Menuntut ilmu adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk mengubah tingkah laku
ke arah yang lebih baik, karena pada dasarnya ilmu menunjukkan jalan menuju kebenaran
dan meninggalkan kebohongan.
Wahyu Allah SWT yang pertama turun adalah Q.S Al-‘Alaq diawali dengan kata Iqro
yang maknanya bukan hanya membaca, tetapi mengkaji, meneliti, mendalami menganalisa,
dan melakukan kegiatan lain yang terkait dengan menimba ilmu.
Artinya :Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa
tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila
mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
Hal ini dilakukan oleh hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , Rasulullah shallallahu’
alaihi wa sallam bersabda,
“Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu, Allah akan menyempurnakannya jalan
menuju surga.” (HR. Muslim).
“Para ulama adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar
atau dirham, tetapi mewariskan ilmu. Maka dari itu, barang siapa mengambilnya, ia telah
mengambil bagian yang cukup. ” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah; Surat
shahih oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami ‘no. 6297).
3. Ilmu Akan Kekal Dan Akan Bermanfaat Bagi Pemiliknya, Meskipun Dia Telah
Meninggal
“Jika seseorang manusia meninggal, terputuslah amalnya, kecuali dari tiga hal: sedekah
jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang berdoa untuknya” ( HR. Muslim).
4. Allah Tidak Memerintahkan Nabi-Nya Meminta Tambahan Apa Pun Selain Ilmu
Allah berfirman:
“Dan katakanlah, ‘Wahai Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu“. (QS. Thaaha [20]:
114). Ini dalil tegas diwajibkannya menuntut ilmu.
” Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan
memahamkan dia tentang agama .” (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim No. 1037).
Yang menerbitkan faqih dalam haditsnya hanya mengetahui hukum syar’i, tetapi lebih dari
itu. Dikatakan faqih jika seseorang mengetahui tauhid dan pokok Islam, serta yang membahas
dengan syari’at Allah. Demikian dikatakan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin
dalam Kitabul ‘Ilmi (hal. 21).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya yang paling takut pada Allah dengan takut
yang nyata adalah para ulama (orang yang berilmu). Karena semakin seseorang mengenal
Allah Yang Maha Agung, Maha Mampu, Maha Mengetahui dan Dia disifati dengan sifat dan
nama yang sempurna dan baik, maka ia mengenal Allah lebih sempurna, maka ia akan lebih
memiliki sifat takut dan akan terus bertambah sifat takutnya. ”(Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim,
6: 308).
” Siapa yang paling mengenal Allah, dialah yang paling takut pada Allah “.
“… Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…” (QS. Al-Mujadilah [58]: 11).
“Dan mereka mengatakan:“ Sekiranya kami mencari atau memotret (nila) kami
menawarkan penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala ”. (QS. Al-Mulk: 10).
C. Sikap dan Perilaku Gemar Menuntut Ilmu Mencerminkan Q.S At-Taubah :122 dan
Hadits Terkait
1. Memiliki motivasi untuk menuntut ilmu sepanjang hidup karena mencari dan
menuntut ilmu merupakan bagian dari jihad fi sabilillah. dengan menuntut ilmu
berarti seseorang berperang melawan kebodohan, ketidaktahuan, keterbelakangan,
dan kemiskinan.
2. Mempunyai semangat untuk menuntut ilmu dan memiliki semangat untuk
mengajarkan kembali pada orang lain. hal tersebut bukan hanya untuk meraih predikat
sebagai orang yang dimuliakan Allah SWT, tetapi juga untuk mengejar ketertinggalan
umat islam. umat islam tidak akan bangkit hanya dengan ibadah ritual saja, melainkan
melalui ilmu yang disinergikan dengan kekuatan ibadah mereka.
3. Berusaha sekuat tenaga untuk senantiasa meningkatkan ilmu pengetahuan sebagai
ikhtiar atau usaha agar tidak tertinggal oleh laju perkembangan zaman.
4. Seluruh ilmu yang sudah didapat harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari
sehingga kemaslahatan dan manfaat bagi sesama umat dapat terwujud. sementara itu,
Allah SWT sangat murka kepada orang yang tidak mau mengamalkan ilmu yang
dimilikiya.
5. Menghindari sikap sombong dan bangga karena memiliki ilmu karena kepandaian
yang dimiliki seseorang diibaratkan hanya sedikit saja dari ilmu Allah SWT.
Guru Pembimbing :
Ali Mustofa, S.Pd.I
Disusun Oleh :
1. Muh. Aziz M ( 13/X DPIB 2 )
2. Muh. Daman Huri ( 14/X DPIB 2 )
3. Muh. Risky ( 15/X DPIB 2 )
4. Nabila R ( 16/X DPIB 2 )
5. Nauval Hiban Z ( 17/X DPIB 2 )
6. Nicolas Putra ( 18/X DPIB 2 )
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH
SMK NEGERI 2 SRAGEN
TAHUN 2018/2019