1. Al-Tarbiyah
1
memelihara. Pengertian ini dapat dilihat pada Al-Qur’an, surat Al-Isra, ayat
24.
2. Al-Ta’dib
3. Al-Ta’lim
2
Menurut Athiyah Al-Abrasy, ta’lim diartikan dengan upaya
menyiapkan individu dengan mengacu pada aspek-aspek tertentu saja. Al-
Ta’lim merupakan bagian kecil dari al-tarbiyah alaqliyah, yang hanya
mencakup domaik kognitif saja dan tidak menyentuh aspek (domain) afektif
dan psikomotorik.
4. Riyadhah
3
f. Zakiyah Daradjat; Pendidikan Islam merupakan proses
pembentukan kepribadian manusia sebagai muslim.
Adapun dasar pendidikan Islam dapat diketahui dari firman Allah SWT
4
ُا النَّاس--َارًا َوقُو ُده--َ ُك ْم َوَأ ْهلِي ُك ْم ن--وا َأ ْنفُ َس--ُوا ق--ُين َآ َمن
َ ا الَّ ِذ--َا َأيُّه--َي
َ َو ْال ِح َج
ُارة
Terjemahannya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”.
(At-Tahrim: 6)
Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa seluruh urusan umat Islam wajib
berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dengan demikian dasar dari
pendidikan Islam adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah. Namun, kedua sumber utama
tersebut hanya mengandung prinsip-prinsip pokok saja, sehingga pendidikan
Islam terbuka terhadap unsur ijtihad dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai
Al-Qur’an dan Sunah sebagai nilai utama.
Ahmad D. Marimba mengemukakan sumber dasar Islam adalah firman
Allah SWT dan sunnah Rasulullah SAW. Sedangkan Zakiah Daradjat
mengungkapkan landasan pendidikan Islam itu terdiri dari Al-Qur’an dan Sunnah
Nabi yang dapat dikembangkan dengan ijtihad1 Ijtihad digunakan karena semakin
banyaknya permasalahan yang berkembang sekarang ini dalam bidang
pendidikan, serta diperlukannya pemikiran-pemikiran baru yang berhubungan
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dari uraian di atas maka dapat diambil pemahaman bahwa dasar
pendidikan Islam ada dua, yaitu :
1. Dasar Pokok
Dasar pokok dari pendidikan Islam adalah Al Qur’an dan Sunnah. Kedua
sumber pendidikan Islam tersebut dapat ditemukan di dalamnya kata-kata atau
istilah-istilah yang pengertiannya terkait dengan pendidikan
a. Al-Qur'an
Al-Quran adalah “Kalam Allah yang diturunkan melalui malaikat Jibril
kepada hati Rasulullah dengan lafadz bahasa arab dan makna hakiki untuk
menjadi hujjah bagi Rasulullah atas kerasulannya dan menjadi pedoman bagi
manusia dengan petunjuknya serta merupakan ibadah bagi yang membacanya”.
5
Umat islam sebagai suatu umat yang dianugerahkan Tuhan suatu kitab
suci Al-Quran, yang lengkap dengan segala petunjuk yang meliputi seluruh aspek
kehidupan dan bersifat universal.
masa awal pertumbuhan Islam, Nabi Muhammada Saw adalah sebagai
pendidik pertama, telah menjadikan Al-Quran sebagai dasar pendidikan Islam
disamping Sunnah beliau sendiri. Kedudukan Al-Quran sebagai sumber pokok
pendidikan islam dapat dipahami dari ayat Al-Quran itu sendiri.
Firman Allah SWT dalam surat Shaad :
Terjemahannya : “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh
dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya
mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran yang cerah mendapat
pelajaran”. (Q.S. Shaad : 29)
b. As-Sunnah
Sunnah dapat dijadikan dasar pendidikan islam karena sunnah hakikatnya
tak lain adalah penjelasan dan praktek dari ajaran Al-Qurân itu sendiri, disamping
memang sunnah merupakan sumber utama pendidikan islam karena Allah Swt
menjadikan Muhammad Saw sebagai teladan bagi umatnya. Seperti yang
dijelaskan dalam firman-Nya dalam surat Al-Ahzab sebagai berikut:
6
Sabda Rasulullah Saw :
ِه--َْم ْن اَ َرا َد ال ُّد ْنيَا فَ َعلَ ْي ِه بِ ْال ِع ْل ِم َو َم ْن اَ َرا َد اَأْل ِخ َرةَ فَ َعلَي
ارى-ِ - ( َر َواهُ ْالبُ َخ ال ِع ْل ِم- ْ -ِ ِه ب-ا فَ َعلَ ْي--بِ ْال ِع ْل ِم َو َم ْن اَ َرا َدهُ ِم
) َو ُم ْسلِ ٌم
2. Dasar Tambahan
Selain Al Qur’an dan Sunnah, ada beberapa dasar yang bisa dijadikan
sebagai dasar tambahan dalam pendidikan Islam, diantaranya:
a. Ijtihad
Ijtihad di bidang pendidikan ternyata semakin diperlukan, sebab ajaran
islam yang terdapat dalam Al-Quran dan Al-Sunnah, hanya berupa prinsip-prinsip
pokok. Sedangkan sejak turunnya ajaran Islam kepada Nabi Muhammad SAW
sampai sekarang Islam telah tumbuh dan berkembang mengikuti perkembangan
zaman. Maka diperlukan usaha-usaha untuk menyelesaikan masalah-masalah
yang berkembang. Pendidikan sebagai lembaga sosial akan turut mengalami
perubahan sesuai dengan perubahan yang tejadi di masyarakat. Kita tahu
perubahan-perubahan yang ada di zaman sekarang atau mungkin sepuluh tahun
yang akan datang mestinya tidak dijumpai pada masa Rasulullah saw, tetapi
memerlukan jawaban untuk kepentingan pendidikan di masa sekarang. Untuk
itulah diperlukan ijtihad pada pendidik muslim. Ijtihad pada dasarnya merupakan
usaha sungguh-sungguh orang muslim untuk selalu berperilaku berdasarkan
ajaran Islam, manakala tidak ditemukan petunjuk yang jelas dari al-Qur`an
ataupun Sunnah.
Dengan demikian untuk melengkapi dan lebih mempermudah
terealisasinya ajaran islam itu sangat dibutuhkan ijtihad, sebab globalisasi dari Al-
Quran dan Hadits saja belum menjamin tujuan pendidikan islam akan tercapai.
Usaha ijtihad para ahli dalam merumuskan teori pendidikan islam
dipandang sebagai hal yang sangat penting bagi pengembangan teori pendidikan
pada masa yang akan datang,
b. Maslahah Mursalah
8
Maslahah Mursalah yaitu “menetapkan peraturan atau ketetapan undang-
undang yang tidak disebutkan dalam Al-Quran dan Sunnah atas pertimbangan
penarikan kebaikan dan menghindarkan kerusakan”.
Terjemahannya : “Dan Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka
beribadah kepada-Ku” (Q.S. Adz-Dzariyat : 56 )
9
Menurut al abrasyi, merinci tujuan akhir pendidikan Islam menjadi :
1. Pembinaan akhlak.
2. Menyiapkan anak didik untuk hidup di dunia dan akhirat.
3. Penguasaan ilmu.
4. Keterampilan bekerja dalam masyarakat.
Prof. Dr. Moh. Athiya El-Abrosyi menyimpulkan lima tujuan pendidikan
ini sebagai berikut2 :
10
pengetahuan yang mampu mengabdikan dirinya kepada Khaliqnya dengan sikap
dan kepribadian yang merujuk kepada penyerahan diri kepada-Nya dalam segala
aspek kehidupan, duniawiah dan ukhrawiah3
Ahmad D. Marimba mengemukakan dua macam tujuan pendidikan yaitu
sementara dan akhir. Tujuan sementara pendidikan islam yaitu tercapainya tingkat
kedewasaan baik jasmaniah maupun rohaniah. Adapun tujuan akhir pendidikan
Islam yaitu terwujudnya kepribadian muslim yaitu kepribadian yang
mencerminkan ajaran Islam.
Manusia kepada fitrahnya yaitu kepada Rububiyah Allah sehingga
mewujudkan manusia yang :
a. Berjiwa Tauhid
Tujuan pendidikan Islam yang pertama ini harus ditanamkan pada peserta
didik,sesuai dengan firman Allah:
Manusia yang mengenyam pedidikan seperti ini sangat yakin bahwa ilmu
yang ia miliki adalah bersumber dari Allah, dengan demikian ia tetap rendah hati
dan semakin yakin akan bebesaran Allah.
11
c. Rajin Beribadah dan Beramal Saleh
Tujuan pendidikan islam juga adalah agar pesdik lebih rajin dalam
beribadah dan beramal saleh, apapun aktivitas dalam hidup ini haruslah
didasarkan untuk beribadah kepada Allah, karena itulah tujuan Allah menciptakan
manusia di muka bumi ini. Firman Allah :
"Dan aku tidak menciptakan Jin dan manusia melainkan supaya beribadah
kepadaKU” (QS.Adz-Dzariyaat : 56)
d. Ulil Albab
Tujuan pendidikan Islam berikutnya adalah mewujudkan Ulil albab yaitu
orang-orang yang dapat memikirkan dan meneliti keagungan Allah melalui ayat-
ayat qauliyah yang terdapat di dalam kitab suci Al-Qur'an dan Ayat-ayat kauniyah
(tanda-tanda kekuasaan Allah) yang terdapat di alam semesta, mereka ilmuan dan
intelektual, tetapi mereka juga rajin berzikir dan beribadah kepada Allah SWT.
Firman Allah:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-
orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”. (QS.Ali
Imran :190-191)
e. Berakhlakul Karimah
Pendidikan dalam Islam tidak hanya bertujuan untuk mencetak manusia
yang memiliki kecerdasan saja, tapi juga berusaha mencetak manusia yang
berahklak mulia. Ia tidak akan menepuk dada atau bersifat arogan (congkak)
dengan ilmu yang dimilikinya, sebab ia sangat menyadari bahwa ia tidak pantas
12
bagi dirinya untuk sombong bila dibandingkan ilmu yang dimiliki Allah, malah
ilmu yang ia miliki pun serta yang membuat ia sampai pandai adalah berasal dari
Allah. Apabila Allah berkehendak Dia bisa mengambil ilmu dan kecerdasan yang
dimiliki mahkluknya (termasuk Manusia) dalam waktu seketika. Allah
mengajarkan manusia untuk bersifat rendah hati dan berakhlak mulia. Allah
berfirman:
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong)
dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri”.
(QS.Luqman :18)
13