Anda di halaman 1dari 13

ILMU HADITS

NO.1
A.     PENDAHULUAN
Al-Quran merupakan kitab petunjuk yang senantiasa mengajak manusia untuk menuntut
ilmu pengetahuan, bahkan dalam salah satu ayat Al-Quran, Allah SWT menjanjikan akan
menempatkan orang-orang yang berpengetahuan pada derajat yang lebih tinggi, dan diberi
kebajikan yang banyak. Demikian tegasnya Allah SWT memerintahkan kepada manusia
sehingga manusia termotivasi untuk menuntut ilmu pengetahuan dan mengembangkannya
dalam berbagai bentuk kreativitas, termasuk dalam hal perumusan tentang teori-teori
pendidikan.
Pendidikan dalam arti yang luas telah ditempatkan sebagai bagian dari misi Rasulullah
yang utama dalam mengajarkan dan menyebarkan risalah yang diamanahkan Allah SWT
kepadanya. Pada waktu itu, agama islam juga telah menyampaikan bahwa proses pendidikan
telah terjadi sejak awal adanya manusia di muka bumi, meskipun tidak terlalu persis sama
dengan yang disaksikan di era sekarang ini.
Sehubungan dengan itu pula, manusia juga mempunyai sifat alamiah (kodrat) yakni
perasaan ingin tahu yang kemudian hal ini membuat hidupnya menjadi dinamis dan selalu
berusaha untuk menemukan jawaban-jawaban dari berbagai pertanyaan yang muncul, baik dari
dalam ataupun dari luar dirinya, dengan melakukan renungan, pemikiran yang mendalam atau
dengan melalui eksperimen yang kemudian hal ini membuat hidupnya menjadi dinamis. Dengan
adanya potensi dasar yang d bawah manusia sejak lahir ini sehingga ia dapat dikembangkan
melalui suatu proses yang sistematis, berencana dn sadar akan tujuan yang disebut dengan
pendidikan. Agar pengikutnya mampu  memikul amanat yang dikehendaki Allah, pendidikan
islam harus kita maknai secara rinci. Karena itu,keberadaan referensi atau sumber pendidikan
islam harus merupakan sumber utama islam itu sendiri yaitu Al Quran dan As Sunnah (Hadis).
Setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai tujuan harus
mempunyai dasar sebagai tempat berpijak yang baik dan kuat. Begitu juga dengan pendidikan
Islam sebagai usaha untuk membentuk manusia yang berkepribadian utama harus mempunyai
dasar yang baik. Dalam aktivitas pendidikan baik dalam penyusunan konsep teoritis maupun
dalam pelaksanaan operasionalnya harus memiliki dasar kokoh. Hal ini dimaksudkan agar yang
terlingkupi dalam pendidikan mempunyai keteguhan dan keyakinan yang tegas sehingga
praktek pendidikan tidak kehilangan arah dan mudah di samping oleh pengaruh dari luar
pendidikan.

B.     PEMBAHASAN
1.      Sumber-Sumber Pendidikan Islam
Kata sumber bersal dari bahasa Arab desebut mashdar yang jamaknya mashadir, dapat
diartikan starting point (titik tolak), point of origin (sumber
asli), origin (asli), source (sumber), infinitive (tidak terbatas), verbal naouce (kalimat kata kerja)
dan absolute or internal object (mutlak atau tujuan yang bersifat internal). Kosakata sumber
sering kali tumpang tindih dengan kosakata dasar, prinsip dan asas. Jadi sumber pendidikan
islam selanjutnya dapat diartikan semua acuan atau rujukan yang darinya memancar ilmu
pengetahuan dan nilai-nilai yang akan ditrasinternalisasikan dalam pendidikan islam.[1]
Sumber pendidikan islam merupakan hal yang sangat di perhatikan dalam penataan
individual dan sosial sehingga dapat mengaplikasikan islam secara sempurna. Didalam
pendidikan islam terdapat beberapa sumber pendidikan, para ahli sependapat bahwa Al-Qur’an
dan As-Sunnah adalah sumber pendidikan Islam sebagaimana mereka juga sependapat bahwa
Al-Qur’an adalah sumber utama yang pertama dan As-Sunnah sumber utama kedua.
a.       Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan sumber pertama dan yang paling utama pendidikan islam. Al-
Qur’an memiliki konsep pendidikan yang utuh, hanya saja  tidak mudah untuk diungkap secara
keseluruhannya karena luas dan mendalamnya pembahasan itu di dalam al-Qur’an disamping
juga keterbatasan kemampuan manusia untuk memahami keseluruhannya dengan sempurna.
Dan pendidikan al-qur’an juga memiliki pengaruh yang dahsyat apabila dipahami dengan tepat
dan diikuti dan diterapkan secara utuh dan benar. Karenanya menjadikan al-Qur’an sebagi
sumber bagi pendidikan Islam adalah keharusan bagi umat islam.[2]
Abdul Wahab Khallaf seperti yang dikutif Ramayulis mendefinisikan Al-Quran adalah
“kalam Allah yang diturunkan melalui malaikat Jibril kepada hati Rasulullah anak abdullah
dengan lafaz bahasa arab dan makna hakiki untuk menjadi hujjah bagi Rasullah atas
kerasulannya dan menjadi pedoman bagi manusia dengan penunjuknya serta beribadah
membacanya”.[3]
Islam adalah agama yang membawa misi umatnya menyelenggarakan pendidikan dan
pengajaran. Al-Qur`an merupakan landasan paling dasar yang dijadikan acuan dasar hukum
tentang Pendidikan Agama Islam. Firman Allah tentang Pendidikan Agama Islam dalam Al-
Qur`an Surat Al-‘alaq ayat 1-5:

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia)
dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S.
Al-‘alaq: 1-5)

        Dari ayat-ayat tersebut diatas dapatlah di ambil kesimpulan bahwa seolah-olah


Tuhan berkata hendaklah manusia meyakini akan adanya Tuhan Pencipta manusia  (dari
segumpal  darah),  selanjutnya untuk memperkokoh keyakinan dan memeliharanya agar tidak
luntur hendaklah melaksanakan pendidikan dan pengajaran.
Bahwa islam menegaskan bahwa supaya manusia itu menemukan jati dirinya sebagai
insan yang bermartabat maka tidak boleh harus menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran.
Disamping itu masih banyak lagi ayat-ayat al-Qur’an yang menyinggung pendidikan anatar lain
surat Al-Bawarah ayat 129 dan 151, surat Ali Imran ayat 164, surat Al-Jumuah ayat 2 dan
sebagainya.[4]
b.       As-Sunnah
As-sunnah didefenisikan sebagai sesuatu yang didapatkan dari Nabi Muhammad SAW
yang terdiri dari ucapan, perbuatan, persetujuan, sifat fisik atau budi, atau biografi, baik pada
masa sebelum kenabian ataupun sesudahnya. Didalam dunia pendidikan, As-Sunnah memiliki
dua manfaat pokok. Manfaat pertama, As-sunnah mampu menjelaskan konsep dan
kesempurnaan pendidikan islam sesuai dengan konsep Al-Qur’an, serta lebih merinci
penjelasan Al-Qur’an. Kedua, As-Sunnah dapat menjadi contoh yang tepat dalam penentuan
metode pendidikan.[5]
Sunnah dapat dijadikan dasar pendidikan islam karena sunnah hakikatnya tak lain
adalah penjelasan dan praktek dari ajaran Al-Qurâ n itu sendiri, disamping memang sunnah
merupakan sumber utama pendidikan islam karena karena Allah Swt menjadikan Muhammad
Saw sebagai teladan bagi umatnya.
Telah kita ketahui bahwa diutusnya Nabi Muhammad saw salah satunya untuk
memeperbaiki moral atau akhlak manusia, sebagaimana sabdanya:
‫ا‬
Artinya: “Sesungguhnya aku diutus tiada lain adalah untuk menyempurnakan akhlak”. (HR. Muslim)

Makna hadist ini sudah jelas, tujuannya sudah dapat dimengerti oleh umat muslim, yaitu
menyempurnakan keutamaan akhlak. Rasulullah Muhammad s.a.w. juga seorang pendidik, yang
telah berhasil memebentuk masyarakat rabbaniy, masyarakat yang terdidik secara Islami.
Bahkan Robert L. Gullick, Jr. dalam bukunya “Muhammad the educator” mengakui akan
keberhasilan Nabi Muhammad dalam melaksanakan pendidikan.[6]
Prinsip menjadikan al-Qur’an dan Sunnah sebagai sumber utama pendidikan islam
bukan hanya dipandang sebagai kebenaran keyakinan semata. Lebih jauh kebenaran itu juga
sejalan dengan kebenaran yang dapat diterima oleh akal yang sehat dan bukti sejarah. Dengan
demikian barangkali wajar jika keberan itu kita kembalikan kepada pembuktian kebenaran.[7]
c.       Ijtihad
Ijtihad merupakan istilah para fuqaha, yakni berfikir dengan menggunakan seluruh ilmu
yang dimiliki oleh ilmuwan syari’at islam untuk menetapkan atau menentukan sesuatu
hukum  syariat islam. Ijtihad dalam hal ini meliputi seluruh aspek kehidupan termasuk aspek
pendidikan, tetapi tetap berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunnah. Ijtihad dalam pendidikan
harus tetap bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah yang di olah oleh akal yang sehat oleh para
ahli pendidikan islam.
d.       Sejarah Islam
Pendidikan sebagai sebuah praktik pada hakikatnya merupakan peristiwa sejarah,
karena praktik pendidikan tersebut terekam dalam tulisan yang selanjutnya dapat dipelajari
oleh generasi leanjutnya. Di dalam sejarah terdapat infomasi tentang kemajuan dan
kemunduran pendidikan di masa lalu.[8]
e.       Mashalahat al-Mursalah dan Uruf
Mashalahat al-Mursalah dan Uruf secara harfiah berarti kemasalahan umta. Adapun
dalam arti yang lazim digunakan yaitu undang-undang, peratruan atau hukum yang tidak
disebutkan secara tegas dalam al-Qur’an namun dipandang perlu diadakan demi kemaslahatan
umat. Adanya surat nikah misalnya, walaupun tidak disebutkan secara tegas dalam al-nash (al-
Qur’an dan as-Sunnah) namun surat nikah tesebut diperlukan, agar menjadi bukti yang sah dan
mendapakan perlindungan hukum atas pernikahannya. Selanjutnya al-‘uruf secara harfiah
sesuatu yang sudah dibiasakan dan dipandang baik untuk dilaksanakan, secara
terminologi al’uruf adalah kebiasaan masyarakat, baik berupa perkataan, perbuatan maupun
kesepakatan yang dilakukan secara terus menerus.[9]
Ketentuan yang dicetuskan mashalil al- mursalah paling tidak memiliki tiga kriteria:
1.      Apa yang dicetuskan benar-benar membawa kemaslahatan dan menolak kerusakan setelah
melalui tahapan observasi dan analisis.
2.      Kemaslahatan yang diambil merupakan kemaslahatan yang bersifat universal, yang mencakup
seluruh lapisan masyarakat, tanpa adanya diskriminasi.
3.      Keputusan yang diambil tidak bertentangan dengan nilai dasar Al-Qur’an dan as-sunnah
2.      Dasar Pendidikan Islam
Dasar dari pendidikan Islam adalah tauhid. Dalam struktur ajaran Islam, tauhid
merupakan ajaran yang sangat penting dan mendasari segala aspek kehidupan penganutnya,
tak terkecuali aspek pendidikan. Pendidikan islam merupakan pengembangan pikiran, penataan
prilaku, pengaturan emosional, hubungan peranann manusia dengan dunia, serta bagaimana
manusia mampu memanfaatkan dunia, sehingga mampu meraih tujuan kehidupan sekaligus
mengupayakan upaya perwujudannya. Dalam kaitan ini para pakar berpendapat bahwa dasar
pendidikan Islam adalah tauhid, yakni kesatuan kehidupan, ilmu, iman, agama dan kepribadian
manusia, serta kesatuan individu dan masyarakat. Al-Qur’an dan Sunnah juga dapat diartikan
sebagai dasar di samping juga sebagai sumber dari pendidikan. Dalam Al-Qur’an surat Asy-
Syuura ayat 52 Allah berfirman:

Artinya :“Dan Demikianlah kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami. sebelumnya
kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu,
tetapi kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang kami tunjuki dengan dia siapa yang kami
kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk
kepada jalan yang lurus.” (Q.S. Asy-Syuura : 52)

Berdasarkan pada Ayat di atas dinyatakan bahwa Allah SWT memerintahkan kepada


umat manusia untuk memberi petunjuk kearah jalan hidup yang lurus, dalam arti memberi
bimbingan dan petunju ke jalan yang di ridhoi Allah swt. Dan dalam hadits Nabi dinyatakan
bahwa diantara sifat orang mukmin ialah saling menasihati untuk mengamalkan ajaran Allah
swt, yang dapat di formulasikan sebagai usaha atau dalam bentuk pendidikan islam, dengan
memberikan bimbingan, penyuluhan dan pendidikan islam.
Di dalam dasar pendidikan Islam terdapat pokok-pokok dari pendidikan Islam, yaitu:
1.       Pendidikan keimanan kepada Allah SWT
Firman Allah SWT:

Artinya : “Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya:
"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kezaliman yang besar". (Q.S. Lukman : 13)
Pendidikan yang pertama dan utama untuk dilakukan adalah pembentukan keyakinan
kepada Allah swt yang diharapkan dapat melandasi sikap, tingkah laku dan kepribadian anak
didik.
2.       Pendidikan Akhlakul Karimah
Sejalan dengan usaha mebentuk dasar keyakinan atau keimanan maka diperlukan usaha
membentuk akhlak yang mulia. Berakhlak mulia merupakan modal bagi setiap orang dalam
menghadapi pergaulan sesama manusia. Akhlak termasuk diantara makna yang terpenting
dalam hidup, setelah keimanan dan kepercayaan.
Firman Allah SWT :

Artinya:“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu
berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong lagi membanggakan diri.” (Q.S. Lukman : 18)
3.       Pendidikan Ibadah
Ibadah merupakan salah satu kewajiban dasar yang harus di berikan kepada anak didik.
Kewajiban beribadah ini merupakan nilai-nilai spiritual, menjalin hubungan batin dengan sang
Khaliq.[10] Allah SWT berfirman:

Artinya: “Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah
(mereka) dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.
Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (Q.S. Lukman :
17)

Adapun di dalam Negara Indonesia secara formal pendidikan islam mempunyai dasar
yang cukup kuat. Pancasila merupakan dasar setiap tingkah laku dan kegiatan bangsa
Indonesia, dengan keTuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama, berarti menjamin setiap
warga negara untuk memeluk, beribadah, dan menjalankan aktifitas yang berhubungan dengan
pengembangan agama, termasuk melaksanakan pendidikan agama islam.

C.      PENUTUP
1.      Kesimpulan
Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin, yang mencakup semua aspek kehidupan
baik individual maupun social, baik ketauhidan maupun kemanusiaan. Semua yang menjadi
sumber syariat islam seperti al-Quran, hadis (sunnah), ijma’ dan qiyas, itu juga termasuk ke
dalam sumber pendidikan islam. Sehingga terdapat prinsip-prinsip pendidikan, tujuan-tujuan
pendidikan dan lainnya yang berkaitan dengan pendidikan.
Pendidikan Islam merupakan hal yang tidak bisa terlepas dari kehidupan umat Islam.
Pendiddikan merupakan unsur terpenting bagi manusia untik meningkatkan kadar
keimanannya terhadap Allah SWT, karena orang semakin banyak mengerti tentang dasar-dasar
Ilmu pendidikan Islam maka kemungkinan besar mereka akan lebih tahu dan lebih mengerti
akan terciptanya seorang hamba yang yang beriman. Manusia hidup dalam dunia ini tanpa
mengenal tentang dasar-dasar Ilmu pendidikan Islam, maka jelas bagi mereka sulit untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT, apa lagi menjadi hamba yang beriman
Di dalam dasar pendidikan Islam terdapat pokok-pokok dari pendidikan Islam, yaitu
pendidikan keimanan kepada Allah SWT, pendidikan akhlakul karimah dan pendidikan Ibadah

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Lembaga Pendidikan Umat. 2005
Abdul Mujib. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006
Ahmad Beni Saebani. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia. 2009
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Prenada Media Group, 2012
Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, Jakarta, Gema Insani,
2006
Nur Uhbiyanti, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), Bandung: Pustaka Setia, 2005
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulian, 2002
Moh. Athiyah Al Abrasy, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1980
Dedi Supriyadi. Filsafat Islam (konsep,filsuf dan ajarannya).Bandung : Pustaka Setia. 2009

Fotenote

[1] Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Prenada Media Group, 2012, hal, 73-74
[2] Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, Jakarta, Gema
Insani, 2006, hal. 28
[3] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam Mulia, 2010, hal 122
[4] Nur Uhbiyanti, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), Bandung: Pustaka Setia, 2005, hal, 21
[5] H. Ahmad, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Lembaga Pendidikan Umat, 2005, hal. 17
[6] Ibid, hal 18
[7] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulian, 2002, hal, 124
[8] Ibid, Abuddin Nata,  hal, 79
[9] Ibid, Abuddin Nata,  hal, 83-84
[10] Moh.Athiyah Al Abrasy, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulanbintang, 1980, hal.
78
NO.2

1.      Surat Al-a’alq ayat 1-5:


ْ 4ِ‫} الَّ ِذي عَلَّ َم اب‬3{ ‫ر ُم‬4
‫} عَلَّ َم‬4{ ‫القَلَ ِم‬4 َ ُّ‫} ا ْق َر ْأ َو َرب‬2{ ‫ق‬
َ 4‫ك ْاألَ ْك‬ ٍ َ‫اإلن َسانَ ِم ْن َعل‬
ِ ‫ق‬ َ ِّ‫ا ْق َر ْأ بِاس ِْم َرب‬
َ َ‫ك الَّ ِذي خَ ل‬
َ َ‫} َخل‬1{ ‫ق‬
}5{ ‫ْا ِإلن َسانَ َمالَ ْم يَ ْعلَ ْم‬
Artinya :”Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan tuhanmu lah yang paling pemurah, yang
mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahui.
)‫(رواه مسلم‬   .‫ت ُألََُ ْت ّم َم َم َكا ر َم األَ ْخالَ قا‬ ْ ‫ِا َّن َما ب‬
ُ ‫ُعث‬
Artinya :
“Sesungguhnya aku diutus tiada lain adalah untuk menyempurnakan akhlak”. (HR. Muslim)

KUMPULAN HADITS (53)


| PENDIDIKAN
Pendidikan adalah hal yang sangat penting. Dalam islam ilmu
merupakan suatu yang agung. Bahkan wajib hukumnya setiap
muslim mencari dan menuntut ilmu hingga ia meninggal.

Pendidikan merupakan kegiatan yang penting dalam kemajuan


manusia. Islam mengajarkan umatnya untuk selalu gigih dalam
menuntut ilmu seperti yang diperintahkan dalam beberapa ayat Al-
Qur’an dan hadist. Kegiatan pendidikan pada dasarnya selalu
terkait dua belah pihak, yaitu: pendidik dan peserta didik. Dalam
proses belajar mengajar, pendidik memiliki peran utama dalam
menentukan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya.

Dengan ilmu dan pendidikan yang baik, maka kita akan sukses
dunia dan akhirat. Dikatakan bahwa siapa yang ingin sukses di
dunia, maka pelajarilah ilmu dunia. Sedangkan siapa yang ingin
sukses di akhirat, maka pelajarilah ilmu akhirat atau ilmu agama.
Yang diwajibkan dalam agama islam tentulah ilmu syariat agama.

Karena dengannya kita bisa tahu maha yang halal dan mana yang
haram. Kita jadi mengerti bagaimana tata cara sholat, zakat, puasa
dan lain sebagainya yang mana semuanya adalah wajib dikerjakan.
Persoalan ini banyak disabdakan Nabi Muhammad SAW dalam
hadist hadits tentang pendidikan dan ilmu agama islam.

Yang mana didalamnya dijelaskan pentingnya pendidikan dan


wajibnya menempuh pendidikan. Selain hadist tentang pendidikan
islam, banyak juga dalil ayat ayat suci Al-Quran yang menunjukkan
bagaimana pentingnya mencari ilmu dan berpendidikan.

Dan langsung saja untuk lebih jelasnya simak dibawah ini daftar
kumpulan hadits tentang pendidikan lengkap dalam tulisan bahasa
arab dan terjemahan Indonesianya.

Hadits Tentang Pendidikan

‫ ُك ُّل َم ْولُ ْو ٍد ي ُْو َل ُد َع َلى‬: ‫صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم‬َ ‫هللا‬ِ ‫ َقا َل َرس ُْو ُل‬: ‫َعنْ اَ ِبىْ ه َُري َْر َة َرضِ َي هللاُ َع ْن ُه َقا َل‬
) ‫ارى َومُسْ لِ ْم‬ َ ‫ْالف ِْط َر ِة َفا َ َب َواهُ ُي َهوِّ دَا ِن ِه اَ ْو ُي َنص َِّر ِن ِه اَ ْو ُي َمجِّ َس ِن ِه‬
ِ ‫(ر َواهُ ْالب َُخ‬

Dari Abu Hurairah R.A, Ia berkata: Rasulullah SAW bersabda :


“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, ayah dan ibunyalah
yang menjadikan Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhori dan
Muslim)

‫ث‬ِ ‫ اَ ِّدب ُْوا اَ ْواَل دَ ُك ْم َع َلى َثاَل‬: ‫صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ ‫ َقا َل َرس ُْو ُل‬: ‫َعنْ َعلِيٍّ َرضِ َي هللاُ َع ْن ُه َقا َل‬
َ ‫هللا‬
‫هللا َي ْو َم اَل ظِ ٌّل ظِ لَّ ُه َم َع‬ِ ‫ حُبِّ َن ِب ِّي ُك ْم َوحُبِّ اَهْ ِل َب ْي ِت ِه َو ق َِرأَةُ ْالقُرْ أَ ِن َفإِنَّ َحمْ َل َة ْالقُرْ أَنُ فِيْ ظِ ِّل‬: ‫ال‬
ٍ ‫ِص‬
َ ‫خ‬
َ ‫اَ ْن ِب َيا ِئ ِه َواَصْ ِف َيا ِئ ِه‬
) ‫(ر َواهُ ال َّد ْي َل ِم‬

Dari Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Didiklah anak-


anak kalian dengan tiga macam perkara yaitu mencintai Nabi kalian
dan keluarganya serta membaca Al-Qur’an, karena sesungguhnya
orang yang menjunjung tinggi Al-Qur’an akan berada di bawah
lindungan Allah, diwaktu tidak ada lindungan selain lindungan-Nya
bersama para Nabi dan kekasihnya” (H.R Ad-Dailami)

‫ ُكنْ َعالِمًا اَ ْو ُم َت َعلِّمًا اَ ْو مُسْ َتمِعًا اَ ْو ُم ِحبًا َواَل َت ُكنْ َخامِسًا َف ُت ْهل َِك‬:‫صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َسلَّم‬
َ ُّ‫َقا َل ال َّن ِبي‬
) ‫(ر َواهُ ْال َب ْي َه ِق‬
َ

Telah bersabda Rasulullah SAW :”Jadilah engkau orang yang


berilmu (pandai) atau orang yang belajar, atau orang yang
mendengarkan ilmu atau yang mencintai ilmu. Dan janganlah
engkau menjadi orang yang kelima maka kamu akan celaka (H.R
Baehaqi)

‫ارى‬ َ ‫َمنْ اَ َرادَ ال ُّد ْن َيا َف َع َل ْي ِه ِب ْالع ِْل ِم َو َمنْ اَ َرادَ اأْل َخ َِر َة َف َع َل ْي ِه ِب ْالع ِْل ِم َو َمنْ اَ َرادَ ُهمِا َف َع َل ْي ِه ِب ْالع ِْل ِم‬
ِ ‫(ر َواهُ ْالب َُخ‬
) ‫َومُسْ لِ ٌم‬

“Barangsiapa yang menghendaki kebaikan di dunia maka dengan


ilmu. Barangsipa yang menghendaki kebaikan di akhirat maka
dengan ilmu. Barangsiapa yang menghendaki keduanya maka
dengan ilmu” (HR. Bukhori dan Muslim)

ْ‫ ْال َعالِ ُم َي ْن َتفِ ُع ِبع ِْل ِم ِه َخ ْي ٌر ِمن‬: ‫صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ ‫ َقا َل َرس ُْو ُل‬: ‫َعنْ َعلِيٍّ َرضِ َي هللاُ َع ْن ُه َقا َل‬
َ ‫هللا‬
َ ‫اَ ْلفِ َع ِاب ٍد‬
) ‫(ر َواهُ ال َّد ْي َل ِم‬

Dari Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Orang-orang


yang berilmu kemudian dia memanfaatkan ilmu tersebut (bagi
orang lain) akan lebih baik dari seribu orang yang beribadah atau
ahli ibadah. (H.R Ad-Dailami)

‫ َمنْ ي ُِر ِد هللاُ ِب ِه َخيْرً ا‬: ‫صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ ‫ َقا َل َرس ُْو ُل‬: ‫َّاس َرضِ َي هللاُ َع ْن ُه َقا َل‬
َ ‫هللا‬ ِ ‫َعنْ ِابْنُ َعب‬
) ْ‫ارى‬ ِ ‫(ر َواهُ ْالب َُخ‬
َ …… ‫ْن َو ِا َّن َما ْالع ِْل ُم ِباال َّت َعلُّ ِم‬
ِ ‫ُي َف ِّق ْه ُه فِيْ ال ِّدي‬

Dari Ibnu Abbas R.A Ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :


“Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi baik, maka dia akan
difahamkan dalam hal agama. Dan sesungguhnya ilmu itu dengan
belajar” (HR. Bukhori)

‫ اَل َي ْت َب ِغ ل ِْل َجاه ِِل اَنْ َيسْ ُك َن َع َلى َج ْهلِ ِه َواَل ل ِْل َعال ِِم اَنْ َيسْ ُك َن َع َلى‬: ‫صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ ‫َقا َل َرس ُْو ُل‬
َ ‫هللا‬
َّ
) ُّ‫(ر َواُه الطب َْرانِى‬
َ ‫عِ ل ِم ِه‬ ْ
Rasulullah SAW bersabda : “Tidak pantas bagi orang yang bodoh
itu mendiamkan kebodohannya dan tidak pantas pula orang yang
berilmu mendiamkan ilmunya” (H.R Ath-Thabrani)

َ َّ‫ إِن‬: ‫صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم‬


ُ‫هللا اَل َي ْق ِبض‬ ِ ‫ َقا َل َرس ُْو ُل‬: ‫اص َقا َل‬
َ ‫هللا‬ ِ ‫ْن ُع َم َرو بْنُ ْال َع‬ ِ ‫َعنْ َع ْب ِد‬
ِ ‫هللا اب‬
‫اس َو َل ِكنْ َي ْق ِبضُ ْال ُع َل َما ُء َح َّتى إِ َذا َل ْم َي ْت َركْ َعالِمًا إِ َّت َخ َذ ال َّناسُ رُؤُ ْوسًا‬
ِ ‫ْال َعالِ ُم إِ ْنت َِزاعًا َي ْن ِز ُع ُه م َِن ال َّن‬
ِ ‫ضلُّ ْوا (اَ ْخ َر َج ُه ْالب َُخ‬
) ْ‫ارى‬ َ َ‫ضلُّ ْوا َو ا‬َ ‫َج ْهاًل َفسْ َئلُ ْوا َفا ْف ُت ْوا ِب َغي ِْر عِ ْل ٍم َف‬

Dari Abdullah bin Amr bin Ash berkata, Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu dengan mencabutnya
dari manusia tetapi Allah mengambil ilmu dengan cara mengambil
para ulama, sehingga jika Dia tidak meninggalkan seorang alim,
maka orang-orang menjadikan pemimpin mereka orang-orang yang
bodoh, lalu mereka ditanya maka mereka menjawab tanpa dengan
ilmu, jadilah mereka sesat dan menyesatkan. (HR. Bukhori)

) ْ‫(ر َواهُ اَب ُْو ْال َح َسن‬


َ ‫ت َج َزا ًء ِب َجمْ ِع ْالع ِْل ِم َح َّتى َت َع َّملُ ْوا‬ ِ ‫َت َعلَّم ُْوا م َِن ْالع ِْل ِم َما شِ ْئ ُت ْم َف َو‬
ِ ‫هللا اَل ُت ْؤ‬

“Belajarlah kalian semua atas ilmu yang kalian inginkan, maka demi
Allah tidak akan diberikan pahala kalian sebab mengumpulkan ilmu
sehingga kamu mengamalkannya. (HR. Abu Hasan)

‫ ا ُ ْطلُبُ ْال ِعلُ َم َو َل ْو‬: ‫صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ‫هللا‬ ِ ‫ َقا َل َرس ُْو ُل‬: ‫َّاس َرضِ َي هللاُ َع ْن ُه َقا َل‬ ٍ ‫ْن َعب‬ ِ ‫َعنْ ِاب‬
ٍ ِ‫ض ُع اَجْ ن َِح ِت َها ل َِطال‬
‫ب‬ َ ‫ْض ٌة َع َلى ُك ِّل مُسْ ل ٍِم َو مُسْ لِ َم ٍة اِنَّ ْال َماَل ِئ َك َة َت‬
َ ‫ب ْالع ِْل َم َف ِري‬
َ ‫ْن َفاِنَّ َط َل‬
ِ ‫صي‬ِّ ‫ِباال‬
ْ
) ِّ‫ْن َع ْب ِد ال َبر‬ ُ ْ
ِ ‫ضاعًا ِب َما َيطلبُ ( َر َواهُ ِاب‬ َ ‫ِر‬

Dari Ibnu Abbas R.A Ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :


“Carilah ilmu sekalipun di negeri Cina, karena sesungguhnya
mencari ilmu itu wajib bagi seorang muslim laki-laki dan
perempuan. Dan sesungguhnya para malaikat menaungkan
sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu karena ridho terhadap
amal perbuatannya. (H.R Ibnu Abdul Barr)

‫ك‬ َ ‫ َمنْ َس َل‬: ‫صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم َي ُق ْو ُل‬ َ ‫هللا‬ ِ ‫ت َرس ُْو ُل‬ َ ‫َو َعنْ اَ ِبيْ دَرْ دَا َء َرضِ َي هللاُ َع ْن ُه َقا َل‬
ُ ْ‫س ِمع‬:
‫ضاعًا ِب َما‬ َ ‫ب ِر‬ ٍ ِ‫ض ُع اَجْ ن َِح َت َها ل َِطال‬ َ ‫َط ِر ْي ًقا َي ْب َت ِغيْ فِ ْي ِه عِ ْلمًا َس َّه َل هللاُ َط ِر ْي ًقا إِ َلى ْال َج َّن ِة اِنَّ ْال َماَل ِئ َك َة َت‬
‫ َو َفضْ ُل‬, ‫ان فِيْ ْال َما ِء‬ َ ‫ض َح َّتى‬
ِ ‫الح ْي َت‬ ِ ْ‫ت َو َمنْ فِيْ ْال َعر‬ َ ْ‫ص َن َع َواَنَّ ْال َعالِ ُم لِ َيسْ َت ْغفِرْ َل ُه َمنْ فِي‬
ِ ‫الس َم َاو‬ َ
ُ َ ‫أْل‬ ْ
‫ َو اَنَّ ال ُع َل َما َء َو َر َث ُة ا ْن ِب َيا ِء َل ْم َي ِرث ْوا ِد ْي َنارً ا‬, ‫ب‬ ِ ‫ْال َعال ِِم َع َلى ال ِع َبا ِد َك َفضْ ِل ال َق َم ِر َع َلى َسائ ِِر ال َك َوا ِك‬
ْ ْ ْ
) ْ‫(ر َواهُ اَب ُْو دَاوُ ْد َو ْال ِّترْ ِم ِذي‬ َ ‫ َف َمنْ أَ َخ َذهُ أَ َخ َذ ِب َحظٍ َو اَف ٍِر‬, ‫ إِ َّن َما َو ِر ُث ْو ْالع ِْل َم‬, ‫َواَل ِدرْ َهامًا‬

Dari Abu Darda’ R.A, beliau berkata : Saya mendengar Rasulullah


SAW bersabda : Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk
mencari ilmu maka Allah memudahkan baginya jalan menuju surga,
dan sesungguhnya para malaikat meletakkan sayapnya bagi
penuntut ilmu yang ridho terhadap apa yang ia kerjakan, dan
sesungguhnya orang yang alim dimintakan ampunan oleh orang-
orang yang ada di langit dan orang-orang yang ada di bumi hingga
ikan-ikan yang ada di air, dan keutamaan yang alim atas orang
yang ahli ibadah seperti keutamaan bulan atas seluruh bintang, dan
sesungguhnya ulama’ adalah pewaris para Nabi, dan
sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan tidak
mewariskan dirham, melainkan mewariskan ilmu, maka barang
siapa yang mengabilnya maka hendaklah ia mengambil dengan
bagian yang sempurna. (H.R Abu Daud dan Tirmidzi)

‫ َبلِّ ُغ ْوا َع ِّنى َو َل ْو‬: ‫صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ ‫ َقا َل َرس ُْو ُل‬: ‫ْن ُع َم َر َرضِ َي هللاُ َع ْن ُه َقا َل‬
َ ‫هللا‬ ِ ‫َعنْ َع ْب ِد‬
ِ ‫هللا اب‬
ْ َّ ُ
َ ‫اَ َي ًة َو َح ِّدث ْو‬
ُ‫(ر َواه‬ َ ‫ار‬ ِ ‫ب َع َليَّ ُم َت َعم ًِّدا َفل َي َت َبوَّ اءْ َم ْق َعدَ هُ م َِن ال َّن‬
َ ‫ َو َمنْ َكذ‬: ‫اعنْ َب ِنيْ إِسْ َرا ِئ ْي َل َواَل َخ َر َج‬
)‫ارى‬ ِ ‫ْالب َُخ‬

Dari Abdullah bin Umar R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :


“Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat, dan ceritakanlah apa
yang datang dari bani Israil dan tidak ada dosa, dan barangsiapa
berdusta atasku dengan sengaja, maka hendaklah ia menyiapkan
tempat duduknya di dalam neraka”. (HR. Bukhori)

‫ عليكم بالئلم قبل ان يرفع ور فعه موت رءاته فوالذي نفس بيده‬: ‫وقال ابن مسعود رضي هللا عنه‬
‫ليعدن رجا ل قتلوا في سبيل هللا شهداء انتبشهم هللا علماء لما يرون من كرا مثهم فان احدا لم يعلد‬
)‫ (رواه الترمذ‬.‫عا لما وانما الئلم باالتعلم‬

Artinya:“Ibnu Mas’ud RA berkata: kalian mesti berilmu (menguasai


ilmu) sebelum mati menjemput. Maka demi “dzat” yang menguasai
diri yang menyayangi seseorang yang meninggal di jalan Allah
dengan mati syahid. Sesungguhnya Allah akan membangkitkannya
(ulama) karena kemuliaannya. Sesungguhnya seorang dilahirkan
tanpa ilmu dan ilmu bisa di dapat melalui dipelajari”. (H.R. Tirmidzi)

،‫ فانه يؤجر فيه اربعة – السا ئل‬،‫ فاسألوا يرحمكما هللا‬،‫ ومفتا حها السؤال‬،‫العلم خازائن‬
)‫ والمحب لهم (رواه ابو نعيم عن على‬،‫والمستمع‬

Artinya:Ilmu adalah gudang dan kuci pembuka gudang tersebut


adalah pertanyaan/ permintaan. Maka kalian bertanyalah (pada
guru / ulama) maka kalian akan di rahmat Allah, sesungguhnya ada
empat orang yang akan pendapat / diberi pahala yaitu, orang yang
bertanya, yang mengajarkan, yang mendengarkan, dan yang
mencintai pada orang-orang tersebut. (H.R. Abu Nua’im dari Ali)

‫ ُمر ُْوا اَ ْواَل دَ ُك ْم‬: ‫صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم‬


َ ‫هللا‬ ِ ‫ َقا َل َرس ُْو ُل‬: ‫ب َعنْ اَ ِب ْي ِه َعنْ َج ّد ِه َقا َل‬ ِ ‫ش َع ْي‬ُ ُ‫َعنْ ُع َمرُوبْن‬
) َ‫ضا ِج ِع ( َر َواهُ اَب ُْو دَاوُ د‬ َ ‫صاَل ِة َوهُم اَ ْب َنا ُء سِ ِني َْن َواضْ ِر ُب ُه ْم اَ ْب َنا َء َع َش َر َو َفرِّ قُ ْوا َب ْي َن ُه ْم فِيْ ْال َم‬
َّ ‫ِبال‬

Dari Amr Bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya berkata :


Raulullah SAW bersabda : “perintahkanlah anakmu untuk
melakukan shalat, pada saat mereka berusia tujuh tahun, dan
pukullah mereka pada saat mereka berusia sepuluh tahun jika
mereka meninggalkan shalat dan pisahkanlah mereka dalam hal
tempat tidur.” (HR. Abu Dawud)

‫ إِ َّن َما ااْل َعْ َما ُل‬: ‫صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم َي ُق ْو ُل‬ ِ ‫ت َرس ُْو ُل‬
َ ‫هللا‬ ُ ْ‫َقا َل أَ ِم ْي ُر ْالم ُْؤ ِم ِني َْن َرضِ َي هللاُ َع ْن ُه َس ِمع‬
ِ ‫هللا َو َرس ُْولِ ِه َف ِهجْ َر ُت ُه ِا َلى‬
‫هللا َو َرس ُْولِ ِه‬ ِ ‫ت ِهجْ َر ُت ُه ِا َلى‬ ْ ‫ َف َمنْ َكا َن‬.‫مْر ٍء َما َن َوى‬ ِ ِ ‫ت إِ َّن َما لِ ُك ِّل إِل‬ِ ‫ِبا ِّن َيا‬
) ‫ارى َومُسْ لِ ْم‬ ِ ‫(ر َواهُ ْالب َُخ‬ َ ‫ِمْرأَ ًة َي ْن ِك ُح َها َف ِهجْ َر ُت ُه ِا َلى َما َه َج َر ِا َل ْي ِه‬
َ ‫ت ِهجْ َر ُت ُه لِ ُّد ْن َيا يُسِ ْي َب َها اَ ْو ا‬ْ ‫ِو َمنْ َكا َن‬

Amirul mukminin Umar bin Khottob RA, berkata, aku mendengar


Rasulullah SAW bersabda:” Sesungguhnya amal perbuatan itu
disertai niatnya. Barang siapa yang berpijak hanya karena Allah
dan Rasulnya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia dan
yang diharapkan atau wanita yang ia nikahi, Maka hijrahnya itu
menuju apa yang ia inginkan. (HR. Bukhori dan Muslim)

َ ‫ إِ َّن َما شِ َفا ُء ْالعِيِّ ال ُّس َئال‬: ‫صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم‬
ُ‫(ر َواه‬ ِ ‫ َقا َل َرس ُْو ُل‬: ‫َعنْ َج ِاب ٍر َرضِ َي هللاُ َع ْن ُه َقا َل‬
َ ‫هللا‬
) ْ‫اَب ُْو دَاوُ ْد َو ْال ِّترْ ِم ِذي‬

Dari Jabir R.A, ia berkata, Rasulullah SAW


bersabda :“Sesungguhnya obat kebodohan itu tak lain adalah
bertanya.” (HR. Abu Daud)

ِ ‫صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم أَ َّن ُه ْم َكا ُن ْوا ُي ْق َت ِر ُئ ْو َن ِمنْ َرس ُْو ِل‬
‫هللا‬ ِ ‫ان ُي ْق ِر ُئ َنا ِمنْ اَصْ َحا‬
َ ِّ‫ب ال َّن ِبي‬ َ ‫َحدَ َث َنا َمنْ َك‬
‫ت َفاَل َي ْئ ُخ ُذ ْو َن فِيْ ْال َع ْش ِر اأْل َ َخ ِرى َح َّتى َيعْ َلم ُْوا َما فِيْ َه ِذ ِه م َِن ْالع ِْل ِم‬
ٍ ‫صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم َع ْش َر اَ َيا‬
َ
) ‫(ر َواهُ اَحْ َم ْد‬ َ ‫َو ْال َع َم ِل‬

“Telah menceritakan kepada kami orang yang biasa mengajari


kami, yakni dari kalangan sahabat Nabi SAW, bercerita kepada
kami bahwa sesungguhnya mereka (para sahabat) pernah
mempelajari sepuluh ayat (Al-Qur’an) dari Rasulullah SAW. Mereka
tidak mempelajari sepuluh ayat yang lain sebelum mereka dapat
mengetahui setiap ilmu yang terdapat dalam ayat-ayat tersebut dan
mengamalkannya.” (HR. Ahmad)

‫ فضل العا لم على العابد كفضل‬:‫ سمعت رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يقول‬:‫عن ابي درداء قال‬
‫ انما‬،‫ وان اآل نبياء لم يورثوا دينارا والدرهما‬,‫ وانما االعلماء ورثة اآل نبياء‬،‫القمر على الكو كب‬
)‫ فمن اخده اخد بحظ وكفر (رواه ابو داود والتر مذى‬،‫ورثوالعلم‬

Artinya:“Dari Abi Darda ia berkata: Saya mendengar Rasulullah


SAW beliau bersabda: keutamaan orang alim dibanding ahli ibadah
adalah seperti keutamaan bulan dibanding bintang-bintang,
sesungguhnya para ulama itu pewaris para Nabi, dan
sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan tidak pula
dirham, sesungguhnya mereka mewariskan ilmu, maka barang
siapa mengambil warisan itu berarti ia mengambil bagian yang
sempurna”. (H.R. Abu Daud dan Tirmidzi).

‫ من سلك طريقا الى العلم‬:‫وعن ابي هريرة رضي هللا عنه عن النبي صلى هللا عليه وسلم انه قال‬
‫ وانه العالم يستغفرله من في السموات ومن فى االرض حتى اليتا فى‬،‫سلك هللا طريقا ال الجنة‬
)‫ ان العلماء ورثة االنبياء (رواه ابو داود‬،‫الخير‬

Artinya: “Dari Abu Hurairah RA Rasulullah SAW bersabdal: Barang


siapa menjalani akan suatu jalan untuk mencari ilmu pengetahuan
(ilmu Allah) maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju
syurga, sesungguhnya orang alim semua makhluk yang ada di
langit, dan makhluk yang ada di bumi hingga ikan Hiu yang ada di
laut memohon ampunan baginya, sesungguhnya ulama itu adalah
pewaris Nabi”. (H.R. Abu Daud)

‫ خير سليمان عليه السالم‬: ‫ قال النبي صلى هللا عليه وسلم‬:‫وعن ابن عباس رضي هللا عنه قال‬
)‫ فاختار العلم فاعطي العلم والملك (رواه احمد‬,‫بين العلم والملك‬

Artinya:“Dari Ibnu Abbas RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:


Sulaiman AS beliau memilih antara ilmu dan kerajaan, maka
kemudian beliau memilih ilmu, lalu diberikannya ilmu dan kerajaan”.
(H.R. Ahmad)

‫ يا ابا در لألن تخدو فتعلم بابا من كتب هللا تعا لى خيرا‬: ‫عن ابى در قال عليه الصالة والسالم‬
)‫لك من ان تصلى مانة ركعة (رواه ابن ماجه‬

Artinya: “Abu Dar berkata: Rasulullah SAW bersabda: Ya Abu Dar


seandainya kau pergi pagi lalu kemudian mempelajari ilmu satu bab
dari kitab Allah SWT maka itu lebih baik dibanding kau
melaksanakan shalat seratus rakaat”. (H.R. Ibnu Majah)

‫ وقروا من تتعلمون منه (رواه‬:‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬:‫وعن انس رضي هللا عنه قال‬
)‫ابو حسن المردى‬

Artinya:“Dari Anas RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:


Muliakanlah orang yang telah memberikan pelajaran kepadamu”.
(H.R. Abu Hasan Al-Mawardi)

‫ اقرب الناس من درجة‬:‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬:‫وعن امامة رضي هللا عنها قال‬
‫ اما اهل العلم فد لعا الناس على ما جاءت به الرسول واما اهل الجهاد‬،‫النبوة اهل العلم والجهاد‬
)‫فجاهدوا باسيا فهم على ما جاءت به الرسل (رواه درقطن‬

Artinya: “Dari Umamah RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:


orang paling dekat derajatnya dari para Nabi ialah ahkul ilmi (yang
berilmu) dan pejuang, jika orang yang berilmu memberi petunjuk
pada manusia melalui apa yang datang dari Rasul (ilmu), dan kalau
pejuang berjuanglah dengan pedangnya, seperti yang ditunjukkan
Rasul”. (H.R. Daruqutni)

‫ صدقة جارية او علمينتفع به او ولد صالح يدعوا له‬:‫إذا مات إبن أدم إنقطع عمله إال من ثالث‬

Artinya: Apabila anak Adam (manusia) mati maka terputuslah


amalnya kecuali 3 hal; bersedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat
atau anak sholeh yang selalu mendoakan kedua orang tuanya.
(HR. Muslim)

NO.5
Keimanan sering disalahpahami dengan 'percaya', keimanan dalam Islam diawali dengan usaha-
usaha memahami kejadian dan kondisi alam sehingga timbul dari sana pengetahuan akan
adanya Yang Mengatur alam semesta ini, dari pengetahuan tersebut kemudian akal akan
berusaha memahami esensi dari pengetahuan yang didapatkan. Keimanan dalam ajaran Islam
tidak sama dengan dogma atau persangkaan tetapi harus melalui ilmu dan pemahaman.
Implementasi dari sebuah keimanan seseorang adalah ia mampu berakhlak terpuji. Allah sangat
menyukai hambanya yang mempunyai akhlak terpuji. Akhlak terpuji dalam islam disebut sebagai
akhlak mahmudah.Beberapa contoh akhlak terpuji antara lain adalah bersikap jujur, bertanggung
jawab, amanah, baik hati, tawadhu, istiqomah dll. Sebagai umat islam kita mempunyai suri
tauladan yang perlu untuk dicontoh atau diikuti yaitu nabi Muhammad SAW. Ia adalah sebaik-
baik manusia yang berakhlak sempurna. Ketika Aisyah ditanya bagaimana akhlak rosul, maka ia
menjawab bahwa akhlak rosul adalah Al-quran. Artinya rosul merupakan manusia yang
menggambarkan akhlak seperti yang tertera di dalam Al-quran
[10:36] Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya
persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Adapun sikap 'percaya' didapatkan setelah memahami apa yang disampaikan oleh mu'min
mubaligh serta visi konsep kehidupan yang dibawakan. Percaya dalam Qur'an selalu dalam
konteks sesuatu yang ghaib, atau yang belum terrealisasi, ini artinya sifat orang yang beriman
dalam tingkat paling rendah adalah mempercayai perjuangan para pembawa risalah dalam
merealisasikan kondisi ideal bagi umat manusia yang dalam Qur'an disebut dengan 'surga', serta
meninggalkan kondisi buruk yang diamsalkan dengan 'neraka'. Dalam tingkat selanjutnya orang
yang beriman ikut serta dalam misi penegakkan Din Islam.
Adapun sebutan orang yang beriman adalah Mu'min
Tahap dan Tingkatan Iman serta Keyakinan
Tahap-tahap keimanan dalam Islam adalah:

 Dibenarkan di dalam qalbu (keyakinan mendalam akan


Kebenaran yang disampaikan)
 Diikrarkan dengan lisan (menyebarkan Kebenaran)
 Diamalkan (merealisasikan iman dengan mengikuti contoh
Rasul)
Tingkatan Keyakinan akan Kebenaran (Yaqin) adalah:

 Ilmul Yaqin (yaqin setelah menyelidikinya berdasarkan ilmu)


contoh ---- seperti keyakinan orang amerika yang masuk islam
setelah membuktikan AL QUR'AN dengan ILMU
PENGETAHUAN
 'Ainul Yaqin (yaqin setelah melihat kebenarannya hasilnya baik
berupa mu'zizat, karomah dll ) contoh ----- keyakinan Bani israil
yaqin setelah melihat mu'zizat dari nabinya
 Haqqul Yaqin (yaqin yang sebenar-benarnya meskipun belum
dibuktikan dengan ilmu dan belum melihat kebenarannya)
contoh ----- yakinnya para sahabat RA kepada nabi
MUHAMMAD.SAW pada peristiwa ISRA' MIRAJ meskipun tidak
masuk akal(berdasarkan ilmu) dan tidak seorang sahabat pun
melihat kejadian itu, namun mereka tetap meyakini peristiwa
itu .

Anda mungkin juga menyukai