Namun jika lawan yang menang maka dia akan mengambil
Salah seorang pengikut Amirul Mukminin as mempunyai seekor sapi yang kuat.
Berita ini sampai ke Muawiyah. Muawiyah berkata, “Bawa sapi itu kemari.” Pemilik
sapi melihat, walau bagaimana pun dia berada di pihak yang rugi. Karena, jika sapi
Muawiyah yang menang maka sapinya akan mati, dan jika sapinya yang menang
ah
maka Muawiyah akan mengambil sapinya.
i
Malam harinya dia mengucapkan salam perpisahan dengan sedih kepada sapinya,
Sy
“Malam ini adalah malam terakhir engkau berada di sisiku. Karena jika engkau pergi
Orang itu bertanya, “Bagaimana? Karena baik engkau menang atau pun kalah engkau
st
Sapi itu menjawab, “Aku akan berusaha supaya tidak terjadi pertarungan, sehingga
P
dengan begitu aku bisa kembali.” Orang itu bertanya, “Bagaimana caranya?”
Sapi menjawab, “Aku telah berteman lama dengan sapi Muawiyah. Dahulu, pemilik
kami orang yang sama. Suatu malam, dia tidak punya rumput dan jerami sama sekali.
Lalu aku berikan jatah rumputku kepadanya. Dia berutang budi kepadaku dan karena
itu dia mencintaiku. Setiap dia melihatku dia akan ingat kebaikanku dan dia tidak
Dan memang benar itu yang terjadi. Keesokan harinya saat keduanya bertemu, satu
sama lain saling memberi salam dan kembali ke kandang. Meskipun orang-orang
230
sudah berusaha sedapat mungkin mengadunya namun kedua sapi itu tetap tidak mau
bertarung.
Tidak penting apakah cerita ini hanya dongeng atau sesuatu yang benar-benar terjadi.
Yang lebih penting dari cerita ini ialah kandungan pelajarannya yang berharga.
Marilah kita kumandangkan seruan cinta di alam ini. Karena dengan cinta segala
Pedang Cinta
Haji Agha Dulabi berkata, “Kita mempunyai dua pedang: pedang besi dan pedang
ah
cinta. Pedang cinta jauh lebih kuat dan lebih tajam. Dengan pedang besi orang-orang
i
dapat membunuh musuh namun dengan pedang cinta mereka dapat membuat teman
Sy
rela mati syahid. Pedang cinta jauh lebih kuat dan lebih tajam. Korbannya tidak
Ada orang-orang yang rela mengorbankan segala yang dimilikinya demi kecintaannya
a
kepada para imam. Seorang anak yang kehilangan ayah-ibunya lalu dibesarkan oleh
st
memberinya rumah dan penghidupan. Maka, tentu dia tidak dapat berbuat apa-apa di
P
hadapan orang yang telah berjasa kepadanya selain berkorban. Orang itu telah
Amal-amal mustahab dapat menciptakan cinta, karena dilakukan atas dasar cinta yang
tidak ada paksaan di dalamnya. Jika kita melakukannya maka itu akan mendatangkan
241
Bihar al-Anwar, jil. 64, hal. 247, hadis 88; Nahj al- Balaghah, hikmah 111.
231
cinta. Ketika kita berkata, “Ya Allah, aku mencintai amal ini dan tidak ada paksaan di
dalamnya.” Maka Allah Swt menjawabnya, “Jika seseorang melakukan amal ini maka
Aku mencintainya.”
Allah Swt berkata dalam hadis qudsi, “Seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku
Berkenaan dengan ayat “…dan dirikanlah shalat..” (QS. Al-Baqarah: 43) terdapat
ah
Allah Swt berfirman, Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri... (QS. Al-A`la:
i
14-15). Berkenaan dengan penyucian diri Allah Swt juga berfirman, Maka janganlah
Sy
kamu menganggap dirimu suci (QS. An-Najm: 32). Yaitu, jangan engkau berkata
dirimu baik.
a
k
Allah Swt berfirman, Tetapi Allah menyucikan siapa yang Dia kehendaki (QS. An-
a
Nur: 21). Yaitu, siapa yang meletakkan dirinya di jalan kesucian maka Allah Swt akan
st
menyucikannya.
u
Kemudian Allah Swt berfirman, dan mengingat nama Tuhannya lalu dia shalat (QS.
P
Al-A`la: 14-15). Setelah mereka menyucikan diri, mereka menyebut nama Tuhannya.
Imam Ali Ridha berkata, “Kata fashallâ (lalu dia shalat) yang terdapat dalam ayat ini
bukan berarti shalat. Karena jika berarti, shalat maka itu beban yang sulit ditanggung.
Sebab, setiap kali seseorang mengingat nama Allah maka dia harus shalat. Berarti dia
harus selalu dalam keadaan shalat. Tetapi arti yang dimaksud ialah, setiap kali
seseorang mengingat Allah Swt, maka dia mengucapkan shalawat kepada Muhammad
dan keluarga Muhammad. Yaitu nama Rasulullah saw berada di samping nama Allah
242
Bihar al-Anwar, jil. 72, hal. 155, hadis 25.
232
Swt. Manusia harus mengetahui bahwa mengingat nama Allah Swt berarti juga
“berutang” kepada Rasulullah saw dan keluarganya. Oleh karena itu, setiap kita
melihat kebaikan dan berkesempatan mengingat Allah Swt maka jangan lupa untuk
Satu pertanyaan yang sering muncul dalam pikiran kita ialah, mengapa sedemikian
Apakah Allah Swt tidak punya siksa dan neraka? Bukankah Allah Swt Mahaperkasa?
Bukankah Allah juga mempunyai kemarahan? Kenapa kita berbicara tentang rahmat
ah
Allah Swt sedemikian panjang lebar. Mungkin sebagian kalangan yang berpandangan
i
sempit akan berkata, “Tuan, Anda selalu berbicara tentang rahmat dan cinta Allah.
Sy
Coba berbicaralah juga tentang neraka Jahannam, tentang siksa Allah Swt.”
Pertama: penciptaan alam semesta berpijak di atas pilar cinta, bukan di atas pilar
a
k
siksa. Yaitu Allah Swt tidak menciptakan alam semesta ini untuk memenuhi neraka
a
Jahannam, untuk memenuhi penjara-Nya. Tetapi Allah Swt menciptakan alam ini
st
menciptakan sekelompok orang untuk disiksa atau dibakar di neraka. Kalau pun kita
P
tidak mengatakan perbuatan ini zalim, setidaknya kita mengatakan perbuatan ini sia-
sia.
(pendapat), kecuali orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah
233
Tentang penafsiran ayat ini, ungkapan “Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka”,
yaitu untuk rahmat. Artinya, Aku telah menciptakan mereka karena rahmat. Yaitu
Artinya, penciptaan alam semesta berpijak di atas pilar rahmat dan cinta. Dalam
Hadis Kisa’ terbaca: “Allah Swt menciptakan alam semesta untuk kalian Ahlulbait
Kedua: Untuk apa para nabi dan para malaikat yang merupakan utusan dan wakil
Allah Swt datang? Apakah mereka datang untuk membalas dendam, hendak
memenuhi neraka Jahannam dan berperang, atau untuk membawa rahmat? Allah Swt
ah
berkata kepada Rasulullah saw, Dan tidaklah Kami mengutusmu kecuali untuk
Allah Swt berfirman di dalam Al-Quran, Maka berkat rahmat Allah engkau
st
keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu (QS. Ali
P
Imran: 159).
Allah Swt telah meletakkan rahmat-Nya dalam hati dan dirimu sehingga engkau
bersikap lembut. Model kepemimpinan Rasulullah saw adalah rahmat dan perilaku
yang baik. Rasulullah saw berkata, “Aku diperintahkan Allah untuk berperilaku baik
yang wajib.” 245 Dalam kalimat yang lain disebutkan: Jibril selalu turun kepadaku dan
243
Tafsir Nur ats-Tsaqalain, jil. 2, hal. 405.
244
Bihar al-Anwar, jil. 10, hal. 30.
245
Al-Kafi, jil. 2, hal. 117.
234
memerintahkan supaya aku berperilaku baik kepada masyarakat, sebagaimana juga
Yang dimaksud “mencintainya adalah wajib” ialah secara otomatis manusia akan
tertarik dan selalu cenderung untuk mencintai “orang yang berlaku lembut”. Kepada
seorang pedagang, seorang ruhaniawan dan seorang guru yang baik akhlaknya,
pengasih dan penuh cinta, kita tidak bisa tidak akan mencintainya. Dengan cinta dan
rahmat, Rasulullah saw mampu menembus hati dan mengubah berjuta-juta manusia.
ah
Rahmat itu pun berasal dari Allah Swt yang diletakkan di dalam hatinya. Karena itu,
i
salah satu pesan dari ayat ini ialah bahwa seluruh rahmat berasal dari Allah Swt.
Sy
Karena itu kita harus memohon kepada Allah Swt untuk dapat menggapainya.
Dalam sebuah hadis Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla itu
a
Memohon Cinta
st
Salah satu cara untuk memperbanyak rahmat dan cinta ialah ber-istighatsah kepada
u
Allah Swt. Salah satu doa yang sering dibaca Haji Agha Dulabi dalam qunutnya ialah,
P
“Ya Allah, aku memohon cinta-Mu, cinta orang yang mencintai-Mu dan cinta setiap
Dalam beberapa riwayat dikatakan, “Siapa saja yang semakin tebal imannya dan
selalu dikunjungi para malaikat maka kasih sayangnya semakin besar. Siapa saja yang
246
Mizan al-Hikmah, jil. 2, hal. 1589, hadis 10306; Ghurar al-Hikam, hal. 599, hadis 507.
247
Amali at-Thusi, majlis 18, hal. 516; Bihar al-Anwar, jil. 71, hal. 394.
248
“Munajat Pecinta”, dalam Mafatih al-Jinan.
235
Pada hati manusia ada dua telinga: satu telinga tempat setan membisikkan bisikan-
bisikannya dan satu telinga lagi tempat para malaikat membisikkan kepahaman dan
rahmat. 249
Dari mana manusia mengetahui bahwa dia memperoleh rahmat Allah? Jika seorang
banyak mencintai dan mengasihi diri dan makhluk Allah Swt maka dapat dipastikan
secara langsung. Seseorang berkata kepada Rasulullah saw, “Aku ingin Allah
ah
niscaya Allah mengasihimu.” 250
i
Seseorang yang mengasihi dirinya dan orang lain maka dia pasti berada dalam rahmat
Sy
Allah Swt. Oleh karena itu, kita harus mempraktikkan rahmat dan cinta agar keduanya
semakin bertambah. Seperti sebuah modal, yang apabila dijalankan tentu akan
a
k
bertambah banyak. Tapi sebaliknya, jika didiamkan maka modal itu tidak akan pernah
a
bertambah. Modal akan mendatangkan modal. Begitu juga cinta, yang akan
st
mendatangkan cinta. Semakin sering kita menggunakan cinta dan kasih sayang maka
u
keduanya akan semakin bertambah besar. Seperti cinta kepada istri, kepada ayah-ibu,
P
anak, teman, guru, orang-orang yang ada di sekitar, orang yang suka berhubungan
dengan kita, kepada orang yang bekerja sama dengan kita dan seterusnya. Pendek
Barangsiapa yang paling mencintai makhluk, maka dia orang yang paling banyak
mendapat rahmat Allah Swt. Nabi Muhammad saw adalah manusia yang paling
pengasih. Bahkan mencintai seekor semut akan mendatangkan rahmat Allah Swt.
249
Safinah al-Bihar, jil. 7, hal. 308.
250
Mizan al-Hikmah, jil. 2, hal. 1050, hadis 7004.
236
Allah Swt membentangkan rahmat-Nya bagi orang-orang yang mengasihi makhluk-
Nya.
Dalam riwayat dikatakan, “Hujan rahmat mencapai puncaknya saat di dalam hatimu
rahmat Allah Swt yang tidak terbatas bergolak dan tercurah kepada manusia.
Anak-anak Haji Agha Dulabi bercerita, “Pada saat-saat terakhir hidup ayah kami,
berkata, ‘Ya Allah, rahmat khusus yang hanya Engkau berikan kepada orang-orang
ah
khusus, berikan juga kepada seluruh makhluk di alam ini hingga mereka bisa
i
merasakannya, dari orang-orang yang pertama hingga orang-orang terakhir.’
Sy
Kemudian dia meneteskan air mata sambil mengucapkan istighfar, khawatir
permintaannya itu tidak sesuai dengan adab dan kedudukannya sebagai seorang
a
k
hamba.” Yaitu, “kami tentu tunduk terhadap ketentuan-Mu, namun kami berharap
a
begitu.”
st
Allah Swt pasti memberikan rahmat khusus-Nya kepada seluruh makhluk. Setiap
u
orang mukmin mengharapkan sesuatu bagi dirinya maka dia juga harus
P
mengharapkan sesuatu itu bagi orang lain. Seorang mukmin haruslah berjiwa
demikian. Segala sesuatu yang dia inginkan bagi dirinya harus juga dia inginkan bagi
orang lain. Rasulullah saw menghadapi orang-orang Arab yang kasar dan
temperamental dengan rahmat dan cinta. Orang-orang Arab yang berada pada puncak
yang masih kecil. Sungguh jika bukan Al-Quran sendiri yang menceritakannya
kenyataannya ini sulit dapat dipercaya. Namun apa mau dikata, karena Al-Quran
251
Mizan al-Hikmah, jil. 2, hal. 1050, hadis 7003.
237
sendiri yang menceritakan kenyataan itu, Apakah dia akan memeliharanya dengan
(QS. An-Nahl: 59). Manakala mendengar cerita ini hati manusia tercabik-cabik dan
tubuhnya gemetar.
Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw dan berkata bahwa dia belum pernah
mencium anak-anaknya. Mendengar itu Rasulullah saw berkata, “Orang ini sepertinya
tidak punya perasaan.” Kemudian Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang tidak
mengasihi tidak akan dikasihi.” 252 Yakni, Allah Swt juga tidak akan mengasihinya.
Rasulullah saw juga bersabda, “Kasihilah makhluk yang ada dibumi, niscaya
ah
mengasihimu makhluk yang ada di langit.” 253
i
Jika seseorang mengasihi orang-orang yang di bawahnya maka Allah juga akan
Sy
mengasihinya. Karena itu, jika kita ingin memperbanyak rahmat dan cinta maka kita
harus bertindak atau beramal (juga) dengan rahmat dan cinta, supaya keduanya
a
k
semakin bertambah luas dan banyak. Seluruh Surah Al-Quran dimulai dengan sifat
a
kasih sayang Allah Swt kecuali Surah at-Taubah. Sebagai gantinya Allah menyebut
st
Salah seorang teman menukil sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa setiap kali
Imam Ja`far Shadiq as membaca Surah at-Taubah dari pertengahan atau bukan dari
pertama Allah Swt ingin mengancam orang-orang musyrik.” Atau menurut peribahasa
kita, pada ayat-ayat pertama at-Taubah itu tidak sejalan dengan senyum.
252
Mizan al-Hikmah, jil. 2, hal. 1044, hadis 6963.
253
Mizan al-Hikmah, jil. 2, hal. 1044, hadis 6958.
238
Ayat yang Paling Memberikan Harapan
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as berkata, “Aku mendengar kekasihku
Rasulullah saw bersabda, ‘Ayat yang paling memberikan harapan di dalam Al-Quran
ialah ayat Dan dirikanlah shalat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada
Rasulullah saw bersabda, “Hai Ali, aku bersumpah dengan Zat yang telah mengutusku
sebagai pemberi kabar gembira, setiap kali salah seorang dari kamu berwudhu maka
dosa-dosanya berguguran dari anggota tubuhnya. Dan setiap kali dia berdiri
ah
menghadap Allah dengan hati dan tubuhnya maka sebelum shalatnya selesai tidak ada
i
satu pun dosanya yang tersisa. Dia tidak ubahnya seperti bayi yang baru dilahirkan.”
Sy
Rasulullah saw melanjutkan sabdanya, “Hai Ali, kedudukan shalat lima waktu bagi
umatku tidak ubahnya seperti sebuah sungai yang mengalir di rumahmu. Tidak akan
a
k
ada seorang pun dari kalian yang menganggap masih ada kotoran di tubuhnya apabila
a
sebanyak lima kali dalam sehari dia membersihkan dirinya di sungai itu. Aku
st
bersumpah dengan nama Allah, begitulah kedudukan shalat lima waktu bagi
u
umatku.” 254
P
Juga diriwayatkan dari Imam Ja`far Shadiq as yang berkata, “Shalat malam
239
manusia mengalahkan kesalahan-kesalahannya maka kebaikan-kebaikan tersebut akan
Beliau tidak mengatakan dia orang yang baik tetapi orang yang sempurna. Artinya,
saat piring timbangan kebaikan lebih berat maka berarti piring timbangan kesalahan
menjadi lenyap dan dianggap tidak ada. Saat hati kita berat ke satu sisi maka sisi yang
lain menjadi lemah. Sungguh ini sebuah kabar yang sangat menggembirakan. Karena
kaidah ini tidak berlaku sebaliknya bahwa kesalahan dapat menghapus kebaikan.
ah
Karena jika demikian kita semua celaka. Kebaikan mengalahkan kesalahan, yaitu
i
surga mengalahkan neraka Jahannam, dan neraka tidak pernah mengalahkan surga.
Sy
Sesungguhnya, rahmat Allah mengalahkan murka-Nya. Kata yudzhina (melenyapkan)
bermakna mencabut akar kesalahan. Dalam ayat ke-114 Surah Hud ini terkandung
a
k
kabar gembira yang besar. Karena itu, ayat ini digambarkan sebagai ayat yang paling
a
memberikan harapan.
st
u
Dalam ayat lain Allah Swt berfirman, Kecuali orang-orang yang bertaubat dan
beriman dan mengerjakan kebajikan, maka kejahatan mereka diganti Allah dengan
Jika seseorang melakukan berjuta-juta dosa lalu dia bertaubat, beriman dan
dosanya. Namun ayat di atas mengatakan sesuatu yang lain. Ayat di atas berkata,
Allah mengganti kejahatan mereka dengan kebaikan... Artinya, seratus juta dosa yang
257
Tashnif Ghurar al-Hikam, hal. 317.
240
dilakukan akan diganti dengan seratus juta kebaikan. Persis seperti orang yang pailit
dan terlilit utang. Kaidah yang biasa berlaku ialah melunasi utang-utangnya. Namun
dalam ayat di atas Allah Swt berkata, Kami membayari seratus juta utangmu
kemudian memberimu seratus juta lagi sebagai modal. Ini tidak ubahnya seperti orang
yang banyak melakukan kesalahan lalu menyesal, kemudian kepadanya kita memberi
medali penghargaan dan kedudukan. Apalagi, jika kita melihat ayat sebelumnya yang
menyatakan bahwa Allah Swt tengah berbicara tentang dosa-dosa besar seperti bunuh
diri, menyekutukan Allah dan berzina yang mempunyai siksa teramat pedih. Jadi,
secara keseluruhan Allah Swt ingin mengatakan, jika dia bertaubat maka Kami akan
ah
memberinya medali penghargaan dan mengganti dosa-dosanya dengan kebaikan. Jika
i
tidak ada ayat ini kita sulit memercayai berita gembira tersebut.
Sy
Hamba-hamba Allah yang Istimewa
Pada ayat-ayat sebelum ayat di atas terdapat pembicaraan tentang hamba-hamba Allah
a
k
yang istimewa dan tentang sifat-sifat mereka, Adapun hamba-hamba Tuhan Yang
a
Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati
st
dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina),
u
menginginkan semua orang mengucapkan salam kepada kita?” Kita harus berjalan
dengan ringan tanpa ada kesombongan. Sebagian orang saat keluar dari rumah
berusaha menjaga citra dan berharap agar semua orang mengucapkan salam
241
Hamba-hamba Allah berjalan dengan sangat ringan dan tenang. Kata hawn dalam ayat
di atas berarti ringan dan perlahan. Anda harus belajar cara minum kepada keledai dan
cara berjalan kepada sapi. Keduanya melakukannya dengan perlahan dan mantap.
tergesa-gesa.
Kepada keledai ditanya, ”Siapa yang paling keledai dari kamu?” Keledai menjawab,
“Pemilik keledai”. Karena pada saat aku minum dengan perlahan dia mencambukku
Kita juga perlu belajar cara berjalan pada sapi. Dia berjalan dengan tenang dan
ah
perlahan. Dalam sebuah hadis dikatakan, “Hormatilah sapi karena dia penghulu
i
binatang ternak. Dia tidak pernah mengangkat kepalanya ke atas sejak patung anak
Sy
sapi dijadikan sembahan oleh manusia, karena malu kepada Allah.” 258 Singkatnya,
manusia harus belajar dari sapi bagaimana cara berjalan yang tenang.
a
k
Allah Swt berfirman, Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah
a
Kemudian Allah Swt berfirman, ... dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka
P
bijaksana. Hanya dengan satu ucapan mereka dapat menyelasaikan semua masalah
keluarga. Jika kita melihat seorang laki-laki, perempuan, atau anak yang bertabiat
Berlalulah dari hadapannya dengan bijaksana. Dalam ayat lain Allah Swt berfirman,
Dan apabila mereka mendengar perkataan yang buruk, mereka berpaling darinya
258
Bihar al-Anwar, jil. 13, hal. 208, hadis 3.
242
dan berkata, “Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amal kamu, semoga
selamatlah kamu. Kami tidak ingin (bergaul) dengan orang-orang bodoh (QS. Al-
Qashash: 55).
Sungguh sebuah ayat yang indah. Kita tidak mempunyai ayat Al-Quran yang
menyuruh kita bertengkar dengan orang-orang yang bodoh. Kita jangan bertengkar
lingkungan, rumah, atau di surat-surat kabar. Jika kita mengacak-acak kotoran maka
baunya semakin menyengat. Jika kita mengacak-acak api maka nyalanya semakin
membara.
ah
Al-Quran tidak berkata, bertengkarlah dengan orang bodoh. Al-Quran berkata,
i
Berlalulah dari hadapan orang bodoh dengan perlahan dan bijaksana. Lakukanlah
Sy
sesuatu yang dapat menjadikan api itu padam, bukan malah membuatnya semakin
menyala. Jika kita melayani orang bodoh maka keadaan akan semakin menjadi
a
k
bertambah buruk. Hadapilah mereka dengan perilaku yang baik. Apa yang telah
a
dilakukan Rasulullah saw kepada seorang pemuda yang selalu melempari beliau
st
dengan debu dan kotoran? Pemuda itu melempari Rasulullah saw dengan tanah
u
bahwa pemuda itu sakit dan kini sedang terbaring di tempat tidur. Jika kita yang
berada pada posisi Nabi Muhammad saw mungkin kita akan berkata, “Ya Allah,
terima kasih. Aku berharap dia tidak bisa bangun lagi.” Namun Rasulullah saw justru
Lantas, apakah kita bisa untuk tidak mencintai Nabi yang seperti itu? Dengan akhlak
dan perlaku yang demikian itulah Rasulullah saw mampu merahmati dunia. Orang-
orang yang menyebut Rasulullah saw sebagai orang yang kasar, selalu memegang
243
pedang dan penuntut dendam, sungguh telah melakukan fitnah yang besar kepada
pribadi yang mulia, seorang nabi yang begitu pengasih dan berhati lembut. Dia
seorang nabi yang selalu diceritakan bahwa jika di tengah shalat mendengar anak
Suatu hari Rasulullah saw tengah duduk di atas mimbar dan berbicara di hadapan
banyak orang. Tiba-tiba beliau mendengar tangisan Hasan dan Husain as. Dengan
segera beliau turun dari mimbar dan berlari menemui keduanya. Beliau berkata, “Aku
tidak tahu bagaimana tadi aku turun dari mimbar dan berlari ke arah keduanya.” 259
Seluruh peperangan Rasulullah saw bersifat membela diri. Siapa pun dapat meneliti
ah
sejarah dan membaca kisah-kisah itu, yang sebagian besarnya terjadi di sekitar kota
i
Madinah, atau di perbatasan negeri Islam. Begitu juga dengan perang-perang pertama
Sy
Rasulullah saw, semuanya bersifat pembelaan diri, yakni karena Rasulullah saw
melihat sebuah negeri yang penduduknya tertindas atau berada dalam tekanan. Untuk
a
k
Allah Swt berfirman, Dan Kami tidak mengutusmu melainkan untuk menjadi rahmat
st
Wujud Rasulullah saw adalah sebagai rahmat bagi seluruh alam. Selain rahmat tidak
P
ada sesuatu yang lain yang mengalir dalam diri Rasulullah saw. Perdamaiannya
Basyir bin Syarih al-Bashri bertanya kepada Imam Ja`far Ash-Shadiq as, “Ayat mana
dalam Al-Quran yang paling memberikan harapan?” Imam Ja`far Ash-Shadiq as balik
259
Bihar al-Anwar, jil. 43, hal. 284, hadis 50.
244
Basyir menjawab, “Kalangan Ahlusunnah berkata ayat berikut, Katakanlah, “Wahai
kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang (QS. Az-
Zumar: 53).
Imam Ja`far Shadiq as menjawab, “Kami mengatakan, ayat yang paling memberikan
harapan ialah ayat, Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya
ah
kepadamu hingga engkau puas (QS. Adh-Dhuha: 5). Dan itu adalah syafaat. Aku
i
bersumpah bahwa itu adalah syafaat. Aku bersumpah bahwa itu adalah syafaat.” 260
Sy
Allah Swt berjanji kepada Rasul-Nya, “Aku akan memberimu karunia yang besar
hingga engkau puas. Yaitu Allah Swt tidak memberikan batas. Apa mungkin Nabi
a
k
saw yang penuh rahmat dapat puas dengan sesuatu yang sedikit! Nabi Nuh as
a
memohon untuk bisa memberi syafaat kepada putranya namun Allah Swt tidak
st
mengizinkannya. Allah berkata kepada Nabi Nuh as, Jangan engkau memohon
u
kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui. Aku menasihatimu agar engkau tidak
P
Allah Swt juga menguatkan dengan perkataan, “Aku akan memberimu karunia hingga
engkau puas.” Manusia biasa saja tidak akan mau dan rela apabila orang yang
260
Bihar al-Anwar, jil. 8, hal. 57, hadis 72; Tafsir Nur ats-Tsaqalain, jil. 5, hal. 595, hadis 12.
245
Pada bagian akhir dari Hadis Kisa’ sangat ditekankan. Seluruhnya berbicara tentang
rahmat, cinta dan harapan. Suatu ketika Amirul Mukminin Ali as bertanya kepada
Rasulullah saw, “Apa manfaat majelis tempat kita berkumpul, apa keutamaannya?”
Rasulullah saw bersabda, “Demi Zat yang telah mengutusku sebagai seorang nabi
yang membawa kebenaran dan telah memilihku sebagai seorang rasul dan penyelamat
manusia, tidaklah berita kita ini disebutkan dalam sebuah majelis penduduk bumi di
mana di dalamnya ada sekumpulan pengikut dan pecinta kami melainkan pasti rahmat
akan turun kepada mereka, dan para malaikat mengelilingi mereka, memintakan
ah
Rasulullah saw bersumpah bahwa manakala berita dalam Hadis Kisa’ dibacakan di
i
sebuah majelis, maka rahmat Allah Swt akan turun, dan para malaikat hadir untuk
Sy
memintakan ampun bagi orang-orang yang hadir di majelis itu.
Almarhum Haji Agha Dulabi berkata, “Saya yakin jika seseorang mempunyai
a
k
kesulitan lalu dia membaca Hadis Kisa’ satu balikan dengan penuh keyakinan, maka
a
Rasulullah saw bersabda untuk kedua kalinya, “Wahai Ali, Demi Zat yang telah
P
mengutusku sebagai seorang nabi yang membawa kebenaran dan telah memilihku
sebagai seorang rasul dan penyelamat manusia, tidaklah berita kita ini disebutkan
dalam sebuah majelis penduduk bumi di mana di dalamnya ada sekumpulan pengikut
dan pecinta kami, sementara di tengah mereka ada kesedihan yang tidak dikatakan,
niscaya Allah akan melenyapkan kesedihan mereka. Dan tidak ada orang yang
246
Kemudian Imam Ali as berkata, “Jika demikian, demi Allah, kami menang dan kami
memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Begitu juga para pengikut kami.
Jika seseorang membaca Hadis Kisa’ dengan penuh keyakinan maka ia akan terbebas
dari cengkeraman kesulitan. Maksudnya, kesulitannya akan teratasi, atau kesulitan itu
Ayatullah Baha’uddin (semoga Allah Swt merahmati) yang pernah secara teratur
tengah pembicaraannya berkata, “Tolong bacakan Hadis Kisa’!” Lalu yang hadir
ah
membacakannya. Ayatullah Baha’uddin mengatakan bahwa kalimat-kalimat Hadis
i
Kisa’ adalah mukjizat. Karena Sayidah Fatimah Zahra as langsung menerima berita
Sy
dari Allah dan Jibril. Betapa banyak berita gembira yang terkandung dalam hadis ini.
Betapa Rasulullah saw dan Amirul Mukminin as telah bersumpah tentang hal ini
a
k
supaya kita percaya. Ruang lingkup syafaat Rasulullah saw sangat luas. Dan dia
a
Allah Swt berfirman di dalam Al-Quran, Dan pada hari itu diperlihatkan neraka
P
Jahannam; dan pada hari itu manusia ingat, namun ingatannya itu tidak berguna lagi
Dalam penjelasan ayat yang penuh berkah ini, Jibril berkata kepada Rasulullah saw,
“Wahai Rasulullah, aku memberi kabar gembira kepadamu bahwa pada hari itu
engkau mempunyai kedudukan yang tidak dipunyai nabi-nabi yang lain. Pada hari
247
Dalam hadis lain disebutkan bahwa Nabi Ya`qub as sampai melupakan Yusuf as.
Nabi Ya`qub as yang ketika di dunia menangisi Yusuf selama empat puluh tahun
hingga rambutnya memutih, tubuhnya membungkuk dan matanya buta. Begitu juga
Nabi Ibrahim as, yang melupakan Nabi Ishaq as. Allah Swt berfirman, Pada hari itu
manusia lari dari saudara-saudaranya, dari ibu dan bapaknya, suami dari istri dan
Seseorang bercerita: Pada tahun 1357 Hijrah Syamsiah, saat terjadi kebakaran di
Mina, kemah-kemah jamaah haji terbakar dan orang-orang lari menyelamatkan diri.
Pada saat itu orang-orang melupakan uang, pakaian, anak, teman, dan ruhaniawan.
ah
Keadaan saat itu tidak ubahnya seperti hari kiamat. Api membakar kemah-kemah dan
fasilitas kemudahan namun tetap saja para jamaah haji berada dalam tekanan dan
a
k
kesulitan. Kadang-kadang, Allah Swt menerima para nabi dan wali-Nya dengan
a
Orang itu melanjutkan ceritanya: Saat terjadi kebakaran, seorang insinyur muda yang
u
tergabung dalam rombongan kami menenteng tas di tangannya. Kami lari bersama-
P
sama. Pada saat lari itu kami melihat seorang ibu dari India lari sambil menggendong
menyelamatkan diri, hingga ketika si anak jatuh dari pundaknya, dia tidak
menyadarinya.
Sang insinyur muda membuang tasnya lalu menggendong anak yang terjatuh itu dan
kami pun segera menuju tempat yang aman menjauhi area kebakaran. Di sana kami
melihat ibu India itu, dia tengah memukuli kepalanya sambil berteriak, “Mana anak
saya?” Insinyur muda menyerahkan anak yang ada di gendongannya kepada si ibu.
248
Kemudian kami melihat ada seorang yang datang menyerahkan tas insinyur muda itu.
Orang itu berkata, “Saya lihat Anda menggendong anak itu maka saya pun
membawakan tas anda.” Alhasil, kebaikan akan mendatangkan kebaikan dan rahmat
akan mendatangkan rahmat. Insinyur ini telah memberikan rahmatnya, dan itu
goncangan hari kiamat itu adalah sesuatu yang sangat dahsyat (QS. Al-Hajj: 1).
Pada hari itu, bahkan Nabi Ibrahim as sampai lupa pada anaknya. Berkenaan dengan
kiamat malaikat Jibril menjelaskan kepada Rasulullah saw sebagai berikut: “Tidak
ah
ada seorang pun hamba yang Allah ciptakan, baik dia itu seorang malaikat atau pun
i
seorang nabi kecuali pada hari itu dia akan berkata, ‘Tuhanku, tolonglah aku,
Sy
tolonglah aku.’ Hanya engkau, hai Nabi Allah yang berkata, ‘Tolonglah umatku,
Imam Ali as meriwayatkan bahwa Rasulullah saw telah bersabda bahwa ayat terbaik
st
di dalam Al-Quran ialah ayat ini: Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka
u
itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian
P
Kemudian Rasulullah saw menjelaskan, “Wahai Ali, luka yang menimpa tubuh
seseorang dan begitu juga lecet yang menimpa kakinya, itu tidak lain disebabkan dosa
yang dilakukannya. Allah Swt lebih mulia dari menghisab kembali dosa yang telah
dimaafkan di dunia, dan lebih adil dari menghisab kembali dosa yang telah dikenai
261
Tafsir Nur ats-Tsaqalain, jil. 5, hal. 575.
262
Tafsir Nur ats-Tsaqalain, jil. 4, hal. 581, hadis 100; Bihar al-Anwar, jil. 70, hal. 316.
249
Karena itu, perlu diketahui bahwa seluruh penderitaan yang menimpa manusia
disebabkan oleh perbuatan mereka sendiri, yakni disebabkan dosa yang mereka
lakukan. Di samping itu, Allah Swt akan memaafkan sebagian besar dosa tersebut dan
tidak akan menyiksanya. Karena Allah Swt selalu menampakkan hal-hal yang indah
dan menutupi hal-hal yang buruk. Dia “pura-pura” tidak melihat dan pura-pura tidak
mendengar. 263
manusia untuk membersihkan diri mereka di dunia. Saat Allah Swt memaafkan
ah
menimpa tiap-tiap orang, hingga mereka menjadi bersih, dan nanti pada hari akhirat
i
menjadi suci seperti perawan yang belum tersentuh oleh dosa. Dalam hadis dikatakan
Sy
bahwa seorang mukmin di surga tidak ubahnya seperti perawan. Maksudnya, tidak
mempunyai dosa sama sekali. Seperti saat pertama dia diciptakan Allah Swt. Seperti
a
k
Seorang ulama berkata: “Saya menjamin api neraka Jahannam tidak akan menyentuh
st
orang yang mengakui wilâyah (kepemimpinan) Ahlulbait.” Artinya, jika dalam hati
u
dan jiwamu ditanam kecintaan kepada Ahlulbait, maka api neraka Jahannam tidak
P
akan dapat menyentuhmu. Kecuali jika seseorang telah berpisah dari kecintaan kepada
Ahlulbait as. Neraka Jahannam tidak mampu membakar para pecinta Ahlulbait.
Dalam sebuah hadis Rasulullah saw bersabda, “Pada hari kiamat, neraka Jahannam
berkata kepada orang mukmin, ‘Cepatlah engkau berlalu, hai orang mukmin, karena
263
Al-Kafi, jil. 2, hal. 578; Bihar al-Anwar, jil. 95, hal. 198, jil. 92, hal. 352.
264
Bihar al-Anwar, jil. 8, hal. 249; Tafsir ash-Shafi, jil. 3, hal. 289.
250
Berbicara tentang Rahmat dan Ampunan Allah Swt
Sebagian besar dosa diampuni. Artinya, perhitungan perbuatan atau amal seseorang
kemudian menjadi bersih. Ayat di atas membawa berita gembira dan harapan besar.
Ayat tersebut tampak berhubungan erat dengan doa-doa Ahlulbait, yang jika ditelaah
secara cermat maka sebagian besar berbicara tentang rahmat dan ampunan Allah Swt.
Di antara doa-doa yang biasa dibaca setelah shalat fardhu (ta`qib), terdapat doa sangat
ah
ِ ﻚ أ َْو َﺳ ُﻊ َﻣ ْﻦ َذﻧِْ ﱠ
ْ ِْ أَﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ إ ْن َﻛﺎ َن َذﻧ،ﱯ
ﱯ ْ َ َﻚ أ َْر َﺟﻰ ِﻣ ْﻦ َﻋ َﻤﻠِ ْﻲ َو إِ ﱠن َر ْﲪَﺘ َ َأَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ إِ ﱠن َﻣ ْﻐ ِﻔ َﺮﺗ
ﻚ
َ ُﻚ ﻓَـ َﺮ ْﲪَﺘ i
َ َ أَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ إِ ْن َﱂْ أَ ُﻛ ْﻦ أ َْﻫﻼً أَ ْن أَﺑْـﻠُ َﻎ َر ْﲪَﺘ،ﱯ ِ ِ
ْ ِْﻋ ْﻨ َﺪ َك َﻋﻈ ْﻴ ًﻤﺎ ﻓَـ َﻌ ْﻔ ُﻮ َك أَ ْﻋﻈَ ُﻢ ﻣ ْﻦ َذﻧ
ِ
Sy
ِِ ﻚ � أَرﺣﻢ اﻟ ﱠﺮ ِ ِ ْ ِﻷَﻧﱠـ َﻬﺎ َو ِﺳ َﻌ،ﲏ
ﲔ
َ ْ اﲪ َ َ ْ َ َ ﺖ ُﻛ ﱠﻞ َﺷ ْﻴ ٍﺊ ﺑ َﺮ ْﲪَﺘ ْ ِ ﺴ َﻌ ْ َِأ َْﻫ ٌﻞ أَ ْن ﺗَـ ْﺒـﻠُﻐ
َ َﲏ َو ﺗ
a
rahmat-Mu lebih luas dari dosaku. Ya Allah, jika dosaku menggunung di sisi-Mu,
a
maaf-Mu lebih agung dari dosaku. Ya Allah, jika aku tidak pantas menerima
st
meliputi segala sesuatu. Dengan rahmat-Mu wahai Zat Yang lebih Pengasih dari para
P
pengasih.
Rasulullah saw bersabda, “Siapa saja yang ingin Allah Swt tidak memeriksa amal
perbuatannya dan tidak membuka catatan dosa-dosanya pada hari kiamat, maka setiap
Begitu indah ucapan Rasulullah saw, yang dengan itu menutup seluruh pintu neraka
Jahannam. Rasulullah saw berkata, “Jika dosaku begitu besar namun Engkau jauh
lebih besar. Karena itu Engkau harus mengampuniku. Jika aku tidak layak
265
“Ta`qibat musytarakah”, dalam Mafatih al-Jinan.
251
memperoleh rahmat-Mu, namun rahmat-Mu begitu luas hingga menggapai segala
sesuatu, dan salah satunya adalah aku. Karena itu, jika aku berbicara tentang harapan
Haji Agha Dulabi (semoga Allah Swt merahmati) yang tak pernah lelah selalu
berbicara tentang rahmat Allah Swt, pernah berkata: Pada mulanya kami seorang
pedagang dan petani. Kami duduk dengan ahli dunia. Namun di mana saja ahli dunia
ah
duduk bersama ahli ibadah. Mereka berkata, “Tuan, kita menghadapi masalah sangat
i
besar. Di dalam kubur ada ular dan kalajengking yang begitu banyak, dan himpitan
Sy
alam kubur yang meremukkan tulang-belulang. Juga setelah itu ada neraka Jahannam
di hadapan kita. Jika sekali saja kamu salah melangkah maka engkau akan disiksa
a
k
selama empat puluh tahun.” Kemudian kami duduk bersama ahli sayr wa suluk.
a
tidak bisa menjadi manusia sesungguhnya. Engkau harus melakukan riyadhah selama
u
tujuh puluh tahun untuk bisa mengubah satu sifatmu. Itu pun belum tentu bisa.”
P
Semuanya berbicara tentang keputusasaan. Baik ahli dunia, ahli ibadah, ahli sayr wa
Oleh karena itu, sekarang marilah kita hancurkan jampi-jampi dan mantra mereka itu.
Selama tujuh puluh tahun kita telah berbohong. Justru Tuhan kita adalah Tuhan yang
begitu baik. Yang selalu membereskan urusan dunia dan akhirat kita. Yang selalu
menyucikan kita. Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Allah Swt
memberikan rahmat-Nya yang begitu luas kepada kita. Sungguh rahmat Allah Swt
begitu luas.[]
252
-14-
Pada hari kiamat Allah Swt menebarkan rahmat-Nya sehingga Iblis pun berharap
Bulan Sya`ban adalah bulan utama. Bulan ini merupakan mukadimah bulan
Ramadhan yang penuh berkah, cabang kebaikan, dan penuh rahmat. Almarhum
muhaddis Al-Qummi, di dalam kitab Mafatih al-Jinan, menukil sebuah hadis panjang
ah
yang menerangkan tentang keutamaan hari pertama bulan Sya`ban. Rasulullah saw
i
menjelaskan keutamaan hadis tersebut. Sang perawi hadis adalah Amirul Mukminin
Sy
as.
Pada penggalan hadis disebutkan bahwa pada hari pertama bulan Sya`ban, pohon
a
k
rumah dan semua tempat. Siapa saja yang melakukan kebaikan atau memiliki sifat
st
maka dia telah menggengam salah satu ranting pohon Thuba tersebut. Bahkan jika
P
seseorang mempunyai tagihan utang kepada orang lain tetapi orang itu tidak sanggup
diberikan satu ranting pohon Thuba. Sungguh mengagumkan! Surga dapat dibeli
Amirul Mukminin as berkata, “Masuk surga itu murah sementara masuk neraka itu
mahal.” 266 Artinya, pergi ke Jahannam memerlukan banyak usaha, perlu banyak
266
Bihar al-Anwar, jil. 75, hal. 90, hadis 95.
253
meninggalkan agama, harus menginjak-injak nurani, harus menghancurkan fitrah.
Menuju neraka Jahannam harus banyak melalui jalan berbatu yang tajam dan tapak-
tapak penuh liku untuk bisa sampai ke sana. Sedangkan pergi ke surga sangat mudah.
Ini adalah perkataan Amirul Mukminin as yang bertentangan dengan semua teori yang
mengatakan bahwa jalan menuju neraka adalah mudah sementara jalan menuju surga
sangat susah. Tidak! Yang benar ialah, justru jalan menuju surga itu sangat mudah
Suatu hari, seseorang berkata kepada Imam Ali bin Husain as, bahwa Hasan Bashri
mengatakan, “Tidak mengherankan soal orang celaka bagaimana dia bisa celaka tetapi
ah
yang mengherankan ialah orang yang selamat bagaimana dia bisa selamat.”
i
Imam Ali Sajjad as berkata, “Aku justru berkata, ‘Tidak mengherankan orang yang
Sy
selamat bagaimana dia bisa selamat tetapi yang mengherankan ialah orang yang
Dalam sebuah hadis dikatakan, “Allah Swt berkata kepada Daud, ‘Seorang hamba-Ku
a
melakukan satu kebaikan, maka Aku masukkan dia ke dalam surga.’” 268
st
Jadi benarlah, bahwa surga begitu murah. Jika dengan Tuhan yang seperti ini manusia
u
tidak bisa melakukan hubungan baik dan saleh, sungguh keterlaluan. Perhatikanlah
P
bagaimana Allah Swt memasukkan seorang manusia ke dalam surga hanya karena
orang itu melakukan satu kebaikan. Surga yang luasnya seukuran langit dan bumi
(QS. Ali Imran: 133). Surga yang di dalamnya seorang Mukmin dapat menjamu
seluruh makhluk di alam ini. Surga yang kekal abadi. Surga yang di dalamnya
terdapat segala sesuatu yang diinginkan oleh hati dan sedap (dipandang) mata, dan
Dalam riwayat disebutkan bahwa surga dapat dibeli dengan satu butir kurma.
267
Safinah al-Bihar, jil. 3, hal. 334.
268
Imam Ali Ridha as, Jawahir as-Saniyyah, hal. 96; `Uyun Akbar ar-Ridha, jil. 1, hal. 279, hadis 84.
254
Nabi Daud as berkata, “Apa kebaikan itu?”
Jika Allah Swt tidak menjelaskan demikian, kita akan berkata, pasti kebaikan yang
dimaksud ialah melakukan shalat malam selama tujuh puluh tahun, atau beribadah
dan berdoa selama bertahun-tahun. Allah Swt justru berkata: “Tidak, cukup satu
kebaikan kecil.”
Allahu Akbar! Allah Swt memberi gunung sebagai ganti jerami kering. Allah Swt
mengampuni dosa yang menggunung hanya dengan satu kebaikan kecil, lalu
ah
memasukkannya ke dalam surga. Tentu saja, Allah Yang Mahabesar pasti pemberian-
i
Nya juga sangat besar. Jika seseorang membahagiakan seorang mukmin,
Sy
menghilangkan kesedihannya, melayaninya, meski dengan satu butir kurma, maka
Allah Yang Maha Pemurah akan memasukkannya ke dalam surga. Ingatlah bahwa ini
a
k
adalah kata-kata Allah Swt. Yakni, hanya dengan satu alasan kecil Dia memasukkan
a
Dalam sebuah riwayat Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang memberi makan
P
darinya.”
Memberi kurma dan minuman manis kepada seorang mukmin itu baik. Karena tabiat
seorang mukmin sejalan dengan sesuatu yang manis. Imam Ja`far Shadiq as berkata,
“Sesungguhnya kami dan para pengikut kami diciptakan dari sesuatu yang manis, dan
269
Bihar al-Anwar, jil. 63, hal. 285, hadis 3.
255
Rasulullah saw juga bersabda, “Orang mukmin itu manis dan suka yang manis-
manis.” 270
Hanya dengan satu kebaikan pintu surga terbuka bagi kita. Karena itu, jika Anda
membukakan jalan keluar bagi kesulitan saudara seiman, tersenyum kepadanya, dan
membuatnya tersenyum, maka itu satu kebaikan yang dapat membuka pintu surga.
Namun, seorang mukmin sedapat mungkin harus kuat dan dapat mengontrol diri.
belas tanda orang mukmin. Salah satunya ialah, “Orang mukmin (ialah
ah
menampakkan) kegembiraan di wajahnya dan (menyembunyikan) kesedihan di
hatinya.” 271
i
Sy
Pada tempat lain Amirul Mukminin as menjelaskan sifat orang mukmin berikutnya,
“Dadanya sangat luas.” Dada orang mukmin sangat luas. Dengan satu peristiwa kecil
a
k
dia tidak akan berbelok arah. Orang mukmin sangat lapang dada.
a
Haji Agha Dulabi bercerita, “Sebagian teman kita begitu mempunyai dada yang
st
lapang dan hati yang luas, hingga meski selama tujuh puluh tahun mereka mempunyai
u
masalah dan kesulitan namun mereka tidak menunjukkannya. Kita tahu apa yang ada
P
dalam hati mereka namun kita selalu mendapati mereka dalam keadaan senyum.”
Menunjukkan kegembiraan itu baik. Namun kepada siapa kita mau menunjukkan
kesedihan kita? Jika menunjukkannya kepada musuh, maka mereka akan gembira.
Dan jika menunjukkannya kepada teman, maka mereka akan ikut bersedih. Karena
270
Bihar al-Anwar, jil. 63, hal. 288, hadis 2.
271
Nahj al- Balaghah, hikmah 333; Bihar al-Anwar, jil. 61, hal. 305, hadis 37.
256
Usahakan jangan sampai masalah di luar rumah kita bawa ke dalam rumah dan
menjadikan istri dan anak kita sebagai pelampiasan. Begitu juga jika kita mempunyai
masalah dengan istri dan anak, jangan sampai kita bawa ke teman-teman dan
Karena seorang mukmin akan mencapai derajat ... tidak ada kekhawatiran pada diri
Di dalam kitab Ushul al-Kafi, saat menghitung tentara akal dan kebodohan,
ah
Almarhum Kulayni berkata, “Kegembiraan termasuk sebagai tentara akal, sedangkan
i
kesedihan dimasukkan sebagai tentara kebodohan.”
Sy
Dengan kata lain, kesedihan milik neraka Jahannam. Karena di surga sama sekali
tidak ada kesedihan dan kesusahan. Jika kita mampu menggembirakan satu hati maka
a
k
itu sangat bernilai. InsyaAllah, dengan mudah kita dapat melakukan hal ini.
a
mereka sukai. Dengan sepasang kaus kaki, setangkai bunga atau sebungkus manisan,
P
Allah Swt berkata kepada Nabi Daud as, “Bahkan jika seseorang menggembirakan
seorang mukmin dengan sebutir (buah) kurma, Aku masukkan dia ke dalam surga.”
Jika kita bepergian, bawalah hadiah bagi saudara mukmin. Meski dari sisi nilai materi
tidak seberapa namun itu menunjukkan bahwa kita ingat kepadanya, dan
menyukainya. Saat kita membahagiakan hatinya, itulah momen paling berharga, yang
tidak dapat dihitung nilainya. Saat kita membuat Allah Swt ridha terhadap perbuatan
257
kita, maka itu sangat berharga. Seluruh dunia dan segala isinya tidak ada apa-apanya
Imam Hasan Askari as berkata, “Jika seluruh dunia aku jadikan satu suapan lalu aku
letakkan ke dalam mulut seorang hamba Allah yang ikhlas, aku tetap belum bisa
menunaikan haknya.” 272 Maksudnya, dari sisi materi aku belum melakukan apa-apa di
hadapannya. Namun saat aku membahagiakan hatinya maka itu sangat berharga,
Sebagai jawaban kepada Allah Swt, Nabi Daud as berkata, “Orang yang mengenal-
ah
Allah Lebih Pengasih dari Seorang Ibu
i
Rahmat Allah Swt tidak terbatas. Dia lebih pengasih dari siapa pun. Sebuah kisah
Sy
menuturkan sebagai berikut: Ada seorang ibu yang mempunyai dua orang anak laki-
laki. Satu orang anaknya berada di jalan yang benar, baik dan taat. Sedangkan yang
a
k
satunya lagi sering berbuat dosa dan kejahatan. Anak yang pertama meninggal dunia.
a
Meskipun anak itu meninggalkannya namun sang ibu tidak begitu sedih. Sang ibu
st
berkata, “Saya tahu perbuatannya selalu baik, tentu dia akan mendapat tempat yang
u
baik.”
P
Kemudian anak yang kedua sakit dan sedang menghadapi sakaratul maut. Sang ibu
begitu sedih dan banyak menangis. Si anak berkata kepada ibunya, “Kenapa untuk
saudaraku ibu tidak begitu bersedih sedangkan untukku yang sering menyakiti dan
Sang ibu menjawab, “Anakku, aku tidak mengkhawatirkan saudaramu. Dia pasti
memperoleh tempat yang baik dan akan masuk surga. Namun ibu sangat
mengkhawairkanmu.”
272
Bihar al-Anwar, jil. 67, hal. 250.
258
Si anak berkata, “Ibu tidak perlu khawatir. Karena saat ini juga telah terbersit dalam
hatiku, betapa seorang ibu begitu menyayangi anaknya. Tentunya Tuhan yang telah
menciptakan ibu juga amat sayang kepadaku. Karena itu, Ibu tidak usah khawatir.
Karena Allah Swt pasti mengampuniku.” Dengan kata-katanya itu si anak dapat
menenangkan ibunya.
Kemudian anak itu meninggal dunia. Dalam mimpi sang ibu melihat anaknya berada
di salah satu taman surga. Sang ibu bertanya, “Anakku, bagaimana engkau bisa
Si anak menjawab, “Seperti yang aku katakan kepadamu. Aku berkata kepada Allah,
ah
‘Ibuku sangat menyayangiku. Dia tidak ingin anaknya masuk neraka. Lantas, Engkau
i
yang beribu-ribu kali lebih penyayang dibandingkan ibuku, apakah rela aku masuk
Sy
neraka?’”
Dalam sebuah hadis diceritakan, seorang ibu menyalakan tungku untuk memasak roti.
a
k
Api sudah menyala sementara anaknya bermain ke sana ke mari di sekitar perapian.
a
Pada saat tepung gandum sudah siap untuk dimasak, datang seorang wanita lalu
st
bertanya, “Apakah engkau mengenal laki-laki yang tadi lewat ke sini?” Ibu itu
u
menjawab, “Tidak tahu.” Wanita itu memberitahu, “Laki-laki itu adalah Rasulullah
P
saw.”
Kemudian ibu itu datang kepada Rasulullah saw dan berkata, “Wahai Rasulullah, aku
“Wahai Rasulullah, apakah ibu yang paling penyayang atau Allah Swt?” Rasulullah
Diriwayatkan dari Rasulullah saw bahwa seluruh cinta dan rahmat yang tersebar di
alam semesta ini hanya seperseratus dari rahmat Allah Swt. Adapun sembilan puluh
259
sembilan persen rahmat yang lain, akan ditampakkan oleh Allah Swt pada hari
kiamat.
langit dan bumi. Kemudian Allah turunkan satu rahmat dari seratus rahmat itu ke
bumi. Dengan satu rahmat itu seorang ibu begitu menyayangi anaknya, binatang-
binatang saling mengasihi satu sama lain, dan begitu juga di antara burung-burung.
Adapun sembilan puluh sembilan rahmat lagi akan Allah berikan pada hari kiamat.
Pada saat hari kiamat Allah Swt gabungkan satu rahmat di dunia dengan
ah
Jadi, seluruh kasih sayang ibu kepada anak-anaknya di dunia ini sesungguhnya
i
berasal dari satu rahmat yang Allah Swt tebarkan di alam ini. Dengan kata lain, hanya
Sy
sebagian kecil rahmat dan cinta Allah yang diletakkan pada hati seorang ibu. Kita pun
kemudian menyadari betapa Allah Swt Maha Penyayang! “Allah lebih penyayang dari
a
semua yang penyayang.” 274 Bahkan seluruh rahmat dan kasih sayang sepenuhnya
a k
berasal dari-Nya.
st
Karena itu, Rasulullah saw bersabda, “Sudah barang tentu Allah lebih penyayang dari
u
seorang ibu.”
P
Ibu itu berkata, “Aku sebagai ibu sama sekali tidak terlintas keinginan sedikit pun
untuk memasukkan anakku ke dalam tungku api. Lantas bagaimana mungkin Allah
Mendengar itu Rasulullah saw sedih dan kecewa. Air matanya mengalir dan beliau
menangis. Kemudian beliau bersabda, “Allah Swt tidak akan memasukkan seseorang
273
Rawdhah al-Wa`izhin, jil. 2, hal. 502.
274
Bihar al-Anwar, jil. 91, hal. 388; al-Balad al-Amin, hal. 405.
260
ke dalam neraka kecuali jika dia menolak untuk mengatakan, ‘Tidak ada Tuhan selain
Allah.’” 275
Artinya, seseorang yang tidak mau menerima tuan rumah atau dia tidak mau
menerima Allah Swt itulah neraka. Saat dia tunduk kepada kebenaran, maka itu
adalah surga. Seseorang tidak akan masuk neraka kecuali dia lari dari naungan Allah
Swt. Dalam hadis qudsi dikatakan: “Kalimat ‘Tidak ada Tuhan selain Allah’ adalah
benteng-Ku. Siapa saja yang mengatakannya maka dia masuk ke dalam benteng-Ku,
dan siapa yang masuk ke dalam benteng-Ku maka dia aman dari siksa-Ku.” 276
Allah Yang Maha Pengasih telah mengutus seluruh nabi dan para imam. Sementara di
ah
dalam diri kita Allah Swt meletakkan nurani dan fitrah. Allah Swt telah menunjukkan
i
jalan-jalan kebaikan kepada kita, dan meletakkan berbagai rintangan yang mencegah
Sy
jalan menuju neraka. Diri kita sendiri yang mencabut rintangan-rintangan itu dan
Mukminin Ali as telah berkata, “Masuk surga itu murah sedangkan masuk neraka itu
a
mahal.”
st
Seorang ibu sama sekali tidak akan pernah memasukkan anaknya ke dalam api, tetapi
u
anaknya sendiri yang nakal dan melemparkan dirinya ke dalam api. Jika Allah Swt
P
menunjukkan sebagian kecil dari rahmat-Nya kepada kita maka seluruh wujud kita
akan dipenuhi rahmat, dan tidak akan ada yang keluar dari diri kita kecuali rahmat.
Masihkah belum tampak bagaimana para imam kita begitu mencintai dan mengasihi
musuh-musuhnya? Mereka memberi air kepada Muawiyah. Mereka memberi air dan
roti kepada Ibnu Muljam. Tidakkah kita melihat bagaimana Imam Husain as memberi
air kepada pasukan Hurr. Imam Husain as berkata kepada Syimir, “Beri aku sedikit
275
Pand e Tarikh, jil. 2, hal. 107.
276
Mustadrak Imam Ar-Ridha as, jil. 2, hal 519, hadis 55; Bihar al-Anwar, jil. 49, hal. 126.
261
air.” Sebenarnya Imam Husain as ingin mengatakan, “Beri aku sedikit air supaya aku
bisa memberi syafaat kepadamu di hadapan kakekku.” Sungguh, ini semua adalah
rahmat. Mungkin saja ada orang yang tidak mau menerimanya dan berkata, “Aku
lebih memilih neraka dibandingkan aib.” (sebagaimana dalam riwayat yang telah
Rahmat Allah Swt sungguh sangat luas. Dia lebih luas dari apa yang kita katakan.
Allah Swt begitu Pengasih sehingga Imam Ja`far Shadiq as berkata, “Pada hari kiamat
Allah Swt begitu menebarkan rahmat-Nya hingga Iblis pun berharap berada dalam
ah
naungan rahmat-Nya.” 277
i
Iblis yang merupakan perwujudan kesesatan dan sesuatu yang menyesatkan masih
Sy
berharap bisa berada dalam naungan rahmat Allah Swt. Ini menunjukkan begitu
luasnya rahmat Allah Swt. Dia berfirman di dalam Al-Quran, Tiada suatu ucapan pun
a
k
yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir
a
Allah Swt meletakkan dua orang malaikat di sisi kanan dan kiri manusia, untuk
u
mencatat amal perbuatannya. Malaikat pencatat amal kebaikan berada di sisi sebelah
P
kanan sedangkan malaikat pencatat amal keburukan berada di sisi sebelah kiri.
Namun wewenang berada di tangan malaikat sisi sebelah kanan, yaitu pencatat amal
kebaikan.
kebaikan diganti dua kali dalam sehari, yaitu pagi dan malam. Sedangkan malaikat
pencatat amal keburukan tidak pernah diganti. Kelak pada hari kiamat ada beribu-ribu
malaikat yang memberi kesaksian akan amal kebaikan manusia, namun yang memberi
277
Bihar al-Anwar, jil. 7, hal. 287, hadis 1.
262
kesaksian akan amal keburukannya hanya satu malaikat. Saat beribu-ribu malaikat
bersaksi akan kebaikan seseorang sedangkan hanya satu malaikat yang bersaksi akan
keburukannya maka Allah Swt akan menerima kesaksian para malaikat yang bersaksi
Dalam sebuah riwayat disebutkan: Seseorang datang dan bertanya kepada Amirul
Mukminin Ali bin Abi Thalib as, “Apakah rahmat Allah Swt juga meliputi orang-
Ketika itu hujan turun. Amirul Mukminin as berkata, “Tolong ambilkan dua buah
ah
mangkuk. Yang satu bersih dan yang satu kotor.” Kemudian “Letakkanlah kedua
i
mangkuk itu di bawah air hujan.” Setelah beberapa saat, Amirul Mukminin as berkata
Sy
lagi, “Sekarang, berikan kedua mangkuk itu.” Mereka mengambil kedua mangkuk itu
yang telah penuh dengan air hujan, lalu berkata, “Begitu juga dengan rahmat Allah
a
Swt. Dia meliputi orang yang taat dan orang yang suka berbuat dosa.” 278
a k
Artinya, rahmat Allah Swt meliputi orang yang berwadah bersih dan meliputi orang
st
yang wadahnya kotor. Perbedaannya ialah mungkin saja air hujan yang ada di wadah
u
yang kotor ikut tercemar dan menjadi kotor. Meskipun demikian, rahmat Allah tetap
P
saja mengenai dan meliputinya. Oleh karena itu, tidak benar perkataan bahwa rahmat
Allah Swt tidak mengenai dan meliputi orang yang suka berbuat dosa.
Dalam doa menguburkan jenazah terdapat untaian kalimat: “Dan berilah ketenangan
kepadanya dengan rahmat-Mu. Yaitu rahmat yang dengan perantaraannya dia tidak
278
Ranggo Rangg, jil. 2, hal. 327.
279
Al-`Urwah al-Wutsqa, jil. 1, hal. 321.
263
Diceritakan: Suatu malam Allah menunjukkan satu sisi dari rahmat-Nya kepada
seorang arif. Saat arif itu melihat dia tertegun. Kemudian dia berkata, “Ya Allah,
dengan rahmat yang telah Engkau tunjukkan kepadaku, jika besok aku ceritakan
kepada manusia niscaya tidak akan ada lagi orang mau bersujud kepada-Mu. Tidak
akan ada lagi orang yang mau mendengar perintah-Mu. Karena dengan rahmat yang
telah Engkau tunjukkan kepada-Ku, Engkau akan mengampuni orang yang berdosa
Allah Swt berkata kepada si arif, “Jika engkau melakukan itu maka Aku akan buka
ah
Arif itu berkata, “Ya Allah, cukup. Engkau tidak akan mengatakannya dan aku pun
i
tidak akan mengatakannya. Ya Allah, kebaikan-Mu tidak terbatas sedangkan
Sy
keburukanku tidak terbatas.”
Amirul Mukminin as berkata, “Jika tirai penutup kalian terbuka. niscaya kalian tidak
a
akan mau menguburkan jenazah satu sama lain.” 280 Kita semua berada dalam tirai
a k
penutup Allah Swt. Ampunan Allah Swt berarti Dia menutupi kesalahan-kesalahan
st
manusia.
u
Dalam penjelasan lain disebutkan bahwa semua dosa yang tidak ditampakkan akan
P
diampuni oleh Allah Swt. Imam Ali bin Musa ar-Ridha as berkata, “Orang yang
menyembunyikan amal kebaikannya maka baginya tujuh puluh lipat pahala, sedang
orang yang mengumumkan amal kebaikannya maka baginya satu lipat pahala.
Adapun orang yang menyembunyikan dosanya, maka dia diampuni sedang orang
yang mengumumkan dosanya maka dia akan mendapatkan kehinaan.” 281 Betapa hadis
280
Amali ash-Shaduq, hal. 446; Bihar al-Anwar, jil. 76, hal. 358.
281
Bihar al-Anwar, jil. 67, hal. 251, hadis 4.
264
Ringkasnya, ke mana saja menggerakkan tangan, kita akan menemukan berita
gembira, menemukan jalan menuju Allah Swt, jalan menuju surga. Karena itu, seluruh
dosa yang kita lakukan yang hanya diketahui oleh kita dan Tuhan saja, serta tidak ada
orang lain yang tahu, pasti akan diampuni. Adapun orang yang melakukan dosa secara
terang-terangan, atau memberitahukannya kepada orang lain, maka dia akan mendapat
kehinaan di dunia dan di akhirat. Seluruh hukuman, siksaan dan hilangnya harga diri
Menampakkan dosa lebih buruk dari perbuatan dosa itu sendiri. Jika seorang dengan
terang-terangan tidak berpuasa selama tiga hari berturut-turut, tanpa alasan yang
ah
dibenarkan maka hukuman baginya adalah hukuman mati. Sangat berbeda dengan
i
orang yang tidak berpuasa secara sembunyi-sembunyi. Karena orang yang melakukan
Sy
dosa secara terang-terangan berarti telah mengoyak kehormatan, telah membuka jalan
bagi semua orang untuk juga berani melakukan dosa. Bahkan, menceritakan
a
k
perbuatan dosa termasuk dosa besar. Seorang yang menceritakan perbuatan dosanya
a
kepada orang lain berarti dia telah melakukan dosa besar, dan akibatnya dia akan
st
mendapat kehinaan.
u
Allah Swt berkata, “Aku mengampuni segala dosa yang engkau sembunyikan.” Oleh
P
dosa”. Karena dosa yang disembunyikan akan dimaafkan. Kita harus waspada jangan
“Jangan kalian koyak tirai kalian di hadapan orang yang mengetahui rahasia-rahasia
kalian.” 282
282
Nahj al- Balaghah, Khotbah 203; Bihar al-Anwar, jil. 70, hal. 88, hadis 56.
265
Jika seseorang tidak mengakui dan tidak menunjukkan dosanya di hadapan hakim,
dan tidak ada saksi maka sang hakim tidak dapat berbuat apa-apa. Untuk
membuktikan perbuatan zina Allah Swt mengatakan harus ada empat orang saksi
yang adil yang menyaksikan perbuatan tersebut hingga mereka bisa memberikan
kesaksian.
Hanya semata seorang laki-laki bertemu dengan seorang wanita, atau keduanya
bersentuhan, atau tidur bersebelahan, maka itu tidak dapat dijadikan dasar kesaksian.
Saksi harus melihat langsung dengan kedua matanya perbuatan zina tersebut. Itu pun
bukan satu orang melainkan harus empat orang yang adil, yang kita dapat
ah
bermakmum shalat di belakangnya. Selanjutnya, jika hanya tiga orang dengan kriteria
i
yang disebutkan itu saja yang mau memberi kesaksian, sedangkan orang yang
Sy
keempat tidak mau memberi kesaksian, maka ketiga orang saksi itu mendapat
hukuman cambuk, sebab mereka telah mengatakan sesuatu yang tidak dapat
a
k
dibuktikan.
a
Apakah mungkin dengan syarat-syarat kesaksian yang sangat sulit dan ketat seperti ini
st
kesaksikan perbuatan zina dapat ditegakkan? Saya tidak yakin kesaksian yang seperti
u
ini bisa terjadi. Bahkan jika seorang benar-benar melihat perbuatan ini dengan cara
P
memata-matai maka dia tidak termasuk orang yang adil. Sehingga, sesungguhnya, dia
tidak akan bisa memberi kesaksian. Adapun untuk perbuatan membunuh diperlukan
Maka perhatikanlah sekali lagi, bagaimana Allah Swt menutup semua jalan supaya
harga diri kita tetap terjaga. Karena itu, tindakan tidak membuka dan menampakkan
266
Kalaulah Rasulullah saw dan para imam menerapkan hukuman biasanya karena yang
bersangkutan sendiri datang dan mengakui dosanya. Itu pun disebabkan yang
dosanya. Mungkin itu dilakukan karena rasa bersalah dan takutnya kepada neraka
Jahannam. Namun seharusnya dia juga mengetahui bahwa pada saat bertobat dia
menjadi bersih kembali, tidak lagi menjadi ahli Jahannam, dan dosanya terhapus.
ah
memberi pengakuan.
i
Dalam sebuah riwayat disebutkan, seorang laki-laki datang kepada Amirul Mukminin
Sy
Ali as lalu berkata, “Wahai Amirul Mukminin, aku telah berzina. Tolong sucikan
Mukminin mengemukakan alasan baginya supaya dia berpaling dari apa yang
st
dikatakannya. Hingga orang itu datang untuk keempat kalinya sambil menyatakan
u
bahwa dia telah berzina dan meminta hukuman zina dijatuhkan kepadanya.
P
Melihat itu Amirul Mukminin as sangat marah dan berkata, “Sungguh buruk
di hadapan banyak orang. Apakah dia tidak bisa bertobat di rumahnya!” Kemudian
antara Allah dengan dirinya, itu lebih utama daripada aku memberlakukan hukuman
283
Bihar al-Anwar, jil. 40, hal. 293, hadis 66.
267
Apakah Allah butuh mencambuk dan menghukum? Mengapa di hadapan Allah Swt
yang mau mengampuni hamba-Nya hanya dengan istighfar, tobat, dan penyesalan,
saw dan para Imam tidak suka seseorang datang menyatakan dosanya. Mereka
Pengakuan Bodoh
Dalam riwayat lain disebutkan, seorang wanita datang ke hadapan Amirul Mukminin
Ali as. Wanita itu berkata, “Wahai Amirul Mukminin, aku terlah berzina. Tolong
sucikan aku.”
ah
Imam Ali as mengajukan beberapa pertanyaan kepada wanita itu, bahkan memberikan
i
kepadanya jalan untuk lari. Namun dia tetap memberi pengakuan yang memenuhi
Sy
syarat diberlakukannya hukuman, karena wanita itu hamil. Amirul Mukminin as
berkata lagi, “Sekarang pergilah. Nanti datang lagi ke sini setelah engkau
a
k
melahirkan.”
a
Setelah beberapa waktu wanita itu datang lagi kepada Imam Ali dan berkata, “Aku
st
Amirul Mukminin as pura-pura tidak tahu. Dia menghadapi wanita itu sedemikian
P
rupa seolah-olah tidak mengenalnya. Imam Ali bertanya, “Aku harus menyucikan
pernah ditanyakan sebelumnya, dengan harapan wanita itu tidak memberi pengakuan.
Sekarang susuilah dia selama dua tahun, setelah itu baru engkau kemari lagi.”
268
Wanita itu pun pergi. Setelah dua tahun dia datang kembali dan berkata, “Aku telah
menyusui anakku selama dua tahun. Sekarang, sucikanlah wahai Amirul Mukminin.”
Imam Ali kembali pura-pura tidak tahu, beliau bertanya, “Aku harus menyucikan
orang yang merawatnya hingga dia balig. Sekarang pergilah. Beri anakmu makan dan
minum. Jaga dia jangan sampai jatuh dari atap atau masuk ke dalam sumur hingga dia
ah
besar.”
i
Wanita itu pulang sambil menangis. Di tengah jalan dia bertemu orang yang lebih
Sy
tidak paham lagi darinya. Orang itu bertanya, “Kenapa engkau menangis?” Wanita itu
menjawab, “Aku datang berkali-kali kepada Amirul Mukminin supaya aku disucikan.
a
k
Namun setiap kali aku datang kepadanya dia selalu mencegahnya dengan berbagai
a
alasan. Kali ini pun dia berkata, ‘Pergi, rawat dulu anakmu hingga dia besar.’ Aku
st
Kemudian keduanya mendatangi Amirul Mukminin as. Orang itu berkata kepada
Mendengar itu Amirul Mukminin as sangat kecewa karena ada orang yang begitu
bodoh mau merawat seorang anak supaya ibunya dapat dikenai hukuman rajam.
Menutupi Keburukan
Haji Agha Dulabi menyatakan, “Hukum Islam datang dari atas dan berjalan di atas
sifat-sifat Allah Swt. Allah Maha Penutup aib dan Maha Pengampun. Dia menutupi
269
dan mengampuni dosa. Dalam sebuah doa kita membaca, “Wahai Zat yang
Sebuah doa yang mengagumkan! Hukum Allah Swt datang berdasarkan doa ini. Allah
Swt menampakkan hal-hal yang baik dan menutupi hal-hal yang buruk. Keburukan
sama sekali jangan diberitahukan, bahkan kepada Rasulullah saw dan seorang imam
yang merupakan pemegang rahasia-rahasia Allah Swt sekali pun. Amirul Mukminin
Seorang Imam melihat seluruh perbuatan baik dan mengabaikan seluruh perbuatan
ah
buruk. Mereka penjaga rahasia-rahasia Allah Swt. Mereka tidak akan membuka aib
Sekali lagi, dapat dikatakan, betapa pergi ke surga itu mudah dan pergi ke neraka itu
a
k
sulit. Untuk pergi ke neraka seeorang harus mengaku, harus mengajukan saksi.
a
Banyak sekali hukuman yang tidak dapat diterapkan selama yang bersangkutan tidak
st
mau mengaku. Namun tentu saja, hak-hak orang lain harus dijaga, harus segera
u
dilaksanakan.
P
Adapun berkenaan dengan dosa yang terjadi antara kita dengan Allah Swt, para imam
berkata, “Orang yang menyembunyikan dosanya akan diampuni Allah Swt.” Artinya,
seseorang dapat mengembalikan hak-hak orang lain lalu lari dari cengkeraman
hukum, maka itu bagus. Yaitu dia mengembalikan harta orang lain tanpa harus masuk
penjara.
270
Adapun dosa yang terjadi di antara seseorang dengan Tuhan, maka jangan sekali-kali
dia menyatakannya, bahkan di hadapan hakim, di hadapan Rasulullah saw atau Imam.
Biarlah pengakuan dosa itu hanya dilakukannya di hadapan Allah Swt. Dalam doa-
doa terkandung pengakuan dosa kepada Allah Swt. Semakin sering seseorang
memberi pengakuan dosa di hadapan Allah Swt maka itu lebih baik.
Dalam doa Kumail terlantun kalimat: “Kini aku datang menghadap kepada-Mu, ya
pengakuan dan penyesalan dengan hati yang hancur luluh, memohon ampun dan
ah
Atau dalam munajat bulan Sya`ban —yang merupakan munajat Amirul Mukminin
i
dan para imam maksum as— kita membaca, “Ya Allah, jika engkau mengampuniku,
Sy
siapa yang lebih layak dari-Mu untuk mengampuni. Ya Allah, jika ajalku telah dekat
dan amalku belum mendekatkanku kepada-Mu, maka aku jadikan pengakuan dosaku
a
Artinya, pengakuan dosa di hadapan Allah Swt adalah sebab diampuninya seseorang.
st
Saat seorang manusia dengan sungguh-sungguh berkata, “Ya Allah, aku ini orang
u
buruk, aku telah melakukan dosa”, maka Allah akan mengampuninya. Karena Allah
P
Sebagian orang melihat dosanya sedang sebagian lain melihat Allah Swt. Mana yang
lebih baik? Orang yang melihat dosanya lalu menundukkan kepalanya itu baik.
Namun jika dia selalu melihat dosanya dia akan putus asa. Yang lebih baik ialah dia
melihat Allah Swt. Selanjutnya, perhatikan! Betapa beda antara orang yang melihat
Allah Swt dengan orang yang melihat dosanya. Ketika seorang melihat Allah Swt, ia
284
“Doa Kumail, dalam Mafatih al-Jinan.
285
“Munajat bulan Sya`ban”, dalam Mafatih al-Jinan.
271
melihat kemurahan dan pengampunan-Nya. Karena Dia selalu menampakkan yang
Dalam “Doa Abu Hamzah Tsumali” disebutkan: “Tuhanku, jika aku melihat dosa-
dosaku aku sedih dan takut, namun jika aku melihat kedermawanan dan kebaikan-Mu
Seseorang menukil dari Almarhum Ayatullah Najafi Mar`asyi bahwa rahmat dan
ampunan Allah Swt sedemikian besarnya hingga kita tidak dapat memberitahukannya
kepada masyarakat. Karena jika kita memberitahukannya mereka akan kurang ajar.
Dengan kata lain, sebagian besar masyarakat tidak mengetahuinya, dan memang
ah
sebaiknya mereka tidak mengetahuinya. Karena jika tahu, mereka akan
menyalahgunakannya.
i
Sy
Jalan-jalan Masuk Setan
Saat setan diusir dari hadapan Allah Swt dia bersumpah untuk menyesatkan manusia.
a
k
Setan berkata, “Sekarang, Adam telah menjadi khalifah Allah dan aku telah dilaknat
a
dan terusir. Maka semaksimal mungkin aku akan menyiksa dan menyesatkan anak
st
Adam.” Kemudian untuk menguji manusia Allah Swt pun memberikan jalan kepada
u
setan.
P
Namun demikian, penciptaan setan pun didasarkan hikmah dan rahmat. Setan berkata
kepada Allah Swt, Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka
Singkatnya, setelah Iblis diusir dari hadapan Allah Swt dia meminta tempo kepada
Allah Swt hingga masa munculnya Imam Zaman as. Allah pun memberi waktu
kepadanya hingga masa kemunculan Imam Zaman, bukan hingga hari kiamat.
286
“Amal-amal bulan Ramadhan, Doa Abu Hamzah Tsumali, dalam Mafatih al-Jinan.
272
Kemudian Iblis berkata, Aku benar-benar akan menghalang-halangi mereka dari
jalan Engkau yang lurus. Kemudian aku akan datangi mereka dari muka dan dari
belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan
Iblis akan mendatangi anak Adam dari empat penjuru. Dia akan mengalahkan anak
Adam dengan uang, syahwat dan dunia. Dia akan membuat dunia begitu indah dalam
pandangan anak Adam hingga mereka melupakan dirinya. Lalu dia menutup jalan
Sebagaian mufassir menjelaskan kata-kata “aku akan datangi mereka dari hadapan
ah
mereka” ialah aku akan membuat dunia begitu indah dalam pandangan anak Adam.
i
Aku akan menawan anak Adam dengan uang, kedudukan, dan syahwat hingga mereka
Sy
bersedia tunduk di hadapan semua kehinaan, hingga mereka bersedia melakukan dosa
apa pun.
a
k
Adapun kata-kata “dan dari belakang mereka” ialah aku akan berusaha
a
menjadikannya lupa kepada akhirat. Adapun ungkapan “dari kanan mereka” ialah
st
aku akan berusaha supaya dia tidak memiliki hubungan dengan kebaikan dan orang-
u
orang baik. Kemudian ungkapan “dan dari kiri mereka” ialah aku akan tunjukkan
P
kepadanya jalan yang sesat. Alhasil, setan menebarkan seluruh perangkapnya kepada
anak Adam.
Orang-orang menulis bahwa Almarhum Syekh Hasan Ali Nakhudaki pernah berkata:
“Aku lihat bahwa pada sembilan puluh sembilan persen usahanya, kadang-kadang
setan menyuruh orang berbuat baik, demi mengambil kepercayaannya. Lalu pada
usaha yang keseratus, barulah dia menyuntikkan racunnya. Oleh sebab itu, kita harus
selalu waspada.”
273
Setan dapat menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Jika dia menampakkan diri
dalam bentuk aslinya tentu tidak akan ada orang yang mau mendengar perkataannya.
Kadang-kadang setan menampakkan diri sebagai seorang teman yang baik, dengan
mengenakan pakaian agama. Kita harus meminta perlindungan kepada Allah Swt dari
kejahatan setan, jin, dan manusia, dari kejahatan pikiran-pikiran setan, dari setan-
Saat setan mengepung manusia dari empat penjuru, apa yang harus dilakukan?
Dalam riwayat disebutkan, saat setan mengatakan akan mendatangi manusia dari
ah
empat penjuru, para malaikat sangat sedih dan khawatir. Mereka merasa kasihan
yang akan terjadi pada mereka?” Allah Swt berkata, “Wahai para malaikat-Ku, Aku
a
k
telah membukakan dua jalan bagi anak Adam: jika mereka mengangkat tangannya ke
a
arah langit dengan penuh ketundukan saat berdoa lalu meletakkan keningnya ke tanah
st
dengan penuh khusyuk, maka Aku akan ampuni dosanya selama tujuh puluh
u
tahun.” 287
P
Kita semua pasti dikalahkan setan kecuali jika Allah Swt menolong kita. Setiap saat
setan membisikkan bisikannya kepada kita. Oleh karena itu kita harus berdoa dengan
mengangkat tangan dan memohon perlindungan kepada Allah, atau bersujud kepada-
Nya dan memohon pertolongan-Nya. Allah Swt Maha Pengasih, dan jangan sekali-
Allah Swt berkata, “Siapa saja yang dengan khusyuk dan penuh ketundukan
mengangkat kedua tangannya untuk berdoa, atau bersujud, maka Aku akan
287
Bihar al-Anwar, jil. 60, hal. 155.
274
mengampuni dosanya selama tujuh puluh tahun.” Subhanallah, sungguh Dia, Tuhan
Dalam doa bulan Sya`ban disebutkan, “Bulan Sya`ban yang dipenuhi dengan rahmat
dan ridha Allah.” Dalam bulan Sya`ban Allah sedemikian mengucurkan rahmat-Nya
hingga orang tidak perlu mengumpulkannya. Dan pada bagian akhir doa: “Engkau
“Ya Allah, anugerahkanlah kami keimanan dan makrifah yang sempurna kepada
Imam Zaman as. Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami segala kebaikan yang telah
Engkau anugerahkan kepada empat belas manusia maksum, dan jauhkanlah dari kami
ah
segala keburukan yang telah Engkau jauhkan dari mereka. Dengan hak Muhammad
seorang arif dan salik sempurna di masa kini. Dia lahir pada 1280 Hijrah Syamsiah di
P
kota Hamadan, dalam sebuah keluarga ruhaniawan. Tanda-tanda kebesaran jiwa dan
dia belajar di bawah bimbingan ulama besar, Ayatullah Haji Syekh Abdulkarim Hairi
Yazdi, hingga mencapai derajat ijtihad. Setelah itu dia kembali ke Hamadan. Upaya
terus menerus yang dilakukan untuk memperbaiki diri menjadikan revolusi jiwa yang
besar terjadi dalam dirinya. Hingga akhir hayatnya dia selalu sibuk melakukan
275
penyucian diri dan berhasil melahirkan tokoh-tokoh besar seperti Almarhum
besar lain. Para muridnya telah mereguk manfaat dari jiwa yang suci ini.
seorang ulama yang setelah menyelesaikan pelajaran ilmu-ilmu agama di kota Najaf
ah
lagi ke Iran dan berdiri menentang kesewenang-wenangan pemerintahan Ridha Khan.
i
Tawasul dan hubungan Almarhum Bafaqi dengan Imam Zaman as telah menjadi buah
Sy
bibir banyak orang. Dari berbagai mimbar dia tak kenal lelah memberi wejangan dan
nasihat dan selalu mendekatkan masyarakat kepada Ahlulbait as. Dia sangat sering
a
k
pergi ke Masjid Jamkaran dan mempunyai andil yang sangat besar dalam
a
pembangunan dan renovasi masjid tersebut. Dia menjadi tempat minta tolong
st
seorang bintang cemerlang di bidang ilmu dan akhlak zaman ini. Dia lahir pada 1287
Hijrah Syamsiah di kota Qum. Ayahnya adalah Sayid Shafiyyuddin, salah seorang
pelayan makam suci Sayidah Ma`shumah as. Setelah menyelesaikan tahapan sekolah
awal, melalui istikharah ayahnya dia memasuki Hawzah Ilmiyyah Qum. Dengan
tekad dan semangat yang besar dia mempelajari ilmu-ilmu agama. Hanya dalam
waktu singkat dia telah menarik perhatian para ulama besar hawzah. Sejak masa kecil
sudah tampak tanda-tanda kesucian jiwa dan kecenderungan spiritual pada dirinya.
276
Setelah meniti pelajaran-pelajaran hawzah, dia masuk ke dalam jajaran lingkaran
murid Ayatullah Hairi Yazdi, Pendiri Hawzah Ilmiyyah Qum, dan selanjutnya
mencapai derajat ijtihad. Dia sangat terpengaruh oleh Almarhum Syekh Abul Qasim
Qummi. Syekh Abul Qasim Qummi adalah tokoh akhlak dan ilmu, dan termasuk
ulama besar Hawzah Ilmiyyah Qum yang menyatakan bahwa perbuatan menyucikan
diri (tahdzib-e nafs) adalah sesuatu yang wajib di samping menuntut ilmu, dan dia
Pokok pelajaran suluknya ialah memusatkan perhatian kepada Allah Swt dan
menafakuri ayat-ayat dan nikmat-nikmat Allah Swt, juga menafakuri masalah mabda
ah
dan ma`ad, dan menyatakan bahwa bertawasul kepada Ahlulbait as adalah sesuatu
i
yang semestinya selalu dilakukan. Dia berkata, “Segala sesuatu ada di rumah
Sy
Ahlulbait as.” Dia termasuk salah seorang tokoh Hawzah Ilmiyyah yang langka. Dia
memiliki sifat-sifat utama dan telah mencapai maqam mampu meninggalkan pikiran-
a
k
dipenuhi suasana spiritual dan keruhanian yang kental. Dia mampu memuaskan
st
dahaga orang-orang yang haus akan ilmu-ilmu Ilahi, dan membimbing mereka dalam
u
Setelah enampuluh tahun sibuk mengajar, menyucikan diri dan mendidik banyak
pendiri Hawzah Ilmiyyah Qum. Dia lahir pada 1267 Hijrah Qamariah di desa
Yazd, dia berangkat ke Karbala pada usia delapan belas tahun. Bertahun-tahun dia
277
itu, atas petunjuk gurunya dia pergi ke kota Samarra untuk belajar kepada Mirza
Buzurg Syirazi. Selama dua belas tahun dia tinggal di kota Samarra dan juga belajar
kepada ulama-ulama besar lainnya seperti Sayid Muhammad Pasyaraki dan Syekh
Fadhlullah Nuri.
Selanjutnya dia kembali ke Taheran. Setelah beberapa waktu di sana, dia hijrah ke
kota Qum lalu mendirikan Hawzah Ilmiyyah Qum dan menggenggam marji`iyyah
secara penuh. Di bawah bimbingan fakih besar ini lahir ulama-ulama besar seperti
ah
merupakan fakih dan marji`.
5.
i
Almarhum Syekh Abdulkarim Hamid. Dia salah seorang murid
Sy
cemerlang Syekh Rajabali Khayyath (untuk biografi lengkapnya, lihat The Elixir of
Love: Senyawa Cinta yang disusun oleh Muhammad Rey Syahri, terbitan Al-Huda—
a
k
FA). Dia lahir pada 1301 Hijrah Syamsiah di kota Qazwin. Ayahnya adalah Syekh
a
Muhammad Hamid, salah seorang murid Almarhum Ayatullah Syekh Muhammad Ali
st
Asadabadi. Almarhum Hamid menjadi murid Syekh Rajabali Khayyath dalam bidang
u
jahit-menjahit dan juga dalam bidang ‘irfân dan sayr suluk. Dia manusia yang sangat
P
zuhud dan bertakwa dan banyak berkecimpung dalam hadis-hadis Ahlulbait as. Dia
pula para pecinta kebenaran yang memperoleh manfaat dari majelis akhlak dan ‘irfân
yang diasuhnya. Selama Syekh Rajabali masih hidup, dia tinggal di Tehran. Namun
setelah Syekh Rajabali meninggal dunia dia hijrah ke Masyhad dan tinggal di sana
6. Almarhum Haji Ismail Dulabi adalah salah seorang tokoh yang langka
di zaman kita. Sejak masa kanak-kanak dan remaja hatinya telah tertawan dalam
278
penjara cinta Allah Swt, dan termasuk salah seorang salik majdzub yang memulai
jalan ruhaninya dengan mencintai Allah Swt dan Ahlulbait as dan bertawasul kepada
mereka. Pada mulanya dia bergaul dengan tokoh-tokoh besar seperti Syekh
Muhammad Taqi Bafaqi, Syaik Ghulam Ali Qummi dan Ayatullah Syahabadi.
mejelis-majelis pelajarannya.
ah
menuju Allah Swt di hati para pecinta jalan Allah Swt. Majelisnya selalu dipenuhi
i
atmosfer kecintaan kepada Allah, tauhid dan ‘irfân, dan sangat memberikan pengaruh
Sy
kepada terjadinya revolusi hati menuju Allah Swt.
Imam Zaman as. Dia hijrah dari kota Banaras India ke Najaf untuk menuntut ilmu
a
dan sastra. Di samping menuntut ilmu-ilmu hawzah dia berguru kepada seorang arif
st
cemerlang, Almarhum Ayatullah Asid Ali Qadhi Thabathaba’i, dan banyak menimba
u
manfaat dari orang besar itu dalam bidang akhlak dan perjalanan spiritual. Dia
P
terhitung salah seorang murid pertama Almarhum Ayatullah Asid Ali Qadhi
Thabathaba’i.
Gurunya yang lain di bidang akhlak dan ‘irfân ialah Ayatullah Anshari Hamadani.
Salah satu keutamaan Almarhum Sayid Hasyim Ridhawi ialah cinta dan tawasulnya
yang terus menerus kepada Imam Zaman as dan dia sangat menganjurkan orang lain
untuk melakukan hal yang sama. Dia orang yang suka menyendiri dan tidak suka
hadir di tengah banyak orang. Hanya orang-orang yang mengenalnya yang suka
279
datang kepadanya dan memperoleh manfaat dari nasihat-nasihat dan pelajaran
akhlaknya.
di kota Tabriz dalam sebuah keluarga yang taat beragama. Kemudian dia pergi ke
Tehran. Dengan perhatian penuh dia mendapat pendidikan akhlak dan keilmuan dari
ayahnya.
Setelah belajar bahasa Prancis dia hijrah ke Qum dan untuk seterusnya tinggal di
menjadikannya seorang guru yang mumpuni. Pada usia 30 tahun, dia mengenal
ah
seorang arif dan fakih besar Haji Mirza Jawad Agha Tabrizi dan menjadi salah
i
seorang muridnya. Dia banyak memperoleh manfaat dari daya tarik Ilahi, ilmu dan
Sy
spiritualitas dari ulama rabbani besar itu. Pada 1363 Hijrah Syamsiah dia meninggal
dunia.
a
k
terutama pada bulan Ramadhan dia suka memberikan ceramah kepada masyarakat.
P
Dia seorang ulama cemerlang dan mujtahid besar. Dia mumpuni dalam bidang ilmu
sangat menarik dan sarat dengan isi. Ceramah-ceramahnya dihimpun dalam dua jilid
buku dengan judul Kasyif al-Asrar dan sudah diterbitkan. Berisi pembahasan ‘irfân,
Mirza Buzurgh Syirazi wafat, meski ada dugaan a`lamiyyah ada pada dirinya dia tidak
280
mau menerima kedudukan marji`iyyah. Salah seorang murid besarnya ialah
11. Almarhum Ayatullah Sayid Ali Qadhi Thabathaba’i lahir pada 1382
Hijrah Qamariah di Tabriz. Setelah mencapai usia balig dia mempelajari ilmu-ilmu
agama, Pada usia 24 tahun, untuk melanjutkan pelajarannya, dia pergi ke Najaf
Asyraf. Di sana, selama bertahun-tahun dia belajar di bawah bimbingan para ulama
besar, seperti Almarhum Sayid Ahmad Karbala’i dan Almarhum Syekh Muhammad
Bahari. Dia bergaul dengan kedua ulama besar itu dan berhasil mencapai maqam yang
tinggi dalam bidang ‘irfân dan keruhanian, dan mempunyai murid-murid cemerlang
ah
seperti Allamah Thabathaba’i, Sayid Hasyim Haddad, Sayid Hasyim Ridhawi,
i
Ayatullah Najabat, Ayatullah Bahjat, Ayatullah Syekh Muhammad Taqi Amuli, dan
Sy
ulama-ulama besar lainnya.
Syuhada, Imam Husain as. Sejak masa kanak-kanak dia mempunyai kecintaan yang
a
sangat mengagumkan kepada Imam Husain as. Pada usia remaja dia sangat
st
terpengaruh oleh seorang ulama ruhani tampan bernama Sayid Yahya Sajjadi.
u
Kemudian dia bergabung dalam majelis Syekh Rajab Ali Khayyath. Almarhum
P
Ayatullah Baha’uddin berkata: Dia adalah salah satu mukjizat Sayidus Syuhada.
Disebabkan tawasulnya yang terus menerus kepada Imam Husain as dia berada di
jalan kesempurnaan dan jalan menuju Allah Swt. Setelah Syekh Rajab Ali Khayyath
wafat, dia hijrah ke Qum dan membentuk mejelis tawasul dan nasihat bersama teman-
13. Almarhum Mulla Kazhim Syaruqi adalah salah satu mukjizat di era kita.
Tanpa belajar dia dapat menghapal seluruh Al-Quran. Dia mengenal ayat-ayat Al-
Quran yang tercantum dalam berbagai kitab dan dapat membaca ayat-ayat secara
281
hapalan dari awal hingga akhir. Berkali-kali dia diuji oleh beberapa orang ulama besar
Qum dan semua kagum kepadanya. Dia benar-benar salah satu mukjizat Allah Swt di
zaman kita ini. Kuburannya yang berada di pekuburan Almarhum Hairi menjadi
14. Mula Abdullah Quthb termasuk salah seorang arif abad ke-9 Hijrah.
Karena dia mempunyai teman dan murid di berbagai tempat dia banyak mengirim
surat kepada mereka yang berisi pelajaran-pelajaran ‘irfân dan akhlak. Kemudian
surat-surat tersebut dikumpulkan menjadi sebuah buku dan dicetak dengan judul “al-
Makatib Mulla Abdullah”. Buku ini berisi pembahasan akhlak, ‘irfân dan tauhid, dan
ah
memberi pengaruh yang dalam kepada para pembacanya. Almarhum Faidh Kasyani
i
juga memilah-milah kembali surat-surat itu lalu menyusunnya menjadi sebuah buku
Sy
dengan judul Muntakhab al-Makatib.[]
a
a k
st
u
P
282