Keutamaan Menuntut Ilmu – Menuntut ilmu merupakan hal yang wajib dilakukan oleh
kita sebagai umat manusia. Karena dengan menuntut ilmu dapat memperluas wawasan
kita tentang pengetahuan sehingga kita dapat diakui oleh lingkungan masyarakat yang
ada di sekitar kita.
Selain daripada itu, menuntut ilmu juga merupakan salah satu bentuk ibadah yang
diwajibkan di dalam Islam. Hal tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah Muhammad
S.A.W dimana beliau berkata bahwa :
“Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan”.
(HR. Ibnu Abdil Barr)
Rasululloh Bersabda : ” Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim” [ H.R.
Ibnu Majah ]
Maka dari itu jika melihat hadist diatas dapat dipastikan bahwa kita baik laki-laki
maupun perempuan mempunyai kewajiban di dalam menuntut ilmu.
Daftar Isi
Pengertian Ilmu
Nasehat Ulama Imam Syafi’I tentang Kewajiban Menuntut Ilmu
Keutamaan Menuntut Ilmu di dalam Al-Qur’an
o Dapat Mengetahui Kebenaran
o Diangkat Derajat Ahli Ilmu
o Menandakan Sebagai Orang Yang Bertaqwa
o Mengikuti Sunnah Rasulullah
o Menjadi Pembeda dan Mengangkat Status Sosial
Keutamaan Menuntut Ilmu Dalam Islam
Keutamaan Menuntut Ilmu Di Dalam Hadist Rasulullah
o Salah Satu Jalan Menuju Surga
o Menuntun Kepada Akhlaq Yang Baik
o Tanda Seseorang Diberikan Petunjuk dan Hidayah
o Sebagai Pahala Yang Mengalir
o Ahli Ilmu Lebih Utama Daripada Ahli Ibadah
o Terhindar dari Fitnah dan Laknat Allah Azza Wa Jalla
o Yang Paling Takut Pada Allah Adalah Orang Yang Berilmu
o Allah Tidak Memerintahkan Nabi-Nya Meminta Tambahan Apa Pun Selain Ilmu
o Orang Yang Dipahamkan Agama Adalah Orang Yang Dikehendaki Kebaikan
Pengertian Ilmu
Sebenarnya apa sih itu ilmu? Pengertian ilmu sendiri terbagi menjadi dua macam baik
itu secara bahasa ataupun secara istilah yaitu,
Ilmu secara bahasa ( َا ْل ِع ْل ُمal-‘ilmu) ialah lawan dari ُل55( َا ْل َج ْهal-jahl atau kebodohan),
maksudnya adalah mengetahui sesuatu hal sesuai dengan keadaan yang sebenarnya,
disertai dengan pengetahuan yang pasti.
Kedua arti ilmu secara istilah yang dimana dijelaskan oleh sebagian ulama bahwa ilmu
merupakan ma’rifah (pengetahuan) sebagai lawan dari al-jahl (kebodohan). Sedangkan
menurut ulama lainnya ilmu itu lebih jelas dari apa yang diketahui.
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim” (HR. Ibnu Majah no. 224, dari sahabat Anas
bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dishahihkan Al Albani dalam Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir
no. 3913)
Menuntut ilmu itu wajib bagi Muslim maupun Muslimah. Ketika sudah turun perintah
Allah yang mewajibkan suatu hal, sebagai muslim yang harus kita lakukan adalah
sami’na wa atha’na, kami dengar dan kami taat. Sesuai dengan firman Allah Ta ‘ala:
“Sesungguhnya ucapan orang-orang yang beriman apabila diajak untuk kembali kepada
Allah dan Rasul-Nya agar Rasul itu memberikan keputusan hukum di antara mereka
hanyalah dengan mengatakan, “Kami mendengar dan kami taat”. Dan hanya merekalah
orang-orang yang berbahagia.” (QS. An-Nuur [24]: 51).
Sebagaimana kita meluangkan waktu kita untuk shalat. Ketika waktu sudah
menunjukkan waktu shalat pasti kita akan meluangkan waktu untuk shalat walaupun
misal kita sedang bekerja dan pekerjaan kita masih banyak. Kita akan tetap
meninggalkan aktivitas kita dan segera mengerjakan shalat. Maka begitupun sebaiknya
yang harus kita lakukan dengan menuntut ilmu.
Ilmu adalah kunci segala kebaikan. Ilmu merupakan sarana untuk menunaikan apa yang
Allah wajibkan pada kita. Tak sempurna keimanan dan tak sempurna pula amal kecuali
dengan ilmu. Dengan ilmu Allah disembah, dengannya hak Allah ditunaikan, dan dengan
ilmu pula agama-Nya disebarkan.
Kebutuhan pada ilmu lebih besar dibandingkan kebutuhan pada makanan dan
minuman, sebab kelestarian urusan agama dan dunia bergantung pada ilmu. Imam
Ahmad mengatakan, “Manusia lebih memerlukan ilmu daripada makanan dan minuman.
Karena makanan dan minuman hanya dibutuhkan dua atau tiga kali sehari, sedangkan
ilmu diperlukan di setiap waktu.”
Jika kita ingin menyandang kehormatan luhur, kemuliaan yang tak terkikis oleh
perjalanan malam dan siang, tak lekang oleh pergantian masa dan tahun, kewibawaan
tanpa kekuasaan, kekayaan tanpa harta, kedigdayaan tanpa senjata, kebangsawanan
tanpa keluarga besar, para pendukung tanpa upah, pasukan tanpa gaji, maka kita mesti
berilmu.
Namun, yang dimaksud dengan kata ilmu di sini adalah ilmu syar’i. Yaitu ilmu yang akan
menjadikan seorang mukallaf mengetahui kewajibannya berupa masalah-masalah
ibadah dan muamalah, juga ilmu tentang Allah dan sifat-sifatNya, hak apa saja yang
harus dia tunaikan dalam beribadah kepada-Nya, dan mensucikan-Nya dari berbagai
kekurangan” (Fathul Baari, 1/92).
Dari penjelasan Ibnu Hajar rahimahullah di atas, jelaslah bawa ketika hanya disebutkan
kata “ilmu” saja, maka yang dimaksud adalah ilmu syar’i. Oleh karena itu, merupakan
sebuah kesalahan sebagian orang yang membawakan dalil-dalil tentang kewajiban dan
keutamaan menuntut ilmu dari Al Qur’an dan As-Sunnah, tetapi yang mereka maksud
adalah untuk memotivasi belajar ilmu duniawi. Meskipun demikian, bukan berarti kita
mengingkari manfaat belajar ilmu duniawi. Karena hukum mempelajari ilmu duniawi itu
tergantung pada tujuannya. Apabila digunakan dalam kebaikan, maka baik. Dan apabila
digunakan dalam keburukan, maka buruk. (Lihat Kitaabul ‘Ilmi, hal. 14).
Nasehat Ulama Imam Syafi’I tentang Kewajiban
Menuntut Ilmu
Adapun seorang Ulama yang biasa kita kenal sebagai Imam Syafi’I dengan nama asli
Muhammad bin Idris mengatakan beberapa nasehatnya tentang sebuah ilmu yaitu :
Ilmu bagaikan binatang buruan, sedangkan pena adalah pengikatnya. Maka ikatlah
buruanmu dengan tali yang kuat.
Alangkah bodohnya jika kamu mendapatkan binatang buruan. Namun kamu tidak
mengikatnya sehingga akhirnya binatang tersebut lepas di tengah-tengah manusia.
Hal yang disayangkan ternyata beberapa majelis ilmu sudah tidak memiliki daya magnet
yang bisa memikat umat Islam untuk duduk di sana, bersimpuh di hadapan Allah untuk
meluangkan waktu mengkaji firman-firman Allah ‘Azza wa Jalla dan hadist nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kita belum mengetahui untungnya duduk berjam-jam di majelis ilmu mengkaji ayat-ayat
Allah. Kalau kita tidak mengetahuinya, kita tidak akan duduk di majelis ilmu. Karena
fitrah manusia memang bertindak sesuai asas keuntungan.
Faktanya, kalau kita tidak mengetahui keuntungan atau manfaat suatu hal maka kita
tidak akan melakukan hal itu. Begitu juga dengan ibadah. Maka dari itu, semakin kita
belajar dan mengetahui keuntungan-keuntungan salat, puasa, zakat, maka kita akan
semakin semangat menjalaninya. Ini yang seharusnya kita sadari.
Oleh karena itu, kita harus mengetahui keutamaan dan keuntungan menuntut ilmu.
Terdapat banyak dalil dari kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya terkait keutamaan ilmu dan
pemilik ilmu. Di antaranya adalah:
1. Dapat Mengetahui Kebenaran
Dengan Ilmu kita bisa menjadi saksi kebenaran tentang keberadaan Allah dan itu
disebutkan pada Al-Qur’an Surat Ali Imron Ayat 18 :
Artinya :
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak untuk disembah)
melainkan Dia, Yang Menegakkan Keadilan. Para malaikat dan orang-orang berilmu
(juga yang menyatakan demikian itu). Tak ada Tuhan yang berhak disembah melainkah
Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Artinya :
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang
yang diberikan ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Artinya :
“…. sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hambanya hanyalah orang-orang
yang berilmu”.
“Katakanlah, apakah sama antara orang yang mengetahui dengan orang yang tidak
tahu.”
Orang-orang yang menuntut Ilmu, terutama Ilmu yang sesuai dengan syariat. Makan
Allah akan memberikan anugrah kepadanya. Hal itu disebut dalam Al-Qur’an Al-Baqarah
ayat 269 yang berbunyi :
Selain yang telah disebutkan di dalam Al-Qur’an tentang beberapa keutamaan dalam
menuntut ilmu. Rasulullah juga menyebutkan beberapa keutamaan yang lain dan itu
terangkum dalam beberapa kumpulan hadist beberapa diantaranya adalah;
“Siapa yang Allah kehendaki kebaikan kepada seorang hamba maka Ia akan difahamkan
tentang agamanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Jika manusia meninggal maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara: sedekah
jariyahnya, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shaleh yang mendoakan kedua
orangtuanya,” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dimana yang dimaksud dalam hadist ini bahwasanya ahli ilmu itu sangat sedikit
sedangkan ahli ibadah, itu bisa mencakup hampir seluruh muslim yang jumlahnya
sangat banyak.
“Sesungguhnya dunia itu terlaknat, terlaknat segala isinya, kecuali zikir kepada Allah dan
amalan- amalan ketaatan, demikian pula seorang yang alim atau yang belajar.”
(HR.Tirmidzi dan Ibnu Majah, dihasankan oleh syaikh Al-Albani dalam sahih al-jami’,
no:1609)
Dalam menjelaskan makna dari hadits tersebut, syaikh Al-Munawi berkata: “dunia
terlaknat, disebabkan karena ia memperdaya jiwa-jiwa manusia dengan keindahan dan
kenikmatannya, yang memalingkannya dari beribadah kepada Allah lalu mengikuti hawa
nafsunya.” (Tuhfatul ahwadzi:6/504)
“Siapa yang paling mengenal Allah, dialah yang paling takut pada Allah”.
8. Allah Tidak Memerintahkan Nabi-Nya Meminta Tambahan Apa Pun
Selain Ilmu
Allah berfirman:
ب ِز ْد ِني ِع ْلمًا
ِ ّ َوَ ُق ْل ر
“Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan
memahamkan dia tentang agama.” (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim No. 1037).
Yang dimaksud faqih dalam hadits bukanlah hanya mengetahui hukum syar’i, tetapi
lebih dari itu. Dikatakan faqih jika seseorang memahami tauhid dan pokok Islam, serta
yang berkaitan dengan syari’at Allah. Demikian dikatakan oleh Syaikh Muhammad bin
Shalih Al-‘Utsaimin dalam Kitabul ‘Ilmi (hal. 21).
Dalam hadist ini dapat disimpulkan bahwa dengan Ilmu yang kita miliki dan dengan
bersemangatnya kita menuntut Ilmu. Insya Allah segala macam berita dan wacana yang
penuh fitnah di zaman yang sudah tua ini, kita akan bisa memilah mana yang benar dan
mana yang palsu.
Itulah beberapa keutamaan bagi orang-orang yang menuntut ilmu. Sebenarnya masih
banyak lagi keutamaan-keutamaan lainnya. Mungkin teman-teman bisa
menambahkannya pada komentar di bawah untuk bisa kami tambahkan nantinya di
artikel ini.
Semoga artikel tentang “Keutamaan Menuntut Ilmu” ini dapat memberikan semangat
bagi kalian dalam menuntut ilmu sampai jasad tinggal nama. Semangat ya.