Anda di halaman 1dari 10

SEMANGAT KEILMUAN

Memiliki semangat keilmuan sebagai


implementasi pemahaman surat at-Taubah ayat
122 dan hadist terkait.
Anggota-anggota kelompok

1. Naila aprilia harahap


2. Inka azreena aisyah
3. Sandrica amaryllis hendra putri
4. Muchammad faiz razan
5. Natha naufal diferiansyah
Apa itu semangat keilmuan?
Kata ilmu dalam bahasa Indonesia berasal dari kata al-‘ilmu dalam bahasa Arab. Secara
bahasa etimologi kata al-‘ilmu adalah bentuk masdar atau kata sifat dari kata `alima –
ya`lamu- `ilman. Dijelaskan bahwa lawan kata dari al-‘ilmu adalah al-jahl bodohtidak tahu.
Sehingga jika dikatakan alimtu asy-syai’a berarti “saya mengetahui sesuatu”.
Sedangkan semangat
menuntut ilmu merupakan suatu
usaha dengan kesadaran untuk
memperoleh pengetahuan dengan
tujuan untuk mengubah seseorang
dari tidak tahu menjadi tahu,
mengubah perilaku ke arah yang lebih
baik sehingga seseorang tersebut
memiliki kecakapan bukan hanya bersifat intelektual, melainkan juga yang bersifat sosial dan
religius karena pada dasarnya memiliki ilmu menjadikan seseorang mendapatkan jalan
untuk mendapatkan kebenaran.
Hubungan semangat keilmuan dengan surah
at-Taubah ayat 122
ْ َ ُ ْ َ ‫اَل‬ َ َ ۗ
‫ان ْال ُم ْؤ ِمنُ ْو َن لِيَ ْنفِر ُْوا َك ۤافَّة فل ْو نَف َر ِمن ك ِّل فِ ْرق ٍة ِّمنهُ ْم‬
ً َ ‫َو َما َك‬
‫فَةٌ لِّيَتَفَقَّه ُْوا فِى ال ِّد ْي ِن َولِيُ ْن ِذر ُْوا قَ ْو َمهُ ْم اِ َذا َر َجع ُْٓوا اِلَ ْي ِه ْم لَ َعلَّهُ ْم‬Wِ‫طَ ۤا ِٕٕى‬
ࣖ ‫يَ ْح َذر ُْو َن‬
Arab-Latin: Wa mā kānal-mu`minụna liyanfirụ kāffah, falau lā nafara ming kulli firqatim
min-hum ṭā`ifatul liyatafaqqahụ fid-dīni wa liyunżirụ qaumahum iżā raja'ū ilaihim
la'allahum yaḥżarụn
Artinya: Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan
perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi
untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga
dirinya.
Hubungan semangat keilmuan dengan surah
at-Taubah ayat 122
Kandungan Surat At Taubah ayat 122 ini menjelaskan bahwa tidak semua orang
mukmin harus berangkat ke medan perang, apabila peperangan itu hanya dilakukan
oleh sebagian kaum muslim saja.
Mengutip Qur’an Kemenag, kandungan Surat At Taubah ayat 122 ini menjelaskan
bahwa tidak semua orang mukmin harus berangkat ke medan perang, apabila
peperangan itu hanya dilakukan oleh sebagian kaum muslim saja.
Tetapi ada pembagian tugas dalam masyarakat, di mana sebagian lagi harus
menuntut ilmu dan mendalami agama islam. Tujuannya agar ilmu agama dapat
diajarkan secara merata, dan dakwah dapat dilakukan dengan cara yang efektif
sehingga kecerdasan umat Islam bisa ditingkatkan.
Ayat ini menunjukkan betapa pentingnya menuntut ilmu. Kewajiban menuntut
ilmu, menurut pengertian yang tersurat dari Q.S. at-Taubah/9:122 adalah ilmu dalam
bidang agama yang berisikan sistem dan ajaran keimanan dan peribadatan kepada
Tuhan Yang Mahakuasa serta tatacara berhubungan dengan pergaulan sesama
manusia dan linkungannya.
Hadist terkait dengan semangat menuntut
ilmu
A. Hadits Riwayat Ibnu Majah

‫طلب العلم فريضة على كل مسلم‬


“Rosulullah bersabda : “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah)

Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah di atas, memerintahkan kita untuk
menuntut ilmu. Hadits tersebut menjelaskan bahwa mencari ilmu hukumnya fardhu (wajib)
bagi setiap orang Islam. Dalam Islam dikenal ada dua macam fardhu, yakni fardhu ‘ain dan
fardhu kifayah. Sedangkan menuntut ilmu, hukumnya adalah fardhu ‘ain yang harus
dilakukan oleh setiap orang islam (baik laki-laki maupun perempuan) alam al-Quran juga
banyak sekali ayat yang menerangkan tentang menuntut ilmu.
Allah menetapkan kewjiban menuntut ilmu karena manfaatnya yang besar bagi
manusia. Allah juga memberikan penghormatan yang tinggi kepada para penuntut ilmu.
Penghormatan Allah ini sangat mahal nilainya dan tidak mungkin ditebus dengan apapun,
yaitu kemudahan untuk masuk surga.
Hadist terkait dengan semangat menuntut
ilmu
B. Hadits Riwayat Baihaqi

Rosulullah bersabda : jadilah orang yang pandai, pelajar atau pendengar (ilmu). Dan janganlah
kamu jadi orang yang keempat (selain merekaa), sebab kamu akan binasa. (HR. Darami)

Dalam hadits riwayat Baihaqi, Rosulullah SAW memerintahkan kita untuk memilih beberapa
alternatif yang diberikan berkaitan dengan kewajiban menuntut ilmu. Di antara alternatif
tersebut adalah :
• Hendaknya kita menjadi orang yang pandai dan berilmu. Sebab, orang yang pandai akan dapat
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
• Apabila kita tidak atau belum menjadi orang yang pandai, hendaknya kita menjadi orang yang
belajar untuk menjadi orang yang pandai.
• Apabila kesempatan belajar juga tidak kita miliki karena berbagai sebab, maka hendaknya kita
menjadi pendengar ilmu. Sebab, pada hakikatnya mendengarkan ilmu juga merupakan proses
belajar, sehingga diharapkan nantinya juga akan menjadi pemilik ilmu.
Hadist terkait dengan semangat menuntut
ilmu
C. Hadist riwayat Abu Daud dan Tarmidzi

“Dari Abu Darda’ r.a berkata ,”saya mendengar Rosulullah SAW bersabda : keutamaan
orang yang berilmu terhadap orang yang ahli ibadah bagaikan bagaikan keutamaan
bulan terhadap segenap bintang. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi,
dan sesungguhnya para nabi tiak mewariskan dinar atau dirham tetapi mereka
mewariskan ilmu. Maka barangsiapa mengambilnya berarti ia mengambil bagian yang
sempurna. (H.R Abu Daud dan Tirmidzi).

Seperti yang kita tahu, bahwa tujuan penciptaan manusia yang utama adalah
untuk menyembah Allah SWT. Dengan demikian, menjadi orang ahli ibadah adalah
tujuan setiap manusia, sebab akan mendapat kehormatan tinggi dari Allah SWT karena
telah memenuhi tuntutan-Nya sebagai hamba Sang Kholik (Pencipta).
Dalam menuntut ilmu juga harus memiliki
etika, apa saja kah itu?
1. Meluruskan niat
Adapun niat yang harus dimiliki para penuntut ilmu adalah:
• Dalam rangka melaksanakan perintah Allah swt. Dan Rasulullah saw;
• Untuk menghilangkan kebodohan pada diri sendiri dan kebodohan orang lain;
• Mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih cerah dan terarah ; dan
• Menjadi bekal untuk kehidupan di akhirat agar dapat selamat dan mendapatkan husnul
khatimah.

2. Bersikap hormat kepada guru


Guru merupakan seseorang yang memberikan ilmu yang dengan ilmunya ia menjadikan orang
tersebut menjadi mulia, baik di kehidupan dunia maupun di akhirat.

3. Awali dan akhiri ketika menuntut ilmu dengan berdoa kepada Allah swt.

Berdoalah kepada Allah swt. Setiap mengawali suatu yang baik, termasuk dalam hal menuntut
ilmu setidaknya dengan membaca basmalah dan mengakhirinya dengan hamdalah.
Hikmah dalam menuntut ilmu
Ada banyak hikmah dalam menuntut ilmu, diantaranya sebagai berikut:

1. Menjadikan orang yang takut hanya kepada Allah swt.


2. Memudahkan jalannya menuju surga, mendapatkan rida malaikat, mendapatkan
permintaan ampun dari seluruh makhluk bumi, dan menjadi pewaris para nabi.
3. Pahala ilmu yang diajarkan akan tetap mengalir walaupun pemiliknya telah wafat.
4. Memperhalus perasaan dan menyuburkan kebijaksanaan sebagaimana Al Imam Al
Ghazali berkata: “Menuntut ilmu bukan hanya mengisi otak dan pikiran, tetapi juga
untuk memperhaluskan perasaan dan menyuburkan kebijaksanaan.”
5. Ditinggikan derajatnya, Allah berfirman“Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.
6. Agar tidak terlaknat, Allah berfirman“Dunia dan seisinya terlaknat, kecuali yang
memanfaatkannya demi kepentingan dzikrullah dan yang serupa dengan itu, pada
ulama’, dan orang-orang yang menuntut ilmu.” (HR Turmudzi)
7. Mudah untuk menyelesaikan suatu masalah.

Anda mungkin juga menyukai