Anda di halaman 1dari 4

Nama : Abdul Rokhim

Prodi / Semester : PAI / II (Dua)

NIM : 201949011783

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

A. Konsep Pendidikan Islam

Pendidikan Islam adalah salah satu bagian dari sistem pendidikan yang
memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupan sesuai dengan
cita-cita dan nilai-nilai Islam yang telah menjiwai dan mewarnai corak
kepribadian.Selain itu, pendidikan Islam juga bisa dimaknai sebagai sebuah
bimbingan jasmani dan rohani, yang berlandaskan  etika dan hukum yang ada di
dalam Islam, sebagai upaya mewujudkan pribadi yang sesuai dengan nilai-nilai
Islam.

Alquran sebagai kitab suci umat Islam, tentu saja menjadi pedoman bagi
para pemeluknya termasuk dalam hal pendidikan. Dimensi dan nilai-nilai
pendidikan Islam di dalam Alquran sangat banyak sekali, jika kita benar-benar
menggali hal-hal apa yang terkandung di dalam Alquran. Bahkan, bukan hanya
pada aspek pendidikan saja, tetapi juga bidang-bidang lainnya.

Pendidikan islam sebagai salah satu aspek dari ajaran Islam, dasarnya adalah
Al-Qur`an dan Hadits Nabi Muhammad SAW Dari kedua sumber tersebut, para
intelektual muslim kemudian mengembangkan dan mengklasifikasikannya
kedalam dua bagian yaitu: Pertama, akidah untuk ajaran yang berkaitan dengan
keimanan. Kedua, adalah syariah untuk ajaran yang berkaitan dengan amal nyata.
Oleh karena itu pendidikan termasuk amal nyata dan hal tersebut menggariskan
prinsip-prinsip dasar materi pendidikan islam yang terdiri atas masalah iman,
ibadah, sosial, dan ilmu pengetahuan. Dari ayat-ayat Al-Qur`an dan hadits-hadits
tersebut dapat diperoleh isyarat tentang kegiatan belajar mengajar dengan
berbagai komponen.

1. Konsep Pendidikan Islam dalam Al-Qur`an Surat Al-Alaq ayat 1-5


Agama Islam adalah agama yang universal, yang mengajarkan umat
manusia mengenai berbagai aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi.
Salah satu di antara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umat Islam untuk
melakukan pendidikan. Apabila kita memperhatikan ayat yang pertama kali
diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, maka nyatalah
bahwa Allah telah menekankan perlunya orang belajar baca tulis dan ilmu
pengetahuan.
Dalam firman Allah surah Al-Alaq ayat 1-5 yang berbunyi :

َ َ‫ ٱ ْق َر ْأ بِٱس ِْم َربِّكَ ٱلَّ ِذى خَ ل‬,‫ق‬


‫ق‬ َ ُّ‫ ٱ ْق َر ْأ َو َرب‬,‫ ٱلَّ ِذى َعلَّ َم بِ ْٱلقَلَ ِم‬,‫َعلَّ َم ٱإْل ِ ن ٰ َسنَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم‬
َ َ‫ َخل‬,‫ك ٱأْل َ ْك َر‬
ٍ َ‫ق ٱإْل ِ ن ٰ َسنَ ِم ْن َعل‬
Artinya : “ Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Pada surat Al-Alaq (96) ayat 1 hingga 5, proses belajar mengajar
berlangsung dari Tuhan kepada Nabi Muhammad SAW. Melalui metode
membaca (iqra`) Tuhan (melalui Malaikat Jibril) ingin agar Nabi Muhammad
SAW membacakan segala sesuatu yang disampaikan oleh Malaikat Jibril. Para
ulama tafsir melihat bahwa kata kerja perintah membaca (fi’il amr) yakni kalimat
iqra` (bacalah) pada ayat pertama Al-alaq tersebut tidak ada objek atau maf`ul
nya. Hal ini menunjukkan bahwa yang dibaca itu mencakup berbagai hal yang
amat luas, yakni tidak hanya pembaca yang tersurat atau yang tertulis, melainkan
termaksud yang tersirat atau yang tidak tertulis. Adanya ayat-ayat Tuhan yang
tertulis di jagad raya, fenomena sosial, dan lainnya.

2. Konsep Pendidikan Islam dalam Al-Qur`an Surat Al-Baqarah ayat 31-32


Dalam firman Allah surah Al-Baqarah ayat 31-32 yang berbunyi :

‫ال أَ ْنبِئُونِي بِأ َ ْس َما ِء‬


َ َ‫ضهُ ْم َعلَى ْال َماَل ئِ َك ِة فَق‬ َ ‫َو َعلَّ َم آ َد َم اأْل َ ْس َما َء ُكلَّهَا ثُ َّم َع َر‬
‫ين‬
َ ِ‫صا ِدق‬ َ ‫ٰهَؤُاَل ِء إِ ْن ُك ْنتُ ْم‬
‫ت ْال َعلِي ُم ْال َح ِكيم‬َ ‫ك أَ ْن‬ َ َّ‫ك اَل ِع ْل َم لَنَا إِاَّل َما َعلَّ ْمتَنَا ۖ إِن‬ َ َ‫قَالُوا ُسب َْحان‬
Artinya : “ Dan telah diajarkan Nya kepada Adam nama-nama semuanya,
kemudian Dia kemukakan semua kepada Malaikat, lalu Dia berfirman :
Beritakanlah kepada Ku nama-nama itu semua, jika kamu adalah makhluk-
makhluk yang benar. Mereka menjawab : Maha suci Engkau ! Tidak ada
pengetahuan bagi kami, kecuali yang Engkau ajarkan kepada kami. Karena
sesungguhnya Engkaulah yang Maha Tahu lagi Maha Bijaksana.”
Pada ayat tersebut, manusia dianugerahi Allah potensi untuk mengetahui
nama atau fungsi dan karakteristik benda-benda. Dalam ayat ini Allah SWT
menunjukkan suatu keistimewaan yang telah dikaruniakannya kepada Nabi Adam
as yang tidak pernah dikaruniakan-Nya kepada makhluk-makhluk lain, yaitu ilmu
pengetahuan dan kekuatan akal atau daya pikir untuk mempelajari sesuatu dengan
sebaik-baiknya. Dan keturunan ini diturunkan pula kepada keturunannya, yaitu
umat manusia. Para malaikat yang ditanya itu secara tulus menjawab sambil
menyucikan Allah, tidak ada pengetahuan bagi kami selain dari apa yang telah
Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana. Maksud mereka, apa yang Engkau tanyakan itu tidak pernah
Engkau ajarkan kepada kami. Engkau tidak ajarkan kepada kami bukan karena
Engkau tidak tahu, tetapi karena ada hikmah dibalik itu. Dari pengakuan para
malaikat ini, dapatlah dipahami bahwa pertanyaan yang mereka ajukan.

3. Konsep Pendidikan Islam dalam Al-Qur`an Surat Al-Fatihah

Surat Al-Fatihah adalah salah satu contoh tentang dimensi dan nilai
pendidikan Islam, yang ada di dalam Alquran. Sebagai surat yang terletak di awal,
tentu saja surat ini mempunyai banyak keistimewaan. Al-Fatihah juga
mengandung unsur-unsur penting yang menjadi pedoman dalam pendidikan
Islam. Lalu apa saja unsur penting atau nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat
dalam surat Al-Fatihah?

Nilai-nilai pendidikan Islam yang ada didalam surat Al-Fatihah di


antaranya adalah nilai pendidikan keimanan, nilai pendidikan ibadah, nilai
pendidikan tentang hukum Islam (syari’ah), dan nilai pendidikan tentang kisah-
kisah bersejarah.Nilai pendidikan keimanan yang ada didalam surat Al-Fatihah,
adalah tentang diperkenalkannya sifat Allah SWT yang menyeluruh yaitu Ar-
Rahman dan ar-rahim (yang maha pengasih dan maha penyayang). Dan juga
dikenalkan bahwasanya Allah SWT adalah yang menguasai alam semesta ini,
yaitu yang terdapat pada lafadz Rabb al-Alamin. Ajaran keimanan yang terdapat
dalam surat Al-Fatihah menekankan tentang pentingnya mengenal Allah SWT,
dengan mengamati secara seksama yang ada di jagat raya ini. Dan hal ini semua
terdapat pada surat Al-Fatihah ayat 1-4.

Selain pendidikan keimanan, ada juga nilai-nilai pendidikan ibadah yang


terkandung dalam surat Al-Fatihah yang terdapat dalam ayat ke-5. Yang
mempunyai arti “kepada-Mu kami menyembah dan kepada-Mu kami memohon
pertolongan”. Inti dari ibadah adalah ketundukan untuk melaksanakan segala
perintah dan menjauhi yang dilarang oleh Allah SWT. Namun, ibadah tidak hanya
berkutat dalam artian khusus seperti melaksanakan Salat, Puasa, Zakat, dan Haji.
Tetapi juga ibadah yang mempunyai makna yang luas, yaitu seluruh aktivitas
kebaikan yang dilakukan untuk mengangkat martabat manusia dengan tujuan
ikhlas karena Allah SWT.

Dalam perspektif pemikiran Rasyid Ridha dalam tafsirnya Al-


Manar bahwa kandungan ibadah yang dimaknai secara luas ini juga akan
menghidupkan tauhid dalam hati dan mematrikannya dalam jiwa. Ibadah dalam
arti demikianlah yang harus menjadi tujuan dalam pendidikan Islam, supaya Islam
tidak hanya yang berwujud simbol-simbol saja namun juga etika dan estetika.

Selanjutnya kandungan atau nilai pendidikan Islam, yang ada dalam surat
Al-Fatihah adalah tentang hukum agama atau syariat. Hal ini ada dalam ayat yang
ke-6, yang mempunyai arti “Tunjukilah Kami jalan yang lurus”. Maksud dari
jalan yang lurus disini adalah agama, dengan hukum-hukumnya yang menjadi
aturan bagi manusia dalam kehidupan, untuk memecahkan berbagai permasalahan
yang berkaitan dengan dunia maupun akhirat.

Ajaran tentang hukum agama sangat erat kaitannya dengan sebuah


kurikulum pendidikan yang merupakan produk pemikiran manusia. Oleh karena
itu dengan adanya agama, sebuah pemikiran bisa dipagari supaya tidak menjadi
liar dan brutal. Dengan tetap menyeimbangkan antara rasionalitas akal (aqli) dan
wahyu (naqli). Dan hal ini tentu saja sangat penting di era sekarang ini.

Nilai pendidikan Islam terakhir yang termuat dalam surat Al-Fatihah


adalah tentang ajaran kisah-kisah yang bersejarah. Hal ini terdapat dalam ayat
terakhir yang artinya sebagaimana berikut “(yaitu) jalan orang-orang yang telah
Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan
bukan (pula jalan) mereka yang sesat”. Di mana ayat ini memberikan informasi
tentang sejarah orang yang mendapatkan kenikmatan dan kemurkaan serta
kesesatan dari Allah SWT.

Mereka yang mendapat kenikmatan seperti para nabi, orang-orang sholih


dan lain sebagainya. Diharapkan bisa menjadi teladan bagi umat manusia agar
menjadi baik, bukan menjadi yang buruk sebagaimana yang mendapat kemurkaan
dari Allah SWT seperti orang-orang yang mengingkari kebenaran, berbuat
keburukan dan sebagainya.Kisah-kisah bersejarah sangat disukai oleh kalangan
banyak dan juga menjadi media untuk berdakwah, karena selain di dalamnya
banyak hikmah juga banyak motivasi. Misalnya kisah tentang ketampanan Nabi
Yusuf AS, dimana dari kisah tersebut bisa diambil hikmah bahwa ketampanan
tidak hanya luar saja tetapi juga butuh ketampanan batin.

Tujuan utama dari pendidikan adalah menjadikan manusia sebagai insan


rabbani (manusia yang berketuhanan). Pendidikan tidak hanya menjadikan
manusia pintar dan menguasai ilmu pengetahuan, namun menjadikan manusia
sebagai manusia yang kenal dan takut dengan Tuhannya dengan ilmu yang
dimiliki tersebut. Kemudian konsep pendidikan yang diperkenalkan dalam ayat di
atas adalah belajar dan mengajar sepanjang masa. Allah swt menyebutkan bahwa
ciri insan rabbani itu adalah tu’allimûn wa tadrusûn (mengajar dan belajar).

Anda mungkin juga menyukai