Anda di halaman 1dari 5

Posisi atau Kedudukan Ilmu Dalam Islam

Islam adalah adalah ajaran yang berlandaskan ilmu. Segala perintah dan larangan dalam agama memiliki
dasar keilmuan yang jelas dan lengkap. Setiap ibadah yang dikerjakan memiliki landasan keilmuan yang
rahmatan lil ‘alamin. Maka dari itulah, setiap muslim dituntut untuk mendasarkan segala amalanya pada
keilmuan ke-Islaman.

Secara bahasa, ilmu (al-‘Ilm) adalah lawan kata dari bodoh (al-jahl). Sedangkan secara istilah, para ulama
ushul memberikan pengertian ilmu adalah “Memahami sesuatu secara pasti sesuai dengan faktanya.”

Contoh ilmu sesuai pengertian di atas adalah pertama, bahwa keseluruhan (kullun) lebih besar daripada
sebagian (juz’un). Kedua, bahwa setiap ciptaan (makhluq) pasti ada yang menciptakan (khaliq). dan
Ketiga, bahwa niat merupakan syarat dalam suatu ibadah. Contoh yang pertama dan kedua di atas
adalah contoh ilmu yang diperoleh secara akal, sedangkan contoh yang ketiga diperoleh secara syara’
(syariah).

Dalam ajaran Islam, ilmu tidak dapat dipisahkan dari amal. Artinya, ilmu harus diamalkan, dan
sebaliknya, suatu amalan harus didasarkan kepada ilmu. Karena itu, Sahabat Ibnu Mas’ud r.a. berkata:
“Ilmu bukan dengan banyaknya meriwayatkan. Sesungguhnya ilmu adalah cahaya yang dipancarkan di
dalam hati. Sebagian ulama yang lainnya berkata: “Sesungguhnyalah ilmu adalah khasyyah (rasa takut
kepada Allah).” Yang dimaksud dengan hakikat ilmu dalam perkataan tersebut adalah buahnya ilmu. Hal
ini sesuai dengan firman Allah swt, “Sesungguhnya yang benar-benar takut kepada Allah dari hamba-
hamba-Nya adalah ulama.” (Q.S. Fathir: 28).

Karena itulah, maka orang yang berilmu (‘alim) tapi perilakunya tidak sesuai dengan ilmu yang
dimilikinya, maka orang tersebut dicap sebagai orang bodoh (jahil). Nabi Yusuf a.s. berdo’a kepada Allah
agar tidak terpedaya rayuan untuk berbuat maksiat, karena itu termasuk perilaku orang-orang yang
bodoh. Allah swt mengabadikan perkataannya, “Yusuf berkata, ‘Wahai Tuhanku, penjara bagiku lebih
aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka padaku. Jika Engkau tidak memalingkan diriku dari tipu
daya mereka, niscaya aku akan jatuh pada ajakan mereka, dan tentulah aku akan termasuk orang-orang
yang bodoh.” (Q.S. Yusuf: 33)

Di antara keutamaan ilmu yang disebutkan dalam al-Quran dan Hadits yaitu:

1. Ilmu, bersama-sama dengan iman, merupakan salah satu dari sebab ditinggikannya derajat seseorang
oleh Allah. Allah swt berfirman, “Niscaya Allah akan menaikkan derajat orang-orang yang beriman dari
kalian, serta orang-orang yang diberi ilmu, beberapa derakat.” (Q.S. Al-Mujadilah: 11).

2. Ilmu adalah warisan para nabi, yang tidak bisa dinilai dengan dunia dan segala isinya. Sehingga,
merupakan keuntungan yang besar dan sempurna bagi manusia, bila mendapatkan warisan tersebut.
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, tetapi mereka
hanyalah mewariskan ilmu. Maka, barangsiapa mengambil warisan tersebut, berarti ia telah mengambil
bagian warisan yang sempurna.” (H.R. Abu Dawud dan at-Tirmidzi).
3. Ilmu adalah syarat untuk mendapat kebaikan dari Allah swt. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang
dikehendaki oleh Allah mendapatkan kebaikan, maka Ia akan dipahamkan oleh Allah terhadap
agamanya.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

4. Ilmu merupakan syarat untuk diterimanya suatu amalan. Rasulullah bersabda: “Barangsiapa
mengamalkan sesuatu yang tidak ada landasannya dalam urusan kami, maka amalnya tertolak.” (H.R.
Muslim).

Islam adalah agama wahyu yang sangat menjunjung tinggi kedudukan ilmu dan yang terkait dengannya
seperti para penempuhnya (Tholabul Ilm) maupun pengajarnya (Aalim).1

Allah Swt berfirman,

‫َش ِهَد ُهَّللا َأَّنُه اَل ِإَلَه ِإال ُهَو َو اْلَم الِئَك ُة َو ُأوُلو اْلِع ْلِم َقاِئًم ا ِباْلِقْس ِط اَل ِإَلَه ِإال ُهَو اْلَع ِزيُز اْلَحِكيُم‬

“Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat
dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tidak ada Tuhan melainkan Dia,
Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS. Ali Imran : 18).

DI dalam ayat tersebut Allah Swt memulai kesaksian dengan Diri Nya, diikuti dengan para malaikat Nya
lalu seterusnya dengan ahli ilmu. Ini menunjukkan betapa mulianya kedudukan ilmu dan para ahli ilmu
di sisi Allah Swt.

Dalam beberapa hadis yang masyhur juga dijelaskan bagaimana mulianya kedudukan ahli ilmu dalam
pandangan Islam;

Rasulullah Saw bersabda,

‫العلماء ورثۃ األنبياء‬

“Para ulama adalah pewaris para Nabi.” (HR. Bukhari).

Beliau Saw juga bersabda,

‫فضل العالم علی العابد كفضلي علی أدنكم رجًال‬

“Keutamaan orang alim atas seorang abid ibarat kelebihanku atas orang yang terbawah di kalangan
kamu.” (HR. Thobroni).

Kedudukan ilmu di dalam Islam memang sangat vital bahkan merupakan fardhu Ain bagi tiap Muslim
untuk mencarinya. Hal ini seperti yang termaktub di dalam beberapa riwayat hadis.

Rasulullah SAW bersabda,

‫و طالب العلم يستغفر له كل‬,‫طلب العلم فريضة على كل مسلم و مسلمة‬

‫شيء حتى الحوت في البحر‬


1
Muhammad Syafii, kedudukan ilmu dalam Islam, Pasuruan, 15 Oktober 2020
“Mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang Islam laki-laki dan perempuan. Orang yang mencari
ilmu itu akan dimintakan ampun oleh setiap sesuatu yang ada di muka bumi ini sampai ikan-ikan yang
berada di lautan”.(HR. Thobroni).

Bahkan saking tegasnya Islam dalam memposisikan kedudukan ilmu hingga dikatakan bahwasannya
manusia itu dibagi menjadi dua golongan saja yakni orang yang mengajarkan ilmu dan yang belajar ilmu.
Di luar kedua golongan itu adalah kelompok yang tidak dianggap.

Rasulullah Saw bersabda,

‫الّناس رجالن عالم و متعلم وساءر هم همج‬

“Manusia itu ada dua golongan ; Orang alim dan penuntut ilmu, lain dari mereka adalah golongan yang
hina-dina.”

Keutamaan ilmu juga dapat dilihat dalam kisah burung Hud-hud ketika ditanya oleh Nabi Sulaiman As.
Hud-hud hanyalah seekor burung kerdil di hadapan Nabi Sulaiman As yang berderajat tinggi lagi gagah
perkasa. Namun dengan kemuliaan ilmu, sedikit pun Hud-hud tak gentar dengan ancaman Nabi
Sulaiman As, bahkan dengan tenang dia menjawab,

‫َفَقاَل َأَح طُت ِبَم ا َلْم ُتِح ْط ِبِه‬

“Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. “(QS. An-Naml : 22).

Ini adalah bukti bahwa ilmu adalah ruh di dalam Islam yang tanpanya hukum-hukum Allah tentu tidak
akan bisa diketahui dan dijalankan. Bahkan disebutkan secara tegas bahwa mencari ilmu adalah sebuah
kemuliaan.2

Rasulullah Saw menjelaskan bahwasannya dunia dan seisinya itu terlaknat kecuali pada beberapa hal,
seperti yang tertera di dalam hadis,

‫ َأَال ِإَّن الُّد ْنَيـا َم ْلُعْو َنٌة َم ْلُعْو ٌن َم ـاِفْيـَهـا ِإَّال ِذ ْك ُر ِهللا َوَم ا َو اَالُه َو َعاِلٌم َأْو ُم َتَع ـِّلـٌم‬.

“Ketahuilah, sesungguhnya dunia itu dilaknat dan dilaknat pula apa yang ada di dalamnya, kecuali dzikir
kepada Allah dan ketaatan kepada-Nya, seorang ‘alim, dan seorang yang menuntut ilmu.” (Hadits hasan,
diriwayatkan oleh Tirmidzi).

Ilmu juga menjadi tolak ukur seseorang apakah dikehendaki menjadi baik atau buruk oleh Allah Swt.
Tentu ilmu yang dimaksud adalah ilmu yang bisa menghantarkan seorang hamba untuk mengenal akan
Rabb nya yaitu ilmu agama (Islam).

Rasulullah Saw bersabda,

‫َم ْن ُيِرِد ُهللا ِبِه َخ ْيًرا ُيَفِّقْهُه ِفي الِّديِن‬

2
Adabul Muridin Lil Imam An Najeeb Dhiya’uddin As Suhrawardiy, Terj. Hal 31 Bab Fadhilah Ilmu
“Barangsiapa dikehendaki Allah (mendapat) kebaikan, maka akan dipahamkan ia dalam (masalah)
agama.” (HR. Bukhari).

Dipahamkan dalam hal ini maksudnya adalah dipahamkan dalam masalah ilmu agama baik yang
diperolah secara kasbi (proses belajar pada guru dan membaca kitab) maupun secara wahby
(pemberian langsung dari Allah alias Ladunni).

Dalam perspektif Islam, kedudukan ilmu sangat agung dan mulia. Ayat Al-Qur‟an dan hadis Rasulullah
telah banyak menjelaskannya. Demikian pula para ulama yang telah banyak menegaskan urgensi ilmu
dalam karya-karya mereka. Ilmu adalah komponen terpenting yang harus dimiliki setiap manusia. Islam
memandang bahwa ilmu pengetahuan merupakan bagian dari pelaksanaan kewajiban manusia sebagai
mahluk Allah SWT. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan dalam Islam dipandang sebagai kebutuhan
manusia dalam mencapai kesejahteraan hidup. Ilmu memiliki kedudukan dan keutamaan yang sangat
besar dalam Islam. Karena itu, wahyu yang pertama kali diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad
saw adalah al-Quran surah al yang berisi perintah ‘membaca’.

Peran Ilmu Dalam Dunia Islam

Peran ilmu dalam dunia Islam sangat penting, karena ilmu pengetahuan dianggap sebagai kebutuhan
manusia dalam mencapai kesejahteraan hidup didunia dan memberi kemudahan dalam mengenal
Tuhan.

Islam memandang bahwa ilmu pengetahuan merupakan bagian dari pelaksanaan kewajiban manusia
sebagai mahluk Allah SWT yang berakal

Berikut beberapa peranan ilmu pengetahuan menurut Islam:

 Sebagai alat untuk mencapai kebenaran: Ilmu pengetahuan merupakan alat untuk memahami
dan mencapai kebenaran. Islam menekankan pentingnya mencari kebenaran dan mengajak
manusia untuk terus belajar dan memahami
 Sebagai alat untuk beribadah: Ilmu pengetahuan juga merupakan alat untuk memahami ajaran
agama dan menjalankan ibadah dengan benar.
 Sebagai alat untuk memperbaiki masyarakat: Selain itu, ilmu pengetahuan juga merupakan alat
untuk memperbaiki masyarakat. Dengan memperoleh ilmu pengetahuan, seseorang dapat
memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat dan membantu dalam mencapai
kesejahteraan.

Islam juga mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang, seperti ilmu
kedokteran, matematika, sains (Fisika, Astronomi, dan Kimia), hingga ilmu sosial (Ekonomi, Geografi, dan
Psikologi), Selain itu, ilmu pengetahuan dalam agama Islam banyak mempengaruhi kehidupan manusia
dan menciptakan dampak yang positif dalam dunia ilmu pengetahuan secara keseluruhan.3

Latar belakang
3
Jurnal Substantia, Vol 12, No. 1, April 2011
Islam adalah agama global dan universal, yang bertujuan untuk menghadirkan risalah peradaban Islam
yang sempurna dan menyeluruh, baik secara spirit, akhlak maupun materi. Di dalamnya ada aspek
duniawi dan ukhrawi yang saling melengkapi. Keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan, utuh dan integral. Universalitas atau globalitas Islam menyeru semua manusia kepada
kebenaran, tanpa memandang suku, bangsa, warna kulit dan perbedaan lainnya.
Disamping itu, Islam juga agama pembebasan, diantara misi penting Islam adalah membela,
menyelamatkan, membebaskan, memuliakan dan melindungi orang-orang tertindas. Dengan kata lain,
Islam adalah agama yang tujuan dasarnya adalah membangun literasi moral masyarakat terhadap nilai-
nilai persaudaraan yang global, kesamaan hak (equality), dan keadilan sosial (social justice).

Pengetahuan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Aspek ini diharapkan
dapat mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun, ilmu pengetahuan tidak boleh terlepas dari ajaran
agama. Ilmu pengetahuan telah berinteraksi dengan agama, sebagaimana ia telah memasuki setiap segi
kehidupan manusia. Kemajuan teknologi dan arus globalisasi yang kian pesat juga semakin memperlebar
jarak antara ilmu dan agama. Karena itu peranan kajian pemikiran Islam mempunyai arti yang sangat
penting dalam mensinergikan dua aspek ini.

Penutup
Islam merupakan jalan hidup yang mengatur seluruh aspek perilaku manusia. Prinsip yang utama dalam
ajaran Islam memiliki implikasi yang sangat luas dalam pola dan cara hidup masyarakatnya. Islam bukan
saja menjadi kerangka keimanan bagi umat Islam terhadap Allah, tetapi juga merupakan kerangka
pemikiran dalam menemukan hakikat kebenaran segala yang ada di alam semesta ini. Islam juga
merupakan agama yang memiliki tradisi keilmuan yang luar biasa.

Dalam kalangan pemikiran Islam banyak memandang tidak ada persoalan antara ilmu dan agama.
Pengakuan adanya kebenaran ayat kauniyah (ayat yang ada dalam semesta) dan ayat qauliyah (ayat-
ayat dalam kitab suci) telah dipandang cukup untuk menjelaskan bahwa tidak ada pertentangan antara
ilmu dan agama dalam agama. Turunya ayat pertama dalam Islam juga dimulai dengan ayat yang
“scientific” yaitu iqra’.

Beberapa contoh ayat al-Qur‟an dan Hadis sebagaimana telah dipaparkan diatas menunjukkan bukti
bahwa di dalam Islam, agama tidak hanya memberikan konfirmasi terhadap ilmu, tetapi juga menjadi
sumber informasi bagi pengembangan ilmu, bahkan menjadi paradigma bagi pengembangan ilmu.
Tanpa agama ilmu akan kehilangan inspirasi-inspirasi baru untuk berkembang, demikian pula tanpa ilmu
agama akan tertutup dan eksklusif. Tulisan ini diharapkan mendorong kaum muslimin tidak kehilangan
harapan terhadap kemampuan internal khasanah ilmu pengetahuan Islam dan integritas para sarjana
muslim dalam merespon perkembangan zaman dan era globalisasi tanpa harus tunduk pada sentiment
kekinian dan temporalitas di atas universalitas nilai-nilai Islam.

Anda mungkin juga menyukai