Anda di halaman 1dari 13

NAMA : ZIKIR AMIN NAZARA

DHIYA AZHARI PANGARIBUAN


PRODI : PENDIDIKAN BIOLOGI
KELOMPOK : 1
MATERI : PENGERTIAN, DASAR DAN TUJUAN PENDIDIKAN
ISLAM
MATA KULIAH : ISLAM DAN BIDANG ILMU

A. PENGERTIAN PENDIDIKAN ISLAM


Memahami pendidikan Islam dapat ditelusuri melalui keseluruhan
sejarah kemunculan Islam itu sendiri. Tentu saja untuk memahaminya,
tidaklah dipahami sebagai sebuah sistem pendidikan yang sudah mapan dan
sistematis, melainkan proses pendidikan lebih banyak terjadi secara
insidental bahkan mungkin lebih banyak yang bersifat jawaban dari berbagai
problematika yang berkembang pada masa itu.
Pendidikan dalam Islam, secara bahasa memiliki terma yang sangat
varian. Perbedaan ini tidak terlepas dari banyaknya istilah yang muncul
dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai sumber rujukan utama pendidikan
Islam yang menyebutkan kata (kalimah)  yang memiliki konotasi pendidikan
atau pengajaran.
Ada empat (4) istilah yang digunakan untuk menyebutkan makna
pendidikan, misalnya
1. Tarbiyah
2. Ta’dib,
3. Ta’lim   
4. Riyadhah
Tiga (3) dari empat (4) istilah tersebut pernah direkomendasikan oleh
Konfrensi Internasional I tentang Pendidikan Islam di Mekkah pada tahun
1977. Masing-masing tema tersebut, jelas memiliki aksentuasi dan implikasi
yang berbeda. Berikut akan dijelaskan masing-masing istilah tersebut.

1. Al-Tarbiyah

Menurut Abdurrahman Al-Nahlawi, kata tarbiyah  secara bahasa


merupakan kata yang berasal tiga (3) akar kata, yakni, pertama raba –
yarbu, yang berarti bertambah atau bertumbuh. Pengertian ini dapat dilihat
dalam Al-Qur’an, surat Al-Rum, ayat 39.  Kedua, berasal dari rabiya-
yarba, yang berarti menjadi dasar, dan yang ketiga, rabba-yarubbu, yang
berarti memperbaiki, menguasai urusan, menuntut, menjaga dan

1
memelihara. Pengertian ini dapat dilihat pada Al-Qur’an, surat Al-Isra, ayat
24.

Menurut Naquib Al-Attas, kata tarbiyah  mengandung konotasi


mengasuh, menanggung, memberi makan, mengembangkan, memelihara,
menumbuhkan (membentuk) dan juga menjadikannya lebih matang.

Dengan demikian, maka yang dimaksud dengan Al-Tarbiyah adalah


proses mengasuh, membina, mengembangkan, memelihara serta menjadi
kematangan bagi suatu objek.

Bahkan dalam hal ini, Imam Baidawi memperjelas makna Tarbiyah


dengan “Al Rabbu fi al Ashli bima’na al-Tarbiyah, wahiya al-Tabligh al-Syai’u ila
kamalihi syai’an fa syay’an  (Al-Rabb asal katanya bermakna Tarbiyah, yakni
menyampaikan atau mengantarkan sesuatu menuju ke arah kesempurnaan
sedikti demi sedikit).

2. Al-Ta’dib

Kata Ta’dib merupakan bentuk masdar  dari kata addaba, yang berarti


pengenalan dan pengakuan yang secara bertahap ditanamkan kepada
manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam
tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga membimbing ke arah
pengenalan dan pengakuan Kekuasaan dan Keagungan Tuhan di dalam
tatanan wujud dan keberadaannya.

Pengertian ini didasarkan pada Hadits Rasulullah saw. yang


mengatakan “addabani rabbi fa ahsana ta’dibi”  (Tuhanku telah mendidikku,
sehingga menjadikan baik pendidikanku). Kata Ta’dib  ini menurut Naquib Al-
Attas merupakan istilah yang lebih mendekati pemahaman ilm. Atau dengan
kata lain Ta’dib dipahami sebagai istilah pendidikan yang lebih mengarah
pada proses pembelajaran, pengetahuan dan pengasuhan. Oleh karenanya,
Naquib beranggapan bahwa penggunaan istilah Ta’dib  lebih proporsional
ketimbang istilah Tarbiyah untuk menyebut istilah Pendidikan Islam.

3. Al-Ta’lim

Menurut Abdul Fattah Jalal dalam buku Minal Ushul al-Tarbawiyah fi al-


Islam, istilah Ta’lim  diartikan dengan proses yang terus menerus diusahakan
manusia sejak lahir untuk melakukan pembinaan pengetahuan, pemahaman,
pengertian, tanggung jawab dan penanaman amanah. Batasan pengertian ini
dipahami lebih luas cakupannya dibandingkan dengan istilah Al-Tarbiyah,
terutama dalam konteks sequency (cakupan dan wilayah) subjek atau objek
didiknya.

2
Menurut Athiyah Al-Abrasy, ta’lim  diartikan dengan upaya
menyiapkan individu dengan mengacu pada aspek-aspek tertentu saja. Al-
Ta’lim  merupakan bagian kecil dari al-tarbiyah alaqliyah,  yang hanya
mencakup domaik kognitif saja dan tidak menyentuh aspek (domain) afektif
dan psikomotorik.

4. Riyadhah

Istilah riyadhah  merupakan istilah pendidikan yang digunakan dan


dikembangkan oleh Imam Al-Ghazali untuk menyebutkan istilah pelatihan
terhadap pribadi individu pada fase anak-anak, atau yang dikenal
dengan riyadhatusshibyan. Imam Al-Ghazali dalam mendidik anak, lebih
menekankan pada domain afektif dan psikomotor dibandingkan penguasan
dan pengisian domain kognitif (intelektual).

Dalam praksisnya, para pakar berbeda pendapat mengenai definisi


pendidikan Islam itu sendiri. Berikut beberapa pendapat para ahli pendidikan
Islam dalam mendefinisikan istilah Pendidikan Islam :

a. Muhammad Athiyah Al Abrasyi; “Pendidikan Islam (Al Tarbiyah Al


Islamiyah) adalah usaha untuk menyiapkan manusia agar hidup
dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, sempurna budi
pekertinya, teratur pikirannya, halus perasaannya, mahir dalam
pekerjaan, manis tutur katanya baik lisan maupun tulisan.
b. D. Marimba; Pendidikan Islam merupakan bimbingan jasmani dan
rohani berdasarkan hukum agama Islam menuju kepada
terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.
c. M. Yusuf Al Qardawi; pendidikan Islam adalah pendidikan manusia
seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan
ketrampilannya. Karenanya pendidikan Islam menyiapkan manusia
untuk hidup baik dalam keadaan damai maupun perang dan
menyiapkannya untuk menghadapi masyarakat dengan segala
kebaikan dan kejahatannya serta manis dan pahitnya.
d. Hasan Langgulung; Pendidikan Islam merupakan suatu proses
penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan
pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi
manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat.
e. Azyumardi Azra; Pendidikan Islam merupakan salah satu aspek saja
dari ajaran Islam secara keseluruhan. Karenanya, tujuan pendidikan
Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam Islam, yaitu
untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu bertaqwa
kepada-Nya dan dapat mencapai kehidupan berbahagia di dunia dan
akhirat.

3
f.  Zakiyah Daradjat; Pendidikan Islam merupakan proses
pembentukan kepribadian manusia sebagai muslim.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka yang dimaksud


dengan pendidikan Islam adalah proses bimbingan kepada manusia yang
mencakup jasmani dan rohani yang berdasarkan pada ajaran dan dogma
agama (Islam) agar terbentuk kepribadian yang utama menurut aturan Islam
dalam kehidupannya sehingga kelak memperoleh kebahagiaan di akhirat
nanti.

B. DASAR PENDIDIKAN ISLAM

Dasar adalah landasan untuk berdirinya sesuatu. Fungsi dasar ialah


memberikan arah kepada tujuan yang akan dicapai sekaligus sebagai landasan
untuk berdirinya sesuatu. Dasar pendidikan Islam tentu saja didasarkan kepada
falsafah hidup umat Islam.

Adapun dasar pendidikan Islam dapat diketahui dari firman Allah SWT

Terjemahannya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah


Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan
Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar mengimani Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya. (Q.S. An-
Nisa : 59)

4
ُ‫ا النَّاس‬--َ‫ارًا َوقُو ُده‬--َ‫ ُك ْم َوَأ ْهلِي ُك ْم ن‬--‫وا َأ ْنفُ َس‬--ُ‫وا ق‬--ُ‫ين َآ َمن‬
َ ‫ا الَّ ِذ‬--َ‫ا َأيُّه‬--َ‫ي‬
َ ‫َو ْال ِح َج‬
ُ‫ارة‬
Terjemahannya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”.
(At-Tahrim: 6)

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa seluruh urusan umat Islam wajib
berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dengan demikian dasar dari
pendidikan Islam adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah. Namun, kedua sumber utama
tersebut hanya mengandung prinsip-prinsip pokok saja, sehingga pendidikan
Islam terbuka terhadap unsur ijtihad dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai
Al-Qur’an dan Sunah sebagai nilai utama.
Ahmad D. Marimba mengemukakan sumber dasar Islam adalah firman
Allah SWT dan sunnah Rasulullah SAW. Sedangkan Zakiah Daradjat
mengungkapkan landasan pendidikan Islam itu terdiri dari Al-Qur’an dan Sunnah
Nabi yang dapat dikembangkan dengan ijtihad1 Ijtihad digunakan karena semakin
banyaknya permasalahan yang berkembang sekarang ini dalam bidang
pendidikan, serta diperlukannya pemikiran-pemikiran baru yang berhubungan
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dari uraian di atas maka dapat diambil pemahaman bahwa dasar
pendidikan Islam ada dua, yaitu :
1. Dasar Pokok
Dasar pokok dari pendidikan Islam adalah Al Qur’an dan Sunnah. Kedua
sumber pendidikan Islam tersebut dapat ditemukan di dalamnya kata-kata atau
istilah-istilah yang pengertiannya terkait dengan pendidikan
a. Al-Qur'an
Al-Quran adalah “Kalam Allah yang diturunkan melalui malaikat Jibril
kepada hati Rasulullah dengan lafadz bahasa arab dan makna hakiki untuk
menjadi hujjah bagi Rasulullah atas kerasulannya dan menjadi pedoman bagi
manusia dengan petunjuknya serta merupakan ibadah bagi yang membacanya”.

5
Umat islam sebagai suatu umat yang dianugerahkan Tuhan suatu kitab
suci Al-Quran, yang lengkap dengan segala petunjuk yang meliputi seluruh aspek
kehidupan dan bersifat universal.
masa awal pertumbuhan Islam, Nabi Muhammada Saw adalah sebagai
pendidik pertama, telah menjadikan Al-Quran sebagai dasar pendidikan Islam
disamping Sunnah beliau sendiri. Kedudukan Al-Quran sebagai sumber pokok
pendidikan islam dapat dipahami dari ayat Al-Quran itu sendiri.
Firman Allah SWT dalam surat Shaad :

Terjemahannya : “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh
dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya
mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran yang cerah mendapat
pelajaran”. (Q.S. Shaad : 29)

‫ك لَظُ ْل ٌم َع ِظي ٌم‬


َ ْ‫ي اَل تُ ْش ِر ْك بِاهَّلل ِ ِإ َّن ال ِّشر‬
َّ َ‫يَا بُن‬
Terjemahannya : “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang
besar”.(Luqman: 13)

b. As-Sunnah
Sunnah dapat dijadikan dasar pendidikan islam karena sunnah hakikatnya
tak lain adalah penjelasan dan praktek dari ajaran Al-Qurân itu sendiri, disamping
memang sunnah merupakan sumber utama pendidikan islam karena Allah Swt
menjadikan Muhammad Saw sebagai teladan bagi umatnya. Seperti yang
dijelaskan dalam firman-Nya dalam surat Al-Ahzab sebagai berikut:

Terjemahannya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri


teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah". (Q.S.Al-Ahzab : 21)

6
Sabda Rasulullah Saw :

‫ ِه‬--ْ‫َم ْن اَ َرا َد ال ُّد ْنيَا فَ َعلَ ْي ِه بِ ْال ِع ْل ِم َو َم ْن اَ َرا َد اَأْل ِخ َرةَ فَ َعلَي‬
‫ارى‬-ِ -‫ ( َر َواهُ ْالبُ َخ‬ ‫ال ِع ْل ِم‬- ْ -ِ‫ ِه ب‬-‫ا فَ َعلَ ْي‬--‫بِ ْال ِع ْل ِم َو َم ْن اَ َرا َدهُ ِم‬
) ‫َو ُم ْسلِ ٌم‬

Terjemahannya : “Barangsiapa yang menghendaki kebaikan di dunia maka


dengan ilmu. Barangsipa yang menghendaki kebaikan di akhirat maka dengan
ilmu.  Barangsiapa yang menghendaki keduanya maka dengan ilmu” (HR.
Bukhori dan Muslim)

‫ ْكتُ ْم‬--‫ا اِ ْن تَ ْم َس‬--‫ َري ِْن َم‬--‫ت فِ ْي ُك ْم اَ ْم‬


ُ ‫ َر ْك‬--َ‫ت‬
َ‫نَّة‬--‫اب هللاِ َو ُس‬ َ َ‫ضلُّ ْوا اَبَ ًدا ِكت‬ِ َ‫بِ ِه َما لَ ْن ت‬
) ‫َرس ُْولِ ِه ( َر َواهُ َحا ِك ْم‬
Terjemahannya :“Telah aku tinggalkan kepada kalian semua dua perkara yang
jika kalian berpegang teguh padanya maka tidak akan tersesat selama-lamanya
yaitu kitab Allah (Al-Qur’an) dan Sunnah Nabi-Nya.” (HR. Hakim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda

َ ‫صلُّوا َك َما َرَأ ْيتُ ُمونِي ُأ‬


‫صلِّي‬ َ
7
Terjemahannya : “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat” (HR.
Al-Bukhari)

2. Dasar Tambahan
Selain Al Qur’an dan Sunnah, ada beberapa dasar yang bisa dijadikan
sebagai dasar tambahan dalam pendidikan Islam, diantaranya:
a. Ijtihad
Ijtihad di bidang pendidikan ternyata semakin diperlukan, sebab ajaran
islam yang terdapat dalam Al-Quran dan Al-Sunnah, hanya berupa prinsip-prinsip
pokok. Sedangkan sejak turunnya ajaran Islam kepada Nabi Muhammad SAW
sampai sekarang Islam telah tumbuh dan berkembang mengikuti perkembangan
zaman. Maka diperlukan usaha-usaha untuk menyelesaikan masalah-masalah
yang berkembang. Pendidikan sebagai lembaga sosial akan turut mengalami
perubahan sesuai dengan perubahan yang tejadi di masyarakat. Kita tahu
perubahan-perubahan yang ada di zaman sekarang atau mungkin sepuluh tahun
yang akan datang mestinya tidak dijumpai pada masa Rasulullah saw, tetapi
memerlukan jawaban untuk kepentingan pendidikan di masa sekarang. Untuk
itulah diperlukan ijtihad pada pendidik muslim. Ijtihad pada dasarnya merupakan
usaha sungguh-sungguh orang muslim untuk selalu berperilaku berdasarkan
ajaran Islam, manakala tidak ditemukan petunjuk yang jelas dari al-Qur`an
ataupun Sunnah.
Dengan demikian untuk melengkapi dan lebih mempermudah
terealisasinya ajaran islam itu sangat dibutuhkan ijtihad, sebab globalisasi dari Al-
Quran dan Hadits saja belum menjamin tujuan pendidikan islam akan tercapai.
Usaha ijtihad para ahli dalam merumuskan teori pendidikan islam
dipandang sebagai hal yang sangat penting bagi pengembangan teori pendidikan
pada masa yang akan datang,

b. Maslahah Mursalah

8
Maslahah Mursalah yaitu “menetapkan peraturan atau ketetapan undang-
undang yang tidak disebutkan dalam Al-Quran dan Sunnah atas pertimbangan
penarikan kebaikan dan menghindarkan kerusakan”.

c. Urf (Nilai-Nilai dan Adat Istiadat Masyarakat)


Al-‘Urf  adalah kebiasaan masyarakat, baik berupa perkataan, perbuatan
maupun kesepakatan yang dilakukan secara terus menerus dan selanjutnya
membentuk semacam hukum tersendiri.

C. TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM


Tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau
kegiatan selesai. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mencapai suatu
tujuan, tujuan pendidikan akan menentukan kearah mana peserta didik akan
dibawa. Tujuan pendidikan Islam secara umum adalah untuk mencapai tujuan
hidup muslim, yakni menumbuhkan kesadaran manusia sebagai makhluk Allah
SWT agar mereka tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berakhlak
mulia dan beribadah kepada-Nya.
Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah
terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan
haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang
dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.
Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan
tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup
menusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti dalam surat
Adz-Dzariyat ayat 56 :

Terjemahannya : “Dan Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka
beribadah kepada-Ku” (Q.S. Adz-Dzariyat : 56 )

9
Menurut al abrasyi, merinci tujuan akhir pendidikan Islam menjadi :
1.    Pembinaan akhlak.
2.    Menyiapkan anak didik untuk hidup di dunia dan akhirat.
3.    Penguasaan ilmu.
4.    Keterampilan bekerja dalam masyarakat.
Prof. Dr. Moh. Athiya El-Abrosyi menyimpulkan lima tujuan pendidikan
ini sebagai berikut2 :

1. Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia;


2. Persiapan kehidupan di dunia dan akhirat;
3. Persiapan mencari rezeki dan pemeliharaan segi-segi kemanfaatan;
4. Menumbuhkan scientific spirit pada pelajar dan memuaskan
keingintahuan dalam mengkaji ilmu;
5. Menyiapkan peserta didik dari segi profesional.

Zakiah Daradjad dalam Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam


mendefinisikan tujuan Pendidikan Agama Islam sebagai berikut :
Tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu membina manusia beragama berarti
manusia yang mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam dengan baik dan
sempurna, sehingga tercermin pada sikap dan tindakan dalam seluruh
kehidupannya, dalam rangka mencapai kebahagiaan dan kejayaan dunia dan
akhirat. Yang dapat dibina melalui pengajaran agama yang intensif dan efektif.
Menurut Muhaimin, secara umum pendidikan agama Islam bertujuan
untuk “meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan
peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan
pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.”

Prof. H. M. Arifin M.Pd. menyatakan bahwa, tujuan pendidikan Islam


adalah merealisasikan manusia muslim yang beriman dan bertaqwa serta berilmu
2

10
pengetahuan yang mampu mengabdikan dirinya kepada Khaliqnya dengan sikap
dan kepribadian yang merujuk kepada penyerahan diri kepada-Nya dalam segala
aspek kehidupan, duniawiah dan ukhrawiah3
Ahmad D. Marimba mengemukakan dua macam tujuan pendidikan yaitu
sementara dan akhir. Tujuan sementara pendidikan islam yaitu tercapainya tingkat
kedewasaan baik jasmaniah maupun rohaniah. Adapun tujuan akhir pendidikan
Islam yaitu terwujudnya kepribadian muslim yaitu kepribadian yang
mencerminkan ajaran Islam.
Manusia kepada fitrahnya yaitu kepada Rububiyah Allah sehingga
mewujudkan manusia yang :
a. Berjiwa Tauhid
Tujuan pendidikan Islam yang pertama ini harus ditanamkan pada peserta
didik,sesuai dengan firman Allah:

"Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya diwaktu ia memberikan


pelajaran kepadanya,Hai Anakku janganlah kamu mempersekutukan
Allah,sesungguhnya mempersekutukan Allah itu adalah benar-benar kezhaliman
yang besar. (QS.Luqman :13)

Manusia yang mengenyam pedidikan seperti ini sangat yakin bahwa ilmu
yang ia miliki adalah bersumber dari Allah, dengan demikian ia tetap rendah hati
dan semakin yakin akan bebesaran Allah.

b. Takwa Kepada Allah SWT


Mewujudkan manusia yang bertaqwa kepada Allah merupakan tujuan
pendidikan Islam, sebab walaupun ia genius dan gelar akademiknya sangat
banyak,tapi kalau tidak bertaqwa kepada Allah maka ia dianggap belum/tidak
berhasil. Hanya dengan ketaqwaan kepada Allah saja akan terpenuhi
keseimbangan dan kesempurnaan dalam hidup ini. Allah berfirman
"Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah
orang paling Taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal" (QS.Al-Hujurat : 13)

11
c. Rajin Beribadah dan Beramal Saleh
Tujuan pendidikan islam juga adalah agar pesdik lebih rajin dalam
beribadah dan beramal saleh, apapun aktivitas dalam hidup ini haruslah
didasarkan untuk beribadah kepada Allah, karena itulah tujuan Allah menciptakan
manusia di muka bumi ini. Firman Allah :

"Dan aku tidak menciptakan Jin dan manusia melainkan supaya beribadah
kepadaKU” (QS.Adz-Dzariyaat : 56)

Termasuk dalam pengertian beribadah tersebut adalah beramal


shalih(berbuat baik)kepada sesama manusia dan semua mahkluk yang ada dialam
ini,karena dengan demikian akan terwujud keharmonisan dan kesempurnaan
hidup

d. Ulil Albab
Tujuan pendidikan Islam berikutnya adalah mewujudkan Ulil albab yaitu
orang-orang yang dapat memikirkan dan meneliti keagungan Allah melalui ayat-
ayat qauliyah yang terdapat di dalam kitab suci Al-Qur'an dan Ayat-ayat kauniyah
(tanda-tanda kekuasaan Allah) yang terdapat di alam semesta, mereka ilmuan dan
intelektual, tetapi mereka juga rajin berzikir dan beribadah kepada Allah SWT.
Firman Allah:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-
orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”. (QS.Ali
Imran :190-191)

e. Berakhlakul Karimah
Pendidikan dalam Islam tidak hanya bertujuan untuk mencetak manusia
yang memiliki kecerdasan saja, tapi juga berusaha mencetak manusia yang
berahklak mulia. Ia tidak akan menepuk dada atau bersifat arogan (congkak)
dengan ilmu yang dimilikinya, sebab ia sangat menyadari bahwa ia tidak pantas

12
bagi dirinya untuk sombong bila dibandingkan ilmu yang dimiliki Allah, malah
ilmu yang ia miliki pun serta yang membuat ia sampai pandai adalah berasal dari
Allah. Apabila Allah berkehendak Dia bisa mengambil ilmu dan kecerdasan yang
dimiliki mahkluknya (termasuk Manusia) dalam waktu seketika. Allah
mengajarkan manusia untuk bersifat rendah hati dan berakhlak mulia. Allah
berfirman:
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong)
dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri”.
(QS.Luqman :18)

13

Anda mungkin juga menyukai