Anda di halaman 1dari 7

Nasihat-nasihat Burung Pipit

OPINI | 10 August 2011 | 07:19 Dibaca: 679 Komentar: 4 0

Judul : Kitab Usfuriah, Kisah-kisah dari Lektur Pesantren Penerjemah : Musthafa Helmy Penerbit : Pustaka Firdaus Tahun terbit : Agustus 1993 Tebal : li + 152 halaman Hadist riwayat Abdillah Ibn Umar r.a. menyebutkan , Nabi SAW . bersabda: orang penyayang adalah orang yang disayangi oleh Allah yang Maha penyayang. Maka sayangilah makhluk di bumi, niscaya kalian disayangi Dzat yang di langit. Cerita yang mendukung hadist ini ditemui pada kisah Khalifah Umar yang suatu saat berjalan di kota Madinah. Dilihatnya seorang anak kecil sedang mempermainkan seekor burung. Umar muncul ibanya melihat si burung, lalu membelinya. Dan melepaskannya ke angkasa. Maka, ketika Umar wafat salah seorang ulama terkenal melihat Umar dalam mimpi. Apa kabar, Umar? tanya Sang Ulama. Apa yang telah Allah lakukan atasmu? Allah telah mengampuniku dan melewatkan segala dosaku. Apa sebab? Sebab kedemerwananmu? Keadilanmu? Atau karena zuhudmu yang membuatmu acuh tak acuh terhadap dunia? Umar menggeleng. Katanya kemudian: Ketika kalian menguburkanku dan menutupiku dengan tanah, dan meninggalkanku sendiri, datang dua malaikat yang menakutkan aku. Akalku hilang, gemetar sendi-sendi tulangku. Kedua malaikat itu mengambilku dan mendudukkanku, dan hendak menayaiku. Tapi, tiba-tiba, muncul suara tanpa sosok yang menghardik keduanya. Tinggalkan hamba-Ku ini, jangan kalian takut-takuti. Aku menyayangi, dan segala dosanya

telah Ku-ampuni, karena telah menyayangi seekor burung pipit di dunia. Pahalanya, Kusayangi dia di akhiratnya. (hal. 3-4) Bagi dunia pesantren tentunya kitab Usfuriah sudalah familiar. Biasanya kitab ini diajarkan pada bulan Ramadhan, di waktu sore hari atau sehabis sholat tarawih. Segaja para kyai atau kepercayaannya mengajarkan kitab ini pada saat yang santai, senggang. Diwaktu para santri berada pada kondisi psikologis yang mungkin saja lagi down. Memang dalam kategori kitab klasik yang ada dipesantren kitab ini merupakan kitab yang ringan pembahasannya, karena isinya seputar cerita-cerita penuh hikmah. Meskipun isi kitab ini seperti hiburan bagi santri, tetapi sebetulnya isi kitab ini bisa disebut sebagai kitab yang penuh ibrah, pelajaran. Justru dari muatan yang ringan inilah, kitab ini memposisikan dirinya sebagai pengasuh yang penuh arif dalam membangkitkan semangat santri untuk giat beribadah, berzikir dan yang paling utama adalah menebarkan kasih sayang terhadap sesama makhluk Allah. Bukankah ini malah inti dari Islam dan pokok risalah Nabi Muhammad SAW itu sendiri? Dalam kehidupan beragama, Umat memang tidak dapat lepas dari konsep pahaladosa. Sebab, karena dalam kenyataannya tidak seorang punatau sedikit sekali manusia yang bisa benar-benar bebas dari pamrih. Selain itu manusia pada dasarnya tidak seorangpun yang menolak keuntungan, apa pun bentuknya. Maka tidak heran jika dalam Al-Quran, Hadist maupun ceramah-ceramah keagamaan bertebaran pesona Surga dan kengerian Neraka sebagai bentuk cambuk dan iming-iming bagi umat (basyira wa nadzira). Memang, pahala bukanlah terminal akhir persinggahan manusia dalam beribadah kepada Allah. Ada yang lebih tinggi, yang harus diraih oleh semua manusia dalam taabudi pada-Nya, yaitu keridhaan Allah. dan ridha Allah lebih agung dari (semua pahala) itu, kata al-Quran (9: 72). Dalam dunia sufi masalah ridha, cinta Allah sudah familiar sekali. Para sufi dalam beribadah kepada Allah bukanlah memburu Surga atau disingkirkan dari baranya api Neraka. Bukan itu yang mereka inginkan, tetapi Sang Pemilik Surga dan bara api Neraka itulah mereka mencarinya. Tak jarang keluar dari ungkapan para sufi, misal Rabiah alAdawiyah yang berani memasang dirinya dikungkung dalam kobaran Neraka jika sekiranya hal itu bisa menambah cinta-Nya pada dirinya. Tetapi, maqom- maqom tersebut, kenikmatan-kenikmatan menghamba pada-Nya sangatlah jarang sekali dimiliki oleh manusia. Maqom ini oleh dibilang maqomkaum elite, orang yang berani mengatakan bahwa segala hidup dan geraknya hanya untuk Allah semata tanpa menginginkan surga atau takut neraka, sangatlah jarang (kecuali sebagai verbalisme semata dalam pengantar sholatnya). Orang akan garuk-garuk kepala atau bahkan langsung saat itu juga berhenti beribadah seumpama ada pengumuman: Allah tak akan membalas surga atau menghukum dengan neraka kepada kamu sekalian. Namun, Allah maha tahu seluk beluk semua ciptaan-Nya. Dan dalam kehidupan umat beragama kaum awam lebih banyak dibandingkan dengan kaum elitnya. Dari sinilah agama diturunkan. Keberhasilan misi suatu agama bukan terletak peliknya masalah falsafah atau theologinya melainkan bagaimana menanamkan kesadaran sekaligus membentuk watak dan tindak-tanduk dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga kesadaran akan pahala dan dosa harus ditanamkan.

Meski beramal baik menjadi anjuran dalam kehidupan sehari-hari, untuk menggapai Surga dan menjauhkan diri dari sentuhan Neraka, namun tetap saja setiap manusia dilarang berbangga diri dengan amalannya dan GR memperoleh surga. Amal manusia tetap bukan kunci utama pembuka gerbang Surga atau hakim yang berhak memasukkan dirinya dalam Neraka. Surga dan neraka tetaplah hak mutlak Allah. Rahmat Allah yag harus selalu dinantinantikan. Dalam kitab ini dikisahkan: Umar pernah bercerita kepada Zaid Ibn Aslam. Di masa umat-umat terdahulu pernah hidup seorang hamba yang sangat banyak beribadah tapi tak pernah mengharap rahmat Allah. Suatu saat matilah ia. Apa untukku dari-Mu, wahai Tuhanku? tanyanya setelah mati. Tuhan menjawab: Neraka! Betapa, wahai Tuhan ia menyergah. Lalu kemana ibadahku, upaya kebajikanku? Kau berputus asa terhadap belas kasih-Ku di dunia. Maka hari ini Kuputuskan juga rahmat-Ku. Jelas bahwa kita memang dituntut untuk beramal kebajikan tetapi jangan sampai amal kebajikan itu membutakan mata kita sehingga dengan entengnya bergumam: Surga pasti tempatku! Kitab sejenis Usfuriah sendiri bukanlah kitab studi Hadist. Kitab ini murni kitab yang diperuntukkan bagi masyarakat awam. Sehingga titik tekan dari kitab ini adalah isinya, bukan sohih atau dhoifnya hadist yang tercantum di dalamnya (tentunya masalah ini dapat didiskusikan dan masalah sohih tidaknya Hadist yang digunakan sebagai rujukan amalanamalan tambahan sudah sejak lama terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama). Kitab ini mempunyai misi menanamkan watak kepada para santri atau kalangan awam untuk bersikap zuhud (tidak terpesona oleh gemerlap dunia), adab kepada ibu-bapa, ulama, dan orang lanjut usia (walaupun ia Nasrani atau Majusi), sikap tawakal, sikap sabar, kebiasaan menggembirakan orang lain, optimis kepada rahmat Allah dan ampunan-Nya, sikap jujur, syukur, menjaga kehormatan, anti riya atau kasbul halal yakni: usaha susah payah, kadang dengan tangis, untuk mencari hanya rizki yang halal. Penterjemahan karya-karya klasik sangatlah perlu demi menambahan hazanah keilmuan bagi umat beragama. Apalagi, kalau mengingat bahwa kebanyakan kaum beragama didominasi kaum awam maka sudah selayaknya penterjemahan-peterjemahan kitab-kitab klasik dilakukan. Selain menambah keilmuan umat beragama tentunya akan semakin membuka lebar ruang diskusi masalah-masalah keagamaan. Sehingga masalah agama bukan saja didominasi oleh kaum elit beragama yang sekarang cenderung asyik di menara gadingnya
http://media.kompasiana.com/buku/2011/08/10/nasihat-nasihat-burung-pipit-385443.html

Tips Praktis Menulis Artikel di Media Cetak

REP | 13 November 2013 | 08:16

Dibaca: 191

Komentar: 6

Salah satu artikelku yang pernah dimuat di Suara Merdeka awal bulan lalu.

Menyampaikan pendapat dapat dilakukan dengan dua cara, seperti lisan dan tulisan. Menyampaikan pendapat secara lisan dapat dilakukan dalam bentuk orasi, seperti demonstrasi dan pidato. Kelebihan metode ini adalah kecepatan pesan tersampaikan. Namun, metode ini memiliki kekurangan juga, seperti mudah dilupakan dan sering tidak ditanggapi dengan baik. Menyampaikan pendapat secara tulisan dapat dilakukan dalam beragam bentuk, seperti surat pembaca, berita, dan artikel. Surat pembaca ditulis sehubungan dengan informasi tertentu dan bersifat insidental. Berita ditulis oleh wartawan yang tentunya sangat terbatas untuk mencakup semua jenis informasi. Maka, artikel dapat dipilih untuk dijadikan media menyampaikan gagasan karena artikel memiliki beragam kelebihan. Artikel memiliki tiga kelebihan, yaitu keilmuan, kebahasaan, dan penghargaan. Artikel sering ditulis oleh pakar atau ilmuwan sehingga artikel mengandung banyak pengetahuan yang sangat bermanfaat. Karena dimuat di media cetak, artikel harus menggunakan bahasa Indonesia yang benar. Selain itu, artikel yang dimuat media cetak akan diberi imbalan atau penghargaan yang berbentuk honor. Besar-kecilnya honor ditentukan oleh jenis media dan jenis artikelnya. Jika dimuat media nasional, biasanya honor bisa mencapai di atas Rp500 ribu.

Dengan memerhatikan kelebihan artikel di atas, sebaiknya kita belajar menulis artikel.Artikel yang dimuat di media cetak sering disebut artikel ilmiah populer karena bersifat populer atau dikenal dalam waktu terbatas. Penulisan artikel ilmiah populer dapat dilakukan dengan 4 metode, yaitu metode rujukan, metode added values, definisi, dan analogi. Berikut penjelasan dan teknis penulisannya. Metode Rujukan Metode rujukan adalah cara pengembangan artikel dengan menggunakan rujukan tertentu. rujukan atau referensi itu dapat berasal dari media lain, baik media cetak maupun elektronik. Selain itu, rujukan dapat pula berasal dari hasil penelitian lembaga tertentu. Selanjutnya, rujukan itu digunakan dengan mencantumkan informasi sebagai kalimat pembuka artikel. Perhatikan contoh berikut. Kompas.com (Selasa, 12 November 2013) memberitakan bencana angin topan Haiyan di Filipina. Menurut berita tersebut, kecepatan topan Haiyan diperkirakan maksimum mencapai 275 km/jam. Hingga Senin (11/11/2013), menurut Xin Hua, topan Haiyan sudah mencapai Vietnam dan menyebabkan korban jiwa bertambah setidaknya 13 orang. Topan tersebut masuk dalam kategori 5, artinya kecepatan badai mencapai 235 km/jam, sanggup menyebabkan kerusakan parah, mulai rumah roboh, pohon tumbang, dan gangguan pasokan listrik. Metode Added Values Metode added values adalah metode pengembangan dengan menyajikan suatu informasi yang dapat menjadi nilai tambah. Metode ini sering ditulis berdasarkan hasil riset atau pemgamatan. Selanjutnya, nilai tambah itu dibahas secara mendetail sehingga memberikan informasi baru bagi pembaga. Perhatikan contoh berikut. Renang adalah olahraga paling baik untuk dikuasai oleh semua orang. Renang perlu dijadikan olahraga keluarga karena renang mengajarkan olah badan secara sempurna. Hal ini disebabkan olahraga renang mengharuskan perenang untuk menggerakkan semua organ tubuhnya. Kepala, tangan, dan kaki harus aktif bergerak agar tidak tenggelam. Maka, wajarlah atlet renang memiliki fisik yang sangat baik. Metode Definisi Metode definisi adalah metode penulisan artikel dengan menjelaskan pengertian tertentu di awal paragraf. Metode ini biasanya digunakan untuk menjelaskan istilah tertentu yang biasanya berasal dari judul artikel. Tentu ini bertujuan agar pembaca mudah memahami isi artikel setelah membaca pengertian atau definisi sebelumnya. Perhatikan contoh berikut. Menulis adalah kegiatan menuangkan gagasan atau pikiran seseorang menjadi lambang grafika yang terbaca (Johan Wahyudi, 2013:3). Menulis merupakan upaya berkomunikasi secara pasif antara penulis dengan pembaca. Seorang penulis akan berusaha menuangkan segala ide di kepalanya secara runtut sehingga menjadi tulisan. Dari sanalah terjadi komunikasi antara penulis dengan pembaca.

Metode Analogi Metode analogi adalah metode penulisan dengan menggunakan benda atau peristiwa tertentu sebagai simbol atau lambang untuk menyampaikan gagasan. Penggunaan lambang atau simbol itu bertujuan agar pembaca mudah memahami isi gagasan. Metode ini sering digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang rumit kepada pembaca karena keterbatasan cara untuk menjelaskannya. Perhatikan contoh berikut. Roda harus berputar agar tujuan dapat dicapai. Jika roda berhenti berarti perjalanan pun terhenti. Meskipun jalanan kurang baik, roda harus berjalan meskipun tertatih-tatih. Entah disebabkan kerusakan jalan atau bahkan kerusakan mesin. Sedemikian halnya kehidupan. Hidup harus berjalan meskipun banyak masalah menimpa kita. Kita harus menjadikan masalah sebagai bahan bakar agar otak tetap berfungsi untuk digunakan berpikir. Dalam rangka mengampanyekan budaya literasi atau baca-tulis, saya tak henti-hentinya mengajak teman-sahabat agar gemar menulis, baik langsung maupun tak langsung. Ajakan langsung dilakukan malalui beragam kegiatan seminar dan workshop kepenulisan. Ajakan tak langsung dilakukan melalui media sosial, sepertiKompasiana, Twitter, dan Facebook. Banyak sekali alasan terlontar sebagai jawaban atas ajakan itu. Rerata alasan itu disebabkan keterbatasan waktu, ketidakmahiran menulis, dan kekurangan referensi. Maka, saya pun berusaha membuat Fans Pagesebagai Miniblog di Facebook. Bagi teman-teman yang berkeinginan untuk belajar menulis, saya mengundang temanteman untuk berkunjung ke FP Guru Menulis. Mari kita saling belajar menulis agar menjadi penulis yang baik.

Tampilan FP Guru Menulis

Anda mungkin juga menyukai