Hikmah di Dalamnya
ETH 101
Fina Amalia
(10001304)
finaamalia86@gmail.com
PENDAHULUAN
mendengar Rasulallah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang melalui suatu
jalan untuk mencari ilmu, Allah akan mudahkan baginya jalan ke surge. Sesungguhnya para
malaikat membentangkan sayapnya untuk para penuntut ilmu karena mereka ridho atas apa
yang ia lakukan. Orang yang berilmu akan dido’akan untuknya ampunan oleh yang ada di langit
maupun yang ada dibumi sampai ikan yang ada dalam lautan. Keutamaan orang yang berilmu
dengan orang yang beribadah adalah seperti keutamaan bulan dengan seluruh bintang. Para
ulama adalah pewaris nabi, dan nabi tidak pernah mewariskan dinar maupun dirham, tetapi
mereka mewariskan ilmu. Barang siapa yang mengambilnya, ia telah mendapatkan bagian yang
sangat besar.”{Diriwayatkan Abu Daud, At-tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Ahmad}.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Ilmu hanya akan didapat dengan belajar.
Kesabaran dan kemurahan hati hanya akan didapat dengan bersungguh-sungguh. Barang siapa
yang menginginkan kebaikan, akan diberikan kepadanya, barangsiapa yang menjaga dirinya
1
B.Rumusan Topik
Adapun batasan pembahasan pada makalah ini tertuang pada pernyataan berikut :
3.Mengetahui kisah-kisah perjuangan para ulama dalam menuntut ilmu yang sangat berat
2
BAB II
PEMBAHASAN
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang mempelajari satu ilmu untuk
ia tidak akan mencium bau surge pada hari kiamat.”{Diriwayatkan Abu Daud}
Dari hadits ini penting bagi kita untuk selalu intropeksi diri dalam setiap ibadah, terutama dalam
menuntut ilmu, jangan sampai niat kita karena dunia. Untuk selalu menjaga niat dan semangat
dalam menuntut ilmu maka penting pagi kita mengetahui kisah-kisah keteladanan para ulama
Para ulama kita terdahulu telah berjuang keras untuk berkhidmat kepada agama
yang mulia ini dan membela Sunnah Rasulallah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka
mengerahkan segala kemampuan untuk menuntut ilmu. Para ulama adalah pewaris nabi,
sehingga penting bagi kita untuk mengambil ilmu yang merupakan warisan yang mulia.
Allah ta’ala berfirman : “Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya supaya mereka itu dapat
3
C.Kisah-Kisah Para Ulama dalam Menuntut Ilmu
enuntut ilmu syar’i.Berikut akan dipaparkan hanya beberapa kisah saja yang insyaa Allah akan
Dia adalah Abu Abdullah Sufyan bin Sa’id bin Masruq bin Habib. Beliau dari
kalangan tabi’uttabi’in. Lahir pada tahun 97 H. Para ulama sepakat untuk mensifatkan dia
sebagai orang yang menonjol dalam ilmu hadits dan fiqih.Sifatnya: wara’, zuhud, sederhana,
Diriwayatkan dari Abul Mun’im bin Umar, dari Ahmad bin Muhammad bin
Zaid, dari Abu Rifa’ah Al-Adawi, dari Ibrahim bin Syarif, dari Sufyab bin Uyainah, “Sufyan
Ats-Tsauri pernah merasa sangat lapar. Sudah tiga hari ia tidak makan apa pun. Ketika dia
melewati sebuah rumah yang kebetulan ada pesta didalamnya, dia terdorong ingin pergi kesana,
Namun Allah ta’ala menjaganya dan ia pergi ke rumah putrinya. Putrinya menyuguhkan roti
Syu’bah bin Al-Hajjaj bin Ward Al-Hujjah Al-Hafizh Syaikhul Islam Abu
Bastham Al-Azdi Al-Atki berwala’ kepada Al-Wasithi.Dia tinggal di Bashrah sebagai ahli
Hamzah bin Ziad Ath-Thusi berkata: “Aku mendengar kalau Syu’bah adalah
orang yang gagah dan telah kering kulitnya karena beribadah.Abdurrahman bin Yunus Al-
4
Mustamili berkata: “Aku mendengar Ibnu Uyainah berkata: “Aku mendengar Syu’bah berkata:
“Orang yang mencari hadits akan mengalami kebangkrutan materi. Aku telah menjual baskom
Ibnu An-Najjar adalah seorang hafizh, imam yang cerdas, ahli sejarah pada
zamannya, dan seorang ahli hadits dari Irak. Muhibbudin Abu Abdullah Muhammad bin
Mahmud bin Al-Hasan bin Hibatullah bin Mahasin bin An-Najjar Al-Baghdadi, seorang penulis,
Ibnu Assa’i berkata: “Perjalanan Ibnu An-Najjar selama 27 tahun dan jumlah
gurunya ada 3.000 syaikh.Dia mengarang Bab “Kitab Al-Qomarul Munir” dalam kitab Al-
Musnad Al-Kabir, dan menyebutkan seluruh sahabat dan hadits yang mereka riwayatkan.
Ibnu Mujahid. Suatu hari saya mendatanginya sebelum fajar agar saya bisa duduk lebih dekat
dengannya. Ketika saya sampai gerbang pintu yang menghubungkan ke majelisnya, saya dapati
pintu itu tertutup dan saya kesulitan membukanya. Saya berkata dalam hati, “SubhaanAllah, saya
sudah datang sepagi ini tapi tetap saja tidak bisa duduk didekatnya”. Kenudian saya melihat
sebuah terowongan disamping rumahnya. Saya membuka dan masuk kedalamnya. (Itu adalah
sebuah terowongan didalam tanah, saya masuk agar bisa sampai ke ujung terowongan hingga
keluar darinya menuju ke majelis ilmu). Ketika sampai dipertengahan terowongan yang semakin
menyempit, saya tidak bisa keluar ataupun kembali. Maka saya mencoba melebarkan
terowongan selebar-lebarnya agar bisa keluar. Pakaian saya terkoyak, dinding terowongan
5
membekas ditubuh saya, dan sebagian daging saya terkelupas. Allah menolong saya untuk bisa
keluar darinya, mendapatkan majelis syaikh dan menghadirinya. Sementara saya dalam keadaan
yang memalukan.
Terdapat banyak hikmah yang dapat kita ambil dari kisah-kisah perjalanan
1.Niat mereka karena Allah ta’ala yang menjadikan mereka kuat dan semangat dalam menuntut
ilmu.
3.Pengorbanan mereka baik harta maupun tenaga yang luar biasa, yang patut kita contoh.
4.Mereka tidak pernah bosan didalam menuntut ilmu, bahkan sampai mereka wafat mereka terus
menuntut ilmu.
5.Karena sebab pengorbanan yang besar menjadikan mereka menghasilkan karya-karya yang
6
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Allah subhaanahu wa ta’ala telah mewajibkan kita untuk menuntut ilmu agama.
Ilmu yang menjadikan manusia mengenal Rabb nya. Ilmu yang menjadikan manusia selamat
didunia dan diakhirat. Ilmu agama yang sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah
Telah banyak teladan dari para ulama kita, bagaimana kegigihan mereka didalam
mencari ilmu. Dari buwaian hingga liang lahat. Semangat yang membara yang tidak lain
menjadikan surga sebagai tempat kembalinya. Semoga Allah ta’ala mengumpulkan kita dan
7
REFERENSI
{1} Majid Al-Bankani, Abu Anas (2004).Rihlatul Ulama fi Thalabil Ilmi. Abu Thohir Al-
Padangi. Perjalanan Ulama Menuntut Ilmu. (2007, Mei). Jakarta: Darul Falah.
{2} Purnama, Yulian. (2013, 16 November). Meneladani Semangat Para Ulama dalam
dalam-menuntut-ilmu.html