Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis haturkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, Penulis dapat menyelesaikan pencarian informasi dengan baik
sehingga karya ilmiah berjudul “Sejarah Terbentuknya Dunia Menurut
Mitologi Yunani dan Kepercayaan Bangsa Yunani Kuno Terhadap Dewa
Dewi” ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan para sahabatnya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada dosen pengampu Mata Kuliah Filsafat Ilmu yaitu Bapak Drs. Wisnu
Djatmiko, MT, yang telah memberikan cukup materi, membantu, serta
membimbing mahasiswa dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Harapan penulis akan karya ilmiah yang sudah dibuat ini adalah semoga
dapat bermanfaat dan digunakan sebagai tambahan informasi untuk para pembaca
yang ingin mempelajari serta mendalami sejarah, terutama mitologi Yunani.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan dan sangat jauh
dari kata sempurna, sehingga penulis mohon maaf jika dalam penulisan masih
terdapat kesalahan.

Jakarta, 31 Desember 2016


Penulis

Widya Dara
Universitas Negeri Jakarta

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.4 Tujuan ........................................................................................................ 3
1.5 Manfaat Karya Ilmiah ................................................................................ 3
1.6 Metode Penulisan ....................................................................................... 3
BAB II ..................................................................................................................... 4
LANDASAN TEORI .......................................................................................... 4
2.1 Kajian Teori ............................................................................................... 4
2.2 Kerangka Berpikir...................................................................................... 5
2.3 Hipotesis .................................................................................................... 5
BAB III ................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ................................................................................................. 7
3.1 Proses Terciptanya Dunia Menurut Mitologi Yunani................................ 7
3.2 Karakteristik Dewa-Dewi Utama Olimpus ................................................ 9
3.3 Kepercayaan Bangsa Yunani Kuno ......................................................... 14
3.4 Pergeseran Kepercayaan Yunani Kuno Terhadap Dewa dan Dewi ........ 16
BAB IV ................................................................................................................. 18
PENUTUP ......................................................................................................... 18
4.1 Kesimpulan .............................................................................................. 18
4.2 Saran ........................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dunia ini, ada sebuah lambang yang merupakan bentuk usaha dalam
menguraikan alam semesta dan menjelaskan asal mula dunia supaya dapat
dipahami oleh akal manusia. Lambang usaha itu adalah “Mitos asal usul’ atau
“Mitos penciptaan”. Sebagai negara yang telah banyak memengaruhi budaya, seni,
dan sastra dunia Barat, dan terus menjadi bagian dari warisan Bahasa Barat, Yunani
adalah negara yang menjadi akar dan inspirasi untuk menemukan banyak relevansi
serta makna kontemporer dalam tema-tema mitologi Yunani. Selain itu, dari unsur-
unsur Yunani Kuno, telah diletakkan dasar-dasar falsafah, kenegaraan, pendidikan,
ilmu pengetahuan, dan kesenian dalam kebudayaan Barat.

Yunani adalah sebuah negara yang terletak di Eropa Selatan, sekitar Laut
Tengah. Wilayah Yunani terbagi menjadi dua bagian, yaitu Yunani bagian
Semenanjung Balkan dan Yunani bagian kepulauan di Laut Aegeia. Sebelah utara
Yunani memiliki tanah yang bergunung-gunung dan tidak subur, sehingga
kebanyakan hanya menghasilkan anggur. Sedangkan daerah lembah-lembahnya,
yang lebih rendah dari pegunungan, menghasilkan gandum.

Sebelah timur Yunani, yang terdiri atas pulau-pulau kecil Aegeia, berhubungan
dengan negara Turki. Kepulauan Aegeia sering disebut sebagai jembatan alam
karena musim panasnya lama dan kering, serta musim dinginnya sejuk dan banyak
hujan. Karena merupakan wilayah kepulauan, penduduknya banyak mengandalkan
sumber daya laut dan menjadikan teluk-teluknya untuk pelabuhan. Mereka
menguasai pelayaran di Laut Tengah dan membentuk koloni di berbagai pulau,
sembari mengembangkan kebudayaan Yunani. Maka dari itu, kebudayaan Yunani
tersebar sampai ke seluruh dunia.

1
Salah satu kebudayaan Yunani yang terkenal ke mancanegara adalah mitologi
Yunani yang telah berkembang seiring waktu demi menyesuaikan dengan
perkembangan budaya Yunani itu sendiri, yang mana mitologi, baik yang terang-
terangan maupun dalam asumsi-asumsi, merupakan indeks perubahan. Mitologi
Yunani berisikan kisah-kisah mengenai dewa dan pahlawan, serta sistem
kepercayaan orang Yunani Kuno, sehingga mitologi Yunani juga merupakan
bagian dari agama di Yunani Kuno.

Namun kepercayaan masyarakat Yunani kepada dewa-dewi makin mengikis


dan berangsur-angsur disingkirkan dari alam. Menyembah dewa-dewi sudah tidak
relevan lagi. Karena itu kemudian menghasilkan kehampaan akan makna spiritual
dan menjadikan bangsa Yunani melakukan perpindahan keyakinan serta
meninggalkan kepercayaan mereka terhadap dewa dan dewi seutuhnya.

Maka dari itu, latar belakang ini dibuat untuk memenuhi tugas pembuatan karya
tulis ilmiah dalam mata kuliah Filsafat Ilmu sekaligus memperkenalkan sebagian
kecil dari kebudayaan Yunani Kuno dan menelaah lagi penyebab perpindahan
kepercayaan masyarakat Yunani terhadap dewa-dewi.

1.2 Identifikasi Masalah


1. Bagaimana karakteristik secara umum dewa-dewi utama dalam sejarah asal mula
dunia menurut Mitologi Yunani?

2. Mengapa bangsa Yunani Kuno menyembah dewa-dewi?

3. Apa yang menyebabkan masyarakat Yunani Kuno tidak lagi menyembah dan
percaya kepada dewa-dewi?

1.3 Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang telah disebutkan, dapat dirumuskan sebuah rumusan
masalah, yaitu: “Apa alasan yang menyebabkan pergeseran kepercayaan bangsa
Yunani Kuno terhadap dewa-dewi?”

2
1.4 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan ini adalah
untuk mengetahui alasan yang menyebabkan pergeseran kepercayaan bangsa
Yunani Kuni terhadap dewa-dewi

1.5 Manfaat Karya Ilmiah


1. Untuk mengetahui karakteristik dewa-dewi serta asal mula terjadinya dunia
menurut pandangan Mitologi Yunani.

2. Untuk mengetahui alasan masyarakat Yunani Kuno menyembah dewa-dewi.

3. Untuk mengetahui alasan yang menyebabkan pergeseran kepercayaan


masyarakat Yunani Kuno terhadap dewa-dewi

1.6 Metode Penulisan


Metode yang penulis gunakan dalam pencarian informasi pelengkap karya tulis
ini adalah dengan melakukan pencarian artikel melalui internet mengenai sejarah
Yunani Kuno.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teori


Masyarakat Yunani Kuno menyembah dewa-dewi seperti menyembah tuhan.
Kebanyakan dari dewa-dewi Yunani digambarkan seperti manusia, dilahirkan
namun tidak akan menua, kebal terhadap apapun, bisa berubah wujud dan tidak
terlihat, serta memiliki karakteristik tersendiri. Selain membantu manusia, dewa-
dewi dikisahkan juga menjalin hubungan cinta dengan manusia dan menghasilkan
anak yang merupakan setengah manusia dan setengah dewa. Anak-anak itu
dikenal sebagai sebutan pahlawan.

Referensi yang digunakan untuk penjelasan akan Mitologi Yunani adalah


sebuah puisi yang ditulis oleh Hesiodos, seorang penyair Yunani, pada abad 7-8
SM berjudul Theogonia. Theogonia menceritakan penciptaan dunia dan asal usul
para dewa yang disembah oleh bangsa Yunani zaman kuno dengan menjabarkan
bagaimana para dewa bisa muncul dan menguasai alam semesta. Puisi dalam
Theogonia adalah kosmogoni mitologi Yunani pertama yang menceritakan asal
dan struktur alam semesta secara luas secara mitologis karena berlawanan dengan
penelitian asal benda langit secara khusus.

Secara garis besar, informasi mengenai mitologi Yunani yang diketahui pada
masa sekarang sebagian diperoleh dari karya sastra Yunani dan penggambaran
pada media visual yang berasal dari Periode Geometrik, yaitu sekitar abad 900-
800 SM.

Pada abad setelah masehi, kepercayaan terhadap dewa-dewi Yunani Kuno


sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat Yunani itu sendiri. Zaman ini ditandai
dengan Abad Kegelapan (Sardiman, 1996: 76) karena perkembangan ilmu

4
pengetahuan yang sudah ada pada zaman Yunani Kuno menjadi terhenti di Eropa.
Saat itulah terjadi kristenisasi di Eropa dan agama Kristen berkembang pesat.

2.2 Kerangka Berpikir


Pada penelitian ini, penulis ingin mencari penjelasan mengenai sejarah asal
muasal terciptanya dunia menurut Mitologi Yunani yang ditulis oleh Hesiodos
dalam karyanya berjudul Theogonia. Selain tertulis asal mula terbentuknya dunia
menurut mitologi Yunani, dalam karya tersebut juga memberi pemahaman akan
karakteristik dewa-dewi yang dipercaya berkuasa di Yunani Kuno.

Berabad-abad kemudian sistem kepercayaan masyarakat Yunani Kuno mulai


terkikis terhadap dewa-dewi, sehingga penulis ingin mencari alasan terjadinya
pergeseran keyakinan masyarakat Yunani dan mendapatkan jawaban tentang
penyebab masyarakat Yunani tidak lagi menyembah dewa-dewi Yunani Kuno.

2.3 Hipotesis
Dewa-dewi Yunani kuno memiliki kepribadian yang berbeda-beda, namun
memiliki kekuatan supranatural yang besar untuk mengatur makhluk hidup dan
alam. Secara umum digambarkan bahwa dewa-dewi Yunani memiliki sifat-sifat
yang ada pada manusia, namun lebih kuat dan lebih kekal.

Zaman Yunani Kuno, masyarakatnya sangat memuja pada dewa. Mereka


menggantungkan harapan masing-masing kepada dewa-dewi. Bangsa Yunani
Kuno percaya bahwa dewa dan dewi merupakan pengatur alam semesta yang
memberikan mereka bantuan serta pertolongan dalam hidup.

Alasan pergeseran keyakinan masyarakat Yunani Kuno sendiri, kemungkinan


terbesarnya adalah imbas dari kekacauan yang terjadi di Yunani Kuno pada Abad
Pertengahan atau Abad Kegelapan. Masyarakat Yunani, khususnya masyarakat
golongan bawah mulai tumbuh keinginan untuk memilih agama yang lebih baik
daripada kepercayaan mereka akan dewa-dewi yang mereka sembah. Mereka

5
beranggapan bahwa dewa-dewi tersebut tidak mampu menyelesaikan persoalan
kehidupan mereka.

6
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Proses Terciptanya Dunia Menurut Mitologi Yunani


Dalam Mitologi Yunani, ada sebuah pelambangan usaha untuk menguraikan
alam semesta dan menjelaskan asal mula dunia supaya dapat dipahami oleh akal
manusia, yang disebut Mitos Kosmogonis atau Mitos Penciptaan. Ada banyak versi
yang menjelaskan tentang terciptanya dunia, meskipun hanya suatu kisah filosofis
mengenai asal usul segala sesuatu.

Diceritakan oleh Hesiodos, dalam karyanya Theogonia, dia memulai dengan


Khaos, suatu satuan yang berwujud namun tak berbentuk dan misterius. Dari
Khaos, muncullah Gaia (Dewi Bumi), Eros (Cinta), Tartarus (Perut Bumi), Erebos
(Kegelapan), dan Nyx (Malam).

Lalu Nyx berhubungan dengan Erebos dan melahirkan Aither (Langit bagian
atas) dan Hemera (Siang). Tanpa pasangan, Gaia melahirkan Uranus (Dewa Langit)
dan Pontos (Dewa Laut). Gaia menjadikan Uranus, anaknya, sebagai suaminya.
Dari hubungan mereka, lahirlah para Titan pertama, yang terdiri dari 6 Titan pria
yang bernama Koios, Krios, Okeanos, Hiperion, Iapetus, dan Kronos, serta 6 Titan
wanita yaitu Mnemosine, Foibe, Rhea, Theia, Themis, dan Thetis.

Setelah Kronos, Titan paling bungsu lahir, Gaia dan Uranus memutuskan tidak
ada lagi Titan yang boleh lahir. Anak-anak Gaia dan Uranus yang lahir kemudian
adalah para Cyclops (Raksasa bermata satu) dan Hekatonkheire (Raksasa bertangan
seratus). Karena mereka memiliki rupa yang mengerikan, para Cyclops dan
Hekatonkheire dikurung oleh Uranus di dunia bawah. Gaia yang marah atas
tindakan suaminya, mengajak serta para Titan untuk memberontak melawan
ayahnya sendiri.

7
Dari kedua belas anaknya, hanya Kronos yang terkenal paling muda, cerdik,
dan mengerikan, yang mau melaksanakan perintah Gaia. Kronos pun memotong
alat kelamin Uranus ketika ayahnya sedang tidur. Setelah Uranus mati, Kronos
menjadi penguasa para dewa, dan menikahi Rhea, yang merupakan kakaknya
sendiri. Kronos juga menjadikan saudaranya, para Titan yang lain sebagai anak
buahnya.

Karena Kronos tahu bahwa ia mengkhianati ayahnya sendiri, dan dia takut jika
keturunannya akan melakukan hal yang sama kepadanya lalu menyebabkan
takhtanya jatuh, maka setiap Rhea melahirkan, Kronos langsung merebut bayi itu
dan menelannya. Rhea yang marah atas tindakan suaminya akhirnya memutuskan
untuk melakukan suatu tipuan.

Setelah melahirkan anaknya yang terakhir, Zeus, Rhea langsung


menyembunyikannya. Dia memberikan batu yang terbungkus kain pada Kronos,
yang sudah pasti langsung menelannya. Ketika Zeus dewasa, Zeus berhasil
mengelabui sang ayah untuk meminum suatu ramuan. Ramuan itu adalah racun
yang dapat memuntahkan kembali isi perut Kronos. Setelah meminum ramuan itu,
Kronos mengeluarkan anak-anaknya yang sudah ditelah hidup-hidup sewaktu bayi.

Zeus bersama kelima saudaranya yang ditelan Kronos yaitu, Hestia, Demeter,
Hera, Hades, dan Poseidon, menyatakan perlawanan terhadap Kronos untuk
merebut kepemimpinan agar dapat diambil alih oleh para dewa. Dengan bantuan
makhluk mitologi lain di Titanomakhia (Perang Titan) yang memerlukan waktu 10
tahun, akhirnya dewa-dewi berhasil memperoleh kemenangan. Kronos dan Titan
pria dikurung di Tartarus, kecuali Atlas yang memperoleh hukuman khusus karena
harus memikul langit.

Dari sinilah akhirnya para dewa dapat menggantikan kepemimpinan Kronos


dan para Titan. Sebagai rasa terima kasih, mereka mengangkat Zeus sebagai
pemimpin. Zeus pun membagi daerah kekuasaan menjadi 3, dimana Zeus

8
mendapatkan langit, Poseidon mendapatkan samudra, dan Hades mendapatkan
dunia bawah atau tempat roh orang yang sudah mati. Keenam dewa-dewi dan anak
Zeus yang juga terlahir sebagai dewa-dewi pun membentuk 13 Olimpian untuk
mengatur dunia dan mereka tinggal di Puncak Gunung Olimpus.

3.2 Karakteristik Dewa-Dewi Utama Olimpus


Menurut Wikipedia, dewa dan dewi adalah keberadaan supranatural yang
menguasai unsur alam dan aspek tertentu dalam kehidupan manusia. Mereka
dianggap suci, keramat, dan dihormati oleh manusia pada zaman dahulu. Mereka
juga memiliki bermacam-macam wujud serta hidup abadi.

Kepribadian dewa dan dewi pun berbeda-beda. Ada yang memiliki fenomena
alam seperti petir, hujan, banjir, badai, dan sebagainya. Bahkan mereka memiliki
emosi, kecerdasan, dan hawa nafsu seperti manusia. Dari sekian banyak,
dibentuklah dewa-dewi utama yang memiliki kemahakuasaan tertingi sesuai
dengan kepribadiannya masing-masing.

3.2.1 Zeus
Zeus adalah pemimpin para dewa dan menjadikannya sebagai pemimpin di
Olimpus. Zeus merupakan penguasa langit, dengan begitu ia pun menguasai iklim,
petir, dan cuaca. Simbolnya adalah petir, yaitu senjata yang paling ditakuti oleh
siapa pun. Zeus mengatur dewa, manusia, dan menjaga alam semesta agar tetap
tertib dan adil. Namun Zeus sama sekali bukan teladan kebajikan. Ia suka
meninggalkan jejak kecurangan, kesedihan, dan kecurangan di masa lampau.

Contoh dari suami yang paling tidak setia adalah Zeus, karena sering mengejar
dewi-dewi lain bahkan menikahi manusia. Walaupun begitu, Zeus hanya memiliki
seorang dewi sebagai ‘Istri Utama’nya, yaitu Hera. Selain itu, ia memiliki tempat
di Dodona sebagai situs pemujaannya dan setiap empat tahun sekali
diselenggarakan festival olahraga untuk Zeus di Yunani yaitu Olimpiade.

9
3.2.2 Poseidon
Bertugas mengatur samudra dan seisinya adalah dewa Poseidon. Ia mengatur
daerah kekuasaannya itu dari jauh dibawah permukaan laut. Simbolnya adalah
trisula, yaitu senjata dengan kekuatan yang sama abadinya dengan gelombang
pasang. Selain menjadi dewa laut, ia juga disebut penguasa gempa dan bapak
bangsa kuda. Poseidon merupakan saudara dari Zeus dan Hades.

Istri dari Poseidon bernama Amfitrit. Poseidon juga terkenal berhubungan


dengan banyak wanita lain walaupun tidak sesering Zeus. Untuk situs pemujaan,
ada beberapa situs yang didedikasikan untuk Poseidon, contohnya adalah sebuah
kuil di Cape Sounion dan Kuerius.

3.2.3 Hades
Hades adalah dewa dunia bawah, bukan dewa kematian. Ia bertugas untuk
memimpin dunia bawah dan seisinya. Sebagai dewa orang mati, Hades merupakan
figur yang menakutkan bagi siapa pun yang masih hidup. Ciri khasnya adalah
Helm Kegelapan, dimana helm ini bisa membuat siapa pun yang memakainya
menjadi tidak terlihat. Hades juga sering digambarkan memegang sebuah dwisula
dan memelihara seekor anjir berkepala 3 yang dinamakan Cerberus.

Istri Hades bernama Persephone, anak dari dewi Demeter. Hades yang jatuh
cinta kepada Persephone menculiknya, lalu membawanya ke dunia bawah tanah.

3.2.4 Hera
Hera adalah saudara sekaligus istri dari dewa segala dewa, Zeus. Ia adalah ratu
di Olimpus, menjadikannya sumber keirian dan kecemburuan bagi dewi lain. Hera
cantik namun licik. Ia adalah dewi perkawinan dan menjadi pelindung bagi wanita
yang menikah karena sangat mengerti akan pahitnya ketidaksetiaan, dimana Zeus
seringkali menyelingkuhinya. Meskipun Hera sangat sopan, ia juga sering
mendendam pada siapa pun yang menghalangi niatnya.

10
Simbol yang dimiliki Hera adalah mahkota yang tinggi, disebut Polos. Hera
juga memiliki festifal yang didedikasikan khusus untuknya, bernama Heraia.
Seperti Olimpiade, Heraia adalah sebuah kompetisi atletik, namun hanya
perempuan yang boleh berpartisipasi. Legenda Hera mengungkapkan arti pepatah
: “Amarah neraka tak seberapa panas dibandingkan amarah wanita yang terhina.”

3.2.5 Ares
Ares adalah dewa perang. Ia adalah anak dari Zeus dan Hera, digambarkan
sebagai dewa yang penuh nafsu untuk menghancurkan secara bengis dan kejam,
cerminan sifat manusia yang paling buruk. Ares berkuasa atas alat-alat perang,
penyerangan, pemberontakan, penjarahan, kejantanan, dan keberanian. Namun
sebagai dewa perang, ia bahkan sering kalah dalam pertarungan. Ares mencintai
perang untuk kesenangannya sendiri dan menikmati hiruk-pikuk dalam perang,
pembantaian, dan penghancuran.

Senjata yang digunakan Ares adalah tombak berujung perunggu dan


seperangkat baju perang yang bercahaya. Tidak banyak daerah yang menyembah
Ares, namun orang-orang Sparta sering berdoa kepadanya sebelum menuju
pertempuran. Selain itu, Ares juga berselingkuh dengan Aphrodite, dewi cinta.

3.2.6 Hephaestus
Anak dari Zeus dan Hera, serta satu-satunya yang buruk rupa adalah
Hephaestus. Menurut legenda, karena adanya perselisihan, Zeus melemparkan
Hephaestus ke bumi sehingga membuatnya cacat. Hephaestus adalah dewa api dan
pengrajin besi. Dengan kejeniusannya, ia dapat menciptakan objek yang sangat
indah di bengkel kerjanya yang terletak jauh di dalam bumi. Penguasa penempaan
ini menciptakan istana, makan, baju zirah dewa-dewi, bahkan petir Zeus.
Wataknya yang lembut dan baik hati telah Nampak dalam detik desain artistik dan
pertasi manusia yang besar terhadap seni.

11
Simbol dari Hephaestus adalah palu dan kapak. Tempat pemujaannya adalah
sebuah kuil yang terletak di kota Athena. Selain itu, Hephaestus juga mendapatkan
hadiah untuk dapat menikahi Aphrodite dari Zeus. Namun Aphrodite yang tidak
mencintai suaminya berselingkuh dengan Ares.

3.2.7 Athena
Dewi ini adalah dewi kebijaksanaan, kepandaian, kerajinan tangan,
keterampilan, dan strategi perang. Athena adalah anak dari Zeus yang menurut
legenda, terlahir dari kepala ayahnya dalam keadaan dewasa lengkap dengan baju
baja. Ia menjadi anak perempuan kesayangan Zeus. Hampir di setiap kota di
Yunani memiliki tempat perlindungan yang didedikasikan untuknya. Athena
sendiri adalah dewi yang tetap memegang teguh keperawanan atau disebut
Parthenon. Panathenaia merupakan sebuah festival yang diadakan di kota Athena
untuk menghormati Athena.

Sosok Athena saat ini muncul sebagai lambang kebijaksanaan dan kebajikan
sehingga ia ditemukan pada lambang beberapa keluarga bangsawan. Bahkan
simbol Athena juga digunakan di berbagai negara dan muncul dalam mata uang.
Ia memiliki perisai dimana terdapat kepala Medusa, gorgon berambut ular.

3.2.8 Aphrodite
Dewi tercantik ini adalah dewi asmara dan kecantikan. Secara fisik ia sangat
menarik, menggoda siapa pun dengan kecantikannya yang menghipnotis. Asal
mula terbentuknya masih belum diketahui secara pasti, ada yang mengatakan ia
adalah anak dari Zeus, namun ada pula yang mengisahkan bahwa ia bangkit dari
gelombang di samudra yang sempurna. Aphrodite menikahi Hephaestus, namun
ia terus berselingkuh dengan Ares. Sifatnya yang sensual, misterius, dan perayu
merupakan sifat mendasar dari wanita.

12
3.2.9 Apollo
Apollo adalah dewa matahari, ramalan, musik, dan penyembuhan. Dengan
kepandaiannya, dikisahkan ia adalah dewa pertama yang mengajarkan manusia
apa itu seni pengobatan dan penyembuhan. Para penyair juga menempatkan diri
mereka di bawah perlindungannya. Apollo merupakan dewa yang menjadi
perantara antara manusia dan dewa dengan kebijaksanaan. Apollo memiliki busur
dan alat musik kecapi sebagai simbol.

Artemis adalah saudara kembarnya. Mereka adalah anak dari Zeus yang
mengawini Leto. Tempat kelahiran mereka adalah Delos, yaitu sebuah pulau yang
tidak terhubung langsung dengan bumi, sehingga Leto bisa melahirkan anak
kembarnya tanpa diusik oleh Hera. Selain itu, Apollo juga dapat memberikan
restunya kepada Orakel, sehingga para Orakel dapat membaca masa depan.

3.2.10 Artemis
Artemis adalah dewi perburuan. Dewi Artemis melindungi pemburu dan kaum
muda yang dengan tenang mengatur tempat bumi liar. Ia adalah saudara kembar
Apollo, dan sangat mahir dalam bidang memanah melebihi semua dewa di gunung
Olimpia. Simbolnya adalah busur perak dan anak-anak panahnya.

Peninggalan Artemis terlihat pada wanita yang menentang tradisi dan menjalani
hidup dengan lebih individual bebas. Ada tempat yang didedikasikan untuknya di
Ephesos. Ada pula sebuah festival untuk menenangkan hati Artemis, yaitu festival
Brauron, dimana gadis-gadis muda berpakaian dan bertindak seperti beruang.

3.2.11 Hermes
Dewa perjalanan, bisnis, pencuri, dan olahraga adalah Hermes. Ia merupakan
satu-satunya utusan para dewa dan yang membimbing jiwa orang mati. Patung
Hermes biasanya ditempatkan di pintu masuk rumah dan pintu masuk kota, karena
Hermes adalah dewa batas dan pelanggaran batas. Terompah atau sepatu bersayap
dengan tongkat sepasang ular adalah simbolnya.

13
Hermes adalah pembawa keberuntungan dan kemakmuran, maka dari itu ia
paling disukai di gunung Olimpia. Ia adalah keturunan dari Zeus dan Maia.
Hermes memiliki tempat pemujaan di Feneos, dan festival Hermoea
diselenggarakan untuk menghormatinya.

3.2.12 Demeter
Pertanian dan kesuburan, adalah Demeter yang dianggap pertama kali
mengajarkan manusia akan menggarap tanah dan memanen. Ia diberkahi kuasa
mendatangkan kemakmuran dan kelaparan bagi manusia serta mengontrol musim.
Ada sebuah festival untuk Demeter bernama Thesmophoria, dimana hanya
perempuan saja yang berpartisipasi dengan mengorbankan anak babi untuk sang
dewi.

Demeter adalah ibu dari Persephone, istri Hades yang tinggal selama 6 bulan di
dunia bawah (Musim dingin), dan 6 bulan di dunia atas, bersama ibunya (Musim
semi). Rambutnya melambangkan bulir-bulir gandum dan ia mengenakan Polos,
mahkota berbentuk lingkaran yang dipakai oleh para dewi.

3.2.13 Dionysus
Dewa yang paling muda diantara dewa-dewi Olimpus adalah Dionysus.
Dionysus adalah dewa anggur, semangat tinggi, emosi yang kuat, dan pesta. Ia
dikaitkan juga dengan drama dan teater. Ibu dari Dionysus adalah manusia, dan
ayahnya adalah Zeus, menjadikannya satu-satunya dewa yang memiliki orang tua
manusia. Anugerah ajaibnya, air buah anggur adalah pembawa kegembiraan
maupun penyebab kegilaan. Pada masa kuno, pemujanya berkumpul di hutan dan
menari untuk menghormatinya, minum anggur hingga mabuk.

3.3 Kepercayaan Bangsa Yunani Kuno


Menurut Albala Johnson, dalam bukunya yang berjudul Understanding The
Odyssey, penghuni Semenanjung Balkan yang lebih awal merupakan masyarakat
agraris yang menganut Animisme dan mempercayai keberadaan roh pada setiap

14
unsur alam. Setelah mengalami perkembangan, roh-roh itu samar-samar diberikan
wujud manusia dan terlibat dalam mitologi lokal yang disebut sebagai dewa.
Kemudian datang suku-suku dari utara semenanjung Balkan yang datang
menyerang dan melakukan invasi. Mereka membawa serta kepercayaan baru yang
di dalamnya terdapat pantheon atau bangunan suci untuk para dewa baru, yang
didasarkan pada penaklukan, keberanian dalam perang, dan kepahlawanan yang
kejam. Dewa yang sudah lebih dulu ada kemudian menyatu dengan dewa
sembahan para penyerang yang lebih kuat, sementara dewa-dewa yang tidak
terasimilasi akhirnya menghilang karena tidak dianggap penting.

Maka dari itu, kepercayaan terhadap dewa-dewi menyebar. Keberadaannya


dianggap supranatural yang menguasai unsur-unsur alam atau aspek tertentu
dalam kehidupan manusia. Mereka akhirnya disembah, dianggap suci, keramat,
serta dihormati oleh manusia. Aliran ini disebut aliran politeisme karena menyebut
adanya banyak tuhan.

Berdasarkan mitologi Era Klasik, seterlah kekuasaan para Titan dijatuhkan,


muncullah Pantheon bagi dewa dan dewi paling utama dibawah kemepmimpinan
Zeus. Untuk menghormati Pantheon Yunani Kuno, para penyair menyusun Himne
Homeros (tiga belas sajak untuk dewa), yang menurut Gregory Nagy di bukunya
yang berjudul Greek Mythology and Poetic, Himne Homeros adalah suatu
pembuka sederhana yang masing-masing ditujukan untuk satu dewa yang
berbeda-beda.

Dalam ritual menyembah para dewa-dewi, masyarakat Yunani Kuno biasanya


membawa persembahan untuk dikorbankan ke tempat pemujaan atau Pantheon.
Tempat pemujaan itu biasanya berupa bangunan kuil dan altar. Mereka membawa
benda atau makanan yang akan dipersembahkan untuk dewa dan dewi pada saat
berdoa.

15
3.4 Pergeseran Kepercayaan Yunani Kuno Terhadap Dewa dan Dewi
Semakin berkembangnya zaman, kepercayaan bangsa Yunani Kuno terhadap
dewa dan dewi mulai luntur. Pada abad ke 6 SM, mulai bermunculan para pemikir
yang kepercayaannya bersifat rasional dan menimbulkan pergeseran. Bangsa
Yunani Kuno yang beranggapan bahwa kedudukan Tuhan terpisah dengan
kehidupan manusia itu dianggap tidak tepat. Mereka berfikir bahwa kehidupan
Tuhan justru menyatu dengan kehidupan manusia. Sistem kepercayaan mereka
yang menganut natural religious berubah menjadi sistem cultural religious.

Dalam sistem kepercayaan natural religious, bangsa Yunani Kuno terikat oleh
tradisionalisme. Sementara dalam sistem kepercayaan cultural religious,
memungkinkan bangsa Yunani Kuno untuk menyebarluaskan potensi dan
budayanya dengan bebas, sekaligus dapat mengembangkan pemikirannya untuk
menghadapi dan memecahkan berbagai misteri kehidupan/alam dengan akal
pikiran.

Awalnya, sudah ada konsep tentang asal mula alam yang bersifat mitos
kosmogonis (tentang asal usul alam semesta) dan mitos kosmologis (tentang asal-
usul serta sifat kejadian-kejadian dalam alam semesta). Dari itu, ada beberapa ahli
pikir yang muncul untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Yang pertama adalah
Thales. Ia berhasil mengembangkan geometri dan matematika; Liokippos dan
Democritos yang berhasil mengembangkan teori materi; kemudian Hipcrates yang
mengembangkan ilmu kedokteran; Euclid mengembangkan geometri deduktif;
Socrates mengembangkan teori tentang moralitas; Plato mengembangkan teori
tentang ide; dan Aristoteles mengembangkan teori yang menyangkut dunia, benda,
dan mengumpulkan data 500 jenis binatang di bidang ilmu biologi.

Setelah abad ke-6 SM, sejumlah ahli pikir tersebut menentang adanya mitos.
Mereka menginginkan pertanyaan tentang misteri alam semesta ini yang
jawabannya diterimal oleh akal atau rasional. Keadaan demikian ini sebagai suati

16
demitologi, artinya suatu kebangkitan pemikiran untuk menggunakan akal pikiran
dan meninggalkan hal-hal yang sifatnya mitologi.

Saat abad pertengahan atau juga disebut dengan zaman kegelapan, para teolog
di ilmu pengetahuan mulai tampil. Akibatnya, aktivitas ilmiah yang selalu
dikaitkan dengan keagamaan. Semboyan yang berlaku saat itu adalah ancilla
theologia yang artinya abdi agama. Perkembangan ilmu pengetahuan yang sudah
ada sejak zaman dahulu menjadi terhenti. Agama Kristen juga mulai memasuki
kawasan Eropa. Kekuasaan gereja begitu dominan dan sangat menentukan
kehidupan di Eropa. Ajaran Kristen tidak dangkal serta kerjasama antara gereja dan
penguasa ditentukan sebagai otoritas kebenaran. Semuanya harus diatur dengan
doktrin gereja, atau hukum ketentuan tuhan. Gereja pula tidak menentukan
kebebasan berpikir. Maka dari itu, perkembangan ilmu pengetahuan mengalami
kemunduran.

Pada abad pertama sampai abad ke-2 M, mulai ada pembagian wilayah
perkembangan ilmu. Wilayah pertama berpusat di Athena, yang difokuskan di
bidang kemampuan intelektual. Sementara wilayah kedua berpusat di Alexandria,
yang fokus di bidang empiris. Namun setelah Alexandria dikuasai oleh Roma, yang
menekan kebebasan berfikir, pada abad ke-4 dan ke-5 M, perkembangan ilmu
pengetahuan benar-benar beku.

17
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Yunani terletak di Asia Kecil. Kehidupan penduduknya sebagai nelayan dan
pedagang ,sebab sebagian besar penduduknya tinggal di daerah pantai ,sehingga
mereka dapat menguasai jalur perdagangan di laut tengah. Kebiasaan mereka hidup
di alam bebas sebagai nelayan itulah mewarnai kepercayaan yang dianutnya, yaitu
berdasarkan kekuatan alam sehingga beranggapan bahwa hubungan manusia
dengan Sang Maha Pencipta bersifat formalitas. Artinya, kedudukan Tuhan
terpisah dengan kehidupan manusia.
Dari sumber informasi yang telah di dapatkan, kesimpulan dari karya tulis ini
adalah tidak melenceng jauh dari hipotesis yang telah dibuat. Pergeseran
kepercayaan bangsa Yunani Kuno terhadap dewa dan dewi berakar dari jatuhnya
salah satu pusat kota di Yunani ke tangan Roma, dan menyebabkan masuknya
agama Kristen ke Yunani. Kristenisasi tersebut selain mengakibatkan bangsa
Yunani Kuno berpindah kepercayaan, juga menyebabkan kebekuan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan yang sudah diciptakan oleh filsuf-filsuf Yunani,
seperti Thales, Socrates, Plato, dan lainnya.

4.2 Saran
Tidak pernah henti-hentinya menyebut tentang Yunani untuk sejarah dan
pemikiran-pemikirannya. Yunani adalah salah satu negara yang memiliki banyak
andil dalam perkembangan kebudayaan di dunia. Saran dari penulis adalah, kita
dapat mempelajari lebih dari sejarah kebudayaan mitologi Yunani. Masih ada
warisan ilmu yang berasal dari Yunani, yang merangkum peradaban umat manusia
pada masa lampau, seperti sistem pemerintahan, peninggalan budaya, kesenian,
serta perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuannya.

18
Dengan mempelajarinya, kita bisa melihat masa kini maupun masa depan lebih
luas. Banyak hal-hal yang bermanfaat di cerita-cerita dalam mitologi Yunani.
Selain itu, kita dapat mempelajari keuntungan dan kesalahan di masa lalu agar tidak
terulangi pada masa kini dan masa yang akan datang.

19
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2009). Sejarah Pendidikan Dari Yunani Kuno Sampai Dengan Abad
Pertama Kekristenan. [Online]. Tersedia:
https://giuslay.wordpress.com/2009/01/30/sejarah-pendidikan-dari-yunani-kuno-sd-4-
abad-pertama-kekristenan/ (25 Desember 2016)

Anonim. (2015). Makalah Sejarah Peradaban Yunani Kuno. [Online]. Tersedia:


http://choplenk.blogspot.co.id/2015/05/makalah-sejarah-peradaban-yunani-kuno.html
(25 Desember 2016)

Burhanuddin, Afid. (2013). Ilmu Pada Masa Yunani Kuno 2. [Online]. Tersedia:
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/23/ilmu-pada-masa-yunani-kuno-2/
(25 Desember 2016)

Dino, Egi. (2012). Dewa-Dewa Dalam Kepercayaan Yunani Kuno. [Online].


Tersedia: http://www.egidino.com/2012/01/dewa-dewa-dalam-kepercayaan-yunani-
kuno.html (25 Desember 2016)

Rahmawati. (2011). Peradaban Yunani Kuno. [Online]. Tersedia:


http://rahmawattii.blogspot.co.id/2011/10/peradaban-yunani-kuno.html (25 Desember
2016)

Wikipedia. (2015). Dewa. [Online]. Tersedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Dewa (25


Desember 2016)

Wikipedia. (2015). Mitologi Yunani. [Online]. Tersedia:


https://id.wikipedia.org/wiki/Mitologi_Yunani#Kosmogoni_dan_kosmologi (25
Desember 2016)

Wikipedia. (2015). Theogonia. [Online]. Tersedia:


https://id.wikipedia.org/wiki/Theogonia (25 Desember 2016)

iii

Anda mungkin juga menyukai