(Pertemuan Pertama)
@anwar.muslimah
Kitab ini dikarang oleh Al Habib Muhammad bin Salim bin Hafidz bin
Syekh Abu Bakar bin Salim, ayahanda dari Al Habib Umar bin Hafidz.
Al Habib Muhammad ini, salah satu cerita tentang Beliau, Beliau itu
tidak pernah pantang menyerah dalam dakwah. Pada zaman Beliau
adalah zaman komunis yang mana semua Ulama adalah diancam
dalam artian dikejar untuk diculik dll. Sampai-sampai sahabat-
sahabat Al Habib Muhammad ini semuanya pergi, ada yang pindah
ke negeri Hijaz, ada yang pindah ke negeri Makkah, semuanya pada
pergi. Kecuali Al Habib Muhammad, Beliau tetap ada di Tarim,
sampai ditanyain sama salah satu teman Al Habib Muhammad,
"Kenapa engkau tidak mau pindah dari tempat ini?" Katanya Al
Habib Muhammad, "Allah telah ngasih aku Surga di depan mataku,
kenapa aku mau pindah (dalam artian: aku ini sekarang lagi berjalan
di jihad Allah, jalannya Allah, kalau aku terbunuh di situ berarti aku
sudah dapat jaminan Surga, kenapa aku mau berpaling dari itu.)"
Nah seperti itu adalah Al Habib Muhammad bin Salim bin Hafidz bin
Syekh Abu Bakar bin Salim. Beliau selalu terus menerus berjalan,
berdakwah kepada Allah sesulit apapun, Beliau tanpa ada pantang
menyerah.
《1》
@anwar.muslimah
Kitab ini adalah kitab yang menjelaskan sebagian yang penting
di dalam apa-apa yang dibutuhkan untuk mengetahuinya para
perempuan. Jadi kitab ini akan membahas tentang perempuan,
tentang apa saja yang dibutuhkan oleh perempuan untuk
diketahuinya, yang mukminah dari perkara tentang bersuci
(bagaimana cara bersuci?), perkara tentang haid, perkara tentang
nifas, dan juga tentang sholat serta selain itu dari perkara-perkara
yang harus diketahui oleh para perempuan yang mukminah
khususnya.
Dan sesungguhnya orang yang alim itu, para orang yang ada di
langit, para orang yang ada di bumi, mereka itu memohonkan
ampun untuk orang yang alim tersebut. Bukan cuma orang yang di
langit, bukan cuma orang yang di bumi, bahkan ikan-ikan yang di
laut mereka memohonkan ampun untuk orang yang alim tersebut.
Karena sesungguhnya fadhilah atau keutamaan orang yang alim dari
orang yang ahli ibadah, seperti keutamaan bulan dari semua
bintang-bintang. Jadi yang paling terang siapa?
《3》
@anwar.muslimah
Bulan daripada para bintang-bintang. Begitu juga orang alim dan
orang ahli ibadah, yang paling tinggi kedudukannya adalah orang
yang alim daripada orang yang ahli ibadah, kenapa? Karena disitu
ada cerita yang diceritakan oleh Al Hubabah Ummu Salim (Istri dari
Al Habib Umar bin Hafidz), Beliau bercerita ada 2 sahabat, mereka
hendak berpisah, jadi mempunyai tujuan masing-masing. Salah satu
dari mereka tujuan hidupnya pengen mencari ilmu, jadi dia belajar-
belajar untuk mencari ilmu. Dan yang salah satunya lagi pengen
ibadah kepada Allah, pengen menyendiri di gua untuk beribadah
kepada Allah. Berpisahlah mereka. Kemudian setelah beberapa
tahun, temannya yang mencari ilmu ini kangen sama temannya yang
berada di gua dan niat untuk menjenguk temannya yang ada di gua.
Pergilah si orang yang mencari ilmu ini, ketika sampai di depan gua,
orang yang mencari ilmu ini kaget melihat temannya, kenapa?
Karena temannya sholat sambil berkalung bangkai tikus. Ditunggu
sampai sholatnya temannya ini selesai. Setelah selesai salam,
disamperin tuh "Kenapa kamu sholat sambil berkalung bangkai
tikus?" Katanya temannya si ahli ibadah ini, "Ya karena waktu itu,
aku ketika beribadah tikus ini bersuara terus sampai membuatku
bising. Nah akhirnya aku bunuh tuh tikus. Setelah beberapa saat aku
merasa kasihan sama tikus itu, akhirnya karena aku kasihan sama
《4》
@anwar.muslimah
dia, aku jadiin kalung dia." Temannya si pencari ilmu ini berkata,
"Tahukah kamu ketika kamu sholat dengan berkalung bangkai tikus
itu sholatmu nggak sah, kenapa? Karena kamu membawa najis." Nah
dari sini kita bisa tahu kenapa sih orang alim itu lebih afdhol lebih
utama daripada orang yang ahli ibadah? Karena orang yang alim
(orang mencari ilmu) itu mereka beribadah dengan tahu syarat-
syaratnya apa saja, apa saja agar sholatnya diterima, syarat-syarat
dari fardhunya sholat, fardhu wudhu, mereka mempelajari
semuanya, sampai mereka sholat dengan keadaan sah dengan
keadaan yang benar. Berbeda dengan orang yang ibadah, yang dari
lama cuma fokus untuk ibadah tanpa mau mencari ilmu. Mereka
sholat seperti apa yang diketahui saja tanpa mau mengetahui apa
saja yang membuat batal sholatnya, apa saja yang bikin sholatnya
sah. Oleh karena itu orang yang alim itu lebih afdhol atau lebih
utama daripada orang yang ahli ibadah.
Di situ ada cerita yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amr, "Ketika
itu Rasulullah ﷺkeluar dari rumah. Di dalam Masjid itu ada du
kelompok/golongan. Satu majelis ini mereka mempelajari ilmu fiqih
dan ingin memahami tentang fiqih. Dan kelompok yang lain, di situ
semuanya berdo'a kepada Allah dan juga meminta kepada Allah.
《6》
@anwar.muslimah
Kemudian Rasulullah ﷺbersabda, "Dua majelis ini, majelis belajar
Fiqih dan majelis berdo'a serta meminta kepada Allah. Kedua majelis
ini semuanya dalam kebaikan. Kemudian Rasulullah menunjuk ke
kelompok yang di situ memohon meminta kepada Allah dan juga
berdo'a kepada Allah. Mereka itu orang yang berdo'a kepada Allah.
Dan menunjuk kepada kelompok yang lain, mereka itu mempelajari
ilmu dan memahamkan atau memberitahu kepada orang yang
bodoh, mengajari orang yang bodoh dan mereka itu lebih utama."
Jika sudah diketahui hal seperti itu, kalau kita tidak bakal bisa lolos
dengan perkara-perkara yang terjadi di hari kiamat kecuali dengan
kita mempelajari dan mengamalkan apa-apa hukum-hukum
syariatnya Allah, maka wajib dengan sangat-sangat wajib untuk
kalian wahai para perempuan dengan memperhatikan dengan
membaca semisal kitab Tadzkiroh ini yang insyaa Allah bermanfaat.
Dan juga menetapkan waktu untuk mempelajarinya, memahami
arti-arti yang ada di sini dan juga mengamalkan apa-apa yang ada
di dalam kitab ini sampai kalian semua keluar dari kegelapan
kebodohan kepada cahaya ilmu.
Allah ﷻberfirman, "Katakanlah apakah sama untuk orang yang
mengetahui dan orang yang tidak mengetahui? Hanya saja yang
mengingat kepada hal ini adalah orang-orang yang berakal."
(QS. Az-Zumar, Ayat 9).
《8》
@anwar.muslimah
Allah ﷻberfirman, "Sesungguhnya para muslim dan juga para
muslimah, dan para mukmin dan para mukminah, dan para orang
yang taat dari laki-laki dan juga perempuan, dan orang yang
bersungguh-sungguh dari laki-laki dan juga perempuan, dan juga
orang-orang yang sabar dari golongan laki-laki dan juga perempuan,
dan orang-orang yang taat orang-orang yang khusyuk dari kalangan
laki-laki dan juga perempuan, dan juga orang-orang yang
bershodaqoh dari kalangan laki-laki ataupun perempuan, dan juga
orang-orang yang berpuasa dari laki-laki dan perempuan, dan
orang-orang yang menjaga kemaluannya dari berbuat maksiat dari
golongan laki-laki dan juga perempuan, dan orang-orang yang
banyak mengingat kepada Allah dari kalangan laki-laki dan
perempuan. Orang-orang yang mempunyai sifat-sifat di atas maka
Allah akan siapkan untuk mereka ampunanNya Allah dan pahala
yang sangat besar." (QS. Al-Ahzab: Ayat 35).
《10》
@anwar.muslimah
Sesi Tanya Jawab
1. Misalnya tempat sholat kita nggak suci bagaimana? Termasuk
batal tidak sholat kita? Dan kalau misalkan najisnya tidak nampak,
misalkan di lantai keramik itu bagaimana?
➡️ Salah satu syarat sahnya sholat harus di tempat yang suci, nggak
sah kalau sholat di tempat yang tidak suci di situ. Jika kita tidak tahu
tempat itu (misalkan lantai keramik) suci atau tidak, kita yakini saja
tempat itu suci, sholatlah di situ.
2. Bila ada majelis sholawat dan majelis ilmu, mana yang lebih
utama kita hadiri?
➡️ Kalau melihat seperti yang sudah dijelaskan tadi, bahwa orang
yang alim itu lebih afdhol lebih utama daripada orang yang ahli
ibadah dan juga Rasulullah ﷺlebih menghadiri majelis yang di situ
membahas tentang ilmu daripada berdo'a kepada Allah. Dan dari situ
kita bisa memahami kalau majelis ilmu itu afdhol lebih utama.
9. Apa seorang istri berdosa jika ingin belajar ilmu agama lebih
banyak tapi suami tidak setuju dan hanya memperbolehkan ikut
majelis taklim biasa aja, sedangkan di sana tidak banyak ilmu yang
《15》
@anwar.muslimah
bisa didapat? Mohon pencerahannya Ustadzah.
➡️ Kalau memang mempelajari ilmu yang wajib dia ketahui seperti
yang kita bahas di kitab Ibanah wal Ifadhoh, jika suami mencegah
istrinya mempelajari ilmu yang sebenarnya wajib untuk dia ketahui
seperti masalah-masalah tentang haid, masalah-masalah tentang
tentang nifas, nah itu maka hukumnya bagi suami haram untuk
mencegah istrinya mempelajari ilmu yang wajib dia ketahui. Kalau
cuma ilmu-ilmu tambahan, bukan ilmu yang penting, bukan
berkaitan tentang sholat atau apapun itu yang mencakup sahnya
ibadahnya dia, maka di situ kita harus mentaati suami karena di
dalamnya ilmu itu ada yang namanya ilmu wajib (yang wajib kita
ketahui) dan juga ada ilmu yang sunnah (sunnah kita ketahui).
Kalau untuk mempelajari ilmu sunnah, maka kita harus mentaati
suami dalam artian tidak menghadiri majelis. Tapi kalau dalam hal
ilmu yang wajib diketahui, maka haram bagi suami untuk mencegah
istrinya mempelajari ilmu yang wajib dia ketahui itu. Kecuali jika
suami mau menanyakan tentang pertanyaan-pertanyaan yang
istrinya ingin tanyakan atau mau mengajari si istri dalam ilmu-ilmu
yang wajib, maka di situ untuk mentaati suami dan belajar dengan
suami atau menanyakan masalah-masalah kepada suami untuk
ditanyakan kepada para Ulama.
《16》
@anwar.muslimah
10. Apakah wirid yang ada di Ba'alawi itu semuanya sudah bisa kita
amalkan? Soalnya saya mendengar kalau membaca wirid Sakran itu
harus ada ijazahnya.
➡️ Boleh kita amalkan, tanpa ijazah pun boleh. Tapi kalau kita punya
ijazah itu lebih afdhol, jadi semua wirid boleh kita amalkan.
12. Kalau semisal kita mendengar Ratib via Youtube sambil ngikutin
sambil beres-beres apakah boleh? Kita pengen baca Ratib tapi nggak
sempet. ➡️ Boleh, itu Alhamdulillah Allah mentakdirkan untuk
menghadiri majelis membaca Ratib, jadi di situ dia harus bersyukur
menyempatkan, Allah kasih walaupun waktunya sempit maka itu
termasuk hal yang bagus dalam artian menyempatkan diri untuk
membaca Ratib untuk membaca dzikir, itu hal yang sangat bagus.
《17》
@anwar.muslimah